• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATEMATIKA DAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATEMATIKA DAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATEMATIKA DAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PROPOSAL TESIS O

L E H

BENGET MARBUN NIM. 061188230049

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATEMATIKA DAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA

OLEH

BENGET MARBUN NIM. 061188230049

Disetujui Untuk Diajukan Seminar Proposal Tesis Medan, Pebruari 2011

Pembimbing I,

Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd NIP. 19590807198303 1 033

Pembimbing II,

Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd NIP. 19631127198703 1 001

Mengetahui Ketua Program Studi

(3)

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TERHADAP MATEMATIKA DAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PROPOSAL TESIS O

L E H

BENGET MARBUN NIM. 061188230049

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 12

A. Deskripsi Teoretis ... 12

1. Hakikat Matematika ... 12

2. Hakikat Balajar Matematika ... 14

3. Hakikat Hasil Belajar Matematika ... 25

4. Hakikat Persepsi Siswa Terhadap Matematika ... 32

5. Hakikat Kebiasaan Belajar ... 42

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 46

C. Kerangka Berpikir ... 47

(8)

vi

2. Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Hasil

Belajar Matematika ... 48

3. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Matematika dan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Matematika ... 50

D. Rumusan Hipotesis ... 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 53

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 53

B. Populasi dan Sampel ... 53

C. Metode Penelitian ... 55

D. Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 56

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 57

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 63

1. Analisis Validitas ... 65

2. Analisis Reliabilitas... 65

G. Teknik Analisis Data ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 68

A. Deskripsi Data Penelitian ... 68

1. Variabel Persepsi Siswa Terhadap Matematika (X1) ... 69

2. Variabel Kebiasaan Belajar (X2) ... 70

3. Hasil Belajar Matematika (Y) ... 71

B. Tingkat Kecenderungan Data Penelitian ... 72

1. Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Siswa Terhadap Matematika (X1) ... 72

2. Tingkat Kecenderungan Kebiasaan Belajar (X2) ... 73

3. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar Matematika (Y) ... 73

C. Pengujian Persyaratan Analisis... 74

1. Uji Normalitas (Galat Taksiran) ... 74

(9)

D. Pengujian Hipotesis ... 77

1. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Matematika dengan Hasil Belajar ... 78

2. Hubungan Antara Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar ... 80

3. Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Matematika dan Kebiasaan Belajar Secara Bersama-sama dengan Hasil Belajar Matematika ... 81

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 84

F. Keterbatasan Penelitian ... 89

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Implikasi ... 93

C. Saran ... 96

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Desain Penelitian ... 56 Gambar 2. Histogram Skor Variabel Persepsi Siswa terhadap

Matematika ... 70 Gambar 3. Histogram Skor Variabel Kebiasaan Belajar ... 71 Gambar 4. Histogram Skor Variabel Hasil Belajar ... 72 Gambar 5. Grafik Regresi Linier Sederhana Hubungan Antara

Persepsi Siswa terhadap Matematika dengan

Hasil Belajar ... 79 Gamba 6. Grafik Regresi Linier Sederhana Hubungan Antara

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam mengisi kemerdekaan Pemerintahan Republik Indonesia telah menitik beratkan program pembangunan disegala bidang, yang dilaksanakan dibeberapa tahap pembangunan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Untuk itu tidak dapat dipungkiri bahwa manusia titik sentral setiap kegiatannya sekalipun pada era industrialisasi dengan kemajuan teknologi yang begitu canggih, meski bagaimanapun canggihnya suatu alat, namun manusialah yang akan berperan sebagai penentunya. Pembangunan jangka panjang diarahkan untuk meningkatkan sumber daya manusia dan masyarakat Indonesia agar makin maju, mandiri, dan sejahtera berdasarkan Pancasila.

Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia Indonesia maka sektor pendidikan semakin penting peranannya. Komponen yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan yang dimaksud adalah guru sebagai pelaksana pendidikan dan pengajaran. Guru dalam melaksanakan tugasnya berdepoman pada kurikulum yang berlaku pada setiap jenjang dan strata sekolah yang menjadi bidang tugasnya.

(12)

2

menyumbangkan pikiran dan tenaganya untuk pembangunan secara baik. Namun sebaliknya akan menjadi beban pembangunan jika manusia itu tidak atau kurang berkualitas. Untuk itu perlu diusahakan agar manusia Indonesia cukup berkualitas sehingga dapat mendukung pembangunan.

Manusia berkualitas menyangkut multi aspek baik dari segi fisik maupun psikis disamping ilmu pengetahuan dan teknologi, serta berkepribadian yang sesuai dengan falsafah bangsa Indonesia. Berkaitan dengan masalah tersebut, masalah pendidikan merupakan posisi yang sangat menentukan. Seperti yang telah ditegaskan dalam pendidikan nasional bahwa tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman yang Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin, bertanggungjawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani. Di samping itu, iklim yang dapat menumbuhkan percaya diri terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Sisdiknas, Pasal 3).

(13)

3

sanggup untuk hidup, mandiri, dan ini merupakan indikator keberhasilan proses pembelajaran.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang melaksanakan proses pembelajaran berupaya agar para siswanya dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi, akan tetapi hingga saat ini mutu pendidikan kita masih rendah. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil nilai Ujian Nasional (UN), khususnya matematika. Menurut H. Mudjiman (1996), gejala menurunnya kualitas pendidikan adalah hasil Ujian Nasional (UN) sebagai sistem evaluasi untuk mengukur daya serap siswa dalam menguasai mata pelajaran merupakan contoh konkrit pada kurun waktu tiga tahun terakhir prestasi mata pelajaran matematika masih rendah. Skor nilai Ujian Nasional (UN) yang paling rendah adalah mata pelajaran matematika, Mendiknas M. Nuh mengungkapkan, ketidak lulusan tertinggi karena mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. Sementara jumlah siswa yang tidak lulus Matematika mencapai 2.391 anak (51,44%), Bahasa Indonesia sebanyak 1.786 (38,43%). (Harian Sinar Indonesia Baru, Rabu 25 Mei 2011). Dilain pihak matematika semakin diperlukan dalam perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa kedudukan matematika dalam perkembangan suatu bangsa dimasa depan akan semakin penting, baik dalam makna formal (penataan nalar pembentukan sikap mental) maupun dalam makna material (terutama dalam penggunaan matematika).

(14)

4

perbaikan mutu pendidikan matematika pada khususnya, antara lain penyempurnaan kurikulum, pengadaan dan revisi buku pelajaran, serta meningkatkan kualitas pendidikan guru dari pendidikan Diploma I ditingkatkan melalui pendidikan penyetaraan ke Diploma III bahkan ketingkat pendidikan S-1 bagi guru SMP. Usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah ini belum menampakkan hasil yang maksimal sebagaimana perolehan skor pada tes hasil belajar yang dilakukan guru. Oleh karena itu usaha meningkatkan mutu pengetahuan matematika siswa yang bermuara pada meningkatnya skor pada tes hasil belajar matematika yang diberikan kepada siswa harus dilakukan secara menyeluruh.

(15)

5

berprestasi, 8) Rasa percaya diri siswa, 9) Inteligensi dan keberhasilan belajar dan, 10) Kebiasaan belajar siswa.

Prestasi belajar tidaklah terbentuk begitu saja, faktor eksternal dan internal, serta faktor pendekatan yang digunakan dalam belajar sangat menentukan bagi peningkatan kualitas dan mutu pembelajaran, sekaligus prestasi belajar siswa. Karena itu sangatlah bijaksana bila ketiga faktor ini mendapat tempat dan perhatian, bila ingin meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.

Sampai saat ini masih banyak siswa yang menganggap mata pelajaran matematika sukar untuk dipelajari, mungkin hal ini disebabkan siswa kurang memiliki keterampilan matematika yang memadai dan kurang menguasai konsep-konsep dasar matematika. Sesuai dengan pendapat Ruseffendi bahwa matematika (ilmu pasti) bagi anak-anak merupakan pelajaran yang tidak disenangi, kalau bukan yang dibenci. Seharusnya matematika merupakan pelajaran yang harus dipelajari untuk dapat diterapkan pada pelajaran yang lain maupun dalam kehidupan sehari-hari, karena semua pengetahuan disusupi oleh pandangan matematika.

(16)

6

pemerintah seperti peningkatan mutu kualitas guru matematika melalui kegiatan pelatihan guru matematika, pembentukan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan penyediaan alat-alat peraga matematika, namun demikian hasil yang didapat belum sepenuhnya berhasil sebagaimana diharapkan, bahkan banyak hal menunjukkan kemerosotan, bukan hanya penguasaan materi saja tetapi juga persepsi siswa terhadap matematika.

Mutu pendidikan yang merupakan hasil atau pencerminan serangkaian kegiatan-kegiatan belajar mengajar di dalam dan di luar kelas akan lebih meningkat jika komponen-komponen yang mendukung turut dikembangkan pemanfaatannya secara optimal. Komponen-komponen itu diantaranya adalah siswa yang memiliki berbagai karakteristik yang berbeda-beda, guru sebagai pengajar dan lain sebagainya. Oleh karena itu usaha peningkatan mutu hasil belajar matematika dalam hal ini di sekolah menengah pertama berarti harus meningkatkan optimalisasi faktor-faktor internal/faktor dalam diri siswa dalam belajar matematika. Untuk itu diperlukan suatu persepsi yang baik terhaap mata pelajaran matematika, dengan demikian diharapkan siswa dapat menyenangi dan dapat memahami pelajaran-pelajaran dengan baik.

(17)

7

manfaat kepada peningkatan prestasi belajar, untuk itu perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak terutama guru, bila persepsi siswa pada suatu mata pelajaran baik, maka dalam belajar siswa akan lebih bersemangat untuk mengikuti pelajaran, akan tetapi bila persepsi siswa terhadap mata pelajaran kurang baik maka siswa akan merasa enggan bahkan malas untuk mengikuti pelajaran tersebut.

Selain persepsi, kebiasaan belajar juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Kebiasaan belajar siswa dapat menentukan efektif tidaknya seseorang dalam belajar. Untuk itu, maka dalam mempelajari matematika, ketekunan dan kreatifitas siswa juga harus ditingkatkan. Namun demikian kebiasaan belajar yang baik cenderung kurang dimiliki oleh siswa saat ini. Berdasarkan pengamatan penulis, sebagian besar siswa yang mengikuti pelajaran, lebih berorientasi untuk mengikuti pelajaran, mendapatkan ijazah. Dengan demikian mereka hanya terfokus pada kelulusan tanpa menerapkan kebiasaan belajar yang baik.

(18)

8 B. Identifikasi Masalah

Faktor dari siswa yang berhubungan dengan hasil belajarnya, namun besar kecilnya pengaruh yang dilakukan dari suatu hubungan tertentu belum dapat dilihat, faktor manakah yang besar pengaruhnya? Serta faktor mana yang kecil pengaruhnya? Atau apakah kedua faktor tersebut sama berpengaruh terhadap hasil belajar pada pelajaran matematika siswa kelas VIII SMP Swasta Methodist se kota Medan? Dan berbagai kemungkinan hubungan yang erat antara faktor persepsi siswa terhadap matematika dan kebiasaan belajar siswa dengan hasil belajar matematika lahirlah beberapa pertanyaan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan faktor persepsi siswa terhadap matematika dengan hasil belajar matematika? Apakah terdapat hubungan faktor kebiasaan belajar siswa dengan hasil belajar matematika? Bagaimana hubungan siswa yang mempunyai persepsi yang baik terhadap matematika dengan siswa yang mempunyai persepsi yang salah terhadap matematika dengan hasil belajar matematika? Bagaimana hubungan kebiasaan belajar yang baik dan kebiasaan belajar yang kurang baik dengan hasil belajar matematika? Apakah persepi siswa terhadap matematika dan kebiasaan belajar siswa secara berdama-sama mempunyai hubungan dengan hasil belajar matematika?

C. Pembatasan Masalah

(19)

9

memfokuskan masalah pada persepsi siswa terhadap matematika dan kebiasaan belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Dalam masalah yang diteliti yang berhubungan dengan hasil belajar matematika, kawasan efektif dan psikomotor tidak dijadikan ukuran kemapuan siswa untuk melihat hasil belajar, kawasan kognitiflah yang dijadikan ukuran kemampuan siswa untuk melihat hasil belajar mereka. Untuk mempermudah penafsiran faktor-faktor yang dimaksud dalam penelitian ini maka yang dimaksud dengan persepsi siswa terhadap matematika adalah tanggapan siswa terhadap pelajaran matematika berdasarkan pengalaman dan pengetahuan siswa terhadap palajaran matematika yang ditandai dengan adanya pengertian terhadap matematik, manfaat serta kegunaan matematika, yang dimaksud dengan kebiasaan belajar dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan siswa yang dialkuakn secara sengaja, terencana, berulang, teratur, dan terus menerus dalam melaksanakan aktifitas belajar. Kebiasaan belajar tersebut meliputi kebiasaan yang dilakukan dalam rutinitas belajar yang terjadwal, mencatat, membaca, menghapal, dan mengkaji ulang bahan pelajaran. Hasil belajar matematika yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa, setelah mengikuti pelajaran matematika pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut

(20)

10

2. Apakah terdapat hubungan positif kebiasaan belajar dengan hasil matematika? 3. Apakah terdapat hubungan antara persepsi siswa terhadap matematika dan

kebiasaan belajar dengan hasil belajar matematika?

E. Tujuan Penelitian

Secara umum kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kejelasan tentang untuk mengetahui :

1. Hubungan positif persepsi siswa terhadap matematika dengan hasil belajar matematika.

2. Hubungan positif kebiasaan belajar dengan hasil belajar matematika

3. Hubungan positif persepsi siswa terhadap matematika dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar matematikapermasalahan mengenai keterhubungan antara faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis penelitian ini diharapkan :

Dari hasil penelitian ini akan diperoleh data dan informasi yang jelas tentang hasil belajar matematika siswa SMP Swasta Methodist se kota Medan dalam hubungannya dengan persepsi siswa terhadap matematika dan kebiasaan belajar yang dimiliki siswa.

(21)

11

Selanjutnya secara praktis penelitian ini diharapkan :

Bagi siswa informasi di atas, akan memberikan manfaat untuk memperbaiki persepsi mereka terhadap matematika dan memperbaiki kebiasaan belajar mereka agar dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Bagi para guru matematika berguna dalam menciptakan kondisi belajar yang lebih mendukung terhadap pembelajaran matematika.

(22)

98

DAFTAR PUSTAKA

Alexanur, OFM. (1993). Menemukan Diri, Jakarta, Bina Pura Aksara.

Anderson, L. W., D.R. Krathwohl, P.W. Airasian, K.A. Cruikshank, R.E. Mayar P.R. Pintrich, J. Rath and M.C. Wittrock. (2001). A. Taxonomy for

Learning, Teaching, and Assessing; a revision of Bloom’s taxanomy of

edi cational objectivas. New York : Longman.

Anthony, R. (1993). Keberhasilan Total. Jakarta, Bina Pura Aksara.

Arifin, Zainul. (1991). Evaluasi Intruksional. Bandung, Remaja Rosda Karya Arikunto, Suharsini. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta : Rineka Cipta.

Ary, D, J, Lucy Chese dab Razavich, Asghar. (1985). Introduction To Research

In Educational. New York : Holt, Rinehart and Winston.

Ausubel, David D, Joseph D. Novak, and Helen Hanesian. (1968). Educational

psychology. A. cognitive view. Toronto : Holt Rinehart and Winston.

Aziz, Abdul El Quussy. (1974). Pokok Kesehatan Jiwa Mental. Jakarta : Bulan Bintang.

Bandura. (1977). A. self Efficacy Toward a Unifying Theory of Behavioral

Change. Psychological Review. Volume 84. Hal. 30 – 36

Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of Educational Objectives. New York : Longman Inc.

Breaneeke, J. and Robert, A. (1978). Psychology and Human Experience. New york : Glancol Publishing.

Chaplin, (1990). Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Kartini Kartono. Jakarta : Rajawali.

Covey. (1994). Kebiasaan Manusia yang sangat Efektif. Jakarta : Pradnya Paramita.

(23)

99

Effendy, I.U, (1998). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Laingkungan

tuk Mewujudkan Program Bestari di Kotamadya Medan, Thesis. Pasca

Sarjana Universitas Sumatera Utara, Tidak di Publikasikan.

Frandson, N.A. (1967). How Children Learn. New York : Mc Graw Hill Book Freire. Paulo, dkk. (2000). Menggugat Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Gagne, Robert M, Briggs, Leslie J. dan Wager, Walter W. (1992), Principle of

Instructional Design. New York : Harcourt Brace Jovanovich College

Publisher.

Maslow, terjemahan supratigna. Yogyakarta : Kanisius.

Good, Thomas L dan Brophy, Jere E. (1990). Educational Psychology : A

Realistic Approach. Fourt edition. New York dan London : Longman.

Gredler, Margaret E. Bell. (1991). Belajar Dan Membelajarkan. Jakarta : Raya Grafindo Persada.

Gulo, D. (1982). Kamus Psikologi. Bandung : Tonis

Gunarsa, G. (1986). Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta : Gunung Mulia.

Hadi, S. (1990). Metodology Research II. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Hakim, T. (2002). Mengatasi Rasa Percasya Diri. Jakarta : Puspa Suara Hakim, Andi Nst. (1980). Landasan Matematika. Jakarta : Bina Karya Aksara Harian Media Indonesia. (2003). Mendikbud Prihatin Nilai Matematika. Hartono. (1984). Percaya Diri Dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan.

Hartono, Bambang. (1994). Melatih Anak Percaya Diri. Jakarta : BPK Gunung Mulia

(24)

100

Kemp. Jerrold, E dan Dayton, Deane K. (1985). Planning and producing

instructional Media. New York : Harper dan Row, Inc

Kerlinger, Fred N. (1973). Foundation of Behaviour Research. New York : Holt Rinchart dan Winston, Inc

Kline, Morris. (1994). Matematika Ilmu Dalam Perspektif. Ed. Suriasumantri, Jujun S, Jakarta : Gramedia

Koentjaraningrat. (1984). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta, Kanisius

Kumara. (1988). Psikologi Sosial. Jakarta : Kanisius

Liris. (1997). Pengaruh Keikut Sertaan Dalam Program Pengembangan Pribadi

Terhadap Rasa Percaya Diri Siswa Sekolah Pengembangan Pribadi John Robert Power. Jakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Lauster, Peter. (1990). Tes Kepribadian, Jakarta : Bumi Aksara

Mangun Sarkoro, S. (1981). Ilmu Adab dan Kemasyarakatan. Jakarta : Harapan Masa.

Rasyid, Joni. (2001). Hubungan Hasil Belajar Fisika Dengan Kemampuan Awal

Matematika Dan Motivasi Belajar. Jakarta : Tesis Program Pascasarjana

UNJ.

Rusefendi, ET. (1979). Dasar-Dasar Matematika Modern Untuk Guru. Bandung : Tarsito.

Sarwono, W.S. (1976). Pengantar Umum Psikologi. Jakarta : Bulan Bintang. Shophian, Catherine. (1996). Development Psychology Series, Children’s

Numbers. Colorado : Catherine Shophian.

Sheerer, Elizabeth dan Balnadi. (1984). Kompetensi Guru dan Kesehatan Mental. Bandung : Angkasa.

Skemp. Richard R. (1982). The Psychology of Learning Mathematics. Hardmon Sworth. Middlesex : Penguin Books.

Slameto. (1988). Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Bina

Aksara.

(25)

101

_______ (1992). Teknik Analisis Regresi Korelasi. Bandung : Tarsito.

Soekamto, Toeti dan Winataputra Udin S. (1996). Teori Belajar dan

Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka.

Suryabrata, Sumadi. (1984). Psikologi Pendidikan. Jakarta Rajawali.

Suryo, P. (2002). Hubungan Persepsi Siswa dan Keterampilan Belajar Mandiri

dengan Hasil Belajar Matematika. Survay di UT. Jakarta : Tesis Pasca

Sarjana

Syah. Muhibbin. (1995). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Terbaru. Bandung : Rosda Karya.

Syamonds, A. (1949). Teach Your Self Personal Efficieny. London : The English Universities Press.

Tamrin. (1986). Menguatkan Keyakinan Diri. Jakarta : Pustaka Delapratasa. Team Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1990). Jakarta : Balai Pustaka. Thomas, L. Goog dan Jere E. Brophy. (1990). Educational Psycology A Realistic

Approach Fourth Edition. New York and London : Longman.

Watterman, AS. (1988). Identity in Adolescence Process and Content. San Fransisco : Jossey Basa Inc.

Wibowo, S. (1987). Persepsi Pengunjung Tentang Lingkungan Rekreasi dan

Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Bogor : Tesis Pasca Sarjana

IPB, Tidak di Publikasikan.

Zimbardo, Philip G dan Leippe. Michael R. (1991). The Psychology of attitude

Gambar

Gambar 1. Desain Penelitian .......................................................................

Referensi

Dokumen terkait

berhubungan dengan stres kerja pada perawat di ruang rawat inap rumah sakit jiwa provinsi sulawesi tenggara tahun 2016 Beban Kerja, Shift Kerja, Hubungan Interpersonal,

Setelah hasil analisis data penelitian, selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil penelitian tersebut dalam bentuk tabel yang menggambarkan perbedaan motivasi dan

Peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan dan pemahaman tentang interaksi sosial antar individu, kelompok, dan antar kelompok dengan konsep dasar sosiologi. Peserta

(Also at this time Hazlitt included eight of the lyrics in his Select British Poets, an anthology transatlantic in its appeal. 50), published the first single life of Marvell in

Ketegangan berlanjut ketika kedua belah pihak mengirim tentara di perbatasan kedua negara. Insiden tembak menembakpun terjadi pada tanggal 17 September 1980. Selanjutnya

These next chapters will help you understand the basic concepts of shooting and editing digital video with enough step-by-step instruction that you will be able to pick up a camera

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dimensi sikap terhadap uang, Power prestige, Distrust, dan Anxiety berhubungan erat dengan perilaku pembelian kompulsif dan

Dengan huruf Delapan juta enam ratus sembilan puluh ribu rupiah Keterangan Retur penjualan dengan rincian sebagai berikut:. Qty