• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI PADA DAYA TARIK WISATA CURUG MUARA JAYA DI KABUPATEN MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI PADA DAYA TARIK WISATA CURUG MUARA JAYA DI KABUPATEN MAJALENGKA."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS: 1624/UN.40.2.4.1/PL/2013

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI

PADA DAYA TARIK WISATA CURUG MUARA JAYA

DI KABUPATEN MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Oleh

Ersalora Lutfianti 0901048

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI

PADA DAYA TARIK WISATA CURUG MUARA JAYA

DI KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh Ersalora Lutfianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ersalora Lutfianti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

ERSALORA LUTFIANTI

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI

PADA DAYA TARIK WISATA CURUG MUARA JAYA DI KABUPATEN MAJALENGKA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Darsiharjo, MS NIP. 19620921 198603 1005

Pembimbing II

Drs. H. Gumelar S. Sastrayuda, CTM.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

(4)

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI PADA DAYA TARIK WISATA CURUG MUARA JAYA DI KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh:

Ersalora Lutfianti 0901048

Alam yang indah dapat dimanfaatkan oleh sektor pariwisata sebagai salah satu kawasan wisata alam yang dapat dinikmati oleh seluruh wisatawan. Kawasan wisata alam saat ini merupakan jenis wisata yang paling terkenal dan banyak disukai semua kalangan. Jenis wisata ini memiliki daya tarik dan manfaat tersendiri bagi para pengunjungnya. Majalengka merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki kawasan wisata alam yang indah. Salah satunya adalah kawasan wisata Curug Muara Jaya yang berada dibawah kaki gunung Ciremai. Namun, masih perlunya pengembangan pada daya tarik wisata Curug Muara Jaya.

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor daya tarik wisata dan faktor-faktor dominan dari daya tarik wisata di Curug Muara Jaya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Untuk teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner, observasi lapangan, serta studi kepustakaan. Untuk mengetahui faktor-faktor daya tarik dan faktor dominan apa saja pada daya tarik wisata di Curug Muara Jaya menggunakan metode analisis faktor konfirmatori dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows.

Berdasarkan hasil analisis, diketahui kondisi faktor daya tarik di Curug Muara Jaya terbagi menjadi dua kriteria, yaitu baik dan sedang. Faktor alam, faktor agama, faktor fasilitas rekreasi, dan faktor fasilitas kesehatan termasuk dalam kriteria baik. Sedangkan yang termasuk dalam kriteria sedang adalah faktor sosial budaya, faktor sejarah, faktor fasilitas berbelanja, faktor infrastruktur, dan faktor fasilitas pangan dan akomodasi. Hasil mengenai faktor dominan adalah: faktor dominan 1 yaitu alam, sejarah, agama, dan fasilitas rekreasi. Faktor dominan 2 yaitu fasilitas kesehatan dan fasilitas berbelanja. Faktor dominan 3 yaitu infrastruktur dan fasilitas pangan dan akomodasi.

(5)

ABSTRACT

CONFIRMATORY FACTOR ANALYSIS ON TOURIST ATTRACTION CURUG MUARA JAYA IN KABUPATEN MAJALENGKA

By:

Ersalora Lutfianti 0901048

Beautiful nature can be exploited by the tourism sector as one of the regions natural attractions that can be enjoyed by all tourists. Natural tourism is kind famous and preferred destination by everyone. This kind of tourism has an own benefit and tourist attraction for tourists. Majalengka is one of district in Majalengka which has beautiful natural tourism. One of them is Curug Muara Jaya which located in Ciremai mountain. However, still needs development on Curug Muara Jaya’s tourist attraction

Based on the description above, this research is about finding tourist attraction factors and touris attraction dominant factor in Curug Muara Jaya. This is a quantitative research. For data collection technique is by using questionnaire, field observation, and literature study. To analyze the tourist attraction factors and tourist attraction dominant factor in Curug Muara Jaya using confirmatory factor analysis method wits SPSS 17.0 for windows.

Based on the analysis result, known of tourist attraction condition in Curug Muara Jaya is divided into two criteria, there are good and medium. Natural factors, religious factor, leisure facilities, and health facilities are included in good criteria. While, medium criteria are included factors of socio-cultural, historical, shopping facilities, infrastructure, and food and accommodation facilities. The result for dominant factors are: dominant factors 1 are nature, historical, religious, and recreation facilities. Dominant factors 2 are healthy facilities and shopping facilities. Dominant factors 3 are infrastructure and food and accommodation facilities.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Pengantar Pariwisata ... 6

1. Pengertian Pariwisata, Kepariwisataan, Wisata, dan Wisatawan ... 6

2. Pengertian Sarana dan Prasarana Wisata ... 8

3. Pengertian Atraksi Wisata dan Fasilitas ... 8

4. Pengertian Daerah Tujuan Wisata ... 10

B. Daya Tarik Wisata... 11

1. Pengertian Daya Tarik Wisata ... 11

2. Daya Tarik Wisata Alam ... 14

C. Kerangka Berpikir ... 15

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

A. Lokasi Penelitian ... 17

B. Metode Penelitian... 17

C. Populasi Sampel ... 18

D. Prosedur Data ... 20

E. Variabel Operasional ... 20

F. Instrumen Penelitian... 24

1. Skala Pengukuran ... 24

(7)

vii

G. Metode Pengumpulan Data ... 27

1. Kuesioner ... 27

2. Pengumpulan Data dengan Studi Kepustakaan... 28

3. Pengumpulan Data dengan Studi Dokumentasi ... 28

H. Teknik Pengelolaan Data ... 29

1. Pengolahan Data... 29

2. Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Gambaran Umum ... 42

1. Gambaran Umum Kabupaten Majalengka ... 42

2. Sejarah Singkat Kabupaten majalengka ... 43

3. Potensi Kepariwisataan Kabupaten Majalengka ... 45

4. Data Objek Daya Tarik Wisata Kabupaten Majalengka ... 46

5. Profil Wisata Curug Muara Jaya ... 48

6. Profil Wisatawan ... 50

B. Hasil Penelitian ... 51

1. Daya Tarik Wisata Curug Muara Jaya ... 62

2. Hasil Analisis Faktor ... 75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

A. Kesimpulan ... 86

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 88

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Persyaratan Penelitian Daya Tarik Pariwisata ... 12

3.1 Kunjungan Wisatawan Curug Muara Jaya Tahun 2011&2012 ... 18

3.2 Variabel Operasional ... 21

3.3 Kriteria Validitas ... 26

3.4 Interpretasi Derajat Reliabilitas... 27

3.5 Uji Validitas Faktor Alam ... 30

3.6 Uji Validitas Faktor Sosial Budaya ... 30

3.7 Uji Validitas Faktor Sejarah ... 31

3.8 Uji Validitas Faktor Agama ... 31

3.9 Uji Validitas Faktor Fasilitas Rekreasi ... 32

3.10 Uji Validitas Faktor Fasilitas Kesehatan ... 32

3.11 Uji Validitas Faktor Fasilitas Belanja ... 33

3.12 Uji Validitas Faktor Infrastruktur... 33

3.13 Uji Validitas Faktor Fasilitas Pangan dan Akomodasi ... 34

3.14 Case Processing Summary ... 35

3.15 Reliability Statistic ... 35

4.1 Data Objek Daya Tarik Wisata Kabupaten Majalengka ... 46

4.2 Daerah Asal Wisatawan ... 51

4.3 Usia Wisatawan ... 52

4.4 Jenis Kelamin ... 53

4.5 Status Pekerjaan Wisatawan ... 54

4.6 Pendidikan Terakhir Wisatawan ... 55

4.7 Intensitas Kunjungan ... 56

(9)

ix

4.9 Lama Berkunjung ... 58

4.10 Alasan Berkujung ... 59

4.11 Kendaraan yang Digunakan ... 61

4.12 Mode Transportasi yang Digunakan ... 61

4.13 Pernyataan Responden Mengenai Faktor Alam ... 63

4.14 Pernyataan Responden Mengenai Faktor Sosial Budaya ... 64

4.15 Pernyataan Responden Mengenai Faktor Sejarah ... 65

4.16 Pernyataan Responden Mengenai Faktor Agama ... 67

4.17 Pernyataan Responden Mengenai Fasilitas Rekreasi ... 68

4.18 Pernyataan Responden Mengenai Faktor Fasilitas Kesehatan ... 69

4.19 Pernyataan Responden Mengenai Faktor Fasilitas Berbelanja ... 70

4.20 Pernyataan Responden Mengenai Faktor Infrastruktur ... 72

4.21 Pernyataan Responden Mengenai Faktor Fasilitas Pangan dan Akomodasi73 4.22 KMO and Barlett Test pada 9 Variabel ... 75

4.23 KMO and Barlett Test setelah Ekstraksi Faktor ... 77

4.24 Communilities pada 8 Variabel Setelah Proses Ekstraksi Faktor... 78

4.25 Total Variance Explained ... 79

4.26 Component Matrix 8 Variabel dengan Pengelompokkan 3 Faktor Terbentuk ... 81

4.27 Rotated Component Matrix pada Hasil Rotasi ... 82

4.28 Ringkasan 8 Variabel Menjadi 3 Faktor ... 84

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 16

3.1 Bagan Prosedur Data ... 20

4.1 Bagan Struktur Organisasi Kompepar ... 50

4.2 Daerah Asal Wisatawan ... 51

4.3 Usia Wisatawan ... 52

4.4 Jenis Kelamin ... 53

4.5 Status Pekerjaan Wisatawan ... 54

4.6 Pendidikan Terakhir Wisatawan ... 55

4.7 Intensitas Kunjungan ... 57

4.8 Tujuan Berkunjung Wisatawan ... 58

4.9 Lama Berkunjung ... 59

4.10 Alasan Berkunjung ... 60

4.11 Kendaraan yang Digunakan ... 61

4.12 Mode Transportasi yang Digunakan ... 62

4.13 Garis Kontinum Faktor Alam... 63

4.14 Garis Kontinum Faktor Sosial Budaya ... 65

4.15 Garis Kontinum Faktor Sejarah ... 66

4.16 Garis Kontinum Faktor Agama ... 67

4.17 Garis Kontinum Faktor Fasilitas Rekreasi ... 68

4.18 Garis Kontinum Faktor Fasilitas Kesehatan ... 70

4.19 Garis Kontinum Faktor Fasilitas Berbelanja ... 71

4.20 Garis Kontinum Faktor Infrastruktur ... 73

4.21 Garis Kontinum Faktor Fasilitas Pangan dan Akomodasi ... 74

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan salah satu hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Pertumbuhan pariwisata secara global mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dan ternyata memberikan sumbangan yang besar bagi perekonomian dunia.

Sudiono dikutip Fandeli (2001:xvii) mengemukakan:

Indonesia merupakan satu diantara beberapa negara tropika di dunia yang kaya akan sumberdaya alam. Di dalam ekosistem daratan terdapat banyak atraksi alam yang dapat dipergunakan sebagai kawasan untuk destinasi unggulan. Sementara di perairan danau, sungai dan laut ditemukan diversitas yang tinggi pada komponen perairan yang unik dan langka. Atraksi alam ini perlu dikenali dan dikembangkan sebagai produk pariwisata alam.

Jawa Barat adalah salah satu destinasi wisata yang banyak diminati oleh wisatawan nusantara dan mancanegara, karena memiliki banyak potensi wisata di dalamnya. Lingkungan alamnya yang indah, pegunungan yang alami, kebudayaan yang menarik, masyarakat yang ramah, dan berbagai potensi lainnya dapat memberikan prospek yang bagus apabila terus dikembangkan.

Alam yang indah dapat dimanfaatkan oleh sektor pariwisata sebagai salah satu kawasan wisata alam yang dapat dinikmati oleh seluruh wisatawan.

(12)

2

Majalengka merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki kawasan wisata alam yang cukup banyak dan berpotensi. Kondisi Geografis Majalengka terbagi dalam 3 zona daerah yaitu : daerah pegunungan

dengan ketinggian 500-857m di atas permukaan laut dengan luas 482,02 Km²

atau 40,03% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka, daerah

bergelombang/berbukit dengan ketinggian 50-500m diatas permukaan laut

dengan luas 376,53 Km² atau 31,27% dari seluruh luas wilayah Kabupaten

Majalengka dan daerah daratan rendah dengan ketinggian 19-50m diatas

permukaan laut dengan luas 345,69 Km² atau 28,70 % dari seluruh luas

wilayah Kabupaten Majalengka. Kondisi ini memungkinkan tumbuh

suburnya potensi sumber daya alam yang melimpah seperti sayuran, buah

buahan, pangan juga sektor pariwisata.

Salah satu yang menjadi keuntungan kabupaten Majalengka adalah

keberadaan kabupaten ini yang berada di bawah kaki gunung ciremai. Dilihat

dari sektor pariwisata sangat menguntungkan karena gunung ciremai

merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat, keindahan alam yang dimiliki dari

gunung raksasa ini menciptakan nilai tambah bagi wisata alamnya.

Curug Muara Jaya merupakan salah satu kawasan wisata alam favorit

di kabupaten Majalengka. Disini para pengunjung dapat menghirup sejuknya

udara pegunungan juga dapat menikmati keindahan alam yang menakjubkan

dengan panorama air terjun setinggi 73 m. Kawasan ini memiliki luas sekitar

2 ha, dengan didalamnya terdapat fasilitas dasar yang cukup memadai.

Beberapa wisatawan menyatakan bahwa daya tarik wisata yang

dimiliki Curug muara Jaya yaitu keindahan alam terutama keindahan air

terjun yang dapat memberikan kepuasan kepada wisatawan saat berkunjung.

Akan tetapi ada wisatawan yang merasa kurang puas dikarenakan kurangnya

(13)

3

Hingga saat ini, Curug Muara Jaya masih dalam tahap pengembangan,

dibawah pengelolaan masyarakat dimana terdapat pengelola khusus yaitu

KOMPEPAR yang dipilih setiap satu tahun sekali juga peranan Pemerintah

Daerah sebagai motor penggerak dalam pengembangan Curug Muara Jaya.

Sebagai salah satu kawasan wisata alam favorit di kabupaten

Majalengka yang masih dalam tahap pengembangan, maka diperlukan

penelitian untuk mengetahui faktor-faktor daya tarik yang dimiliki Curug

Muara Jaya. Sehingga dapat diketahui faktor dominan pada daya tarik wisata

tersebut.

Atas dasar pertimbangan diatas, maka penulis berminat untuk membahas tentang faktor-faktor daya tarik wisata dan faktor dominan di Curug Muara Jaya. Maka, peneliti mengambil judul “ANALISIS FAKTOR KONFIRMATORI PADA DAYA TARIK WISATA CURUG MUARA JAYA DI KABUPATEN MAJALENGKA”

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pemikiran diatas dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana daya tarik wisata di Curug Muara Jaya?

2. Faktor daya tarik apa saja yang paling dominan dalam mewakili konfirmatori faktor analisis tersebut?

C.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian diarahkan untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang akan diteliti. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi daya tarik wisata yang dimiliki Curug Muara Jaya. 2. Mengidentifikasi faktor dominan pada konfirmatori faktor analisis daya

(14)

4

D.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada semua pihak, khususnya bagi:

1. Manfaat Akademisi

Diharapkan dapat meberikan sumbangan ilmu pengetahuan kepada pihak-pihak yang berperan di bidang pariwisata dalam pengembangan konsep-konsep untuk diimplementasikan dalam segala kegiatan kepariwisataan, dalam pengembangan usaha yang berkelanjutan.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat

Diharapkan agar masyarakat dapat lebih menyadari dan peduli terhadap sektor pariwisata dan dapat bersikap lebih kooperatif dalam segala usaha penjagaan, penataan, dan pengembangan kawasan wisata. b. Bagi Penulis

Memperkaya wawasan serta pengetahuan mengenai konsep-konsep pengembangan wisata.

E.

Definisi Operasional

“Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur suatu variabel yang merupakan hasil penjabaran dari sebuah konsep” (Wardiyanta, 2006:13).

Curug merupakan air terjun yang tumpahan airnya mengalir deras membelah di puncak bukit, tumpahan air itu menyajikan panorama yang

indah.

(15)

5

dengan objek wisata tersebut haruslah bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan masyarakat sekitar. Potensi pasar, dan posisi strategis pariwisata dalam pembangunan daerah.

Analisis pada daya tarik wisata perlu dilakukan agar dapat menarik wisatawan untuk datang ke kawasan tersebut, terutama lingkungan serta fasilitas wisata sebagai penunjang kebutuhan wisatawan saat berada di lokasi

wisata.

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Lokasi Penelitian

Curug Muara Jaya berada di desa Argamukti, kecamatan Argapura. Jarak yang harus ditempuh untuk menuju curug ini yaitu +20.1 km dari pusat kota Majalengka. Luas Curug Muara Jaya sebesar +2 Ha. Jarak dari tempat

parkir menuju curug tersebut yaitu +300 m berupa jalan setapak yang telah

menggunakan paving blok. Objek Wisata Curug Muara Jaya menawarkan

keindahan alam dengan panorama air terjun setinggi 73 m yang terdiri dari

tiga umpak.

B.

Metode Penelitian

Metode penelitian dikemukakan oleh Sugiyono (2012:2), yaitu:

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif yang berdasarkan paradigma metode kuantitatif. Penelitian deskriptif dikemukakan oleh Azwar (2012:126) bahwa:

(17)

18

Metode ini dimaksud peneliti agar memperoleh dan mengetahui potensi yang ada dan potensi-potensi apa saja yang berpengaruh yang dapat dikembangkan di kawasan wisata alam Curug Muara Jaya.

C.

Populasi dan Sampel

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2012:80).

Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh wisatawan kawasan Curug Muara Jaya di Kabupaten Majalengka. Berikut Tabel 3.1 kunjungan wisatawan ke Curug Muara Jaya pada tahun 2011&2012.

Tabel 3.1

Kunjungan wisatawan Curug Muara Jaya Tahun 2011&2012

Kunjungan Wisatawan Curug Muara Jaya

Tahun Jumlah

2011 7225

2012 7947

Sumber: Disporabudpar kabupaten Majalengka

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2012:81).

Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan teknik

nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2012:84) nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan

peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.”

(18)

19

peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.”

Untuk mewakili dari seluruh wisatawan yang datang, peneliti menggunakan perhitungan untuk penentuan besar jumlah sampel sebagai wakil populasi, peneliti menggunakan pedoman rumus slovin (dalam Consuelo G. Savella,1993). Rumus slovin untuk menentukan sampel adalah:

Keterangan:

n= ukuran sampel N= ukuran populasi

e= Nilai kritis atau batas ketelitian yang diinginkan

Untuk mencari jumlah sampel maka diperlukan banyaknya populasi, populasi dari wisatawan Curug Muara Jaya adalah 7947 wisatawan diambil dari jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2012 untuk mewakili jumlah populasi kunjungan wisatawan di Curug Muara Jaya. Penulis mengambil taraf kesalahan atau nilai kritis sebesar 10%. Maka dapat diperhitungkan sampel yang diperoleh dari rumus Slovin diatas adalah:

Setelah pembulatan sampel, didapat hasil 100 wisatawan sebagai sampel dari pengisian kuesioner.

(19)

20

D.

Prosedur Data

Prosedur data dimaksudkan sebagai tahapan penulis mendapatkan data,

dari awal data tersebut diperoleh kemudian diolah hingga data dianalisis. Untuk memperoleh data, penulis melakukan wawancara dengan pihak

Disporabudpar kabupaten Majalengka dan pengelola Curug Muara Jaya, observasi langsung ke lokasi penelitian, dilanjutkan dengan studi kepustakaan, studi dokumentasi, hasil dari kuesioner yang telah diisi oleh wisatawan.

Setelah data yang diperoleh cukup, penulis melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu mengolah data. Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, studi pustaka, studi dokumentasi, kuesioner diolah melalui analisis deskriptif. Sehingga didapatkan hasil mengenai faktor potensi yang dapat dikembangkan di Curug Muara Jaya, hal ini diuraikan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Data

E.

Variabel Operasional

Berikut diuraikan operasionalisasi variabel pada Tabel 3.2 yang menentukan faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan kawasan wisata

alam Curug Muara Jaya:

Data

Pengolahan Data Kuesioner dan Analisis Faktor Primer

Studi Dokumentasi Studi

Kepustakaan

Sekunder

(20)

21

Tabel 3.2 Variabel Operasional

Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran No.

Item

Persyaratan

(21)
(22)

23

a. Fasilitas pangan - Kebersihan warung makanan

Pada data tabel 3.2 variabel operasional, terdapat variabel yang tidak memiliki sub variabel yang bisa diketahui indikatornya untuk dapat diteliti dan diturunkan ke dalam kuesioner. Pada variabel faktor fasilitas hiburan tidak terdapat indikator yang bisa diteliti karena pada kawasan wisata Curug Muara Jaya tidak memliki fasilitas hiburan. Begitu pula dengan variabel faktor fasilitas pangan dan akomodasi, hanya terdapat fasilitas pangan yang ada di kawasan Curug Muara Jaya. Sedangkan untuk fasilitas akomodasi

(23)

24

F.

Instrumen Penelitian

1. Skala Pengukuran

“Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada

dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif” (Sugiyono, 2012:92).

Instrumen penelitian yang diberikan kepada sampel yaitu berupa angket kuesioner. Kuesioner yang diberikan kepada wisatawan berupa pernyataan-pernyataan yang harus dijawab. Jawaban yang diberikan menggunakan skala pengukuran likert. Skala likert dipilih oleh penulis karena lebih singkat dalam pembuatannya. Dalam mentabulasikan data pun lebih mudah, juga secara visual lebih menarik. Skala likert dijelaskan oleh Sugiyono (2012:93), yaitu:

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti.

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban dari setiap item instrumen pernyataan yang diberikan kepada wisatawan dengan menggunakan skala likert. Jawaban tersebut diberi skor dengan skor tertinggi adalah 5 dan terendah 1. Gradasi dengan nilai positif hingga negatif disuguhkan dengan jawaban:

5= Sangat Baik 4= Baik

3= Cukup 2= Tidak Baik

(24)

25

2. Proses Pengembangan Instrumen a. Uji Validitas

Instrumen yang telah diberikan, dilakukan uji validitasnya setelah diberikan kepada 30 wisatawan. Pengujian validitas kepada 30 orang ini untuk mengetahui keabsahan dari instrumen yang diberikan sebelum instrumen tersebut diberikan kepada jumlah sampel yang

sebenarnya.

Untuk mengetahui faktor tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik, seperti dijelaskan oleh Sugiyono (2012:126) yaitu:

“..., analisis faktor dilakukan dengan mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Bila korelasi faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan

construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat

disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki valditas konstruksi yang baik.”

Uji validitas dijelaskan oleh Sujarweni dan Endrayanto (2012:177), yaitu:

Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir pertanyaan diuji validitasnya. Hasil r hitung kita bandingkan dengan r table dimana df=n-2 dengan sig 5%. Jika r tabel < r hitung maka valid. Uji validitas menggunakan teknik korelasi Product Moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

√[ ][ ]

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

x = jumlah skor item

y = jumlah skor total seluruh item

(25)

26

Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson menggunakan bentuk perkalian-perkalian terhadap variabel-variabelnya. Perkalian dalam rumus ini terjadi antara variabel X dengan variabel Y baik pada skor asli secara langsung atau perkalian pada simpangan variabel X dengan variabel Y atau menggunakan simpangan baku bersama kovarian” (Susetyo, 2012:119). Untuk

mengetahui hasil perhitungan, penulis menggunakan program pengolah data SPSS 17 for windows.

Melihat dari tabel r pada  5% untuk membandingkan r hitung,

jika df=n-2=30-2=28 lebih kecil dari r hitung yaitu 0,312 maka valid. Berikut hasil uji validitas dari setiap pernyataan atau indikator yang diberikan kepada 30 sampel wisatawan.

Mengenai kriteria validitas instrumen menurut Arikunto, dijelaskan pada Tabel 3.3 kriteria validitas.

Tabel 3.3 Kriteria Validitas

Nilai r Interpretasi

0,81 - 1,00 Sangat Tinggi

0,61 - 0,80 Tinggi

0,41 - 0,60 Cukup

0,21 - 0,40 Rendah

0,00 - 0,20 Sangat Rendah

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas dijelaskan oleh Sujarweni & Endrayanto (2012:186) yaitu:

(26)

27

[ ] [ ]

Uji reabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika nilai Alpha>0.60 maka reliabel. Dengan rumus sebagai berikut.

Keterangan:

r = koefisien reliability instrument (crobanch alfa)

k = banyaknya butir pertanyaan = total varians butir

= total varians

Adapun tolak ukur untuk mengiterpretasikan derajat reliabilitas instrumen yang diperoleh sesuai dengan Tabel 3.4 interpretasi derajat reliabilitas berikut.

Tabel 3.4

Interpretasi Derajat Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas

0,81 < r  1,00 Sangat Tinggi

0,61 < r  0,80 Tinggi

0,41 < r  0,60 Cukup

0,21 < r  0,40 Rendah

0,00 < r  0,21 Sangat Rendah

G.

Metode Pengumpulan Data

1. Kuesioner

(27)

28

Menurut Azwar (2012:101) “kuesioner (questionnaire) merupakan

suatu bentuk instrumen pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relative mudah digunakan. Data yang diperoleh lewat penggunaan kuesioner adalah data yang kita kategorikan sebagai data faktual.” Dalam penelitian ini, kuesioner akan diberikan kepada wisatawan sebanyak 100 setelah pembulatan perhitungan sampel.

2. Pengumpulan data dengan studi kepustakaan

Untuk mendapatkan data sekunder, penulis melakukan studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan teori-teori yang berhubungan atau berkaitan dengan aspek-aspek dalam penelitian. Data yang diperoleh berasal dari buku-buku yang dijadikan referensi, brosur, internet, data dari Disporabudpar kabupaten Majalengka, dan data dari pihak kawasan wisata Curug Muara Jaya.

3. Pengumpulan data dengan studi dokumentasi

(28)

29

H.

Teknik Pengelolaan Data

1. Pengolahan Data

a. Pengolahan Data Kuesioner

Hasil dari pengisisan kuesioner oleh wisatawan diolah untuk

mendapatkan hasil persentase. Tahap-tahap pengolahan data kuesioner adalah:

- Pengklasifikasian pertanyaan dalam kuesioner - Penghitungan data

- Tabulasi, memasukkan data hasil kuesioner dalam bentuk tabel - Menganalisis hasil kuesioner.

2. Analisis Data

Dalam hal analisis data kuantitatif, Sugiyono (2012:147) menjelaskan, yaitu:

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.

a. Uji Validitas

- Faktor Alam

(29)

30

Tabel 3.5

Uji Validitas Faktor Alam

Indikator Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

Keindahan Kawasan

Keindahan air terjun 0,528 0,312 Valid

Keindahan hutan alam 0,810 0,312 Valid

Keindahan perkebunan

sayur-mayur 0,595 0,312 Valid

Keindahan pemandangan

sekitar 0,519 0,312 Valid

Iklim

Kesejukkan udara 0,404 0,312 Valid

Kecepatan angin 0,754 0,312 Valid

Cuaca di kawasan 0,578 0,312 Valid

Banyak cahaya matahari 0,338 0,312 Valid

Sumber: Pengolahan data peneliti, 2013

Dari tabel 3.5, dapat diketahui seluruh item pernyataan mengenai faktor alam adalah valid, karena r hitung lebih besar dari r tabel. Maka selanjutnya pernyataan-pernyataan tersebut dapat

dilanjutkan penelitiannya. - Faktor Sosial Budaya

Mengenai hasil uji validitas dari faktor sosial budaya, dijelaskan pada Tabel 3.6 uji validitas faktor sosial budaya.

Tabel 3.6

Uji Validitas Faktor Sosial Budaya

Indikator Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

Perayaan upacara panen raya

Upacara adat yang dilakukan masyarakat (pareresan)

(30)

31

- Faktor Sejarah

Mengenai hasil uji validitas dari faktor sejarah, dijelaskan pada Tabel 3.7 uji validitas faktor sejarah.

Tabel 3.7

Uji Validitas Faktor Sejarah

Indikator Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

Sejarah turun temurun

Sejarah Curug Muara Jaya 0,802 0,312 Valid

Sumber: Pengolahan data peneliti, 2013

Dari tabel 3.7, indikator dari faktor sejarah adalah valid

- Faktor Agama

Mengenai hasil uji validitas dari faktor agama, dijelaskan pada Tabel 3.8 uji validitas faktor agama.

Tabel 3.8

Uji Validitas Faktor Agama

Indikator Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

Kerukunan beragama

Kehidupan beragama

masyarakat sekitar 0,342 0,312 Valid

Kerukunan beragama

masyarakat sekitar 0,427 0,312 Valid

Sumber: Pengolahan data peneliti, 2013

Dari tabel diatas seluruh indikator dari faktor agama adalah valid.

- Faktor Fasilitas Rekreasi

(31)

32

Tabel 3.9

Uji Validitas Faktor Fasilitas Rekreasi

Indikator Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

Kegiatan yang bisa dilakukan di kawasan

Ragam aktivitas wisata yang

bisa dilakukan di air terjun 0,511 0,312 Valid Aktivitas berenang di air

terjun 0,597 0,312 Valid

Aktivitas wisata camping 0,583 0,312 Valid

Aktivitas wisata tracking 0,522 0,312 Valid

Aktivitas wisata piknik 0,508 0,312 Valid

Aktivitas wisata play ground 0,401 0,312 Valid

Sumber: Pengolahan data peneliti, 2013

Keseluruhan indikator dari faktor fasilitas rekreasi adalah valid. - Faktor Fasilitas Kesehatan

Mengenai hasil uji validitas dari faktor fasilitas kesehatan, dijelaskan pada Tabel 3.10 uji validitas faktor fasilitas kesehatan.

Tabel 3.10

Uji Validitas Faktor Fasilitas Kesehatan

Indikator Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

Area tempat perisitirahatan

Kondisi gazebo 0,677 0,312 Valid

Kondisi tempat duduk 0,745 0,312 Valid Fasilitas umum

Kondisi fasilitas umum 0,654 0,312 Valid

Kebersihan fasilitas umum 0,754 0,312 Valid

Sumber: Pengolahan data peneliti, 2013

Seluruh indikator dari faktor fasilitas kesehatan adalah valid. - Faktor Fasilitas Berbelanja

(32)

33

Tabel 3.11

Uji Validitas Faktor Fasilitas Belanja

Indikator Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan

Kegiatan membeli

Berbelanja di warung

makan 0,322 0,312 Valid

Sumber: Pengolahan data peneliti, 2013

Dari tabel 3.11, indikator dari faktor fasilitas berbelanja adalah valid.

- Faktor Infrastruktur

Mengenai hasil uji validitas dari faktor infrastruktur, dijelaskan pada Tabel 3.12 uji validitas faktor infrastruktur.

Tabel 3.12

Uji Validitas Faktor Infrastruktur

Indikator Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan

Aksesibilitas

Kemudahan akses dan informasi untuk menuju kawasan

0,492 0,312 Valid

Kondisi jalan menuju

kawasan 0,397 0,312 Valid

Lama jarak tempuh menuju

kawasan 0,437 0,312 Valid

Ketersediaan air bersih

Kualitas air bersih yang

tersedia 0,565 0,312 Valid

Pelayanan keamanan

Adanya asuransi keselamatan 0,806 0,312 Valid

Adanya lifeguard di sekitar kawasan sebagai penjaga keselamatan wisatawan

(33)

34

Tabel 3.12 (Lanjutan)

Kendaraan umum

Kemudahan menemukan transportasi umum menuju kawasan

0,352 0,312 Valid

Transportasi antar wilayah 0,376 0,312 Valid

Alternatif kendaraan yang dapat digunakan menuju kawasan

0,491 0,312 Valid

Sumber: Pengolahan data peneliti, 2013

- Faktor Fasilitas Pangan dan Akomodasi

Mengenai hasil uji validitas dari faktor fasilitas pangan dan akomodasi, dijelaskan pada Tabel 3.12 uji validitas faktor fasilitas pangan dan akomodasi.

Tabel 3.13

Uji Validitas Faktor Fasilitas Pangan dan Akomodasi

Indikator Pernyataan r Hitung r Tabel Keterangan

Warung makan

Kebersihan warung makan 0,575 0,312 Valid Kondisi warung makan 0,609 0,312 Valid

Keragaman makanan 0,349 0,312 Valid Sumber: Pengolahan data peneliti, 2013

Dari tabel 3.13, seluruh indikator dari faktor fasilitas pangan adalah valid.

(34)

35

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dapat diakukan bersamaan terhadap seluruh butir pernyataan. Maka, seluruh pernyataan yang valid berjumlah 35 diuji reliabilitasnya secara bersamaan. Berikut adalah hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 17 dijelaskan pada Tabel 3.14 dan 3.15.

Tabel 3.14

Case Processing Summary

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.932 35

Sumber: Pengolahan data peneliti, 2013

Berdasarkan tabel 3.14 Case Processing Summary pada 35 butir pernyataan yang diberikan pada responden, dapat diketahui bahwa tingkat validitasi seluruh butir pernyataan dalam penelitian ini yaitu 100%. Sedangkan pada Tabel 3.15 Reliability Statistic pada 35 butir pernyataan penelitian ini reliabel, karena nilai Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai lebih besar dari 0,60 yaitu 0,932. Maka termasuk dalam kriteria reliabilitas yang sangat tinggi.

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

SumSumber: Pengolahan data peneliti, 2013

Tabel 3.15

(35)

36

c. Analisis Faktor

Penelitian ini menggunakan Analisis Faktor Konfirmatori

atau yang lebih sering dikenal Confirmatory Factor Analysis

(CFA). Nurdiansyah (2013) mengemukakan Confirmatory Factor

Analysis, pendekatan yang sudah memiliki teori pengukuran yang

mengatur hubungan antara variabel-variabel pengamatan dan

faktor-faktor yang diberikan dalam suatu penelitian dengan tujuan

untuk melakukan penegasan suatu teori pengukuran yang diberikan

dalam rangka membandingkan teoritis dengan hasil

empiris/pengamatan. Menurut Hendry (2011) tujuan CFA adalah

untuk mengkonfirmasikan atau menguji model, yaitu model

pengukuran yang perumusannya berasal dari teori. Sehingga, CFA

bisa dikatakan memiliki dua focus kajian yaitu : (1) apakah

indikator-indikator yang dikonsepsikan secara unidimensional,

tepat, dan konsisten; (2) indikator-indikator apa yang dominan

membentuk konstruk yang diteliti.

Jonathan Sarwono, menjelaskan mengenai pengertian analisis faktor, tujuan menggunakan analisis faktor, prosedur analisis faktor, dan syarat-syarat menggunakan analisis faktor sebagai berikut:

1) Pengertian Analisis Faktor

Yang dimaksud dengan analisis faktor ialah suatu teknik analisis yang digunakan untuk memahami yang mendasari dimensi-dimensi atau regularitas suatu gejala.

“Analisis faktor berguna untuk mengetahui faktor mana yang unggul atau dominan dari beberapa variabel yang akan

(36)

37

2) Tujuan Menggunakan Analisis Faktor

Tujuan menggunakan analisis faktor menurut Tujuan utama teknik ini ialah untuk membuat ringkasan informasi yang dikandung dalam sejumlah besar variabel kedalam suatu kelompok faktor yang lebih kecil. Secara statistik tujuan pokok teknik ini ialah untuk menentukan kombinasi linear

variabel-variabel yang akan membantu dalam penyeledikan saling keterkaitannya variabel-variabel tersebut. Atau dengan kata lain digunakan untuk mengidentifikasi variabel-variabel atau faktor-faktor yang menerangkan pola hubungan dalam seperangkat variabel.

3) Kegunaan Analisis Faktor

Teknik ini bermanfaat untuk mengurangi jumlah data dalam rangka untuk mengidentifikasi sebagian kecil faktor yang dapat menerangkan varians yang sedang diteliti secara lebih jelas dalam suatu kelompok variabel yang jumlahnya lebih besar. Kegunaan utama analisis faktor ialah untuk melakukan pengurangan data atau dengan kata lain melakukan peringkasan sejumlah variabel menjadi lebih kecil jumlahnya. Pengurangan dilakukan dengan melihat interdependensi beberapa variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut dengan faktor sehingga diketemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau penting untuk dianalisa lebih lanjut.

4) Prosedur Analisis Faktor

Prosedur analisis faktor juga dapat digunakan untuk

(37)

38

Dalam prosedur analisis faktor, terdapat tingkatan fleksibilitas tinggi, diantaranya ialah:

1) Tujuh metode untuk membuat ekstrasi faktor.

2) Lima metode rotasi, diantaranya ialah direct

oblimin dan promax untuk rotasi non orthogonal.

3) Tiga metode untuk menghitung nilai-nilai faktor dan kemudian faktor-faktor tersebut dapat disimpan ke dalam file untuk dianalisis lebih lanjut.

5) Syarat-Syarat Menggunakan Analisis Faktor

Untuk menggunakan teknik ini persyaratan yang sebaiknya dipenuhi ialah:

1) Data yang digunakan ialah data kuantitatif berskala interval atau ratio.

2) Data harus mempunyai distribusi normal bivariate untuk masing-masing pasangan variable.

3) Model ini mengkhususkan bahwa semua variabel ditentukan oleh faktor-faktor biasa (faktor-faktor yang diestimasikan oleh model) dan faktor-faktor unik (yang tidak tumpang tindih antara variabel-variabel yang sedang diobservasi).

4) Estimasi yang dihitung didasarkan pada asumsi bahwa semua faktor unik tidak saling berkorelasi satu dengan lainnya dan dengan faktor-faktor biasa.

5) Persyaratan dasar untuk melakukan penggabungan ialah

besarnya korelasi antar variabel independen setidak-tidaknya 0,5 karena prinsip analisis faktor ialah adanya

(38)

39

6) Model Analisis Faktor

Secara matematis, analisis faktor agak mirip dengan regresi linear berganda, yaitu bahwa setiap variable dinyatakan sebagai suatu kombinasi linear dari faktor yang mendasari (underlying factors). Jumlah (amount) varian yang disumbangkan oleh suatu variabel dengan variabel lainnya yang

tercakup dalam analisis disebut communality. Kovariasi antara variabel yang diuraikan, dinyatakan dalam common factors yang sedikit jumlahnya ditambah dengan faktor yang unik untuk setiap variabel.

Kalau variabel-variabel dilakukan (distandardized), model faktor bisa ditulis sebagai berikut:

Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor

yang unik dan juga tidak berkorelasi dengan common factor.

Common factor sendiri bisa dinyatakan sebagai kombinasi linear

dari variabel-variabel yang terlihat / terobservasi (the observed

variable) hasil penelitian lapangan.

Xi = variabel ke I yang dibakukan (rata-ratanya nol,

standar deviasi nya satu

Bij = koefisien regresi parsial yang dilakukan untuk

variabel I pada common factor ke j

Fj = Common factor ke j

Vi = koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke I

pada faktor yang unik ke I (unique factor)

I = faktor unik variabel ke i

(39)

40

7) Tahap-Tahap Analisis Faktor

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah melihat jenis skala data, apabila data masih berjenis ordinal maka harus dirubah ke dalam jenis data interval dengan menggunakan MSI (Methode Successive Interval).

Riduwan, dkk (2013) menjelaskan secara rinci tahap-tahap yang dilakukan dalam proses analisis faktor, yaitu:

1) Analisis awal dilakukan untuk mengetahui variabel mana saja yang layak dimasukkan dalam analisis lanjut, karena tidak semua variabel bisa masuk analisis lanjutan harus disaring dulu. Caranya dapat dilihat pada KMO dan Barlett

test. Bila dalam variabel itu Anda dapat melihat nilai KMO

MSA (Kaiser Meyer Olikin Measure of Sampling Adequacy) bila hasilnya lebih besar dari 0,5 maka dapat melanjutkan proses analisis.

2) Proses selanjutnya adalah melihat tabel Anti-Image Matrix, untuk menentukan variabel mana saja yang layak digunakan dalam analisis lanjutan. Pada tabel tersebut ada kode „a‟

yang artinya tanda untuk Measure of Sampling Adequacy (MSA). Berdasarkan teori, variabel layak untuk dianalisis

adalah nilai MSA lebih dari 0,5. Jika data hasil analisis lebih besar dari 0,5 maka tidak ada varibel yang harus dikeluarkan.

Fi = perkiraan faktor ke I (didasarkan pada nilai variabel X

dengan koefisiennya Xi)

Wi= timbangan atau koefisien nilai faktor ke i.

(40)

41

3) Tabel communalities menunjukkan nilai faktor menjelaskan

varian variabel. Nilai yang ada pada Communalities selalu positif.

4) Tabel Total Variance Explained menunjukkan nilai

masing-masing variabel yang dianalisis. Ada dua macam analisis penjelasan varian, yaitu Initial Eigenvalues dan Extraction

Sums of Squard Loading. Pada varian Initial Eigenvalues

menunjukkan faktor yang terbentuk, yang apabila semua faktor dijumlahkan menunjukkan jumlah variabel.

5) Tabel Scree Plots menunjukkan jumlah faktor terbentuk,

dengan melihat ada berapa banyak slope dengan kemiringan yang hampir sama.

6) Component Matrix menunjukkan nilai korelasi antara suatu

variabel dengan faktor yang terbentuk.

7) Untuk menyelesaikan persoalan yang korelasinya masih ada variabel yang rancu, maka digunakan metode rotasi. Kemudian dilanjutkan dengan analisis faktor model rotasi. Setelah dilakukan analisis faktor model rotasi, hasilnya dapat terlihat pada tabel Rotated Component Matrix

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kondisi faktor daya tarik yang terdapat di Curug Muara Jaya yang

termasuk dalam kategori baik adalah faktor alam, faktor agama, faktor fasilitas rekreasi, dan faktor fasilitas kesehatan. Sedangkan yang termasuk dalam kategori sedang adalah faktor sosial budaya, faktor sejarah, faktor fasilitas berbelanja, faktor infrastruktur, dan faktor fasilitas pangan dan akomodasi.

2. Berdasarkan hasil analisis faktor, terbentuk tiga faktor/peubah dominan pada daya tarik wisata di Curug Muara Jaya. (1)Faktor dominan 1 adalah faktor yang berhubungan dengan alam dengan keindahan yang dimiliki Curug Muara Jaya, Sejarah Curug Muara Jaya, Keagamaan dari masyarakat sekitar, dan fasilitas rekreasi yang dimiliki Curug Muara Jaya yang memberikan nilai tambah pada aktivitas wisatawan. (2) Faktor dominan 2 adalah fasilitas kesehatan di

Curug Muara Jaya yang dapat digunakan oleh wisatawan sebagai area peristirahatan dan fasilitas berbelanja sebagai salah satu kegiatan membeli wisatawan pada saat berada di kawasan. (3) Faktor dominan 3 adalah infrastruktur dan fasilitas pangan dan akomodasi.

B. Saran

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat direkomendasikan untuk pengembangan daya tarik kawasan wisata Curug Muara Jaya berdasarkan faktor dominan:

(42)

87

2. Pengelola beserta masyarakat sekitar agar dapat lebih membagi atau menceritakan mengenai sejarah Curug Muara Jaya walaupun hanya dalam cerita (mouth to mouth).

3. Perawatan fasilitas rekreasi , karena pada saat ini masih ada beberapa fasilitas rekreasi yang ada di Curug Muara Jaya akan tetapi tidak dapat digunakan oleh wisatawan.

4. Fasilitas kesehatan yang dimiliki Curug Muara Jaya sebaiknya perlu penambahan, saat ini fasilitas kesehatan bagi wisatawan yang dapat digunakan sebagai area peristirahatan hanyalah tempat duduk dan beberapa gazebo. Sebaiknya ada ruangan yang dilengkapi oleh P3K sebagai pertolongan pertama apabila ada wisatawan yang mengalami kecelakaan.

5. Penambahan fasilitas belanja, seperti adanya toko souvenir dan penjualan home industry dari hasil kesemek. Dengan kegiatan belanja, akan menambah pemasukan dari masyarakat sekitar Curug Muara Jaya. 6. Adanya perawatan, perbaikan, juga penambahan dari infrastruktur di

Curug Muara Jaya. Dari aksesibilitas perlunya perbaikan jalan menuju kawasan karena hanya tinggal sebagian akses yang masih rusak untuk menuju kawasan. Untuk kendaraan umum, disediakannya kendaraan wisata, hal ini juga dapat mengantisipasi dari kurangnya transportasi umum yang tersedia di kawasan, juga akan memberikan kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk dapat mengunjungi kawasan wisata Curug Muara Jaya.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

A.J., Muljadi. (2009). Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Azwar, Saifuddin. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Basrowi & Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Damanik, J. & Weber, HF. 2006. Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta:ANDI.

Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata. Potensi Obyek Daya Tarik

Wisata Kabupaten Majalengka. Majalengka: Disporabudpar.

Fandeli, Chafid. 2002. Perencanaan kepariwisataan Alam. Yogya: PT Perhutani (Persero) & Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada.

Pemerintah Kabupaten Majalengka. (2010). Revisi Rencana Induk Pariwisata

(RIPPDA) Kabupaten majalengka. Majalengka.

Pendit. S. Nyoman. 2002. Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradnya Paramita.

Pitana I. Gde & Gayatri, Putu. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Riduwan, dkk. 2013. Cara Mudah Belajar SPSS Versi 17.0 dan Aplikasi Statistik

Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Ross, Glenn F. 1998. Psikologi Pariwisata. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta

Sujarweni, V. Wiratna. 2012. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Susetyo, Budi. 2012. Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta:ANDI.

Undang-Undang No.10 Tahun 2009. Kepariwisataan. Jakarta: Departemen Pariwisata Budaya Republik Indonesia.

(44)

89

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta: ANDI.

Yoeti. A. Oka. 2008. Ekonomi Pariwisata Introduksi, Informasi, dan Implementasi. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Sumber dari Internet

Hendry. (2011). Confirmatory Factor Analysis. [Online]. Tersedia: http://teorionline.wordpress.com/2011/12/20/confirmatory-factor-analysis-introduction/ [16 Juli 2013]

Info Majalengka. (2013). Sejarah Kabupaten Majalengka. [Online]. Tersedia:

http://infomajalengka.wordpress.com/2013/04/14/sejarah-kabupaten-majalengka/ [3 Juni 2013]

Nurdiansyah, Denny. (2013). Statsdata Stastical Data Analyst. [Online]. Tersedia: http://statsdata.blogspot.com/2013/03/factor -analysis.html/ [16 Juli 2013]

Gambar

Tabel 2.1 Persyaratan Penelitian Daya Tarik Pariwisata .............................................
Gambar  2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................................
Tabel 3.2 Variabel Operasional
Tabel 3.2 (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga dimensi pembaruan tersebut dapat dijadikan sebagai agenda besar dalam pembaruan hukum Islam di Indonesia yang berada pada tiga tempat yaitu pertama tersebar dalam

dapat mengajukan sanggahan secara tertulis kepada Panitia Pengadaan BaranglJasa Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wonosobo pada jam kerja. Batas waktu sanggahan selama

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 4 Mampu menerapkan konsep pola bilangan dalam menyelesaikan perhitungan barisan dan deret serta terampil menggunakannya untuk menyelesaikan

dapat mengajukan sanggahan secara tertulis kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wonosobo pada jam kerJa. Batas waku sanggahan selama

KOmpetensi Inti : Diharapkan siswa mampu memahami persyaratan system mekanik, dasar rangkaian listrik, pengemudian motor dc, umpan balik pengontrol, kontrol kecepatan motor induksi,

dapat mengajukan sanggahan secara tertulis kepada Panitia Pengadaan Barangflasa Dinas Pekerlaan Umum Kabupaten Wonosobo pada jam kerja. Batas waktu sanggahan selama

Simpulan penelitian pengembangan ini adalah (1) Dihasilkan modul pembelajaran fisika dengan strategi inkuiri terbimbing pada materi fluida statis yang tervalidasi; (2)

Secara teoritis dapat dijadikan sumbangan informasi dan keilmuan yang yang berarti bagi lembaga yang berkompeten mengenai pentingnya kondisi fisik atlet, khususnya atlet