• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN (VO2MAX) DAN AGILITAS ATLET FUTSAL LAMBADA FUTSAL CLUB.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN (VO2MAX) DAN AGILITAS ATLET FUTSAL LAMBADA FUTSAL CLUB."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN (VO2MAX) DAN AGILITAS ATLET FUTSAL LAMBADA FUTSAL CLUB

SKRIPSI

DiajukanGuna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Pendidikan

Sarjana Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

DisusunOleh :

INDRA YANUAR 0606463

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN (VO2MAX) DAN AGILITAS ATLET FUTSAL LAMBADA FUTSAL CLUB

Oleh

INDRA YANUAR

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© INDRA YANUAR 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Indra Yanuar NIM : 0606463

JUDUL : PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN (VO2MAX) DAN AGILITAS ATLET FUTSAL LAMBADA FUTSAL CLUB

DISETUJUI DAN DISERAHKAN OLEH :

Pembimbing I

(Drs. H. Dede Rohmat N, M.pd) NIP. 196312091988031001

Pembimbing II

(Bambang Erawan, M.pd ) NIP. 196907282001121001

Jurusan Pendidikan Kepelatihan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Ketua,

(4)

ABSTRAK

PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN (VO2MAX) DAN AGILITAS ATLET FUTSAL LAMBADA FUTSAL CLUB

Pembimbing : 1. Drs. H. Dede Rohmat N, M. Pd 2. Bambang Erawan, M.Pd

Indra Yanuar* 0606463

Latar belakang penelitian ini adalah meneliti profil kemampuan daya tahan (VO2MAX) dan agilitas atlet futsal Lambada Futsal Club

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Adapun pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah atlet futsal Lambada Futsal Club dengan sampel sebanyak 24 orang.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dari hasil penelitian maka menyimpulkan bahwa : (1) Rata-rata kemampuan daya tahan (VO2Max) Klub Futsal

Lambada adalah 38.9 dengan simpangan baku sebesar 5,4 yang menunjukkan kategori cukup. (2) Rata-rata agilitas Klub Futsal Lambada adalah 16.60 detik dengan simpangan baku 0,71 yang menunjukan kategori baik. (3) Setelah dibandingkan dengan hasil tes kondisi fisik atlet futsal putera PON Jawa Barat 2012, yang memiliki rata-rata kemampuan daya tahan 48 (baik) dan agilitas 15.62 detik (baik sekali), Klub Futsal Lambada masih di bawah rata-rata kemampuan daya tahan dan agilitas atlet futsal putera PON Jawa Barat. Bahkan dalam aspek kemampuan daya tahan terjadi ketimpangan yang cukup besar.

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan yaitu : (1) Bagi pelatih futsal lambada, hendaknya memiliki program latihan yang baik dan tidak hanya mengutamakan latihan teknik dan taktik saja.(2) Bagi pelatih dan atlet futsal lambada, hendaknya meningkatkan kemampuan daya tahan (VO2Max) minimal sesuai dengan atlet

PON sehingga dapat bersaing di level yang lebih tinggi.(3) Bagi pelatih dan atlet futsal lambada, hendaknya mempertahankan dan lebih meningkatkan kemampuan agilitas yang dalam penelitian ini dinilai cukup baik.

(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

KATA PENGANTAR iii

UCAPAN TERIMA KASIH iv

DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Masalah Penelitian ………... 6

C. Tujuan Penelitian ………... 7

D. Manfaat Penelitian ……… 7

E. Anggapan Dasar……… 8

F. Hipotesis ………... 9

G. Pembatasan Penelitian ……… 9

H. Penjelasan Istilah ……….. 10

I. Metodologi Penelitian ……….. 11

J. Populasi dan Sampel ……… 12

BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Permainan Futsal ……..………... 14

(6)

2. Karakteristik Permainan Futsal ... 15

3. Teknik Dasar Permainan Futsal ... 17

B. Kondisi Fisik ... 20

1. Daya Tahan (Endurance) ... 21

2. Kecepatan (Speed) ... 21

3. Daya Lentur (Fleksibility)... 22

4. Kelincahan (Agility)... 22

5. Keseimbangan (Balance)... 23

6. Koordinasi (Coordination)... 24

C. Peranan Kondisi Fisik Dalam Olahraga Futsal... 25

D. Daya Tahan Vo2max... 27

E. Agilitas (Kelincahan)... 29

BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian………..………. 33

B. Populasi dan Sampel……… 34

C. Langkah-langkah Penelitian………...………… 36

D. Instrumen Penelitian ……… 37

E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data …………... 40

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Pengolahan dan Analisis Data ... 43

(7)

C. Perbandingan Rata-rata Profil Kondisi Fisik ... 48

D. Diskusi Penemuan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………. 52

B. Saran ……… 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN

(8)

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

3.1 Nilai Standar VO2max Berdasarkan Tes Lari Multi Tahap 39

3.2 Formulir Catatan Lari Multi Tahap... 40

3.2 Nilai Standar Agilitas ... 42

4.1 Pengolahan Data Kemampuan Daya Tahan (VO2Max) dan

Agilitas Klub Futsal Lambada ... 45

4.2 Data Kemampuan Daya Tahan (VO2Max) dan Agilitas

Tim PON JABAR 2012... 47

4.3 Analisis Deskriptif Presentase Kemampuan Daya Tahan

dan Agilitas Klub Futsal Lambada ... 48

4.4 Perbandingan Rata-rata Kemampuan Daya Tahan (VO2Max)

(9)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1 Faktor – faktor kesuksesan... 3

2.1 Ilustrasi independensi komponen biomotorik ... 19

3.1 Langkah-langkah Penelitian ... 36

4.1 Perbandingan rata-rata Daya Tahan (VO2Max) dan

(10)

1

BAB 1

PENDAHULUAN A. Latar belakang

Salah satu olahraga yang populer yang diminati serta paling memasyarakat di

Indonesia adalah cabang olahraga permainan sepak bola. Hal ini terbukti dengan

antusiasme bermain sepak bola mulai dari anak-anak usia sekolah sampai dengan

perguruan tinggi dan pada saat ini banyak didirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) di

seluruh Indonesia dan berjalannya kompetisi antar perguruan tinggi. Hal ini di

sebabkan karena permainan sepak bola dapat dikatakan permainan yang sangat

menarik dan menyenangkan serta dapat dimainkan oleh semua golongan umur. Pada

dasarnya permainan yang menonjolkan unsur kesenangan dan nilai-nilai kerjasama

tim.

Cabang olahraga sepak bola yang sangat diminati masarakat Indonesia saat ini

sering menemukan suatu kendala, terutama yang menyangkut fasilitas atau lapangan

lahan yang makin semakin sempit di perkotaan menjadi kendala tersendiri bagi para

penggemar sepak bola untuk bermain sepak bola.hal inilah yang dilirik para

pengusaha untuk membuka persewaan lapangan, ukuran lapangan tidak seperti

lapangan sepak bola konvensional melainkan dimodifikasi menjadi lebih kecil, akan

tetapi bentuk permainannya menyerupai permainan sepak bola. Sejalan

perkembangannya sepak bola mengalami berbagai modifikasi baik dalam bentuk

(11)

2

Pada saat ini, khususnya cabang olahraga sepak bola telah mengalami

perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan munculnya olahraga

permainan futsal, di Indonesia permainan futsal kini semakin baik , hal ini dilihat dari

minat masyarakat Indonesia yang tinggi. Futsal memang sangat mirip sepak bola,

yaitu sama-sama mempergunakan lapangan meskipun dapat dilaksanakan di dalam

ruangan.

Futsal berarti sepak bola dalam ruangan. Kata futsal berasal dari kata “Fut”

yang diambil dari kata futebol, yang dalam bahasa Spanyol dan Portugal berarti sepak

bola. Kata “Sal” yang diambil dari kata sala atau salao yang berarti didalam ruangan.

Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal pada tahun 1989.

Olahraga ini sendiri baru masuk ke Indonesia pada abad 21 atau medio tahun

2000-an, dan baru mendapat tempat di PSSI pada tahun 2004. Meskipun tergolong baru,

futsal memang mampu menarik minat banyak orang kerena permainannya yang mirip

dengan sepak bola dan sangat mudah dimainkan oleh siapa saja dan kapan saja. Tidak

heran apabila futsal berkembang dengan cepat, hal itu ditandai dengan banyak

berdirinya lapangan - lapangan futsal dan munculnya perkumpulan atau klub futsal

diberbagai kota besar sampai sebagian daerah, bahkan tidak sedikit juga sekolah -

sekolah yang telah membentuk ekstrakulikuler futsal untuk muridnya dan

dikarenakan juga telah maraknya pertandingan – pertandingan futsal antar sekolah.

Pertandingan futsal antar sekolah lebih mangacu pada persyaratan dan peraturan yang

(12)

3

bakal pemain futsal yang profesional. Generasi muda sangat diharapkan mampu

menjadi yang terbaik dan memberikan sumbangsihnya pada dunia olahraga.

Seiring dengan makin digemarinya futsal di Indonesia, bermunculan

sekolah-sekolah futsal dan klub-klub futsal diberbagai daerah. Salah satunya sekolah-sekolah futsal

Lambada yang berada di Lembang Kabupaten Bandung Barat. Jika dilihat dari segi

prestasi klub futsal Lambada cukup berprestasi diajang kejuaraan-kejuaraan disekitar

Kabupaten Bandung Barat terbukti dengan berbagai piala yang sudah diraih klub

futsal Lambada di Kabupaten Bandung Barat, seperti juara 1 Lambada Cup, juara 1

Piala Bupati Bandung Barat, Juara 2 Bupati Bandung Barat, juara 2 piala Bupati

Subang, juara 3 liga futsal U-18 Bandung Raya dan juara 1 antar member

se-Bandung Barat akan tetapi jika ditingkat Jawa Barat masih belum banyak prestasi

yang didapat klub futsal Lambada.

Faktor – faktor kesuksesan Untuk mencapai suatu prestasi dalam suatu

kompetisi, selain faktor internal juga di pengaruhi oleh faktor eksternal seperti yang

di kemukakan oleh Zafar Sidik (2008) Dalam bagan sebagi berikut :

(13)

4

Dari bagan di atas dapat dilihat faktor yang mempengaruhi prestasi puncak

salah satunya adalah kondisi fisik , karena kondisi fisik yang baik merupakan kunci

keberhasilan dalam berbagai cabang olahraga. Dalam hal ini Harsono (1988:153),

mengatakan “Karena sukses dalam olahraga sering menuntut keterampilan yang

sempurna dalam situasi stres fisik yang tinggi, maka semakin jelas bahwa kondisi

fisik memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi atlet”

Selanjutnya Harsono (1988 : 153) mengungkapkan kalau kondisi fisik pemain

baik maka :

1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi dan kerja jantung

2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, dan kecepatan

3. Akan ada ekonomi gerak yang lebih baik pada waktu bertanding

4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah pertandingan

5. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan

Ada beberapa macam komponen fisik yang harus dimiliki oleh seorang atlet

professional yaitu :

1. Kekuatan (Strenght) 2. Daya Tahan (Endurance) 3. Kecepatan (Speed)

(14)

5

harus diperhatikan adalah VO2max yang sangat berpengaruh terhadap komponen

daya tahan. Matjan (2009:16) menjelaskan bahwa “VO2max adalah jumlah O2

maksimal yang digunakan oleh tubuh ketika melakukan aktivitas fisik dalam suasana

aerobik”. Sedangkan dari (http/id.wikipedia.org) menyebutkan bahwa VO2max

adalah indikator volume maksimal paru-paru yang menggambarkan kondisi

seseorang. Komponen ini merupakan bagian yang penting dan sangat diperlukan

dalam pertandingan karena dengan memiliki VO2max yang memadai maka seorang

pemain akan mampu bermain dengan pemainan terbaiknya. Tapi perlu disadari juga

bahwa VO2max bukan satu-satunya komponen kondisi fisik yang bisa menentukan

performa seorang pemain futsal ketika sedang bertanding. Karena pada dasarnya

semua komponen kondisi fisik itu saling berhubungan dan saling mendukung

terhadap performa seorang pemain ketika sedang bertanding. Seperti yang dijelaskan

Matjan (2009:17) bahwa:

VO2max bukanlah satu-satunya parameter penentuan keberhasilan latihan atau penentu kemenangan. VO2max tidak akan memberi pengaruh yang besar pada saat pertandingan bila tidak didukung oleh komponen-komponen kondisi fisik yang lainnya yang sesuai dengan karakteristik cabang olahraga tersebut.

Dengan VO2max yang memadai seorang pemain akan mampu memperlihatkan

segenap kemampuan terbaiknya. Futsal merupakan cabang olahraga yang

memerlukan daya tahan prima ditunjang dengan pemulihan yang cepat. Pemain futsal

(15)

6

Permainan futsal yang cenderung cepat dan dinamis, selain daya tahan juga

dibutuhkan kelincahan (agility) untuk memudahkan pemain bergerak cepat

mengubah posisi ke semua arah lapangan futsal dengan cepat tanpa kehilangan

keseimbangan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti profil

kemampuan daya tahan VO2max dan agilitas pemain futsal Lambada yang telah

berprestasi sebagai juara bertahan dan telah menjuarai berbagai kompetisi futsal di

tingkat Kabupaten Bandung Barat akan tetapi belum memiliki prestasi yang lebih di

tingkat Jawa Barat dan sebagai perbandingan untuk menjadi tolak ukur tim futsal

lambada penulis mengambil sampel dari tim futsal PON Jawa Barat 2012 agar

mengetahui sejauh mana kemampuan Vo2max dan agilitas club Futsal Lambada jika

dibandingkan dengan tim yang lebih propesional seperti tim futsal PON Jawa Barat

2012.

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti :

1. Sejauh mana profil kemampuan daya tahan (VO2max) pemain Futsal

Lambada dibandingkan dengan PON Jawa Barat?

2. Sejauh mana profil kemampuan Agilitas pemain Futsal Lambada

(16)

7

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui profil daya tahan (VO2max) pemain Futsal Lambada

dibanding pemain futsal PON Jawa Barat.

2. Untuk mengetahui profil Agilitas pemain Futsal Lambada dibanding pemain

futsal PON Jawa Barat.

D. Manfaat penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan penulis

melalui penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara

praktis. adalah :

1. Untuk memperoleh pemahaman secara teoritis yang pada akhirnya dapat

dijadikan sebagai referensi bagi para pelatih maupun pemain bahwa VO2max

merupakan komponen fisik yang sangat penting bagi pemain dalam suatu

pertandingan.

2. Untuk memperoleh pemahaman secara teoritis yang pada akhirnya dapat

dijadikan sebagai referensi bagi para pelatih maupun pemain bahwa Agilitas

merupakan komponen fisik yang sangat penting bagi pemain dalam suatu

(17)

8

3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pelatih sebagai pembanding

dalam memberikan porsi latihan fisik sesuai dengan kebutuhan pemain.

E. Anggapan Dasar

Anggapan dasar merupakan titik tolak bagi penulis untuk penelitian yang

hendak dilaksanakan. Sesuai penjelasan Surakhmad yang dikutip Arikunto

(2010:104) bahwa “Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran

yang kebenarnnya diterima oleh penyidik”.

Karena futsal dimainkan di lapangan kecil, maka pemain di tuntut untuk

mengolah bola di bawah tekanan yang besar dari pemain lawan. Selain itu, karena

futsal hanya di mainkan oleh 5 pemain termasuk penjaga gawang di dalamnya , maka

setiap pemain akan mendapat kesempatan yang lebih banyak untuk mengolah bola.

Mendapat kesempatan yang lebih sering untuk mengolah bola, pemain futsal harus

memiliki kualitas teknik yang baik. Selain kemampuan teknik dalam permainan

seperti daya tahan dan kelincahan.

Seperti dalam permainan sepak bola yang memerlukan kemampuan fisik yang

baik seperti agilitas, power, kecepatan, dan daya tahan dalam permainan futsal juga

sangat di perlukan dalam setiap pertandingan seperti yang di katakan oleh Timo

Scheunemann (2009 : 10)

(18)

9

Dalam penelitian ini, penulis ingin meneliti profil kumampuan daya tahan

(vo2max) dan agilitas atlet futsal Lambada dengan tolak ukur tim futsal PON JABAR

sebagai perbandingan dalam penelitian ini, karena tim futsal PON JABAR dianggap

sebagai tolak ukur bagi klub-klub yang berada di bawahnya khususnya yang berada

di Jawa Barat.

F. Hipotesis

Pengertian hipotesis menurut Sugiyono (2009:64) “hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Pada penulisan penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

“Kemampuan daya tahan Vo2max dan agilitas tim Futsal Lambada masih dibawah

rata-rata pemain PON Jawa Barat”

G. Pembatasan Penelitian

Untuk menghindari luasnya lingkup permasalahan yang memungkinkan

diperolehnya hasil yang tidak memuaskan, keterbatasan waktu dan biaya maka

penelitian ini akan dibatasi ruang lingkupnya agar diperoleh hasil yang diinginkan

dan sesuai dengan tujuan. Batasan penelitiannya terdapat di halaman berikutnya :

1. Objek dalam penelitian ini adalah mengukur VO2max dan Agilitas atlet

(19)

10

2. Item tes yang digunakan adalah bleep test sebagai alat ukur untuk

mengumpulkan data.

3. Sampel penelitian ini adalah atlet Futsal Lambada.

H. Penjelasan Istilah

Penafsiran seseorang terhadap suatu istilah kadang-kadang berbeda, sehingga

bisa mengakibatkan salah pengertian. Oleh karena itu untuk menghindari

kesalahpahaman dalam penulisan ini maka penulis merumuskan sebagai berikut :

1. Profil menurut W.J.S poerwadarmita (1976:453) adalah gambaran, grafik yang

memberikan fakta tentang hal-hal khusus.

2. VO2max menurut Paulus L. Pasurney & Dikdik Zafar Sidik dalam buku materi

pelatihan fisik (2006) adalah jumlah O2 yang diproses tubuh pada kerja

maksimal. Sedangkan dari sumber yang lain VO2max adalah indicator volume

maksimal paru-paru yang menggambarkan kondisi seseorang

(http/id.wikipedia.org).

3. Daya tahan menurut Harsono (1988:155) adalah keadaan atau kondisi tubuh

yang mampu untuk bekerja untuk waktu yang lama, tanpa mengalami kelelahan

yang berlebihan setalah menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sedangkan menurut

Matjan (2009:16) daya tahan adalah kemampuan tubuh melakukan kerja fisik

(20)

11

4. Agilitas menurut Harsono (1988:172) adalah “kemampuan untuk mengubah

arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa

kehilangan keseimbangan”.

I. Metodologi Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam

pengumpulan data penelitiannya. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan,

menggambarkan, dan menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui

cara-cara tertentu yang sesuai dengan prosedur penelitian.

Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif. Mengenai metode deskriptif diungkapkan oleh Arikunto (1992:208) yaitu

“Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang diwujudkan untuk mengumpulkan

informasi mengenai sesuatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa

adanya pada suatu penelitian yang dilakukan.”

Sedangkan penjelasan Nazir (2002:54) bahwa : “Metode deskriptif adalah suatu

metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi,

suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”

Ciri-ciri metode deskriptif seperti yang dijelaskan oleh Nazir (2002:55) Yaitu :

kerja peneliti, bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta

(21)

12

Untuk lebih memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, maka berikut ini

terdapat langkah–langkah dalam melaksanakan penelitian ini:

1. Mengumpulkan data

2. Menyusun dan mengolah data

3. Menganalisa data

4. Menafsirkan data

5. Kesimpulan

J. Populasi dan Sampel Penelitian

Setiap penelian yang dilaksanakan oleh seorang peneliti terlebih dahulu perlu

menentukan populasi sebagai sumber data untuk keperluan penelitiannya, populasi

tersebut dapat berbentuk manusia, nilai-nilai, dokumen, dan peristiwa yang dijadikan

objek penelitian. Populasi menurut Sugiono (2010: 80) adalah sebagai berikut

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya’’.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa populasi adalah

sekumpulan objek yang akan diteliti, pada akhirnya dari sekumpulan objek tersebut

diperoleh data atau informasi yang berguna untuk memecahkan masalah penelitian.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah anggota klub Lambada Futsal di

(22)

13

karena klub futsal yang telah berpristasi di Bandung Barat dan memusatkan pelatihan

(23)

33

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode. Penggunaan metode dalam

penelitian disesuaikan dengan masalah dan tujuan penelitiannya. Metode penelitian

merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya.

Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan

menyimpulkan data guna memecahkan suatu masalah melalui cara-cara tertentu yang

sesuai dengan prosedur penelitian.

Mengenai penentuan metode penelitian, Arikunto (2006:149) mengemukakan

bahwa “Faktor-faktor yang mempengaruhi jenis pendekatan ini antara lain: tujuan

penelitian, waktu dan dana yang tersedia, tersedianya subjek penelitian, dan minat

atau selera peneliti”. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah metode deskriptif. Mengenai metode deskriptif diungkapkan oleh Nazir

(2002:54) bahwa : “Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti setatus

sekelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun

suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.”

Ciri-ciri metode deskriptif seperti yang dijelaskan oleh Nazir (2002:55) Yaitu :

(24)

34

tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi

serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan”.

Untuk lebih memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, maka berikut ini

terdapat langkah–langkah dalam melaksanakan penelitian ini:(a) Mengumpulkan

data, (b) Menyusun dan mengolah data, (c) Menganalisa data, (d) Menafsirkan data,

(e) Kesimpulan

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Dalam menyusun sampai menganalisis data sehingga memperoleh gambaran

yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini memerlukan sumber

data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi atau sampel

penelitian. Populasi menurut Sudjana (2006:130) adalah sebagai berikut “Populasi

adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen

yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi”.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa populasi adalah

sekumpulan objek yang akan diteliti, dimana pada akhirnya dari sekumpulan objek

tersebut diperoleh data atau informasi yang berguna untuk memecahkan masalah

penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah anggota binaan Klub

futsal lambada Bandung Barat. Alasan penulis memilih anggota binaan Klub futsal

(25)

35

futsal lambada, sehingga untuk masalah proses perizinan dan pelaksanaan penelitian

diharapkan akan memudahkan penulis. Begitu pula dari segi jarak, waktu, dan biaya

dalam melaksanakan penelitian bisa lebih efektif dan efisien.

2. Sampel

Mengenai sampel penelitian Sugiyono (2010:81) menyatakan bahwa : “Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut.”

Arikunto (2010:174) yang mengemukakan bahwa:

Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka untuk jumlah sampel penelitian ini

ditetapkan oleh penulis sebesar 100% atau total dari populasi yaitu sebanyak 24

orang, maka penulis mengambil total sampel dalam penelitian ini adalah binaan

pelatihan Club futsal Lambada yang mengikuti pelatihan futsal yang mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

a. Sampel adalah binaan pelatihan Club Futsal Lambada yang mengikuti pelatihan

futsal.

b. Sampel tersebut menguasai teknik – teknik dasar permainan futsal

c. Sampel merupakan kelompok yang aktif dalam setiap latihan, hal ini untuk

(26)

36

C. Langkah - langkah Penelitian

Mengenai langkah-langkah penelitian, Sutresna (2002:125) yang diadaptasi dari

Gay (1996:91-98) menjelaskan bahwa: “Umumnya langkah penelitian di awali

dengan proses penelusuran masalah, penelusuran data dan teori, perumusan hipotesis,

penentuan metode penelitian, analisis dan interprestasi data, penarikan kesimpulan,

implikasi dan saran”.

Pada penelitian ini, langkah-langkah yang telah disusun adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian

2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran

3. Analisis data

4. Menetapkan kesimpula

Langkah-langkah dalam penelitian ini terlihat dalam skema gambar berikut :

Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian SAMPEL

TES VO2MAX

PENGOLAHAN

ANALISIS DATA

KESIMPULAN

(27)

37

D. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat untuk mengumpulkan data, seperti

yang dikemukakan oleh Arikunto (2002:136) sebagai berikut “instrumen penelitian

adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap

dan sistematis, sehingga mudah diolah”. Data tersebut diperoleh melalui suatu tes dan

pengukuran. Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengumpul data atau alat

ukurnya.

Tes merupakan alat ukur. Menurut Nurhasan (2007:1) “tes merupakan suatu

alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan

diukur,sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data.”

Kegunaan dari tes dan pengukuran dalam bidang olahraga pada umumnya dan

futsal pada khususnya menurut Nurhasan dalam buku Kumpulan MateriPelatihan

pelatih Fisik Sepak Bola (2007:3) adalah sebagai berikut :

1. Membangkitkan motivasi

2. Membantu dalam menilai kemampuan 3. Penyampaian data

(28)

38

Dalam penelitian ini penulis menggunakan bleep test dan Shutelle-Run sebagai

alat ukur untuk mengumpulkan data.

1. Bleep test

a. Fasilitas dan alat :

- Lintasan datar dan tidak licin sepanjang 20 meter

- Meteran

- Kaset atau CD

- Cone (patok)

b. Petugas :

- Pengukur jarak

- Petugas start

- Pencatat skor

c. Pelaksanaan :

- Ukurlah jarak lintasan sepanjang 20 meter kemudian beri tanda pada

kedua ujungnya dengan kerucut

- Peserta melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum mengikuti tes

- Start boleh dari garis manapun, peserta tes melakukan lari

bolak-balik pada lintasan sepanjang 20 meter yang sudah ditentukan

- Peserta tes berusaha sampai ke ujung berlawanan bertepatan dengan

(29)

39

berlari dengan kecepatan sama agar dapat sampai ke ujung lintasan

bertepatan dengan sinyal “TUT” berikutnya

- Setelah mencapai waktu selama satu menit interval waktu diantara

kedua sinyal “TUT” akan berkurang, sehingga kecepatan lari harus

makin ditingkatkan

- Apabila peserta tes telah mencapai salah satu batas lari sebelum

sinyal “TUT” berikutnya, peserta tes harus berbalik dan menunggu

isyarat bunyi “TUT” kemudian melanjutkan lari dan menyesuaikan

kecepatan lari pada tahap berikutnya

- Tes ini dikatakan selesai atau berhenti jika peserta telah melanggar

atau tidak mengikuti perintah dari kaset 2x berturut-turut apabila

peserta belum sampai menyelesaikan larinya setelah bunyi “TUT”

maka dicatat tahapan dan balikannya.

2. Shuttle-Run

Nurhasan (2007:179)

Reliabilitas 0,93 laki-laki dan 0,92 perempuan

Validitas 0,82 laki-laki dan 0,72 perempuan

a. Tujuan : Mengukur kelincahan

b. Fasilitas dan alat : Stop watch dan bidang datar selebar 15 m

(30)

40

- Subjek berdiri dibelakang garis star, dengan salah satu kaki diletakan

di depan.

- Pada aba-aba “ya‟‟ diberikan, subjek dengan segera dan cepat

mungkin lari kedepan menuju garis akhir dan menyentuh garis

tersebut dengan kaki.

- Setelah itu kembali ke garis star dan menyentuh garis tersebut,

kemudian berputar lagi dan menuju garis akhir lagi.

- Demikian seterusnya dilakukan lari bulak balik sehingga mencapai

frekuensi lari sebanyak 6 x 10 meter.

- Orang coba diberikan kesempatan melakukan tes tersebut sebanyak

dua kali.

d. Skor : Waktu terbaik dari dua kali kesempatan yang di catat sampai

1/10 detik menggunakan Stop watch.

(31)

41

E. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data dari tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah

mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah

pengolahan data tersebut ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Mencari nilai rata-rata dari skor yang tidak dikelompokan. Menurut Nurhasan

(2002:24) bahwa, “cara ini biasanya digunakan apabila kelompok itu jumlah

anggotanya relatif kecil (di bawah 30).” Pendekatan statistikanya menggunakan

rumus:

̅

Arti dari tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah :

̅ : Skor rata-rata yang dicari X : Skor yang diperoleh N : Jumlah sampel

∑ : „Sigma‟ yang berarti jumlah

2. Menghitung simpangan baku, dengan skor yang tidak dikelompokan, menurut

Nurhasan (2002:37) menggunakan pendekatan statistika dengan rumus:

√∑ ̅

Arti unsur-unsur tersebut adalah:

(32)

42

X1 : Skor yang dicapai seseorang ̅̅̅ : Nilai rata-rata

n : Banyaknya jumlah orang

3. Karena data yang diperoleh dari hasil penelitian ini berupa angka-angka maka

metode analisis data yang dipakai dalam pengolahan data adalah metode

analisis data statistik, hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno Hadi (1988:221)

yang dikutip oleh Sudarmo (2007:45), mengatakan bahwa “cara-cara ilmiah

yang dipersiapkan untuk mengumpulkan data, menganalisis data penyelidikan

yang berwujud angka-angka dalam teknik statistik”. Teknik yang dipakai untuk

memperoleh data penelitian adalah statistik deskripsi dengan metode analisis

deskriptif presentase.

a. Dengan analisis statistik obyektif hasil penelitian lebih terjamin, karena

prosedurnya menggunakan data matematis yang logis.

b. Statistik dapat meringkas data yang besar dalam bentuk yang sederhana,

sehingga mudah diketahui. Data-data tersebut dianalisis dengan

menggunakan analisis Deskriptif Presentase, sebagai berikut:

DF =

Keterangan:

DF : Klasifikasi Nilai

F : Jumlah siswa yang masuk dalam klasifikasi nilai dalam setiap tes

N : Jumlah keseluruhan populasi

(33)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Rata-rata kemampuan daya tahan (VO2Max) pemain Klub Futsal Lambada

berada di bawah rata-rata kemampuan daya tahan pemain futsal PON Jawa

Barat yang memiliki rata-rata kemampuan daya tahan.

2. Rata-rata agilitas Klub Futsal Lambada berada di bawah rata-rata agilitas

pemain futsal PON Jawa Barat yang memiliki rata-rata agilitas.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini dapat penulis

kemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi pelatih futsal lambada, hendaknya memiliki program latihan yang baik

dan tidak hanya mengutamakan latihan teknik dan taktik saja.

2. Bagi pelatih dan atlet futsal lambada meningkatkan kemampuan daya tahan

(VO2Max) minimal sesuai dengan atlet propesional seperti atlet PON sehingga

dapat bersaing di level yang lebih tinggi.

3. Bagi pelatih dan atlet futsal lambada, hendaknya mempertahankan dan lebih

meningkatkan kemampuan agilitas yang dalam penelitian ini dinilai cukup

(34)

55

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta :Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (1997). Prosedur Penelitian Ilmiah Suatu Pendekatan

Praktik edisi revisi IV. Jakarta :Rineka Cipta

Bompa, Tudor O (2000). Total Training for Young Champions. Human Kinetics. United State of America.

Coerver Coaching (2010). The Various Ways to Strike a Soccer Ball ...[online]. Tersedia: http:// www.soccer –training-info.com/strike_the_soccer_ball.asp [5 Desember 2010]

Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. Bandung : CV. Tambak Kusuma

Matjan, N Bastinus (2009). Ilmu kesehatan Olahraga. Bandung : FPOK UPI

Nurhasan, Hasanudin, Dudung (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK UPI. Bandung

Nurhasan. (2002). Pengembangan Sistem Pembelajaran Modul mata Kuliah

Statistik. FPOK UPI. Bandung

Pesurnay, Paulus dan Dikdik (2007). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat

Provinsi Se-Indonesia. FPOK UPI

Sejarah Futsal....[online].

Tersedia:http//jalius12.wordpress.com/2010/12/06/pengertian-hakekat/ [7 Januari 2011]

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

R&D. Bandung : CV ALFABETA

(35)

56

Satriya, Sidik dan Imanudin (2007) Modul Metodologi Kepelatihan Olah Raga. Bandung: FPOK UPI.

Gambar

GAMBAR                                                                                            HALAMAN
Indra Yanuar, 2013 Gambar 1.1PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN (VO2MAX) DAN AGILITAS ATLET FUTSAL LAMBADA FUTSAL CLUB
Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan negara negara lain Asia Tenggara (Selain Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand) cenderung pasif dalam melihat kejahatan pembajakan kapal padahal negara negara

• The Hadoop ecosystem, a collection of tools that use or sit beside MapReduce and HDFS to store and organize data, and manage the machines that run Hadoop.. These machines are called

Untuk memperlihatkan eksistensi di dunia maya, individu tidak terlepas dari dramaturgi yang dilakukan dengan tujuan orang lain melihatnya sebagai manusia yang dibentuk oleh dirinya

Hasil pengujian menunjukkan bahwa empat sampel air minum yang diperiksa positif mengandung nitrit dengan kadar dibawah <0,01.. Kadar tersebut masih jauh di bawah kadar

Perancangan sistem informasi rekam medis ini bertujuan untuk mempermudah dalam menginput dan mengolah data rekam medis serta menampilkan laporan yang dibutuhkan

Abstrak Tujuan penelitian ini ini adalah untuk merancang Sistem Informasi Nilai Siswa sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan dan keperluan operasional

Struktur ekonomi Kabupaten Kutai Barat dapat dilihat melalui kontribusi sektor- sektor produksi yang membentuk nilai PDRBnya. Sepanjang tahun 2008, Sektor

The ‘National Controlled Wood Risk Assessment,’ carried out by national FSC Working Groups, is a formal process to examine whether a low or unclear risk exists for non-FSC