commit to user
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007)
b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai
6 tingkatan, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
commit to user
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya).
4) Analisis (a na lysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek di dalam komponen- komponen, tetapi masih di
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthetis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek
(Notoatmodjo, 2007) .
c. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
1) Umur
Umur adalah lama hidup individu terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun. Menurut Harlock yang
commit to user
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan
bekerja dalam segi kepercayaan masyarakat.
2) Pengalaman
Menurut Notoatmodjo (2007), pengalaman adalah guru yang
baik, demikian bunyi pepatah pengalaman merupakan sumber
pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan.
3) Pendidikan
Menurut Kuncoro Ningrat yang dikutip oleh Nursalam (2001),
makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan
yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang kurang akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai- nilai
lain baru yang dikenalkan.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia
dan pengaruhnya dan dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku orang atau kelompok.
5) Sumber Informasi
Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga
organisasi, media cetak, televisi dan tempat pelayanan kesehatan
dimana semua itu mempengaruhi tingkat pengetahuan
commit to user
d. Pengukuran PengetahuanPengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetauan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan pengetahuan (Notoatmojo, 2007).
Kualitas pengetahuan pada masing-masing tingat pengetahuan dapat
dilakukan dengan kriteria, yaitu :
1) Tingkat pengetahuan baik jika jawaban responden dari
kuesioner yang benar 76 100%
2) Tingkatan pengetahuan cukup jika jawaban responden dari
kuesioner yang benar 56 75%
3) Tingkatan pengetahuan kurang jika jawaban responden dari
commit to user
e. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain
meliputi:
1) Cara tradisional atau nonilmiah
Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan, sebelumnya diketemukannya metode
alamiah yang sistematik dan logis. Cara-cara penemuan
pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi:
a) Cara coba-salah (tria l a nd error)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan
yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka
dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga dan seterusnya
sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa
terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya,
baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan
commit to user
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila
dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat
memecahkan masalah yang di hadapi, maka untuk
memecahkan masalah yang lain yang sama, orang dapat
pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila gagal maka
cara itu tidak akan diulangi lagi dan berusaha untuk mencari
cara yang lain, sehingga dapat berhasil memecahkannya.
d) Melalui jalan pikiran
Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara
melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui
pernyataan-pernyataan yang diketemukan, kemudian dicari
hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.
Apabila proses pembuatan kesimpulan melalui
pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan deduksi,
sehingga deduksi adalah pembuatan kesimpulan dan
pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus.
commit to user
2) Cara modern atau ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan
pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini
disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut
metodologi penelitian (resea rch methodology)
Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap
gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasil
pengamatan dikumpulkan dan diklarifikasikan, dan akhirnya
diambil kesimpulan umum.(Notoatmodjo, 2010).
2. Konsep Sikap
a. Pengertian Sikap
Sikap (a ttitude) adalah merupakan reaksi ataurespon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek, baik
yang bersifat intern atau ekstern sehingga menifestasinya tidak dapat
langsung dilihat,tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup tersebut (Notoadmodjo,2007)
Attitude diartikan dengan sikap terhadap obyek tertentu, yang
dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi disertai
oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan objek tadi
commit to user
b. Komponen Sikap
1) Komponen kognitif (cognitive)
Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi
kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa
yang benar bagi objek sikap.
2) Komponen afektif (a ffective)
Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut
masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek
sikap.Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan
yang dimiliki terhadap sesuatu.
3) Komponen perilaku (connative)
Komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan
bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada
dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya.(Azwar 2007)
c. Karakteristik sikap
Menurut Brigham (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2003) ada
beberapa ciri atau karakteristik dasar dari sikap, yaitu :
1) Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku.
Sikap ditujukan mengarah kepada objek psikologis atau
kategori, dalam hal ini skema yang dimiliki individu
menentukan bagaimana individu mengkategorisasikan objek
commit to user
2) Sikap dipelajari.
3) Sikap mempengaruhi perilaku. Memegang teguh suatu sikap
yang mengarah pada suatu objek memberikansatu alasan untuk
berperilaku mengarah pada objek itu dengan suatu cara tertentu.
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
1) Pengalaman pribadi
Sikap akan lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang
terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Situasi
yang melibatkan emosi akan menghasilkan pengalaman yang
lebih mendalam dan lebih lama membekas.
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya
penting.
3) Pengaruh Kebudayaan
Pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk
pribadi seseorang. Kepribadian merupakan pola perilaku yang
konsisten yang menggambarkan sejarah penguat (reinforcement)
yang kita alami.Kebudayaan memberikan corak pengalaman
bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaan telah
menanamkan garis pengarah sikap individu terhadap berbagai
commit to user
4) Media Massa
Media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan
lain-lain memberikan pesan-pesan yang sugestif yang
mengarahkan opini seseorang. Jika cukup kuat, pesan-pesan
sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal
sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu
yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan
dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Konsep moral
dan ajaran agama sangat menetukan sistem kepercayaan
sehingga tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya
kemudian konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan
sikap individu terhadap sesuatu hal.
6) Faktor Emosional
Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang
berfungsi sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat
merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu
frustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap
commit to user
e. Tingkatan Sikap1) Menerima(receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabila
ditanya, mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi
sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan
atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan
itu benar atau salah adalah berarti orang tersebut menerima ide
itu.
3) Menghargai (va luing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling
tinggi (Notoadmodjo,2003).
f. Pengukuran Sikap
Metode penskalaan sikap yang menggunakan respon sebagai dasar
commit to user
1) Setiap pernyataan yang telah ditulis dapat disepakati sebagai
pernyataan yang favor abel atau pernyataan unfa vora bel.
2) Jawaban yang diberikan individu yang mempunyai sikap positif
harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dati pada jawaban
yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.
Responden akan diminta untuk menyatakan menerima atau menolak
terhadap pernyataan dalam lima macam kategori jawaban :
Sangat tidak setuju (STS)
Persalinan adalah proses yang alamiah yang akan berlangsung
dengan sendirinya, tetapi persalian pada manusia setiap saat
terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya
sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan
dengan fasilitas yang memadai (Manuaba.2009).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu. Persalian dianggap normal jika
prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37
commit to user
Persalinan adalah rangakaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini mulai dengan
kontrasi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progesif
pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney.2007)
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
37-40 minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sukarni, 2013)
b. Teori yang menerangkan proses persalinan
1) Teori Kadar Progesteron
Progesterone yang mempunyai tugas mempertahankan
kehamilan semakin menurun dengan makin tuanya kehamilan,
sehingga otot rahim mudah dirangsang oleh oksitosin.
2) Teori Oksitosin
Menjelang kelahiran oksitosin makin mengingkat sehingga
cukup kuat untuk merangsang persalinan.
3) Teori Regangan Otot Rahim
Dengan meregangnya otot rahim dalam batas tertentu
menimbulkan kontraksi persalinan dengan sendirinya.
4) Teori Prostalglandin
Prostalglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim yang
commit to user
prostalglandin dari luar dapat merangsang kontraksi otot rahim
dan terjadi persalinan atau gugur kandung (Manuaba.2009).
c. Bentuk Persalinan
Persalinan Berdasarkan Cara Lahir (Bentuk Persalinan)
1) Persalinan Normal
Proses pengeularan janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37 42 minggu). Lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 24 jam tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun bayi
2) Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir.
3) Persalinan Buatan
Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya
ekstrasi dengan forceps atau dilakukan section ca esa ria .
4) Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi bari
berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau
prostaglandin (Harianto.2010).
Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan
commit to user
Abortus (Keguguran) adalah terhentinya kehamilan, sebelum
janin dapat hidup. Berat janin kurang dari 1000 gram dan tua
kehamilan kurang / di bawah 28 minggu.
2) Partus Prematorus
Persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28 36 minggu
berat janin diantara 1000 2500 gram, janin dapat hidup tetapi
prematur.
3) Partus Maturus atau Aterm (Cukup Bulan)
Persalinan pada usia kehamilan 37 40 minggu janin matur
berat janin diatas 2500 gram.
4) Partus Postmaturus
Suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti
tentang ada tidaknya disproporsi sefalo pelvik (Harianto, 2010).
d. Tahap Persalinan
1) Kala I
Kala I persalinan didefinisikan sebgai permulaan kontkasi sejati,
commit to user
dengan pembukaan lengkap (10 cm ). Hal ini dekenal sebgai
tahap pembukaan serviks (Varney.2007).
2) Fase fase dalam Kala I persalinan:
Fase Laten
a) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan
penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap
b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.
c) Pada umunya fase laten berlangsung hampir / hingga 8 jam
d) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantar 20
30 detik.
Fase Aktif
a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontaksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi
tiga kali atau lebih dalam aktu 10 menit, dan berlangsung
selama 40 detik atau lebih)
b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap
10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata rata 1 cm / jam
(nulipara/primigravda) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
(multipara)
c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin
commit to user
3) Kala II
Kala II persalinan dimuali ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi.Kala II
disebut sebagaa kala pengeluaran bayi.
4) Tanda dan gejala kala II persalinan :
a) Ibu mersakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum
dan atau vaginanya
c) Perineum menonjol
d) Vulva vagina dan sfingter ani membuka
e) Meningkatnya pengeluaran lender bercampur darah.
Tanda pasti kala II ditentuka melalui periksa dalam (informasi
obyektif) yang hasilnya adalah : pembukaan serviks telah
lengkap, terlihatnya bagaian bawah kepala bayi melalui introitus
vagina.
5) Kala III
Kala III persalinan dimulai saat proses pelahiran bayi selesai dan
berakhir dengan lahirnya plasenta. Proses ini dikenal sebagai
kala persalinan plasenta. Kala III persalinan berlangsung antara
rata rata 5 dan 10 menit.Akan tetapi, kisaran normal kala III
sampai 30 menit. Risisko perdarahan meningkat apabila kala III
commit to user
6) Fisiologis Persalinan Kala III
Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi
mengikuti penyusustan volume rongga uterus setelah lahirnya
bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran
tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi
semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka
plasenta akan terlipat, menebal, dan kemudan lepas dari dinding
uterus. Setelah lepas, palsenta akan turun kebagian bawah uterus
atau ke dalam vagina.
7) Tanda tanda Lepasnya Plasenta
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus
b) Tali pusat memanjang
c) Semburan darah mendadak dan singkat
8) Manajemen Aktif Kala III
Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan
kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat
mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi
kehilangan darah kala III persalinan jika dibandingkan dengan
penatalaksanaan fisiologis.
Terdiri dari 3 langkah utama : pemberian oksitosin dalam 1
menit pertama setelah bayi lahir, 10 unit IM pada 1/3 bagian atas
paha bagian luar (aspektus lateralis), melakukan peregangan tali
commit to user
9) Kala IV
Segara setelah kelahiran plasenta, sejumlah perubahan maternal
terjadi saat strees fisik dan emosional akibat ersalinan dan
kelahiran mereda dan ibu memasuki penyembuhan pescaparum
dan bonding (ikatan). Pada saat yang sama, bidan memiliki
serangkaian evaluasi dan tugas untuk diselesaikan terkain
periode intrapartum. Meskipun intrapartum sudah selesai, istilah
kala empat persalinan mengidentifiksai jam pertama
pascapartum ini perlu diamati dan dikaji dengan ketat. Bidan
memiliki tanggung jawab selama kondisi ini untuk hal-hal
berikut :
a) Evaluasi kontraktilitas uterus dan perdarahan
b) Inspeksi dan evaluasi serviks, vagina, dan perineum
c) Inspeksi dan evaluasi plasenta, membrane, dan tali pusat
d) Pengkajian dan penjaitan setiap laserasi atau episiotomy
e) Evaluasi tanda-tanda vitall dan perubahan fisiologis yang
mengidentifikasi pemulihan (Varney.2007)
e. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
1) Power : His dan tenaga mengejan.
2) Pa ssa ge : Ukuran panggul dan otot-otot persalinan.
commit to user
4) Persona lity (kepribadian) : yang diperhatikan kesiapan ibu
dalam menghadapi persalinan dan sanggup berpartisipasi selama
proses persalinan.
5) Provider (penolong) : dokter atau bidan yang merupakan tenaga
terlatih dalam bidang kesehatan. (Wiknjosastro,H. 2005).
f. Tanda-Tanda Persalinan
1) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi yang semaikn pendek
2) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :
a) Pengeluaran lendir
b) Lendir bercampur darah
3) Dapat disertai ketuban pecah
4) Pada pemeriksaan dalam , dijumpai perubahan servik
a) Perlunakan serviks
b) Pendataran serviks
c) Terjadi pembukaan serviks(Manuaba, 2002)
4. Konsep Kesiapan
a. Pengertian Kesiapan
Menurut Dalyono (2005) kesiapan adalah kemampuan yang
cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yangcukup
dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental berarti
memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu
commit to user
b. Faktor Yang Mempengaruhi KesiapanMenurut Notoadmodjo (2007) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kesiapan, yaitu :
1) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi cara berpikir dan cara
pandang ibu tentang persiapan persalinan kurang, misalnya
tentang pemilihan tempat persalinan, penolong persalinan.
2) Paritas
Paritas akan mempengaruhi ibu dalam mempersiapkan persalinan,
ibu yang sudah mempunyai pengalaman melahirkan akan lebih
tahu dan paham tentang peralatan dan persiapan lain yang
diperlukan dalam persalinan.
3) Status pekerjaan
Status pekerjaan dan sosial ekonomi akan mempengaruhi daya
beli keluarga,misalnya perlengkapan ibu dan bayi, tempat
persalinan dan dana yang disiapkan.
4) Sosial budaya
Sosial budaya seperti orang jawa yang meyakini tidak baik
mempersiapkan persalinan sebelum bayi lahir yang disebut
commit to user
5) Dukungan keluarga
Dukungan keluarga dan kurangnya ibu dalam melakukan
pemerikasaan kehamilan juga akan mempengaruhi sikap ibu
dalam mempersiapkan persalinannya
c. Persipan Fisik Dalam Menghadapi Persalinan
1) Membuat rencana persalinan, meliputi :
a) Tempat persalinan
b) Memilih tenaga kesehatan terlatih
c) Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan
d) Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke
tempat persalinan
2) Siapa yang akan menemani persalinan
a) Berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara
mengumpulkannya
b) Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan
3) Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawat daruratan
pada saat pembuat keputusan utama tidak ada
a) Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga
b) Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat
keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan
4) Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan
a) dimana ibu akan melahirkan
commit to user
c) kemana ibu mau dirujuk
d) bagaimana cara mendapatkan dana
e) bagaimana cara mencari donor darah
5) Membuat rencana atau pola menabung/ Tabungan ibu bersalin
(Tabulin)
6) Mempersiapkan barang-barang keperluan ibu dan janin yang
diperlukan untuk persalinan
d. Persiapan Mental Dalam Menghadapi Persalinan
1) Pikiran Awal/pemula ( )
Pikiran awal atau pemula ( ) hampir sama
dengan pikiran tidak tahu atau . Pikiran awal
atau beginner mind membuat ibu hamil lebih siap menghadapi
segala kemungkinan yang bisa saja terjadi dalam persalinan
nanti, dimana dalam pikiran ini ibu dapat menyadari harapan
dan harapan ibu akan proses persalinan tanpa harus terpaku kaku
dengan harapan-harapan tersebut, apalagi terobsesi. Dalam arti
bahwa ketika ibu sudah mempersiapkan segalanya dengan
sebaik-baiknya maka saat persalinan adalah waktunya untuk
pasrah, ikhlas dan tenang.
2) Tidak menghakimi (Non-Judging)
Apa yang ibu hamil pikirkan seringkali merupakan reaksi dari
pengalaman hidup yang lalu. Ibu hami bisa saja dengan mudah
commit to user
buruk ketika ibu hamil menemukan hal yang menyenangkan
atau menyakitkan.
Ketika pemikiran tentang penghakiman atau penilaian tersebut
terus ada dalam hati dan pikiran ibu hamil, maka hal ini akan
sangat berdampak hingga proses post par tum (paska
melahirkan) nanti, dimana ini justru berpotensial menderita
depresi post pa rtum. Karena dengan adanya pemikian tersebut
bisa saja ibu selalu menyalahkan diri atas beberapa kejadian
yang mungkin saja tidak mengenakkan dan menyakitkan yang
dialami.Hal ini bisa diatasi dengan memberikan semangat
kepada ibu sehingga muncul percaya diri, dan menganggap
bahwa kondisi tubuhnya ini adalah sebuah kesempatan dan
peluang serta tantangan untuk berlatih lagi. Hingga akhirnya ibu
hamil bisa melahirkan dengan normal dan lancar.
3) Sabar (Pa tience)
Sabar adalah modal utama dalam proses kehamilan dan
persalinan. Sabar adalah ketika ibu hamil harus menunggu
tanda-tanda persalinan datang padahal hari perkiraan lahir sudah
terlewati. Seringkali akibat rasa tidak sabaran inilah maka
muncul rasa takut, muncul rasa khawatir, muncul rasa tidak
percaya kepada tubuh dan bayi, dan akibatnya berbagai
commit to user
intervensi akan menimbulkan munculnya intervensi berikutnya
dan berikutnya lagi.
4) Tidak Kejar Target
Proses kelahiran, kematian adalah rahasia Sang Pencipta. Dan
ini akan terjadi ketika Dia menghendakinya. Artinya bahwa
seharusnya tidak ada kata-kata dea th line di dalam proses
persalinan. Ilmu pengetahuan dan tehnologi berkembang untuk
membantu dan memudahkan mendampingi proses persalinan.
5) Percaya diri (Trust)
mempercayai tubuh adalah elemen kunci dalam keberhasilan
sebuah persalinan alami. Ketika mind set menyatakan bahwa
tubuh seorang wanita diciptakan untuk melahirkan alami, maka
akan mampu menjalani proses persalinan tersebut walaupun
mungkin proses tersebut begitu tidak nyaman atau bahkan
menyakitkan. Namun sebaliknya jika di dalam diri tidak percaya
diri, maka tidak akan mampu melewati masa-masa itu dengan
baik.
6) Pengakuan dan penerimaan (Acknowledgment)
Terkadang ada suatu kondisi dimana memang tidak
memungkinkan untuk melahirkan dengan normal alami.
commit to user
terbaik. Sikap pengakuan dan penerimaan itu penting.Untuk
menghindari kekecewaan dan trauma yang berkepanjangan.
7) Pasrah dengan apa yang terjadi (Letting Be)
Pasrah dengan apa yang terjadi saat proses persalinan adalah
mental yang penting dibangun sejak awal. Sehingga yang
terpenting adalah mengupayakan sejak awal segala persiapan
yang dibutuhkan dalam persalinan, kemudian saat proses
persalinan tiba mencoba untuk pasrah dan menjalani proses
dengan hati yang ikhlas. Karena yang paling penting adalah
bagaimana ibu mempersiapkan dan berjalan bersama proses
tersebut.
8) Kebaikan (Kindness)
Kebaikan adalah mutlak diperlukan bagi calon orangtua. Karena
energi ini sangatlah berdampak positif dalam pola pengasuhan
baik di dalam rahim maupun jika janin sudah lahir.Jika ibu
memancarkan kebaikan dan mengarahkan energi kebaikan
kepada semua orang termasuk suami, janin dalam kandungan
dan keluarga maka ibu akan merasa nyaman dan tenang
(Aprilia,2013)
B. Penelitian yang relevan
1. Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang p4k dengan
pelaksanaan pemeriksaan golongan darah di Desa Tubanan Kecamatan
commit to user
Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan
cross sectiona l. Sampel sejumlah 52 responden yang diambil secara
keseluruhan dengan tekhnik tota l sa mpling. Instrumen yang digunakan
berupa kuesioner. Analisa data menggunakaan uji Chi Squa re.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
berpengetahuan baik melakukan pemeriksaan golongan darah sebanyak
12 responden (75%), sedangkan mayoritas responden yang
berpengetahuan cukup tidak melakukan pemeriksaan golongan darah
yaitu sebanyak 11 responden (78,6%).
2. Gambaran sikap ibu primigravida trimester III tentang persiapan
persalinan di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta pada tahun
2013 oleh Fitria Martanti.
Jenis penelitian deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian di BPS Finulia
Sri Surjati Banjarsari Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada tanggal
17 31 Mei 2013. Teknik pengambilan sampel dengan accidental
sampling dengan jumlah responden 30 orang, instrumen penelitian
menggunakan kuesioner, teknik analisis data dengan analisis univariat
menggunakan distribusi frekuensi dengan bantuan program SPSS.
Hasil penelitian terhadap 30 ibu primigravida trimester III di BPS
Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta diperoleh hasil yang memiliki
sikap berkategori baik sebanyak 17 responden (56,7 dan sikap kurang
commit to user
3. Hubungan pengetahuan persalinan dengan persiapan Sarana
menghadapi persalinan pada primigravida Di puskesmas wilayah
wonogiri pada tahun 2011 oleh Darwanti, Endah marlina.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik
dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan berjumlah
30 responden dengan teknik quota sampling. Kuesioner dalam
penelitian ini adalah kuesioner tertutup dengan 26 pertanyaan
pengetahuan persalinan dan 10 pertanyaan persiapan sarana dengan uji
statistik menggunakan chi square.
Hasil penelitian hubungan pengetahuan persalinan dengan persiapan
sarana menghadapi persalinan pada primigravida di puskesmas wilayah
Wonogiri menunjukan bahwa paling banyak responden memiliki
tingkat pengetahuan baik dan pada persiapan persalinan dalam kategori
cukup sejumlah 9 responden (30%) dan responden memiliki
pengetahuan cukup dan pada persiapan persalinan dalam kategori cukup
sejumlah 9 responden (30%) serta responden memiliki pengetahuan
kurang dan pada persiapan persalinan dalam kategori kurang sejumlah 4
commit to user
1. Hubungan pengetahuan tentang persalianan dengan kesiapan primigravida
dalam menghadapi persalinan
Pengetahuan merupakan kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu
objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang dimaksud adalah
pengetahuan ibu hamil tentang persalinan. Pengetahuan yang dimiliki ibu
hamil akan menentukan cara pikir dan cara pandangnya tentang persalinan.
Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki ibu hamil tentang persalinan
akan membentuk pikiran yang positif tentang persalinan sehingga ibu lebih
siap menghadapi persalinan. Pengetahuan dipengaruhi oleh umur,
pengalaman, pendidikan, lingkungan, dan sumber informasi. Karakteristik
berbeda yang dimiliki responden menjadi faktor yang dapat mempengaruhi
hasil jawaban kuesioner sehingga didapatkan bahwa pengetahuan responden
commit to user
tentang persalinan diharapkan mampu mempersiapkan persalinan sedini
mungkin baik itu secara fisik maupun mental. Dengan pengetahuan yang baik
ini ibu akan mempunyai kesiapan yang matang untuk dapat menghadapai
persalinan sehingga dapat mengantisipasi sedini mungkin jika terjadi
kegawatdaruratan dalam proses persalinan.
2. Hubungan sikap tentang persalinan dengan kesiapan primigravida dalam
mengahadapi persalinan.
Sikap adalah suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup
(Notoatmodjo, 2007). Beberapa hal yang dapat mempengaruhi sikap ibu
antara lain pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting,
pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan agama, serta
faktor emosional. (Notoadmodjo,2007). Ibu yang mempunyai sikap baik
tentang persalinan, ia akan percaya, mempunyai perasaan dan kecenderungan
berperilaku yang positif tentang persalinan berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki sebelumnya. Ibu hamil percaya bahwa persalinan yang akan dihadapi
memerlukan persiapan agar terhindar dari komplikasi yang mungkin terjadi
baik dalam kehamilannya sampai pascapersalinan. Baik itu persiapan fisik
maupun mental. Sehingga ibu mempunyai kesiapan yang baik dalam
commit to user
3. Hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalianan dengan kesiapan
primigravida dalam menghadapi persalinan.
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
seseorang untuk bersikap. Pengetahuan yang baik tentang persalinan dan
sikap yang dimiliki ibu hamil diduga dapat mempengaruhi kesiapan ibu hamil
dalam menghadapi persalinan. Ibu hamil akan mempunyai kesipan yang
matang untuk menghadapi persalinan yaitu dengan mempersiapkan
kebutuhannya baik secara fisik maupun mental. Faktor yang mempengaruhi
kesiapan itu sendiri antara lain tingkat pendidikan, paritas, status pekerjaan,
sosial budaya dan dukungan keluarga. Hal ini karena ibu mempunyai
pengetahuan dan sikap yang baik tentang persalinan. Dengan memiliki
pengetahuan dan sikap tentang persalinan ibu hamil diharapkan mempunyai
kesiapan untuk menghadapi persalian. Sehingga proses persalinan dapat
berjalan dengan lancar karena adanya persiapan yang matang.
D. Hipotesis
1. Ada hubungan positif antara pengetahuan tentang persalinan dengan
kesiapan primigravida dalam mengahadapi persalinan
2. Ada hubungan positif antara sikap tentang persalinan dengan kesiapan
primigravida dalam mengahadapi persalinan
3. Ada hubungan positif antara pengetahuan dan sikap tentang persalianan
secara bersama-sama dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi