• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENGEMBANGKAN PENGUASAAN KONSEP SAINS DAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN : Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif Di SDN kelas 1 Kebon Gedang Kota, Bandung Tahun Ajaran 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENGEMBANGKAN PENGUASAAN KONSEP SAINS DAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN : Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif Di SDN kelas 1 Kebon Gedang Kota, Bandung Tahun Ajaran 2012."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

MENGEMBANGKAN PENGUASAAN KONSEP SAINS DAN KARAKTER

SISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS BIMBINGAN

(Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif di SD kelas 1 Kebon Gedang

Kota Bandung Tahun Ajaran 2012)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Megister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar

YUNI INDRIYANI

1009507

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Halaman Hak Cipta

==================================================================

Mengembangkan Penguasaan

Konsep Sains Dan Karakter Siswa

Melalui Pembelajaran Berbasis

Bimbingan

Oleh Yuni Indriyani S.Pd UPI Bandung, 2008

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada program studi pendidikan dasar

© Yuni Indriyani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. M.Solehuddin, M. Pd., MA. NIP. 1962020819860101002

Pembimbing II

Dr. Ilfiandra M. Pd. NIP. 197211241999031003

Mengetahui

Ketua Progam Studi Pendidikan Dasar

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Yuni Indriyani (2013). Mengembangkan Penguasaan Konsep Sains dan Karakter Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Bimbingan (Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif Di SDN kelas 1 Kebon Gedang Kota, Bandung Tahun Ajaran 2012), Tesis dibimbing oleh: Dr. M.Solehuddin M.Pd., MA (Pembimbing I) dan Dr. Ilfiandra, M.Pd (Pembimbing II). Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Tujuan penelitian adalah mengetahui peningkatan penguasaan konsep sains dan karakter siswa melalui pembelajaran berbasis bimbingan di kelas 1. Penelitian dilakukan pada tahun akademik 2012-2013 di Sekolah Dasar Negeri Kebon Gedang. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas kolaboratif. Partisipan penelitian adalah 25 siswa yang terdiri dari 15 perempuan dan 10 laki-laki, dan rentang usia 6-7 tahun. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis tematik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis bimbingan dapat mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter kerjasama, disiplin, gemar bertanya, tanggung jawab, kerjakeras secara bertahap setiap siklusnya. Pembelajaran berbasis bimbingan dapat menjadi alternatif pendekatan bagi siswa dikelas 1 sekolah dasar.

Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Bimbingan, Penguasaan Konsep, Pendidikan

(5)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Penelitian ...

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ...

C. Tujuan Penelitian ...

D. Manfaat Penelitian………..

E. Struktur Organisasi Tesis………

BAB II. MENGEMBANGKAN PENGUASAAN KONSEP SAINS

DAN KARAKTER SISWA MELALUI PEMBELAJARAN

BERBASIS BIMBINGAN

A. Profil Perkembangan Siswa SD Kelas Rendah...

B. Cara Belajar Siswa SD Kelas Rendah ...

C. Perkembangan Penguasaan Konsep Sanis Pada Siswa SD Kelas

Rendah ...

D. Perkembangan Karakter Siswa………...

(6)

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian ...

B. Pendekatan penelitian...

C. Penjelasan Istilah ...

D. Instrumen Penelitian ...

E. Teknik Pengumpulan Data ...

F. Analisis Data ...

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...

1. Penguasaan Konsep Sains dan Karakter Siswa Kelas 1…... 2. Proses Pembelajaran Berbasis Bimbingan Yang Dapat

Mengembangkan Penguasaan Konsep Sains Dan Karakter .

1. Siklus 1 ...

2. Siklus II ...

3. Siklus III...

4. Siklus IV...

5. Siklus V...

3. Peningkatan Penguasaan Konsep Sains Dan Karakter Siswa

Kelas 1 SDN Kebon Gedang Setelah Mengikuti Pembelajaran

Berbasis Bimbingan ……….

4. Perbaikan Setelah Mengikuti Pembelajaran Berbasis Bimbingan………...………. B. Pembahasan ...

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

(7)
(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan

kualitas sumber daya manusia yang mampu menghadapi berbagai perubahan serta

kemajuan di sekitarnya. Wardani (Heryadi, 2006) menyatakan bahwa pendidikan

mempunyai fungsi yang hakiki dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang

berperan dalam menjalankan fungsi di berbagai bidang kehidupannya. Pendidikan

merupakan salah satu cara mempersiapkan suatu bangsa, di antaranya melalui

pembelajaran sebagai bekal untuk kehidupan di masa yang akan datang.

Menurut Surya (Euis, 2008) pendidikan merupakan usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran dengan

tujuan mencapai tingkat kedewasaan. Tujuan pendidikan akan tercapai apabila

dilaksanakan berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Kurikulum yang digunakan di Indonesia saat ini adalah Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dirancang sedemikian rupa sehingga

dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yaitu menciptakan manusia yang

berkualitas dan berdaya saing tinggi di dunia global. Dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

(UURI No. 20/2003 tentang Sisdiknas) dijelaskan bahwa kurikulum pendidikan

dasar dan menengah wajib memuat: Pendidikan Agama, Pendidikan

(9)

Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, Pendidikan Jasmani dan

Olah raga, dan Muatan Lokal.

Ilmu Pengetahuan Alam (sains) merupakan salah satu pelajaran yang

diajarkan di SD dalam rangka membantu peserta didik supaya mampu bersaing di

dunia global yang menuntut seseorang mampu beradaptasi dengan lingkungan

yang dinamis sehingga manusia harus benar-benar mengenal lingkungannya.

Berdasarkan uraian di atas maka mutu pembelajaran ilmu pengetahuan

alam harus diupayakan supaya optimal mengingat pentingnya memahami

lingkungan supaya peserta didik memiliki daya saing yang tinggi. Terwujudnya

peserta didik yang berdaya saing tinggi ini menunjukkan mutu pendidikan yang

baik.

Mutu pendidikan tidak bisa terlepas dari faktor-faktor penentu dalam

kegiatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar guru dituntut untuk

mampu menggunakan metode dan media serta sumber belajar yang tepat agar

hasil yang dicapai optimal. Guru yang profesional akan mampu merancang

kegiatan belajar mengajar dengan memperhatikan berbagai strategi, pendekatan,

metode, teknik, dan model pembelajaran.

Dewasa ini kekurangan alat bantu belajar dan kurangnya kreativitas

guru dalam merancang pembelajaran selalu menjadi kendala dalam mencapai

hasil belajar yang optimal, khususnya dalam pembelajaran sains di SD. Padahal

sains merupakan disiplin ilmu yang membutuhkan alat bantu dalam menjelaskan

(10)

3

mengakibatkan hasil belajar kurang optimal, seperti penemuan penulis di

lapangan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menegaskan bahwa

Kompetensi Dasar “ mengetahui berbagai macam benda di sekitarnya” (BSNP,

2006) harus dikuasai siswa kelas I SD. Kompetensi dasar ini sangat esensial

karena sebagai manusia perlu mengetahui berbagai macam benda yang ada di

sekitar lingkungan. Oleh karena itu manusia harus senantiasa beradaptasi dengan

lingkungannya. Hal ini menuntut manusia untuk mengetahui hal-hal yang

berkaitan dengan lingkungan tempat manusia itu tinggal.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, penguasaan konsep sains di kelas

I SD Negeri I Kebon Gedang tidak memenuhi tuntutan kurikulum. Hal ini terlihat

dari hasil evaluasi yang menjelaskan penguasaan konsep sains rendah, sedangkan

menurut tuntutan kurikulum suatu pembelajaran dapat dikategorikan berhasil

apabila siswa sudah mencapai tingkat pencapaian minimal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas dan observasi

menunjukkan siswa mengalami kesulitan dengan istilah-istilah yang dianggap

asing bagi siswa sehingga menyebabkan para siswa kesulitan menguasainya.

Selama ini dalam sains guru menggunakan metode ceramah tanpa alat peraga.

Gaya belajar seperti ini membuat siswa jenuh karena tidak sesuai dengan

karakteristik anak SD.

Sains di SD akan berhasil dengan baik apabila guru memahami

perkembangan intelektual anak usia SD. Pada usia 7-9 tahun perkembangan

(11)

dengan kemampuan siswa dalam memandang dunia secara nyata bergeser dari

satu permasalahan ke permasalahan lain yang lebih luas. Siswa mulai berpikir

secara operasional, mempergunakan cara berpikir operasional untuk

mengelompokan benda-benda, membentuk dan menggunakan logika berpikir

dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Anak SD sudah mampu

memahami tertang penggabungan (penambahan atau pengurangan), mampu

mengurutkan, misalnya mengurutkan dari yang kecil sampai yang besar, yang

pendek sampai yang panjang, Anak SD juga sudah mampu menggolongkan atau

mengklasifikasikan benda-benda berdasarkan bentuk luarnya saja, misalkan

menggolongkan berdasarkan warna, atau bentuk.

Penelitian Piaget terhadap siswa kelas 1 SD (Prayitno, E. 1993)

membuktikan bahwa siswa SD pada setiap tahap perkembangan kognitifnya perlu

dikembangkan untuk bertukar pengalaman dengan teman-temannya dan

mempelajari pandangan orang lain dalam menghadapi suatu permasalahan.

Hasil penelitian Piaget di atas memberikan pengaruh dan pengalaman

yang bermakna terhadap pendidikan sains, karena siswa kelas 1 SD sudah mulai

belajar secara kelompok, memanifulatif benda-benda di sekitarnya dengan

mengubah objek suatu benda yang ada di alam sekitar, mengorganisasikan

hasilnya dan mengembangkan pengetahuan sesuai dengan perkembangan

kognitifnya. Pengembangan pembelajaran sains pada anak, termasuk bidang

pengembangan lainnya memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu

meletakkan dasar kemampuan dan pembentukan sumber daya manusia yang

(12)

5

pada anak akan semakin tinggi, apabila anak menyadari bahwa kita hidup dalam

dunia yang dinamis, berkembang dan berubah secara terus menerus bahkan makin

menuju masa depan, semakin kompleks ruang lingkupnya dan tentunya akan

semakin memerlukan sains. Hakekat sains perlu dikaji, dipelajari, dan ditekuni.

Anak-anak sebagai generasi yang dipersiapkan untuk mengisi masa depan yang

diduga akan semakin rumit, berat, dan banyak problemanya perlu dibekali

penguasaan sains yang memadai, tepat, bermakna dan fungsional. Hal ini sesuai

dengan tujuan pendidikan sains sebagaimana diungkapkan oleh Nugraha, (2003)

yakni mengembangkan anak secara utuh baik pikirannya, hatinya, maupun

jasmaninya atau mengembangkan intelektual, emosional dan fisik-jasmani, atau

aspek (domain) kognitif afektif dan psikomotor.

Melihat begitu pentingnya tentang penguasaan konsep dan karakter

sains, maka pembentukan kemampuan anak di sekolah dipengaruhi oleh proses

belajar yang ditempuhnya. Proses belajar akan terbentuk berdasarkan pandangan

dan pemahaman guru tentang karakteristik siswa dan juga hakikat pembelajaran.

Untuk menciptakan proses belajar yang efektif, hal yang harus dipahami guru

adalah fungsi dan peranannya dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai

pembimbing, fasilitator, nara sumber, atau pemberi informasi.

Proses belajar yang terjadi tergantung pada pandangan guru terhadap

makna belajar yang akan mempengaruhi aktivitas siswa-siswanya. Dengan

demikian, proses belajar perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.

Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan pemahaman para guru mengenai

(13)

Namun dalam penguasaan konsep dan karakter anak yang terjadi di sekolah

sangat rendah, khususnya dalam segi pemberian pembelajaran. Anak tidak

mendapat kesempatan pembelajaran yang mengarahkan pada perkembangan

kognitif secara optimal karena guru terlalu menekankan aspek akademis dan

kurang melaksanakan bimbingan. Dengan diberikan pembelajaran sains yang

seharunya selenggarakan secara menarik dan menyenangkan menjadi

pembelajaran yang membosankan ditambah kurangnya respon dan komunikasi

guru yang kurang baik terhadap tanggapan yang dilontarkan anak.

Bimbingan merupakan suatu upaya untuk memfasilitasi perkembangan

individu sehingga yang bersangkutan dapat mencapai taraf perkembangan yang

optimal (Solehuddin:2009). Melalui bimbingan perkembangan anak diharapkan

dapat menjalani fase-fase perkembangannya dengan optimal dan dapat

mengembangkan potensi-potensi yang terpendam sehingga potensi-potensi yang

yang dimilikinya terwujud. Dalam pembelajaran sains perlu ada bimbingan yang

dapat menyatu dan sekaligus merupakan bagian dari proses pembelajaran di SD

kelas satu baik dilihat dari segi arah sasaran maupun pendekatan, khususnya

pembelajaran Sains.

Berdasarkan paparan di atas terlihat pentingnya proses pembelajaran yang

berbasis bimbingan khususnya untuk penguasaan konsep dan karakter sains di

kelas rendah. Isu sentral dalam penelitian ini adalah mengembangkan penguasaan

(14)

7

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Hasil belajar siswa kelas I SDN I Kebon Gedang kecamatan Kiara

Condong Bandung dalam penguasaan konsep sains dan karakter siswa secara

umum belum mencapai kriteria yang ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor, antara lain guru tidak mampu menciptakan pembelajaran yang menarik

minat siswa, pemilihan metode yang kurang tepat dan kurangnya penggunaan

media yang dapat membantu meningkatkan konsep siswa tentang pembelajaran.

Hasil observasi menunjukkan bahwa kurangnya penguasaan konsep siswa

disebabkan karena siswa kurang berminat pada pembelajaran sains khususnya

materi “mengenal berbagai benda di lingkungan sekitar” sehingga siswa sulit

menerima materi yang diberikan guru. sebab siswa akan mudah menerima materi

apabila hati mereka senang.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemilihan pembelajaran

sangat mempengaruhi penguasaan belajar siswa. Maka pemilihan pembelajaran

harus disesuaikan dengan karakteristik siswa yang berada pada tahap

praoprasional. Pemilihan pembelajaran yang dipilih harus disenangi siswa.

Dengan demikian siswa menjadi senang dan konsep siswa menjadi positif

sehingga minat belajarnya akan meningkat yang mengakibatkan hasil belajar lebih

optimal.

Atas dasar permasalahan di atas, penelitian ini difokuskan pada

pembahasan “apakah pembelajaran berbasis bimbingan dapat mengembangkan

(15)

Agar lebih terperinci, permasalahan tersebut diuraikan ke dalam bentuk

rincian pertanyaan penelitian sebagai berikut:.

1. Bagaimana penguasaan konsep sains dan karakter siswa kelas 1 SDN

Kebon Gedang?

2. Bagaimana proses pembelajaran berbasis bimbingan yang dapat

mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter siswa kelas 1

SDN Kebon Gedang?

3. Bagaimana penguasaan konsep sains dan karakter siswa kelas 1 SDN

Kebon Gedang setelah mengikuti pembelajaran berbasis bimbingan?

4. Perbaikan dalam hal apa saja yang berhasil ditunjukkan siswa dalam

penguasaan konsep sains dan karakter siswa setelah diterapkannya

pembelajaran berbasis bimbingan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, maka

tujuan pokok penelitian sebagai berikut.

1. Mengetahui penguasaan konsep sains dan karakter siswa Kelas 1 SDN

Kobon Gedang.

2. Mengetahui proses pembelajaran berbasis bimbingan yang dapat

mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter siswa kelas 1

SDN Kebon Gedang.

3. Mengetahui adanya peningkatan penguasaan konsep sains dan karakter

siswa kelas 1 SDN Kebon Gedang setelah mengikuti pembelajaran

(16)

9

4. Mengetahui adanya perbaikan setelah mengikuti pembelajaran berbasis

bimbingan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritik

maupun praktis terhadap peningkatan penguasaan konsep sains karakter siswa

anak SD melalui pembelajaran berbasis bimbingan.

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat memperdalam

pengembangan keilmuan tentang dunia anak usia SD, khususnya tentang

pembelajaran berbasis bimbingan di SD.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini memberi manfaat sebagai berikut:

A. Bagi guru

a. Melakukan perbaikan dan peningkatan layanan profesional guru

dalam menangani proses pembelajaran.

b. Melakukan pengembangan keterampilan Guru yang bertolak dari

kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang

dihadapinya terkait dengan pembelajaran. Dalam hal ini persoalan

penguasaan konsep dan karakter sains.

B. Sebagai bahan pertimbangan bahwa pembelajaran berbasis bimbingan

(17)

C. Struktur Organisasi Tesis

Struktur organisasi dalam penulisan tesis adalah bab pertama tentang

pendahuluan yang memaparkan mengenai: latar belakang penelitian, identifikasi

dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Bab kedua

memaparkan pengkajian tentang teori yang digunakan yang mencakup teori

mengenai profil perkembangan siwa SD kelas rendah, cara belajar SD kelas

rendah, perkembangan konsep sains dan karakter siswa, pembelajaran berbasis

bimbingan sebagai pendekatan alternatif dalam pengembangan penguasaan

konsep dan karakter sains siswa. Bab ketiga berisi tentang penjelasan yang

terperinci mengenai metode penelitian, dengan rincian penjelasan mengenai:

lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi

oprasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis

data. Bab keempat memaparkan tentang hasil penelitian sesuai pembahasan yang

telah dilakukan. Terakhir, bab kelima memaparkan tentang kesimpulan dan saran

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi

Penelitian dilakukan di SDN Kebon Gedang I, Kiara Condong Bandung.

Letak SDN Kebon gedang sangat strategis karena berada di tengah-tengah

perkampungan. Siswa SDN kebon Gedang pada umumnya adalah anak-anak yang

bermukim tidak jauh dari lokasi sekolah. Lembaga ini belum menerapkan

Pembelajaran Berbasis Bimbingan yang terlihat dari observasi awal serta dari

silabus, perencanaan semester, dan rancangan perencanaan pembelajaran (RPP) .

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru dan siwa SDN Kebon Gedang kelas 1.

Untuk siswa diwakili oleh 25 orang, yang terdiri dari 15 perempuan dan 10

laki-laki. Adapun kriteria pemilihan subjek didasarkan pada usia subjek, yaitu usianya

6–7 tahun.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif yang dilengkapi dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kualitatif

digunakan untuk menganalisis dan mencatat kondisi lapangan serta

temuan-temuan kejadian yang muncul di lapangan dan pendekatan kuantitatif digunakan

untuk menganalisis hasil penelitian yang berupa angka melalui penghitungan

(19)

pemberian tindakan dan dampak pengiring dari tindakan yang dilakukan,

sedangkan pendekatan kuantitatif dilakukan untuk melihat peningkatan yang di

raih anak ditunjukakan oleh anak dalam data kuantitatif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan penguasaan konsep sains

dan karakter siswa melalui Pembelajaran Berbasis Bimbingan yang

menyenangkan, sehingga akan menumbuhkan minat anak SD untuk selalu

beraktivitas. Dengan demikian perkembangan penguasaan konsep sains dan

karakter sains mereka semakin berkembang dengan baik. Oleh karena itu, peneliti

menggunakan metode penelitian classroom action research (PTK) kolaboratif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu collaborative classroom

action research, penggunaan metode penelitian ini dimaksudkan dalam

mengembangkan keterampilan-keterampilan atau cara pendekatan baru untuk

memecahkan masalah dengan penerapan langsung (Sumadi Suryabrata, 1995).

Penelitian tindakan kelas kolaboratif adalah penelitian yang dilakukan oleh guru

di kelasnya tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau

peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Tujuan penelitian tindakan kelas

adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran

secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional,

mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan

efesiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada

komunitas guru.

Langkah pertama merencanakan penelitian tindakan kelas kolaboratif

(20)

41

guru menemukan berbagai masalah, baik masalah yang bersifat pengelolaan kelas

maupun yang bersifat instruksional. Kemudian menganalisis dan merumuskan

masalah yaitu dengan melakukan evaluasi, mengevaluasi hasil analisis dan

bagaimana tindak lanjutnya. Yang terakhir adalah merencanakan perbaikan,

setelah guru mengetahui permasalahan yang sedang dihadapi dan merumuskan

masalah tersebut langkah selanjutnya adalah guru mencari cara untuk mengatasi

atau memperbaiki permasalahan tersebut.

Sesuai dengan rumusan di atas penelitian ini menggunakan metode

penelitian tindakan kelas kolaboratif yang bertujuan untuk mengembangkan

penguasaan konsep sains dan karakter siswa melalui pembelajaran berbasis

bimbingan.

Desain penelitian yang dilakukan diadaptasi dari desain penelitian

tindakan kelas (PTK) yang di kemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada

tahun 1998 yang menyatakan bahwa terdapat empat tahapan yang lazim dilalui,

(21)

Gambar 3.1

(22)

43

1. Perencanaan

Agar penelitian ini memperoleh hasil yang diharapkan maka langkah awal

dalam penelitian ini dilakukan, peneliti membuat proposal penelitian dengan

sebelumnya melakukan beberapa tahapan penelitain, mengingat penelitian

tindakan kelas merupakan penelitian yang berdasar pada

permasalahan-permasalahan yang ada di dalam kelas.

Pada tahapan pertama, peneliti menentuan sekolah dan tempat penelitian,

kemudian peneliti meminta izin kepada Kepala Sekolah SDN Kebon Gedang

untuk melakukan observasi penelitian dan sekaligus meminta bantuan kepada

guru sebagai pengajar dalam kegiatan penelitian.

Ketika izin penelitian telah diberikan oleh Kepala Sekolah dan guru kelas

pun bersedia membantu, maka langkah selanjutnya adalah peneliti melakukan

observasi dan wawancara yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran awal

mengenai kondisi dan situasi siswa kelas I SDN Kebon Gedang yang dijadikan

sumber penelitian.

Adapun hasil observasi awal yang dilakukan peneliti adalah kurang

efektifnya komunikasi yang terjalin antara guru dan siswanya, baik komunikasi

secara lisan atau pun tulisan, sehingga proses penerimaan informasi baru kurang

berjalan lancar, terlihat dari siswa yang kurang bersemangat dan terlihat acuh

dengan tetap bermain dan asik mengobrol ketika mendapat tugas dari guru. Selain

itu, dengan beragamnya latar belakang siswa baik dari segi pendidikan

sebelumnya atau dari segi keluarga dan ekonomi dikarenakan lokasi sekolah

(23)

mempengaruhi keterampilan berbahasa siswa, terlihat dari adanya siswa yang

berkata dan berprilaku kurang pantas.

Juga, materi bahan ajar mengenai pembelajaran berbahasa yang kurang

sesuai dengan taraf perkembangan siswa, menyebabkan siswa kesulitan

memahami pelajaran yang ada, terlihat dari tuntutan guru ketika menyuruh

siswanya mengerjakan tugas dalam bentuk kalimat yang cukup panjang. Hal ini

diperparah dengan cara penyampaian materi yang kurang menarik minat siswa.

Selain itu, selama ini pembelajaran di kelas rendah masih bertumpu pada

teacher center dengan metode ceramah dimana guru menjadi sumber utama,

padahal untuk membentuk siswa yang terampil penguasaan konsep sains

diperlukan suasana pembelajaran yang kondusif dimana siswa dapat

mengekplorasi kemampuannya. Di samping itu, kurang nampaknya peran

pembimbing dalam pendidikan di kelas rendah membuat potensi-potensi

berbahasa yang dimiliki siswa pun belum berkembang secara optimal. Hal

tersebut terlihat dari karakter guru yang terkadang munggunakan pukulan

penggaris dan intonasi tinggi untuk mengkontol karakter siswa.

Setelah menemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran mengenai

keterampilan berbahasa di kelas rendah, selanjutnya, penulis berdiskusi dengan

guru untuk mengambil solusi dalam pembelajaran berikutnya, diantaranya:

pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan siswa, dimana pembelajaran

yang berdasar pada lingkungan keseharian siswa dibuat agar memudahkan mereka

mencerna materi pembelajaran dengan mudah dan agar mereka dapat dengan

(24)

45

lingkungan keseharian mereka; pembelaran yang berpusat pada anak dijadikan

solusi dalam hal ini, dimana kegiatan pembelajaran dibuat secara berkelompok;

serta, guru yang merupakan model para siswa dapat jelas, serta mengoreksi

kesalahan anak dengan tepat dan penuh kasih sayang.

Dari kesemua solusi pembelajaran yang diungkapkan di atas, pembelajaran

berbasis bimbingan merupakan inti dari solusi-solusi tersebut, dimana didalamnya

terdapat sembilan aspek-aspek Pembelajaran Berbasis Bimbingan, yaitu: tujuan

pembelajara, materi kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, hubungan dan

cara interaksi guru dengan anak, perhatian dan perlakuan khusus terhadap anak

yang memerlukan, penilaian pembelajaran, penyediaan dan penggunaan media

dan alat perlengkapan pembelajaran, penataan dan pengelolaan kelas, serta

hubungan dan kerjasama dengan orang tua.

Setelah melakukan observasi aktifitas pembelajaran yang berlangsung,

peneliti mulai mengidentifikasi permasalahan dengan melakukan pengkajian pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tematik kelas I SD dan standar

kompetensi dan kompetensi dasar kelas I SD, menelaah buku-buku yang

dipergunakan selama pembelajaran dan materi pembelajaran yang dituangkan

dalam RPP, dan menentukan metode pembelejaran.

Izin dan permasalahan penelitian ditemukan dan ditentukan, peneliti pun

mulai mengajukan proposal penelitian kepada dosen pembimbing agar dapat

diajukan untuk dapat mengikuti seminar proposal. Setelah proposal penelitian

disetujui maka peneliti mulai menyusun dan menetapkan teknik dan instrumen

(25)

Selanjutnya, peneliti memberikan arahan kepada guru selaku pengajar mengenai

instumen-instrumen apa saja yang diteliti dalam upaya meningkatkan penguasaan

konsep sains siswa melalui pembelajaran berbasis bimbingan.

2. Tindakan

Adapun prosedur penelitian tindakan kelas kolaboratif di SDN Kebon

Gedang adalah sebagai berikut:

1. Siklus I

1) Perencanaan I

Berdasarkan hasil temuan awal, peneliti dan guru secara

bekerjasama (kolaboratif) merancang rencana tindakan peneliti bersama

mulai dari menentukan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan,

merancang RPP, membuat LKS, dan lembar observasi. Tema yang akan

diajarkan adalah tentang lingkungan disekitar ku yang diuraikan lagi

menjadi sub tema yaitu beragam bentuk benda dan pembelajaran

dilaksanakan secara terpadu antara mata pelajaran sains tentang

identifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar, dengan mata pelajaran

tentang melaksanakan sesuatu sesuai dengan perintah atau petunjuk

sederhana, mendeskipsikan benda-benda di sekitar dengan kalimat

sederhana, membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat,

dan mencontoh huruf, kata atau kalimat sederhana dari buku atau papan

tulis dengan benar, Pelajaran IPS: Membandingkan rumah sehat dan tidak

sehat, Pelajaran SBK: Mengungkapkan perasaan tentang objek imajinatif

(26)

47

2) Tindakan I

Untuk mendukung pembelajaran dalam siklus 1, guru menyediakan

bentuk-bentuk bangunan beserta contohnya dalam bentuk barang –

barang yang ada di dalam kelas yang dijadikan sebagai media

pembelajaran. Di samping itu, pada tahap ini, guru melaksanakan

pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat sesuai dengan permasalahan

yang ditemukan. Diawali dengan kegiatan pendahuluan dimana guru

membimbing siswa untuk berdo’a sebelum belajar, kemudian guru

menjelaskan tujuan pembelajaran, diamana siswa belajar tentang bertanya

ketika mampu berkarakter baik dan disiplin ketika berkarakter tertib dan

patuh pada peraturan kelas yang telah diterapkan pada saat guru berbicara

di depan kelas. Selanjutnya, guru memberikan apersepsi dengan

mengajukan pertanyaan: “anak-anak sekarang kalian sedang duduk,

tempat duduknya di sebut apa?” kemudian siswa dengan bimbingan guru

menjelaskan ciri-ciri kursi yang mereka duduki, mulai dari warna, bentuk,

ukuran, dan panjang.

Setelah pendahuluan, dilanjutkan dengan kegiatan inti, dimana

setelah menjelaskan tentang kursi, kemudian guru bertanya tentang

ciri-ciri benda yang ada di sekitar siswa benda yang berada di ruangan kelas,

seperti meja, papan tulis, penghapus papan tulis, kapur tulis dan

penggaris. Guru membagi siswa kedalam 4 kelompok, hal ini dilakukan

agar siswa dapat lebih bebas berkomunikasi dan belajar untuk disiplin

(27)

dengan siswa lainnya. Lalu, setiap kelompok mengambil satu macam

benda yang berbeda yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.

Masing-masing kelompok diberi kertas, pensil, penghapus, dan penggaris, dalam

hal ini siswa diajarkan untuk belajar bertanggung jawab atas barang yang

diberikan guru dan belajar kerjasama dalam pembagian tugas kelompok.

Kemudian siswa diajak untuk mengamati setiap benda yang ada di

kelompok masing-masing. Setelah dirasa cukup, guru menjelaskan bahwa

setiap kelompok diberi tugas untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

benda-benda yang ada dikelompoknya masing-masing, dalam hal ini,

siswa diajarkan untuk belajar bertanggung jawab atas barang yang

diberikan guru, belajar kerjasama dalam pembagian tugas kelompok,

kerja keras dalam berusaha menyelesaikan tugas yang diberikan sebaik

mungkin ketika siswa harus bertanya kepada guru akan hal yang kurang

mereka mengerti.

Selanjutnya, setiap angggota kelompok mulai mendeskripsikan

benda mulai dari nama, warna, bentuk, ukuran, panjang dan kegunannya

dari benda tersebut, siswa pun diajarkan untuk belajar bertanggung jawab

atas barang yang diberikan guru, belajar kerjasama dalam pembagian

tugas kelompok, kerjakeras dalam berusaha menyelesaikan tugas, dan

bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti.

Setelah semua kelompok selesai mendeskripsikan setiap benda di

kelompoknya, guru dan seluruh siswa kembali mengulang

(28)

49

kerjakeras ketika mereka berusaha menyelesaikan tugas dan kesantunan

ketika mereka menjawab pertanyaan yang diajukan. Setelah itu, Guru

mendeskripsikan nama-nama benda yang telah dideskripsikan di papan

tulis, siswa menyalinnya dibuku mereka. Kemudian membacanya

berulang-ulang secara klasikal, siswa pun belajar tentang kerjakeras

ketika mereka menyalin tulisan dan membacanya.

Untuk lebih meningkatkan kemampuan belajar siswa, guru

menanyakan benda atau mainan kesukaan mereka di rumah, kemudian

meminta siswa untuk mendeskripsikan benda atau mainan kesukaannya

dengan kaliamat sendiri, bentuk pendeskripsian dapat berupa tebakan. Di

akhir kegiatan ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya, dalam hal ini, siswa belajar bertanya kepada guru akan hal yang

kurang mereka mengerti.

Ketika kegiatan inti telah dilasanakan, maka tibalah pada kegiatan

penutup. Dalam kegiatan ini, sebagai umpan baliknya dari kegiatan

sebelumnya, guru bertannya tentang materi yang baru saja dipelajari,

siswa pun belajar ketika siswa berkarakter baik dan bertanya kepada guru

akan hal yang kurang mereka mengerti. Selanjutnya, guru bertanya

tentang aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan, siswa dibimbing

untuk mengetahui karakter-karakter seperti apa saja yang muncul dan apa

manfaatnya. Di akhir, siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan

(29)

3) Refleksi I

Berdasarkan hasil observasi, peneliti bersama guru mengkaji dan

menganalisis apa yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung

dengan cara mengidentifikasi kemajuan-kemajuan serta

kekurangan-kekurangan atau hambatan yang dihadapi.

Hasil refleksi ini memberikan gambaran tentang pemahaman konsep dan

karakter siswa sehingga membuat peneliti dan guru menyadari tingkat

keberhasilan dan kegagalan yang dicapai dalam tindakan perbaikan.

Setelah mendapatkan kesepakatan antara kedua belah pihak yaitu peneliti

dan guru hasil refleksi dapat dijadikan masukan bagi peneliti dan guru

dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan perbaikan berikutnya.

2. Siklus II

1) Perencanaan II

Perencanaan tindakan pada siklus II ini merupakan hasil dari refleksi

yang dilakukan pada akhir siklus I. Pada pembelajaran mengenal Bentuk

Benda di kelas 1 yang dilaksanakan dilaksanakan tanggal 12 November

2012 mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 09.30 WIB. Pada

penelitian Siklus 2 ini, siswa kelas 1 dapat mengikuti pelajaran. Materi

pokok dari tindakan ini adalah mengenai bentuk benda menurut

bentuknya.

Keterampilan sains yang dibelajarkan adalah melakukan pengamatan dan

mengkomunikasikan hasil pengamatan baik secara lisan maupun tertulis.

(30)

51

bimbingan dengan menggunakan pendekatan tematik. Pada penguasaan

sains siswa menceritakan bentuk benda yang seuai bentuknya,

ukuranyya, menceritakan warnanya B. Indonesia: Menulis kalimat secara

benar dengan menggunakan huruf tegak bersambung., Pelajaran IPS:

Menyebutkan fungsi rumah.

Pada siklus II kali ini guru tidak memerlukan media dan alat

pembelajaran secara langsung, namun pada kesempatan ini siswa akan

diajak untuk mengamati benda-benda yang ada di lingkungan sekolah

secara menyeluruh. Dengan metode seperti ini siswa diajak untuk

berimajinasi, mengasah kreativitas dan mengasah kepekaannya akan

lingkungan sekitar.

2) Tindakan II

Tindakan II merupakan implementasi dari serangkaian kegiatan yang

telah diperbaiki untuk mengatasi masalah pada siklus I yang belum

tuntas. Pada siklus II ini juga dilakukan observasi menyangkut aktivitas

siswa dalam mengikuti pembelajaran, sama seperti pada siklus I. Dalam

tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat.

Kegiatan diawali dengan pendahuluan, dimana guru membimbing siswa

untuk berbaris dan berdo’a, selanjutnya, guru menjelaskan tujuan

pembelajaran. Diakhir kegiatan ini, guru memberikan apersepsi dengan

mengulas pertemuan sebelumnya tentang pendeskripsian panjang dan

(31)

Memasuki kegiatan inti, guru guru bertanya tentang ciri-ciri benda yang

bisa siswa lihat di sekitar lingkungan sekolah, siswa pun belajar

kesantunan ketika siswa bertanya kepada guru akan hal yang kurang

mereka mengerti. Kemudian, guru membagi siswa kedalam 4 kelompok.

masing-masing kelompok diberi kertas, pensil, penghapus, dan

penggaris, siswa pun diajarkan untuk belajar bertanggung jawab atas

barang yang diberikan guru. Setelah itu, guru menjelaskan bahwa semua

kelompok dipimpin oleh ketua kelompok ditugaskan untuk mencari

beberapa macam benda yang ada di dalam kelas, bendanya boleh tempat

sampah, meja, kursi. Kemudian mereka harus bisa menjelaskan ciri-ciri

benda yang diamati, siswa pun belajar bertanggung jawab atas barang

yang diberikan guru dan belajar berkerjasama dalam pembagian tugas

kelompok. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

apabila belum paham tentang apa yang harus dikerjakannya.

Setelah semua mengerti apa yang harus dikerjakan, siswa diajak keluar

dan guru mengawasi kegiatan siswa di luar dan memberi bimbingan

apabila siswa memerlukannya.

Setiap kelompok mulai mengamati beberapa benda yang berbeda,

siswapun belajar untuk bertanggung jawab atas barang yang diberikan

guru, belajar kerjasama dalam pembagian tugas kelompok, kerjakeras

dalam berusaha menyelesaikan tugas, dan bertanya kepada guru akan hal

(32)

53

Setiap angggota kelompok mulai mendeskripsikan benda mulai dari

nama, warna, bentuk, ukuran dan panjang permukaan ketika dipegang

dan apa kegunaan dari benda tersebut. Setelah selesai, kemudian setiap

kelompok menjelaskan atau mendeskripsikan benda hasil temuannya.

Setelah semua kelompok selesai mendeskripsikan setiap benda hasil

pengamatan kelompoknya, seluruh siswa pun kembali mengulang

pendeskripsian benda-benda tersebut, dalam hal ini siswa diajarkan

untuk belajar kerjasama merumuskan pendeskripsian benda, kerjakeras

dalam berusaha menyelesaikan tugas, dan kesantunan ketika siswa harus

bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti

Selanjutnya, guru mendeskripsikan nama-nama benda yang telah

dideskripsikan di papan tulis, siswa menyalinnya di buku mereka.

Kemudian membacanya berulang-ulang secara klasikal, dalam hal ini

siswa belajar berkerjakeras dalam berusaha menyelesaikan tugas, dan

kesantunan ketika siswa harus bertanya kepada guru akan hal yang

kurang mereka mengerti. Lalu, guru memberikan kesempatan kepada

siswa untuk bertanya.

Diakhir kegiatan, guru bertannya tentang materi yang baru saja

dipelajari. Guru bertanya tentang aktivitas pembelajaran yang telah

dilakukan, kemudian siswa dibimbing untuk mengetahui

karakter-karakter seperti apa saja yang muncul dan apa manfaatnya. selanjutnya,

siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah

(33)

3) Refleksi II

Dalam melakukan refleksi II, guru mengkaji dan menganalisis

pelaksanaan tindakan pada siklus II dengan cara mengidentifikasi sejauh

mana kemajuan-kemajuan yang telah dicapai maupun

kekurangan-kekurangan atau hambatan apa yang masih dihadapi. Hasil dari refleksi II

dapat disimpulkan guru harus lebih banyak mengeksplor pengetahuan

siswa sehingga siswa termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran;

pemerataan aktivitas kelompok dapat diatasi guru dengan memonitoring

lebih intensif dan merata kepada setiap kelompok; dan guru sebaiknya

memberikan pujian dan tidak menyalahkan pendapat siswa saat

berkelompok maupun saat bertanya. Hasil refleksi II dapat dijadikan

masukan atau acuan untuk melakukan perencanaan dalam tindakan

perbaikan berikutnya.

3. Siklus III

1) Perencanaan III

Perencanaan tindakan pada siklus III ini merupakan hasil dari refleksi

yang dilakukan pada akhir siklus II. Pembelajaran berbasis bimbingan

dengan tema “pengalaman” pada siklus III konsep mengenal berbagai

bentuk benda, dengan mengelompokkan benda menurut baunya di

laksanakan pada tanggal 26 November 2012 mulai pukul 07.00 WIB

sampai dengan pukul 09.30 WIB. Materi pokok dari tindakan ini adalah

menyebutkan mengelompokkan benda menurut baunya. Keterampilan

(34)

55

mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dikembangkan sesuai

dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Pada peguasaan konseps siswa membedakana benda menurut baunya,

mengelompokkan benda menurut rasanya, B. Indonesia: Menentukan

nama benda yang dideskripsikan guru sesuai dengan ciri-cirinya, SBK:.

Menyanyikan lagu anak-anak dan lagu wajib. Dalam siklus III guru

menggunakan berbagai macam media pembelajaran. Siswa akan diajak

untuk mengamati dan mendeskripsikan benda-benda yang sering dilihat

sehari-hari yang ada di lingkungan. Setiap kelompok mencoba merasakan

rasa buah-buahan yang disediakan guru dan siswa mulai mendeskripsikan

apa yang dirasakan.

2) Tindakan III

Tindakan III merupakan implementasi dari serangkaian kegiatan yang

telah diperbaiki untuk mengatasi masalah pada siklus II yang belum

tuntas. Pada tahap ini, guru melaksanakan pembelajaran sesuai RPP yang

telah dibuat. Kegiatan diawali dengan pendahuluan, yang berisi guru

membimbing siswa untuk berbaris dan berdo’a, selanjutnya, guru

menjelaskan tujuan pembelajaran. Diakhir kegian ini, guru memberikan

apersepsi dengan mengulas pertemuan sebelumnya tentang

pendeskripsian benda.

Selanjutnya kegiatan inti dimana guru mengajak siswa bermain

konsentrasi kata. Setelah itu, guru membagi siswa kedalam 4 kelompok.

(35)

buah tersebut. Siswa diajarkan untuk belajar bertanggung jawab atas apa

yang diberikan guru. lalu, guru menjelaskan kegiatan belajar yang akan

dilaksanakan yaitu setiap kelompok menjelaskan ciri-ciri dan rasa

buah-buahan yang sudah dirasakan siswa..

Untuk memudahkan dalam menebak, guru memberi petunjuk bahwa

benda tersebut sering mereka temui sehari-hari. Setiap kelompok

mengutus dua rekannya untuk dapat mendeskripsikan sebuah benda.

Semua kelompok diminta untuk memperhatikan keterangan dari

kelompok yang sedang menyebutkan ciri-ciri benda, dimulai dari utusan

kelompok satu, dua dan seterusnya.Setelah benda tersebut dapat terjawab,

baru kelompok yang memberi tebakan memperlihatkan bendanya,

hasilnya kelompok yang dapat menjawab dengan benar mendapatkan

skor.

Diakhir kegiatan kelompok yang paling banyak menjawab dengan benar

dianggap sebagai juara, siswa pun belajar bekerjasama dalam pembagian

tugas kelompok, berkerja keras dalam berusaha menebak benda.

Selanjutnya, guru mendeskripsikan nama-nama benda yang telah

dideskripsikan dipapan tulis, siswa menyalinnya dibuku mereka.

Kemudian membacanya berulang-ulang secara klasikal. Lalu, guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

Diakhir kegiatan, guru bertannya tentang materi yang baru saja dipelajari.

Guru pun bertanya tentang aktivitas pembelajaran yang telah dilakukan,

(36)

57

yang muncul dan apa manfaatnya. Siswa dengan bimbingan guru

menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

3) Refleksi III

Dalam melakukan refleksi III, guru mengkaji dan menganalisis

pelaksanaan tindakan pada siklus II dengan cara mengidentifikasi sejauh

mana kemajuan-kemajuan yang telah dicapai maupun

kekurangan-kekurangan atau hambatan apa yang masih dihadapi. Hasil dari refleksi

III dapat disimpulkan Adapun refleksi pada siklus ini sebagai berikut:

guru harus terus memotivasi siswa untuk meningkatkan bagaimana cara

untuk membangun karakter-karakter positif siswa dalam berkelompok;

selanjutnya, guru harus membimbing siswa dalam berdiskusi baik secara

berkelompok maupun individu; guru perlu mendatangi tiap kelompok dan

menanyakan apakah kelompok ada kesulitan atau tidak; dan perlunya

mengoptimalkan lagi media pembelajaran yang digunakan guru dalam

memaksimalkan proses pembelajaran; dan setiap siswa harus selalu siap

jika di minta mendeskripsikan tentang pengamatan yang mereka lakukan.

4. Siklus IV

1) Perencanaan IV

Perencanaan tindakan pada siklus IV ini merupakan hasil dari refleksi

yang dilakukan pada akhir siklus III. Kegiatan pembelajaran siklus IV

dilaksanakan pada tanggal 3 Desember 2012 selama dua jam pelajaran

(2x35 menit) yaitu mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 09.00,

(37)

tindakan ini adalah mengenai menbandingkan bentuk benda.

Keterampilan sains yang dikembangkan adalah melakukan pengamatan

dan mengkomunikasikan hasil pengamatan yang dikembangkan.

Pada pelajaran sains siswa membandingkan bentuk benda yang keluar

pada bentuk benda, B. Indonesia: Membuat kalimat berdasarkan gambar

secara lisan, SBK: Menyanyikan lagu anak dan lagu wajib dengan syair

yang benar. Sesuai perencanaan pembelajaran dalam RPP, pada siklus IV

kali ini, awalnya guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan secara

berkelompok kemudian guru menggunakan beragam gambar benda yang

telah diketahui siswa yang diantaranya memiliki bentuk, ukuran, dan

kegunaan yang sama. Kemudian nantinya setiap kelompok siswa diajak

untuk mengkategorikan benda-benda tersebut sesuai perintah yang

diberikan oleh guru yang tentunya sesuai dengan pendeskripsian yang

telah dipelajari sebelumnya.

2) Tindakan IV

Tindakan IV merupakan implementasi dari serangkaian kegiatan yang

telah diperbaiki untuk mengatasi masalah pada siklus III yang belum

tuntas. Pada Dalam tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai

RPP yang telah dibuat. Diawali dengan kegiatan pendahuluan dimana

guru membimbing siswa untuk berdo’a sebelum belajar, kemudian guru

menjelaskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan

(38)

59

Setelah pendahuluan, dilanjutkan dengan kegiatan inti, dimana guru

bertanya tentang ciri-ciri benda yang ada di sekitar siswa baik yang ada di

sekolah maupun yang berada di rumah.

Selanjutnya, guru membagi siswa kedalam 4 kelompok. Kemudian guru

membagikan lembar kerja yang diisi secara berkelompok. Setiap

kelompok diminta untuk mengisi lembar kerja sesuai dengan

pendeskripsian mengenai benda buah yang sudah di siapkan guru. Setelah

lembar kerja selesai diisi dan dikumpulkan, kemudian guru membagikan

buah-buah ke setiap kelompok.

Setiap anggota kelompok diminta untuk meyebutkan benda sesuai

ciri-ciri benda yang diutarakan oleh guru. kelompok yang dapat menyebutkan

benda terbanyak yang tentunya sesuai dengan pengkategorian, merekalah

pemenangnya.

Setelah semua kelompok selesai mengkategorikan buah-buahan sesuai

pendeskripsian, guru dan seluruh siswa kembali mengulang

mendeskripsikan buah-buah tersebut.

Diakhir kegiatan ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya, dalam hal ini, siswa belajar ketika siswa bertanya kepada guru

akan hal yang kurang mereka mengerti.

Ketika kegiatan inti telah dilasanakan, maka tibalah pada kegiatan

penutup. Dalam kegiatan ini, sebagai umpan baliknya dari kegiatan

(39)

siswapun belajar untuk belajar kesantunan ketika siswa berkarakter baik

dan bertanya kepada guru akan hal yang kurang mereka mengerti.

Selanjutnya, guru bertanya tentang aktivitas pembelajaran yang telah

dilakukan, siswa dibimbing untuk mengetahui karakter-karakter seperti

apa saja yang muncul dan apa manfaatnya. Di akhir, siswa dengan

bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

3) Refleksi IV

Dalam melakukan refleksi IV, guru mengkaji dan menganalisis

pelaksanaan tindakan pada siklus IV dengan cara berupa LKS dan lembar

observasi. Hasil refleksi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

peningkatan yang dicapai dalam pembelajaran siklus IV. Peneliti

mengidentifikasi sejauh mana kemajuan-kemajuan yang telah dicapai

maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan apa yang masih dihadapi.

5). Siklus V

1) Perencanaan V

Perencanaan tindakan pada siklus V ini merupakan hasil dari refleksi

yang dilakukan pada akhir siklus IV. Kegiatan pembelajaran siklus V

dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2012 selama dua jam (2x35

menit) yaitu mulai pukul 12.30 WIB sampai dengan pukul 13.40, dengan

banyak siswa yang hadir yaitu sebanyak 25 orang. Materi pokok dari

tindakan ini adalah memantapkan materi yang telah dipelajari mulai dari

siklus I tindakan 1 sampai dengan Siklus V mengenai mnegenal sifat

(40)

61

melakukan pengamatan dan mengkomunikasikan hasil pengamatan yang

dikembangkan.

Pada pelajaran IPA siswa menceritakan menceritakan fungsi dan

kegunaan benda yang ada di dalam kelas, pelajaran B. Indonesia: Menulis

kalimat secara benar dengan menggunakan huruf tegak bersambung,

SBK: Mengelompokkan berbagai jenis: bidang, warna, dan bentuk pada

benda tiga dimensi di alam sekitar. Pada siklus V kali ini guru tidak

memerlukan media dan alat pembelajaran secara langsung, namun pada

kesempatan ini siswa akan diajak untuk mengamati benda-benda yang ada

di lingkungan sekolah secara menyeluruh. Dengan metode seperti ini

siswa diajak untuk berimajinasi, mengasah kreativitas dan mengasah

kepekaannya akan lingkungan sekitar.

2) Tindakan V

Tindakan V merupakan implementasi dari serangkaian kegiatan yang

telah diperbaiki untuk mengatasi masalah pada siklus IV yang belum

tuntas. Pada Dalam tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai

RPP yang telah dibuat. Diawali dengan kegiatan pendahuluan dimana

guru membimbing siswa untuk berdo’a sebelum belajar, kemudian guru

menjelaskan tujuan pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan

apersepsi dengan mengajukan pertanyaan tentang bentuk tebak benda.

Setelah pendahuluan, dilanjutkan dengan kegiatan inti, dimana guru

bertanya tentang kegunaan benda benda yang ada di sekitar siswa baik

(41)

Selanjutnya, guru membagi siswa kedalam 4 kelompok. Kemudian guru

membagikan lembar kerja yang diisi secara berkelompok. Setiap

kelompok diminta untuk mengisi lembar kerja sesuai dengan

pendeskripsian mengenai benda yang sudah di siapkan guru. Setelah

lembar kerja selesai diisi dan dikumpulkan, setiap anggota kelompok

diminta untuk meyebutkan benda sesuai benda yang diutarakan oleh guru.

kelompok yang dapat menyebutkan benda terbanyak yang tentunya sesuai

dengan pengkategorian, merekalah pemenangnya.

Setelah semua kelompok selesai mengkategorikan benda-benda sesuai

pendeskripsian, guru dan seluruh siswa kembali mengulang

mendeskripsikan benda-benda tersebut.

Diakhir kegiatan ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya, dalam hal ini, siswa belajar ketika siswa bertanya kepada guru

akan hal yang kurang mereka mengerti.Ketika kegiatan inti telah

dilasanakan, maka tibalah pada kegiatan penutup. Dalam kegiatan ini,

sebagai umpan baliknya dari kegiatan sebelumnya, guru bertannya

tentang materi yang baru saja dipelajari, siswa pun belajar untuk belajar

kesantunan ketika siswa berkarakter baik dan bertanya kepada guru akan

hal yang kurang mereka mengerti.

Selanjutnya, guru bertanya tentang aktivitas pembelajaran yang telah

dilakukan, siswa dibimbing untuk mengetahui karakter-karakter seperti

apa saja yang muncul dan apa manfaatnya. Diakhir, siswa dengan

(42)

63

V juga akan dilakukan observasi menyangkut aktivitas siswa dalam

mengikuti pembelajaran, sama seperti pada siklus IV.

3) Refleksi V

Dalam melakukan refleksi V, guru mengkaji dan menganalisis

pelaksanaan tindakan pada siklus V dengan cara mengidentifikasi sejauh

mana kemajuan-

kemajuan yang telah dicapai maupun kekurangan-kekurangan atau

hambatan apa yang masih dihadapi melaui LKS . Hasil dari refleksi V

dapat disimpulkan apakah sudah sesuai dengan tujuan penelitian tindakan

kelas atau masih perlu diadakan perbaikan kembali.

C. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dalam penelitian ini dapat di jelaskan sebagai

berikut.

a) Penguasaan Konsep sains adalah kemampuan siswa dalam memahami

konsep-konsep benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari setelah kegiatan

pembelajaran. Penguasaan konsep sains dapat diartikan sebagai kemampuan

siswa dalam memahami makna secara ilmiah, baik konsep secara teori

maupun penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Dahar, 2003: 4). Adapun

konsep sains yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mengenal sifat benda

dan kegunaannya melalui pengamatan perubahan bentuk benda.

b) Karakter adalah tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan

atau kebiasaan aktivitas siswa pada saat pembelajaran yang benar-benar

terwujud yang di batasi pada kegiatan berkerjasama, mandiri, tanggung

(43)

c) Pembelajaran Berbasis Bimbingan adalah upaya pendidik, khususnya dalam

menstimulasi dan memfasilitasi proses belajar anak supaya berkembang

secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan prinsip-prinsip bimbingan.

Adapun aspek-aspek pembelajaran berbasis bimbingan meliputi : tujuan

pembelajaran, materi kegiatan pembelajaran, metode pembelajaran, hubungan

dan cara interaksi guru dengan anak, perhatian dan perlakuan khusus terhadap

anak yang memerlukan, penilaian pembelajaran, penyediaan dan penggunaan

media dan alat perlengkapan pembelajaran, penataan dan pengelolaan kelas,

serta hubungan dan kerjasama dengan orang tua. (Solehuddin:76:2009)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi yang digunakan untuk mengamati pelaksanaan Pembelajaran Berbasis

Bimbingan dalam mengembangkan penguasaan konsep sains dan karakter belajar

anak SDN. Instrumen penelitian pendukung yang digunakan adalah pedoman

wawancara dengan guru SD, dan telaah dokumentasi terkait dengan program

pembelajaran.

Berdasarkan kisi-kisi penelitian dikembangkan alat penelitian yang

berkenaan dengan penguasaan konsep sains dan karakter belajar siswa.. Adapun

instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen yang

(44)

65

1. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan peneliti untuk mengobservasi guru dan

siswa dalam penelitian ini, berfungsi sebagai bahan untuk menemukan

masalah yang terdapat dalam penelitian yang berhubungan dengan proses

pembelajaran berbasis bimbingan, kondisi atau interaksi belajar mengajar,

tingkah laku siswa, dan penguasaan konsep sains siswa.

TABEL 3.1 yang ada di lingkungan kita.  Membandingkan benda menurut dapat diubah bentuknya 

Mengelompokkan benda menurut bentuknya

 Menjelaskan berbagai benda menurut ukurannya

 Menceritakan hasil pengamatan terhadap benda menurut

 Membandingkan bentuk benda  Menjelaskan kegunaan

benda-benda di dalam rumah  Menceritakan fungsi-fungsi

(45)

Untuk mengetahui perubahan karakter belajar siswa sesuai dengan yang

diharapkan dalam penelitian kali ini, maka dibautlah instrumen penelitian karakter

belajar seperti yang tergambar pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Instrumen Karakter Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah

Variabel Sub Variabel Indikator

Karakter 1. Disiplin Tindakan yang menunjukkan karakter tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. 2. Kerja keras Karakter yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaikbaiknya.

3. Tanggung Jawab Sikap dan karakter seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

4. Gemar Bertanya Tindakan yang menunjukkan rasa ingin tahu yang besar .

5. Kerjasama Karakter yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya mampu menjalin hubungan dengan orang lain dalam melaksanakan tindakan dan pekerjaan Sumber : Pusat Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional (2010)

Berikut ini merupakan instrumen pedoman observasi pembelajaran berbasis

bimbingan lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.2 yang mengutip dari

Solehuddin (2009)

Tabel 3.3

Aspek-Aspek dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Bimbingan

No. Aspek dan Karakteristik Pembelajaran

A. Arah Sasaran dan Isi Pembelajaran

1. Tujuan Pembelajaran a. Terarah ke pengembangan segenap aspek perkembangan dan

belajar anak secara optimal dan seimbang.

b.Selaras dengan taraf perkembangan dan karakteristik individual anak serta nilai-nilai dan norma-norma yang dianut.

c. Terarah baik ke pencapaian hasil belajar maupun ke pengembangan proses (sikap, keterampilan, dan motivasi) belajar yang positif.

2. Materi Kegiatan Pembelajaran a. Komprehensif dan terpadu.

(46)

67

d.Emergent dengan mengakomodasi pengalaman-pengalaman

anak secara kontekstual sehingga bermakna bagi anak. B. Perlakuan terhadap Anak

3. .

Metode Pembelajaran a. Persiapan pembelajaran dilakukan dengan memperhatikan

latar belakang dan kemajuan belajar anak.

b.Pembelajaran diimplementasikan secara terpadu melalui berbagai tema, proyek, atau aktivitas.

c. Guru dan anak sama-sama aktif dalam pembelajaran; guru aktif memfasilitasi kegiatan belajar anak dan anak aktif melakukan berbagai aktivitas belajar secara langsung baik secara fisik dan mental.

d.Menyediakan sejumlah alternatif kegiatan belajar yang dapat dipilih oleh anak.

e. Menyediakan kesempatan dan mendorong anak untuk berinteraksi baik dengan guru dan teman.

f. Menggunakan bermain sebagai sarana penting dalam pembelajaran

4. Hubungan dan Cara Interaksi Guru

dengan Anak

a. Menghargai setiap pribadi anak tanpa kecuali b. Berhubungan secara hangat dengan anak c. Bersikap terbuka terhadap anak

d. Memperlakukan anak secara wajar dan tidak berlebihan e. Memberi keleluasaan kepada anak untuk berinisiatif, terlibat

aktif, dan berkreasi dalam proses pembelajaran

f. Memberi dukungan positif terhadap upaya belajar anak.

g. Menanggapi karakter anak secara logis sesuai dengan taraf berpikir anak.

h. Memperhatikan dan menghargai pendapat dan prakarsa anak

i. Berupaya memahami cara berpikir dan sudut pandang anak.

j. Responsif terhadap pengalaman-pengalaman emosional anak.

5. Perhatian dan Perlakuan Khusus

terhadap Anak yang Memerlukan

a. Memperhatikan kekhasan pribadi dan karakter anak.

b. Berupaya memahami faktor penyebab terjadinya masalah atau prilaku anak yang tidak tepat.

c. Berupaya menyesuaikan kegiatan pembelajaran dengan anak yang cenderung belajar lebih lambat dan/atau lebih cepat.

d. Memberikan perhatian dan perlakuan tertentu (yang mendukung perkembangan dan belajar anak) terhadap anak yang memerlukan.

6. Penilaian Pembelajaran a. Dimaksudkan baik untuk mengetahui kemajuan maupun

untuk meningkatkan kualitas perkembangan dan belajar anak.

b.Bersifat menyeluruh sesuai dengan area perkembangan dan belajar anak.

(47)

e. Melibatkan anak sebagai subjek pelaku penilaian. f. Melibatkan orang tua sebagai sumber informasi dalam

penilaian. C. Pengelolaan Ruang dan

Alat-perlengkapan Belajar

7. Penyediaan dan Penggunaan Media

dan Alat-perlengkapan Pembelajaran

Menggunakan alat dan perlengkapan pembelajaran yang selaras dengan tingkat perkembangan, kapasitas belajar, dan konteks sosio-kultural anak.

Menggunakan alat dan perlengkapan pembelajaran yang bervariasi dan membeiikan peluang kepada anak untuk memilih.

Menggunakan alat dan perlengkapan pembelajaran yang menarik bagi anak.

Menggunakan alat dan perlengkapan pembelajaran yang tidak membahayakan fisik dan kesehatan.

Mengatur cara pemakaian peralatan pembelajaran dengan memperhatikan pendapat anak.

Memperkenalkan peralatan baru kepada anak.

8. Penataan dan Pengelolaan Kelas Penataan kelas memungkinkan anak untuk belajar secara

individual, berkelompok, dan klasikal.

Menyusun jadwal kegiatan harian secara logis dan seimbang berdasarkan kepentingan pembelajaran.

Meminimalkan waktu menunggu bagi anak.

Melibatkan anak dalam merumuskan tata tertib.

Menetapkan batasan-batasan karakter anak secara sederhana dan diberlakukan secara konsisten.

D. Pelibatan Orang Tua dalam Pembelajaran

9. Hubungan dan Kerjasama dengan

Orang tua

Memperlakukan orang tua sebagai mitra yang sejajar dalam mendidik anak

Memperhatikan harapan-harapan dan preferensi-preferensi orang tua tentang anaknya

Berupaya memperoleh dan menerima masukan-masukan dari orang tua tentang kemajuan perkembangan dan belajar anak. Bertukar pikiran dengan orang tua tentang cara memfasilitasi aktivitas belajar.

(48)

69

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS yang digunakan dalam penelitian ini berupa tugas yang harus dikerjakan

siswa secara berkelompok, merupakan laporan kegiatan pengamatan yang

berisi jawaban setelah melakukan pengamatan.

3. Wawancara

Dalam hal ini, wawancara dilakukan secara spontan dan apabila diperlukan.

Jadi tidak ada patokan khusus dalam melakukan wawancara.

E. Teknik Pengumpulan Data

Uraian lengkap dari teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilakukan secara langsung yakni peneliti hadir secara fisik dan

memantau Pembelajaran Berbasis Bimbingan secara langsung. Observasi

dilakukan dengan mengamati karakter guru dalam pembelajarandan penguasaan

konsep sains dan karakter anak yang ditampilkan dalam aktivitas pembelajaran

berbasis bimbingan. Cara ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang akurat,

faktual sesuai dengan konteksnya.

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara deskriptif

mengingat pendekatan penelitiannya berbentuk kualitatif. Melalui observasi dapat

diketahui; proses kegiatan pembelajaran, termasuk proses interaksi guru dengan

siswa dalam pembelajaran, sikap atau karakter belajar siswa, masalah-masalah

(49)

pembelajaran, dan karakter yang ditampilkan anak setelah adanya proses

bimbingan.

2. Wawancara

Penggunaan teknik wawancara dalam pengumpulan data dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk menggali berbagai informasi yang berkenaan dengan

pandangan, tanggapan, atau penjelasan lebih jauh dari responden tentang kegiatan

dan peristiwa tertentu yang terkait dengan objek penelitian. Wawancara dilakukan

terutama pada guru, kepala sekolah, dan dengan orang tua. Wawancara pada

umumnya dilakukan pada suasana informal dengan pertanyaan-pertanyaan

spontan saat atau segera setelah kegiatan berlangsung diajukan kepada responden

bila ditemukan peristiwa atau fenomena yang terkait dengan penelitian.

3. Format catatan lapangan

Catatan lapangan adalah Catatan informasi tentang aspek-aspek

perkembangan yang muncul pada saat pembelajaran yang terkait dengan tindakan.

Catatan lapangan ini diharapkan menjadi data yang lengkap dalam memotret

ketercapaian penguasaan konsep sains dan karakter siswa. Format catatan

lapangan yang digunakan peneliti sebagai berikut:

Tabel 3.4 Catatan Lapangan

FORMAT CATATAN LAPANGAN Siklus :

Hari / Tanggal : Sub Tema :

Waktu Aspek

perkembangan

DESKRIPSI INTERPRETASI

(50)

71

4. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan untuk menjaring informasi yang tersedia dalam

bentuk dokumen. Informasi tersebut berupa program pembelajaran (kurikulum,

silabus dan buku sumber yang digunakan), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), jadwal pembelajaran, buku daftar kelas, buku daftar nilai, hasil belajar

siswa, catatan kejadian-kejadian penting yang bersifat pedagogis (catatan

kegiatan siswa), dan catatan perkembangan anak yang berkebutuhan khusus.

F. Analisis Data

Analisis data penelitian merupakan langkah penting setelah pengumpulan

data karena kemungkinan peneliti memberikan makna terhadap data yang

dikumpulkannya. Analisis data merupakan tahap penting karena peneliti

dihadapkan pada data yang beraneka ragam.

Dalam penelitian tindakan kelas, proses analisis data dilakukan sejalan

dengan kegiatan tindakan yang dilakukan, sehingga analisis data berlangsung dari

awal sampai akhir pelaksanaan kegiatan tindakan.

Gambar

Gambar 3.1  Prosedur penelitian
TABEL 3.1 Kisi-kisi Pedoman Observasi
Tabel 3.2 Instrumen Karakter Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah
Tabel 3.4 Catatan Lapangan

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO HADIYATUL HURUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN HAPALAN MUFRADAT.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI PEMBELAJARAN GROUP DAN INDIVIDUAL PROBLEM SOLVING.. Universitas

Sehingga hipotesis pertama pada penelitian ini yang menyatakan bahwa diduga hasil belajar “Ilmu Gizi Olahraga” be rpengaruh pada pemilihan makanan atlet

The role of reading identities and reading abilities in students’ discussions about texts and comprehension strategies.. Main idea identification: instructional explanation

Dengan menggunakan bahasa pemograman Quick Basic mikrokontroller dengan mudah dikontrol sehingga dapat mengeluarkan output

pencegahannya, siswa dapat menuliskan dua dampak perubahan.. kenampakan bumi akibat erosi, abrasi, longsor, banjir, badai dan..

PENERAPAN MODEL SAVI (SOMATIC AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]