• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN POTENSI EKSTRAK METANOL DAN ETIL ASETAT BIONUTRIEN ARH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN PADI (ORYZA SATIVA L.).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KAJIAN POTENSI EKSTRAK METANOL DAN ETIL ASETAT BIONUTRIEN ARH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN PADI (ORYZA SATIVA L.)."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Wuruk Deputri, 2013

KAJIAN POTENSI EKSTRAK METANOL DAN ETIL ASETAT

BIONUTRIEN ARH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Sains dalam Bidang Kimia

Oleh :

Wuruk Deputri

1002888

PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Wuruk Deputri, 2013

==================================================================

Kajian Potensi Ekstrak Metanol dan

Etil Asetat Bionutrien ARH Terhadap

Pertumbuhan dan Perkembangan

Tanaman Padi (Oryza sativa L.)

Oleh Wuruk Deputri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Wuruk Deputri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Wuruk Deputri, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi

KAJIAN POTENSI EKSTRAK METANOL DAN ETIL ASETAT

BIONUTRIEN ARH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)

Disusun oleh:

Wuruk Deputri

NIM. 1002888

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Yaya Sonjaya, M.Si Dr. Iqbal Musthapa, M.Si

NIP: 1965 0212 1990 031 002 NIP: 1975 1223 2001 121 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

(4)

Wuruk Deputri, 2013 i

Kajian Potensi Ekstrak Metanol dan Etil Asetat Bionutrien ARH

Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi

(Oryza sativa L.)

ABSTRAK

Pada penelitian ini telah dilakukan kajian potensi bionutrien ARH pada tanaman padi (Oryza sativa L.) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan serta hasil panen tanaman padi. Metode yang digunakan untuk memperoleh ekstrak bionutrien ARH pada penelitian ini adalah metode maserasi dan fraksinasi. Ekstrak metanol dan etil asetat dari bionutrien ARH diaplikasikan sebagai pupuk ramah lingkungan dengan beberapa variasi dosis, yaitu 2,5 mL/L, 5 mL/L, 10 mL/L, 12,5 mL/L, dan 15 mL/L. Selain itu metanol dan etil asetat digunakan sebagai blanko. Kontrol positif tanaman dilakukan dengan perlakuan pemberian pupuk sintetik dan pestisida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak metanol dengan dosis 10 mL/L dan ekstrak etil asetat dengan dosis 12,5 mL/L memberikan pengaruh positif terhadap produktifitas tanaman dengan menghasilkan konstanta laju pertumbuhan tinggi sebesar 0,1097 cm hari-1 dan 0,1181 cm hari-1. Sedangkan kelompok tanaman blanko metanol dan etil

asetat memiliki konstanta laju pertumbuhan tinggi sebesar 0,0983 cm hari-1 dan 0,1024 cm hari-1, serta kelompok tanaman kontrol positif menghasilkan konstanta laju tinggi sebesar 0,1362 cm hari-1. Hasil panen tanaman padi pada pemberian ekstrak metanol dan etil asetat bionutrien ARH dengan dosis 5 mL/L menunjukkan hasil terberat dengan jumlah bobot gabah kering sebesar 77,3484 g dan 76,5024 g. Sedangkan blanko metanol dan etil asetat memberikan hasil panen dengan jumlah bobot gabah kering sebesar 69,5111 g dan 40,7021 g, dan tanaman kontrol positif memiliki jumlah bobot gabah kering sebesar 77,7651 g. Hasil pengujian skrining fitokimia dapat dilaporkan bahwa kandungan metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak metanol adalah senyawa dari golongan alkaloid, flavonoid, terpenoid, tannin, dan saponin. Sedangkan ekstrak etil asetat mengandung senyawa dari golongan alkaloid dan terpenoid. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etil asetat memberikan hasil yang paling baik untuk laju pertumbuhan tanaman padi, sementara itu ekstrak metanol memberikan hasil yang paling baik untuk hasil panen tanaman padi. Namun, perlakuan bionutrien maupun blanko belum bisa melebihi perlakuan kontrol positif karena pertumbuhan dan hasil panen yang paling baik ditunjukkan oleh kelompok tanaman kontrol.

(5)
(6)

Wuruk Deputri, 2013

ABSTRACT

A research study of potential of bionutrient ARH in a rice plant (Oryza sativa L.) has been conducted, which aims to determine the effect on growth and yield of rice plants. In this study, the method used to obtain the extract of bionutrient ARH is maceration and fractionation. Methanol and ethyl acetate extracts from bionutrien ARH applied as an environmentally friendly fertilizer with a variations of the dose of 2.5 mL/L, 5 mL/L, 10 mL/L, 12.5 mL/L, and 15 mL/L. Moreover, methanol and ethyl acetate is used as a solvent control. Positive control group is treating by adding a synthetic fertilizers and pesticides. The results showed that the methanol extract at a dose of 10 mL/L and the ethyl acetate extract at a dose of 12.5 mL/L had a positive effect on crop productivity by generating high growth rate constant of 0.1097 cm day

-1

and 0.1181 cm day-1. While the solvent control plant group, methanol and ethyl acetate, has a high growth rate constant of 0.0983 cm day-1 and 0.1024 cm day-1, and the positive control group produces a high rate constant of 0.1362 cm day-1. Rice yields by adding methanol and ethyl acetate extract of bionutrien ARH with a dose of 5 mL/L shows the results with the heaviest amount of grain dry weight of 77.3484 g and 76.5024 g. While the solvent control group, methanol and ethyl acetate, gave the amount of dry grain weight of 69.5111 g and 40.7021 g, and the positive control group gave the amount of dry grain weight of 77.7651 g. Phytochemical screening test gave a results that the content of secondary metabolites in methanol extract is a compounds from the class of alkaloids, flavonoids, terpenoids, tannins, and saponins. While the content of secondary metabolites in ethyl acetate extract is a compounds from the class of alkaloids and terpenoids. From these results, it can be concluded that the ethyl acetate extract gave the best result for the rate of growth of rice plants, while the methanol extract gave the best result for rice crops. However, the adding of bionutrient and solvent control can not exceed the positive control treatment because the best result of growth and rice yield indicated by the control plants.

(7)

Wuruk Deputri, 2013 v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Tanaman Padi (Oryza sativa L.) ... 6

2.1.1. Syarat Tumbuh Tanaman Padi ... 7

2.1.2. Budidaya Tanaman Padi ... 8

(8)

Wuruk Deputri, 2013 vi

2.3. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi ... 14

2.4. Bionutrien ... 16

2.5. Tinjauan Tanaman ARH ... 18

2.6. Ekstraksi ... 18

2.7. Karakterisasi Kandungan Metabolit Sekunder ... 19

2.7.1. Spektrofotometer Infra Merah ... 19

2.7.2. Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ... 21

2.7.3. Skrining Fitokimia ... 22

2.8. Laju Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ... 23

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

3.2. Alat dan Bahan ... 26

3.3. Alur Penelitian ... 27

3.3.1. Maserasi ... 28

3.3.2. Tahap Karakterisasi Bionutrien ARH ... 28

3.3.2.1. Uji Screening Fitokimia ... 28

3.3.2.2. Analisis Spektoskopi FTIR ... 30

(9)

Wuruk Deputri, 2013 vii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1. Ekstraksi dan Karakterisasi Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder ... 33

4.1.1 Analisis Skrining Fitokimia Ekstrak Bionutrien ARH ... 35

4.1.2 Hasil Analisis Hasil KLT Ekstrak Bionutrien ARH ... 37

4.1.3 Hasil Analisis IR Ekstrak Bionutrien ARH ... 40

4.2 Aplikasi Bionutrien pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) ... 48

4.2.1 Hasil dan Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol dan Etil Asetat I Bionutrien ARH Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi ... 50

4.2.2 Konstanta Laju Pertumbuhan Tanaman Padi ... 60

4.2.3 Pengaruh Ekstrak Metanol dan Etil Asetat I Bionutrien ARH Terhadap Perkembangan Tanaman Padi ... 62

4.2.3.1 Jumlah Anakan ... 62

4.2.3.2 Malai yang Dihasilkan ... 64

4.2.4 Hasil Panen ... 65

4.3 Hubungan Laju Pertumbuhan dengan Hasil Panen... 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

5.1. Kesimpulan ... 71

5.2. Saran ... 72

(10)

Wuruk Deputri, 2013 viii

LAMPIRAN ... 76

(11)

1

Wuruk Deputri, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Untuk setiap pertumbuhannya, tanaman memerlukan zat hara yang berasal dari berbagai sumber. Menurut Dobermann dan Fairhurst (2000), untuk setiap ton padi yang dihasilkan dibutuhkan sekitar 14,7 kg N; 2,6 kg P, dan 14,5 kg K/ha yang dapat diperoleh tanaman dari tanah, air irigasi, sisa tanaman atau dari pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik, yang ditambahkan.

Sebagai sumber hara, pupuk merupakan sarana produksi yang memegang peranan penting dalam meningkatkan produktivitas tanaman pangan. Sekitar 85% dari total kebutuhan pupuk disektor pertanian, digunakan petani untuk meningkatkan produksi padi di lahan sawah irigasi.

(12)

2

Wuruk Deputri, 2013

Kajian Bidang Keahlian Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia mulai melakukan penelitian untuk mencari solusi pupuk yang ramah lingkungan dan memiliki nutrisi yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman pertanian. Salah satu hasil dari penelitian tersebut untuk menggantikan sebagian atau seluruh fungsi pupuk kimia adalah dengan memanfaatkan pupuk hayati atau bionutrien. Bionutrien adalah nutrisi yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tanpa merusak kesuburan tanah maupun menyebabkan pencemaran tanah dan air. Bionutrien ini didapatkan dari proses ekstrasi tanaman–tanaman potensial (Nurzaman, 2010). Dalam pembuatannya, bionutrien ini menggunakan metode kimia (hidrolisis) yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Bionutrien merupakan salah satu solusi dalam mengurangi dampak negatif bagi lingkungan maupun mahluk hidup akibat pertanian modern yang menggunakan bahan-bahan kimia dalam peningkatan hasil produksi pertanian.

Penelitian mengenai bionutrien telah dilakukan sejak tahun 2006 dengan fokus penelitian pada pencarian tanaman potensial, penentuan kondisi optimum ekstraksi, dan aplikasinya pada pertumbuhan tanaman. Sampai saat ini, bionutrien yang telah ditemukan antara lain berasal dari tanaman KPD, MHR, CAF, RPS-GE, BCS, BGI, dan ARH.

(13)

3

Wuruk Deputri, 2013

sebesar 2,01 % massa dan aplikasi MHR dengan cara disiram pada tanaman kentang dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman menjadi 0,021 hari-1 (Mardiansyah, 2010). Sedangkan bionutrien ARH memiliki kandungan nitrogen sebesar 371 mg/L dan aplikasi bionutrien ARH dengan cara disemprot pada tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.) dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman menjadi 0,112 hari-1 (Pratama, 2010). Dari penelitian tersebut dapat dilihat bahwa bionutrien berpotensi meningkatkan laju pertumbuhan tanaman untuk meningkatkan hasil pertanian dan juga ramah lingkungan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Harry (2010) mengenai bionutrien ARH, metode yang digunakan adalah maserasi dengan menggunakan beberapa pelarut berdasarkan perbedaan kepolarannya. Pelarut tersebut antara lain etanol 70%, etil asetat, diklorometan, dan n-heksan. Dari penggunaan keempat pelarut tersebut memberikan hasil yang baik pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman aplikasi.

(14)

4

Wuruk Deputri, 2013

fraksinasi menggunakan pelarut etil asetat. Karena pelarut etil asetat ini bersifat semi polar, diharapkan dengan proses fraksionasi ini komponen senyawa yang bersifat semi polar dapat terekstrak ke dalam etil asetat. Kemudian ekstrak etil asetat yang dihasilkan dari proses fraksinasi, dilakukan fraksinasi lebih lanjut menggunakan pelarut n-heksan untuk memperoleh komponen senyawa yang bersifat non polar. Ekstrak yang dihasilkan kemudian dianalisis dengan metode Kromatografi Lapis Tipis, skrining fitokimia, dan analisis FT-IR.

Untuk tahap aplikasi, pada penelitian kali ini tanaman yang digunakan sebagai tanaman aplikasi adalah tanaman padi (Oryza sativa L.). Karena tanaman cabai merah keriting (Capsicum annum L.) yang digunakan pada penelitian sebelumnya terlihat lebih rentan terhadap hama, bakteri dan juga penyakit, maka diharapkan dengan penggunaan tanaman padi ini akan lebih kuat dan tidak mudah terserang oleh hama maupun penyakit.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana potensi ekstrak hasil maserasi dan fraksinasi tumbuhan ARH terhadap laju pertumbuhan dan buah hasil panen pada tanaman padi (Oryza

(15)

5

Wuruk Deputri, 2013

2. Golongan senyawa metabolit sekunder apa sajakah yang terkandung dalam ekstrak hasil maserasi tumbuhan ARH berdasarkan Uji Fitokimia, KLT, dan penelusuran FTIR ?

1.3. Tujuan Penelitian

Ditinjau dari rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai :

1. Potensi penggunaan bionutrien ARH terhadap efektifitas pertumbuhan dan produksi panen tanaman padi (Oryza sativa L.).

2. Golongan senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak hasil maserasi dari tumbuhan ARH berdasarkan Uji Fitokimia, KLT, dan penelusuran FTIR.

1.4. Manfaat Penelitian

(16)

26

Wuruk Deputri, 2013

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu, dan Tempat Penelitian

Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cibarunai, Kelurahan Sarijadi, Bandung. Sampel yang diambil berupa tanaman ARH. Penelitian berlangsung sekitar 9 bulan, yaitu dari bulan Maret 2012 sampai November 2012. Penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap penyiapan sampel, tahap analisis, dan tahap aplikasi. Semua tahapan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset (Bioflokulan) Kimia FPMIPA UPI Bandung.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : gunting, neraca analitik, gelas kimia (100 mL dan 1000 mL), gelas ukur 100 mL, corong pendek, kertas saring, batang pengaduk, pipet tetes, botol semprot, corong pisah 500 mL, klem, statif ring, set alat evaporator, plastik wrap, kertas label, mistar, jerigen (5 L), dan plastik ziplock.

Bahan atau zat-zat kimia yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : pupuk NPK ponska, pupuk kandang, air suling (aquades), Metanol, Etil Asetat, n-Heksan, dan Diklorometan, pereaksi Mayer, HCl pekat, HCl 1 M, H2SO4 pekat,

(17)

27

Wuruk Deputri, 2013

3.3. Alur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan tiga tahapan. Tahap pertama yaitu preparasi sampel tanaman ARH. Tahap kedua adalah tahap analisis maserat menggunakan : Kromatografi Lapis Tipis, Skrining Fitokimia, dan Karakterisasi FTIR. Selanjutnya tahap ketiga, maserat bionutrien ARH diaplikasikan untuk mengetahui pola kecenderungan laju pertumbuhan terhadap tanaman padi (Oryza

sativa L.). Bagan alur penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Tanaman ARH

Dipreparasi (dikeringkan dan dihaluskan) Serbuk tanaman ARH

Dimaserasi menggunakan metanol 1 x 24 jam

Ekstrak Metanol - Air

Ekstrak EtOAc I

Diaplikasikan pada tanaman padi

Difraksinasi menggunakan n-heksan

Ekstrak n-heksan Ekstrak EtOAc II

Analisis KLT Skrining Fitokimia Analisis FTIR

Data Pertumbuhan

Kesimpulan Ekstrak Metanol

(18)

28

Wuruk Deputri, 2013

Gambar 3.1 Bagan alir penelitian

3.3.1. Maserasi

Tahap maserasi dilakukan dengan langkah kerja sebagai berikut : Sampel dikeringkan di udara terbuka tetapi tidak boleh terkena cahaya matahari secara langsung. Pengeringan ini dilakukan selama ± 3-4 minggu sampai tumbuhan benar-benar kering. Setelah kering, tanaman ARH dihaluskan dan kemudian ditimbang. Setelah itu, serbuk tanaman ARH yang sudah ditimbang ditambahkan metanol dan didiamkan selama 24 jam, kemudian disaring untuk mendapatkan ekstraknya. Ekstrak yang diperoleh kemudian digunakan untuk tahap pemisahan selanjutnya yaitu fraksinasi.

3.3.2. Tahap Karakterisasi Bionutrien ARH

Sampel tanaman ARH dianalisis gugus fungsional yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan spektrofotometri infra merah yang dilakukan di Laboratorium Instrumen Kimia FPMIPA UPI Bandung, dan metabolit sekundernya dengan menggunakan metode skrining fitokimia serta kromatografi lapis tipis. Metode ini digunakan untuk mengetahui senyawa bioaktif potensi tanaman ARH sebagai bionutrien. Analisis ini dilakukan di Laboratorium Riset (Bioflokulan) Kimia FPMIPA UPI Bandung.

(19)

29

Wuruk Deputri, 2013

Uji screening fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa metabolit sekunder yang terdapat didalam ekstrak bionutrien ARH. Adapun uji yang dilakukan meliputi:

1. Uji Alkaloid

Ekstrak ARH sebanyak 1 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 tetes kloroform dan beberapa tetes pereaksi Mayer. Terbentuknya endapan putih menunjukkan adanya senyawa golongan alkaloid.

2. Uji Flavonoid

Ekstrak ARH sebanyak 1 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 g serbuk Mg dan 10 mL HCl pekat. Terbentuknya warna kuning menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid.

3. Uji Tannin

Ekstrak ARH sebanyak 1 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan beberapa tetes larutan FeCl3 1%. Terbentuknya warna biru tua

menunjukkan adanya senyawa golongan tannin (fenolik). 4. Uji Terpenoid dan Steroid

Ekstrak ARH sebanyak 1 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 mL asam asetat glasial dan 1 mL H2SO4 pekat. Terbentuknya

(20)

30

Wuruk Deputri, 2013

terbentuknya warna biru tua atau ungu menunjukkan adanya senyawa golongan steroid.

5. Uji Saponin

Ekstrak ARH sebanyak 1 mL dimasukkan kedalam tabung reaksi, ditambahkan air suling dan dipanaskan selama 2-3 menit. Kemudian didinginkan lalu dikocok secara vertical selama 30 detik. Terbentuknya busa menunjukkan adanya senyawa golongan saponin.

3.3.2.2.Analisis Spektroskopi FTIR

Pemeriksaan FTIR dilakukan untuk mengetahui gugus fungsi yang terdapat didalam ekstrak ARH. Sebelum dianalisis, dibuat pellet KBr terlebih dahulu dengan cara mencampurkan ekstrak ARH dengan KBr murni, kemudian pellet KBr tersebut dianalisis menggunakan spektroskopi FTIR tipe Shimadzu FTIR-8400.

3.3.3. Aplikasi

(21)

31

Wuruk Deputri, 2013

 Kelompok tanaman pertama (H1), diberi bionutrien ARH metanol 2,5

mL/L.

 Kelompok tanaman kedua (H2), diberi bionutrien ARH metanol 5,0 mL/L.

 Kelompok tanaman ketiga (H3), diberi bionutrien ARH metanol 10,0

mL/L.

 Kelompok tanaman keempat (H4), diberi bionutrien ARH metanol 12,5

mL/L.

 Kelompok tanaman kelima (H5), diberi bionutrien ARH metanol 15,0

mL/L.

 Kelompok tanaman keenam (H6), diberi larutan blanko methanol 10,0

mL/L.

 Kelompok tanaman ketujuh (H7), diberi bionutrien ARH etil asetat (hasil

fraksinasi) 2,5 mL/L.

 Kelompok tanaman kedelapan (H8), diberi bionutrien ARH etil asetat

(hasil fraksinasi) 5,0 mL/L.

 Kelompok tanaman kesembilan (H9), diberi bionutrien ARH etil asetat

(hasil fraksinasi) 10,0 mL/L.

 Kelompok tanaman kesepuluh (H10), diberi bionutrien ARH etil asetat

(hasil fraksinasi) 12,5 mL/L.

 Kelompok tanaman kesebelas (H11), diberi bionutrien ARH etil asetat

(22)

32

Wuruk Deputri, 2013

 Kelompok tanaman keduabelas (H12), diberi larutan blanko etil asetat 10,0

mL/L.

 Kelompok tanaman ketigabelas (H13), kontrol (+).

Untuk tanaman ketigabelas, kontrol (+), diberikan pupuk sesuai dengan kebiasaan yang dilakukan petani pada umumnya. Aplikasi dan pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali sampai tanaman siap panen. Variabel pengamatan terhadap tanaman meliputi :

1. Tinggi tanaman, diukur dari mulai pangkal akar sampai ujung daun paling tinggi.

2. Jumlah anakan, dihitung per rumpun dari masing-masing kelompok tanaman.

3. Jumlah anakan produktif, dihitung pada saat panen. Anakan produktif adalah anakan padi yang memiliki malai.

(23)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain:

1. Ekstrak metanol dan etil asetat bionutrien ARH berpotensi sebagai bionutrien karena ekstrak metanol dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman padi sebesar 0.1097 cm hari-1 pada dosis 10 mL/L dan ekstrak etil asetat dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman padi sebesar 0,1181 cm hari-1 pada dosis 12,5 mL/L. Serta memberikan hasil panen maksimal tanaman padi ekstrak metanol dan etil asetat bionutrien ARH pada dosis 5 mL/L dengan berat padi bersih masing-masing sebesar 77,3484 g dan 76,5024 g.

2. Berdasarkan hasil pengujian KLT, screening fitokimia dan penelusuran FTIR yang telah dilakukan dapat disimpulkan:

 Ekstrak metanol bionutrien ARH mengandung delapan spot senyawa

yang tergolong dalam senyawa golongan alkoloid, flavonoid, tannin, dan saponin.

 Ekstrak etil asetat I bionutrien ARH mengandung empat spot senyawa

(24)

72

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bionutrien ARH menunjukkan potensi sebagai nutrien untuk tanaman padi. Untuk pemanfaatan lebih lanjut disarankan beberapa hal sebagai berikut :

1. Pada tahap karakterisasi, sebaiknya dilakukan uji LC-MS dan juga uji NMR terhadap senyawa murni pada ekstrak tanaman ARH, guna mengetahui lebih rinci, kandungan senyawa tanaman ARH.

2. Perlu dilakukan pengujian secara teknis tentang daya toksisitas dari bionutrien ARH terhadap hama dan penyakit.

(25)

Daftar Pustaka

Afrianto, D. 2010. Analisis Pengaruh Stok Beras, Luas Panen, RataRata Produksi,

Harga Beras, dan Jumlah Konsumsi Beras Terhadap Ketahanan Pangan di Jawa Tengah. UGM :Jawa Tengah.

Ambarwati, R. 2007. Ekstraksi Bionutrien dari Tanaman MHR dan Aplikasinya pada

Tanaman Caisin. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak

diterbitkan.

Dobberman, A. & Fairhurst, T. (2000). Rice: Nutrient Disorder & Nutrient

Management. Potash & Phosphate Institute (PPI), Potash & Phosphate

Institute of Canada (PPIC) and International Rice Research Institute (IRRI). Fahmuddin Agus, Diah Setyorini, dan Ai Dariah. (Tanpa tahun). Pelestarian Sumber

Daya Lahan Tanaman Padi. Sukamandi : balai penelitian Tanah.

Firmansyah, B. 2010. Prinsip Ekstraksi. [Online]. Tersedia: http://prinsip-ekstraksimaceration.html.

Firmanto, B. H. 2011. Sukses Bertanam Padi Secara Organik. Bandung : Angkasa Bandung

Hanafiah, A. K. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Terbitan kedua. Bandung : Penerbit ITB Bandung.

Ismunadji, M., S. Partohardjono, M. Syam, dan A. Widjono. 1988. Padi. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Juliastuti, D. 2007. Pembuatan Bionutrien KPD dan Aplikasinya Pada Tanaman

Caisin. Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Kaufman, P. B., J. Labavitch, A. A. Prouty, N. S. Gosheh. 1975. Laboratory

Experiment in Plant Physiology. Macmillan Publishing Co., Inc. New York.

Kurniasih, E. 2009. Kajian Tentang Potensi Tanaman RPS-GE Sebagai Bahan Dasar

(26)

74

Mardiansyah, A. 2010. Kajian Tentang Potensi Bionutrien MHR yang Diaplikasikan

Pada Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.). Skripsi Sarjana Pada

FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Nirsal, L.O. 2006. Perbedaan Produktivitas Dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah

Antara Varietas Cisantana dan Varietas Way Apoburu Di Kelurahan Ngkaringkari Kecamatan Bungi Kota Bau-Bau .[online]. Tersedia:

http//repository.usu.ac.id/bitstream/123456789123/45630387/6/Cover.pdf Nurzaman, H. 2010. Kajian Tentang Potensi Dual Bionutrian CAF dan MHR Yang

Diaplikasikan Pada Tanaman Kentang (Solanum Tuberosum L.). Skripsi

Sarjana Pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Poerwowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Bandung: Angkasa.

Pratama, H. A. 2011. Kajian Potensi Bionutrien Hasil Ekstraksi Tanaman ARH

dengan Variasi Tingkat Kepolaran Pelarut dan Aplikasinya Pada Cabai Merah Keriting (Capsicum annum L.). Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Riyadi, W. 2009. Macam Spektrofotometri dan Perbedaannya. Milis Kimia Indonesia.

Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan (Jilid I). Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Salisbury, F. B. dan C. W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan (Jilid II). Bandung: Penerbit ITB Bandung.

Sastrohamidjojo, H. 2007. Spektroskopi. Yogyakarta: Liberti.

Sempurna, F. I. 2008. Kajian Potensi Tanaman CAF Sebagai Bionutrien Untuk

Pertumbuhan Tanaman Selada Bokor (Lactuca Sativa) Dan Kentang (Solanum Tuberosum). Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak

Diterbitkan.

Setyono A., dan A, Hasanuddin. 1997. Studi Pemanenan dan Tingkat KErontokan

Menunjang Pengembangan Padi Unggul Tipe Baru dan Varietas Unggul Baru. Laporan Akhir 2004.Sukamandi: Balai Penelitian tanaman padi.

Setyono, A., Nugraha, S., dan Sutrisno. (tanpa tahun). Prinsip penanganan Pasca

(27)

75

Simanjuntak, L. 2005. Usaha Tani Terpadu PATI (Padi, Azolla, Tiktok, & Ikan). Jakarta : AgroMedia Pustaka

Soepardi. 1992. Ledakan Hama Wereng dan Keimbangan Hara dalam Tanaman–

Tanah. IPB:bogor.

Soeriaatmadja, R. E. 1979. Ilmu Lingkungan. Bandung : Penerbit ITB Bandung. Sukirman., Warsono, Maulana. 2006. Teknik Produksi Benih untuk Keperluan Uji

Daya Hasil Padi Hibrida. Buletin Teknik Pertanian Vol. 11 No. 2.

Sumartono. 1982. Padi Sawah. Jakarta : CV Bumirestu

Underwood, A. L. dan R. A. Day, Jr. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Wareing, P.F. and I.D.J. Philips. 1981. Growth and Differentiation in Plants.New York: Pergamon Press.

Warisno. 2010. Peluang Usaha & Budidaya Cabai. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Widodo, N. 2007. Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Alkaloid yang Terkandung

Gambar

Gambar 3.1 Bagan alir penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Korelasi antara kemampuan menggunakan < Connecteurs Logigues >dan keterampilan menulis karangan argumentasi bahasa Perancis.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tulisan ini akan mengkaji salah satu bentuk atau bagian pluralitas yang ada di Indonesia yakni kajian tentang agama atau kepercayaan lokal, lebih spesifiknya adalah kajian

Pengenalan SRT (Single Rope Technique) bagi pecinta

[r]

skripsi ini dengan judul “ ANALISIS PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIWULAN KETIGA DENGAN MENGGUNAKAN USG 4 DIMENSI (4D) ” dapat selesai dengan baik. Pada kesempatan ini,

[r]

YANG LEBIH MEMILIH TINGGAL DI KOTA KARENA FACTOR KEHIDUPAN YANG DIANGGAP MAMPU MENJADIKAN MEREKA LEBIH BAIK ///.. RAKERKOMWIL APEKSI WILAYAH III DI

B Dubes Palestina Kunjungi Stmik Amikom Agresi Israel Penuh