Indah Fat, 2013
Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Pada Materi Ekosistem Di Sekolah Menengah Pertama
ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI EKOSISTEM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
KELAS VII
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh: Indah Fat
0905594
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Indah Fat, 2013
Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Pada Materi Ekosistem Di Sekolah Menengah Pertama
ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA
MATERI EKOSISTEM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
(SMP) KELAS VII
Oleh
Indah Fat
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Indah Fat 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Indah Fat, 2013
Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Pada Materi Ekosistem Di Sekolah Menengah Pertama
INDAH FAT
ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI EKOSISTEM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
KELAS VII
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I
Drs. H. Dadang Machmudin, M.Si NIP. 196205051987031003
Pembimbing II
Dr. Didik Priyandoko, M. Si NIP.196912012001121001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
ii Indah Fat, 2013
ABSTRAK
Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif pada Materi Ekosistem di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII
Indah Fat
Pada zaman serba modern ini media yang dikembangkan adalah penggunaan multimedia dalam pembelajaran. Multimedia interaktif kini banyak digunakan guru untuk menunjang proses pembelajaran. Pada kenyataannya kualitas dan kelayakan multimedia yang beredar di pasaran atau dikeluarkan dari Kemendiknas belum diketahui. Kelayakan yang dimaksud adalah dalam aspek media serta isi materi yang terdapat dalam multimedia tersebut. Sehingga
dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif pada Materi Ekosistem di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII”. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui kelayakan multimedia interaktif yang digunakan dalam pembelajaran materi ekosistem di SMP kelas VII dilihat dari aspek media dan pedagogik. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, instrumen yang digunakan berupa lembar observasi, angket dan wawancara guru siswa. Nilai yang diperoleh dari penilaian berdasarkan aspek media adalah sebesar 83,33% yang termasuk kedalam kategori sangat baik. Penilaian menurut aspek pedagogik memperoleh nilai 52,13% yang termasuk kedalam kriteria baik. Meskipun kedua aspek ini termasuk dalam kriteria cukup baik, akan tetapi aspek media mempunyai nilai yang lebih besar dibandingkan dengan aspek pedagogik yang terdapat dalam multimedia.
iii Indah Fat, 2013
ABSTRACT
Analysis Feasibility Multimedia Interactive on Any Material Ecosystem in Junior High School Class VII
Indah Fat
In era of modern media department developed was use multimedia in learning. Multimedia-teacher-interactive now widely used to support the process of learning. In fact the quality and appropriate multimedia distributed in market of expelled from the national education ministry not yet known. The feasibility of that question is in the aspect of mediam as well as the content of material contained in the multimedia. So do the
research entitled “ Analysis feasibility multimedia interactive on any material ecosystem in Junior High School class VII”. The purpose of this
study was to determine the feasibility of multimedia interactive learning materials used in ecosystems in junior high school class VII as seen from the aspect of media and pedagogic. The method used was descriptive method, the instrument used was a sheet of observation, interview teachers and students question form. The value of obtained from scoring after the aspect of the media is worth 83,33% including into the criteria of very good. According to the aspect of assessment pedagogic include 52,13% including into criteria of good enough. Though this aspect criteria included in good, but aspect media it has value greater compared with pedagogic aspect contained in multimedia.
vi
Indah Fat, 2013
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian... 5
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II MULTIMEDIA INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI EKOSISTEM ... 7
A. Media Pembelajaran ... 7
B. Multimedia ... 12
C. Multimedia Interaktif ... 14
D Pembelajaran ... 16
E. Analisis Multimedia Interaktif ... 17
F. Materi Ekosistem ... 19
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Metode Penelitian ... 26
B. Definisi Operasional ... 26
vii
Indah Fat, 2013
D. Lokasi, Waktu dan Tempat Penelitian ... 27
E. Instrumen Penelitian ... 27
F. Prosedur Penelitian ... 34
G. Alur Penelitian ... 35
H. Tehnik Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Hasil Penelitian ... 42
B. Pembahasan ... 74
1. Penilaian Kelayakan Multimedia Interaktif ... 74
2. Penilaian Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunkan Multimedia Interaktif ……… 79
3. Penilaian Guru Terhadap Pembelajaran Menggunkan Multimedia Interaktif……….. 80
4. Wawancara Siswa ……… 81
5. Wawancara Guru ………. 82
6. Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif ………. 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88
A. Kesimpulan ... 88
B. Saran ... 88
C. Rekomendasi ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
LAMPIRAN ... 90
A. LAMPIRAN A ... 91
B. LAMPIRAN B ... 114
C. LAMPIRAN C ... 142
D. LAMPIRAN D ... 150
E. LAMPIRAN E ... 153
1
Indah Fat, 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi
kelangsungan pembagunan bangsa. Berbagai cara digunakan untunk
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Baik dalam hal metode,
strategi, pendekatan maupun media pembelajaran yang digunakan.
Seiring dengan perkembangan zaman, metode, strategi, pendekatan
maupun media pembelajaran mengalami perkembangan. Semakin banyak
metode strategi, pendekatan maupun media pembelajaran yang
dikembangkan serta diaplikasikan dalam pembelajaran. Hal tersebut pada
akhirnya mempermudah guru sebagai pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dan kulitas siswa.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 oleh
Kemendikbud (2012) tentang standar nasional pendidikan menyatakan bahwa “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar
lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”.
Selain itu pemerintah juga sudah menetapkan adanya Kebijakan Dana
Alokasi Khusus (DAK). DAK Bidang Pendidikan Dasar adalah dana yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang
dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang
merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas Nasional, khususnya
untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana satuan pendidikan dasar 9
(sembilan) tahun yang belum mencapai standar tertentu atau percepatan
Indah Fat, 2013
Salah satu kegiatan DAK bidang pendidikan Dasar jenjang
SMP/SMPLB diarahkan untuk pengadaan peralatan pendidikan yang terdiri
dari peralatan IPS , Matematika, peralatan laboratorium IPA, peralatan
laboratorium Bahasa, dan peralatan olah raga.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa pemerintah memang sudah
menetapkan peraturan mengenai peningkatan mutu pendidikan salah
satunya memfasilitasi pembelajaran IPA dengan pengadaan peralatan
termasuk di dalamnya adalah media pembelajaran. Sehingga tidak ada
alasan bagi guru atau sekolah tidak menggunakan media pembelajaran
dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan peraturan tersebut, sekolah wajib memilliki sarana dan
prasarana pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran guna
meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun sarana dan prasarana tersebut
diantaranya adalah media pendidikan sebagai media pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran
yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan
media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru
sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu
tiap-tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media
pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran
dalam proses belajar mengajar.
Kenyataan di lapangan berbeda jauh dari apa yang diharapkan
pemerintah, khususnya pengadaan saran dan prasarana dalam pembelajaran.
Tidak banyak sekolah yang memiliki media pembelajaran meskipun
pemerintah sudah mengalokasikan dana yang telah disebutkan diatas.
Fenomena ini bisa disebabkan karena fasilitas yang memang belum
mendukung dalam penggunaan media maupun sumber daya manusia yang
belum mumpuni.
Pada zaman serba modern ini media yang dikembangkan adalah
Indah Fat, 2013
pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu bagi guru untuk mengajar
dan yang digunakan adalah baru sebatas alat bantu visual. Sekitar
pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan
digunakannya alat audio, sehingga munculah media audio-visual. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau
media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya
komputer dan internet (Permana, 2012).
Salah satu multimedia yang digunakan dalam pembelajaran saat ini
adalah multimedia interaktif. Multimedia interaktif bisa diartikan sebagai
penggunaan berbagai media, termasuk di dalamnya terdapat teks, gambar,
video, suara dan animasi yang membawa informasi dengan tujuan
pembelajaran yang disampaikan dan ditampilkan dengan menggunakan
perangkat komputer dan bersifat interaktif dengan penggunanya.
Multimedia interaktif sudah dilengkapi oleh sound, animasi, teks, video
bahkan tidak jarang ada yang menggunakan grafis.
Fungsi dari multimedia interakatif dalam pembelajaran tidak berbeda
dengan media pembelajaran lainnya, yaitu sebagai penyampai pesan atau
materi pembelajaran. Sebagai penyampai informasi, multimedia interaktif
harus sesuai dengan informasi atau materi yang sudah ditentukan sejak
awal. Hal ini dimaksudkan agar materi yang disampaikan tidak berlebihan
atau kurang dari tujuan yang akan dicapai. Dalam pembelajaran hal yang
dimaksud adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan
dijabarkan kembali menjadi indikator dan tujuan pembelajaran oleh guru.
Selain harus sesuai dengan tujuan, isi atau materi multimedia interaktif
juga harus sesuai konsep sehingga tidak mengakibatkan miskonsepsi.
Miskonsepsi merujuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan
pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang
tersebut (Yulianti, 2012). Miskonsepsi bisa diartikan juga sebagai kesalahan
Indah Fat, 2013
antara konsep yang diutarakan individu/siswa dengan konsep ilmiah
(Subroto, 2011).
Pemilihan interaktif hendaknya memperhatikan hal yang telah
dijelaskan di atas agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan
pembelajaran tercapai. Multimedia interaktif kini banyak digunakan guru
untuk menunjang proses pembelajaran yang diperoleh dari berbagai sumber.
Multimedia dalam pembelajaran saat ini dapat ditemukan dengan mudah di
pasaran baik dalam bentuk CD maupun DVD. Perangkat ini bisa
diterbitkan atau dikeluarkan oleh suatu perusahaan tertentu maupun secara
resmi dari Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas).
Pada kenyataannya kualitas dan kelayakan multimedia yang beredar di
pasaran atau dikeluarkan dari Kemendiknas belum diketahui. Kelayakan
yang dimaksud adalah dalam aspek media serta isi materi yang terdapat
dalam multimedia tersebut.
Konsep ekosistem merupakan konsep yang memiliki materi yang
kompleks. Materi tersebut berkaitan dengan alam dan lingkungan yang
menuntut siswa lebih peka dan mengerti seluk beluk alam.
Berdasarkan hal di atas maka judul penelitian yang akan dilaksanakan
adalah Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif pada Materi Ekosistem di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kelayakan multimedia interaktif dalam pembelajaran materi ekosistem di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII?”
Rumusan masalah dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian,
sebagai berikut:
1.Bagaimana kelayakan media pembelajaran multimedia interaktif dilihat dari
aspek media?
2.Bagaimana kelayakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif
Indah Fat, 2013
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus maka peneliti membatasi permasalahan
sebagai berikut:
a. Multimedia yang dianalisis adalah multimedia yang berbentuk CD
(Compact Disc) interaktif yang beredar di pasaran (bukan hasil unduh
dari internet) atau software yang dimuat dalam bentuk CD yang
diberikan pihak Pusat Penilaian Pendidikan dan digunakan di Sekolah
Menengah Pertama yang telah ditentukan. Multimedia interaktif dapat
diakses menggunakan komputer, laptop, dan disinkronkan dengan
LCD. Selain itu multimedia interaktif yang dianalisis adalah multimedia
interaktif yang sudah biasa digunakan pada sekolah tempat penelitian
yaitu Grafindo Interactive CD Sains untuk SMP Kelas I penerbit PT
Grafindo Media Pratama.
b. Materi yang dianalisis adalah materi ekosistem dengan isi materi yang
telah ada di softwere dalam bentuk CD tersebut dianalisis kesesuian
materinya berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
Multimedia interaktif yang diananlisis hanya satu multimedia interaktif
yang biasa digunakan di sekolah tempat penelitian. Peneliti memegang
buku acuan untuk menyesuaikan materi yang akan diteliti.
c. Analisis kelayakan adalah kegiatan menganalisis media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek
media dan aspek pedagogik. Aspek pedagogik berupa interaktivitas,
pembelajaran dan standar isi yang ada pada multimedia interaktif,
sedangkan aspek media yang dianalisis yaitu kualitas tehnik media,
Indah Fat, 2013
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kelayakan multimedia
interaktif yang digunakan dalam pembelajaran materi ekosistem di SMP
kelas VII dilihat dari aspek media dan aspek pedagogik.
E. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diantara sebagai referensi penulis maupun
guru sebagai referensi penggunaan multimedia interaktif dalam
pembelajaran ekosistem sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Selain itu
penelitian ini berfanfaat dalam menjaring media pembelajaran yang sesuai
26 Indah Fat, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang hanya bertujuan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fenomena yang diteliti
(Sukmadinata, 2010).
B. Definisi Operasional
a. Analisis adalah suatu kegiatan memahami seluruh informasi dari data
yang telah ada dan menginterpretasikan data. Kemudian akan ditarik
kesimpulan dari data yang telah dianalisis.
b. Analisis kelayakan adalah adalah analisis mengenai ketercakupan
aspek-aspek yang diteliti, meliputi aspek media dan pedagogik. Analisis
kelayakan ini mengacu pada instrumen yang telah ditentukan
sebelumnya. Aspek media yang dianalisis yaitu kualitas tehnik media,
usability, elemen media visual dan elemen media audio. Sedangkan
Aspek pedagogik yang dianalisis yaitu aspek interaktivitas,
pembelajaran dan standar isi yang ada pada multimedia interaktif
c. Multimedia interaktif merupakan media yang biasanya berbentuk
software yang bisa diakses menggunakan komputer, biasanya software
multimedia interaktif tersebut dikemas dalam bentuk CD (Compact
Disc) maupun DVD (Digital Video Disc). Di dalam multimedia ini
sudah dilengkapai teks, gambar, sound, animasi, video dan pengguna
mendapatkan keleluasaan untuk mengontrol multimedia tersebut dan
digunakan di dalam pembelajaran biologi. Di dalam media ini terdapat
interaktivitas bagi pengguna yang akan mendapatkan feedback jika
Indah Fat, 2013
C. Objek dan Subjek Penelitian
Objek pada penelitian ini adalah multimedia interaktif berupa CD
(Compac Disc) interaktif materi ekosistem kelas VII yang digunakan di
SMP Negeri 1 Lembang. Penentuan objek ini dilakukan secara purposive,
yaitu ketersediaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif di
sekolah tersebut. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII
sebanyak 4 kelas paralel yang sedang mempelajari bab ekosistem.
D. Lokasi, Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Lembang, semester genap
mengukur kelayakan suatu media pembelajaran. Instrumen ini
digunakan untuk mendapatkan data penilaian kelayakan penggunaan
multimedia interaktif yang digunakan. Lembar observasi ini diadaptasi
dari jurnal internasional yaitu A Method for Evaluating Multimedia
Learning Software oleh Stéphane Crozat, Olivier Hû, Philippe Trigano
dan lembar evaluasi media pembelajaran yang dikemukakan oleh
Saputro (2012) yang disesuaikan dengan tujuan peneliti. Sebelum
lembar observasi ini digunakan, dilakukan uji coba dan validasi oleh
dosan ahli. Berikut merupakan kisi-kisi lembar observasi:
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Media Pembelajaran Aspek Media
No Aspek Indikator Deskripsi Item Jumlah
1 Technical
Quality a. Portabilitas
Multimedia interaktif dapat
dioperasikan pada lingkungan
perangkat keras dan atau
perangkat lunak yang
Indah Fat, 2013
beda.
b. Instalasi
Multimedia interaktif dapat
disinkronkan dengan perangkat keras tanpa pengistalan aplikasi lain.
2
c. Kelancaran
pengoperasian
Multimedia interaktif dapat
berjalan berjalan lancar tanpa ada hang, crash atau lag.
3
d. Dokumentasi
Dalam multimedia interaktif
terdapat petunjuk penggunaan yang lengkap dan jelas.
4
2 Usability a. Konsistensi
Posisi, bentuk navigasi dan
tombol konsisten serta memiliki warna dan fungsi yang sama pada setiap screen.
Komposisi teks (ukuran,warna dan jenis) jelas sehingga mudah
Keterpaduan antara warna teks dan background.
Kualitas ilustrasi (gambar, video,
animasi) baik dalam segi
peletakan, ukuran dan warna 8
4
Elemen Media Audio
a. Narasi
Penyampaian informasi dalam multimultimedia intraktif berupa audio dengan intonasi yang jelas
Efek audio dalam multimedia interaktif dapat menarik perhatian
dan tidak mengganggu
konsentrasi pengguna.
10
c. Backsound
Efek audio yang muncul pada
multimedia interaktif selama
multimedia interaktif
dioperasikantidak mengganggu
konsentrasi pengguna dan tidak menutupi suara narasi.
Ilustrasi visual (gambar, animasi, video) disertai dengan penjelasan sehingga informasi yang
disampaikan dapat dipahami
12
Indah Fat, 2013
pengguna.
b. Penekanan
pembelajaran
Informasi penting dalam
multimedia interaktif ditampilkan dalam bentuk yang berbeda dari informasi yang lainnya.
13
c. Evaluasi
Evaluasi pada multimedia
interaktif sesuai dengan indikator yang terdapat pada RPP.
14
d. Interaktivitas
Multimedia interaktf memberikan
umpan balik pada setiap
perlakuan yang diberikan oleh pengguna, sehingga dalam proses pembelajaran terdapat hubungan timbale balik antara pengguna dan multimedia interaktif.
6 Standar Isi
a. Akurasi
(kebenaran informasi)
Informasi dalam multimedia
interaktif benar, tidak
menimbulkan penafsiran yang salah serta penjelasan langsung pada inti materi.
16
5 b. Kebenaran
Gambar
Gambar pada multimedia
interaktif representatif dilihat dari
bentuk, warna, ukuran dan
keadaan yang sebenarnya.
17
c. Kebenaran animasi/video
Alur dalam animasi/video pada multimedia interaktif benar dan berkaitan dengan informasi yang disajikan.
Informasi yang terdapat pada
multimedia interaktif sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang berlaku.
19
e. Tujuan Pembelajaran
Dalam multimedia interaktif
memuat tujuan pembelajaran
yang harus dicapai siswa. 20
2. Instrumen angket. Angket merupakan tehnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
Indah Fat, 2013
penelitian ini angket diberikan kepada guru dan siswa untuk mengetahui
penilaian siswa dan guru tentang penggunaan multimedia interaktif yang
digunakan pada saat proses pembelajaran. Lembar observasi angket siswa
dan guru diadaptasi dari jurnal internasional yaitu A Method for
Evaluating Multimedia Learning Software oleh Stéphane Crozat, Olivier
Hû, Philippe Trigano dan lembar evaluasi media pembelajaran yang
dikemukakan oleh Saputro (2012) yang disesuaikan dengan tujuan
peneliti. Angket yang digunakan berupa daftar checklist dengan skala 1
sampai 4. Skala untuk mengukur angket menggunakan skala Likert. Kisi
kisi angket penilaian media pembelajaran bagi siswa sebagai berikut :
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penilaian Media Pembelajaran Untuk Siswa
Aspek Pembelajaran
Aspek Standar Isi
No Aspek Pembelajaran
yang diukur Indikator Item Jumlah
1. Kemanfaatan
pembelajaran simbiosis
a. Merasakan manfaat materi simbiosis
dalam pembelajaran 1 1
2. Keselarasan ilustrasi dan deskripsi
a. Informasi diberikan melalui gambar atau
animasi dan deskripsi 2 1
b. Ilustrasi mempermudah memahami
informasi 3 1
c. Membaca ilustrasi menjadi lebih mudah
dengan deskripsi yang jelas dan lengkap 4,5 2
3. Penekanan-penekanan
pembelajaran
a. Warna membedakan informasi-informasi
penting 6
2
b. Ada bentuk seperti kotak atau border untuk
informasi yang penting 7
No Aspek Pembelajaran yang diukur Indikator Item Jumlah
4
Akurasi
(Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut)
a. Penemuan kalimat yang
maknanya tidak jelas 8
4 b. Bisa digunakan berbagai
kalangan 9
c. Kalimat dapat dipahami 10
d. Tidak ditemukan kata
Indah Fat, 2013
Aspek Media
Sedangkan Tabel 3.3 berikut ini adalah kisi-kisi angket penilaian media
pembelajaran untuk guru:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Penilaian Media Pembelajaran Untuk Guru
Aspek Pembelajaran
No Aspek Pembelajaran
yang diukur Indikator Item Jumlah
1 Kemanfaatan
pembelajaran simbiosis
Merasakan manfaat materi simbiosis dalam
pembelajaran 1 1
2 Keselarasan ilustrasi dan
deskripsi
a. Informasi diberikan melalui ilustrasi dan
deskripsi 2
5
b. Ilustrasi mempermudah memahami
informasi 3
ejaan
5
Apropriatteness
(Kesesuaian informasi dengan tingkat perkembangan intelektual pengguna serta kurikulum yang berlaku)
a. Bisa memahami konsep jenis jenis interaksi antar organisme
12 3 b. Mengetahui arti kata-kata
yang digunakan dalam multimedia interaktif.
13,14
No Aspek Pembelajaran
yang diukur Indikator Item Jumlah
6 Tehnical quality
a. Program berjalan dengan baik saat digunakan
dalam pembelajaran oleh guru 15 1
b. Program tidak berhenti mendadak (hang) saat
digunakan dalam pembelajaran oleh guru 16 1
7 Usability a. Kemudahan guru menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran 17 1
8 Elemen Media
a. Ukuran huruf cukup besar sehingga saya dapat
membaca dengan jelas 18 1
b. Dapat mendengar dengan jelas suara narasi dari
program 19 1
Indah Fat, 2013
c. Membaca ilustrasi menjadi lebih mudah
dengan deskripsi yang jelas dan lengkap 4
d. Masih ada ilustrasi visual yang belum
terbaca 5
e. Masih ada deskripsi yang memerlukan
ilustrasi visual 6
4 Penekanan-penekanan
pembelajaran
a. Warna membedakan informasi-informasi
penting 7
2
b. Ada bentuk seperti kotak atau border untuk
informasi yang penting 8
Aspek Standar Isi
No Aspek Pembelajaran
yang diukur
b. Informasi tidak menimbulkan 2 atau lebih
penafsiran 10
c. Media bisa digunakan di berbagai kalangan 11
6
serta kurikulum yang berlaku)
a. Informasi relevan terhadap perkembangan
intelektual siswa 12
1
b. Informasi relevan dengan kurikulum berlaku
13
c. Interaksi relevan terhadap perkembangan
intelektual siswa 14
Aspek Media
b. Program tidak berhenti mendadak (hang) `16
c. Program ini langsung berjalan di komputer
saya (tidak memerlukan alat bantu lain) 17
d. Ada dokumen (petunjuk penggunaan) dalam
program yang menjelaskan bagaimana
menggunakan program ini 18
6 Usability
a. Peletakan elemen media (gambar, teks,
animasi) teratur 19
4 b. Warna sama pada elemen dengan fungsi
Indah Fat, 2013
c. Warna sama pada elemen dengan fungsi
yang sama 21
d. Bentuk ikon, simbol dan tombol tetap 22
7 Elemen Media
a. Ukuran huruf cukup besar sehingga mudah
dibaca. 23
3 b. Dapat mendengar dengan jelas suara narasi
dari program 24
c. Program merespon setelah di beri perlakukan 25
3. Pedoman wawancara untuk guru dan siswa. Wawancara guru dan siswa
dilakkan setelah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif telah
selesai dilaksanakan. Instrumen wawancara terhadap guru dan siswa
dilakukan untuk mendapatkan data secara deskriptif terhadap
pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Tabel 3.4 berikut
kisi-kisi wawancara siswa:
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Siswa
No. Aspek Pertanyaan
1 Kuantitas penggunaan
Multimedia Interaktif
Apakah Guru selalu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi pada materi ekosistem?
2 Kesan terhadap multimedia
interaktif
Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran biologi dengan menggunakan multimedia interaktif?
Apa yang kamu sukai dari multimedia interaktif yang
digunakan selama pembelajaran berlangsung?
Apa yang kamu tidak sukai dari multimedia interaktif
yang digunakan selama pembelajaran berlangsung?
3 Kemudahan dalam
menggunakan multimedia
interaktif
Apakah multimedia interaktif mudah dioperasikan atau digunakan ?
4 Keterbantuan memahami
materi
Apakan pemebelajaran menggunakan multimedia
interaktif membantu kamu dalam belajar biologi?
5 Tampilan multimedia
interaktif
Bagaimana pendapat kamu mengenai multimedia interaktif ini terutama mengenai tampilan pada layar ?
6 Audio multimedia interaktif Bagaimana pendapat kamu mengenai multimedia
interaktif ini terutama mengenai efek suara atau backsound?
7 Bahasa yang terdapat pada
multimedia interaktif
Bagaimana pendapat kamu mengenai multimedia interaktif ini terutama mengenai bahasa yang digunakan pada narasi atau teks?
8 Penyajian materi dalam
multimedia interaktif
Bagaimana pendapat kamu mengenai multimedia interaktif ini terutama mengenai Informasi atau penyajian materi?
9 Kendala dalam penggunaan
multimedia
Indah Fat, 2013
10 Saran Apa harapan kamu berkaitan dengan pembelajaran
dengan menggunakan multimedia interaktif?
Berikut kisi-kisi wawancara siswa:
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Wawancara Guru
No Aspek Pertanyaan
1 Kuantitas penggunaan
Multimedia Interaktif
Apakah Bapak/ Ibu selalu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi pada materi
2 Kesan terhadap multimedia
interaktif
Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu mengenai
pembelajaran biologi dengan menggunakan multimedia interaktif?
3 Kemudahan dalam
menggunakan multimedia
interaktif
Apakah multimedia interaktif yang dipakai mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya?
Apakah penggunaan multimedia interaktif
memudahkan Bapak/ Ibu dalam penyampaian materi?
4 Keterbantuan memahami
materi
Menurut Bapak/ Ibu, apakah multimedia interaktif tersebut tepat digunakan dalam pembelajaran biologi?
5 Ketertarikan siswa terhadap
multimedia interaktif
Menurut pendapat Bapak/ Ibu, bagaimana respon siswa
terhadap pembelajaran menggunakan multimedia
interaktif tersebut?
6 Kelebihan multimedia dalam
pembelajaran
Menurut Bapak/ Ibu, apa saja kelebihan multimedia interaktif tersebut?
7 Kekurangan multimedia
dalam pembelajaran
Menurut Bapak/ Ibu,apa saja kekurangan multimedia interaktif tersebut?
8 Kendala dalam penggunaan
multimedia
Menurut Bapak/ Ibu, kendala-kendala apa yang dihadapai dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif tersebut?
9 Saran Apa harapan Bapak/ Ibu berkaitan dengan pembelajaran
dengan menggunakan multimedia interaktif?
F. Prosedur Penelitian
Desain dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:
Indah Fat, 2013
Gambar 3.1. Desain penelitian
Secara keseluruhan penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Studi kepustakaan untuk merumuskan masalah.
b. Studi lapangan untuk menentukan sekolah tempat pegambilan data.
c. Menyusun proposal kemudian diseminarkan.
d. Menyusunkan instrumen berupa lembar observasi dan angket.
e. Meminta pertimbangan (judgement) instrument penelitian kepada
dosen ahli kemudian diperbaiki berdasarkan hasil judgement.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pengambilan data ke sekolah yang telah ditentukan sebelumnya.
b. Pengambilan data berdasarkan instrument lembar observasi, angket
dan wawancara.
3. Tahap Akhir
a. Pengolahan data yang telah diperoleh.
b. Menganalisis data berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh.
c. Penarikan kesimpulan
G. Alur Penelitian
Alur penelitian adalah sebagai berikut :
Penyusunan proposal
Survey multimedia di sekolah
Indah Fat, 2013
H. Tehnik Analisis Data
Data yang telah terkumpul berupa lembar observasi, wawancara dan angket
akan diolah sebagai berikut:
1. Analisis Data Lembar Observasi Penilaian Kelayakan Multimedia Interaktif
Lembar observasi penilaian kelayakan multimedia interaktif
menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang suatu fenomena (Sugiyono, 2013), hasil dari skala Likert
kemudian perhitungan akan menggunakan rating. Perolehan skor
responden semua nomor dijumlahkan. Kemudian jumlah skor
diinterpretasikan dengan menggunakan skala interpretasi.
Berikut merupakan skala Likert untuk lembar observasi penilaian
kelayakan multimedia interaktif:
Tabel 3.6 Skala Likert Lembar Observasi
Skor Penilaian
0 Buruk Sekali
1 Buruk
2 Sedang
3 Baik
4 Sangat Baik
Pengambilan data
Pengolahan dan Analisis data
Pembahasan
Penarikan Kesimpulan
Pembuatan Laporan
Indah Fat, 2013
(Sugiyono dalam Sanjaya dan Trisanti, 2013)
Setelah diubah menjadi data kuantitatif, data akan diubah menjadi presentase dengan melakukan penghitungan tiap butir nomor menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
K = Kelayakan media (%)
F = Jumlah jawaban respoden (observer) N = Skor tertinggi
I = Jumlah Item
R = Jumlah responden (observer)
(Sugiyono dalam Sanjaya dan Trisanti, 2013)
Dari hasil perhitungan diintrepetasikan sebagai berikut: Tabel 3.7 Intrepetasi Skor Kelayakan Media
Presentase (%) Kriteria
0-20 Sangat Lemah
21-40 Lemah
41-60 Cukup
61-80 Baik/Layak
81-100 Sangat Baik/Sangat Layak
(Sugiyono dalam Sanjaya dan Trisanti, 2013)
Berdasarkan kriteria tersebut, maka media dikatakan layak apabila
presentasenya > 61% dari semua aspek (Sugiyono dalam Sanjaya dan Trisanti,
2013). Jika dibuat dalam skala interpretasi adalah sebagai berikut:
0-20% 21-40% 41-60% 61-80% 81-100%
Untuk menentukan toleransi perbedaan hasil pengamatan oleh observer
digunakan tehnik pengetesan reabilitas pengamatan (Arikunto,2006). Jika
Indah Fat, 2013
pengukuran dilakukan oleh lebih dari dua observer maka reabilitas dinilai
dengan menggunakan korelasi intra-kelas (ICC). Pada umumnya para
penulis menyarankan agar alat ukur menunjukkan stabilitas di atas 0,50
(Murti, 2011). Rumus ICC adalah sebagai berikut:
(Sumber: Murti, 2011)
Keterangan:
ICC = Intraclass Correlation Coefficient = Varians sub aspek
= Varians observer = Varians random error
Dalam penelitian ini perhitungan ICC dilakukan dengan software
SPSS ver 20.0. Berikut ini adalah interpretasi ICC menurut Rosner dalam
Markey (2006):
Tabel 3.8 Interpretasi Indeks ICC
Indeks Keterangan
<0.40 Lemah
0,40-0,75 Baik
>0,75 Baik sekali
Evaluasi yang terdapat pada multimedia interaktif pun diujikan pada
seluruh siswa yang melakasanakan pembelajaran. Evaluasi yang terdapat
pada multimedia interaktif semuanya berupa pilihan ganda. Hasil yang
diperoleh dari seluruh siswa akan diolah dengan menggunakan Program
Pilihan Ganda Anates ver.4.1.0. Berikut merupakan analisis soal pilihan
ganda:
Tabel 3.9 Analisis Soal Pilihan Ganda
Indah Fat, 2013
Validitas
√
rXY = koefisien korelasi antara skor pada
butir soal dengan skor total N = jumlah siswa
X = skor pada butir soal Y = skor total
Jika :
0,80-1,00 = Sangat tinggi 0,60-0,80 = Tinggi 0,40-0,60 = Cukup 0,20-0,40 = Rendah 0,00-0,40 = Sangat Rendah
Reabilitas
r11 = reliabilitas tes keseluruhan
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p) n = jumlah item dalam instrumen
S = standar deviasi dari tes
Jika :
BT= jumlah siswa kelompok tinggi yang menjawab soal itu dengan benar BR= jumlah siswa kelompok rendah yang
menjawab soal itu dengan benar JT= jumlah siswa kelompok tinggi JR= jumlah siswa kelompok rendah PR=proporsi siswa kelompok tinggi yang
menjawab benar
PR= jumlah siswa kelompok rendah yang menjawab benar
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Jika P :
Indah Fat, 2013 dikalikan dengan jumlah kelompok atas dan
bawah (25% x x jumlah
kelompok atas dan bawah).
1. Jika ada dua atau lebih opsi pengecoh dipilih oleh kurang dari 5% peserta tes maka butir soal ditolak. 2. Jika hanya ada satu opsi pengecoh yang dipilih oleh kurang dari 5% peserta tes maka butir soal dapat direvisi dan diterima 3. Jika opsi jawaban benar dipilih sangat sedikit dibandingkan dengan salah satu opsi pengecoh, maka butir soal ditolak.
(Arikunto, 2012).
Soal yang diterima memiliki kriteria baik ataupun memadai dalam setiap
aspek. Pada aspek validitas, butir soal dianggap memadai apabila koefisien
korelasinya di atas 0,300 (Sapriati et al., 2007). Daya pembeda dianggap
memadai apabila memilliki indeks di atas 0,20 (Nunally dalam Susetyo,
2011). Soal ditolak apabila memiliki validitas butir soal sangat rendah, daya
pembeda jelek dan tingkat kesukaran terlalu mudah atau terlalu sukar (Priatna,
2013). Soal tes pilihan ganda bisa saja diterima, ditolak maupun direvisi.
Tabel 3.9 berikut merupakan klasifikasi kualitas soal yang diterima, ditolak
atau direvisi.
Tabel 3.10 Klasifikasi Kualitas Butir Soal
Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Kesimpulan
Sangat rendah Mudah Jelek Ditolak
Sangat rendah Sedang Jelek Ditolak
Sangat rendah Sedang Cukup Direvisi
Sangat rendah Sukar Jelek Ditolak
Rendah Mudah Jelek Direvisi
Rendah Mudah Cukup Diterima
Rendah Sedang Baik Diterima
Rendah Sedang Cukup Diterima
Cukup Sukar Baik Diterima
Cukup Sedang Baik Diterima
Cukup Mudah Baik Diterima
Cukup Mudah Cukup Diterima
Indah Fat, 2013
Tinggi Sedang Baik sekali DIterima
(Priatna, 2013)
2. Analisis Angket Penilaian Siswa dan Guru Terhadap Multimedia Interaktif
Angket penilaian siswa dan guru terhadap multimedia interaktif
menggunakan skala Likert sehingga data yang diperoleh dari
masing-masing pilihan jawaban berupa data kualitatif. Data kualitatif tersebut
kemudian diubah menjadi data kuantitatif dengan penentuan sebagai
berikut:
Skor 4 : Sangat Setuju (SS) Skor 3 : Setuju (S)
Skor 2 : Tidak Setuju (TS) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS)
Setelah diubah menjadi data kuantitatif, dilakukan penghitungan tiap
butir soal menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
K = Kelayakan media (%) F =Jumlah jawaban
respoden
N = Skor tertinggi I = Jumlah Item R = Jumlah responden
K adalah presentase tiap butir soal. Skor perolehan adalah skor yang
diperoleh dari suatu butir soal dengan cara menjumlahkan skor yang
diberikan oleh seluruh responden pada butir soal itu. Sedangkan skor ideal
adalah skor maksimum, yaitu 4 yang dikalikan dengan jumlah responden.
Kemudian dengan menggunakan skala interpretasi, hasil penghitungan
dari masing-masing soal diinterpretasikan. Skala interpretasi diperoleh
dengan cara membagi jumlah skor ideal menjadi empat secara kontinum,
skor ideal jika dalam bentuk persen.
Skala interpretasi untuk penghitungan dengan menggunakan rating
scale:
Indah Fat, 2013
< 25% 26-50% 51-75% 100 %
Kurang sekali Kurang Cukup baik Baik
3. Analisis Data Lembar Wawancara Penilaian Kelayakan Multimedia
Interaktif oleh Guru dan Siswa
Dengan menggunakan lembar wawancara, peneliti akan mendapat data
berupa data kualitatif. Kemudian akan dianalisis dengan cara kualitatif
menggunakan kecenderungan. Jawaban dari responden dikelompokkan
berdasarkan kemiripan jawaban.
Wawancara dilakukan dengan wawancara langsung kepada siswa dan
guru yang telah melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan multimedia interaktif. Responden untuk wawancara siswa
dilakukan dengan memilih secara acak sebanyak 3 siswa untuk memberikan
pendapatnya melalui wawancara. Proses wawancara siswa maupun guru
dilakasanakan dengan memberikan pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi yang
88 Indah Fat, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bila dilihat dari aspek media,
multimedia yang dianalisis memperoleh nilai 82,50% yang termasuk kedalam
kriteria sangat baik atau sangat layak. Secara teknis multimedia interaktif mudah
dioperasikan tanpa hambatan. Tampilan elemen visual, audio, maupun ilustrasi
yang ada di dalamnya sudah sangat baik mekipun ditilik dari segi isi tidak begitu
lengkap. Sedangkan jika dilihat dari aspek pedagogik multimedia interaktif yang
dianalisis memperoleh nilai sebesar 56,67% yang termasuk kedalam kategori
cukup baik yang berarti cukup layak digunakan. Hal ini menyiratkan bahwa
secara teknis, multimedia interaktif sudah baik dan layak digunakan akan tetapi
pada konten isi dari multimedia interaktif tidak sebaik kualitas teknisnya tetapi
masih dalam katagori ruang lingkup baik dan layak. Sedangkan penilaian
multimedia interaktif dari aspek media dan pedagogik yang dilakukan oleh guru
dan siswa termasuk katagori baik. Begitu pula dalam pembelajaran, multimedia
mendapatkan respon baik dan positif ketika digunakan dalam pembelajaran di
kelas.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian mengenai analisis multimedia interaktif, penulis
menyarankan beberapa hal yaitu :
1. Sebagai media pembelajaran multimedia interaktif bisa memberikan informasi
yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan peserta didik.
2. Penggunaan multimedia interaktif bisa digunakan secara individual bagi
peserta didik sehingga peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan
program multimedia.
3. Kualitas multimedia dari segi teknis dan terutama isi materi perlu ditingkatkan
Indah Fat, 2013
C. Rekomendasi
1. Perolehan hasil kelayakan aspek pedagogik pada penelitian ini adalah cukup
baik cukup baik, akan tetapi multimedia interaktif ini disarankan untuk tidak
digunakan, karena ada beberapa indikator yang memperoleh nilai yang sangat
rendah terutama ketidaklengkapan informasi yang disajikan dalam multimedia
tersebut, selain itu tidak dimuat tujuan pembelajaran maupun standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa.
2. Instrumen lembar observasi hendaknya diberikan penjelasan lebih lengkap agar
90
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Campbell, Neil A, Reece Jane B, Mitchell Lawrence G. (2010). Biologi Edisi
kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Crozat, S., Olivier H., Philippe T. (1999). “A Method for Evaluating Multimedia
Learning Software”. 1999 IEEE International Conference on Multimedia
Computing and Systems (ICMCS'99). 1.
Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Elista. (2013). Multimedia : an Overview. (Onlline). Tersedia di http://elista.akprind.ac.id/staff/catur/Multimedia/01-Pengantar%20
MULTIMEDIA.pdf [30 September 2013]
Faizin, M.N. (2009). Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif
(MMI) Pada Konsep Listrik Dinamis Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa (Online). Tersedia di
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/1947041 71973032MULIATI_PURWASASMITA/35_PENGGUNAAN_MODEL_P EMBELAJARAN_MULTIMEDIA_INTERAKTIF_(MMI).pdf [17 November 2012].
Fajri, M. (2009). Seberapa Pentingkah Penggunaan Media Pembelajaran di
Sekolah Dasar (Online). Tersedia di
http://vhajrie27.wordpress.com/2009/01/07/seberapa-pentingkah-penggunaan-media-pembelajaran-di-sekolah-dasar/ [19 November 2012]
Fathurrahmar. F. (2012). Pengertian Multimedia / Interaktif (Online). Tersedia di http://www.multimedia-interaktif.com/ [17 November 2012].
Fathurrohman, P. dan M. S. Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar – Strategi Mewujudkan Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT
Refika Aditama.
Indah Fat, 2013
Green , T. D and Abbie B. (2002). Multimedia Projects in the Classroom. California: Corwin Press Inc.
Janiansyah. (2009). Pengertian Multimedia (Online). Tersedia di http://janiansyah.wordpress.com/2009/05/15/pengertian-multimedia/ [18 November 2012]
KEMENDIKBUD. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (Online). Tersedia di
http://www.paudni.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2012/08/PP-no-19-th-2005-ttg-standar-nasional-pendidikan.pdf [19 November 2012]
. (2013). Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan
Dasar Tahun Anggaran 2013 Jenjang Sekolah Menengah Pertama/Luar Biasa (Online). Tersedia di
http://dikmen.kemdikbud.go.id/dak/Peraturan%20DAK%20DIKDAS%2020 13%20pada%20rakor%20Dikmen.pdf [23 juni 2013]
Lestari, C. (2013).Pengertian Analisis. (Online). Tersedia di
http://pengertianbahasa.blogspot.com/2013/02/pengertian-analisis.html [25 Juli 2013]
Markey, M. (2006). “The Reliability Of Measuring Physical Characteristics Of Spiculated Masses On Mammography”. British Journal of
Radiology. 79,
S134-S140.
Mayer, R. E . (2009). Multimedia Learning Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Surabaya: ITS PRESS
Muhajiroh, Ii. (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Berfikir Kreatif
Siswa Melalui Multimedia Interaktif Konsep Sistem Pernafasan Manusia.
Skripsi FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan
Munir. (2013). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Nuryano, Apri (2013). Materi Media Pembelajaran. (Online). Tersedia di
em%2Ffiles%2Flain-lain%2Fapri-nuryanto-spdst-Indah Fat, 2013
mt%2Fmedia%2520pembelajaran.pdf&ei=2R1JUuTtIsXmrAfdmICoAQ&u sg=AFQjCNFuAKsdNU4mUJntxRSUmBT5kKMyGA&bvm=bv.53217764 ,d.bmk [30 September 2013]
Newby, T.J., Donald A.S., James D.R., Anne O.L. (2011). Educational
Technology for Teaching and Learning Fourth Edition. Boston: Pearson
Permana, P. (2012). Pemanfaatan Media Dan Sumber Belajar Dalam
Implementasi Kurikulum (Online). Tersedia di http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_JERMAN/1980
02102005011-PEPEN_PERMANA/PEPENPERMANA-Makalah-Mediadansumberbelajar.pdf [19 November 2012]
Priatna, N. (2013). Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematika Siswa
Kelas 3 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri di Kota Bandung.
Disertasi pada Prodi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI: Tidak Diterbitkan.
Prihantanti, L. (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Berfikir Kreatif
Siswa Melalui Multimedia Interaktif Konsep Sistem Saraf Manusia. Skripsi
FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan
Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.
Rustaman, N., et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Malang : IKIP Malang.
Sadiman, et al. (2003). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Press
Sanjaya, I.G.M., & Trisakti, D.C.(2013). “PENGEMBANGAN MEDIA
PERMAINAN STHOICIO GAME PADA MATERI KONSEP MOL BAGI
SISWA SMASEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL”. Unesa Journal of Chemical Education. 2, (2),181-187.
Sapriati, A., et al. (2007). Evaluasi Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka
Saputro, S. A. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia
Interaktif Pada Pokok Bahasan Relasi Dan Fungsi Untuk Siswa Smp Kelas VIII. (Online). Tersedia di http://eprints.uny.ac.id/8317/
Indah Fat, 2013
Sihole, Renatha. (2012). Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap
Hasil Belajar dan Berfikir Kreatif Siswa pada Konsep Sistem Pertahanan Tubuh Manusia. Skripsi FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Subroto. (2011). Kontribusi Kemampuan Mahasiswa Mengingat Konsep,
Miskonsepsi Dan Menggunakan Prinsip Terhadap Kemampuan Menjelaskan Dalam Memecahkan Masalah (Online). Tersedia di
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131121720/MASIMNAS%203_1.pdf [21 November 2012]
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, N. S, (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya .
Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar dengan Teori Ujian Klasik dan
Teori Responsi Butir. Bandung: CV Cakra
Waluya, B. (2012). Pengelolaan Lingkkungan Hidup untuk Tingkat SMA
(Online). Tersedia di
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1972102420
01121-BAGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_untuk_Tk_SMA/BA B_3_EKOSISTEM.pdf [21 November 2012]
Waluyojati, W. (2011). Interaksi Antar Komponen Ekosistem. (Online). Tersedia di http://wwaluyojati.blogspot.com/2011/02/interaksi-antar-komponen-ekosistem.html. [26 Juni 2013]
Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta
Waryanto, N. H. (2008). Evaluasi Multimedia Interaktif (Online). Tersedia di http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Evaluasi%20Multimedia%20Inte raktif.pdf. [18 November 2012]
Yuliati, L. (2012). Miskonsepsi Dan Remediasi Pembelajaran IPA (Online).
Tersedia di