• Tidak ada hasil yang ditemukan

DISPERINDAG Jalan Kusumanegara Nomor 9 Yogyakarta Telp / Faks disperindag.jogjaprov.go.id LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DISPERINDAG Jalan Kusumanegara Nomor 9 Yogyakarta Telp / Faks disperindag.jogjaprov.go.id LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

DISPERINDAG

Jalan Kusumanegara Nomor 9

Yogyakarta

Telp 0274 512063/ Faks 0274 581335

disperindag.jogjaprov.go.id

LAPORAN KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH

TA

HUN

20

18

(2)

Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2018 disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2018. LKjIP Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2018 merupakan bentuk akuntabilitas publik dari pelaksanaan tugas dan fungsi dan penggunaan anggaran yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah. Laporan ini sebagai media informasi publik atas capaian kinerja yang terukur. Capaian kinerja disajikan melalui pengukuran dan evaluasi kinerja serta pengungkapan (disclosure) secara memadai atas hasil analisis pengukuran kinerja.

Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis berdasarkan indikator-indikator yang ditetapkan. Diharapkan penyajian LKjIP ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan kinerja agar lebih berorientasi pada hasil, relevan, efektif, efisien dan berkelanjutan di masa mendatang.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Yogyakarta, Januari 2019 KEPALA DINAS

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DIY

Ir. Aris Riyanta, M. Si NIP 19620324 198903 1 006

(3)

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Tahun 2018 ini merupakan bentuk pertanggungjawaban atas perjanjian kinerja Dinas Perindustrian Dan Perdagangan DIY yang memuat rencana, capaian, dan realisasi indikator kinerja dari sasaran strategis. Sasaran dan indikator kinerja termuat dalam Renstra Dinas Perindustrian Dan Perdagangan DIY Tahun 2017-2022. Untuk mencapai sasaran tersebut, ditempuh dengan melaksanakan strategi, kebijakan, program dan kegiatan seperti telah dirumuskan dalam rencana strategis.

Ringkasan prestasi kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY yang dihasilkan di tahun 2018, dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Sasaran 1: Meningkatnya nilai perdagangan dalam negeri dan luar negeri

dengan indikatornya

1. Nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan)

capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2018 adalah 101,19% (Rp. 8.219.289 Juta dari 8.122.805)

b. Sasaran 2: Meningkatnya industri pengolahan dengan indikatornya

1. Nilai sektor industri pengolahan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan)

capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2018 adalah 102,76% (Rp. 12.487.005 Juta dari Rp. 12.151.563 Juta) Di luar indikator sasaran strategis, pencapaian kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY juga ditunjukkan oleh

(4)

pencapaian target terkait dengan SDGs. Target SDGS yang diampu oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY adalah sebagi berikut:

a. Target 9.2 yaitu mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto, sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali lipat proporsinya di Negara kurang berkembang

dengan indicator

1. Proporsi nilai tambah sektor industri pengolahan non migas terhadap PDRB

capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2018 adalah 100% (realisasi 13% dari target 13%)

2. Laju pertumbuhan PDRB industri pengolahan

capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2018 adalah 345% (realisasi 7,89% dari target 2,29%)

3. Proporsi tenaga kerja pada sektor

capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2018 adalah 138% (realisasi 18% dari target 13%)

b. Target 9.3 yaitu meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil, khususnya di negara berkembang, terhadap jasa keuangan, termasuk kredit terjangkau, dan mengintegrasikan ke dalam rantai nilai dan pasar

dengan indicator

1. Proporsi nilai tambah industri kecil menengah terhadap total

nilai tambah

industry

capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2018 adalah 322% (realisasi 58% dari 18%)

(5)

c. Target

17.11 Secara signifikan meningkatkan ekspor dari

negara berkembang, khususnya dengan tujuan

meningkatkan dua kali lipat proporsi negara kurang

berkembang dalam ekspor global pada tahun 2020

dengan indicator

1. Proporsi nilai tambah industri kecil menengah terhadap total

nilai tambah

industry

capaian kinerja sampai dengan akhir Bulan Desember 2018 adalah 112% (realisasi US$ 338,02 Juta dari target US$ 302,54 Juta)

Evaluasi atas pencapaian kinerja dan permasalahan yang ditemui pada setiap sasaran menunjukkan beberapa tantangan yang perlu menjadi perhatian bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY ke depan, sebagai berikut:

1. Persaingan usaha yang semakin ketat antara pengusaha lokal dan pengusaha luar daerah maupun antara pengusaha kecil dengan pengusaha menengah dan besar akibat liberalisasi perdagangan pasar dan maraknya peredaran barang ilegal/produk impor.

2. Belum optimalnya upaya promosi dan pembentukan jejaring pemasaran serta belum memadainya infrastuktur pendukung ekspor seperti pelabuhan ekspor dan kawasan berikat.

3. Lemahnya legalitas usaha, terbatasnya kapasitas sumber daya manusia, lemahnya sertifikasi produk, lemahnya modal dan kurangnya penyediaan bahan baku lokal.

Hasil evaluasi yang disampaikan dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini penting dipergunakan sebagai pijakan bagi

(6)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY dalam perbaikan kinerja di tahun yang akan datang.

(7)

Daftar Isi

KATA PENGANTAR...ii

IKHTISAR EKSEKUTIF...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL...v

DAFTAR GAMBAR...vi

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Struktur Organisasi………. ……….2

1.2 Fungsi dan Tugas ………..………2 1.3 Isu-Isu Strategis……… ..…………3 1.4 Keadaan Pegawai……….. ………….…..3

1.5 Keadaan Sarana dan Prasarana………..……….……..5 1.6 Keuangan……….. ……….7 1.7 Sistematika LKj IP……….. ………...9

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA………..10

2.1 Perencanaan Strategis……….. ………...10

2.1.1 Visi dan Misi Kepala Daerah………..………...11

(8)

2.1.2 Tujuan dan Sasaran Perangkat Daerah………14 2.1.3 Strategi dan arah

Kebijakan………..………...15 2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2018……….. ………..16

2.3 Rencana Anggaran Tahun

2018………..………...18 2.3.1 Target Belanja Dinas Perindustrian dan

Perdagangan DIY……..18

2.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran

Strategis………18 2.4 Instrumen

Pendukung………. ………..19

BAB III AKUNTABILITAS

KINERJA……… ……20

3.1. Capaian Kinerja Tahun

2018……….……….20 3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis……….………21

3.3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya………..29 3.4. Akuntabilitas Anggaran……….. 31 3.5 Inovasi……… ……..……….32 BAB V PENUTUP……… ………34 LAMPIRAN- LAMPIRAN

Daftar Tabel

(9)

Tabel I.1 Rincian Pegawai Berdasarkan Jabatan……….…..4

Tabel I.2 Rincian Pegawai Berdasarkan Golongan………..4

Tabel I.3 Rincian Pegawai Berdasarkan Pendidikan………5

Tabel I.4 Kondisi Riil Sarana dan

Prasarana………. …….6

Tabel II.1 Ringkasan Visi Misi RPJMD DIY

2017-2022………...……….12

Tabel II.2 Sasaran Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY…….…………..14

Tabel II.3 Strategi, Arah

kebijakan……… 15

Tabel II.4 Perjanjian Kinerja Tahun

2018………..……..17 Tabel II.5 Perjanjian Kinerja (Reviu) Tahun

2018………17

Tabel II.6 Target Belanja Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY APBD

Perubahan Tahun

2018……….. ……….18

Tabel II.7 Anggaran Belanja Langsung per Sasaran Strategis………18

(10)

BAB 1

Pendahuluan

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Tahun 2018 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 94 Tahun 2016 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah kepemerintahan yang baik (good governance) di Indonesia.

Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Tahun 2018 diharapkan dapat:

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY

2. Mendorong Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara baik dan benar yang didasarkan pada peraturan perundangan, kebijakan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

Bab 1 Berisi : 1. Struktur

Organisasi

2. Fungsi dan Tugas 3. Isu Strategis 4. Keadaan Pegawai 5. Keadaan Sarana dan Prasarana 6. Keuangan 7. Sistematika LKj IP

(11)

3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY untuk meningkatkan kinerjanya.

4. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat terhadap Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY di dalam pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

1.1 Struktur Organisasi

Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Istimewa Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 3 Tahun 2015 tentang Kelembagaan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan susunan organisasi sebagai berikut:

Gambar I.1 Struktur Organisasi Disperindag DIY

1.2 Tugas dan Fungsi

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 67 Tahun 2015 Tanggal 2 September 2015 menetapkan bahwa Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY mempunyai tugas

(12)

melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang perindustrian dan perdagangan serta kewenangan dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY mempunyai fungsi :

1. penyusunan program dan pengendalian di bidang perindustrian dan perdagangan;

2. perumusan kebijakan teknis bidang perindustrian dan perdagangan;

3. pelaksanaan kerjasama perindustrian dan perdagangan serta pengembangan ekspor DIY;

4. pemberian fasilitasi, pembinaan, perlindungan, pemasaran dan pengembangan perindustrian dan perdagangan;

5. pelaksanaan pelayanan umum bidang perindustrian dan perdagangan;

6. pemberian fasilitasi bidang perindustrian dan perdagangan Kabupaten/Kota;

7. pengembangan industri kreatif;

8. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja bidang perindustrian dan perdagangan;

9. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan; dan

10.pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1.3 Isu-isu Strategis

Eksistensi sebuah institusi bergantung pada sejauh mana institusi tersebut mampu menemu kenali dan merespon isu strategis dengan berbagai kebijakan dan tindakan yang tepat. Secara umum isu strategis dapat bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Isu Strategis yang

(13)

melingkupi Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, antara lain sebagai berikut:

1 Pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan pelaku usaha sektor perindustrian dan perdagangan.

2 Meningkatnya persaingan usaha sektor perdagangan dalam negeri.

3 Meningkatnya persaingan usaha sektor perdagangan luar negeri.

4 Pengembangan industri kreatif dan kawasan industri di DIY.

1.4 Keadaan Pegawai

Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY pada tahun 2018 didukung oleh pegawai sebanyak 124 orang, yang terdiri 54 orang perempuan dan 70 orang laki-laki. Dari 124 orang pegawai tersebut, 24 orang diantaranya menjabat jabatan-jabatan structural, satu orang menjabat jabatan fungsional tertentu (JFT), dan 99 orang menjabat jabatan-jabatan fungsional umum (JFU). Pada table dibawah ini disajikan rincian pegawai berdasarkan jabatan.

Tabel I. 1 Rincian Pegawai Berdasarkan Jabatan NO JABATAN JUMLAH

1 Eselon II 1 Orang

2 Eselon III 4 Orang

3 Eselon IV 18 Orang

4 Jabtan Fungsional Tertentu 1 Orang 5 Jabatan Fungsional Umum 95 Orang

Jumlah Orang119

Sumber: Disperindag DIY, 2018

Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY didukung oleh pegawai-pegawai dengan golongan 1/c hingga IV/c, dengan rincian sebagai berikut ini.

(14)

Tabel I. 2 Rincian Pegawai Berdasarkan Golongan NO Golongan JUMLAH 1 IV/c 1 Orang 2 IV/b 4 Orang 3 IV/a 5 Orang 4 III/d Orang14 5 III/c Orang14 6 III/b Orang47 7 III/a 7 Orang 8 II/d 4 Orang 9 II/c Orang17 10 II/a 3 Orang 11 I/d 1 Orang 12 I/c 2 Orang Jumlah Orang119

Sumber: Disperindag DIY, 2018

Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY terdiri dari pegawai dengan tingkat pendidikan yang bervariasi. Berikut ini disajikan rincian pegawai berdasarkan tingkat pendidikan.

Tabel I. 3 Rincian Pegawai Berdasarkan Pendidikan NO Pendidikan JUMLAH 1 S-2 Orang 11 2 S-1 Orang 35 3 D-3 Orang 5 4 SMA Orang 57 5 KPAA Orang 4 6 SMP Orang 2 7 SD 5

(15)

NO Pendidikan JUMLAH

Orang

Jumlah Orang119

Sumber: Disperindag DIY, 2018

1.5 Keadaan Sarana dan Prasarana

Agar dapat melaksanakan urusan Pemerintah Daerah di bidang Perindustrian dan Perdagangan, serta kewenangan dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.

Sarana dan prasarana yang mendukung Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, diantaranya berupa gedung/bangunan perkantoran, yaitu:

1. Kantor Induk Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta yang berlokasi di Jalan Kusumanegara No. 9, Yogyakarta

2. Kantor Balai Pelayanan Bisnis dan Pengelolaan Kekayaan Intelektual

Jalan Kusumanegara No. 9, Yogyakarta

3. Kantor Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna yang berlokasi di Jalan Kusumanegara No. 168, Yogyakarta

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam melaksanakan ketugasannya juga didukung dengan sarana mobilitas berupa kendaraan roda 4 sejumlah 7 unit dan roda 2 sebanyak 12 unit. Pada tahun 2018 penghapusan kendaran roda 2 (dua) sebanyak 2 buah. Selain kendaraan bermotor juga didukung oleh sarana berupa perlengkapan dan peralatan kantor.

(16)

Tabel 1.4 Kondisi Riil Sarana dan Prasarana Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa

Yogyakarta

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Keteran gan 1. 2. 3. 4. 5. Tanah

Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya

11 Unit 852 Unit 18 Unit 15 Unit 1.350 Unit

-Untuk mendukung komunikasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta dengan stakeholder dan juga dalam rangka melaksanakan ketugasan terkait dengan informasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki website dinas dengan alamat: http://www.disperindag.jogjaprov.go.id . Untuk pelayanan bisnis bagi UMKM dan fasilitasi pemasaran khususnya melalui dunia maya Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki website dengan alamat: http://jogjabiz.web.id dan

http://jogjaplaza.com.

Sarana dan prasarana yang ada dipergunakan seoptimal mungkin dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya masyarakat Industri dan Perdagangan DIY. Namun sarana dan prasarana tersebut banyak yang kondisinya sudah tidak memadai lagi. Selain itu jumlah sarana dan prasarana yang ada jika dibandingkan dengan ketugasan dan sasaran pembinaan yang sangat banyak maka secara jumlah sarana dan prasarana tersebut belum mencukupi.

Sarana mobilitas operasional (kendaraan roda 4 dan 2) sangat terbatas sehingga kurang mendukung pelaksanaan

(17)

tugas di lapangan. Sarana dan prasarana kerja masing-masing bidang/seksi/subbagian/ seperti Komputer/Mobile Computer/Laptop masih belum memadai seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang terkini sehingga menyebabkan kinerja aparatur menjadi kurang optimal.

Untuk meningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat, perlu adanya penambahan sarana dan prasarana peralatan kantor yang mengarah ke perkantoran modern berbasis Teknologi Informasi (TI). Di samping itu dirasakan keterbatasan juga terhadap bahan pustaka, meubelair dan komputer untuk pelayanan informasi di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta dan pengembangan IT Enabler pendukung DGS menuju ke ”Jogja Cyber Province”.

Beberapa hambatan tersebut secara berangsur-angsur diatasi antara lain dengan pengajuan rencana kegiatan pada Tahun Anggaran 2017. Dengan berfungsinya interkoneksi jaringan komputer dalam kerangka pembangunan e-Government maka hambatan sebagai akibat masih terpisahnya beberapa bidang/bagian kantor dapat diminimalkan.

1.6 Keuangan

Dukungan dana atau anggaran yang tersedia untuk melaksanakan tugas dan fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY pada tahun 2018 berasal dari APBD Daerah Istimewa Yogyakarta dan Dana Keistimewaan. Pada tahun anggaran 2018 Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 21.186.947.323,00 dengan rincian belanja tidak langsung sebesar Rp. 8.540.394.323,00 dan belanja langsung sebesar Rp. 12.646.553.000,00 yang diperuntukkan baik untuk mendukung pelaksanaan program yang berkaitan langsung dengan indikator sasaran startegis maupun program-program pendukung. Belanja langsung yang berasal dari APBD sebesar Rp. 12.646.553.000,00 yang didukung oleh 9 program dan 17 kegiatan. Sedangkan belanja

(18)

langsung yang berasal dari dana keistimewaan sebesar Rp. 9.731.301.000,00 yang didukung oleh 1 program dan 3 kegiatan.

1.7 Sistematika Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Sistematika penulisan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY tahun 2018 adalah sebagai berikut :

Ringkasan Eksekutif memuat:

1. Pada bagian ini disajikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana strategis serta sejauh mana instansi pemerintah mencapai tujuan dan sasaran utama tersebut serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaiannya;

2. Disebutkan pula langkah-langkah apa yang telah dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut dan langkah antisipatif untuk menanggulangi kendala yang mungkin akan terjadi pada tahun mendatang.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini memuat tentang alasan disusun LKjIP/manfaat LKjIP, Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Potensi yang menjadi ruang lingkup PD dan Sistematika penulisan LKj IP.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Pada bagian ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana strategis, dan dan perjanjian kinerja. Pada awal bab disajikan gambaran secara singkat sasaran utama yang ingin diraih instansi pada tahun yang bersangkutan serta bagaimana kaitannya dengan capaian visi dan misi Kepada Daerah.

(19)

Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan analisis akuntabilitas kinerja. Termasuk didalamnya menguraikan secara sistematis pembandingan data kinerja secara memadai, keberhasilan/kegagalan, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil.

Disajikan pula akuntabilitas keuangan dengan cara menyajikan rencana dan realisasi anggaran bagi pelaksanaan tugas dan fungsi atau tugas-tugas lainnya dalam rangka mencapai sasaran organisasi yang telah ditetapkan, termasuk analisis tentang capaian indikator kinerja dan efisiensi.

Disajikan pula Inovasi yang telah dilakukan oleh Perangkat daerah. Inovasi dimaknai sebagai penemuan hal-hal baru atau proses kreatif terhadap sesuatu yang sudah ada maupun yang sudah ada sebelumnya. Inovasi dianggap mampu meningkatkan nilai tambah output kegiatan yang berkualitas BAB IV PENUTUP

Pada bagian ini dikemukakan simpulan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan, permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja instansi yang bersangkutan serta strategi pemecahan masalah.

(20)

BAB 2

Perencanaan

& Perjanjian

Kinerja

2.1 Perencanaan Strategis

Memasuki Tahun 2018, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY menyusun Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Tahun 2017-2022. Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY merupakan manifestasi komitment Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY dalam mendukung visi dan misi Pemerintah Daerah DIY yang tertuang dalam RPJMD DIY Tahun 2017-2022. Sebagai bentuk pembangunan berkelanjutan, perumusan Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Tahun 2018-2022 tidak terlepas dari kesuksesan pencapaian target yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan periode sebelumnya (2012-2017).

RPJMD Pemerintah Daerah DIY merupakan dokumen landasan atau acuan pokok penyelenggaraan pemerintahan sesuai Peraturan Daerah Istimewa DIY No. 3 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2017-2022.

Rencana Strategis (Renstra) adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah periode lima tahun. Renstra memuat tujuan, Bab 2 Berisi : 1. Perencanaan Strategis 2. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 3. Rencana Anggaran Tahun 2018 4. Instrumen Pendukung

(21)

sasaran dan strategi bagi penyelenggaraan program dan kegiatan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY yang harus dilaksanakan secara terpadu, sinergis, harmonis dan berkesinambungan. Renstra Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Tahun 2017-2022 ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Nomor 20 tanggal 30 April 2018 tentang rencana strategis Perangkat Daerah 2017-2022

2.1.1Visi dan Misi Kepala Daerah

Visi Misi Gubernur DIY yang dituangkan dalam RPJMD DIY berupaya untuk menyinambungkan perencanaan periode 5 tahun sebelumnya (2012-2017) dengan perencanaan periode yang setelahnya (2017-2022). Visi Misi Gubernur DIY pada perencanaan periode 2017-2022 berkesinambungan dan melanjutkan keberhasilan capaian pembangunan dengan periode sebelumnya. Gubernur DIY pada Sidang Paripurna Istimewa tanggal 2 Agustus 2017 memaparkan pidato visi misi dengan tema “Menyongsong Abad Samudera Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja”. Pemaparan ini sebagai bagian dari rangkaian proses pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY untuk periode 2017-2022 seiring dengan berakhirnya masa jabatan Gubernur DIY Tahun 2012-2017. Tema visi dalam pemaparan visi misi Gubernur DIY tersebut dilandasi pada aspek kesejahteraan, fenomena-fenomena Kemaritiman terkini (Indian Ocean Rim Association (IORA), Kra-Canal/ Thai Canal Project) serta Kemiskinan di Kawasan Jogja Selatan. Dalam rangka mewujudkan tema visi tersebut, Gubernur DIY menyampaikan misi “Lima Kemuliaan” atau “Panca Mulia”, yakni:

1. terwujudnya peningkatan kualitas hidup-kehidupan-penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia Jogja yang berdaya saing,

2. terwujudnya peningkatan kualitas dan keragaman kegiatan perekonomian masyarakat, serta penguatan ekonomi yang

(22)

berbasis pada sumberdaya lokal (keunikan teritori ekonomi) untuk pertumbuhan pendapatan masyarakat sekaligus pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan,

3. terwujudnya peningkatan harmoni kehidupan bersama baik pada lingkup masyarakat maupun pada lingkup birokrasi atas dasar toleransi, tenggang rasa, kesantunan, dan kebersamaan,

4. terwujudnya tata dan perilaku penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, dan

5. terwujudnya perilaku bermartabat dari para aparatur sipil penyelenggara pemerintahan atas dasar tegaknya nilai-nilai integritas yang menjunjung tinggi kejujuran, nurani rasa malu, nurani rasa bersalah dan berdosa apabila melakukan penyimpangan-penyimpangan yang berupa korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Secara teknokratik, Pidato Visi Misi tersebut kemudian dituangkan dalam RPJMD DIY 2017-2022 dengan Visi :

“Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja”

serta dilaksanakan dengan 2 misi antara lain:

1. Meningkatkan Kualitas Hidup, Kehidupan Dan Penghidupan Masyarakat Yang Berkeadilan dan Berkeadaban

(misi tersebut merangkum Panca Mulia ke-1, 2 dan 3) 2. Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Demokratis;

(misi tersebut merangkum Panca Mulia ke-4 dan 5)

Visi misi tersebut dijabarkan dalam Tujuan dan Sasaran Pemerintah Daerah yang selengkapnya dituangkan dalam bagan alir cascade RPJMD DIY 2017-2022 sebagai berikut:

(23)

Tabel II.1 Ringkasan Visi Misi RPJMD DIY 2017-2022

Visi: “Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia” N

o.

Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran 1. Meningkatkan Kualitas Hidup, Kehidupan Dan Penghidupan Masyarakat Yang Berkeadilan dan Berkeadaban Meningkatnya kualitas hidup, kehidupan dan penghidupan masyarakat dengan tatanan sosial yang menjamin ke- bhineka-tunggal-ika-an dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia serta mampu menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta Angka IGI (5,59) (2016) menjadi 6,2 (2022) 1.1. Meningkatnya Derajat Kualitas SDM Indeks Pembangun an Manusia (IPM) 1.2. Meningkatnya derajat ekonomi masyarakat. Indeks Gini Persentase Angka Kemiskinan 1.3. Meningkatnya Derajat Kualitas hidup sosial masyarakat Indeks Pemberday aan Gender (IDG) 1.4. Terpelihara dan Berkembangnya Kebudayaan Persentase Peningkatan Jumlah Budaya Benda dan Tak benda yang diapresiasi 1.5. Meningkatnya aktivitas perekonomian yang berkelanjutan Pertumbuha n Ekonomi. IKLH (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup) Kesesuaian Pemanfaata n Ruang Capaian Penataan Ruang Pada Satuan Ruang Strategis Keistimewa

(24)

Visi: “Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia” N

o.

Misi Tujuan Indikator Tujuan Sasaran Indikator Sasaran an 1.6. Menurunnya kesenjangan ekonomi antar wilayah. Indeks Williamson 2. Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Demokratis; Terwujudnya reformasi Tata Kelola Pemerintahan yang baik (good governance). Indeks Reformasi Birokrasi dengan nilai 73,07 (BB) dalam kategori baik (2016) menjadi Sangat Baik dengan nilai 76 (A) (2022) 2.1. Meningkatnya kapasitas tata kelola pemerintahan Opini BPK Nilai akuntabilita s pemerintah (AKIP) 2.2. Meningkatnya Kapasitas Pengelolaan Keistimewaan Prosentase capaian sasaran Pelaksanaa n Keistimewa an. 2.3. Meningkatnya Pengelolaan dan pemanfaatan tanah Kasultanan, Kadipaten dan tanah desa bidang tanah kasultanan, kadipaten dan tanah desa yang terfasilitasi untuk dikelola serta dimanfaatk an Sumber: RPJMD DIY 2017-2022

Berangkat dari Tujuan dan Sasaran Pemerintah Daerah tersebut dan sesuai tugas dan pokok fungsinya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY mendukung pencapaian Sasaran Pemerintah Daerah Meningkatnya aktivitas perekonomian yang berkelanjutan dengan indikator capaian sasaran Pertumbuhan Ekonomi

(25)

2.1.2Tujuan dan Sasaran Perangkat Daerah Tujuan

Mengacu pada Visi dan Misi Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan, maka Tujuan Jangka menengah Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY salama 5 tahun anggaran adalah : Meningkatnya daya saing Industri dan Perdagangan di tingkat nasional dan Global.

Sasaran Strategis

Mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan, maka sasaran yang hendak dicapai atau dihasilkan dalam kurun waktu lima tahun adalah sebagai berikut:

Tabel II.2 Sasaran Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY NO . SASARA N STRATE GIS INDIKAT OR KINERJA SATUA N Baseli ne 2017

Target tahunan Targe t Akhir Renst ra 201 8 2019 2020 2021 202 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningka tnya nilai perdagan gan dalam negeri dan luar negeri Nilai sektor perdagan gan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) Juta Rupia h 7 .367.6248.12 2.80 5 8.52 8.94 6 8.95 5.39 3 9.40 3.16 3 9.87 3.32 1 9.873.3 21 2 Meningka tnya industri pengolah an Nilai sektor industri pengolah an dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) Juta Rupia h 1 1.234.804 12.151.5 63 12.6 37.6 26 13.1 43.1 31 13.6 68.8 56 14.2 15.6 11 14.215.61 1

(26)

Setelah menentukan tujuan dan sasaran, maka langkah selanjutnya perlu ditentukan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Cara mencapai tujuan dan sasaran merupakan strategi organisasi.

Tabel II.3 Strategi, Arah kebijakan

NO

. SASARAN STRATEGIS STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4

1

2

Meningkatnya nilai perdagangan dalam negeri dan luar negeri

Meningkatnya industri pengolahan 1. Penguatan Perdagangan Dalam Negeri melalui peningkatan penggunaan produk lokal, pengelolaan persaingan usaha serta pengembangan pemasaran 2. Penguatan Perdagangan Dalam Negeri melalui kelancaran distribusi, dan stabilisasi harga. 3. Memperkuat dan memperluas perdagangan internasional dalam upaya meningkatkan nilai ekspor DIY 1. Penguatan dan penumbuhan IKM melalui pengembangan aspek produksi, desain, pemasaran produk, dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual 2. Pengembangan teknologi industri yang mendukung proses produksi secara kualitas maupun kuantitas serta pengembangan industri yang berwawasan 1. Peningkatan penggunaan produk lokal, pengelolaan persaingan usaha serta pengembangan pemasaran 2. Peningkatan kelancaran distribusi, stabilisasi harga 3. Memperkuat dan memperluas perdagangan internasional dengan pengembangan kinerja perdagangan luar negeri dan fasilitasi ekspor 1. Pengembangan aspek SDM, produksi, desain, dan pemasaran produk sektor 2. Pengembangan teknologi industri yang mendukung proses produksi secara kuantitas maupun kualitas serta pengembangan industri yang berwawasan lingkungan (Green Sector) 3. Pengembangan aspek SDM, produksi, desain, dan pemasaran produk kreatif

(27)

NO

. SASARAN STRATEGIS STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4 lingkungan (Green Sector) 3. Penguatan dan penumbuhan IKM Industri Kreatif melalui pengembangan aspek produksi, desain, pemasaran dan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual produk industri kreatif 4. Mengembangkan enterprenurship yang berorientasi pada pengurangan angka kemiskinan 5. Kordinasi dan fasilitasi penyediaan kawasan industri untuk IKM

4. Penciptaan wira usaha baru melalui pelatihan, diklat, maupun fasilitasi usaha

5. Kordinasi dan fasilitasi penyediaan kawasan industri untuk IKM

2.2. Perjanjian Kinerja Tahun 2018

Dokumen Perjanjian Kinerja (PK) merupakan dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Dokumen tersebut memuat sasaran strategis, indikator kinerja, beserta target kinerja dan anggaran.

Dalam penyusunan perjanjian kinerja instansi mengacu pada Renstra, RKT, IKU, dan anggaran atau DPA. Perjanjian Kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

(28)

N O. SASARAN STRATEGI S INDIKATOR KINERJA SATUA N TARGE T TAHUN AN TRIWUL AN TARGET 1 2 3 4 5 6 7 1 Meningkatn ya nilai perdaganga n dalam negeri dan luar negeri Nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) Juta Rupia h 8.122.80 5 Triwulan ITriwulan II Triwulan III Triwulan IV -8.122.8 05 2 Meningkatn ya industri pengolahan Nilai sektor industri pengolahan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) Juta Rupia h 12.151.5 63 Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV -12.151.5 63

Pada tahun 2018, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY melaksanakan reviu Perjanjian Kinerja Tahun 2018. Reviu dilakukan karena penyesuaian dengan perubahan kondisi yang terjasi. Akan tetapi, reviu tersebut tidak menyebabkan perubahan Perjanjian Kinerja. Perjanjian Kinerja (Reviu) Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

Tabel II.5 Perjanjian Kinerja (Reviu) Tahun 2018

NO. SASARA

N STRATE

GIS

INDIKATOR

KINERJA SATUAN TARGET TAHUN AN TRIWUL AN TARGET 1 2 3 4 5 6 7 1 Meningk atnya nilai perdagan gan dalam negeri dan luar negeri Nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) Juta

Rupiah 8.122.805 Triwulan ITriwulan II Triwulan III Triwulan IV -8.122.80 5 2 Meningk atnya industri Nilai sektor industri pengolahan Juta

Rupiah 12.151.563 Triwulan ITriwulan II

(29)

-NO. SASARA N STRATE GIS INDIKATOR KINERJA SATUA N TARGE T TAHUN AN TRIWUL AN TARGET 1 2 3 4 5 6 7 pengolah

an dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) Triwulan III Triwulan IV 12.151.5 63

2.3. Rencana Anggaran Tahun 2018

Pada Tahun Anggaran 2018 Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY melaksanakan kegiatan dengan anggaran murni sebesar Rp. 20.811.023.727,00 dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp. 8.812.694.402,00 dan Belanja Langsung Rp. 11.998.329.325,00. Melalui mekanisme perubahan APBD 2018 menjadi Rp. 21.186.947.323,00 dengan rincian Belanja Tidak Langsung Rp. 8.540.394.323,00 dan Belanja Langsung Rp . 12.646.553.000,00.

2.3.1 Target Belanja Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY

Tabel II.6 Target Belanja Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY APBD Perubahan Tahun 2018

Uraian Target Prosentase

Belanja Tidak Langsung Rp. 12.646.553.000,0 0 60% Belanja Langsung Rp. 8.540.394.323,00 40% Jumlah Rp. 21.186.947.323,00 100%

2.3.2 Alokasi Anggaran Per Sasaran Strategis

Anggaran belanja langsung Tahun 2018 Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY yang dialokasikan untuk pencapaian sasaran strategis adalah sebagai berikut:

(30)

No .

Sasaran Anggaran Prosent

ase

Keterang an

1 2 3 4 5

1 Meningkatnya nilai

perdagangan dalam negeri dan luar negeri

5.195.370.0 30 36% -2 Meningkatnya industri pengolahan 5.796.563.620 40% -2.4. Instrumen Pendukung

Dalam mengolah data kinerja, Disperindag didukung oleh system informasi yang bernama Sistem Layanan Data Sektor Industri dan Perdagangan (SILDASI). Melalui system indformasi ini, data-data sector industry dan perdagangan dikumpulkan dan diolah sehingga menghasilkan informasi kinerja Disperindag. Dalam pegumpulan datanya, Disperindag DIY melibatkan personil dari Kabupaten dan Kota se DIY. Selain itu, Disperindag DIY juga mempublikasikan data kinerjanya melalui website dan aplikasi Dataku yang dikelola oleh Bappeda DIY.

(31)

BAB 3

Akuntabilitas

Kinerja

3.1 Capaian Kinerja Tahun 2018

Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY telah melaksanakan penilaian kinerja dengan mengacu pada Perjanjian Kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY tahun 2018 yang telah disepakati. Penilaian ini dilakukan oleh tim pengelola kinerja untuk mengevaluasi dan mengukur dalam rangka pengumpulan data kinerja yang hasilnya akan memberikan gambaran keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran. Dari hasil pengumpulan data selanjutnya dilakukan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) sesuai dengan tingkat capaian kinerja yaitu:

Tabel III.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja

Bab 3 Berisi : 1. Capaian Kinerja Tahun 2018 2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis 3. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya 4. Realisasi Anggaran 5. Inovasi

(32)

N o. Interval Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja Kode

1. 91 ≤ 100 Sangat Baik Hijau Tua

2. 76 ≤ 90 Tinggi Hijau Muda

3. 66 ≤ 75 Sedang Kuning Tua

4. 51 ≤ 65 Rendah Kuning Muda

5. ≤ 50 Sangat Rendah Merah

Sumber: Permendagri Nomor 86 Tahun 2017

Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan dari tujuan dan sasaran strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY beserta target dan capaian realisasinya dirinci sebagai berikut:

Tabel III.2 Capaian Kinerja Tahun 2018

NO . SASARAN STRATEGI S INDIKATOR KINERJA SATUA N TARGET REALISA SI PERSENT ASE KRITE RIA/ KODE 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Meningka tnya nilai perdagan gan dalam negeri dan luar negeri Nilai sektor perdaganga n dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) Juta Rupia h 8.122.805 8.219.2 89 101,19 Sanga t Baik 2 Meningka tnya industri pengolah an Nilai sektor industri pengolahan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) Juta Rupia h 12.151.56 3 12.487.0 05 102,76 Sanga t Baik

(33)

Dari tabel di atas, terdapat dua indikator yang terbagi ke dalam dua sasaran strategis. Pada tahun 2018, semua indikator telah melampaui target yang ditetapkan atau sebesar ≥ 100%. Capaian yang tertinggi pada indikator Nilai sektor industry pengolahan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) dengan persentase 101,19 %, sementara indikator yang mengalami capaian yang rendah adalah indikator Nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan).

3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Sasaran Strategis

Dalam sub bab ini akan disajikan pencapaian sasaran strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY yang dicerminkan dalam capaian Indikator Kinerja. Adapun evaluasi dan analisis secara rinci untuk setiap indikator kinerja menurut sasaran stategis diuraikan sebagai berikut:

3.2.1 Sasaran Nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) (Analisa per sasaran strategis)

Tolok ukur capaian sasaran Meningkatnya nilai perdagangan dalam negeri dan luar negeri tahun N diukur dengan satu indikator. Indikator tersebut yaitu indikator: Nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan). Penjelasan hubungan sasaran, indikator dan meta indikator adalah sebagai berikut:

Tabel III.3 Rumusan Indkator dan Formulasi Perhitungan

N O

Sasaran Indikator Meta Indikator

1 2 3 4

1 Meningkatnya nilai perdagangan dalam negeri dan luar negeri

Nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga

Nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun n (atas dasar harga

(34)

konstan) konstan)

Kinerja sasaran Meningkatnya nilai perdagangan dalam negeri dan luar negeri dengan indikator Nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) pada tahun 2018 dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel III.4 Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2018

N o Indikato r Sasaran Baseli ne 2017 2018 Targe t Akhir Renst ra (2022 ) Capai an s/d 2018 terhad ap target 2022 (%) Target Realis asi % Realisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Nilai sektor perdaga ngan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) (Juta Rupiah) 7.367.624 8.122.8 05 8.219.28 9 101,19 8.219.289 8.122.805 9.873.3 21 83,25 %

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa realisasi kinerja Disperindag DIY khususnya indikator sasaran Nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) telah melampaui target dengan prosentase realisasi sebesar 101,19%.

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun 2019 (atas dasar harga konstan) mengalami penaingkatan sebesar 12% yaitu dari Rp. 7.367.624 Juta menjadi Rp. 8.219.289 Juta. Peningkatan nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY ini lebih tinggi jika dibandingkan

(35)

dengan peningkatan Nilai sektor perdagangan dalam PDB yang hanya sebesar 4,97%.

Target jangka menengah indikator sasaran nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) adalah sebesar Rp. 9.873.321 Juta. Sampai dengan tahun 2018, target tersebut telah tercapai sebesar 83,25%.

Faktor penghambat dalam Peningkatan Nilai Sub Sektor Perdagangan dalam PDRB DIY, dihadapkan pada berberapa kendala, diantaranya : adanya anomali iklim yang menyebabkan terganggunya produktivitas pertanian di DIY dan daerah pemasok, adanya kebijakan pemerintah terkait dengan kenaikan TDL, serta belum memadainya fasilitas infrastruktur pendukung kelancaran ekspor, antara lain : belum adanya kawasan industri, belum ada jalan tol yang menghubungkan DIY ke Semarang sebagai pelabuhan muat produk ekspor Tanjung Emas, belum dimilkinya pelabuhan laut, dan belum adanya dry port.

Adapun faktor pendorong pencapaian indikator pada sasaran ke I ini diantaranya adalah adanya peningkatan pendapatan perkapita DIY, adanya peningkatan pengeluaran pemerintah untuk pembangunan, adanya kebijakan lokal untuk penciptaan pasar di daerah, dan serta adanya perbaikan ekonomi dunia di negara-negara tujuan ekspor yang mendorong kenaikan permintaan produk-produk ekspor DIY.

Pencapaian sasaran meningkatnya nilai perdagangan dalam negeri dan luar negeri didukung dua program yaitu: Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor dan Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor dengan pagu anggaran sebesar Rp. 2.103.254.850,- dan realisasi sebesar Rp.2.001.525.475,- atau sebesar 95,16%. Program ini terdiri dari satu kegiatan yaitu: Kerjasama dan Pemasaran Produk Ekspor dengan pagu anggaran sebesar Rp. 2.103.254.850 dan realisasinya sebesar Rp. 2.001.525.475 atau sebesar 95,16%. Program Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri dengan pagu anggaran sebesar Rp. 2.311.505.000 dan realisasinya sebesar Rp. 2.152.009.800,- atau sebesar 93,10%. Program ini terdisi dari kegiatan Penguatan Perdagangan Dalam Negeri dengan pagu anggaran sebesar

(36)

Rp. 2.311.505.000 dan realisasinya sebesar Rp. 2.152.009.800 atau sebesar 93,10%. Program Perlindungan dan Pengamanan Konsumen dengan pagu anggaran sebesar Rp. 664.788.500,- dan realisasinya sebesar Rp. 602.420.892 atau sebesar 90,62%. Program ini didukung oleh kegiatan Pengawasan Peredaran Barang dan Harga Kebutuhan Pokok dengan pagu anggaran sebesar Rp. 664.788.500,-atau sebesar Rp. 602.420.892,- atau sebesar 90,62%.

Pencapaian target indikator sasaran ke I yaitu, Peningkatan Nilai Sub Sektor Perdagangan dalam PDRB DIY, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang terjadi dilapangan. Diantaranya adalah adanya fakta bahwa kebutuhan pasar atas produk-produk UKM masih terbuka lebar namun upaya promosi dan pembentukan jejaring pemasaran masih belum optimal terutama dalam era perdagangan bebas ini. Selain itu, kenyataan bahwa ekspor Daerah Istimewa Yogyakarta masih belum optimal juga merupakan permasalahan tersendiri. Infrastuktur dan sarana prasarana pendukung ekspor seperti pelabuhan ekspor, dan kawasan berikat yang belum memadai merupakan salah satu penyebabnya. Berbagai permasalahan tersebut tentu dibutuhkan solusi. Beberapa solusi yang dapat dilakukan diantaranya adalah peningkatan kapasitas jaringan pemasaran bagi UKM DIY dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi serta peningkatan nilai tambah, kualitas dan diversifikasi produk agar dapat diterima oleh pasar mancanegara dan pasar dalam negeri. Selain itu mendorong terwujudnya infrastruktur seperti pelabuhan ekspor, bandara yang memadai untuk kepentingan ekspor dan kawasan berikat guna meningkatkan pengembangan ekspor juga merupakan solusi yang dapat dilakukan.

3.2.2 Sasaran Nilai sektor industry pengolahan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan)

Tolok ukur capaian sasaran Meningkatnya nilai industry pengolahan tahun N diukur dengan satu indikator. Indikator tersebut yaitu indikator: Nilai sektor industry pengolahan dalam

(37)

PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan). Penjelasan hubungan sasaran, indikator dan meta indikator adalah sebagai berikut:

Tabel III.5 Rumusan Indikator dan Formulasi Perhitungan

NO Sasaran Indikator Meta Indikator

1 2 3 4

1 Meningkatnya nilai

industri pengolahan

Nilai sektor industry

pengolahan dalam

PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan)

Nilai sektor industri

pengolahan dalam

PDRB DIY tahun n (atas dasar harga konstan)

Kinerja sasaran Meningkatnya nilai industri pengolahan dengan indikator Nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) pada tahun 2018 dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel III.6 Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2018

No Indika tor Sasara n Baseli ne 2017 2018 Targe t Akhir Renst ra (2022 ) Capaia n s/d 2018 terhad ap target 2022 (%) Target Realis asi Realisasi*% 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Nilai sektor industry pengola han dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan ) (Juta Rupiah) 11.878.96 2 12.151.5 63 12.487.0 05 102,76 12.487.005 12.151.563 14.215.6 10 87,84 X100 %

(38)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa realisasi kinerja Disperindag DIY khususnya indikator sasaran Nilai sektor industry pengolahan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) telah melampaui target dengan prosentase realisasi sebesar 102,76%. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai sektor industry pengolahan dalam PDRB DIY tahun 2018 (atas dasar harga konstan) mengalami penaingkatan sebesar 5,12% yaitu dari Rp. 11.878.962 Juta menjadi Rp. 14.215.610 Juta. Peningkatan nilai sektor industry pengolahan dalam PDRB DIY ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan peningkatan Nilai sektor industry pengolahan dalam PDB yang hanya sebesar 4,27%.

Target jangka menengah indikator sasaran nilai sektor industry pengolahan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) adalah sebesar Rp. 14.215.610 Juta. Sampai dengan tahun 2018, target tersebut telah tercapai sebesar 87,84%.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan terlampauinya target indikator sasaran nilai sektor industri pengolahan dalam PDRB sasaran strategis yaitu meningkatnya nilai industri pengolahan pada tahun 2018 dapat dicapai.

Pencapaian sasaran meningkatnya nilai industri pengolahan pada tahun 2018 didukung oleh tiga program. Ketiga program tersebut adalah Program Pembinaan Industri Agro, Tekstil, Kimia, dan Aneka; Program Pembinaan Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Telematika; dan Program Pengembangan Kearifan Lokal dan Potensi Budaya.

Program Pembinaan Industri Agro, Tekstil, Kimia, dan Aneka Rp. 3.690.325.000,- dan realisasi sebesar Rp. 3.489.031.000,- atau sebesar 94,55%. Program ini terdiri dari kegiatan Pengembangan dan Pembinaan Industri Kecil Menengah Agro, Tekstil, Kimia, dan Aneka serta kegiatan Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual. Kegiatan Pengembangan dan Pembinaan Industri Kecil Menengah Agro, Tekstil, Kimia, dan Aneka didukung dengan pagu anggaran sebesar Rp. 3.590.980.000,- dan realisasinya sebesar Rp. 3.390.892.500 atau sebesar 94,43%.

(39)

Kegiatan Pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual didukung dengan pagu anggaran sebesar Rp. 99.345.000,- dan realisasinya sebesar Rp.98.138.500,-atau sebesar 98,79%.

Program Pembinaan Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Telematika didukung pagu anggran sebesar Rp. 298.925.000,- dan realisasinya sebesar Rp. 295.717.200,- atau sebesar 98,93%. Program ini terdiri dari kegiatan Pengembangan dan Pembinaan Industri Kecil Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Telematika dengan pagu anggran sebesar Rp. 298.925.000 dan realisasinya sebesar Rp. 295.717.200 atau sebesar 98,93%.

Program Pengembangan Kearifan Lokal dan Potensi Budaya didukung dengan pagu anggran sebesar Rp. 9.731.301.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 9.356.349.000,-atau sebesar 96,15%. Program ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: Pengembangan Teknologi Produksi Gamelan, Pengembangan Batik Jogja, dan Pengembangan Seni Kriya. Kegiatan Pengembangan Teknologi Produksi Gamelan didukung oleh pagu anggaran sebesar Rp. 144.241.000 dan realisasinya sebesar Rp. 142.637.000 atau sebesar 98,89%. Kegiatan Pengembangan Batik Jogja didukung oleh pagu anggaran sebesar Rp. 7.125.380.000,- dengan realisasi sebesar Rp. 6.862.784.000 atau sebesar 96,31%. Sementara itu, kegiatan Pengembangan Seni Kriya didukung apagu anggaran sebesar Rp. 2.461.680.000,- dan terelaisasi sebesar Rp. 2.350.928.000 atau sebesar 95,50%.

Pencapaian indikator kinerja sasaran Meningkatnya Nilai Sektor Industri Pengolahan terhadap PDRB DIY, yaitu Nilai Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB DIY dapat dilakukan dengan pengembangan Industri Kecil dan Menengah di DIY, karena berkembangnya Industri Kecil Menengah secara logis akan berdampak pada peningkatan nilai sektor industri pengolahan terhadap PDRB. Adapun faktor penghambat dalam upaya pengembangan IKM DIY adalah masih rendahnya kemampuan pelaku IKM baik segi manajemen, teknologi, inovasi produk, pemasaran dan permodalan sehingga daya saing produk masih rendah. Faktor penghambat lain yang dihadapi

(40)

mengembangkan IKM khususnya industri kreatif adalah masih rendahnya kesadaran pelaku industri kreatif terhadap pentingnya perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) bagi produk-produk kreatif IKM. Selain kedua faktor penghambat tersebut, ketersediaan bahan baku industri yang masih belum mencukupi kebutuhan industri seperti, logam, kayu, perak, karet sintetis dll, sehingga dapat menghambat target kapasitas produksi juga merupakan faktor penghambat.

Pengembangan IKM di DIY didukung oleh beberapa faktor. Faktor pendukung pengembangan IKM di DIY diantaranya adalah tersedianya Sumber Daya Manusia yang memiliki keterampilan di industri kreatif seperti kerajinan, fashion, dan lain-lain yang mencukupi. Dukungan pendanaan yang bersumber dari dana keistimewaan juga merupakan faktor pendukung pengembangan IKM khususnya yang memproduksi produk khas budaya Jogja. Banyaknya perguruan tinggi yang juga berkontribusi pada pengembangan IKM, serta semakin berkembangnya sektor pariwisata di DIY merupakan faktor pendukung pula.

Gambar 3.4. Kegiatan Disperindag DIY

Selain beberapa faktor penghambat sebagaimana tersebut diatas, pengembangan IKM di DIY juga dihadapkan

(41)

pada berbagai permasalahan. Permasalahan tersebut adalah sampai saat ini sebagian besar IKM belum memiliki legalitas usaha. Hal ini akan berdampak pada terkendalanya pengembangan usaha mereka, misalnya keterbatasan dalam mengakses sumber permodalan dan tidak diperolehnya fasilitasi dari pemerintah karena terkendala persyaratan legalitas usaha. Masih terbatasnya sumber daya manusia dalam hal manajemen usaha, inovasi produk, modal, dan akses terhadap pasar modern juga merupakan permasalahan. Terbukanya pasar bagi produk-produk IKM DIY belum diikuti dengan jaminan mutu dan sertifikasi produk, dan penyediaan sebagian bahan baku industri masih tergantung pasokan dari daerah lain merupakan permasalahan pula.

Berbagai permasalahan tersebut perlu dipecahkan melalui berbagai solusi pula. Solusi yang dapat dilakukan diantaranya adalah pendampingan dan fasilitasi terhadap IKM akan pentingnya legalitas usaha. Melakukan peningkatan kemampuan IKM melalui pelatihan manajemen, teknologi, inovasi produk, pemasaran, dan kemitraan dengan lembaga permodalan. Melakukan pendampingan dan fasilitasi sertifikasi terhadap hasil produk industri seperti SVLK, SPIRT, GMP,MD, Halal, HKI dan SNI wajib bagi IKM. Melakukan kemitraan antara IKM DIY dengan mitra penyedia bahan di luar DIY, seperti Jawa Timur, Kalimantan, dan daerah lainnya dalam rangka penyediaan bahan baku. Selain itu akan dilakukan koordinasi lintas sektor dalam pemenuhan bahan baku yang dapat diproduksi sendiri.

3.3 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Lainnya

Dinas Perindustrian dan Perdagangan mendukung dua tujuan SDGs, yaitu Tujuan 9. Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi dan Tujuan 17. Membangun infrastruktur yang tangguh, meningkatkan industri inklusif dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi.

(42)

Target tujuan 9 yang didukung Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY adalah target 9.2 Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi industri dalam lapangan kerja dan produk domestik bruto, sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali lipat proporsinya di Negara kurang berkembang dan Target 9.3 Meningkatkan akses industri dan perusahaan skala kecil, khususnya di negara berkembang, terhadap jasa keuangan, termasuk kredit terjangkau, dan mengintegrasikan ke dalam rantai nilai dan pasar. Berikut ini Capaiannya.

Tabel III.7 Capaian Target 9.2 SDGs No Indikator RAD

2018 Targe

t Realisasi Capaian

1 Proporsi nilai tambah sektor industri

pengolahan non migas terhadap PDRB

13% 13% 100%

2 Laju pertumbuhan PDRB industri pengolahan

2,29% 7,89% 345% 3 Proporsi tenaga kerja

pada sektor

industri pengolahan

13% 18% 138%

Berdasarkan table tersebut diatas diketahui bahwa target semua indicator pada tahun 2018 tercapai. Indikator dengan capaian tertinggi adalah indicator Laju pertumbuhan PDRB industri pengolahan, dengan capaian sebesar 345%.

Tabel III.8 Capaian Target 9.2 SDGs

No Indikator RAD Targe 2018

(43)

1 Proporsi nilai tambah industri kecil menengah terhadap total nilai tambah

industri

18% 58% 322%

Berdasarkan table tersebut diatas diketahui bahwa target 9.2 dengan indicator Proporsi nilai tambah industri kecil menengah terhadap total nilai tambah pada tahun 2018 tercapai, dengan capaian sebesar 322%.

Target tujuan 17 Yang didukung oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY adalah target 17.11 Secara signifikan meningkatkan ekspor dari negara berkembang, khususnya dengan tujuan meningkatkan dua kali lipat proporsi negara kurang berkembang dalam ekspor global pada tahun 2020. Capaian target tersebut adalah sebagai berikut ini.

Tabel III.9 Capaian Target 9.2 SDGs No IndikatorRAD 2018

Target Realisasi Capaian

1 Nilai ekspor US$ 302,54 Juta

US$ 338,02 Juta

112%

Berdasarkan table tersebut diatas diketahui bahwa target indicator RAD Nilai Ekspor pada tahun 2018 telah terlampaui, dengan capaian sebesar 112%.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa semua indicator RAD SDGs tahun 2018 yang menjadi tugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan telah tercapai.

(44)

Penyerapan anggaran belanja langsung pada tahun 2018 sebesar 94,98% dari total anggaran yang dialokasikan. Realisasi anggaran untuk program/kegiatan utama sebesar 94,44%, sedangkan realisasi untuk program/kegiatan pendukung sebesar 91,28%. Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran terbesar pada program/kegiatan di sasaran Meningkatnya nilai industri pengolahan (98,93%). Sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di sasaran Meningkatnya nilai perdagangan dalam negeri dan luar negeri (90,62 %).

Jika dikaitkan antara kinerja pencapaian sasaran dengan penyerapan anggaran, pencapaian sasaran yang relatif baik dan diikuti dengan penyerapan anggaran kurang dari 100% menunjukkan bahwa dana yang disediakan untuk pencapaian sasaran pembangunan tahun 2018 telah mencukupi.

Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2018 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran disajikan pada tabel berikut:

Tabel III.9 Anggaran dan Realisasi Belanja Langsung per Sasaran Tahun 2018

No Sasaran Indikator

Kinerja Anggaran

Target Realisasi Realisa% si Pagu (Rp) Realisasi(Rp) Realis asi (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Meningka tnya nilai perdagan gan dalam negeri dan luar negeri Nilai sektor perdagan gan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) 8.122.80 5 8.219.289 101,19 5.079.548. 350 4.755.956. 167 93,63 2 Meningka tnya nilai industri pengolah an Nilai sektor industry pengolaha n dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga 12.151.5 63 12.487.00 5 102,76 3.989.250. 000 3.784.748. 200 94,87

(45)

No Sasaran Indikator

Kinerja Anggaran

Target Realisasi Realisa% si Pagu (Rp) Realisasi(Rp) Realis asi (%) konstan) Jumlah 20.274.3 68 20.706.29 4 101,98 9.068.798. 350 8.540.704. 367 94,25 Total Belanja Langsung 32.425.931 33.193.29 9 102,76 13.058.048. 350 12.325.452. 567 94,87

Tabel III.10 Analisis efisiensi

N o Sasaran Indikator % Capaian Kinerja (≥100%) % Penyerap an Anggaran Tingkat Efisiensi (%) 1 2 3 4 5 6 1 Meningkatny a nilai perdagangan dalam negeri dan luar negeri Nilai sektor perdagangan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) 101,19 93,63 6,37 2 Meningkatny a nilai industri pengolahan Nilai sektor industry pengolahan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) 102,76 94,87 5,13 Analisis Efisiensi

Dari dua sasaran strategis, semua sasaran kinerjanya sudah sesuai atau melebihi target, dengan tingkat efisiensi sebagai berikut:

1. Sasaran meningkatnya nilai perdagangan dalam negeri dan luar negeri Telah mencapai kinerja sebesar 101,19% dengan efisiensi anggaran 6,37 %. Efisiensi anggaran untuk mencapai

(46)

sasaran diperoleh melalui perbaikan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi.

2. Sasaran Nilai sektor industry pengolahan dalam PDRB DIY tahun N (atas dasar harga konstan) telah mencapai kinerja sebesar 102,76% dengan efisiensi anggaran 5,13%. Efisiensi anggaran untuk mencapai sasaran diperoleh melalui perbaikan proses bisnis dan pemanfaatan teknologi informasi.

3.5 Inovasi

Tantangan Global penyelenggaraan pemerintahan menuntut aparatur untuk bergerak dinamis dan kreatif. Permasalahan dan Keterbatasan sumber daya harus dipandang sebagai pemicu gagasan dan ide kreatif yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sebagai bentuk komitmen Pemerintah Daerah DIY untuk mewujudkan pelayanan publik yang prima, setiap Perangkat Daerah di lingkungan Pemda DIY diwajibkan untuk melakukan inovasi. Komitmen inovasi tersebut tertuang dalam Surat Edaran SE Gubernur DIY No. 065/12017 Tahun 2015 tentang Inovasi Pelayanan Publik yang mendorong "one agency, one innovation”. Inovasi yang diemban oleh Perangkat Daerah ditujukan juga untuk mencapai keberhasilan capaian sasaran kinerja yang telah ditetapkan Pada tahun 2018 ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY telah menginisiasi inovasi, sebagai berikut:

1. Inovasi Pelayanan Teknologi Tepat Guna

Salah satu ketugasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY adalah pengembangan pelaku usaha di sector industry. Permasalahan yang harus diselesaikan di sector ini adalah lemahnya pemanfaatan teknologi untuk mendukung produksi agar kuantitas dan kualitas produknya dapat memenuhi kebutuhan pasar. Pelaku usaha di sector industry khususnya industry kecil menengah, secara umum kurang memiliki kemampuan membeli peralatan/mesin untuk mendukung produksinya. Sementara itu, program

(47)

pemberian bantuan hibah berupa mesin/peralatan dari pemerintah kepada pelaku industry kecil menengah masih sangat kurang jika dibandingkan dengan jumlah pelaku usaha di DIY. Berkaitan dengan hal tersebut, pada tahun 2018, Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY melalui Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna (BPTTG) telah melakukan inovasi pelayanan dalam rangka peningkatan pemanfaatan teknologi bagi industri kecil menengah. Inovasi tersebut dilakukan dengan cara meminjam pakaikan mesin-mesin berteknologi tepat guna yang dirancang dan dibuat oleh BPTTG kepada IKM. Mesin-mesin tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Mesin-mesin tersebut dipinjam pakaikan kepada sentra-sentra IKM. Melalui skema ini, IKM tidak perlu membeli mesin-mesin yang mereka butuhkan.

(48)

BAB 4

Penutup

Penyelenggaraan kegiatan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY pada Tahun Anggaran 2018 merupakan tahun ke-1 dari Rencana Strategis Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2017-2022. Keberhasilan yang dicapai berkat kerja sama dan partisipasi semua pihak dan diharapkan dapat dipertahankan serta ditingkatkan. Sementara itu, untuk target-target yang belum tercapai perlu diantisipasi dan didukung oleh berbagai pihak.

Hasil laporan kinerja Dinas Perindustrian dan Perdagangan tahun 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari analisis dua sasaran, terdapat dua indikator kinerja utama yang dipilih sebagai tolak ukur. Pada tahun 2018, semua indikator yang telah memenuhi target yang ditetapkan atau sebesar 100% dari total indikator.

2. Pencapaian sasaran urusan perdagangan dihadapkan pada beberapa permasalahan, diantaranya adalah belum optimalnya upaya promosi dan pembentukan jejaring pemasaran serta belum memadainya infrastuktur pendukung ekspor seperti pelabuhan ekspor dan kawasan berikat. Sedangkan permasalahan urusan industri adalah lemahnya legalitas usaha, terbatasnya kapasitas sumber daya manusia, lemahnya sertifikasi produk, lemahnya modal dan kurangnya penyediaan bahan baku lokal.

Bab 5 Berisi : 1. Kesimpulan 2. Rencana Tindak

(49)

Langkah-langkah yang akan diambil untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dapat dirumuskan Rencana Tindak Lanjut sebagai berikut:

1. Peningkatan kapasitas perdagangan melalui peningkatan jaringan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi informasi serta mendorong terwujudnya infrastruktur seperti pelabuhan ekspor, bandara yang memadai untuk kepentingan ekspor dan kawasan berikat.

2. Peningkatan legalitas dan sertifikasi sektor industri dilakukan melalui pendampingan dan fasilitasi terhadap IKM dalam pengurusan legalitas usaha serta sertifikasi produk. Peningkatan kapasitas IKM dilakukan melalui pelatihan, pendampingan, dan temu kemitraan. Penguatan modal dilakukan melalui fasilitasi kemitraan antara IKM DIY dengan mitra penyedia modal. Pemenuhan kebutuhan bahan baku dilakukan melalui fasilitasi kemitraan antara IKM DIY dengan mitra penyedia bahan baku di luar DIY serta peningkatan koordinasi lintas sektor dalam pemenuhan bahan baku yang dapat diproduksi sendiri.

(50)
(51)

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Jalan Kusumanegara Nomor 9 Yogyakarta Telepon ( 0274 ) 512063 Faximile (0274) 581335 Website : disperindag.jogjaprov.go.id Kode Pos 55166

TANGGAPAN/TINDAK LANJUT EVALUASI LKJ IP TAHUN SEBELUMNYA

DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DIY N

o Saran/Rekomendasi Tindak lanjut

1 Menyampaikan Laporan Kinerja (LKJiP) ke Biro Organisasi secara tetap waktu pada tahun anggaran berikutnya sesuai dengan ketentuan deadline laporan

Menyampaikan Laporan Kinerja (LKJiP) Tahun 2018 ke Biro Organisasi secara tetap waktu

2 Mengoptimalkan pencapaian sasaran/kinerja organisasi pada elemen pencapaian output dan indicator kinerja utama untuk program/kegiatan pada tahun anggaran berikutnya

Optimalisasi pencapaian sasaran/kinerja organisasi pada elemen pencapaian output dan indicator kinerja

utama untuk

program/kegiatan pada tahun anggaran berikutnya 3 Memperbanyak pencapaian

prestasi berupa penghargaan-penghargaan dari Stakeholder

Meningkatkan pencapaian prestasi berupa penghargaan-penghargaan dari Stakeholder Yogyakarta, Januari 2019 KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DIY

(52)

Gambar

Gambar I.1 Struktur Organisasi Disperindag DIY
Tabel I. 1 Rincian Pegawai Berdasarkan Jabatan NO JABATAN JUMLAH
Tabel I. 3 Rincian Pegawai Berdasarkan Pendidikan NO Pendidikan JUMLAH 1 S-2 Orang  11 2 S-1 Orang  35 3 D-3 Orang   5 4 SMA Orang 57 5 KPAA Orang  4 6 SMP Orang   2 7 SD     5
Tabel 1.4   Kondisi Riil Sarana dan Prasarana Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat kedua menyatakan bahwa nasab anak sewa rahim adalah ibu yang melahirkannya, dengan alasan sperma yang masuk tidak muhtaram (tidak terhormat), menyuntikkan atau memasukkan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membahas dan mendapatkan data tentang upaya upaya meningkatkan kemampuan pedagogik guru Bahasa Indonesia dalam menerapkan

Obat trombolitik adalah obat yang bekerja menghancurkan bekuan darah yang telah terbentuk dengan mengaktifkan plasminogen.. Agregat fibrin yang terbentuk dan menyumbat

Salah satu sasaran pengabdian di Desa Baran Melintang yang mempunyai areal sekitar 40 Km persegi, dan posisinya terjauh dari pusat ibu kota kecamatan ( Tanjung Samak). Sumber

2, yaitu pasir agak kasar dengan modulus halus butir sebesar 2,237 %, pemeriksaan berat jenis dan penyerapan air didapat nilai antara 2,5 – 2,7 sehingga

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan laporan yang memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2020, sekaligus

Kita ketahui bahwa proses yang ada dalam pemilihan penyedia pekerjaan konstruksi dalam hal ini adalah pelelangan umum secara pascakualifikasi metode satu sampul

Sesuai hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan perbedaan dialek bahasa Minangkabau Kenagarian Padang Air Dingin dengan Kenagarian Lubuk Malako Kecamatan