Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI SISWA PADA
MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh:
Jeni Nuraeni 0901993
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK
PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK
MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI SISWA
PADA MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
Oleh: Jeni Nuraeni
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Jeni Nuraeni 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN
JENI NURAENI
PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI SISWA PADA
MATERI GAYA ANTARMOLEKUL
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Harry Firman, M.Pd NIP: 195210081974121001
Pembimbing II
Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si. NIP: 196203011987032001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengembangan Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa pada Materi Gaya Antarmolekul” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak
melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan
ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2014
Yang membuat pernyataan
Jeni Nuraeni
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Miskonsepsi ditemukan sebagai penghambat dalam pembelajaran, oleh karena itu penting untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa, agar dapat dilakukan usaha untuk mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu instrumen tes pilihan ganda dua tingkat yang dapat mendiagnosis miskonsepsi siswa pada materi gaya antarmolekul, yang telah memenuhi kelayakan dari segi validitas dan reliabilitasnya, serta untuk mengungkap miskonsepsi siswa yang terjadi dengan menggunakan kunci determinasi miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI IPA yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul, yang berjumlah 57 siswa untuk uji reliabilitas dan 28 siswa untuk uji aplikasi produk. Metode yang digunakan adalah metode Research and Development (R&D), namun dalam penelitian ini tidak semua langkah dilakukan. Instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan sudah memenuhi kriteria yang baik dari segi validitas dan reliabilitasnya. Berdasarkan uji validitas isi yang dilakukan oleh lima orang validator dengan menggunakan metode CVR, dihasilkan 21 butir soal yang memenuhi kriteria yang baik. Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan metode KR#20 didapatkan nilai reliabilitas untuk 13 butir soal sebesar 0,79 yang termasuk ke dalam kategori tinggi, artinya instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan mempunyai keterandalan yang baik. Miskonsepsi yang terungkap berdasarkan analisis jawaban siswa pada aplikasi produk yang dilakukan pada 28 siswa SMA kelas XI yang telah mempelajari gaya antarmolekul, diantaranya: Gaya London hanya terjadi di antara molekul nonpolar (92,86%); Ketika suatu zat mendidih terjadi penguraian zat tersebut menjadi zat-zat baru, sehingga menghasilkan uap air(57,14%); Gaya dipol-dipol terjadi pada setiap senyawa yang mengandung ikatan yang bersifat polar (50%); Kekuatan gaya London akan meningkat dengan menurunnya keelektronegatifan (50%).
ABSTRAC
Misconception is found as a barrier in learning, therefore it is important to diagnose students’ misconceptions, so it can be organised to cope with it. This research aims to produce a two-tier multiple choice diagnostic instruments that can diagnose students’ misconceptions on Intermolecular force, which have fulfilled the eligibility in terms of content validity and reliability, and to uncover the misconception of students by using the key determination of misconception on the Intermolecural forces. The subject in this research was the high school students of XI sains class who have studied the Intermolecural force, totalling 57 students to reliability test and 28 students to the application product test. This method used was the Research and Development method (R & D), but not all the steps were performed in this study. Two-tier multiple choice diagnostic instruments developed which have fulfilled good criteria of both in terms of validity and reliability. Based on calculating of reliability test by using KR#20 formula, was obtained reliability value of 13 items about of 0,79, which belong to the high category, it meant a two-tier multiple choice diagnostic instrument test was developed had a good. Misconceptions was going revealed based on the student’s answers analysis on the result of product application test conducted on 28 students in second grade who had studied intermolecular force using by the determination key, there were: London forces only occured between nonpolar molecul (92,86%); When a boiling substance occured decomposition of that substance into a new one, thus producing water vapor (57,14%); dipol-dipol force occur in any compound containing a polar bond (50%); the strength of London force would be increased with decreasing of electronegativity (50%).
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Perumusan Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Penjelasan Istilah ... 7
G. Struktur Organisasi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tes Diagnostik ... 8
1. Definisi Tes Diagnostik ... 8
2. Fungsi Tes Diagnostik ... 8
3. Karakteristik Tes Diagnostik ... 8
B. Miskonsepsi ... 9
1. Definisi Miskonsepsi ... 9
2. Sifat Miskonsepsi ... 10
3. Terbentuknya Miskonsepsi ... 10
4. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi ... 11
5. Cara Mengidentifikasi Miskonsepsi ... 14
D. Ruang Lingkup Materi Gaya Antarmolekul ... 19
1. Gaya Antarmolekul ... 19
2. Jenis Gaya Antarmolekul ... 20
3. Pengaruh Gaya Antarmolekul terhadap Sifat Fisik suatu Senyawa .. 26
E. Studi tentang Miskonsepi pada Materi Gaya Antarmolekul ... 28
F. Pengembangan Tes ... 30
1. Validitas ... 30
2. Reliabilitas ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 34
B. Metode Penelitian ... 34
C. Prosedur Penelitian ... 36
D. Teknik Analisis Data... 40
BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42
B. Pembahasan... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 95
B. Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 97
LAMPIRAN... 100
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar berdasarkan Standar
Isi ………... 19
2.2. Titik Didih Gas Mulia ………... 22
2.3. Jenis Gaya Antarmolekul yang Terjadi di antara Molekul ... 26
2.4. Nilai Minimum CVR Uji Satu Pihak (p=0,05)……….. 31
2.5. Pedoman Penafsiran Reliabilitas ... 33
4.1. Nilai CVR untuk Setiap Butir Soal yang Dikembangkan pada Materi Gaya Antarmolekul... 44
4.2. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas... 45
4.3. Nilai Reliabilitas ………... 46
4.4. Kunci Determinasi Miskonsepsi pada Materi Gaya Antarmolekul………. 47
4.5. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Kekuatan Gaya Antarmolekul ………. 61
4.6. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Gaya Antarmolekul ….. 62
4.7. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Hubungan Titik Didih dengan Gaya Antarmolekul ………... 64
4.8. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Gaya London ………… 66
4.9. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Pengaruh Bentuk dan Massa Molekul terhadap Kekuatan Gaya London ……… 67
4.10. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Hubungan Peristiwa Mendidih dengan Gaya Antarmolekul ……… 68
4.11. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Pengaruh Massa Molekul terhadap Kekuatan Gaya London ……….. 70
4.12. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Pengaruh Luas Permukaan terhadap Kekuatan Gaya London ……….. 71
4.13. Jawaban Siswa pada Butiir Soal Konsep Gaya Dipol-dipol ……. 73
4.14. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Ikatan Hidrogen ……… 74
4.16. Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Pemutusan Ikatan
Hidrogen ……… 78
4.17 Jawaban Siswa pada Butir Soal Konsep Titik Didih Senyawa
yang Mempunyai Ikatan Hidrogen ……… 80
4.18 Daftar Miskonsepsi yang Terungkap pada Materi Gaya Antarmolekul dengan Menggunakan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat dan Kunci Determinasi Miskonsepsi pada
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Tahap Pengembangan Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat oleh
Chandrasegaran et al (2007) ………
2.2. Proses Terbentuknya Gaya London ……….
18
22
2.3. Struktur Neopentana dan n-Pentana ……… 23
2.4. Gaya Dipol-dipol pada Keadaan Padat ……… 24
2.5. Jenis Ikatan Hidrogen ……….. 25
2.5. Grafik Titik Didih Hidrida Unsur Golongan IVA, VA, VIA dan VIIA ………. 25
2.6. Peta Konsep Materi Gaya Antarmolekul ………. 27
3.1. Langkah-langkah Penggunaan Metode R&D ……….. 35
3.2. Alur Penelitian ………. 36
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
1. Soal Tes Esai ... 100
2. Soal Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Uji Reliabilitas ... 102
3. Soal Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat ... 106
4. Kunci Jawaban Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat untuk Uji Reliabilitas ... 109
5. Kunci Jawaban Tes Pilihan Ganda Dua Tingkat ... 110
LAMPIRAN B 1. Pola Instrumen Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat ... 111
2. Rekapitulasi Hasil Validasi Butir Soal Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat pada Materi Gaya Antarmolekul ... 123
3. Hasil dan Perhitungan Reliabilitas ... 139
LAMPIRAN B 1. Surat Izin Penelitian ... 145
Surat Bukti Tealh Melakukan Penelitian ... 146
1
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah proses membuat hubungan antara pengetahuan yang baru
dengan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Dalam proses belajar, siswa
mengkonstruksi pengetahuan yang baru melalui kerangka kognitif, bakat, nilai
dan pengalaman mereka (Nakhleh, 1992; Osborne & Freyberg, 1996; Unal et al.,
2010). Karena siswa mengkonstruksi sendiri makna dari pengetahuan baru yang
mereka terima, kadang-kadang terdapat konsepsi mereka yang berbeda dengan
konsep yang diterima secara ilmiah (Unal, 2010). Penelitian menunjukan bahwa
di dalam kelas sains siswa membawa gagasan dan penjelasan tertentu terhadap
fenomena alam yang tidak konsisten dengan gagasan yang diterima oleh
komunitas sains (Osborne et al, 1983; Tuysuz, 2009).
Kebanyakan dari gagasan atau konsep awal yang ada sering dipegang teguh
dan tahan terhadap pembelajaran dan adanya kesalahan pada struktur konsep awal
yang dimiliki siswa (Driver dan Easley, 1978; Tuysuz, 2009). Dalam Tuysuz
(2009) menyatakan bahwa siswa sering salah menafsirkan, memodifikasi atau
menolak sudut pandang para ilmuwan pada dasar cara berfikir mereka tentang
bagaimana dan mengapa sesuatu terjadi(Osborne, 1983), serta siswa puas dengan
konsepsi mereka, sehingga hanya melihat sedikit makna dari konsep baru yang
mereka terima (Duit dan Treagust, 1995).
Konsepsi siswa yang berbeda dengan konsep yang diterima secara ilmiah
disebut miskonsepsi (Tan dan Treagust, 1999; Nicoll, 2001; Unal, 2010). Dalam
Dahar (2011), menjelaskan bahwa miskonsepsi merupakan konsepsi anak sebagai
hasil konstruksi tentang pengalaman sehari-hari di alam sekitarnya, yang berbeda
dengan konsepsi ilmiah. Miskonsepsi biasanya timbul karena terdapat kaitan
antara konsep-konsep yang mengakibatkan proposisi yang salah. Seperti dalam
ilmu sains lainnya, miskonsepsi juga terjadi pada bidang kimia (Tan dan Treagust,
1999; Nicoll, 2001; Unal 2010).
2
Berdasarkan standar isi mata pelajaran kimia SMA/ MA Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006, salah satu tujuan pembelajaran kimia
adalah untuk memahami konsep, prinsip, hukum dan teori kimia serta saling
keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari dan teknologi. Pembelajaran kimia menuntut siswa untuk dapat
memahami konsep-konsep kimia. Pada kenyataannya siswa sering mengalami
kesulitan dalam memahami konsep dalam kimia, sehingga tidak semua siswa
yang mengikuti proses pembelajaran dapat menguasai konsep-konsep tersebut.
Kimia dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit, karena mengharuskan
siswa untuk melihat materi secara makroskopik, submikroskopik dan simbolik
(Johnstone, 1991; Smith dan Nakhleh, 2011). Penyebab lainnya, karena sebagian
besar konsep dalam kimia bersifat abstrak dan istilah sehari-hari yang berbeda
dengan istilah sains (Erdemir, Geban & Uzuntiryaki, 2000; Ozmen, 2004; Sendur
et al., 2010). Sebagai hasilnya, siswa berpegang pada gagasan tertentu sebagai
penjelasan dari fenomena ilmiah dan gagasan tersebut mereka bawa ke dalam
pembelajaran sains (Chandrasegaran et al., 2007). Mereka percaya bahwa
penjelasan tersebut adalah benar, sehingga siswa akan sulit menerima informasi
baru yang berlawanan dengan konsepsi mereka (Sendur, 2010).
Dalam dua dekade terakhir, sejumlah besar penelitian tentang pemahaman
konsep siswa telah dilakukan dalam berbagai materi kimia yang berbeda
(Gorodetsky & Gussarsky, 1986; Mak & Young, 1987; Hand, 1989; Renström et
al., 1990; Zoller, 1990; Bar & Travis, 1991; Haidar & Abraham, 1991; Garnett &
Treagust, 1992; Griffiths & Preston, 1999; Hesse & Anderson, 1992; Quilez &
Solaz, 1995; Staver & Lumpe, 1995; Tan & Treagust, 1999; Ebenezer & Fraser,
2001; Nicoll, 2001; Unal et al., 2010). Penelitian tersebut melaporkan bahwa
berbagai miskonsepsi siswa terjadi pada hampir seluruh tingkatan (Unal, 2010).
Miksonsepsi ditemukan sebagai penghambat dalam pembelajaran, sehingga perlu
diusahakan untuk mengubahnya (Dahar, 2011). Miskonsepsi berdampak negatif
3
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Konsep-konsep dalam kimia mempunyai keterkaitan antara satu konsep
dengan konsep lainnya. Jika siswa mengalami miskonsepsi dalam satu konsep,
maka siswa akan mengalami kesulitan untuk memahami konsep lainnya.
Membiarkan siswa maju dengan konsep-konsep yang tidak tepat, dapat
menimbulkan masalah-masalah belajar di masa yang akan datang (Dahar, 2011).
Apabila struktur kognitif siswa terdiri dari miskonsepsi, maka siswa tidak akan
mampu untuk menguasai konsep yang lebih lanjut. Miskonsepsi yang muncul
secara terus menerus akan menghambat penguasaan konsep siswa dan pada
akhirnya akan menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa (Dahar 2011).
Berdasarkan fakta tersebut menunjukan bahwa miskonsepsi yang terjadi
pada siswa harus diidentifikasi agar tindakan dapat dilakukan tindakan untuk
membantu siswa dalam memperbaiki konsepsi mereka (Taber, 1998; Tuysuz,
2009). Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa, diantaranya: peta konsep (Novak, 1996), wawancara (Carr,
1996) dan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat (two–tier multiple choice diagnostic test) (Treagust, 1995).
Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat memiliki keunggulan
dibandingkan dengan metode peta konsep dan wawancara, yaitu mudah
dilaksanakan dan mudah dalam pemberian skor, sehingga lebih memudahkan guru
di dalam kelas (Tan dan Treagust; 1999). Menurut Treagust (1995), tes plihan
ganda dua tingkat merupakan instrumen diagnostik yang dapat mengidentifikasi
dan mengevaluasi konsepsi siswa pada bidang tertentu, yaitu melalui pilihan pada
tingkat pertama untuk menentukan pengetahuan faktual atau konseptual
sedangkan pilihan pada tingkat kedua digunakan untuk mengetahui alasan dibalik
pilihan pada tingkat pertama.
Dalam Tuysuz (2009) menjelaskan bahwa tes diagnostik pilihan ganda dua
tingkat memiliki dua keuntungan utama dibandingkan tes satu tingkat yang
konvensional. Yang pertama adalah menurunkan kesalahan pengukuran. Pada tes
pilihan ganda satu tingkat dengan lima opsi, terdapat 20% kemungkinan siswa
menjawab benar dengan cara menebak. Sedangkan, pada tes pilihan ganda dua
4
kemungkinan siswa menjawab benar dengan cara menebak hanya sebesar 4%.
Keuntungan kedua dari tes pilihan ganda dua tingkat adalah dapat mengetahui dua
aspek informasi dari satu fenomena yang sama, yaitu jawaban dari tingkat
pertama dan tingkat kedua yang merupakan penjelasan dari jawaban pada tingkat
pertama.
Pengembangan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dalam pelajaran
kimia telah banyak dilakukan di luar negeri, beberapa diantaranya dilakukan oleh
Treagust (1988), Tan dan Treagust (1999), Tan et al. (2002), Tan et al. (2005),
Chandrasegaran et al (2007) dan Tuysuz (2009). Di Indonesia, penelitian tentang
pengembangan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat sebagai alat untuk
mendiagnosis miskonsepsi khususnya dalam mata pelajaran kimia masih sangat
sedikit jumlahnya.
Materi gaya antarmolekul merupakan salah satu materi dalam mata
pelajaran kimia yang penting dan memerlukan penguasaan konsep yang tinggi.
Untuk dapat memahami gaya antarmolekul, diperlukan pemahaman bahwa materi
tersusun atas partikel seperti atom, ion dan molekul. Materi ini sangat berkaitan
erat dengan penjelasan sifat-sifat fisik zat. Bebarapa penelitian tentang
pemahaman siswa pada materi gaya antarmolekul telah dilakukan, salah satunya
yang dilakukan oleh Schmidt et al. (2009) tentang pemahaman siswa pada titik
didih dan gaya antarmolekul, dengan menggunakan tes pilihan ganda dan tes free
response yang mengharuskan siswa untuk memberikan penjelasan pada setiap
soalnya. Dari hasil penelitian ini ditemukan beberapa miskonsepsi siswa pada
konsen dalam materi gaya antarmolekul.
Penelitian tentang pengembangan tes untuk mendiagnosis miskonsepsi pada
materi gaya antarmolekul yang berbentuk pilihan ganda dua tingkat belum
ditemukan oleh penulis, khususnya di Indonesia. Oleh karena itu, sangat perlu
untuk mengembangkan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dapat
5
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, menunjukan
bahwa perlu dilakukan penelitian dalam mengembangkan sebuah tes diagnostik
untuk mendiagnosis miskonsepsi yang dialami siswa pada materi gaya
antarmolekul. Perhatian dalam mengembangkan tes diagnostik ini adalah
bagaimana kriteria dari tes diagnostik yang dikembangkan sehingga dapat
mengidentifikasi miskonsepsi dan miskonsepsi apa saja yang dapat terungkap
dengan menggunakan tes tersebut. Maka, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah insturmen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang
dikembangkan untuk mendiagnosis miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada
materi gaya antarmolekul memenuhi kriteria yang baik dilihat dari validitas
isi dan reliabilitasnya?
2. Apa saja miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada materi gaya antarmolekul
yang dapat terungkap dengan menggunakan instrumen tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat yang dikembangkan?
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang dikaji tidak terlalu luas, maka dibuat pembatasan
masalah pada penelitian ini. Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tes diagnostik pilihan ganda duat tingkat yang dikembangkan pada materi
gaya antarmolekul berdasarkan Standar Kompetensi 1 dan Kompetensi Dasar
1.3 kelas XI Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006.
2. Pada penelitian ini, uji reliabiltas dan uji aplikasi produk merujuk pada satu
sekolah, yaitu SMA Laboratoirum Percontohan UPI Bandung, dengan jumlah
6
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah instrumen tes
diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dapat digunakan untuk mendiagnosis
miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada materi gaya antarmolekul yang telah
memenuhi kriteria baik dilihat dari segi validitas isi dan reliabilitasnya, serta
untuk mengungkap miskonsepsi siswa SMA kelas XI pada materi gaya
antarmolekul dengan menggunakan kunci determinasi miskonsepsi pada materi
gaya antarmolekul.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
1. Bagi siswa, tes diagnostik dapat menjadi sarana untuk mengetahui
miskonsepsi yang dialami pada materi gaya antarmolekul, sehingga dapat
memperbaiki konsep-konsep yang sebelumnya mengalami miskonsepsi.
2. Bagi guru, hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tes
diagnostik miskonsepsi yang dapat dilakukan oleh guru pada materi gaya
antarmolekul, sehingga dengan terungkapnya miskonsepsi siswa, guru dapat
melakukan upaya untuk memperbaiki konsepsi siswa, serta dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam materi gaya antarmolekul.
3. Bagi peneliti lain, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan
7
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Penjelasan Istilah
Beberapa istilah yang terdapat dalam penelitian ini dijabarkan sebagai
berikut:
1. Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat adalah pertanyaan pilihan ganda dua
tingkat yang dapat mendiagnosis konsepsi alternatif siswa (Tsai dan Choi,
2002). Tes ini mempunyai dua tingkat, tingkat pertama mengandung pilihan
jawaban dan tingkat kedua mengandung alasan dari jawaban pada tingkat
pertama (Tuysuz, 2009). Pada penelitian ini, tingkat pertama terdiri dari
empat pilihan jawaban dan tingkat kedua terdiri dari empat pilihan alasan.
2. Miskonsepsi adalah konsepsi anak yang berbeda dengan konsepsi yang
diterima secara ilmiah (Tan et al., 2005). Menurut Fowler miskonsepsi adalah
suatu pengertian yang tidak akurat terhadap konsep, penggunaan konsep yang
salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah kekacauan konsep-konsep yang
berbeda dan hubungan konsep-konsep yang tidak benar (Suparno, 2005).
Pada penelitian ini miskonsepsi yang diungkap adalah miskonsepsi siswa
pada materi gaya antarmolekul. Miskonsepsi diidentifikasi berdasarkan pola
respon siswa pada aplikasi produk, dengan menggunakan kunci determinasi
miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul.
G. Struktur Organisasi
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I tentang pendahuluan yang meliputi
latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah dan struktur organisasi. Bab II
tentang kajian pustaka yang meliputi tes diagnostik, miskonsepsi, tes diagnostik
pilihan ganda dua tingkat, ruang lingkup materi gaya antarmoleku, studi tentang
miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul dan pengembangan tes. Bab III
tentang metode penelitian meliputi lokasi dan subjek penelitian, metode
penelitian, prosedur penelitian dan teknik analisis data. Bab IV tentang hasil
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Swasta di Kota Bandung,
yaitu di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Pemilihan lokasi ini
dilakukan berdasarkan kesesuaian antara kurikulum yang diterapkan di SMA
Laboratorium Percontohan UPI dengan kurikulum materi pada butir soal yang
dikembangkan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006.
Objek penelitian ini adalah instrumen tes diagnostik miskonsepsi yang berbentuk
pilihan ganda dua tingkat. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA kelas XI yang
telah mempelajari materi gaya antarmolekul.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode
R&D adalah metode penelitian yang diguakan untuk menghasilkan produk
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Adapun
menurut Sukmadinata (2010), metode R&D merupakan pendekatan untuk
menghasilkan produk baru atau penyempurnaan produk yang telah ada. Penelitian
ini mengembangkan instrumen, yakni suatu tes diagnostik pilihan ganda dua
tingkat yang digunakan untuk mendiagnosis miskonsepsi yang dimiliki siswa
pada materi gaya antarmolekul. Sugiyono (2010) mengemukakan
langkah-langkah R&D terdiri atas sepuluh langkah-langkah, seperti yang ditunjukan oleh Gambar
35
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada penelitian ini, tidak semua langkah-langkah tersebut dilakukan,
melainkan hanya sampai langkah ke enam yaitu ujicoba produk pada skala kecil.
Langkah-langkah tersebut secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap
pengembangan butir soal, tahap validasi dan tahap aplikasi produk. Tahap
pengembangan butir soal terdiri dari tiga langkah, yaitu: 1) Potensi dan masalah,
2) Pengumpulan data, dan 3) Desain produk; Tahap validasi, terdiri dari dua
langkah, yaitu: 1) Validasi desain, 2) Revisi desain; dan tahap aplikasi produk
hanya terdiri dari satu langkah yaitu uji coba produk dalam skala secil. Potensi
36
C. Prosedur Penelitian
Secara garis besar alur dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
TAHAP
(kajian literatur dan wawancara guru kimia)
Pengumpulan data
Kajian pustaka tentang tes diagnostik, miskonsepsi dan materi gaya antarmolekul dan pembuatan peta konsep
Analisis miskonsepsi (tes esai dan kajian literatur tentang
miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul dari hasil penelitian yang
telah ada sebelumnya)
Uji validitas isi oleh para ahli
Pengembangan kunci determinasi miskonsepsi
Ujicoba skala kecil instrumen tes diagnostik pilihan ganda
dua tingkat
Analisis miskonsepsi dari hasil jawaban siswa pada uji aplikasi produk dengan
37
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tahap-tahap pada penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Pengembangan Butir Soal
Seperti yang tecantum dalam Gambar 3.2. tahap pengembangan butir terdiri
dari tiga langkah, yaitu potensi dan masalah, pengumpulan data dan desain
produk. Tahap pengembangan butir soal tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat
pada penelitian ini mengikuti dan memodifikasi prosedur penelitian yang
dilakukan oleh Chandrasegaran dan Treagust (2007) dalam “The Development of a Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrumen for Evaluating Secondary
School Students’ Ability to Describe and Explain Chemical Reactions Using
Multiple Levels of Representation” yang mengacu pada prosedur yang dijelaskan oleh Treagust (1995), sehingga menghasilkan tiga langkah, yaitu:
a. Potensi dan masalah.
Dalam langkah potensi dan masalah dilakukan kajian literatur dan wawancara
guru kimia. Hasil dari potensi dan masalah dipaparkan dalam latarbelakang
penelitian ini.
b. Pengumpulan data.
Langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah 1) kajian pustaka
yang meliputi tes diagnostik, miskonsepsi, tes diagnostik pilihan ganda dua
tingkat, analisis materi gaya antarmolekul, serta pembuatan peta konsep materi
gaya antarmolekul, dan 2) analisis miskonsepsi yang meliputi tes esai (Lampiran
A.1 halaman 100 dan kajian literatur atau penelitian yang telah ada tentang
miskonsepsi siswa pada materi gaya antarmolekul.
c. Desain produk.
Dari hasil analisis miskonsepsi ini dibuat sebuah pola instrumen yang di
dalamnya terdapat konsep yang benar dan dalam setiap konsep tersebut terdapat
masing-masing tiga miskonsepsi, serta dibuat butir soal dari setiap konsep
tersebut. Butir soal yang dikembangkan terdiri dari dua tingkat, tingkat pertama
terdiri dari empat pilihan jawaban dan tingkat kedua terdiri dari empat pilihan
alasan dari jawaban yang berada di tingkat pertama, seperti yang ditunjukan pada
Gambar 3.3. Dari analisis miskonsepsi ini diperoleh 13 konsep yang mengalami
38
soal pilihan ganda dua tingkat. Pola instrumen yang dikembangkan tersebut
terlampir pada lampiran (Lampilran B.1 halaman 111 ).
2. Tahap Validasi
Untuk mengetahui kelayakan dari instrumen tes yang dikembangkan,
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas instrumen yang dilakukan
adalah validitas isi. Uji validasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antar
butir soal dengan miskonsepsi serta kesesuaian antara stem dengan option.
Validasi butir soal pada penelitian ini dilakukan oleh lima validator yang
merupakan ahli dalam bidangnya, yaitu oleh tiga dosen kimia dan dua guru mata
pelajaran kimia SMA.
Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai validitas isi dari
masing-masing butir soal dengan menggunakan metode CVR. Nilai CVR setiap butir soal
dihitung dengan menggunakan persamaan Lawshe, seperti yang tertulis di bab 2
halaman 30. Berdasarkan pemasukan atau saran dari validator dilakukan STEM
siswa pada tes essay, analisis miskonsepsi berdasarkan penelitian yang telah ada, serta wawancara dengan
guru kimia Berasal dari hasil analisis
dan kajian buku dan soal pada materi gaya
antarmolekul
39
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta gambar yang kurang tepat. Dari keseluruhan butir soal yang dinilai “sesuai”,
selanjutnya dilakukan pemilihan butir soal untuk digunakan dalam uji reliabilitas.
Uji reliabilitas dilakukan dengan mengujikan instrumen tes diagnostik
pilihan ganda dua tingkat yang berjumlah 16 soal pada 2 kelas XI IPA yang telah
mempelajari materi gaya antarmolekul yaitu sebanyak 57 siswa (Lampiran A.2
halaman 102). Data hasil uji reliabilitas diolah untuk mendapatkan nilai
reliabilitas dari instrumen tes ini. Sebelumnya, dilakukan penskoran pada setiap
butir soal. Apabila siswa menjawab benar di kedua tingkat maka jawaban tersebut
dikatakan benar dan mendapat skor 1. Sedangkan, apabila siswa hanya menjawab
benar disalah satu tingkat maupun menjawab salah dikedua tingkatnya maka
jawaban tersebut dikatakan salah dan mendapat skor 0.
Data hasil uji reliabilitas dihitung dengan menggunakan persamaan KR#20
yang tertulis pada bab 2 halaman 33. Berdasarkan nilai reliabilitasnya, ditentukan
kategori reliabilitas instrumen tes yang telah dikembangkan dengan
membandingkan nilai reliabilitas yang diperoleh dengan koefisien reliabilitas
yang terdapat dalam Tabel 2.5. halaman 33 Agar dapat mengungkap miskonsepsi
secara konsisten untuk setiap konsepnya, maka dari 16 soal hanya dipilih 13 soal
untuk dilakukan uji aplikasi produk.
Langkah selanjutnya adalah membuat kunci determinasi miskonsepsi materi
gaya antarmolekul berdasarkan pola respon siswa. Kunci determinasi ini dibuat
untuk menentukan miskonsepsi apa saja yang terdapat pada pikiran siswa
berdasarkan pola respon siswa pada aplikasi produk skala kecil. Kunci
determinasi yang telah dibuat tercantum pada bab 4 Tabel 4.4 halaman 47 .
3. Tahap Aplikasi Produk
Pada tahap aplikasi produk pada skala kecil ini, instrumen tes diagnostik
pilihan ganda dua tingkat yang telah memenuhi kriteria instrumen yang baik dari
segi validitas maupun reliabilitasnya, yaitu sebanyak 13 butir soal diujikan kepada
sekelompok siswa kelas XI IPA yang telah mempelajari materi gaya antarmolekul
40
Berdasarkan hasil uji aplikasi produk pada skala kecil, dilakukan analisis
terhadap jawaban atau pola respon setiap siswa pada setiap butir soal. Analisis ini
mengacu pada kunci determinasi miskonsepsi pada materi gaya antarmolekul
yang telah dikembangkan sebelumnya (Tabel 4.4 halaman 47). Dari hasil analisis
ini dapat diketahui miskonsepsi apa saja yang terjadi pada materi gaya
antarmolekul.
D. Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh suatu kesimpulan, dilakukan pengolahan data terhadap
instrumen yang diujikan. Teknik analisis data dalam penelitian ini dibagi menjadi
dua, yaitu: 1) analisis instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan 2)
analisis miskonsepsi dari hasil tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat.
1. Analisis instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat
Analisis instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat meliputi uji
validitas dan uji reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah validitas isi.
Validitas isi adalah validitas suatu alat ukur dipandang dari segi isi atau konten
bahan pelajaran yang dicakup oleh alat ukur tersebut (Firman, 2000). Validasi
ini dilakukan oleh para ahli di bidangnya, yakni oleh tiga dosen kimia dan dua
guru kimia SMA. Teknik yang digunakan untuk menganalisis hasil validasi para
ahli adalah Content Validity Ratio (CVR). Perhitungan nilai CVR dilakukan
dengan menggunakan persamaan Lawshe yang tertulis di bab 2. Hasil dari
perhitungan nilai CVR pada setiap butir soal kemudian dibandingkan dengan
nilai minimum CVR. Berdasarkan Tabel 2.4. untuk jumlah validator adalah 5,
41
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Reliabilitas
Untuk menghitung nilai reliabilitas dari keseluruhan butir soal, terlebih
dahulu dilakukan penskoran terhadap setiap butir soal pilihan ganda beralasan.
Metode perhitungan reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode konsistensi internal, dan nilai reliabilitasnya dihitung dengan
menggunakan rumus KR#20 yang terdapat pada bab 2 halaman 33. Kemudian
dilakukan penafsiran nilai reliabiltas yang diperoleh dengan menggunakan
kriteria sebagaimana yang tercantum pada Tabel 2.5. halaman 33 tentang
pedoman penafsiran nilai reliabilitas.
2. Analisis miskonsepsi dari hasil tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat
Data yang didapat dari hasil uji aplikasi skala kecil instrumen tes
diagnostik pilihan ganda dua tingkat dianalisis dan diinterpretasikan miskonsepsi
yang terkandung dalam setiap jawaban siswa dengan menggunakan kunci
determinasi miskonsepsi (Tabel 4.1.). Miskonsepsi siswa yang terungkap di
hitung presentasenya dengan menggunakan persamaan berikut:
Keterangan:
NP = Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi
PR = Jumlah siswa yang memilih pola respon tertentu
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan
telah memenuhi kriteria yang baik dilihat dari segi validitas dan
reliabilitasnya. Berdasarkan uji validitas isi dan pengolahan dengan metode
CVR yang dilakukan pada 22 butir soal yang ada, dihasilkan 21 butir soal
yang memenuhi kriteria yang baik dari segi validitas isi (nilai CVR=1).
Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan pada 57 siswa SMA kelas XI,
perhitungan dengan menggunakan metode KR#20, didapatkan tes
diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang terdiri dari 13 butir soal yang
memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,79, nilai tersebut menunjukan bahwa
instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan
memiliki reliabilitas yang tinggi, artinya mempunyai keterandalan yang
baik.
2. Miskonsepsi siswa kelas XI yang terungkap dengan menggunakan
instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan kunci determinasi
miskonsepsi pada adalah hampir seluruh siswa mengalami miskonsepsi
bahwa Gaya London hanya terjadi di antara molekul nonpolar (92,86%);
Ketika suatu zat mendidih terjadi penguraian zat tersebut menjadi zat-zat
baru, sehingga menghasilkan uap air (57,14%); Gaya dipol-dipol terjadi
pada setiap senyawa yang mengandung ikatan yang bersifat polar (50%);
Kekuatan gaya London akan meningkat dengan menurunnya
keelektronegatifan (50%). Miskonsepsi siswa yang terungkap dengan
menggunakan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan kunci
determinasi miskonsepsi gaya antarmolekul secara keseluruhan tercantum
96
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran
Setelah melakukan penelitian ini, peneliti menyarankan agar:
1. Guru dapat menggunakan tes diagnostik dua tingkat yang telah
dikembangkan, sebagai salah satu bahan atau alat untuk membantu guru
dalam mendiagnosis miskonsepsi siswa dalam materi gaya antarmolekul
sehingga dapat membantu dalam meningkatkan pemahaman siswa.
2. Miskonsepsi yang terungkap dalam penelitian ini perlu diperhatikan oleh
guru pada saat pembelajaran, sehingga dapat menghindari terjadi
miskonsepsi.
3. Peneliti lain untuk melakukan uji aplikasi produk tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat yang telah dikembangkan ini pada skala yang lebih besar.
4. Peneliti lain untuk mengembangkan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat
untuk konsep lain pada materi gaya antarmolekul yang belum
97
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, N. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X pada Materi Hidrokarbon. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Tidak
diterbitkan.
Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi aksara
Azwar, S. (2012). Tes Prestasi Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi
Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chandrasegaran, A.L., Treagust, D.F. dan Mocerino, M. (2007). “The Development of A Two-Tier Multiple-Choice Diagnostic Instrument for Evaluating Secondary School Students’ Ability to Describe and Explain Chemical Reactions Using Multiple Levels of Representation”. Chemistry Education Research and Practice, 8, (3), 293-307.
Chang, R dan Goldsby, K.A. (2012). Chemistry. Newyork, NY: McGraw-Hill.
Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta: Depdiknas.
Effendy. (2007). A Level Chemistry For Senior High School Students Volume 2A. Malang: Bayumedia Publishing.
Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Harnanto, A dan Ruminten. (2009). Kimia 2. Jakarta: Depdiknas.
Henrickson, C. (2005). Chemistry. USA: Wiley Publishing.
98
Jeni Nuraeni, 2014
Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat Untuk Mendiagnosis Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gaya Antarmolekul
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Morgil, I., Seyhan, H.G., Secken, N., Yucel, A.S., Temel, S., dan Ural, E. (2009). “Overcoming the Determined Misconception in Melting and Dissolution Through Question and Answer and Discussion Methods”. Chemistry, 3,
(3), 49-61.
Purba, M. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI 2A. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Schmidt, H.C., Kaufmann B., dan Treagust, F.D. (2009). “ Students’ Understanding of Boiling Point and Intermolecular Forces”. Chemistry Education Research and Practice. 10, 265-272.
Sendur, G., Toplak, M. dan Pekmez, E.S. (2010). “Analyzing of Students’ Misconception about Chemical Equilibrium”. International Conference on New Trends in Education and Their Implications. Turki: 11-13 November 2010.
Smith, K.C. dan Nakhleh, M.B. (2011). “Universiy Students’ Conceptions of Bonding in Melting and Dissolving Phenomena”. Chemistry Education Research and Practice. 12, 398-408.
Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sunarya, Y dan Setiabudi, A. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas
XI. Jakarta: Depdiknas.
Suparno, P. (2013). Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: PT. GrMEDIA Widiasarana Indonesia.
Susteyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar dengan Teori Ujian Klasik dan Teori Responsi Butir. Bandung: CV Cakra.
Tan, K.C.D. dan Treagust, D.F. (1999). “Evaluating Student’s Understanding of Chemical Bonding”. School Science Review. 81, (294), 75-83.
Tan, K.C.D., Goh, N.K., Chia, L.S. dan Treagust, D. F. (2002). “Development and Application of A Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument to Assess High School Student’ Understanding of Inorganic Chemistry Qualitative Analysis”. Journal of Research in Science Teaching. 39, (4),
99
Tan, K.C.D., Taber, K., Goh, N.K. dan Chia, L.S. (2005). “The Ionization Energy Diagnostic Instrument: A Two-Tier Multiple-Choice Instrument to Determine High School Students’ Understanding of Ionisation Energy”.
Chem. Educ. Res. Pract. 6, (4), 180-197.
Treagust, D.F. (1988). “Development and Use of Diagnostic Test to Evaluate Students Misconception in Science”. International Journal of Science. 10,
(2), 159-169.
Treagust, D.F. (1995). “Diagnostic Assessment of Students’ Science Knowledge”. In: Glynn, S.M, Duit, R. (Eds.), “Learning Science in The Schools: Research Reforming Practice”. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates. pp. 327-346.
Tsai, C.C. dan Chou, C. (2002). “Diagnosing Students’ Alternative Conceptions in Science Through A Networked Two-Tier Test System”. Int. J. Comp. Assisted Learn. 18, (2), 157-165.
Tuysuz, C. (2009). “Development of Two-Tier Diagnostic Instrument and Assess Students’ Understanding in Chemistry”. Scientific Research and Essay. 4