• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KETUA PRODI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KETUA PRODI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Nurul Hakimah, 2013

Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Ketua Prodi SMK Negeri Se-Kota Bandung PENGARUH KOMPENSASI

TERHADAP KINERJA KETUA PRODI

SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

Nurul Hakimah

0804366

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGARUH KOMPENSASI

TERHADAP KINERJA KETUA PRODI

SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Oleh

Nurul Hakimah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nurul Hakimah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Nurul Hakimah, 2013

Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Ketua Prodi SMK Negeri Se-Kota Bandung LEMBAR PENGESAHAN

NURUL HAKIMAH NIM 0804366

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KETUA PRODI

SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Prof. H. Udin S. Sa’ud, M. Ed., Ph. D. NIP. 19530612 198103 1 003

Pembimbing II

Dr. Taufani C. Kurniatun, M.Si NIP. 19681107 199904 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “ Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Ketua Prodi SMK Negeri Se-Kota Bandung.” Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masalah kurang optimalnya kinerja ketua prodi dalam menjalankan tugasnya disebabkan karena dirasakan kurang terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pribadinya. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1)Bagaimana gambaran mengenai proses pemberian kompensasi di SMK Negeri Se-Kota Bandung? 2) Bagaimana gambaran Kinerja Ketua Prodi di SMK Negeri Se-Kota Bandung? 3)Seberapa besar Pengaruh kompensasi terhadap Kinerja Ketua Prodi di SMK Negeri Se-Kota Bandung?.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik komunikasi tidak langsung dengan menggunakan angket sebagai instrumen pengumpulan data berskala 5. Populasi dalam penelitian ini adalah ketua prodi yang berjumlah 70 orang yang tersebar di 15 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri se-Kota Bandung. Jumlah responden yang menjadi sampelnya adalah 70 orang ketua prodi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode statistik, yaitu: (i) Uji Kecendrungan dengan WMS (Weighted Mean Score) (ii), Mengubah skor mentah menjadi skor baku (iii), Uji normalitas distribusi data (iv) Analisis Koefesien Korelasi (v) Signifikasi Korelasi (vi) Analisis Koefesien Determinasi.

Berdasarkan hasil perhitungan Weighted Mean Score (WMS), diperoleh kecenderungan umum rata-rata variabel X (Kompensasi) sebesar 2,34 dengan kriteria cukup. Sedangkan kecenderungan umum rata-rata untuk variabel Y (Kinerja Ketua prodi) sebesar 2,23 dengan kriteria cukup.

Hasil uji normalitas distribusi data menunjukan bawa Variabel X (kompensi) berdistribusi normal. Dimana X²hitung = 5,962 < dari X²tabel = 12,592 pada taraf kepercayaan 95%, begitupun dengan Variabel Y (Kinerja ketua prodi) berdistribusi normal. Dimana berdasarkan perhitungan maka di peroleh nilai X²hitung = 5,967 < dari x²tabel 12,592 pada taraf kepercayaan 95%. Hasil analisis

korelasi berada dalam kategori Rendah berada pada rentang 0,20-0,399. Berdasarkan hasil analisis signifikansi dimana thitung 0,232> ttabel 0,230, dengan

demikian terdapat pengaruh yang positif dan signifikan. Pengaruh yang diberikan oleh variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 5,38% dan sisanya 94,62% di pengaruhi faktor lain yang ada diluar variabel seperti kepemimpinan, motivasi kerja, budaya kerja, sarana dan prasarana serta faktor lainnya.

(5)

Nurul Hakimah, 2013

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

KATA MUTIARA

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 6

1. Batasan Masalah ... 6

2. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN TERDAHULU, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teori ... 9

1. Konsep Manajemen ... 9

a. Definisi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 9

b. Peranan Manajemen Sumber Daya Manusia ... 10

c. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 11

(6)

3. KompensasiKompensasi ... 13

a. Pengertian Kompensasi ... 13

b. Fungsi Pemberian kompensasi ... 14

c. Tujuan Kompensasi ... 14

d. Jenis-jenis Kompensasi ... 16

e. Sistem Kompensasi ... 16

f. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi ... 17

g. Kompensasi Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 21

4. Konsep Kinerja ... 23

a. Pengertian Kinerja ... 23

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja.……….. 24

c. Tolok Ukur Kinerja ... 26

d. Konsep Dasar Ketua Prodi ... 36

5. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja ketua Prodi ... 37

B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 39

C. Kerangka Pikir Penelitian ... 41

D. Hipotesis Penelitian ... 42

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 44

1. Lokasi Penelitian ... 44

2. Populasi Penelitian ... 45

3. Sampel Penelitian ... 46

B. Desain Penelitian ... 46

C. Metode Penelitian ... 48

1. Metode Deskriptif ... 48

2. Pendekatan Kuantitatif ... 49

(7)

Nurul Hakimah, 2013

1. Kompensasi ... 50

2. Kinerja ... 51

E. Instrumen Penelitian ... 52

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 56

1. Pengujian Validitas ... 56

2. Pengujian Reliabilitas ... 60

G. Teknik Pengumpulan Data ... 64

H. Analisis Data ... 65

1. Seleksi Angket ... 66

2. Klasifikasi Data ... 67

3. Pengolahan Data ... 67

a. Menghitung Kecenderungan Umum Skor Responden Dari Masing-Masing Variabel ... 67

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 68

c. Uji Normalitas Distribusi Data ... 70

d. Teknik Hipotesis Penelitian ... 72

a. Analisis Koefisien Korelasi ... 72

b. Analisis Koefisien Determinasi ... 73

c. Analisis Signifikansi ... 73

d. Analisis Regresi Sederhana ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 75

1. Pengolahan Angket penelitian ... 75

a. Deskripsi Angket Penelitian ... 75

b. Seleksi Angket ... 75

(8)

2. Pengolahan Data Penelitian ... 78

a. Gambaran Umum Variabel X dan Variabel Y ... 78

3. Uji Normalitas Distribusi Data ... 87

a. Uji Normalitas Distribusi Data Variabel X………... 87

b. Uji Normalitas Distribusi Data Variabel Y ... 88

4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 89

a. Data Baku Variabel X (Kompensasi) ... 89

b. Data Baku Variabel Y (Kinerja) ... 90

5. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 90

a. Analisis Koefesiensi Korelasi. ... 90

b. Uji Signifikasi Korelasi ... 91

c. Analisis Koefisiensi Determinasi ... 91

d. Analisis Regrei ... 91

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 93

1. Gambaran Mengenai Kompensasi ... 93

a. Kompensasi Finansial ... 93

b. Kompensasi Non-finansial ... 95

2. Gambaran Mengenai Kinerja... 97

3. Pengaruh Kompensasi Terhadap Kinerja Ketua Prodi di SMK Negeri Se-Kota Bandung ... 104

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 106

2. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 109

(9)

Nurul Hakimah, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hampir semua pemerintahan negara-negara besar di dunia seperti Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Prancis, Australia, Jepang, Kanada, Korea, India dan China, menyimpan harapan besar pada sistem pendidikan dan pelatihan vokasi (VET System) VET ditempatkan sebagai solusi dalam hal pengentasan masalah-masalah: (1) peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM); (2) pengentasan pengangguran bagi pemuda; (3) penyediaan lapangan pekerjaan bagi warganegaranya; (4) pengurangan beban bagi sistem pendidikan akademik; (5) penarikan investasi luar negeri; (6) penjaminan peningkatan penghasilan dan pekerjaan; (7) pengurangan kesenjangan penghasilan antara kelompok kaya dan kaum miskin; (8) wahana pengembangan karya-karya teknologi bermutu; (Gill, Dar & Fluitman: 2000:1); dan (9) konservasi budaya dan tradisi lokal.

Di Indonesia menempatkan pendidikan kejuruan sendiri sebagai bagian dari rencana sistem pendidikan nasional untuk menyiapkan lulusan bekerja atau melanjutkan ke jenjang lebih tinggi atau bekerja mandiri berwirausaha. Sasaran dan tujuan pendidikan kejuruan di Indonesia diatur dalam PP 19 Tahun 2005 Pasal 26 ayat 3 sebagai pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan bidang kejuruannya.

(10)

memberikan hasil optimal. Tercapainya tujuan pendidikan SMK tidak hanya tergantung pada peralatan modern, sarana ataupun prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaan tersebut. Keberhasilan pendidikan sangat dipengaruhi oleh kinerja individunya khususnya ketua prodi.

Berbicara tentang ketua prodi dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya Ketua Program Studi harus melakukan pengelolaan dan pembinaan Program studi melalui kegiatan manajemen dan kepemimpinan yang sangat tergantung pada kemampuannya. Dengan demikian kinerja Ketua Prodi sebagai pimpinan pendidikan perlu senantiasa berfungsi mewujudkan hubungan manusiawi yang harmonis dalam rangka membina dan mengembangkan kerjasama antar personal, agar secara serempak bergerak kearah pencapaian SMK melalui kesediaan melaksanakan tugas masing-masing secara efisien dan efektif.

Hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan di SMK 11 Bandung dengan menggunakan prosedur wawancara dengan narasumber bapak Rochmat selaku wakil kepala sekolah di SMKN 11 Bandung. Dari hasil wawancara ditemukan hasil sebagai berikut :

1. Dalam segi peningkatan kinerja pegawai di SMK 11 Bandung pihak sekolah mengupayakan beberapa cara seperti pemberian insentif dengan jumlah besarann yang relatif, namun masih dirasa kurang memadai. ketua prodi yang mendapatkan double job ataupun tugas tambahan namun gaji tetap sama.

(11)

3

Nurul Hakimah, 2013

Dilihat dari studi pendahuluan, dapat disimpulkan bahwa dalam proses pemberian kompensasi pada umumnya belum bisa meningkatkan kinerja Ketua prodi sepenuhnya. dikarenakan dirasa kurang memadai kebutuhan dari Ketua prodi kurang adanyanya kompensasi yang sesuai. Mengingat bahwa ketua Prodi memegang peranan sentral dalam proses dan output pendidikan, jika kinerja Ketua Prodi terhadap SMK rendah maka dikhawatirkan akan terjadi kemangkiran dari pemenuhan tugas para Ketua Prodi, sehingga dapat berimplikasi terhadap penurunan kinerja, produktivitas dan prestasi kerja serta ketinggalan dengan sekolah-sekolah yang lainnya.

Didukung pula oleh hasil penelitian Budi Suhardiman (2011:11) dalam jurnal Administrasi Pendidikan Vol. XIV No.2 Oktober 2011 yang menyatakan rekrutmen, kompetensi, dan sistem kompensasi berpengaruh langsung secara signifikan terhadap kinerja kepala sekolah. Selain itu kinerja kepala sekolah berpengaruh langsung secara signifikan terhadap kinerja sekolah.

Komponen manajemen sumber daya manusia berupa kompensasi ini perlu dikelola dan diperhatikan sebaik mungkin agar dapat dilaksanakan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan SMK. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Justine T. Sirait (2006:181) yang menyatakan bahwa kompensasi adalah :

Hal yang diterima pegawai, baik berupa uang atau bukan sebagai balas jasa yang diberikan bagi upaya pegawai (kontribusi pegawai) yang diberikannya untuk organisasi.

Werther dan Davis (1996:379) dalam Widodo (2007:158) menyatakan bahwa kaitan antara kompensasi dan kinerja adalah sebagai berikut:

“ kompensasi sebagai apa yang diterima pekerja sebagai tukaran atas kontribusinya kepada orang dan didalam kompensasi terdapat sistem intensif yang menghubungkan kompensasi dengan kinerja”.

(12)

organisasi manapun termasuk lembaga pendidikan seperti sekolah, salah satu implikasi dari penerapan SMK berpengaruh terhadap tantangan sumber daya manusianya adalah bagaimana mengembangkan system kompensasi yang bukan saja harus memuaskan ketua prodi, tapi juga harus dapat mendorong semangat dan motivasi kerja ketua prodi sehingga mampu mencapai kinerja yang optimal. Kompensasi pun merupakan salah satu motivasi pegawai untuk menumbuhkan kinerja terhadap organisasi. Bukti bahwa kompensasi dapat memotivasi sehingga mempunyai kinerja yang baik adalah dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pegawai seperti yang dikungkapkan dalam teori motivasi yang dikemukakan Abraham Maslow.

Karena ketua prodi dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal antara lain ditentukan oleh motivasi yang mendorong pegawai itu bekerja lebih tekun, serta disiplin sehingga dapat tercapai tujuan yang dapat menciptakan suasana kondusif terhadap lingkungan kerja tersebut. Jadi secara tidak langsung kompensai yang diberikan sebagai balas jasa merupakan salah satu faktor motivasi atau pendorong bagi seseorang untuk meningkatkan kinerjanya.

Sedangkan kinerja kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Mangkunegara dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan” (2004:67), yang menyatakan bahwa Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

(13)

5

Nurul Hakimah, 2013

tertentu. Dari definisi tersebut, Bernandin menekankan pengertian kinerja sebagai hasil, bukan karakter sifat (trait) dan perilaku.

Sementara Mustofa Kamil (2007:106) menyatakan Kinerja adalah unjuk kerja yang ditunjukkan oleh pegawai, baik secara kualitas dan kuantitas dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Serta unsur-unsur tolok ukur kinerja yaitu; (1) kedisiplinan, (2) kerjasama, (3) ketaatan, (4) kehadiran, (5) kompetensi profesional pegawai (6) kuantitas kerja.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kinerja Ketua prodi merupakan ukuran perilaku kerja melaksanakan tanggung jawab seorang sebagai pemimpin, administrator dan supervisor dengan memperhatikan kedisiplinan, kerjasam, ketaatan dan kompetensi profesional pegawai.

Pada kenyataanya, masih terdapat kinerja Ketua prodi yang sudah mendapatkan kompensasi yang sudah sesuai dengan peraturan ataupun ketentuan lembaga dan pemerintah masih kecenderungan kurang memuaskan. Kasus yang penulis temukan di lapangan masih terdapat Ketua yang mengeluh merupakan tanda adanya ketidak puasan Ketua prodi rendah. Ketua prodi menjadi balas dendam atas ketidaknyamanan yang diberikan sekolah dengan keinginan.

Bagi SMK dan lembaga pendidikan lainnya penelitian kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas, kualitas, efisiensi motivasi para ketua prodi untuk melakukan pengawasan dan perbaikan. Kinerja ketua prodi yang optimal sangat dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga kelangsungan keberhasilan SMK dalam dunia pendidikan . Setiap organisasi manapun tidak akan pernah luput dari hal pemberian balas jasa atau yang sering kita sebut dengan kompensasi yang merupakan salah satu masalah penting dalam menciptakan motivasi kerja, karena untuk meningkatkan kinerja ketua prodi dibutuhkan pemenuhan kompensasi untuk mendorong motivasi para ketua prodi. Dengan terbentuknya motivasi maka akan dapat berimplikasi pada kinerja yang baik sekaligus berkualitas dari pekerjaan yang dilakukannya.

(14)

mencoba mengkaji masalah sistem kompensasi dan Kinerja Ketua Prodi khususnya tentang: (1) Bagaimana gambaran mengenai proses pemberian kompensasi di SMK Negeri Se-Kota Bandung; (2) Bagaimana gambaran Kinerja Ketua Prodi SMK Negeri Se-Kota Bandung? Dan (3) Seberapa besar Pengaruh kompensasi terhadap Kinerja Ketua Prodi SMK Negeri Se-Kota Bandung?

Mengingat pentingnya permasalahan ini, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut dan ingin membuktikan apakah kompensasi itu ada pengaruhnya atau tidak terhadap kinerja ketua Prodi. Dengan dirumuskan dalam judul penelitian “Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Ketua Prodi SMK Negeri Se-Kota Bandung”.

B. Batasan Dan Rumusan Masalah

1. Batasan masalah

Untuk menghindari pembahasan masalah yang menyimpang dari permasalahan, maka penulis perlu membatasi masalah dalam penelitian ini hanya pada :

a. Secara Konseptual penelitian dilakukan untuk mengetahui mengenai pemberian kompensasi secara finansial (Gaji/Upah, Tunjangan-Tunjangan dan Insentif) dan non finansial (Pertanggungan Umum, Simbol Status, Penghargaan Sosial dan Penghargaan terhadap Tugas Pribadi) serta pengaruhnya terhadap kinerja Ketua Prodi.

b. Secara kontekstual penelitian ini akan dilakukan di SMK Negeri Se-Kota Bandung.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, penulis akan merumuskan permasalahan yang akan dikaji yakni:

1. Bagaimana gambaran mengenai proses pemberian kompensasi di SMK Negeri Se-Kota Bandung?

(15)

7

Nurul Hakimah, 2013 Bandung?

3. Seberapa besar Pengaruh kompensasi terhadap Kinerja Ketua Prodi di SMK Negeri Se-Kota Bandung?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai pemberian kompensasi terhadap Kinerja Ketua Prodi SMK Negeri Se-Kota Bandung.

2. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui gambaran mengenai kompensasi di SMK Negeri

Se-Kota Bandung.

b. Untuk mengetahui gambaran mengenai Kinerja Ketua Prodi SMK

Negeri Se-Kota Bandung.

c. Untuk mengetahui sejauhmana pengaruh kompensasi terhadap

kompensasi terhadap Kinerja Ketua Prodi SMK Negeri Se-Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Jurusan Administrasi Pendidikan

Adapun kegunaan dari peneliti ini untuk jurusan Administrasi Pendidikan adalah untuk pengembangan ilmu khususnya bidang keilmuan Administrasi Pendidikan dalam hal Manajemen Sumber daya Manusia terutama di lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi umum seperti perusahaan dalam memanajerial sumber daya manusia.

2. Bagi Lokasi yang diteliti

(16)

daya manusia, khususnya memberikan gambaran pemberian kompensasi yang berpengaruh terhadap Kinerja Ketua Prodi adalah sebagai salah satu keilmuan yang harus dimiliki pihak sekolah.

3. Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian ini untuk peneliti sendiri adalah untuk lebih mengetahui secara mendalam bagaimana pemberian kompensasi dalam manajemen sumber daya manusia secara nyata, serta memperkuat peneliti untuk memahami ketercapaian kinerja Ketua Prodi sebagai sentral dalam dunia pendidikan berjalan sesuai yang diharapkan dalam suatu sekolah didukung oleh pemberian kompensasi.

E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I meliputi : Pendahuluan yang didalamnya membahas latar belakang penelitian, batasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, populasi dan struktur organisasi skripsi. BAB II meliputi : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Penelitian.

BAB III meliputi : Metode Penelitian yang didalamnya membahas lokasi penelitian, populasi dan sampel, desain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV meliputi : Hasil Penelitian dan Pembahasan (pengolahan atau analisis hasil temuan)

BAB V Kesimpulan dan Saran

(17)

Nurul Hakimah, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2011:2) Metode Penelitian adalah:“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan gambaran mengenai pengaruh Kompensasi terhadap kinerja ketua prodi SMK Negeri se-Kota Bandung.

Berdasarka permasalahan penelitian, maka metode penelitian yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Dan untuk mendukung, memperjelas serta mempertajam pemecahan masalah juga, maka penelitian ini dibantu dengan studi kepustakaan.

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi tempat penelitian penulis adalah SMK Negeri Se-Kota Bandung yang terdiri dari:

Tabel 3.1

Lokasi SMK Negeri Se-Kota Bandung

No. Nama Sekolah Alamat

1. SMK Negeri 1 Bandung Jl. Wastukancana no. 3 bandung

2. SMK Negeri 2 Bandung Jl. Ciliwung no. 4

3. SMK Negeri 3 Bandung Jl. Solontongan no. 10

4. SMK Negeri 4 Bandung Jl. Kliningan No. 6 Buah Batu

5. SMK Negeri 5 Bandung Jl. Bojong Koneng No. 37 A

6. SMK Negeri 6 Bandung Jl. Soekarno Hatta

7. SMK Negeri 7 Bandung Jl. Soekarno Hatta No. 596

8. SMK Negeri 8 Bandung Jl. Kliningan no. 31

(18)

10. SMK Negeri 10 Bandung Jl. Cijawura Hilir no. 339

11. SMK Negeri 11 Bandung Jl. Budi Cilember, Cimindi, Bandung Barat

12. SMK Negeri 12 Bandung Jl. Pajajaran No. 92

13. SMK Negeri 13 Bandung Jl. Soekarno Hatta KM. 10

14. SMK Negeri 14 Bandung Jl. Cijawura Hilir Margasenang

15. SMK Negeri 15 Bandung Jl. Gatot Subroto No. 12

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah sekelompok objek yang dijadikan sumber untuk memperoleh data baik itu berupa manusia, benda, atau dokumen-dokumen, dan lain-lainya yang berhubungan dengan variable yang diteliti untuk memecahkan masalah penelitian.

Sugiono (2011:117) mendefinisikan populasi sebagai “wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sedang sampel adalah bagian dari jumlah dan karkateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Kemudian yang menjadi populasi penelitian ini adalah Ketua prodi SMK Negeri Se-kota Bandung yang berjumlah 70 ketua prodi.

(19)

46

Nurul Hakimah, 2013

12. SMK Negeri 12 Bandung 5

13. SMK Negeri 13 Bandung 2

14. SMK Negeri 14 Bandung 8

15. SMK Negeri 15 Bandung 2

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dianggap dapat mewakili dari populasi tersebut itu sejalan dengan pendapat sampel menurut Arikunto (2002: 112) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 %. Dalam penelitian ini digunakan sampel dari semua populasi karena berdasarkan semua jumlah ketua prodi yaitu 70 orang.

Maka dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah jumlah keseluruhan dari populasi yaitu 70 responden. Cara ini dilakukan karena populasi yang ada jumlahnya kurang dari 100 responden dan dianggap homogen. Jika subjeknya lebih besar atau lebih banyak dari 100 responden maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 %. Dalam penelitian ini sampel yang menjadi fokus peneliti adalah seluruh ketua prodi di Sekolah Ketua prodi SMK Negeri Se-Kota Bandung.

B. Desain Penelitian

Sebagai suatu model perencanaan, desain penelitian bertujuan untuk

memberi pertanggungjawaban terhadap semua tahap yang akan diambil. Dalam

(20)

penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.

Desain penelitian berguna untuk memberikan pedoman yang jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya, menentukan batas-batas penelitian yang berkaitan dengan tujuan penelitian, memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang harus dilakukan. Dari penjelasan yang telah dikemukakan, maka desain dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Desain Penelitian

No Proses Hasil

1 Memilih masalah Peneliti mendapatkan fokus masalah penelitian

2 Merumuskan

masalah Peneliti mendapatkan 3 rumusan masalah 1. Bagaimana gambaran mengenai proses pemberian kompensasi di SMK Negeri Se-Kota Bandung? 2. Bagaimana gambaran Kinerja Ketua Prodi di

SMK Negeri Se-Kota Bandung?

3. Seberapa besar Pengaruh kompensasi terhadap Kinerja Ketua Prodi di SMK Negeri Se-Kota

Ketetapan peneliti mengenai metode dan pendekatan

5 Menentukan

Peneliti mendapatkan kisi-kisi, instrumen dan hasil ujian angket atau validitas

7 Mengumpulkan

data

Peneliti memperoleh data-data yang konkrit dari lapangan

8 Analisis data Peneliti memperoleh hasil penelitian

9 Menarik

kesimpulan

Peneliti memperoleh kesimpulan dari hasil penelitian

(21)

48

Nurul Hakimah, 2013

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sugiyono (2011:2) Metode Penelitian adalah:“Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

1. Metode Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dimana metode deskriptif adalah metode yang memahami masalah berdasarkan peristiwa atau keadaan yang sedang berlangsung saat ini.

Surakhmad (2002: 140) mengemukakan mengenai ciri-ciri metode deskriptif yaitu sebagai berikut:

a) Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah-masalah yang ada

pada masa sekarang atau pada masalah-masalah yang aktual.

b) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian di analisa. Oleh karenanya metode ini sering disebut metode analisa

Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 29) mendefinisikan bahwa:‟Metode

Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”

(22)

Berdasarkan uraian di atas maka dapat penulis dapat menganalisis bahwa

dalam penggunaan metode deskriptif ini pemecahan masalah dipusatkan pada

masalah-masalah yang aktual yang terjadi pada masa sekarang.

2. Pendekatan kuanitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang menggunakan metode dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga diperoleh gambaran umum dan kesimpulan serta masalah dalam peneltian dengan menggunakan pengolahan data melalui perhitungan statistika.

Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana dari variabel X yang diteliti yaitu kompensasi terhadap variabel Y yang diteliti yaitu kinerja ketua prodi dengan cara menghitung dan mengukur apa yang menjadi indikator-indikator variabel penelitian sehingga penulis dapat mendeskripsikan masalah tentang pengaruh kompensasi terhadap kinerja ketua prodi SMK negeri se-kota Bansung nantinya melaui sistem perhitungan statistika.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah pengertian dan penafisran pembaca, maka

perlu dijelaskan beberapa istilah sehingga terdapat keseragaman berfikir

antara penulis dengan pembaca berkaitan dengan judul penelitian Pengaruh

(23)

50

Nurul Hakimah, 2013

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2011: 38) :“Segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”

Berdasarkan uraian diatas maka untuk menghindari persepsi yang

berbeda terhadap maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti, penulis

memberikan definisi operasional dari masing-masing variabel yang akan

diteliti oleh penulis.

1. Kompensasi

Secara operasional Kompensasi dalam penelitian ini merupakan

sebuah penghargaan pada tingkat individu dalam bentuk asuransi,

promosi jabatan, dan tunjangan berdasarkan ukuran kinerja individual.

Seperti yang dikemukakan oleh : Cascio (2003:225) dalam terjemahannya:

menyatakan bahwa kompensasi itu terbagi menjadi dua, terdapat

kompensasi langsung maupun kompensasi tidak langsung. Kompensasi

langsung terdiri dari gaji, uang transport, tunjangan hari raya, uang

lembur, dan tunjangan langsung lainnya. Sedangkan kompensasi tidak

langsung terdiri dari promosi jabatan, asuransi, tunjangan jabatan, dan

mutasi.

Sementara itu Menurut Dessler (Samsudin, 2006:187) menyatakan „kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan itu‟.

(24)

tidak langsung, baik berupa uang ataupun tunjangan lainnya dan diterima sebagai balasan atas jasa yang diberikan terhadap perusahaan ataupun organisasi. Dalam hal ini tentusaja imbaan yang diterima ketua prodi adalah atas balas jasa dari sekolah yaitu SMK.

2. Kinerja

Menurut Bernandin (2001:143) dalam terjemahannya menyatakan bahwa kinerja merupakan catatan hasil yang diproduksi (dihasilkan) atas fungsi pekerjaan tertentu atau aktivitas-aktivitas selama periode waktu tertentu. Dari definisi tersebut, Bernandin menekankan pengertian kinerja sebagai hasil, bukan karakter sifat (trait) dan perilaku.

Sedangkan Pendapat lain mengenai definisi kinerja yang diberikan oleh Veithzal Rivai (2005:15), sebagai berikut: Kinerja pegawai adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.

Sementara Mustofa Kamil (2010:106) menyatakan Kinerja adalah “unjuk kerja yang ditunjukkan oleh pegawai, baik secara kualitas dan kuantitas dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Serta unsur-unsur tolok ukur kinerja yaitu; (1) kedisiplinan, (2) kerjasama, (3) ketaatan, (4) kompetensi profesional pegawai”

Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kinerja Ketua prodi merupakan ukuran perilaku kerja melaksanakan tanggung jawab seorang sebagai pemimpin, administrator dan supervisor dengan memperhatikan kedisiplinan, kerjasam, ketaatan dan kompetensi profesional pegawai.

(25)

52

Nurul Hakimah, 2013

keterlibatan diri dalam pemenuhan tugas dan tanggungjawab yang dikerjakan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dapat diartikan sebagai alat ukur atau alat bantu para peneliti untuk digunakan dalam pengukuran variabel dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat. Arikunto (2007:87) mengemukakan bahwa “Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis.”

Adapun cara atau langkah dalam membuat instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan variabel yang akan diteliti yaitu variabel X (kompensasi) dan variabel Y (kinerja ketua prodi)

2. Menetapkan sub variabel, indikator dan sub indikator dari setiap variable 3. Menyusun kisi-kisi instrumen dari setiap variabel penelitian

4. Membuat daftar pertanyaan dari setiap variabel dengan disertai alternatif jawabannya dan petunjuk pengisian jawaban agar tidak terdapat kekeliruan dalam menjawab

5. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban dengan menggunakan Skala Likert.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator

(26)

Berkala

3. Insentif a. Insentif dari sekolah

b. Insentif dari pemda

2. Simbol status a. Ukuran ruang kerja

b. Penerangan dan

sirkulasi udara c. Lantai

d. Warna ruang kerja

3. Penghargaan sosial a. Penghargaan informal

sebagai status ketua prodi

b. Persahabatan dengan

teman sejawat

c. Bahasa non verbal

4. Penghargaan

(27)

54

Nurul Hakimah, 2013

pribadi c. Kesempatan untuk

menyusun jadwal

(Kinerja) 1. Kedisiplinan a.b. Patuh terhadap aturan Mengindahkan petunjuk-petunjuk

2. Kerjasama a. Kerjasama sharing

sumberdaya

3. Ketaatan a. Pemahaman tentang

intruksi

b. Kualitas interaksi c. Isolasi social

4. Kehadiran a. Kehadiran pegawai

ditempat kerja.

b. Ketepatan pegawai

datang atau pulang

c. Kehadiran pegawai

(28)

undangan untuk

mengikuti kegiatan

atau acara dalam

instansi.

5. Kompetensi

Profesional Pegawai a. Kompetensi kepribadian

b. Kompetensi

pedagogik

c. Kompetensi

profesional

d. Kompetensi social

6. Kuantitas Kerja a. Jumlah kerja

b. Penggunaan waktu

Rincian kisi-kisi dapat dilihat pada lampiran, intrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2006: 105) bahwa :

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitaif.

Untuk setiap alternatif jawaban setiap item menggunakan skor penilaian dari 1 sampai 5 dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 3.5

Kriteria Penskoran Alternatif jawaban

Alternative Jawaban Skor

Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Hampir Tidak pernah 2

Tidak Pernah 1

(29)

56

Nurul Hakimah, 2013

Cara mengisi instrumen dalam penelitian ini adalah dengan cara checklist (√) pada alternatif jawaban yang sudah ditentukan atau dipilih. Instrumen ini digunakan menjadi alat pengumpulan data penelitian dengan teknik angket. (instrumen penelitian terlampir).

F. Proses Pengembangan Instrumen

Sebelum mengadakan kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya pada objek penelitian, terlebih dahulu angket diujicobakan kepada responden yang sama. Uji coba angket ini dimaksudkan agar angket penelitian dapat diukur validitas dan reliabilitasnya, untuk keperluan uji validitas dan reliabilitas instrumen pengumpulan data, disebar di SMK Negeri se-kota bandung dengan jumlah 30 orang responden. Setelah data uji coba maka angket terkumpul, langkah selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Ukuran untuk memadai atau tidaknya instrumen sebagai alat pengumpul data dan sebagai alat pengukur variabel penelitian harus memenuhi syarat umum yaitu, syarat validitas/kesahihan dan syarat reliabilitas/ keajegan.

Angket dianggap valid apabila terdapat kesamaan antara data terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Angket dianggap reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

Dengan diketahuinya validitas dan reliabilitas alat pengumpul data, maka diharapkan penelitian akan memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan oleh penulis.

1. Pengujian Validitas

Menurut Arikunto yang dikutip oleh Akdon (2008: 143)

(30)

Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen sendiri menggunakan rumus Pearson Product Moment (Akdon, 2005:144):

(Akdon 2005: 144) Dimana :

rhitung = Koefisien Korelasi

ΣX = Jumlah Skor Item

ΣY = Jumlah Skor Total (seluruh item)

n = Jumlah Responden

Distribusi (Tabel t) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) kaidah keputusan : jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya thitung < t tabel

berarti tidak valid.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas rincian (terlampir) juga dengan bantuan program Microsof Excel 2007 ditunjukan dalam tabel 3.6 untuk variabel X terdapat 44 item dan dalam tabel 3.7 untuk variabel Y terdapat 45 item.

(31)
(32)

Tabel 3.7

(33)

60

Nurul Hakimah, 2013

37 0,630 4,28837 1,697 Valid Diambil

38 0,784 6,6857 1,697 Valid Diambil

39 0,636 4,36604 1,697 Valid Diambil

40 0,702 5,21618 1,697 Valid Diambil

41 0,812 7,35845 1,697 Valid Diambil

42 0,719 5,46839 1,697 Valid Diambil

43 0,607 4,04591 1,697 Valid Diambil

44 0,356 2,015967 1,697 Valid Diambil

45 0,395 2,2737 1,697 Valid Diambil

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y, dapat disimpulkan bahwa dari 45 item yang diujikan, semuanya memiliki validitas konstruksi yang baik.

2. Pengujian Reliabilitas

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Alpha, metode mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganlisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan Alpha sebagai berikut:

(Akdon, 2005:161)

Dimana :

r 11 = Nilai reliabilitas

ΣSi = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

k = Jumlah Item

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:

(34)

Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus

Keterangan:

Si = Varians skor tiap-tiap item ΣXi² = Jumlah kuadrat item Xi (ΣXi)² = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlah varians semua item dengan rumus: ΣSi = S1 + …..+Sn

ΣSi = Jumlah varians semua item

Langkah 3: menghitung varians total dengan rumus

Keterangan:

Si = Varians skor tiap-tiap item ΣXt² = Jumlah kuadrat item Xt (ΣXt)² = Jumlah item Xt dikuadratkan N = Jumlah responden

Langkah 4: menghitung mengguunakan alpha sebagai berikut:

� = � �² −

��� � �

� = � ² −

�� � �

(35)

62

Nurul Hakimah, 2013

Kemudian membuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel, dimana kaidah keputusannya sebagai berikut:

Jika r11> rtabel berarti reliabel, sedangkan

Jika r11< rtabel tidak reliabel

Hasil perhitungan uji reliabilitas kedua variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X (Kompensasi)

No Koefisien korelasi rb Harga r11 Harga rtabel Kesimpulan

(36)

30 0,40 0,57 0,36 Reliabel

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X (Kinerja)

No Koefisien korelasi rb Harga r11 Harga rtabel Kesimpulan

(37)

64

Teknik pengumpulan data dimaksudkan sebagai cara dan alat yang digunakan dalam mengumpulkan informasi atau keterangan mengenai subjek penelitian. Suharsimi Arikunto (2002: 1970) mengemukakan bahwa :

Pengumpulan data merupakan sebuah prosedur untuk memperoleh data dalam usaha memecahkan permasalahan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permaslahan yang hendak di pecahkan.

(38)

dikelompokkan ke dalam dua teknik yaitu teknik secara langsung dan secara tidak langsung.

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik komunikasi tidak langsung dengan menggunakan angket atau kuesioner. Selain itu peneliti juga menggunakan observasi untuk melengkapi dan menunjang data angket. Angket yaitu seperangkat daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian (Arikunto,2002:200). Jenis angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin ketahui kebenarannya dari kedua variabel disertai alternatif jawaban dengan cara memberikan checklist.

Alasan peneliti menggunakan angket tertutup seperti yang telah dikemukakan di atas adalah sebagai berikut :

1. Angket tertutup dapat mengumpulkan data dalam jangka waktu yang efektif dan efisien.

2. Responden memiliki kemudahan dan keleluasaan dalam menjawab setiap

pertanyaan/ pernyataan yang diberikan oleh peneliti

3. Responden lebih mudah mengisi jawaban karena peniliti telah

mencantumkan altenatif-altenatif jawaban 4. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya

5. Memudahkan dalam penghitungan dan analisis dari jawaban-jawaban yang terkumpul

H. Analisis Data

(39)

66

Nurul Hakimah, 2013

hasilnya sebagai jawaban dari permasalahan yang diteliti. Sebagaimana menurut Sugiyono (2012:147) mendefinisikan analisis data sebagai berikut:

“Dalam penelitian Kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan”.

Mengacu pada pendapat diatas, maka untuk melakukan pengolahan data harus dilakukan langkah-langkah sistematis, sehingga pada akhirnya peneliti dapat menggunakan data-data tersebut untuk membuat kesimpulan. Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Seleksi Angket

Pada tahap ini, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden, hal ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa data yang terkumpul sudah memenuhi syarat untuk diolah. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Memeriksa semua angket dari responden apakah sudah terkumpul atau belum

b. Memeriksa apakah seluruh item pertanyaan telah dijawab sesuai dengan ketentuan

c. Memeriksa apakah data yang terkumpul sudah dapat diolah.

(40)

2. Klasifikasi Data

Setelah angket diseleksi, langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data berdasarkan variabel penelitian untuk variabel X dan Y sesuai dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan menggunakan skala likert. Jumlah skor yang diperoleh dari data responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan data selanjutnya.

3. Pengolahan Data

a. Menghitung Kecenderungan Umum Skor Responden dari

Masing-Masing Variabel dengan rumus Weighted Means Score

(WMS)

( Umar, 2002:164)

Keterangan:

= rata-rata skor responden

ΣXi = jumlah skor gabungan n = jumlah responden

Langkah-langkah dalam pengolahan WMS, adalah: 1) Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban

2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih 3) Mencocokan jawaban responden untuk setiap item dan langsung

dikalikan dengan butir alternative

(41)

68

Nurul Hakimah, 2013

4) Menghitung skor total item untuk mencari rata-rata skor dengan mencookan pada rumus tersebut di atas.

5) Menentukan kriteria pengelompookan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

6) Mengkonsultasikan total nilai skor rata-rata dengan mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk mennetukan di mana letak kedudukan setiap variabel atau dengan kata lain ke mana arah kecenderungan dari masing-masing variabel.

Tabel 3.10 Konsultasi Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria

4.01-5.00 Sangat Baik

3.01-4.00 Baik

2.01-3.00 Cukup

1.01-2.00 Rendah

0.01-1.00 Sangat Rendah

Sumber: Akdon dan Hadi (2005:39)

b. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku, digunakan rumus sebagai berikut ( Akdon dan Sahlan, 2005:86) :

Keterangan : Ti = Skor Baku Xi = Skor Mentah

(42)

s = Standar Deviasi

̅ = Rata-rata (mean)

Untuk menggunakan skor mentah menjadi skor baku, terlebih dahulu harus diketahui hal-hal sebagai berikut (Akdon dan Sahlan, 2005 86) :

1) Mencari Skor terbesar dan terkecil

2) Menentukan rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi Skor terendah (SR)

3) Menentukan Banyak kelas interval (BK)

4) Menentukan Panjang Kelas (PK)

5) Membuat tabel distribusi frekuensi dengan BK dan PK yang sudah diketahui

6) Menentukan rata-rata atau mean ( )

7) Menentukan Standar Deviasi

R = ST - SR

BK = 1 + (3,3) Log n

��=��

(43)

70

Nurul Hakimah, 2013

8) Mengubah data ordinal menjadi data interval menggunakan

rumus:

b. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan teknik statistik parametrik atau nonparametrik. Untuk mengetahui teknik yang akan digunakan dalam pengolahan data, perlu dilakukan uji normalitas distribusi data yaitu mengggunakan rumus Chi Khuadrat (X)²

(Akdon, 2005:171)

Keterangan :

X² = Kuadrat Chi yang dicari fo = Frekuensi hasil penelitian fe = Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah atau tahapan yang akan diterapkan dalam melakukan perhitungan uji normalitas ini adalah sebagai berikut (Akdon dan Hadi, 2005:168):

1)Mencari skor terbesar dan terkecil

2)Mencari nilai rentangan ( R), dengan rumus: R = skor terbesar- skor terkecil

3) Mencari banyaknya kelas ( BK) BK = 1 + 3,3 log n ( Rumus sturgess)

= −

�=

(44)

4) Menentukan panjang kelas interval ( i) yaitu rentangan ( R ) dibagi banyaknya kelas ( BK )

5) Membuat tabulasi dengan tabel penolong 6) Mencari rata-rata dengan menggunakan rumus:

7) Simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus:

8) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas intervalnya ditambah 0,5. 9) Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:

10)Mencari luas O- Z dari daftar F.

11)Mencari luas kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka O-Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya.

12)Mencari frekuensi yang diharapkan (Fe) dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n).

13)Mencari frekuensi hasil penelitian (Fo) diperoleh dengan cara melihat jumlah setiap kelas interval pada tabel distribusi frekuensi.

14)Mencari Chi Kuadrat dengan menjumlahkan hasil perhitungan. 15)Membandingkan x²hitung dengan x²tabel.

=��−�

(45)

72

Nurul Hakimah, 2013

4. Teknik Hipotesis Penelitian

Setelah pengolahan data selesei maka kemudian dilajutkan dengan menguji hipotesis guna menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Adapun hal-hal yang akan dianalisis berdasarkan hubungan antara variabel yaitu sebagai berikut:

a. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan untuk mengetahui derajat hubungan dengan penelitian ini adalah statistik parametrik, yaitu teknik korelasi product moment . Hal ini didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian yang normal. Adapaun untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X dan Y dengan rumus product

moment (Sugiyono,2003:213) sebagai berikut:

1) Mencari koefesien korelasi dengan rumus Pearson Product Moment adalah sebagai berikut

(Akdon 2005:144)

2) Menafsirkan besarnya koefesien korelasi dengan klasifikasi yang diperoleh dari Sugiyono (2009:257) sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kriteria Harga Koefesien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(46)

b. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X (kompensasi) terhadap variabel Y (kinerja ketua prodi) dapat ditentukan dengan rumus koefesien determinan sebagai berikut:

(Akdon2005:188) Keterangan:

KD = nilai koefesien determinasi

R2 = nilai koefesien korelasi

c. Analisis Signifikansi

Untuk menguji signifikansi koefesien korelasi antara variabel X dan Variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh sebagai berikut:

(Akdon 2005:144)

keterangan :

t = Harga T yang dicari r = koefisien korelasi n = banyaknya data

Dalam menafsirkan makna hubungan variabel X terhadap variabel Y, harga thitung dibandingkan dengan dk= (n-2) dan taraf tingkat kepercayaan

95%. Kriteria pengujiannya yaitu:

1) Apabila thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

KD = r2 x 100%

ℎ� �� −

(47)

74

Nurul Hakimah, 2013

2) Apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

d. Analisis Regresi Sederhana

Analisis regresi sederhana digunakan untuk memprediksi sejauh mana nilai varian pada variabel Y (Kompensasi) dipengaruhi oleh nilai varian Variabel X (Kinerja) rumus yang digunakan adalah :

(Sugiyono:2010:262)

Keterangan :

Ý = Harga- harga variabel Y yang diramalkan a = Harga garis regresi yaitu apabila x = o

b = Koefesien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X

X = Subjek variabel independen yang mempunyai nilai tertentu

Untuk mencari harga a dan b dicari dengan rumus dari (Sugiyono, 2010:266-277), yaitu:

= +

= � � − � � � � − �

(48)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian terakhir dari penelitian skripsi ini, peneliti akan memaparkan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan dianalisis berdasarkan pokok permasalahan dalam penelitian ini, yaitu kompensasi terhadap kinerja ketua prodi di SMK Negeri Se-Kota Bandung, yang pada gilirannya hasil analisis dari penelitian ini dapat dijadikan saran bagi semua pihak yang berkepentingan.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan penelitian yang dilakukan dengan mengacu kepada teori-teori keilmuan yang relevan, maka secara rinci dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum dari hasil kecenderungan dengan menggunakan perhitungan

WMS diperoleh nilai rata-rata kompensasi ketua prodi di SMK Negeri Se-Kota Bandung kategori cukup. Hal ini dapat dilihat dari

indikator-indikator sebagai berikut: Pertama, gaji atau upah. Kedua, tunjangan-tunjangan. Ketiga, pertanggungan umum. Keempat, simbol status. Kelima, penghargaan sosial yang didapatkan ketua prodi. Keenam, penghargaan terhadap tugas pribadi yang didapatkan ketua prodi. Artinya kompensasi yang diberikan telah cukup mampu meningkatkan kinerja ketua prodi di SMK Negeri Se-Kota Bandung.

2. Gambaran umum mengenai kinerja berdasarkan hasil kinerja ketua prodi di SMK Negeri Se-Kota Bandung telah mampu menjalankan tugasnya dengan cukup. Hal ini dilihat pada indikator-indikator kinerja ketua prodi

(49)

107

Nurul Hakimah, 2013

SMK Negeri Se-Kota Bandung sudah menjalankan tugasnya dengan cukup baik.

3. Pengaruh kompensasi terhadap kinerja ketua prodi di SMK Negeri Se-Kota Bandung tergolong cukup. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

kompensasi yang diterima oleh ketua prodi telah cukup berpengaruh terhadap kinerja ketua prodi SMK Negeri se-kota Bandung. tapi kompensasi yang diterima tidak bisa menjamin dapat meningkatkan kinerja ketua prodi SMK Negeri Se-kota Bandung.

Berdasarkan dari data yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kompensasi memiliki keterkaitan dengan kinerja ketua prodi di SMK Negeri Se-Kota Bandung.

B. Saran

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dianalisis dan dibahas lebih lanjut maka penulis mengajukan beberapa saran yang mengacu kepada kesimpulan dan penemuan penelitian di lapangan. Diharapkan saran yang penulis kemukakan bisa dijadikan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap penelitian ini. Adapun saran yang dimaksud adalah sebagi sebagai berikut:

1. Bagi Lembaga

a. Pemberian gaji harus berdasarkan kinerja yang diberikan kepada sekolah dan disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya.

b. Kenaikan gaji berkala harus didapatkan sebagai bentuk kompensasi terhadap kinerja yang ditunjukkan.

c. Harus mendapatkan kesempatan terbuka untuk promosi golongan sebagai bentuk kompensasi terhadap kinerja yang ditunjukkan.

2. Bagi Ketua Prodi

(50)

b. Segala peraturan dibuat untuk dipatuhi dan dilaksanakan maka setiap pegawai harus mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku.

c. Kunci sukses sebagai seorang pemimpin yaitu pandai dalam sosial maka harus berlaku menyenangkan kepada rekan kerja.

d. Tugas pokok seorang guru yaitu mengajar maka harus rajin dalam mengajar di lembaga.

e. Setiap Pemimpin mempunyai kekuasaan dan kewenangan namun

tidak menyuruh demi kepentingan sendiri.

f. Kunci sukses dalam kerja yaitu disiplin maka harus tepat waktu dalam belajar mengajar

3. Bagi Penelitian Lebih Lanjut

a. Peneliti hendaknya dapat lebih mengkaji dan memperdalam kembali permasalahan tentang pengaruh kompensasi terhadap kinerja ketua prodi di SMK Negeri Se-Kota Bandung dengan lebih baik lagi.

b. Hendaknya para peneliti yang tertarik untuk meniliti bidang garapan kompensasi, selanjutnya mencoba untuk meneliti faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja ketua prodi di SMK Negeri Se-Kota Bandung.

(51)

Nurul Hakimah, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Akdon dan Hadi, Sahlan. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode

Penelitian Untuk Admnistrasi & Manajemen. Bandung: FIP UPI.

Amsyah, Zulkifli. (2005). Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, Suharsimi, (2002) Prosedur Penilaian Suatu pendekatan

Praktek. Jakarta; Rineka Cipta.

________________, (2003) Prosedur Penilaian Suatu pendekatan

Praktek. Jakarta; Rineka Cipta.

________________, (2007). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bernardin, H. John and Joyce E.A. Russel. (2001). Human Resources

Management an Experimental Approach, Mc. Graw Hill, Inc.

International Edition.

Cascio, Wayne F. (2003). Managing Human Resources, Productivity,

Quality of Work Life, Profit, Fourt Ed. New York: Mac Grow Hill.

Wijaya Cece, Djaja jajuri, A. Tabrani Rusyam. (1991). Upaya

Pembaharuan dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(52)

Flippo, Edwin B. (2003). Personnel Management, 6th ed.International

Student Edition. New York : Mc.Graw-Hill Book Company.

Gill,I.S.,Fluitman,F.,&Dar,A.(2000).Vocatonal Education and Training

Reform,Matching Skills to Markets and Budgets.Washington: Oxford University Press.

Hadari, Nawawi. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia. Indonesia.

_____________. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia. Indonesia.

Handoko, T. Hani. (2003) . Manajemen. Edisi 2. Cetakan ke 18. Yogyakarta: BPFE.

Hasibuan, M.S.P. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi

Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

_______________ (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi

Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

_______________ (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi

Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

James Drever, (1986). A Dictionrry of Psychology, .Harmondwort Midlesex : Penguin Books Ltd., hal. 68.

(53)

111

Nurul Hakimah, 2013

Kamil, Mustofa. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan Konsep dan

Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Keban, Yeremias T. (2007). Pembangunan Birokrasi di Indonesia:

Agenda Kenegaraan yang Terabaikan, Pidato Pengukuran Guru

Besar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Gadjah Mada. Yogyakarta.

Mangkunegara, AA. Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT. rosdakarya

Mangkunegara, AA. Prabu. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan. Bandung: PT. rosdakarya.

Lyman W. Porter dan Edward E. Lawyer. (1992). Managerial Attitudes

and Performance. New York: McGraw-Hill, Co.

M. Sinaga Anggiat dan Sri Hadiati. (2001). Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia. Jakarta: Lembaga Administarsi Negara Republik Indonesia

Nazir, Mohammad. (2003) Metode Penelitian. Jakarta: H Masagung

Niven, N. (2002). Psikologi Kesehatan: Pengantar untuk Perawat dan

Profesional Kesehatan Lain. Terjemahan Agung Waluyo. Edisi kedua. Jakarta: BukuKedokteran EGC.

Pamudji, S. (1985). Kerjasama antar Daerah dalam Rangka Pembinaan

(54)

Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perubahan ke sebelas atas Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1997 tentang Peraturan Gaji PNS

Peraturan Pemerintah RI Nomor 11 Tahun 2003 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2001 dan Keputusan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2003 tentang tunjangan tenaga kependidikan

Robbins S.P (1994). Teori Organisasi cetakan I. Jakarta: Archan

Samsudin, Sadili. (2006). Manajemen Sumber Daya. Manusia. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Sirait, Justine. T (2006). Memahami Aspek-Aspek pengelolaan Sumber

Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta: PT Grasindo.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

________. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

________. (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

________. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

________. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

________. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

(55)

113

Nurul Hakimah, 2013

________. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suhardiman, Budi. (2001). Pengaruh Rekrutmen, Kompetensi, dan Sistem Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah. Bandung: Jurnal Adminisistrasi Pendidikan Vol.XIV No.2 Oktober 2011.

Surakmad, Winarno. (2002). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito

Tohardi, Ahmad. (2002). Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya

Manusia. Bandung : Mandar Maju

Umar, Husein. (2002). Metode Riset Bisnis, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Veithzal Rivai (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Widiastuti. (2011). Makalah Analisis Tingkat Absensi Dan Stres Terhadap

Kinerja Pegawai. Tersedia:

Http://Widiastuti09.Blogspot.Com/2011/11/Makalah-Analisis-Tingkat-Absensi-Dan.Html (Diakses: 1 Oktober 2012 Pukul 14.00).

Widodo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Willson and Heyyel. (1987). Hand Book Of Modern Office Management

(56)

Wungu & Brotoharjo. (2003). Tingkatkan Kinerja Perusahaan Anda

Gambar

Tabel 3.1 Lokasi  SMK Negeri Se-Kota Bandung
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
Tabel 3.3 Desain Penelitian
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Iskemia adalah penurunan aliran darah ke area otak. Otak normalnya menerima sekitar 60-80 ml darah per 100 g jaringan otak per menit. Jika alirah darah aliran

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Materi Pendidikan Seks untuk Siswa SMP Kelas VIII” yang disusun oleh Anjar Putra Gumelarini telah

Cengkareng merupakan kawasan rumah susun sederhana sewa yang dikelola oleh dua lembaga yaitu Pemerintah (Perumnas) dan lembaga non profit (Yayasan Budha Tzu Chi).

Masing-masing antibodi memiliki daerah variabel ( variable region ) yang dapat mengenali antigen khusus dan daerah konstan ( constant region ) yang mengontrol bagaimana

Wawancara dengan warga masyarakat perumahan Puri Bidadari Kelurahan Tuah Karya, Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru.. Penekanan terhadap kewajiban pembuatan sumur resapan

1) Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerahi atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD, SKRDKBT dan SKRDLB. 2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam

Filsafat sebagai proses berpikir yang sitematis dan radikal juga memiliki objek material dan objek fomal; agama adalah suatu sistim kepercayaan kepada Tuahan yang dianut

Fakultas Teknologi Industri ISTN memiliki program studi terbanyak, denganlima program studi yang terbagi menjadi dua jenjang pendidikan, yaitu dua program studi