• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI TES PASCA PRAKTIKUM PADA SISTEM EKSKRESI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI TES PASCA PRAKTIKUM PADA SISTEM EKSKRESI."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI TES PASCA PRAKTIKUM PADA SISTEM EKSKRESI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

Ratu Dita Dwi Hedianti 0905924

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Profil Kemampuan Komunikasi Siswa

Melalui Tes Pasca Praktikum Pada

Sistem Ekskresi

Oleh

Ratu Dita Dwi Hedianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Asaretkha Adjane 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

RATU DITA DWI HEDIANTI

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI TES PASCA PRAKTIKUM PADA SISTEM EKSKRESI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING :

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Achmad Munandar, M.Pd NIP. 194907131976031002

Pembimbing II

Drs. Suhara

NIP. 196512271991031003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

(4)

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA MELALUI TES PASCA PRAKTIKUM PADA SISTEM EKSKRESI

Penelitian ini merumuskan beberapa masalah mengenai kemampuan komunikasi tertulis siswa. Kemampuan komunikasi tertulis yang dimaksud adalah kemampuan membaca tabel dan grafik, membuat tabel dan grafik dan menjelaskan hasil praktikum. Kemampuan komunikasi ini diukur dengan menggunakan tes pasca praktikum, suatu tes yang didesain oleh guru / penguji untuk mengukur kemampuan siswa yang diinginkan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kemampuan komunikasi tertulis siswa SMA. Penelitian ini menggunakan motede deskriptif dengan dua kelas IPA sebagai kelas sampel. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu tes uraian tertulis, angket dan wawancara, serta studi pustaka untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, keseluruhan keterampilan komunikasi tertulis siswa kelas A memperoleh nilai 53.12 % dan kelas B memperoleh nilai 48,68 %. Kedua nilai masih masuk dalam kategori kurang sekali berdasarkan tabel kategori kemampuan komunikasi yang dirumuskan Purwanto (2006). Tidak ada ada kemampuan yang termasuk dalam bagian keterampilan komunikasi siswa yang masuk dalam kategori baik. Siswa sangat kurang pengetahuan mengenai keterampilan komunikasi tertulis. Kemampuan siswa dalam membaca grafik saja masih rendah, sama halnya dengan kemampuan siswa dalam membuat grafik. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa siswa masih belum dikenalkan lebih jauh dengan keterampilan komunikasi tertulis.

(5)

ABSTRAK

Research titled "Communication Skills Profiles of students through Practical Post Test In System Excretion" formulate some issues regarding written communication skills of students. Written communication skills is the ability to read tables and graphs, creating tables and graphs and explain lab results. This communications capability measured using post-lab tests, a test that was designed by the teacher / tester to measure the ability of students to be desired. The purpose of this study to determine how the high school students' written communication skills. This study uses a descriptive mothod with data collection techniques are written description test, questionnaires and interviews, as well as literature to answer the formulation of research problems. Overall the data are obtained either directly on the ground or through the study of literature subsequently arranged systematically in accordance with the rules of skripsi writing. Based on the data obtained by the researcher, the overall written communication skills of students still in the category of less than once. There is no capability included in the section communication skills of students who fall into both categories. Students are very less knowledge about written communication skills. Students' skills in reading graphs are still low, as well as the ability of students to create a graph. Based on the results of interviews known that students still have not introduced further by written communication skills.

(6)

DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian………. 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah……….. 4

C. Pertanyaan Penelitian ……… 4

D. Batasan Masalah ……… 5

E. Tujuan Penelitian……… 5

F. Manfaat Penelitian……….. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kegiatan Praktikum………... 7

B. Keterampilan Proses Sains ……… 8

C. Keterampilan Komunikasi ……….……….. 12

D. Tes Pasca Praktikum ……… 17

E. Sistem Eksresi …..……….……. 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian……… 24

B. Metode Penelitian ……….. 24

C. Definisi Operasional……….. 24

D. Instrumen Penelitian……….. 25

E. Proses Pengembangan Instrumen ………. 26

F. Teknik Pengumpulan Data……… 29

G. Analisis Data………. 30

H. Prosedur Penelitian ……….. ……… 31

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pemaparan Data ……….. 33

1. Kemampuan Membaca Tabel ………... 33

2. Kemampuan Membaca Grafik ………..………. 36

3. Kemampuan Membuat Tabel ………. 38

4. Kemampuan Membuat Grafik ………... 40

5. Kemampuan Menjelaskan Hasil Praktikum ………. 42

6. Rekapitulasi Keterampilan Komunikasi Tertulis ……….. 44

B. Pembahasan Hasil Penelitian………. 46

1. Kemampuan Membaca Tabel ………... 48

2. Kemampuan Membaca Grafik ………..………. 49

3. Kemampuan Membuat Tabel ………. 50

4. Kemampuan Membuat Grafik ………... 51

5. Kemampuan Menjelaskan Hasil Praktikum ………. 53

6. Rekapitulasi Keterampilan Komunikasi Tertulis ……….. 54

7. Pembahasan LKS ……….. 55

8. Pembahasan Angket ………. 55

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan……… 60

B. Saran……….. 60

DAFTAR PUSTAKA ………. 67

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

3.1 Tabel Kriteria Acuan Validitas ……… 27

3.2 Tabel Kriteria Acuan Reliabilitas ...………. 28

3.3 Tabel Kriteria Acuan Indeks Kesukaran ………..… 28

3.4 Tabel Kategori Kemampuan Komunikasi ………….………..… 29

3.5 Tabel Kriteria Jawaban Angket ……….……….…… 29

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar

2.1 Kulit Manusia ……… 21

2.2 Pengontrolan Suhu Tubuh Manusia ………. 22

2.3 Mekanisme Feedback Negatif ………..… 23

3.1 Bagan Alur Penelitian ……….. 32

4.1 Grafik Kemampuan Membaca Tabel Siswa Kelas A…………..…….… 34

4.2 Grafik Kemampuan Membaca Tabel Siswa Kelas B……… 35

4.3 Grafik Kemampuan Membaca Grafik Siswa Kelas A………..… 36

4.4 Grafik Kemampuan Membaca Grafik Siswa Kelas B………..….… 37

4.5 Grafik Kemampuan Membuat Tabel Siswa Kelas A ……… 38

4.6 Grafik Kemampuan Membuat Tabel Siswa Kelas B ………...… 39

4.7 Grafik Kemampuan Membuat Grafik Siswa Kelas A ……….… 40

4.8 Grafik Kemampuan Membuat Grafik Siswa Kelas B ………...… 41

4.9 Grafik Kemampuan Menjelaskan Siswa Kelas A ……..………..… 42

4.10 Grafik Kemampuan Menjelaskan Siswa Kelas B ……..……….… 43

4.11 Grafik Keterampilan Komunikasi Siswa Kelas A dan B ……..…….… 45

4.12 Grafik Presentase Angket Awal Siswa ………..…….… 56

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……….……… 64

Lembar Kerja Siswa ………. 70

Rumus Pengukuran ……… 74

Rekapitulasi Kemampuan Membaca Tabel Siswa Kelas A ……….. 76

Rekapitulasi Kemampuan Membaca Tabel Siswa Kelas B ……….. 78

Rekapitulasi Kemampuan Membaca Grafik Siswa Kelas A ……….. 80

Rekapitulasi Kemampuan Membaca Grafik Siswa Kelas B ……….. 82

Rekapitulasi Kemampuan Membuat Tabel Siswa Kelas A ……….. 84

Rekapitulasi Kemampuan Membuat Tabel Siswa Kelas B ……….. 86

Rekapitulasi Kemampuan Membaca Grafik Siswa Kelas A ……….. 88

Rekapitulasi Kemampuan Membaca Grafik Siswa Kelas B ……….. 90

Rekapitulasi Kemampuan Menjelaskan Hasil Praktikum Siswa Kelas A ………. 92

Rekapitulasi Kemampuan Menjelaskan Hasil Praktikum Siswa Kelas B ……….. 94

Justifikasi Instrumen ……….……….. 96

Kisi –Kisi Soal Kemampuan Komunikasi Tertulis ……….………... 97

Kisi –Kisi Angket ………..………. 98

Kisi –Kisi Angket Awal ………...………..… 99

Kisi –Kisi Wawancara ………...……….…… 100

Soal Tes Kemampuan Komunikasi ………. 101

Presentase Jawaban Angket ………. 106

Tabel Kriteria Penilaian Kemampuan Komunikasi Siswa ………. 110

Surat izin Penelitian ………... 116

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ………... 117

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Merumuskan pengalaman belajar biologi atau sains terikat erat dengan

pengembangan keterampilan proses sains. Pengalaman belajar siswa dapat

bervariasi, tapi seorang guru yang professional akan berupaya agar siswanya

belajar secara bermakna. Pembelajaran bermakna baru akan dicapai siswa

apabila siswa terlibat aktif secara intelektual, manual dan sosial. Belajar

dengan pendekatan keterampilan proses memungkinkan siswa mempelajari

konsep yang menjadi tujuan belajar sains dan sekaligus dapat

mengembangkan keterampilan – keterampilan dasar sains, sikap ilmiah dan

sikap kritis. Ketrampilan proses sains meliputi keterampilan intelektual,

keterampilan manual dan keterampilan sosial yang perlu dikembangkan

melalui pengalaman langsung. Salah satu bagian dari keterampilan proses

sains adalah keterampilan komunikasi (Rustaman, 2005).

Keterampilan komunikasi merupakan salah satu tujuan yang

diharapkan tercapai dalam sains (Woolnough dan Allsop, 1984), akan tetapi

kenyataan yang terjadi di dunia pendidikan keterampilan ini sangat tidak

diperhatikan, padahal keterampilan komunikasi sangat bermanfaat untuk

siswa dan juga untuk pengajar. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik

dapat menjadi modal untuk siswa memahami suatu konsep dalam sains.

Keterampilan komunikasi merupakan keterampilan yang penting

dimiliki oleh siswa karena dengan memiliki kemampuan komunikasi, siswa

dapat mengomunikasikan informasi baik secara lisan ataupun tulisan kepada

masyarakat luas. Keterampilan komunikasi menunjukkan interaksi siswa

dalam kelas baik dengan guru ataupun siswa sesamanya, karena

berkomunikasi dapat dilakukan melalui tulisan, gambar (grafik atau bagan),

(12)

melalui keterampilan berkomunikasi ini dapat dilakukan dengan menyusun

kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi siswa.

Siswa dapat diminta untuk membaca data dalam tabel dan mengemukakannya

kembali atau siswa dapat ditugaskan untuk menyajikan data hasil pengamatan

ke dalam bentuk tabel atau grafik. Hal ini dapat dilaksanakan dalam kegiatan

pembelajaran yang pelaksanaannya menggunakan metode praktikum dalam

(Rustaman, 2005).

Hasil penelitan Roth dalam Rustaman dan Wulan (2007) membuktikan

bahwa kegiatan praktikum dapat membantu siswa untuk meningkatkan

pemahaman suatu konsep. Permasalahan – permasalah yang dialami siswa

ketika mempelajari sains dapat dipecahkan dengan cara melakukan kegiatan

laboratorium. Melalui eksperimen yang dilakukan dalam laboratorium, siswa

dapat mencari jawabannya dan memecahkan permasalahan sains tersebut.

Kebutuhan antara teori dan praktik sebagai penunjang satu sama lain

mengisyaratkan bahwa akan lebih baik jika teori dan praktek dilaksanakan

dalam pengajaran. Kegiatan praktikum dapat digunakan untuk verifikasi suatu

teori, menemukan suatu teori atau mematahkan teori. Hal ini menunjukkan

bahwa teori dan praktikum saling berhubungan satu sama lain (Woolnough

and Allsop, 1984).

Mata pelajaran biologi merupakan mata pelajaran yang memiliki

banyak materi yang disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan dalam

pelaksanaannya diperlukan kegiatan praktikum sebagai penunjang agar siswa

dapat memahami suatu konsep yang sulit dipahami jika tidak dilakukan

praktikum dalam pembelajarannya. seperti yang diungkapkan oleh Lazarowit

dan Penzo (1992) dalam Rustaman dan Wulan (2007), terdapat beberapa

konsep – konsep dalam biologi yang akan sulit dipahami oleh siswa apabila

konsep tersebut disampaikan terus – menerus secara verbal tanpa disertai

(13)

Salah satu materi dalam mata pelajaran biologi yang sering dilakukan

kegiatan praktikum dalam kegiatan pembelajarannya adalah tentang ekskresi.

Saat ini jenis praktikum yang berhubungan dengan materi ekskresi masih

jarang. Hal ini terlihat dengan minimnya desain kerja laboratorium yang

tersebar dan digunakan dalam dunia pendidikan. Desain kerja laboratorium

yang sering digunakan terkait dengan materi ekskresi ialah uji glukosa dalam

urin dan kadar zat lain dalam urin misalnya albumin. Selain uji urin jarang

sekali praktikum terkait materi ekskresi ini dilakukan. Berdasarkan hal

tersebut akan dicobakan suatu bentuk praktikum baru yang berhubungan

dengan ekskresi yaitu praktikum mengenai berkeringat.

Praktikum mengenai berkeringat ini belum pernah dilakukan

sebelumnya di sekolah. Oleh karena itu akan dicobakan di dalam pengajaran

ekskresi, kemudian hasil praktikum yang diperoleh akan dinilai tentang

kemampuan komunikasi siswa melalui hasil praktikum. Praktikum ini

diharapkan dapat menambah keragaman praktikum dalam biologi dan

memberikan kemudahan kepada siswa untuk memahami konsep berkeringat.

Kegiatan praktikum yang dilakukan dalam pembelajaran dapat

mengembangkan banyak keterampilan, baik keterampilan fisik maupun

keterampilan sosial. Keterampilan fisik yang dapat dikembangkan diantaranya

keterampilan mengukur, menimbang, dan menggunakan alat. Kegiatan

praktikum banyak dilakukan dalam kelompok. Hal ini dapat meningkatkan

keterampilan sosial siswa yaitu untuk kerja sama, saling menghormati, dan

berinteraksi dengan teman (Rustaman dan Wulan, 2007).

Pelaksanaan kegiatan praktikum dapat menjadi sarana bagi siswa

untuk berlatih menerapkan keterampilan proses sains. Keterampilan proses

sains yang dapat dikembangkan dalam kegiatan praktikum diantaranya

keterampilan observasi, klasifikasi, intepretasi, komunikasi, merencanakan

dan melakukan penyelidikan, mengajukan hipotesis, dan mengajukan

(14)

proses intelektual yang sangat penting dalam mempelajari biologi (Rustaman

dan Wulan, 2007).

Kegiatan praktikum yang dilakukan oleh siswa dapat diukur dengan

melakukan tes pasca praktikum. Umumnya tes ini jarang dilakukan, karena

biasanya setelah praktikum siswa hanya diminta untuk mengisi desain kerja

laboratorium saja. Tes pasca praktikum dapat membantu pengajar untuk

mengetahui sampai dimana pemahaman siswa mengenai suatu konsep, juga

dapat mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menguasai komponen

keterampilan ilmiah khususnya keterampilan komunikasi.

Mengingat kurang diperhatikannya keterampilan komunikasi siswa

yang merupakan bagian dari keterampilan proses siswa sains siswa dan

berdasarkan paparan dan informasi mengenai bermanfaatnya suatu

pelaksanaan praktikum membuat penulis tertarik untuk mengetahui

kemampuan siswa dalam berkomunikasi melalui tes pasca praktikum.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan paparan mengenai manfaat kegiatan praktikum sebagai

penunjang bagi siswa untuk memahami suatu konsep yang sulit, kurang

diperhatikannya kemampuan komunikasi siswa yang sebenarnya masih

merupakan salah satu aspek yang diharapkan tercapai dalam pembelajaran

sains, dan kegunaan tes pasca praktikum untuk mengukur aspek – aspek yang

ingin diketahui setelah praktikum dilaksanakan, maka rumusan masalah yang

dapat disusun adalah :

Bagaimanakah profil kemampuan komunikasi siswa melalui tes pasca

praktikum pada materi sistem ekskresi?

C. Pertanyaan Penelitian

(15)

1. Bagaimana kemampuan siswa dalam berkomunikasi setelah kegiatan

praktikum?

2. Bagaimana kemampuan siswa dalam mencatat data berdasarkan hasil

kegiatan praktikum?

3. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam membuat grafik berdasarkan data

hasil kegiatan praktikum?

4. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menjelaskan hasil kegiatan

praktikum?

D. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang telah dipaparkan dalam rumusan masalah

tidak terlalu meluas, dan agar terdapat kejelasan ruang lingkup penelitan,

maka ruang lingkup penelitian ini dibatasi sebagai berikut :

1. Kemampuan komunikasi yang diukur adalah kemampuan komunikasi

tertulis yaitu mencatat data dalam tabel dan mentransformasi data dalam

tabel menjadi grafik, membaca grafik dan membaca tabel serta

menjelaskan hasil kegiatan praktikum.

2. Tes pasca praktikum yang digunakan merupakan tes yang dibuat oleh

peneliti untuk menjaring kemampuan komunikasi tertulis, yang diberikan

kepada siswa setelah praktikum dilaksanakan.

3. Praktikum yang dilaksanakan adalah praktikum pada sistem ekskresi yang

berbentuk praktikum pemodelan berkeringat.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bermula dari rasa ingin tahu peneliti mengenai

keterampilan komunikasi tertulis yang dirasa belum mendapat cukup

perhatian oleh pendidik di sekolah, padahal keterampilan komunikasi tertulis

(16)

dikemudian hari untuk siswa itu sendiri. Berdasarkan paparan sebelumnya,

maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis keterampilan komunikasi tertulis siswa.

2. Tujuan Khusus

Untuk menganalisis kemampuan siswa dalam membaca tabel dan grafik,

membuat tabel dan grafik serta kemampuan menjelaskan hasil praktikum

secara tertulis.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini diantaranya :

1. mengetahui bagaimana kemampuan komunikasi tertulis siswa yang diukur

dengan melakukan tes pasca praktikum pada materi sistem ekskresi.

2. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal atau data

rujukan apabila dikemudian hari ada peneliti lain yang hendak melakukan

penelitian yang sejenis.

3. Penelitian ini bisa dijadikan sebagai sumber informasi akan pentingnya

keterampilan komunikasi tertulis sebagai salah satu keterampilan

penunjang keberhasilan siswa dikemudian hari.

4. Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan sumber referensi bagi tenaga

pendidik untuk mendapatkan gambaran mengenai keterampilan

komunikasi tertulis siswa dan manfaat keterampilan komunikasi tersebut,

sehingga timbul kesadaran tenaga pendidik untuk juga memperhatikan

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi

Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan komunikasi tertulis

siswa dalam sistem ekskresi dilakukan pada :

Lokasi Penelitian : SMAN A Kota Bandung

Populasi Penelitian : Siswa Kelas XI IPA SMAN A Kota Bandung

Sampel Penelitian : Dua kelas dari seluruh kelas XI IPA di SMAN A

Bandung

B. Metode

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif. Tidak terdapat

kelas perlakuan dan kelas kontrol. Semua kelas yang menjadi sampel

penelitian diberi perlakuan yang sama, baik dalam kegiatan pembelajaran

ataupun tes yang diberikan setelah kegitan pembelajaran selesai.

C. Definisi Operasional

1. Profil kemampuan komunikasi siswa yaitu gambaran skor kemampuan

siswa dalam melakukan komunikasi secara tulisan melalui praktikum

yang dijaring dengan tes pasca praktikum yang direkonstruksi oleh guru.

2. Kemampuan komunikasi siswa dalam penelitian ini adalah kemampuan

komunikasi secara tulisan yang meliputi kemampuan siswa dalam

membuat tabel, membaca tabel, membuat grafik dan membaca grafik serta

menjelaskan hasil penelitian atau praktikum.

3. Tes pasca praktikum adalah sebuah tes yang direkonstruksi oleh guru /

peneliti dan diujikan kepada siswa setelah siswa melaksanakan suatu

(18)

yang dimiliki siswa setelah selesai praktikum (sesuai kebutuhan guru

/peneliti).

D. Instrumen penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Desain Kerja Laboratorium Mengenai Sistem Ekskresi

Desain kerja laboratorium yang akan digunakan oleh siswa dalam

kegiatan belajar mengajar untuk memperoleh data empiris merupakan

desain kerja laboratorium yang disediakan oleh peneliti. Desain kerja

laboratorium yang diberikan kepada siswa merupakan desain kegiatan

laboratorium baru mengenai analogi berkeringat. Desain kegiatan

laboratorium siswa merupakan instrumen tambahan sebagai penunjang

dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar selama penelitian

berlangsung.

2. Tes Pasca Praktikum

Tes pasca praktikum merupakan tes yang dilakukan secara tertulis

setelah kegiatan praktikum dilaksanakan. Tes pasca praktikum ini berisi

tes kemampuan berkomunikasi yang digunakan untuk mengukur

keterampilan berkomunikasi siswa pada materi sistem ekskresi. Tes pasca

praktikum merupakan tes yang berisi soal uraian yang berjumlah 15 soal.

2 soal merupakan soal membuat grafik, 3 soal merupakan soal membaca

grafik. Kemudian 2 soal selanjutnya adalah soal membuat tabel, dan 4 soal

lainnya adalah soal untuk membaca tabel. Kemudian 4 soal terakhir adalah

soal menjelaskan hasil praktikum atau penelitian.

Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian, terlebih dahulu

dilakukan judgement oleh beberapa dosen ahli di Jurusan Pendidikan

(19)

perhitungan Anates Uraian ver.4.0.5 yang dikembangkan oleh Wibisono

dan Karno To (2004) pada soal.

3. Angket

Angket merupakan instrumen tambahan yang digunakan sebagai

pendukung data utama yang diambil melalui tes. Angket merupakan

instrumen non – tes yang digunakan sebagai data penunjang untuk

mengetahui tanggapan siswa tentang pelaksanaan tes pasca praktikum dan

kemampuan berkomunikasi siswa serta proses pembelajaran biologi yang

terjadi.

Seperti halnya instrumen tes, pada instrumen non - tes ini juga

dilakukan judgement oleh dosen ahli Jurusan Pendidikan Biologi agar

diperoleh masukan, setelah masukan diperoleh angket direvisi dan

digunakan dalam penelitian.

4. Wawancara

Data pendukung yang digunakan selain angket adalah wawancara.

Wawancara dilakukan kepada siswa untuk menggali informasi yang lebih

mendalam mengenai jawaban siswa pada angket.

E. Proses Pengembangan Instrumen

Instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh data mengenai

profil kemampuan komunikasi siswa di uji coba dahulu kepada kelas non

sampel untuk mengetahui kelayakan dari instrumen tersebut. Soal yang

diujicobakan sebanyak 15 butir soal dan nantinya akan dilakukan analisis

butir soal untuk megetahui reliabilitas soal sehingga dapat diketahui soal

(20)

Dilakukan judgement oleh dosen ahli dari Jurusan Pendidikan Biologi

pada tes yang telah disusun oleh peneliti. Dilakukan analisis validitas,

reliabilitas, dan tingkat kesukaran dari instrumen yang akan diberikan kepada

siswa (sampel) dengan menggunakan Software Anates Uraian (Wibisono dan

To, 2004) sebagai sarana untuk mengumpulkan data mengenai kemampuan

komunikasi siswa. Data pendukung berupa angket dan hasil wawancara pun

dianalisis.

Apabila software anates uraian tidak digunakan, maka dapat dilakukan

penghitungan manual untuk menghitung nilai validitas, reliabilitas, dan

tingkat kesukaran dengan rumus yang sudah ditetapkan.

1. Uji Validitas Instrumen

Validitas instrumen dapat dihitung secara manual sesuai dengan rumus

dalam buku karangan Arikunto (2009). Nilai yang dihasilkan dari

penghitungan manual dapat dikategorisasi dengan mengacu pada tabel

kriteria acuan validitas di bawah ini.

Tabel 3.1. Tabel kriteria Acuan Validitas

Rentang Keterangan

(21)

nomor mungkin memiliki nilai yang berbeda – beda. Untuk keperluan

mencari reliabilitas keseluruhan juga perlu untuk dilakukan. Rumus

penghitungan reliabilitas instrumen secara manual terdapat dalam

lampiran. Nilai yang dihasilkan dari penghitungan dapat dikategorisasi

dengan menggunakan tabel kriteria acuan reliabilitas.

Tabel 3.2. Tabel Kriteria Acuan Reliabilitas

Rentang Keterangan

Tingkat kesukaran dapat dihitung secara manual dengan rumus yang

tertera dalam lampiran. Tabel di bawah ini dapat digunakan untuk

melakukan kategorisasi tingkat kesukaran.

Tabel 3.3. Tabel Indeks Kesukaran

Rentang Keterangan

0,0 – 0,30 Sukar

0,30 – 0,70 Sedang

0,70 – 1,0 Rendah

( Purwanto, 2006)

4. Menghitung Presentase Kemampuan Komunikasi Siswa Secara Tertulis

Nilai kemampuan komunikasi siswa secara tertulis dapat diketahui dengan

(22)

Kategori penguasaan kemampuan komunikasi tertulis menurut Purwanto

(2006) adalah :

Tabel 3.4. Tabel Kategori Kemampuan Komunikasi

Presentase Kategori

5. Penghitungan Presentase Jawaban Angket

Penghitungan presentase jawaban angket menggunakan rumus

penghitungan presentase yang terdapat dalam lampiran. Kategorisasi

presentase jawaban angket dapat mengacu pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.5. Tabel Kriteria Presentase Jawaban Angket

Presentase Kategori

Data diperoleh dari kelas sampel yang telah ditentukan secara purposive. Data

(23)

1. Tahap persiapan

Peneliti menyiapkan semua hal yang diperlukan untuk pengumpulan data

seperti desain kerja laboratorium dan tes pasca praktikum yang akan

digunakan sebagai instrumen untuk pengumpulan data.

2. Tahap pelaksanaan

Peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar mengenai sistem

ekskresi dengan menggunakan metode praktikum. Siswa diminta mengisi

tes setelah kegiatan praktikum selesai dilaksanakan.

G. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini secara garis besar

terdiri dari beberapa langkah yaitu :

1. Mengecek kelengkapan nama dan identitas pengisi, mengecek

kelengkapan data dan macam isian data pada masing-masing kelas.

2. Melakukan penskoran terhadap tes pasca praktikum yang telah

dikerjakan siswa sesuai dengan bobot nilainya.

3. Melakukan analisis kemampuan komunikasi siswa dengan menghitung

nilai presentase dari skor yang didapat siswa. Skor pada soal tes

disesuaikan dengan bobot soal. Pemberian skor dilakukan dengan

membandingkan jawaban soal siswa dengan kunci jawaban yang

sudah ditentukan. Setelah pemberian skor nilai presentase dihitung

dengan rumus yang tertera dalam lampiran.

4. Menetukan presentase rata – rata dari kemampuan berkomunikasi

dalam membaca tabel, membuat tabel, membaca grafik dan membuat

grafik dengan rumus yang tertera dalam lampiran.

5. Mengelompokkan data kemampuan komunikasi setiap sub indikator

berdasarkan ketentuan yang disusun oleh Purwanto (2006) dengan

(24)

6. Dilakukan penarikan kesimpulan berdasarkan analisis data yang telah

dilakukan sehingga dapat ditentukan bagaimana kemampuan

komunikasi siswa yang dijaring dengan tes pasca praktikum.

H. Prosedur Penelitian

1. Populasi yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA pada SMAN A Kota

Bandung

2. Penentuan Sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive

sampling untuk mendapatkan sampel berupa dua kelas dari tujuh kelas.

Kelas yang memiliki ketercapaian nilai di atas KKM pada materi

sebelumnya, dijadikan kelas sampel dalam penelitian ini.

3. Penelitian diawali dengan penyebaran angket awal untuk mengetahui

bagaimana perhatian pendidik terhadap keterampilan komunikasi tertulis

siswa.

4. Kemudian dilaksanakan penentuan sampel yang dilakukan dengan melihat

ketercapaian KKM setiap kelas pada materi – materi sebelumnya.

5. Penelitian dilanjutkan dengan dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar

dengan menggunakan metode praktikum mengenai berkeringat pada

materi sistem ekskresi.

6. Kemudian guru/ peneliti memberikan tes pasca praktikum pada siswa

setelah siswa selesai melaksanakan praktikum. Soal pada tes pasca

praktikum sebelumnya telah dicobakan pada kelas non-sampel.

7. Guru / peneliti memberikan lembar angket pada siswa.

8. Guru / peneliti melakukan wawancara pada siswa untuk memperoleh

informasi pendukung.

9. Guru/peneliti mengevaluasi hasil tes pasca praktikum siswa.

10.Guru/peneliti melakukan analisis data hasil tes pasca praktikum yang

(25)

I. Alur Penelitian

Gambar 3.1. Bagan Alur Penelitian

Merumuskan Masalah

Merumuskan angket awal

penelitian

Mengolah angket awal penelitian

Menentukan sampel penelitian Merumuskan RPP, LKS, angket dan soal

tes kemampuan komunikasi

Melaksanakan uji coba LKS, soal tes pada

kelas non sampel

Mengolah data uji coba

Pengambilan data

Soal tes kemampuan komunikasi Angket dan wawancara

Analisis data

(26)
(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Keterampilan komunikasi tertulis siswa yang diteliti meliputi

kemampuan membaca tabel dan grafik, membuat tabel dan grafik serta

menjelaskan hasil percobaan. Berdasarkan data penelitian, keterampilan

komunikasi siswa setelah kegiatan praktikum yang merupakan akumulasi dari

presentase masing – masing sub kemampuan masih dalam kriteria rendah.

Kemampuan siswa dalam mencatat data atau membuat tabel masuk dalam

kriteria cukup untuk kelas A dan masuk dalam kategori kurang untuk kelas B.

rata – rata keseluruhan kemampuan mencatat data siswa kelas A dan B masuk

dalam kategori cukup. Kemampuan siswa dalam membuat grafik Berdasarkan

data hasil kegiatan praktikum, baik kelas A dan B memperoleh nilai

presentase yang kecil dan masuk dalam kriteria rendah. Kemampuan siswa

dalam menjelaskan hasil praktikum, baik kelas A dan B memperoleh nilai

presentase yang kecil dan masuk dalam kategori rendah.

B. Saran

Penelitian mengenai keterampilan komunikasi siswa mengemukakan

bahwa tingkat kemampuan komunikasi tertulis siswa masih masuk dalam

taraf rendah. Sebaiknya tenaga pendidik lebih memperhatikan kemampuan

komunikasi tertulis siswa, karena keterampilan ini dapat menjadi penunjang

siswa dalam melanjutkan studinya. Selain itu, variasi dalam kegiatan

pembelajaran sangatlah berpengaruh dalam penangkapan materi bagi siswa.

Ada baiknya sering dilaksanakan kegiatan laboratorium dan tes pasca

praktikum untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa pada aspek –

(28)

Penelitian ini tidak menghubungkan antara kemampuan komunikasi

dengan tingkat kognitif siswa. Ada baiknya jika di masa yang akan datang

jika ada peneliti yang ingin meneliti mengenai kemampuan komunikasi,

hubungan atau keterkaitan antara keterampilan komunikasi dan kognitif siswa

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1987). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta : Bumi Aksara.

Baer, P., Meyer, K., Grenier, M. (2009). Making Data Meaningful. Geneva : United Nation

Briggs, L and Gagne, R. (1978). Principle Of Instructional Design. Florida : Florida State University.

Bungin, B. (2009). Sosiologi Komumunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup

Campbel, N.A, Mitchell,L.G, Reece,J.B. (2004). Biologi edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

Harder, N. (2009). Nerve, Hormone and Homeostasis. [Online]. Tersedia : http://www.tokresource.org/tok_classes/biobiobio/biomenu/nerves_hormones _homeostasis/index.htm [23 Juli 2013]

Jones, M and Jones,G. (2010). IGCSE Biology Coursebook Second Edition. New York : Cambrige University Press.

Kurnadi, K.A. (2011). Dasar – Dasar Anatomi Dan Fisiologi Tubuh Manusia.

Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

May, E. (2012). “ School Of Biological Science : Intermediate Skill Manual.”

Journal of Biological Science. 1(1), 1-8.

Purwanto, N. (2006). Prinsip –Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Rosdakarya

Rustaman, A., Wulan, A.R. (2007). Kegiatan Laboratorium dalam Pembelajaran Biologi. Jakarta : Universitas Terbuka.

(30)

Sartika, L. (2006). Profil Kemampuan Komunikasi dan Interpretasi Siswa Berdasarkan Gender Pada Konsep Sistem Reproduksi Manusia. Skripsi Jurusan Biologi : Tidak diterbitkan.

Stufflebeam, D., Madaus, G.F., Kellaghan, T. (2000). Evaluation Models ; View Points On Educational And Human Service Evaluation. Massachusetts : Kluwer Academic Publisher.

Sumarno. (2009). Sistem Ekskresi Pada Manusia. [Online]. Tersedia :

http://smpn9depok.wordpress.com/2009/10/17/sistem-ekskresi-sistem-pengeluaran/ [23 Juli 2013]

Warastri, N.A.E. (2007). Profil Kemampuan Komunikasi Siswa Berdasarkan Gender Pada Konsep Ekosistem. Skripsi Jurusan Biologi : Tidak diterbitkan.

Wardani, D. (2005). Profil Kemampuan Komunikasi Siswa Berdasarkan Gender Pada Konsep Ekosistem. Skripsi Jurusan Biologi : Tidak diterbitkan.

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel Kriteria Penilaian Kemampuan Komunikasi Siswa ……………………….  110
tabel menjadi grafik, membaca grafik dan membaca tabel serta
+7

Referensi

Dokumen terkait

5. Untuk mengerjakan error recognition, menurut saya lebih mudah daripada mengerjakan structure and written expression karena mencari-cari mana yang salah lebih mudah dari

dapat diaplikasikan menjadi circuit board untuk desain batik dengan

By utilizing application latency/error metrics, tracing and appropri‐ ate telemetry on utilization, saturation and specific error states you should have the information you need

mengindikasikan adanya keberhasilan yang positif. Bila dibandingkan dengan produksi tahun 2012 sebesar 40.886 ton mengalami peningkatan sebesar 34,39 %. Belum tercapainya target

 Berbagai sumber informasi kesehatan di tingkat kabupaten diantaranya Puskesmas, RS, Yankes.. swasta dalam bentuk Laporan mingguan, bulanan, tahunan perlu dikelola

Memimpin dan mengoordinasikan kegiatan Bagian Tata Usaha serta menyusunperencanaan dan mengelola keuangan, kepegawaian, persuratan, kearsipan, barang

Setiap jenis pelayanan harus dijelaskan oleh petugas kepada pasien sesuai dengan masalah kesehatannya.. Pelayanan puskesmas tidak hanya terbatas pada tindakan

UNSUR SÉMIOTIKA D INA TRAD ISI NGIKIS DI DESA KARANGKAMULYAN KABUPATÉN CIAMIS PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA ARTIKEL BUD AYA D I SMA KELAS XII.. Universitas Pendidikan Indonesia