STRATEGI PEMBIAYAAN DAN DAMPAKNYA
TERHADAP KINERJA SLTP NEGERI(Studi Kasus Pada Beberapa SLTP Negeri di Kota Bandung)
TESIS
Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis
Program Pascasarjana (S2) Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Studi Administrasi Pendidikan
OLEH: Een Sobandi NIM:989667
ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
DISETUJUI DAN DISAHKAN UNTUK MENGIKUTI UJIAN TAHAP n
Pembimbing I
Prof.Dr.H. Moch. IdocHi Anwar, M.Pd
Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Adfai/iistrasi Pendidikan
H
'
ABSTRAK
Judul: Strategi Pembiayaan dan Dampaknya Terhadap Kinerja SLTP
Negeri
di Kota Bandung (Studi Kasus Pada Beberapa SLTP Negeri di Kota
Bandung)
Hasil studi pendahuluan, menunjukkan bahwa pembiayaan pendidikan khususnya di tingkat SLTP Negeri, masih bertumpu pada dana bantuan pemerintah
pusat dengan jumlah yang sangat besar. Bertolak dari kondisi yang dihadapi
sekolah dalam rangka penyediaan dana pendidikan, maka diperlukan kemampuan manajerial dalam mengelola pembiayaan melalui stategi perencanaan anggaran belanja sekolah. Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan "Bagaimana strategi pembiayaan dan dampaknya terhadap kinerja SLTP Negeri di KotaBandung".
Untuk lebih jelasnya fokus masalah tersebut, dirinci menjadi pertanyaan
penelitian sebagai berikut: (l)Bagaimana strategi perencanaan pembiayaan
pendidikan di SLTP Negeri Kota Bandung; (2) Bagaimana pelaksanaan pembiayaan
pada
SLTP Negeri di Kota Bandung; (3) Bagaimana proses pengawasan
pembiayaan di SLTP Negeri di Kota Bandung; (4) Adakah dampak pembiayaan
terhadap efektivitas kinerja sekolah.
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi,
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena pokok permasalahan. Metode
penelitian yang digunakan, adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif melalui pengumpuian data (eksploratif), observasi langsung dan tidak langsung, wawancara,
dan pengisian angket.
Kesimpulan hasil penelitian :
Strategi yang diterapkan sesungguhnya adalah pengelolaan dan penggalian
sumber dana partisipasi masyarakat orang tua melalui BP3 selain dana utama (pemerintah) untuk memenuhi kebutuhan pendidikan secara minimal. Pemenuhan dari kekurangan anggaran yang diberikan pemerintah melalui DIK dan DBO,
ditambah dana masyarakat melalui musyawarah BP3 dilandasi oleh kemampuan ekonomi secara umum orang tua siswa dan hasilnya dijadikan acuan penetapan
rencana pembiayaan.
Strategi perencanaan pembiayaan pendidikan belum sepenuhnya dapat dilakukan berdasarkan konsep-konsep teoretis secara utuh, mengingat ketentuan
yang berlaku. Hal itu terkait dengan kebijakan anggaran pendidikan secara nasional yang disebabkan terbatasnya dana pemerintah untuk memenuhi kebutuhan ideal.
Mekanisme pengeluaran dan pemasukan keuangan seringditemukan adanya
inkonsistensi dilihat dari objek rencana dan pelaksanaan. Ketidak konsistensian
disebabkan oleh faktor-faktor, kebutuhan essensial yang mendesak untuk
kepentingan pendidikan yang tidak terdapat atau tidak dibenarkan menurut alokasi,
tingkat kenaikan harga barang dan jasa di luar perhitungan rencana, dan adanya biaya-biaya di luar alokasi. Konsekuensinya adalah adanya rekayasa administrasi
Pengawasan dilaksanakan oleh pihak Irjen Depdiknas dan BPKP yang
waktunya dilakukan pada pertengahan atau akhir tahun anggaran. Pengawasan
dilaksanakan atas dasar bukti fisik administrasi dan jarang terjadi kepada
pengawasan yang bersifat proses dalam mekanisme pengaturan pengeluaran, seperti
belanja barang atau jasa dilihat dari kualitas, kuantitas, dan bukti legalitas faktor
melalui observasi pasar.
Penerimaan dan pengeluaran dana partisipasi orang tua yang dikenal dengan
BP 3 selama ini, belum menjadi fokus pengawasan karena dikelola oleh pihak
pengurus dan sekolah. Adapun pertanggungjawabannya BP 3 cukup dengan
laporan kepada pihak Kantor Dinas Kota dan Propinsi, dan kepada orang tua siswa.
Kinerja sekolah dilihat dari peran dan fungsi sekolah, sebagai dampak
pembiayaan secara normatif masih bervariasi. Artinya perolehan dana besar,
pembiayaan pendidikan terpenuhi, maka kinerja sekolah cenderung baik. Kondisi
ini dipengaruhi oleh karakteristik sekolah seperti usia sekolah, jumlah siswa,
lingkungan sekolah, status sosial ekonomi orang tua.
Sekolah seperti
diklasifikasikan sekolah besar seperti SLTP Negeri 5, dan kategori sedang seperti
SLTP Negeri 18. Sedangkan sekolah kecil yang karaktersitiknya cenderung kurang
didukung fmansial, maka dampak terhadap kinerja sekolah belum mampu untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan.
Kondisi tersebut, tidak sepenuhnya disebabkan oleh strategi yang dianut
melainkan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor kebijakan pendidikan seperti sistem
seleksi berdasarkan NEM, tidak memperhatikan aspek kewilayahan, untuk
meningkatkan pemerataan masukan yang terstandar, adanya image masyarakat
berkenaan dengan sekolah pilihan.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN i
LEMBAR PERNYATAAN jj
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GRAFIK xjj
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
1. Pembiayaan dalam Konteks Persekolahan 1
2. Gambaran Empirik Masalah Pembiayaan di SLTP Kota Ban
dung 6
3. Implikasi Pembiayaan Terhadap Pelayanan Pendidikan 7
B. Perumusan dan Batasan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 12
1. Tujuan Penelitian 12
2. Manfaat Penelitian 12
D. Paradigma Penelitian 13
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Posisi Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah 16
1. Konsep Administrasi Pendidikan 16
2. Strategi dan Pendekatan Administrasi Pendidikan 20
B.Biaya Pendidikan 23
1. Klasifikasi Biaya Pendidikan 23
2. Manajemen Keuangan Sekolah 27
3. Prosedur Pengaturan 33
C.Kinerja Sekolah 36
1. Kinerja 36
2. Efektivitas dan Efisiensi 41
3. Kinerja Dalam Konteks Organisasi Pendidikan 47
4. Pengembangan Kinerja Sekolah 48
D.Kajian Penelitian Yang Relevan 51
E. Rangkuman Konsep Teoretik dan Implikasinya Terhadap Masalah
YangDiteliti 53
BAB III.PROSEDUR PENELITIAN
A.Metode Penelitian 55
B.Subjek Penelitian 56
C.Data Yang Diperoleh 57
D.Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 59
E. Langkah-Langkah Penelitian 59
F. Prosedur Analisis Data 60
G. Validasi Temuan Penelitian 61
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penyelenggaraan SLTP Negeri di Kota Bandung. 64
1. Rombongan Belajar 64
2. Jumlah Siswa 65
3. Komponen Fasilitas Sekolah 66
4. Komponen Guru dan TU 68
5. Komponen Penerimaan Dana Pendidikan 69
B. Strategi Perencanaan Pembiayaan Pendidikan SLTP Negeri Kota
Bandung 74
1. Analisis Posisi Berkenaan Dengan Sumber Dana 74
2. Faktor-Faktor Lokasi Wilayah Ekonomi 80
3. Pendekatan Perencanaan Anggaran Pendidikan Belanja Sekolah. 80 4. Proses Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Penggunaannya... 82
5.Rencana Biaya Total Yang Dikeluarkan Setiap Siswa 107 C. Pelaksanaan Pembiayaan Pada SLTP Negeri di Kota Bandung 109
1. Prosedur pembukuan Penerimaan 109
2. Prosedur Pembukuan Pengeluaran 110
D. Proses Pengawasan Pembiayaan 114
1. Pendekatan Pengendalian Penggunaan Alokasi Anggaran 114
2. Bentuk Pertanggungj awaban Anggaran Sekolah 115
3. Keterlibatan Pihak Eksternal 116
E. Dampak Terhadap Efektivitas Kinerja Sekolah 116
1. Layanan Belajar Yang Diberikan Kepada Siswa 117
2. Pengelolaan dan Layanan Admistrasi Kepada Siswa 138
3. Sarana dan Prasarana Sekolah Yang Dapat Dimanfaatkan Oleh
Siswa 139
4. Tumbuhnya Partisipasi Masyarakat 140
F.Pembahasan 140
1. Gambaran Umum 140
2. Strategi Perencanaan Pembiayaan Pendidikan SLTP Negeri
di Kota Bandung 141
3. Pelaksanaan Pembiayaan 147
4. Pengawasan Pembiayaan 149
5. Kinerja Sekolah 150
BAB V. KESIMPULAN
A. Kesimpulan 152
B. Saran-Saran 158
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Persentase Dana bantuan Pendidikan SD 6 Tahun 4
1.2. Persentase Dana Bantuan Pendidikan SLTP 5
4.1. Rombongan Belajar SLTP Negeri Tahun Ajaran 1999-2000 65 4.2. Jumlah Siswa SLTP Negeri Tahun Ajaran 1999-200 66 4.3. Fasilitas Sekolah SLTP Negeri Tahun Ajaran 1999-2000 67 4.5. Komponen Guru TTT SLTP Negeri Tahun Ajaran 1999-2000 68 4.6. Mata Anggaran Belanja Pegawai SLTP Negeri Tahun Anggaran
1999-2000 70
4.7. Dana Bantuan Non DIK SLTP Negeri Tahun Anggaran 1999-2000 71 4.8. Dana Bantuan BP3 SLTP Negeri Tahun Anggaran 1999-2000 72 4.9. Jumlah Dana Yang Diterima SLTP Negeri Tahun Anggaran 73 4.10. Hasil Analisis Prediksi Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji
Guru dan Staf TU SLTP Negeri 5 Bandung 84
4.11. Hasil Analisis Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji Guru dan
StafTU SLTP Negeri 5 Bandung 85
4.12. Hasil Analisis Prediksi Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji
Guru dan StafTU SLTP Negeri 18 Bandung 87
4.13. Hasil Analisis Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji Guru dan
StafTU SLTP Negeri 18 Bandung 88
4.14. Hasil Analisis Prediksi Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji
Guru dan StafTU SLTP Negeri 39 Bandung 90
4.15. Hasil Analisis Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji Guru dan
StafTU SLTP Negeri 39 Bandung 90
4.16. Hasil Analisis Prediksi Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji
Guru dan StafTU SLTP Negeri 41 Bandung
'..
92
4.17. Hasil Analisis Kebutuhan Pembiayaan Sekolah di Luar Gaji Guru dan
StafTU SLTP Negeri 41 Bandung 93
4.18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekclah (APBS) Tahun Anggaran
1999-2000 SLTP Negeri 5 Bandung 107
4.19. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) Tahun Anggaran
4.20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) Tahun Anggaran
1999-2000 SLTP Negeri 39 Bandung 108
4.21. Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) Tahun Anggaran
1999-2000 SLTP Negeri 41 Bandung 108
4.22. Pendapatan dan Pengeluaran Dana Rutin Setiap Triwulan Tahun
Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 5 Bandung Ill
4.23. Pendapatan dan Pengeluaran Dana BP3 Setiap Triwulan Tahun
Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 5 Bandung Ill
4.24. Pendapatan dan Pengeluaran Dana Rutin Setiap Triwulan Tahun
Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 18 Bandung 112
4.25. Pendapatan dan Pengeluaran Dana BP3 Setiap Triwulan Tahun
Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 18 Bandung 112
4.26. Pendapatan dan Pengeluaran Dana Rutin Setiap Triwulan Tahun
Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 39 Bandung 112
4.27. Pendapatan dan Pengeluaran Dana BP3 Setiap Triwulan Tahun
Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 39 Bandung 113
4.28. Pendapatan dan Pengeluaran Dana Rutin Setiap Triwulan Tahun
Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 41 Bandung 113
4.29. Pendapatan dan Pengeluaran Dana BP3 Setiap Triwulan Tahun
Anggaran 1999-2000 SLTP Negeri 41 Bandung 113
4.30. Persentase Kehadiran Guru, TU dan Siswa Tahun Ajaran 1999/2000
SLTP Negeri 5 Bandung 117
4.31. Daya Serap KBM Tahun Ajaran 1999/2000 SLTP Negeri 5 Bandung.. 120 4.32. Persentase Kehadiran Guru, TU dan Siswa Tahun Ajaran 1999/2000
SLTP Negeri 18 Bandung 120
4.33. Daya Serap KBM Tahun Ajaran 1999/2000 SLTP Negeri 18 Bandung.. 124
4.34. Persentase Kehadiran Guru, TU dan Siswa Tahun Ajaran 1999/2000
SLTP Negeri 39 Bandung 128
4.35. Daya Serap KBM Tahun Ajaran 1999/2000 SLTP Negeri 39 Bandung.. 130
4.36. Persentase Kehadiran Guru, TU dan Siswa Tahun Ajaran 1999/2000
SLTP Negeri 41 Bandung
"
133
4.37. Daya Serap KBM Tahun Ajaran 1999/2000 SLTP Negeri 41 Bandung.. 136
DAFTAR GRAFIK
Grafik • Halaman
4.1. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase
Kehadiran Guru SLTP Negeri 5 Bandung 118
4.2. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase
Kehadiran TU SLTP Negeri 5 Bandung 118
4.3. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase
Kehadiran Siswa SLTP Negeri 5 Bandung 119
4.4. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Daya Serap
Mata Pelajaran SLTP Negeri 5 Bandung 120
4.5. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Hasil Ebtanas
SLTP Negeri 5 Bandung 121
4.6. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase
Kehadiran Guru SLTP Negeri 18 Bandung 123
4.7. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase
Kehadiran TU SLTP Negeri 18 Bandung 123
4.8. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase
Kehadiran Siswa SLTP Negeri 18 Bandung 124
4.9. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Daya Serap
Mata Pelajaran SLTP Negeri 18 Bandung 125
4.10. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Hasil Ebtanas
SLTP Negeri 18 Bandung 126
4.11. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase
Kehadiran Guru SLTP Negeri 39 Bandung 128
4.12. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase
Kehadiran TU SLTP Negeri 39 Bandung 129
4.13. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase
Kehadiran Siswa SLTP Negeri 39 Bandung 129
4.14. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Daya Serap
Mata Pelajaran SLTP Negeri 39 Bandung 131
4.15. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Hasil Ebtanas
SLTP Negeri 39 Bandung 131
4.16. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase
Kehadiran Guru SLTP Negeri 41 Bandung 134
4.17. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase
Kehadiran TU SLTP Negeri 41 Bandung 134
4.18. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Persentase
Kehadiran Siswa SLTP Negeri 41 Bandung 135
4.19. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Daya Serap
Mata Pelajaran SLTP Negeri 41 Bandung 136
4.20. Pengaruh Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap Hasil Ebtanas
SLTP Negeri 41 Bandung 137
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1. Paradigma Penelitian 15
2.1. Ilustrasi Sistem Organisasi Sekolah 39
2.2. A Behavior View ofPerformance 41
DAFTAR LAMPIRAN
i „m«;^o« Halaman
Lampiran
A. Panduan Dan Alat Pengumpul Data
'6
B. Data Hasil Identifikasi Keadaan SLTP NEGERI Di Kota Bandung
Bandung (Rombongan Belajar, Jumlah Siswa, Jumlah Guru Dan TU,
Fasilitas Sekolah Dan Komponen Dana Pendidikan)
175
C. Hasil Analisis Statistik Pembiayaan Lima Tahun Terakhir Terhadap
Kinerja Sekolah
179
D. Surat Keputusan Penunj ukkan Dosen Pembimbing
197
E. Surat ljin Dan Bukti Pelaksanaan Penelitian
198
90?
F. RiwayatHidup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1. Pembiayaan Dalam Konteks Persekolahan
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, menganut tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan keluarga. Bentuk tanggung jawab tersebut, sangat bervariatif mulai dari masalah menanggung biaya pendidikan sampai kepada penyelengaraan, hal tersebut dijamin oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No.2 Tahun 1989 dan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992
tentang peranserta masyarakat. Inti dari PP.Nomor 39 Tahun 1992 pada pasal 2 dijelaskan bahwa peranserta masyarakat berfungsi ikut memelihara, menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan pendidikan nasional. Oleh sebab itu, penyelenggaraan pendidikan khususnya jalur sekolah sangat dipengaruhi
faktor-faktor internal dan eksternal.
Faktor internal dan eksternal merupakan potensi sumber daya, yang
dijadikan kekuatan dari terselenggaranya pendidikan yang harus dikelola secara
optimal. Faktor internal berkaitan dengan, manajemen, sumber daya manusia,
sumber dana, sarana dan prasarana. Adapun faktor eksternal berkenaan dengan
masyarakat konsumen, kebijakan pemerintah, perekonomian, sosial budaya, politik dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
mempunyai tanggung jawab terhadap kelangsungan pendidikan melalui konstribusi
dana,
sangat dipengaruhi
oleh tingkat
penghasilannya.
Bagi
orang tua
berpenghasilan tinggi, konstribusi dana bukanlah suatu persoalan, akan tetapi
sebagian orang tua yang berpenghasilan rendah maka konstribusi dana adalah suatubeban. Demikian pula, bagi masyarakat umum, yang diduga dapat memberikan konstribusi sangat dipengaruhi oleh ekonomi masyarakat. Jika perekonomian masyarakat pada suatu tempat atau daerah tertentu stabil maka, akan terjadi konstribusi yang stabil pula, dan sebaliknya jika kondisi ekonomi buruk. Pemerintah juga, dalam hal memberikan subsidi penyelenggaraan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pajak, dan devisa negara lainnya seperti hasil eksport sebagai pendapatan negara. Dengan demikian, pengembangan
pendidikan yang berkualitas banyak faktor yang mempengaruhinya.
Penyelenggaraan pendidikan dalam operasionalnya tidak dapat dipisahkan
dari berbagai aspek yang menunjang keberhasilan tujuan pendidikan, yakni
pengelolaan sumber-sumber daya yang ada baik di dalam maupun di luar lembaga.
Salah satu aspek tersebut, berkenaan dengan pembiayaan yang harus dipenuhi untuk
memenuhi kebutuhan.
Bowen (1981:29), menyatakan fungsi biaya di sekolah atau lembaga pendidikan untuk menunjang penyediaan sarana dan prasarana seperti tanah, bangunan, laboratorium, modal, alat perlengkapan, operasional pengajaran,
pelayanan administrasi dan beasiswa.
sebagai pengorbanan yang tidak dapat dihindarkan bagi mendukung proses kegiatan yang diturunkan dari rencana kerja anggaran itu, serta pengorbanan tersebut dapat dihitung atau diperkirakan dalam uang, berdasarkan harga satuan di pasar atau
ketentuan lain.
H.M. Levin (1987:426), mengemukakan :
"School finance refers to the process by which tax revenues and other
resorces are derived for the operation of elementary and secondary
schools as well as the process by which those resources are allocated to school in different geographical areas and to types and levels of
education".
Pengertian tersebut, menunjukkan bahwa keuangan sekolah merupakan sumber daya yang diterima dan digunakan untuk menyelenggaraan pendidikan di sekolah. Konsekuensinya bagi sekolah, yakni melakukan pengelolaan dan penataan sumber dana tersebut secara efektif dan efisien untuk menunjang pelaksanaan
pendidikan.
Anggaran belanja dalam struktur lembaga pendidikan negeri pada dasarnya telah ditetapkan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang ada. Oleh sebab itu, perhitungan biaya-biaya mengacu kepada ketentuan yang berlaku. Salah
satu sumber dana operasional pendidikan tingkat SLTP Negeri berasal dari APBN
melalui DIP sekolah, dengan alokasi anggaran yang telah ditetapkan, baik berupa
anggaran operasional maupun pembangunan. Akan tetapi anggaran yang ditetapkan
oleh pemerintah secara nyata sering tidak sesuai dengan tuntutan kebutuhan aktual. Hal itu disebabkan oleh adanya kesulitan pengukuran aktivitas pendidikan, sehingga
tingkat pemenuhan kebutuhan mengalami ketidaksesuaian.
atau keluarga peserta didik" (UUSPN Tahun 1989:pasal 33). Jenis dan penggunaan dana pendidikan yang berasal dari pemerintah, dapat berupa bantuan; (a) umum; (b)
kategorial; dan (c) material. Bantuan umum, berkenaan dengan dana yang tidak
memperhatikan kekhususan daerah atau jenis lembaga pendidikan, termasuk sistem
penggajian. Bantuan kategorial, yaitu berkenaan dengan memperhitungkan jenis
sekolah khusus, seperti sekolah kejuruan dengan kebutuhan laboratorium dan atau
perlengkapan penunjang kegiatan belajar mengajar. Adapun bantuan material yaitu
bantuan yang diberikan pemerintah dan bukan berupa uang melainkan bangunan
fisik dan alat peraga serta buku-buku.
Data hasil studi Dirjen Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah (1993)
mengenai sumber pembiayaan pendidikan di tingkat SD di sembilan propinsi
mengungkapkan mengenai kurangnya peranserta orang tua masyarakat. dan juga
Pemerintah Daerah dalam membiayai pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat
ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1
Persentase Dana Bantuan Pendidikan SD 6 Tahun Tahun 1993
Distribusi Mata Anggaran
No Tingkat Persentase Pemeliharaan Kesejahteraan P. Bel Mengajar D TU EBTA
1 Pusat 92.39 51.88 19.90 12.26 5.70 5.20
2 Daerah 1.07 .
-3 Orang Tua 6.98
4 Masyara-kat - -
-Swasta .
-Jumlah 100.00 51.88 19.90 12.26 5.70 5.20
Sumber: Diolah Dari Hasil Penelitian POOD Jakarta (1993)
yang lainnya digunakan untuk peningkatan pengajaran 12,26 persen, dana tata usaha sekolah 5,7 persen, dan EBTA 5,2 persen.
Demikian pula di tingkat SLTP, berdasarkan studi Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (1994) terhadap 9.639 sekolah negeri mengungkapkan bahwa kontribusi orang tua dan sektor swasta terhadap pembiayaan pendidikan di tingkat SLTP Negeri masih sangat rendah, yaitu kurang dari 10 persen. Untuk lebih jelasnya dapat ditunjukkan pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2
Persentase Dana Bantuan Pendidikan SLTP Negeri Tahun 1994
No Tingkat Persentase
Distribusi Mata Anggaran
Pemeliharaan Kesejahteraan P. Bel Mengajar D TU EBTA 1 2 3 4 Pusat Daerah Orang Tua Masyarakat Swasta 92.46 7.15 0,39
51.95 19.90 12.26 5.70 5.20
Jumlah 100.00 51.95 19.90 12.26 5.70 5.20
Sumber: Dlolah Dari Hasil Penelitian PUOD Jakarta (1993)
Pendanaan SLTP 92,46 persen biaya datang dari pemerintah pusat, melalui SPP/DPP dan BP 3 hanya 7,05 persen di SLTP serta lebih rendah lagi adalah kontribusi pihak swasta yang hanya 0,39 persen di SLTP.
Jumlah ideal yang diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan PBM/
KBM, baru terpenuhi sekitar 17,20 persen tahun 1990/1991, 22,06 persen tahun
1991/1992 dan 24,30 persen tahun 1993/1994. Meskipun jumlahnya terus
meningkat, kebutuhan itu baru terpenuhi sekitar seperempat dari kebutuhan ideal.
Pada tahun 1992/1993, setiap siswa SLTP idealnya memerlukan biaya
penyelenggaraan PBM/KBM Rp. 130.657,00 sementara yang diperoleh dari pusat
hanya Rp.31.750,00 siswa SMU memerlukan Rp. 176.812,00 dan terpenuhi
Rp.42.965,00, siswa SMK Rp.381.228,00 dan terpenuhi Rp.92.638,00. Keadaan
ini menuntut peranserta yang lebih besar dari orang tua dan masyarakat dalam
Kondisi tersebut, tampak ada keselarasan dengan apa yang telah dijalankan
oleh pemerintah dalam pengaturan anggaran rutin. Tetapi telah kita ketahui, dalam
realisasinya, anggaran pemerintah terbatas, sehingga sekolah melakukan pendekatan dalam menggali sumber dana pendidikan. Salah satunya melalui keterlibatan orang tua siswa sebagai partisipan aktif, yang dikenal dengan BP3 disetiap SLTP Negeri.
2.Gambaran Empirik Masalah Pembiayaan di SLTP Kota Bandung
Persoalan yang dihadapi sebagian besar SLTP Negeri di Kota Bandung,
yakni dalam menetapkan sumbangan sebagai pemasukan dan pengeluaran di antara
dana, disatu pihak tuntutan layanan pendidikan memerlukan dana yang memadaisedangkan di lain pihak adanya keterbatasan, sehingga sering muncul kepermukaan
adanya dugaan-dugaan penyimpangan anggaran pendidikan.Keadaan tersebut, disebabkan sekolah sangat sulit mengambil keputusan yang realistis sesuai dengan perhitungan, sehingga dalam penentuan perhitungan anggaran partisipasi masyarakat sering terjadi adanya ketidaktepatan. Demikian pula pihak pemerintah, tidak secara terbuka dalam menentukan anggaran yang aktual. Kesulitan, tersebut diawali dari ketidaksesuaian antara pemasukkan, dengan
pemenuhan kebutuhan pendidikan, sedangkan masyarakatpun masih bervariasi
ditinjau dari sosial, ekonomi dan partisipasi pendidikan, sehingga dalam persoalan keterbatasan ini untuk mengatasinya sangat tergantung kepada pengelola sekolah
itu sendiri.
7
bentuk kegiatan yang dikembangkan, dan kemampuan ekonomi masyarakat orang
tua siswa. Akan tetapi ada beberapa karakteristik yang hampir sama dalam
menetapkan anggaran, antara lain selalu mengalami kesulitan dalammemperhitungkan anggaran telah dilakukan sebelum proses belajar dimulai.
3. Implikasi Pembiayaan Terhadap Pelayanan Pendidikan
Seperti telah diungkapkan terdahulu bahwa penyelenggaraan pendidikan,
tidak dapat dilepaskan dari permasalahan pembiayaan sebagai pengorbanan dan
konsekuensinya. Salah satu konsekuensi yang harus ditanggung oleh penyelenggara
pendidikan khususnya persekolahan, adalah pelayanan pendidikan secara efektif
dan efisien.
Pelayanan pendidikan yang efektif dan efisien, berkaitan dengan
keseluruhan proses penataan, penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan
pendidikan. Penataan sumber daya ini secara eksplisit dijelaskan oleh Allan Thomas(1971:12-23) efektivitas dan efisiensi pendidikan mencakup tiga fungsi, yaitu (1)
The Adaministrator's production function (PFl),
yakni fungsi manajerial yang
berkaitan dengan berbagai pelayanan untuk kebutuhan siswa dan guru. Masukan diidentifikasi sebagai adanya perlengkapan mengajar, ruangan, buku dan kualifikasipengajar yang memungkinkan
tercapainya
pelaksanaan pendidikan. Adapun
keluarannya antara lain adalah; lama tahun dan jam belajar siswa; (2)TheThe economist's production function (FP3), yakni fungsi ekonomi yang keluarannya diidentifikasi sebagai lulusan yang mempunyai kompetensi tinggi, sehingga kalau bekerja dapat memperoleh penghasilan tinggi melebihi biaya pendidikan yang telah dikeluarkannya. Masukannya adalah segala biaya yang
dikeluarkan selama pendidikan, termasuk gaji guru. Pembiayaan tidak dapat dilepaskan dari berbagai harapan-harapan ditinjau dari tuntutan orang atau badan yang mengeluarkan dana sebagai komponen pembiayaan. Salah satu tuntutan yang
menjadi sorotan dalam penelitian ini, adalah difokuskan pada kinerja pelayanan
pendidikan.
Bertolak dari uraian-uraian tersebut, menarik perhatian penulis untuk
melakukan penelitian berkenaan dengan perhitungan anggaran pendidikan pada tingkat SLTP Negeri yang ada di Kota Bandung. Penelitian ini bertumpu pada
strategi pembiayaan sekolah keterkaitannya dengan faktor ekonomi wilayah (demografis, sosial ekonomi masyarakat) dalam pertimbangan menentukan anggaran pada SLTP Negeri di Kota Bandung, dampaknya terhadap kinerja sekolah. Hal itu, sejalan dengan rasional kebutuhan pemenuhan dengan ketersediaan dan potensi sumber dana yang ada, dengan kata lain kesesuaian antara pemasukan dan pengeluaran pembiayaan pendidikan dalam satu tahun di luar anggaran penggajian dan proyek pembangunan fisik sekolah.
B. Perumusan dan Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah nampak bahwa pembiayaan pendidikan
khususnya di tingkat SLTP Negeri, masih bertumpu pada dana bantuan pemerintah
penerimaan dana pendidikan, sesungguhnya belum dapat memenuhi tuntutan
operasional secara ideal. Hal itu disebabkan terdapat berbagai hal yang
mempengaruhi penyediaan dana pendidikan seperti, terbatasnya dana pemerintah,kebijakan pajak pendidikan belum ditetapkan, kemampuan masyarakat khususnya
orang tua masih bervariasi pendapatannya dibandingkan pengeluaran yang harus ditanggulanginya, demikian pula pihak swasta masih belum mempunyai kepedulian terhadap sumbangan finansial terhadap penyelenggaraan pendidikan.Bertolak dari kendala-kendala yangdihadapi dalam rangka penyediaan dana pendidikan, maka diperlukan suatu strategi dari pihak pengelola secara tepat dan
cermat. Strategi yang dibutuhkan dalam menggali dana, harus dilandasi oleh
kemampuan manajerial, komitmen pihak terkait, dan kepercayaan yang tinggi dari
semua masyarakat yang dilayani.
Faktor-faktor perhitungan anggaran pendidikan, sangat kompleks selain adanya harga patokan dan pengaruh tingkat inflasi juga faktor ekonomi secara makro, seperti sosial ekonomi masyarakat, krisis moneter, tingkat inflasi, dan bencana alam, yang menimbulkan kelangkaan barang keperluan pendidikan, sehingga anggaran berubah dengan tingkat ketidakpastian. Sedangkan pemasukan
dan pengeluaran dituntut seimbang, sesuai dengan acuan pemerintah, oleh sebab itu
diperlukan suatu perhitungan yang mengarah kepada pendekatan kepastian
anggaran.
Bertolak dari uraian latar belakang, maka permasalahannya dapat
10
"Bagaimana strategi pembiayaan dan dampaknya terhadap kinerja SLTP Negeri
di Kota Bandung".
Untuk lebih jelasnya fokus masalah tersebut, dirinci menjadi pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi perencanaan pembiayaan pendidikan di SLTP Negeri Kota
Bandung ?
Pertanyaan tersebut difokuskan pada:
a. Kegiatan analisis posisi dari kekuatan, kelemahan, dan peluang serta
ancaman, sumber dana di SLTP Negeri.
b. Pendekatan perencanaan anggaran pendapatan dan belanja sekolah pada
SLTP Negeri di Kota Bandung.
c. Proses penyusunan anggaran pendapatan dan penggunaan atas dasar penetapan sumber-sumber dana yang ada.
d. Rencana biaya total yang dikeluarkan setiap siswa SLTP Negeri di Kota
Bandung selama tahun ajaran.
2. Bagaimana pelaksanaan pembiayaan pada SLTP Negeri di Kota Bandung ? Pertanyaan tersebut difokuskan pada:
a. Prosedur proses pembukuan penerimaan biaya selaras dengan sumber-sumber dana yang ditetapkan dan diperhitungkan.
b. Prosedur proses pembukuan pengeluaran biaya selaras dengan distribusi alokasi yang ditetapkan dan diperhitungkan.
3. Bagaimana proses pengawasan pembiayaan di SLTP Negeri di Kota
11
Pertanyaan tersebut difokuskan pada:
a. Pendekatan pengendalian penggunaan alokasi anggaran.
b. Bentuk pertanggungjawaban anggaran belanja sekolah, baik yang bersumber
dari DIK,DPP, DBO dan BP.3.
c. Keterlibatan pengawasan pihak eksternal sekolah 4. Adakah dampak pembiayaan terhadap kinerja sekolah ?
Pertanyaan tersebut difokuskan pada:
a. Layanan belajar yang diberikan sekolah kepada siswa b. Pengelolaan dan layanan administrasi kepada siswa
c. Sarana dan prasarana sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh siswa
d. Tumbuhnya partisipasi masyarakat yang dapat membantu kebutuhan siswa
Mengingat kajian tersebut sangat luas, penelitian ini dibatasi pada aspek:
Pertama, anggaran pendidikan yang diteliti terbatas pada kegiatan yang mendukung terselenggaranya proses belajar mengajar pada SLTP Negeri di Kota Bandung, berkenaan dengan; (1) pemeliharaan dan pengadaan sarana prasarana pendidikan; (2) peningkatan proses belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajar; (3) kegiatan pembinaan kesiswaan; (4) dukungan biaya kegiatan personil dan peningkatan keterampilan; dan (5) kegiatan rumah tangga sekolah.Kedua,anggaran pendidikan yang diteliti terbatas mata anggaran rutin melalui pemasukan dana meliputi; (1) UYHD; (2) OPF; (3) DBO; (4) BP3. Ketiga, faktor yang diduga dapat mempengaruhi perhitungan pembiayaan meliputi; kemampuan ekonomi
12
perilaku pelayanan pendidikan, meliputi aspek ketepatan pelaksanaan peran dan
fungsi sekolah secara efektif.
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi,
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena pokok permasalahan. Melalui penelitian ini diharapkan adanya informasi objektif bagaimana strategi pemibiayaan dan dampaknya terhadap kinerja SLTP Negeri di Kota Bandung.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan dan menganalisis hal-hal sebagai berikut:
a. Strategi perencanaan pembiayaan pendidikan di SLTP Negeri Kota Bandung.
b. Pelaksanaan pembiayaan pada SLTP Negeri di Kota Bandung.
c. Proses pengawasan pembiayaan di SLTP Negeri di Kota Bandung.
d. Dampak pembiayaan terhadap kinerja sekolah.
2. Manfaat Penelitian
Secara teoritis manfaat penelitian ini yaitu, memperdalam kajian administrasi
pendidikan, khususnya ekonomi pendidikan baik sebagai penguatan dan penerapan
konsep teori ekonomi maupun praktek dalam administrasi pendidikan. Secara
praktis penelitian ini diharapkan dapat:
a. Memberikan bahan sumbangan pemikiran dan pengkajian lebih lanjut bagi
yang berminat tentang perhitungan pembiayaan pada SLTP Negeri di Kota
13
b. Sebagai bahan kajian dan masukan kepada pihak berwenang berkenaan dengan pembiayaan sekolah secara nyata pada SLTP Negeri di Kota Bandung.
D. Paradigma Penelitian
Paradigma merupakan kumpulan longgar dari asumsi yang dipegang bersama konsep, atau preposisi yang mengarahkan cara berpikir penelitian. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan and Biklen (1992:33) bahwa; Paradigmisaloose collection of logically health together assumtion, concepts or propotitions
the orien thingking or research. Paradigma juga memiliki pengertian sebagai (1) suatu model dalam teori ilmu pengetahuan, dan (2) kerangka berpikir. Paradigma dalam penelitian ini, merujuk pada kerangka pemikiran yang didasarkan pada posisi masalah untuk mengarahkan penelitian. Paradigma penelitian ini diilustrasikan dalam gambar 1.1.
14
Masalah yang mendasar, yakni bagaimana pihak SLTP Negeri di Kota
Bandung mengelola pembiayaan sekolah secara efektif dan efisien sehingga tujuan
pendidikan tercapai. Hasil temuan penelitian ini selanjutnya dibahas dari berbagai
sudut pandang, sesuai dengan tujuan penelitian akhirnya dapat disimpulkan dan
diambil suatu rekomendasi penelitian yang sekiranya dapat dijadikan bahan
Harapan:
Tuntutan layanan pendtdfkan SLTP Meningkat (Wajar Dikdas 9 Tahun)
SLTP Negeri membutuhkan sum ber dana yangmemactai
Sumber dana periudikelola secara
Profesional
Dana merupakan sumber daya
Yang crusial
Pendidikan tanggung Jawab
ber-Same (pemerintah, masyarakat,
Keluarga)
SLTP NEGERI DI KOTA BANDUNG
TUJUAN DAN AKT1VITAS PELAYANAN PENDIDIKAN US1A SLTP Kenyataan
Pengelolaan dan Pemarrtaatan be lum optimal
Sumberdana pemerintah terbatas
Tingkat ekonomi masyarakat ber
variasi
Inflasi suit tfipnetfksl
Kebijakan pemerintah dalam pengelolaan anggaran pendapatan dan bolanja sekolah (UUSPN
No 2Th 1989; PP.No.29 Th 1990; PP.No.39 Th 1992; Kep Mendikbud No.0293/1993).
SLTP Negeri mempunyai kemandkian dalam mengelola anggaran pendapat belanja sekolah,
Dengan harapan tercapainya efektivitas dan efisiensi pendidikan.
Empatfase sebagai prosedur penyusunan anggaran meBpuu"; planning the budget; preparing
Budget; managing thebadger, evaluation thebudget (Upham,1985).
'ipaagi—
Permasalahan:
Bagaimana strategi pembiayaan dan dampaknya terhadap kinerja pada SLTP Negeri diKoeaBandung
UpayaSekolah
a
MaysarakatPendapatan
1
PengeluaranGambar 1.1. Paradigma Penelitian
15
BAB. m
PROSEDUR PENELITIAN
Bagian ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan prosedur penelitian
sebagai berikut:
A.Metode Penelitian
Sebagaimana telah dimmuskan pada bab pertama, penelitian ini tidak
bermaksud mengungkapkan hubungan atau pengaruh antar variabel melalui studi
korelasi atau regresi, dan uji hipotesis tertentu. Rumusan masalah dalam penelitian
ini menuntut peneliti untuk melakukan eksplorasi dalam rangka memahami dan
menjelaskan yang diteliti melalui komunikasi yang intensif dengan sumber data.
Dengan kata lain fokus kajian penelitian ini yaitu proses dari perilaku manusia dalam
organisasi. Metode yang tepat untuk penelitian ini metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif.
Bogdan dan Biklen (1982:27-30) mengungkapkan bahwa, karakteristik
pendekatan kualitatif meliputi; (a) sumber data langsung dalam situasi yang wajar;
(b) bersifat deskriptif; (c) mengutamakan proses daripada produk atau hasil; (d)analisis data secara induktif; (e) mengutamakan makna.
Nasution (1988:9-11) mengungkapkan karakteristik tersebut lebih terperinci lagi yakni; (a) sumber data ialah situasi yang wajar atau"natural setting"; (b)
peneliti sebagai instmmen utama; (c) sangat deskriptif; (d) mementingkan proses
dari produk; (e) mencari makna; (f) mengutamakan data langsung atau
"first hand";
(g) triangulasi; (h) menonjolkan rincian kontekstual; (i) subjek yang diteliti
dipandang berkedudukan sama dengan peneliti; (j) mengutamakan perspektif
emic;
56
(k) verifikasi; (1) sampling yang purposive; (m) menggunakan "audit trail"; (n) partisipasi; (o) mengadakan analisis sejak awal.
Pendapat tersebut, dapat disarikan bahwa pendekatan kualitatif mempunyai
ciri-ciri pokok:
1) Pengambilan data dilakukan dalam suasana sewajar mungkin tanpa manipulasi situasi, dengan peneliti, sebagai instmmen utama;
2) Sampel bersifat purposive yakni diambil sesuai dengan fokus kajian, yang dapat memberikan informasi setuntas mungkin (redundant) dengan tidak mementingkan jumlahnya;
3) Hasil penelitian bempa deskripsi, yang lebih mengutamakan proses dari pada
produk;
4) Analisis data dilakukan secara terus menerus untuk mencari makna yang
bersifat kontekstual atau sesuai dengan persepsi subjek yang diteliti;
5) Kesimpulan ditarik melalui proses verifikasi dan triangulasi.
Berdasarkan karakteristik tersebut, dapat dikemukakan beberapa hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan penelitian ini, antara lain; (1) subjek atau nara sumber;
(2) teknik dan instmmen pengumpul data; (3) langkah-langkah penelitian; (4)
prosedur analisis data; (5) validasi temuan penelitian.
B. Subjek Penelitian
Istilah sampel dalam penelitian kualitatif jarang digunakan, dan jika digunakan
konsep atau makna yang terkandung di dalamnya berbeda dengan yang diartikan
dalam penelitian kuantitatif (I. Wayan Sukarnyana, 1992:13). Oleh sebab itu peneliti
menggunakan istilah subjek penelitian.
Subjek penelitian ini adalah orang, sumber atau informasi yang dapat
memberikan data atau informasi kepada peneliti pada persekolahan. Penentuan
57
timbul tidak dapat ditentukan lebih dahulu; (2) penentuan subjek secara berumtan; (3) penyesuaian berkelanjutan dari subjek, dan (4) pemilihan berakhir jika telah terjadi pengulangan (Moleong, 1993-165-166).
Berdasarkan ketegasan mengenai subjek penelitian tersebut, maka subjek penelitian ini terdiri dari; Kepala Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP); para wakil kepala sekolah; para pembantu kepala sekolah, kepala TU dan bendahara serta pengums BP3; yang dianggap mempunyai kelayakan dijadikan subjek penilitan, yang dipetakan antara SLTP Negeri 5; SLTP Negeri 18; SLTP Negeri 39 dan SLTP Negeri 41 yang tersebar di Kota Bandung. Kebutuhan yang dimaksudkan adalah ketika pengumpulan data dilakukan secara lebih mendalam dan hanya subjek penelitian tertentulah yang dapat memberikan datanya.
Alasan pemilihan subjek penelitian di sekolah tersebut, yaitu didasarkan kepada pertimbangan bahwa sekolah-sekolah tersebut dapat mewakili wilayah kasus, yakni Kota Bandung Utara, Kota Bandung Timur, Kota Bandung Selatan, dan Kota Bandung Barat, serta klasifikasi sekolah besar, menengah, sedang dan kecil menurut
ukuran jumlah siswa dan jumlah kelas.
C. Data Yang Diperlukan
Upaya pemecahan masalah penelitian ini memerlukan data-data yang berkaitan dengan pengolahan dana pemerintah, dan masyarakat di SLTP Negeri yang dijadikan subjek penelitian.Berdasarkan fokus masalah penelitian yang dinyatakan pada bab
pendahuluan, data yang diperlukan terdiri dari:
58
a. Rencana yangdibuat dalam pembiayaan
b. Dasar pertimbangan untuk menyusun
rencana dalam penggalian dana
masyarakat
c. Proses penyusunan perencanaan dalam anggaran belanja sekolah
2. Strategi yang digunakan pihak SLTP Negeri yang dijadikan subjek penelitian,
data ini terdiri dari:
a. Strategi yang digunakan dalam mengelola anggaran
b. Faktor ekonomi wilayah masyarakatc. Faktor lokasi sekolah
d. Faktorsosial ekonomi masyarakat
e. Masalah yang dihadapi dalam pengelolaan anggaran
Altematif pemecahan yang diambil dalam mengatasi masalah pengelolaan
anggaranf.
Sumber-sumber dana yang masuk dan digunakan
a. Jumlah alokasi dana yang masuk b. Jumlah alokasi dana yang digunakan
c. Masalah yang timbul dalam pengelolaan anggaran
d. Altematif pemecahan masalah
Pertanggungjawaban SLTP Negeri sebagai subjek penelitian dalam penerimaan
dan pengeluaran anggaran, terdiri dari : a. Pelaksanaan pertanggungjawaban
b. Masalah yang timbul dalam pertanggungjawaban
c. Altematif pemecahan masalah
Kinerja sekolah yang diobservasi berkenaan dengan :
a. Layanan belajar yang diberikan sekolah kepada siswa, melalui; persiapan
pelaksanaan dan evaluasi KBM oleh gum bidang studib. Pengelolaan dan layanan administrasi kepada siswa, melalui; absensi,
layanan ekstrakurikuler dan perijinan kegaiatan.c. Sarana dan prasarana sekolah yang dapat dimanfaatkan siswa,dilihat dari ragam sarana, frekuensi penggunaan dan pemeliharaannya.
d. Partisipiasi masyarakat yang dapat membantu kebutuhan siswa, melalui;
turut serta dalam mengambil keputusan, melaksanakan dan meng-evaluasi
program yang ditetapkan secara kolektif seperti BP3.Data-data tersebut, bempa informasi bersifat dokumen, data statistik, ungkapan,
59
D. Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah orang dan dokumen yang terdapat di
lingkungan SLTP Negeri yang dijadikan subjek. Data-data yang berasal dari
sumber tersebut dikumpulkan dengan teknik tertentu. Teknik yang dimaksud antara
lain: wawancara terstmktur atau tak terstruktur, pengamatan (observasi) baik
langsung maupun tak langsung, analisis dokumen, dan wawancara.
Berdasarkan teknik pengumpulan data tersebut, maka dalam penelitian ini
teknik yang dipakai akan disesuaikan dengan kebutuhan yang ditemukan saat
pengumpulan data di lapangan.
Kecenderungan teknik yang dipakai dalam
penelitian ini adalah wawancara dan analisis dokumen, angket kepada kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, para pembantu kepala sekolah, kepala TU, bendahara
dan pengurus BP3.
E. Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian dengan pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982:42)
menyarankan tiga tahap:(l) pra lapangan; (2) kegiatan lapangan; dan (3) analisis
intensif. Sementara itu Kirk dan Miller (1986) mengemukakan empat langkah yakni;
(l)invensi; (2) temuan; (3) penafsiran,dan (4) eksplanasi. Adapun Nasution
(1992:33) mengelompokkan dalam (1) tahap orientasi; (2) tahap
eksplorasi, dan
(3) tahap member check. Kendatipun beberapa pendapat ahli tersebut, berbedanamun secara garis besar, dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahap sebagai berikut:
60
dengan melakukan serangkaian wawancara secara informal, observasi, °dan
menyebarkan angket, hal ini dilakukan dimulai bulan Desember sampai bulan
Febmari tahun 2000.
Tahap eksplorasi,
dilakukan penelitian sebenamya, yakni pengumpulan data
yang berkenaan dengan fokus dan pertanyaan masalah selaras dengan tujuan
penelitian. Setelah segala persyaratan perizinan terpenuhi, secara intensif sejak
bulan Maret sampai bulan Juli, penulis ada di lapangan.
Tahap member check,
yakni memverifikasi dengan mengecek keabsahan atau
validitas data. Jadi tahap ini dimaksudkan untuk mengecek kebenaran informasi
yang telah dikumpulkan, agar hasil penelitian dapat dipercaya.
Pengecekan
informasi ini dilakukan setiap kali peneliti selesai wawancara. Dalam pelaksanaan
wawancara juga sedapat mungkin menank kesimpulan bersama-sama dengan
responden.
Hal itu dimaksudkan untuk mengurangi kesalah fahaman dalam
menafsirkan informasi yang disampaikan. Selain itu catatan lapangan yang telah ditik
dalam kesempatan lain, hasilnya dimintakan koreksi dari nara sumber yang
bersangkutan. Sebagai tindak lanjut dilakukan observasi dan studi dokumentasi serta
triangulasi kepada responden maupun nara sumber Iain yang berkompeten. Waktu
pelaksanaan member check dilakukan seiring dengan tahap eksplorasi.
F. Prosedur Analisis Data
Prosedur analisis data atas dasar tiga tahap sesuai dengan sasaran, Nasution
(1982:129-130), yakni (1) reduksi data; (2) display data; (3) mengambil kesimpulan
61
Reduksi data,
dilakukan dengan menelaah kembali selumh catatan lapangan
dan studi dokumentasi. Telaah ini dilakukan untuk menemukan hal-hal yang pokok
atau penting, berkenaan dengan fokus penelitian yakni aktivitas dalam proses strategi
pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja sekolah.
Display data,
mensistematiskan pokok-pokok informasi sesuai dengan tema dan
polanya, pola yang nampak ditarik suatu kesimpulan sehingga data yang
dikumpulkan mempunyai makna tertentu. untuk menetapkan kesimpulan maka
dilakukan verifikasi.
Verifikasi ini dilakukan dengan member check maupun
triangulasi. Oleh sebab itu proses verifikasi kesimpulan ini berlangsung selama dan
sesudah data dikumpulkan.
G. Validasi Temuan Penelitian
Nasution (1988:124-144) menegaskan bahwa tingkat kepercayaan hasil
penelitian
kualitatif ditentukan oleh tiga kriteria: (a) kredibiltas
(validitas
internal);(b)
transferabilitas
(validitas eksternal);(c)
dependability
(realibilitas)
dan
(d) komfirmabilitas(objektivitas).
Kredibiltas, mempakan salah satu ukuran tentang kebenaran data yang
dikumpulkan, dalam penelitian ini berkamsud untuk menggambarkan kecocokan
konsep peneliti dengan konsep yang ada pada responden atau nara sumber. Untuk
mencapai hal tersebut dalam penelitian ini dilakukan antara lain:62
2. Pembicaraan dengan kolega (peer debriefmg),hal ini peneliti membahas
catatan-catatan lapangan dengan kolega, teman sejawat yang mempunyai kompetensi
tertentu.
3. Penggunaan bahan referensi, digunakan untuk
mengamankan berbagai
informasi yang didapat dari lapangan, dalam kaitan ini penulis memanfaatkan
penggunaan tape recorder untuk merekam hasil wawancara, dengan cara ini
peneliti dapat memperoleh gambaran yang lengkap tentang informasi yang
diberikan oleh nara sumber sekaligus dapat memahami konteks pembicaraan.
4. Mengadakan member check, yakni setiap akhir wawancara atau pembahasan
satu topik diusahakan untuk menyimpulkan secara bersama, sehingga perbedaan
persepsi dalam suatu masalah dapat dihindarkan, juga dilakukan konfirmasikan
dengan nara sumber terhadap laporan hasil wawancara, sehingga apabila ada
kekeliruan dapat diperbaiki atau bila ada kekurangan dapat ditambah dengan
informasi bam. Dengan demikian data yang diperoleh sesuai dengan yang
dimaksudkan oleh nara sumber.
Transfereabilitas, apabila dihubungkan dengan penelitian kuantitatif, kriteria ini
disebut dengan validitas eksternal, yakni sejauh manakah hasil penelitian dapat
diterapkan atau digunakan di tempat dan dalam situasi lain. Transfereabilitas hasil
penelitian bam ada jika pemakai melihat ada situasi yang identik dengan
permasalahan di tempatnya, meskipun diakui bahwa tidak ada situasi yang sama
persis pada tempat dan kondisi yang lain.
63
menguji apakah penelitian ini dapat diulang atau dilakukan di tempat yang lain
dengan temuan hasil penelitian yang sama. Adapun konfirmabilitas berkenaan
dengan objektivitas hasil penelitian.
Agar kebenaran dan objektivitas hasil penelitian dapat dipertanggung-jawabkan,
dapat dilakukan dengan cara "audit trail", yakni dengan melakukan pemeriksaan
ulang sekaligus dilakukan konfirmasi untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang
dilaporkan dapat dipercaya dan sesuai yang nyata serta apa adanya.
Untuk
memenuhi kriteria tersebut, maka peneliti melakukan upaya-upaya:
1. Data mentah yang diperoleh melalui wawancara, observasi maupun studi
dokumentasi direkapitulasi dalam laporan lapangan yang lengkap dan cermat;
2. Data mentah disusun dalam hasil analisis dengan cara menyeleksi, kemudian
merangkum atau menyusunnya kembali dalam bentuk deskripsi yang lebih
sistematis;
3. Membuat hasil sintesis data, bempa kesesuaian tema dengan tujuan penelitian,
penafsiran dan kesimpulan;
BABV
KESIMPULAN
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran penelitian, sesuai dengan
perumusan masalah, tujuan, dan temuan penelitian.
A. Kesimpulan
Secara umum berdasarkan temuan dan pembahasan penelitian ini dapat
diidentifikasi: (1) Sumber dana pendidikan pada tingkat SLTP Negeri yang
tersebar di empat wilayah Kota Bandung masih bertumpu pada sumber dana
pemerintah pusat dan orang tua siswa. (2) Perolehan dana pendidikan pada tingkat
SLTP Negeri yang tersebar di empat wilayah Kota Bandung bervariasi sesuai
dengan jumlah siswa, usia sekolah, dan kemampuan orang tua siswa. (3) Subsidi
pemerintah untuk dana pendidikan masyarakat pada tingkat SLTP Negeri yang
tersebar di empat wilayah Kota Bandung rata-rata
mencapai
Rp.
19.904.055.000,00/tahun dengan distribusi 62,80% untuk belanja pegawai (Gaji
dan tunjangan) dan untuk kegiatan pendidikan hanya Rp.2.764.032.000,00 atau
mencapai 10.13%. (4) Konstribusi masyarakat khususnya orang tua siswa melalui
BP3 setiap tahun mencapai Rp.7.385.992.400,00 atau memberikan konstribusi
sekitar 27.06% dari total dana yang dikelola sekolah, yakni dana bersumber dari
pemerintah ditambah dengan dana masyarakat. (5) Strategi pembiayaan sejak
mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasan dan pertanggungjawaban
keuangan masih bertumpu pada pengelolaan sumber dana klasik, yakni sumber
dana pemerintah dan orangtua.
153
Oleh sebab itu, belum ada strategi khusus dalam pencarian sumber dana baru. (6)
Dampak dari dana pendidikan terhadap kinerja sekolah pada tingkat SLTP
Negeri di Kota Bandung, masih bervariasi sesuai dengan kemampuan pendanaan
sekolah.
Sekolah yang relatif kecil, anggaran kecil kinerja sekolah belum
optimal, dan sebaliknya anggaran besar maka kinerja sekolah relatif mengarah
kepada peningkatan kualitas.
Adapun secara khusus dapat difokuskan kepada empat sekolah meliputi:
SLTP Negeri 5(Wilayah Utara), SLTP Negeri 18 (wilayah Timur), SLTP Negeri
39 (Wilayah Selatan), dan SLTP Negeri 41 (Wilayah Barat).
1. Strategi Perencanaan Pembiayaan Pendidikan
Perencanaan anggaran penerimaan dan belanja sekolah yang
dilaksanakan di ke empat sekolah, mempunyai kecenderungan yang relatif sama
yaitu
dilandasi oleh acuan baku yang ditetapkan oleh pihak berwenang.
Pertimbangan yang dijadikan dasar penerimaan anggaran adalah yang bersumber
dari pemerintah, yang telah ditetapkan menurut alokasi penggunanaan seperti
untuk belanja gaji pegawai, tunjangan-tunjangan pegawai, keperluan ATK, jasa,
dan inventaris kantor serta keperluan proses belajar mengajar.
Sebagai tindak lanjut dari pertimbangan penerimaan dan utama yang
diberikan oleh pemerintah, dalam perencanaan nampaknya setiap sekolah
melakukan perhitungan atas dasar analisis kebutuhan aktual. Pada umumnya,
154
Hasil analisis perhitungan kebutuhan tersebut, dijadikan landasan
perencanaan anggaran belanja sekolah yang dimusyawarahkan kepada pihak orang
tua siswa baru.
Strategi yang diterapkan sesungguhnya adalah penggalian sumber dana
partisipasi masyarakat orang tua melalui BP3 untuk memenuhi kebutuhanpendidikan secara minimal. Pemenuhan dari kekurangan anggaran yang diberikan
pemerintah melalui DIK dan DBO, melalui musyawarah BP3 dilandasi oleh
kemampuan ekonomi secara umum orang tua siswa dan hasilnya dijadikan acuan
penetapan rencana pembiayaan.
Ke empat sekolah dalam perencanaan pembiayaan aktual bervariasi, yang
dipengaruhi oleh karakteristik sekolah seperti usia sekolah, jumlah siswa,
lingkungan sekolah, status sosial ekonomi orang tua. Temuan juga menunjukkan
SLTP Negeri 5 (mewakili Bandung Utara) dan SLTP Negeri 18 (mewakili
Bandung Timur), memperoleh dana partisipasi orang tua mencapai Rp.
280.000.000,00 atau lebih besar jika dibandingkan dengan SLTP Negeri 41 dan
SLTP Negeri 39 sekitar antara Rp. 60.000.000,00 sampai Rp.92.000.000,00.
Dengan demikian strategi perencanaan pembiayaan pendidikan belum
sepenuhnya dapat dilakukan berdasarkan konsep-konsep teoretis secara utuh,
mengingat ketentuan yang berlaku. Hal itu terkait dengan kebijakan anggaran
pendidikan secara nasional yang disebabkan terbatasnya dana pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan ideal. Sedangkan dilihat dari partisipasi orang tua pun sangat
155
Kata kunci dalam strategi perencanaan pembiayaan selama ini belum sepenuhnya
menganut suatu pola altematif dan otonomi.
2. Pelaksanaan Pembiayaan
Pelaksanaan pembiayaan pada hakikatnya adalah pioses pengelolaan
penerimaan dan pengeluaran keuangan berdasarkan administrasi pembukuan.
Setiap sekolah dalam pengaturan pembukuan keuangan dilandasi oleh peraturan
yang berlaku dimana kepala sekolah sebagai atasan langsung dari bendaharawan,
baik itu dana diperoleh dari UYHD maupun DBO.
Mekanisme pengeluaran dan pemasukan keuangan sering ditemukan
adanya inkonsistensi dilihat dari objek rencana dan pelaksanaan. Ketidak
konsistensian disebabkan oleh faktor-faktor, kebutuhan essensial yang mendesak
untuk kepentingan pendidikan yang tidak terdapat atau tidak dibenarkan menurut
alokasi, tingkat kenaikan harga barang dan jasa di luar perhitungan rencana, dan
adanya biaya-biaya di luar alokasi. Konsekuensinya adalah adanya rekayasa
administrasi pembukuan dan pertanggungjawaban administrasi.
3. Pengawasan
Pertanggungjawaban pemasukan dan pengeluaran keuangan, bersifat laporan
tertulis setiap bulan, triwulan dan tahunan yang disampaikan kepada Kantor Dinas
Pendidikan Nasional Kota, Kantor Dinas Pendidikan Nasional Profinsi, KPN dan Biro Keuangan Depdiknas di Jakarta. Setiap sekolah pelaksanaan pelaporan
156
Sedangkan pengawasan dilaksanakan oleh pihak Irjen Depdiknas dan BPKP
yang waktunya dilakukan pada pertengahan atau akhir tahun anggaran.
Pengawasan dilaksanakan atas dasar bukti fisik administrasi dan jarang terjadi
kepada pengawasan yang bersifat proses dalam mekanisme pengaturan pengeluaran, seperti belanja barang atau jasa dilihat dari kualitas, kuantitas, dan bukti legalitas faktor melalui observasi pasar.
Penerimaan dan pengeluaran dana partisipasi orang tua yang dikenal dengan BP 3 selama ini, belum menjadi fokus pengawasan karena dikelola oleh
pihak pengurus dan sekolah. Adapun pertanggungjawabannya BP 3 cukup dengan laporan kepada pihak Kantor Dinas Kota dan Propinsi, dan kepada orang tua
siswa.
4. Kinerja
Kinerja sekolah dilihat dari peran dan fungsi sekolah, sebagai dampak pembiayaan secara normatif masih bervariasi. Artinya perolehan dana besar, pembiayaan pendidikan terpenuhi, maka kinerja sekolah cenderung baik. Kondisi ini dipengaruhi oleh karakteristik sekolah seperti usia sekolah, jumlah siswa, lingkungan sekolah, status sosial ekonomi orang tua. Sekolah seperti diklasifikasikan sekolah besar seperti SLTP Negeri 5, dan kategori sedang seperti SLTP Negeri 18. Sedangkan sekolah kecil yang karaktersitiknya cenderung kurang didukung finansial, maka dampak terhadap kinerja sekolah belum mampu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan.
157
seleksi berdasarkan NEM, tidak memperhatikan aspek kewilayahan, untuk meningkatan pemerataan masukan yang terstandar, adanya image masyarakat
berkenaan dengan sekolah pilihan.
B.Saran-Saran
Kelemahan dan kendala yang dihadapi dalam pembiayaan pendidikan
SLTP Negeri di kota Bandung, tidak selumhnya disebabkan kelemahan manajerial
sekolah akan tetapi ditentukan oleh berbagai faktor. Berdasarkan hasil penelitian
maka disarankan yang mengarah kepada dua aspek utama yaitu sisi ilmu
administrasi dan praktis.
Untuk Kepentingan Pengembangan Ilmu Adaministrasi Pendidikan :
"Perlu adanya penelitian lebih lanjut berkenaan dengan ongkos yang dikeluarkan
setiap siswa/tahun/bulan di luar dana langsung yang dikelola sekolah, serta strategi
untuk mencari altematif pembiayaan tingkat SLTP Negeri di Kota Bandung"
Adapun saran untuk kepentingan praktis adalah:
1. Adanya kebijakan pemerintah mengenai perubahan pola anggaran, dimana
anggaran belanja melalui UYHD setiap sekolah dihitung menurut kebutuhan
ideal atas dasar karaktersitik wilayah sekolah, kemampuan masyarakat, dan
essensial pendidikan (PBM), yang selanjutnya dijadikan keputusan setelah
memperhitungkan kemampuan dana pemerintah dalam menyusun alokasi
anggaran.
,^****5? .,
2. Dana partisipasi masyarakat di luar sumber utama (pemerintaTO^^JI^PfllOteaA^
H
di setiap sekolah, perlu direncanakan melalui pendekatan kep\d4^l^^^ s
jj
158
pada saat sekolah libur, pembukaan wamng sekolah, atau bentuk kerja sama
yang saling menguntungkan kedua belah pihak dalam mengoptimalisasi
sumber potensi sekolah.
3. Perlu ada pengkajian pihak perencana anggaran nasional, mengenai sistem
penggunaan anggaran belanja berimbang ke arah belanja situasional sesuaidengan kebutuhan sekolah, melalui mekanisme yang dapat dikontrol oleh
pihak pemerintah atau masyarakat.4. Perlu ada perubahan sistem pengawasan dari pendekatan pembukuan, ke arah pengawasan belanja aktual dengan kelengkapan pembukuan melalui
pemeriksaan barang, atau jasa.
5. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nasional perlu menata kembali model rayonisasi kependudukan dalam sistem seleksi siswa baru SLTP Negeri, untuk
memberikan pemerataan sumber daya sekolah, seperti masukkan siswa yang
mempunyai nilai ekonomi dan nilai akademik. Sehingga tidak adaDAFTAR PUSTAKA
Achmad Sanusi. (1988).Sistem Manajemen Pendidikan di Indonesia. Bandung: IKIP.
Agustinus S.Wahyudi.(1996).Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berpikir
Strategik .Jakarta : Binampa Aksara.
v Ace Suryadi., H.A.R.Tilaar (1993). Analisis Kebijakan Pendidikan. Bandung:
Rosda Karya.
Alain Mingat.,Jee PengTm.(\98&).Analytical Tools For Sector Work Education Washington, DC : The International Bank for Reconstruction.
B.J.Caldwell (1993).Accounting For Current and Emerging Patterns ofSchool
Management. Decentralising the Management of Australia's of
Australia' School.National Industry Educationa Fomm.
Bowen Howard R., (1981). The Cost Higher Education. San Francisci. Jassey:
Bass Publishers.
Bateson, Lincoln C.(1970). Budget and Reportfor Education Control. Han Book of Coollege and University. New York : McGraw-Hill Book
Company.
Bogdan, Robert and Biklen. (1992). Qualitative Research For Education: An Intruduction to Theory and Methodes. Boston:Allyn and Bacon Inc Davis, Russel G. (1980). Planning Educationfor Development: Volume Issue
and Problems in The Planning ofEducation in Developing Coutries
Cambridge, Massachusetts.
Doyle David. (1996). Pengendalian Biaya Pedoman Strategis.Jakarta: Pustaka
Binaman.
Engkoswara.(1987). Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta :LP2TK. Henke Emerson O. (1980). Introduction to Nonprofit Organization Accounting.
USA : Kent Publishing Company.
Hadari Nawawi. (1981).Administrasi Pendidikan. Jakarta : Gunung Agung.
H.M. Levin. (1987). "School Finance". Econimic Education Research and
(Editor Psascharopoulos, George). New York :Pergamon Press.
James W.Guthie and, Rodney. (1991).Educational Administration and Policy.
Effectife Leadership for Amiracan Eduaction. Second Edition.
Massachutesetes: A Division of Simon & Schuster.
Moch.Idochi Anwar.(1990). Transformasi Biaya Pendidikan Dalam Layanan
Pendidikan Pada Perguruan Tinggi. Bandung: Pascasarjana
IKIP Bandung.
160
V Moleong, Lexy J. (1985).
Metodologi Penelitian Kualitatif
Bandung :Remaja
Rosdakarya
M.Cohen.,Norman T.Uphoff. (1977).
Rural Development Participation:Concept
and Measures For Project Design, Implementation and Evaluaslion.
USA : Cornel University.
Nanang Fattah.(2000).£*o/?om/
dan Pembiayaan Pendidikan.
Bandung:Roda-karya.
Psacharopoulos George (1987).
Economics OfEducation Re^arch and Studies.
Washington : The World Bank
Jones Thams H. (1985).
Introduction to School Finance Technique and Policy.
New York :MacMillan Publishing Company
Johns, Roe L.,Edgar L.Morphet.(1975).
The Ecommic &Financing ofEducation
New Jersey :Printice-Hill
Ronal W.Rebore. (1985).
Educational Administrasi A Mangement Approach.
New Jersey : Prentice-Hall,Inc
Richard A.Gordon.(1976).
School Administration.Chal/ange and Opportuniy
for Leadership.
Iowa: Wm C.Brown Company Publisher.
Richard L.Daft. (1986).
Organization Theory and Design.
New York: West
Publishing Comapny.
Stephen Knezevich (1969).
Adminitration ofTechnology The Schools Executive
Washington DCASSA
Thomas J.A.(1970).
The Productive School, A System Analisys Approach, to
Education Administrasi.
New York: John Willey & Son,Inc
• Lipham, James M. (1985),
The Principalship.
New York: Longman
UUSPNNo.2. Tahun 1989
PP.No.28.Tahun 1990 PP.No.39. Tahun 1992
'. Instruksi Bersama Mendibud dengan Mendagri No 29/0/1974 tentang pembentukan
SKB Mendikbud dan Menkeu No.0585/K/1997 dan No.590/KMK.03/03/1987
Surat Kepala Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat tanggal 4 Juli 1986 Nomor
172/102.Kep/86
Surat Kepala Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat tanggal 13 Juli 1990 Nomor
1771/102/B/1990.