• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan antara Sebelum dan Sesudah Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Industri Tekstil dan Turunannya yang Terdaftar di BEI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Kinerja Keuangan Perusahaan antara Sebelum dan Sesudah Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Industri Tekstil dan Turunannya yang Terdaftar di BEI."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

!

"# !#

#$

!#

% &"

' !

(

% %

)

*

+

,

-./01-02

3

#

45 6

(

(2)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, dimana kemajuan teknologi dirasakan telah sedemikian pesat,

keterbukaan pasar dan persaingan dalam dunia bisnis telah semakin kompetitif,

mau tidak mau perusahaan harus mampu mensiasati keadaan tersebut sehingga

eksistensinya bisa terus dipertahankan. Untuk dapat mempertahankan

eksistensinya, perusahaan perlu mengupayakan perolehan profit yang optimal,

yang salah satunya dapat dicapai dengan cara mengusahakan biaya operasional

perusahaan yang seefisien mungkin.

Tak dapat dipungkiri, secara fundamental motif perusahaan adalah untuk

mencari laba (profit oriented). Namun, dalam banyak fakta yang terjadi di

lapangan, pengupayaan optimalisasi profit jangka pendek semata tidaklah cukup

bagi perusahaan untuk terus dapat menjaga keberlangsungan hidupnya

(eksistensinya). Perusahaan semakin menyadari bahwa keberlangsungan hidup

perusahaan juga tergantung dari hubungan perusahaan dengan masyarakat

(komunitas) dari lingkungannya tempat perusahaan tersebut beroperasi. Hal ini

sejalan dengan yang menyatakan bahwa perusahaan memiliki

kontrak dengan masyarakat untuk melakukan kegiatannya berdasarkan nilai –

(3)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pertekstilan di Indonesia

4.1.1 Sejarah Pertekstilan di Indonesia

Industri pertekstilan di Indonesia dapat dikatakan dimulai dari industri

rumahan tahun 1929 yang diawali dari sub2sektor pertenunan (weaving) dan

perajutan (knitting) dengan menggunakan alat Textile Inrichting Bandung (TIB)

atau yang dikenal dengan nama Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Produk yang

dihasilkan dengan menggunakan ATBM seperti sabuk, kain panjang, lurik, stagen

(sabuk) dan selendang. Penggunaan ATBM mulai tergeser oleh alat tenun mesin

yang pertama kali digunakan pada tahun 1939 di Majalaya – Jawa barat, dimana

di daerah tersebut mulai mendapat pasokan listrik pada tahun 1935. Dan sejak itu

industri TPT Indonesia mulai memasuki teknologi dengan menggunakan ATM

(Alat Tenun Mesin).

Industri tenun Indonesia merupakan salah satu industri prioritas nasional

yang masih prospektif untuk dikembangkan. Produk tekstil Indonesia di pasar

global masih cukup diperhitungkan. Namun demikian, industri tekstil masih

menghadapi berbagai hambatan dan kendala, antara lain dengan semakin

maraknya produk impor terutama dari china, baik yang masuk secara legal

maupun illegal. Kondisi makro ekonomi yang kurang mendukung bagi iklim

(4)

85 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai perbedaan kinerja

keuangan perusahaan antara sebelum dan sesudah penerapan

pada perusahaan yang bergerak dalam industri tekstil dan

turunannya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan menggunakan

tiga perusahaan sebagai objek penelitian yaitu PT. Sepatu Bata Tbk., PT. Roda

Vivatex Tbk. dan PT. Indo2Rama Synthetics Tbk., dimana didalam penelitian ini

penulis menggunakan ) * sebagai alat ukur

diperoleh kesimpulan yaitu tidak terdapat perbedaan yang berarti/ signifikan pada

kinerja keuangan perusahaan antara sebelum dan sesudah penerapan

!

Pada PT. Sepatu Bata Tbk. terdapat penurunan rata – rata ROE sebesar

25,05%, dari 39,79% menjadi 23,85%. Dengan penurunan ROE perusahaan

sebelum (1999 – 2003) dan sesudah (2004 – 2008) penerapan

dapat diperoleh informasi bahwa tidak terdapat perbedaan

yang berarti/ signifikan pada kinerja keuangan perusahaan antara sebelum dan

sesudah penerapan yang didukung dengan

hasil pengujian hipotesis. Adapun penyebab penurunan tingkat profitabilitas

(5)

!"

!!! # $ " " # $ %

" &'( )&'!

* + , # " " # $

+ - $ !. )!(

$ / 0 1 / 2

-, - - $ , & )& &

, 3 ! % & $ ' ( #

"4 0 "

0 ! ) "+ 56 2 7

0 ! "+ 56 2 7

! ' % $

' ' "

- 8 9

: ' ' %

(6)

" ' "!" - 8 9

/ 0

/ 7 4 2 0 ; 9 < ( % $ * &

$ % &

!"

- :# 7 5 , =>> < /

* 0 0 ' 9 7 ' 5 # , $

, =>> , < >

, =>> < >< > ? 0 , < > 2 ,

, =>> 7 > >@ A. B> :C

, =>> 7 > >@ A D9 9 E

, =>> 7 > >@ A D7

E <

< <

<

Referensi

Dokumen terkait

mencarimakanan adalah akar udara. 2)Anggrek semi Epifit adalah jenis anggrek yang menempel pada.. pohon/tanamanlain yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya

Setelah itu, cuci biji mentimun di air mengalir sampai selaput yang menyelubunginya hilang. Untuk memudahkan pengelupasan selaput, campurkan abu halus pada benih

Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunardi (dalam Yuwono, 2014:961) bahwa dalam mempelajari geometri terdapat beberapa kesalahan dan

Penataan bagi ruang kelas anak berkebutuhan khusus pada intinya sama saja dengan penataan pada ruang kelas orang normal, hanya saja perbedaaan terletak pada

Profil Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Pada Pembelajaran Titrasi Asam Basa Menggunakan Model Problem Solving

perhitungan dengan menggunakan teori strip atau dengan beberapa penelitian lain mengenai gerakan heaving yang telah dipublikasikan!. Sedangkan

Melalui permasalahan yang dimiliki, peneliti ingin mengajarkan konsep penjumlahan deret kesamping dengan menerapkan pembelajaran yang tidak membosankan dan memanfaatkan

2.1.1 Mengenal pasti dan menghuraikan unsur seni, prinsip rekaan berdasarkan media, teknik dan proses yang terdapat pada sesebuah karya catan cat minyak.. 2.1.2