• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBIAYAAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA SLTP NEGERI : Studi Kasus Pada Beberapa SLTP Negeri di Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PEMBIAYAAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA SLTP NEGERI : Studi Kasus Pada Beberapa SLTP Negeri di Kota Bandung."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMBIAYAAN DAN DAMPAKNYA

TERHADAP KINERJA SLTP NEGERI

(Studi Kasus Pada Beberapa SLTP Negeri di Kota Bandung)

TESIS

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis

Program Pascasarjana (S2) Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Bidang Studi Administrasi Pendidikan

OLEH: Een Sobandi NIM:989667

ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN TAHAP n

Pembimbing I

Prof.Dr.H. Moch. IdocHi Anwar, M.Pd

Pembimbing II

(3)

Mengetahui

Ketua Program Studi Adfai/iistrasi Pendidikan

H

'

(4)

ABSTRAK

Judul: Strategi Pembiayaan dan Dampaknya Terhadap Kinerja SLTP

Negeri

di Kota Bandung (Studi Kasus Pada Beberapa SLTP Negeri di Kota

Bandung)

Hasil studi pendahuluan, menunjukkan bahwa pembiayaan pendidikan khususnya di tingkat SLTP Negeri, masih bertumpu pada dana bantuan pemerintah

pusat dengan jumlah yang sangat besar. Bertolak dari kondisi yang dihadapi

sekolah dalam rangka penyediaan dana pendidikan, maka diperlukan kemampuan manajerial dalam mengelola pembiayaan melalui stategi perencanaan anggaran belanja sekolah. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan "Bagaimana strategi pembiayaan dan dampaknya terhadap kinerja SLTP Negeri di Kota

Bandung".

Untuk lebih jelasnya fokus masalah tersebut, dirinci menjadi pertanyaan

penelitian sebagai berikut: (l)Bagaimana strategi perencanaan pembiayaan

pendidikan di SLTP Negeri Kota Bandung; (2) Bagaimana pelaksanaan pembiayaan

pada

SLTP Negeri di Kota Bandung; (3) Bagaimana proses pengawasan

pembiayaan di SLTP Negeri di Kota Bandung; (4) Adakah dampak pembiayaan

terhadap efektivitas kinerja sekolah.

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi,

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena pokok permasalahan. Metode

penelitian yang digunakan, adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui pengumpuian data (eksploratif), observasi langsung dan tidak langsung, wawancara,

dan pengisian angket.

Kesimpulan hasil penelitian :

Strategi yang diterapkan sesungguhnya adalah pengelolaan dan penggalian

sumber dana partisipasi masyarakat orang tua melalui BP3 selain dana utama (pemerintah) untuk memenuhi kebutuhan pendidikan secara minimal. Pemenuhan dari kekurangan anggaran yang diberikan pemerintah melalui DIK dan DBO,

ditambah dana masyarakat melalui musyawarah BP3 dilandasi oleh kemampuan ekonomi secara umum orang tua siswa dan hasilnya dijadikan acuan penetapan

rencana pembiayaan.

Strategi perencanaan pembiayaan pendidikan belum sepenuhnya dapat dilakukan berdasarkan konsep-konsep teoretis secara utuh, mengingat ketentuan

yang berlaku. Hal itu terkait dengan kebijakan anggaran pendidikan secara nasional yang disebabkan terbatasnya dana pemerintah untuk memenuhi kebutuhan ideal.

Mekanisme pengeluaran dan pemasukan keuangan seringditemukan adanya

inkonsistensi dilihat dari objek rencana dan pelaksanaan. Ketidak konsistensian

disebabkan oleh faktor-faktor, kebutuhan essensial yang mendesak untuk

kepentingan pendidikan yang tidak terdapat atau tidak dibenarkan menurut alokasi,

tingkat kenaikan harga barang dan jasa di luar perhitungan rencana, dan adanya biaya-biaya di luar alokasi. Konsekuensinya adalah adanya rekayasa administrasi

(5)

Pengawasan dilaksanakan oleh pihak Irjen Depdiknas dan BPKP yang

waktunya dilakukan pada pertengahan atau akhir tahun anggaran. Pengawasan

dilaksanakan atas dasar bukti fisik administrasi dan jarang terjadi kepada

pengawasan yang bersifat proses dalam mekanisme pengaturan pengeluaran, seperti

belanja barang atau jasa dilihat dari kualitas, kuantitas, dan bukti legalitas faktor

melalui observasi pasar.

Penerimaan dan pengeluaran dana partisipasi orang tua yang dikenal dengan

BP 3 selama ini, belum menjadi fokus pengawasan karena dikelola oleh pihak

pengurus dan sekolah. Adapun pertanggungjawabannya BP 3 cukup dengan

laporan kepada pihak Kantor Dinas Kota dan Propinsi, dan kepada orang tua siswa.

Kinerja sekolah dilihat dari peran dan fungsi sekolah, sebagai dampak

pembiayaan secara normatif masih bervariasi. Artinya perolehan dana besar,

pembiayaan pendidikan terpenuhi, maka kinerja sekolah cenderung baik. Kondisi

ini dipengaruhi oleh karakteristik sekolah seperti usia sekolah, jumlah siswa,

lingkungan sekolah, status sosial ekonomi orang tua.

Sekolah seperti

diklasifikasikan sekolah besar seperti SLTP Negeri 5, dan kategori sedang seperti

SLTP Negeri 18. Sedangkan sekolah kecil yang karaktersitiknya cenderung kurang

didukung fmansial, maka dampak terhadap kinerja sekolah belum mampu untuk

menyesuaikan diri dengan tuntutan.

Kondisi tersebut, tidak sepenuhnya disebabkan oleh strategi yang dianut

melainkan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor kebijakan pendidikan seperti sistem

seleksi berdasarkan NEM, tidak memperhatikan aspek kewilayahan, untuk

meningkatkan pemerataan masukan yang terstandar, adanya image masyarakat

berkenaan dengan sekolah pilihan.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN i

LEMBAR PERNYATAAN jj

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GRAFIK xjj

DAFTAR GAMBAR xiv

DAFTAR LAMPIRAN xv

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

1. Pembiayaan dalam Konteks Persekolahan 1

2. Gambaran Empirik Masalah Pembiayaan di SLTP Kota Ban

dung 6

3. Implikasi Pembiayaan Terhadap Pelayanan Pendidikan 7

B. Perumusan dan Batasan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 12

1. Tujuan Penelitian 12

2. Manfaat Penelitian 12

D. Paradigma Penelitian 13

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Posisi Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah 16

1. Konsep Administrasi Pendidikan 16

2. Strategi dan Pendekatan Administrasi Pendidikan 20

B.Biaya Pendidikan 23

1. Klasifikasi Biaya Pendidikan 23

2. Manajemen Keuangan Sekolah 27

3. Prosedur Pengaturan 33

C.Kinerja Sekolah 36

1. Kinerja 36

2. Efektivitas dan Efisiensi 41

3. Kinerja Dalam Konteks Organisasi Pendidikan 47

(7)

4. Pengembangan Kinerja Sekolah 48

D.Kajian Penelitian Yang Relevan 51

E. Rangkuman Konsep Teoretik dan Implikasinya Terhadap Masalah

YangDiteliti 53

BAB III.PROSEDUR PENELITIAN

A.Metode Penelitian 55

B.Subjek Penelitian 56

C.Data Yang Diperoleh 57

D.Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 59

E. Langkah-Langkah Penelitian 59

F. Prosedur Analisis Data 60

G. Validasi Temuan Penelitian 61

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Penyelenggaraan SLTP Negeri di Kota Bandung. 64

1. Rombongan Belajar 64

2. Jumlah Siswa 65

3. Komponen Fasilitas Sekolah 66

4. Komponen Guru dan TU 68

5. Komponen Penerimaan Dana Pendidikan 69

B. Strategi Perencanaan Pembiayaan Pendidikan SLTP Negeri Kota

Bandung 74

1. Analisis Posisi Berkenaan Dengan Sumber Dana 74

2. Faktor-Faktor Lokasi Wilayah Ekonomi 80

3. Pendekatan Perencanaan Anggaran Pendidikan Belanja Sekolah. 80 4. Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Penggunaannya... 82

5.Rencana Biaya Total Yang Dikeluarkan Setiap Siswa 107 C. Pelaksanaan Pembiayaan Pada SLTP Negeri di Kota Bandung 109

1. Prosedur pembukuan Penerimaan 109

2. Prosedur Pembukuan Pengeluaran 110

D. Proses Pengawasan Pembiayaan 114

1. Pendekatan Pengendalian Penggunaan Alokasi Anggaran 114

2. Bentuk Pertanggungj awaban Anggaran Sekolah 115

3. Keterlibatan Pihak Eksternal 116

E. Dampak Terhadap Efektivitas Kinerja Sekolah 116

1. Layanan Belajar Yang Diberikan Kepada Siswa 117

2. Pengelolaan dan Layanan Admistrasi Kepada Siswa 138

(8)

3. Sarana dan Prasarana Sekolah Yang Dapat Dimanfaatkan Oleh

Siswa 139

4. Tumbuhnya Partisipasi Masyarakat 140

F.Pembahasan 140

1. Gambaran Umum 140

2. Strategi Perencanaan Pembiayaan Pendidikan SLTP Negeri

di Kota Bandung 141

3. Pelaksanaan Pembiayaan 147

4. Pengawasan Pembiayaan 149

5. Kinerja Sekolah 150

BAB V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan 152

B. Saran-Saran 158

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Persentase Dana bantuan Pendidikan SD 6 Tahun 4

1.2. Persentase Dana Bantuan Pendidikan SLTP 5

4.1. Rombongan Belajar SLTP Negeri Tahun Ajaran 1999-2000 65 4.2. Jumlah Siswa SLTP Negeri Tahun Ajaran 1999-200 66 4.3. Fasilitas Sekolah SLTP Negeri Tahun Ajaran 1999-2000 67 4.5. Komponen Guru TTT SLTP Negeri Tahun Ajaran 1999-2000 68 4.6. Mata Anggaran Belanja Pegawai SLTP Negeri Tahun Anggaran

1999-2000 70

4.7. Dana Bantuan Non DIK SLTP Negeri Tahun Anggaran 1999-2000 71 4.8. Dana Bantuan BP3 SLTP Negeri Tahun Anggaran 1999-2000 72 4.9. Jumlah Dana Yang Diterima SLTP Negeri Tahun Anggaran 73 4.10. Hasil Analisis Prediksi Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji

Guru dan Staf TU SLTP Negeri 5 Bandung 84

4.11. Hasil Analisis Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji Guru dan

StafTU SLTP Negeri 5 Bandung 85

4.12. Hasil Analisis Prediksi Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji

Guru dan StafTU SLTP Negeri 18 Bandung 87

4.13. Hasil Analisis Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji Guru dan

StafTU SLTP Negeri 18 Bandung 88

4.14. Hasil Analisis Prediksi Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji

Guru dan StafTU SLTP Negeri 39 Bandung 90

4.15. Hasil Analisis Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji Guru dan

StafTU SLTP Negeri 39 Bandung 90

4.16. Hasil Analisis Prediksi Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji

Guru dan StafTU SLTP Negeri 41 Bandung

'..

92

4.17. Hasil Analisis Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji Guru dan

StafTU SLTP Negeri 41 Bandung 93

4.18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekclah (APBS) Tahun Anggaran

1999-2000 SLTP Negeri 5 Bandung 107

4.19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) Tahun Anggaran

(10)

4.20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) Tahun Anggaran

1999-2000 SLTP Negeri 39 Bandung 108

4.21. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) Tahun Anggaran

1999-2000 SLTP Negeri 41 Bandung 108

4.22. Pendapatan dan Pengeluaran Dana Rutin Setiap Triwulan Tahun

Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 5 Bandung Ill

4.23. Pendapatan dan Pengeluaran Dana BP3 Setiap Triwulan Tahun

Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 5 Bandung Ill

4.24. Pendapatan dan Pengeluaran Dana Rutin Setiap Triwulan Tahun

Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 18 Bandung 112

4.25. Pendapatan dan Pengeluaran Dana BP3 Setiap Triwulan Tahun

Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 18 Bandung 112

4.26. Pendapatan dan Pengeluaran Dana Rutin Setiap Triwulan Tahun

Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 39 Bandung 112

4.27. Pendapatan dan Pengeluaran Dana BP3 Setiap Triwulan Tahun

Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 39 Bandung 113

4.28. Pendapatan dan Pengeluaran Dana Rutin Setiap Triwulan Tahun

Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 41 Bandung 113

4.29. Pendapatan dan Pengeluaran Dana BP3 Setiap Triwulan Tahun

Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 41 Bandung 113

4.30. Persentase Kehadiran Guru, TU dan Siswa Tahun Ajaran 1999/2000

SLTP Negeri 5 Bandung 117

4.31. Daya Serap KBM Tahun Ajaran 1999/2000 SLTP Negeri 5 Bandung.. 120 4.32. Persentase Kehadiran Guru, TU dan Siswa Tahun Ajaran 1999/2000

SLTP Negeri 18 Bandung 120

4.33. Daya Serap KBM Tahun Ajaran 1999/2000 SLTP Negeri 18 Bandung.. 124

4.34. Persentase Kehadiran Guru, TU dan Siswa Tahun Ajaran 1999/2000

SLTP Negeri 39 Bandung 128

4.35. Daya Serap KBM Tahun Ajaran 1999/2000 SLTP Negeri 39 Bandung.. 130

4.36. Persentase Kehadiran Guru, TU dan Siswa Tahun Ajaran 1999/2000

SLTP Negeri 41 Bandung

"

133

4.37. Daya Serap KBM Tahun Ajaran 1999/2000 SLTP Negeri 41 Bandung.. 136

(11)

DAFTAR GRAFIK

Grafik • Halaman

4.1. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase

Kehadiran Guru SLTP Negeri 5 Bandung 118

4.2. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase

Kehadiran TU SLTP Negeri 5 Bandung 118

4.3. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase

Kehadiran Siswa SLTP Negeri 5 Bandung 119

4.4. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Daya Serap

Mata Pelajaran SLTP Negeri 5 Bandung 120

4.5. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Hasil Ebtanas

SLTP Negeri 5 Bandung 121

4.6. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase

Kehadiran Guru SLTP Negeri 18 Bandung 123

4.7. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase

Kehadiran TU SLTP Negeri 18 Bandung 123

4.8. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase

Kehadiran Siswa SLTP Negeri 18 Bandung 124

4.9. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Daya Serap

Mata Pelajaran SLTP Negeri 18 Bandung 125

4.10. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Hasil Ebtanas

SLTP Negeri 18 Bandung 126

4.11. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase

Kehadiran Guru SLTP Negeri 39 Bandung 128

4.12. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase

Kehadiran TU SLTP Negeri 39 Bandung 129

4.13. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase

Kehadiran Siswa SLTP Negeri 39 Bandung 129

4.14. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Daya Serap

Mata Pelajaran SLTP Negeri 39 Bandung 131

4.15. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Hasil Ebtanas

SLTP Negeri 39 Bandung 131

4.16. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase

Kehadiran Guru SLTP Negeri 41 Bandung 134

(12)

4.17. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase

Kehadiran TU SLTP Negeri 41 Bandung 134

4.18. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase

Kehadiran Siswa SLTP Negeri 41 Bandung 135

4.19. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Daya Serap

Mata Pelajaran SLTP Negeri 41 Bandung 136

4.20. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Hasil Ebtanas

SLTP Negeri 41 Bandung 137

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Paradigma Penelitian 15

2.1. Ilustrasi Sistem Organisasi Sekolah 39

2.2. A Behavior View ofPerformance 41

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

i „m«;^o« Halaman

Lampiran

A. Panduan Dan Alat Pengumpul Data

'6

B. Data Hasil Identifikasi Keadaan SLTP NEGERI Di Kota Bandung

Bandung (Rombongan Belajar, Jumlah Siswa, Jumlah Guru Dan TU,

Fasilitas Sekolah Dan Komponen Dana Pendidikan)

175

C. Hasil Analisis Statistik Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap

Kinerja Sekolah

179

D. Surat Keputusan Penunj ukkan Dosen Pembimbing

197

E. Surat ljin Dan Bukti Pelaksanaan Penelitian

198

90?

F. RiwayatHidup

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

1. Pembiayaan Dalam Konteks Persekolahan

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, menganut tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Bentuk tanggung jawab tersebut, sangat bervariatif mulai dari masalah menanggung biaya pendidikan sampai kepada penyelengaraan, hal tersebut dijamin oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional No.2 Tahun 1989 dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992

tentang peranserta masyarakat. Inti dari PP.Nomor 39 Tahun 1992 pada pasal 2 dijelaskan bahwa peranserta masyarakat berfungsi ikut memelihara, menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan pendidikan nasional. Oleh sebab itu, penyelenggaraan pendidikan khususnya jalur sekolah sangat dipengaruhi

faktor-faktor internal dan eksternal.

Faktor internal dan eksternal merupakan potensi sumber daya, yang

dijadikan kekuatan dari terselenggaranya pendidikan yang harus dikelola secara

optimal. Faktor internal berkaitan dengan, manajemen, sumber daya manusia,

sumber dana, sarana dan prasarana. Adapun faktor eksternal berkenaan dengan

masyarakat konsumen, kebijakan pemerintah, perekonomian, sosial budaya, politik dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(16)

mempunyai tanggung jawab terhadap kelangsungan pendidikan melalui konstribusi

dana,

sangat dipengaruhi

oleh tingkat

penghasilannya.

Bagi

orang tua

berpenghasilan tinggi, konstribusi dana bukanlah suatu persoalan, akan tetapi

sebagian orang tua yang berpenghasilan rendah maka konstribusi dana adalah suatu

beban. Demikian pula, bagi masyarakat umum, yang diduga dapat memberikan konstribusi sangat dipengaruhi oleh ekonomi masyarakat. Jika perekonomian masyarakat pada suatu tempat atau daerah tertentu stabil maka, akan terjadi konstribusi yang stabil pula, dan sebaliknya jika kondisi ekonomi buruk. Pemerintah juga, dalam hal memberikan subsidi penyelenggaraan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pajak, dan devisa negara lainnya seperti hasil eksport sebagai pendapatan negara. Dengan demikian, pengembangan

pendidikan yang berkualitas banyak faktor yang mempengaruhinya.

Penyelenggaraan pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat dipisahkan

dari berbagai aspek yang menunjang keberhasilan tujuan pendidikan, yakni

pengelolaan sumber-sumber daya yang ada baik di dalam maupun di luar lembaga.

Salah satu aspek tersebut, berkenaan dengan pembiayaan yang harus dipenuhi untuk

memenuhi kebutuhan.

Bowen (1981:29), menyatakan fungsi biaya di sekolah atau lembaga pendidikan untuk menunjang penyediaan sarana dan prasarana seperti tanah, bangunan, laboratorium, modal, alat perlengkapan, operasional pengajaran,

pelayanan administrasi dan beasiswa.

(17)

sebagai pengorbanan yang tidak dapat dihindarkan bagi mendukung proses kegiatan yang diturunkan dari rencana kerja anggaran itu, serta pengorbanan tersebut dapat dihitung atau diperkirakan dalam uang, berdasarkan harga satuan di pasar atau

ketentuan lain.

H.M. Levin (1987:426), mengemukakan :

"School finance refers to the process by which tax revenues and other

resorces are derived for the operation of elementary and secondary

schools as well as the process by which those resources are allocated to school in different geographical areas and to types and levels of

education".

Pengertian tersebut, menunjukkan bahwa keuangan sekolah merupakan sumber daya yang diterima dan digunakan untuk menyelenggaraan pendidikan di sekolah. Konsekuensinya bagi sekolah, yakni melakukan pengelolaan dan penataan sumber dana tersebut secara efektif dan efisien untuk menunjang pelaksanaan

pendidikan.

Anggaran belanja dalam struktur lembaga pendidikan negeri pada dasarnya telah ditetapkan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang ada. Oleh sebab itu, perhitungan biaya-biaya mengacu kepada ketentuan yang berlaku. Salah

satu sumber dana operasional pendidikan tingkat SLTP Negeri berasal dari APBN

melalui DIP sekolah, dengan alokasi anggaran yang telah ditetapkan, baik berupa

anggaran operasional maupun pembangunan. Akan tetapi anggaran yang ditetapkan

oleh pemerintah secara nyata sering tidak sesuai dengan tuntutan kebutuhan aktual. Hal itu disebabkan oleh adanya kesulitan pengukuran aktivitas pendidikan, sehingga

tingkat pemenuhan kebutuhan mengalami ketidaksesuaian.

(18)

atau keluarga peserta didik" (UUSPN Tahun 1989:pasal 33). Jenis dan penggunaan dana pendidikan yang berasal dari pemerintah, dapat berupa bantuan; (a) umum; (b)

kategorial; dan (c) material. Bantuan umum, berkenaan dengan dana yang tidak

memperhatikan kekhususan daerah atau jenis lembaga pendidikan, termasuk sistem

penggajian. Bantuan kategorial, yaitu berkenaan dengan memperhitungkan jenis

sekolah khusus, seperti sekolah kejuruan dengan kebutuhan laboratorium dan atau

perlengkapan penunjang kegiatan belajar mengajar. Adapun bantuan material yaitu

bantuan yang diberikan pemerintah dan bukan berupa uang melainkan bangunan

fisik dan alat peraga serta buku-buku.

Data hasil studi Dirjen Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah (1993)

mengenai sumber pembiayaan pendidikan di tingkat SD di sembilan propinsi

mengungkapkan mengenai kurangnya peranserta orang tua masyarakat. dan juga

Pemerintah Daerah dalam membiayai pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat

ditunjukkan pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Persentase Dana Bantuan Pendidikan SD 6 Tahun Tahun 1993

Distribusi Mata Anggaran

No Tingkat Persentase Pemeliharaan Kesejahteraan P. Bel Mengajar D TU EBTA

1 Pusat 92.39 51.88 19.90 12.26 5.70 5.20

2 Daerah 1.07 .

-3 Orang Tua 6.98

4 Masyara-kat - -

-Swasta .

-Jumlah 100.00 51.88 19.90 12.26 5.70 5.20

Sumber: Diolah Dari Hasil Penelitian POOD Jakarta (1993)

(19)

yang lainnya digunakan untuk peningkatan pengajaran 12,26 persen, dana tata usaha sekolah 5,7 persen, dan EBTA 5,2 persen.

Demikian pula di tingkat SLTP, berdasarkan studi Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (1994) terhadap 9.639 sekolah negeri mengungkapkan bahwa kontribusi orang tua dan sektor swasta terhadap pembiayaan pendidikan di tingkat SLTP Negeri masih sangat rendah, yaitu kurang dari 10 persen. Untuk lebih jelasnya dapat ditunjukkan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Persentase Dana Bantuan Pendidikan SLTP Negeri Tahun 1994

No Tingkat Persentase

Distribusi Mata Anggaran

Pemeliharaan Kesejahteraan P. Bel Mengajar D TU EBTA 1 2 3 4 Pusat Daerah Orang Tua Masyarakat Swasta 92.46 7.15 0,39

51.95 19.90 12.26 5.70 5.20

Jumlah 100.00 51.95 19.90 12.26 5.70 5.20

Sumber: Dlolah Dari Hasil Penelitian PUOD Jakarta (1993)

Pendanaan SLTP 92,46 persen biaya datang dari pemerintah pusat, melalui SPP/DPP dan BP 3 hanya 7,05 persen di SLTP serta lebih rendah lagi adalah kontribusi pihak swasta yang hanya 0,39 persen di SLTP.

Jumlah ideal yang diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan PBM/

KBM, baru terpenuhi sekitar 17,20 persen tahun 1990/1991, 22,06 persen tahun

1991/1992 dan 24,30 persen tahun 1993/1994. Meskipun jumlahnya terus

meningkat, kebutuhan itu baru terpenuhi sekitar seperempat dari kebutuhan ideal.

Pada tahun 1992/1993, setiap siswa SLTP idealnya memerlukan biaya

penyelenggaraan PBM/KBM Rp. 130.657,00 sementara yang diperoleh dari pusat

hanya Rp.31.750,00 siswa SMU memerlukan Rp. 176.812,00 dan terpenuhi

Rp.42.965,00, siswa SMK Rp.381.228,00 dan terpenuhi Rp.92.638,00. Keadaan

ini menuntut peranserta yang lebih besar dari orang tua dan masyarakat dalam

(20)

Kondisi tersebut, tampak ada keselarasan dengan apa yang telah dijalankan

oleh pemerintah dalam pengaturan anggaran rutin. Tetapi telah kita ketahui, dalam

realisasinya, anggaran pemerintah terbatas, sehingga sekolah melakukan pendekatan dalam menggali sumber dana pendidikan. Salah satunya melalui keterlibatan orang tua siswa sebagai partisipan aktif, yang dikenal dengan BP3 di

setiap SLTP Negeri.

2.Gambaran Empirik Masalah Pembiayaan di SLTP Kota Bandung

Persoalan yang dihadapi sebagian besar SLTP Negeri di Kota Bandung,

yakni dalam menetapkan sumbangan sebagai pemasukan dan pengeluaran di antara

dana, disatu pihak tuntutan layanan pendidikan memerlukan dana yang memadai

sedangkan di lain pihak adanya keterbatasan, sehingga sering muncul kepermukaan

adanya dugaan-dugaan penyimpangan anggaran pendidikan.

Keadaan tersebut, disebabkan sekolah sangat sulit mengambil keputusan yang realistis sesuai dengan perhitungan, sehingga dalam penentuan perhitungan anggaran partisipasi masyarakat sering terjadi adanya ketidaktepatan. Demikian pula pihak pemerintah, tidak secara terbuka dalam menentukan anggaran yang aktual. Kesulitan, tersebut diawali dari ketidaksesuaian antara pemasukkan, dengan

pemenuhan kebutuhan pendidikan, sedangkan masyarakatpun masih bervariasi

ditinjau dari sosial, ekonomi dan partisipasi pendidikan, sehingga dalam persoalan keterbatasan ini untuk mengatasinya sangat tergantung kepada pengelola sekolah

itu sendiri.

(21)

7

bentuk kegiatan yang dikembangkan, dan kemampuan ekonomi masyarakat orang

tua siswa. Akan tetapi ada beberapa karakteristik yang hampir sama dalam

menetapkan anggaran, antara lain selalu mengalami kesulitan dalam

memperhitungkan anggaran telah dilakukan sebelum proses belajar dimulai.

3. Implikasi Pembiayaan Terhadap Pelayanan Pendidikan

Seperti telah diungkapkan terdahulu bahwa penyelenggaraan pendidikan,

tidak dapat dilepaskan dari permasalahan pembiayaan sebagai pengorbanan dan

konsekuensinya. Salah satu konsekuensi yang harus ditanggung oleh penyelenggara

pendidikan khususnya persekolahan, adalah pelayanan pendidikan secara efektif

dan efisien.

Pelayanan pendidikan yang efektif dan efisien, berkaitan dengan

keseluruhan proses penataan, penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan

pendidikan. Penataan sumber daya ini secara eksplisit dijelaskan oleh Allan Thomas

(1971:12-23) efektivitas dan efisiensi pendidikan mencakup tiga fungsi, yaitu (1)

The Adaministrator's production function (PFl),

yakni fungsi manajerial yang

berkaitan dengan berbagai pelayanan untuk kebutuhan siswa dan guru. Masukan diidentifikasi sebagai adanya perlengkapan mengajar, ruangan, buku dan kualifikasi

pengajar yang memungkinkan

tercapainya

pelaksanaan pendidikan. Adapun

keluarannya antara lain adalah; lama tahun dan jam belajar siswa; (2)The
(22)

The economist's production function (FP3), yakni fungsi ekonomi yang keluarannya diidentifikasi sebagai lulusan yang mempunyai kompetensi tinggi, sehingga kalau bekerja dapat memperoleh penghasilan tinggi melebihi biaya pendidikan yang telah dikeluarkannya. Masukannya adalah segala biaya yang

dikeluarkan selama pendidikan, termasuk gaji guru. Pembiayaan tidak dapat dilepaskan dari berbagai harapan-harapan ditinjau dari tuntutan orang atau badan yang mengeluarkan dana sebagai komponen pembiayaan. Salah satu tuntutan yang

menjadi sorotan dalam penelitian ini, adalah difokuskan pada kinerja pelayanan

pendidikan.

Bertolak dari uraian-uraian tersebut, menarik perhatian penulis untuk

melakukan penelitian berkenaan dengan perhitungan anggaran pendidikan pada tingkat SLTP Negeri yang ada di Kota Bandung. Penelitian ini bertumpu pada

strategi pembiayaan sekolah keterkaitannya dengan faktor ekonomi wilayah (demografis, sosial ekonomi masyarakat) dalam pertimbangan menentukan anggaran pada SLTP Negeri di Kota Bandung, dampaknya terhadap kinerja sekolah. Hal itu, sejalan dengan rasional kebutuhan pemenuhan dengan ketersediaan dan potensi sumber dana yang ada, dengan kata lain kesesuaian antara pemasukan dan pengeluaran pembiayaan pendidikan dalam satu tahun di luar anggaran penggajian dan proyek pembangunan fisik sekolah.

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah nampak bahwa pembiayaan pendidikan

khususnya di tingkat SLTP Negeri, masih bertumpu pada dana bantuan pemerintah

(23)

penerimaan dana pendidikan, sesungguhnya belum dapat memenuhi tuntutan

operasional secara ideal. Hal itu disebabkan terdapat berbagai hal yang

mempengaruhi penyediaan dana pendidikan seperti, terbatasnya dana pemerintah,

kebijakan pajak pendidikan belum ditetapkan, kemampuan masyarakat khususnya

orang tua masih bervariasi pendapatannya dibandingkan pengeluaran yang harus ditanggulanginya, demikian pula pihak swasta masih belum mempunyai kepedulian terhadap sumbangan finansial terhadap penyelenggaraan pendidikan.

Bertolak dari kendala-kendala yangdihadapi dalam rangka penyediaan dana pendidikan, maka diperlukan suatu strategi dari pihak pengelola secara tepat dan

cermat. Strategi yang dibutuhkan dalam menggali dana, harus dilandasi oleh

kemampuan manajerial, komitmen pihak terkait, dan kepercayaan yang tinggi dari

semua masyarakat yang dilayani.

Faktor-faktor perhitungan anggaran pendidikan, sangat kompleks selain adanya harga patokan dan pengaruh tingkat inflasi juga faktor ekonomi secara makro, seperti sosial ekonomi masyarakat, krisis moneter, tingkat inflasi, dan bencana alam, yang menimbulkan kelangkaan barang keperluan pendidikan, sehingga anggaran berubah dengan tingkat ketidakpastian. Sedangkan pemasukan

dan pengeluaran dituntut seimbang, sesuai dengan acuan pemerintah, oleh sebab itu

diperlukan suatu perhitungan yang mengarah kepada pendekatan kepastian

anggaran.

Bertolak dari uraian latar belakang, maka permasalahannya dapat

(24)

10

"Bagaimana strategi pembiayaan dan dampaknya terhadap kinerja SLTP Negeri

di Kota Bandung".

Untuk lebih jelasnya fokus masalah tersebut, dirinci menjadi pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi perencanaan pembiayaan pendidikan di SLTP Negeri Kota

Bandung ?

Pertanyaan tersebut difokuskan pada:

a. Kegiatan analisis posisi dari kekuatan, kelemahan, dan peluang serta

ancaman, sumber dana di SLTP Negeri.

b. Pendekatan perencanaan anggaran pendapatan dan belanja sekolah pada

SLTP Negeri di Kota Bandung.

c. Proses penyusunan anggaran pendapatan dan penggunaan atas dasar penetapan sumber-sumber dana yang ada.

d. Rencana biaya total yang dikeluarkan setiap siswa SLTP Negeri di Kota

Bandung selama tahun ajaran.

2. Bagaimana pelaksanaan pembiayaan pada SLTP Negeri di Kota Bandung ? Pertanyaan tersebut difokuskan pada:

a. Prosedur proses pembukuan penerimaan biaya selaras dengan sumber-sumber dana yang ditetapkan dan diperhitungkan.

b. Prosedur proses pembukuan pengeluaran biaya selaras dengan distribusi alokasi yang ditetapkan dan diperhitungkan.

3. Bagaimana proses pengawasan pembiayaan di SLTP Negeri di Kota

(25)

11

Pertanyaan tersebut difokuskan pada:

a. Pendekatan pengendalian penggunaan alokasi anggaran.

b. Bentuk pertanggungjawaban anggaran belanja sekolah, baik yang bersumber

dari DIK,DPP, DBO dan BP.3.

c. Keterlibatan pengawasan pihak eksternal sekolah 4. Adakah dampak pembiayaan terhadap kinerja sekolah ?

Pertanyaan tersebut difokuskan pada:

a. Layanan belajar yang diberikan sekolah kepada siswa b. Pengelolaan dan layanan administrasi kepada siswa

c. Sarana dan prasarana sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh siswa

d. Tumbuhnya partisipasi masyarakat yang dapat membantu kebutuhan siswa

Mengingat kajian tersebut sangat luas, penelitian ini dibatasi pada aspek:

Pertama, anggaran pendidikan yang diteliti terbatas pada kegiatan yang mendukung terselenggaranya proses belajar mengajar pada SLTP Negeri di Kota Bandung, berkenaan dengan; (1) pemeliharaan dan pengadaan sarana prasarana pendidikan; (2) peningkatan proses belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajar; (3) kegiatan pembinaan kesiswaan; (4) dukungan biaya kegiatan personil dan peningkatan keterampilan; dan (5) kegiatan rumah tangga sekolah.Kedua,anggaran pendidikan yang diteliti terbatas mata anggaran rutin melalui pemasukan dana meliputi; (1) UYHD; (2) OPF; (3) DBO; (4) BP3. Ketiga, faktor yang diduga dapat mempengaruhi perhitungan pembiayaan meliputi; kemampuan ekonomi

(26)

12

perilaku pelayanan pendidikan, meliputi aspek ketepatan pelaksanaan peran dan

fungsi sekolah secara efektif.

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi,

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena pokok permasalahan. Melalui penelitian ini diharapkan adanya informasi objektif bagaimana strategi pemibiayaan dan dampaknya terhadap kinerja SLTP Negeri di Kota Bandung.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan dan menganalisis hal-hal sebagai berikut:

a. Strategi perencanaan pembiayaan pendidikan di SLTP Negeri Kota Bandung.

b. Pelaksanaan pembiayaan pada SLTP Negeri di Kota Bandung.

c. Proses pengawasan pembiayaan di SLTP Negeri di Kota Bandung.

d. Dampak pembiayaan terhadap kinerja sekolah.

2. Manfaat Penelitian

Secara teoritis manfaat penelitian ini yaitu, memperdalam kajian administrasi

pendidikan, khususnya ekonomi pendidikan baik sebagai penguatan dan penerapan

konsep teori ekonomi maupun praktek dalam administrasi pendidikan. Secara

praktis penelitian ini diharapkan dapat:

a. Memberikan bahan sumbangan pemikiran dan pengkajian lebih lanjut bagi

yang berminat tentang perhitungan pembiayaan pada SLTP Negeri di Kota

(27)

13

b. Sebagai bahan kajian dan masukan kepada pihak berwenang berkenaan dengan pembiayaan sekolah secara nyata pada SLTP Negeri di Kota Bandung.

D. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan kumpulan longgar dari asumsi yang dipegang bersama konsep, atau preposisi yang mengarahkan cara berpikir penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan and Biklen (1992:33) bahwa; Paradigmisaloose collection of logically health together assumtion, concepts or propotitions

the orien thingking or research. Paradigma juga memiliki pengertian sebagai (1) suatu model dalam teori ilmu pengetahuan, dan (2) kerangka berpikir. Paradigma dalam penelitian ini, merujuk pada kerangka pemikiran yang didasarkan pada posisi masalah untuk mengarahkan penelitian. Paradigma penelitian ini diilustrasikan dalam gambar 1.1.

(28)

14

Masalah yang mendasar, yakni bagaimana pihak SLTP Negeri di Kota

Bandung mengelola pembiayaan sekolah secara efektif dan efisien sehingga tujuan

pendidikan tercapai. Hasil temuan penelitian ini selanjutnya dibahas dari berbagai

sudut pandang, sesuai dengan tujuan penelitian akhirnya dapat disimpulkan dan

diambil suatu rekomendasi penelitian yang sekiranya dapat dijadikan bahan

(29)

Harapan:

Tuntutan layanan pendtdfkan SLTP Meningkat (Wajar Dikdas 9 Tahun)

SLTP Negeri membutuhkan sum ber dana yangmemactai

Sumber dana periudikelola secara

Profesional

Dana merupakan sumber daya

Yang crusial

Pendidikan tanggung Jawab

ber-Same (pemerintah, masyarakat,

Keluarga)

SLTP NEGERI DI KOTA BANDUNG

TUJUAN DAN AKT1VITAS PELAYANAN PENDIDIKAN US1A SLTP Kenyataan

Pengelolaan dan Pemarrtaatan be lum optimal

Sumberdana pemerintah terbatas

Tingkat ekonomi masyarakat ber

variasi

Inflasi suit tfipnetfksl

Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan bolanja sekolah (UUSPN

No 2Th 1989; PP.No.29 Th 1990; PP.No.39 Th 1992; Kep Mendikbud No.0293/1993).

SLTP Negeri mempunyai kemandkian dalam mengelola anggaran pendapat belanja sekolah,

Dengan harapan tercapainya efektivitas dan efisiensi pendidikan.

Empatfase sebagai prosedur penyusunan anggaran meBpuu"; planning the budget; preparing

Budget; managing thebadger, evaluation thebudget (Upham,1985).

'ipaagi—

Permasalahan:

Bagaimana strategi pembiayaan dan dampaknya terhadap kinerja pada SLTP Negeri diKoeaBandung

UpayaSekolah

a

Maysarakat

Pendapatan

1

Pengeluaran

Gambar 1.1. Paradigma Penelitian

15

(30)
(31)

BAB. m

PROSEDUR PENELITIAN

Bagian ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian

sebagai berikut:

A.Metode Penelitian

Sebagaimana telah dimmuskan pada bab pertama, penelitian ini tidak

bermaksud mengungkapkan hubungan atau pengaruh antar variabel melalui studi

korelasi atau regresi, dan uji hipotesis tertentu. Rumusan masalah dalam penelitian

ini menuntut peneliti untuk melakukan eksplorasi dalam rangka memahami dan

menjelaskan yang diteliti melalui komunikasi yang intensif dengan sumber data.

Dengan kata lain fokus kajian penelitian ini yaitu proses dari perilaku manusia dalam

organisasi. Metode yang tepat untuk penelitian ini metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif.

Bogdan dan Biklen (1982:27-30) mengungkapkan bahwa, karakteristik

pendekatan kualitatif meliputi; (a) sumber data langsung dalam situasi yang wajar;

(b) bersifat deskriptif; (c) mengutamakan proses daripada produk atau hasil; (d)

analisis data secara induktif; (e) mengutamakan makna.

Nasution (1988:9-11) mengungkapkan karakteristik tersebut lebih terperinci lagi yakni; (a) sumber data ialah situasi yang wajar atau"natural setting"; (b)

peneliti sebagai instmmen utama; (c) sangat deskriptif; (d) mementingkan proses

dari produk; (e) mencari makna; (f) mengutamakan data langsung atau

"first hand";

(g) triangulasi; (h) menonjolkan rincian kontekstual; (i) subjek yang diteliti

dipandang berkedudukan sama dengan peneliti; (j) mengutamakan perspektif

emic;

(32)

56

(k) verifikasi; (1) sampling yang purposive; (m) menggunakan "audit trail"; (n) partisipasi; (o) mengadakan analisis sejak awal.

Pendapat tersebut, dapat disarikan bahwa pendekatan kualitatif mempunyai

ciri-ciri pokok:

1) Pengambilan data dilakukan dalam suasana sewajar mungkin tanpa manipulasi situasi, dengan peneliti, sebagai instmmen utama;

2) Sampel bersifat purposive yakni diambil sesuai dengan fokus kajian, yang dapat memberikan informasi setuntas mungkin (redundant) dengan tidak mementingkan jumlahnya;

3) Hasil penelitian bempa deskripsi, yang lebih mengutamakan proses dari pada

produk;

4) Analisis data dilakukan secara terus menerus untuk mencari makna yang

bersifat kontekstual atau sesuai dengan persepsi subjek yang diteliti;

5) Kesimpulan ditarik melalui proses verifikasi dan triangulasi.

Berdasarkan karakteristik tersebut, dapat dikemukakan beberapa hal yang

berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini, antara lain; (1) subjek atau nara sumber;

(2) teknik dan instmmen pengumpul data; (3) langkah-langkah penelitian; (4)

prosedur analisis data; (5) validasi temuan penelitian.

B. Subjek Penelitian

Istilah sampel dalam penelitian kualitatif jarang digunakan, dan jika digunakan

konsep atau makna yang terkandung di dalamnya berbeda dengan yang diartikan

dalam penelitian kuantitatif (I. Wayan Sukarnyana, 1992:13). Oleh sebab itu peneliti

menggunakan istilah subjek penelitian.

Subjek penelitian ini adalah orang, sumber atau informasi yang dapat

memberikan data atau informasi kepada peneliti pada persekolahan. Penentuan

(33)

57

timbul tidak dapat ditentukan lebih dahulu; (2) penentuan subjek secara berumtan; (3) penyesuaian berkelanjutan dari subjek, dan (4) pemilihan berakhir jika telah terjadi pengulangan (Moleong, 1993-165-166).

Berdasarkan ketegasan mengenai subjek penelitian tersebut, maka subjek penelitian ini terdiri dari; Kepala Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP); para wakil kepala sekolah; para pembantu kepala sekolah, kepala TU dan bendahara serta pengums BP3; yang dianggap mempunyai kelayakan dijadikan subjek penilitan, yang dipetakan antara SLTP Negeri 5; SLTP Negeri 18; SLTP Negeri 39 dan SLTP Negeri 41 yang tersebar di Kota Bandung. Kebutuhan yang dimaksudkan adalah ketika pengumpulan data dilakukan secara lebih mendalam dan hanya subjek penelitian tertentulah yang dapat memberikan datanya.

Alasan pemilihan subjek penelitian di sekolah tersebut, yaitu didasarkan kepada pertimbangan bahwa sekolah-sekolah tersebut dapat mewakili wilayah kasus, yakni Kota Bandung Utara, Kota Bandung Timur, Kota Bandung Selatan, dan Kota Bandung Barat, serta klasifikasi sekolah besar, menengah, sedang dan kecil menurut

ukuran jumlah siswa dan jumlah kelas.

C. Data Yang Diperlukan

Upaya pemecahan masalah penelitian ini memerlukan data-data yang berkaitan dengan pengolahan dana pemerintah, dan masyarakat di SLTP Negeri yang dijadikan subjek penelitian.Berdasarkan fokus masalah penelitian yang dinyatakan pada bab

pendahuluan, data yang diperlukan terdiri dari:

(34)

58

a. Rencana yangdibuat dalam pembiayaan

b. Dasar pertimbangan untuk menyusun

rencana dalam penggalian dana

masyarakat

c. Proses penyusunan perencanaan dalam anggaran belanja sekolah

2. Strategi yang digunakan pihak SLTP Negeri yang dijadikan subjek penelitian,

data ini terdiri dari:

a. Strategi yang digunakan dalam mengelola anggaran

b. Faktor ekonomi wilayah masyarakat

c. Faktor lokasi sekolah

d. Faktorsosial ekonomi masyarakat

e. Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan anggaran

Altematif pemecahan yang diambil dalam mengatasi masalah pengelolaan

anggaran

f.

Sumber-sumber dana yang masuk dan digunakan

a. Jumlah alokasi dana yang masuk b. Jumlah alokasi dana yang digunakan

c. Masalah yang timbul dalam pengelolaan anggaran

d. Altematif pemecahan masalah

Pertanggungjawaban SLTP Negeri sebagai subjek penelitian dalam penerimaan

dan pengeluaran anggaran, terdiri dari : a. Pelaksanaan pertanggungjawaban

b. Masalah yang timbul dalam pertanggungjawaban

c. Altematif pemecahan masalah

Kinerja sekolah yang diobservasi berkenaan dengan :

a. Layanan belajar yang diberikan sekolah kepada siswa, melalui; persiapan

pelaksanaan dan evaluasi KBM oleh gum bidang studi

b. Pengelolaan dan layanan administrasi kepada siswa, melalui; absensi,

layanan ekstrakurikuler dan perijinan kegaiatan.

c. Sarana dan prasarana sekolah yang dapat dimanfaatkan siswa,dilihat dari ragam sarana, frekuensi penggunaan dan pemeliharaannya.

d. Partisipiasi masyarakat yang dapat membantu kebutuhan siswa, melalui;

turut serta dalam mengambil keputusan, melaksanakan dan meng-evaluasi

program yang ditetapkan secara kolektif seperti BP3.

Data-data tersebut, bempa informasi bersifat dokumen, data statistik, ungkapan,

(35)

59

D. Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah orang dan dokumen yang terdapat di

lingkungan SLTP Negeri yang dijadikan subjek. Data-data yang berasal dari

sumber tersebut dikumpulkan dengan teknik tertentu. Teknik yang dimaksud antara

lain: wawancara terstmktur atau tak terstruktur, pengamatan (observasi) baik

langsung maupun tak langsung, analisis dokumen, dan wawancara.

Berdasarkan teknik pengumpulan data tersebut, maka dalam penelitian ini

teknik yang dipakai akan disesuaikan dengan kebutuhan yang ditemukan saat

pengumpulan data di lapangan.

Kecenderungan teknik yang dipakai dalam

penelitian ini adalah wawancara dan analisis dokumen, angket kepada kepala

sekolah, wakil kepala sekolah, para pembantu kepala sekolah, kepala TU, bendahara

dan pengurus BP3.

E. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian dengan pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982:42)

menyarankan tiga tahap:(l) pra lapangan; (2) kegiatan lapangan; dan (3) analisis

intensif. Sementara itu Kirk dan Miller (1986) mengemukakan empat langkah yakni;

(l)invensi; (2) temuan; (3) penafsiran,dan (4) eksplanasi. Adapun Nasution

(1992:33) mengelompokkan dalam (1) tahap orientasi; (2) tahap

eksplorasi, dan

(3) tahap member check. Kendatipun beberapa pendapat ahli tersebut, berbeda

namun secara garis besar, dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahap sebagai berikut:

(36)

60

dengan melakukan serangkaian wawancara secara informal, observasi, °dan

menyebarkan angket, hal ini dilakukan dimulai bulan Desember sampai bulan

Febmari tahun 2000.

Tahap eksplorasi,

dilakukan penelitian sebenamya, yakni pengumpulan data

yang berkenaan dengan fokus dan pertanyaan masalah selaras dengan tujuan

penelitian. Setelah segala persyaratan perizinan terpenuhi, secara intensif sejak

bulan Maret sampai bulan Juli, penulis ada di lapangan.

Tahap member check,

yakni memverifikasi dengan mengecek keabsahan atau

validitas data. Jadi tahap ini dimaksudkan untuk mengecek kebenaran informasi

yang telah dikumpulkan, agar hasil penelitian dapat dipercaya.

Pengecekan

informasi ini dilakukan setiap kali peneliti selesai wawancara. Dalam pelaksanaan

wawancara juga sedapat mungkin menank kesimpulan bersama-sama dengan

responden.

Hal itu dimaksudkan untuk mengurangi kesalah fahaman dalam

menafsirkan informasi yang disampaikan. Selain itu catatan lapangan yang telah ditik

dalam kesempatan lain, hasilnya dimintakan koreksi dari nara sumber yang

bersangkutan. Sebagai tindak lanjut dilakukan observasi dan studi dokumentasi serta

triangulasi kepada responden maupun nara sumber Iain yang berkompeten. Waktu

pelaksanaan member check dilakukan seiring dengan tahap eksplorasi.

F. Prosedur Analisis Data

Prosedur analisis data atas dasar tiga tahap sesuai dengan sasaran, Nasution

(1982:129-130), yakni (1) reduksi data; (2) display data; (3) mengambil kesimpulan

(37)

61

Reduksi data,

dilakukan dengan menelaah kembali selumh catatan lapangan

dan studi dokumentasi. Telaah ini dilakukan untuk menemukan hal-hal yang pokok

atau penting, berkenaan dengan fokus penelitian yakni aktivitas dalam proses strategi

pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja sekolah.

Display data,

mensistematiskan pokok-pokok informasi sesuai dengan tema dan

polanya, pola yang nampak ditarik suatu kesimpulan sehingga data yang

dikumpulkan mempunyai makna tertentu. untuk menetapkan kesimpulan maka

dilakukan verifikasi.

Verifikasi ini dilakukan dengan member check maupun

triangulasi. Oleh sebab itu proses verifikasi kesimpulan ini berlangsung selama dan

sesudah data dikumpulkan.

G. Validasi Temuan Penelitian

Nasution (1988:124-144) menegaskan bahwa tingkat kepercayaan hasil

penelitian

kualitatif ditentukan oleh tiga kriteria: (a) kredibiltas

(validitas

internal);(b)

transferabilitas

(validitas eksternal);(c)

dependability

(realibilitas)

dan

(d) komfirmabilitas(objektivitas).

Kredibiltas, mempakan salah satu ukuran tentang kebenaran data yang

dikumpulkan, dalam penelitian ini berkamsud untuk menggambarkan kecocokan

konsep peneliti dengan konsep yang ada pada responden atau nara sumber. Untuk

mencapai hal tersebut dalam penelitian ini dilakukan antara lain:
(38)

62

2. Pembicaraan dengan kolega (peer debriefmg),hal ini peneliti membahas

catatan-catatan lapangan dengan kolega, teman sejawat yang mempunyai kompetensi

tertentu.

3. Penggunaan bahan referensi, digunakan untuk

mengamankan berbagai

informasi yang didapat dari lapangan, dalam kaitan ini penulis memanfaatkan

penggunaan tape recorder untuk merekam hasil wawancara, dengan cara ini

peneliti dapat memperoleh gambaran yang lengkap tentang informasi yang

diberikan oleh nara sumber sekaligus dapat memahami konteks pembicaraan.

4. Mengadakan member check, yakni setiap akhir wawancara atau pembahasan

satu topik diusahakan untuk menyimpulkan secara bersama, sehingga perbedaan

persepsi dalam suatu masalah dapat dihindarkan, juga dilakukan konfirmasikan

dengan nara sumber terhadap laporan hasil wawancara, sehingga apabila ada

kekeliruan dapat diperbaiki atau bila ada kekurangan dapat ditambah dengan

informasi bam. Dengan demikian data yang diperoleh sesuai dengan yang

dimaksudkan oleh nara sumber.

Transfereabilitas, apabila dihubungkan dengan penelitian kuantitatif, kriteria ini

disebut dengan validitas eksternal, yakni sejauh manakah hasil penelitian dapat

diterapkan atau digunakan di tempat dan dalam situasi lain. Transfereabilitas hasil

penelitian bam ada jika pemakai melihat ada situasi yang identik dengan

permasalahan di tempatnya, meskipun diakui bahwa tidak ada situasi yang sama

persis pada tempat dan kondisi yang lain.

(39)

63

menguji apakah penelitian ini dapat diulang atau dilakukan di tempat yang lain

dengan temuan hasil penelitian yang sama. Adapun konfirmabilitas berkenaan

dengan objektivitas hasil penelitian.

Agar kebenaran dan objektivitas hasil penelitian dapat dipertanggung-jawabkan,

dapat dilakukan dengan cara "audit trail", yakni dengan melakukan pemeriksaan

ulang sekaligus dilakukan konfirmasi untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang

dilaporkan dapat dipercaya dan sesuai yang nyata serta apa adanya.

Untuk

memenuhi kriteria tersebut, maka peneliti melakukan upaya-upaya:

1. Data mentah yang diperoleh melalui wawancara, observasi maupun studi

dokumentasi direkapitulasi dalam laporan lapangan yang lengkap dan cermat;

2. Data mentah disusun dalam hasil analisis dengan cara menyeleksi, kemudian

merangkum atau menyusunnya kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih

sistematis;

3. Membuat hasil sintesis data, bempa kesesuaian tema dengan tujuan penelitian,

penafsiran dan kesimpulan;

(40)
(41)

BABV

KESIMPULAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran penelitian, sesuai dengan

perumusan masalah, tujuan, dan temuan penelitian.

A. Kesimpulan

Secara umum berdasarkan temuan dan pembahasan penelitian ini dapat

diidentifikasi: (1) Sumber dana pendidikan pada tingkat SLTP Negeri yang

tersebar di empat wilayah Kota Bandung masih bertumpu pada sumber dana

pemerintah pusat dan orang tua siswa. (2) Perolehan dana pendidikan pada tingkat

SLTP Negeri yang tersebar di empat wilayah Kota Bandung bervariasi sesuai

dengan jumlah siswa, usia sekolah, dan kemampuan orang tua siswa. (3) Subsidi

pemerintah untuk dana pendidikan masyarakat pada tingkat SLTP Negeri yang

tersebar di empat wilayah Kota Bandung rata-rata

mencapai

Rp.

19.904.055.000,00/tahun dengan distribusi 62,80% untuk belanja pegawai (Gaji

dan tunjangan) dan untuk kegiatan pendidikan hanya Rp.2.764.032.000,00 atau

mencapai 10.13%. (4) Konstribusi masyarakat khususnya orang tua siswa melalui

BP3 setiap tahun mencapai Rp.7.385.992.400,00 atau memberikan konstribusi

sekitar 27.06% dari total dana yang dikelola sekolah, yakni dana bersumber dari

pemerintah ditambah dengan dana masyarakat. (5) Strategi pembiayaan sejak

mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasan dan pertanggungjawaban

keuangan masih bertumpu pada pengelolaan sumber dana klasik, yakni sumber

dana pemerintah dan orangtua.

(42)

153

Oleh sebab itu, belum ada strategi khusus dalam pencarian sumber dana baru. (6)

Dampak dari dana pendidikan terhadap kinerja sekolah pada tingkat SLTP

Negeri di Kota Bandung, masih bervariasi sesuai dengan kemampuan pendanaan

sekolah.

Sekolah yang relatif kecil, anggaran kecil kinerja sekolah belum

optimal, dan sebaliknya anggaran besar maka kinerja sekolah relatif mengarah

kepada peningkatan kualitas.

Adapun secara khusus dapat difokuskan kepada empat sekolah meliputi:

SLTP Negeri 5(Wilayah Utara), SLTP Negeri 18 (wilayah Timur), SLTP Negeri

39 (Wilayah Selatan), dan SLTP Negeri 41 (Wilayah Barat).

1. Strategi Perencanaan Pembiayaan Pendidikan

Perencanaan anggaran penerimaan dan belanja sekolah yang

dilaksanakan di ke empat sekolah, mempunyai kecenderungan yang relatif sama

yaitu

dilandasi oleh acuan baku yang ditetapkan oleh pihak berwenang.

Pertimbangan yang dijadikan dasar penerimaan anggaran adalah yang bersumber

dari pemerintah, yang telah ditetapkan menurut alokasi penggunanaan seperti

untuk belanja gaji pegawai, tunjangan-tunjangan pegawai, keperluan ATK, jasa,

dan inventaris kantor serta keperluan proses belajar mengajar.

Sebagai tindak lanjut dari pertimbangan penerimaan dan utama yang

diberikan oleh pemerintah, dalam perencanaan nampaknya setiap sekolah

melakukan perhitungan atas dasar analisis kebutuhan aktual. Pada umumnya,

(43)

154

Hasil analisis perhitungan kebutuhan tersebut, dijadikan landasan

perencanaan anggaran belanja sekolah yang dimusyawarahkan kepada pihak orang

tua siswa baru.

Strategi yang diterapkan sesungguhnya adalah penggalian sumber dana

partisipasi masyarakat orang tua melalui BP3 untuk memenuhi kebutuhan

pendidikan secara minimal. Pemenuhan dari kekurangan anggaran yang diberikan

pemerintah melalui DIK dan DBO, melalui musyawarah BP3 dilandasi oleh

kemampuan ekonomi secara umum orang tua siswa dan hasilnya dijadikan acuan

penetapan rencana pembiayaan.

Ke empat sekolah dalam perencanaan pembiayaan aktual bervariasi, yang

dipengaruhi oleh karakteristik sekolah seperti usia sekolah, jumlah siswa,

lingkungan sekolah, status sosial ekonomi orang tua. Temuan juga menunjukkan

SLTP Negeri 5 (mewakili Bandung Utara) dan SLTP Negeri 18 (mewakili

Bandung Timur), memperoleh dana partisipasi orang tua mencapai Rp.

280.000.000,00 atau lebih besar jika dibandingkan dengan SLTP Negeri 41 dan

SLTP Negeri 39 sekitar antara Rp. 60.000.000,00 sampai Rp.92.000.000,00.

Dengan demikian strategi perencanaan pembiayaan pendidikan belum

sepenuhnya dapat dilakukan berdasarkan konsep-konsep teoretis secara utuh,

mengingat ketentuan yang berlaku. Hal itu terkait dengan kebijakan anggaran

pendidikan secara nasional yang disebabkan terbatasnya dana pemerintah untuk

memenuhi kebutuhan ideal. Sedangkan dilihat dari partisipasi orang tua pun sangat

(44)

155

Kata kunci dalam strategi perencanaan pembiayaan selama ini belum sepenuhnya

menganut suatu pola altematif dan otonomi.

2. Pelaksanaan Pembiayaan

Pelaksanaan pembiayaan pada hakikatnya adalah pioses pengelolaan

penerimaan dan pengeluaran keuangan berdasarkan administrasi pembukuan.

Setiap sekolah dalam pengaturan pembukuan keuangan dilandasi oleh peraturan

yang berlaku dimana kepala sekolah sebagai atasan langsung dari bendaharawan,

baik itu dana diperoleh dari UYHD maupun DBO.

Mekanisme pengeluaran dan pemasukan keuangan sering ditemukan

adanya inkonsistensi dilihat dari objek rencana dan pelaksanaan. Ketidak

konsistensian disebabkan oleh faktor-faktor, kebutuhan essensial yang mendesak

untuk kepentingan pendidikan yang tidak terdapat atau tidak dibenarkan menurut

alokasi, tingkat kenaikan harga barang dan jasa di luar perhitungan rencana, dan

adanya biaya-biaya di luar alokasi. Konsekuensinya adalah adanya rekayasa

administrasi pembukuan dan pertanggungjawaban administrasi.

3. Pengawasan

Pertanggungjawaban pemasukan dan pengeluaran keuangan, bersifat laporan

tertulis setiap bulan, triwulan dan tahunan yang disampaikan kepada Kantor Dinas

Pendidikan Nasional Kota, Kantor Dinas Pendidikan Nasional Profinsi, KPN dan Biro Keuangan Depdiknas di Jakarta. Setiap sekolah pelaksanaan pelaporan

(45)

156

Sedangkan pengawasan dilaksanakan oleh pihak Irjen Depdiknas dan BPKP

yang waktunya dilakukan pada pertengahan atau akhir tahun anggaran.

Pengawasan dilaksanakan atas dasar bukti fisik administrasi dan jarang terjadi

kepada pengawasan yang bersifat proses dalam mekanisme pengaturan pengeluaran, seperti belanja barang atau jasa dilihat dari kualitas, kuantitas, dan bukti legalitas faktor melalui observasi pasar.

Penerimaan dan pengeluaran dana partisipasi orang tua yang dikenal dengan BP 3 selama ini, belum menjadi fokus pengawasan karena dikelola oleh

pihak pengurus dan sekolah. Adapun pertanggungjawabannya BP 3 cukup dengan laporan kepada pihak Kantor Dinas Kota dan Propinsi, dan kepada orang tua

siswa.

4. Kinerja

Kinerja sekolah dilihat dari peran dan fungsi sekolah, sebagai dampak pembiayaan secara normatif masih bervariasi. Artinya perolehan dana besar, pembiayaan pendidikan terpenuhi, maka kinerja sekolah cenderung baik. Kondisi ini dipengaruhi oleh karakteristik sekolah seperti usia sekolah, jumlah siswa, lingkungan sekolah, status sosial ekonomi orang tua. Sekolah seperti diklasifikasikan sekolah besar seperti SLTP Negeri 5, dan kategori sedang seperti SLTP Negeri 18. Sedangkan sekolah kecil yang karaktersitiknya cenderung kurang didukung finansial, maka dampak terhadap kinerja sekolah belum mampu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan.

(46)

157

seleksi berdasarkan NEM, tidak memperhatikan aspek kewilayahan, untuk meningkatan pemerataan masukan yang terstandar, adanya image masyarakat

berkenaan dengan sekolah pilihan.

B.Saran-Saran

Kelemahan dan kendala yang dihadapi dalam pembiayaan pendidikan

SLTP Negeri di kota Bandung, tidak selumhnya disebabkan kelemahan manajerial

sekolah akan tetapi ditentukan oleh berbagai faktor. Berdasarkan hasil penelitian

maka disarankan yang mengarah kepada dua aspek utama yaitu sisi ilmu

administrasi dan praktis.

Untuk Kepentingan Pengembangan Ilmu Adaministrasi Pendidikan :

"Perlu adanya penelitian lebih lanjut berkenaan dengan ongkos yang dikeluarkan

setiap siswa/tahun/bulan di luar dana langsung yang dikelola sekolah, serta strategi

untuk mencari altematif pembiayaan tingkat SLTP Negeri di Kota Bandung"

Adapun saran untuk kepentingan praktis adalah:

1. Adanya kebijakan pemerintah mengenai perubahan pola anggaran, dimana

anggaran belanja melalui UYHD setiap sekolah dihitung menurut kebutuhan

ideal atas dasar karaktersitik wilayah sekolah, kemampuan masyarakat, dan

essensial pendidikan (PBM), yang selanjutnya dijadikan keputusan setelah

memperhitungkan kemampuan dana pemerintah dalam menyusun alokasi

anggaran.

,^****5? .,

2. Dana partisipasi masyarakat di luar sumber utama (pemerintaTO^^JI^PfllOteaA^

H

di setiap sekolah, perlu direncanakan melalui pendekatan kep\d4^l^^^ s

jj

(47)

158

pada saat sekolah libur, pembukaan wamng sekolah, atau bentuk kerja sama

yang saling menguntungkan kedua belah pihak dalam mengoptimalisasi

sumber potensi sekolah.

3. Perlu ada pengkajian pihak perencana anggaran nasional, mengenai sistem

penggunaan anggaran belanja berimbang ke arah belanja situasional sesuai

dengan kebutuhan sekolah, melalui mekanisme yang dapat dikontrol oleh

pihak pemerintah atau masyarakat.

4. Perlu ada perubahan sistem pengawasan dari pendekatan pembukuan, ke arah pengawasan belanja aktual dengan kelengkapan pembukuan melalui

pemeriksaan barang, atau jasa.

5. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nasional perlu menata kembali model rayonisasi kependudukan dalam sistem seleksi siswa baru SLTP Negeri, untuk

memberikan pemerataan sumber daya sekolah, seperti masukkan siswa yang

mempunyai nilai ekonomi dan nilai akademik. Sehingga tidak ada
(48)
(49)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sanusi. (1988).Sistem Manajemen Pendidikan di Indonesia. Bandung: IKIP.

Agustinus S.Wahyudi.(1996).Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berpikir

Strategik .Jakarta : Binampa Aksara.

v Ace Suryadi., H.A.R.Tilaar (1993). Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung:

Rosda Karya.

Alain Mingat.,Jee PengTm.(\98&).Analytical Tools For Sector Work Education Washington, DC : The International Bank for Reconstruction.

B.J.Caldwell (1993).Accounting For Current and Emerging Patterns ofSchool

Management. Decentralising the Management of Australia's of

Australia' School.National Industry Educationa Fomm.

Bowen Howard R., (1981). The Cost Higher Education. San Francisci. Jassey:

Bass Publishers.

Bateson, Lincoln C.(1970). Budget and Reportfor Education Control. Han Book of Coollege and University. New York : McGraw-Hill Book

Company.

Bogdan, Robert and Biklen. (1992). Qualitative Research For Education: An Intruduction to Theory and Methodes. Boston:Allyn and Bacon Inc Davis, Russel G. (1980). Planning Educationfor Development: Volume Issue

and Problems in The Planning ofEducation in Developing Coutries

Cambridge, Massachusetts.

Doyle David. (1996). Pengendalian Biaya Pedoman Strategis.Jakarta: Pustaka

Binaman.

Engkoswara.(1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta :LP2TK. Henke Emerson O. (1980). Introduction to Nonprofit Organization Accounting.

USA : Kent Publishing Company.

Hadari Nawawi. (1981).Administrasi Pendidikan. Jakarta : Gunung Agung.

H.M. Levin. (1987). "School Finance". Econimic Education Research and

(Editor Psascharopoulos, George). New York :Pergamon Press.

James W.Guthie and, Rodney. (1991).Educational Administration and Policy.

Effectife Leadership for Amiracan Eduaction. Second Edition.

Massachutesetes: A Division of Simon & Schuster.

Moch.Idochi Anwar.(1990). Transformasi Biaya Pendidikan Dalam Layanan

Pendidikan Pada Perguruan Tinggi. Bandung: Pascasarjana

IKIP Bandung.

(50)

160

V Moleong, Lexy J. (1985).

Metodologi Penelitian Kualitatif

Bandung :Remaja

Rosdakarya

M.Cohen.,Norman T.Uphoff. (1977).

Rural Development Participation:Concept

and Measures For Project Design, Implementation and Evaluaslion.

USA : Cornel University.

Nanang Fattah.(2000).£*o/?om/

dan Pembiayaan Pendidikan.

Bandung:Roda-karya.

Psacharopoulos George (1987).

Economics OfEducation Re^arch and Studies.

Washington : The World Bank

Jones Thams H. (1985).

Introduction to School Finance Technique and Policy.

New York :MacMillan Publishing Company

Johns, Roe L.,Edgar L.Morphet.(1975).

The Ecommic &Financing ofEducation

New Jersey :Printice-Hill

Ronal W.Rebore. (1985).

Educational Administrasi A Mangement Approach.

New Jersey : Prentice-Hall,Inc

Richard A.Gordon.(1976).

School Administration.Chal/ange and Opportuniy

for Leadership.

Iowa: Wm C.Brown Company Publisher.

Richard L.Daft. (1986).

Organization Theory and Design.

New York: West

Publishing Comapny.

Stephen Knezevich (1969).

Adminitration ofTechnology The Schools Executive

Washington DCASSA

Thomas J.A.(1970).

The Productive School, A System Analisys Approach, to

Education Administrasi.

New York: John Willey & Son,Inc

• Lipham, James M. (1985),

The Principalship.

New York: Longman

UUSPNNo.2. Tahun 1989

PP.No.28.Tahun 1990 PP.No.39. Tahun 1992

'. Instruksi Bersama Mendibud dengan Mendagri No 29/0/1974 tentang pembentukan

SKB Mendikbud dan Menkeu No.0585/K/1997 dan No.590/KMK.03/03/1987

Surat Kepala Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat tanggal 4 Juli 1986 Nomor

172/102.Kep/86

Surat Kepala Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat tanggal 13 Juli 1990 Nomor

1771/102/B/1990.

Referensi

Dokumen terkait

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) terus menjalankan komitmennya berperan aktif mendukung pemerintah dalam penanganan dampak COVID-19, dengan mendorong dan menfasilitasi

Pendekatan Lean Six Sigma Guna Mengurangi Waste Pada Proses Produksi Genteng dan Paving.. Rother, Mike &

Mengetahui data jumlah penderita limfadenitis TB pada anak yang mempunyai riwayat TB paru pada keluarga di Sentra Diagnostik Patologi Anatomi Fakultas

Aam Amilia” téh maksudna nyaéta nalungtik jeung nyieun papasingan prinsip jeung maksim omongan dina paguneman anu aya dina kumpulan carpon. Panggung Wayang karya

Sentriol adalah organel yang berperan penting dalam pembelahan sel melalui proses yang disebut mitosis.. Sentriol hanya ditemukan pada

Demikian Pengumuman ini di sampaikan untuk diketahui sebagaimana mestinya dan atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Tanjungpinang, 08 Maret 2017

Pengamatan dilakukan pada umur panen buah (ditandai dengan tekstur lunak), waktu terbentuk protokorm, waktu aklimatisasi/pengompotan, umur berbunga, dan total waktu yang

[r]