PENGGUNAAN METODE MONTESSORI DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK USIA DINI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A di TK Trisula Perwari
Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh:
Novia Puspita Darmastuti
0902826
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGGUNAAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENULIS ANAK USIA DINI
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelompok A di TK Trisula Perwari Kecamatan
Sukajadi Kota Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014)
Oleh
Novia Puspita Darmastuti
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
©Novia Puspita Darmastuti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang
PENGGUNAAN METODE MONTESSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS ANAK USIA DINI
(Penelitian Tindakan Kelas di TK Trisula Perwari Kelompok A Tahun Pelajaran 2013-2014)
Novia Puspita Darmastuti 0902826
Abstrak
Penelitian ini dilakukan berdasarkan temuan masalah yang berkaitan dengan kemampuan menulis anak di TK Trisula Perwari Kelompok A. Permasalahan tersebut menuntut perlunya suatu pendekatan, metode atau model pembelajaran untuk menanganinya. Pembelajaran yang dikembangkan adalah pembelajaran melalui metode Montessori. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah, yaitu (1) Bagaimana kondisi objektif kemampuan menulis anak usia dini pada kelompok A TK Trisula Perwari Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014?, (2)Bagaimana penerapan metode Montessori dalam meningkatkan kemampuan menulis anak usia dini pada kelompok A TK Trisula Perwari Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014?, (3) Bagaimana peningkatan kemampuan menulis anak setelah diterapkan metode Montessori pada kelompok A TK Trisula Perwari Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014?.
Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai penggunaan metode Montessori dalam meningkatkan kemampuan menulis anak usia dini di TK Trisula Perwari pada kelompok A.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian Elliot pada anak TK Trisula Perwari kelompok A sebanyak 18 orang anak. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dengan pelaksanaan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, paparan data, dan penyimpulan.
Kondisi awal kemampuan menulis anak di TK Trisula Perwari pada kelompok A sebelum diberi tindakan, anak yang termasuk kategori baik (B) sebesar 0%, kategori cukup (C) sebesar 11%, dan kategori kurang (K) sebesar 89%. Pada siklus pertama, yang termasuk kategori baik (B) meningkat menjadi 6%, kategori cukup (C) sebesar 77%, dan kategori kurang (K) menjadi 17%. Pada siklus kedua, anak yang termasuk kategori baik (B) meningkat menjadi 72%, kategori cukup (C) sebesar 22%, dan kategori kurang (K) sebesar 6%.
Rekomendasi yang diberikan untuk pendidik anak usia dini yaitu metode Montessori ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan menulis anak.
USE OF MONTESSORI METHOD IN IMPROVING EARLY CHILDHOOD’S WRITING SKILLS
(Classroom Action Research in Kindergarten Group A Trisula Perwari Academic Year 2013-2014)
Novia Puspita Darmastuti 0902826
Abstract
This study was conducted based on the findings of the problems related to the ability to write in kindergarten Group A Trisula Perwari. These problems require the need for an approach, method or model of learning to handle it. Developed learning is learning through the Montessori Method. This is the reason underlying the formulation of the problem, namely (1) How does the objective conditions of
early childhood’s writing skills in group A kindergarten Trisula Perwari Sukajadi
Bandung district of Academic Year 2013-2014? , (2) How does the application of
the Montessori method in improving children's ability to write early age in group A kindergarten Trisula Perwari Sukajadi Bandung district of academic year 2013-2014 ?, (3) How does the increasing of children's ability write after appling the Montessori method in group A kindergarten Trisula Perwari Sukajadi Bandung district of academic year 2013-2014?
The purpose of this study is to obtain an overview of the use of the Montessori
Method in improving early childhood’s writing skills in kindergarten group A Trisula Perwari.
This study uses action research based on Elliot’s design research in kindergarten Trisula Perwari group A as many as 18 children. Data collection techniques in
this study are observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used is the analysis of qualitative data with the implementation of several stages included data reduction, exposure data, and conclusion.
Initial conditions children’s writing skills in kindergarten group A Trisula Perwari before giving action, children categorized as good (B) of 0%, enough
categories (C) 11 %, and less category (K) 89 %. In the first cycle, included categories (B) increase 6 %, enough categories (C) 77 %, and less categories (K) 17 %. In the second cycle, children categorized as good (B) increase to 72 %, enough categories (C) 22 %, and less categories (K) 6 %.
Recommendations are given for early childhood educators that Montessori
Method can be used as an alternative to improve the children’s writing skills.
DAFTAR ISI A. Latar Belakang Penelitian……… 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ……….. 4
C. Tujuan Penelitian………. 5
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ……….. 6
E. Struktur Organisasi Skripsi……….. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini ……….. 8
1. Konsep Perkembangan Bahasa ………. 8
2. Tahapan Perkembangan Bahasa Anak ……….. 9
B. Perkembangan Kemampuan Menulis ………. 11
1. Pengertian Kemampuan Menulis ……….. 11
2. Tahapan Menulis Anak ………. 13
C. Stimulasi Perkembangan Menulis pada Anak Usia Dini … 15 D. Metode Montessori……….. 18
1. Pengertian Metode Montessori……….. 18
2. Prinsip Dasar Metode Montessori………. 21
3. Karakteristik Umum Anak dalam Metode Montessori . 22 4. Metode Montessori dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Anak……….. 24
E. Penelitian Terdahulu……… 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ……….. 28
1. Pengamatan (Observasi)………. 34
3. Dokumentasi……….. 34
F. Prosedur Pengembangan Instrumen……… 34
G. Teknik Pengumpulan Data……….. 36
H. Analisis Data……… 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……… 40
1. Kondisi Objektif Lapangan……… 40
2. Kondisi Objektif Kemampuan Menulis di TK Trisula Perwari……… 44
3. Upaya untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Melalui Metode Montessori………. 48
4. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Menulis dengan Metode Montessori………. 50
5. Deskripsi Analisis Perkembangan Kemampuan Menulis Anak Setiap Siklus ……….. 65
B. Pembahasan………. 66
1. Kondisi Kemampuan Menulis di TK Trisula Perwari……… 66
2. Implementasi Metode Montessori dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Anak TK Trisula Perwari……… 69
3. Kemampuan Menulis Anak TK Trisula Perwari Setelah Diterapkannya Metode Montessori ………….. 71
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………. 75
B. Rekomendasi……… 76
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (Pasal 1 ayat 14 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional). Upaya pembinaan yang ditujukan kepada
anak usia dini salah satunya dengan membantu mengembangkan aspek
perkembangan anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan yang
lebih tinggi. Aspek-aspek perkembangan tersebut meliputi sosial emosi, kognitif,
fisik motorik, moral agama dan bahasa.
Salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan pada anak adalah
perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa merupakan salah satu aspek
perkembangan yang wajib diasah di Taman Kanak-kanak, sebab melalui bahasa
anak dapat berkomunikasi terhadap orang lain. Pernyataan ini sejalan dengan yang
dikemukakan Santrock (1995:178) bahwa bahasa merupakan suatu sistem simbol
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Perkembangan bahasa memiliki beberapa komponen yang terdiri dari
menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Kemampuan menyimak adalah
“suatu proses mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap
isi atau pesan serta memahami makna yang telah disampaikan oleh sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan” (Tarigan, 1994:28). Oleh karena itu, anak diharapkan memiliki kemampuan menyimak sehingga dapat memahami
2
Perkembangan bahasa selanjutnya adalah kemampuan membaca. Tarigan
(2008:7) menyebutkan bahwa membaca adalah „suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis‟. Proses tersebut juga diharapkan dapat dimiliki oleh anak usia dini dalam memahami kata-kata atau bahasa yang
tertulis.
Kemampuan berbicara merupakan perkembangan bahasa selanjutnya. “Pada
hakikatnya kemampuan berbicara merupakan suatu proses komunikasi sebab di
dalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain” (Haryadi dan Zamzani, 1997:54). Hal ini juga diharapkan dapat dimiliki oleh anak usia dini,
sebab kemampuan berbicara memudahkan anak berkomunikasi dengan
orang-orang di sekitarnya.
Komponen perkembangan bahasa yang terakhir adalah menulis. “Menulis merupakan proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang
tulisan” (Semi, 1995:16). Kemampuan memindahkan gagasan ke dalam lambang
tulisan juga diharapkan dapat dimiliki oleh anak-anak usia dini sebagai salah satu
komponen perkembangan bahasa yang akan dicapai.
Berbagai komponen perkembangan bahasa tersebut, khususnya menulis
sebaiknya dikembangkan melalui sebuah pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran yang menyenangkan untuk anak, biasanya dilakukan melalui
kegiatan layaknya bermain. Mayesty (1990:196-197) mengungkapkan, “bagi seorang anak, bermain adalah kegiatan yang mereka lakukan sepanjang hari
karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan.” Oleh karena
itu, anak tidak membedakan antara bermain, belajar, dan bekerja. Apabila
kegiatan dilakukan secara menyenangkan, tentu anak tidak merasa bahwa dirinya
sedang belajar.
Menurut Musfiroh (2003:3), cara yang paling tepat untuk memperkenalkan
lambang bahasa huruf dan angka pada anak, yaitu pertama adalah dengan
menunggu kemunculan pada anak. Kedua, dengan menstimulasi melalu konteks
yang dikenal dan disukai anak. Ketiga, dengan memberikan pelajaran yang
3
bermain. Oleh karena itu, dalam memperkenalkan lambang bahasa, hendaknya
diikuti dengan kegiatan-kegiatan yang bermakna dan menyenangkan. Kegiatan
tidak hanya sekedar menuliskan lambang-lambang bahasa, namun diberikan juga
gambaran, media, dan metode yang menyenangkan. Idealnya, kegiatan yang
dilakukan tidak luput dari demonstrasi guru, pengkondisian kelas yang baik dan
menyenangkan, alat dan media yang menarik bagi anak, serta penggunaan model,
pendekatan, dan metode yang tepat dan mendukung proses pembelajaran.
Nyatanya dalam proses pembelajaran di sekolah masih ditemukan beberapa
masalah yang dihadapi anak. Hal-hal yang terkait dengan masalah menulis anak di
antaranya, yaitu anak masih belum dapat membedakan huruf “a” dan “o”, “b” dan “d” serta huruf “p” dan huruf “q”. anak-anak juga masih belum dapat memegang pensil dengan benar. Selain itu, ada beberapa anak yang suka menulis dengan
tangan kiri padahal, anak tersebut tidak kidal.
Selain ditemukannya masalah pada anak terkait dengan kemampuan menulis
anak, ditemukan pula masalah yang terkait dengan bagaimana guru
menyampaikan materi menulis pada anak. Hal-hal yang terkait dengan cara
penyampaian materi menulis tersebut, yaitu guru masih melakukan
kegiatan-kegiatan yang membuat anak jenuh contohnya seperti kegiatan-kegiatan menulis yang
hanya menggunakan buku tulis bergaris dan anak wajib membuat huruf “a” dari atas ke bawah sampai penuh, dan guru hanya memberi contoh satu kali di bagian
kertas paling atas. Selain itu, anak juga dipaksa untuk menyelesaikan tugas
tersebut sampai selesai, apabila belum selesai maka anak tidak boleh melakukan
kegiatan menulis berikutnya. Hal ini sering membuat anak frustasi sehingga anak
mudah menangis bahkan sampai tidak mau sekolah lagi.
Berbagai masalah tersebut, memunculkan gagasan penulis untuk
meningkatkan kemampuan menulis anak dengan menggunakan sebuah metode,
yaitu metode Montessori. Metode Montessori menggunakan kerjasama antara
indera penglihatan, pendengaran, dan peraba. Anak belajar menggunakan
4
setiap lekuk huruf yang bertekstur kasar tersebut. Anak dapat merasakan
teksturnya, melihat bentuk dan arah hurufnya, dan dapat mendengar suara gesekan
yang ditimbulkan dari jari dan kartu ampelas tersebut. Hasil penelusuran melalui
jari itu dituangkan ke dalam kotak pasir dengan menggoreskan jari membentuk
sebuah huruf sesuai dengan apa yang telah diraba, dilihat, dan didengar
sebelumnya. Penelusuran jari tersebut dapat meningkatkan kepekaan indera anak.
Melalui bantuan sandpaper dan sandtray akan membuat ketiga indera
berkoordinasi dalam satu waktu sehingga anak akan fokus dan merasa senang
dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan menulis akan dianggap sebagai
hal yang menyenangkan dan bukan merupakan tes yang seringkali harus
diselesaikan secara tepat waktu. Anak lebih merasakan pembelajaran yang nyata
dari penelusuran jari tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis memfokuskan kajian
dengan judul “Penggunaan Metode Montessori dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Anak Usia Dini”.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berbahasa merupakan hal yang sangat penting untuk memudahkan
anak berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Perkembangan bahasa
memiliki beberapa komponen, yaitu menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.
Dari keempat komponen tersebut, penulis akan membatasi masalah yang
berkaitan dengan kemampuan menulis.
Selama ini kemampuan menulis di Taman Kanak-kanak dikembangkan
melalui metode yang kurang bermakna bagi anak. Pembelajaran menulis hanya
diterapkan dengan menuliskan huruf satu persatu dari atas sampai bawah pada
selembar kertas tanpa adanya unsur bermain yang merupakan prinsip
pembelajaran di TK. Oleh karena itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang
menarik untuk mengembangkan kemampuan menulis anak, yaitu metode
5
mengintegrasikan ketiga inderanya, yaitu indera penglihatan, peraba, dan
pendengaran.
Penulis membatasi masalah dalam penelitian yang akan dilakukan, yaitu
apakah penggunaan metode Montessori dapat meningkatkan kemampuan menulis
anak usia dini.
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan menulis anak usia dini pada
kelompok A TK Trisula Perwari Kecamatan Sukajadi Kota Bandung
Tahun Pelajaran 2013-2014?
2. Bagaimana penerapan metode Montessori dalam meningkatkan
kemampuan menulis anak usia dini pada kelompok A TK Trisula Perwari
Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis anak setelah diterapkan
metode Montessori pada kelompok A TK Trisula Perwari Kecamatan
Sukajadi Kota Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi objektif kemampuan menulis anak usia dini
pada kelompok A TK Trisula Perwari Kecamatan Sukajadi Kota Bandung
Tahun Pelajaran 2013-2014.
2. Untuk mengetahui penerapan metode Montessori dalam meningkatkan
kemampuan menulis anak usia dini pada kelompok A TK Trisula Perwari
Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun Pelajaran 2013-2014.
3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan menulis anak usia
dini setelah diterapkan metode Montessori pada kelompok A TK Trisula
6
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Anak
a. Dapat meningkatkan kemampuan menulis anak
b. Dapat memperdalam penguasaan kemampuan menulis secara
menyenangkan.
2. Untuk Guru
a. Dapat mendorong dan memotivasi untuk meningkatkan kemampuan
menulis anak.
b. Dapat menambah wawasan guru dalam membantu proses
pembelajaran menulis anak di TK.
3. Untuk Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
a. Dapat menambah referensi untuk dijadikan bahan acuan dalam
meningkatkan wawasan.
b. Dapat memberikan pembinaan dalam meningkatkan kemampuan
menulis anak melalui metode Montessori.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Hasil penelitian ini ditulis dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang penelitian, identifikasi dan
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/signifikasi penelitian, dan struktur
organisasi skripsi.
BAB II Kajian Pustaka, Pertama berisi tentang perkembangan bahasa anak
usia dini yang didalamnya mencakup tentang konsep perkembangan bahasa dan
tahapan perkembangan bahasa anak. Kedua, perkembangan kemampuan menulis
yang mencakup tentang pengertian kemampuan menulis dan tahapan menulis
anak. Ketiga, stimulasi perkembangan menulis untuk anak usia dini. Keempat,
7
BAB III Metode penelitian, yang berisi tentang lokasi dan subjek penelitian,
desain penelitian, metode penelitian, penjelasan istilah, instrument penelitian,
proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data dan alasan
rasionalnya, dan terakhir analisis data.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, yang berisi tentang hasil penelitian
yaitu pengolahan data, serta pembahasan yaitu analisis hasil temuan.
BAB V, Kesimpulan dan Rekomendasi, berisi tentang kesimpulan penelitian
dan rekomendasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di TK Trisula Perwari yang terletak di Jalan
Makmur No. 32 Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Subjek dalam penelitian ini
adalah anak-anak di TK Trisula Perwari kelompok A tahun ajaran 2013/2014
yang berusia 4-5 tahun, dengan jumlah anak didik sebanyak 18 orang anak.
Alasan memilih lokasi karena keterampilan menulisnya masih rendah. Hal ini
terlihat dari anak-anak yang masih sulit menggunakan pensil yang benar. Mereka
belum bisa menulis huruf-huruf dan angka. Pada pembelajaran menulis, metode
yang digunakan masih kurang bervariasi dan terpaku pada bantuan buku-buku
latihan menulis. Melihat permasalahan ini, maka perlu adanya variasi metode
pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan menulis yaitu metode Montessori
sebagai salah satu metode alternatif pembelajaran.
B. Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini menggunakan model John Elliot. Menurut
John Elliot (Muslihudin, 2009 : 6) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
PTK adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk
meningkatkan kualitas tindakan penelitian di dalamnya yaitu : (1) Perencanaan
tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, (4) Refleksi.
Aqib (2008:24) menyatakan bahwa model ini detail dan rinci, karena dalam
setiap siklus terdiri dari beberapa aksi yang setiap aksinya terdiri atas beberapa
langkah yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar mengajar. Elliot juga
menyatakan bahwa terincinya setiap tindakan sehingga menjadi beberapa langkah,
karena suatu pembelajaran terdiri dari beberapa sub pokok bahasan atau materi
pelajaran. Walaupun demikian, dalam kenyataan di lapangan setiap pokok
29
penelitian ini, menulis melalui metode Montessori terdiri dari beberapa tahapan.
Skema model John Ellion secara singkat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Model spiral John Elliot (Sunendar, 2008:6)
Seperti keterangan di atas bahwa model John Elliot memiliki empat
komponen, yaitu:
a. Tahapan Perencanaan. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa
keterampilan menulis di TK Trisula Perwari masih rendah. Hal ini
terlihat dari pembelajaran yang diberikan kepada anak melalui
latihan-latihan dengan bantuan buku latihan-latihan menulis (buku paket/majalah). Guru
jarang menggunakan alat peraga sehingga pembelajaran menjadi kurang
menarik dan membosankan. Hal yang sama juga tampak metode yang PELAKSANAAN
PERENCANAAN
SIKLUS 1
PENGAMATANREFLEKSI
PELAKSANAAN
PENGAMATAN
PERENCANAAN
SIKLUS 2
30
digunakan kurang bervariasi. Metode yang digunakan adalah pemberian
tugas. Bahkan kadang-kadang guru terlalu keras menuntut anak agar
menyelesaikan lembar tugasnya. Berdasarkan hasil diskusi dengan guru,
sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut digunakan salah
satu metode alternative yaitu metode Montessori untuk meningkatkan
kemampuan menulis. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
perencanaan pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian ini
antara lain: 1). Menentukan waktu penelitian, 2). Mendiskusikan dan
menyusun pedoman umum untuk melakukan aktivitas pembelajaran
menulis, 3). Membuat skenario rencana pembelajaran menulis antara
lain: memperkenalkan huruf alphabet dengan alat peraga berupa kartu-kartu huruf “sandpaper” (ampelas) yang terbuat dari karton dan ampelas bertuliskan alphabet kecil yang kemudian anak meraba kartu dengan
jarinya tersebut dan menuangkan ke dalam sandtray. Skenario
pembelajaran ini dibuat untuk setiap siklus. Setiap siklus melalui tahapan
dalam metode Montessori. Tahapan tersebut adalah pengenalan huruf dan
coretan melalui sandpaper dan merabanya, menulis pada sandtray, 4).
Membuat pedoman observasi untuk mencatat kemampuan anak dalam
belajar menulis. 5). Merancang format evaluasi untuk melihat apakah
metode Montessori dapat meningkatkan kemampuan menulis.
b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan. Setelah persiapan selesai, pada tahap ini
tiba saatnya guru melaksanakan tindakan dalam situasi yang aktual. Pada
saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan melakukan
pengamatan secara sistematis, kritis dan objektif dalam memantau
pelaksanaan tindakan yang dilakukan, interpretasi serta diikuti dengan
kegiatan refleksi.
c. Tahapan Pengamatan. Pada tahap ini dilakukan perekaman data yang
meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan
dilaksanakannya pengamatan ini adalah untuk mengumpulkan bukti hasil
tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan
31
d. Tahapan Refleksi. Pada tahap ini dilakukan refleksi dengan analisis data
mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai, sehingga dapat
diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau
belum. Jika belum, maka peneliti segera menyusun rencana lanjutan.
Dalam refleksi ada beberapa kegiatan yang penting, seperti :
1) Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan dari
tindakan yang telah dilakukan.
2) Menjawab tentang penyebab situasi dan kondisi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung.
3) Memperkirakan solusi dari masalah yang terjadi
4) Mengidentifikasi kendala yang mungkin akan dihadapi
5) Memperkirakan akibat dari tindakan yang telah direncanakan.
Ketika siklus dilaksanakan, apabila hasil yang diperoleh belum
memuaskan, maka kemungkinan besar diperlukan lebih dari satu siklus.
Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus dua
dilaksanakan apabila masih terdapat hal-hal yang kurang berhasil dalam
siklus satu dan siklus tiga dilaksanakan karena siklus dua belum
mengatasi masalah.
C. Metode Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang sudah dirumuskan sebelumnya,
secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis
pada anak usia dini. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan suatu
ide baru dalam meningkatkan keterampilan menulis sehingga menciptakan
perubahan perbaikan dan peningkatan dalam kemampuan bahasa khususnya di
pendidikan anak usia dini.
Menjawab permasalahan dalam penelitian, diperlukan metode yang tepat
32
masalah dengan efektif dan efisien. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu metode penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam bahasa inggris PTK
diartikan dengan Classroom Action Research (CAR), yaitu sebuah penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri (dilakukan dalam pembelajaran biasa
bukan kelas yang khusus). Hal ini ditujukan untuk memperbaiki kinerja guru yang
bersangkutan agar hasil belajar siswa meningkat.
Menurut Arikunto (2007) penelitian tindakan kelas melalui paparan gabungan
definisi dari tiga kata, Penelitian, Tindakan, dan Kelas sebagai berikut :
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek , menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperolah data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan
terhadap kegiatan berupa sebuah tindakan, yang disengaja dimunculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
D.Penjelasan Istilah
Agar penelitian semakin jelas dan tidak menimbulkan banyak persepsi, maka
penulis memberikan batasan sesuai dengan apa yang dimaksudkan dalam kegiatan
penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan Menulis
Kemampuan menulis merupakan salah satu keterampilan bahasa yang
harus diajarkan sejak dini. Menurut Poerwadarminta (dalam Dhieni:2007),
menulis memiliki batasan sebagai berikut:
33
b. Mengekspresikan pikiran atau perasaan seperti mengarang, membuat
surat, dan lainnya dengan tulisan.
2. Metode Montessori
Metode Montessori terkait dengan kegiatan menulis anak merupakan
penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat
perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep
akademis dan keterampilan praktik. Penggunaan peralatan auto correction
untuk membantu anak belajar dengan baik, dan mengerti benar atau salah
terhadap perbuatan yang dilakukan, sehingga anak bisa mengoreksi dirinya
sendiri. Penelusuran jejak huruf dengan jari menjadi kegiatan utama dalam
metode Montessori ini. Melalui penelusuran ini, anak dapat merasakan
tekstur dan arah huruf, melihat bagaimana arah huruf dimulai, dan
mendengarkan suara yang ditimbulkan dari gesekan jari dan kartu.
Penelusuran jejak huruf dengan jari ini memusatkan koordinasi mata, jari,
dan telinga.
3. Anak Usia Dini
Anak usia dini merupakan anak yang berada di rentang 0-6 tahun dengan
segala potensi yang telah dimilikinya. Segala potensi tersebut hendaknya
diberikan stimulasi yang tepat untuk merangsang segala potensi yang telah
dimiliki setiap individunya. Anak-anak di usia dini ini masih sangat
menyukai bermain, bahkan wahana mereka dalam belajar itu harus
berbasis bermain agar anak tidak jenuh.
E. Instrumen Penelitian
Berdasarkan kisi-kisi penelitian dikembangkan alat penelitian yang berkenaan
dengan peningkatan keterampilan menulis pada anak usia dini. Pengembangan
alat ini diwujudkan dalam bentuk pedoman observasi, pedoman wawancara dan
34
a. Pedoman observasi
Pedoman observasi adalah alat penelitian yang digunakan oleh peneliti
untuk mengukur tingkah laku siswa pada waktu belajar dan perilaku guru
saat mengajar. Muslihuddin (2009:60) menyatakan bahwa observasi
adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret sejauh
mana efek tindakan telah mencapai sasaran. Pedoman observasi ini
bertujuan untuk memperoleh data tentang peningkatan keterampilan
menulis pada anak, perencanaan pembelajaran yang mencakup tujuan
pembelajaran, materi, media, metode dan evaluasi.
b. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan
data tentang pembelajaran yang dilakukan di TK Trisula Perwari dalam
meningkatkan keterampilan menulis pada anak usia dini.
c. Pedoman Studi Dokumentasi
Pedoman dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto dan dokumen
tertulis seperti dokumen profil guru, sekolah, kurikulum, program
semester, program mingguan, dan program harian yang berisi kegiatan
pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan menulis pada anak usia
dini di TK Trisula Perwari.
F. Prosedur Pengembangan Instrumen
Prosedur pengembangan instrument yang dilakukan dalam penelitian ini
antara lain sebagai berikut (Margono, 2002:157):
i. Menganalisis Variabel Penelitian
Peneliti terlebih dahulu mengkaji variabel menjadi dimensi/sub variabel,
indikator serta item pernyataan dengan rinci dan jelas sehingga dapat
diukur dan menghasilkan data yang diinginkan oleh peneliti. Pembuatan
35
menggunakan teori atau konsep-konsep yang ada dalam pengetahuan
ilmiah seorang ahli.
ii. Menetapkan jenis Instrumen
Langkah kedua, peneliti menetapkan jenis instrumen penelitian yang akan
digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data di lapangan,
atau dengan kata lain instrument tersebut digunakan untuk mengukur
variabel, sub variabel atau indikator yang telah ditentukan sebelumnya
berdasarkan teori. Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pedoman observasi dalam bentuk ratting scale dan pedoman
dokumentasi berupa foto pelaksanaan metode Montessori untuk
meningkatkan kemampuan menulis anak.
iii. Menyusun kisi-kisi instrumen
Peneliti menyusun kisi-kisi instrumen yang berisi lingkup variabel, sub
variabel, indikator, butir item, teknik pengumpulan data dan sumber data.
iv. Membuat instrumen penelitian
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun pada langkah sebelumnya.
Peneliti kemudian membuat instrumen penelitian yang terdiri dari item
atau pernyataan yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan. Jenis
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi
dalam bentuk ratting scale.
v. Judgment Instrumen
Langkah selanjutnya peneliti mengkonsultasikan instrumen yang telah
dibuat dengan ahli, dalam hal ini dengan dua dosen yang ahli di bidang
pendidikan anak usia dini. Judgment instrumen ini dilakukan untuk
merevisi instrumen apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam
pembuatannya, misalnya dengan membuang instrumen yang tidak perlu,
mengganti item dalam masing-masing indikator, perbaikan isi atau redaksi
36
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung para pembuat keputusan berikut
lingkungan fisiknya dan atau pengamatan langsung suatu kegiatan yang
sedang berjalan. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan
secara akurat, mencatat fenomena yang muncul , dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Sebagai metode yang paling
dasar dan paling tua, dasar karena dalam setiap aktivitas psikologi ada aspek
observasi Semua bentuk penelitian kualitatif dan kuantitatif mengandung
aspek obsevasi. Dapat berlangsung dalam konteks laboratorium
(eksperimental) maupun dalam konteks alamiah (Banister, 1994)
Tujuan observasi adalah mendeskripsikan seting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas-aktivitas, dan
makna kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam
kejadian yang diamati.
Pentingnya Observasi menurut (Patton,1990), yaitu:
1. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks
2. Peneliti lebih bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan daripada
pembuktian, dan mendekati masalah secara induktif. Pengaruh
konseptualisasi (yang ada sebelumnya) ttg topik yang diamati berkurang
3. Peneliti dapat melihat hal-hal yang oleh partisipan kurang disadari atau
partisipan kurang mampu merefleksikan pemikiran tentang pengalaman itu
4. Memperoleh data tentang hal-hal yang tidak diungkapkan secara terbuka
37
5. Mengatasi persepsi selektif dan peneliti dapat bergerak lebih jauh
6. Memungkinkan peneliti merefleksi & bersikap introspektif terhadap
penelitian yang dilakukan.
Kebaikan dari observasi adalah sebagai berikut :
1. Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai
keandalan yang tinggi. Kadang observasi dilakukan untuk mengecek
validitas dari data yang telah diperoleh sebelumnya dari individu-individu.
2. Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, pekerjaan-pekerjaan
yang rumit kadang-kadang sulit untuk diterangkan.
3. Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya
tata letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.
4. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam teknik observasi
1. Rencanakan terlebih dahulu observasi yang akan dilakukan, meliputi :
2. Apa yang akan diobservasi , dimana letak lokasi observasi, kapan observasi akan dilakukan, siapa yang akan melaksanakan observasi
tersebut, siapa yang akan diobservasi, bagaimana melaksanakan observasi
tersebut.
3. Mintalah ijin terlebih dahulu dari manajer dan atau pegawai yang terlibat 4. Bertindaklah dengan rendah hati (low profile)
5. Lengkapilah dengan catatan selama observasi
6. kaji ulang hasil observasi dengan individu-individu yang terlibat.
Teknik observasi ini dilakukan oleh peneliti yaitu sebelum, pada saat dan
sesudah kegiatan di TK Trisula Perwari.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan
38
dilakukan dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung
maupun tidak langsung (I.Djumhur dan Muh.Surya, 1985).
Kelebihan dalam menggunakan teknik wawancara yaitu Flexibility.
Pewawancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan
situasi yang dihadapi pada saat itu. Demikian pula jika ingin memperoleh
informasi tambahan, maka dia dapat mengajukan pertanyaan tambahan,
bahkan jika suatu pertanyaan dianggap kurang tepat ditanyakan pada saat
itu, maka dia dapat menundanya.
Nonverbal Behavior. Pewawancara dapat mengobservasi perilaku
nonverbal, misalnya rasa suka, tidak suka atau perilaku lainnya pada saat
pertanyaan diajukan dan dijawab oleh responden.
Question Order. Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga
responden dapat memahami maksud penelitian secara baik, sehingga
responden dapat menjawab pertanyaan dengan baik.
Respondent alone can answer. Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi
benar oleh responden yang telah ditetapkan.
Greater complexity of questionnaire. Kuesioner umumnya berisi
pertanyaan yang mudah dijawab oleh responden. Melalui wawancara,
dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail.
Completeness. Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh
pertanyaan yang diajukan.
c. Studi dokumentasi
Studi Dokumentasi digunakan karena dapat memberikan gambaran yang
jelas mengenai pokok penelitian berupa proses dan hasil yang dicapai dari
penerapan pembelajaran dengan metode Montessori dalam meningkatkan
keterampilan menulis pada anak usia dini. Studi dokumentasi dilakukan
terhadap data-data yang dimiliki oleh TK Trisula Perwari dan dokumen –
39
H.Analisis Data
Analisis merupakan proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Nasution
(Sugiyono, 2009:245) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif, analisis data
telah dimulai sejak merumuskan masalah dan menjelaskan masalah, sebelum
terjun ke lapangan, selama berlangsungnya penelitian, terus sampai penulisan
hasil penelitian.
Menurut Sugiyono (2009:246) aktivitas dalam analisis data interaktif, yaitu:
Reduksi Data
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, focus pada
hal yang penting, dicari tema dan polanya, meringkas dan mengubah
bentuk data mentah pada catatan lapangan. Paparan data
Macam-macam data PTK yang telah direduksi perlu dijelaskan dengan
tertib dan rapi dengan menggunakan narasi. Penyimpulan
Dalam menarik kesimpulan tentang peningkatan atau perubahan dilakukan
secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang diambil pada akhir
siklus satu.
Data hasil observasi setiap butir aspek yang diamati selama dua siklus
dihitung dengan menggunakan table distribusi frekuensi, menurut Supranto
(2000:62) distribusi frekuensi adalah pengelompokan data ke dalam beberapa
kelompok dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk ke dalam tiap
kelas. Adapun cara perhitungan kemampuan menulis menggunakan tabel
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan metode Montessori dalam
meningkatkan kemampuan menulis yang dilakukan di Taman Kanak-kanak
Trisula Perwari kecamatan Sukajadi Kota Bandung dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kemampuan menulis di TK Trisula Perwari sebelum penggunaan metode
Montessori masih rendah, hal ini terlihat dari sedikitnya anak-anak yang
mampu mengenal symbol-simbol huruf dan menirukan coretan dan huruf.
Padahal menurut Permen No. 58 Tahun 2009, keterampilan keaksaraan
usia 4-5 tahun di antaranya adalah anak mampu membuat coretan yang
bermakna dan meniru huruf. Hal sama yang terlihat adalah pembelajaran
menulis yang dilaksanakan belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari
pembelajaran menulis yang terpaku pada buku latihan menulis yang
diberikan oleh sekolah, metode pembelajaran yang digunakan hanya
sebatas ceramah, bercakap-cakap, dan pemberian tugas, serta media yang
digunakan juga terbatas dan kurang bervariasi.
2. Implementasi metode Montessori dalam mengembangkan kemampuan
menulis dilaksanakan melalui penelusuran bentuk-bentuk huruf dan
coretan dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah dimana anak
menggunakan indra penglihatan, pendengaran, dan perabanya dengan
penggunaan media sebagai penunjang kegiatan, seperti kartu huruf
sandpaper, sandtray, dan inset geometri. Pembelajaran ini dilakukan
secara bertahap dan berulang sehingga menjadi pengalaman yang
membekas di ingatan anak, tentunya didukung dengan kegiatan dan media
yang menarik untuk anak. Penggunaan metode Montessori telah berhasil
memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran dan dapat
76
3. Setelah menggunakan metode Montessori, kemampuan menulis anak TK
Trisula Perwari mengalami peningkatan. Peningkatan yang dapat dilihat
antara lain, anak mampu mengenal arah (kiri, kanan, atas, bawah),
mengenal simbol huruf, dan mampu menirukan bagaimana cara membuat
huruf sesuai dengan cara penulisan yang benar. Selain itu, minat anak
yang tinggi dan antusias serta semangat mereka juga tampak ketika
digunakannya metode ini. Anak-anak tertarik dengan kegiatan dan media
yang disediakan dan memunculkan rasa ingin tahu untuk mengikuti
kegiatan menulis di kelas. Bahkan anak-anak yang jarang mengikuti
kegiatan di kelas juga sangat tertarik dan dapat fokus menlaksanakan
kegiatan pembelajaran menulis ini.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil pembahasan yang disimpulkan di atas, terdapat
beberapa hal yang menjadi catatan sebagai bahan rekomendasi dan bagi
pihak-pihak terkait antara lain:
1. Bagi Guru
a. Terdapat banyak metode pembelajaran, sebaiknya guru
menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajarkan menulis
kepada anak. Hal yang perlu diingat adalah metode apapun yang
akan digunakan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan anak. Salah satu metode yang dapat digunakan
dalam meningkatkan keterampilan menulis anak adalah metode
Montessori yaitu melalui penelusuran bentuk dengan menggunakan
jari tengah dan telunjuk melalui media penunjang seperti
sandpaper dan sandtray serta kontrol pensil melalui inset geometri.
b. Untuk mengatasi hambatan yang dirasakan oleh guru dalam
mengajarkan keterampilan menulis, guru hendaknya dibekali
pemahaman bahwa kegiatan menulis untuk anak tidak hanya
melalui buku, tetapi bisa memanfaatkan media-media konkret di
77
.
2. Bagi Sekolah
a. Sekolah sebaiknya dapat memfasilitasi pembelajaran dengan baik
khususnya kegiatan menulis dengan media dan sumber belajar
yang bervariasi, serta membekali ilmu kepada guru-guru melalui
seminar, loka karya, maupun pelatihan.
b. Metode Montessori dapat digunakan sebagai metode alternatif
dalam meningkatkan keterampilan menulis di TK.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Penelitian ini hanya mengukur kemampuan menulis anak usia 4-5
tahun dimana beberapa coretan dan huruf dipilih untuk mewakili
bentuk-bentuk yang lain. Sebaiknya pada penelitian selanjutnya
bentuk-bentuk coretan, huruf, bahkan angka dapat diteliti dengan
menggunakan pengembangan instrument penelitian yang berbeda.
b. Penelitian ini masih dalam ruang lingkup terbatas, sehingga masih
banyak aspek lain yang belum terungkap. Peneliti berharap
penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut, di antaranya untuk
aspek pengembangan motorik halus, seni, dan berbagai aspek yang
dapat dikembangkan, sehingga memberikan kontribusi ilmu baik
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, M. dan Muslihuddin. (2009). Kiat Sukses Melakukan Tindakan Kelas,
Panduan Praktis Untuk Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Rizqi
Press.
Arikunto. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aqib, Z. (2008). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Banister, P. (1994). Qualitative Methods In Psychology A Research Guide. Buckingham: Open University Press.
Baradja, A. (2005). Psikologi Perkembangan, Tahapan- tahapan dan Aspeknya. Jakarta: Studia Press.
Dhieni, N, dkk. (2008). Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka.
Dwiyanti. (2010). Skripsi Penggunaan Metode Montessori dalam Upaya
Meningkatkan Kemampuan Membaca Dini. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Eliyawati, C, dkk. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar Untuk
Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Epstein, A. (2006). Montessori Early Childhood Language Life Long Literacy. [online].http://www.montessori.org/index.php?option=com_content&view= article&id=142:montessori-early-childhood-language-life-long
literacy&catid=39:birth6&Itemid=71)
Everett George, A. (1882). The Montessori Method by Maria Montessori. New York: Frederick A. Stokes Company.
Feez, S. (2010). Montessori and Early Childhood: A Guide for Students. London: SAGE.
Hainstock. (2002). Montessori Untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Pustaka Delapratasa.
Hainstock. (2002). Montessori Untuk Prasekolah. Jakarta: Pustaka Delapratasa.
Hainstock. (2008). Kenapa Montessori?. Jakarta: Mitra Media.
Haryadi dan Zamzani. (1997). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud .
Herlianawati, R. (2012). Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Menggunakan Media Kartu Bergambar. Bandung: Universitas PEndidikan
Indonesia.
I Djumhur dan Surya, M. (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,
(Guidance and Councelling). Bandung: CV Ilmu.
Margono, S. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mayesty, M. (1990). Creative Activities for Young Children (4th Ed). New York:
Delmar Publishers Inc.
Montessori, M. (1973). From Childhood to Adolescence. New York: Schocken books.
Montessori, M. (1870). The Montessori Method. New York: Frederick A. Stokes Company.
Morrison, G.S. (2009). Early Childhood Education Today.
Musfiroh, T. (2009). Menumbuhkembangkan Baca-Tulis Anak Usia Dini. Jakarta: Grasindo.
Donnell, M. (2013). Maria Montessori:a critical introduction to key themes and
debates. India: Bloomsburry.
Patmonodewo. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Peraturan Menteri No. 58. (2009). Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.
Santrock, J. (1995). Life Span Development. Dubuque, IA: Brown & Benchmark
Schultze, B. (2008). Basic Tools for Beginning Writers. Pembroke Publishers Limited.
Seldin, Tim. (2007). How to Raise an Amazing Child; The Montessori Way to
Bring up Caring, Confident Children. Dorling Kindersley: Penguin
Company.
Semi, M.A. (1995). Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Mugantara.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Tarigan, H. G. (1994). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, D, dkk. (1998). Pengembangan Keterampilan Berbicara. Jakarta:
Yawkey, T. D, dkk. (1981). Language Arts and The Young Child. Illionis: Peacock Publisher.