• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persalinandengan Kesiapan Primigravida Menghadapi Persalinan COVER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Persalinandengan Kesiapan Primigravida Menghadapi Persalinan COVER"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007)

b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai

6 tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

(2)

commit to user

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil

(sebenarnya).

4) Analisis (a na lysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek di dalam komponen- komponen, tetapi masih di

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthetis)

Sintesis menunjuk suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian- bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek

(Notoatmodjo, 2007) .

c. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1) Umur

Umur adalah lama hidup individu terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Menurut Harlock yang

(3)

commit to user

tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan

bekerja dalam segi kepercayaan masyarakat.

2) Pengalaman

Menurut Notoatmodjo (2007), pengalaman adalah guru yang

baik, demikian bunyi pepatah pengalaman merupakan sumber

pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan.

3) Pendidikan

Menurut Kuncoro Ningrat yang dikutip oleh Nursalam (2001),

makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai- nilai

lain baru yang dikenalkan.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada disekitar manusia

dan pengaruhnya dan dapat mempengaruhi perkembangan dan

perilaku orang atau kelompok.

5) Sumber Informasi

Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga

organisasi, media cetak, televisi dan tempat pelayanan kesehatan

dimana semua itu mempengaruhi tingkat pengetahuan

(4)

commit to user

d. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur

dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetauan yang

ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan

tingkatan pengetahuan (Notoatmojo, 2007).

Kualitas pengetahuan pada masing-masing tingat pengetahuan dapat

dilakukan dengan kriteria, yaitu :

1) Tingkat pengetahuan baik jika jawaban responden dari

kuesioner yang benar 76 100%

2) Tingkatan pengetahuan cukup jika jawaban responden dari

kuesioner yang benar 56 75%

3) Tingkatan pengetahuan kurang jika jawaban responden dari

(5)

commit to user

e. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain

meliputi:

1) Cara tradisional atau nonilmiah

Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelumnya diketemukannya metode

alamiah yang sistematik dan logis. Cara-cara penemuan

pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi:

a) Cara coba-salah (tria l a nd error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan

yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka

dicoba kembali dengan kemungkinan ketiga dan seterusnya

sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b) Cara kekuasaan atau otoritas

Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa

terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya,

baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan

(6)

commit to user

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila

dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat

memecahkan masalah yang di hadapi, maka untuk

memecahkan masalah yang lain yang sama, orang dapat

pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila gagal maka

cara itu tidak akan diulangi lagi dan berusaha untuk mencari

cara yang lain, sehingga dapat berhasil memecahkannya.

d) Melalui jalan pikiran

Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara

melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pernyataan-pernyataan yang diketemukan, kemudian dicari

hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.

Apabila proses pembuatan kesimpulan melalui

pernyataan-pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan deduksi,

sehingga deduksi adalah pembuatan kesimpulan dan

pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus.

(7)

commit to user

2) Cara modern atau ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini

disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut

metodologi penelitian (resea rch methodology)

Mula-mula mengadakan pengamatan langsung terhadap

gejala-gejala alam atau kemasyarakatan kemudian hasil

pengamatan dikumpulkan dan diklarifikasikan, dan akhirnya

diambil kesimpulan umum.(Notoatmodjo, 2010).

2. Konsep Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap (a ttitude) adalah merupakan reaksi ataurespon yang

masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek, baik

yang bersifat intern atau ekstern sehingga menifestasinya tidak dapat

langsung dilihat,tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku yang tertutup tersebut (Notoadmodjo,2007)

Attitude diartikan dengan sikap terhadap obyek tertentu, yang

dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi disertai

oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan objek tadi

(8)

commit to user

b. Komponen Sikap

1) Komponen kognitif (cognitive)

Komponen kognitif merupakan komponen yang berisi

kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa

yang benar bagi objek sikap.

2) Komponen afektif (a ffective)

Komponen afektif merupakan komponen yang menyangkut

masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek

sikap.Secara umum, komponen ini disamakan dengan perasaan

yang dimiliki terhadap sesuatu.

3) Komponen perilaku (connative)

Komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan

bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada

dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang

dihadapinya.(Azwar 2007)

c. Karakteristik sikap

Menurut Brigham (dalam Dayakisni dan Hudaniah, 2003) ada

beberapa ciri atau karakteristik dasar dari sikap, yaitu :

1) Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku.

Sikap ditujukan mengarah kepada objek psikologis atau

kategori, dalam hal ini skema yang dimiliki individu

menentukan bagaimana individu mengkategorisasikan objek

(9)

commit to user

2) Sikap dipelajari.

3) Sikap mempengaruhi perilaku. Memegang teguh suatu sikap

yang mengarah pada suatu objek memberikansatu alasan untuk

berperilaku mengarah pada objek itu dengan suatu cara tertentu.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

1) Pengalaman pribadi

Sikap akan lebih mudah terbentuk jika yang dialami seseorang

terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Situasi

yang melibatkan emosi akan menghasilkan pengalaman yang

lebih mendalam dan lebih lama membekas.

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggapnya

penting.

3) Pengaruh Kebudayaan

Pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk

pribadi seseorang. Kepribadian merupakan pola perilaku yang

konsisten yang menggambarkan sejarah penguat (reinforcement)

yang kita alami.Kebudayaan memberikan corak pengalaman

bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayaan telah

menanamkan garis pengarah sikap individu terhadap berbagai

(10)

commit to user

4) Media Massa

Media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan

lain-lain memberikan pesan-pesan yang sugestif yang

mengarahkan opini seseorang. Jika cukup kuat, pesan-pesan

sugestif akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal

sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5) Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu

yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan

dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Konsep moral

dan ajaran agama sangat menetukan sistem kepercayaan

sehingga tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya

kemudian konsep tersebut ikut berperanan dalam menentukan

sikap individu terhadap sesuatu hal.

6) Faktor Emosional

Suatu bentuk sikap terkadang didasari oleh emosi, yang

berfungsi sebagai semacam penyaluran frustrasi atau pengalihan

bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat

merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu

frustrasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap

(11)

commit to user

e. Tingkatan Sikap

1) Menerima(receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila memberikan jawaban apabila

ditanya, mengerjakan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi

sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan

atau mengerjakan tugas yang diberikan. Terlepas dari pekerjaan

itu benar atau salah adalah berarti orang tersebut menerima ide

itu.

3) Menghargai (va luing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi

sikap tingkat tiga.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling

tinggi (Notoadmodjo,2003).

f. Pengukuran Sikap

Metode penskalaan sikap yang menggunakan respon sebagai dasar

(12)

commit to user

1) Setiap pernyataan yang telah ditulis dapat disepakati sebagai

pernyataan yang favor abel atau pernyataan unfa vora bel.

2) Jawaban yang diberikan individu yang mempunyai sikap positif

harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi dati pada jawaban

yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negatif.

Responden akan diminta untuk menyatakan menerima atau menolak

terhadap pernyataan dalam lima macam kategori jawaban :

Sangat tidak setuju (STS)

Persalinan adalah proses yang alamiah yang akan berlangsung

dengan sendirinya, tetapi persalian pada manusia setiap saat

terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun janinnya

sehingga memerlukan pengawasan, pertolongan dan pelayanan

dengan fasilitas yang memadai (Manuaba.2009).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalian dianggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37

(13)

commit to user

Persalinan adalah rangakaian proses yang berakhir dengan

pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini mulai dengan

kontrasi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progesif

pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta (Varney.2007)

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah

proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan

37-40 minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Sukarni, 2013)

b. Teori yang menerangkan proses persalinan

1) Teori Kadar Progesteron

Progesterone yang mempunyai tugas mempertahankan

kehamilan semakin menurun dengan makin tuanya kehamilan,

sehingga otot rahim mudah dirangsang oleh oksitosin.

2) Teori Oksitosin

Menjelang kelahiran oksitosin makin mengingkat sehingga

cukup kuat untuk merangsang persalinan.

3) Teori Regangan Otot Rahim

Dengan meregangnya otot rahim dalam batas tertentu

menimbulkan kontraksi persalinan dengan sendirinya.

4) Teori Prostalglandin

Prostalglandin banyak dihasilkan oleh lapisan dalam rahim yang

(14)

commit to user

prostalglandin dari luar dapat merangsang kontraksi otot rahim

dan terjadi persalinan atau gugur kandung (Manuaba.2009).

c. Bentuk Persalinan

Persalinan Berdasarkan Cara Lahir (Bentuk Persalinan)

1) Persalinan Normal

Proses pengeularan janin yang terjadi pada kehamilan cukup

bulan (37 42 minggu). Lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung dalam 18 24 jam tanpa

komplikasi baik pada ibu maupun bayi

2) Persalinan Spontan

Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan

melalui jalan lahir.

3) Persalinan Buatan

Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar, misalnya

ekstrasi dengan forceps atau dilakukan section ca esa ria .

4) Persalinan Anjuran

Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi bari

berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau

prostaglandin (Harianto.2010).

Persalinan Berdasarkan Umur Kehamilan

(15)

commit to user

Abortus (Keguguran) adalah terhentinya kehamilan, sebelum

janin dapat hidup. Berat janin kurang dari 1000 gram dan tua

kehamilan kurang / di bawah 28 minggu.

2) Partus Prematorus

Persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28 36 minggu

berat janin diantara 1000 2500 gram, janin dapat hidup tetapi

prematur.

3) Partus Maturus atau Aterm (Cukup Bulan)

Persalinan pada usia kehamilan 37 40 minggu janin matur

berat janin diatas 2500 gram.

4) Partus Postmaturus

Suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti

tentang ada tidaknya disproporsi sefalo pelvik (Harianto, 2010).

d. Tahap Persalinan

1) Kala I

Kala I persalinan didefinisikan sebgai permulaan kontkasi sejati,

(16)

commit to user

dengan pembukaan lengkap (10 cm ). Hal ini dekenal sebgai

tahap pembukaan serviks (Varney.2007).

2) Fase fase dalam Kala I persalinan:

Fase Laten

a) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan

penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap

b) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.

c) Pada umunya fase laten berlangsung hampir / hingga 8 jam

d) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantar 20

30 detik.

Fase Aktif

a) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

bertahap (kontaksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi

tiga kali atau lebih dalam aktu 10 menit, dan berlangsung

selama 40 detik atau lebih)

b) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap

10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata rata 1 cm / jam

(nulipara/primigravda) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm

(multipara)

c) Terjadi penurunan bagian terbawah janin

(17)

commit to user

3) Kala II

Kala II persalinan dimuali ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi.Kala II

disebut sebagaa kala pengeluaran bayi.

4) Tanda dan gejala kala II persalinan :

a) Ibu mersakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi

b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum

dan atau vaginanya

c) Perineum menonjol

d) Vulva vagina dan sfingter ani membuka

e) Meningkatnya pengeluaran lender bercampur darah.

Tanda pasti kala II ditentuka melalui periksa dalam (informasi

obyektif) yang hasilnya adalah : pembukaan serviks telah

lengkap, terlihatnya bagaian bawah kepala bayi melalui introitus

vagina.

5) Kala III

Kala III persalinan dimulai saat proses pelahiran bayi selesai dan

berakhir dengan lahirnya plasenta. Proses ini dikenal sebagai

kala persalinan plasenta. Kala III persalinan berlangsung antara

rata rata 5 dan 10 menit.Akan tetapi, kisaran normal kala III

sampai 30 menit. Risisko perdarahan meningkat apabila kala III

(18)

commit to user

6) Fisiologis Persalinan Kala III

Pada kala III persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi

mengikuti penyusustan volume rongga uterus setelah lahirnya

bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran

tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi

semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka

plasenta akan terlipat, menebal, dan kemudan lepas dari dinding

uterus. Setelah lepas, palsenta akan turun kebagian bawah uterus

atau ke dalam vagina.

7) Tanda tanda Lepasnya Plasenta

a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus

b) Tali pusat memanjang

c) Semburan darah mendadak dan singkat

8) Manajemen Aktif Kala III

Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan

kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat

mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi

kehilangan darah kala III persalinan jika dibandingkan dengan

penatalaksanaan fisiologis.

Terdiri dari 3 langkah utama : pemberian oksitosin dalam 1

menit pertama setelah bayi lahir, 10 unit IM pada 1/3 bagian atas

paha bagian luar (aspektus lateralis), melakukan peregangan tali

(19)

commit to user

9) Kala IV

Segara setelah kelahiran plasenta, sejumlah perubahan maternal

terjadi saat strees fisik dan emosional akibat ersalinan dan

kelahiran mereda dan ibu memasuki penyembuhan pescaparum

dan bonding (ikatan). Pada saat yang sama, bidan memiliki

serangkaian evaluasi dan tugas untuk diselesaikan terkain

periode intrapartum. Meskipun intrapartum sudah selesai, istilah

kala empat persalinan mengidentifiksai jam pertama

pascapartum ini perlu diamati dan dikaji dengan ketat. Bidan

memiliki tanggung jawab selama kondisi ini untuk hal-hal

berikut :

a) Evaluasi kontraktilitas uterus dan perdarahan

b) Inspeksi dan evaluasi serviks, vagina, dan perineum

c) Inspeksi dan evaluasi plasenta, membrane, dan tali pusat

d) Pengkajian dan penjaitan setiap laserasi atau episiotomy

e) Evaluasi tanda-tanda vitall dan perubahan fisiologis yang

mengidentifikasi pemulihan (Varney.2007)

e. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

1) Power : His dan tenaga mengejan.

2) Pa ssa ge : Ukuran panggul dan otot-otot persalinan.

(20)

commit to user

4) Persona lity (kepribadian) : yang diperhatikan kesiapan ibu

dalam menghadapi persalinan dan sanggup berpartisipasi selama

proses persalinan.

5) Provider (penolong) : dokter atau bidan yang merupakan tenaga

terlatih dalam bidang kesehatan. (Wiknjosastro,H. 2005).

f. Tanda-Tanda Persalinan

1) Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak

kontraksi yang semaikn pendek

2) Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda, yaitu :

a) Pengeluaran lendir

b) Lendir bercampur darah

3) Dapat disertai ketuban pecah

4) Pada pemeriksaan dalam , dijumpai perubahan servik

a) Perlunakan serviks

b) Pendataran serviks

c) Terjadi pembukaan serviks(Manuaba, 2002)

4. Konsep Kesiapan

a. Pengertian Kesiapan

Menurut Dalyono (2005) kesiapan adalah kemampuan yang

cukup baik fisik dan mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yangcukup

dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental berarti

memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu

(21)

commit to user

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan

Menurut Notoadmodjo (2007) terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kesiapan, yaitu :

1) Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi cara berpikir dan cara

pandang ibu tentang persiapan persalinan kurang, misalnya

tentang pemilihan tempat persalinan, penolong persalinan.

2) Paritas

Paritas akan mempengaruhi ibu dalam mempersiapkan persalinan,

ibu yang sudah mempunyai pengalaman melahirkan akan lebih

tahu dan paham tentang peralatan dan persiapan lain yang

diperlukan dalam persalinan.

3) Status pekerjaan

Status pekerjaan dan sosial ekonomi akan mempengaruhi daya

beli keluarga,misalnya perlengkapan ibu dan bayi, tempat

persalinan dan dana yang disiapkan.

4) Sosial budaya

Sosial budaya seperti orang jawa yang meyakini tidak baik

mempersiapkan persalinan sebelum bayi lahir yang disebut

(22)

commit to user

5) Dukungan keluarga

Dukungan keluarga dan kurangnya ibu dalam melakukan

pemerikasaan kehamilan juga akan mempengaruhi sikap ibu

dalam mempersiapkan persalinannya

c. Persipan Fisik Dalam Menghadapi Persalinan

1) Membuat rencana persalinan, meliputi :

a) Tempat persalinan

b) Memilih tenaga kesehatan terlatih

c) Bagaimana cara menghubungi tenaga kesehatan

d) Bagaimana transportasi yang bisa digunakan untuk ke

tempat persalinan

2) Siapa yang akan menemani persalinan

a) Berapa biaya yang dibutuhkan, dan bagaimana cara

mengumpulkannya

b) Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu melahirkan

3) Membuat rencana pembuatan keputusan jika kegawat daruratan

pada saat pembuat keputusan utama tidak ada

a) Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga

b) Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat

keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawat daruratan

4) Mempersiapkan transportasi jika terjadi kegawat daruratan

a) dimana ibu akan melahirkan

(23)

commit to user

c) kemana ibu mau dirujuk

d) bagaimana cara mendapatkan dana

e) bagaimana cara mencari donor darah

5) Membuat rencana atau pola menabung/ Tabungan ibu bersalin

(Tabulin)

6) Mempersiapkan barang-barang keperluan ibu dan janin yang

diperlukan untuk persalinan

d. Persiapan Mental Dalam Menghadapi Persalinan

1) Pikiran Awal/pemula ( )

Pikiran awal atau pemula ( ) hampir sama

dengan pikiran tidak tahu atau . Pikiran awal

atau beginner mind membuat ibu hamil lebih siap menghadapi

segala kemungkinan yang bisa saja terjadi dalam persalinan

nanti, dimana dalam pikiran ini ibu dapat menyadari harapan

dan harapan ibu akan proses persalinan tanpa harus terpaku kaku

dengan harapan-harapan tersebut, apalagi terobsesi. Dalam arti

bahwa ketika ibu sudah mempersiapkan segalanya dengan

sebaik-baiknya maka saat persalinan adalah waktunya untuk

pasrah, ikhlas dan tenang.

2) Tidak menghakimi (Non-Judging)

Apa yang ibu hamil pikirkan seringkali merupakan reaksi dari

pengalaman hidup yang lalu. Ibu hami bisa saja dengan mudah

(24)

commit to user

buruk ketika ibu hamil menemukan hal yang menyenangkan

atau menyakitkan.

Ketika pemikiran tentang penghakiman atau penilaian tersebut

terus ada dalam hati dan pikiran ibu hamil, maka hal ini akan

sangat berdampak hingga proses post par tum (paska

melahirkan) nanti, dimana ini justru berpotensial menderita

depresi post pa rtum. Karena dengan adanya pemikian tersebut

bisa saja ibu selalu menyalahkan diri atas beberapa kejadian

yang mungkin saja tidak mengenakkan dan menyakitkan yang

dialami.Hal ini bisa diatasi dengan memberikan semangat

kepada ibu sehingga muncul percaya diri, dan menganggap

bahwa kondisi tubuhnya ini adalah sebuah kesempatan dan

peluang serta tantangan untuk berlatih lagi. Hingga akhirnya ibu

hamil bisa melahirkan dengan normal dan lancar.

3) Sabar (Pa tience)

Sabar adalah modal utama dalam proses kehamilan dan

persalinan. Sabar adalah ketika ibu hamil harus menunggu

tanda-tanda persalinan datang padahal hari perkiraan lahir sudah

terlewati. Seringkali akibat rasa tidak sabaran inilah maka

muncul rasa takut, muncul rasa khawatir, muncul rasa tidak

percaya kepada tubuh dan bayi, dan akibatnya berbagai

(25)

commit to user

intervensi akan menimbulkan munculnya intervensi berikutnya

dan berikutnya lagi.

4) Tidak Kejar Target

Proses kelahiran, kematian adalah rahasia Sang Pencipta. Dan

ini akan terjadi ketika Dia menghendakinya. Artinya bahwa

seharusnya tidak ada kata-kata dea th line di dalam proses

persalinan. Ilmu pengetahuan dan tehnologi berkembang untuk

membantu dan memudahkan mendampingi proses persalinan.

5) Percaya diri (Trust)

mempercayai tubuh adalah elemen kunci dalam keberhasilan

sebuah persalinan alami. Ketika mind set menyatakan bahwa

tubuh seorang wanita diciptakan untuk melahirkan alami, maka

akan mampu menjalani proses persalinan tersebut walaupun

mungkin proses tersebut begitu tidak nyaman atau bahkan

menyakitkan. Namun sebaliknya jika di dalam diri tidak percaya

diri, maka tidak akan mampu melewati masa-masa itu dengan

baik.

6) Pengakuan dan penerimaan (Acknowledgment)

Terkadang ada suatu kondisi dimana memang tidak

memungkinkan untuk melahirkan dengan normal alami.

(26)

commit to user

terbaik. Sikap pengakuan dan penerimaan itu penting.Untuk

menghindari kekecewaan dan trauma yang berkepanjangan.

7) Pasrah dengan apa yang terjadi (Letting Be)

Pasrah dengan apa yang terjadi saat proses persalinan adalah

mental yang penting dibangun sejak awal. Sehingga yang

terpenting adalah mengupayakan sejak awal segala persiapan

yang dibutuhkan dalam persalinan, kemudian saat proses

persalinan tiba mencoba untuk pasrah dan menjalani proses

dengan hati yang ikhlas. Karena yang paling penting adalah

bagaimana ibu mempersiapkan dan berjalan bersama proses

tersebut.

8) Kebaikan (Kindness)

Kebaikan adalah mutlak diperlukan bagi calon orangtua. Karena

energi ini sangatlah berdampak positif dalam pola pengasuhan

baik di dalam rahim maupun jika janin sudah lahir.Jika ibu

memancarkan kebaikan dan mengarahkan energi kebaikan

kepada semua orang termasuk suami, janin dalam kandungan

dan keluarga maka ibu akan merasa nyaman dan tenang

(Aprilia,2013)

B. Penelitian yang relevan

1. Hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang p4k dengan

pelaksanaan pemeriksaan golongan darah di Desa Tubanan Kecamatan

(27)

commit to user

Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan

cross sectiona l. Sampel sejumlah 52 responden yang diambil secara

keseluruhan dengan tekhnik tota l sa mpling. Instrumen yang digunakan

berupa kuesioner. Analisa data menggunakaan uji Chi Squa re.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden yang

berpengetahuan baik melakukan pemeriksaan golongan darah sebanyak

12 responden (75%), sedangkan mayoritas responden yang

berpengetahuan cukup tidak melakukan pemeriksaan golongan darah

yaitu sebanyak 11 responden (78,6%).

2. Gambaran sikap ibu primigravida trimester III tentang persiapan

persalinan di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta pada tahun

2013 oleh Fitria Martanti.

Jenis penelitian deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian di BPS Finulia

Sri Surjati Banjarsari Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada tanggal

17 31 Mei 2013. Teknik pengambilan sampel dengan accidental

sampling dengan jumlah responden 30 orang, instrumen penelitian

menggunakan kuesioner, teknik analisis data dengan analisis univariat

menggunakan distribusi frekuensi dengan bantuan program SPSS.

Hasil penelitian terhadap 30 ibu primigravida trimester III di BPS

Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta diperoleh hasil yang memiliki

sikap berkategori baik sebanyak 17 responden (56,7 dan sikap kurang

(28)

commit to user

3. Hubungan pengetahuan persalinan dengan persiapan Sarana

menghadapi persalinan pada primigravida Di puskesmas wilayah

wonogiri pada tahun 2011 oleh Darwanti, Endah marlina.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik

dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan berjumlah

30 responden dengan teknik quota sampling. Kuesioner dalam

penelitian ini adalah kuesioner tertutup dengan 26 pertanyaan

pengetahuan persalinan dan 10 pertanyaan persiapan sarana dengan uji

statistik menggunakan chi square.

Hasil penelitian hubungan pengetahuan persalinan dengan persiapan

sarana menghadapi persalinan pada primigravida di puskesmas wilayah

Wonogiri menunjukan bahwa paling banyak responden memiliki

tingkat pengetahuan baik dan pada persiapan persalinan dalam kategori

cukup sejumlah 9 responden (30%) dan responden memiliki

pengetahuan cukup dan pada persiapan persalinan dalam kategori cukup

sejumlah 9 responden (30%) serta responden memiliki pengetahuan

kurang dan pada persiapan persalinan dalam kategori kurang sejumlah 4

(29)

commit to user

1. Hubungan pengetahuan tentang persalianan dengan kesiapan primigravida

dalam menghadapi persalinan

Pengetahuan merupakan kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil

tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu

objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan yang dimaksud adalah

pengetahuan ibu hamil tentang persalinan. Pengetahuan yang dimiliki ibu

hamil akan menentukan cara pikir dan cara pandangnya tentang persalinan.

Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki ibu hamil tentang persalinan

akan membentuk pikiran yang positif tentang persalinan sehingga ibu lebih

siap menghadapi persalinan. Pengetahuan dipengaruhi oleh umur,

pengalaman, pendidikan, lingkungan, dan sumber informasi. Karakteristik

berbeda yang dimiliki responden menjadi faktor yang dapat mempengaruhi

hasil jawaban kuesioner sehingga didapatkan bahwa pengetahuan responden

(30)

commit to user

tentang persalinan diharapkan mampu mempersiapkan persalinan sedini

mungkin baik itu secara fisik maupun mental. Dengan pengetahuan yang baik

ini ibu akan mempunyai kesiapan yang matang untuk dapat menghadapai

persalinan sehingga dapat mengantisipasi sedini mungkin jika terjadi

kegawatdaruratan dalam proses persalinan.

2. Hubungan sikap tentang persalinan dengan kesiapan primigravida dalam

mengahadapi persalinan.

Sikap adalah suatu reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi

hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup

(Notoatmodjo, 2007). Beberapa hal yang dapat mempengaruhi sikap ibu

antara lain pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting,

pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan agama, serta

faktor emosional. (Notoadmodjo,2007). Ibu yang mempunyai sikap baik

tentang persalinan, ia akan percaya, mempunyai perasaan dan kecenderungan

berperilaku yang positif tentang persalinan berdasarkan pengetahuan yang

dimiliki sebelumnya. Ibu hamil percaya bahwa persalinan yang akan dihadapi

memerlukan persiapan agar terhindar dari komplikasi yang mungkin terjadi

baik dalam kehamilannya sampai pascapersalinan. Baik itu persiapan fisik

maupun mental. Sehingga ibu mempunyai kesiapan yang baik dalam

(31)

commit to user

3. Hubungan pengetahuan dan sikap tentang persalianan dengan kesiapan

primigravida dalam menghadapi persalinan.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

seseorang untuk bersikap. Pengetahuan yang baik tentang persalinan dan

sikap yang dimiliki ibu hamil diduga dapat mempengaruhi kesiapan ibu hamil

dalam menghadapi persalinan. Ibu hamil akan mempunyai kesipan yang

matang untuk menghadapi persalinan yaitu dengan mempersiapkan

kebutuhannya baik secara fisik maupun mental. Faktor yang mempengaruhi

kesiapan itu sendiri antara lain tingkat pendidikan, paritas, status pekerjaan,

sosial budaya dan dukungan keluarga. Hal ini karena ibu mempunyai

pengetahuan dan sikap yang baik tentang persalinan. Dengan memiliki

pengetahuan dan sikap tentang persalinan ibu hamil diharapkan mempunyai

kesiapan untuk menghadapi persalian. Sehingga proses persalinan dapat

berjalan dengan lancar karena adanya persiapan yang matang.

D. Hipotesis

1. Ada hubungan positif antara pengetahuan tentang persalinan dengan

kesiapan primigravida dalam mengahadapi persalinan

2. Ada hubungan positif antara sikap tentang persalinan dengan kesiapan

primigravida dalam mengahadapi persalinan

3. Ada hubungan positif antara pengetahuan dan sikap tentang persalianan

secara bersama-sama dengan kesiapan primigravida dalam menghadapi

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Nilai efesiensi tertinggi Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) yang menggunakan ekstrak metanol kulit buah alpukat sebagai dye sensitizer dan TiO 2 yang terstabilkan

Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orang tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengkibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan

Sebagai kelanjutan dari proses pengumuman ini, pemenang sebagaimana tersebut di atas akan ditunjuk sebagai pelaksana pekerjaan dengan surat penunjukan oleh Pengguna

[r]

Pada aspek kelembagaan meliputi belum adanya lembaga yang menangani pembibitan sapi potong, belum tersedianya koperasi bahan baku, tidak tersedianya pabrik

Hal tersebut yang memicu peneliti untuk melakukan penelitian tentang Penerapan Media Software Cubase dalam Pembuatan Aransemen Musik Pada Siswa SMKN 12

Penelitian ini mengenai metode penggelaran kabel bawah laut dan perhitungan rugi daya dan jatuh tegangan kabel listrik bawah laut dengan isolasi XLPE,

Adapun permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana Peran Kepolisian Sektor Tampan dalam mengimplementasi Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan