• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI EKOSISTEM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS VII.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI EKOSISTEM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KELAS VII."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Indah Fat, 2013

Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Pada Materi Ekosistem Di Sekolah Menengah Pertama

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI EKOSISTEM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

KELAS VII

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh: Indah Fat

0905594

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Indah Fat, 2013

Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Pada Materi Ekosistem Di Sekolah Menengah Pertama

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA

MATERI EKOSISTEM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

(SMP) KELAS VII

Oleh

Indah Fat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Indah Fat 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Indah Fat, 2013

Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif Pada Materi Ekosistem Di Sekolah Menengah Pertama

INDAH FAT

ANALISIS KELAYAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI EKOSISTEM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

KELAS VII

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Drs. H. Dadang Machmudin, M.Si NIP. 196205051987031003

Pembimbing II

Dr. Didik Priyandoko, M. Si NIP.196912012001121001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

(4)

ii Indah Fat, 2013

ABSTRAK

Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif pada Materi Ekosistem di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII

Indah Fat

Pada zaman serba modern ini media yang dikembangkan adalah penggunaan multimedia dalam pembelajaran. Multimedia interaktif kini banyak digunakan guru untuk menunjang proses pembelajaran. Pada kenyataannya kualitas dan kelayakan multimedia yang beredar di pasaran atau dikeluarkan dari Kemendiknas belum diketahui. Kelayakan yang dimaksud adalah dalam aspek media serta isi materi yang terdapat dalam multimedia tersebut. Sehingga

dilakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif pada Materi Ekosistem di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII”. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui kelayakan multimedia interaktif yang digunakan dalam pembelajaran materi ekosistem di SMP kelas VII dilihat dari aspek media dan pedagogik. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, instrumen yang digunakan berupa lembar observasi, angket dan wawancara guru siswa. Nilai yang diperoleh dari penilaian berdasarkan aspek media adalah sebesar 83,33% yang termasuk kedalam kategori sangat baik. Penilaian menurut aspek pedagogik memperoleh nilai 52,13% yang termasuk kedalam kriteria baik. Meskipun kedua aspek ini termasuk dalam kriteria cukup baik, akan tetapi aspek media mempunyai nilai yang lebih besar dibandingkan dengan aspek pedagogik yang terdapat dalam multimedia.

(5)

iii Indah Fat, 2013

ABSTRACT

Analysis Feasibility Multimedia Interactive on Any Material Ecosystem in Junior High School Class VII

Indah Fat

In era of modern media department developed was use multimedia in learning. Multimedia-teacher-interactive now widely used to support the process of learning. In fact the quality and appropriate multimedia distributed in market of expelled from the national education ministry not yet known. The feasibility of that question is in the aspect of mediam as well as the content of material contained in the multimedia. So do the

research entitled “ Analysis feasibility multimedia interactive on any material ecosystem in Junior High School class VII”. The purpose of this

study was to determine the feasibility of multimedia interactive learning materials used in ecosystems in junior high school class VII as seen from the aspect of media and pedagogic. The method used was descriptive method, the instrument used was a sheet of observation, interview teachers and students question form. The value of obtained from scoring after the aspect of the media is worth 83,33% including into the criteria of very good. According to the aspect of assessment pedagogic include 52,13% including into criteria of good enough. Though this aspect criteria included in good, but aspect media it has value greater compared with pedagogic aspect contained in multimedia.

(6)

vi

Indah Fat, 2013

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II MULTIMEDIA INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATERI EKOSISTEM ... 7

A. Media Pembelajaran ... 7

B. Multimedia ... 12

C. Multimedia Interaktif ... 14

D Pembelajaran ... 16

E. Analisis Multimedia Interaktif ... 17

F. Materi Ekosistem ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

A. Metode Penelitian ... 26

B. Definisi Operasional ... 26

(7)

vii

Indah Fat, 2013

D. Lokasi, Waktu dan Tempat Penelitian ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Prosedur Penelitian ... 34

G. Alur Penelitian ... 35

H. Tehnik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

B. Pembahasan ... 74

1. Penilaian Kelayakan Multimedia Interaktif ... 74

2. Penilaian Siswa Terhadap Pembelajaran Menggunkan Multimedia Interaktif ……… 79

3. Penilaian Guru Terhadap Pembelajaran Menggunkan Multimedia Interaktif……….. 80

4. Wawancara Siswa ……… 81

5. Wawancara Guru ………. 82

6. Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif ………. 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 88

C. Rekomendasi ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN ... 90

A. LAMPIRAN A ... 91

B. LAMPIRAN B ... 114

C. LAMPIRAN C ... 142

D. LAMPIRAN D ... 150

E. LAMPIRAN E ... 153

(8)

1

Indah Fat, 2013

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi

kelangsungan pembagunan bangsa. Berbagai cara digunakan untunk

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Baik dalam hal metode,

strategi, pendekatan maupun media pembelajaran yang digunakan.

Seiring dengan perkembangan zaman, metode, strategi, pendekatan

maupun media pembelajaran mengalami perkembangan. Semakin banyak

metode strategi, pendekatan maupun media pembelajaran yang

dikembangkan serta diaplikasikan dalam pembelajaran. Hal tersebut pada

akhirnya mempermudah guru sebagai pendidik untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dan kulitas siswa.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 oleh

Kemendikbud (2012) tentang standar nasional pendidikan menyatakan bahwa “Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar

lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”.

Selain itu pemerintah juga sudah menetapkan adanya Kebijakan Dana

Alokasi Khusus (DAK). DAK Bidang Pendidikan Dasar adalah dana yang

bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang

dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang

merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas Nasional, khususnya

untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana satuan pendidikan dasar 9

(sembilan) tahun yang belum mencapai standar tertentu atau percepatan

(9)

Indah Fat, 2013

Salah satu kegiatan DAK bidang pendidikan Dasar jenjang

SMP/SMPLB diarahkan untuk pengadaan peralatan pendidikan yang terdiri

dari peralatan IPS , Matematika, peralatan laboratorium IPA, peralatan

laboratorium Bahasa, dan peralatan olah raga.

Dengan demikian dapat dilihat bahwa pemerintah memang sudah

menetapkan peraturan mengenai peningkatan mutu pendidikan salah

satunya memfasilitasi pembelajaran IPA dengan pengadaan peralatan

termasuk di dalamnya adalah media pembelajaran. Sehingga tidak ada

alasan bagi guru atau sekolah tidak menggunakan media pembelajaran

dalam kegiatan belajar mengajar.

Berdasarkan peraturan tersebut, sekolah wajib memilliki sarana dan

prasarana pendidikan untuk menunjang proses pembelajaran guna

meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun sarana dan prasarana tersebut

diantaranya adalah media pendidikan sebagai media pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan salah satu komponen pembelajaran

yang mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan

media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru

sebagai fasilitator dalam setiap kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu

tiap-tiap pendidik perlu mempelajari bagaimana menetapkan media

pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan pembelajaran

dalam proses belajar mengajar.

Kenyataan di lapangan berbeda jauh dari apa yang diharapkan

pemerintah, khususnya pengadaan saran dan prasarana dalam pembelajaran.

Tidak banyak sekolah yang memiliki media pembelajaran meskipun

pemerintah sudah mengalokasikan dana yang telah disebutkan diatas.

Fenomena ini bisa disebabkan karena fasilitas yang memang belum

mendukung dalam penggunaan media maupun sumber daya manusia yang

belum mumpuni.

Pada zaman serba modern ini media yang dikembangkan adalah

(10)

Indah Fat, 2013

pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu bagi guru untuk mengajar

dan yang digunakan adalah baru sebatas alat bantu visual. Sekitar

pertengahan abad ke-20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan

digunakannya alat audio, sehingga munculah media audio-visual. Sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),

khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau

media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya

komputer dan internet (Permana, 2012).

Salah satu multimedia yang digunakan dalam pembelajaran saat ini

adalah multimedia interaktif. Multimedia interaktif bisa diartikan sebagai

penggunaan berbagai media, termasuk di dalamnya terdapat teks, gambar,

video, suara dan animasi yang membawa informasi dengan tujuan

pembelajaran yang disampaikan dan ditampilkan dengan menggunakan

perangkat komputer dan bersifat interaktif dengan penggunanya.

Multimedia interaktif sudah dilengkapi oleh sound, animasi, teks, video

bahkan tidak jarang ada yang menggunakan grafis.

Fungsi dari multimedia interakatif dalam pembelajaran tidak berbeda

dengan media pembelajaran lainnya, yaitu sebagai penyampai pesan atau

materi pembelajaran. Sebagai penyampai informasi, multimedia interaktif

harus sesuai dengan informasi atau materi yang sudah ditentukan sejak

awal. Hal ini dimaksudkan agar materi yang disampaikan tidak berlebihan

atau kurang dari tujuan yang akan dicapai. Dalam pembelajaran hal yang

dimaksud adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan

dijabarkan kembali menjadi indikator dan tujuan pembelajaran oleh guru.

Selain harus sesuai dengan tujuan, isi atau materi multimedia interaktif

juga harus sesuai konsep sehingga tidak mengakibatkan miskonsepsi.

Miskonsepsi merujuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan

pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para pakar dalam bidang

tersebut (Yulianti, 2012). Miskonsepsi bisa diartikan juga sebagai kesalahan

(11)

Indah Fat, 2013

antara konsep yang diutarakan individu/siswa dengan konsep ilmiah

(Subroto, 2011).

Pemilihan interaktif hendaknya memperhatikan hal yang telah

dijelaskan di atas agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan

pembelajaran tercapai. Multimedia interaktif kini banyak digunakan guru

untuk menunjang proses pembelajaran yang diperoleh dari berbagai sumber.

Multimedia dalam pembelajaran saat ini dapat ditemukan dengan mudah di

pasaran baik dalam bentuk CD maupun DVD. Perangkat ini bisa

diterbitkan atau dikeluarkan oleh suatu perusahaan tertentu maupun secara

resmi dari Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas).

Pada kenyataannya kualitas dan kelayakan multimedia yang beredar di

pasaran atau dikeluarkan dari Kemendiknas belum diketahui. Kelayakan

yang dimaksud adalah dalam aspek media serta isi materi yang terdapat

dalam multimedia tersebut.

Konsep ekosistem merupakan konsep yang memiliki materi yang

kompleks. Materi tersebut berkaitan dengan alam dan lingkungan yang

menuntut siswa lebih peka dan mengerti seluk beluk alam.

Berdasarkan hal di atas maka judul penelitian yang akan dilaksanakan

adalah Analisis Kelayakan Multimedia Interaktif pada Materi Ekosistem di

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kelayakan multimedia interaktif dalam pembelajaran materi ekosistem di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kelas VII?”

Rumusan masalah dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian,

sebagai berikut:

1.Bagaimana kelayakan media pembelajaran multimedia interaktif dilihat dari

aspek media?

2.Bagaimana kelayakan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif

(12)

Indah Fat, 2013

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terfokus maka peneliti membatasi permasalahan

sebagai berikut:

a. Multimedia yang dianalisis adalah multimedia yang berbentuk CD

(Compact Disc) interaktif yang beredar di pasaran (bukan hasil unduh

dari internet) atau software yang dimuat dalam bentuk CD yang

diberikan pihak Pusat Penilaian Pendidikan dan digunakan di Sekolah

Menengah Pertama yang telah ditentukan. Multimedia interaktif dapat

diakses menggunakan komputer, laptop, dan disinkronkan dengan

LCD. Selain itu multimedia interaktif yang dianalisis adalah multimedia

interaktif yang sudah biasa digunakan pada sekolah tempat penelitian

yaitu Grafindo Interactive CD Sains untuk SMP Kelas I penerbit PT

Grafindo Media Pratama.

b. Materi yang dianalisis adalah materi ekosistem dengan isi materi yang

telah ada di softwere dalam bentuk CD tersebut dianalisis kesesuian

materinya berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Multimedia interaktif yang diananlisis hanya satu multimedia interaktif

yang biasa digunakan di sekolah tempat penelitian. Peneliti memegang

buku acuan untuk menyesuaikan materi yang akan diteliti.

c. Analisis kelayakan adalah kegiatan menganalisis media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dilihat dari beberapa aspek yaitu aspek

media dan aspek pedagogik. Aspek pedagogik berupa interaktivitas,

pembelajaran dan standar isi yang ada pada multimedia interaktif,

sedangkan aspek media yang dianalisis yaitu kualitas tehnik media,

(13)

Indah Fat, 2013

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kelayakan multimedia

interaktif yang digunakan dalam pembelajaran materi ekosistem di SMP

kelas VII dilihat dari aspek media dan aspek pedagogik.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diantara sebagai referensi penulis maupun

guru sebagai referensi penggunaan multimedia interaktif dalam

pembelajaran ekosistem sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Selain itu

penelitian ini berfanfaat dalam menjaring media pembelajaran yang sesuai

(14)

26 Indah Fat, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang hanya bertujuan untuk

menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fenomena yang diteliti

(Sukmadinata, 2010).

B. Definisi Operasional

a. Analisis adalah suatu kegiatan memahami seluruh informasi dari data

yang telah ada dan menginterpretasikan data. Kemudian akan ditarik

kesimpulan dari data yang telah dianalisis.

b. Analisis kelayakan adalah adalah analisis mengenai ketercakupan

aspek-aspek yang diteliti, meliputi aspek media dan pedagogik. Analisis

kelayakan ini mengacu pada instrumen yang telah ditentukan

sebelumnya. Aspek media yang dianalisis yaitu kualitas tehnik media,

usability, elemen media visual dan elemen media audio. Sedangkan

Aspek pedagogik yang dianalisis yaitu aspek interaktivitas,

pembelajaran dan standar isi yang ada pada multimedia interaktif

c. Multimedia interaktif merupakan media yang biasanya berbentuk

software yang bisa diakses menggunakan komputer, biasanya software

multimedia interaktif tersebut dikemas dalam bentuk CD (Compact

Disc) maupun DVD (Digital Video Disc). Di dalam multimedia ini

sudah dilengkapai teks, gambar, sound, animasi, video dan pengguna

mendapatkan keleluasaan untuk mengontrol multimedia tersebut dan

digunakan di dalam pembelajaran biologi. Di dalam media ini terdapat

interaktivitas bagi pengguna yang akan mendapatkan feedback jika

(15)

Indah Fat, 2013

C. Objek dan Subjek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah multimedia interaktif berupa CD

(Compac Disc) interaktif materi ekosistem kelas VII yang digunakan di

SMP Negeri 1 Lembang. Penentuan objek ini dilakukan secara purposive,

yaitu ketersediaan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif di

sekolah tersebut. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII

sebanyak 4 kelas paralel yang sedang mempelajari bab ekosistem.

D. Lokasi, Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Lembang, semester genap

mengukur kelayakan suatu media pembelajaran. Instrumen ini

digunakan untuk mendapatkan data penilaian kelayakan penggunaan

multimedia interaktif yang digunakan. Lembar observasi ini diadaptasi

dari jurnal internasional yaitu A Method for Evaluating Multimedia

Learning Software oleh Stéphane Crozat, Olivier Hû, Philippe Trigano

dan lembar evaluasi media pembelajaran yang dikemukakan oleh

Saputro (2012) yang disesuaikan dengan tujuan peneliti. Sebelum

lembar observasi ini digunakan, dilakukan uji coba dan validasi oleh

dosan ahli. Berikut merupakan kisi-kisi lembar observasi:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Media Pembelajaran Aspek Media

No Aspek Indikator Deskripsi Item Jumlah

1 Technical

Quality a. Portabilitas

Multimedia interaktif dapat

dioperasikan pada lingkungan

perangkat keras dan atau

perangkat lunak yang

(16)

Indah Fat, 2013

beda.

b. Instalasi

Multimedia interaktif dapat

disinkronkan dengan perangkat keras tanpa pengistalan aplikasi lain.

2

c. Kelancaran

pengoperasian

Multimedia interaktif dapat

berjalan berjalan lancar tanpa ada hang, crash atau lag.

3

d. Dokumentasi

Dalam multimedia interaktif

terdapat petunjuk penggunaan yang lengkap dan jelas.

4

2 Usability a. Konsistensi

Posisi, bentuk navigasi dan

tombol konsisten serta memiliki warna dan fungsi yang sama pada setiap screen.

Komposisi teks (ukuran,warna dan jenis) jelas sehingga mudah

Keterpaduan antara warna teks dan background.

Kualitas ilustrasi (gambar, video,

animasi) baik dalam segi

peletakan, ukuran dan warna 8

4

Elemen Media Audio

a. Narasi

Penyampaian informasi dalam multimultimedia intraktif berupa audio dengan intonasi yang jelas

Efek audio dalam multimedia interaktif dapat menarik perhatian

dan tidak mengganggu

konsentrasi pengguna.

10

c. Backsound

Efek audio yang muncul pada

multimedia interaktif selama

multimedia interaktif

dioperasikantidak mengganggu

konsentrasi pengguna dan tidak menutupi suara narasi.

Ilustrasi visual (gambar, animasi, video) disertai dengan penjelasan sehingga informasi yang

disampaikan dapat dipahami

12

(17)

Indah Fat, 2013

pengguna.

b. Penekanan

pembelajaran

Informasi penting dalam

multimedia interaktif ditampilkan dalam bentuk yang berbeda dari informasi yang lainnya.

13

c. Evaluasi

Evaluasi pada multimedia

interaktif sesuai dengan indikator yang terdapat pada RPP.

14

d. Interaktivitas

Multimedia interaktf memberikan

umpan balik pada setiap

perlakuan yang diberikan oleh pengguna, sehingga dalam proses pembelajaran terdapat hubungan timbale balik antara pengguna dan multimedia interaktif.

6 Standar Isi

a. Akurasi

(kebenaran informasi)

Informasi dalam multimedia

interaktif benar, tidak

menimbulkan penafsiran yang salah serta penjelasan langsung pada inti materi.

16

5 b. Kebenaran

Gambar

Gambar pada multimedia

interaktif representatif dilihat dari

bentuk, warna, ukuran dan

keadaan yang sebenarnya.

17

c. Kebenaran animasi/video

Alur dalam animasi/video pada multimedia interaktif benar dan berkaitan dengan informasi yang disajikan.

Informasi yang terdapat pada

multimedia interaktif sesuai

dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang berlaku.

19

e. Tujuan Pembelajaran

Dalam multimedia interaktif

memuat tujuan pembelajaran

yang harus dicapai siswa. 20

2. Instrumen angket. Angket merupakan tehnik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

(18)

Indah Fat, 2013

penelitian ini angket diberikan kepada guru dan siswa untuk mengetahui

penilaian siswa dan guru tentang penggunaan multimedia interaktif yang

digunakan pada saat proses pembelajaran. Lembar observasi angket siswa

dan guru diadaptasi dari jurnal internasional yaitu A Method for

Evaluating Multimedia Learning Software oleh Stéphane Crozat, Olivier

Hû, Philippe Trigano dan lembar evaluasi media pembelajaran yang

dikemukakan oleh Saputro (2012) yang disesuaikan dengan tujuan

peneliti. Angket yang digunakan berupa daftar checklist dengan skala 1

sampai 4. Skala untuk mengukur angket menggunakan skala Likert. Kisi

kisi angket penilaian media pembelajaran bagi siswa sebagai berikut :

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penilaian Media Pembelajaran Untuk Siswa

Aspek Pembelajaran

Aspek Standar Isi

No Aspek Pembelajaran

yang diukur Indikator Item Jumlah

1. Kemanfaatan

pembelajaran simbiosis

a. Merasakan manfaat materi simbiosis

dalam pembelajaran 1 1

2. Keselarasan ilustrasi dan deskripsi

a. Informasi diberikan melalui gambar atau

animasi dan deskripsi 2 1

b. Ilustrasi mempermudah memahami

informasi 3 1

c. Membaca ilustrasi menjadi lebih mudah

dengan deskripsi yang jelas dan lengkap 4,5 2

3. Penekanan-penekanan

pembelajaran

a. Warna membedakan informasi-informasi

penting 6

2

b. Ada bentuk seperti kotak atau border untuk

informasi yang penting 7

No Aspek Pembelajaran yang diukur Indikator Item Jumlah

4

Akurasi

(Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak menyesatkan bagi orang yang menerima informasi tersebut)

a. Penemuan kalimat yang

maknanya tidak jelas 8

4 b. Bisa digunakan berbagai

kalangan 9

c. Kalimat dapat dipahami 10

d. Tidak ditemukan kata

(19)

Indah Fat, 2013

Aspek Media

Sedangkan Tabel 3.3 berikut ini adalah kisi-kisi angket penilaian media

pembelajaran untuk guru:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Penilaian Media Pembelajaran Untuk Guru

Aspek Pembelajaran

No Aspek Pembelajaran

yang diukur Indikator Item Jumlah

1 Kemanfaatan

pembelajaran simbiosis

Merasakan manfaat materi simbiosis dalam

pembelajaran 1 1

2 Keselarasan ilustrasi dan

deskripsi

a. Informasi diberikan melalui ilustrasi dan

deskripsi 2

5

b. Ilustrasi mempermudah memahami

informasi 3

ejaan

5

Apropriatteness

(Kesesuaian informasi dengan tingkat perkembangan intelektual pengguna serta kurikulum yang berlaku)

a. Bisa memahami konsep jenis jenis interaksi antar organisme

12 3 b. Mengetahui arti kata-kata

yang digunakan dalam multimedia interaktif.

13,14

No Aspek Pembelajaran

yang diukur Indikator Item Jumlah

6 Tehnical quality

a. Program berjalan dengan baik saat digunakan

dalam pembelajaran oleh guru 15 1

b. Program tidak berhenti mendadak (hang) saat

digunakan dalam pembelajaran oleh guru 16 1

7 Usability a. Kemudahan guru menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran 17 1

8 Elemen Media

a. Ukuran huruf cukup besar sehingga saya dapat

membaca dengan jelas 18 1

b. Dapat mendengar dengan jelas suara narasi dari

program 19 1

(20)

Indah Fat, 2013

c. Membaca ilustrasi menjadi lebih mudah

dengan deskripsi yang jelas dan lengkap 4

d. Masih ada ilustrasi visual yang belum

terbaca 5

e. Masih ada deskripsi yang memerlukan

ilustrasi visual 6

4 Penekanan-penekanan

pembelajaran

a. Warna membedakan informasi-informasi

penting 7

2

b. Ada bentuk seperti kotak atau border untuk

informasi yang penting 8

Aspek Standar Isi

No Aspek Pembelajaran

yang diukur

b. Informasi tidak menimbulkan 2 atau lebih

penafsiran 10

c. Media bisa digunakan di berbagai kalangan 11

6

serta kurikulum yang berlaku)

a. Informasi relevan terhadap perkembangan

intelektual siswa 12

1

b. Informasi relevan dengan kurikulum berlaku

13

c. Interaksi relevan terhadap perkembangan

intelektual siswa 14

Aspek Media

b. Program tidak berhenti mendadak (hang) `16

c. Program ini langsung berjalan di komputer

saya (tidak memerlukan alat bantu lain) 17

d. Ada dokumen (petunjuk penggunaan) dalam

program yang menjelaskan bagaimana

menggunakan program ini 18

6 Usability

a. Peletakan elemen media (gambar, teks,

animasi) teratur 19

4 b. Warna sama pada elemen dengan fungsi

(21)

Indah Fat, 2013

c. Warna sama pada elemen dengan fungsi

yang sama 21

d. Bentuk ikon, simbol dan tombol tetap 22

7 Elemen Media

a. Ukuran huruf cukup besar sehingga mudah

dibaca. 23

3 b. Dapat mendengar dengan jelas suara narasi

dari program 24

c. Program merespon setelah di beri perlakukan 25

3. Pedoman wawancara untuk guru dan siswa. Wawancara guru dan siswa

dilakkan setelah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif telah

selesai dilaksanakan. Instrumen wawancara terhadap guru dan siswa

dilakukan untuk mendapatkan data secara deskriptif terhadap

pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Tabel 3.4 berikut

kisi-kisi wawancara siswa:

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Wawancara Siswa

No. Aspek Pertanyaan

1 Kuantitas penggunaan

Multimedia Interaktif

Apakah Guru selalu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi pada materi ekosistem?

2 Kesan terhadap multimedia

interaktif 

Bagaimana pendapat kamu mengenai pembelajaran biologi dengan menggunakan multimedia interaktif?

 Apa yang kamu sukai dari multimedia interaktif yang

digunakan selama pembelajaran berlangsung?

 Apa yang kamu tidak sukai dari multimedia interaktif

yang digunakan selama pembelajaran berlangsung?

3 Kemudahan dalam

menggunakan multimedia

interaktif

Apakah multimedia interaktif mudah dioperasikan atau digunakan ?

4 Keterbantuan memahami

materi

Apakan pemebelajaran menggunakan multimedia

interaktif membantu kamu dalam belajar biologi?

5 Tampilan multimedia

interaktif

Bagaimana pendapat kamu mengenai multimedia interaktif ini terutama mengenai tampilan pada layar ?

6 Audio multimedia interaktif Bagaimana pendapat kamu mengenai multimedia

interaktif ini terutama mengenai efek suara atau backsound?

7 Bahasa yang terdapat pada

multimedia interaktif

Bagaimana pendapat kamu mengenai multimedia interaktif ini terutama mengenai bahasa yang digunakan pada narasi atau teks?

8 Penyajian materi dalam

multimedia interaktif

Bagaimana pendapat kamu mengenai multimedia interaktif ini terutama mengenai Informasi atau penyajian materi?

9 Kendala dalam penggunaan

multimedia

(22)

Indah Fat, 2013

10 Saran Apa harapan kamu berkaitan dengan pembelajaran

dengan menggunakan multimedia interaktif?

Berikut kisi-kisi wawancara siswa:

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Wawancara Guru

No Aspek Pertanyaan

1 Kuantitas penggunaan

Multimedia Interaktif

Apakah Bapak/ Ibu selalu menggunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran biologi pada materi

2 Kesan terhadap multimedia

interaktif

Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu mengenai

pembelajaran biologi dengan menggunakan multimedia interaktif?

3 Kemudahan dalam

menggunakan multimedia

interaktif

 Apakah multimedia interaktif yang dipakai mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasiannya?

Apakah penggunaan multimedia interaktif

memudahkan Bapak/ Ibu dalam penyampaian materi?

4 Keterbantuan memahami

materi

Menurut Bapak/ Ibu, apakah multimedia interaktif tersebut tepat digunakan dalam pembelajaran biologi?

5 Ketertarikan siswa terhadap

multimedia interaktif

Menurut pendapat Bapak/ Ibu, bagaimana respon siswa

terhadap pembelajaran menggunakan multimedia

interaktif tersebut?

6 Kelebihan multimedia dalam

pembelajaran

Menurut Bapak/ Ibu, apa saja kelebihan multimedia interaktif tersebut?

7 Kekurangan multimedia

dalam pembelajaran

Menurut Bapak/ Ibu,apa saja kekurangan multimedia interaktif tersebut?

8 Kendala dalam penggunaan

multimedia

Menurut Bapak/ Ibu, kendala-kendala apa yang dihadapai dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif tersebut?

9 Saran Apa harapan Bapak/ Ibu berkaitan dengan pembelajaran

dengan menggunakan multimedia interaktif?

F. Prosedur Penelitian

Desain dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

(23)

Indah Fat, 2013

Gambar 3.1. Desain penelitian

Secara keseluruhan penelitian yang dilakukan dibagi menjadi tiga

tahapan yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Studi kepustakaan untuk merumuskan masalah.

b. Studi lapangan untuk menentukan sekolah tempat pegambilan data.

c. Menyusun proposal kemudian diseminarkan.

d. Menyusunkan instrumen berupa lembar observasi dan angket.

e. Meminta pertimbangan (judgement) instrument penelitian kepada

dosen ahli kemudian diperbaiki berdasarkan hasil judgement.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pengambilan data ke sekolah yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Pengambilan data berdasarkan instrument lembar observasi, angket

dan wawancara.

3. Tahap Akhir

a. Pengolahan data yang telah diperoleh.

b. Menganalisis data berdasarkan hasil pengolahan data yang diperoleh.

c. Penarikan kesimpulan

G. Alur Penelitian

Alur penelitian adalah sebagai berikut :

Penyusunan proposal

Survey multimedia di sekolah

(24)

Indah Fat, 2013

H. Tehnik Analisis Data

Data yang telah terkumpul berupa lembar observasi, wawancara dan angket

akan diolah sebagai berikut:

1. Analisis Data Lembar Observasi Penilaian Kelayakan Multimedia Interaktif

Lembar observasi penilaian kelayakan multimedia interaktif

menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang suatu fenomena (Sugiyono, 2013), hasil dari skala Likert

kemudian perhitungan akan menggunakan rating. Perolehan skor

responden semua nomor dijumlahkan. Kemudian jumlah skor

diinterpretasikan dengan menggunakan skala interpretasi.

Berikut merupakan skala Likert untuk lembar observasi penilaian

kelayakan multimedia interaktif:

Tabel 3.6 Skala Likert Lembar Observasi

Skor Penilaian

0 Buruk Sekali

1 Buruk

2 Sedang

3 Baik

4 Sangat Baik

Pengambilan data

Pengolahan dan Analisis data

Pembahasan

Penarikan Kesimpulan

Pembuatan Laporan

(25)

Indah Fat, 2013

(Sugiyono dalam Sanjaya dan Trisanti, 2013)

Setelah diubah menjadi data kuantitatif, data akan diubah menjadi presentase dengan melakukan penghitungan tiap butir nomor menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

K = Kelayakan media (%)

F = Jumlah jawaban respoden (observer) N = Skor tertinggi

I = Jumlah Item

R = Jumlah responden (observer)

(Sugiyono dalam Sanjaya dan Trisanti, 2013)

Dari hasil perhitungan diintrepetasikan sebagai berikut: Tabel 3.7 Intrepetasi Skor Kelayakan Media

Presentase (%) Kriteria

0-20 Sangat Lemah

21-40 Lemah

41-60 Cukup

61-80 Baik/Layak

81-100 Sangat Baik/Sangat Layak

(Sugiyono dalam Sanjaya dan Trisanti, 2013)

Berdasarkan kriteria tersebut, maka media dikatakan layak apabila

presentasenya > 61% dari semua aspek (Sugiyono dalam Sanjaya dan Trisanti,

2013). Jika dibuat dalam skala interpretasi adalah sebagai berikut:

0-20% 21-40% 41-60% 61-80% 81-100%

Untuk menentukan toleransi perbedaan hasil pengamatan oleh observer

digunakan tehnik pengetesan reabilitas pengamatan (Arikunto,2006). Jika

(26)

Indah Fat, 2013

pengukuran dilakukan oleh lebih dari dua observer maka reabilitas dinilai

dengan menggunakan korelasi intra-kelas (ICC). Pada umumnya para

penulis menyarankan agar alat ukur menunjukkan stabilitas di atas 0,50

(Murti, 2011). Rumus ICC adalah sebagai berikut:

(Sumber: Murti, 2011)

Keterangan:

ICC = Intraclass Correlation Coefficient = Varians sub aspek

= Varians observer = Varians random error

Dalam penelitian ini perhitungan ICC dilakukan dengan software

SPSS ver 20.0. Berikut ini adalah interpretasi ICC menurut Rosner dalam

Markey (2006):

Tabel 3.8 Interpretasi Indeks ICC

Indeks Keterangan

<0.40 Lemah

0,40-0,75 Baik

>0,75 Baik sekali

Evaluasi yang terdapat pada multimedia interaktif pun diujikan pada

seluruh siswa yang melakasanakan pembelajaran. Evaluasi yang terdapat

pada multimedia interaktif semuanya berupa pilihan ganda. Hasil yang

diperoleh dari seluruh siswa akan diolah dengan menggunakan Program

Pilihan Ganda Anates ver.4.1.0. Berikut merupakan analisis soal pilihan

ganda:

Tabel 3.9 Analisis Soal Pilihan Ganda

(27)

Indah Fat, 2013

Validitas

rXY = koefisien korelasi antara skor pada

butir soal dengan skor total N = jumlah siswa

X = skor pada butir soal Y = skor total

Jika :

0,80-1,00 = Sangat tinggi 0,60-0,80 = Tinggi 0,40-0,60 = Cukup 0,20-0,40 = Rendah 0,00-0,40 = Sangat Rendah

Reabilitas

r11 = reliabilitas tes keseluruhan

q = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 – p) n = jumlah item dalam instrumen

S = standar deviasi dari tes

Jika :

BT= jumlah siswa kelompok tinggi yang menjawab soal itu dengan benar BR= jumlah siswa kelompok rendah yang

menjawab soal itu dengan benar JT= jumlah siswa kelompok tinggi JR= jumlah siswa kelompok rendah PR=proporsi siswa kelompok tinggi yang

menjawab benar

PR= jumlah siswa kelompok rendah yang menjawab benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Jika P :

(28)

Indah Fat, 2013 dikalikan dengan jumlah kelompok atas dan

bawah (25% x x jumlah

kelompok atas dan bawah).

1. Jika ada dua atau lebih opsi pengecoh dipilih oleh kurang dari 5% peserta tes maka butir soal ditolak. 2. Jika hanya ada satu opsi pengecoh yang dipilih oleh kurang dari 5% peserta tes maka butir soal dapat direvisi dan diterima 3. Jika opsi jawaban benar dipilih sangat sedikit dibandingkan dengan salah satu opsi pengecoh, maka butir soal ditolak.

(Arikunto, 2012).

Soal yang diterima memiliki kriteria baik ataupun memadai dalam setiap

aspek. Pada aspek validitas, butir soal dianggap memadai apabila koefisien

korelasinya di atas 0,300 (Sapriati et al., 2007). Daya pembeda dianggap

memadai apabila memilliki indeks di atas 0,20 (Nunally dalam Susetyo,

2011). Soal ditolak apabila memiliki validitas butir soal sangat rendah, daya

pembeda jelek dan tingkat kesukaran terlalu mudah atau terlalu sukar (Priatna,

2013). Soal tes pilihan ganda bisa saja diterima, ditolak maupun direvisi.

Tabel 3.9 berikut merupakan klasifikasi kualitas soal yang diterima, ditolak

atau direvisi.

Tabel 3.10 Klasifikasi Kualitas Butir Soal

Validitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Kesimpulan

Sangat rendah Mudah Jelek Ditolak

Sangat rendah Sedang Jelek Ditolak

Sangat rendah Sedang Cukup Direvisi

Sangat rendah Sukar Jelek Ditolak

Rendah Mudah Jelek Direvisi

Rendah Mudah Cukup Diterima

Rendah Sedang Baik Diterima

Rendah Sedang Cukup Diterima

Cukup Sukar Baik Diterima

Cukup Sedang Baik Diterima

Cukup Mudah Baik Diterima

Cukup Mudah Cukup Diterima

(29)

Indah Fat, 2013

Tinggi Sedang Baik sekali DIterima

(Priatna, 2013)

2. Analisis Angket Penilaian Siswa dan Guru Terhadap Multimedia Interaktif

Angket penilaian siswa dan guru terhadap multimedia interaktif

menggunakan skala Likert sehingga data yang diperoleh dari

masing-masing pilihan jawaban berupa data kualitatif. Data kualitatif tersebut

kemudian diubah menjadi data kuantitatif dengan penentuan sebagai

berikut:

Skor 4 : Sangat Setuju (SS) Skor 3 : Setuju (S)

Skor 2 : Tidak Setuju (TS) Skor 1: Sangat Tidak Setuju (STS)

Setelah diubah menjadi data kuantitatif, dilakukan penghitungan tiap

butir soal menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

K = Kelayakan media (%) F =Jumlah jawaban

respoden

N = Skor tertinggi I = Jumlah Item R = Jumlah responden

K adalah presentase tiap butir soal. Skor perolehan adalah skor yang

diperoleh dari suatu butir soal dengan cara menjumlahkan skor yang

diberikan oleh seluruh responden pada butir soal itu. Sedangkan skor ideal

adalah skor maksimum, yaitu 4 yang dikalikan dengan jumlah responden.

Kemudian dengan menggunakan skala interpretasi, hasil penghitungan

dari masing-masing soal diinterpretasikan. Skala interpretasi diperoleh

dengan cara membagi jumlah skor ideal menjadi empat secara kontinum,

skor ideal jika dalam bentuk persen.

Skala interpretasi untuk penghitungan dengan menggunakan rating

scale:

(30)

Indah Fat, 2013

< 25% 26-50% 51-75% 100 %

Kurang sekali Kurang Cukup baik Baik

3. Analisis Data Lembar Wawancara Penilaian Kelayakan Multimedia

Interaktif oleh Guru dan Siswa

Dengan menggunakan lembar wawancara, peneliti akan mendapat data

berupa data kualitatif. Kemudian akan dianalisis dengan cara kualitatif

menggunakan kecenderungan. Jawaban dari responden dikelompokkan

berdasarkan kemiripan jawaban.

Wawancara dilakukan dengan wawancara langsung kepada siswa dan

guru yang telah melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan

menggunakan multimedia interaktif. Responden untuk wawancara siswa

dilakukan dengan memilih secara acak sebanyak 3 siswa untuk memberikan

pendapatnya melalui wawancara. Proses wawancara siswa maupun guru

dilakasanakan dengan memberikan pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi yang

(31)

88 Indah Fat, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bila dilihat dari aspek media,

multimedia yang dianalisis memperoleh nilai 82,50% yang termasuk kedalam

kriteria sangat baik atau sangat layak. Secara teknis multimedia interaktif mudah

dioperasikan tanpa hambatan. Tampilan elemen visual, audio, maupun ilustrasi

yang ada di dalamnya sudah sangat baik mekipun ditilik dari segi isi tidak begitu

lengkap. Sedangkan jika dilihat dari aspek pedagogik multimedia interaktif yang

dianalisis memperoleh nilai sebesar 56,67% yang termasuk kedalam kategori

cukup baik yang berarti cukup layak digunakan. Hal ini menyiratkan bahwa

secara teknis, multimedia interaktif sudah baik dan layak digunakan akan tetapi

pada konten isi dari multimedia interaktif tidak sebaik kualitas teknisnya tetapi

masih dalam katagori ruang lingkup baik dan layak. Sedangkan penilaian

multimedia interaktif dari aspek media dan pedagogik yang dilakukan oleh guru

dan siswa termasuk katagori baik. Begitu pula dalam pembelajaran, multimedia

mendapatkan respon baik dan positif ketika digunakan dalam pembelajaran di

kelas.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian mengenai analisis multimedia interaktif, penulis

menyarankan beberapa hal yaitu :

1. Sebagai media pembelajaran multimedia interaktif bisa memberikan informasi

yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan peserta didik.

2. Penggunaan multimedia interaktif bisa digunakan secara individual bagi

peserta didik sehingga peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan

program multimedia.

3. Kualitas multimedia dari segi teknis dan terutama isi materi perlu ditingkatkan

(32)

Indah Fat, 2013

C. Rekomendasi

1. Perolehan hasil kelayakan aspek pedagogik pada penelitian ini adalah cukup

baik cukup baik, akan tetapi multimedia interaktif ini disarankan untuk tidak

digunakan, karena ada beberapa indikator yang memperoleh nilai yang sangat

rendah terutama ketidaklengkapan informasi yang disajikan dalam multimedia

tersebut, selain itu tidak dimuat tujuan pembelajaran maupun standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai siswa.

2. Instrumen lembar observasi hendaknya diberikan penjelasan lebih lengkap agar

(33)

90

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Campbell, Neil A, Reece Jane B, Mitchell Lawrence G. (2010). Biologi Edisi

kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Crozat, S., Olivier H., Philippe T. (1999). “A Method for Evaluating Multimedia

Learning Software”. 1999 IEEE International Conference on Multimedia

Computing and Systems (ICMCS'99). 1.

Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Daryanto. (2011). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.

Elista. (2013). Multimedia : an Overview. (Onlline). Tersedia di http://elista.akprind.ac.id/staff/catur/Multimedia/01-Pengantar%20

MULTIMEDIA.pdf [30 September 2013]

Faizin, M.N. (2009). Penggunaan Model Pembelajaran Multimedia Interaktif

(MMI) Pada Konsep Listrik Dinamis Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Memperbaiki Sikap Belajar Siswa (Online). Tersedia di

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/1947041 71973032MULIATI_PURWASASMITA/35_PENGGUNAAN_MODEL_P EMBELAJARAN_MULTIMEDIA_INTERAKTIF_(MMI).pdf [17 November 2012].

Fajri, M. (2009). Seberapa Pentingkah Penggunaan Media Pembelajaran di

Sekolah Dasar (Online). Tersedia di

http://vhajrie27.wordpress.com/2009/01/07/seberapa-pentingkah-penggunaan-media-pembelajaran-di-sekolah-dasar/ [19 November 2012]

Fathurrahmar. F. (2012). Pengertian Multimedia / Interaktif (Online). Tersedia di http://www.multimedia-interaktif.com/ [17 November 2012].

Fathurrohman, P. dan M. S. Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar – Strategi Mewujudkan Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: PT

Refika Aditama.

(34)

Indah Fat, 2013

Green , T. D and Abbie B. (2002). Multimedia Projects in the Classroom. California: Corwin Press Inc.

Janiansyah. (2009). Pengertian Multimedia (Online). Tersedia di http://janiansyah.wordpress.com/2009/05/15/pengertian-multimedia/ [18 November 2012]

KEMENDIKBUD. (2012). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan (Online). Tersedia di

http://www.paudni.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2012/08/PP-no-19-th-2005-ttg-standar-nasional-pendidikan.pdf [19 November 2012]

. (2013). Kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan

Dasar Tahun Anggaran 2013 Jenjang Sekolah Menengah Pertama/Luar Biasa (Online). Tersedia di

http://dikmen.kemdikbud.go.id/dak/Peraturan%20DAK%20DIKDAS%2020 13%20pada%20rakor%20Dikmen.pdf [23 juni 2013]

Lestari, C. (2013).Pengertian Analisis. (Online). Tersedia di

http://pengertianbahasa.blogspot.com/2013/02/pengertian-analisis.html [25 Juli 2013]

Markey, M. (2006). “The Reliability Of Measuring Physical Characteristics Of Spiculated Masses On Mammography”. British Journal of

Radiology. 79,

S134-S140.

Mayer, R. E . (2009). Multimedia Learning Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Surabaya: ITS PRESS

Muhajiroh, Ii. (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Berfikir Kreatif

Siswa Melalui Multimedia Interaktif Konsep Sistem Pernafasan Manusia.

Skripsi FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan

Munir. (2013). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Nuryano, Apri (2013). Materi Media Pembelajaran. (Online). Tersedia di

(35)

em%2Ffiles%2Flain-lain%2Fapri-nuryanto-spdst-Indah Fat, 2013

mt%2Fmedia%2520pembelajaran.pdf&ei=2R1JUuTtIsXmrAfdmICoAQ&u sg=AFQjCNFuAKsdNU4mUJntxRSUmBT5kKMyGA&bvm=bv.53217764 ,d.bmk [30 September 2013]

Newby, T.J., Donald A.S., James D.R., Anne O.L. (2011). Educational

Technology for Teaching and Learning Fourth Edition. Boston: Pearson

Permana, P. (2012). Pemanfaatan Media Dan Sumber Belajar Dalam

Implementasi Kurikulum (Online). Tersedia di http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_JERMAN/1980

02102005011-PEPEN_PERMANA/PEPENPERMANA-Makalah-Mediadansumberbelajar.pdf [19 November 2012]

Priatna, N. (2013). Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematika Siswa

Kelas 3 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri di Kota Bandung.

Disertasi pada Prodi Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI: Tidak Diterbitkan.

Prihantanti, L. (2012). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Berfikir Kreatif

Siswa Melalui Multimedia Interaktif Konsep Sistem Saraf Manusia. Skripsi

FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N., et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Malang : IKIP Malang.

Sadiman, et al. (2003). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Press

Sanjaya, I.G.M., & Trisakti, D.C.(2013). “PENGEMBANGAN MEDIA

PERMAINAN STHOICIO GAME PADA MATERI KONSEP MOL BAGI

SISWA SMASEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL”. Unesa Journal of Chemical Education. 2, (2),181-187.

Sapriati, A., et al. (2007). Evaluasi Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka

Saputro, S. A. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia

Interaktif Pada Pokok Bahasan Relasi Dan Fungsi Untuk Siswa Smp Kelas VIII. (Online). Tersedia di http://eprints.uny.ac.id/8317/

(36)

Indah Fat, 2013

Sihole, Renatha. (2012). Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap

Hasil Belajar dan Berfikir Kreatif Siswa pada Konsep Sistem Pertahanan Tubuh Manusia. Skripsi FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Subroto. (2011). Kontribusi Kemampuan Mahasiswa Mengingat Konsep,

Miskonsepsi Dan Menggunakan Prinsip Terhadap Kemampuan Menjelaskan Dalam Memecahkan Masalah (Online). Tersedia di

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131121720/MASIMNAS%203_1.pdf [21 November 2012]

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N. S, (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya .

Susetyo, B. (2011). Menyusun Tes Hasil Belajar dengan Teori Ujian Klasik dan

Teori Responsi Butir. Bandung: CV Cakra

Waluya, B. (2012). Pengelolaan Lingkkungan Hidup untuk Tingkat SMA

(Online). Tersedia di

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/1972102420

01121-BAGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_untuk_Tk_SMA/BA B_3_EKOSISTEM.pdf [21 November 2012]

Waluyojati, W. (2011). Interaksi Antar Komponen Ekosistem. (Online). Tersedia di http://wwaluyojati.blogspot.com/2011/02/interaksi-antar-komponen-ekosistem.html. [26 Juni 2013]

Warsita, B. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Waryanto, N. H. (2008). Evaluasi Multimedia Interaktif (Online). Tersedia di http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Evaluasi%20Multimedia%20Inte raktif.pdf. [18 November 2012]

Yuliati, L. (2012). Miskonsepsi Dan Remediasi Pembelajaran IPA (Online).

Tersedia di

(37)

Gambar

Tabel 3.1  Kisi-Kisi Lembar Observasi Penilaian Media Pembelajaran       Aspek Media
Gambar interaktif representatif dilihat dari
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Penilaian Media Pembelajaran Untuk Siswa
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Penilaian Media Pembelajaran Untuk Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan semoga isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu ekonomi dan juga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber

[r]

Immunofluoresence merupakan salah satu metode yang telah dikembangkan untuk memvisualisasikan ekspresi protein spesifik dalam sel dengan menggunakan prinsip ikatan

Devie Widyasari, A210080027. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012. Tujuan dari

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, serta Surat Penetapan Hasil Evaluasi Dokumen Kualifikasi Nomor : 602.1/07/ POKJA-PERINDAGKOP &amp; UKM/CONS-PSPP/IX/2013 , Tanggal 24

an judul Sistem Pakar Diagnosa Dini Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria ini adalah terwujudnya suatu sistem pakar yang dapat digunakan untuk membantu orang awam, calon dokter

Dari sisi masyarakat yang kekurangan dana maka fungsi bank adalah menyalurkan dana yang dikelolanya dalam bentuk portofolio atau investasi kredit, yang

baik pula. Selama proses pembelajaran berlangsung pada pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa pembelajaran IPS dengan menggunakan metode make a match