PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA SMA
PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS
Oleh:
Magda Dwi H. Simanjuntak NIM 4103331028
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala Rahmat dan Berkat yang memberikan nikmat dan kesehatan dan kesempatan kepada penulis penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Genius Learning Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Kimia, Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa SMA Pada Pokok Bahasan Reaksi Redoks”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Pasar M. Silitonga, M.S, Drs. Rahmat Nauli, M.Si, dan Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini mulai dari awal penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak Prof. Dr.Albinus Silalahi, M.S selaku dosen penasehat akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.
v
Terimakasih juga disampaikan kepada sahabat-sahabat terbaikku: Bintang Sartika, Ruth Ade Putri, Alm. Juniar Saragih, Apri Yosiana, Renata Hutagalung, Margaretha Aurelia, Jusni Indah, Agus Mienda, Rosanna Farida, Irma Novita, Desny Yuni, Winda Petra, Eka Sari, Jenri Limbong, dan Chandra Silaen yang selalu memberikan motivasi, memberi saran, menjadi sumber inspirasi, dan menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan dalam penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Kimia Ekstensi 2010 yang memberi semangat dan sudah penulis anggap sebagai keluarga terbaik selama studi 4 tahun di UNIMED.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, September 2014 Penulis
Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Genius Learning dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Kimia, Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa SMA pada Pokok Bahasan Reaksi Redoks
Magda Dwi H.S. (NIM 4103331028)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia, berpikir kritis, dan kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan model pembelajaran PBL (problem based learning) pada pokok bahasan reaksi redoks. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Advent Air Bersih. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan sampel jenuh / sampel total dimana, sampel diambil dari semua kelas. Total keseluruhan terdapat 2 kelas, kelas pertama sebagai Kelas eksperimen 1 yang diajarkan dengan menggunakan Genius Learning Strategi dengan model pembelajaran PBL, sedangkan kelas kedua sebagai kelas eksperimen 2 diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua ranah yaitu kognitif dan afektif. Untuk mengukur kemampuan siswa digunakan Instrumen tes hasil belajar yang disusun dalam bentuk objective test dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah dianalisis dan dinyatakan memenuhi syarat uji validitas isi. Sedangkan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis dan sikap kerjasama siswa digunakan lembar observasi penilaian sikap. Sebagai prasyarat uji hipotesis, data hasil belajar, kemampuan berpikir kritis, dan kerjasama siswa kedua kelompok sampel diuji normalitas dan homogenitasnya dan diperoleh data kedua kelompok sampel yang berdistribusi normal dan homogen. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t-test uji dua pihak. Untuk uji hipotesis hasil belajar siswa (thitung
= 2,30), uji hipotesis kemampuan berpikir kritis siswa (thitung = 2,23), dan uji
hipotesis sikap kerjasama (thitung = 3,33) dimana ttabel= 1,979 untuk α = 0.05 dan
dk = 58. Dengan demikian thitung > 1,979 maka uji hipotesis hasil belajar,
kemampuan berpikir kritis dan kerjasama siswa terima Ha dan tolak Ho. Sehingga ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar, kemampuan berpikir kritis dan kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran genius learning dengan model pembelajaran PBL.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Ruang Lingkup 5
1.3 Rumusan Masalah 6
1.4 Batasan Masalah 6
1.5 Tujuan Penelitian 7
1.6 Manfaat Penelitian 7
1.7 Definisi Operasional 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 9
2.1.1 Pengertian Belajar 9
2.1.2 Pengertian Aktivitas Belajar 10
2.1.3 Hasil Belajar 11
2.1.4 Keterampilan Berpikir Kritis 12
2.1.5 Keterampilan Kerjasama 17
2.1.6 Strategi Pembelajaran 19
2.1.7 Model Pembelajaran 31
2.2 Kerangka Konseptual 43
2.3 Hipotesis Penelitian 45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 48
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian 48
3.3 Variabel Penelitian 48
3.4 Rancangan Penelitian 49
3.5 Instrumen Penelitian 52
3.5.1 Validitas Tes 52
3.5.2 Daya Pembeda 53
3.5.3. Reliabilitas Tes 54
3.6 Teknik Analisis Data 54
3.6.1.Uji Normalitas 54
3.6.2.Uji Homogenitas 55
3.6.4.Uji Korelasi 57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 58
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian 58
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian 59
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 59
4.2.1 Uji Normalitas 65
4.2.2.Uji Homogenitas 66
4.2.3.Uji Hipotesis 68
4.2.4.Uji Korelasi 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 78
5.2. Saran 78
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis 14 Tabel 2.2 Pemasukan Informasi Untuk Masing-Masing Gaya Belajar 26
Tabel 2.3 The Multiple Inteligence Menu 28
Tabel 2.4 Peran Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah 33
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 49
Tabel 4.1 Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Pre-Test Post-Test 60 Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis Tiap Pertemuan 61 Tabel 4.3 Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Berpikir Kritis 62 Tabel 4.4 Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama Siawa Tiap Pertemuan 63 Tabel 4.5 Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Kerjasama Siswa 64 Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pre-Test Post-Test 65 Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Berpikir Kritis Siswa 65 Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Kerjasama Siswa 66 Tabel 4.9 Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa 67 Tabel 4.10 Uji Homogenitas Data Berpikir Kritis Siswa 67 Tabel 4.11 Uji Homogenitas Data Kerjasama Siswa 68 Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Data Post-Test 68 Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Data Berpikir Kritis Siswa 69 Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Data Kerjasama Siswa 70 Tabel 4.15 Data Hubungan Hasil Belajar dengan Kemampuan Kerjasama 71 Tabel 4.16 Deskriptif Rata-Rata Hasil Belajar, Berpikir Kritis dan
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian 50
Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa 59
Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis pada Tiap Pertemuan 61 Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Rata-Rata Nilai Berpikir Kritis 62 Gambar 4.4 Diagram Nilai Rata-Rata Kerjasama Setiap Pertemuan 63 Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama 64 Gambar 4.6 Diagram Rata-Rata Hasil Belajar, Berpikir kritis dan
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus 83
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaam Pembelajaran 87
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa 120
Lampiran 4. Peta Konsep Reaksi Redoks 127
Lampiran 5. Instrumen Penelitian Sebelum Validasi 128 Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Validasi 135 Lampiran 7. Instrumen Penelitian Setelah Validasi 146 Lampiran 8. Kisi-Kisi Instrumen Setelah Validasi 169 Lampiran 9. Rubrik Penilaian Karakter Siswa 175
Lampiran 10.Data Validitas Butir Tes 178
Lampiran 11.Perhitungan Validitas Tes 179
Lampiran 12.Data Reliabilitas Tes 182
Lampiran 13.Perhitungan Reliabilitas Tes 183
Lampiran 14.Data Daya Pembeda Tes 186
Lampiran 15.Perhitungan Daya PEmbeda Tes 187
Lampiran 16.Data Pre-Test dan Post-Test 189
Lampiran 17.Perhitungan Standar Deviasi 191
Lampiran 18.Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa 193 Lampiran 19.Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa 197 Lampiran 20.Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa 199 Lampiran 21.Lembar Observasi Penilaian Karakter Siswa 202 Lampiran 22.Tabulasi Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 206 Lampiran 23.Perhitungan Varians dan Standar Deviasi Berpikir Kritis
Siswa 207
Lampiran 29.Uji Normalitas Sikap Kerjasama Siswa 216 Lampiran 30.Uji Homogenitas Sikap Kerjasama Siswa 218 Lampiran 31.Uji Hipotesis Sikap Kerjasama Siswa 220 Lampiran 32.Uji Analisis Korelasi Hasil Belajar, Berpikir Kritis, dan
Kerjasama Siswa 222
Lampiran 33.Data Hubungan Antara Hasil Belajar dan Berpikir Kritis 223 Lampiran 34.Data Hubungan Hasil Belajar dan Kerjasama 227
Lampiran 35.Tabel Product Moment 231
Lampiran 36. Tabel Chi Kuadrat 232
Lampiran 37. Tabel T 233
Lampiran 38. Tabel F 234
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu proses dalam rangka membina peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan. Masalah yang dihadapi di dunia pendidikan selalau dihubungkan dengan kuantitas, kualitas dan relevansinya dengan dunia kerja. Fungsi pendidikan adalah membimbing anak ke arah suatu tujuan yang kita nilai tinggi. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan itu (Sardiman, 2008). Sejalan dengan itu Hamalik (2001) mengatakan bahwa : Suatu hasil pendidikan dikatakan tinggi mutunya apabila pengetahuan sikap dan keterampilan yang dimiliki lulusan kelak berguna bagi pengembangan selanjutnya baik bagi lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun di masyarakat.
Menurut Muijs dan Reynold (2008), siswa akan memahami pelajaran bila siswa aktif sendiri membentuk atau menghasilkan pengertian dari hal-hal yang diinderanya. Pada kenyataannya, selama ini guru masih belum maksimal dalam melakukan pengelolaan pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat banyak guru yang mengajar hanya dengan menyampaikan materi kepada siswa, sehingga proses belajar mengajar hanya didominasi oleh guru dan siswa bertindak pasif dalam belajar. Kesulitan yang dialami siswa tidak lain kurangnya konsep dan guru belum sempurna dalam menerapkan pengelolaan kegiatan pembelajaran.
Menurut hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran kimia di SMA Advent Air Bersih Medan, data hasil belajar kimia siswa yang dicapai pada umumnya rendah. Fakta ini diperoleh dari data penilaian ujian semester untuk kelas X T.P 2012/2013 dengan nilai antara 60-80 dan nilai rata-rata kelas 68, sedangkan KKM kimia disekolah ini adalah 70.
metode mengajar dengan ceramah. Dengan metode ceramah, guru menjadi pusat pembelajaran dan siswa menjadi subjek penerima pembelajaran saja. Metode pembelajaran ini membuat siswa menjadi pasif dan merasa jenuh dengan pembelajaran yang diberikan. Sehingga hasil pembelajaran yang didapat menjadi tidak maksimal.
Berdasarkan pengalaman pada saat observasi yang dilaksanakan disekolah SMA Advent Air Bersih maka perlu diterapkan suatu strategi belajar yang dipadukan dengan model pembelajaran kimia yang mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Penerapan strategi belajar Genius Learning dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan model alternative yang diharapkan dapat mengaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam arti siswa harus aktif, siswa dapat mengerjakan soal-soal secara sturktur (dari tingkat yang rendah sampai tingkat yang rumit) dengan baik, saling berinteraksi dengan teman-temannya, saling tukar informasi, dan memecahkan masalah. Sehingga siswa tidak ada yang pasif dalam menyelesaikan masalah pelajaran, yang ada adalah untuk menuntaskan materi belajarnya. Selain itu dengan menggunakan model pembelajaran PBL dapat menanamkan karakter siswa untuk berpikir kritis, bertanggung jawab, dan dapat berinteraksi dengan baik dengan sesama.
Pada dasarnya setiap pribadi memiliki gaya belajar yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan inteligensi, psikologis, pengaruh lingkungan sekitar, bahkan teknik-teknik yang digunakan oleh tiap siswa. Pembelajaran konvensional tidak memungkinkan siswa untuk dapat memahami kekuatan dan kelemahan dari masing-masing pribadi karena cenderung kurang mengeksplorasi kemampuan tiap siswa, sehingga menyebabkan siswa merasa malas untuk belajar.
3
tinggi terhadap pelajaran maka akan seiring dengan peningkatan prestasi dan sebaliknya. Untuk itu diperlukan suatu strategi pembelajaran dengan rangkaian pendekatan praktis dalam pembelajaran dengan strategi Genius Learning. Tujuan pembelajaran dengan strategi pembelajaran Genius Learning pada intinya adalah bagaimana membuat proses pembelajaran menjadi efektif, efisien, dan menyenangkan. Strategi pembelajaran Genius Learning dalam penerapan dan hasilnya diharapkan dapat membantu siswa untuk bisa mengerti kekuatan serta kelebihan potensi yang mereka miliki yang dapat dikembangkan.
Usaha lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa selain menggunakan strategi pembelajaran yang tepat juga dapat dilakukan dengan memadukan strategi belajar dengan model pembelajaran yang tepat dan efektif, misalnya dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning. Menurut Arends dalam Trianto (2011) model problem based learning adalah model pembelajaran dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana peserta didik melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir. Dengan demikian peserta didik didorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Penguasaan materi secara bermakna oleh siswa yang dilakukan dengan menampilkan materi ajar dalam bentuk masalah dapat mendorong dan melatih siswa untuk berpikir secara ilmiah.
menarik lagi bagi kebanyakan siswa sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar.
Hasil penelitian dengan menerapkan strategi Genius Learning telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, diantaranya hasil penelitian yang dilakukan Devi (2011) yang meneliti pengaruh genius strategi learning dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII SMPN 5 Padang diperoleh hasil bahwa dengan pembelajaran yang menggunakan strategi Genius Learning ini terlihat siswa bersemangat dalam proses pembelajaran, siswa mempunyai konsep yang terarah mengenai materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa. Terbukti dari hasil postest yang diberikan siswa dapat menjawab 6 dari 7 pertanyaan yang diberikan dengan benar. Sehingga diperoleh nilai akhir 90. Penelitian lain dilakukan oleh Indah (2012) dengan penerapan genius learning strategi untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas di SDN Surabaya diperoleh hasil belajar yang sangat baik dimana nilai ketercapaian aktivitas guru mencapai 93,75 dan nilai rata-rata menulis puisi bebas pada siswa siswi kelas V SD meningkat menjadi 71,8 dan persentase ketuntasan sebanyak 60%. Penelitian juga dilakukan oleh Hozali (2012) terhadap siswa di SMK N 3 Surabaya. Hasil penelitian yang didapat adalah perhitungan keseluruhan aktivitas siswa sebesar 82,375% sehingga dikategorikan sangat baik. Penelitian ini menerapkan genius learning berbasis multiple intelligences yang memungkinkan siswa dengan kecerdasan berbeda dapat memaksimalkan kemampuan mereka masing-masing. Penelitian terakhir dilakukan oleh Henok Siagian (2012)yang meneliti pengaruh penggunaan strategi pembelajaran Genius learning terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN 1 Pancur Batu menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat, dimana rata-rata pretes adalah 36.13 meningkat menjadi rata-rata nilai 76,63 pada postes.
5
dengan media MS Frontpage pokok bahasan larutan elektrolit dan larutan non elektrolit yaitu hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran berbasis masalah dengan media media MS Frontpage lebih tinggi 14% dari hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dengan media charta. Hal ini sejalan dengan penelitian Haani (2010) pada siswa SMA Swasta
YAPIM Medan pokok bahasan struktur atom menunjukkan peningkatan terhadap hasil belajar dan peningkatan kemampuan penalaran berpikir kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata postes siswa yaitu pada kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran problem based learning memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada kelas kontrol yang dibelajarkan dengan model konvensional. Nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen adalah 21,24 sedangkan rata-rata nilai postes kelas kontrol adalah 14,09.
Penerapan strategi Genius Learning dengan Metode Belajar Berbasis Masalah dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa agar merasa tertarik pada bidang studi kimia dan tertarik mempelajarinya.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik melakukan
suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Genius Learning dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Kimia, Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa SMA pada
Pokok Bahasan Reaksi Redoks”
1.2. Ruang Lingkup
1.3. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan model pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning pada pokok bahasan reaksi redoks?
2. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan model pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning pada pokok bahasan reaksi redoks?
3. Apakah ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan model pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning pada pokok bahasan reaksi redoks?
1.4. Batasan Masalah
Agar peneliti lebih terarah, penulis membuat batasan masalah yang akan diteliti yaitu:
1. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah Genius Learning dengan model pembelajaran Problem Based Learning
2. Materi pembelajaran yang digunakan yaitu pokok bahasan Reaksi Reduksi-Oksidasi
7
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan model pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning pada pokok bahasan reaksi redoks?.
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan model pembelajaran problem based learning
dibandingkan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning pada pokok bahasan reaksi redoks.
3. Untuk mengetahui perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan model pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem based learning pada pokok bahasan reaksi redoks.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat member manfaat yaitu:
1. Bagi Guru, dapat dijadikan sebagai strategi dan metode pengajaran alternative, sehingga keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dapat meningkat dan siswa menjadi termotivasi dalam belajar.
2. Bagi siswa, diharapkan dapat menjadi strategi dan metode alternative pembelajaran dalam meningkatkan peran aktif siswa selama proses pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat saat diskusi berlangsung serta melatih siswa bekerja sama, sehingga siswa menjadi senang selama pembelajaran.
1.7. Definisi Operasional
1. Genius Learning Strategy adalah suatu rangkaian pendekatan praktis
dalam meningkatkan hasil pembelajaran yang memiliki delapan tahap pembelajaran yaitu menciptakan suasana kondusif, menghubungkan, gambaran besar, tetapkan tujuan, pemasukan informasi, aktivasi, demonstrasi, serta ulangi dan jangkarkan. Genius Learning membantu anak didik untuk bisa mengembangkan kelebihan mereka sesuai dengan gaya belajar masing-masing karena proses pembelajaran yang terbaik yang dapat diberikan kepada para siswa adalah suatu proses yang diawali dengan menggali dan mengerti kebutuhan anak didik.
2. Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. PBL merupakan model pembelajaran yang merangsang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar. Bekerja secara kelompok untuk mencapai solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah diberikan kepada peserta didik sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan masalah yang akan dipecahkan. Model pembelajaran berbasis masalah digunakan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah-masalah oleh peserta didik yang diharapkan dapat menambah ketrampilan peserta didik dalam pencapaian materi pembelajaran.