• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CONSIDERATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CONSIDERATION"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN CONSIDERATION, GAYA

KEPEMIMPINAN STRUCTURE, KOMITMEN ORGANISASI,

KOMPLEKSITAS TUGAS, DAN KONFLIK PERAN TERHADAP JOB

SATISFACTION AUDITOR

Hendrio Lusriadi1, Yeasy Darmayanti2, Arie Frinola Minovia2 1.2Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta

E-mail : Hendrio_aluang@yahoo.co.id

ABSTRACT

This study aims to obtain empirical evidence of the influence of consideration leadership style, leadership style structure, the complexity of the task, organizational commitment, and job

satisfaction of role conflict on auditor in public accounting firm in the city of Padang and Pekanbaru.The data used are primary data obtained through questionnaires spread of research.

style structure, the complexity of the task of organizational commitment, and role conflict. The second variable is the dependent variable is job satisfaction auditor. To perform the data processing is done by using quantitative analysis using multiple regression models and t test.

Based on the results of testing the first hypothesis (H1a) proved that the leadership style of consideration does not significantly influence auditors' job satisfaction. The next hypothesis (H1b) found that leadership style structure does not significantly influence the auditor's job satisfaction. The second hypothesis (H2) found that task complexity does not significantly

influence auditors' job satisfaction. The third hypothesis (H3) found that organizational commitment significantly influence job satisfaction. The fourth hypothesis (H4) found that role conflict does not significantly influence auditors' job satisfaction in a public accounting firm in

the city of Padang and Pekanbaru.

Keyword: Leadershipstyle, Task Complexity, Organizational Commitment, Role Conflict,

PENDAHULUAN

Auditor dalam kantor akuntan publik perlu memperhatikan kepuasan kerja auditor melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan atau diinginkan oleh auditor sehingga mereka dapat meningkatkan motivasi, produktifitas kerja, dan memiliki loyalitas yang tinggi pada kantor akuntan publik. Namun dalam mencapai job satisfaction auditor banyak faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Salah satunya yaitu gaya kepemimpinan, yang mana disini gaya kepemimpinan dibagi menjadi dua bagian yaitu gaya kepemimpinan consideration dan gaya kepemimpinan structure.Menurut Putra dan Laksito (2012) gaya kepemimpinan

consideration merupakan seorang pemimpin mau berinteraksi dengan bawahannya dengan lapang dada dan saling terbuka. Selanjutnya yang mempengaruhi job satisfaction yaitu

(2)

komitmen organisasi. Menurut Dewi (2009) komitmen organisasi merupakan komitmen yang menunjukan hasrat karyawan sebuah perusahaan untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri bagi perusahaan. Faktor berikut nya yang mempengaruhi job satisfaction yaitu kompleksitas tugas. Dalam penelitian Engko dan Kudono (2007) mendefinisikan kompleksitas tugas sebagai tugas yang kompleks, terdiri atas bagian-bagian yang banyak, berbeda-beda dan saling terkait satu sama lain. Dalam pelaksanaan tugasnya yang kompleks, auditor yunior sebagai anggota pada suatu tim audit memerlukan keahlian, kemampuan dan tingkat kesabaran yang tinggi. Faktor terakhir yang mempengaruhi job satisfaction yaitu konflik peran, yang mana di dalam suatu organisasi atau sebuah team work konflik pasti pernah ditemukan, baik sesama bawahan, sesama atasan atau atasan dengan bawahan. Dilihat dari penelitian terdahulu Petronila (2009) konflik peran muncul bila individu menemukan bahwa patuh pada tuntutan satu peran menyebabkan dirinya kesulitan mematuhi tuntutan peran yang lain.

Sesuai dengan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti secara empiris tentang:

1. a. Gaya kepemimpinan consideration

berpengaruh terhadap job satisfaction.

b. Gaya kepemimpinan structure

berpengaruh terhadap job satisfaction.

2. Komitmen organisasi berpengaruh terhadap job satisfaction.

3. Kompleksitas tugas berpengaruh terhadap job satisfaction.

4. Konflik peran berpengaruh terhadap

job satisfaction.

LANDASAN TEORI DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS Job Satisfaction

Menurut Dewi (2009) job satisfaction

merupakan perasaan senang atau tidaknya seseorang relatif terhadap pekerjaannya yang berbeda dengan pemikiran objektif dan keinginan prilaku. Sedangkan menurut Huttapea (2010) job satisfaction adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.

Job Satisfaction Auditor

Job satisfaction pada seorang auditor sangat menentukan dalam menguasai pekerjaan seseorang auditor tersebut dan

(3)

merupakan sikap dari auditor tersebut dalam manyikapi tugas dan kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap individu auditor tersebut. Menurut Lomanto (2012) job satisfaction

auditor adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana auditor memandang pekerjaan mereka.

Selanjutnya yang mempengaruhi job satisfaction auditor tersebut adalah gaya kepemimpinan, dimana gaya kepemimpinan disini dibagi dua yaitu gaya kepemimpinan consdideration, gaya kepemimpinan structure, dan faktor lain nya yaitu komitmen organisasi, kompleksitas tugas, dan konfik peran.

Pengembangan Hipotesis

Pengaruh gaya kepemimpinan consideration terhadap job satisfaction auditor

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan yang ditetapkan oleh seorang manajer (pimpinan) dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasaran maksimal. Untuk itu seorang pemimpin harus lebih bertanggung jawab dan bijaksana.Dubrin (2005) dalam penelitian Brahmasari dan Suprayetno (2008) mengemukakan bahwa kepemimpinan itu adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi orang dengan petunjuk

atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindakatau merespons dan menimbulkan perubahan positif, kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai.

Menurut Darwito (2008) Pemimpin yang dapat menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat akan dapat memuaskan bawahannya sehingga pegawai menjadi lebih giat bekerja sehingga kinerja pegawai dapat terbentuk.

Sementara itu Ilies, at al (2004) dalam Putra dan Laksito (2012) menemukan bahwa gaya kepemimpinan consideration memiliki hubungan yang kuat dengan kepuasan kerja pegawai. Penelitian tersebut menemukan bahwa gaya kepemimpunan consideration

mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kepuasan kerja dibandingkan dengan gaya kepemimpinan structure. Sedangkan menurutpenelitian Fitryani (2010) menyimpulkan bahwa pada KAP kecil, yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja auditor hanya gaya kepemimpinan consideration. Sementara menurut Nurhayati (2007) dalam penelitian Fitryani (2010) mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan consideration

(4)

pernyataan yang telah disebutkan di atas, maka penulis mengajukan hipotesis yang pertama sebagai berikut:

H1a: Gaya kepemimpinan consideration

berpengaruh terhadap job satisfaction

auditor.

Pengaruh gaya kepemimpinan structure terhadap job satisfaction auditor

Dalam penelitian Fitryani (2010) menyimpulkan bahwa pada KAP kecil, yang mempengaruhi tingkat kepuasan kerja auditor hanya gaya kepemimpinan consideration, gaya kepemimpinan structure tidak berpengaruh. Hal tersebut mungkin disebabkan ukuran KAP Kecil tidak terlalu besar, maka tidak terlalu diperlukan gaya kepemimpinan structure. Pada KAP Menengah, kedua gaya kepemimpinan tidak mempengaruhi tingkat kepuasan kerja auditor. Hal ini mungkin disebabkan KAP yang tergolong menengah sangat heterogen sehingga belum dapat disimpulkan tipe kepemimpinan yang memberi kepuasan pada KAP menengah.

Sedangkan menurut Nurhayati (2007) dalam penelitian Fitrany (2010) mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan

consideration memiliki pengaruh yang lebih besar dari pada gaya kepemimpinan structure

terhadap kepuasan kerja. Berdasarkan argumentasi serta studi literatur yang berbeda,

maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1b: Gaya kepemimpinan structure

berpengaruh terhadap job satisfaction.

Pengaruh komitmen organisasi terhadap job

satisfaction auditor

Komitmen organisasional merupakan perpaduan antara sikap dan perilaku.Sedangkan komitmen adalah sesuatu yang memulai gerakan sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu (Tranggono dan Kartika, 2005).

Dalam penelitian Trisnaningsih (2003) pengaruh komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja, menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan terhadap keuasan kerja. Hal yang sama juga terlihat dalam penelitian Mulyanto (2012) yangmenunjukkan terdapatnya hubungan signifikan antara komitmen organisasi dengan kepuasan kerja.

Dalam penelitian Dewi (2009) variabel komitmen organisasi terhadap variabel kepuasan kerja berhubungan signifikan. Hal yang sama dengan hasil penelitian Ujianto dan Alwi (2005) bahwa hubungan antara komitmen organisasi dengan kepuasan kerja berhubungan signifikan.

Dewi (2009) komitmen anggota organisasi merupakan hal yang penting bagi sebuah organisasi dalam menciptakan

(5)

kelangsungan hidup sebuah organisasi apapun bentuk organisasinya. Komitmen menunjukkan hasrat karyawan untuk tetap tinggal dan bekerja serta mengabdikan diri bagi perusahaan. Dari pembahasan di atas dapat dijadikan dasar untuk membangun hipotesis sebagai berikut:

H2: Komitmen organisasi berpengaruh terhadap job satisfaction.

Pengaruh kompleksitas tugas terhadap job

satisfaction auditor

Menurut Putra dan Laksito (2012) dalam lingkungan kerja audit, pemimpin tim audit dapat mempengaruhi tingkat kepuasan dari auditor yunior. Pemimpin tim memberikan tugas kepada auditor yunior dengan anggaran waktu (time budget) dan ditetapkan berdasarkan kompleksitas tugas audit dan pengalaman auditor yunior. Sementara Mahdy (2012) menyatakan kompleksitas penugasan audit merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit.

Dalam penelitian Engko dan Kudono (2009) pengaruh kompleksitas tugas terhadap kepuasan kerja. Menunjukkan bahwa kompleksitas tugas berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja. Hal yang sama juga terlihat dalam penelitian Baihaqi (2010) yang menunjukkan terdapatnya hubungan signifikan antara kompleksitas tugas dengan kepuasan kerja. Dari pembahasan di atas dapat dijadikan

dasar untuk membangun hipotesis sebagai berikut

H3: Kompleksitas tugas berpengaruh terhadap

job satisfaction auditor

Pengaruh konflik peran terhadap job

satisfaction auditor

Menurut Rakhmawati (2006) konflik peran merupakan koordinasi arus kerja menyangkut seberapa baik aktifitas kerja yang saling berhubungan dapat dikoordinasi dan seberapa jauh individu mendapat tentang kemajuan.

Menurut Agustina (2009) menyatakan konflik peran (role conflict) timbul karena adanya dua perintah berbeda yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan atas salah satu perintah saja akan mengakibatkan diabaikannya perintah yang lain dan menyatakan hubungan antara variabel konflik peran terhadap job satisfaction memilliki hubungan yang signifikan.

Selanjutnya menurut Mathiew & Sajac (1990) dalam penelitian Nurcholik (2005) menunjukan bahwa konflik peran merupakan variabel anteseden dari komitmen organisasi yang berkorelasi dengan kepuasan kerja dan menimbulkan keinginan untuk berpindah. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan: H4: Konflik peran berpengaruh terhadap job

(6)

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Menurut Ghozali (2011) populasi merupakan kesatuan item yang saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan tertentu. Menurut Sekaran (2007) sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili.Untuk memilih sampel yaitu menggunakan metode

purposive sampling. Menurut Sekaran (2007)

purposive sampling adalah metode

pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria khusus yang melekat pada sampel. Kriteria sampel yang digunakan adalah aditor yang telah bekerja lebih dari 1 tahun.Jenis data yang digunakan dialam penelitian ini adalah data primer.

Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

Definisi variabel dependen yaitu variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah gaya kepemimpinan consideration, gaya kepemimpinan structure, komitmen organisasi, kompleksitas tugas, dan konflik peran.

Variabel Dependen

Definisi variabel dependen yaitu variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel

independen. Dalam penelitian ini job satisfaction auditor adalah variabel dependen.

Job satisfaction (Y)

Variabel job satisfaction auditor ini secara operasional diukur dengan skala likert.

Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat). Seluruh variable independen yaitu gaya kepemimpinan consideration, gaya kepemimpinan structure, komitmen organisasi, kompleksitas tugas, dan konflik peran diukur dengan menggunakan skala likert.

Hasil Uji Kelayakan Model (Uji Statistik F)

Uji F-Statistik adalah bagian uji statistik yang digunakan untuk membuktikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak. Secara umum Ghozali (2011) merumuskan uji F-Statistik sebagai berikut:

F=

Dimana :

R2= Koefisien Determinasi n = Jumlah Sampel

k = Jumlah Variabel Independen

Pengambilan Keputusan:

a. Jika nilai signifikasi < α maka keputusannya adalah H0 ditolak dan Ha

(7)

diterima berarti dapat disimpulkan bahwa variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. b. Jika nilai signifikasi > αmaka

keputusannya adalah H0 diterima dan

Ha ditolak berarti dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan.

Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Ghozali, 2011):

βη

t =

Sβη

Dimana:

Βη = Koefisien regresi masing-masing variabel

Sβη = Standar Error masing-masing variabel Kriteria keputusan :

a. Jika nilai sig > α (0,05) berarti hipotesis tidak terbukti atau H0 diterima dan Ha

ditolak, bila dilakukan uji secara parsial.

b. Jika nilai sig < α (0,05) berarti hipotesis terbukti atau H0 ditolak dan Ha

diterima, bila dilakukan pengujian secara secara parsial.

ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Deskriptif Umum Responden

Setelah melakukan penyebaran kuesioner disimpulkan bahwa karakteristik responden yang menjawab kuesioner paling dominan adalah perempuan, sebanyak 34 orang (53.97%). Dilihat dari usia responden, responden yang paling banyak berusia >30 tahun sebanyak 27 orang (42,86%), dan paling sedikit responden yang berusia antara 22 – 25 tahun sebanyak 4 orang (6,35%). Dari segi lama responden yang bekerja yaitu yang paling sedikit antara 3 – 4 tahun sebanyak 16 orang (25,40%) dan responden yang bekerja paling banyak yaitu bekerja diatas 4 tahun sebanyak 30 orang (47,62%). Dan dari latar belakang pendidikan, responden yang paling sedikit menjawab kuesioner adalah tamatan S2 sebanyak 3 orang (4,76%), sedangkan yang paling banyak tamatan S1 sebanyak 52 orang (82,54%). Sedangkan dilihat dari asal KAP yaitu sebanyak 36 orang (57,14%) berasal dari kota Padang sedangkan sebanyak 27 orang (42,86%) berasal dari Pekanbaru.

Hasil Pengujian Instrumen Data

Sebelum dilakukannya pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian instrument data. Tujuannya adalah mengetahui

(8)

akurasi dan kehandalan masing-masing item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Pada penelitian ini pengujian instrument data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Hasil Pengujian Validitas

Menurut Ghozali (2011) pengujian validitas instrumen data berguna untuk mengetahui kebenaran apa yang sebenarnya diukur, didalam penelitian ini yang diukur adalah keakuratan masing-masing item pertanyaan yang mendukung masing-masing variabel penelitian. Pengujian validitas dapat dilanjutkan bila memiliki KMO diatas 0,5. Setelah instrument data yang diuji memenuhi syarat maka identifikasi item yang valid dapat dilakukan. Setiap item pertanyaan yang valid harus memiliki factor loading (construct) di atas 0,4.

Item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur pengaruh terhadap job satisfaction

auditor memiliki Kaiser Meyer Olkin (KMO) sebesar 0,596, yaitu berada di atas 0,5. Serta diperkuat dengan factor loading dari yang terendah hingga tertinggi 0,598 sampai 0,766. Sehingga dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel job satisfaction valid. Pada pengujian gaya kepemimpinan consideration diperoleh nilai KMO sebesar 0,561 yaitu berada diatas 0,5. Sedangkan factor loading terendah yang

dihasilkan adalah sebesar 0,630, dan factor loading tertinggi mencapai 0,843.

Pada hasil pengujian instrumen data yang mendukung variabel gaya kepemimpinan

structure diperoleh nilai KMO sebesar 0,561,dengan standar batas KMO 0,5.Terlihat

factor loading terendah yang dimiliki salah satu item pertanyaan sebesar 0,519sedangkan nilai factor loading tertinggi yang adalah sebesar 0,802. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel gaya kepemimpinan structure

valid. Untuk variabel komitmen organisasi, diperoleh nilai KMO sebesar 0,557. serta diperkuat dengan factor loading dari yang terendah hingga tertinggi yaitu 0,440 sampai dengan 0,818, masing-masing item pertanyaan telah memiliki factor loading di atas atau sama dengan 0,4. Jadi dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel komitmen organisasi valid. Pada variabel kompleksitas tugas, diperoleh nilai KMO sebesar 0,596, hasil KMO nya di atas 0,5. Serta diperkuat dengan factor loading dari yang terendah hingga tertinggi yaitu 0,579 sampai dengan 0,891. Untuk variabel konflik peran, diperoleh nilai KMO sebesar 0,865.serta diperkuat dengan factor loading dari yang terendah hingga tertinggi yaitu 0,721 sampai dengan 0,828, masing-masing item pertanyaan telah memiliki factor loading di atas atau sama dengan 0,4. Jadi dapat disimpulkan bahwa item

(9)

pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel konflik peran valid.

Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten dan instrumen yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan. Konsep reliabilitas dalam pendekatan ini adalah konsistensi di antara butir-butir pertanyaan atau pernyataan dalam suatu instrumen, yang lebih difokuskan pada penggunaan cronbach’s

alpha. Instrumen dianggap reliable apabila

cronbach’s alpha lebih tinggi dari 0,5 (Ghozali, 2011). Berdasarkan proses pengujian reliabilitas, seperti terlihat pada tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Cronb ach Alpha C ut Of f Keteran gan

JobSatisfactionauditor 0,636 0,5 Reliable

GayaKepemimpinanConsi deration 0,590 0,5 Reliable GayaKepemimpinan Structure 0,634 0,5 Reliable KomitmenOrganisasi 0,639 0,5 Reliable KompleksitasTugas 0,611 0,5 Reliable

Konflik Peran 0,916 0,5 Reliable

Sumber Data: Olahan Kuesioner

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian telah memiliki cronbach alpha diatas 0,5.

Hasil Pengujian Normalitas

Menurut Ghozali (2011) mengemukakan bahwa pengujian normalitas dilakukan untuk

mengetahui pola keragaman variance masing-masing variabel penelitian. Alat uji yang digunakan adalah One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Pada tahapan pengujian normalnya masing-masing variabel penelitian ditentukan dari nilai Asymp Sig (2-Tailed) di atas atau sama dengan 0,05. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil seperti terlihat pada tabel 4.5 di berikut ini:

Tabel 4.5

Hasil Pengujian Normalitas

Variabel Asymp Sig (2-Tailed) Alpha Kesimpulan Job Satisfactionauditor 0,060 0,05 Normal Gaya Kepemimpinan Consideration 0,050 0,05 Normal Gaya Kepemimpinan Structure 0,111 0,05 Normal Komitmen Organisasi 0,113 0,05 Normal Kompleksitas Tugas 0,054 0,05 Normal

Konflik Peran 0,055 0,05 Normal

Sumber Data: Olahan Kuesioner

Pada tabel 4.5 terlihat seluruh variabel penelitian telah berdistribusi secara normal karena masing-masing variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini memiliki

asymp sig (2-tailed) diatas 0,05.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Untuk menentukan ada atau

(10)

tidaknya interkorelasi dapat dilihat dari besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan

Tolerance (TOL). Hasil nilai analisis tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Hasil Pengujian Multikolinearitas

Variabel Toler ance VIF Keteranga n Gaya Kepemimpinan Consideration 0,951 1,051 Tidak terjadi multikolinea ritas Gaya Kepemimpinan Structure 0,707 1,414 Tidak terjadi multikolinea ritas Komitmen Organisasi 0,725 1,378 Tidak terjadi multikolinea ritas Kompleksitas Tugas 0,726 1,377 Tidak terjadi multikolinea ritas Konflik Peran 0,765 1,307 Tidak terjadi

multikolinea ritas Sumber: Olahan Kuesioner

Dari tabel 4.6 dapat dilihat masing-masing variabel memiliki nilai tolerance

0,951; 0,707; 0,725; 0,726; dan 0,765. Sedangkan untuk nilai VIF diperoleh masing-masing 1,051; 1,414; 1,378; 1,377; dan 1,307. Nilai tolerance untuk semua variabel ini adalah besar dari 0.10 dan nilai VIF untuk semua variabel kecil dari 10, jadi tidak terdapat multikolinearitas.

Hasil Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel 4.7

Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel B t Sig Keterang an Konstanta 6,52 7 1,81 8 0,074 Gaya Kepemimpina n Consideration -0,04 4 -0,03 5 0,769 Tidak Signifikan Gaya Kepemimpina n Structure 0,13 9 0,70 1 0,486 Tidak Signifikan Komitmen Organisasi 0,07 9 1,09 4 0,278 Tidak signifikan Kompleksitas Tugas 0,51 4 3,06 9 0,003 Signifikan Konflik Peran 0,01 2 0,30 3 0,763 Tidak Signifikan R = 0,507 R2 = 0,257 F = 3,942 Sig = 0,004 Sumber: Olahan Kuesioner

Dari tabel diatas, diketahui nilai R2sebesar 0,257atau 25,7% artinya gaya kepemimpinan consideration, gaya kepemimpinan structure, komitmen organisasi, kompleksitas tugas, dan konflik peran terhadap

job satisfaction auditor sebesar 25,7%, sedangkan sisanya sebesar 74,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam model penelitian ini. Didalam hasil pengolahan data menghasilkan nilai koefisien regresi yang menunjukan kontribusi yang berbeda antara satu dengan yang lain. Secara umum masing-masing koefisien tersebut dapat dibuat ke dalam sebuah persamaan regresi berganda seperti terlihat di berikut ini:

Y= 6,527 – 0,044X1a + 0,139X1b + 0,079X2 +

(11)

Sesuai dengan persamaan yang terbentuk terlihat masing-masing variabel tentu memiliki kontribusi pengaruh yang relatif berbeda beda antara satu dengan yang lain. Secara umum uraian masing-masing hasil pengujian hipotesis dapat dijelaskan pada sub bab berikut ini:

Pengaruh Gaya Kepemimpinan

Consideration Terhadap Job Satisfaction

(H1a)

Berdasarkan hasil pengujian pertama terlihat bahwa gaya kepemimpinan

consideration memiliki koefisien regresi sebesar -0,044 dengan nilai signifikan sebesar 0,769 dimana nilai signifikan ini besar dari 0,05 (0,769> 0,05). Maka keputusannya adalah Ho diterima dan H1a

ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan consideration tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction auditor. Dalam sebuah organisasi, gaya kepemimpinan consideration merupakan suatu gaya pemimpin terhadap bawahan yang mana seorang atasan selalu menerima gagasan dan ide-ide dari bawahan untuk suatu tugas audit, namun dalam pelaksanaan audit tersebut seorang auditor selalu memfokuskan dari tujuan kerjanya dalam menyelesaikan tugasnya masing-masing sehingga kepuasan kerja atau

job satisfaction dari auditor tersebut tidak dipengaruhi sepenuhnya oleh gaya

kepemimpinan consideration yang dimiliki oleh seoarang atasan karena masing-masing auditor telah jelas dan tau apa yang harus dilakukan tanpa pengawasan yang dan arahan yang serius dari atasannya. Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2007) yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan consideration memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap job satisfaction auditor.

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Structure Terhadap Job Satisfaction (H1b)

Untuk variabel gaya kepemimpinan

structure diketahui bahwa nilai koefisien regresi sebesar 0,139dengan nilai signifikan yang dihasilkan sebesar 0.486, dimana nilai signifikan ini besar dari 0,05 (0,486>0,05), Maka keputusannya adalah Ho diterima dan H1b ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa

gaya kepemimpinan structure tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction auditor. Gaya kepemimpinan

structure merupakan prilaku seorang atasan yang lebih tertutup terhadap bawahannya sehingga informasi antara atasan dengan bawahannya kurang maksimal sehingga bisa dilihat dari hasil penelitian ini seorang auditor memang harus mempunyai rasa tanggungjawab yang besar terhadap tugas yang

(12)

diberikan kepadanya, karena walaupun gaya kepemimpinan structure tersebut diaplikasikan oleh seorang atasan dalam suatu organisasi namun tidak mempengaruhi job satisfaction

dari seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya dengan tidak melalaikan pekerjaan yang telah menjadi tanggungjawab masing-masing. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2010) yang menyatakan gaya kepemimpinan

structure tidak berpengaruh terhadap job satisfaction.

Komitmen Organisasi Berpengaruh

Terhadap Job Satisfaction (H2)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga terlihat bahwa komitmen organisasi memiliki koefisien regresi sebesar 0,079,nilai signifikansi sebesar 0,278. Pada tahapan pengujian digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil tersebut menandakan bahwa nilai signifikan sebesar 0,278> 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H2

ditolak jadi dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh signifikan terhadap job satifaction auditor. Sehingga pada dasarnya komitmen organisasi tidak berpengaruh penuh terhadap kepuasan kerja seorang auditor. Hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih (2003) yang menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh

signifikan terhadap job satisfaction, hal yang sama juga diungkapkan dalam penelitian Mulyanto (2012) yang menyatakan bahwa terdapatnya hubungan yang signifikan antara komitmen organisasi dengan kepuasan kerja atau job satisfaction auditor.

Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Job Satisfaction (H3)

Berdasarkan hasil pengujian ini terlihat bahwa kompleksitas tugas memiliki koefisien regresi sebesar 0,514 dengan nilai signifikan sebesar 0,003. Jadi hasil tersebut menandakan bahwa nilai signifikan sebesar 0,003< 0,05. Maka keputusannya adalah Ho ditolak dan H3

diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kompleksitas tugas berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction auditor. Seorang auditor dalam menjalankan tugas audit yang dikerjakannya sangat tergantung dari banyaknya tugas yang dikerjakan, pekerjaan yang menumpuk dan target audit yang harus diselesaikan dalam suatu periode sangat menentukan tingkat stress bagi seoarang auditor tersebut. Tugas yang komplek sangat mempengaruhi kepuasan atau job satisfaction

seorang auditor sehingga nilai dari hasil audit bisa lebih maksimal. Penugasan yang komplek akan menurunkan kepuasan atau job satisfaction dan sebaliknya penugasan yang terkontrol dalam suatu waktu akan meningkatnya kepuasan kerja auditor. Hal

(13)

yang sama juga terlihat dalam penelitian Baihaqi (2010) yang menunjukkan terdapatnya hubungan yang signifikan antara kompleksitas tugas dengan kepuasan kerja atau job satisfaction.

Konflik Peran Terhadap Kepuasan Job Satisfaction (H4)

Berdasarkan hasil pengujian terlihat bahwa konflik peran memiliki koefisien regresi sebesar 0,012, pernyataan tersebut dibuktikan secara nyata dengan nilai signifikan sebesar 0,763. Hasil tersebut menandakan bahwa nilai signifikan sebesar 0,763> alpha 0,05. Maka keputusannya adalah Ho diterima dan H4

ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa konflik peran tidak berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction auditor. Konflik peran merupakan adanya perintah dari seorang atasan terhadap bawahan yang tidak jelas dan membuat ketidaknyamanan dalam bekerja namun tetap saja seoarang auditor harus mempertanggung jawabkan hasil kerjanya dari suatu perusahaan atau organisasi yang membutuhkan jasa atau pelayanan auditor tersebut. Namun dari hasil survey responden hal yang demikian tidak mempengaruhi secara langsung terhadap kepuasan kerja bahkan dengan adanya tekanan dari seoarang atasan dalam bekerja semakin tingginya hasil yang maksimal dari seseoarang auditor sehingga bisa disimpulkan konflik peran tidak

berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction auditor. Hal ini dibenarkan dalam penelitian yang dilakukan Nurcholik (2005) yang menyatakan bahwa konflik peran tidak berpengaruh terhadap job satisfaction atau berhubungan negatif.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan dari lima hipotesis yang diuji hanya satu hipotesis yang diterima yaitu hipotesis keempat yang mana kompleksitas tugas berpengaruh signifikan terhadap job satisfaction auditor.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Lidya. 2009.Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor. Skripsi S1 Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

Baihaqi, Muhammad Fauzan. 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Intervening. Skripsi Universitas Diponegoro. Semarang.

Darwito.2008. Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dan Komitmen Organisasi Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan.

(14)

Tesis, Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang.

Dewi, Amilin Rosita. 2009. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Akuntan Publik Dengan Role Stress Sebagai Variabel Moderating. Skripsi S1 Universitas Syarif Hidayatullah. Jakarta

Dwita, Sany. 2008. Pengaruh Konflik Peran Dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kepuasan Kerja Auditor.Jurnal Economac, Volume 8, No. 1.

Fitriany, dkk. 2010. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Job Satisfaction Auditor Dan Hubungannya Dengan Performance Dan Keinginan Berpindah Kerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate dengan Menggunakan IBM SPSS Versi 19. Universitas Dipenegoro, Semarang.

Hutapea, Betti. 2010. Pengaruh Kebijakan Promosi Jabatan Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah.

Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Lomanto,Silvia Losiana. 2012. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dengan Moderasi Locus Of Control Dan Kejelasan Tugas Pada Peran Auditor Yunior.Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Surabaya.

Mulyanto dan Suryani. 2012. Pengaruh Komitmen Organisasi, Kompensasi, Budaya Kerja, Motivasi dan Iklim Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai. Tesis. Stie Aub Surakarta.

Nurcholik, Lilik. 2005. Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasi Dan Konflik Peran Auditor Internal Terhadap Kepuasan Kerja. Tesis, Pascasarjana. Universitas Diponegoro. Semarang.

Nurhayati, Putri. 2007. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja. Skripsi S1 Universitas Indonesia. Depok.

Putra, Rando Meidiansyah Dan Herry Laksito. 2012. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Job Satisfaction

Auditor Yang Bekerja Pada Kantor Akuntan Publik. Skipsi S1 Universitas Diponegoro. Semarang.

Petronila, Thio Anastasia. 2009. Pengaruh Komitmen organisasi, Konflik Peran Terhadap Turnover Intension Dengan Kepuasan Kerja. Skripsi S1Universitas Katolik Atma Jaya. Jakarta.

Rapina, Hana Friska. 2011.Pengaruh Komitmen Organisasi dan Tindakan Supervisi Terhadap Kepuasan Kerja Auditor Junior Survei pada Kantor Akuntan Publik (KAP) dikota Bandung. Skripsi S1 Universitas Kristen Maranatha. Bandung.

Sekaran, Uma. 2007. Research Medhods for Bussiness. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat Buku 2.

Trisnaningsih, Sri. 2003. Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasan Kerja Auditor.

Tesis. Surabaya: Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga hasil akhirnya untuk menghasilkan sebuah client dengan sistem operasi Linux Debian dengan konfigurasi login yang mampu meminta informasi user account dari login

Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa perolehan konversi gliserol menjadi triasetin lebih rendah dari konversi yang diperoleh pada penelitian ini dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kesalahan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 5 Kota Serang dalam menyelesaikan soal cerita Program Linear berdasarkan prosedur Polya

Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa sifat tepung komposit yang digunakan memiliki ukuran granula yang lebih besar dibanding tepung terigu sehingga kelebihannya

1. Faktor internal yang mempengaruhi pengembangan KSPS BMT Amanah Ray adalah promosi, modal, sistem informasi teknologi yang terintegrasi, sistem bagi hasil

Pasal 21 yang bersangkutan harus dilampiri fotokopi surat izin kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja atau Instansi yang berwenang. g) Pemotong pajak

Sementara itu, agent (penyebab penyakit) ini adalah semua unsur atau elemen hidup atau pun tidak hidup di mana dalam ke- hadirannya, bila diikuti dengan kontak yang

Puji Syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan