MAKNA TAYANGAN DEBAT CALON GUBERNUR JAWA BARAT DI TELEVISI BAGI PENINGKATAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA BARAT 2013
DI KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Oleh
Ray Fitra Dwi Yudha
NIM. 1006880
JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2014
DI KOTA BANDUNG
Oleh:
Ray Fitra Dwi Yudha 1006880
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada Pendidikan Kewarganegaraan
© Ray Fitra Dwi Yudha, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
RAY FITRA DWI YUDHA 1006880
MAKNA TAYANGAN DEBAT CALON GUBERNUR JAWA BARAT DI TELEVISI BAGI PENINGKATAN PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN GUBERNUR JAWA BARAT 2013
DI KOTA BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I
Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001
Pembimbing II
Leni Anggraeni, S.Pd., M.Pd. NIP. 19840222 200912 2 014
Mengetahui dan Menyetujui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Universitas Pendidikan Indonesia
Panitia Ujian Sidang terdiri dari:
1. Ketua :
Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001 2. Sekretaris :
Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed NIP. 19630820 198803 1 001 3. Penguji : Penguji I
Prof. Dr. Idrus Affandi, S.H. NIP. 196110501 198601 1002 Penguji II
Prof. Dr. H. Dasim Budimansyah, M.Si. NIP. 19620316 198803 1 003
Penguji III
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandungUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Ray Fitra Dwi Yudha (1006880). MAKNA TAYANGAN DEBAT CALON GUBERNUR JAWA BARAT DI TELEVISI BAGI PENINGKATAN
PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT DALAM PEMILIHAN
GUBERNUR JAWA BARAT 2013 DI KOTA BANDUNG.
Pada pemilukada 2013 untuk pertama kalinya, KPU Provinsi Jawa Barat menyelenggarakan debat calon gubernur dalam Pemilihan Gubernur Jabar 2013, yang ditayangkan di televisi secara nasional. Debat calon gubernur tersebut merupakan bentuk kampanye baru di mata masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat di Kota Bandung, dimana bentuk kampanye konvensional seperti pemasangan baliho, spanduk atau pamflet sudah tidak efektif lagi, bahkan masyarakat tidak memaknainya sebagai suatu hal yang berarti bagi peningkatan partisipasi politik dalam setiap kegiatan pemilihan umum kepala daerah, hal ini menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian berkenaan dengan masalah tersebut. Penelitian ini didasarkan pada satu rumusan masalah, yaitu seberapa tinggi makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pilgub Jabar 2013 di Kota Bandung?
Pendekatan yang digunakan untuk mengungkap permasalahan tersebut adalah pendekatan kuantitatif, metode deskriptif dengan bentuk penelitian survei. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengungkap bahwa: debat calon Gubernur Jabar 2013 merupakan proses pendewasaan politik bagi masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat Kota Bandung. Dimana dalam debat calon Gubernur Jabar 2013 tersebut mengandung dua makna, yaitu makna politis dan makna sosiologis bagi masyarakat. Masyarakat Kota Bandung memaknai debat tayangan calon Gubernur Jabar di televisi sebagai sarana bagi peningkatan partisipasi politik dalam Pilgub Jabar 2013. Hal ini menunjukan masyarakat Kota Bandung lebih tertarik dan mau memaknai tayangan debat calon Gubernur Jabar 2013 di televisi sebagai bentuk kampanye yang lebih modern dan berarti bagi kehidupan politik masyarakat Kota Bandung, khususnya bagi peningkatan partisipasi politik dalam Pilgub Jabar 2013, dibandingkan dengan bentuk-bentuk kampanye konvensional. Adapun saran dari hasil penelitian tersebut ditujukan kepada KPU Prov. Jabar, para kandidat calon pemimpin bangsa, bagi peneliti selanjutnya, dan masyarakat Kota Bandung.
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandungUniversitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Ray Fitra Dwi Yudha (1006880). The Interpretation of West Java Governor Candidates' Debate on Television in Increasing Society Politic Participation in the Election of West Java Governor 2013 in Bandung.
On the governor election 2013, for the first time, KPU Provinsi Jawa Barat conducted a debate between the election candidates, which was presented on the television. To West Java society, especially the peope who live in Bandung, the debate program is a new way for campaigning. It seems the conventional method like pinning street banner is no longer effective. Even the society does not interpret it as an important thing in increasing politic participation in every governor election. This issue attracts the researcher to do an investigation on debate program for the election candidates. The research is based on a problem which is how significant the program in increasing society politic participation in Pemilihan Gubernur Jabar 2013 in Bandung.
The method used in the research is descriptive quantitative method. The data were taken from conducting survey, field research and literary study.
The findings indicate that the debate for West Java governor candidates is taken as a process of politic maturation, especially in Bandung. The program has political and sociological meanings. The society interpreted the program as a way for increasing politic participation in Pilgub Jabar 2013. The society saw it as a more modern method and meaningful campaign than conventional method, especially in increasing politic participation in Pilgub Jabar 2013, in Bandung. The researcher also made suggestions for KPU Jabar, politic candidate, the next researchers, and Bandung citizens.
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
B. Televisi di Tinjau dari Perspektif Media Massa dan Komunikasi Massa ... 14
1. Televisi ... 14
a. Pengertian dan Fungsi Televisi ... 14
2. Media Massa ... 16
a. Pengertian dan Fungsi Media Massa... 16
3. Komunikasi Massa ... 18
a. Pengertian dan Fungsi Komunikasi Massa ... 18
C.Tinjauan tentang Partisipasi Politik ... 21
1. Pengertian Partisipasi Politik ... 21
2. Unsur-unsur Partisipasi Politik ... 23
3. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik ... 24
4. Fungsi Partisipasi Politik ... 29
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Politik ... 30
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Asas Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung ... 34
3. Tahapan-tahapan Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung ... 35
4. Manfaat Pemilihan Umum Kepala Daerah Langsung ... 39
E. Kontribusi Debat Politik dalam Meningkatkan Kualitas Partisipasi Politik Masyarakat ... 42
F. Hipotesis ... 44
1. Penelitian Kepustakaan ... 52
2. Penelitian Lapangan ... 52
D.Populasi dan Sampel Penelitian ... 53
1. Populasi ... 53
2. Teknik Pengambilan Sampel ... 55
E. Prosedur Penelitian ... 57
1. Tahap Persiapan Penelitian ... 57
2. Penyusunan Kuesioner ... 58
3. Perizinan Penelitian ... 58
4. Pelaksanaan Penelitian ... 59
F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 59
1. Uji Validitas Instrumen ... 59
2. Uji Realibilitas Instrumen ... 60
G.Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 61
1. Teknik Analisis Data ... 61
2. Uji Hipotesis ... 61
3. Pengambilan Kesimpulan ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64
A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 64
1. Profil Kelurahan Pakemitan, Kecamatan Cinambo ... 64
a. Visi dan Misi Kelurahan Pakemitan ... 65
b. Program Kerja Kelurahan Pakemitan... 65
2. Profil Kelurahan Cihapit, Kecamatan Bandung Wetan ... 66
a. Visi dan Misi Kelurahan Cihapit... 67
b. Program Kerja Kelurahan Cihapit ... 67
3. Profil Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astanaanyar ... 67
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Program Kerja Kelurahan Cibadak ... 68
4. Profil Kelurahan Sadang Serang, Kecamatan Coblong ... 69
a. Visi dan Misi Kelurahan Sadang Serang ... 69
b. Program Kerja Kelurahan Sadang Serang... 70
B. Uji Validitas dan Realibilitas ... 70
1. Uji Validitas ... 70
2. Uji Realibilitas ... 72
C.Hasil Lapangan ... 74
1. Indikator Setiap Pernyataan Pada Variabel Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi ... 74
2. Gambaran Mengenai Variabel Makna Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi ... 87
3. Indikator Setiap Pernyataan Pada Variabel Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat ... 89
4. Gambaran Mengenai Variabel Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat ... 118
D.Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 120
1. Uji t Satu Sampel ... 120
E. Pembahasan ... 122
1. Tingkat Makna Tayangan Debat Calon Gubernur Jawa Barat di Televisi bagi Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013 di Kota Bandung ... 122
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 128
A.Kesimpulan ... 128
B. Saran ... 129
1. Bagi Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat ... 129
2. Bagi Para Kandidat Calon Pemimpin Bangsa ... 130
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 131
4. Bagi Masyarakat Kota Bandung ... 131
5. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan ... 132
a. Bagi Pihak Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan ... 132
b. Bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan ... 132
DAFTAR PUSTAKA ... 133 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Jawa Barat 2013 ... 5
Tabel 2.1. Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2013 ... 13
Tabel 2.2. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik ... 25
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel ... 50
Tabel 3.2. Skor untuk Jawaban Responden ... 53
Tabel 3.3. Masyarakat Kota Bandung yang Telah Dipilih Berdasarkan Masing-masing cluster ... 55
Tabel 3.4. Proporsi Sampel untuk Setiap Cluster/Kelurahan . 57 Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Makna Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi (X) 71 Tabel 4.2. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat (Y) ... 72
Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas Penelitian ... 73
Tabel 4.4. Rekapitulasi Mengenai Makna Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi (X) ... 87
Tabel 4.5. Rekapitulasi Mengenai Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat ... 118
Tabel 4.6. Statistik Uji t One Sample Statistic ... 121
Tabel 4.7. Statistik Uji t One-Sample Test ... 121
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Halaman
Gambar 2.1. Piramida Partisipasi Politik Roth dan Wilson... 27 Gambar 2.2. Hierarki Partisipasi Politik ... 28 Gambar 2.2. Bentuk-bentuk Partisipasi Politik ... 25 Gambar 4.1. Garis Kontinum Variabel Makna Tayangan Debat
Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi (X) ... 88 Gambar 4.2. Garis Kontinum Variabel Peningkatan
Partisipasi Politik Masyarakat (Y) ... 119
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 3.1. Tahap Pengclusteran ... 54
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. Pernyataan 1: Profil Setiap Calon Gubernur Dan Wagub Jabar 2013 dari Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 Merupakan Informasi yang Penting Untuk Saya Ketahui Sebagai Pemilih
dalam Pilgub Jabar 2013 ... 74 Grafik 4.2. Pernyataan 2: Visi, Misi dan Program Kerja yang
Disampaikan Para Kandidat dalam Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 Mempengaruhi Sikap Politik Saya dalam Pilgub Jabar 2013 ... 76 Grafik 4.3. Pernyataan 3: Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013
Merangsang Saya untuk Mencari Informasi Politik
Seputar Pilgub Jabar 2013 ... 78 Grafik 4.4. Pernyataan 4: Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013
Adalah Tayangan yang Mendidik ... 80 Grafik 4.5. Pernyataan 5: Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013
Memotivasi Saya untuk Mau Berpartisipasi Politik dalam Pilgub Jabar 2013 Atas Dasar Kesadaran Bersama untuk Membangun Bangsa dan Negara ... 82 Grafik 4.6. Pernyataan 6: Tayangan Debat Menjadi Bahan
Pertimbangan Saya dalam Menentukan Calon Gubernur
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pilihan Calon yang Akan Saya Pilih
Pada Pilgub Jabar 2013 ... 85 Grafik 4.8. Pernyataan 8: Tayangan Debat Membuat Saya
Turut Serta dalam Pelaksanaan Pilgub
Jabar 2013 ... 89 Grafik 4.9. Pernyataan 9: Tayangan Debat Membuat Saya Turut
Serta Mengikuti Setiap Tahapan
dalam Pilgub Jabar 2013 ... 91 Grafik 4.10. Pernyataan 10: Tayangan Debat Membuat Saya
Turut Serta dalam Menyiapkan Tempat Pemungutan Suara (TPS) Guna Mensukseskan Pilgub
Jabar 2013 ... 92 Grafik 4.11. Pernyataan 11: Tayangan Debat Membuat Saya
Mengikuti Sampai Hasil Akhir
Perhitungan Suara ... 94 Grafik 4.12. Pernyataan 12: Tayangan Debat Membuat Saya
Menggunakan Hak Pilih dalam Pilgub
Jabar 2013 ... 95 Grafik 4.13. Pernyataan 13: Tayangan Debat Membuat Saya
Menggunakan Hak Pilih Saya yang Didasari Oleh
Kesadaran Saya Sebagai Warga Negara ... 97 Grafik 4.14. Pernyataan 14: Tayangan Debat Membuat Saya
Mau Mendengarkan Anjuran Orang Lain Ketika
Memilih dalam Pilgub Jabar 2013 ... 98 Grafik 4.15. Pernyataan 15: Tayangan Debat Membuat Saya
Mempertimbangkan Secara Matang dan Menggunakan Hati Nurani Saya Ketika Memilih dalam
Pilgub Jabar 2013 ... 100 Grafik 4.16. Pernyataan 16: Tayangan Debat Membuat Saya
Mendaftar Sendiri untuk Mendapatkan Hak
Memilih dalam Pilgub Jabar 2013 ... 102 Grafik 4.17. Pernyataan 17: Tayangan Debat Membuat Saya
Mengikuti Aktivitas Pemerintahan Berkaitan dengan Perkembangan Masalah Pilgub Jabar 2013
Melalui Media Massa ... 103 Grafik 4.18. Pernyataan 18: Tayangan Debat Membuat Saya
Mau Berdialog dengan Pejabat Pemerintah Guna Menuntut Penyelesaian Masalah Berkaitan
dengan Pilgub Jabar 2013 ... 105 Grafik 4.19. Pernyataan 19: Tayangan Debat Membuat Saya
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan Pilgub Jabar 2013 ... 107 Grafik 4.20. Pernyataan 20: Tayangan Debat Membuat Saya
Mau Mempengaruhi Kebijakan-Kebijakan
yang Dibuat Pemerintah ... 108 Grafik 4.21. Pernyataan 21: Tayangan Debat Membuat Saya
Mau Memberikan Kritik, Ide dan Gagasan
Terhadap Kebijakan yang Dibuat Oleh Pemerintah
Melalui Media Massa ... 110 Grafik 4.22. Pernyataan 22: Tayangan Debat Membuat Saya
Mau Saling Menghormati dan Tidak Anarkis dalam Menyelesaikan Permasalahan Terkait
Pilgub Jabar 2013 ... 111 Grafik 4.23. Pernyataan 23: Tayangan Debat Membuat Saya
Mau Menjadi Tim Sukses dari
Salah Satu Kandidat ... 113 Grafik 4.24. Pernyataan 24: Tayangan Debat Membuat Saya
Melibatkan Diri dalam Setiap
Kegiatan Politik ... 114 Grafik 4.25. Pernyataan 25: Tayangan Debat Membuat Saya
Mengikuti Pelaksanaan Kampanye
dalam Pilgub Jabar 2013 ... 116
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: SK PEMBIMBING SKRIPSI
LAMPIRAN 2: SURAT IZIN PENELITIAN
LAMPIRAN 3: SURAT BUKTI PENELITIAN
LAMPIRAN 4: INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN 5: UJI INSTRUMEN PENELITIAN
LAMPIRAN 6: LEMBAR BIMBINGAN SKRIPSI
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Sistem Pemilihan Umum Kepala Daerah (pemilukada) dapat dibedakan
dalam dua jenis, yakni pemilukada langsung dan pemilukada tidak langsung.
Faktor utama yang membedakan kedua metode tersebut adalah bagaimana
partisipasi politik rakyat dilaksanakan atau diwujudkan. Tepatnya adalah metode
penggunaan suara yang berbeda (Prihatmoko, 2005, hlm. 209).
Pemilukada yang tidak memberi ruang bagi rakyat untuk menggunakan
hak pilih aktif, yakni hak untuk memilih dan hak untuk dipilih, dapat disebut
dengan tidak langsung, seperti sistem penegakan atau penunjukan oleh pemerintah
pusat atau sistem pemilihan perwakilan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD). Dalam sistem pengangkatan atau penunjukan oleh pemerintah
pusat, kedaulatan atau suara rakyat diserahkan bulat-bulat kepada pejabat pusat,
baik presiden maupun Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Dalam sistem
pemilihan perwakilan oleh DPRD. Sebaliknya pemilukada langsung selalu
memberikan ruang bagi implementasi hak pilih aktif. Seluruh warga yang
memenuhi syarat dapat menjadi pemilih dan mencalonkan diri sebagai kepala
daerah. Karena itulah, pemilukada langsung sering disebut implementasi
demokrasi partisipatoris sedangkan pemilukada tak langsung adalah
implementasi demokrasi elitis (Prihatmoko, 2005, hlm. 212).
Cara paling efektif untuk membedakan pemilukada langsung dan tidak
langsung adalah dengan melihat tahapan-tahapan kegiatan yang digunakan. Dalam
pemilukada tidak langsung, partisipasi rakyat dalam tahapan-tahapan kegiatan
sangat terbatas atau bahkan tidak ada sama sekali. Rakyat ditempatkan sebagai
penonton proses pemilukada yang hanya melibatkan elite politik, baik DPRD atau
tahapan-2
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tahapan kegiatan sangat jelas terlihat dan terbuka lebar. Rakyat merupakan subjek
politik. Mereka menjadi pemilih, penyelenggara, pemantau dan bahkan pengawas.
Oleh sebab itu, dalam pemilukada langsung, selalu ada tahapan kegiatan
pendaftaran pemilih, kampanye, pemungutan dan penghitungan suara dan
sebagainya (Prihatmoko, 2005, hlm. 210).
Pemilukada dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah memenuhi syarat disebut sebagai pemilukada langsung
karena dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan rakyat sebagai
pemilih, memberikan kesempatan kepada masyarakat melalui partai politik untuk
menjadi calon, menjadi penyelenggara dan mengawasi jalannya pelaksanaan
kegiatan.
Kegiatan pemilukada langsung dilaksanakan dalam dua tahap, yakni masa
persiapan dan tahap pelaksanaan. Sebagaimana dikatakan dalam Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 65 ayat 1, pemilukada
dilaksanakan melalui masa persiapan dan tahap pelaksanaan. Masing-masing
tahap dilakukan berbagai kegiatan yang merupakan proses pemilukada langsung.
Pelaksanaan tahapan kegiatan tidak dapat melompat-lompat. Dalam
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 65 ayat 2
disebutkan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam masa persiapan, yakni:
1. Pemberitahuan DPRD kepada kepala daerah mengenai berakhirnya masa jabatan;
2. Pemberitahuan DPRD kepada KPUD mengenai berakhirnya masa jabatan kepala daerah;
3. Perencanaan penyelenggaraan, meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah;
4. Pembentukan Panitia Pengawas, PPK, PPS dan KPPS; 5. Pembentukan dan pendaftaran pemantau.
Keterlibatan rakyat dalam kegiatan masa persiapan sangat menonjol dalam
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemungutan Suara (PPS) dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
(KPPS). Rakyat memiliki akses untuk memantau melalui mekanisme uji publik
namun mendaftarkan diri sebagai anggota Panitia Pengawas, PPK, PPS, dan
KPPS.
Sementara itu, tahap pelaksanaan terdiri dari enam kegiatan, yang
masing-masing merupakan rangkaian yang saling terkait. Sebagaimana yang diatur dalam
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pasal 65
ayat 3 tahap pelaksanaan pemilukada meliputi:
1. Penetapan daftar pemilih;
2. Pendaftaran dan penetapan calon kepala daerah atau wakil kepala daerah;
3. Kampanye;
4. Pemungutan suara; 5. Penghitungan suara;
6. Penetapan pasangan calon kepala daerah atau wakil kepala daerah terpilih, pengesahan dan pelantikan.
Dari enam kegiatan tahap pelaksanaan tersebut, keterlibatan atau
partisipasi masyarakat sebagai pemilih dan pemantau terlihat dalam penetapan
daftar pemilih kampanye, pencalonan, pemungutan suara dan penghitungan suara.
Hal itulah yang mencirikan bahwa pemilukada berdasarkan Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah merupakan Pemilukada
langsung.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,
Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah, pendaftaran pemilih merupakan tahapan kegiatan pertama yang
dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) dan jajarannya,
khususnya PPS di desa atau kelurahan. PPS menetapkan daftar pemilih terakhir
sebagai Daftar Pemilih Sementara (DPS). DPS diumumkan untuk mendapatkan
4
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Pemilih tambahan (DPt). DPt tersebut kemudian juga diumumkan untuk
ditanggapi masyarakat dan kemudian diperbaiki. Dengan dasar DPS dan DPt
tersebut PPS menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT), yakni daftar pemilih yang
dapat menggunakan hak pilih dan pemungutan suara. KPUD kabupaten atau kota
menerima menerima DPT tersebut untuk dibuatkan kartu pemilih pemilukada
langsung (PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilukada).
Proses selanjutnya adalah kampanye, sebelum dilakukan tahapan kegiatan
kampanye, KPUD melaksanakan pengundian dan penetapan nomor calon. KPUD
harus mengumumkan calon dan nomor calon kepada masyarakat. Kampanye
merupakan bagian pemilukada langsung dilakukan oleh para pasangan calon atau
tim kampanye dengan penekanan pada penyampaian visi, misi dan program kerja.
KPUD mengatur dan menetapkan alokasi waktu dan tempat secara adil kepada
setiap pasang calon. Dalam rangka pemberdayaan kampanye sehingga menjadi
wahana komunikasi dan pendidikan politik, KPUD berkewajiban
menyelenggarakan debat publik antar pasangan calon (PP No. 6 Tahun 2005
tentang Pemilukada).
Proses pemilukada langsung dilanjutkan dengan tahapan kegiatan
pemungutan suara dan penghitungan suara. Pemungutan suara dilaksanakan antara
jam 07.00 sampai 13.00 waktu setempat. Selanjutnya, diikuti dengan
penghitungan suara di KPPS. Hasil penghitungan suara di KPPS diteruskan
sampai kepada KPUD kabupaten atau kota atau KPUD provinsi. KPUD inilah
yang menetapkan hasil perolehan suara calon sebagai dasar penetapan pasangan
calon terpilih pemilukada langsung. Output proses pemilukada langsung adalah
terpilihnya pasangan calon yang memenangkan kompetisi, yaitu pada tahapan
penetapan calon terpilih (PP No. 6 Tahun 2005 tentang Pemilukada).
Penetapan pasangan calon terpilih dilakukan berdasarkan perolehan suara.
Pasangan calon terpilih ditetapkan dalam rapat pleno KPUD yang khusus
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemudian disampaikan kepada DPRD kemudian KPUD menyampaikan penetapan
pasangan terpilih. Sebelum pelantikan pasangan calon terpilih, DPRD
mengusulkan pengesahan kepada presiden (untuk gubernur/wakil gubernur) atau
kepada Mendagri atas nama presiden (untuk bupati/wakil bupati dan
walikota/wakil walikota). Proses pemilukada langsung diakhiri dengan pelantikan
pasangan calon terpilih dalam rapat paripurna DPRD (PP No. 6 Tahun 2005
Pemilukada).
Proses pemilukada langsung yang telah dipaparkan diatas telah dilalui oleh
warga Jawa Barat, yang telah menghadapi dan menyelenggarakan Pemilihan
Gubernur (Pilgub) Jawa Barat tahun 2013, yang digelar serempak di 26
Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat pada tanggal 24 Februari 2013.
Sesuai dengan data yang telah dikeluarkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Jawa Barat, tidak kurang dari 32,5 juta DPT warga Jawa Barat telah menentukan
pilihannya dalam Pilgub Jawa Barat tahun 2013 ini. Pilgub Jawa Barat tahun 2013
diikuti oleh lima pasang calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, yaitu:
Tabel 1.1.
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2013
No Urut Nama Pasangan Calon
Gubernur Wakil Gubernur
1 Dikdik Mulyana Cecep Toyib
2 Irianto Syafiuddin Tatang Farhanul
3 Dede Yusuf Lex Laksamana
4 Ahmad Heryawan Deddy Mizwar
5 Rieke Diah Pitaloka Teten Masduki
6
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Di negara yang menganut paham demokrasi, pemikiran yang mendasari
konsep partisipasi politik adalah bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat yang
pelaksanaannya dapat dilakukan langsung oleh rakyat atau melalui lembaga
perwakilan. Indonesia sebagai negara yang menganut paham demokrasi,
partisipasi warganegara sangatlah penting untuk turut membantu program
pembangunan. Tidak terkecuali dalam pembangunan politik, salah satunya
partisipasi politik warganegara dalam kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu)
(Sukemi, 3 Maret 2014).
Salah satu contoh partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan
Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2013 yakni pemberian suara atau menggunakan hak
pilih. Akan tetapi pada Pilgub Jawa Barat dari waktu ke waktu, pemilih Golongan
Putih (Golput) selalu ada dan menjadi bahan evaluasi KPU Jawa Barat setiap kali
pemilihan telah usai. Angka partisipasi Pemilukada Jawa Barat tahun 2008
sebesar 67,3 %, sedangkan Golput sebesar 32,6 % menurut Ferry Kurnia selaku
Ketua Pokja Sosialisasi KPU Jawa Barat (AntaraNews.com, 2 Maret 2013).
Pilgub Jabar tahun 2013 pun tidak berbeda jauh, bahkan suara Golput
mampu mengungguli perolehan suara pasangan Aher dan Dedi Mizwar yang
keluar sebagai pemenang (incumbent) satu putaran dalam Pilgub Jabar tahun
2013, dan berhak menduduki sasana kursi tertinggi di tanah Pasundan. Aher dan
Deddy Mizwar meraih suara sekitar 32,39 %. Namun presentase Golput setelah
dihitung melebihi raihan suara pemenang sebesar 36,34 % atau sebesar
11.823.201 suara. Padahal KPU Jabar telah menargetkan partisipasi pemilih
hingga 80 %. Hal itu tidak membuat Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat merasa
Pilgub Jabar gagal (Republika.co.id, 1 April 2014).
Banyak faktor yang menyebabkan beberapa pemilih lebih memilih untuk
menjadi Golput, salah satunya yakni karena tidak tahu atau tidak jelasnya visi misi
para calon gubernur tersebut. Tidak sampainya informasi visi misi para calon
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
semua calon gubernur masih menggunakan model konvensional untuk
berkampanye, seperti penggunaan baliho, pamflet, dan panggung hiburan untuk
menyampaikan formasi visi dan misi nya masing-masing.
Faktanya baliho dan pamflet untuk kepentingan mensosialisasikan para
kandidat dianggap sampah oleh masyarakat karena keberadaannya yang
sembarangan yang menambah kesemrawutan kota, senada dengan yang
diungkapkan Suryadi (2009, hlm. 112) bahwa “baliho yang dipasang kandidat di
sembarang tempat harus ditertibkan karena menambah kesemrawutan kota, untuk
kepentingan sosialisasi, foto kandidat cukup dipasang di dua atau tiga titik oleh KPUD.”
Sesuai dengan pendapat dari Sumartias (dalam Yusuf, 2013, hlm. 27)
kampanye menggunakan media konvensional seperti baliho, pamflet atau spanduk
tidak akan efektif justru akan membuat masyarakat antipati. Tingginya kesadaran
masyarakat akan membuat mereka mengetahui calon mana yang santun dan taat
aturan, di tengah masyarakat kota yang kebanyakan berpendidikan tinggi dan
memiliki akses informasi, cara pemasangan gambar melalui media konvensional
tidak akan menemui sasaran.
Dari sisi efektivitasnya, kehadiran baliho patut dipertanyakan. Baliho tidak
dibuat berdasarkan rekaman lengkap emosi dan preferensi calon pemilih. Baliho
lahir dari sudut pandang fotografer, atau kesukaan kandidat itu sendiri. Karena itu,
baliho bisa menampilkan sosok kandidat sedang tersenyum meski publik yang
melihatnya tengah dilanda kekesalan luar biasa (Suryadi, 2009, hlm. 112).
Hal tersebut menjadikan masyarakat tidak tertarik untuk memperhatikan
apalagi membacanya. Selanjutnya panggung hiburan, panggung hiburan hanya akan menjadi “pelarian” masyarakat yang sudah jenuh dengan kehidupannya dan membutuhkan sebuah hiburan untuk menyegarkan jiwa dan raganya, sehingga
masyarakat hanya menikmati hiburannya saja, visi misi para calon gubernur
8
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
calon gubernur untuk berkampanye dan tidak jarang panggung hiburan tersebut
berakhir dengan ricuh.
Bentuk-bentuk kampanye diatas dapat dikatakan tidak efektif karena
media yang digunakan bersifat terbatas dan rawan untuk menimbulkan
kesenjangan antara calon yang memiliki dana berlimpah dan terbatas.
Televisi dapat dijadikan sebagai media alternatif untuk berkampanye
karena sifatnya yang universal atau dapat menjangkau semua penjuru. KPU Jawa
Barat memanfaatkan media televisi untuk dijadikan sebagai media alternatif
kampanye para pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat tahun
2013.
KPU Jawa Barat bekerja sama dengan beberapa stasiun televisi swasta
telah menyelenggarakan debat calon Gubernur Jawa Barat 2013 yang wajib
diikuti oleh kelima pasangan calon, debat calon ini diselenggarakan tiga kali pada
tanggal 8, 14 dan 20 Februari 2013 dan ditayangkan secara nasional, para kelima
calon tersebut telah memaparkan visi, misi dan program kerjanya secara lebih
mendalam, juga para calon mengkritisi permasalahan yang sedang terjadi di Jawa
Barat. Dengan anggaran yang mencapai Rp. 1,5 milyar untuk tiga kali debat calon
yang dikeluarkan oleh KPU Jawa Barat, KPU bertujuan untuk dapat menarik
partisipasi politik masyarakat dalam seluruh kegiatan Pemilihan Gubernur Jawa
Barat tahun 2013 tersebut.
B.Rumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang, penelitian ini secara terfokus akan berupaya
menelaah fenomena makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi
bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan Gubernur Jawa
Barat 2013 di Kota Bandung. Sejalan dengan pemfokusan obyek tersebut, maka
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Seberapa tinggi makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi
bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pilgub Jabar 2013 di
Kota Bandung?
C.Identifikasi Masalah 1. Variabel Penelitian
a. Variabel Makna Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi (X)
Variabel pertama dalam penelitian ini (X) adalah makna tayangan debat
calon gubernur Jabar 2013 di televisi.
Definisi operasional variabel makna tayangan debat calon Gubernur Jabar
2013 di televisi ini adalah debat antara kelima calon Gubernur dan Wakil
Gubernur Jawa Barat 2013, yang ditayangkan secara nasional oleh stasiun televisi
swasta sebanyak tiga kali mulai dari tanggal 8 (Metro TV), 14 (Kompas TV) dan
20 Februari (TV One) 2013. Dengan isi materi penyampaian visi misi dan
program kerja dari masing-masing kandidat dan mengkritisi permasalahan yang
sedang terjadi di Jawa Barat. Dimana penayangan debat calon melalui televisi ini
merupakan jenis komunikasi massa, yang memiliki fungsi informasi, pendidikan
dan mempengaruhi bagi masyarakat.
b. Variabel Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat (Y)
Variabel kedua (Y) dalam penelitian ini adalah peningkatan partisipasi
politik masyarakat.
Definisi operasional peningkatan partisipasi politik masyarakat adalah
meningkatnya keikutsertaan setiap individu masyarakat secara sukarela dalam
10
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatan politik lainnya yang tingkatannya lebih tinggi, sehingga partisipasi warga
negara sangatlah dibutuhkan dan berpengaruh terhadap jalannya sistem
pemerintahan. Khususnya berbagai kegiatan partisipasi politik tersebut dikaitkan
dengan Pilgub Jabar 2013.
D.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui seberapa tinggi makna tayangan debat calon Gubernur Jawa
Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pilgub
Jabar 2013 di Kota Bandung.
E.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tersebut, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan perkembangan ilmu politik dalam rangka
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam setiap kegiatan perpolitikan seperti
Pemilukada. Dan hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran
dalam rangka penyempurnaan konsep maupun implementasi partisipasi politik
masyarakat sebagai upaya yang strategis dalam menciptakan kehidupan berbangsa
dan bernegara yang lebih baik lagi, serta sebagai sumbangan pemikiran bagi
peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai masukan dalam meningkatkan partisipasi politik masyarakat dalam setiap
kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu).
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi yang berisi rincian tentang urutan penulisan,
sebagai berikut:
1. Bagian pertama berupa pendahuluan yang berisi uraian mengenai latar
belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
2. Bagian kedua berupa kajian pustaka yang berisi mengenai tayangan debat di
televisi ditinjau dari perspektif media massa dan komunikasi massa,
partisipasi politik, tinjauan tentang pemilukada, kontribusi debat politik
dalam meningkatkan kualitas partisipasi politik serta hipotesis penelitian.
3. Bagian ketiga berupa metode penelitian yang berisi mengenai pendekatan dan
metode penelitian, teknik pengumpulan data, subjek penelitian, teknik
pengolahan dan analisis data dan tahapan data penelitian.
4. Bagian keempat berupa hasil penelitian dan pembahasan yang berisi
mengenai makna tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi
peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan Gubernur Jawa
Barat 2013 di Kota Bandung.
5. Bagian kelima berupa kesimpulan dan saran yang menyajikan penafsiran dan
pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan pada penelitian makna
tayangan debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan
partisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013 di
46
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Pendekatan dan Metode Penelitian
Metode merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang peneliti
dalam sebuah penelitian, dimana dalam sebuah metode penelitian dikemukakan
tata cara bagaimana objek penelitian tersebut diteliti, sehingga melahirkan
data-data yang sesuai dengan tujuan dari dilaksanakannya penelitian tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif yang
menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif.
Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
angka-angka, pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol. Dalam
penelitian kuantitatif, peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan
terbebas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data, agar data yang
diperoleh bersifat objektif. Pendekatan kuantitatif ini memungkinkan
ditemukannya gambaran umum tayangan debat calon Gubernur Jabar di televisi,
gambaran umum partisipasi politik masyarakat serta makna tayangan debat calon
Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat
dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013 di Kota Bandung.
Pendapat yang dikemukakan Sugiyono (2008, hlm. 14) mengenai
pendekatan kuantitatif, yakni:
Suatu pendekatan yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, dimana pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan
instrument penelitian yang telah disesuaikan dengan variabel-variabel
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pendapat diatas menjelaskan bahwa dalam penelitian yang menggunakan
pendekatan kuantitatif ini, peneliti dituntut untuk menggunakan angka, mulai dari
pengumpulan data sampai penampilan dari hasil penelitian.
Selain itu, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif karena Kota
Bandung yang menjadi lokasi penelitian mempunyai populasi masyarakat yang
sangat banyak, dimana peneliti membutuhkan sampel dari masyarakat Kota
Bandung tersebut untuk diambil datanya, hal ini senada dengan pendapat
Sugiyono (2010, hlm. 23):
Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Adapun metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu
metode penelitian deskriptif. Pendapat yang dikemukakan oleh Nasution (1996,
hlm. 8) mengenai penelitian deskriptif sebagai berikut:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang ini. Dengan kata lain penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan.
Deskriptif ialah menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah maupun rekayasa manusia (Sukmadinata, 2006,
hlm. 72). Selanjutnya, Nazir (1999, hlm. 64) membagi penelitian deskriptif
48
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam meneliti, serta tempat dan waktu penelitian dilakukan, pendekatan deskriptif dapat dibagi atas beberapa jenis, yaitu:
a. Metode survei,
b. Metode deskriptif berkesinambungan (continuity descriptive), c. Penelitian studi kasus,
d. Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas, e. Penelitian tindakan (action research), f. Penelitian perpustakaan dan dokumenter.
Peneliti meyakini bahwa penelitian ini mengarah kepada metode survei,
mengingat lokasi penelitian di Kota Bandung yang cukup luas, maka dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode survei. Nazir (1999, hlm. 65) juga
mengemukakan definisi metode survei sebagai berikut:
Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah.
Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk
menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai
variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan
apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran
tentang kondisi, situasi ataupun variabel tersebut (Bungin, 2010, hlm. 36).
Jadi, dalam hal ini peneliti ingin mengukur sejauh mana makna tayangan
debat calon Gubernur Jawa Barat di televisi bagi peningkatan partisipasi politik
masyarakat dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013 di Kota Bandung.
B.Operasionalisasi Variabel
Variabel merupakan segala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati
sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yang mempunyai variasi antara
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua kategori utama,
yaitu:
1. Variabel Makna Tayangan Debat Calon Gubernur Jabar 2013 di Televisi (X)
Variabel pertama dalam penelitian ini (X) adalah makna tayangan debat
calon gubernur Jabar 2013 di televisi.
Definisi operasional variabel makna tayangan debat calon gubernur Jabar
2013 di televisi adalah debat antara kelima calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Jawa Barat 2013, yang ditayangkan secara nasional oleh stasiun televisi swasta
sebanyak tiga kali mulai dari tanggal 8 (Metro TV), 14 (Kompas TV) dan 20
Februari (TV One) 2013. Dengan isi materi penyampaian visi misi dan program
kerja dari masing-masing kandidat dan mengkritisi permasalahan yang sedang
terjadi di Jawa Barat. Dimana penayangan debat calon Gubernur Jabar 2013
melalui televisi ini merupakan jenis komunikasi massa. Sub aspeknya adalah
sebagai berikut:
a. Fungsi Informasi
b. Fungsi Pendidikan
c. Fungsi Mempengaruhi
2. Variabel Peningkatan Partisipasi Politik Masyarakat (Y)
Variabel kedua (Y) dalam penelitian ini adalah peningkatan partisipasi
politik masyarakat.
Definisi operasional variabel peningkatan partisipasi politik masyarakat
adalah keikutsertaan setiap individu masyarakat secara sukarela dalam kehidupan
politik bernegara, baik itu memilih dalam pemilihan pemimpin maupun kegiatan
politik lainnya yang tingkattannya lebih tinggi, sehingga partisipasi warga negara
sangatlah dibutuhkan dan berpengaruh terhadap jalannya sistem pemerintahan.
50
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Ikut serta dalam pemilihan umum kepala daerah;
b. Ikut memberikan suara pada saat pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah
secara langsung;
c. Mendaftar dan terdaftar sebagai pemilih;
d. Mengikuti perkembangan dan perubahan masalah sosial politik;
e. Menjadi anggota dalam suatu partai politik;
f. Ikut serta dalam kampanye.
Gambaran operasional variabel penelitian diatas, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1.
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pemirsa/masyarakat. Kesadaran sebagai warga
52
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dan perubahan Memberikan kritik, ide dan
gagasan terhadap kebijakan
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Library research atau studi pustaka adalah pengumpulan data dengan
dengan cara menghimpun buku-buku, makalah-makalah dan dokumen-dokumen
serta sarana informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah penelitian
(Nawawi, 1987, hlm. 43). Penelitian ini dilakukan dengan cara menghimpun
buku, makalah, artikel, jurnal, surat kabar dan media internet yang dapat
menunjang penelitian.
Peneliti melakukan studi pustaka terhadap berbagai dokumen yang ada di
lapangan, seperti data jumlah penduduk dan profil lokasi penelitian dalam
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat Kota Bandung dalam Pilgub Jabar
2013.
Data yang diperoleh melalui studi pustaka dapat dipandang sebagai
narasumber yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti, sehingga dapat memperkuat hasil observasi yang telah dilaksanakan
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan masalah, tujuan, fungsi dan
sebagainya.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Menurut Sugiyono (2008, hlm. 198) angket adalah “teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”.
Penelitian ini akan menggunakan angket tertutup dalam teknik
pengumpulan data, sehingga responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya
sehingga waktu dalam pengisiannya relatif singkat dan dapat menjaring responden
yang relatif banyak dan angket yang digunakan dalam bentuk skala Likert dengan
lima alternatif jawaban responden, sebagai berikut:
Tabel. 3.2.
Skor untuk Jawaban Responden
Alternatif Jawaban Responden Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
54
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sangat Tidak Setuju 1
Dalam penelitian ini, peneliti menyebar dan membagikan angket kepada
masyarakat Kota Bandung, yang diwakili oleh empat kelurahan dari setiap
wilayah Kota Bandung yaitu daerah: 1) Wilayah Bandung Utara, Kelurahan
Sadang Serang; 2) Wilayah Bandung Tengah, Kelurahan Cihapit; 3) Wilayah
Bandung Selatan, Kelurahan Cibadak; 4) Wilayah Bandung Timur, Kelurahan
Pamekitan.
D.Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008, hlm. 117).
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Bandung.
Dengan jumlah penduduk menurut registrasi penduduk di 30 kecamatan sampai
dengan bulan Desember 2012 berjumlah: 2.455.517 jiwa, sehingga rata-rata
kepadatan penduduk per kelurahan berjumlah: 16.262 jiwa. Pengambilan sampel
pada populasi berdasarkan teknik multistage cluster sampling, dengan tahap
cluster sebanyak tiga kali.
Pada cluster pertama yaitu pembagian Kota Bandung ke dalam empat
pembagian wilayah yaitu; wilayah Bandung Utara, wilayah Bandung Tengah,
wilayah Bandung Selatan dan wilayah Bandung Timur.
Selanjutnya, cluster tahap kedua yaitu dipilih satu kecamatan dari tiap
wilayah tersebut secara random, kecamatan yang terpilih berdasarkan pembagian
empat wilayah Kota Bandung secara berturut-turut, kemudian dilakukan
pembagian cluster lagi berdasarkan wilayah kelurahan. Untuk lebih jelasnya
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skema 3.1.
Tahap Pengclusteran
Berdasarkan prosedur teknik multistage cluster sampling yang digunakan
dalam penelitian ini, maka terdapat populasi penelitian yang berasal dari
daerah-daerah atau clusters dari seluruh wilayah Kota Bandung.
Tabel 3.3.
Masyarakat Kota Bandung yang Telah Dipilih
56
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Cluster Tahap 1 Cluster Tahap 2 Cluster Tahap 3 Jumlah Penduduk
Wilayah Bandung
Utara
Kec. Coblong Kel. Sadang
Serang
Kec. Cinambo Kel. Pamekitan 5.262
Jumlah 49.398
(Sumber: Data Jumlah Penduduk Tahun 2013-2014 Masing-masing Kelurahan,
diolah peneliti)
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1997,
hlm. 109). Adapun sampel menurut Sugiyono (2008, hlm. 73) sampel adalah
“bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil dari teknik
multistage cluster sampling, populasi dari cluster merupakan subpopulasi dari
total populasi. Teknik pembagian cluster yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan tiga tahap, sebagai berikut:
Tahap pertama, menentukan masyarakat Kota Bandung berdasarkan
pembagian empat wilayah, yaitu wilayah Bandung Utara, wilayah Bandung
Tengah, wilayah Bandung Selatan dan wilayah Bandung Timur.
Tahap kedua, menentukan masyarakat Kota Bandung berdasarkan
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dipilih secara random, yakni Kecamatan Coblong, Kecamatan Bandung Wetan,
Kecamatan Astana Anyar dan Kecamatan Cinambo.
Tahap ketiga, menentukan masyarakat Kota Bandung berdasarkan
kelurahan yang dipilih secara random dan merupakan subwilayah dari ke-empat
kecamatan (tahap kedua), yakni Kelurahan Sadang Serang, Kelurahan Cihapit,
Kelurahan Cibadak dan Kelurahan Pamekitan.
Penentuan besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:
Keterangan: n = Ukuran sampel keseluruhan
N = Ukuran populasi
e = Bound of error
(Arikunto, 2006, hlm. 116)
Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh sampel sebagai berikut:
= 99.99797 (dibulatkan menjadi 100 orang)
Setelah diketahui hasil penghitungan berdasarkan rumus Slovin tersebut.
58
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
proporsi sampel untuk masing-masing cluster jika dihitung secara proporsional
maka akan menggunakan rumus sebagai berikut:
⁄
Keterangan: ni = Jumlah sampel untuk setiap cluster/kelurahan
n = Jumlah sampel seluruhnya
Ni = Jumlah populasi setiap cluster/kelurahan
N = Jumlah populasi seluruhnya
(Arikunto, 2006, hlm. 117)
Tabel 3.4.
Proporsi Sampel untuk Setiap Cluster/Kelurahan
Kelurahan Jumlah Sampel Pembulatan
Kel. Sadang Serang 21671/49398 x 100 =
43,87
43
Kel. Cihapit 6343/49398 x 100 =
12,84
13
Kel. Cibadak 16122/49398 x 100 =
32,63
33
Kel. Pamekitan 5262/49398 x 100 =
10,65
11
Jumlah 100
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E.Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
Penelitian yang baik adalah penelitian yang dipersiapkan sedemikian rupa
sehingga memiliki prosedur yang jelas, persiapan yang dilakukan dalam penelitian
ini meliputi: merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, menentukan
pendekatan dan metode penelitian, menentukan variabel penelitian, menentukan
sumber data, membuat instrumen penelitian, mengumpulkan data, menganalisi
data, menarik kesimpulan, memberikan saran-saran dan menyusun laporan
penelitian.
2. Penyusunan Kuesioner
Sebelum peneliti membuat atau menyusun kuesioner penelitian, peneliti
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan proposal dari kedua pembimbing
skripsi, setelahnya peneliti dapat menyusun kuesioner penelitian tersebut. Dengan
adanya kuesioner peneliti berharap data yang diperoleh akan akurat, hasil dari
pengumpulan data yang berupa angka-angka dengan sifatnya yang pasti. Karena
dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen penelitian, maka
pedoman penelitian merupakan pegangan peneliti untuk mendapatkan data di
lapangan. Dalam tahapan ini pun peneliti menyusun instrumen penelitian untuk
masyarakat Kota Bandung.
3. Perizinan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian ke lapangan, peneliti harus menempuh
prosedur perizinan penelitian, hal ini dilakukan agar penelitian yang dilaksanakan
mendapatkan legalitas. Adapun prosedur perizinan yang ditempuh, sebagai
berikut:
a. Mengajukan permohonan izin mengadakan penelitian kepada Ketua Jurusan
60
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
disampaikan kepada Pembantu Dekan I Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan diteruskan kepada Kepala BAAK UPI, yang secara
kelembagaan mengatur segala jenis urusan administratif dan akademik.
b. Pembantu Rektor Bidang Akademik atas nama Rektor Universitas Pendidikan
Indonesia mengeluarkan surat permohonan izin penelitian kepada Badan
Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung.
c. Mengajukan permohonan izin mengadakan penelitian kepada subjek-subjek
penelitian yang telah ditentukan sebelumnya dengan membawa surat
rekomendasi dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota Bandung.
4. Pelaksanaan Penelitian
Setelah melaksanakan tahapan pra-penelitian, kemudian menempuh
prosedur perizinan untuk penelitian, pada tahap selanjutnya, peneliti memulai
untuk terjun ke lapangan dalam rangka memulai penelitian. Pelaksanaan
penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data hasil dari pengisian
kuesioner yang telah disebar kepada masyarakat Kota Bandung. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Menghubungi setiap Lurah (Lurah Sadang Serang, Lurah Cihapit, Lurah
Cibadak dan Lurah Pamekitan) untuk meminta izin melaksanakan penelitian.
b. Menghubungi ketua RW dari masing-masing wilayah sampel, yang dimana
oleh peneliti beberapa warganya dipilih sebagai responden, untuk meminta
izin melaksanakan penelitian.
c. Menentukan responden yang akan diberikan kuesioner, karena dalam
penelitian ini meneliti makna tayangan debat calon Gubernur Jabar 2013 bagi
peningkatan partisipasi politik masyarakat Kota Bandung maka, peneliti akan
menentukan responden yang pada saat Pilgub Jabar 2013 telah atau lebih
berusia 17 tahun atau sudah menikah dengan kata lain sudah memiliki hak
pilih dalam Pilgub Jabar 2013 tersebut.
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Pengujian Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mengukur dan menganalisis seberapa baik instrumen itu
dibuat untuk kemudian diberikan kepada responden. Pengujian instrumen
penelitian dalam hal ini ialah mengenai uji validitas dan uji reliabilitas instrumen.
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengukur apakah instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini valid atau tidak.
Instrumen yang valid berarti instrumen yang berperan sebagai alat ukur adalah
valid. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 348) “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.”
Teknik uji validitas instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menggunakan analisis daya pembeda, pengujian daya pembeda yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah menggunakan t-test. Untuk menguji daya pembeda
secara signifikan digunakan rumus t-test sebagai berikut:
√
Dimana:
√
(Sugiyono, 2006, hlm. 128)
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan
62
Ray Fitra Dwi Yudha2014
Makna tayangan debat calon gubernur jawa barat
Di televisi bagi peningkatan partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan gubernur jawa barat 2013
Di kota bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas intrumen.
Melihat pendapat Sugiyono tersebut maka peneliti menggunakan uji
reliabilitas instrumen dengan teknik „Rumus Alpha‟. Peneliti menggunakan „Rumus Alpha‟ karena dalam hal ini peneliti menggunakan angket dengan skala
Likert. Sebagaimana yang dikemukakan Arikunto bahwa “Rumus Alpha
digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0,
misalnya angket atau soal bentuk uraian. „Rumus Alpha‟ yang digunakan peneliti
adalah sebagai berikut:
(
)
Keterangan: = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= Jumlah varian butir
= Varian total
(Arikunto, 2002, hlm. 171)
G.Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis 1. Teknik Analisis Data
Menurut Moleong (2000, hlm. 13) analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satu uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti