• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODUL BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK JARINGAN DI SMK INFORMATIKA PELITA NUSANTARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODUL BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK JARINGAN DI SMK INFORMATIKA PELITA NUSANTARA."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

JUDUL TESIS…………...……….i

LEMBAR PENGESAHAN………..ii

LEMBAR PERNYATAAN………...iii

KATA PENGANTAR………..iv

UCAPAN TERIMA KASIH………...…...v

ABSTRAK………..viii

DAFTAR ISI……….ix

DAFTAR TABEL………...xii

DAFTAR GAMBAR……….xiv

DAFTAR LAMPIRAN………...xv

BAB I PENDAHULUAN……….………1

A. Latar Belakang Masalah………1

B. Rumusan Masalah ...………..7

C. Pembatasan Masalah...8

D. Definisi Operasional...8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian...………12

F. Asumsi Penelitian..………..13

G. Hipotesis Penelitian...14

BAB II LANDASAN TEORI...………16

A. Pembelajaran...………...16

1. Pengertian...………...………16

2. Pelaksanaan Pembelajaran...……..19

3. Sistem Pembelajaran...………..21

4. Materi Pembelajaran...23

5. Strategi dan Metode Pembelajaran...25

6. Media Pembelajaran...25

(2)

10. Pembelajaran Berbasis Web ...40

B. Modul Pembelajaran ...………...44

1. Keuntungan Modul Pembelajaran Bagi Siswa ...46

2. Keuntungan Modul Pembelajaran Bagi Pengajar ...47

3. Prosedur Pengembangan Modul ...49

4. Komponen Modul Pembelajaran ...51

5. Modul Pembelajaran Berbasis Web ...60

C. Motivasi Belajar Siswa ...63

D. Kompetensi ...65

1. Kurikulum Berbasis Kompetensi ...66

2. Pembelajaran Berbasis Kompetensi ...68

3. Pencapaian Kompetensi Mengoperasikan Sistem Operasi Jaringan Berbasis GUI ...71

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...………...72

A. Metode dan Desain Penelitian ...……….72

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ...72

1. Populasi ...73

2. Teknik Pengambilan Sampel ...74

C. Prosedur Penelitian ...…...………...75

D. Teknik Pengumpulan Data ...…...………...………77

1. Test Awal (Pretest)...77

2. Test Akhir (Posttest) ...77

3. Angket ...78

4. Observasi ...80

E. Pengujian Instrumen Penelitian ...81

1. Uji Validitas ...81

2. Reliabilitas ...84

3. Tingkat Kesukaran ...85

4. Daya Pembeda ...86

F. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data ...………..88

1. Data Hasil Test ...89

2. Uji Normalitas Data ...89

3. Data Hasil Angket Motivasi ...91

4. Data Kompetensi ...92

G. Bahan Ajar dan Pengembangannya ...93

(3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....………..96

A. Hasil Penelitian ...………..96

1. Kondisi Umum SMK Informatika Pelita Nusantara...96

2. Deskripsi Subjek Penelitian ...98

3. Modul Berbasis Web ...98

4. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian ...99

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...150

1. Hasil Studi Awal ...………..150

2. Hasil Pembelajaran ...156

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...………....163

A. Simpulan ………....………...……...163

B. Saran/Rekomendasi ………..….165

DAFTAR PUSTAKA………167

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan aktifitas yang paling

penting, karena melalui proses itulah tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk

perubahan perilaku siswa. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20

tahun 2003 pasal 3, yaitu: “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi

warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Tercapainya tujuan pendidikan oleh berbagai unsur yang menunjangnya.

Makmun (1996:3-4) Unsur-unsur yang terdapat dalam proses pembelajaran yaitu:

1. Siswa, dengan segala karakteristiknya yang berusaha untuk

mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui kegiatan belajar. 2. Tujuan, ialah sesuatu yang diharapkan setelah adanya kegiatan belajar

mengajar.

3. Guru, selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan bagi terjadinya proses pengalaman belajar.

Pembelajaran di sekolah saat ini pada umumnya masih menekankan pada

guru sebagai sumber belajar yang dominan (Nasution, 2003:27), proses belajar

mengajar bersifat informatif, berpusat pada kegiatan mendengarkan dan

(5)

dan wawancara penulis dengan beberapa guru SMK Informatika Pelita Nusantara

Cilegon tahun pelajaran 2009-2010, proses pembelajaran teori mata pelajaran

produktif masih berlangsung menggunakan ceramah yang diselingi dengan diskusi,

materi pembelajaran yang dimiliki cenderung statis sebatas yang diperoleh guru

ketika guru tersebut menempuh pendidikannya, materi-materi penting dicatat atau

difotokopi oleh siswa.

Menurut beberapa orang guru ketersediaan materi/bahan ajar mata

pelajaran produktif yang relevan untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan

kurikulum SMK masih jauh dari cukup sedangkan untuk pembelajaran praktek

siswa mengunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat oleh guru sehingga

berdampak pada kompetensi lulusan yang rendah.

Problematika pendidikan di Indonesia selalu dihadapkan dengan empat mata

rantai yang tak terpisahkan yaitu : pemerataan, kualitas, relevansi dan efisiensi.

Demikian halnya dengan SMK baik negeri maupun swasta yang merupakan

lembaga pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang siap terjun ke masyarakat.

Keempat permasalahan di atas yang paling dominan dan mendapat perhatian

utama adalah kualitas pendidikan. Suatu realita menunjukan bahwa secara kuantitas

lembaga pendidikan formal dari satuan pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi

mengalami kemajuan yang signifikan. Ini terbukti berdasarkan Litbang Depdiknas

tahun 2000, yang memaparkan bahwa lulusan sekolah menengah yang melanjutkan

(6)

60% (tahun 1997) dan meningkat lagi menjadi 65% (tahun 1998). Ironinya

peningkatan secara kuantitas ini tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas.

Keterpurukan kualitas sumber daya manusia terbukti dari angka yang

dikemukakan oleh Human Development Index (HDI) tahun 2009 yang dikutip dari

situs resmi UNDP yaitu http//hdr.undp.org/en/statistic yang memaparkan bahwa

kualitas mutu pendidikan kita berada pada urutan 111, turun dari peringkat 107

pada tahun 2007 dan juga kualitas pendidikan di negeri ini jauh dibawah

Negara-negara Asia seperti Singapore (23), Hongkong (24), Thailand (87), Malaysia (66),

Philipina (105). (Human Development Report, 2009).

Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai usaha dan upaya dalam rangka

peningkatan mutu pendidikan yang pada prinsipnya akan menghasilkan sumber

daya manusia yang berkualitas. Tuntunan SDM yang berkualitas menjadi

keharusan dalam tatanan dunia global, karena dengan SDM yang berkualitas akan

diperoleh keuntungan tertentu yang bertujuan untuk menangkal serbuan tenaga

asing serta mampu bersaing di pasar bebas.

Pada era globalisasi dewasa ini keunggulan suatu bangsa ditentukan oleh

keunggulan setiap personal bangsa itu sendiri, dan keunggulan tersebut secara

formal harus melalui suatu pendidikan di sekolah.

Hasil belajar merupakan standar mutu yang nyata dari suatu pendidikan.

Menurut Wawan S, dkk (2007: 754) bahwa permasalahan yang dihadapi dalam

(7)

1. Nilai Ujian Akhir Nasional (UN) relatif masih rendah; 2. Lulusan belum siap masuk dunia kerja;

3. Ketidakpuasan berjenjang: pengetahuan yang dimiliki lulusan SD yang memasuki SMP belum memadai, demikian pula lulusan SMP yang melanjutkan ke SMA/SMK, dan dari lulusan SMA/SMK melanjutkan ke perguruan tinggi.

Wawan S, dkk (2007:754) menyatakan bahwa salah satu penyebab

rendahnya hasil pendidikan adalah kualitas guru yang rendah. Hasil studi berskala

nasional menunjukan bahwa kemampuan guru SLTP dan SLTA dalam memahami

aspek-aspek kurikulum dinilai secara rata-rata masih rendah. Pembelajaran yang

diterapkan oleh guru di lapangan menunjukan kecendrungan bahwa proses belajar

mengajar berlangsung secara klasikal dan hanya bergantung pada buku teks dengan

metode pengajaran yang menitikberatkan proses menghapal daripada pemahaman

konsep. Sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap yang diketahui, ditanya dan

dibahas oleh guru masih rendah, akibatnya keterampilan intelek siswa kurang

berkembang.

Keberhasilan belajar siswa salah satunya sangat dipengaruhi oleh

kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya.

Demikian pula dengan pembelajaran Teknik Jaringan, kemampuan guru dituntut

secara optimal mengelola kegiatan pembelajaran, sebagaimana yang dikemukakan

oleh Kusmayadi (2002:8) menyatakan bahwa:

(8)

menentukan alat evaluasi, melakukan desain pembelajaran, pengelolaan pengajaran dan evaluasi pengajaran.

Penguasaan strategi pembelajaran Teknik Jaringan dengan baik

memungkinkan peserta didik mampu berpikir kritis dan kreatif, serta tidak

terbebani oleh tugas-tugas pekerjaan rumah. Belajar Teknik Jaringan harus

mengikuti aturan atau cara, sistematika secara hirarkis, konsisten dan menggunakan

nalar secara deduktif. Model pembelajaran yang digunakan harus dapat

dikembangkan dan sesuai dengan kaidah dan karakteristik yang dimilikinya.

Memasuki era globalisasi, pembelajaran pada bagaimana membelajarkan

siswa, dengan menekankan proses aktif, siswa mengkonstruksi sendiri atau

membangun sendiri pengetahuannya, memposisikan siswa sebagai sumber belajar,

memberi peluang kepada siswa memanfaatkan sumber belajar.

Dalam sistem pendidikan, peserta didik dituntut untuk belajar secara

mandiri, belajar mandiri bukan merupakan usaha untuk mengasingkan peserta didik

dari teman belajarnya dan dari guru/instrukturnya. Hal yang terpenting dalam

proses belajar mandiri ialah peningkatan kemampuan dan keterampilan peserta

didik dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada

akhirnya peserta didik tidak tergantung pada guru/pendidik, pembimbing, teman

atau orang lain dalam belajar. Dalam belajar mandiri peserta didik akan berusaha

(9)

media pandang dengar. Kalau mendapat kesulitan, barulah peserta didik akan

bertanya atau mendiskusikannya dengan teman, guru/instruktur, atau orang lain.

Peserta didik yang mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang

dibutuhkannya.

Tugas guru/instruktur dalam proses belajar mandiri ialah menjadi fasilitator,

menjadi orang yang siap memberikan bantuan kepada peserta didik bila diperlukan.

Terutama bantuan dalam menentukan tujuan belajar, memilih bahan dan media

belajar, serta dalam memecahkan masalah sulit yang tidak dapat dipecahkan peserta

didik sendiri.

Salah satu aplikasi dari proses belajar mandiri adalah pembelajaran berbasis

web atau Web Based Education (WBE). WBE menawarkan kecepatan dan tidak

terbatasnya pada tempat dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar

dapat dengan mudah dilakukan oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja

dirasakan aman oleh peserta didik tersebut. Batas ruang, jarak dan waktu tidak lagi

menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan.

Integrasi teknologi informasi kedalam pendidikan salah satunya dalam

bentuk pembelajaran berbasis web atau Web Based Education (WBE). Terdapat

berbagai keunggulan penerapan WBE disamping beberapa catatan kelemahannya

bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Dalam studi awal penerapan

WBE diperoleh beberapa catatan penting, antara lain bahwa kesiapan siswa untuk

(10)

penerapan WBE yang telah dilakukan, siswa memperoleh manfaat antara lain

bahwa WBE yang menyajikan simulasi dapat lebih membantu dalam memahami

fenomena yang dipelajari, disamping itu bagi siswa melalui WBE dapat belajar

komputer dan mengenal pemanfaatannya dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian diarahkan untuk memperoleh

jawaban pengaruh dari pembelajaran modul berbasis web terhadap motivasi belajar

dan kompetensi dengan rumusan masalah: “Efektivitas media pembelajaran dengan

menggunakan modul berbasis web untuk meningkatkan motivasi belajar dan

kompetensi siswa pada mata pelajaran Teknik Jaringan di SMK Informatika Pelita

Nusantara ”.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, dapat dijabarkan menjadi

beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana media pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis

web dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan pembelajaran

yang tidak memakai modul berbasis web pada mata diklat

mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI pada mata

(11)

2. Bagaimana pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web

untuk meningkatkan kompetensi siswa dengan pembelajaran yang tidak

memakai modul berbasis web pada mata diklat mengoperasikan sistem

operasi jaringan berbasis GUI pada mata pelajaran Teknik Jaringan di

SMK Informatika Pelita Nusantara.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, untuk menghindari perbedaan persepsi perlu diberi

ruang lingkup dan batasan penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI semester genap Program

Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMK Informatika Pelita

Nusantara Cilegon tahun pelajaran 2009-2010.

2. Modul yang diberikan adalah mata diklat Mengoperasikan Sistem

Operasi Jaringan Berbasis GUI pada mata pelajaran Teknik Jaringan.

Agar siswa mampu mencapai kompetensi ini, penulis mengembangkan

modul ini dengan berpatokan kepada tata cara penulisan modul yang

dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (2004).

3. Aspek-aspek yang diamati yaitu keaktifan siswa dalam mempelajari

(12)

4. Kompetensi siswa yang diukur yaitu hasil belajar dalam bentuk

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang terkait dengan

kompetensi tersebut diatas.

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang didefinisikan sebagai

berikut :

1. Menurut Chester I. Barnard dalam (Prawirosentono, 1999 : 27),

menjelaskan bahwa arti efektif adalah sebagai berikut : “When a

specific desired end is attained we shall say that the action is effective...

(Bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh

mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah efektif.

Efektivitas media pembelajaran adalah suatu ukuran yang berhubungan

dengan tingkat keberhasilan suatu proses belajar mengajar

menggunakan media. Efektivitas diartikan sebagai suatu ukuran yang

berhubungan dengan tingkat keberhasilan baik kuantitas maupun kulitas

dari suatu proses tertentu. Suatu media pembelajaran dikatakan efektif

apabila dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

2. Modul berbasis web didefinisikan sebagai penyajian modul bahan ajar

(13)

media komputer sebagai sarana utamanya. Dalam penelitian ini adalah

pengembangan bahan/media pembelajaran untuk pelaksanaan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

3. Motivasi belajar dalam penelitian ini didefinisikan sebagai :

“Keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan

kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka

tujuan yang dikehendaki siswa tercapai” (Wingkel, 1983:73).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka secara operasional motivasi

belajar dalam penelitian ini adalah respon siswa kelas XI semester

genap program keahlian Rekayasa Perangkat Lunak SMK Pelita

Nusantara Cilegon tahun ajaran 2009-2010 terhadap sejumlah

pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri

siswa agar tumbuh dorongan untuk belajar dan tujuan yang dikehendaki

oleh siswa tercapai.

Diungkapkan melalui instrumen angket, yaitu :

a. durasi kegiatan;

b. frekuensi kegiatan;

c. persistensi pada kegiatan;

d. ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan;

(14)

f. tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan;

g. tingkat kualifikasi prestasi atau produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan;

h. arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

4. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara

konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, keterampilan

yang dimiliki peserta didik. (Rusman, 2008:429). Sejalan dengan itu

Finch and Crunkilton (1979:22) mengartikan “Kompetensi sebagai

penguasaan terhadap tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang

diperlukan untuk menunjang keberhasilan”. Hal ini menunjukan bahwa

kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang

dimiliki oleh siswa untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajaran

sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Jadi kompetensi dalam penelitian

ini yaitu sebagai kemampuan yang harus dimiliki siswa kelas XI

semester genap program keahlian Rekayasa Perangkat Lunak SMK

Informatika Pelita Nusantara tahun ajaran 2009-2010 mata diklat

mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI setelah mengikuti

pembelajaran. Kemampuan ini mencakup penerapan keterampilan yang

didukung oleh pengetahuan dan sikap sesuai dengan kondisi yang

diisyaratkan. Dalam hal ini untuk mengungkap kompeten dan tidaknya

(15)

dilakukan dengan jalan mengadakan uji kompetensi dalam bentuk tes

tulis dan tes praktek tentang aspek-aspek kompetensi yang harus

dikuasai siswa, yaitu tentang menginstalasi sistem operasi jaringan

berbasis GUI yang meliputi konsep-konsep mempersiapkan instalasi

sistem operasi jaringan berbasis GUI, melaksanakan instalasi sistem

operasi jaringan sesuai installation manual, mengecek hasil instalasi

dengan menjalankan sistem operasi jaringan dan melakukan

troubleshooting sederhana.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Agar dapat dicapai hasil yang optimal dari suatu penelitian, maka terlebih

dahulu dirumuskan tujuan yang terarah dari penelitian. Adapun tujuan penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui efektivitas media pembelajaran dengan menggunakan

modul berbasis web untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan

pembelajaran yang tidak memakai modul berbasis web pada mata diklat

mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI pada mata pelajaran

Teknik Jaringan di SMK Informatika Pelita Nusantara.

2. Untuk mengetahui efektivitas media pembelajaran dengan menggunakan

modul berbasis web untuk meningkatkan kompetensi siswa dengan

(16)

mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI pada mata pelajaran

Teknik Jaringan di SMK Informatika Pelita Nusantara.

Adapun manfaat dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan praktis.

Ditinjau dari manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan tentang pengembangan modul pembelajaran untuk mencapai

kompetensi yang diisyaratkan dalam kurikulum berbasis kompetensi khususnya

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK, sedangkan kegunaan

praktisnya adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa, model pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis

web sebagai sumber belajar alternatif yang dapat digunakan sendiri atau

berkelompok, memberikan peluang kepada siswa aktif secara mental

dan memiliki pengalaman kongkrit, sehingga siswa dapat

mengefisienkan dan mengefektifkan waktu belajarnya sesuai dengan

kapasitas/keunikan individu yang dia miliki.

2. Bagi guru Teknik Jaringan, dapat menggunakan modul berbasis web

serta pengayaan sumber belajar yang lebih luas.

3. Bagi sekolah, model pembelajaran dengan menggunakan modul

berbasis web sebagai bahan kajian untuk pengembangan sarana dan

prasarana, terutama untuk mengoptimalkan pemakaian komputer yang

(17)

F. Asumsi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengacu pada asumsi yang telah

ditetapkan sebelumnya, beberapa asumsi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan sumber

belajar yang relevan dengan tujuan dan materi pelajaran.

2. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dan melaksanakan

tugas menunjukan kompetensi siswa mengoperasikan sistem operasi

jaringan berbasis GUI (Graphical User Interface) dalam penerapan

modul berbasis web dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Guru yang mengajar di kelas mempunyai kemampuan dan pemahaman

dalam penerapan modul berbasis web dalam kegiatan belajar mengajar.

4. Kemampuan dasar siswa antar kelas secara umum adalah sama.

5. Seluruh siswa pada kelompok eksperimen dapat mengoperasikan

komputer, terutama untuk operasi internet explorer.

6. Sarana untuk kegiatan belajar mengajar sudah cukup memadai.

(18)

Hipotesis penelitian yang akan di uji kebenarannya dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis 1 untuk motivasi belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen adalah :

Ho : X1 = X2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi

belajar siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

HA : X1 ≠ X2 terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi

belajar di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2. Hipotesis 2 untuk kompetensi siswa antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen adalah :

Ho : X1 = X2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

kompetensi siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

HA : X1 ≠ X2 terdapat perbedaan yang signifikan antara kompetensi

siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Keterangan: X1 = Rata-rata nilai siswa kelas eksperimen

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikaji, yaitu penerapan pembelajaran

modul berbasis web untuk meningkatkan motivasi dan kompetensi siswa, maka

pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitif eksperimental

(experimental research). Sukmadinata (2008:57) menjelaskan bahwa penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan

dikaji secara kuantitatif (menggunakan angka-angka). Adapun penelitian

eksperimental (experimental research) yaitu penelitian yang ditunjukan untuk

menguji pengaruh satu variabel atau lebih terhadap variabel lain. Metode ini

bersifat validation atau menguji, yaitu menguji pengaruh satu variabel atau lebih

terhadap variabel lainnya. Hal ini sangat relevan karena menggunakan pendekatan

kuantitatif menyangkut keefektivan hasil pembelajaran teknik jaringan melalui

pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web. Substansi substansi ini

lebeih tepat menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode penelitian quasi

experimental, meskipun lebih lanjut dapat dianalisa secara kualitatif.

Adapun metode dan desain penelitiannya menggunakan model eksperimen

kuasi (quasi experimental). Metode eksperimen kuasi (semu) pada dasarnya sama

dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel.

Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang

(20)

Desain penelitian yang berbentuk desain kelompok kontrol pretest –

posttest. Desain penelitiannya (Sukmadinata, 2008:207) dapat digambarkan sebagai berikut :

Pasangan A (KE) : O X O

Pasangan B (KE) : O O

Keterangan:

A (KE) : Kelas Eksperimen

B (KK): Kelas Kontrol

X : Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis

web

O : Pretest / posttest

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sample 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:117).

Dalam bahasa penelitian seluruh sumber data yang memungkinkan

memberikan informasi yang berguna bagi masalah penelitian disebut populasi

(Sujana & Ibrahim, 1989:84). Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Rekayasa Perangkat

Lunak di SMK Informatika Pellita Nusantara Cilegon tahun ajaran 2009-2010

(21)

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi tersebut dipelajari sehingga

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi, untuk itu sample yang

diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Sampel dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas XI Program Keahlian

Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Informatika Pelita Nusantara Cilegon tahun

ajaran 2009-2010.

Jumlah kelas XI paralel program keahlian Rekayasa Perangkat Lunak ini

adalah dua kelas dengan jumlah 50 siswa. Antara kedua kelas tersebut memiliki

kemampuan dasar secara umum adalah sama. Satu kelas digunakan sebagai

kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol.

Dari dua kelas yang dipakai sebagai subjek penelitian, kelas XI.1

berjumlah 25 siswa mendapat perlakuan dengan pendekatan pembelajaran dengan

sistem modul berbasis web sebagai kelas eksperimen dan kelas XI.2 berjumlah 25

siswa dengan pembelajaran tanpa modul berbasis web sebagai kelas kontrolnya.

Berdasarkan kondisi sampel yang akan diteliti, maka dalam penelitian ini

diambil seluruh populasi. Adapun untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas

kontrol dilakukan dengan cara diskusi dengan guru penanggungjawab mata

pelajaran jaringan komputer berbasis teks.

Ada beberapa alasan dalam pemilihan subjek penelitian ini, yaitu:

a. SMK Informatika Pelita Nusantara merupakan SMK yang masih baru

(22)

inovasi-inovasi dan gagasan-gagasan baru dalam pendidikan

khususnya dalam proses pembelajaran yang menggunakan

komputer/laptop.

b. Pemilihan SMK Informatika Pelita Nusantara ini dimaksudkan agar

hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara nyata pada tempat tugas

peneliti.

c. Dipilih siswa SMK kelas XI dengan asumsi bahwa mereka sudah dapat

beradaptasi dengan model pembelajaran baru dan tidak mengganggu

program sekolah untuk menghadapi Ujian Nasional.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pendahuluan, tahap

persiapan dan tahap pelaksanaan. Ketiga tahap tersebut dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Tahap Pendahuluan

Sebelum melaksanakan penelitian, dilakukan persiapan-persiapan sebagai

berikut:

a. Melaksanakan seminar proposal dan perbaikan hasil seminar.

b. Mengadakan observasi ke sekolah yang ditunjuk sebagai tempat penelitian.

c. Mengurus surat ijin penelitian.

2. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:

(23)

b. Membuat alat pengumpul data berupa tes objektif pilihan berganda

c. Menyusun format observasi dan wawancara

d. Validasi instrumen, untuk validasi konstruk dilakukan judgment expert

(pendapat ahli) dan selanjutnya dilakukan uji coba instrumen. Judgment

expert dilakukan oleh dua orang dosen pembimbing, dosen ahli media dan guru mata pelajaran.

e. Setelah instrumen di validasi oleh dosen pembimbing, dosen ahli dan mata

pelajaran, dilakukan ujicoba pada kelompok lain dalam populasi.

f. Melakukan analisis item yang terdiri dari : pengujian tingkat kesukaran,

daya pembeda soal, indeks validitas dan reliabilitas instrumen.

3. Tahap pelaksanaan

Berdasarkan desain penelitian, langkah-langkah dalam pelaksanaan

penelitian ini adalah:

a. Menyebarkan angket awal untuk melihat motivasi siswa terhadap mata

pelajaran teknik jaringan yang diteliti.

b. Melaksanakan pretest untuk mengetahui kompetensi awal siswa.

c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran

modul berbasis web yang dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran

untuk kelas eksperimen dan pembelajaran biasa (konvensional) untuk

kelas kontrol.

d. Menyebarkan angket akhir untuk melihat motivasi siswa terhadap mata

pelajaran teknik jaringan yang menggunakan modul berbasis web.

(24)

f. Wawancara dengan siswa dan guru untuk memperoleh saran dan masukan

untuk penyempurnaan modul berbasis web yang dikembangkan.

g. Selanjutnya dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data-data yang

diperoleh selama pelaksanaan penelitian, sehingga masalah dan

pertanyaan penelitian terjawab dan diperoleh kesimpulan.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Awal (Pretest)

Sebagai prasyarat dalam penelitian ini dilakukan tes awal untuk kelas

eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pada awal sebelum mendapatkan

pembelajaran menggunakan sistem modul berbasis web maupun mendapatkan

pembelajaran tidak menggunakan sistem modul berbasis web. Tes awal ini

dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data awal kemampuan siswa tentang

pengetahuan menginstalasi sistem operasi jaringan berbasis GUI (Graphical User

Interface) mata pelajaran Teknik Jaringan sebelum diberlakukan perlakuan. Waktu yang disediakan untuk menjawab tes ini selama 60 menit dengan

menggunakan instrumen evaluasi yang telah disiapkan sebelumnya, adapun tes

yang digunakan adalah tes pilihan ganda (PG) dengan jumlah soal sebanyak 30

butir dengan empat pilihan jawaban.

2. Tes Akhir (Posttest)

Posttest diberikan kepada siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah siswa mendapatkan pembelajaran menginstalasi sistem operasi

(25)

modul berbasis web dan pembelajaran menginstalasi sistem operasi jaringan

berbasis GUI (Graphical User Interface) dengan tidak menggunakan sistem

modul berbasis web, menggunakan instrumen tes, sarana, dan perlakuan yang

sama dengan kegiatan pretest. Data tes akhir merupakan data untuk

mengungkapkan tingkat pengetahuan siswa tentang mata pelajaran jaringan

komputer berbasis teks setelah siswa menerima pembelajaran dengan pendekatan

yang berbeda.

3. Angket

Dalam penelitian ini menggunakan angket dalam pengumpulan data.

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang

ia ketahui. Tujuan digunakan angket dalam penelitian ini adalah untuk

mengungkap motivasi belajar siswa baik sebelum dikenai treatment maupun

sesudah dikenai treatment.

Menurut Ibnu Hadjar (1999:184-188) menggolongkan angket menjadi

empat yaitu angket terbuka dan tertutup, skala, daftar cek, dan bentuk rangking.

Sedangkan Suharsimi (1998:140-141) menggolongkan angket sebagai berikut:

a. Berdasarkan cara menjawab dibedakan menjadi dua yaitu angket terbuka

dan angket tertutup.

b. Berdasarkan dari jawaban yang diberikan dibedakan menjadi dua yaitu

angket langsung dan angket tidak langsung.

(26)

Berdasarkan macam-macam angket di atas, dalam penelitian ini

menggunakan angket tertutup dengan skala likert.

Adapun kelebihan angket menurut Suharsimi (1998:141) adalah sebagai

berikut:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

b. dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

c. dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing, dan

menurut waktu senggang responden.

d. dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu

menjawab

e. dapat dibuat terstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan

yang benar-benar sama.

Selain memiliki kelebihan Suharsimi (1998:142) juga mengemukakan

kelemahan angket sebagai berikut:

1. responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan

yang terlewati tidak dijawab, ada hal sukar diulang kembali kepadanya

2. seringkali sukar dicari validitasnya

3. walaupun dibuat anonim, kadang responden dengan sengaja memberikan

jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.

4. seringkali tidak kembali

5. waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada

(27)

Adapun tujuan penggunaan angket dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui motivasi belajar siswa baik sebelum dikenai perlakuan ataupun

sesudah dikenai perlakuan.

Kisi-kisi angket motivasi belajar Makmun (2004:40), adalah sebagai

berikut :

Variable Indikator Jumlah

Item

1. Durasi

a. Berapa lama kemampuan

penggunaan waktu untuk belajar

b. Mengikuti KBM di kelas

4

2

2. Frekuensi

a. Kehadiran di sekolah

b. Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran

1

5

3. Persistensi a. Ketetapan dan kelekatan pada tujuan belajar.

b. Pengorbaan untuk mencapai tujuan

1

a. Sistematika dan kejelasan materi b. Keinginan untuk berprestasi

a. Suka atau tidak suka b. Positif atau negatif

2 1

4. Observasi

Data hasil obervasi dan skala sikap dianalisa untuk mengetahui sikap dan

(28)

observasi merupakan data tentang sikap dan aktifitas siswa selama kegiatan

pembelajaran klasikal (kelas eksperimen), dianalisa melalui perhitungan frekuensi

dan prosentasenya (%), berdasarkan jumlah seluruh frekuensi katagori yang

terobservasi.

E. Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, diperlukan

instrumen-instrumen penelitian yang telah memenuhi syarat validitas dan reliable,

menurut Sukmadinata (2008:228) “Suatu instrumen dikatakan valid atau

memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi

yang akan diukur”.

Menurut Sugiyono (2009:173) “valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Reliable berkenaan

dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen

memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan

mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.

1. Uji Validitas

Valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:173) validitas konstruk instrumen

dilakukan melalui pendapat ahli (judgment expert), yang terdiri dari dosen

pembimbing, dosen ahli dan guru mata pelajaran.

Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun dan

(29)

(Sugiyono, 2009:177). Disamping validitas instrumen dilakukan oleh ahli,

validitas konstruk instrumen juga dilakukan dengan analisis faktor atau item soal.

Analisis item soal dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor item soal.

Analisis item soal dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor item soal

dengan skor total. Bila korelasi tiap skor item soal tersebut positif dan besarnya

diatas 0,312 maka item soal tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jadi

berdasarkan analisis item soal tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen

tersebut memiliki validitas konstruksi yang kuat (Sugiyono, 2009:178).

Pengujian validitas instrumen penelitian ini adalah dengan menggunakan

teknik korelasi product moment dengan rumus:

(

) ( )( )

X = Skor tiap item dari seluruh responden uji coba Y = Skor seluruh item dari keseluruhan responden uji coba N = Jumlah responden uji coba

Validitas setiap butir soal ditentukan dengan menggunakan kriteria sebagai

(30)

Dari hasil ujicoba yang dilakukan terhadap 20 orang siswa kelas XI SMK

Informatika Pelita Nusantara, terhadap tiap aspek kelompok soal, hasilnya sebagai

berikut:

a. Untuk angket motivasi belajar siswa, dari 30 soal, no soal

4,9,10,13,19,24,28,29 berkatagori cukup dan soal no 1,2,3,5,6,7,8,

11,12,14,15,16,17,18,20,21,22,23,25,26,27,30 sehingga seluruh soal

angket valid dipakai dalam penelitian. Sengkapnya dapat dilihat pada

tabel 3.1.a

b. Untuk soal kompetensi siswa, dari 30 soal, no

6,8,10,11,14,16,17,18,19,24,26,28,29 berkatagori cukup dan soal no

1,2,3,4,5,7,9,12,13,15,20,21,22,23,25,27,30 berkatagori tinggi

sehingga seluruh soal valid dan dapat dipakai dalam penelitian . Hasil

analisis validitas item soal dapat dilihat pada Tabel 3.1.b.

Dengan taraf signifikasi 0,005, rhitung dibandingkan dengan rtabel, dengan

interpretasi sebagai berikut:

2

1 2 r N r t

− −

=

(31)

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ketetapan suatu tes apabila diteskan pada subjek

yang sama. Untuk mengukur atau menguji reliabilitas soal pilihan

ganda/objectives dapat digunakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(

) ( )( )

Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi yang didapat, diuji d

Dengan uji t dengan rumus Spearman Brown

(

hh

)

klasifikasi menurut Barry L Johnson (1974) koefisien korelasi tes diklasifikasikan

sebagai berikut :

Dari uji coba instrumen penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh

(32)

a. Untuk angket motivasi belajar siswa dari soal no 1 – 30 memiliki

reliabilitas ‘sempurna’ karena diperoleh nilai korelasi yang di dapat

sebesar 0,94. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran

3.1.a.

b. Untuk soal kompetensi siswa dari soal no 1 – 30 memiliki reliabilitas

‘sempurna’ karena diperoleh nilai korelasi yang di dapat sebesar 0,9.

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.1.b.

3. Tingkat Kesukaran

Untuk mengukur tingkat kesukaran dari setiap item soal dihitung

berdasarkan jawaban seluruh siswa yang mengikuti tes, Skor hasil tes yang

diperoleh siswa diklasifikasikan atas benar dan salah, rumus yang digunakan

adalah:

n fx

Px=

Keterangan:

Px = Tingkat kesukaran

fx = Siswa yang menjawab soal dengan benar n = Jumlah Siswa

Klasifikasi tingkat kesukaran yang digunakan menurut (Arikunto, 2006:190) sebagai berikut:

0,00 ≤ TK ≤ 0,30 : klasifikasi sukar 0,30 ≤ TK ≤ 0,70 : klasifikasi sukar 0,70 ≤ TK ≤ 1,00 : klasifikasi sukar

Dari uji coba instrumen penelitian yang telah dilakukan pada soal kompetensi

(33)

Untuk soal kompetensi mengoperasikan sistem operasi jaringan

komputer berbasis GUI, dari 30 soal termasuk dalam katagori mudah

sebanyak 5 soal yaitu soal no 8,9,19,27,28 untuk katagori sedang sebanyak 23

yaitu soal no 1,2,3,4,5,6,7,11,12,13,14,15,17,18,20,21,22,23,24,25,26,29,30

soal dan yang berkatagori sukar sebanyak 2 soal yaitu no 10 dan 16. Hasil

analisis tingkat kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1.c.

4. Daya Pembeda

Untuk mengukur daya pembeda butir soal yaitu mengkaji soal-soal dari

segi kesanggupan tes tersebut untuk dapat membedakan apakah butir soal

termasuk katagori baik atau tidak baik dilaksanakan analisis daya pembeda

dengan rumus:

(34)

B

Kriteria yang digunakan untuk menentukan klasifikasi daya pembeda

menurut Arikunto (2007:218) adalah :

D = 0,00 – 0,20 : Jelek D = 0,21 – 0,40 : Cukup D = 0,41 – 0,70 :Baik

D = 0,71 – 1,00 : Baik sekali

D = Negatif, semua (semua pertanyaan dan alternatif jawaban) tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya diganti (dibuang saja).

Butir soal yang baik adalah butir soal yang mempunyai indeks

diskriminasi atau daya beda 0,4 - 0,7 (Arikunto, 2007:218). Untuk analisis daya

beda dan tingkat kesukaran instrumen, sampel dikelompokan menjadi kelompok

atas dan kelompok bawah, untuk sampel besar (> 100) sampel diambil 27 %

kelompok atas dan 27% kelompok bawah untuk sampel ≤ 100 sampel dibagi dua,

diambil 50% kelompok atas dan 50 % kelompok bawah. (Arikunto, 2007:212).

Hasil analisis daya beda soal dapat dilihat pada lampiran 3.1.e.

Dari uji coba instrumen penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh

hasil daya pembeda sebagai berikut:

Untuk soal kompetensi, dari 40 soal, soal no 8,9,16,23,33,34 berkatagori

sangat baik, no 1,2,3,4,7,10,12,15,17,18,19,20,21,22,24,26,27,28,29,32,35,37,39,

40 berkatagori baik, dan soal no 5,6,11,13,14,25,30,31,36,38 berkatagori cukup

Seluruh hasil analisis ujicoba butir soal, baik dari aspek validitas dan aspek

(35)

pembimbing, peneliti mengambil kesimpulan dari 30 soal angket motivasi yang

diujicobakan dapat dijadikan soal intrumen penelitian.

F. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data

Analisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan

teknik statistik sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian serta jenis data yang

dianalisis. Menurut Furqon (1997:15) yang perlu ditekankan adalah teknik

statistik harus diperlakukan sebagai alat bantu dalam memahami data penelitian,

bukan sebagai pengganti kemampuan dan kearifan peneliti.

Menurut Sugiyono (2009:207) dalam penelitian kuantitatif, analisis data

merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain

terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokan data

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang

diteliti, melakukan perhitungan untuk meguji hipotesis yang telah dilajukan.

Teknik analisis data dalam penelitian eksperimen menggunakan statistik.

Ada beberapa tipe prosedur analisis statistik dalam penelitian eksperimen, yaitu

(perhitungan statistik deskriptif, yaitu untuk observasi dan pengukuran pretest dan

posttest, seperti rerata (means), simpangan baku (standart deviation), serta rentangan (ranges); (2) statistik inferensial untuk membuktikan hipotesis seperti

t-test. Statistik parametrik juga digunakan terutama untuk mengukur distribusi normal; dan (3) data hasil penelitian dan keterkaitannya dapat juga dibuat dalam

(36)

1. Data Hasil Test

Untuk mengetahui besarnya peningkatan motivasi belajar dan kompetensi

siswa peneliti menganalisis data hasil skor angket motivasi dan kompetensi

dengan rumus gain ternormalisasi (indeks gain) yaitu membandingkan skor awal

dan skor akhir. Rumus yang digunakan adalah:

skorawal

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

metode Quasi Eksperimental model Non-equivalent Control Group Design.

Dalam model ini terdapat dua kali analisis, pertama menganalisa angket motivasi

belajar siswa siswa antara kelompok eksperimen dan kontrol (H1, H2).

Analisisnya menggunakan SPSS 17.0. analisis ini mempunyai asumsi bahwa

kedua kelompok homogen dan memiliki varians yang sama. Diharapkan tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen (H1,H2).

Untuk menguji normalitas data, disamping dengan memperbandingkan

rasio Skewness dan Kurtosis (Santoso, 2005:204), dan juga dengan gambar

Normal Probability Plot dengan analisis SPSS 17.0.

Analisis yang kedua adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam

hal ini hipotesis yang diajukan adalah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap

kompetensi siswa antara pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web

(37)

Teknik statistik yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif untuk

mengetahui rata-rata (mean), median, standar deviasi, range, varience, nilai

minimum dan maksimum. Untuk menganalisis normalitas data menggunakan

rasio skewness dan Kurtosis (Santoso, 2005) dan juga dengan grafik Normal

Probability Plot.

Uji hipotesis dengan menggunakan uji perbedaan rata-rata (uji-t), jika

kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka pengolahan data selanjutnya

menggunakan uji-t (Independent Sample Test), menggunakan Program SPSS 17.0.

Kriteria uji-t adalah jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka dapat dikatakan bahwa kedua

kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama atau tidak terdapat perbedaan.

Sedangkan jika thitung < ttabel atau thitung > ttabel maka dapat dikatakan bahwa

kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama atau terdapat perbedaan.

Pengujian hipotesis dengan krietria sebagai berikut;

Terima H0 jika –t(1-½α) < thitun < t(1-½α)

Tolak H0 jika –t(1-½α) > thitung > t(1-½α)

Keterangan:

1. Hipotesis 1 untuk motivasi belajar siswa antara kelas kontrol dan

kelas eksperimen adalah :

Ho : X1 = X2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

motivasi belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.

(38)

2. Hipotesis 2 untuk kompetensi siswa antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen adalah :

Ho : X1 = X2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

kompetensi siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen Keahlian.

HA : X1 ≠ X2 terdapat perbedaan yang signifikan antara kompetensi

siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen

Keterangan: X1 = Rata-rata nilai siswa kelas eksperimen X2 = Rata-rata nilai siswa kelas kontrol

3. Data Hasil Angket Motivasi

Data hasil angket dianalisa untuk mengetahui motivasi belajar siswa

terhadap mata pelajaran teknik jaringan dengan menggunakan modul berbasis

web. Data hasil angket ini merupakan data tentang motivasi siswa selama

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web (kelas

eksperimen), dianalisa melalui perhitungan frekuensi berdasarkan jumlah

seluruh frekuensi terhap katagori: (SS) Sangat Sesuai, (S) Sesuai, (KS) Kurang

Sesuai, (TS) Tidak sesuai, pada setiap butir pernyataan. Pernyatan skala sikap

terdiri dari dua katagori, yaitu (1) pernyataan positif, dan (2) pernyataan

negatif, dengan jumlah pernyataan sebanyak 30 pernyataan:

a. Untuk pernyataan positif: butir pernyataan no 1,2,3,4,6,7,8,11,12,15,

18,19,22,23,24,25,26 dan 27.

b. Untuk pernyataan negatif: butir pernyataan no 5,9,10,13,14,16,17,

(39)

Adapun untuk memperoleh gambaran motivasi belajar setiap siswa

terhadap pembelajaran teknik jaringan dianalisa melalui pensekoran terhadap

respon siswa pada setiap pernyataan.

Pensekoran untuk skala sikap dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Untuk pernyataan positif: SS=4, S=3, KS=2, TS=1

b. Untuk pernyataan negatif: SS=1, S=2, KS=3, TS=1

Dengan demikian skor maksimum yang dapat dicapai siswa untuk skala

sikap adalah 120 yakni 30 (butir pernyataan) x 4 (skor untuk setiap

pernyataan).

4. Data Kompetensi

Data kompetensi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data

pretest-posttest, data hasil praktek, dan skala sikap. (1) Nilai pretest diambil pada saat sebelum pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web digunakan,

data pretest ini menggambarkan pengetahuan awal siswa sebelum pembelajarn

menggunakan modul berbasis web digunakan. Nilai posttest diambil setelah siswa

mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web. (2) Nilai

praktek, nilai praktek siswa diambil pada saat pembelajaran dengan menggunakan

modul berbasis web ini berlangsung, pengambilan nilai praktek disesuaikan

dengan kompetensi dasar mata diklat ini yaitu: (a) menyiapkan pengoperasian PC,

(b) mengoperasikan PC yang tersambung jaringan, (c) Memutuskan koneksi saat

(40)

observasi yang merupakan data tentang sikap dan aktivitas siswa selama kegiatan

pembelajaran berlangsung, dianalisa melalui perhitungan frekuensi dan

persentasenya (%).

G. Bahan Ajar dan Pengembangannya

Untuk menunjang penelitian ini dikembangkan modul berbasis web yang

dibuat oleh peneliti dan guru bidang studi mata pelajaran Teknik Jaringan,

sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan modul konvensional. Angket

motivasi dan tes kompetensi diujicobakan pada kelas lain yang bukan sampel

penelitian dengan tujuan mengetahui apakah angket dan tes dapat dibaca dan

dipahami.

Adapun materi pokok yang diberikan kepada siswa dalam penelitian ini

adalah mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI dengan sub pokok

bahasan: yang meliputi konsep-konsep mempersiapkan instalasi sistem operasi

jaringan berbasis GUI, melaksanakan instalasi sistem operasi jaringan sesuai

installation manual, mengecek hasil instalasi dengan menjalankan sistem operasi jaringan dan melakukan troubleshooting sederhana.

Untuk lebih jelasnya materi pembelajaran ini berdasarkan standar isi

(41)

Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

Lingkup

Belajar Materi Pokok Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Ketrampilan

(42)

H. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Informatika Pelita Nusantara Cilegon

Propinsi Banten. Kegiatan dimulai dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010

dengan rincian sebagai berikut :

Februari 2010 : Pembuatan Modul Berbasis Web

15 Maret 2010 : Perkenalan dan penyusunan rencana kerja dengan guru bidang studi

22 Maret 2010 : Uji coba instrumen

22-29 Maret 2010 : Pengolahan hasil uji coba instrumen

5 April 2010 : Pretest, pembelajaran (observasi), posttest.

(43)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Model pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis merupakan

salah satu upaya untuk menciptakan suasana belajar yang lebih hidup, dalam

pembelajaran ini siswa menjadi subyek pembelajaran, sehingga siswa lebih

dominan dibandingkan guru. Pembelajaran ini mengubah pola teacher centered

menjadi student centered (berpusat pada siswa). Siswa secara sistematis diarahkan

lebih mandiri, aktif dan kreatif, demokratis, berpikir logis dan berwawasan luas.

Hal ini akan membawa dampak yang positif terhadap hasil pembelajaran. Dan hal

ini juga dapat membuktikan dengan meningkatnya kompetensi siswa setelah

penerapan model pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web dengan

melakukan perbandingan pretest dan posttest. Model pembelajaran dengan

menggunakan modul berbasis web telah memberi perubahan terhadap hasil belajar

siswa mencakup metode, strategi dan skenario pembelajaran yang diterapkan di

kelas.

Adapun faktor pendukung dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

adalah (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan;

(4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan

kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi

(44)

prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah

sikap terhadap sasaran kegiatan.

Adapun faktor pendukung dalam pembelajaran dengan menggunakan

modul berbasis web adalah siswa memberi respon yang baik terhadap proses

pembelajaran, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan

bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat di dalam forum.

Pihak Yayasan pun mendukung pembelajaran ini dengan menyediakan fasilitas

netbook gratis untuk kelas XI dan penambahan hotspot di beberapa titik di dalam lingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, diperoleh

kesimpulan, yaitu :

Analisis dan pembahasan data pretest dan posttest kompetensi siswa

terhadap materi pembelajaran baik pada kelas eksperimen yang pembelajarannya

menggunakan modul berbasis web maupun kelas kontrol yang pembelajarannya

menggunakan media biasa yang ada di sekolah disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar dan kompetensi siswa yang

menggunakan modul berbasis web dan yang tidak menggunakan modul berbasis

web.

Penggunaan modul berbasis web pada mata pelajaran Teknik Jaringan

mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI lebih efektif dalam

meningkatkan motivasi dan kompetensi siswa terhadap materi yang menggunakan

(45)

B. Saran/Rekomendasi

Pada penelitian ini telah diujicobakan modul berbasis web untuk materi

mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI pada mata pelajaran Teknik

Jaringan di SMK Informatika Pelita Nusantara. Untuk mengimplementasikan

modul ini dalam pembelajaran, perlu diperhatikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk Pengembang Kurikulum

Untuk pengembang kurikulum di sekolah disarankan untuk lebih mempelajari

modul berbasis web agar dapat dijadikan sumber belajar utama dalam

pembelajaran.

2. Untuk Guru

a) Modul berbasis web dapat dijadikan sebagai bahan ajar utama dalam

kegiatan belajar mengajar di SMK Informatika Pelita Nusantara untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

b) Guru sebaiknya perlu menguasai modul berbasis web dan penggunaan

internet lebih luas lagi.

c) Guru memberikan motivasi baik secara individu maupun klasikal

untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi siswa baik

secara lisan maupun tertulis.

d) Guru memperhatikan perannya sebagai fasilitator bukan lagi sebagai

sumber belajar, mempersiapkan diri dengan baik merupakan tugas

(46)

e) Guru sebagai pengembang modul berbasis web ini, agar menambah

pengetahuannya tentang e-learning sehingga penggunaan modul

berbasis web ini lebih optimal.

3. Untuk Sekolah

a) Perlu adanya revisi terhadap modul berbasis web ini dan diujicobakan

lebih luas lagi dan mengingat keefektifan modul ini dalam

meningkatkan motivasi dan kompetensi siswa, maka diharapkan dapat

dikembangkan pada materi dan mata pelajaran lainnya.

b) Sekolah perlu menyediakan sarana penunjang seperti hotspot yang

lebih banyak lagi sehingga jika dipergunakan dalam waktu yang

bersamaan tidak terjadi kelambatan dalam mengakses modul berbasis

web ini.

c) Dalam mengimplementasikan modul berbasis web diperlukan koneksi

internet yang stabil dan tidak terputus-putus, sedangkan jaringan

internet yang ada di sekolah sering terputus.

4. Untuk siswa

Untuk mengakses modul berbasis web ini diperlukan koneksi internet,

sedangkan di rumah siswa banyak yang tidak terkoneksi internet sehingga

siswa hanya bisa membuka modul ini di sekolah dan tempat-tempat lain yang

ada hotspot-nya, sehingga motto learning everywhere yang dicanangkan oleh

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta, Rhineka Chipta.

Arikunto, Suharsimi (2007), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta, PT. Bumi Aksara.

Bustomi, A (1999), Cara Mudah Belajar Internet, Homesite dan HTML. Jakarta: Dinastindo.

Dick, W., Carey, L.(1990). The systematic Design of Instruction. London, England: Scott, Foresman and Company.

Furqon, (1997), Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Hake, RR ., (1997), Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. Indiana, [on-line] Tersedia:

http://web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers/Hake.pdf

Hamalik, Oemar (1994), Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar (2001), Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Handoko, T. Hani, (2003) Manajemen Sumber Daya manusia, Jogjakarta, BPFE.

Hung, Chang Chew (2007), Engaging Learning Through The Inetrnet WebQuest in The Humanities Classroom, Singapore, Pearson Prentice Hall.

Makmun, Abin Syamsudin (1996), Psikologi Kependidikan ed.Rev. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, Anwar Prabu (2002), Manajemen SDM, Bandung, Remaja Rosdakarya.

(48)

Nasution, S (2003), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S (2007), Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi, Hadari (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jogjakarta, UGM.

Oetomo, Budi Sutedjo Dharma (2002), E-Education Konsep, Teknologi dan aplikasi internet pendidikan. Jogjakarta: Andi offset.

Putra, Yendra Eka (2008), Efektifitas Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MTs Negeri Pematangsiantar, Tesis Magister pada SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Rusman, (2008), Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Pers.

Rusman, (2009), Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Pedoman bagi Guru, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru, Bandung: Mulia Mandiri Pers.

Sambaugh, N. (2006). Instructional Design, A systematic Approach for Reflective Practice. USA:West Virginia University.

Sanjaya, Wina (2009) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Goup.

Simamora, Henry. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jogjakarta, STIE YKPN.

Smaldino, Sharon E dkk, (2008), Instructional Technology and media for learning. Ohio: Pearson Merril Prentice Hall.

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

(49)

Sukmadinata, Nana S (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Soemanto, Wasty, 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.

Uno, Hamzah B, (2006), Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Vembrianto, (1981) Pengantar Pembelajaran Modul. Jogjakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.

Wena, Made (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif kontemporer suatu tinjauan konseptual operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Winardi, 1992. Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Wingkel, W.S. (1989), Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gresindo Gramedia.

Wexley, Kenneth & Yukl, Gary A. (1992) Organizational behavior and personnel management, RD. Irwin, Homewood Ill.

Gambar

tabel 3.1.a

Referensi

Dokumen terkait

KEUANGAN NOMOR 1 6/PMK.03/2 013 TENTANG RINCIAN JENIS DATA DAN INFORMASI SERTA TATA CARA PENYAMPAIAN DATA DAN INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN PERPAJAKAN2.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan keuangan pemerintah daerah se-Jawa Tengah dengan menggunakan analisis rasio keuangan dalam rangka mendukung

menunjuk Hakim Agung sebagai Anggota Kamar untuk2. perkara perdata, perkara pidana, perkara tata

Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository

function varargout = pengujian_OutputFcn(hObject, eventdata, handles) varargout{1} = handles.output;. function beranda_Callback(hObject, eventdata, handles)

kegiatan ekstrakurikuler olahraga terhadap prestasi akademik siswa SMP Santa Maria2. Bandung adalah sebagai

Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap Keterampilan Lompat Jongkok Pada Pembelajaran Senam Alat Meja Lompat Di SMPN 2 Lembang.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan kriteria Bank Dunia tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Kota Medan tergolong rendah yakni 17,14% dari kelompok 40% masyarakat berpendapatan terendah yang