PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN (VO2MAX) DAN AGILITAS ATLET FUTSAL LAMBADA FUTSAL CLUB
SKRIPSI
DiajukanGuna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Pendidikan
Sarjana Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
DisusunOleh :
INDRA YANUAR 0606463
JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN (VO2MAX) DAN AGILITAS ATLET FUTSAL LAMBADA FUTSAL CLUB
Oleh
INDRA YANUAR
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© INDRA YANUAR 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA : Indra Yanuar NIM : 0606463
JUDUL : PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN (VO2MAX) DAN AGILITAS ATLET FUTSAL LAMBADA FUTSAL CLUB
DISETUJUI DAN DISERAHKAN OLEH :
Pembimbing I
(Drs. H. Dede Rohmat N, M.pd) NIP. 196312091988031001
Pembimbing II
(Bambang Erawan, M.pd ) NIP. 196907282001121001
Jurusan Pendidikan Kepelatihan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua,
ABSTRAK
PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN (VO2MAX) DAN AGILITAS ATLET FUTSAL LAMBADA FUTSAL CLUB
Pembimbing : 1. Drs. H. Dede Rohmat N, M. Pd 2. Bambang Erawan, M.Pd
Indra Yanuar* 0606463
Latar belakang penelitian ini adalah meneliti profil kemampuan daya tahan (VO2MAX) dan agilitas atlet futsal Lambada Futsal Club
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah atlet futsal Lambada Futsal Club dengan sampel sebanyak 24 orang.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dari hasil penelitian maka menyimpulkan bahwa : (1) Rata-rata kemampuan daya tahan (VO2Max) Klub Futsal
Lambada adalah 38.9 dengan simpangan baku sebesar 5,4 yang menunjukkan kategori cukup. (2) Rata-rata agilitas Klub Futsal Lambada adalah 16.60 detik dengan simpangan baku 0,71 yang menunjukan kategori baik. (3) Setelah dibandingkan dengan hasil tes kondisi fisik atlet futsal putera PON Jawa Barat 2012, yang memiliki rata-rata kemampuan daya tahan 48 (baik) dan agilitas 15.62 detik (baik sekali), Klub Futsal Lambada masih di bawah rata-rata kemampuan daya tahan dan agilitas atlet futsal putera PON Jawa Barat. Bahkan dalam aspek kemampuan daya tahan terjadi ketimpangan yang cukup besar.
Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan yaitu : (1) Bagi pelatih futsal lambada, hendaknya memiliki program latihan yang baik dan tidak hanya mengutamakan latihan teknik dan taktik saja.(2) Bagi pelatih dan atlet futsal lambada, hendaknya meningkatkan kemampuan daya tahan (VO2Max) minimal sesuai dengan atlet
PON sehingga dapat bersaing di level yang lebih tinggi.(3) Bagi pelatih dan atlet futsal lambada, hendaknya mempertahankan dan lebih meningkatkan kemampuan agilitas yang dalam penelitian ini dinilai cukup baik.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
UCAPAN TERIMA KASIH iv
DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Masalah Penelitian ………... 6
C. Tujuan Penelitian ………... 7
D. Manfaat Penelitian ……… 7
E. Anggapan Dasar……… 8
F. Hipotesis ………... 9
G. Pembatasan Penelitian ……… 9
H. Penjelasan Istilah ……….. 10
I. Metodologi Penelitian ……….. 11
J. Populasi dan Sampel ……… 12
BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Permainan Futsal ……..………... 14
2. Karakteristik Permainan Futsal ... 15
3. Teknik Dasar Permainan Futsal ... 17
B. Kondisi Fisik ... 20
1. Daya Tahan (Endurance) ... 21
2. Kecepatan (Speed) ... 21
3. Daya Lentur (Fleksibility)... 22
4. Kelincahan (Agility)... 22
5. Keseimbangan (Balance)... 23
6. Koordinasi (Coordination)... 24
C. Peranan Kondisi Fisik Dalam Olahraga Futsal... 25
D. Daya Tahan Vo2max... 27
E. Agilitas (Kelincahan)... 29
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian………..………. 33
B. Populasi dan Sampel……… 34
C. Langkah-langkah Penelitian………...………… 36
D. Instrumen Penelitian ……… 37
E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data …………... 40
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Pengolahan dan Analisis Data ... 43
C. Perbandingan Rata-rata Profil Kondisi Fisik ... 48
D. Diskusi Penemuan ... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ………. 52
B. Saran ……… 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
3.1 Nilai Standar VO2max Berdasarkan Tes Lari Multi Tahap 39
3.2 Formulir Catatan Lari Multi Tahap... 40
3.2 Nilai Standar Agilitas ... 42
4.1 Pengolahan Data Kemampuan Daya Tahan (VO2Max) dan
Agilitas Klub Futsal Lambada ... 45
4.2 Data Kemampuan Daya Tahan (VO2Max) dan Agilitas
Tim PON JABAR 2012... 47
4.3 Analisis Deskriptif Presentase Kemampuan Daya Tahan
dan Agilitas Klub Futsal Lambada ... 48
4.4 Perbandingan Rata-rata Kemampuan Daya Tahan (VO2Max)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1.1 Faktor – faktor kesuksesan... 3
2.1 Ilustrasi independensi komponen biomotorik ... 19
3.1 Langkah-langkah Penelitian ... 36
4.1 Perbandingan rata-rata Daya Tahan (VO2Max) dan
1
BAB 1
PENDAHULUAN A. Latar belakang
Salah satu olahraga yang populer yang diminati serta paling memasyarakat di
Indonesia adalah cabang olahraga permainan sepak bola. Hal ini terbukti dengan
antusiasme bermain sepak bola mulai dari anak-anak usia sekolah sampai dengan
perguruan tinggi dan pada saat ini banyak didirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) di
seluruh Indonesia dan berjalannya kompetisi antar perguruan tinggi. Hal ini di
sebabkan karena permainan sepak bola dapat dikatakan permainan yang sangat
menarik dan menyenangkan serta dapat dimainkan oleh semua golongan umur. Pada
dasarnya permainan yang menonjolkan unsur kesenangan dan nilai-nilai kerjasama
tim.
Cabang olahraga sepak bola yang sangat diminati masarakat Indonesia saat ini
sering menemukan suatu kendala, terutama yang menyangkut fasilitas atau lapangan
lahan yang makin semakin sempit di perkotaan menjadi kendala tersendiri bagi para
penggemar sepak bola untuk bermain sepak bola.hal inilah yang dilirik para
pengusaha untuk membuka persewaan lapangan, ukuran lapangan tidak seperti
lapangan sepak bola konvensional melainkan dimodifikasi menjadi lebih kecil, akan
tetapi bentuk permainannya menyerupai permainan sepak bola. Sejalan
perkembangannya sepak bola mengalami berbagai modifikasi baik dalam bentuk
2
Pada saat ini, khususnya cabang olahraga sepak bola telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan munculnya olahraga
permainan futsal, di Indonesia permainan futsal kini semakin baik , hal ini dilihat dari
minat masyarakat Indonesia yang tinggi. Futsal memang sangat mirip sepak bola,
yaitu sama-sama mempergunakan lapangan meskipun dapat dilaksanakan di dalam
ruangan.
Futsal berarti sepak bola dalam ruangan. Kata futsal berasal dari kata “Fut”
yang diambil dari kata futebol, yang dalam bahasa Spanyol dan Portugal berarti sepak
bola. Kata “Sal” yang diambil dari kata sala atau salao yang berarti didalam ruangan.
Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal pada tahun 1989.
Olahraga ini sendiri baru masuk ke Indonesia pada abad 21 atau medio tahun
2000-an, dan baru mendapat tempat di PSSI pada tahun 2004. Meskipun tergolong baru,
futsal memang mampu menarik minat banyak orang kerena permainannya yang mirip
dengan sepak bola dan sangat mudah dimainkan oleh siapa saja dan kapan saja. Tidak
heran apabila futsal berkembang dengan cepat, hal itu ditandai dengan banyak
berdirinya lapangan - lapangan futsal dan munculnya perkumpulan atau klub futsal
diberbagai kota besar sampai sebagian daerah, bahkan tidak sedikit juga sekolah -
sekolah yang telah membentuk ekstrakulikuler futsal untuk muridnya dan
dikarenakan juga telah maraknya pertandingan – pertandingan futsal antar sekolah.
Pertandingan futsal antar sekolah lebih mangacu pada persyaratan dan peraturan yang
3
bakal pemain futsal yang profesional. Generasi muda sangat diharapkan mampu
menjadi yang terbaik dan memberikan sumbangsihnya pada dunia olahraga.
Seiring dengan makin digemarinya futsal di Indonesia, bermunculan
sekolah-sekolah futsal dan klub-klub futsal diberbagai daerah. Salah satunya sekolah-sekolah futsal
Lambada yang berada di Lembang Kabupaten Bandung Barat. Jika dilihat dari segi
prestasi klub futsal Lambada cukup berprestasi diajang kejuaraan-kejuaraan disekitar
Kabupaten Bandung Barat terbukti dengan berbagai piala yang sudah diraih klub
futsal Lambada di Kabupaten Bandung Barat, seperti juara 1 Lambada Cup, juara 1
Piala Bupati Bandung Barat, Juara 2 Bupati Bandung Barat, juara 2 piala Bupati
Subang, juara 3 liga futsal U-18 Bandung Raya dan juara 1 antar member
se-Bandung Barat akan tetapi jika ditingkat Jawa Barat masih belum banyak prestasi
yang didapat klub futsal Lambada.
Faktor – faktor kesuksesan Untuk mencapai suatu prestasi dalam suatu
kompetisi, selain faktor internal juga di pengaruhi oleh faktor eksternal seperti yang
di kemukakan oleh Zafar Sidik (2008) Dalam bagan sebagi berikut :
4
Dari bagan di atas dapat dilihat faktor yang mempengaruhi prestasi puncak
salah satunya adalah kondisi fisik , karena kondisi fisik yang baik merupakan kunci
keberhasilan dalam berbagai cabang olahraga. Dalam hal ini Harsono (1988:153),
mengatakan “Karena sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang
sempurna dalam situasi stres fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi
fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet”
Selanjutnya Harsono (1988 : 153) mengungkapkan kalau kondisi fisik pemain
baik maka :
1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung
2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, dan kecepatan
3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu bertanding
4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah pertandingan
5. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan
Ada beberapa macam komponen fisik yang harus dimiliki oleh seorang atlet
professional yaitu :
1. Kekuatan (Strenght) 2. Daya Tahan (Endurance) 3. Kecepatan (Speed)
5
harus diperhatikan adalah VO2max yang sangat berpengaruh terhadap komponen
daya tahan. Matjan (2009:16) menjelaskan bahwa “VO2max adalah jumlah O2
maksimal yang digunakan oleh tubuh ketika melakukan aktivitas fisik dalam suasana
aerobik”. Sedangkan dari (http/id.wikipedia.org) menyebutkan bahwa VO2max
adalah indikator volume maksimal paru-paru yang menggambarkan kondisi
seseorang. Komponen ini merupakan bagian yang penting dan sangat diperlukan
dalam pertandingan karena dengan memiliki VO2max yang memadai maka seorang
pemain akan mampu bermain dengan pemainan terbaiknya. Tapi perlu disadari juga
bahwa VO2max bukan satu-satunya komponen kondisi fisik yang bisa menentukan
performa seorang pemain futsal ketika sedang bertanding. Karena pada dasarnya
semua komponen kondisi fisik itu saling berhubungan dan saling mendukung
terhadap performa seorang pemain ketika sedang bertanding. Seperti yang dijelaskan
Matjan (2009:17) bahwa:
VO2max bukanlah satu-satunya parameter penentuan keberhasilan latihan atau penentu kemenangan. VO2max tidak akan memberi pengaruh yang besar pada saat pertandingan bila tidak didukung oleh komponen-komponen kondisi fisik yang lainnya yang sesuai dengan karakteristik cabang olahraga tersebut.
Dengan VO2max yang memadai seorang pemain akan mampu memperlihatkan
segenap kemampuan terbaiknya. Futsal merupakan cabang olahraga yang
memerlukan daya tahan prima ditunjang dengan pemulihan yang cepat. Pemain futsal
6
Permainan futsal yang cenderung cepat dan dinamis, selain daya tahan juga
dibutuhkan kelincahan (agility) untuk memudahkan pemain bergerak cepat
mengubah posisi ke semua arah lapangan futsal dengan cepat tanpa kehilangan
keseimbangan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti profil
kemampuan daya tahan VO2max dan agilitas pemain futsal Lambada yang telah
berprestasi sebagai juara bertahan dan telah menjuarai berbagai kompetisi futsal di
tingkat Kabupaten Bandung Barat akan tetapi belum memiliki prestasi yang lebih di
tingkat Jawa Barat dan sebagai perbandingan untuk menjadi tolak ukur tim futsal
lambada penulis mengambil sampel dari tim futsal PON Jawa Barat 2012 agar
mengetahui sejauh mana kemampuan Vo2max dan agilitas club Futsal Lambada jika
dibandingkan dengan tim yang lebih propesional seperti tim futsal PON Jawa Barat
2012.
B. Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti :
1. Sejauh mana profil kemampuan daya tahan (VO2max) pemain Futsal
Lambada dibandingkan dengan PON Jawa Barat?
2. Sejauh mana profil kemampuan Agilitas pemain Futsal Lambada
7
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui profil daya tahan (VO2max) pemain Futsal Lambada
dibanding pemain futsal PON Jawa Barat.
2. Untuk mengetahui profil Agilitas pemain Futsal Lambada dibanding pemain
futsal PON Jawa Barat.
D. Manfaat penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan penulis
melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara
praktis. adalah :
1. Untuk memperoleh pemahaman secara teoritis yang pada akhirnya dapat
dijadikan sebagai referensi bagi para pelatih maupun pemain bahwa VO2max
merupakan komponen fisik yang sangat penting bagi pemain dalam suatu
pertandingan.
2. Untuk memperoleh pemahaman secara teoritis yang pada akhirnya dapat
dijadikan sebagai referensi bagi para pelatih maupun pemain bahwa Agilitas
merupakan komponen fisik yang sangat penting bagi pemain dalam suatu
8
3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pelatih sebagai pembanding
dalam memberikan porsi latihan fisik sesuai dengan kebutuhan pemain.
E. Anggapan Dasar
Anggapan dasar merupakan titik tolak bagi penulis untuk penelitian yang
hendak dilaksanakan. Sesuai penjelasan Surakhmad yang dikutip Arikunto
(2010:104) bahwa “Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran
yang kebenarnnya diterima oleh penyidik”.
Karena futsal dimainkan di lapangan kecil, maka pemain di tuntut untuk
mengolah bola di bawah tekanan yang besar dari pemain lawan. Selain itu, karena
futsal hanya di mainkan oleh 5 pemain termasuk penjaga gawang di dalamnya , maka
setiap pemain akan mendapat kesempatan yang lebih banyak untuk mengolah bola.
Mendapat kesempatan yang lebih sering untuk mengolah bola, pemain futsal harus
memiliki kualitas teknik yang baik. Selain kemampuan teknik dalam permainan
seperti daya tahan dan kelincahan.
Seperti dalam permainan sepak bola yang memerlukan kemampuan fisik yang
baik seperti agilitas, power, kecepatan, dan daya tahan dalam permainan futsal juga
sangat di perlukan dalam setiap pertandingan seperti yang di katakan oleh Timo
Scheunemann (2009 : 10)
9
Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti profil kumampuan daya tahan
(vo2max) dan agilitas atlet futsal Lambada dengan tolak ukur tim futsal PON JABAR
sebagai perbandingan dalam penelitian ini, karena tim futsal PON JABAR dianggap
sebagai tolak ukur bagi klub-klub yang berada di bawahnya khususnya yang berada
di Jawa Barat.
F. Hipotesis
Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2009:64) “hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Pada penulisan penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
“Kemampuan daya tahan Vo2max dan agilitas tim Futsal Lambada masih dibawah
rata-rata pemain PON Jawa Barat”
G. Pembatasan Penelitian
Untuk menghindari luasnya lingkup permasalahan yang memungkinkan
diperolehnya hasil yang tidak memuaskan, keterbatasan waktu dan biaya maka
penelitian ini akan dibatasi ruang lingkupnya agar diperoleh hasil yang diinginkan
dan sesuai dengan tujuan. Batasan penelitiannya terdapat di halaman berikutnya :
1. Objek dalam penelitian ini adalah mengukur VO2max dan Agilitas atlet
10
2. Item tes yang digunakan adalah bleep test sebagai alat ukur untuk
mengumpulkan data.
3. Sampel penelitian ini adalah atlet Futsal Lambada.
H. Penjelasan Istilah
Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah kadang-kadang berbeda, sehingga
bisa mengakibatkan salah pengertian. Oleh karena itu untuk menghindari
kesalahpahaman dalam penulisan ini maka penulis merumuskan sebagai berikut :
1. Profil menurut W.J.S poerwadarmita (1976:453) adalah gambaran, grafik yang
memberikan fakta tentang hal-hal khusus.
2. VO2max menurut Paulus L. Pasurney & Dikdik Zafar Sidik dalam buku materi
pelatihan fisik (2006) adalah jumlah O2 yang diproses tubuh pada kerja
maksimal. Sedangkan dari sumber yang lain VO2max adalah indicator volume
maksimal paru-paru yang menggambarkan kondisi seseorang
(http/id.wikipedia.org).
3. Daya tahan menurut Harsono (1988:155) adalah keadaan atau kondisi tubuh
yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan
yang berlebihan setalah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sedangkan menurut
Matjan (2009:16) daya tahan adalah kemampuan tubuh melakukan kerja fisik
11
4. Agilitas menurut Harsono (1988:172) adalah “kemampuan untuk mengubah
arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa
kehilangan keseimbangan”.
I. Metodologi Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulan data penelitiannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan,
menggambarkan, dan menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui
cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian.
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Mengenai metode deskriptif diungkapkan oleh Arikunto (1992:208) yaitu
“Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang diwujudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai sesuatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa
adanya pada suatu penelitian yang dilakukan.”
Sedangkan penjelasan Nazir (2002:54) bahwa : “Metode deskriptif adalah suatu
metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi,
suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”
Ciri-ciri metode deskriptif seperti yang dijelaskan oleh Nazir (2002:55) Yaitu :
kerja peneliti, bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi
juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta
12
Untuk lebih memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, maka berikut ini
terdapat langkah–langkah dalam melaksanakan penelitian ini:
1. Mengumpulkan data
2. Menyusun dan mengolah data
3. Menganalisa data
4. Menafsirkan data
5. Kesimpulan
J. Populasi dan Sampel Penelitian
Setiap penelian yang dilaksanakan oleh seorang peneliti terlebih dahulu perlu
menentukan populasi sebagai sumber data untuk keperluan penelitiannya, populasi
tersebut dapat berbentuk manusia, nilai-nilai, dokumen, dan peristiwa yang dijadikan
objek penelitian. Populasi menurut Sugiono (2010: 80) adalah sebagai berikut
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya’’.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa populasi adalah
sekumpulan objek yang akan diteliti, pada akhirnya dari sekumpulan objek tersebut
diperoleh data atau informasi yang berguna untuk memecahkan masalah penelitian.
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah anggota klub Lambada Futsal di
13
karena klub futsal yang telah berpristasi di Bandung Barat dan memusatkan pelatihan
33
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam
penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Metode penelitian
merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya.
Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan
menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang
sesuai dengan prosedur penelitian.
Mengenai penentuan metode penelitian, Arikunto (2006:149) mengemukakan
bahwa “Faktor-faktor yang mempengaruhi jenis pendekatan ini antara lain: tujuan
penelitian, waktu dan dana yang tersedia, tersedianya subjek penelitian, dan minat
atau selera peneliti”. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif. Mengenai metode deskriptif diungkapkan oleh Nazir
(2002:54) bahwa : “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus
sekelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun
suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”
Ciri-ciri metode deskriptif seperti yang dijelaskan oleh Nazir (2002:55) Yaitu :
34
tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi
serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan”.
Untuk lebih memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, maka berikut ini
terdapat langkah–langkah dalam melaksanakan penelitian ini:(a) Mengumpulkan
data, (b) Menyusun dan mengolah data, (c) Menganalisa data, (d) Menafsirkan data,
(e) Kesimpulan
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Dalam menyusun sampai menganalisis data sehingga memperoleh gambaran
yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini memerlukan sumber
data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi atau sampel
penelitian. Populasi menurut Sudjana (2006:130) adalah sebagai berikut “Populasi
adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi”.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa populasi adalah
sekumpulan objek yang akan diteliti, dimana pada akhirnya dari sekumpulan objek
tersebut diperoleh data atau informasi yang berguna untuk memecahkan masalah
penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah anggota binaan Klub
futsal lambada Bandung Barat. Alasan penulis memilih anggota binaan Klub futsal
35
futsal lambada, sehingga untuk masalah proses perizinan dan pelaksanaan penelitian
diharapkan akan memudahkan penulis. Begitu pula dari segi jarak, waktu, dan biaya
dalam melaksanakan penelitian bisa lebih efektif dan efisien.
2. Sampel
Mengenai sampel penelitian Sugiyono (2010:81) menyatakan bahwa : “Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut.”
Arikunto (2010:174) yang mengemukakan bahwa:
Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka untuk jumlah sampel penelitian ini
ditetapkan oleh penulis sebesar 100% atau total dari populasi yaitu sebanyak 24
orang, maka penulis mengambil total sampel dalam penelitian ini adalah binaan
pelatihan Club futsal Lambada yang mengikuti pelatihan futsal yang mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
a. Sampel adalah binaan pelatihan Club Futsal Lambada yang mengikuti pelatihan
futsal.
b. Sampel tersebut menguasai teknik – teknik dasar permainan futsal
c. Sampel merupakan kelompok yang aktif dalam setiap latihan, hal ini untuk
36
C. Langkah - langkah Penelitian
Mengenai langkah-langkah penelitian, Sutresna (2002:125) yang diadaptasi dari
Gay (1996:91-98) menjelaskan bahwa: “Umumnya langkah penelitian di awali
dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis,
penentuan metode penelitian, analisis dan interprestasi data, penarikan kesimpulan,
implikasi dan saran”.
Pada penelitian ini, langkah-langkah yang telah disusun adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian
2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran
3. Analisis data
4. Menetapkan kesimpula
Langkah-langkah dalam penelitian ini terlihat dalam skema gambar berikut :
Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian SAMPEL
TES VO2MAX
PENGOLAHAN
ANALISIS DATA
KESIMPULAN
37
D. Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat untuk mengumpulkan data, seperti
yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:136) sebagai berikut “instrumen penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap
dan sistematis, sehingga mudah diolah”. Data tersebut diperoleh melalui suatu tes dan
pengukuran. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengumpul data atau alat
ukurnya.
Tes merupakan alat ukur. Menurut Nurhasan (2007:1) “tes merupakan suatu
alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan
diukur,sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data.”
Kegunaan dari tes dan pengukuran dalam bidang olahraga pada umumnya dan
futsal pada khususnya menurut Nurhasan dalam buku Kumpulan MateriPelatihan
pelatih Fisik Sepak Bola (2007:3) adalah sebagai berikut :
1. Membangkitkan motivasi
2. Membantu dalam menilai kemampuan 3. Penyampaian data
38
Dalam penelitian ini penulis menggunakan bleep test dan Shutelle-Run sebagai
alat ukur untuk mengumpulkan data.
1. Bleep test
a. Fasilitas dan alat :
- Lintasan datar dan tidak licin sepanjang 20 meter
- Meteran
- Kaset atau CD
- Cone (patok)
b. Petugas :
- Pengukur jarak
- Petugas start
- Pencatat skor
c. Pelaksanaan :
- Ukurlah jarak lintasan sepanjang 20 meter kemudian beri tanda pada
kedua ujungnya dengan kerucut
- Peserta melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum mengikuti tes
- Start boleh dari garis manapun, peserta tes melakukan lari
bolak-balik pada lintasan sepanjang 20 meter yang sudah ditentukan
- Peserta tes berusaha sampai ke ujung berlawanan bertepatan dengan
39
berlari dengan kecepatan sama agar dapat sampai ke ujung lintasan
bertepatan dengan sinyal “TUT” berikutnya
- Setelah mencapai waktu selama satu menit interval waktu diantara
kedua sinyal “TUT” akan berkurang, sehingga kecepatan lari harus
makin ditingkatkan
- Apabila peserta tes telah mencapai salah satu batas lari sebelum
sinyal “TUT” berikutnya, peserta tes harus berbalik dan menunggu
isyarat bunyi “TUT” kemudian melanjutkan lari dan menyesuaikan
kecepatan lari pada tahap berikutnya
- Tes ini dikatakan selesai atau berhenti jika peserta telah melanggar
atau tidak mengikuti perintah dari kaset 2x berturut-turut apabila
peserta belum sampai menyelesaikan larinya setelah bunyi “TUT”
maka dicatat tahapan dan balikannya.
2. Shuttle-Run
Nurhasan (2007:179)
Reliabilitas 0,93 laki-laki dan 0,92 perempuan
Validitas 0,82 laki-laki dan 0,72 perempuan
a. Tujuan : Mengukur kelincahan
b. Fasilitas dan alat : Stop watch dan bidang datar selebar 15 m
40
- Subjek berdiri dibelakang garis star, dengan salah satu kaki diletakan
di depan.
- Pada aba-aba “ya‟‟ diberikan, subjek dengan segera dan cepat
mungkin lari kedepan menuju garis akhir dan menyentuh garis
tersebut dengan kaki.
- Setelah itu kembali ke garis star dan menyentuh garis tersebut,
kemudian berputar lagi dan menuju garis akhir lagi.
- Demikian seterusnya dilakukan lari bulak balik sehingga mencapai
frekuensi lari sebanyak 6 x 10 meter.
- Orang coba diberikan kesempatan melakukan tes tersebut sebanyak
dua kali.
d. Skor : Waktu terbaik dari dua kali kesempatan yang di catat sampai
1/10 detik menggunakan Stop watch.
41
E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah
mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah
pengolahan data tersebut ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1. Mencari nilai rata-rata dari skor yang tidak dikelompokan. Menurut Nurhasan
(2002:24) bahwa, “cara ini biasanya digunakan apabila kelompok itu jumlah
anggotanya relatif kecil (di bawah 30).” Pendekatan statistikanya menggunakan
rumus:
̅
∑Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah :
̅ : Skor rata-rata yang dicari X : Skor yang diperoleh N : Jumlah sampel
∑ : „Sigma‟ yang berarti jumlah
2. Menghitung simpangan baku, dengan skor yang tidak dikelompokan, menurut
Nurhasan (2002:37) menggunakan pendekatan statistika dengan rumus:
√∑ ̅
Arti unsur-unsur tersebut adalah:
42
X1 : Skor yang dicapai seseorang ̅̅̅ : Nilai rata-rata
n : Banyaknya jumlah orang
3. Karena data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa angka-angka maka
metode analisis data yang dipakai dalam pengolahan data adalah metode
analisis data statistik, hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (1988:221)
yang dikutip oleh Sudarmo (2007:45), mengatakan bahwa “cara-cara ilmiah
yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data, menganalisis data penyelidikan
yang berwujud angka-angka dalam teknik statistik”. Teknik yang dipakai untuk
memperoleh data penelitian adalah statistik deskripsi dengan metode analisis
deskriptif presentase.
a. Dengan analisis statistik obyektif hasil penelitian lebih terjamin, karena
prosedurnya menggunakan data matematis yang logis.
b. Statistik dapat meringkas data yang besar dalam bentuk yang sederhana,
sehingga mudah diketahui. Data-data tersebut dianalisis dengan
menggunakan analisis Deskriptif Presentase, sebagai berikut:
DF =
Keterangan:
DF : Klasifikasi Nilai
F : Jumlah siswa yang masuk dalam klasifikasi nilai dalam setiap tes
N : Jumlah keseluruhan populasi
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Rata-rata kemampuan daya tahan (VO2Max) pemain Klub Futsal Lambada
berada di bawah rata-rata kemampuan daya tahan pemain futsal PON Jawa
Barat yang memiliki rata-rata kemampuan daya tahan.
2. Rata-rata agilitas Klub Futsal Lambada berada di bawah rata-rata agilitas
pemain futsal PON Jawa Barat yang memiliki rata-rata agilitas.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dapat penulis
kemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi pelatih futsal lambada, hendaknya memiliki program latihan yang baik
dan tidak hanya mengutamakan latihan teknik dan taktik saja.
2. Bagi pelatih dan atlet futsal lambada meningkatkan kemampuan daya tahan
(VO2Max) minimal sesuai dengan atlet propesional seperti atlet PON sehingga
dapat bersaing di level yang lebih tinggi.
3. Bagi pelatih dan atlet futsal lambada, hendaknya mempertahankan dan lebih
meningkatkan kemampuan agilitas yang dalam penelitian ini dinilai cukup
55
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta :Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. (1997). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan
Praktik edisi revisi IV. Jakarta :Rineka Cipta
Bompa, Tudor O (2000). Total Training for Young Champions. Human Kinetics. United State of America.
Coerver Coaching (2010). The Various Ways to Strike a Soccer Ball ...[online]. Tersedia: http:// www.soccer –training-info.com/strike_the_soccer_ball.asp [5 Desember 2010]
Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Bandung : CV. Tambak Kusuma
Matjan, N Bastinus (2009). Ilmu kesehatan Olahraga. Bandung : FPOK UPI
Nurhasan, Hasanudin, Dudung (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK UPI. Bandung
Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul mata Kuliah
Statistik. FPOK UPI. Bandung
Pesurnay, Paulus dan Dikdik (2007). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat
Provinsi Se-Indonesia. FPOK UPI
Sejarah Futsal....[online].
Tersedia:http//jalius12.wordpress.com/2010/12/06/pengertian-hakekat/ [7 Januari 2011]
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan
R&D. Bandung : CV ALFABETA
56
Satriya, Sidik dan Imanudin (2007) Modul Metodologi Kepelatihan Olah Raga. Bandung: FPOK UPI.