187
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI
MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI SISTEM
PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL
Vika Oktoviani
1), Rosilah
2), Tri Nopriana
3)Universitas Swadaya Gunung Jati, Jl. Pemuda No.32 Cirebon 45132 vikaokt19@gmail.com1)
ilarosila70@gmail.com2) trinopriana@unswagati.ac.id3)
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP. Penelitian
ini berupa soal uraian yang berjumlah 4 soal dan tiap soal mewakili
masing – masing indikator kemampuan komunikasi matematis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kemampuan komunikasi matematis pada indikator menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari, siswa tidak dapat menterjemahkan soal dengan baik (2) Kemampuan komunikasi matematis pada indikator menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar, siswa mampu memberikan penjelasan matematika secara lengkap dan perhitungannya benar dengan menggunakan metode grafik, meskipun ada kekurangan dari segi bahasa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis berdasarkan gender, dimana kemampuan komunikasi matematis siswa perempuan lebih baik dibandingkan dengan siswa laki-laki dan secara keseluruhan kemampuan komunikasi matematis siswa dikategorikan cukup.Kata Kunci : Kemampuan Komunikasi Matematis, Siswa SMP, SPLDV.
Abstract. This study aims to describe mathematical communication skills. This
research is a qualitative descriptive study. The subjects in this study were junior high school students. This research is in the form of a description question which consists of 4 questions and each question represents each indicator of mathematical communication skills. The results showed that (1) Mathematical communication skills in the indicators explained and made questions about mathematics that had been studied, students could not translate the questions properly (2) Mathematical communication skills on indicators explained ideas, situations, and mathematical relations in writing with real objects, images, graphics, and algebra, students are able to provide a complete mathematical explanation and the calculation is correct using the graph method, although there are deficiencies in terms of language. Based on the results of research conducted
188 there are differences in mathematical communication skills based on gender, where female students 'mathematical communication skills are better than male students and overall students' mathematical communication skills are categorized sufficient.
Keywords : Mathematical Communication Skills, junior high school, SPLDV.
Pendahuluan
Matematika merupakan pelajaran pokok yang harus diajarkan dalam pendidikan formal tingkat dasar sampai menengah karena dianggap pelajaran yang essensial. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh (NCTM, 2000: 60) bahwa komunikasi adalah suatu bagian essensial dari matematika dan pendidikan matematika. Tanpa komunikasi yang baik, maka perkembangan matematika akan terhambat. Satu di antara tujuan diberikannya matematika yaitu agar siswa dapat mengkomunikasikan gagasan matematika dengan simbol, grafik, tabel, dan diagram atau hal lain untuk memperjelas masalah. (NCTM, 2000; Tandiling, 2011; Sokoine, 2015) menyatakan bahwa kemampuan komunikasi sangat dibutuhkan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan akademik serta untuk menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki siswa sangat penting sehingga dapat digunakan untuk meyakinkan orang lain. Dengan mengkomunikasikan ide – ide matematisnya kepada orang lain, seorang siswa bisa meningkatkan pemahaman matematisnya. Seperti yang telah dikemukakan oleh (Huggins, 1999) bahwa untuk meningkatkan pemahaman konseptual matematis, siswa bisa melakukannya dengan mengemukakan ide-ide matematisnya kepada orang lain. Ada 2 alasan penting yang menjadikan komunikasi perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran matematika yaitu (1) mathematics as language; matematika tidak hanya sekedar alat bantu berpikir (a tool to aid thinking), alat untuk menemukan pola, atau menyelesaikan masalah namun matematika juga “an invaluable tool for communicating a variety of ideas clearly, precisely, and succintly,” dan (2) mathematics learning as social activity; sebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika, seperti komunikasi antar siswa dan komunikasi antara guru dan siswa.
Salah satu materi di SMP adalah Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV). Materi ini merupakan salah satu materi matematika yang menyajikan masalah sesuai situasi yang ada (contextual problem), yaitu permasalahan sederhana yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. (Desmita, 2009) menyatakan bahwa melalui soal cerita yang mengangkat permasalahan sehari-hari, siswa dituntut untuk mengomunikasikan bahasa sehari-hari kedalam bahasa matematika dan menafsirkan hasil perhitungan yang dilakukan sesuai permasalahan yang diberi untuk memperoleh suatu pemecahan. Berdasarkan hasil observasi peneliti dan wawancara dengan guru pengampu matematika, diketahui bahwa secara umum kemampuan
189 komunikasi matematis siswa masih rendah. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis ditunjukkan dalam penelitian Rohaeti (dalam Fachrurazi 2011) yang menyatakan bahwa rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa berada dalam kualifikasi kurang. Demikian juga Purniati (dalam Fachrurazi 2011) menyatakan bahwa respons siswa terhadap soal-soal komunikasi matematis umumnya kurang, tidak menafsirkan solusi masalah matematika yang ia peroleh kembali ke dalam masalah kontekstual.
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).
Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP.
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kemampuan komunikasi matematis secara tertulis siswa dengan sumber data utama yaitu data hasil pekerjaan siswa dalam memecahkan masalah matematika Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).
Dalam penelitian ini siswa diberikan soal tes kemampuan komunikasi matematis berupa soal uraian. Soal terdiri dari 4 soal sistem persamaan linear dua variabel dan tiap soal mewakili masing – masing indikator kemampuan komunikasi matematis. Data hasil tes di analisis secara kualitatif dan diklasifikasikan untuk selanjutnya di analisis per indikator. Adapun klasifikasinya sebagai berikut:
Tabel 1. Klasifikasi Kemampuan Komunikasi Matematis
Persentase (%) Klasifikasi 81-100 Sangat Baik 61-80 Baik 41-60 Cukup 21-40 Kurang 0-20 Sangat Kurang
190
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel diperoleh :
Tabel 1. Deskripsi Kemampuan Komunikasi Matematis
Jumlah Siswa Nilai Min Nilai Max Rata-Rata
Keseluruhan 37,5 81,25 59,375
Laki-laki 37,5 62,5 50
Perempuan 75 81,25 78,125
Dari tabel 1 terdapat perbedaan antara nilai yang diperoleh siswa laki–laki
dengan siswa perempuan. Ini menunjukkan bahwa kemampuan
komunikasi matematis siswa perempuan lebih baik dibandingkan dengan siswa laki-laki. Hal tersebut bisa dilihat dari hasil pekerjaan siswa, dimana hasil yang diperoleh siswa menujukkan bahwa subjek dengan gender perempuan mampu mengekspresikan ide-ide mereka untuk menjawab pertanyaan mengenai matematika secara tertulis maupun secara lisan sehingga siswa perempuan dalam pemecahan masalahmatematika lebih akurat dibandingkan dengan siswa laki – laki. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Elliott et al dalam Sari (2015) yang mengatakan bahwa siswa
perempuan lebih akurat dan mendetail sedangkan siswa laki-laki lebih kritis dalam berbagai penafsiran. Penelitian tersebut sejalan dengan pendapat Kartono (2006) yang menyatakan bahwa laki-laki kurang akurat dan mendetail dalam memperhatikan sesuatu serta siswa laki-laki cenderung lebih kritis sehingga bisa membedakan mana bagian yang penting dan mana bagian yang tidak penting. Jadi, dari hasil penelitian kemampuan komunikasi matematis tersebut siswa perempuan lebih baik dari pada siswa laki – laki. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa pada setiap indikator adalah sebagai berikut :191
Keterangan :
Indikator 1 : Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.
Indikator 2 : Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar.
Indikator 3 : Menyatakan peristiwa sehari – hari dalam bahasa atau simbol matematika. Indikator 4 : Memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri.
Berdasarkan hasil tes kemampuan komunikasi matematis menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan pada keseluruhan indikator meskipun pada indikator (2) dan (3) sudah baik. Pada penelitian ini siswa kurang mampu pada indikator (1) yaitu menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari. Selanjutnya hasil tes kemampuan komunikasi matematis dianalisis berdasarkan masing – masing indikator.
1. Indikator 1 (Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika
yang telah dipelajari)
Siswa diharapkan dapat membuat pertanyaan tentang matematika yang
telah dipelajari. Siswa dikatakan dapat membuat pertanyaan tentang
matematika jika dapat membuat pertanyaan sesuai dengan apa yang
ditanyakan dan kemudian diselesaikan dengan menggunakan
penyelesaian SPLDV.
Gambar 2. Soal pada indikator menjelaskan dan membuat pertanyaan
tentang matematika yang telah dipelajari.
Pada soal ini, siswa diminta untuk membuat pertanyaan yang sesuai
dengan petunjuk gambar tersebut. Kemudian selesaikan persamaan yang
diperoleh dari pertanyaan tersebut dengan menggunakan salah satu
metode SPLDV diantaranya metode eliminasi, metode substitusi, metode
gabungan (Eliminasi atau Substitusi), dan metode grafik.
192
Gambar 3. Jawaban siswa pada indikator menjelaskan dan membuat
pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari.
Analisis hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa pada materi
SPLDV berdasarkan indikator menjelaskan dan membuat pertanyaan
tentang matematika yang telah dipelajari siswa tidak dapat
menterjemahkan soal sehingga siswa tidak mengerti apa yang dimaksud
pada soal dan siswa tidak mampu membuat pertanyaan sehingga tidak
dapat menyelesaikan soal yang diberikan dengan baik.
2. Indikator 2 (Menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar)
Siswa diharapkan dapat memberikan penjelasan dari suatu permasalahan
matematika dengan langkah-langkah matematika sehingga memperoleh
suatu solusi atau jawaban dari permasalahan tersebut secara matematika.
Siswa dikatakan dapat memberikan penjelasannya jika siswa memahami
apa yang diketahui, ditanyakan dan proses penyelesaiannya
menggunakan konsep, ide-ide atau simbol dengan penulisan secara
matematika.
Gambar 4. Soal pada indikator menjelaskan ide, situasi, dan relasi
matematika secara tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik,
dan aljabar.
Pada soal ini, siswa diminta untuk menentukan himpunan penyelesaian
sistem persamaan dua variabel dengan menggunakan metode grafik.
193
Gambar 5. Jawaban siswa pada indikator menjelaskan ide, situasi, dan
relasi matematika secara tulisan dengan benda nyata, gambar, grafik,
dan aljabar.
Berdasarkan jawaban tersebut siswa mampu memberikan penjelasan
matematika secara lengkap dan perhitungannya benar dengan
menggunakan metode grafik, meskipun ada kekurangan dari segi bahasa.
Tetapi keseluruhan siswa dapat menjawab pertanyaan pada indikator
menjelaskan ide, situasi, dan relasi matematika secara tulisan dengan
benda nyata, gambar, grafik, dan aljabar dengan benar.
3. Indikator 3 (Menyatakan peristiwa sehari – hari dalam bahasa atau simbol
matematika)
Siswa diharapkan dapat menyatakan suatu permasalahan kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan matematika ke dalam bentuk bahasa
atau kalimat matematika. Siswa dapat dikatakan dapat menyatakan suatu
permasalahan jika siswa dapat memahami apa saja yang diketahui,
ditanyakan
dan
bisa
menjelaskan
langkah-langkah
proses
penyelesaiannya menggunakan bahasa atau simbol matematika.
Gambar 6. Soal pada indikator menyatakan peristiwa sehari – hari
dalam bahasa atau simbol matematika
194
Pada soal ini, siswa diminta untuk menentukan harga satu buah pensil
dan satu buah buku dalam masalah kehidupan sehari – hari dengan
menggunakan metode gabungan (Eliminasi dan Substitusi).
Gambar 7. Jawaban siswa pada indikator menyatakan peristiwa sehari –
hari dalam bahasa atau simbol matematika
Berdasarkan jawaban tersebut siswa dapat membentuk model matematika, kemudian melakukan perhitungan, namun ada sedikit kesalahan. Dilihat pada gambar diatas, sebagian siswa kebanyakan tidak menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan. Jadi mengakibatkan kekeliruan saat mengerjakannya namun perhitungannya benar.
4. Indikator 4 (Memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri)
Pada tahap ini, siswa diminta dapat memberikan jawaban yang tepat dan
penjelasan yang jelas dari suatu permasalahan.
Gambar 8. Soal pada indikator memberikan jawaban dengan
menggunakan bahasa sendiri
195
Pada soal ini, siswa diminta untuk dapat membedakan mana yang
termasuk persamaan linear dua variabel dan bukan persamaan linear dua
variabel, serta berikan alasan dengan pendapat masing – masing siswa
yang sesuai dengan pernyataan tersebut.
Gambar 9. Jawaban siswa pada indikator memberikan jawaban dengan
menggunakan bahasa sendiri
Berdasarkan jawaban diatas, kebanyakan siswa kurang mampu
menjawab dengan menggunakan bahasa sendiri dan tidak dapat
mengelompokkan mana yang termasuk persamaan linear dua variabel
dan bukan persamaan linear dua variabel. Hal ini sejalan dengan
penelitian Ismarwan, Bambang, Hamdani bahwa kemampuan
komunikasi matematis siswa pada aspek kemampuan mengilustrasikan
ide matematika dalam bentuk kata-kata dan model matematika tergolong
kurang baik. Dikarenakan ada beberapa siswa yang tidak paham dengan
soal yang diberikan, selain itu juga siswa mengaku bahwa materi ini telah
terlupakan oleh mereka. Sehingga saat siswa mengerjakan soal-soal yang
diberikan, siswa tidak dapat menjawabnya.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis berdasarkan
gender, dimana siswa perempuan lebih memiliki kemampuan komunikasi
matematis yang baik dibandingkan dengan kemampuan komunikasi
matematis siswa laki – laki. Tingkat keseluruhan kemampuan komunikasi
matematis siswa berada pada kategori cukup. Namun, pada indikator
menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah
dipelajari termasuk kategori kurang dan merupakan indikator yang
memperoleh rata – rata paling rendah dari indikator lainnya.
196
Saran
Salah satu tujuan pembelajaran matematika agar dapat meningkatkan
keberhasilan siswa dalam belajar matematika adalah penguasaan komunikasi
matematis. Disini guru harus berperan lebih meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa agar hasil belajar yang diperoleh siswa pun ikut
meningkat. Pemahaman materi matematika siswa secara baik dan benar
tentunya akan sangat menunjang kemampuan komunikasi matematis siswa
dalam pemecahan masalah pada siswa.
Daftar Pustaka
Achir, Y. S., Usodo, Budi., Setiawan, Rubono. (2017). Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Dalam Pemecahan Masalah Matematika Pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
Ekasari, F.D. Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa ditinjau dari
Gender Kelas VII SMP Negeri 2 Kembang Tahun Ajaran 2016/2017.
Hodiyanto. (2007). Kemampuan Komunikasi Matematis dalam Pembelajaran
Matematika. AdMathEdu Vol.7 No.1
Ismarwan., Bambang., Hamdani. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dalam Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di Kelas VIII SMP.