Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS KESALAHAN PEMBENTUKAN KALIMAT DALAM
BENTUK PERFEKT PADA KARANGAN NARASI MAHASISWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman
Oleh:
ERISTI MANTIKA ANANDAI 0801231
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
ANALISIS KESALAHAN PEMBENTUKAN
KALIMAT DALAM BENTUK PERFEKT
PADA KARANGAN NARASI
MAHASISWA
Oleh
Eristi Mantika Anandai
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Eristi Mantika Anandai 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ERISTI MANTIKA ANANDAI
ANALISIS KESALAHAN PEMBENTUKAN KALIMAT DALAM BENTUK PERFEKT PADA KARANGAN NARASI MAHASISWA
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Dr. H. Azis Mahfuddin, M.Pd. NIP. 195206071976031003
Pembimbing II,
Dra. Hj. Nining Warningsih, M.Pd. NIP. 196107211988032002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, FPBS UPI
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Eristi Mantika Anandai. 2012. Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat dalam Bentuk Perfekt pada Karangan Narasi Mahasiswa. Bandung. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. FPBS. UPI.
Dalam bahasa Jerman dikenal enam jenis sistem kala. Salah satunya yaitu bentuk kala lampau yang terdiri dari Perfekt, Präteritum, dan Plusquamperfekt. Kalimat bentuk
Perfekt adalah kalimat yang digunakan untuk menceritakan kejadian yang telah lalu
dan ditandai dengan adanya perubahan verba. Hal tersebut tidak dikenal dalam tatabahasa Indonesia, sehingga diduga dapat menimbulkan kesulitan bagi pembelajar bahasa Jerman. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang kesalahan pembentukan kalimat bentuk Perfekt pada karangan narasi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan dan faktor-faktor penyebab kesalahan dalam pembentukan kalimat bentuk Perfekt pada karangan narasi mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, dengan instrumen tes tertulis dan angket. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester III tahun ajaran 2012/2013 jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI. Sampel pada penelitian ini sebanyak 25 mahasiswa. Dari hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa masih terdapat kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa pada pembentukan kalimat Perfekt. Berdasarkan hasil tes, dari 287 kalimat yang ditulis dalam bentuk Perfekt, ditemukan sebanyak 98 kesalahan dengan rincian kesalahan menentukan Hilfsverb sebanyak 32 kesalahan (32,65%); terdapatnya kalimat yang tidak menggunakan bentuk Perfekt sebanyak 23 kesalahan (23,47%); kesalahan menentukan Partizip II dari verba utama sebanyak 15 kesalahan (15,30%); terdapatnya kalimat yang kurang jelas sebanyak 11 kesalahan (11,22%), terdapatnya kalimat bentuk Perfekt tanpa Hilfsverb sebanyak 9 kesalahan (9,18%) dan kesalahan dalam bentuk Perfekt yang lainnya sebanyak 8 (8,16%). Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data dapat disimpulkan bahwa, kesalahan yang dilakukan mahasiswa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya kurangnya ketelitian mahasiswa dalam menulis, kurangnya berlatih materi Perfekt dari buku-buku lain selain buku pegangan, kurangnya waktu berlatih materi Perfekt. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan agar mahasiswa lebih teliti dan lebih sering berlatih membuat kalimat bentuk Perfekt. Selain itu mahasiswa hendaknya menghafalkan verba sekaligus dengan bentuk
Partizip II -nya. Akan lebih baik jika mahasiswa memiliki sebuah buku harian untuk
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAKT
Eristi Mantika Anandai. 2012. Fehleranalyse bei der Bildung des Perfekts in Aufsätzen der Studenten. Bandung. Zulassungsarbeit. Deutschabteilung. FPBS. UPI.
Im Deutschen kennt man sechs Zeitformen. Eine davon ist die Vergangenheitform, nähmlich das Perfekt, das Präteritum und das Plusquamperfekt. Das Perfekt ist eine Zeitform des Verbums, die ein vergangenes Geschehen bezeichnet. Dies kennt man im Indonesischen nicht, deshalb könnte es Deutschstudierenden Schwierigkeiten bereiten. Aus diesem Grund interessiert sich die Verfasserin, eine Untersuchung über Fehleranalyse bei der Bildung des Perfekts in Aufsätzen der Studenten zu machen. Die Ziele dieser Untersuchung sind, die Arten der Fehler zu beschreiben und deren Ursachen herauszufinden. In dieser Untersuchung wurde die deskriptiv-analytische Methode verwendet. Das Instrument dieser Untersuchung besteht aus einem schriftlichen Test und einer Umfrage. Die Population dieser Untersuchung waren Studenten im 3. Semester der Deutschabteilung der FPBS UPI Bandung vom Studienjahr 2012/2013. Als Probanden der Untersuchung waren 25 Studenten. Das Ergebniss der Datenanalyse zeigt, dass die Studenten noch Fehler bei der Bildung des Perfekts gemacht haben. Von 287 Sätzen im Perfekt wurden 98 Fehler gefunden und zwar: unpassendes Hilfsverb 32 Fehler (32,65%); falsche Zeitform 23 Fehler (23,47%); bei der Bildung von Partizip II 15 Fehler (15,30%); bei der Bildung von Sätzen 11 Fehler (11,22%); ohne Hilfsverb 9 Fehler (9,18%) und sonstige 8 Fehler (8,16%). Die gemachten Fehler werden durch einige Faktoren verursacht, nämlich: Die Studenten lesen und machen die Aufgaben nicht sorgfältig, sie haben sich nicht bemüht und nicht viel Zeit genommen, Übungen zum Perfekt aus anderen Büchern zu machen. Aus den oben genannten Ergebnissen wird vorgeschlagen, dass die
Studenten sorgfältiger und mehr Übungen zum Perfekt machen. Auβerdem sollten die
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRAKT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI A. Analisis Kesalahan 1. Hakikat Kesalahan Berbahasa ... 7
2. Analisis Kesalahan ... 12
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Menulis
1. Pengertian Menulis ... 20
2. Tujuan dan Manfaat Menulis ... 21
3. Karangan Narasi ... 24
C. Perfekt 1. Pengertian dan Penggunaan bantuk Perfekt ... 26
2. Pembentukan Perfekt ... 27
D. Kerangka Berpikir ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 38
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi ... 38
2. Sampel ... 38
C. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu ... 39
2. Tempat ... 39
D. Instrumen Penelitian ... 39
E. Langkah-langkah Penelitian ... 40
BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Hasil Tes Pembentukan Kalimat dalam Bentuk Perfekt ... 42
2. Deskripsi Hasil Angket ... 54
B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Analisis Faktor Penyebabnya ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 71
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 76
1
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar bahasa tidak hanya mempelajari kosakata, tapi juga
mempelajari struktur dan tatabahasa. Kumpulan kata tanpa struktur dan
tatabahasa yang baik dan benar membuat kata-kata yang telah terangkai
menjadi tidak memiliki makna. Oleh karena itu, dalam mempelajari suatu
bahasa, tatabahasa dari bahasa tersebut perlu dipelajari dan dikuasai, begitu
pula dalam mempelajari bahasa Jerman.
Tatabahasa bahasa Jerman memiliki perbedaan dengan bahasa
Indonesia sebagai bahasa ibu. Hal ini menimbulkan kesulitan bagi pembelajar
bahasa Jerman sehingga mereka melakukan kesalahan-kesalahan. Salah satu
perbedaan itu terletak pada penggunaan verba. Verba dalam bahasa Jerman
mengalami konjugasi (Verb konjugation), yakni perubahan sesuai subjek atau
pelaku, jumlah, dan sistem kala (Zeitform) yang digunakan dalam kalimat.
Dalam bahasa Jerman dikenal enam jenis kala, yakni bentuk yang
menunjukkan kala sekarang atau Präsens; bentuk yang menunjukkan kala
lampau atau disebut Vergangenheit yang terdiri dari bentuk Perfekt,
Präteritum dan Plusquamperfekt; dan bentuk yang menunjukkan kejadian
yang akan datang, terdiri dari bentuk Futur I dan Futur II dan karena adanya
2
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Contoh :
1a. Heute gehe ich in die Schule. (Präsens) ‘Hari ini saya pergi ke sekolah.’
2a. Gestern bin ich in die Schule gegangen. (Perfekt) ‘Kemarin saya pergi ke sekolah.’
Pada contoh kalimat 1a. kejadian berlangsung pada waktu ‘hari ini’
ditunjukkan dengan kata ‘heute’ sehingga dalam kalimat tersebut digunakan verba
‘gehen’ dalam bentuk Präsens. Sedangkan pada contoh 2a. kejadian berlangsung
di kala lampau ditunjukkan dengan keterangan ‘gestern’ yaitu ‘kemarin’ sehingga
dalam kalimat tersebut verba ‘gehen’ berubah menjadi ‘bin + gegangen’ dalam
bentuk Perfekt. Meskipun jika dalam contoh 2a. tidak dicantumkan adverbia
‘gestern’ sebagai keterangan waktu, pembaca tetap dapat mengetahui bahwa
kejadian dalam kalimat tersebut sudah berlalu. Berbeda halnya dalam bahasa
Indonesia yang keterangan waktunya harus dicantumkan secara eksplisit dan jelas
karena verba ‘pergi’ yang digunakan dalam contoh 1a. dan 2a. tidak mengalami
perubahan baik dalam kejadian yang sedang berlangsung maupun kejadian yang
sudah berlalu.
Perbedaan lain dalam membentuk kalimat dalam bahasa Jerman
berdasarkan sistem kala (Zeitform) dapat dilihat dalam contoh berikut :
1b.Jetzt kaufe ich eine neue Novelle. (Präsens) ‘Sekarang saya membeli sebuah novel baru.’
2b. Letzte Woche habe ich eine neue Novelle gekauft. (Perfekt)
3
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Seperti tampak pada contoh sebelumnya dalam kalimat 1a. dan 2a.
verba ‘pergi’ dalam bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan. Begitu pula
dalam contoh 1b. dan 2b. verba ‘membeli’ dalam bahasa Indonesia juga tidak
mengalami perubahan. Lain halnya dengan verba ‘kaufen’ dalam bahasa
Jerman yang mengalami perubahan bentuk. Dalam contoh 1b. verba ‘kaufen’
menandakan kalimat bentuk Präsens dan dalam contoh 2b. verba ‘kaufen’
berubah menjadi ‘habe + gekauft’ dalam kalimat bentuk Perfekt yang
menandakan kejadian dalam kalimat tersebut sudah berlalu dengan keterangan
waktu ‘letzte Woche’.
Dalam contoh 1a. dan 2a. juga 1b. dan 2b. tampak ada perbedaan
pembentukan verba pada kata ‘gehen’ dan ‘kaufen’ dalam kalimat bentuk
Perfekt. Verba ‘gehen’ dalam contoh 1a. untuk kala Perfekt bentuknya
berubah menjadi ‘bin + gegangen’ dalam contoh 2a (verba bantu (Hilflsverb)
sein + Partizip II). Sedangkan verba ‘kaufen’ dalam contoh 1b. untuk kala
Perfekt bentuknya berubah menjadi ‘habe + gekauft’ dalam contoh 2b. (verba
bantu (Hilflsverb) haben + Partizip II).
Dari contoh di atas tampak ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam membentuk kalimat bentuk Perfekt. Pertama pembelajar harus dapat
menentukan verba bantu ‘sein’ atau ‘haben’ untuk verba yang digunakan
dalam kalimat, selain itu pembelajar harus hafal bentuk Partizip II dari verba
tersebut. Hal ini diduga merupakan salah satu kesulitan mahasiswa dalam
4
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul:
ANALISIS KESALAHAN PEMBENTUKAN KALIMAT
DALAM BENTUK PERFEKT PADA KARANGAN NARASI
MAHASISWA.
B. Identifikasi Masalah
Mengacu pada latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang berhubungan dengan penelitian ini, yakni:
1. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam membentuk kalimat bahasa
Jerman dalam bentuk Perfekt?
2. Apa saja kesulitan yang dimiliki mahasiswa dalam membentuk kalimat
bahasa Jerman dalam bentuk Perfekt?
3. Apakah kesalahan tersebut disebabkan karena konjugasi verba bentuk
yang tidak tepat?
4. Adakah kesalahan dalam menentukan ‘haben’ atau ‘sein’ dalam membuat
kalimat bentuk Perfekt ?
5. Adakah kesalahan dalam membentuk Partizip II dari suatu verba dalam
membuat kalimat bentuk Perfekt ?
6. Bagaimana gambaran karangan narasi mahasiswa yang menggunakan
5
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Batasan Masalah
Dikarenakan keterbatasan waktu dan kemampuan, maka dalam
penulisan ini permasalahan dibatasi pada jenis-jenis kesalahan yang dilakukan
mahasiswa dalam pembentukan kalimat Perfekt dalam karangan narasi dan
faktor penyebab kesalahan tersebut dengan tujuan agar pembahasan penelitian
ini tidak terlalu meluas dan pembahasan ini lebih terarah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
diuraikan, maka rumusan masalah yang diteliti yakni :
1. Kesalahan-kesalahan apa yang dibuat oleh mahasiswa dalam membentuk
kalimat bentuk Perfekt pada karangan narasi ?
2. Faktor-faktor apa saja yang membuat mahasiswa melakukan kesalahan
dalam membentuk kalimat bentuk Perfekt pada karangan narasi ?
E. Tujuan Penelitian
Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
yaitu :
1. Untuk mengetahui kesalahan-kesalahan apa saja yang dibuat oleh
mahasiswa dalam membentuk kalimat bentuk Perfekt pada karangan
narasi.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat mahasiswa
melakukan kesalahan dalam membentuk kalimat bentuk Perfekt pada
6
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian, penulis berharap ada manfaat dari hasil
yang didapat baik untuk penulis maupun pelaku pendidikan yang lain.
Beberapa manfaat yang diharapkan penulis antara lain :
1. Bagi pembelajar, dapat mengetahui kemampuannya sebagai mahasiswa
dalam membentuk kalimat dalam bentuk Perfekt dalam karangan narasi.
2. Bagi pengajar, diharapkan pengajar dapat memperoleh gambaran tentang
tingkat penguasaan mahasiswa dalam membentuk verba pada kalimat
dalam bentuk Perfekt sehingga dapat mengetahui faktor apa saja yang
menyebabkan mahasiswa sulit membentuk kalimat dalam bentuk Perfekt.
3. Untuk penulis, dapat lebih memahami dan mendalami pengetahuan
tentang materi Perfekt, sehingga dapat berbagi ilmu bersama pembelajar
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif dengan menggunakan tes tertulis dan angket dengan tujuan untuk
mengetahui gambaran tentang tingkat kemampuan, jenis-jenis kesalahan dan
faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan yang dilakukan mahasiswa, terutama
kesalahan pembentukan kalimat dalam bentuk Perfekt dalam karangan narasi
mahasiswa.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester III tahun ajaran
2012-2013 Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan
Seni, Universitas Pendidikan Indonesia yang telah mempelajari Grammatik
mengenai pembentukkan kalimat dalam bentuk Perfekt.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester III tahun ajaran
2012/2013 Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan
Seni, Universitas Pendidikan Indonesia yang berjumlah 25 orang. Pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sample. Teknik
39
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
anggota populasi tertentu, dengan pertimbangan bahwa anggota populasi tersebut
sudah mempelajari Grammatik mengenai pembentukkan kalimat dalam bentuk
Perfekt.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil, yaitu semester III tahun
ajaran 2012/2013.
2. Tempat
Tempat diadakannya penelitian ini adalah Jurusan Pendidikan Bahasa
Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Indonesia.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes tertulis dan
angket. Tes tertulis yang dimaksud dalam penelitian ini berupa kegiatan menulis
karangan dengan tema tentang ‘Reisen’. Mahasiswa dituntut untuk menulis
sebuah karangan tentang tema tersebut dengan menggunakan kalimat bentuk
Perfekt. Tes uraian bebas terbatas ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa
untuk mengungkapkan ide dan gagasannya ke dalam sebuah tulisan secara terarah
dan terpimpin agar hasil tulisan tidak melebar keluar dari tema. Pada saat menulis
karangan, ada beberapa poin yang harus dipenuhi mahasiswa. Tes ini sebagai alat
ukur sejauh mana kemampuan mahasiswa dalam membentuk kalimat dalam
40
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Instrumen kedua dalam penelitian ini adalah angket. Angket digunakan
sebagai data pendukung untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesalahan yang
dilakukan oleh mahasiswa dan berjumlah 20 pernyatan. Setiap pernyataan
diberikan 5 pilihan jawaban, yakni yang dikategorikan ‘SS’, ‘S’, ‘RG’, ‘TS’,
‘STS’. Untuk penilaian positif, pilihan’SS’ mendapat skor 5, ‘S’ mendapat skor 4,
‘RG’ mendapat skor 3, ‘TS’ mendapat skor 2, dan ‘STS’ mendapat skor 1. Untuk
penilaian negatif, pilihan’SS’ mendapat skor 1, ‘S’ mendapat skor 2, ‘RG’
mendapat skor 3, ‘TS’ mendapat skor 4, dan ‘STS’ mendapat skor 5. Untuk
menghitung dan mengukur nilai rata-rata pada setiap pernyataan digunakan skala
Likert (Sugiyono, 2012:93).
Skala Likert digunakan untuk menghitung nilai rata-rata dengan ketentuan
sebagai berikut :
1. Jumlah skor ideal untuk setiap pernyataan adalah : 5 x 25 = 125
2. Jumlah skor terendah untuk setiap penyataan adalah : 1 x 25 = 25
3. Tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan didapat dengan rumus :
P = � ℎ � � �
� ℎ � � � 100%
4. Setiap pernyataan positif ataupun negatif diberi skor 1 sampai dengan 5
E. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
41
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam tahap pesiapan ini penulis melakukan konsultasi dengan dosen
pembimbing, pengajuan proposal penelitian, melakukan studi kepustakaan,
mencari buku sumber, mengumpulkan teori-teori yang berkalitan dengan tema
penelitian, dan merumuskan instrumen penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah pengambilan dan
pengumpulan data yang akan dianalisis. Data tersebut merupakan hasil
menulis mahasiswa dalam membuat sebuah karangan narasi dengan tema
yang telah ditentukan.
3. Tahap analisis data
Proses penganalisasan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut :
a. mengidentifikasi kesalahan
b. mengklasifikasi kesalahan
c. menginterpretasi kesalahan
d. mengoreksi dan menilai kesalahan
4. Tahap akhir
Dalam tahap ini dilakukan penyusunan laporan skripsi berdasarkan data
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data mengenai kesalahan pembentukan kalimat
dalam bentuk Perfekt dalam karangan narasi mahasiswa semester 3 yang
mengikuti tes, hasil tes menunjukkan terdapat 287 kalimat Perfekt yang dibuat
mahasiswa. Dari total kalimat bentuk Perfekt yang dibuat mahasiswa, terdapat 98
kesalahan dalam membentuk kalimat Perfekt. Kemudian ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Jumlah total kesalahan pembentukan kalimat bentuk Perfekt yang ditemukan
dari hasil tes adalah sebanyak 98 kesalahan. Kesalahan terbanyak pertama
adalah kesalahan menentukan Hilfsverb dalam kalimat bentuk Perfekt
sebanyak 32 kesalahan atau sebesar 32,65%. Kemudian kesalahan terbanyak
kedua adalah masih terdapatnya kalimat yang tidak menggunakan bentuk
Perfekt sebanyak 23 kesalahan atau 23,47%. Selanjutnya kesalahan terbanyak
di urutan ketiga adalah kesalahan dalam menentukan Partizip II dari verba
utama sebanyak 15 kesalahan atau sebesar 15,30%. Lalu kesalahan terbanyak
keempat adalah terdapatnya kalimat dengan makna yang tidak jelas sebanyak
11 kesalahan atau sebesar 11,22%. Urutan selanjutnya adalah kesalahan di
mana di dalam kalimat tanpa menggunakan Hilfsverb pada kalimat bentuk
72
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesalahan pada kalimat yang menggunakan verba utama lebih dari satu dan
dinyatakan salah secara Grammatik bahasa Jerman, kesalahan penempatan
posisi Partizip II dalam kalimat bentuk Perfekt, kesalahan dalam
mengonjugasikan verba bantu, dan kesalahan dalam kalimat Perfekt yang
menggunakan Modalverben yang dikelompokkan ke dalam kategori kesalahan
lainnya dalam bentuk Perfekt sebanyak 8 atau 8,16%.
2. Mengacu pada hasil angket, kesalahan mahasiswa pada umumnya disebabkan
oleh faktor kompetensi mahasiswa pada pembentukan kalimat dalam bentuk
Perfekt. Faktor kesalahan tersebut diantaranya karena beberapa mahasiswa
masih mengalami kesulitan dalam menentukan Hilfsverb dalam kalimat
bentuk Perfekt. Jika dilihat dari hasil jawaban responden, dapat diketahui
bahwa dari segi perkuliahan, dosen telah memberikan penjelasan dan latihan
tentang materi Perfekt, namun masih dirasa kurang. Selain itu usaha
mahasiswa dalam mempelajari materi Perfekt pun dinilai cukup namun belum
maksimal, karena hanya mengandalkan latihan materi Perfekt yang diberikan
dosen di kelas dan tidak berusaha mencari sumber buku lain sebagai bahan
belajar. Selain itu kurangnya waktu khusus untuk berlatih sendiri tentang
materi Perfekt juga merupakan bukti kurangnya usaha mahasiswa dalam
mempelajari materi Perfekt.
3. Berdasarkan hasil angket diperoleh nilai rata-rata skor angket sebesar 69,36
73
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58% dan nilai tertinggi hasil perhitungan prosentase sebesar 83%. Hasil
tersebut berada pada kategori cukup.
B. Saran
Mengacu pada hasil penelitian, maka diajukan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Agar kemampuan penguasaan mahasiswa semester 3 terhadap materi Perfekt
semakin baik, maka disarankan kepada mahasiswa ketika menemukan verba
baru, hendaknya langsung dicari bentuk Perfekt –nya untuk dihafalkan.
2. Selain itu, disarankan agar mahasiswa lebih banyak menggunakan kalimat
bentuk Perfekt dalam menceritakan kegiatan yang sudah berlalu baik secara
lisan maupun tulisan, misalnya dengan membuat buku harian. Dalam buku
harian tersebut diceritakan kegiatan yang telah dilakukan mahasiswa setiap
harinya dan ditulis dalam kalimat bentuk Perfekt. Hal ini dilakukan agar
kemampuan mahasiswa dalam membentuk kalimat dalam bentuk Perfekt
lebih baik lagi, terutama dalam menentukan penggunaan Hilfsverb dan bentuk
74
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Bartelsmann Lexicon Verlag Gmbh. (1997). Wahrig Deutsches Wörterbuch. Gütersloch.
__________________. (2009). DUDEN 4 Die Grammatik. Manheim: Dudenverlag.
__________________. (2010). DUDEN 10 Das Bedeutungswörterbuch. Manheim: Dudenverlag.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Dewan Direksi Ensiklopedi Kebahasaan Indonesia. (2009). Ensiklopedi
Kebahasaan Indonesia jilid 1 A-E. Bandung: Angkasa.
Engel, Ulrich. (2009). Deutsche Grammatik–Neuarbeitung. München :
IUDICIUM.
Fleer, Sarah. (2008). Kurzgrammatik Deutsch. Berlin&München: Langenscheidt KG.
http://gemasastrin.wordpress.com/2009/06/14/analisis-kesalahan-berbahasa/
(04 September 2012)
http://mein-deutschbuch.de/grammatik/verben/zeitformen.pdf (12 Januari 2013)
http://pembelajaranmenulis.blogspot.com/ (04 Agustus 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan (01 November 2012)
http://de.wikipedia.org/wiki/Perfekt (24 juni 2012)
Helbig dan Buscha. (2001). Deutsche Grammatik. Berlin : Langenscheidt.
Hufeisen, B. dan Neuner, G (1999). Angewandte Linguistik für den deutschen
Grammatik. Ismaining: Max Hueber Verlag.
Kast, Bernd. (1999). Fertigkeit Schreiben. München: Langenscheidt
75
Eristi Mantika Anandai, 2013
Analisis Kesalahan Pembentukan Kalimat Dalam Bentuk Perfekt Pada Karangan Narasi Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kleppin, Karin. (2002). Fehler und Fehlerkorrektur. Berlin&München: Langenscheidt.
Kuswandi, Dara Rizki. (2008). Analisis Kesalahan Pembentukan Präteritum. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Nurudin. (2010). Dasar-dasar Penulisan, Malang: UMM Press.
Nurgiantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.
Parera, Jos Daniel. (1993). Linguistik Edukasional. Jakarta: Erlangga.
Reimann, Monika. (2010). Kurz gut deutsch. Ismaining : Hueber Verlag.
Schmitt, Dreyer. (2000). Lehr- und Übungsbuch der deutschen Grammatik. Ismaining: Max Hueber Verlag.
Sunandar, Aris. (2008). Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Kerja Trennbar
dan Untrennbar Dalam Kalimat Dalam Bentuk Partizip Perfekt. Skripsi
Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sugiyono (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, Henry Guntur. (1987). Menulis sebagai keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (2011). Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.