Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Peran Widyaiswara sebagai Fasilitator dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung
(Studi pada Diklat Perlindungan Anak di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung Jalan Panorama I, Kecamatan Lembang,
Kabupaten Bandung Barat)
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
The Role Of Lecturers As Facilitators In Improving Learning Motivation Of Childs Protection Training Participants in BBPPKS Bandung
(Studies in Child Protection Training in Education and Training Center for Social Welfare Bandung Panorama Street I, District Lembang, West Bandung Regency)
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN..………. i
KATA PENGANTAR...……… ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iii
ABSTRAK………... iv
DAFTAR ISI………... v
DAFTAR TABEL……… viii
DAFTAR GAMBAR……… x
DAFTAR LAMPIRAN……… xi
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang Penelitian………... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………... 4
C. Tujuan Penelitian………... 6
D. Manfaat Penelitian………... 6
E. Struktur Organisasi Skripsi………... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA………... 8
A. Peran Widyaiswara sebagai fasilitator………... 8
1. Konsep Peran ………... 8
2. Konsep Widyaiswara ………... 11
3. Konsep Fasilitator...………... 16
B. Motivasi Belajar...……….. 23
1. Konsep Motivasi...……… 23
2. Macam-macam Motivasi..………... 25
3. Konsep Motivasi Belajar...………... 26
C. Konsep Pelatihan………...……… 30
1. Pengertian Pelatihan………... 30
2. Landasan Pelatihan……….. 30
3. Sasaran dan Tujuan Pelatihan………... 31
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Manajemen Pelatihan...………... 34
6. Komponen-Komponen Pelatihan………... 38
7. Metode Pelatihan...…………... 39
D. Konsep Perlindungan Anak... 39
1. Pengertian dan Hak Anak... 39
2. Kebutuhan Anak... 40
3. Perkembangan Anak... 41
4. Perlindungan Anak... 42
5. Lembaga Perlindungan Anak... 43
BAB III METODE PENELITIAN………... 45
A. Lokasi dan Subjek Penelitian………... 45
1. Lokasi Penelitian……… 45
2. Subjek Penelitian……… 45
B. Desain Penelitian……….. 46
1. Tahap Pra-Lapangan……… 47
2. Tahap Pekerjaan Lapangan……….. 47
3. Tahap Analisis Data………. 48
4. Tahap Penulisan Laporan………... 48
C. Metode Penelitian………. 48
D. Definisi Operasional………. 50
E. Instrumen Penelitian………. 50
1. Wawancara………... 51
2. Observasi………. 51
F. Teknik Pengumpulan Data……… 52
1. Observasi……….. 52
2. Wawancara………... 53
3. Triangulasi ………... 53
G. Analisis Data……… 54
1. DataReduction (Reduksi Data)………. 54
2. Data Display (Penyajian Data)……….. 55
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 56
A. Gambaran Lokasi Penelitian ………... 56
1. Profil Lembaga... 56
2. Visi dan Misi Lembaga... 56
3. Tujuan Lembaga... 57
4. Sasaran Lembaga... 57
5. Struktur Organisasi Lembaga... 58
6. Tugas dan Fungsi Lembaga... 59
7. Kekuatan Pegawai... 59
8. Program Kerja... 62
9. Wilayah Kerja... 63
10.Mitra Kerja... 64
11.Gambaran Umum Diklat Perlindungan Anak... 64
B. Hasil Penelitian………...……….. 70
C. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 108
A. Kesimpulan………... 108
B. Saran………... 110
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Fenomena kekerasan anak di Indonesia akhir-akhir inisudah sangat
memprihatinkan sehingga harus dipandang serius karena merupakan gejala sosial
negatif yang berdampak buruk pada perkembangan generasi muda bangsa yang
nantinya akan menggantikan pemimpin-pemimpin Indosesia dimasa yang akan
datang.
Laporan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) dalam
(Cirebonnews) (Diakses pada tanggal
21/8/2013/Cirebonnews.com)[online]mengenai kasus kekerasananak terus
meningkat dari tahun ke tahun. Yang lebih mencengangkan berdasarkan hasil
penyelidikan menunjukkan fakta kasus-kasus kekerasan anak justru dilakukan
oleh orang-orang terdekat korban. Pada 2011, ada 2.509 laporan kekerasan, 2012
ada 2.637 laporan, dari total kasus tersebut, pada 2011, tercatat 59 persen di
antaranya adalah kekerasan seksual dan pada 2012 meningkat menjadi 62 persen.
Tingginya angka kasus mencerminkan buruknya situasi perlindungan anak dan
patut diduga angka sesungguhnya di lapangan masih jauh lebih besar.
Berdasarkan fakta tersebut menunjukan bahwa dari tahun ke tahun
kekerasan terhadap anak semakin meningkat dan meresahkan. Untuk menangani
fenomena tersebut peran pemerintah dipandang sangat penting, maka perlunya
pembentukan komisi perlindungan anak yang bersifat independen. Dimana
anggotanya bisa terdiri dari unsur pemerintah, tokoh masyarakat, organisasi sosial
dan kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak. Salah satu
kebijakan pemerintah mengenai perlindungan anak yaitu Kementrian Sosial
melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS)
Bandung.
Berdasarkan pada profil lembaga BBPPKS Bandung (2013:1)Balai Besar
Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung merupakan
2
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial bagi tenaga kesejahteraan sosial
pemerintah dan masyarakat, pengkajian dan penyiapan standarisasi pendidikan
dan pelatihan, pemberian informasi serta koordinasi dengan instansi terkait.
Sesuai Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 53/HUK/2003 Tanggal 23 Juli 2003
dalam profil lembaga BBPPKS Bandung (2013:3) tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS),
mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :
1. Tugas
Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial bagi tenaga
kesejahteraan sosial pemerintah dan masyarakat, pengkajian dan penyiapan
standarisasi pendidikan dan pelatihan, pemberian informasi serta koordinasi
dengan instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Fungsi
Fungsi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial, yaitu:
a. Penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan
pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial
b. Persiapan pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial
c. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial
d. Pelaksanaan advokasi dan pemberian informasi pendidikan dan pelatihan
kesejahteraan sosial
e. Pengkajian dan penyiapan standarisasi pendidikan dan pelatihan kesejahteraan
sosial
f. Pengelolaan urusan tata usaha
Tujuan Diklat sebagaimana dalam profil lembaga BBPPKS Bandung
(2013:1-2), diantaranya adalah meningkatkan pengetahuan, keahlian,
keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara
profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai
dengan kebutuhan instansi.
Berkaitan dengan penanggulangan kekerasan terhadap anak maka melalui
Diklat TKSM BBPPKS Bandung menyelenggarakan Diklat Perlindungan Anak
3
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diharapkan dapat meningkatkan kompetensi Tenaga Kesejahteraan Sosial
Masyarakat (TKSM) tentang perlindungan anak serta meningkatkan kualitas
dalam memberikan pelayanan sosial terhadap anak. Manfaat yang diharapkan dari
terselenggaranya Diklat Perlindungan Anak, Tenaga Kesejahteraan Sosial
Masyarakat (TKSM) mampu melakukan upaya perlindungan terhadap anak
sehingga anak mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya dan TKSM juga
mampu memberikan pelayanan sosial terhadap anak sesuai dengan kebutuhan
anak.
Keberhasilan pelaksanaan suatu diklat dipengaruhi oleh banyak
faktor,diantaranya yang sangat menentukan adalah peran widyaiswara sebagai
fasilitator pembelajaran. Menurut Supono(2007:3) pada penelitiannya mengenai
PengaruhPeran Widyaiswara, Motivasi Peserta terhadap Hasil Belajar Peserta
Diklat di Balai Pengembangan Sumberdaya Masyarakat Peternakan Ungaran,
diketahui bahwa secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara peran
widyaiswara terhadap hasil belajar peserta (35% sangat baik, 65% baik), dan
antara motivasi peserta terhadap hasil belajar peserta (33,33% sangat tinggi,
66,67% tinggi). Secara simultan juga ada pengaruh yang signifikan antara peran
widyaiswara terhadap motivasi belajar peserta.
Menurut peraturan kepala Lembaga Administrasi Negara No. 8 Tahun 2008
bahwa dalam (ditbin-widyaiswara) LAN (Diakses tanggal
24/8/2013/http://www.ditbinwidyaiswara.or.id) [online]widyaiswara adalah
pegawai negeri sipil yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang
berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar
dan/atau melatih PNS pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).
Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam (ditbin-widyaiswara)
LAN (Diakses tanggal 24/8/2013/http://www.ditbinwidyaiswara.or.id)
[online]selaku lembaga pemerintah yang bertugas membina widyaiswara
menaruh perhatian yang mendalam terhadap kompetensi widyaiswara yang
menjadi binaannya. Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya Peraturan Kepala
Lembaga Administrasi Negara (PK LAN) Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Standar
Kompetensi Widyaiswara. Terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki oleh
4
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengelolaan pembelajaran, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan
kompetensi akademik.
Berdasarkan peraturan kepala Lembaga Administrasi Negara dalam
(ditbin-widyaiswara) (Diakses tanggal 24/8/2013/http://www.ditbinwidyaiswara.or.id)
[online]No. 14 Tahun 2009, widyaiswara juga mempunyai tugas
mendidik,mengajar dan melatih non pegawai negeri sipil. Menurut
PER/66/M.PAN/6/2005 ada empat jenjang jabatan widyaiswara dengan tugasnya,
yaitu: 1) Widyaiswara Pertama, 2) Widyaiswara Muda, 3) Widyaiswara Madya,
4) Widyaiswara Utama.
Widyaiswara di BBPPKS Bandung merupakan salah satu penyelenggara
diklat yang berperan penting dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat.
Strategi pembelajaran yang diterapkan sangat berpengaruh terhadap motivasi
belajar peserta. Hasil observasi peneliti selama mengikuti Diklat Perlindungan
Anak di BBPPKS Bandung, motivasi belajar peserta baik, didukung dengan
penilaian hasil penyelenggaraan dan kinerja fasilitator pada diklat perlindungan
anak yang termasuk pada kategori baik. Begitupun pada waktu pelaksanaan
Praktek Belajar Lapangan (PBL) ke Indramayu, peserta sudah siap pada pukul 4
pagi padahal waktu keberangkatan diumumkan pukul 6 pagi. Tidak hanya itu
meskipun peserta merasa sedikit kecewa karena waktu keberangkatannya ternyata
tidak sesuai dengan apa yang sudah diumumkan dan mundur menjadi pukul 7:30
pagi, namun pada saat pelaksanaan PBL para widyaiswara berhasil membuat
peserta menjadi semangat kembali untuk mengikuti PBL, ditunjukan dengan
antusiasnya para peserta dalam mengikuti setiap kegiatan PBL tersebut.
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk
meneliti tentang bagaimana peran widyaiswara sebagai fasilitator dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS
Bandung?
B.Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil temuan di lapangan, peneliti
5
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. BBPPKS Bandung merupakan salah satu UPT kediklatan Kementrian Sosial
dengan wilayah kerja, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, Provinsi Lampung, Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta dan
Provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan
pelatihan kesejahteraan sosial bagi tenaga kesejahteraan sosial pemerintah dan
masyarakat, pengkajian dan penyiapan standarisasi pendidikan dan pelatihan,
pemberian informasi serta koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Peserta yang mengikuti Diklat Perlindungan Anak merupakan orang dewasa
yang terdiri dari beragam latar belakang jabatan mulai dari ketua panti,
pengurus yayasan, sekertaris panti, koordinator peksos, dan bendahara panti.
3. Penilaian peserta terhadap penyelenggaraan Diklat Perlindungan Anak di
BBPPKS mendapat nilai rata-rata 148,34, berdasarkan kriteria penilaian
penyelenggaraan Diklat yang ada di BBPPKS Bandung, nilai rata-rata 136-177
dikategorikan baik.
4. Rekapitulasi hasil penilaian kinerja fasilitator diklat perlindungan anak tahun
2013 memiliki rata-rata penilaian 79,53, dan berdasarkan kriteria penilaian
kinerja widyaiswara atau fasilitator dalam pembelajaran di BBPPKS Bandung,
nilai 70-79 dikategorikan baik.
Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut di atas, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah: “bagaimana peran widyaiswara sebagai
fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak?”. Dengan itu maka masalah penelitiannya dapat disusun dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara sebagai
fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan
anak di BBPPKS Bandung?
2. Bagaimana kompetensi widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pembelajaran dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS
6
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.Tujuan Penelitian
Mengacu kepada latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah diatas,
maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh
informasi mengenai:
1. Strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara sebagai fasilitator dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS
Bandung.
2. Kompetensi widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi
belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.
3. Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.
D.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terdiri atas
pengelola diklat di BBPPKS Bandung dan juga berbagai pihak lainnya yang
terlibat pada program Pendidikan Luar Sekolah.
Secara terperinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara Teoritis,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep, teori, dan
wawasan Pendidikan Luar Sekolah yang didapat oleh peneliti selama perkuliahan
dan bisa diaplikasikan di lapangan sehingga dapat dijadikan masukan untuk
penelitian selanjutnya mengenai peran widyaiswara sebagai fasilitator dalam
meningkatkan motivasi belajar.
2. Secara Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan
diperoleh informasi tentang:
a. Strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara sebagai fasilitator dalam
meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS
7
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Kompetensi widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi
belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.
c. Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.
E.Struktur Organisasi Skripsi
Merujuk pada pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan
Indonesia (2013:20) sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, yang didalamnya membahas tentang Latar
Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian serta Struktur Organisasi Skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, menguraikan tentang teori-teori dan konsep
tentang masalah yang sedang diteliti.
BAB III METODE PENELITIAN, membahas tentang Lokasi dan Subjek
Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen
Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data.
BAB IV PEMBAHASAN, membahas mengenai Gambaran Umum Lokasi
Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, Berisi penafsiran dan pemaknaan
terhadap hasil analisis temuan penelitian berupa kesimpulan dan saran atau
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan temuan hasil penelitian dan uraian bab sebelumnya mengenai
“Peran Widyaiswara sebagai Fasilitator dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Peserta Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung”, peneliti sampai pada
kesimpulan dan saran sebagai berikut:
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab IV, peneliti
menyimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung
Strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara pada Diklat
Perlindungan Anak sudah baik, karena mereka sudah memenuhi empat masalah
dasar strategi belejar mengajar. Adanya kontrak belajar antara pengelola,
fasilitator dan peserta yang dilakukan untuk menetapkan materi pembelajaran dan
norma-norma yang harus dipatuhi selama proses pembelajaran, membuat semua
pihak bisa mengemukakan pendapat masing-masing sehingga kebutuhan belajar
peserta bisa terpenuhi dan norma yang ada bisa ditetapkan secara adil melalui
musyawarah mufakat. Penetapan kualifikasi perubahan tingkah laku disesuaikan
dengan pedoman Diklat Perlindungan Anak sehingga meskipun dalam penerapan
metode dan teknik pembelajaran fleksibel sesuai dengan kebutuhan peserta,
namun tetap tidak melenceng dari apa yang menjadi tujuan pembelajaran yang ada
dalam pedoman Diklat Perlindungan Anak. Pendekatan yang dilakukan pun sudah
baik karena disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan belajar orang dewasa
yaitu partisipatif. Widyaiswara menerapkan pembelajaran yang
menyenangkansalah satunya dengan menyisipkan sesi energizingdisetiap materi
yang mereka sampaikan di dalam kelas sehinggamembuat suasana pembelajaran
tetap menyenangkan tetapi tetap efektif karena tema setiap energizing yang
109
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peserta bisa menikmati jalannya proses belajar mengajar dan lebih bisa
memahami pesan yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan.Meskipun
ada fasilitator yang dipandang kurang terampil dalam penyampaian materi, namun
itu bisa diimbangi dengan teknik belajar yang menyenangkan serta kepribadian
yang hangat dan dapat berinteraksi dengan baik sehingga bukan menjadi suatu
hambatan yang besar bagi peserta yang mayoritas adalah praktisi perlindungan
anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) masing-masing yang sudah
memiliki dasar pengalaman tentang permasalahan anak.
2. Kompetensi yang diperlukan Widyaiswara sebagai Fasilitator untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar PesertaDiklat Perlindungan Anak di
BBPPKS Bandung
Kompetensi widyaiswara untuk meningkatkan motivasi belajar peserta pada
Diklat Perlindungan Anak sudah bagus, bila dilihat dari jenjang pendidikan
kompetensi yang dimiliki widyaiswara di BBPPKS Bandung baik dan memenuhi
standar untuk menjadi fasilitator dalam Diklat Perlindungan Anak. Widyaiswara
sudah mengikuti Training of Trainer (TOT) sehingga sembilan keterampilan
sebagai fasilitator menurut Victoriadan kompetensi akademiknya pun sudah teruji.
Mereka mengerti dan mengikuti permasalahan anak yang ada di Indonesia dan
mempelajari isu tersebut untuk mencari solusi pemecahan masalahnya..
Kepribadian yang hangat dan komunikasi yang baik membuat semua materi
tersampaikan dengan tepat dan lugas. Interaksi dengan peserta pun sangat baik,
sehingga tidak ada batasan antara peran fasilitator dan peserta, mereka
mengutamakan aspek kekeluargaan dengan peserta diklat. Penguasaan materi pun
baik meskipun ada yang kurang terampil dalam penyampaian materi tetapi
mayoritas penguasaan materi fasilitator sangat baik sehingga peserta bisa
menangkap dan memahami makna dari materi yang disampaikan.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung
Faktor pendukung internal pembelajaran dalam meningkatkan motivasi
belajar peserta yaitumetode dan media pembelajaran yang menarik berhasil
110
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sarana, serta kesiapan fasilitator dan pengelola sudah baik danfaktor pendukung
eksternal yaitukondisi alam yang mendukung terutama bagi peserta yang sudah
terbiasa akan cuaca dingin serta lingkungan masyarakat yang baik dan
mendukung terselenggaranya diklat perlindungan anak. Sedangkan faktor
penghambat internal pembelajaran yang ada dan dirasakan baik pengelola,
fasilitator maupun peserta yaitupenerapan metode pembelajaran, penggunaan
media pembelajaran kesiapan fasiliotator dan pengelola dan faktor
penghambateksternal yaitucuaca dingin Lembang yang membuat beberapa peserta
sakit karena tidak terbiasa akan cuaca dingin dan peserta sulit bersosialisasi
dengan masyarakat sekitar karena lokasi diklat berada diujung.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan agar pelaksanaan pembelajaran
berjalan semakin baik, berikut beberapa saran yang peneliti ajukan diantaranya:
1. Bagi pengelola diklat
Pemilihan dan seleksi fasilitator lebih ditingkatkan agar tidak terjadi lagi
adanya fasilitator yang kurang terampil dalam cara penyampaian materi serta
diterapkannya sanksi bagi fasilitator maupun peserta apabila mereka melanggar
norma yang sudah dibuat pada kontrak belajar sehingga semua pihak lebih
disiplin. Tetap menjaga kualitas penyelenggaraan diklat bahkan bisa
meningkatkan penyelenggaraan selanjutnya. Serta pemeliharaan sarana dan
prasarana tetap dijaga supaya selama proses penyelenggaraan diklat peserta
merasa nyaman dan proses pembelajaran pun bisa berjalan dengan baik dan
lancar.
2. Bagi pemerintah
Lebih memperhatikan permasalahan anak yang ada di Indonesia dan
mendukung penyelenggaraan Diklat Perlindungan Anak, serta bisa menyusun
model dan pedoman perlindungan anak yang lebih baik supaya penyelenggaraan
diklat pun bisa terselenggara lebih baik. Pemerintah pusat mempunyai jadwal
monitoring dan melaksanakan monitoring secara rutin ke lembaga atau balai
111
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan selama proses diklat
diselenggarakan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini mudah-mudahan bermanfaat sebagai referensi bagi para
peneliti selanjutnya yang merasa tertarik untuk mengkaji lebih mengenai peran
widyaiswara dalam meningkatkan motivasi belajar peserta. Peneliti selanjutnya
diharapkan lebih mampu mengkaji mengenai peran apalagi yang menjadi faktor
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku:
Bahri, S. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
BBPPKS Bandung. (2013). Eksistensi Lembaga. Bandung: BBPPKS Bandung.
BBPPKS Bandung. (2013). Perencanaan dan Peningkatan Kompetensi. Bandung: BBPPKS Bandung.
Ikawati. (2007). Pengkajian Model Pemberdayaan Lembaga Perlindungan Anak
Dalam Pelayanan Kesejahteraan Anak. Yogyakarta: Departemen Sosial
RI.
Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: ALFABETA.
Olim. (2013). Softskills Sukses : Sikap Tepat Karir Hebat. Bandung: UPI
Pramudia, J. (2013). Belajar Sepanjang Hayat : Konsep, Kebijakan dan Aplikasi
dalam Pendidikan Nonformal Menuju Masyarakat Berpengetahuan.
Bandung: Edukasia Press
Rakhmat, J. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rencana Strategis BBPPKS Bandung (Tahun 2010 s.d 2014)
Rosmia, A. (2012). Peningkatan Motivasi Belajar Lanjut Usia sebagai Proses
Pembelajar Sepanjang Hayat melalui Pelatihan Kreatif Mandiri.
Bandung: UPI Bandung.
Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu
Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.
Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana, D. (2004). Pendidikan Non Formal: Wawasan, sejarah Perkembangan,
Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.
113
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yulianto, D. (2011).
PeranFasilitatordanCo-fasilitatordalamProgramSanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM),(StudiK asusKeberhasilanProgramSTBMPadaMasyarakatDesaLigarmukti,Kecama tanKlapanunggal,KabupatenBogor,JawaBarat). Depok: Ilmu Kesejahteraan Sosial fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia.
Sumber Internet:
Adidevi69. (2013). Konsep Peran Menurut Beberapa Ahli. In Google online[Online].
Tersedia:http://adidevi69.wordpress.com/2013/06/08/konsep-peran-menurut-beberapa-ahli/.[24 Oktober 2013]
Bintara. (2012). Arti Indikator Tahapan Fungsi Ciri-Ciri Dan Permasalahan
Komunikasi. In Google online [Online]. Tersedia: http://derafitria.wordpress.com/2012/09/29/arti-indikator-tahapan-fungsi-ciri-ciri-dan-permasalahan-dari-komunikasi/.[12 Desember 2013]
Direktorat Pembinaan Widyaiswara LAN. In Google online [Online]. Tersedia: http://www.ditbinwidyaiswara.or.id/berjenjang.html.[24 Agustus 2013]
Editor. (2008). Peran Fungsi Fasilitator Dan Teknik Komunikasi. In Google Online [Online]. Tersedia: http://indosdm.com/fasilitator-peranan-fungsi-dan-teknik-komunikasi.[2 Nopember 2013]
Halawa. In Google online [Online]. Tersedia: bbppksmks.blogspot.com. [21 Agustus 2013].
Hartono. (2009). Sosiologi dan Politik. In Google Online [Online].
Tersedia:http://dapurakademikstimbudibakti.blogspot.com/2009/11/sosiolo gi-dan-politik.html. [24 Oktober 2013]
Jodenmot.( 2012). Teori Peran. In Google Online [Online]. Tersedia: http://jodenmot.wordpress.com/2012/12/29/teori-peran-pengertian-definisi/.[24 Oktober 2013]
KBBI. In Google Online [Online]. Tersedia:http://kbbi.web.id/widyaiswara. [24 Oktober 2013]
KPAI. In Google Online [Online]. Tersedia: http://www.kpai.go.id/profil/. [12 Desember 2013]
114
Iwan Sholahudin, 2014
PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Komnas PA. Tentang Komisi Nasional Perlindungan Anak. In Google Online [Online]. Tersedia:http://peluk.komnaspa.or.id/node/25.[24 Oktober 2013]
Management. In Google Online [Online]. Tersedia:
http://rajapresentasi.com/2013/09/metode-pelatihan-yang-efektif-bagi-karyawan/.[24 Oktober 2013]
Rahma.(2012). Subyek Penelitian. In Google Online [Online]. Tersedia: http://rahmayanisembiring.blogspot.com.br/2012/12/subjek-penelitian.html. [23 Agustus 2013]
Setiawan. In Google Online [Online]. Tersedia:http://bukik.com/mengapa-fasilitator-dibutuhkan/.[2 Nopember 2013]
Sudrajat. (2010). Interaksi Sosial dalam Sosiologi. Tersedia:
http://edisudrajat.blogspot.com/2010/01/intraksi-sosial-dalam-sosiologi.html. [24 Oktober 2013]
Sudrajat A. (2008). Peran Guru sebagai Failitator.
Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/18/peran-guru-sebagai-fasilitator/. [24 Oktober 2013]
Sujarwo. (2010). Fungsi dan Peran Fasilitator. In Google Online [Online]. Tersedia: http://jarwohafid.blogspot.com/. [24 Oktober 2013]
Supono. (2013). Menyongsong Sertifikasi Widyaiswara. [Online]. Tersedia:http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-
coba-2/departemen-bangunan-30/582-menyongsong-sertifikasi-widyaiswara. [24 Oktober 2013]