• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL (SLIDE SHOW ANIMATION) DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SDN 03 JATEN KARANGANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL (SLIDE SHOW ANIMATION) DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SDN 03 JATEN KARANGANYAR"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL (

SLIDE

SHOW ANIMATION

) DALAM PEMBELAJARAN

KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SDN 03 JATEN

KARANGANYAR

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR

Universitas Sebelas Maret

Oleh:

Andri Dian Maretaningtias C9608005

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA

FAKILTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

(QS. Al Insyirah: 6)

Ilmu itu akan melapangkan hati, meluaskan cara pandang dan membuka

cakrawala

(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya kecilku ini, kupersembahkan untuk :

Ayah, ibu dan seluruh keluargaku untuk segenap kasih sayang, perhatian serta doa

yang tiada henti terucap untukku,

Bapak/ ibu guru, dosen dan laoshi, terima kasih untuk segala bimbingan dan

pelajaran yang sangat berharga,

(7)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, akhirnya penulis

mampu menyelesaikan tugas akhir dengan judul Penggunaan Media Audio

Visual dalam pembelajaran kosakata bahasa Mandarin di SDN 03 Jaten

Karanganyarini, yang dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

mencapai sebutan Ahli Madya Bahasa China pada program III Bahasa China

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

Dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini penulis menyadari tanpa

bantuan berbagai pihak, penulis akan merasa kesulitan dalam menyelesaikan kerja

praktek maupun dalam penyusunan laporan ini. Pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret.

2. Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum. selaku Ketua Program dan pembimbing

Akademik Program Studi Diploma III Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret.

3. Drs. Yohanes Suwanto, M.Hum. selaku Sekretaris Program studi Diploma III

Bahasa China Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

4. Teguh Sarosa, SS, M.Hum selaku Pembimbing Pertama yang telah membantu

memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir.

5. Iwan Kusmartono, S.H. selaku Pembimbing Kedua yang telah memberikan

(8)

commit to user

viii

6. Hj. Endang Widowati, S.pd selaku Kepala Sekolah SDN 03 Jaten

Karanganyar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

melakukan penelitian dan memberikan kesempatan mengambil data yang ada

di sekolah.

7. Ibu Retno Widianingsih, S.Psi selaku Guru Pembimbing di SDN 03 Jaten

Karanganyar.

8. Ibu dan ayah, selaku orang tua yang telah bekerja keras untuk membiayaiku

dan selalu memberiku semangat.

9. Seluruh Dosen dan Karyawan Prodi Diploma III Bahasa China FSSR

Universitas Sebelas Maret.

10.Semua teman dari D3 Bahasa China angkatan 2008 baik kelas A maupun

kelas B, maaf mungkin tidak bisa disebutkan satu per satu.

Akhirnya hanya dengan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya yang

dapat penulis sampaikan. Semoga Allah memberi balasan sesuai amal

kebaikannya.

Surakarta,Juli 2011

(9)

commit to user

ix

ABSTRAK

Andri Dian M. C9608005. 2011. Penggunaan Media Audio Visual (slide show

animation) dalam Pembelajaran kosakata bahasa Mandarin di SDN 03 Jaten

Karanganyar, Program Diploma D3 Bahasa China, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret.

Laporan ini dilatar belakangi kurangnya perhatian (attention) siswa pada saat pelajaran. Permasalahan yang dikaji dalam laporan ini adalah apakah penggunaan audio visual dapat meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran bahasa Mandarin dan hambatan apa saja yang ditemui selama penggunaan media audio visual dalam pembelajaran bahasa Mandarin. Sedangkan tujuan laporan ini adalah mengetahui bagaimana media audio visual dapat menarik perhatian siswa dengan menggunakan media audio visual dan mengetahui hambatan yang dihadapi dalam penerapan media audio visual dan upaya penanganan masalah.

Laporan tugas akhir ini disusun Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi serta studi pustaka.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan perhatian siswa. Hal itu dapat dibuktikan dengan semakin antusiasnya siswa terhadap pelajaran, siswa sering bertanya tentang materi pelajaran selain itu dapat ditunjukan dengan meningkatnya rata-rata nilai sebelum dan sesudah menggunakan media audio visual yaitu sebesar 24,68. Hambatan dalam penggunaan media audio visual antara lain keterbatasan waktu dalam mengajar, keadaan kelas yang sangat ramai. Hal tersebut dapat di atasi dengan guru meminta tambahan waktu dalam mengajar dan memusatkan perhatian siswa dengan memutarkan video yang berhubungan dengan materi.

(10)

commit to user

x

(11)

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ... iii

MOTTO ... iv

A. Latar Belakang Masalah………. 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Teknik Pengumpulan Data……… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Pembelajaran Kosakata Bahasa Mandarin ... 8

1. Pengertian Belajar Mengajar ... 8

2. Pengertian Kosakata ... 10

(12)

commit to user

xii

B. Pemanfaatan Media Audio Visual Dalam Proses

Pembelajaran ... 13

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 13

2. Media Audio Visual Sebagai Media Pembelajaran ... 15

3. Slide show animation ... 17

BAB III PEMBAHASAN ... 18

A. Gambaran Umum Sekolah ... 18

1. Sejarah SDN 03 Jaten Karanganyar……… 18

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah……… 19

3. Kepala Sekolah yang Pernah Memimpin di SDN 03 Jaten Karanganyar……… 19

4. Kegiatan Ekstrakulikuler di SDN03 Jaten Karanganyar . 20 5. Keadaan Sekolah dan Denah……….. . 20

B. Kegiatan Praktik Kerja ... 23

1. Kegiatan Observasi ... 23

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 27

3. Kegiatan Pembelajaran... 42

C. Hasil Refleksi dan Evaluasi ... 49

1. Kendala-Kendala dalam Proses Pembelajaran ... 49

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

A. Kesimpulan ... 53

B. Saran... ... 54

(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Daftar Inventaris Kelas 1C... 23

Tabel 3. 2. Daftar Regu Piket... 24

Tabel 3. 3. Daftar Siswa Kelas 1C SDN 03 Jaten Karanganyar... 26

(14)

commit to user BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian

bahasa.Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagaialat komunikasi antara

anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap

manusia.Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan

simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.

Bahasa juga berfungsi sebagai alat yang digunakan seseorang untuk

mengemukakan pendapat, pikiran dan perasaan kepada orang lain. Dengan bahasa

manusia bisa membentuk masyarakat dan peradaban.Atas dasar inilah maka

sangat wajar bila kita mengatakan bahwa semua aktivitas yang kita lakukan

sepanjang hidup kita selalu membutuhkan bahasa.

Kebanyakan orang belajar lebih dari satu bahasa.Seseorang mungkin dapat

mengetahui atau belajar dua bahasa atau lebih dari permulaan hidupnya, yang

lebih terbiasa ialah bahwa dia belajar bahasa kedua atau bahasa asing sesudah

sistem bahasa pertamanya mantap.Beberapa bahasa asing yang banyak dipelajari

adalah Inggris, Arab, Jerman, dan salah satunya bahasa Mandarin.

Bahasa Mandarin merupakan salah satu bahasa yang utama digunakan

dalam masyarakat Internasional setelah bahasa Inggris.Hal ini berkaitan dengan

bangkitnya China dari tahun ke tahun yang selalu menunjukkan peningkatan

terutama dalam hal pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi.Belum lagi

kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologinya yang juga mengalami

(15)

commit to user

peningkatan yang cukup signifikan seiring dengan laju pertumbuhan ekonominya

yang sangat tinggi. Hal ini praktis menjadi magnet bagi investor asing yang ingin

mencoba mengembangkan bisnisnya di Asia sehingga bahasa Mandarin sebagai

bahasa mayoritas di China secara tidak langsung mengalami “ kenaikan pamor”

sebagai bahasa pengantar utama disamping bahasa Inggris.

Perkembangan bahasa Mandarin sekarang ini sangat pesat. Bahasa

Mandarin selain digunakan di China juga merupakan bahasa resmi di Singapura.

Bahasa Mandarin juga banyak digunakan oleh masyarakat imigran di Asia

tenggara, Amerika utara dan selatan. Selain ituBahasa Mandarin juga banyak

dipelajari oleh orang-orang non asia seperti Amerika serikat, Eropa bahkan

Afrika. Di Amerika serikat memberikan perhatian dalam hal ini, bahkan Amerika

serikat memberikan dana khusus pada sekolah-sekolah untuk mendorong

peningkatan study bahasa Mandarin agar bahasa tersebut dapat dipelajari sedini

mungkin oleh pelajar Amerika serikat, tidak hanya di Amerika serikat di Kenya

dibuka lembaga konfusianisme yang memiliki program bahasa Mandarin pertama

di Afrika. Selain Amerika dan Eropa bahasa Mandarin juga berkembang di

Negara Asia sendiri terutama terkait dengan hubungan dengan China dengan

Negara-negara anggota ASEAN termasuk Indonesia.

Perkembangan bahasa Mandarin di Indonesia juga telah merambah ke

dunia pendidikan Indonesia. Bahasa Mandarin sudah dijadikan sebagai mata

pelajaran dalam kurikulum pendidikan Indonesia mulai dari tingkat SD, SMP,

SMA / SMK dan sederajat untuk memenuhi sumber daya manusia untuk bersaing

(16)

commit to user

sudah menjadi bahasa Internasional dan sangat penting, karena hampir digunakan

di semua bidang. Tak hanya pendidikan tetapi terutama ekonomi dan industri.

Beberapa sekolah yang mengajarkan bahasa Mandarin adalah SMU 1

Karanganyar , SMKN 1Karanganyar, SMU Karangpandan, dan salah satunya di

SDN 03 Jaten Karanganyar.

Pelajaran bahasa Mandarin di SDN 03 Jaten terbilang masih baru karena

bahasa Mandarin belum dimasukkan dalam kurikulum sekolah tersebut. Meskipun

belum dimasukkan dalam kurikulum tapi sekolah tersebut mau menerima

mahasiswa/mahasiswi yang melakukan tugas praktek disana.

Di sini penulis khusus mengajar kelas satu pelajaran kosakata bahasa

Mandarin. Pengenalan kosakata pada siswa kelas satu dimulai dengan pengenalan

benda-benda yang berada di lingkungan sekitarnya, agar mereka mudah

memahami dan mengingat, contohnya seperti profesi/pekerjaan. Di kehidupan

nyata mereka sudah mengenal berbagai profesi seperti guru, polisi, petani, dokter

dan lain-lain, sehingga lebih mudah mengenalkan mereka tentang bahasa

Mandarin dari nama-nama profesi tersebut.

Keadaan kelas satu waktu pelajaran terbilang sangat ramai. Siswa kelas

satu masih terbilang anak usia dini dimana mereka masih suka bermain dan

kurang memperhatikan orang lain, mereka sibuk dengan apa yang dikerjakannya.

Maka dari itu dibutuhkan media pembelajaran yang dapat meningkatkan perhatian

(attention) siswa terhadap materi ajar.

Media pembelajaran adalah sarana yang sangat membantu proses

(17)

commit to user

prestasi belajar siswa dan mampu menarik perhatian siswa dalam proses belajar

mengajar.

Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat

menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga

tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan

proses belajar secara efisien dan efektif.

Disini penulis mencoba agar dalam pengajarannya siswa mampu

menerima dan memperhatikan pelajaran dengan baik sehingga tujuan pengajaran

tersampaikan dan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Di SDN03 Jaten Karanganyar perlengkapan untuk penggajaran sudah

cukup lengkap diantaranya; Laptop, OHP, white board, sehingga penulis tidak

terlalu kesulitan dalam melakukan pengajaran hanya membutuhan media yang

tepat untuk menarik perhatian siswa agar mau memperhatikan pelajaran.

Oleh karena itu penulis menggunakan media audio visual dalam

pembelajaran kosakata. Media audio visual adalah media yang dapat didengar dan

dilihat, media audio visual memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi

kekurangan dari media audio atau media visual semata.

Media audio visual yang akan diterapkan penulis disini menggunakan

power point dalam bentuk slide persentasi dan dalam slide tersebut berisi tema

pelajaran. Maka penulis mengidentifikasikan media audio visual sangat menarik

perhatian bagi murid. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik mengambil judul

“Penggunaan Media Audio Visual (Slide Show Animation) dalam

(18)

commit to user

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah pemanfaatan media audio visual (slide show animation)

sehingga dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran kosakata

bahasa Mandarin?

2. Apa sajakah hambatan yang dihadapi dalam penggunaan media audio

visual (slide show animation) selama proses pembelajaran bahasa

Mandarin dan bagaimana solusi yang diharapkan untuk pemecahan

masalah tersebut?

C. Tujuan penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai adalah:

1. untuk mengetahui bagaimana penggunaan media audio visual sehingga

dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran kosakata bahasa

Mandarin.

2. untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam penggunaan media

(19)

commit to user

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoretis

Menambah wancana tentang media pembelajaran audio visual dalam

upaya mempermudah pembelajaran kosakata bahasa Mandarin.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Peserta Didik

Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pengenalan kosakata

bahasa Mandarin setelah mengikuti proses belajar mengajar yang aktif,

kreatif dan menyenangkan dengan media audio visual.

2. Bagi Guru

Diharapkan penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan alternatif dalam

pengajaran kosakata bahasa Mandarin dengan menggunakan media

audio visual.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan teknik

pengumpulan data melalui :

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan secara langsung terhadap kegiatan

yang sedang berlangsung. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala

atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Penulis melakukan observasi

dengan mengamati dan mempelajari secara visual di SDN 03 Jaten

(20)

commit to user

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data oleh peneliti melalui

wawancara secara langsung antara penulis dengan informan untuk

mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan memperoleh data

yang dapat menjelaskan atau menjawab permasalahan dalam

penelitian. Wawancara dilakukan kepada Kepala Sekolah, guru

pamong dan siswa SDN 03 Jaten Karanganyar.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan cara

mempelajari dan memanfaatkan referensi atau buku-buku yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan data yang

akan digunakan sebagai landasan dalam membahas kenyataan yang

ditemui dalam penelitian dan mempertanggung jawabkan evaluasi

(21)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kosakata Bahasa Mandarin

1. Pengertian Belajar Mengajar

Slameto (1995:2) mendefinisikan belajar adalah “Suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan

lingkunganya.” Selanjutnya Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktifitas

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungannya,

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.”

Kemudian Hamalik (1993:28) mendefinisikan belajar adalah “suatu pertumbuhan

atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah

laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.”

Dari berbagai pengertian yang telah dikemukakan para ahli diatas tentang

belajar, semua menekankan pada perubahan tingkah laku manusia. Seseorang

mempelajari sesuatu dan aktif dalam kegiatan itu tingkah lakunya tidak berubah,

orang tersebut belum dikatakan belajar.

Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar

mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha

mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan

pengajaran yang menimbulkan proses belajar (Usman, 1995: 6). Sejalan dengan

(22)

commit to user

itu, Hamalik (2001: 8) menyatakan bahwa mengajar adalah usaha guru untuk

mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa.

Pengertian ini mengandung makna bahwa guru dituntut untuk dapat berperan

sebagai organisator kegiatan belajar siswa dan juga hendaknya mampu

memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di kelas maupun yang ada di luar kelas

yang menunjang kegiatan belajar mengajar.

Menurut Rusyan (1989:27) bahwa mengajar bukan upaya guru

menyampaikan bahan pelajaran, melainkan bagaimana siswa dapat mempelajari

bahan pelajaran sesuai tujuan.

Dari pengertian belajar dan mengajar yang telah dikemukakan oleh para

ahli, dapatlah dikatakan bahwa proses belajar adalah suatu proses yang

mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal

balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.

Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat

utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa

belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara

guru dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya

penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan

nilai pada diri siswa yang sedang belajar.

(23)

commit to user

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:597) menyatakan bahwa kosakata

adalah perbendaharaan kata. Kosakata merupakan bagian dari suatu bahasa yang

mendasari pemahaman dari bahasa tersebut. Kualitas kosakata yang dimiliki siswa

mempengaruhi empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, membaca,

menulis, berbicara.

Soedjito dalam karyani (2009:19) mengungkapkan bahwa kosakata dapat

diartikan semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan yang dimiliki

seorang pembicara atau penulis, kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu

pengetahuan dan daftar kata yang disusun seperti kamus yang disertai penjelasan

secara singkat dan praktis.

Menurut keraf (1985:68) pembendaharaan kata atau kosakata adalah daftar

kata-kata yang segera kita ketahui artinya bila mendengar kembali walaupun

jarang atau tidak pernah digunakan lagi dalam percakapan atau tulisan sendiri,

Pembendaharaan kata atau kosakata adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh

suatu bahasa.

2. Bahasa Mandarin

a. Pengertian Bahasa Mandarin

Dalam pengertian yang sempit, Mandarin berarti Pǔtōnghuà普通话 dan

guoyu 國語 yang merupakan bahasa standar yang hampir sama yang didasarkan

pada bahasa lisan Bèifānghuá.Pǔtōnghuà adalah bahasa resmi china dan

Pǔtōnghuà adalah bahasa resmi Taiwan. Pǔtōnghuà yang biasanya malah

(24)

commit to user

Dalam pengertian yang luas Mandarin berarti

Bèifānghuá (secara harafiah berarti "bahasa percakapan Utara"), yang merupakan

sebuah kategori yang luas yang mencakup beragam jenis dialek percakapan yang

digunakan sebagai bahasa lokal di sebagian besar bagian utara dan barat daya

Cina, dan menjadi dasar bagiPǔtōnghuà dan Guoyu.Bèifānghuá mempunyai lebih

banyak penutur daripada bahasa apapun yang lainnya dan terdiri dari banyak jenis

termasuk versi-versi yang sama sekali tidak dapat dimengerti.

Seperti ragam-ragam bahasa China lainnya, ada banyak orang yang

berpendapat bahwa bahasa Mandarin itu merupakan semacam dialek, bukan

bahasa.

b. Pembelajaran Kosakata Bahasa Mandarin

Bahasa Mandarin merupakan bahasa yang mempergunakan gaya suara dan

tidak banyak infleksi. Sebagai bahasa yang memiliki kosakata yang sama

bunyinya, tetapi artinya berbeda bahasa Mandarin menggunakan nada yaitu datar,

naik, turun untuk membedakan arti kosakata.

Dalam pembelajaran bahasa Mandarin terdapat beberapa aspek yang

berhubungan, Yaitu (a) Menyimak, (b) Menulis, (c) Berbicara, (d) Membaca.

Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang perlu di perhatikan.

Seseorang mulai belajar berbahasa dimulai dengan menyimak beberapa bunyi

yang didengar, belajar menirukan kemudian dicoba untuk diterapkan dalam

percakapan. Peristiwa menyimak selalu diawali dengan mendengarkan bunyi

(25)

commit to user

oleh telinga didefinisikan bunyinya. Menurut Tarigan (1991:4) “Menyimak adalah

suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,

mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang

terkandung didalamnya”.

Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa,

yaitumenyimak, berbicara, membaca dan menulis itu sendiri. Setiap

keterampilanmempunyai hubungan erat dengan keterampilan yang lainnya. Oleh

karena itu keterampilan menulis sudah tentu berhubungan dengan menyimak,

berbicara,dan membaca. Dalam penulisan huruf Hanzi berbeda dengan penulisan

huruf pada umumnya. Dalam bahasa Mandarin setiap huruf terdapat urutan-urutan

goresan yang sudah ditentukan, menulis harus sering dilatih agar dapat menulis

dan dapat menghafal tulisan dengan benar.

Berbicara juga termasuk dalam keterampilan berbahasa. Bahasa

merupakan unsur penting dalam berkomuniksai dengan orang lain. Di dalam

pembelajaran bahasa Mandarin berbicara sangat dibutuhkan untuk melatih agar

dalam mengucapkan kata atau kalimat sesuai nada. Kemampuan berbicara dalam

bahasa mandarin juga dapat dilakukan dengan sering bicara bahasa Mandarin.

Henry Guntur Tarigan berpendapat bahwa “Membaca adalah suatu proses

yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang

hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”2.

Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan

akan terlihat dalam pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual

(26)

commit to user

yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak

terlaksana dengan baik.

B.Pemanfaatan Media Audio Visual dalam Proses Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata “Media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata

“Medium”. Secara harafiah kata tersebut memiliki arti perantara atau pengantar.

Akan tetapi sekarang kata tersebut digunakan, baik untuk bentuk jamak maupun

mufrad. Kemudian telah banyak pakar dan organisasi yang memberikan batasan

mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya mengemukakan bahwa media

adalah sebagai berikut:

a) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluaan

pembelajaran, jadi media adalah perluasan dari guru.

b) Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk

teknologi perangkat kerasnya.

c) Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar.

d) Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.

e) Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang

siswa untuk belajar.

f) Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar

(27)

commit to user

Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi.

Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari “Medium”

yang secara harafiah berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan (a source)

dengan penerima pesan (a receiver). Heinich mencontohkan media ini seperti

film, televisi, diagram, bahan tercetak (Printed materials), komputer, dan

instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media

pembelajaran jika membawa pesan-pesan (Messages) dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran. Heinich juga mengartikan hubungan antara media denga

pesan dan metode (methods).

Selain pengertian media yang telah diuraikan diatas, masih terdapat

pengertian lain yang dikemukakan oleh beberapa ahli, beberapa pengertian media

pembelajaran berikut ini adalah sebagai berikut:

a) Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran.

b) Sarana fisik untuk menyampaikan isi / materi pembelajatan seperti buku,

film, vidio, slide, dan sebagainya.

c) Sarana komunikasa dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk

teknologi prangkat kerasnya.

Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur

peralatan atau perangkat keras (hardware) dalam unsur pesan yang dibawanya

(massage/software) dengan demikian media pembelajarn memerlukan peralatan

untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukan peralatan itu, tetapi pesan

(28)

commit to user

Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa (a) media

pembelajaran merupakan wadah dari pesan, (b) materi yang akan disampaikan

adalah pesan pembelajaran, (c) tujuan yang akan dicapai ialah proses

pembelajaran. Selanjutnya penggunaan media secara kreatif akan memperbesar

kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang

dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan penampilan dalam melakukan

keterampilan sesuai dengan yang menjadi tujuan pembelajaran.

2. Media Audio Visual Sebagai Media Pembelajaran

Media audio visual adalah media yang dapat didengar dan dilihat, media

audio visual memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi kekurangan dari media

audio atau media visual semata.

Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual pada dasarnya dapat

dibedakan menjadi dua yaitu:

a) Media Audio Visual diam, dan

b) Media Audio Visual gerak

Jenis-jenis media pengajaran yang tergolong dalam media audio visual

diam antara lain “Slow scan TV”, “Time shared TV”, TV diam, film rangkai

bersuara, film bingkai bersuara, halaman bersuara dan buku bersuara. Sedangkan

yang tergolong dalam media audio visual gerak adalah film bersuara, pita video,

film TV, TV, holografi, video tapes dan gambar bersuara.

Secara umum media mempunyai kegunaan:

(29)

commit to user

b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.

c) Menimbulkan gairah belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampauan visual, auditori dan kinestetiknya.

d) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.

b. Pembelajaran dapat lebih menarik.

c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar.

d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan di manapun

diperlukan

g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses

pembelajaran dapat ditingkatkan.

h. Peran guru berubah kearah yang positif.

Dengan demikian pemanfaatan media audio visual sangat membantu guru

dalam proses belajar mengajar.

3. Slide Show Animation

Microsoft Power Point digunakan untuk membuat file presentasi baik

dalam bentuk file presentasi statis maupun file presentasi dinamis dengan sisipan

(30)

commit to user

lebih menarik dan jelaskan tujuannya jika dipresentasikan karena Microsoft Power

Point akan membantu dalam pembuatan slide, outline presentasi, ptesentasi

elektronika, menampilkan slide yang dinamis, termasuk animasi clip art yang

menarik, yang semua itu mudah ditampilkan di monitor.

Jadi, dengan menampilkan melalui Microsoft Power Point kita dapat

dengan mudah menambah tema pelajaran yang dapat mendukung pembelajaran,

sehingga pembelajaran lebih menarik perhatian siswa dan dan minat siswa untuk

(31)

commit to user BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah SDN 03 Jaten Karanganyar

SDN 03 Negeri Jaten Karanganyar berdiri pada tahun 1974, sebelum

berubah nama menjadi SDN 03 Jaten awalnya bernama SD INPRES.

Pada permulaannya SDN 03 Jaten Karanganyar berstatus swasta penuh. Pada saat

itu yang menjabat sebagai kepala sekolah adalah H. Soepadmi Umar. Saat itu

siswanya sangat sedikit hanya di bagi menjadi bagian A dan bagian B dengan

tenaga pengajar yang terbatas pula. Seiring waktu semakin berkembangnya SDN

03 Jaten Karanganyar disahkan oleh pemerintah menjadi sekolah yang berstatus

negeri.

Pada tahun ajaran baru 2009/2010 SDN 03 Jaten Karanganyar sudah

dipercaya oleh pemerintah menjadiRintisan Sekolah Berstandar International

(RSBI). Dengan amanah ini, perubahan roadmap pengembangan sekolah telah

pula dilakukan, mulai dari perubahan visi, misi, rencana strategis hingga program

dan kegiatan-kegiatannya. SDN 3 Jaten memiliki visi, misi dan tujuan sekolah

yaitu:

(32)

commit to user

2. Visi, Misi dan Tujuan sekolah

Visi:

” Terwujudnya sumber daya manusia yang berkualitas berwawasan perspektif

global dan menjadi insan yang cerdas, berprestasi dan bermartabat.”

Misi:

a. Menjadi sarana pengembangan bakat dan minat bagi siswa.

b. Membentuk siswa menjadi manusia cerdas yang dapat berkompetisi di

dunia pendidikan.

c. Memberikan bekal untuk dapat survive dan menghadapi tantangan hidup.

d. Mewujudkan pendidikan yang mampu menghasilkan insan yang bermoral.

Tujuan:

a. Memberi fasilitas bagi siswa yang memiliki potensi bakat istimewa untuk

memperoleh pendidikan khusus.

b. Mengembangkan potensi bakat dan minat siswa untuk lebih maksimal.

c. Untuk mempersiapkan siswa untuk dapat hidup di masyarakat dan

mampu menjawab tantangan perubahan zaman yang sangat cepat di era

globalisasi.

3. Kepala Sekolah yang Pernah Memimpin Di SDN 03 Jaten

Karanganyar

a. H Soepadmi Umar S.

(33)

commit to user

c. Hj Purwanti BA

d. Drs Agus Saptomo

e. Hj Endang Widowati S.pd

4. Kegiatan Ekstrakulikuler Di SDN 3 Jaten Karanganyar:

a. Drumband.

1. SDN 03 Jaten beralamatkan di :

Jalan : JL. Raya solo-Tawangmangu km 9

(34)

commit to user

Sebelah Timur Pabrik Teh Gunung Subur.

Sebelah Selatan Perum Jaten Permai Indah.

Sebelah Barat Lapangan Jaten.

Berdasarkan letaknya yang berada di tepi jalan raya, maka sekolah ini

mudah dijangkau oleh kendaraan umum dan dapat dikatakan strategis. Letaknya

juga berdekatan dengan toko dan fasilitas fotocopy sehingga dengan demikian

(35)

commit to user

U

Denah SDN 03 Jaten Karanganyar

(36)

commit to user

B. Kegiatan Praktik Kerja

1. Kegiatan Observasi

a. Keadaan Kelas 1C pada Umumnya

Kelas yang di observasi adalah kelas 1C yang akan digunakan praktek

mengajar oleh praktikan dengan menerapkan media audio visual dalam kegiatan

belajar mengajar.

Kelas 1C mempunyai ruangan yang cukup luas yaitu berukuran 7x8 meter

sehingga dapat di tempati oleh siswa-siswi sebanyak 29 anak. Dengan perincian

laki-laki 11 anak, perempuan 18 anak.

Di kelas 1C mempunyai fasilitas yang mendukung dalam proses belajar

mengajar seperti white board, speaker dan lain-lain.

Berikut ini adalah daftar inventaris kelas 1C SDN 03 Jaten Karanganyar.

Tabel 3.1: Daftar Inventaris Kelas 1C

NO Nama Barang Jumlah Barang Keadaan Barang

(37)

commit to user

Selain kelas yang cukup luas, keadaan kelas 1C sangat rapi dan bersih.

Setiap siswa dididik untuk selalu menjaga kebersihan dan tidak membuang

sampah disembarang tempat. Di kelas juga dibentuk regu piket setiap regu piket

bertugas membersihkan kelas sesuai jadwal yang ditentukan.

Berikut ini daftar regu piket SDN 03 Jaten Karanganyar.

Tabel 3.2 : Daftar Regu Piket

b. Keadaan Siswa Kelas 1C pada Umumnya

Siswa kelas satu mempunyai kedisipilan yang tinggi. Mereka selalu masuk

kelas tepat waktu sebelum pelajaran dimulai dan mereka selalu memakai tanda

pengenal yang merupakan syarat wajib bagi siswa dan apabila tidak

menggunakanya akan mendapat sanksi.

Selain itu, mereka memiliki keakraban dan kerja sama yang baik antar

semua anggota kelas. Mereka tidak hanya mampu menjalin hubungan yang baik

dengan guru-guru yang mengajar di kelas ini tetapi juga dengan guru-guru yang

lain.

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

Bagas Atha Dewa Ghilang Sakti Vino

Amanda Gandhi Falih Rangga Keiza Ofi

Nindy Tias Naia Nabila Tasya Diana

Ayu Dewi Dhia Rendra Giring Windya

(38)

commit to user

Proses belajar mengajar pada umumnya berjalan cukup tenang dan

kondusif, ada sebagian siswa yang memperhatikan pelajaran sampai selesai dan

apabila mereka tidak mengerti dengan materi pelajaran yang disampaikan mereka

tidak segan untuk bertanya apa yang belum mereka pahami.

Tetapi ada beberapa siswa yang sering membuat gaduh seperti menyanyi

sendiri di dalam kelas, menganggu teman yang lain dan bertengkar, dan hal

tersebut secara tidak langsung mempengaruhi suasana kelas sehingga kelas

menjadi ramai dan tidak kondusif.

Mereka yang membuat gaduh kebanyakan kurang memperhatikan

pelajaran, mereka merasa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran karena

penyampaian materi hanya sebatas ceramah dan tanya jawab.

Berikut ini disajikan daftar nama siswa kelas 1 C SDN 3 Jaten

(39)

commit to user

Tabel 3.3 : Daftar Siswa Kelas 1C SDN 3 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011

NO No. Induk Nama siswa

1 4047 Afrizal Bagus Pramuditya

2 4048 Amanda Ardelia Khairunisa

3 4049 Anindia Rizqy Mayasani

4 4050 Atha Majendra Putradiwa

5 4051 Ayu Anindya Maharani

6 4052 Ayuningtyas Sasanti

7 4053 Cindy Aulia Santoso

8 4054 Desta Sari Widowati

9 4055 Dewa Yanu Raditya

10 4056 Dewi Puspitawati

11 4057 Fahmadia Jian Tyas Anggriana

12 4058 Falih Aninditya Putra

13 4059 Ganaia Liasya Shafyna

14 4060 Gandhi Pramono

15 4061 Ghilang Shino Djati

16 4062 Khofifah Nalil Mukarrohmah

17 4063 Klarisa Aurelia Ceizara

18 4064 Nabila Azzahra

19 4065 Nalendra Brilian Mahaputra

20 4066 Narendra Rangga Wibowo

21 4067 Nasya Fatika Fauziar

22 4068 Natasya Vania Rahmawati

23 4069 Nathania Hayu Reswara

24 4070 Regina Widyadhana

25 4071 Rusdiana Kusuma Sari

26 4072 Sakti cahya Buana

27 4073 Sevilla Indah Dewi Giring

28 4074 Zevino Alvanto Ismawan

29 4075 Mufti Ibrahim

Dari keadaan siswa seperti itu membuat praktikan berinisiatif

menggunakan media audio visual (Slide Show Animation) dengan harapan mampu

(40)

commit to user

belajar mengajar tercapai dan mampu mengubah keadaan kelas menjadi lebih

baik.

Di kelas 1C ada sebuah regu belajar. Setiap regu terbagi menjadi 4-5

siswa. Fungsi regu belajar tersebut adalah apabila ada tugas berkelompok, regu

belajar tersebut berfungsi sebagai wadah untuk mendiskusikan pelajaran yang

diberikan, bisa saling tukar pikiran dan pendapat antar siswa yang berkaitan

dengan tema pelajaran.

Berikut ini disajikan tabel daftar kelompok belajar kelas 1C SDN 03 Jaten

Karanganyar

Tabel 3.4 : Daftar Kelompok Belajar

Daftar Kelompok Belajar Kelas 1C

Regu 1 Regu 2 Regu 3 Regu 4 Regu 5 Regu 6

perangkat pembelajaran yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum

melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dalam setiap kali pertemuan. Dalam

(41)

commit to user

kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, metode yang

dipakai, media pembelajaraan, sumber bahan dan lain sebagainya.

Komponen RPP adalah sebagai berikut :

a. Identitas

Identitas Mata Pelajaran yang meliputi nama sekolah, mata pelajaran, tema

pelajaran, alokasi waktu.

b. Standar Kompetensi (SK)

Seperangkat kompetensi yang dibakukan sebagai hasil belajar materi pokok

tertentu dalam satuan pendidikan yang harus dicapai siswa selama satu

semester.

c. Kompetensi Dasar (KD)

Rincian kompetensi dalam setiap aspek materi pokok yang harus dilatihkan

kepada peserta didik sehingga kompetensi dapat diukur dan diamati.

d. Indikator

Indikator merupakan wujud dari kompetensi dasar yang lebih spesifik, yang

merupakan cerminan dari kemampuan peserta didik dalam suatu tahapan

pencapaian pengalaman belajar yang telah dilalui. Bila serangkaian indikator

dalam suatu kompetensi dasar sudah dapat di capai peserta didik, berarti target

kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi.

e. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan oleh

(42)

commit to user

telah direncanakan oleh pengajar. Tahap kegiatan tersebut terdiri dari tahap

pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.

f. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan cara dalam menyajikan (menguraikan,

memberi contoh, memberi latihan dan lain-lain) suatu bahan kajian kepada

peserta didik. Berbagai contoh metode pembelajaran yang sering digunakan

antara lain diskusi, ceramah, tanya jawab dan lain-lain.

g. Sumber Belajar

Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk

penggalian informasi. Sumber belajar ini dapat berupa dosen (sebagai nara

sumber), buku teks, jurnal ilmiah, laporan penelitian, internet dan lain-lain.

h. Media Pembelajaran.

Segala sesuatu yang dapat menyalurkan atau menyampaikan pesan / informasi

dari sumber pesan / informasi ke penerima pesan / informasi disebut media

pembelajaran. Yang menjadi sumber informasi adalah hal-hal yang dapat di

lihat,dibaca maupun didengarkan. Media tersebut dapat berupa alat-alat

(43)

commit to user

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama sekolah : SDN 3 Jaten Karanganyar

Mata pelajaraan : Bahasa Mandarin

Tema : Tempat Umum

Pertemuan : 1 dan 2

Kelas/Semester : 1C / II

Alokasi waktu : 1 X 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Siswa diharapkan mampu menguasai kosakata serta dapat menggunakan

kosakata bahasa Mandarin sesuai konteks kehidupan sehari-hari.

B. KOMPETENSI DASAR

Siswa dapat menguasai pelajaran bahasa Mandarin meliputi penguasaan

kosakata serta dapat membaca kosakata bahasa Mandarin.

C. INDIKATOR

 Siswa mampu mengerti arti dari setiap kosakata pada materi pembelajaran

tempat umum bahasa Mandarin.

 Siswa mampu membaca/melafalkan kosakata bahasa Mandarin dengan

nada yang benar.

D. Tujuan Pembelajaran

(44)

commit to user

 Menguasai kosakata baru pada materi.

 Melafalkan kosakata dengan nada dan pengucapan yang benar.

E. Materi Pembelajaran :

Pinyin / cara baca Arti

xué xiào

Sekolah

yín hang

Bank

yóu jú

Kantor pos

shì chǎng Pasar

yī yuàn Rumah sakit

chē zhàn Terminal

fēi ji chǎng Bandara

huǒ chē zhàn Stasiun kereta api

F. Metode Pembelajaran

(45)

commit to user

G . LANGKAH-LANGKAH

NO Kegiatan belajar Waktu

1 Kegiatan Awal

 Guru menyampaikan salam pembuka dan tanya jawab terkait

mempersiapkan kondisi siswa untuk dapat menerima pelajaran  Absensi

4’

Kegiatan Inti

 Murid mendengarkan penjelasan guru dan guru menuliskanmateri

pembelajaran di white board.

 Murid menirukan nama-nama tempat umum yang di ucapkan guru

dalam bahasa mandarin.

 Murid membaca nama-nama tempat umum dalam bahasa mandarin.  Murid mengucapkan nama-nama tempat umum dalam bahasa

mandarin.

 Murid mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Kegiatan akhir

 Menanyakan kepada murid apakah ada kesulitan dalam menerima

pelajaran.

 Memberitahukan tema yang akan dipelajari pada pertemuan

berikutnnya.

27’

4’

H. Sumber Belajar

 Kamus bahasa Mandarin-Indonesia, Indonesia- Mandarin ( Tim khashiko

(46)

commit to user

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama sekolah : SDN 3 Jaten Karanganyar

Mata pelajaraan : Bahasa Mandarin

Tema : Pekerjaan

Pertemuan : 3 dan 4

Kelas/Semester : 1C / II

Alokasi waktu : 1 X 35 menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Siswa diharapkan mampu menguasai kosakata serta dapat menggunakan

kosakata bahasa Mandarin sesuai konteks kehidupan sehari-hari.

B. KOMPETENSI DASAR

Siswa dapat menguasai pelajaran bahasa Mandarin meliputi penguasaan

kosakata serta dapat membaca kosakata bahasa Mandarin.

C. INDIKATOR

 Siswa mampu mengerti arti dari setiap kosakata pada materi pembelajaran

pekerjaan bahasa Mandarin.

 Siswa mampu membaca/melafalkan kosakata bahasa Mandarin dengan

nada yang benar.

 Siswa mampu mengingat kembali pelajaran yang telah diajarkan dalam

pertemuan sebelumnya dan mengerjakan soal yang berhubungan dengan

(47)

commit to user

D. Tujuan Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran, siswa dapat :

 Menguasai kosakata baru pada materi.

 Melafalkan kosakata dengan nada dan pengucapan yang benar.

E. Materi Pembelajaran :

Pinyin/cara baca Arti

xiào zhǎng Kepala sekolah

lǎo shī Guru

bǎo ān rén yuán Satpam

yuán dīng Tukang kebun

nóng mín Petani

jǐng chá Polisi

dài fu Dokter

sī jī Sopir

fēi xíng yuán Pilot

hù shi perawat

F. Metode Pembelajaran

(48)

commit to user

G. LANGKAH-LANGKAH

H. Sumber Belajar

 Kamus bahasa Mandarin-Indonesia, Indonesia-Mandarin ( Tim khashiko

publisher)

NO Kegiatan belajar Waktu

1 Kegiatan Awal

 Guru menyampaikan salam pembuka dan tanya jawab terkait

mempersiapkan kondisi siswa untuk dapat menerima pelajaran

 Absensi

4’

Kegiatan Inti

 Murid mendengarkan penjelasan guru dan guru menuliskanmateri pembelajaran di white board.

 Murid menirukan nama-nama profesi/pekerjaan yang diucapkan

guru dalam bahasa mandarin.

 Murid membaca nama-nama profesi/pekerjaan dalam bahasa

mandarin.

 Murid mengucapkan nama-nama profesi/pekerjaan dalam bahasa mandarin.

 Murid mengerjakan tugas yang diberikan guru.

(49)

commit to user

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama sekolah : SDN 3 Jaten Karanganyar

Mata pelajaraan : Bahasa Mandarin

Tema : Buah

Pertemuan : 5 dan 6

Kelas/Semester : 1C / II

Alokasi waktu : 1X 45menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Siswa diharapkan mampu menguasai kosakata serta dapat menggunakan

kosakata bahasa Mandarin sesuai konteks kehidupan sehari-hari.

B. KOMPETENSI DASAR

Siswa dapat menguasai pelajaran bahasa Mandarin meliputi penguasaan

kosakata serta dapat membaca kosakata bahasa Mandarin.

C. INDIKATOR

 Siswa mampu mengerti arti dari setiap kosakata pada materi pembelajaran

buah dalam bahasa Mandarin.

 Siswa mampu membaca/melafalkan kosakata bahasa Mandarin dengan

(50)

commit to user

 Siswa mampu mengingat kembali pelajaran yang telah diajarkan dalam

pertemuan sebelumnya dan mengerjakan soal yang berhubungan dengan

materi.

D. Tujuan Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran, siswa dapat :

 Menguasai kosakata baru pada materi.

 Melafalkan kosakata dengan nada dan pengucapan yang benar.

E. Materi Pembelajaran :

Pinyin / cara baca Arti

xī guā Melon

cǎo méi Strobery

ping guǒ Apel

xiāng jiāo Pisang

jú zi Jeruk

máng guǒ Mangga

yīng táo Cerry

bō luó Bo luo

tián guā Melon

Táozi Buah persik

F. Metode Pembelajaran

(51)

commit to user

G. Media Pembelajaran

Video, Materi pembelajaran

H. LANGKAH-LANGKAH

NO Kegiatan belajar Waktu

1 Kegiatan Awal

 Guru menyampaikan salam pembuka dan tanya jawab

terkait mempersiapkan kondisi siswa untuk dapat

menerima pelajaran

 Absensi

5’

Kegiatan Inti

 Guru menjelaskan materi

 Guru memutarkan video tentang buah

 Guru memutarkan video dan murid membaca / melafalkan per kosakata.Murid mengerjakan tugas yang

diberikan guru.

 Kamus bahasa Mandarin-Indonesia, Indonesia- Mandarin ( Tim khashiko

(52)

commit to user

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama sekolah : SDN 3 jaten Karanganyar

Mata pelajaraan : Bahasa mandarin

Tema : Warna

Pertemuan : 7 dan 8

Kelas/Semester : 1C / II

Alokasi waktu : 1X 45menit

A. STANDAR KOMPETENSI

Siswa diharapkan mampu menguasai kosakata serta dapat menggunakan

kosakata bahasa Mandarin sesuai konteks kehidupan sehari-hari.

B. KOMPETENSI DASAR

Siswa dapat menguasai pelajaran Bahasa Mandarin meliputi penguasaan

kosakata serta dapat membaca kosakata bahasa Mandarin.

C. INDIKATOR

 Siswa mampu mengerti arti dari setiap kosakata pada materi pembelajaran

(53)

commit to user

 Siswa mampu membaca/melafalkan kosakata bahasa Mandarin dengan

nada yang benar.

 Siswa mampu mengingat kembali pelajaran yang telah diajarkan dalam

pertemuan sebelumnya dan mengerjakan soal yang berhubungan dengan

materi.

D. Tujuan Pembelajaran

Pada akhir pembelajaran, siswa dapat :

 Menguasai kosakata baru pada materi.

 Melafalkan kosakata dengan nada dan pengucapan yang benar.

(54)

commit to user

H. LANGKAH-LANGKAH

NO Kegiatan belajar Waktu

1 Kegiatan Awal

 Guru menyampaikan salam pembuka dan tanya jawab

terkait mempersiapkan kondisi siswa untuk dapat

menerima pelajaran  Absensi

5’

Kegiatan Inti

 Guru menjelaskan materi

 Guru memutarkan video tentang warna

 Guru memutarkan video tentang warna dan murid

membaca/melafalkan per kosakata.

Kegiatan akhir

 Menanyakan kepada murid apakah ada kesulitan dalam

menerima pelajaran.

 Kamus bahasa Mandarin-Indonesia, Indonesia- Mandarin ( Tim khashiko

(55)

commit to user

3. Kegiatan Pembelajaran

Mengajar berarti menyampaikan atau menularkan pengetahuan. Dalam hal

itu baik pengajar atau murid harus mengerti bahan apa yang harus dibicarakan.

Dengan kata lain dalam kegiatan mengajar harus terjadi suatu proses, yaitu proses

belajar. Pengajar harus mengusahakan agar proses belajar mengajar itu terjadi.

Namun bila pengajar tidak mengerti tentang proses belajar maka dia pun tidak

dapat mengusahakan terjadinya proses belajar mengajar, oleh karena itu seorang

pengajar haruslah mampu menyusun strategi yang dapat dipakai agar proses

belajar mengajar itu dapat terjadi.

Kegiatan belajar mengajar bahasa Mandarin di kelas 1C SDN 3 Jaten

Karanganyar dilaksanakan selama 8 kali pertemuan.

Tabel 3.5 : Jadwal Kegiatan Belajar mengajar

Pertemuan

Ke Tanggal Materi

1 4 Februari 2011 Tempat umum

2 11 Februari 2011 Pengulangan Materi dan mengerjakan tugas

3 18 Februari 2011 Pekerjaan/profesi

4 25 Februari 2011 Pengulangan materi dan pemberian Tugas

5 4 Maret 2011 Buah

6 11 Maret 2011 Pengulangan materi dan pemberian Tugas

7 18 Maret 2011 Warna

(56)

commit to user

a. Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama, tanggal 4 Februari 20011, guru pratikan

menyampaikan harapan agar siswa dikelas itu dapat bekerja sama untuk mencapai

tujuan yang sama yaitu menguasai materi yang diberikan dan tidak ramai dalam

waktu pelajaran. Pada pertemuan pertama praktikan belum menggunakan media

audio visual slide show animation. Sebelum Pelajaran dimulai praktikan

mengawali dengan mengucapkan salam dengan kalimat “Zǎoshang hǎo!” karena

belum tau apa arti salam tersebut mereka hanya diam dan praktikan mencoba

menjelaskan arti salam tersebut yang artinya selamat pagi dan mereka serentak

menjawab “Zǎoshang hǎo!”. Selanjutnya guru praktikan mengadakan Tanya

jawab seputar tema yang telah di tentukan yaitu tentang tempat umum.

Dalam pelajaran tersebut guru praktikan bertanya kepada siswa dengan

maksud menarik perhatian siswa dengan bertanya “Apa yang yang termasuk

tempat umum”? Hampir seluruh siswa angkat jari dan guru praktikan memilih

beberapa siswa untuk mengutarakan pendapat mereka, ada siswa yang menjawab

pasar, rumah sakit, halte dan lain-lain. Kemudian guru praktikan memberikan

beberapa contoh tempat umum beserta nama Mandarinnya sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran seperti pasar bahasa Mandarinya “shì chǎng” rumah

sakit “yī yuàn”, bank “yín háng”, kantor pos “yóu jú”, bandara “fēi ji chǎng”. Saat

guru praktikan menulis materi di white board siswa mulai ramai dan tidak

(57)

commit to user

sehingga keadaan kelas mulai ramai. Guru praktikan mencoba menenangkan kelas

dengan cara guru praktikan diam sejenak sambil menatap siswa tanpa bersuara

dengan harapan dapat menimbulkan kesadaran siswa untuk diam kembali dan

memperhatikan pelajaran kembali setelah cukup tenang Kemudian pelajaran

dilanjutkan yaitu siswa menirukan guru praktikan membaca materi di white

board. Karena waktu yang terlalu pendek yaitu hanya 35 menit dan keadaan siswa

yang ramai proses belajar mengajar berjalan kurang optimal.

b. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua, tanggal 11 Februari 2011, kegiatan belajar

mengajar dilaksanakan selama 35 menit dengan pembagian waktu 15 menit untuk

mengulang materi sebelumnya dan 15 menit untuk mengerjakan soal latihan. Guru

praktikan membuka pelajaran dengan salam pembuka “Zǎoshang hǎo! ” kemudian

siswa menjawab “Zǎoshang hǎo!” kemudian dilanjutkan dengan mengabsen

siswa. Setelah selesai mengabsen dilanjutkan pelajaran sebelumnya guru

praktikan bertanya apakah mereka masih ingat pelajaran pada minggu

sebelumnya, ada beberapa siswa yang menjawab masih ingat dan ada yang

menjawab sudah lupa. Setelah itu guru praktikan mencoba mengembalikan

ingatan mereka pada pelajaran minggu sebelumnya dengan memanggil secara

acak beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan, misalnya guru melempar

pertanyaan dulu baru kemudian memanggil salah satu siswa untuk menjawab

pertanyaan. Kemudian guru bertanya apa bahasa Mandarinya “pasar” setelah itu

(58)

commit to user

Tapi juga ada sebagian besar siswa yang lupa sama sekali tentang materi

sebelumnya, saat diberi pertanyaan tidak bisa menjawab setelah diberitahu

jawabanya dan ditanya kembali mereka masih lupa dan tidak bisa menjawab,

mereka merasa kesulitan mengingat kosakata yang diberikan pada pertemuan

sebelumnya

Dengan demikian berarti bahwa sebagian siswa masih ingat akan materi

yang dipelajari minggu sebelumnya dan ada pula sebagian besar siswa yang

kesulitan mengingat kosakata yang diberikan guru praktikan. kemudian guru

praktikan dan siswa saling tanya jawab seputar kosakata yang berhubungan

dengan tempat umum.15 menit terakhir digunakan untuk mengerjakan soal. Soal

yang diberikan guru praktikan berisi 4 soal untuk menyalin dalam bahasa

Mandarin dan soal untuk menyalin dalam bahasa Indonesia. Guru memberikan

tugas ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang

diajarkan guru. Setelah waktu yang ditentukan berakhir soal dikumpulkan dan

selanjutnya guru kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan

“Xièxiè,Zàijiàn!” yang artinya terima kasih kalian, sampai jumpa.

c. Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga, tanggal 18 Februari 2011 guru menerangkan

tentang pekerjaan, hari itu guru mengajarkan 10 kosakata tentang

profesi/pekerjaan yaitu Guru “lǎo shī”, polisi “jǐng chá”, kepala sekolah “xiào

zhǎng”, satpam “bǎo ān rén yuán”, tukang kebun “yuán dīng”, petani “nóng mín”,

dokter “dài fu”, sopir “sī jī”, pilot “fēi xíng yuán”, perawat ”hù shi” guru

(59)

commit to user

suasana kelas pada saat itu kurang berjalan lancar karena masih banyak anak yang

ramai dan tidak memperhatikan pelajaran, untuk mengurangi hal tersebut guru

praktikan meyuruh siswa untuk menirukan cara membaca kosakata tersebut

disertai artinya secara bersama-sama, setelah itu siswa membaca sendiri satu

kosakata secara urut dari meja paling depan sampai selesai sambil guru praktikan

membenarkan pelafalan yang salah. Pelajaran ditutup dengan menanyakan

kesulitan siswa dan memberitahu tentang pengulangan materi yang sama pada

minggu depannya dan mengerjakan tugas. Pelajaran di tutup dengan salam

penutupZàijiàn.

d. Pertemuan keempat

Pertemuan ke empat, tanggal 25 Februari dengan waktu 35 menit

digunakan untuk mengulang materi pada minggu sebelumnya yaitu tentang

pekerjaan/profesi, siswa diberi pertanyaan tentang seputar tema dan ada yang

masih ingat tentang pelajaran minggu lalu bahkan ada yang lupa sama sekali

karena tidak mengulang pelajaran di rumah. Selain itu siswa juga disuruh

membaca secara bergantian kosakata tersebut. Setelah selesai siswa diberi soal

untuk dikerjakan. Karena waktu yang singkat dan siswa belum selesai

mengerjakan soal, maka tugas tersebut diselesaikan di rumah. Karena kurangnya

waktu guru praktikan berinisiatif meminta tambahan waktu selama 10 menit untuk

pertemuan selanjutnya dan guru kelas menyetujuinya.

e. Pertemuan kelima

Pertemuan ke lima, tanggal 4 Maret 2011. Tema kali itu adalah tentang

(60)

commit to user

dengan buah? Sebutkan buah apa yang kalian suka? Mereka menyebut

macam-macam buah ada yang suka jeruk, mangga, apel dan lain-lain. Guru praktikan

memberikan beberapa nama buah dalam bahasa Mandarinya seperti; melon “xī

guā”, mangga “máng guǒ”, apel “ping guǒ”, jeruk “jú zi”, pisang “xiāng jiāo” dan

lain-lain.

Guru praktikan menulis materi di white board siswa menulis di buku tulis

setelah selesai siswa disuruh menirukan guru praktikan membaca kosakata

kemudian dilanjutkan membaca satu-satu secara urut sambil guru praktikan

membenarkan pelafalan siswa. Setelah semua selesai membaca guru memutarkan

video tentang buah dan siswa cukup antusias dan mereka tanpa disuruh ikut

menirukan materi yang diputarkan guru praktikan. Karena waktu hampir habis

pelajaran diakhiri dan guru praktikan menjelaskan tentang pertemuan selanjutnya

yaitu pengulangan materi dan mengerjakan soal latihan.

f. Pertemuan keenam

Pertemuam ke enam, tanggal 11 Maret 2001 yaitu pengulangan materi dan

mengerjakan soal. Saat diputarkan kembali video tentang buah siswa cukup

antusias dan memperhatikan secara seksama mereka menirukan satu persatu

ucapan yang mereka dengar. Setelah itu guru praktikan memberikan pertanyaan

kepada siswa tentang materi. Karena waktu yang sangat singkat Setelah itu guru

(61)

commit to user

g. Pertemuan ketujuh

Pertemuan ke tujuh, tanggal 18 Maret 2011. Seperti biasa praktikan

mengawali dengan salam dilanjutkan dengan mengabsen siswa. Pada hari itu

praktikan mengajarkan tentang warna kali ini guru praktikan menerangkan materi

memakai power point dan memutarkan video tentang warna. Kali ini siswa dapat

memfokuskan perhatianya pada pelajaran. Praktikan mengajari tentang warna

yang mereka ketahui antara lain ; Merah “hóng sè”, Kuning “huáng sè”, Biru”lán

sè”, Hijau “lǜ sè”, putih “bái sè”, hitam “hēi sè”, ungu “zǐ sè”, jingga “chéng sè”

dan lain-lain. Guru praktikan menyuruh Siswa bersama-sama menirukan apa yang

diucapkan guru praktikan dan mereka mengikuti, setelah itu siswa disuruh

membaca satu kosakata secara berurutan sehingga setiap siswa dapat bagian untuk

membaca. Setelah itu guru praktikan membantu siswa bagaimana cara mengingat

kosakata tentang warna yang dihubung-hubungkan dengan lingkungan sekitar

seperti langit itu berwarna apa? mereka menjawab biru kemudian guru praktikan

langsung berkata biru dalam bahasa mandarin adalah “lán sè” dan seterusnya.

Setelah itu guru praktikan memutarkan video tentang warna kepada siswa karena

waktu yang sangat mepet video hanya bisa diputar satu kali dan siswa merasa

kurang. Karena waktu yang sangat terbatas guru praktikan berjanji pada

pertemuan berikutnya akan memutarkan video tentang warna lagi dengan catatan

siswa harus mengulang pelajaran kembali dirumah karena selain mengulang

(62)

commit to user

h. Pertemuan kedelapan

Pertemuan terakhir yaitu pertemuan ke delapan, tanggal 24 Maret 2011

seperti biasa guru praktikan akan mengulang materi minggu lalu dan mengerjakan

soal tentang warna. Guru praktikan mencoba mengembalikan ingatan mereka

kembali tentang materi dengan cara mamberi pertanyaan yang bervariasi seperti

apa warna daun? Mereka langsung menjawab dengan bahasa Mandarin “lǜ sè”

laoshi, setelah itu guru praktikan memanggil beberapa siswa secara acak untuk

maju kedepan untuk membaca kosakata yang telah mereka hafal tentang

warna.Setelah itu guru memutarkan video tentang warna yang disertai lagu seperti

yang dijanjikan minggu lalu dan siswa sangat antusias mereka menirukan setiap

apa yang mereka dengar di video. Setelah dirasa cukup guru praktikan

memberikan soal untuk dikerjakan.

C. Hasil Refleksi dan Evaluasi

1. Kendala-kendala dalam Proses Belajar Mengajar

Selama proses belajar mengajar berlangsung praktikan mengalami

kendala. Kendala yang dialami guru praktikan yaitu pada saat pelajaran

berlangsung keadaan kelas yang ramai dan siswa yang kurang memperhatikan

pelajaran mereka diam hanya sebentar setelah itu mereka kembali seperti semula

dan keterbatasan waktu sehingga dalam penyampaian materi kurang maksimal.

Pada saat praktikan menggunakan media audio visual dan siswa cukup

(63)

commit to user

yang belum mereka ketahui, bahkan mereka menanyakan sejumlah materi yang

belum mereka dapat dalam tema yang sedang dipelajari. Mereka meminta untuk

memutarkan kembali video tentang tema pelajaran dan siswa menirukan apa yang

mereka dengar dan lihat.

Secara terperinci kendala-kendala dan upaya penanganan dalam

menggunakan media audio visual adalah sebagai berikut:

Hambatan dan Penanganan

Dalam menggunakan media audio visual ( slide show animation ) ada beberapa

hambatan yang dirasakan penulis antara lain:

1) Hambatan saat penggunaan audio visual

a) keterbatasan waktu dalam mengajar yaitu hanya 35 menit sehingga dalam

penyampaian materi kurang maksimal.

b) Pada saat pelajaran siswa sangat ramai dan kurang memperhatikan

pelajaraan.

2) Cara penanganan hambatan selama penggunaan media audio visual

a) Guru praktikan meminta tambahan waktu selama 10 menit agar

penyampaian materi lebih optimal.

b) Pada saat pelajaran guru memfokuskan perhatian siswa dengan

(64)

commit to user

dengan nilai Tes pertama dengan rata-rata 60 dan tes kedua dengan nilai rata-rata

57,24 dengan rumus nilai keseluruhan siswa dibagi jumlah siswa, dan rata-rata

(65)

commit to user

Pada pertemuan ketiga dan keempat sudah menggunakan media audio

visual dengan nilai rata-rata pertemuan ketiga 77,24 dan pertemuan keempat

89,37, dan nilai rata-rata pertemuan ketiga dan empat adalah 83,30

Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan perhatian siswa

dalam pelajaran sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan nilai siswa.

Hal ini dapat terbukti dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas sebelum

menggunakan media audio visual dan sesudah menggunakan media audio visual

(66)

commit to user BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan praktik kerja lapangan di SDN 03 Jaten Karanganyar

dapat diperoleh kesimpulan yaitu :

1. Pemanfaatan media audio visual (slide show animation) dapat menarik

perhatian siswa dalam pembelajaran kosakata bahasa Mandarin. Hal

ini terbukti dengan semakin antusiasnya siswa dalam mengikuti

pelajaran dan mereka sering bertanya tentang materi yang diajarkan.

2. Hambatan yang dihadapi dalam penggunaan media audio visual (slide

show animation) selama proses pembelajaran bahasa Mandarin dan

solusi untuk pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

a. Keterbatasan waktu dalam mengajar yaitu 35 menit sehingga dalam

penyampaian materikurang maksimal. Guru praktikan meminta

tambahan waktu selama 10 menit agar penyampaian materi

lebihoptimal.

b. Pada saat pelajaran siswa sangat ramai dan kurang memperhatikan

pelajaran. Guru praktikan memfokuskan perhatian siswa dengan

memutarkan video tentang materi pelajaran.

Gambar

Tabel 3. 4. Daftar Kelomok Belajar.............................................................
Tabel 3.1: Daftar Inventaris Kelas 1C
Tabel 3.2 : Daftar Regu Piket
Tabel 3.3 : Daftar Siswa Kelas 1C SDN 3 Jaten Karanganyar
+3

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah strategi peta konsep dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa

Penggunaan media audio visual adalah untuk memberikan variasi dalam proses pembelajaran bagi anak usia dini, sehingga perhatian anak pada pelajaran lebih besar dan pelajaran yang

dengan media Audio Visual di Kelas IV SDN Ngaliyan 03 Semarang?.. Rumusan masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut. 1) Apakah melalui model PBL dengan media Audio Visual

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah model kooperatif tipe STAD dengan audio visual dapat meningkatkan aktivitas siswa,

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas, dapat disusun rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah , “ Faktor apa saja yang Berhubungan

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media audio-visual (slide show animation) terhadap minat belajar dan pemahaman materi dalam mata pelajaran fiqih di

Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah media audio visual yang menarik bagi siswa karena dengan adanya media ini siswa dapat melihat bermacam-macam

Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang menghambat pemanfaatan media audio visual dalam mata pelajaran PPKn di SD Negeri 50 Kota bengkulu, penelitian ini didapatkan atas observasi