Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi
h t tp : // lp p m. u pi yp t k. ac . id /o j su pi /i n de x .p hp / pt i
Vol. 6 Issue 2, Oktober 2019, Hal 56-63 ISSN: 2355-9977 | E-ISSN : 2685-3914
Kontribusi Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Simulasi
dan Komunikasi Digital
(Studi Kasus Kelas X Di SMKN 3 Padang)
Khairunas
1, Yuliawati Yunus
2, Linda Fitria
3Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
E-mail: khairunas13081993@gmail.com, yuliawati_yunus@upiyptk.ac.id, linda.fitria81@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi kebiasaan belajar terhadap hasil belajar Simulasi dan Komunikasi Digital siswa kelas X di SMKN 3 Padang semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian korelasional. Penelitian ini dilakukan di SMKN 3 Padang pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X di SMKN 3 Padang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional random sampling. Yang terpilih
menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 183 orang siswa. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh diperoleh koefisien kontribusi kebiasaan belajar terhadap hasil belajar sebesar 3,46%. Selain dari variabel kebiasaan belajar banyak variabel lain lagi yang mempengaruhi hasil belajar.
Kata Kunci: efikasi diri, hasil belajar, kebiasaan belajar,
1.
PENDAHULUAN
Pada dunia pendidikan itu sendiri potensi peserta didik dan berhasil tidaknya suatu proses pendidikan dapat ditandai dengan hasil belajar yang diperoleh oleh peserta didik melalui proses belajar mengajar (PBM). Hasil belajar menjadi tolak ukur yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Demi mencapai keberhasilan dalam proses belajar mengajar, diperlukan kerjasama yang baik antara guru dan siswa, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditentukan dapat tercapai secara maksimal. Penentu keberhasilan belajar mengajar terdiri atas dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat berupa kebiasaan belajar, efikasi diri, kecerdasan emosional, motivasi belajar serta beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu. Selanjutnya faktor eksternal dapat berupa lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan berbagai faktor lainnya yang berasal dari luar diri individu [1].
Salah satu faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar adalah kebiasaan belajar. Kebiasaan belajar merupakan suatu kecendrungan siswa dalam berbuat dan bertindak dalam kegiatan belajar yang bersifat seragam, tetap dan otomatis melalui proses berfikir, dimana cara tersebut dilakukan berulang-ulang. Selanjutnya kebiasaan belajar merupakan sikap dalam bertindak dan dapat dibentuk melalui suatu proses sinabung, juga pada akhirnya mau dan biasa belajar dengan cara yang baik dan efisien [4]. Sedangkan hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris. Hasil belajar tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi
h t tp : // lp p m. u pi yp t k. ac . id /o j su pi /i n de x .p hp / pt i
Vol. 6 Issue 2, Oktober 2019, Hal 56-63 ISSN: 2355-9977 | E-ISSN : 2685-3914
tercapai atau tidaknya tujuan instruksional, dalam hal ini perubahan perilaku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat juga didefenisikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya [5].
Berdasarkan pengamatan langsung yang peneliti lakukan pada tanggal 5 Februari 2019 terhadap objek penelitian yaitu siswa kelas X di SMKN 3 Padang, diperoleh beberapa informasi diantaranya yaitu: minimnya umpan balik yang diberikan siswa ketika guru menyampaikan materi pelajaran di dalam kelas. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa para siswa cenderung berperan sebagai penerima pasif, sedangkan guru berperan sebagai penyampai materi. Sedangkan pada kurikulum 2013, siswa dituntut untuk mampu mengeksplorasi kemampuannya dan berusaha untuk lebih mandiri dalam belajar. Hal tersebut kurang singkron dengan tujuan pembelajaran yang digariskan dalam kurikulum 2013. Masalah berikutnya yang peneliti temukan di lapangan adalah kebiasaan yang kurang baik siswa yang masih dipelihara sampai detik ini, seperti: mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru ketika baru sampai di sekolah, seolah-olah mereka tidak memiliki waktu untuk menyelesaikan tugas tersebut di rumah. Kemudian sikap siswa yang tidak belajar sebelum menghadapi ujian, sehingga berakibat kepada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa itu sendiri.
Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dapat diketahui bahwa terdapat 309 orang siswa yang memperoleh nilai di bawah standar ketuntasan minimum yang telah ditetapkan. Sehingga diperlukan solusi untuk meningkatkan hasil belajar Simulasi Digital dan Komunikasi Digital tersebut. Maka dari itu peneliti tertarik mengangkat masalah tersebut menjadi judul penelitian yaitu: “Kontribusi Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Simulasi dan Komunikasi Digital Siswa Kelas X di SMKN 3 Padang Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019.”
Berdasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan, ditemukan beberapa masalah diantaranya yaitu: minimnya umpan balik yang diberikan siswa ketika guru menyampaikan materi pelajaran di dalam kelas. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa para siswa cenderung berperan sebagai penerima pasif, sedangkan guru berperan sebagai penyampai materi. Sedangkan pada kurikulum 2013, siswa dituntut untuk mampu mengeksplorasi kemampuannya dan berusaha untuk lebih mandiri dalam belajar. Hal tersebut kurang singkron dengan tujuan pembelajaran yang digariskan dalam kurikulum 2013. Masalah berikutnya yang peneliti temukan di lapangan adalah kebiasaan yang kurang baik siswa yang masih dipelihara sampai detik ini, seperti: mengerjakan tugas rumah yang diberikan guru ketika baru sampai di sekolah, seolah-olah mereka tidak memiliki waktu untuk menyelesaikan tugas tersebut di rumah. Kemudian sikap siswa yang tidak belajar sebelum menghadapi ujian, sehingga berakibat kepada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa itu sendiri.
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu: untuk mengetahui apakah terdapat kontribusi positif dan signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar simulasi dan komunikasi digital siswa kelas X di SMKN 3 Padang semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
2.
TINJAUAN LITERATUR
Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris. Hasil belajar tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi
h t tp : // lp p m. u pi yp t k. ac . id /o j su pi /i n de x .p hp / pt i
Vol. 6 Issue 2, Oktober 2019, Hal 56-63 ISSN: 2355-9977 | E-ISSN : 2685-3914
tujuan instruksional, dalam hal ini perubahan perilaku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat juga didefenisikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi harapan bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa menjadi pembelajar yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam kaitan dengan itu, guru dan pembelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan belajarnya [5].
Kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penunjang tercapainya prestasi belajar siswa. Dalam rangka mencapai prestasi belajar yang diharapkan,maka dalam kegiatan belajarnya, siswa hendaknya mempunyai sikap dan cara belajar yang sistematis. Cara belajar yang baik adalah suatu kecakapan yang dimiliki oleh setiap siswa dengan jalan latihan dalam usaha belajarnya sehingga menjadi kebiasaan yang melekat pada diri siswa. Menurut Andi Mappiare dalam [7] “kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi penetap dan bersifat otomotis”. Sejalan dengan pendapat tersebut, [8] mengungkapkan “kebiasaan timbul karena kecendrungan respon dengan menggunkan stimulasi yang berulang-ulang”. Perbuatan kebiasaan tidak memerlukan kosen trasi perhatian dan pikiran dalam melakukannya. Kebiasaan dapat berjalan terus, sementara individu memikirkan atau memperhatikan hal-hal lain.
Kebiasaan belajar siswa dapat juga dimaknai sebagai suatu kecendrungan siswa dalam berbuat dan bertindak dalam kegiatan belajar yang bersifat seragam, tetap dan otomatis melalui proses berfikir, dimana cara tersebut dilakukan berulang-ulang. Sebagai mana [9] mengemukakan bahwa kebiasaan belajar pada hakikatnya adalah segenap perilaku yang ditunjukan secara pasti dari waktu ke waktu dalam mempelajari sesuatu. Berhasil tidaknya seorang siswa akan studinya, salah satunya tergantung pada kebiasaan siswa tersebut. Dengan kebiasaan yang baik dan efesien akan mendatangkan hasil belajar yang maksimal. Selanjutnya [10] mengemukakan pengertian kebiasaan belajar merupakan “suatu perubahan yang dilakukan secara seragam, bersifat tetap dan cendrung otomatis”. Ia juga menjelaskan bahwa kebiasaan tersebut disebabkan oleh proses belajar yang berupa tingkah laku, perasaan atau pemikiran.
3.
METODOLOGI
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif korelasional. Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan [11]. Sedangkan penelitian korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel [12]. Penelitian ini bertujuan melihat kontribusi kebiasaan belajar terhadap hasil belajar Simulasi dan Komunikasi Digital siswa kelas X di SMKN 3 Padang semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini diambil dari seluruh siswa kelas X di SMKN 3 Padang semester genap tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 336 siswa. Sampel
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi
h t tp : // lp p m. u pi yp t k. ac . id /o j su pi /i n de x .p hp / pt i
Vol. 6 Issue 2, Oktober 2019, Hal 56-63 ISSN: 2355-9977 | E-ISSN : 2685-3914
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan diteliti. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin meneliti mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili [11] dengan jumlah siswa sebanyak 183 orang sebagai sampel. Selanjutnya jenis dan sumber data adalah data primer dan data sekunder, instrument penelitian adalah angket dan soal. Selanjutnya teknik analisis data yang digunakan adalah uji normalitas, uji linieritas dan uji hipotesis.
4.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi data menggambarkan kontribusi kebiasaan belajar (X) terhadap hasil belajar Simulasi dan Komunikasi Digital (Variabel Y). Data diperoleh dengan menyebarkan angket sebanyak 26 butir item untuk variabel X(kebiasaan belajar) dan soal sebanyak 30 butir soal untuk variabel Y (hasil belajar) yang disebarkan kepada 183 responden. Deskripsi data ini dilakukan untuk menggambarkan keadaan masing-masing variabel yang mencakup jumlah nilai, mean, median, modus, nilai minimum, nilai maksimum, range, interval, panjang kelas, varians dan standar deviasi. Pada tabel 1 ditampilkan perhitungan statistik dasar ketiga variabel.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Statistik Variabel Xdan Y
No Statistik Variabel X Variabel Y
1 N 183 183 2 Jumlah Nilai 19548 15766 3 Mean (rata-rata) 106,820 86,153 4 Median 113 85 5 Modus 105 83 6 Nilai Maksimum 130 100 7 Nilai Minimum 80 70 8 Range 50 30 9 Interval 9 9 10 P. Kelas Interval 6 4 11 Varians 162,897 66,339 12 Standard Deviasi 12,763 8,145
4.1
Kebiasaan Belajar (X2)
Data variabel kebiasaan belajar dikumpulkan melalui butir pernyataan angket yang terdiri dari 26 butir pernyataan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya angket diberikan kepada 183 orang responden untuk diisi. Dari data penelitian diketahui bahwa distribusi skor terendah 80 dan tertinggi 130. Berdasarkan distribusi skor tersebut didapat rata-rata (mean) sebesar 106,820, skor tengah (median) 113, skor yang banyak muncul (mode) 105, varians sebesar 162,897dan simpangan baku (standar deviasi) 12,763.
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi
h t tp : // lp p m. u pi yp t k. ac . id /o j su pi /i n de x .p hp / pt i
Vol. 6 Issue 2, Oktober 2019, Hal 56-63 ISSN: 2355-9977 | E-ISSN : 2685-3914
Berikut merupakan gambaran yang jelas tentang distribusi skor kebiasaan belajar, dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Kebiasaan Belajar
No Variabel X2 Interval Skor Frekuensi Mutlak Frekuensi Relatif (%) Frekuensi Kumulatif (%) 1 80-85 13 7.10 7.10 2 86-91 10 5.46 12.57 3 92-97 20 10.93 23.50 4 98-103 22 12.02 35.52 5 104-109 28 15.30 50.82 6 110-115 25 13.66 64.48 7 116-121 41 22.40 86.89 8 122-127 14 7.65 94.54 9 128-133 10 5.46 100.00 Jumlah 183 100
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi berada pada rentang 116-121 sebanyak 41 orang siswa, sedangkan frekuensi terendah berada pada rentang 86-91 dan 128-133 yang berjumlah 10 orang siswa.
4.2
Hasil Belajar (Y)
Data variabel hasil belajar Simulasi dan Komunikasi Digital
dikumpulkan melalui
butir soal yang terdiri dari 30 butir soal yang telah diuji validitas, reliabilitas, indeks
kesukaran dan daya pembeda. Selanjutnya soal diberikan kepada 183 orang responden
untuk diisi. Dari data penelitian diketahui bahwa distribusi skor terendah 70 dan
tertinggi 100. Berdasarkan distribusi skor tersebut didapat rata-rata (
mean
) sebesar
86,153 skor tengah (
median
) 85, skor yang banyak muncul (
mode
) 83, varians sebesar
66,339 dan simpangan baku (
standar deviasi
) 8,145. Berikut ini gambarannya pada
tabel 3berikut ini:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar
No Variabel Y Interval Skor Frekuensi Mutlak Frekuensi Relatif (%) Frekuensi Kumulatif (%) 1 65-68 0 0.00 0.00 2 69-72 6 3.28 3.28 3 73-76 12 6.56 9.84 4 77-80 38 20.77 30.60 5 81-84 28 15.30 45.90 6 85-88 25 13.66 59.56 7 89-92 23 12.57 72.13 8 93-96 20 10.93 83.06 9 97-100 31 16.94 100.00 Jumlah 183 100
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi
h t tp : // lp p m. u pi yp t k. ac . id /o j su pi /i n de x .p hp / pt i
Vol. 6 Issue 2, Oktober 2019, Hal 56-63 ISSN: 2355-9977 | E-ISSN : 2685-3914
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa frekuensi tertinggi berada pada rentang 77-80 sebanyak 38 orang siswa, sedangkan frekuensi terendah berada pada rentang 65-68 yang berjumlah 0 orang siswa.
4.3
Uji Persyaratan Analisis
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Liliefors yang dihitung
secara manual. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4 berikut:
No. Kelas N L0 Lt Perbandingan Ket
1. X 183 -0,0094 0,0654 Lhitung< Ltabel Normal
3. Y 183 -0,0089 0,0654 Lhitung< Ltabel Normal
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa skor signifikansi untuk kebiasaan belajar terhadap hasil belajar Simulasi dan Komunikasi Digital siswa diperoleh L0 untuk variabel X
(kebiasaan belajar) sebesar -0,0094 dan L0 untuk variabel Y (hasil belajar) sebesar -0,0089.
Sedangkan nilai Lt adalah 0,0654 yang diperoleh dari nilai kritis L untuk uji Liliefors. Karena
hasilnya Lhitung<Ltabel maka sampel dikatakan berdistribusi normal. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 13 halaman 116, maka prasyarat uji hipotesis selanjutnya dapat dilakukan.
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah kebiasaan belajar (X) mempunyai korelasi yang linear atau tidak secara signifikan terhadap variabel hasil belajar (Y). Uji linieritas biasanya digunakan sebagai persyaratan dalam analisis korelasi atau regresi linear. Dapat dikatakan hubungan linear secara signifikansi antar variabel bila signifikansi lebih besar dari alpha (0.05).
Tabel 5. Hasil Uji Linearitas Data
Variabel Sig. Fhitung Ftabel Kriteria
X-Y 0,05 180,116 1,277 Linear
Berdasarkan tabel hasil uji linieritas di atas diperoleh nilai Fhitung=180,116 sedangkan
Ftabel=1,277 yang diperoleh dari distribution table Nilai F pada signifikansi 0,05. Karena nilai
Fhitung lebih besar dari Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi linear secara
signifikan antara variabel kebiasaan belajar (X2) terhadap hasil belajar (Y). Maka dengan
demikian uji hipotesis dapat dilaksanakan.
Uji korelasi sederhana dilakukan dengan menggunakan rumus uji korelasi
Product Moment
, dari hasil pengujian korelasi
Product Moment
didapatkan nilai r
hitungkemudian dibandingkan dengan r
tabel.
Berdasarkan hasil perhitungan uji r dapat dilihatpada tabel 6 diperoleh:
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi
h t tp : // lp p m. u pi yp t k. ac . id /o j su pi /i n de x .p hp / pt i
Vol. 6 Issue 2, Oktober 2019, Hal 56-63 ISSN: 2355-9977 | E-ISSN : 2685-3914
Tabel 6. Rangkuman Uji Korelasi Sederhana
Hipotesis rhitung Kontribusi Ket
X2-Y 0,186 3,46% Hipotesis kedua diterima
Berdasarkan tabel 6 didapatkan hasil bahwa rhitung> rtabel (0,186>0,1456)sehingga
dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima. Jadi adanya kontribusi yang positif dan
signifikan antara kebiasaan belajar dan hasil belajar (X2-Y).
Berdasarkan hasil perhitungan
uji t dapat dilihat pada tabel 7 15:
Tabel 7. Rangkuman Uji t
Hipotesis thitung ttabel (5%) Ket
rx2y 2,548 1,973 Hipotesis kedua diterima
Berdasarkan tabel 7 dapat dikatakan thitung>ttabel maka hipotesis kedua diterima. Jadi
dapat ditarik kesimpulan adanya kontribusi yang positif dan signifikan antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar (X-Y) Simulasi dan Komunikasi Digital siswa kelas X di SMKN 3 Padang semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
Berdasarkan output nilai r
2diperoleh nilai koefisien determinasi variabel
kebiasaan belajar (X) terhadap hasil belajar (Y) sebesar 3,46%. Artinya variabel yang
diteliti pada penelitian ini memberikan sumbangan sebesar 3,46% terhadap hasil
belajar siswa. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain, di luar faktor yang
diteliti.
4.4
Pembahasan
Hasil analisis penelitian ini berisi tentang deskripsi data kebiasaan belajar terhadap hasil belajar Simulasi dan Komunikasi Digital. Kebiasaan belajar adalah dapat juga dimaknai sebagai suatu kecendrungan siswa dalam berbuat dan bertindak dalam kegiatan belajar yang bersifat seragam, tetap dan otomatis melalui proses berfikir, dimana cara tersebut dilakukan berulang-ulang. Sebagai mana Sukir (1995:102) mengemukakan bahwa kebiasaan belajar pada hakikatnya adalah segenap perilaku yang ditunjukan secara pasti dari waktu ke waktu dalam mempelajari sesuatu.
Selanjutnya hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris. Hasil belajar tidak hanya bermanfaat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan instruksional, dalam hal ini perubahan perilaku siswa, tetapi juga sebagai umpan balik bagi upaya memperbaiki proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat juga didefenisikan sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009:22).
Pengujian hipotesis ini menggunakan korelasi sederhana yang bertujuan untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara kebiasaan belajar terhadap hasil belajar Simulasi
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi
h t tp : // lp p m. u pi yp t k. ac . id /o j su pi /i n de x .p hp / pt i
Vol. 6 Issue 2, Oktober 2019, Hal 56-63 ISSN: 2355-9977 | E-ISSN : 2685-3914
dan Komunikasi Digital. Hasil uji korelasi yang diperoleh untuk variabel X1 (efikasi diri)
dengan variabel Y (hasil belajar) adalah 0,338, korelasi antara variabel X(kebiasaan belajar)
dengan variabel Y (hasil belajar) adalah 0,186, sedangkan untuk dengan Rtabel sebesar 0,1448.
Karena rhitung>rtabel maka dapat ditarik kesimpulan bahwa korelasi dikatakan positif dan
signifikan dan dapat dilanjutkan dengan uji signifikan. Uji signifikan dicari dengan menggunakan uji t. Sehingga diperoleh hasil thitung= 4,736.
Pada penelitian ini kebiasaan belajar (X2 memberikan kontribusi yang cukup terhadap
hasil belajar Simulasi dan Komunikasi Digital siswa kelas X di di SMKN 3 Padang semester genap tahun pelajaran 2018/2019 yaitu sebesar 12,40%. Sebagaimana dapat dijelaskan melalui nilai Fhitung pada penelitian ini yaitu 12,4 dengan Ftabel 1,277 diketahui bahwa variabel
variabel X2 (kebiasaan belajar) memiliki korelasi yang positif dan signifikan terhadap variabel
Y (hasil belajar). Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima. Hipotesis yaitu terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara kebiasaan belajar terhadap hasil belajar Simulasi dan Komunikasi Digital siswa kelas X di SMKN 3 Padang semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
5.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian tentang kontribusi kebiasaan belajar (X) terhadap hasil belajar Simulasi dan Komunikasi Digital (Y) siswa kelas X di SMKN 3 Padang Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu: terdapat kontribusi kebiasaan belajar terhadap hasil belajar Simulasi dan Komunikasi Digital siswa kelas X di SMKN 3 Padang Semester Genap Tahun Pelajaran 2018/2019 sebesar 3,46%.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
[2] Bandura. 2010. Self Efficacy. Jakarta: The Critique.
[3] Ghufron. 2010. Teori-Teori Psikologi. Jakarta: Djambatan.
[4] Yusuf. 1993. Pengantar Psikologi. Jakarta: Pustaka Zahra.
[5] Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Alfabeta.
[6] Judge. 2001. Perilaku Organisasi Buku 2. Jakarta: Java Books Indonesia.
[7] Djaali. 2008. Psikologi Remaja: Interaksi dan Motivasi Dalam Belajar Mengajar.
Yogyakarta: Bentang Pustaka.
[8] Dalyono. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
[9] Sukir. 1995. Defenisi Pemahaman Konsep Dalam Pembelajaran. Jakarta Selatan: Gaya
Favorit Press.
[10]Witherington. 1992. Educational Psychology: Bagian Ilmu Jiwa Belajar. Jakarta: Aksara
Baru.
[11]Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
[12]Faenkel & Wallen. 2008. How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill Higher Education.