• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 MARET 2013 (TIDAK DIAUDIT)

, 31 DESEMBER 2012 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR

31 MARET 2013 DAN 2012 (TIDAK DIAUDIT)

(2)

PT PUDJIADI AND SONS Tbk

DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2013 (REVISI) DAN 31 DESEMBER 2012

(3)

I-AMI'IRAN : I

Peraturan Nomor : Vlll.C.I I

lr0ltMUl-lR NOMOR :

V

I.C.l

l.I

SURAT PERNYATAAN DIREKTUR TENTANG

TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

31 MARET 2013 (REVtSt) DAN 2Ot2

PT PUDJIADI AND SONS.TBK

Kami yang bertanda tangan dibawah inr:

1.

Nama Alamat kantor Alamat KTP Telepon Jabatan

2

Nama Alamat kantor Alamat KTP Telepon Jabatan : Kristian Pudjiadi

:JIn. Hayam Wuruk 126, Jakarta Barat

:Jln. Brawijaya lll No.2, Jakarta Setaran

: (021) 6292500

: Direktur Utama

: Ariyo Tejo

:Jln. Hayam Wuruk 126, Jakarta Barat

: Jln. Pasir Putih V No.1, Jakarta Urara

: (021) 6292500

: Oirektur

lvlenyatakan bahwa:

1

.

Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan perusahaan;

2.

laporan Keuangan perusahaan telah disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi

keuangan di Indonesia,

3. a.

Semua informasi dalam laporan keuangan perusahaan telah dimuat secara lengkap dan benar;

b

Laporan keuangan tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan

tldak menghilangkan informasi atau fakta material: dan

4.

Bertanggung jawab atas sistem pengendalian internal dalam perusanaan.

Oemrkian pernyataan ini dibuat dengan sebenamya.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

Surat Pernyataan Direksi

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian...…….……….………..……….………… 1-3 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian...……… 4-5 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian...……….………… 6 Laporan Arus Kas Konsolidasian...………... 7 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian...………... 8-56

(5)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

Catatan 31 MARET 2013 31 DESEMBER 2012

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2d,2e,5,32 36.157.188.460 75.111.485.778 Investasi jangka pendek 2e,6,32

Pihak ketiga 10.000.354.381 12.014.056.124 Pihak berelasi 2f,9a 19.800.000 60.500.000 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan

penurunan nilai sebesar Rp699.758.828

pada tahun 2012 2e,7,10,18b,32 22.465.682.189 19.726.387.199

Piutang lain-lain 2e,32

Pihak ketiga 2.278.018.086 1.549.996.088 Pihak berelasi 2f,9b 11.089.463 11.089.463 Persediaan - setelah dikurangi penyisihan

penurunan nilai sebesar Rp817.318.652

pada tahun 2012 2g,8,10,11 12.308.461.993 11.397.198.483 Uang muka dan beban dibayar di muka 2h 2.487.501.888 2.898.819.169

Jumlah Aset Lancar 85.728.096.460 122.769.532.304

ASET TIDAK LANCAR

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp166.623.528.860

pada Maret 2013 dan Rp163.116.079.540 2i,2l,8,10,11

pada tahun 2012 18a,18b 247.228.545.709 212.051.220.560 Properti investasi - setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sebesar Rp682.159.455 pada Maret 2013 dan

Rp603.294.213 pada tahun 2012 2j,2l,8,10,11 5.626.700.075 5.705.565.317 Investasi pada Entitas Asosiasi 2k,12 4.310.091.871 4.043.353.541 Aset pajak tangguhan 2r,16d 7.072.103.734 5.916.341.849 Beban tangguhan - hak atas tanah 862.924.338 862.924.338 Aset tidak lancar lainnya 4.750.428.371 2.244.326.735

Jumlah Aset Tidak Lancar 269.850.794.098 230.823.732.340

JUMLAH ASET 355.578.890.557 353.593.264.644

(6)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

Catatan 31 MARET 2013 31 DESEMBER 2012

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang usaha 2e,13,32 6.627.733.399 7.530.934.890

Utang lain-lain 2e,14,32

Pihak ketiga 8.901.957.378 4.041.325.896 Pihak berelasi 2f,9c 2.179.311.867 1.096.175.253 Beban masih harus dibayar 2e,15,32 7.303.052.282 7.237.193.938 Utang pajak 16a 5.981.845.357 6.641.349.198 Pendapatan diterima di muka 17 10.596.909.702 18.959.633.069 Penyisihan untuk penggantian perabot

dan peralatan hotel 2m 1.227.439.054 805.702.546

Utang dividen

Pihak ketiga 267.989.020 269.016.020

Bagian utang bank jangka panjang yang

jatuh tempo dalam satu tahun 2e,18,32 16.325.000.000 15.400.000.000

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 59.411.238.059 61.981.330.810

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas pajak tangguhan 2r,16d 490.060.664 11.692.277 Liabilitas imbalan kerja karyawan 2n,19 26.756.313.405 26.650.436.486 Utang bank jangka panjang - setelah

dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam satu tahun 2e,18,32 31.882.410.150 36.707.410.150

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 59.128.784.219 63.369.538.913

Jumlah Liabilitas 118.540.022.278 125.350.869.723

EKUITAS

EKUITAS YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK

Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham pada tahun 2013 dan Rp100 per saham pada tahun 2012

Modal dasar - 2.480.000.000 saham pada tahun 2013 dan 2.480.000.000 saham pada tahun 2012

Modal ditempatkan dan disetor penuh - 778.354.630 saham pada tahun 2013 dan 778.354.630 saham pada

tahun 2012 20 77.835.463.000 77.835.463.000 Tambahan modal disetor 21 8.319.005.858 48.799.165.625 Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas

(7)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

Catatan 31 MARET 2013 31 DESEMBER 2012

Saldo laba

Telah ditentukan penggunaannya 1.400.000.000 1.400.000.000 Belum ditentukan penggunaannya 97.840.234.835 90.663.446.832

Jumlah Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan

Kepada Pemilik Entitas Induk 185.394.703.693 178.217.915.690 Kepentingan nonpengendali 2b,29 51.644.164.587 50.024.479.231

Jumlah Ekuitas 237.038.868.280 228.242.394.921

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 355.578.890.557 353.593.264.644

(8)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

Catatan 31 MARET 2013 31 MARET 2012

PENDAPATAN DEPARTEMENTAL 2o

Kamar 29.304.989.648 31.396.591.281

Makanan dan minuman 18.110.057.547 19.576.394.568 Departemental lainnya 2.602.245.188 2.430.199.135

Jumlah Pendapatan Departemental 50.017.292.383 53.403.184.984

BEBAN DEPARTEMENTAL 2o

Beban pokok penjualan

Kamar 1.992.603.816 2.289.552.445

Makanan dan minuman 5.732.812.151 6.143.169.135 Departemental lainnya 291.248.389 192.233.200

Jumlah beban pokok penjualan 8.016.664.356 8.624.954.780

Gaji dan tunjangan lainnya 7.461.801.158 6.808.914.280

Lain-lain 1.091.536.478 1.391.109.009

Jumlah Beban Departemental 16.570.001.992 16.824.978.069

LABA KOTOR 33.447.290.391 36.578.206.915

BEBAN USAHA 2o

Peralatan, pemeliharan, dan energi 23 8.041.733.036 7.848.875.845 Gaji dan tunjangan lainnya 4.621.826.489 4.661.328.871 Pemasaran 24 1.102.369.846 1.217.406.670 Umum dan administrasi 25 1.493.353.262 1.677.169.375

Jumlah Beban Usaha 15.259.282.633 15.404.780.761

LABA USAHA 18.188.007.758 21.173.426.154

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2o

Penyusutan aset tetap 10 (2.065.669.574) (2.246.638.756) Beban bunga 18a,18b (1.609.212.115) (1.888.039.041) Beban sewa (305.392.341) (320.281.029) Pajak bumi dan bangunan (358.629.708) (337.369.731) Beban asuransi (225.781.064) (149.205.536) Penyusutan properti investasi 11 (78.865.242) (70.583.222) Laba (rugi) selisih kurs - bersih 2p (36.098.599) (55.026.879) Lain-lain- bersih (313.481.703) (703.749.076)

Jumlah Beban Lain-Lain - Bersih (4.993.130.346) (5.841.476.492)

LABA SEBELUM BEBAN JASA MANAJEMEN,

INSENTIF, DAN PEMASARAN 13.194.877.412 15.331.949.662

Beban Jasa Manajemen, Insentif, dan

Pemasaran 28 1.397.631.218 1.596.115.108

LABA SEBELUM PENGHASILAN (BEBAN)

KANTOR PUSAT 11.797.246.194 13.735.834.554

(9)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan 31 MARET 2013 31 MARET 2012

PENGHASILAN (BEBAN) KANTOR PUSAT 2o

Gaji dan tunjangan lainnya (2.451.996.770) (2.418.602.511) Umum dan administrasi 26 (406.705.647) (511.536.801) Laba (rugi) investasi jangka pendek - bersih 6 321.523.738 261.384.624 Penyusutan aset tetap 10 (1.441.779.746) (1.394.960.096) Bagian laba bersih Entitas Asosiasi 2k,12 374.266.303 148.083.494

Pendapatan bunga 151.332.708 307.537.150

Laba (rugi) selisih kurs - bersih 5.818.403 12.812.084

Lain-lain 1.598.016.368 130.446.619

Jumlah Beban Kantor Pusat – Bersih (1.849.524.643) (3.464.835.437)

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK

PENGHASILAN 9.947.721.551 10.270.999.117

BEBAN PAJAK PENGHASILAN 2r,16b,16c (1.151.248.192) 468.752.021

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 8.796.473.359 10.739.751.138

Pendapatan komprehensif lain - -

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 8.796.473.359 10.739.751.138

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk 7.176.788.003 8.408.865.938 Kepentingan nonpengendali 2b,29 1.619.685.356 2.330.885.200

JUMLAH 8.796.473.359 10.739.751.138

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR YANG

DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA

PEMILIK ENTITAS INDUK 2s,27 9,22 64,82

(10)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

31 MARET 2013 DAN 31 DESEMBER 2012 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Catatan Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh Tambahan Modal Disetor Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Saldo laba

Telah Ditentukan Belum Ditentukan Penggunaannya Penggunannya Jumlah Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Kepentingan Nonpengendali Jumlah Ekuitas Saldo, 31 Desember 2011 64.862.885.500 152.000.000 (40.480.159.767) 1.300.000.000 135.080.053.176 160.914.778.909 44.548.539.587 205.463.318.496 Dividen tunai 22 - - - - (15.437.366.749) (15.437.366.749) - (15.437.366.749) Deviden saham 22 12.972.577.500 48.647.165.625 - - (61.619.743.125) - - - Pembentukan dana cadangan 22 - - - 100.000.000 (100.000.000) - - -

Laba komprehensif tahun

2012 - - - - 32.740.503.530 32.740.503.530 8.637.466.644 41.377.970.174 Dividen Entitas Anak - - - (3.161.527.000) (3.161.527.000)

Saldo, 31 Desember 2012 77.835.463.000 48.799.165.625 (40.480.159.767) 1.400.000.000 90.663.446.832 178.217.915.690 50.024.479.231 228.242.394.921

PSAK 38 (Revisi 2012) c.21 - (40.480.159.767) 40.480.159.767 - - - - -

Laba komprehensif tahun

2013 - - - - 7.176.788.003 7.176.788.003 1.619.685.356 8.796.473.359

(11)

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian terlampir merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.

31 MARET 2013 31 MARET 2012

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan kas dari pelanggan 48.339.576.151 52.483.453.902

Pendapatan bunga 259.916.540 1.009.427.241

Pembayaran kas kepada pemasok, pihak ketiga dan

pemerintah (26.556.710.328) (34.413.254.123) Pembayaran kas untuk gaji dan tunjangan lainnya (17.259.870.721) (16.061.144.652) Pembayaran bunga (1.609.212.115) (1.716.285.473) Pengeluaran untuk kegiatan usaha lainnya (748.492.608) (1.610.436.217)

Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 1.925.206.919 (308.239.322)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan investasi jangka pendek 1.637.240.059 1.564.729.946 Perolehan aset tetap (38.684.774.469) (4.154.435.488) Kenaikan (Penurunan) hubungan berelasi 1.083.136.614 (17.025.002) Perolehan investasi jangka pendek (1.015.106.440) (4.503.006.072)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (36.979.504.236) (7.109.736.616)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pembayaran utang bank (3.900.000.000) (3.650.000.000)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (3.900.000.000) (3.650.000.000)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS

DAN SETARA KAS (38.954.297.318) (11.067.975.938)

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 75.111.485.778 81.513.560.078

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 36.157.188.460 70.445.584.140

(12)

1. UMUM

a. Pendirian Entitas Induk

PT Pudjiadi And Sons Tbk ("Entitas Induk") didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No 6 tahun 1968, juncto Undang-undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta Notaris Ridwan Suselo, S.H., notaris di Jakarta, No. 34 tanggal 17 Desember 1970. Akta pendirian

ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. Y.A.5/278/16 tanggal 2 Agustus 1973. Anggaran dasar Entitas Induk telah mengalami beberapa

kali perubahan; terakhir dengan akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 19 tanggal 9 Agustus 2012 mengenai perubahan anggaran dasar Entitas Induk yaitu perubahan modal saham ditempatkan dan disetor penuh dan jumlah saham beredar dikarenakan pembagian dividen saham dan pemecahan saham (stock split) (Catatan 1b dan 22). Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-0078957.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 4 September 2012.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Entitas Induk, ruang lingkup kegiatan Entitas Induk adalah di bidang perhotelan dengan segala fasilitas dan sarana penunjang lainnya, antara lain jasa akomodasi, perkantoran, perbelanjaan, apartemen, sarana rekreasi dan hiburan yang berada di lokasi hotel. Entitas Induk berkedudukan di Jakarta dan kantornya berlokasi di Jalan Hayam Wuruk No. 126, Jakarta. Entitas Induk mulai melakukan kegiatan usaha secara komersial pada tahun 1970.

b. Penawaran Umum Efek Entitas Induk

Pada tanggal 8 Maret 1990, Entitas Induk memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. SI-086/SHM/MK.10/1990 untuk menawarkan 2.000.000 sahamnya kepada masyarakat melalui bursa efek di Indonesia. Harga penawaran saham perdana adalah Rp6.800 per saham. Saham-saham tersebut telah tercatat pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 1 Mei 1990.

Pada tanggal 14 Agustus 1991, Entitas Induk melakukan pencatatan parsial atas 4.000.000

sahamnya, sehingga jumlah saham yang beredar menjadi 6.000.000 saham. Pada tanggal 14 Februari 1992 dan 17 Desember 1994, Entitas Induk membagikan saham bonus masing-masing

sebanyak 1.350.000 saham dan 8.910.000 saham, sehingga jumlah saham yang beredar menjadi sebesar 16.260.000 saham.

Pada tanggal 18 Oktober 1994 dan 19 Oktober 1994, Entitas Induk mencatatkan sisa sahamnya sebanyak 7.500.000 saham pada Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta (pada tahun 2008 kedua bursa tersebut telah bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia), sehingga jumlah saham yang beredar menjadi sebesar 23.760.000 saham.

Pada tanggal 21 Agustus 1995, Entitas Induk membagikan saham bonus sebanyak 1.188.000

saham, sehingga jumlah saham yang beredar menjadi sebesar 24.948.000 saham. Pada tanggal 14 April 1997, saham beredar tersebut dipecah menjadi sebanyak 24.948.000 saham, sehingga

jumlah saham yang beredar menjadi sebesar 49.896.000 saham.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham, sebagaimana telah diaktakan dalam akta Notaris Adam Kasdarmadji, S.H., No. 51, tanggal 5 Desember 1997, para pemegang saham menyetujui Penawaran Umum Terbatas I kepada pemegang saham dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) untuk membeli saham biasa disertai dengan penerbitan waran yang terdiri dari 74.844.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp500 per saham yang ditawarkan dengan harga Rp500 per saham sehingga seluruhnya berjumlah sebesar Rp37.422.000.000 dan 4.989.600 waran yang diterbitkan menyertai saham biasa atas nama tersebut yang diberikan dengan cuma-cuma bagi pemegang saham.

(13)

1. UMUM (lanjutan)

b. Penawaran Umum Efek Entitas Induk (lanjutan)

Waran yang diterbitkan pada Penawaran Umum Terbatas I ini diberi nama Waran Seri I yang mempunyai jangka waktu 5 (lima) tahun. HMETD tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh pada tanggal 5 Juni 1998, sebagaimana telah dinyatakan dalam akta Notaris Adam Kasdarmadji, S.H., pada tanggal yang sama, sehingga setelah tanggal tersebut jumlah saham yang beredar menjadi sebesar 124.740.000 saham.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana dinyatakan dalam akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, No. 26 tanggal 19 Agustus 1999, para pemegang saham menyetujui untuk mengeksekusi waran sebagai peningkatan modal ditempatkan dan disetor sebanyak 3.000 saham dengan nilai nominal Rp500 per lembar, sehingga nilai keseluruhannya sebesar Rp1.500.000. Dengan demikian jumlah saham beredar menjadi 124.743.000 lembar dengan nilai sebesar Rp62.371.500.000.

Pada tanggal 24 Desember 2002, Entitas Induk melakukan eksekusi waran menjadi saham sebanyak 4.982.771 lembar dengan nilai sebesar Rp2.491.385.500 sehingga jumlah saham beredar menjadi 129.725.771 lembar dengan nilai sebesar Rp64.862.885.500. Eksekusi waran menjadi

saham diaktakan dengan akta Notaris Adam Kasdarmadji, S.H, Notaris di Jakarta No. 51 tanggal 5 Desember 1997.

Pada tanggal 16 Juli 2012, Entitas Induk membagikan dividen saham sebanyak 25.945.154 lembar dengan nilai sebesar Rp12.972.577.000, sehingga jumlah saham beredar menjadi 155.670.926 lembar dengan nilai sebesar Rp77.835.463.000. Pembagian dividen saham diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dinyatakan dalam akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta No.19 tanggal 9 Agustus 2012 (Catatan 20 dan 22) .

Pada tanggal 2 Oktober 2012, Entitas Induk melakukan pemecahan saham (stock split) untuk 1 lembar saham menjadi 5 lembar saham, sehingga jumlah saham beredar Entitas Induk menjadi

sebanyak 778.354.630 lembar saham. Pemecahan saham (stock split) diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana dinyatakan dalam akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta No.19 tanggal 9 Agustus 2012 (Catatan 20 dan 22).

c. Struktur Entitas Induk dan Entitas Anak

Laporan keuangan konsolidasian mencakup akun-akun Entitas Induk dan Entitas Anak, (selanjutnya disebut Grup), dimana Entitas Induk atau melalui Entitas Anaknya mempunyai pemilikan suara Entitas Anak lebih dari 50%, yang terdiri dari:

Jumlah Aset (dalam jutaan Rupiah) Jumlah Pendapatan (dalam jutaan Rupiah) Kegiatan pokok Domisili Persentase Pemilikan 31 Maret 2013 31 Des 2012 31 Maret 2013 31 Maret 2012 Entitas Anak Yang Dikonsolidasi Langsung melalui Entitas Induk : PT Hotel Juwara

Warga Perhotelan Bali 51,00% 170.032 166.856 21.844 24.412

PT Bali Realtindo

Benoa*) Real Estat Bali 99,99% 47.115 47.047 - -

PT Hotel Jaya

Cikarang Perhotelan Cikarang 99,99% 14.000 - - - PT Jayakarta Realti

(14)

1. UMUM (lanjutan)

c. Struktur Entitas Induk dan Entitas Anak (lanjutan)

Jumlah Aset (dalam jutaan Rupiah) Jumlah Pendapatan (dalam jutaan Rupiah) Kegiatan pokok Domisili Persentase Pemilikan 31 Maret 2013 31 Des 2012 31 Maret 2013 31 Maret 2012 Entitas Anak Yang Dikonsolidasi Tidak langsung melalui

HJW, Entitas Anak : PT Hotel Jayakarta

Flores Perhotelan Flores 99,99% 60.676 61.393 1.943 1.172

PT Jayakarta

Padmatama Perhotelan Bali 99,80% 3.708 3.483 2.154 2.443

PT Bali Boga Rasa Jasa Boga Bali 95,00% 721 550 193 225

PT Hotel Jaya Semarang Perhotelan Semarang 51,00% 9.120 - - -

Entitas Asosiasi Langsung melalui Entitas Induk : PT Jayakarta Inti Manajemen Pengelolaan Hotel Jakarta 30,00% 9.096 8.633 1.623 1.733

Tidak langsung melalui HJW, Entitas Anak : PT Jayakarta Inti

Manajemen

Pengelolaan

Hotel Jakarta 25,00% 9.096 8.633 1.623 1.733

*) Entitas Anak dalam tahap pengembangan

1) Entitas Induk memiliki 51% hak kepemilikan atas PT Hotel Juwara Warga (HJW) dengan biaya perolehan sebesar Rp43.350.000.000 (Catatan 4). Modal dasar HJW sebesar Rp75.000.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp50.000.000.000. Sesuai dengan anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan HJW adalah bergerak dalam bidang perhotelan dan memulai operasi komersialnya pada tahun 1983.

Sesuai akta Notaris Weliana Salim, S.H., No. 08 tanggal 09 Mei 2011, HJW membagikan dividen saham sebesar 1 lembar saham kepada setiap pemilik 1 lembar saham dengan jumlah pembagian dividen saham sebesar Rp30.000.000.000 atau 30.000.000 lembar. Atas dividen saham tersebut, Entitas Induk memperoleh tambahan saham sebanyak 15.300.000 lembar atau sebesar Rp15.300.000.000, sedangkan persentase pemilikannya tetap sebesar 51%.

2) Sesuai akta Notaris No. 38 tanggal 7 April 1997 yang dibuat di hadapan Achmad Bajumi, S.H., pengganti Notaris Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta, Entitas Induk mendirikan PT Bali Bagus Benoa. Anggaran Dasar PT Bali Bagus Benoa telah mengalami perubahan melalui akta Notaris No. 149 tanggal 30 Juni 1997, yang dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H, notaris di Jakarta, mengenai perubahan nama semula PT Bali Bagus Benoa menjadi PT Bali Realtindo Benoa (BRB). Perubahan ini telah mendapatkan pengesahan dari MenteriKehakimanRepublik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-5990.HT.01.01.TH.97 tanggal 2 Juli 1997. BRB didirikan dengan modal dasar sebesar Rp6.000.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp1.500.000.000. Sesuai dengan anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan BRB adalah bidang pemborongan dan pembangunan rumah.

Sesuai akta Notaris Adam Kasdarmadji, S.H., No. 114 tanggal 20 Juni 1998, Entitas Induk meningkatkan penyertaannya pada BRB dari sebesar 99,93% menjadi 99,99% dengan jumlah tambahan modal disetor sebesar Rp36.499.000.000, sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor BRB menjadi sebesar Rp38.000.000.000.

(15)

1. UMUM (lanjutan)

c. Struktur Entitas Induk dan Entitas Anak (lanjutan)

Sebagaimana dinyatakan dalam akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 4 pada tanggal 6 Juni 2001, BRB mengeluarkan 7.000 saham baru dengan nilai sebesar Rp7.000.000.000 yang seluruhnya disetor oleh Entitas Induk, sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor BRB menjadi sebesar Rp45.000.000.000 dan jumlah kepemilikan saham Entitas Induk di BRB meningkat menjadi sebesar Rp44.999.000.000. Sampai saat ini BRB belum memulai kegiatan operasi komersialnya.

3) Sesuai akta Notaris No. 36 tanggal 7 April 1997, yang dibuat di hadapan Notaris Achmad Bajumi, S.H., pengganti Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta, Entitas Induk mendirikan PT Jayakarta Realti Investindo (JRI) yang berkedudukan di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui surat keputusan No. C2-14452.HT.01.01.TH.98. tanggal 22 September 2000. JRI didirikan dengan modal dasar sebesar Rp6.000.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp1.500.000.000, dengan persentase kepemilikan Entitas Induk sebesar 99,93%. Sesuai dengan anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan JRI adalah bidang pemborongan dan pembangunan rumah dan sampai saat ini belum memulai kegiatan operasi komersialnya.

4) Sesuai akta No. 74 tanggal 21 Mei 2008, yang dibuat di hadapan Notaris Evi Susanti Panjaitan, S.H., HJW mendirikan PT Hotel Jayakarta Flores (HJF) yang berkedudukan di Flores. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusan No. AHU-30932.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 6 Juni 2008. HJF didirikan dengan modal dasar sebesar Rp10.000.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp2.500.000.000, dengan kepemilikan HJW sebesar 99,96 %. Sesuai dengan anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan HJF adalah bidang perhotelan dan memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 2011.

Sebagaimana yang dinyatakan dalam akta Notaris Weliana Salim, S.H., No. 50 tanggal 22 Agustus 2011, HJW meningkatkan penyertaannya pada HJF dari sebesar 99,96% menjadi 99,99% dengan jumlah tambahan modal disetor sebesar Rp7.500.000.000, sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor HJF menjadi sebesar Rp10.000.000.000.

5) Sesuai akta No. 32 tanggal 9 Februari 2001, yang dibuat di hadapan Notaris Josef Sunar Wibisono, S.H., HJW mendirikan PT Jayakarta Padmatama (Padmatama) yang berkedudukan di Bali. Akta pendirian tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor C-03362.HT.01.01.HT. 2003 tanggal 17 Februari 2003. Padmatama didirikan dengan modal dasar sebesar Rp2.000.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp500.000.000, dengan kepemilikan HJW sebesar 99,80 %. Seturut anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan Padmatama adalah bidang jasa pengelolaan properti, pembangunan, pengembangan dan perdagangan dan memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 2001.

6) Sesuai akta No. 29 tanggal 11 Maret 2011, yang dibuat di hadapan Notaris Evi Susanti Panjaitan, S.H., HJW mendirikan PT Bali Boga Rasa (BBR) yang berkedudukan di Bali. BBR didirikan dengan modal dasar sebesar Rp300.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh seluruhnya, dengan kepemilikan HJW sebesar 95 %. Sesuai dengan anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan BBR adalah bidang perdagangan, perindustrian dan jasa dan memulai kegiatan operasi komersialnya pada tahun 2011.

(16)

1. UMUM (lanjutan)

c. Struktur Entitas Induk dan Entitas Anak (lanjutan)

7) Sebagaimana dijelaskan dalam akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 28 tanggal 18 Agustus 1998, Entitas Induk membeli saham PT Jayakarta Inti Manajemen (JIM) sebanyak 300.000 lembar saham dengan harga nominal sebesar Rp1.000 per lembar saham dengan jumlah kepemilikan sebesar Rp300.000.000 atau 30%. JIM berdomisili di Jakarta dan mempunyai usaha jasa pengelolaan hotel dan konsultasi.

8) Penyertaan HJW, sebesar 25% pada JIM diaktakan dengan akta Notaris Miryam Magdalena Indriani Wiardi, S.H., No. 53 tanggal 21 Juni 1995 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-12581.HT.01.01 Th.95 tanggal 4 Oktober 1995.

9) Sabagaimana dinyatakan dalam akta Notaris Weliana Salim, S.H., Notaris di Jakarta, No.10 tanggal 18 Februari 2013, Entitas Induk mendirikan PT Hotel Jaya Cikarang (HJC) yang berkedudukan di Cikarang, Jawa Barat. HJC didirikan dengan modal dasar sebesar Rp20.000.000.000. Dari modal tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp14.000.000.000, dengan kepemilikan Entitas Induk sebesar 99,99%. Sesuai dengan anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan HJC adalah bidang perhotelan dan fasilitas penunjang lainnya, yang mana sampai dengan laporan per 31 Maret 2013 entitas anak tersebut belum beroperasi.

10) Sesuai yang diungkapkan dalam akta Notaris Indah Indriani, S.H., Notaris di Semarang, No. 14, tanggal 8 Februari 2013, HJW, Entitas Anak, mendirikan PT Hotel Jaya Semarang (HJS) yang berkedudukan di Semarang, Jawa Tengah. HJS didirikan dengan modal dasar Rp18.000.000.000. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar Rp9.000.000.000, dengan kepemilikan HJW sebesar 51%. Sesuai dengan anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan HJS adalah bidang jasa hotel dan fasilitas penunjang lainnya. Yang sampai dengan tanggal laporan per 31 Maret 2013 belum beroperasi.

d. Dewan Komisaris, Direktur dan Karyawan

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Entitas Induk yang diaktakan dalam akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 1, tanggal 1 Juni 2012 dan No. 10, tanggal 06 Juni

2011, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Entitas Induk pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:

Presiden Komisaris : Gabriel Lukman Pudjiadi Wakil Presiden Komisaris : Marianti Pudjiadi

Komisaris : Daryanto Mangun P. Yosodiningrat Presiden Direktur : Kristian Pudjiadi

Direktur : Ariyo Tejo

Pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, Grup memiliki masing-masing 1.165 dan 1.181 orang karyawan tetap (tidak diaudit).

e. Komite Audit, Internal Audit dan Sekretaris Perusahaan

Pada tanggal 25 Juni 2012, berdasarkan surat pemberitahuan perubahan susunan komite audit Entitas Induk No.054/PS-DIR/VI/2012, Entitas Induk menunjuk Bapak Sahat Erich Estrada Hutagalung sebagai anggota Komite Audit Entitas Induk menggantikan Bapak Caroko.

(17)

Susunan Komite Audit Entitas Induk pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :

Ketua : Daryanto Mangun P. Yosodiningrat Anggota : Sri Sunarmiatun

Anggota : Sahat Erich Estrada Hutagalung

Susunan Internal Audit Entitas Induk pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :

Ketua : Gatot Sanyoto Anggota : Retno Mulyaningsih

Sekretaris Perusahaan Entitas Induk pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah Dadang Suwarsa.

f. Penyelesaian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian ini diselesaikan dan diotorisasi untuk diterbitkan oleh manajemen Entitas Induk pada tanggal 29 April 2013.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian telah disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia, serta Peraturan No. VIII.G.7: “Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. KEP-347/PM/2000 tanggal 25 Juni 2012. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi, diterbitkan dan diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2012.

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan PSAK No. 1 (revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.

PSAK No. 1 (revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan, yaitu antara lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian konsisten

dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, kecuali bagi penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 seperti yang telah diungkapkan pada catatan ini.

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual dengan menggunakan konsep biaya historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang diukur berdasarkan pengukuran sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

(18)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian (lanjutan)

penerimaan dan pengeluaran kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Grup.

Grup telah menerapkan secara retrospektif PSAK 4 (revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi Entitas Anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali (“KNP”); (ii) kehilangan pengendalian pada Entitas Anak; (iii) perubahan kepemilikan pada Entitas Anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan keberadaan pengendalian; (v) konsolidasi atas Entitas Anak yang memiliki pembatasan jangka panjang.

PSAK No. 4 (revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu Entitas Induk, dan akuntansi untuk investasi pada Entitas Anak, pengendalian bersama entitas, dan Entitas Asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

Laporan keuangan Entitas Anak disusun dengan periode pelaporan yang sama dengan Entitas Induk. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Grup, kecuali dinyatakan lain.

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan, Entitas Anak, seperti yang disebutkan pada Catatan 1c, dimana Entitas Induk atau melalui Entitas Anak memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham secara langsung atau tidak langsung.

Semua saldo dan transaksi antar entitas yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasional Grup sebagai satu kesatuan usaha.

Entitas-entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Entitas Induk memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Entitas Induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Entitas Induk memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.

Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Entitas Induk:

menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak; • menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

• menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada; • mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima;

• mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;

• mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian; dan

• mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset bersih dari Entitas Anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Entitas Induk, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas dalam laporan

(19)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

b. Prinsip-Prinsip Konsolidasian (lanjutan)

posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik Entitas Induk.

Akuisisi atau pelepasan Entitas Anak dari atau kepada entitas yang merupakan entitas sepengendali yang

merupakan reorganisasi perusahaan-perusahaan di bawah pengendali yang sama (pooling of interest) dipertanggungjawabkan sesuai dengan PSAK 38 (revisi 2004), “Akuntansi Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Transfer aset, liabilitas, saham dan instrumen kepemilikan lainnya di antara entitas sepengendali tidak menghasilkan laba atau rugi bagi Perusahaan atau bagi perusahaan individu berada di bawah grup yang sama. Karena transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tidak menimbulkan perubahan substansi ekonomi atas kepemilikan aset, liabilitas, saham, dan instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset dan liabilitas yang ditransfer dicatat pada nilai tercatat.

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai tercatat setiap transaksi restrukturisasi entitas sepengendali

dibukukan pada akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan sampai dengan tanggal 31 Desember 2012.

Pada tanggal 1 Januari 2013, Grup menerapkan PSAK 38 (Revisi 2012), "Kombinasi Bisnis Entitas

Sepengendali”. Kebijakan akuntansi tertentu Grup telah diubah seperti yang disyaratkan, sesuai dengan ketentuan standar tersebut.

Standar ini menyatakan bahwa selisih antara jumlah imbalan yang dialihkan dan jumlah tercatat dari setiap

kombinasi bisnis entitas sepengendali diakui di ekuitas dan disajikan dalam akun tambahan modal disetor.

Grup telah menyesuaikan pencatatan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali yang terjadi sesuai

dengan PSAK 38 (revisi 2012), "Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali”.

Selisih antara harga pengalihan dengan nilai tercatat setiap transaksi restrukturisasi entitas sepengendali

dibukukan pada akun “tambahan modal disetor” pada bagian ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

c. Kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas terdiri dari kas di tangan dan bank dan deposito jangka pendek yang jatuh tempo dalam

waktu tiga bulan atau kurang. d. Instrumen Keuangan

Efektif 1 Januari 2012, Grup telah menerapkan PSAK 50 (revisi 2010), "Instrumen Keuangan: Penyajian",

PSAK 55 (revisi 2011), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran" dan PSAK 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”. Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif.

PSAK Nomor 50 (revisi 2010), "Instrumen Keuangan: Penyajian", menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.

PSAK No 55 (revisi 2011), "Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran", menetapkan prinsip-prinsip

dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak untuk membeli atau menjual item nonkeuangan.

PSAK 60 memperkenalkan pengungkapan baru untuk meningkatkan informasi mengenai instrumen

keuangan. PSAK ini mewajibkan pengungkapan secara luas mengenai signifikansi pengaruh instrumen keuangan terhadap posisi keuangan dan kinerja perusahaan, dan pengungkapan kuantitatif dan kualitatif atas risiko yang timbul dari instrumen keuangan, serta menentukan pengungkapan minimum mengenai risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar, dan juga analisis sensitivitas atas risiko pasar. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan terkait dengan pengukuran nilai wajar menggunakan tiga tingkat hirarki nilai wajar dimana mencerminkan signifikansi input yang digunakan dalam mengukur nilai wajar dan memberikan arahan dalam bentuk pengungkapan kuantitatif mengenai pengukuran nilai wajar dan mewajibkan informasi yang diungkapkan dalam format tabel kecuali terdapat format lain yang lebih sesuai.

Penerapan PSAK No 50 dan PSAK No 55 tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan

(20)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Penerapan PSAK 60 memiliki dampak pada pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Klasifikasi

(i) Aset keuangan

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, jika sesuai. Grup menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Aset keuangan Grup terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek pihak ketiga dan pihak berelasi, piutang usaha, piutang lain-lain pihak ketiga, dan pihak berelasi.

Klasifikasi (lanjutan) (ii) Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Grup menentukan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Liabilitas keuangan Grup terdiri dari utang usaha, utang lain-lain pihak ketiga dan pihak berelasi, beban masih harus dibayar, utang dividen - pihak ketiga, dan utang bank jangka panjang.

Pengakuan dan pengukuran (i) Aset keuangan

Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.

Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan yaitu tanggal pada saat Grup berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.

a. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

(21)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Instrumen Keuangan (lanjutan)

untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ditetapkan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dengan perubahan nilai wajar diakui sebagai pendapatan keuangan atau biaya keuangan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Grup mengevaluasi aset keuangan untuk diperdagangkan, untuk menentukan apakah niat untuk menjualnya dalam waktu dekat masih sesuai. Ketika Grup tidak mampu untuk memperdagangkan aset keuangan karena pasar tidak aktif dan niat manajemen untuk menjualnya di masa mendatang secara signifikan berubah, Grup dapat memilih untuk mereklasifikasi aset keuangan, dalam kondisi yang jarang terjadi. Reklasifikasi ke pinjaman yang diberikan dan piutang, tersedia untuk dijual atau dimiliki hingga jatuh tempo tergantung pada sifat aset tersebut. Evaluasi ini tidak mempengaruhi aset keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian menggunakan opsi nilai wajar pada saat penentuan.

Pengakuan dan pengukuran (lanjutan) (i) Aset keuangan (lanjutan)

Setelah pengakuan awal, aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ditetapkan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan diakui melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

a. Pinjaman yang diberikan dan piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.

b. Aset keuangan tersedia untuk dijual

Aset keuangan tersedia untuk dijual termasuk ekuitas dan efek utang, adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya.

Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual selanjutnya diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui sebagai laba rugi komprehensif konsolidasian dalam cadangan nilai wajar sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya, pada saat keuntungan atau kerugian kumulatif diakui dalam pendapatan operasional lainnya, atau terjadi penurunan nilai, pada saat kerugian kumulatif direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam biaya keuangan dan dihapus dari cadangan nilai wajar.

Grup mengevaluasi aset keuangan tersedia untuk dijual apakah kemampuan dan niat untuk menjualnya dalam waktu dekat masih sesuai. Grup tidak mampu untuk memperdagangan aset keuangan karena pasar tidak aktif dan niat manajemen untuk

(22)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

e. Instrumen Keuangan (lanjutan)

melakukannya secara signifikan berubah di masa mendatang, Grup dapat memilih untuk mereklasifikasi aset keuangan dalam kondisi yang jarang terjadi. Reklasifikasi ke pinjaman yang diberikan dan piutang diperbolehkan ketika aset keuangan memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan Grup memiliki maksud dan kemampuan untuk memiliki aset-aset di masa mendatang atau sampai jatuh tempo. Reklasifikasi ke kelompok dimiliki hingga jatuh tempo hanya diperbolehkan ketika entitas memiliki kemampuan dan berkeinginan untuk menahan aset keuangan sedemikian rupa.

Untuk aset keuangan direklasifikasi keluar dari asset keuangan tersedia untuk dijual, keuntungan atau kerugian sebelumnya atas aset tersebut yang telah diakui dalam ekuitas diamortisasi ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama sisa umur dari investasi dengan menggunakan suku bunga efektif. Selisih antara biaya perolehan diamortisasi baru dan arus kas yang diharapkan juga diamortisasi selama sisa umur aset dengan menggunakan suku bunga efektif. Jika selanjutnya terjadi penurunan nilai aset, maka jumlah yang dicatat dalam akun ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Pengakuan dan pengukuran (lanjutan) (ii) Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar, dan, dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

a. Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, selanjutnya setelah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan.

Beban bunga diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.

b. Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ditetapkan pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar liabilitas keuangan diakui melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Saling Hapus dari Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidiasan jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat maksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.

(23)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Nilai Wajar Instrumen Keuangan

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi, jika ada, ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan.

Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut mencakup penggunaan transaksi-transaksi pasar yang wajar antara pihak-pihak yang mengerti dan berkeinginan (arm’s length

market transactions); referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial

sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain. Biaya Perolehan Diamortisasi dari Instrumen Keuangan

Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Setiap akhir periode pelaporan, Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

a. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Grup pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika Grup menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Grup memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi). Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan dan piutang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini. Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

(24)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Instrumen Keuangan (lanjutan)

Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke akun cadangan penurunan nilai jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut.

Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan)

a. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi (lanjutan)

Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan, sepanjang nilai tercatat aset tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penerimaan kemudian atas piutang yang telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan penurunan nilai, sedangkan jika setelah akhir periode pelaporan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.

b. Aset keuangan tersedia untuk dijual

Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, Grup menilai pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti obyektif bahwa investasi atau kelompok investasi terjadi penurunan nilai.

Dalam hal investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, bukti obyektif akan meliputi penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar investasi di bawah biaya perolehannya. 'Signifikan' yaitu evaluasi terhadap biaya perolehan awal investasi dan jangka panjang terkait periode dimana nilai wajar telah di bawah biaya perolehannya. Dimana ada bukti penurunan nilai, kerugian kumulatif - diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian - dihapus dari pendapatan komprehensif lain dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidiasian, kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui langsung dalam pendapatan komprehensif konsolidasian lainnya.

Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan nilai dievaluasi berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Namun, jumlah yang dicatat untuk penurunan adalah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Pendapatan bunga di masa akan datang selanjutnya diakui berdasarkan pengurangan nilai tercatat aset, dengan menggunakan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa depan dengan tujuan untuk mengukur kerugian penurunan nilai. Pendapatan bunga dicatat sebagai bagian dari pendapatan keuangan. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar dari instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi

(25)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) e. Instrumen Keuangan (lanjutan)

laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penghentian Pengakuan

a. Aset keuangan

Grup menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Grup mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga di bawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Grup telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Grup tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.

Ketika Grup telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah menandatangani kesepakatan pelepasan (pass through arrangement), dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, maupun mentransfer pengendalian atas aset, aset tersebut diakui sejauh keterlibatan berkelanjutan Grup terhadap aset keuangan tersebut.

Dalam hal, Grup juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitas terkait diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan liabilitas yang masih dimiliki Grup.

Keterlibatan berkelanjutan yang berbentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur sebesar jumlah terendah dari jumlah tercatat aset dan jumlah maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali.

b. Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluarsa.

Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

f. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi

Grup menerapkan PSAK No. 7 (revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dalam laporan keuangan konsolidasian.

Suatu pihak dianggap berelasi dengan Grup, jika:

a. langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak:

(i) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Grup;

(ii) memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Grup;

(26)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) f. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi (lanjutan)

c. suatu pihak adalah ventura bersama dimana salah satu dari Grup sebagai venturer; d. suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup;

e. suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); f. suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan

oleh atau dimana hak suara signifikan dimiliki oleh, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau

g. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Grup atau entitas yang terkait dengan Grup.

Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Beberapa persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan persyaratan yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.

Seluruh transaksi dan saldo dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

g. Persediaan

Persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan persediaan ditentukan dengan menggunakan metode first in, first out (FIFO). Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal. Grup menentukan penyisihan persediaan usang dan penurunan nilai, jika ada, berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun.

h. Beban Dibayar di Muka

Beban dibayar di muka diamortisasi selama manfaat masing-masing beban dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).

i. Aset Tetap

Efektif 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK No. 16 (revisi 2011), “Aset Tetap”. PSAK revisi ini mengatur perlakuan akuntansi aset tetap sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas pada aset tetap dan perubahan pada investasi tersebut. Isu-isu utama dalam aset tetap adalah pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, penyusutan dan penurunan nilai aset tetap. Penerapan PSAK revisi ini tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Grup memilih menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya. Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan

nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya perbaikan dan pemeliharaan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya.

(27)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan) i. Aset Tetap (lanjutan)

Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, sebagai berikut:

Tahun

Bangunan dan prasarana 20 - 30

Mesin 5 - 8

Peralatan dan perabotan 4 - 8

Kendaraan 5

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.

Nilai residu, estimasi masa manfaat dan metode penyusustan direview dan disesuaikan, setiap akhir tahun, bila diperlukan.

Aset dalam penyelesaian merupakan aset tetap dalam tahap penyelesaian, yang dinyatakan pada biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya akan direklasifikasi ke akun aset tetap yang bersangkutan dan akan disusutkan pada saat aset selesai secara substansial dan aset tersebut telah digunakan sesuai tujuannya.

j. Properti Investasi

Efektif 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK No. 13 (revisi 2011), “Properti Investasi”. PSAK revisi ini mengatur pengakuan, pengukuran dan pengungkapan properti investasi yang meliputi pengukuran properti investasi yang diakui dalam akun sewa dicatat sebagai sewa pembiayaan dan pengukuran dalam laporan keuangan lessor atas properti investasi yang disediakan kepada lessee sebagai sewa operasi. Penerapan PSAK revisi ini tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian.

Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, jika ada, kecuali tanah yang tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi. Properti investasi Grup terdiri dari ruko dan apartemen yang dikuasai Grup untuk menghasilkan

sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari. Penyusutan bangunan ruko dan apartemen dihitung dengan menggunakan metode garis lurus

(straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat bangunan selama 20 tahun.

Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.

Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau selesainya pembangunan atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.

Gambar

Tabel  berikut  ini  memberikan  informasi  mengenai  maksimum  kredit  yang  dihadapi  oleh  Grup  pada                   31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012:
Tabel di bawah merupakan profil jatuh tempo liabilitas keuangan Grup berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak terdiskonto pada tanggal 31 Maret 2013

Referensi

Dokumen terkait

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.. Disusun Oleh

Dalam penelitian ini data akan diolah secara manual dengan menggunakan Metode Simpleks untuk menentukan jumlah optimal masing-masing tipe rumah serta untuk mendapatkan keuntngan

Apabila dinilai oleh ketua jurusan berdasarkan kondisi awal bahan/peralatan tersebut memang memilki potensi untuk rusak(misal faktor usia peralatan yang sudah

Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual selanjutnya diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui sebagai laba

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan intake manifold dengan bahan dasar komposit (serat nanas) terhadap torsi dan daya pada sepeda motor Honda

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan dari lima hipotesis yang diuji hanya satu hipotesis yang

Berita Resmi Statistik 2 Oktober 2020 2 IHK/Inflasi Perkembangan Pariwisata.. Perkembangan

Akan ditentukan seberapa besar perbandingan antara tepung umbi garut dan tepung kedelai yang diperlakukan dengan STPP sehingga dihasilkan mi kering kaya protein yang