• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sdn 016 Simpang Poros Kecamatan Rimba Melintang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (Nht) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV Sdn 016 Simpang Poros Kecamatan Rimba Melintang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

KELAS IV SDN 016 SIMPANG POROS

KECAMATAN RIMBA MELINTANG

Sri Mulyanti, Zariul Antosa, Damanhuri Daud

Srimulyanti@gmail.com, Antosazariul@gmail.com, Damanhuri Daud @rocket mail. com Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Universitas Riau

Abstract : The study design was a classroom action research (CAR). research was conducted in two cycles of four meetings and two replications of material daily. background of the problem in this study is the low student learning outcomes fourth grade intersections shaft 016 countries with an average value of 69.5% of 20 students reached the KKM beelom as many as 13 people (65%). KKM while reaching only 7 people (70%). formulation of the problem in this research "is research cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT) can improve the learning outcomes of students social studies student learning outcomes through the implementation of IPS cooperatif learning model types Numbered Heads Together (NHT) class IV 016 public primary axis intersection. The experiment was conducted in the second semester of the school year in March 2014 2013/2014 subjects were fourth grade students of SD Negeri Simpang shaft 016 by the number of students 20 people, consisting of 11 boys and 9 girls. Data collection instrument in this study is the observation sheet and the teacher and the student achievement test. Once implemented cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT). Based on these results it can be concluded that the application of cooperative learning model Numbered Heads Together (NHT) can improve student learning outcomes fourth grade public school districts 016 spindle Simpang Rimba Rokan Hilir Transversefourth grade Simpang 016 shaft country?". purpose of this study to improve.

Key words: Cooperative learning model type Numbered Heads Together (NHT) development of communication technology, learning outcomes ips.

(2)

2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA

KELAS IV SDN 016 SIMPANG POROS

KECAMATAN RIMBA MELINTANG

Sri Mulyanti, Zariul Antosa, Damanhuri Daud

Srimulyanti@gmail.com, Antosazariul@gmail.com, Damanhuri Daud @rocket mail. com Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP

Universitas Riau

Abstrak : Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilakukan dalam dua siklus yaitu empat kali pertemuan materi dan dua kali ulangan harian. Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 016 Simpang Poros dengan nilai rata-rata 69,5%, dari 20 siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 13 orang (65%). Sedangkan yang mencapai KKM hanya 7 orang (70%). Rumusan masalah dalam penelitian ini “Apakah penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered heads together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 016 Simpang Poros ?”. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered heads Together (NHT) di kelas IV SD Negeri 016 Simpang Poros. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 pada bulan Maret 2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 016 Simpang Poros dengan jumlah siswa 20 orang, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar observasi guru dan siswa serta tes hasil belajar. Setelah diterapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT). Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 016 Simpang Poros Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir.

Kata Kunci : Model Pebelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Perkembangan Teknolodi Komunikasi Hasil Belajar IPS.

(3)

3 PENDAHULUAN

Rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS juga dapat dilihat dari hasil ulangan harian di setiap pembelajaran. Dari soal-soal yang diberikan oleh guru, terlihat masih banyak siswa yang belum mampu mengembangkan jawaban dengan baik, bahkan ada siswa yang berkomentar bahwa jawaban dari soal-soal yang diberikan oleh guru tidak ada dalam buku, pada hal evaluasi belajar yang dilakukan bersifat open book. Dari 20 siswa kelas IV, hanya mencapai 35% (7 siswa) yang mampu mencapai hasil belajar diatas 70, sedangkan siswa yang mencapai 65% (13) sedangkan nilai rata-rata dari 20 siswa 62 sebagai kriteria ketuntasan menimal (KKM) pada mata pelajaran IPS. Dengan nilai rata-rata = 69,5.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi dalam selama proses pembelajaran IPS dan fakta hasil belajar siswa pada siswa di kelas IV di SD Negeri 016 Simpang Poros, hal ini terlihat pada gejala yang muncul pada sikap siswa antaranya:

1. Siswa tidak aktif dalam pembelajaran 2. Pembelajaran berpusat pada guru.

3. Siswa tidak memahami informasi yang disampaikan. 4. Jumlah buku sumber terbatas

5. Tidak semua siswa mempunyai buku sumber 6. Rendahnya kerja sama antar siswa

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat diketahui bahwa pencapaian hasil belajar membuat peneliti cukup khawatir. Sebagai guru kelas, peneliti juga telah berupaya melakukan refleksi diri atas kekurangan-kekurangannya dalam pengelolaan pembelajaran IPS dan berfikir bahwa perlu penerapan model dan penggunaan media pembelajaran yang lebih menarik bagi siswa agar mereka dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Oleh karena itu peneliti akan memperbaharui pembelajaran dengan menerapkan sebuah model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa yakni metode active learning, artinya penerapan metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada.

Rendahnya hasil belajar siswa kelas IV dalam pembelajaran IPS inilah yang melatar belakangi peneliti melaksanakan perbaikan dan bermaksud untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.Seiring dengan perbaikan pembelajaran yang dilakukan, peneliti memilih penerapan model pembelajaran dengan tujuan untuk menarik perhatian siswa pada pelajaran IPS.

Merujuk pada model pembelajaran yang menarik dan dapat mengaktifkan siswa, maka peneliti memilih model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT). Belajar dengan menggunakan model pembelajaran ini menimbulkan suasana belajar yang saling mengisi dari segi pengetahuan dan keahlian serta siswa yang percaya diri tentunya akan mendapat kebutuhan intelektual, social dan emosi.

(4)

4

Atas dasar kelebihan dan manfaat dalam model pembelajaran kooperatif, maka dalam penelitian ini peneliti memilih menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), dimana siswa bekerja sama dalam satu kelompok kecil yang heterogen baik secara akademik, jenis kelamin maupun sosial untuk menyelesaikan tugas-tugas akademik.

Dari latar belakang dan fenomena di atas, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) diharapkan dapat membantu guru mengaitkan materi yang akan diajarkan dengan pengalaman siswa dan melibatkan siswa secara aktif, serta belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekan-rekan kelompoknya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Dalam penelitian ini peneliti meneliti satu hal yang mendasar dari siswa, yakni hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini peneliti wujudkan dalam sebuah penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 016 Simpang Poros, Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir.

Sehingga rumusan masalah penelitian ini adalah ”Apakah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri 016 Simpang Poros, Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir?”. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 016 Simpang Poros Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 016 Simpang Poros, Kecamatan Rimba Melintang Kabupaten Rokan Hilir di kelas IV semester genap tahun pelajaran 2013/ 2014. Waktu penelitian direncanakan pada bulan Maret 2014. Subjek penelitian siswa kelas IV SDN 016 sebanyak 20 orang yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus yaitu empat kali pertemuan materi dan dua kali ulangan harian.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data tentang aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT). Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi dan teknik tes. Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas guru dan data aktivitas siswa. Sedangkan teknik tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPS.

Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SDN 016 Simpang Poros semester 2 menggunakan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) yang sebelumnya telah diambil data awal sampai penilaian keterampilan siklus II.

Penelitian ini dilaksanakan dua tahap kegiatan, yaitu tahap pertama data awal pada tanggal 31 Maret 2014 kemudian, pelaksanaan proses pembelajaran

(5)

5

tentang Perkembangan Teknologi Komunikasi Zaman Dahulu menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dilaksanakan empat kali pertemuan, yaitu tanggal 3 April 2014 sampai tanggal 7 April 2014. Kemudian untuk mengetahui hasil pelajaran IPS yang telah di demonstrasikan sesuai dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) digunakan lembar penilaian proses dan hasil pelajaran IPS yang dilakukan setiap akhir pertemuan siklus I dan siklus II yaitu pada tanggal 10 April 2014.

Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT), maka data yang dianalisis meliputi:

a. Aktivitas guru dan siswa

Aktivitas guru dan siswa dapat diukur dari lembar observasi guru dan siswa dan diolah menggunakan rumus:

Konversi nilai = (Purwanto, 2011: 81) b. Hasil Belajar S = (Purwanto, 2008: 112) Keterangan:

S = nilai yang diperoleh

R = Jumlah skor dari item yang dijawab benar N = Skor maksimum tes

Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus berikut:

Keterangan: X¯ = Mean ∑Xi = Jumlah nilai N = Jumlah siswa

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Kriteria ketuntasan minimal IPS yang ditetapkan di SD Negeri 016 Simpang Poros adalah 70. Untuk mengetahui nilai ketuntasan maka dapat dilihat pada pencapaian hasil belajar siswa dalam ulangan harian pada setiap siklus. Lebih lanjut peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dengan menggunakan rumus sevagai berikut:

P =

(Aqib, 2008: 53) Keterangan:

P = Peningkatan hasil belajar Post rate = Nilai setelah diberi tindakan

(6)

6 Base rate = Nilai sebelum tindakan

Tabel

Perhitungan Skor Perkembangan

Skor kuis Poin kemajuan

Lebih dari sepuluh poin di bawah skor awal 5

10-1 poin dibawah skor awal 10

Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal 20 Kertas jawaban sempurna (terlepas dari skor awal) 30

Menghitung Skor Kelompok

Skor kelompok dihitung berdasarkan rata-rata nilai perkembangan disumbangkan anggota kelompok.Slavin (2009:169) membuat kriteria sebagai berikut:

Tabel

Prediket Penghargaan Kelompok

Kriteria (rata-rata Tim) Penghargaan

5 ≤ × ≤ 14 Tim Baik

15 ≤ × ≤ 24 Tim Sangat Hebat

25 ≤ × ≤ 30 Tim Super

Slavin (2009:160) mengemukakan bahwa guru boleh mengubah kriteria pembagian penghargaan kelompok.jika x adalah rata-rata nilai perkembangan,maka penelitian ini guru menggunakan bentuk kriteria pembagian penghargaan kelompok sebagai berikut:

1. Kelompok dengan rata-rata skor 5 ≤ × ≤ 14 sebagai kelompok baik 2. Kelompok dengan rata-rata skor 15 ≤ × ≤ 24 sebagai kelompok hebat 3. Kelompok dengan rata-rata skor 25 ≤ × ≤ 30 sebagai kelompok super

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan tindakan penelitian dilakukan dua siklus masing masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Adapun pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tindakan Siklus I

Perencanaan

Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, siklus pertama terdiri dari dua kali penyampaian materi dan satu kali evaluasi. Pada siklus kedua juga terdiri dari dua kali penyampaian materi dan satu kali evaluasi. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru dan guru kelas bertindak sebagai pelaksana penelitian dan guru kelas bertindak sebagai pengamat atau observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran selama peneliti melakukan kegiatan pembelajaran. Pada setiap akhir pembelajaran selama peneliti melakukan kegiatan pembelajaran. Pada setiap akhir pembelajaran untuk satu kali pertemuan,

(7)

7

peneliti dan pengamat berdiskusi tentang kekurangan dan kelebihan yang terdapat dalam proses pembelajaran sebagai acuan dalam merencanakan tindakan untuk pertemuan selanjutnya. Diakhir siklus pertama dilakukan refleksi yang bertujuan untuk perbaikan sampai terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran.

Pertemuan Pertama

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru berpedoman pada RPP yang telah dibuat. Pada awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, menyiapkan siswa dan mengabsen kehadiran siswa. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang pengertian Perkembangan Teknologi Komunikasi Zaman Dahulu.

Pengamatan aktivitas guru

Pengamatan aktivitas guru dilakukan oleh guru kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Observer duduk di bangku paling belakang dan mengamati aktivitas guru sampai pembelajaran selesai. Observer mengamati aktivitas guru yang dilakukan peneliti dengan mengisi lembar observasi aktivitas guru (lampiran H1). Skor yang menjadi acuan observasi untuk semua kegiatan terdapat pada kriteria penilaian aktivitas guru yang telah disiapkan sebelumnya.

Pengamatan aktivitas siswa

Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh guru kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Observer duduk di belakang siswa dan mengamati aktivitas siswa sampai pembelajaran selesai. Observer mengamati aktivitas siswa yang dilakukan peneliti dengan mengisi lembar observasi aktivitas siswa (lampiran I1). Skor yang menjadi acuan observasi untuk semua kegiatan terdapat pada kriteria penilaian aktivitas siswa yang telah disiapkan sebelumnya

2. Pertemuan Kedua

Tahap pelaksanaan tindakan kelas berisikan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam proses pembelajaran di kelas. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 3 April 2014 selama 2 jam pelajaran (2x35 menit), jam pelajaran terakhir dengan materi pelajaran melakukan Perkembangan Teknologi Komunikasi Saat Ini. Penyajian materi dilaksanakan oleh peneliti di kelas 1V SD dengan jumlah siswa 20 orang (hadir semua).

Refleksi Siklus II

Setelah dilakukan diskusi antara peneliti dan observer pada siklus II yang dilakukan selama tiga kali pertemuan, aktivitas siswa dan guru sudah lebih baik dari kegiatan yang dilakukan pada siklus I, begitu juga dengan hasil evaluasi siswa sudah lebih baik dari pada sebelumnya. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan kegiatan yang direncanakan peneliti, peneliti telah mampu mempergunakan waktu dengan baik, menguasai kelas, dalam diskusi kelompok siswa sudah bisa bekerjasama dan tidak ribut dan tidak mengerjakan pekerjaan lain

Analisis Deskriptif Hasil Belajar IPS

Data hasil observasi siklus I dan siklus II tentang aktivitas guru, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

(8)

8 Tabel 4.3

Analisis Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I dan II Selama Proses Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT)

No Aspek yang Diambil

Siklus1 Siklus II Pertemuan Ke Pertemuan ke 1 11 IV V Jumlah Skor 15 19 22 23 Rata-rata (dibagi 6) 2,5 3,16 3,66 3.38 Persentase(%) 62,5 79,16 91,66 95,83 Dari tabel diatas terlihat bahwa secara umum aktivitas guru di siklus 1 dan II mengalami peningkatan. Dari skor, terlihat pada pertemuan pertama jumlah skor sebesar 15, pada pertemuan kedua 19, pada pertemuan keempat 22 dan pertemuan kelima 23. Peningkatan jumlah skor pertemuan adalah dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua sebesar 4, dari pertemuan kedua ke pertemuan ketiga sebesar 2, dari pertemuan keempat ke pertemuan kelima sebesar 1.

Dari rata-rata terlihat pada pertemuan pertama 2,5 pada pertemuan kedua 3,16 pada pertemuan keempat 3,66 dan pertemuan kelima 3,83. Dari tabel 4.4. Disimpulkan bahwa observasi aktivitas guru dari siklus 1 ke siklus II meningkat. Peningkatan aktivitas guru ini juga dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Siklus I Siklus II 62.5 79.16 91.66 95.83 Series1 Series2

(9)

9 Tabel 4.4

Analisis lembar pengamatan siswa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

Pembelajaran IPS pada siklus 1 dan II No Aspek yang Diobservasi Siklus1 Siklus II Pertemuan Ke Pertemuan ke I II IV V 1 Jumlah Skor 18 20 21 22 2 Rata-rata (dibagi 6) 3,0 3,3 3,5 3.6 3 Persentase(%) 75 83,3 87,5 91,66

Dari tabel diatas terlihat bahwa secara umum aktivitas siswa di siklus 1 dan siklus II mengalami peningkatan. Dari jumlah skor,terlihat pada pertemuan pertama jumlah skor sebesar 18, pada pertemuan kedua 20, pertemuan keempat 21 dan pada pertemuan kelima 22. Peningkatan jumlah skor tiap pertemuan adalah dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua sebesar 2, dari pertemuan kedua kepertemuan keempat sebesar 1, dari pertemuan keempat ke pertemuan kelima sebesar 2.

Dari rata-rata terlihat pada pertemuan pertama 3,0 pada pertemuan kedua 3,3 pada pertemuan keempat 3,5 dan pada pertemuan kelima 3,6. Peningkatan rata-rata tiap pertemuan adalah dari pertemuan pertama kepertemuan kedua sebesar 0,3 dari pertemuan kedua ke pertemuan keempat 0,2 dan pertemuan keempat ke pertemuan kelima sebesar 0,1.

Sedangkan persentase terlihat,terlihat pada pertemuan pertama sebesar 75% pertemuan keempat 87,5 dan pada pertemuan kelima 91,66.

Dari tabel disimpulkan bahwa observasi aktivitas guru dari siklus 1 ke siklus II meningkat. Peningkatan aktivitas guru ini juga dapat dilihat pada grafik dibawah ini: 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Siklus I Siklus II 75 87.5 83.3 91.66 Per sen atse Series 1 Series 2

(10)

10 SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 016 Simpang Poros. Hal ini ini terlihat dari:

1. Aktivitas guru mengalami peningkatan pada setiap siklusnya yaitu pada siklus I Pertemuan ke-1 memperoleh skor 20 (3,3) dengan kategori kurang pada pertemuan ke-2 meningkat21 (3,5) dengan kategori cukup sedangkan siklus II pertemuan ke-1 memperoleh skor 22 (3,6) dengan kategori baik dan pada pertemuan Ke-2 memperoleh skor 23 (3,83) dengan kategori sangat baik. 2. Aktivitas siswa mengalami peningkatan pada setiap siklusnya yaitu pada

siklus I Pertemuan ke-1 memperoleh skor 18 (3,0) dengan kategori kurang pada pertemuan ke-2 meningkat 20 (3,3) dengan kategori cukup sedangkan siklus II pertemuan ke-1 memperoleh skor 21 (3,5) dengan kategori baik dan pada pertemuan Ke-2 memperoleh skor 22 (3,6) dengan kategori sangat baik. 3. Terjadinya peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM dari 5 orang (25%) pada skor dasar menjadi 11 orang (45%) pada siklus 1 dan meningkat menjadin 15 orang (70%) pada siklus II. Ini berarti kelas yang menjadi sampel sudah tuntas.

Berdasarkan hasil penelitian diatas,terdapat beberapa saran yang disampaikan oleh peneliti. Saran-saran adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru sebaiknya menjadikan pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) ini sebagai salah satu cara dalam kegiatan pembelajaran untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi sekolah,diharapkan dapat menjadi model pembelajaran Kooperatif Tipe

Numbered Heads Together (NHT) sebagai salah satu pembelajaran IPS di sekolah-sekolah,sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran khususnya pada pembelajaran IPS.

3. Pada peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk peneliti lebih lanjut.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan, rasa hormat, dan ucapan trima kasih yang setulusnya kepada:

1. Prof. Dr. H. M. Nur Mustafa, M.Pd. selaku dekan FKIP Universitas Riau. 2. Drs. Zariul Antosa, M.Sn. selaku ketua jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Riau.

3. Drs. H. Lazim. N, M.Pd sebagai Ketua Prodi PGSD Universitas Riau. 4. Drs. Zariul Antosa, M.Sn. selaku pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktunya demi terselesaikannya penelitian ini.

5. Drs. Damanhuri, S.Pd. selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya demi terselesaikannya penelitian ini.

(11)

11

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah membantu penulis menimba ilmu selama kuliah dan menyelesaikan kewajiban-kewajiban penulis.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar kelompok belajar Bagansiapiapi yang telah memberi motivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie, 2004. Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.

Bloom, Benyamin, 1966. Taxonomy of Educational Objectives. New York: David Mickey

C. Asri B, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.

Gagne, R.M, (Terjemahan Abdillah Hanafi), 1988. Prinsip-Prinsip Belajar Untuk Pengajaran. Surabaya: Usaha Offset Printing.

Oemal Hamalik, 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara. Karli Nilda,dkk.2002. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,

Model-Model Pembelajaran. Bandung.

Ibrahim,M, Rachmadiarti F, Nur. M dan Ismono, 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press. UNESSA

Nana Sudjana, 2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nasrun Harahap, 1979. Teknik Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Bulan Bintang. Paul Soeparno, 1997. Filsafat Konstruktivis dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius.

Rostiyah, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Sardiman, 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, 2009. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. Allyn and Bacon: Boston.

Syaiful Bahri Djamarah, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu pengobatan dengan menggunakan tanaman obat merupakan langkah efektif tanpa menimbulkan efek samping, tanaman obat (buah mahkota dewa) yang mengandung

Namun siapa saja yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bentuk rahmat bagi mereka adalah dengan tidak ditimpa musibah yang menimpa umat terdahulu, seperti

perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan..  Sebagai contoh, sebuah

Scanned by CamScanner... Scanned

Menurut Miller, Balanter dan Primbam dalam Dan Nimmo (2006) mengatakan bahwa citra adalah segala sesuatu yang telah dipelajari seseorang, yang relevan dengan situasi dan dengan

Pertama , periode diskursus kenabian ( Prophetic Discourse ), di mana al-Qur’an lebih suci, lebih autentik, dan lebih dapat dipercaya dibanding ketika dalam bentuk

Untuk menjawab soal ini kita harus mencari berapa panjang kawat yang diperlukan untuk membuat sebuah model. kerangka kubus, yaitu r =

30103147344 Dedek Meilani S1 PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN 6 Ditjen Pendidikan Dasar Perancang Sarana Pendidikan 30103138144 Arman Satya Prayoga S1 KURIKULUM DAN