PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI TES PASCA PRAKTIKUM PADA SISTEM EKSKRESI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Ratu Dita Dwi Hedianti 0905924
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Profil Kemampuan Komunikasi Siswa
Melalui Tes Pasca Praktikum Pada
Sistem Ekskresi
Oleh
Ratu Dita Dwi Hedianti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Asaretkha Adjane 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
RATU DITA DWI HEDIANTI
PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI TES PASCA PRAKTIKUM PADA SISTEM EKSKRESI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Achmad Munandar, M.Pd NIP. 194907131976031002
Pembimbing II
Drs. Suhara
NIP. 196512271991031003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI TES PASCA PRAKTIKUM PADA SISTEM EKSKRESI
Penelitian ini merumuskan beberapa masalah mengenai kemampuan komunikasi tertulis siswa. Kemampuan komunikasi tertulis yang dimaksud adalah kemampuan membaca tabel dan grafik, membuat tabel dan grafik dan menjelaskan hasil praktikum. Kemampuan komunikasi ini diukur dengan menggunakan tes pasca praktikum, suatu tes yang didesain oleh guru / penguji untuk mengukur kemampuan siswa yang diinginkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kemampuan komunikasi tertulis siswa SMA. Penelitian ini menggunakan motede deskriptif dengan dua kelas IPA sebagai kelas sampel. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu tes uraian tertulis, angket dan wawancara, serta studi pustaka untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, keseluruhan keterampilan komunikasi tertulis siswa kelas A memperoleh nilai 53.12 % dan kelas B memperoleh nilai 48,68 %. Kedua nilai masih masuk dalam kategori kurang sekali berdasarkan tabel kategori kemampuan komunikasi yang dirumuskan Purwanto (2006). Tidak ada ada kemampuan yang termasuk dalam bagian keterampilan komunikasi siswa yang masuk dalam kategori baik. Siswa sangat kurang pengetahuan mengenai keterampilan komunikasi tertulis. Kemampuan siswa dalam membaca grafik saja masih rendah, sama halnya dengan kemampuan siswa dalam membuat grafik. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa siswa masih belum dikenalkan lebih jauh dengan keterampilan komunikasi tertulis.
ABSTRAK
Research titled "Communication Skills Profiles of students through Practical Post Test In System Excretion" formulate some issues regarding written communication skills of students. Written communication skills is the ability to read tables and graphs, creating tables and graphs and explain lab results. This communications capability measured using post-lab tests, a test that was designed by the teacher / tester to measure the ability of students to be desired. The purpose of this study to determine how the high school students' written communication skills. This study uses a descriptive mothod with data collection techniques are written description test, questionnaires and interviews, as well as literature to answer the formulation of research problems. Overall the data are obtained either directly on the ground or through the study of literature subsequently arranged systematically in accordance with the rules of skripsi writing. Based on the data obtained by the researcher, the overall written communication skills of students still in the category of less than once. There is no capability included in the section communication skills of students who fall into both categories. Students are very less knowledge about written communication skills. Students' skills in reading graphs are still low, as well as the ability of students to create a graph. Based on the results of interviews known that students still have not introduced further by written communication skills.
DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian………. 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah……….. 4
C. Pertanyaan Penelitian ……… 4
D. Batasan Masalah ……… 5
E. Tujuan Penelitian……… 5
F. Manfaat Penelitian……….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kegiatan Praktikum………... 7
B. Keterampilan Proses Sains ……… 8
C. Keterampilan Komunikasi ……….……….. 12
D. Tes Pasca Praktikum ……… 17
E. Sistem Eksresi …..……….……. 18
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian……… 24
B. Metode Penelitian ……….. 24
C. Definisi Operasional……….. 24
D. Instrumen Penelitian……….. 25
E. Proses Pengembangan Instrumen ………. 26
F. Teknik Pengumpulan Data……… 29
G. Analisis Data………. 30
H. Prosedur Penelitian ……….. ……… 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pemaparan Data ……….. 33
1. Kemampuan Membaca Tabel ………... 33
2. Kemampuan Membaca Grafik ………..………. 36
3. Kemampuan Membuat Tabel ………. 38
4. Kemampuan Membuat Grafik ………... 40
5. Kemampuan Menjelaskan Hasil Praktikum ………. 42
6. Rekapitulasi Keterampilan Komunikasi Tertulis ……….. 44
B. Pembahasan Hasil Penelitian………. 46
1. Kemampuan Membaca Tabel ………... 48
2. Kemampuan Membaca Grafik ………..………. 49
3. Kemampuan Membuat Tabel ………. 50
4. Kemampuan Membuat Grafik ………... 51
5. Kemampuan Menjelaskan Hasil Praktikum ………. 53
6. Rekapitulasi Keterampilan Komunikasi Tertulis ……….. 54
7. Pembahasan LKS ……….. 55
8. Pembahasan Angket ………. 55
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……… 60
B. Saran……….. 60
DAFTAR PUSTAKA ………. 67
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
3.1 Tabel Kriteria Acuan Validitas ……… 27
3.2 Tabel Kriteria Acuan Reliabilitas ...………. 28
3.3 Tabel Kriteria Acuan Indeks Kesukaran ………..… 28
3.4 Tabel Kategori Kemampuan Komunikasi ………….………..… 29
3.5 Tabel Kriteria Jawaban Angket ……….……….…… 29
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
2.1 Kulit Manusia ……… 21
2.2 Pengontrolan Suhu Tubuh Manusia ………. 22
2.3 Mekanisme Feedback Negatif ………..… 23
3.1 Bagan Alur Penelitian ……….. 32
4.1 Grafik Kemampuan Membaca Tabel Siswa Kelas A…………..…….… 34
4.2 Grafik Kemampuan Membaca Tabel Siswa Kelas B……… 35
4.3 Grafik Kemampuan Membaca Grafik Siswa Kelas A………..… 36
4.4 Grafik Kemampuan Membaca Grafik Siswa Kelas B………..….… 37
4.5 Grafik Kemampuan Membuat Tabel Siswa Kelas A ……… 38
4.6 Grafik Kemampuan Membuat Tabel Siswa Kelas B ………...… 39
4.7 Grafik Kemampuan Membuat Grafik Siswa Kelas A ……….… 40
4.8 Grafik Kemampuan Membuat Grafik Siswa Kelas B ………...… 41
4.9 Grafik Kemampuan Menjelaskan Siswa Kelas A ……..………..… 42
4.10 Grafik Kemampuan Menjelaskan Siswa Kelas B ……..……….… 43
4.11 Grafik Keterampilan Komunikasi Siswa Kelas A dan B ……..…….… 45
4.12 Grafik Presentase Angket Awal Siswa ………..…….… 56
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……….……… 64
Lembar Kerja Siswa ………. 70
Rumus Pengukuran ……… 74
Rekapitulasi Kemampuan Membaca Tabel Siswa Kelas A ……….. 76
Rekapitulasi Kemampuan Membaca Tabel Siswa Kelas B ……….. 78
Rekapitulasi Kemampuan Membaca Grafik Siswa Kelas A ……….. 80
Rekapitulasi Kemampuan Membaca Grafik Siswa Kelas B ……….. 82
Rekapitulasi Kemampuan Membuat Tabel Siswa Kelas A ……….. 84
Rekapitulasi Kemampuan Membuat Tabel Siswa Kelas B ……….. 86
Rekapitulasi Kemampuan Membaca Grafik Siswa Kelas A ……….. 88
Rekapitulasi Kemampuan Membaca Grafik Siswa Kelas B ……….. 90
Rekapitulasi Kemampuan Menjelaskan Hasil Praktikum Siswa Kelas A ………. 92
Rekapitulasi Kemampuan Menjelaskan Hasil Praktikum Siswa Kelas B ……….. 94
Justifikasi Instrumen ……….……….. 96
Kisi –Kisi Soal Kemampuan Komunikasi Tertulis ……….………... 97
Kisi –Kisi Angket ………..………. 98
Kisi –Kisi Angket Awal ………...………..… 99
Kisi –Kisi Wawancara ………...……….…… 100
Soal Tes Kemampuan Komunikasi ………. 101
Presentase Jawaban Angket ………. 106
Tabel Kriteria Penilaian Kemampuan Komunikasi Siswa ………. 110
Surat izin Penelitian ………... 116
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ………... 117
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Merumuskan pengalaman belajar biologi atau sains terikat erat dengan
pengembangan keterampilan proses sains. Pengalaman belajar siswa dapat
bervariasi, tapi seorang guru yang professional akan berupaya agar siswanya
belajar secara bermakna. Pembelajaran bermakna baru akan dicapai siswa
apabila siswa terlibat aktif secara intelektual, manual dan sosial. Belajar
dengan pendekatan keterampilan proses memungkinkan siswa mempelajari
konsep yang menjadi tujuan belajar sains dan sekaligus dapat
mengembangkan keterampilan – keterampilan dasar sains, sikap ilmiah dan
sikap kritis. Ketrampilan proses sains meliputi keterampilan intelektual,
keterampilan manual dan keterampilan sosial yang perlu dikembangkan
melalui pengalaman langsung. Salah satu bagian dari keterampilan proses
sains adalah keterampilan komunikasi (Rustaman, 2005).
Keterampilan komunikasi merupakan salah satu tujuan yang
diharapkan tercapai dalam sains (Woolnough dan Allsop, 1984), akan tetapi
kenyataan yang terjadi di dunia pendidikan keterampilan ini sangat tidak
diperhatikan, padahal keterampilan komunikasi sangat bermanfaat untuk
siswa dan juga untuk pengajar. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik
dapat menjadi modal untuk siswa memahami suatu konsep dalam sains.
Keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang penting
dimiliki oleh siswa karena dengan memiliki kemampuan komunikasi, siswa
dapat mengomunikasikan informasi baik secara lisan ataupun tulisan kepada
masyarakat luas. Keterampilan komunikasi menunjukkan interaksi siswa
dalam kelas baik dengan guru ataupun siswa sesamanya, karena
berkomunikasi dapat dilakukan melalui tulisan, gambar (grafik atau bagan),
melalui keterampilan berkomunikasi ini dapat dilakukan dengan menyusun
kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi siswa.
Siswa dapat diminta untuk membaca data dalam tabel dan mengemukakannya
kembali atau siswa dapat ditugaskan untuk menyajikan data hasil pengamatan
ke dalam bentuk tabel atau grafik. Hal ini dapat dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran yang pelaksanaannya menggunakan metode praktikum dalam
(Rustaman, 2005).
Hasil penelitan Roth dalam Rustaman dan Wulan (2007) membuktikan
bahwa kegiatan praktikum dapat membantu siswa untuk meningkatkan
pemahaman suatu konsep. Permasalahan – permasalah yang dialami siswa
ketika mempelajari sains dapat dipecahkan dengan cara melakukan kegiatan
laboratorium. Melalui eksperimen yang dilakukan dalam laboratorium, siswa
dapat mencari jawabannya dan memecahkan permasalahan sains tersebut.
Kebutuhan antara teori dan praktik sebagai penunjang satu sama lain
mengisyaratkan bahwa akan lebih baik jika teori dan praktek dilaksanakan
dalam pengajaran. Kegiatan praktikum dapat digunakan untuk verifikasi suatu
teori, menemukan suatu teori atau mematahkan teori. Hal ini menunjukkan
bahwa teori dan praktikum saling berhubungan satu sama lain (Woolnough
and Allsop, 1984).
Mata pelajaran biologi merupakan mata pelajaran yang memiliki
banyak materi yang disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan dalam
pelaksanaannya diperlukan kegiatan praktikum sebagai penunjang agar siswa
dapat memahami suatu konsep yang sulit dipahami jika tidak dilakukan
praktikum dalam pembelajarannya. seperti yang diungkapkan oleh Lazarowit
dan Penzo (1992) dalam Rustaman dan Wulan (2007), terdapat beberapa
konsep – konsep dalam biologi yang akan sulit dipahami oleh siswa apabila
konsep tersebut disampaikan terus – menerus secara verbal tanpa disertai
Salah satu materi dalam mata pelajaran biologi yang sering dilakukan
kegiatan praktikum dalam kegiatan pembelajarannya adalah tentang ekskresi.
Saat ini jenis praktikum yang berhubungan dengan materi ekskresi masih
jarang. Hal ini terlihat dengan minimnya desain kerja laboratorium yang
tersebar dan digunakan dalam dunia pendidikan. Desain kerja laboratorium
yang sering digunakan terkait dengan materi ekskresi ialah uji glukosa dalam
urin dan kadar zat lain dalam urin misalnya albumin. Selain uji urin jarang
sekali praktikum terkait materi ekskresi ini dilakukan. Berdasarkan hal
tersebut akan dicobakan suatu bentuk praktikum baru yang berhubungan
dengan ekskresi yaitu praktikum mengenai berkeringat.
Praktikum mengenai berkeringat ini belum pernah dilakukan
sebelumnya di sekolah. Oleh karena itu akan dicobakan di dalam pengajaran
ekskresi, kemudian hasil praktikum yang diperoleh akan dinilai tentang
kemampuan komunikasi siswa melalui hasil praktikum. Praktikum ini
diharapkan dapat menambah keragaman praktikum dalam biologi dan
memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami konsep berkeringat.
Kegiatan praktikum yang dilakukan dalam pembelajaran dapat
mengembangkan banyak keterampilan, baik keterampilan fisik maupun
keterampilan sosial. Keterampilan fisik yang dapat dikembangkan diantaranya
keterampilan mengukur, menimbang, dan menggunakan alat. Kegiatan
praktikum banyak dilakukan dalam kelompok. Hal ini dapat meningkatkan
keterampilan sosial siswa yaitu untuk kerja sama, saling menghormati, dan
berinteraksi dengan teman (Rustaman dan Wulan, 2007).
Pelaksanaan kegiatan praktikum dapat menjadi sarana bagi siswa
untuk berlatih menerapkan keterampilan proses sains. Keterampilan proses
sains yang dapat dikembangkan dalam kegiatan praktikum diantaranya
keterampilan observasi, klasifikasi, intepretasi, komunikasi, merencanakan
dan melakukan penyelidikan, mengajukan hipotesis, dan mengajukan
proses intelektual yang sangat penting dalam mempelajari biologi (Rustaman
dan Wulan, 2007).
Kegiatan praktikum yang dilakukan oleh siswa dapat diukur dengan
melakukan tes pasca praktikum. Umumnya tes ini jarang dilakukan, karena
biasanya setelah praktikum siswa hanya diminta untuk mengisi desain kerja
laboratorium saja. Tes pasca praktikum dapat membantu pengajar untuk
mengetahui sampai dimana pemahaman siswa mengenai suatu konsep, juga
dapat mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menguasai komponen
keterampilan ilmiah khususnya keterampilan komunikasi.
Mengingat kurang diperhatikannya keterampilan komunikasi siswa
yang merupakan bagian dari keterampilan proses siswa sains siswa dan
berdasarkan paparan dan informasi mengenai bermanfaatnya suatu
pelaksanaan praktikum membuat penulis tertarik untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam berkomunikasi melalui tes pasca praktikum.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan paparan mengenai manfaat kegiatan praktikum sebagai
penunjang bagi siswa untuk memahami suatu konsep yang sulit, kurang
diperhatikannya kemampuan komunikasi siswa yang sebenarnya masih
merupakan salah satu aspek yang diharapkan tercapai dalam pembelajaran
sains, dan kegunaan tes pasca praktikum untuk mengukur aspek – aspek yang
ingin diketahui setelah praktikum dilaksanakan, maka rumusan masalah yang
dapat disusun adalah :
Bagaimanakah profil kemampuan komunikasi siswa melalui tes pasca
praktikum pada materi sistem ekskresi?
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana kemampuan siswa dalam berkomunikasi setelah kegiatan
praktikum?
2. Bagaimana kemampuan siswa dalam mencatat data berdasarkan hasil
kegiatan praktikum?
3. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam membuat grafik berdasarkan data
hasil kegiatan praktikum?
4. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menjelaskan hasil kegiatan
praktikum?
D. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang telah dipaparkan dalam rumusan masalah
tidak terlalu meluas, dan agar terdapat kejelasan ruang lingkup penelitan,
maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi sebagai berikut :
1. Kemampuan komunikasi yang diukur adalah kemampuan komunikasi
tertulis yaitu mencatat data dalam tabel dan mentransformasi data dalam
tabel menjadi grafik, membaca grafik dan membaca tabel serta
menjelaskan hasil kegiatan praktikum.
2. Tes pasca praktikum yang digunakan merupakan tes yang dibuat oleh
peneliti untuk menjaring kemampuan komunikasi tertulis, yang diberikan
kepada siswa setelah praktikum dilaksanakan.
3. Praktikum yang dilaksanakan adalah praktikum pada sistem ekskresi yang
berbentuk praktikum pemodelan berkeringat.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bermula dari rasa ingin tahu peneliti mengenai
keterampilan komunikasi tertulis yang dirasa belum mendapat cukup
perhatian oleh pendidik di sekolah, padahal keterampilan komunikasi tertulis
dikemudian hari untuk siswa itu sendiri. Berdasarkan paparan sebelumnya,
maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis keterampilan komunikasi tertulis siswa.
2. Tujuan Khusus
Untuk menganalisis kemampuan siswa dalam membaca tabel dan grafik,
membuat tabel dan grafik serta kemampuan menjelaskan hasil praktikum
secara tertulis.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya :
1. mengetahui bagaimana kemampuan komunikasi tertulis siswa yang diukur
dengan melakukan tes pasca praktikum pada materi sistem ekskresi.
2. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal atau data
rujukan apabila dikemudian hari ada peneliti lain yang hendak melakukan
penelitian yang sejenis.
3. Penelitian ini bisa dijadikan sebagai sumber informasi akan pentingnya
keterampilan komunikasi tertulis sebagai salah satu keterampilan
penunjang keberhasilan siswa dikemudian hari.
4. Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan sumber referensi bagi tenaga
pendidik untuk mendapatkan gambaran mengenai keterampilan
komunikasi tertulis siswa dan manfaat keterampilan komunikasi tersebut,
sehingga timbul kesadaran tenaga pendidik untuk juga memperhatikan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan komunikasi tertulis
siswa dalam sistem ekskresi dilakukan pada :
Lokasi Penelitian : SMAN A Kota Bandung
Populasi Penelitian : Siswa Kelas XI IPA SMAN A Kota Bandung
Sampel Penelitian : Dua kelas dari seluruh kelas XI IPA di SMAN A
Bandung
B. Metode
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif. Tidak terdapat
kelas perlakuan dan kelas kontrol. Semua kelas yang menjadi sampel
penelitian diberi perlakuan yang sama, baik dalam kegiatan pembelajaran
ataupun tes yang diberikan setelah kegitan pembelajaran selesai.
C. Definisi Operasional
1. Profil kemampuan komunikasi siswa yaitu gambaran skor kemampuan
siswa dalam melakukan komunikasi secara tulisan melalui praktikum
yang dijaring dengan tes pasca praktikum yang direkonstruksi oleh guru.
2. Kemampuan komunikasi siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan
komunikasi secara tulisan yang meliputi kemampuan siswa dalam
membuat tabel, membaca tabel, membuat grafik dan membaca grafik serta
menjelaskan hasil penelitian atau praktikum.
3. Tes pasca praktikum adalah sebuah tes yang direkonstruksi oleh guru /
peneliti dan diujikan kepada siswa setelah siswa melaksanakan suatu
yang dimiliki siswa setelah selesai praktikum (sesuai kebutuhan guru
/peneliti).
D. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Desain Kerja Laboratorium Mengenai Sistem Ekskresi
Desain kerja laboratorium yang akan digunakan oleh siswa dalam
kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh data empiris merupakan
desain kerja laboratorium yang disediakan oleh peneliti. Desain kerja
laboratorium yang diberikan kepada siswa merupakan desain kegiatan
laboratorium baru mengenai analogi berkeringat. Desain kegiatan
laboratorium siswa merupakan instrumen tambahan sebagai penunjang
dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar selama penelitian
berlangsung.
2. Tes Pasca Praktikum
Tes pasca praktikum merupakan tes yang dilakukan secara tertulis
setelah kegiatan praktikum dilaksanakan. Tes pasca praktikum ini berisi
tes kemampuan berkomunikasi yang digunakan untuk mengukur
keterampilan berkomunikasi siswa pada materi sistem ekskresi. Tes pasca
praktikum merupakan tes yang berisi soal uraian yang berjumlah 15 soal.
2 soal merupakan soal membuat grafik, 3 soal merupakan soal membaca
grafik. Kemudian 2 soal selanjutnya adalah soal membuat tabel, dan 4 soal
lainnya adalah soal untuk membaca tabel. Kemudian 4 soal terakhir adalah
soal menjelaskan hasil praktikum atau penelitian.
Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu
dilakukan judgement oleh beberapa dosen ahli di Jurusan Pendidikan
perhitungan Anates Uraian ver.4.0.5 yang dikembangkan oleh Wibisono
dan Karno To (2004) pada soal.
3. Angket
Angket merupakan instrumen tambahan yang digunakan sebagai
pendukung data utama yang diambil melalui tes. Angket merupakan
instrumen non – tes yang digunakan sebagai data penunjang untuk
mengetahui tanggapan siswa tentang pelaksanaan tes pasca praktikum dan
kemampuan berkomunikasi siswa serta proses pembelajaran biologi yang
terjadi.
Seperti halnya instrumen tes, pada instrumen non - tes ini juga
dilakukan judgement oleh dosen ahli Jurusan Pendidikan Biologi agar
diperoleh masukan, setelah masukan diperoleh angket direvisi dan
digunakan dalam penelitian.
4. Wawancara
Data pendukung yang digunakan selain angket adalah wawancara.
Wawancara dilakukan kepada siswa untuk menggali informasi yang lebih
mendalam mengenai jawaban siswa pada angket.
E. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh data mengenai
profil kemampuan komunikasi siswa di uji coba dahulu kepada kelas non
sampel untuk mengetahui kelayakan dari instrumen tersebut. Soal yang
diujicobakan sebanyak 15 butir soal dan nantinya akan dilakukan analisis
butir soal untuk megetahui reliabilitas soal sehingga dapat diketahui soal
Dilakukan judgement oleh dosen ahli dari Jurusan Pendidikan Biologi
pada tes yang telah disusun oleh peneliti. Dilakukan analisis validitas,
reliabilitas, dan tingkat kesukaran dari instrumen yang akan diberikan kepada
siswa (sampel) dengan menggunakan Software Anates Uraian (Wibisono dan
To, 2004) sebagai sarana untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan
komunikasi siswa. Data pendukung berupa angket dan hasil wawancara pun
dianalisis.
Apabila software anates uraian tidak digunakan, maka dapat dilakukan
penghitungan manual untuk menghitung nilai validitas, reliabilitas, dan
tingkat kesukaran dengan rumus yang sudah ditetapkan.
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas instrumen dapat dihitung secara manual sesuai dengan rumus
dalam buku karangan Arikunto (2009). Nilai yang dihasilkan dari
penghitungan manual dapat dikategorisasi dengan mengacu pada tabel
kriteria acuan validitas di bawah ini.
Tabel 3.1. Tabel kriteria Acuan Validitas
Rentang Keterangan
nomor mungkin memiliki nilai yang berbeda – beda. Untuk keperluan
mencari reliabilitas keseluruhan juga perlu untuk dilakukan. Rumus
penghitungan reliabilitas instrumen secara manual terdapat dalam
lampiran. Nilai yang dihasilkan dari penghitungan dapat dikategorisasi
dengan menggunakan tabel kriteria acuan reliabilitas.
Tabel 3.2. Tabel Kriteria Acuan Reliabilitas
Rentang Keterangan
Tingkat kesukaran dapat dihitung secara manual dengan rumus yang
tertera dalam lampiran. Tabel di bawah ini dapat digunakan untuk
melakukan kategorisasi tingkat kesukaran.
Tabel 3.3. Tabel Indeks Kesukaran
Rentang Keterangan
0,0 – 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,0 Rendah
( Purwanto, 2006)
4. Menghitung Presentase Kemampuan Komunikasi Siswa Secara Tertulis
Nilai kemampuan komunikasi siswa secara tertulis dapat diketahui dengan
Kategori penguasaan kemampuan komunikasi tertulis menurut Purwanto
(2006) adalah :
Tabel 3.4. Tabel Kategori Kemampuan Komunikasi
Presentase Kategori
5. Penghitungan Presentase Jawaban Angket
Penghitungan presentase jawaban angket menggunakan rumus
penghitungan presentase yang terdapat dalam lampiran. Kategorisasi
presentase jawaban angket dapat mengacu pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.5. Tabel Kriteria Presentase Jawaban Angket
Presentase Kategori
Data diperoleh dari kelas sampel yang telah ditentukan secara purposive. Data
1. Tahap persiapan
Peneliti menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk pengumpulan data
seperti desain kerja laboratorium dan tes pasca praktikum yang akan
digunakan sebagai instrumen untuk pengumpulan data.
2. Tahap pelaksanaan
Peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar mengenai sistem
ekskresi dengan menggunakan metode praktikum. Siswa diminta mengisi
tes setelah kegiatan praktikum selesai dilaksanakan.
G. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini secara garis besar
terdiri dari beberapa langkah yaitu :
1. Mengecek kelengkapan nama dan identitas pengisi, mengecek
kelengkapan data dan macam isian data pada masing-masing kelas.
2. Melakukan penskoran terhadap tes pasca praktikum yang telah
dikerjakan siswa sesuai dengan bobot nilainya.
3. Melakukan analisis kemampuan komunikasi siswa dengan menghitung
nilai presentase dari skor yang didapat siswa. Skor pada soal tes
disesuaikan dengan bobot soal. Pemberian skor dilakukan dengan
membandingkan jawaban soal siswa dengan kunci jawaban yang
sudah ditentukan. Setelah pemberian skor nilai presentase dihitung
dengan rumus yang tertera dalam lampiran.
4. Menetukan presentase rata – rata dari kemampuan berkomunikasi
dalam membaca tabel, membuat tabel, membaca grafik dan membuat
grafik dengan rumus yang tertera dalam lampiran.
5. Mengelompokkan data kemampuan komunikasi setiap sub indikator
berdasarkan ketentuan yang disusun oleh Purwanto (2006) dengan
6. Dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan sehingga dapat ditentukan bagaimana kemampuan
komunikasi siswa yang dijaring dengan tes pasca praktikum.
H. Prosedur Penelitian
1. Populasi yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA pada SMAN A Kota
Bandung
2. Penentuan Sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive
sampling untuk mendapatkan sampel berupa dua kelas dari tujuh kelas.
Kelas yang memiliki ketercapaian nilai di atas KKM pada materi
sebelumnya, dijadikan kelas sampel dalam penelitian ini.
3. Penelitian diawali dengan penyebaran angket awal untuk mengetahui
bagaimana perhatian pendidik terhadap keterampilan komunikasi tertulis
siswa.
4. Kemudian dilaksanakan penentuan sampel yang dilakukan dengan melihat
ketercapaian KKM setiap kelas pada materi – materi sebelumnya.
5. Penelitian dilanjutkan dengan dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan metode praktikum mengenai berkeringat pada
materi sistem ekskresi.
6. Kemudian guru/ peneliti memberikan tes pasca praktikum pada siswa
setelah siswa selesai melaksanakan praktikum. Soal pada tes pasca
praktikum sebelumnya telah dicobakan pada kelas non-sampel.
7. Guru / peneliti memberikan lembar angket pada siswa.
8. Guru / peneliti melakukan wawancara pada siswa untuk memperoleh
informasi pendukung.
9. Guru/peneliti mengevaluasi hasil tes pasca praktikum siswa.
10.Guru/peneliti melakukan analisis data hasil tes pasca praktikum yang
I. Alur Penelitian
Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian
Merumuskan Masalah
Merumuskan angket awal
penelitian
Mengolah angket awal penelitian
Menentukan sampel penelitian Merumuskan RPP, LKS, angket dan soal
tes kemampuan komunikasi
Melaksanakan uji coba LKS, soal tes pada
kelas non sampel
Mengolah data uji coba
Pengambilan data
Soal tes kemampuan komunikasi Angket dan wawancara
Analisis data
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Keterampilan komunikasi tertulis siswa yang diteliti meliputi
kemampuan membaca tabel dan grafik, membuat tabel dan grafik serta
menjelaskan hasil percobaan. Berdasarkan data penelitian, keterampilan
komunikasi siswa setelah kegiatan praktikum yang merupakan akumulasi dari
presentase masing – masing sub kemampuan masih dalam kriteria rendah.
Kemampuan siswa dalam mencatat data atau membuat tabel masuk dalam
kriteria cukup untuk kelas A dan masuk dalam kategori kurang untuk kelas B.
rata – rata keseluruhan kemampuan mencatat data siswa kelas A dan B masuk
dalam kategori cukup. Kemampuan siswa dalam membuat grafik Berdasarkan
data hasil kegiatan praktikum, baik kelas A dan B memperoleh nilai
presentase yang kecil dan masuk dalam kriteria rendah. Kemampuan siswa
dalam menjelaskan hasil praktikum, baik kelas A dan B memperoleh nilai
presentase yang kecil dan masuk dalam kategori rendah.
B. Saran
Penelitian mengenai keterampilan komunikasi siswa mengemukakan
bahwa tingkat kemampuan komunikasi tertulis siswa masih masuk dalam
taraf rendah. Sebaiknya tenaga pendidik lebih memperhatikan kemampuan
komunikasi tertulis siswa, karena keterampilan ini dapat menjadi penunjang
siswa dalam melanjutkan studinya. Selain itu, variasi dalam kegiatan
pembelajaran sangatlah berpengaruh dalam penangkapan materi bagi siswa.
Ada baiknya sering dilaksanakan kegiatan laboratorium dan tes pasca
praktikum untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa pada aspek –
Penelitian ini tidak menghubungkan antara kemampuan komunikasi
dengan tingkat kognitif siswa. Ada baiknya jika di masa yang akan datang
jika ada peneliti yang ingin meneliti mengenai kemampuan komunikasi,
hubungan atau keterkaitan antara keterampilan komunikasi dan kognitif siswa
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1987). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta : Bumi Aksara.
Baer, P., Meyer, K., Grenier, M. (2009). Making Data Meaningful. Geneva : United Nation
Briggs, L and Gagne, R. (1978). Principle Of Instructional Design. Florida : Florida State University.
Bungin, B. (2009). Sosiologi Komumunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup
Campbel, N.A, Mitchell,L.G, Reece,J.B. (2004). Biologi edisi kelima. Jakarta : Erlangga.
Harder, N. (2009). Nerve, Hormone and Homeostasis. [Online]. Tersedia : http://www.tokresource.org/tok_classes/biobiobio/biomenu/nerves_hormones _homeostasis/index.htm [23 Juli 2013]
Jones, M and Jones,G. (2010). IGCSE Biology Coursebook Second Edition. New York : Cambrige University Press.
Kurnadi, K.A. (2011). Dasar – Dasar Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia.
Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
May, E. (2012). “ School Of Biological Science : Intermediate Skill Manual.”
Journal of Biological Science. 1(1), 1-8.
Purwanto, N. (2006). Prinsip –Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Rosdakarya
Rustaman, A., Wulan, A.R. (2007). Kegiatan Laboratorium dalam Pembelajaran Biologi. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sartika, L. (2006). Profil Kemampuan Komunikasi dan Interpretasi Siswa Berdasarkan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia. Skripsi Jurusan Biologi : Tidak diterbitkan.
Stufflebeam, D., Madaus, G.F., Kellaghan, T. (2000). Evaluation Models ; View Points On Educational And Human Service Evaluation. Massachusetts : Kluwer Academic Publisher.
Sumarno. (2009). Sistem Ekskresi Pada Manusia. [Online]. Tersedia :
http://smpn9depok.wordpress.com/2009/10/17/sistem-ekskresi-sistem-pengeluaran/ [23 Juli 2013]
Warastri, N.A.E. (2007). Profil Kemampuan Komunikasi Siswa Berdasarkan Gender Pada Konsep Ekosistem. Skripsi Jurusan Biologi : Tidak diterbitkan.
Wardani, D. (2005). Profil Kemampuan Komunikasi Siswa Berdasarkan Gender Pada Konsep Ekosistem. Skripsi Jurusan Biologi : Tidak diterbitkan.