• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Widyaiswara sebagai Fasilitator dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung : Studi pada Diklat Perlindungan Anak di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung Jalan Panorama I, Kecam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Widyaiswara sebagai Fasilitator dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung : Studi pada Diklat Perlindungan Anak di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung Jalan Panorama I, Kecam"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Peran Widyaiswara sebagai Fasilitator dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung

(Studi pada Diklat Perlindungan Anak di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung Jalan Panorama I, Kecamatan Lembang,

Kabupaten Bandung Barat)

(2)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The Role Of Lecturers As Facilitators In Improving Learning Motivation Of Childs Protection Training Participants in BBPPKS Bandung

(Studies in Child Protection Training in Education and Training Center for Social Welfare Bandung Panorama Street I, District Lembang, West Bandung Regency)

(3)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN..………. i

KATA PENGANTAR...……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK………... iv

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR……… x

DAFTAR LAMPIRAN……… xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………... 4

C. Tujuan Penelitian………... 6

D. Manfaat Penelitian………... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi………... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA………... 8

A. Peran Widyaiswara sebagai fasilitator………... 8

1. Konsep Peran ………... 8

2. Konsep Widyaiswara ………... 11

3. Konsep Fasilitator...………... 16

B. Motivasi Belajar...……….. 23

1. Konsep Motivasi...……… 23

2. Macam-macam Motivasi..………... 25

3. Konsep Motivasi Belajar...………... 26

C. Konsep Pelatihan………...……… 30

1. Pengertian Pelatihan………... 30

2. Landasan Pelatihan……….. 30

3. Sasaran dan Tujuan Pelatihan………... 31

(4)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Manajemen Pelatihan...………... 34

6. Komponen-Komponen Pelatihan………... 38

7. Metode Pelatihan...…………... 39

D. Konsep Perlindungan Anak... 39

1. Pengertian dan Hak Anak... 39

2. Kebutuhan Anak... 40

3. Perkembangan Anak... 41

4. Perlindungan Anak... 42

5. Lembaga Perlindungan Anak... 43

BAB III METODE PENELITIAN………... 45

A. Lokasi dan Subjek Penelitian………... 45

1. Lokasi Penelitian……… 45

2. Subjek Penelitian……… 45

B. Desain Penelitian……….. 46

1. Tahap Pra-Lapangan……… 47

2. Tahap Pekerjaan Lapangan……….. 47

3. Tahap Analisis Data………. 48

4. Tahap Penulisan Laporan………... 48

C. Metode Penelitian………. 48

D. Definisi Operasional………. 50

E. Instrumen Penelitian………. 50

1. Wawancara………... 51

2. Observasi………. 51

F. Teknik Pengumpulan Data……… 52

1. Observasi……….. 52

2. Wawancara………... 53

3. Triangulasi ………... 53

G. Analisis Data……… 54

1. DataReduction (Reduksi Data)………. 54

2. Data Display (Penyajian Data)……….. 55

(5)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 56

A. Gambaran Lokasi Penelitian ………... 56

1. Profil Lembaga... 56

2. Visi dan Misi Lembaga... 56

3. Tujuan Lembaga... 57

4. Sasaran Lembaga... 57

5. Struktur Organisasi Lembaga... 58

6. Tugas dan Fungsi Lembaga... 59

7. Kekuatan Pegawai... 59

8. Program Kerja... 62

9. Wilayah Kerja... 63

10.Mitra Kerja... 64

11.Gambaran Umum Diklat Perlindungan Anak... 64

B. Hasil Penelitian………...……….. 70

C. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 108

A. Kesimpulan………... 108

B. Saran………... 110

(6)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Fenomena kekerasan anak di Indonesia akhir-akhir inisudah sangat

memprihatinkan sehingga harus dipandang serius karena merupakan gejala sosial

negatif yang berdampak buruk pada perkembangan generasi muda bangsa yang

nantinya akan menggantikan pemimpin-pemimpin Indosesia dimasa yang akan

datang.

Laporan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) dalam

(Cirebonnews) (Diakses pada tanggal

21/8/2013/Cirebonnews.com)[online]mengenai kasus kekerasananak terus

meningkat dari tahun ke tahun. Yang lebih mencengangkan berdasarkan hasil

penyelidikan menunjukkan fakta kasus-kasus kekerasan anak justru dilakukan

oleh orang-orang terdekat korban. Pada 2011, ada 2.509 laporan kekerasan, 2012

ada 2.637 laporan, dari total kasus tersebut, pada 2011, tercatat 59 persen di

antaranya adalah kekerasan seksual dan pada 2012 meningkat menjadi 62 persen.

Tingginya angka kasus mencerminkan buruknya situasi perlindungan anak dan

patut diduga angka sesungguhnya di lapangan masih jauh lebih besar.

Berdasarkan fakta tersebut menunjukan bahwa dari tahun ke tahun

kekerasan terhadap anak semakin meningkat dan meresahkan. Untuk menangani

fenomena tersebut peran pemerintah dipandang sangat penting, maka perlunya

pembentukan komisi perlindungan anak yang bersifat independen. Dimana

anggotanya bisa terdiri dari unsur pemerintah, tokoh masyarakat, organisasi sosial

dan kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak. Salah satu

kebijakan pemerintah mengenai perlindungan anak yaitu Kementrian Sosial

melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS)

Bandung.

Berdasarkan pada profil lembaga BBPPKS Bandung (2013:1)Balai Besar

Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung merupakan

(7)

2

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial bagi tenaga kesejahteraan sosial

pemerintah dan masyarakat, pengkajian dan penyiapan standarisasi pendidikan

dan pelatihan, pemberian informasi serta koordinasi dengan instansi terkait.

Sesuai Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 53/HUK/2003 Tanggal 23 Juli 2003

dalam profil lembaga BBPPKS Bandung (2013:3) tentang Organisasi dan Tata

Kerja Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS),

mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :

1. Tugas

Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial bagi tenaga

kesejahteraan sosial pemerintah dan masyarakat, pengkajian dan penyiapan

standarisasi pendidikan dan pelatihan, pemberian informasi serta koordinasi

dengan instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

2. Fungsi

Fungsi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial, yaitu:

a. Penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan

pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial

b. Persiapan pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial

c. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial

d. Pelaksanaan advokasi dan pemberian informasi pendidikan dan pelatihan

kesejahteraan sosial

e. Pengkajian dan penyiapan standarisasi pendidikan dan pelatihan kesejahteraan

sosial

f. Pengelolaan urusan tata usaha

Tujuan Diklat sebagaimana dalam profil lembaga BBPPKS Bandung

(2013:1-2), diantaranya adalah meningkatkan pengetahuan, keahlian,

keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara

profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai

dengan kebutuhan instansi.

Berkaitan dengan penanggulangan kekerasan terhadap anak maka melalui

Diklat TKSM BBPPKS Bandung menyelenggarakan Diklat Perlindungan Anak

(8)

3

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan dapat meningkatkan kompetensi Tenaga Kesejahteraan Sosial

Masyarakat (TKSM) tentang perlindungan anak serta meningkatkan kualitas

dalam memberikan pelayanan sosial terhadap anak. Manfaat yang diharapkan dari

terselenggaranya Diklat Perlindungan Anak, Tenaga Kesejahteraan Sosial

Masyarakat (TKSM) mampu melakukan upaya perlindungan terhadap anak

sehingga anak mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya dan TKSM juga

mampu memberikan pelayanan sosial terhadap anak sesuai dengan kebutuhan

anak.

Keberhasilan pelaksanaan suatu diklat dipengaruhi oleh banyak

faktor,diantaranya yang sangat menentukan adalah peran widyaiswara sebagai

fasilitator pembelajaran. Menurut Supono(2007:3) pada penelitiannya mengenai

PengaruhPeran Widyaiswara, Motivasi Peserta terhadap Hasil Belajar Peserta

Diklat di Balai Pengembangan Sumberdaya Masyarakat Peternakan Ungaran,

diketahui bahwa secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara peran

widyaiswara terhadap hasil belajar peserta (35% sangat baik, 65% baik), dan

antara motivasi peserta terhadap hasil belajar peserta (33,33% sangat tinggi,

66,67% tinggi). Secara simultan juga ada pengaruh yang signifikan antara peran

widyaiswara terhadap motivasi belajar peserta.

Menurut peraturan kepala Lembaga Administrasi Negara No. 8 Tahun 2008

bahwa dalam (ditbin-widyaiswara) LAN (Diakses tanggal

24/8/2013/http://www.ditbinwidyaiswara.or.id) [online]widyaiswara adalah

pegawai negeri sipil yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang

berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar

dan/atau melatih PNS pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam (ditbin-widyaiswara)

LAN (Diakses tanggal 24/8/2013/http://www.ditbinwidyaiswara.or.id)

[online]selaku lembaga pemerintah yang bertugas membina widyaiswara

menaruh perhatian yang mendalam terhadap kompetensi widyaiswara yang

menjadi binaannya. Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya Peraturan Kepala

Lembaga Administrasi Negara (PK LAN) Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Standar

Kompetensi Widyaiswara. Terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki oleh

(9)

4

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengelolaan pembelajaran, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan

kompetensi akademik.

Berdasarkan peraturan kepala Lembaga Administrasi Negara dalam

(ditbin-widyaiswara) (Diakses tanggal 24/8/2013/http://www.ditbinwidyaiswara.or.id)

[online]No. 14 Tahun 2009, widyaiswara juga mempunyai tugas

mendidik,mengajar dan melatih non pegawai negeri sipil. Menurut

PER/66/M.PAN/6/2005 ada empat jenjang jabatan widyaiswara dengan tugasnya,

yaitu: 1) Widyaiswara Pertama, 2) Widyaiswara Muda, 3) Widyaiswara Madya,

4) Widyaiswara Utama.

Widyaiswara di BBPPKS Bandung merupakan salah satu penyelenggara

diklat yang berperan penting dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat.

Strategi pembelajaran yang diterapkan sangat berpengaruh terhadap motivasi

belajar peserta. Hasil observasi peneliti selama mengikuti Diklat Perlindungan

Anak di BBPPKS Bandung, motivasi belajar peserta baik, didukung dengan

penilaian hasil penyelenggaraan dan kinerja fasilitator pada diklat perlindungan

anak yang termasuk pada kategori baik. Begitupun pada waktu pelaksanaan

Praktek Belajar Lapangan (PBL) ke Indramayu, peserta sudah siap pada pukul 4

pagi padahal waktu keberangkatan diumumkan pukul 6 pagi. Tidak hanya itu

meskipun peserta merasa sedikit kecewa karena waktu keberangkatannya ternyata

tidak sesuai dengan apa yang sudah diumumkan dan mundur menjadi pukul 7:30

pagi, namun pada saat pelaksanaan PBL para widyaiswara berhasil membuat

peserta menjadi semangat kembali untuk mengikuti PBL, ditunjukan dengan

antusiasnya para peserta dalam mengikuti setiap kegiatan PBL tersebut.

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

meneliti tentang bagaimana peran widyaiswara sebagai fasilitator dalam

meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS

Bandung?

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil temuan di lapangan, peneliti

(10)

5

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. BBPPKS Bandung merupakan salah satu UPT kediklatan Kementrian Sosial

dengan wilayah kerja, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung, Provinsi Lampung, Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta dan

Provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan

pelatihan kesejahteraan sosial bagi tenaga kesejahteraan sosial pemerintah dan

masyarakat, pengkajian dan penyiapan standarisasi pendidikan dan pelatihan,

pemberian informasi serta koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Peserta yang mengikuti Diklat Perlindungan Anak merupakan orang dewasa

yang terdiri dari beragam latar belakang jabatan mulai dari ketua panti,

pengurus yayasan, sekertaris panti, koordinator peksos, dan bendahara panti.

3. Penilaian peserta terhadap penyelenggaraan Diklat Perlindungan Anak di

BBPPKS mendapat nilai rata-rata 148,34, berdasarkan kriteria penilaian

penyelenggaraan Diklat yang ada di BBPPKS Bandung, nilai rata-rata 136-177

dikategorikan baik.

4. Rekapitulasi hasil penilaian kinerja fasilitator diklat perlindungan anak tahun

2013 memiliki rata-rata penilaian 79,53, dan berdasarkan kriteria penilaian

kinerja widyaiswara atau fasilitator dalam pembelajaran di BBPPKS Bandung,

nilai 70-79 dikategorikan baik.

Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut di atas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: “bagaimana peran widyaiswara sebagai

fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak?”. Dengan itu maka masalah penelitiannya dapat disusun dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara sebagai

fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan

anak di BBPPKS Bandung?

2. Bagaimana kompetensi widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan

motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pembelajaran dalam

meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS

(11)

6

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Tujuan Penelitian

Mengacu kepada latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah diatas,

maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh

informasi mengenai:

1. Strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara sebagai fasilitator dalam

meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS

Bandung.

2. Kompetensi widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi

belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.

3. Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran dalam meningkatkan

motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terdiri atas

pengelola diklat di BBPPKS Bandung dan juga berbagai pihak lainnya yang

terlibat pada program Pendidikan Luar Sekolah.

Secara terperinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Teoritis,

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep, teori, dan

wawasan Pendidikan Luar Sekolah yang didapat oleh peneliti selama perkuliahan

dan bisa diaplikasikan di lapangan sehingga dapat dijadikan masukan untuk

penelitian selanjutnya mengenai peran widyaiswara sebagai fasilitator dalam

meningkatkan motivasi belajar.

2. Secara Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan

diperoleh informasi tentang:

a. Strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara sebagai fasilitator dalam

meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS

(12)

7

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kompetensi widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi

belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.

c. Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran dalam meningkatkan

motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Merujuk pada pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan

Indonesia (2013:20) sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, yang didalamnya membahas tentang Latar

Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian serta Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, menguraikan tentang teori-teori dan konsep

tentang masalah yang sedang diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN, membahas tentang Lokasi dan Subjek

Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data.

BAB IV PEMBAHASAN, membahas mengenai Gambaran Umum Lokasi

Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, Berisi penafsiran dan pemaknaan

terhadap hasil analisis temuan penelitian berupa kesimpulan dan saran atau

(13)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan hasil penelitian dan uraian bab sebelumnya mengenai

“Peran Widyaiswara sebagai Fasilitator dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Peserta Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung”, peneliti sampai pada

kesimpulan dan saran sebagai berikut:

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab IV, peneliti

menyimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara dalam meningkatkan

motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung

Strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara pada Diklat

Perlindungan Anak sudah baik, karena mereka sudah memenuhi empat masalah

dasar strategi belejar mengajar. Adanya kontrak belajar antara pengelola,

fasilitator dan peserta yang dilakukan untuk menetapkan materi pembelajaran dan

norma-norma yang harus dipatuhi selama proses pembelajaran, membuat semua

pihak bisa mengemukakan pendapat masing-masing sehingga kebutuhan belajar

peserta bisa terpenuhi dan norma yang ada bisa ditetapkan secara adil melalui

musyawarah mufakat. Penetapan kualifikasi perubahan tingkah laku disesuaikan

dengan pedoman Diklat Perlindungan Anak sehingga meskipun dalam penerapan

metode dan teknik pembelajaran fleksibel sesuai dengan kebutuhan peserta,

namun tetap tidak melenceng dari apa yang menjadi tujuan pembelajaran yang ada

dalam pedoman Diklat Perlindungan Anak. Pendekatan yang dilakukan pun sudah

baik karena disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan belajar orang dewasa

yaitu partisipatif. Widyaiswara menerapkan pembelajaran yang

menyenangkansalah satunya dengan menyisipkan sesi energizingdisetiap materi

yang mereka sampaikan di dalam kelas sehinggamembuat suasana pembelajaran

tetap menyenangkan tetapi tetap efektif karena tema setiap energizing yang

(14)

109

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta bisa menikmati jalannya proses belajar mengajar dan lebih bisa

memahami pesan yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan.Meskipun

ada fasilitator yang dipandang kurang terampil dalam penyampaian materi, namun

itu bisa diimbangi dengan teknik belajar yang menyenangkan serta kepribadian

yang hangat dan dapat berinteraksi dengan baik sehingga bukan menjadi suatu

hambatan yang besar bagi peserta yang mayoritas adalah praktisi perlindungan

anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) masing-masing yang sudah

memiliki dasar pengalaman tentang permasalahan anak.

2. Kompetensi yang diperlukan Widyaiswara sebagai Fasilitator untuk

Meningkatkan Motivasi Belajar PesertaDiklat Perlindungan Anak di

BBPPKS Bandung

Kompetensi widyaiswara untuk meningkatkan motivasi belajar peserta pada

Diklat Perlindungan Anak sudah bagus, bila dilihat dari jenjang pendidikan

kompetensi yang dimiliki widyaiswara di BBPPKS Bandung baik dan memenuhi

standar untuk menjadi fasilitator dalam Diklat Perlindungan Anak. Widyaiswara

sudah mengikuti Training of Trainer (TOT) sehingga sembilan keterampilan

sebagai fasilitator menurut Victoriadan kompetensi akademiknya pun sudah teruji.

Mereka mengerti dan mengikuti permasalahan anak yang ada di Indonesia dan

mempelajari isu tersebut untuk mencari solusi pemecahan masalahnya..

Kepribadian yang hangat dan komunikasi yang baik membuat semua materi

tersampaikan dengan tepat dan lugas. Interaksi dengan peserta pun sangat baik,

sehingga tidak ada batasan antara peran fasilitator dan peserta, mereka

mengutamakan aspek kekeluargaan dengan peserta diklat. Penguasaan materi pun

baik meskipun ada yang kurang terampil dalam penyampaian materi tetapi

mayoritas penguasaan materi fasilitator sangat baik sehingga peserta bisa

menangkap dan memahami makna dari materi yang disampaikan.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Peserta Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung

Faktor pendukung internal pembelajaran dalam meningkatkan motivasi

belajar peserta yaitumetode dan media pembelajaran yang menarik berhasil

(15)

110

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sarana, serta kesiapan fasilitator dan pengelola sudah baik danfaktor pendukung

eksternal yaitukondisi alam yang mendukung terutama bagi peserta yang sudah

terbiasa akan cuaca dingin serta lingkungan masyarakat yang baik dan

mendukung terselenggaranya diklat perlindungan anak. Sedangkan faktor

penghambat internal pembelajaran yang ada dan dirasakan baik pengelola,

fasilitator maupun peserta yaitupenerapan metode pembelajaran, penggunaan

media pembelajaran kesiapan fasiliotator dan pengelola dan faktor

penghambateksternal yaitucuaca dingin Lembang yang membuat beberapa peserta

sakit karena tidak terbiasa akan cuaca dingin dan peserta sulit bersosialisasi

dengan masyarakat sekitar karena lokasi diklat berada diujung.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan agar pelaksanaan pembelajaran

berjalan semakin baik, berikut beberapa saran yang peneliti ajukan diantaranya:

1. Bagi pengelola diklat

Pemilihan dan seleksi fasilitator lebih ditingkatkan agar tidak terjadi lagi

adanya fasilitator yang kurang terampil dalam cara penyampaian materi serta

diterapkannya sanksi bagi fasilitator maupun peserta apabila mereka melanggar

norma yang sudah dibuat pada kontrak belajar sehingga semua pihak lebih

disiplin. Tetap menjaga kualitas penyelenggaraan diklat bahkan bisa

meningkatkan penyelenggaraan selanjutnya. Serta pemeliharaan sarana dan

prasarana tetap dijaga supaya selama proses penyelenggaraan diklat peserta

merasa nyaman dan proses pembelajaran pun bisa berjalan dengan baik dan

lancar.

2. Bagi pemerintah

Lebih memperhatikan permasalahan anak yang ada di Indonesia dan

mendukung penyelenggaraan Diklat Perlindungan Anak, serta bisa menyusun

model dan pedoman perlindungan anak yang lebih baik supaya penyelenggaraan

diklat pun bisa terselenggara lebih baik. Pemerintah pusat mempunyai jadwal

monitoring dan melaksanakan monitoring secara rutin ke lembaga atau balai

(16)

111

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan selama proses diklat

diselenggarakan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini mudah-mudahan bermanfaat sebagai referensi bagi para

peneliti selanjutnya yang merasa tertarik untuk mengkaji lebih mengenai peran

widyaiswara dalam meningkatkan motivasi belajar peserta. Peneliti selanjutnya

diharapkan lebih mampu mengkaji mengenai peran apalagi yang menjadi faktor

(17)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber buku:

Bahri, S. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

BBPPKS Bandung. (2013). Eksistensi Lembaga. Bandung: BBPPKS Bandung.

BBPPKS Bandung. (2013). Perencanaan dan Peningkatan Kompetensi. Bandung: BBPPKS Bandung.

Ikawati. (2007). Pengkajian Model Pemberdayaan Lembaga Perlindungan Anak

Dalam Pelayanan Kesejahteraan Anak. Yogyakarta: Departemen Sosial

RI.

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: ALFABETA.

Olim. (2013). Softskills Sukses : Sikap Tepat Karir Hebat. Bandung: UPI

Pramudia, J. (2013). Belajar Sepanjang Hayat : Konsep, Kebijakan dan Aplikasi

dalam Pendidikan Nonformal Menuju Masyarakat Berpengetahuan.

Bandung: Edukasia Press

Rakhmat, J. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rencana Strategis BBPPKS Bandung (Tahun 2010 s.d 2014)

Rosmia, A. (2012). Peningkatan Motivasi Belajar Lanjut Usia sebagai Proses

Pembelajar Sepanjang Hayat melalui Pelatihan Kreatif Mandiri.

Bandung: UPI Bandung.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana, D. (2004). Pendidikan Non Formal: Wawasan, sejarah Perkembangan,

Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

(18)

113

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yulianto, D. (2011).

PeranFasilitatordanCo-fasilitatordalamProgramSanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM),(StudiK asusKeberhasilanProgramSTBMPadaMasyarakatDesaLigarmukti,Kecama tanKlapanunggal,KabupatenBogor,JawaBarat). Depok: Ilmu Kesejahteraan Sosial fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia.

Sumber Internet:

Adidevi69. (2013). Konsep Peran Menurut Beberapa Ahli. In Google online[Online].

Tersedia:http://adidevi69.wordpress.com/2013/06/08/konsep-peran-menurut-beberapa-ahli/.[24 Oktober 2013]

Bintara. (2012). Arti Indikator Tahapan Fungsi Ciri-Ciri Dan Permasalahan

Komunikasi. In Google online [Online]. Tersedia: http://derafitria.wordpress.com/2012/09/29/arti-indikator-tahapan-fungsi-ciri-ciri-dan-permasalahan-dari-komunikasi/.[12 Desember 2013]

Direktorat Pembinaan Widyaiswara LAN. In Google online [Online]. Tersedia: http://www.ditbinwidyaiswara.or.id/berjenjang.html.[24 Agustus 2013]

Editor. (2008). Peran Fungsi Fasilitator Dan Teknik Komunikasi. In Google Online [Online]. Tersedia: http://indosdm.com/fasilitator-peranan-fungsi-dan-teknik-komunikasi.[2 Nopember 2013]

Halawa. In Google online [Online]. Tersedia: bbppksmks.blogspot.com. [21 Agustus 2013].

Hartono. (2009). Sosiologi dan Politik. In Google Online [Online].

Tersedia:http://dapurakademikstimbudibakti.blogspot.com/2009/11/sosiolo gi-dan-politik.html. [24 Oktober 2013]

Jodenmot.( 2012). Teori Peran. In Google Online [Online]. Tersedia: http://jodenmot.wordpress.com/2012/12/29/teori-peran-pengertian-definisi/.[24 Oktober 2013]

KBBI. In Google Online [Online]. Tersedia:http://kbbi.web.id/widyaiswara. [24 Oktober 2013]

KPAI. In Google Online [Online]. Tersedia: http://www.kpai.go.id/profil/. [12 Desember 2013]

(19)

114

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komnas PA. Tentang Komisi Nasional Perlindungan Anak. In Google Online [Online]. Tersedia:http://peluk.komnaspa.or.id/node/25.[24 Oktober 2013]

Management. In Google Online [Online]. Tersedia:

http://rajapresentasi.com/2013/09/metode-pelatihan-yang-efektif-bagi-karyawan/.[24 Oktober 2013]

Rahma.(2012). Subyek Penelitian. In Google Online [Online]. Tersedia: http://rahmayanisembiring.blogspot.com.br/2012/12/subjek-penelitian.html. [23 Agustus 2013]

Setiawan. In Google Online [Online]. Tersedia:http://bukik.com/mengapa-fasilitator-dibutuhkan/.[2 Nopember 2013]

Sudrajat. (2010). Interaksi Sosial dalam Sosiologi. Tersedia:

http://edisudrajat.blogspot.com/2010/01/intraksi-sosial-dalam-sosiologi.html. [24 Oktober 2013]

Sudrajat A. (2008). Peran Guru sebagai Failitator.

Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/18/peran-guru-sebagai-fasilitator/. [24 Oktober 2013]

Sujarwo. (2010). Fungsi dan Peran Fasilitator. In Google Online [Online]. Tersedia: http://jarwohafid.blogspot.com/. [24 Oktober 2013]

Supono. (2013). Menyongsong Sertifikasi Widyaiswara. [Online]. Tersedia:http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-

coba-2/departemen-bangunan-30/582-menyongsong-sertifikasi-widyaiswara. [24 Oktober 2013]

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Apabila menduduki jabatan stuktural Eselon III / IV *), sanggup untuk mengikuti Diklatpim sesuai peraturan kepegawaian yang

Reboisasi di desa dena kec.madapangga seluas 50 Ha pada Satuan Kerja Dinas Kehutanan Kabupaten Bima, bersama ini kami mengundang Direktur atau yang dikuasakan

Hasil yang diharapkan dari pembuatan website ini adalah pemanfaatan media informasi internet untuk menyajikan informasi kegiatan operasional terbaru perusahaan, sehingga semua

Kemudian akan dilakukan pembangunan gardu induk baru jika gardu induk yang lama sudah tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan beban, selanjutnya untuk penambahan

tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak. terpisahkan dari Peraturan

Data yang dikumpulkan diperoleh langsung dari PLTU Pangkalan Susu unit 1 berupa data beban. yang dibangkitkan per jam dan data jumlah bahan bakar yang

This stage includes the tests of all materials used in this study; that was, asphalt, coarse aggregate, fine aggregate, filler and crumb rubber.. (a) Tests