• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III INTERPRETASI HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III INTERPRETASI HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 1 BAB III

INTERPRETASI HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Rumusan Masalah Pertama

yaitu: Faktor apa saja yang menjadi dasar pembentukan struktur sosial masyarakat desa Wiyurejo ?

Rumusan masalah yang pertama ini dapat dijelaskan dari :

1. Variabel Lembaga Sosial

Hal ini dikarenakan struktur sosial di desa Wiyurejo dipengaruhi oleh keberadaan lembaga sosial yang ada di desa Wiyurejo terutama lembaga sosial yang berhubungan dengan aktivitas peternakan seperti KopSAE dan organisasi peternak yang ada di desa Wiyurejo. Selain itu masih ada organisasi lain seperti PKK dan Dasawisma. Yang dibuktikan dengan pertanayaa no. 48 dan tabel frekuensi no. 3.55.

(2)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 2 Tabel 3.55 Jenis Lembaga Sosial yang ada di desa Wiyurejo

Sumber : item pertanyaan no. 48/ koding no. 130, 133, 136, 139, 142

Tabel 3.55 menjelaskan tentang jenis lembaga sosial yang ada di desa wiyurejo, lembaga sosialnya terbagi menjadi 4 jenis yaitu Kopsae, organisasi peternak, PKK, Dasawisma. Sebanyak 50 responden menjawab bahwa mereka mengetahui tentang keberadaan lembaga sosial didesa wiyurejo dan hal ini berarti pula 100% responden mengetahui tentang lembaga sosial yang ada di desa wiyurejo. 2. Hubungan Sosial :

Hal ini dikarenakan hubungan sosial di kalangan peternak masih bersifat intim dan intens, hal ini terbukti dengan pertukaran informasi sesama peternak dalam hal peternakan seperti kesehatan ternak, pakan sapi. Yang dibuktikan dengan pertanayaa no. 55, 56, 57, 58, 59.

No Keterangan

Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1. KSSP (Koperasi Susu SAE Pujon) 50 0 50 100% 0% 100% 2. Organisasi peternak 50 0 50 100% 0% 100% 3. PKK 50 0 50 100% 0% 100% 4. Dasawisma 50 0 50 100% 0% 100% 5. Lainnya 0 50 50 0% 100% 100%

(3)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 3 Tabel 3.64 Interaksi yang berupa pertukaran informasi antar sesama peternak

No Keterangan Frekeunsi %

1 Pernah 45 90

2 Tidak pernah 5 10

Jumlah 50 100

Sumber : item pertanyaan no 55 / koding no. 183

Dari tabel diatas dijelaskan bahwa 90% responden pernah melakukan pertukaran informasi dalam hal kegiatan peternakan dan 10% responden sisanya menjawab tidak pernah melakukan pertukaran informasi dalam hal peternakan.

(4)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 4 Tabel 3.65 Bentuk Informasi yang diberikan antar peternak

Sumber : item pertnayaan no. 56/ koding No. 184 - 188

Dari tabel diatas dijelaskan tentang bentuk informasi yang diberikan sesama peternak pada umumnya informasi yang diberikan berkaitan dengan kesehatan sapi dengan persentase sebanyak 86,67% hal ini dilakukan sesama peternak agar kesehatan sapinya tetap terjaga dan tidak terserang penyakit.

No Keterangan

Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1 Mengenai cara menghasilakan susu yang berkualitas 37 8 45 82.22 17.78 100 2 Mengenai harga penjualan susu 26 19 45 57.78 42.22 100 3 Mengenai kesehatan sapi 39 6 45 86.67 13.33 100 4 Mengenai pakan ternak 35 10 45 77.78 22.22 100 5 Lainnya 8 37 45 17.78 82.22 100

(5)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 5 Yang kedua adalah informasi bagaimana menghasilkan susu yang berkualitas dengan persentase 82,22% hal ini dilakukan sesama peternak agar susu yang dihasilkan diterima oleh pos sehingga tidak merugikan peternak.

Tabel 3.66 Ada tidaknya orang kepercayaan responden dalam hal peternakan

No Keterangan Frekeunsi %

1 Ya 28 56

2 Tidak 22 44

Jumlah 50 100%

Sumber : item pertanyaan no. 57/ koding no. 189

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa 56% responden memiliki orang kepercayaan dalam hal perawatan hewan ternak dan 44% sisanya tidak memiliki orang kepercayaan dalam perawatan hewan ternak.

Tabel 3.67 Orang menjadi kepercayaan responden dalam hal peternakan

Sumber : item pertanyaan no. 58/ Koding 190 – 19

No Keterangan

Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1 Orang lain/ tetangga 4 24 28 14.29 85.71 100 2 Saudara 5 23 28 17.86 82.14 100 3 Orang tua 1 27 28 3.57 96.43 100 4 Keluarga inti 19 9 28 67.86 32.14 100

(6)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 6 Tabel diatas menjelaskan siapa yang menjadi orang kepercayaan dalam hal membantu perawatan hewan ternak, dari jawaban responden sebesar 67.86% mempercayakan hewan ternaknya ke keluarga inti mereka misal kepada istri dan anak merek, 3.57% responden mempercayakan perawatan hewan ternaknya kepada orang tua. Hal ini dikarenakan orang tua sudah tidak memiliki tenaga dalam hal perawatan hewan ternak.

Tabel 3.68 Bentuk hubungan responden dengan orang kepercayaannya

No Keterangan Frekeunsi %

1 Sebatas kontrak kerja 3 10.71

2 Sudah seperti keluarga 25 89.29

Jumlah 28 100

Sumber : item pertanyaan no. 59/ koding 194

Dari tabel bentuk hubungan responden dengan orang kepercayaannya 89.29% responden sudah menganggap orang kepercayaannya sudah seperti keluarga dan 10.71% responden mengatakan bahwa hubungan dengan orang kepercayaannya adalah sebatas kontrak kerja.

(7)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 7 Tabel 3.56 Intensitas Responden mengikuti Lembaga Sosial

No Keterangan Intensitas Frekuensi %

1. KSSP (Koperasi Susu SAE Pujon)

Setiap hari 0 0%

Seminggu sekali 0 0%

Sebulan sekali 0 0%

Sebulan dua kali 0 0%

Setahun sekali 50 100% Jumlah 50 100% 2. Organisasi peternak Setiap hari 0 0% Seminggu sekali 50 100% Sebulan sekali 0 0%

Sebulan dua kali 0 0%

Setahun sekali 0 0% Jumlah 50 100% 3. PKK Setiap hari 0 0% Seminggu sekali 0 0% Sebulan sekali 0 0%

Sebulan dua kali 50 100%

Setahun sekali 0 0%

(8)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 8

4. Dasawisma

Setiap hari 0 0%

Seminggu sekali 0 0%

Sebulan sekali 0 0%

Sebulan dua kali 50 100%

Setahun sekali 0 0% Jumlah 50 100% 5. Lainnya Setiap hari 0 0% Seminggu sekali 0 0% Sebulan sekali 0 0%

Sebulan dua kali 0 0%

Setahun sekali 0 0%

Jumlah 0 0%

Sumber : item pertanyaan no. 48/ koding no. 131, 134, 137, 140, 143

Intensitas pertemuan yang dilakukan oleh lembaga sosial yang ada di desa wiyurejo terbagi menjadi: intensitas pertemuan yang dilakukan oleh KopSae dilakukan tiap setahun sekali hal ini terbukti dengan jawaban 100% responden, dari data dilapangan mengapa pertemuan ini dilakukan tiap satu tahun sekali karena dalam agenda pertemuan tersebut ada pembagian SHU dan rapat tahunan.

Intensitas pertemuan yang dilakukan organisasi peternak khusus didesa wiyurejo diadakan dalam waktu seminggu sekali hal ini dibuktikan dengan jawaban

(9)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 9 100% responden pertemuan ini terjadi karena untuk membahas kegiatan yang berkaitan aktivitas peternakan.

Intensitas pertemuan yang dilakukan PKK di desa wiyurejo diadakan sebulan dua kali hal ini terbukti dari 100% jawaban responden. Tujuan dari kegiatan PKK ini adalah untuk memberdayakan keluarga-keluarga di desa wiyurejo.

Intensitas pertemuan yang dilakukan dasawisma pada umumnya dilakukan tiap 2X dalam sebulan, hal ini terbukti dari 100% jawaban responden kegiatan dasawisma ini dalam bentuk pengajian dan aktivitas keagamaan lainnya

3. Variabel Norma dan Tradisi

Tradisi di desa Wiyurejo juga menjadikan faktor – faktor pembentuk struktur sosial, hal ini terbukti dengan tradisi brokoan yang masih dijalankan hingga saat ini. Hal ini dilakukan agar sapi yang dilahirkan selamat dan sehat. Serta tradisi khusus desa Wiyurejo yang masih dilakukan dan intensitas masyarakat untuk melakukannya masih dilakukan secara intensif atau sering. Hal ini dibuktikan dari pertanyaan no. 65. Tabel 3.74 Intensitas tradisi yang dilakukan responden untuk hewan ternak

No. Keterangan Intensitas Frekuensi %

1 Kelahiran sapi (brokoan)

Sering melakukan 34 68%

Jarang melakukan 11 22%

Tidak pernah melakukan 5 10%

Jumlah 50 100%

2 Kematian sapi

Sering melakukan 0 0%

Jarang melakukan 0 0%

Tidak pernah melakukan 50 100%

Jumlah 50 100%

(10)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 10 Dalam tradisi masyarakat peternak Desa Wiyurejo, terdapat perayaan atau syukuran yang dilakukan untuk menyambut kelahiran sapi mereka. Sebanyak 68% responden menyatakan sering melakukan tradisi (brokoan) tersebut. Dan sebanyak 22% responden pernah melakukan namun jarang melakukannya.

Sementara tradisi untuk kematian sapi, seluruh responden atau sebanyak 100% responden tidak pernah melakukan tradisi tersebut, karena memang tradisi tersebut sudah tidak ada lagi di Desa Wiyurejo.

Tabel 3.77 Tradisi yang ada di desa Wiyurejo

Sumber : item pertanyaan no. 66 / koding no. 216, 218, 220, 222, 224

Dari tabel 3.77 dapat diketahui di Desa Wiyurejo masih terdapat tradisi-tradisi yang masih rutin dilakukan. Hampir seluruh responden mengetahui adanya tradisi-tradisi yang masih dilakukan di Desa Wiyurejo. Pada tradisi-tradisi karnaval, bantengan, dan kuda lumping, masing-masing sebanyak 2% responden menyatakan tidak terdapat ketiga tradisi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa responden tersebut tidak mengetahui tentang adanya tradisi karnaval, bantengan, dan kuda lumping.

No Keterangan

Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1 Syukuran desa 50 0 50 100% 0% 100% 2 Karnaval 49 1 50 98% 2% 100% 3 Bantengan 49 1 50 98% 2% 100% 4 Kuda lumping 49 1 50 98% 2% 100% 5 Persen (sembako) 50 0 50 100% 0% 100%

(11)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 11 Tabel 3.78 Intensitas yang responden melakukan tradisi tersebut

Sumber : item pertanyaan no. 66 / koding no. 217, 219, 221, 223, 225

Pada tradisi syukuran desa, 98% responden menyatakan masih melakukan tradisi tersebut. Pada tradisi karnaval, sebanyak 90% responden menyatakan masih melakukan tradisi tersebut. Pada tradisi bantengan dan kuda lumping sebanyak 92% responden masih melakukan tradisi tersebut. Pada tradisi persen (sembako) sebanyak 94% masih melakukan tradisi tersebut.

No Keterangan Frekuensi % Masih melakukan Tidak melakukan Jumlah Masih melakukan Tidak melakukan Jumlah 1 Syukuran desa 49 1 50 98% 2% 100% 2 Karnaval 44 5 49 90% 10% 100% 3 Bantengan 45 4 49 92% 8% 100% 4 Kuda lumping 45 4 49 92% 8% 100% 5 Persen (sembako) 47 3 50 94% 6% 100%

(12)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 12 3.2 Rumusan Masalah Kedua

yaitu: Apakah ada keterkaitan antara kepemilikan jumlah hewan ternak dengan struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo ?

Rumusan masalah yang kedua ini dapat dijelaskan dari : 1. Variabel Status Sosial Ekonomi

Dimana dalam variabel ini terdapat item pertanyaan mengenai berapa pendapatan rata – rata, produktifitas susu perahan yang dihasilkan perternak. Yang di

Tabel 3.12 Rata – rata Produktivitas Susu Sapi Responden Per liter

No Keterangan Frekeunsi % 1 0 -14 8 21 % 2 15 – 29 16 42 % 3 30 – 44 8 21 % 4 45 – 59 2 5 % 5 60 -74 2 5 % 6 > 75 2 5 % Jumlah 38 100 %

Sumber : item pertanyaan no. 16 / koding no. 16 - 17

Rata-rata produktivitas susu yang dihasilkan per-hari adalah 15-29 liter dengan total persentase 42%, yang kedua adalah 0-14 liter denagn persentase 21% dan 15-29 liter dengan persentase 21%, dari jumlah diatas dapat diketahui bahwa produktivitas susu sangat penting untuk kehidupan peternak, karena dengan produktivitas susu peternak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

(13)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 13  Serta kepemilikan hewan ternak, yang dapat dilihat dari

Tabel 3.29 Klasifikasi Kekayaan Berdasarkan Kepemilikan Hewan Ternak Responden No Keterangan Frekeunsi % 1 Kaya 4 8% 2 Sedang 16 32% 3 Miskin 30 60% Jumlah 50 100%

Sumber : item pertanyaan no. 30 / koding no. 101

Dari jumlah kepemilikan hewan ternak, peternak di desa wiyurejo digolongakan menjadi 3 kategori yaitu kategori miskin, menengah, dan kaya. Dalam kepemilikan hewan ternak 8% peternak digolongkan dalam peternak kaya, 32% digolongkan sebagai peternak sedang dan 60% digolongkan sebagai peternak miskin. Dari data diatas dapat diketahui bahwa harga hewan sapi menjadi faktor penentu kekayaan seseorang.

(14)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 14  Serta Tingkat Stratifikasi Sosial, dimana pada item pertanyaan no. 36

Tabel 3.44 Kepemilikan hewan ternak menjadi dasar penentuan kekayaan Seseorang

No Keterangan Frekeunsi %

1 Ya 38 76

2 Tidak 12 24

Jumlah 50 100

Sumber : item pertanyaan no. 36 / koding no. 114

Pada variabel tingkat stratifikasi sosial, kepemilikan hewan ternak juga menjadi salah satu tolak ukurnya hal ini terbukti dengan data di lapangan yang disajikan dalam tabel 3.44, dari jawaban responden76% mengatakan bahwa kepemilikan hewan ternak yang bervariasi jumlahnya menjadi salah satu tolak ukur orang itu dapat dikatakan kaya. Sedangkan, 24% responden mengatakan tidak dimana kepemilikan hewan ternak bukan menjadi tolak ukur seseorang dapat dikatakan kaya.

3.3 Rumusan Masalah Ketiga

yaitu: Siapa saja yang di anggap masyarakat desa Wiyurejo menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas dan bawah ?

Rumusan masalah yang ketiga ini dapat dijelaskan dari :  Variabel Tingkat Stratifikasi Sosial

Dari hasil analisis ini yang dianggap oleh masyarakat desa Wiyurejo menempati posisi startifikasi atas jika memiliki hewan ternak diatas 8 ekor sapi, sedangkan yang dianggap menempati posisi startifikasi sosial bawah jika memiliki hewan ternak 1 – 3 ekor.

(15)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 15 Tabel 3.39 Jumlah hewan ternak yang dimiliki responden

No Keterangan Frekeunsi %

1 >8 ekor 6 12%

2 4-8 ekor 17 34%

3 1-3 ekor 27 54%

Jumlah 50 100%

Sumber : item pertanyaan no. 32 / koding 103

Pada variabel tingkat stratifikasi sosial tabel pertama ( tabel 3.39), menjelaskan tentang jumlah hewan ternak yang dimiliki responden dari data di lapangan menunjukkan bahwa ada 54% responden yang memiliki sapi dengan jumlah 1-3 ekor, ada 34% responden yang memiliki sapi dengan jumlah 4-8 ekor dan juga ada responden yang memiliki sapi >8 ekor dengan total 12%, namun pada umumnya peternak desa wiyurejo hanya memiliki 1-3 ekor sapi baik yang produktif maupun yang tidak produktif.

(16)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 16  Selain itu jenis sapi yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi posisi

stratifikasi sosial masyarakat.

Tabel 3.42 Jenis sapi yang dimiliki responden

Sumber : item pertanyaa no. 35 / koding no. 106, 108, 110, 112

Jenis sapi yang dimiliki responden terbagi menjadi 4 kategori yaitu: pedhet, dara, babon, dan pejantan. Pada umumnya responden memiliki jenis sapi babon sebesar 78% alasan mengapa responden memiliki jenis sapi babon adalah karena jenis sapi babon lah yang paling produktif dan yang bisa diperah susunya.

Jenis sapi yang kedua yang dimiliki responden dengan presentase sebanyak 70% adalah pedhet, hal ini dikarenakan pedhet dilahirkan oleh babon, karena babon banyak dimiliki oleh responden maka begitupula dengan pedhet.

Jenis sapi yang ketiga yang dimiliki responden adalah dara dengan persentase sebesar 44%, dara ini adalah jenis sapi dengan usia 1,5 tahun yang nantinya akan tumbuh menjadi babon.

Jenis sapi yang keempat yang dimiliki responden adalah pejantan yang usianya diatas 1,5 tahun hanya sekitar 4% responden yang memiliki sapi jenis pejantan ini hal No Keterangan

Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1 Pedhet 35 15 50 70% 30% 100%

2 Dara 22 28 50 44% 56% 100%

3 Babon 39 11 50 78% 22% 100%

(17)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 17 ini karena pejantan tidak menghasilkan susu dan dari hasil data di lapangan kebanyakan peternak yang memiliki pejantan pasti akan dijual.

Tabel 3.43 Jumlah sapi yang dimiliki responden diukur dari jenis hewannya

No. Jenis sapi Frekuensi Jumlah % Jumlah >8 ekor 4-8 ekor 1-3 ekor >8 ekor 4-8 ekor 1-3 ekor 1 Pedhet 3 4 28 35 9% 11% 80% 100% 2 Dara 3 0 19 22 14% 0% 86% 100% 3 Babon 3 5 31 39 8% 13% 79% 100% 4 Pejantan 1 0 1 2 50% 0% 50% 100%

Sumber : item pertanyaan no. 35 / koding 107, 109, 111, 113

Pada tabel 3.43 menjelaskan tentang jenis sapi yang dimiliki responden dan frekuensi kepemilikannya, yang pertama responden memiliki jenis sapi pedhet dengan frekuensi 1-3 ekor dan persentase 80%. Yang kedua, responden memiliki jenis sapi berupa dara dengan frekuensi 1-3 ekor dan persentasenya adalah 86%. Yang ketiga responden memiliki jenis sapi babon dengan frekuensi 1-3 dan

persentasenya 79% dan yang terakhir hanya 50% yang memiliki jenis sapi pejantan dengan frekuensi 1-3.

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa memang di desa wiyurejo pada umumnya tergolong pada peternak miskin, hal ini karena frekuensi kepemilikan hewan ternak hanya pada interval 1-3.

(18)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 18 3.4 Rumusan Masalah Keempat

yaitu : Apakah ada simbol lain, selain kepemilikan ternak sapi yang menjadi dasar pembentukan dalam stuktur sosial di Desa Wiyurejo ?

Rumusan masalah keempat ini dapat dijawab dari :

1. Variabel Tingkat Stratifikasi Sosial, yaitu berupa adanya simbol lain (jabatan) yang digunakan oleh masyarakat sebagai dasar penetuan posisi seseorang. Yang dapat dilihat dari pertanyaan no. 37.

Tabel 3.45 Faktor Penentu Kekayaan Selain Kepemilikan Hewan Ternak

Sumber : item pertanyaan no. 37 / koding no. 115 – 119

Terdapat faktor lain penentu kekayaan seseorang di desa wiyurejo diantaranya jabatan, lahan, kondisi rumah, jenis pekerjaan, dan faktor lainnya. Dari data dilapangan menunjukkan bahwa 25% responden mengatakan bahwa jabatan No Keterangan

Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1. Jabatan 3 9 12 25% 75% 100% 2. Lahan 6 6 12 50% 50% 100% 3. Kondisi Rumah 0 12 12 0% 100% 100% 4. Jenis pekerjaan 2 10 12 17% 83% 100% 5. Lainnya 2 10 12 17% 83% 100%

(19)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 19 merupakan faktor pembentuk kekayaan, 50% responden mengatakan bahwa lahan merupakan salah satu faktor penentu kekayaan kekayaan seseorang dan 17% responden bahwa jenis pekerjaan juga menentukan kekayaan seseorang di desa wiyurejo.

Dari data yang tersaji pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa lahan merupakan penentu kekayaan lain selain hewan ternak hal ini terbukti karena di desa wiyurejo lahan yang bisa ditanami masih cukup luas, namun pada umumnya masyarakat lebih memilih menjadi peternak dengan harapan resiko yang ditanggung lebih kecil daripada menjadi seorang petani.

Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa jenis pekerjaan dapat menentukan kekayaan seseorang didesa wiyurejo, namun hanya sekitar 17% yang menjawab hal ini dikarenakan aktivitas di desa wiyurejo masih tergolong pada aktivitas pedesaan yang sederhana dan homogen antar satu penduduk dengan penduduk lainnya.

3.5 Rumusan Masalah Kelima

yaitu :Bagaimana implikasi yang terjadi terhadap stuktur sosial di desa Wiyurejo ?

Rumusan masalah kelima ini dapat dijawab dari :

Implikasi dari struktur sosial tersebut akan membentuk struktur sosial yang sederhana. Hal ini terbukti dari :

(20)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 20 Tabel 3.24 Alasan Perubahan Kondisi Ekonomi Menjadi Lebih Baik

Sumber : item pertanyaan no. 25/ koding no. 81 - 85

Alasan peternak menjawab keadaan ekonominya berubah karena mereka telah memiliki penghasilan pasti sebanyak 85%, sedangkan untuk para peternak yang menjawab karena kebutuhannya telah terpenuhi sebanyak 80%, dan untuk para peternak yang menjawab karena penghasilannya meningkat sebanyak 85% dari data diatas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk desa wiyurejo lebih memilih jalan aman untuk memenuhi kebutuhannya.

No Keterangan

Frekuensi %

Ya Tidak Jumlah Ya Tidak Jumlah

1. Telah memiliki penghasilan pasti 34 6 40 85% 15% 100% 2. Kebutuhan terpenuhi 32 8 40 80% 20% 100% 3. Penghasilan meningkat 34 6 40 85% 15% 100% 4. Kesejahteraan meningkat 29 11 40 72.50% 27.50% 100% 5. Status sosial meningkat 21 19 40 52.50% 47.50% 100%

(21)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 21 2. Pengeluaran responden setiap bulan juga dipengaruhi oleh pengeluaran untuk peternakan. Hal ini dibuktikan dari pertanyaan no.21.

Tabel. 3.20 Rata – rata Pengeluaran Responden Perbulan Untuk Peternakan

No Keterangan Frekeunsi % 1 0-191 2 6 2 192-383 5 15 3 384-575 9 27 4 576-767 6 18 5 768-965 7 21 6 977 < 4 12 Jumlah 33 100

Sumber : item pertanyaan no. 21 / koding no. 69 -73

Rata – rata pengeluaran responden perbulan untuk keperluan ternak berkisar di antara Rp. 600.000,00 sebanyak 9 responden atau sebesar 27 %, pengeluaran di antara Rp. 800.000,00 sebanyak 7 responden atau sebesar 21 %.

3. Dampak dari struktur masyarakat peternak sapi adalah terbentuknya lembaga sosial yang khusus untuk mengurus aktivitas peternakan, yaitu adanya lembaga KSSP dan Organisasi peternak desa Wiyurejo yang masih sering diikuti oleh para peternak desa Wiyurejo.

4. Dalam hubungan sosial pun masyarakat desa Wiyurejo terdapat orang kepercayaan atau orang yang dipercaya untuk merawat sapi serta interaksi yang dilakukan masayarakat yang masih berkaitan dengan peternakan.

(22)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 22 5. Norma dan tradisi di desa Wiyurejo juga dipengaruhi oleh tradisi dan kebiasaan yang masih berkaitan dengan peternakan, seperti halnya tradisi brokoan sapi dan tradisi life cycle yang masih dilakukan oleh masyarakat desa Wiyurejo.

Sehingga variabel diatas akan menciptakan struktur sosial pedesaan yang masih sederhana karena dilihat dari mata pencaharian masyarakatnya serta aktivitas – aktivitas lain yang relative homogen. Dari variabel diatas juga terlihat bahwa pembentukan struktur sosial didesa wiyurejo juga dipengaruhi oleh kepemilikan hewan ternak.

(23)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 23 3.6 ANALISIS DESKRIPTIF

Rumusan Masalah Pertama :

1. Faktor apa saja yang menjadi dasar pembentukan struktur sosial masyarakat desa Wiyurejo ?

Indepth Interview

1. Pengepul Susu atau Tengkulak

Berikut adalah kutipan wawancara yang dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan no. 1.

T : Pak, ini saya dapat informasi dari pak sugeng, kalo bapak ini pengepul susu di desa ini.

B : Iya mbak , memang itu pekerjaan saya.

T : Bapak memang hanya bekerja sebagai pengepul susu itu ta ? B : Tidak mbak, saya itu aslinya peternak sapi , tapi saya tidak pernah

pendapatkan pengahasilan dari susu sapi mbak . * Peran bagi peternak

T : Menurut bapak dengan menjadi pengepul susu itu apakah akan lebih menguntungkan atau malah merugikan peternak ?

B : Ya, kalo menurut pribadi saya mbak, dengan adanya orang yang berprofesi menjadi pengepul susu itu lebih membantu peternak, sekarang ya mbak semisal susu hasil perahan itu di tolak oleh SAE, ya daripada dibuang lebih

(24)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 24 baik dijual ke saya walaupun dengan harga yang lebih murah tapi lebih baik daripada harus dibuang dan tidak menghasilkan uang.

2. Petugas Pos

P: “ ( mulai merekam), pak saya boleh kan merekam suara bapak, sebagai bukti kalau saya telah wawncara bapak”

I: “ ( terlihat bingung ), masalahnya saya disini, Cuma sebagai petugas lapangan yang tugasnya hanya menyeleksi hasil susu peternak, masalah anggota organisasi peternak dan kesejahteraan itu bukan bidang saya”

Peran bagi peternak

P: “bukan pak makanya maaf pak kalau saya agak susah memahami, tapi saya disini akan bertanya bukan dari segi prosesnya pak tapi dari segi manfaat dan peranan pos ini dalam aktivitas sehari-hari peternak”

I: “ iya mbak biar lebih gampangnya gini aja, pokoknya susu yang diterima harus mengandung susu segar minimal 12% dan kandungan airnya 88%

P: “ ooh, begitu , kalau itu saya bisa mengerti maksudnya, terus pak, bagaimana proses verifikasi data yang biasa dilakukan”

I: “ini lo mbak, sampean foto saja ini lo ada peraturannya, nanti saya jelaskan, yang pertama itu, uji organolistik yaitu tentang uji bau, rasa, warna. Susu yang itu yang kualitasnya baik adalah susu yang warnanya putih kekuning-kuningan. Yang kedua adalah uji alkoholistik untuk menguji apakah ada bakteri berbahaya atau tidak, yang ketiga itu uji berat jenis dan yang paling terpenting adalah 25% , normalnya rata-rata peternak BJ nya adalah berkisar segitu, setelah itu ditimbang susunya oleh alat-alat tadi mbak, terus dicatat di buku setor untuk mengetahui jumlah susu yang disetor waktu pagi dan siang dan yang terakhir milkingcound harus dicuci disini dulu karena disini ada bahan kimia khusus dan abu khusus untuk mencuci milkingcound “.

(25)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 25 3. Organisasi peternak

H : saya mau tanya-tanya tentang bapak dan jabatan bapak sebagai ketua komunitas peternak di sini pak. Bapak bisa ceritakan bagaimana asal mulanya bapak terpilih menjadi ketua komunitas peternak?

S : Itu dulunya ada pilihan. Jadi ada calon-calon gitu, lalu saya di pilih sama anggota untuk jadi calon. Ditunjuk gitu lho mbak sama anggota-anggota.

H : Oooh, gitu ya pak. Terus tugas bapak sebagai ketua komunitas peternak itu apa aja pak?

S : Kepanjang tanganan dari anggota. Saya itu yang menyampaikan aspirasi dari anggota-anggota ternak kepada pengurus kopsae dan yang menyampaikan aspirasi dari pengurus kopsae ke anggota peternak mbak. Yang lain ada juga mbak, itu melayani anu, pakan ternak gitu lho mbak.

Rumusan Masalah Kedua :

2. Apakah ada keterkaitan antara kepemilikan jumlah hewan ternak dengan struktur sosial yang ada di desa Wiyurejo ?

Indepth Interview 1. Peternak Kaya

 Kepemilikan hewan ternak.

Pewawancara : sekarang sapi yang bapak miliki ada berapa pak? Informan : 9 mbak, babonnya 6, daranya ada 2, sama pedhet 1

(26)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 26 Pewanwancara: jumlah sapi yang produktif ada berapa pak?

Informan : 6 saja mbak yang sedang produktif sekarang, itu karena setelah melahirkan susunya baru bisa diambil, sama usia kehamilan muda, kalau sudah hamil tua antara 7-9 bulan sudah nggak bisa diambil mbak susunya.

 Pendapatan :

Pewawancara : kemudian, dari 6 sapi tersebut menghasilkan berapa liter perharinya pak?

Informan : 70 liter mbak Pewawancara : permisi mbak, ingin menanyakan berapa penghasilan perbulan dari

berdagang?

Informan : wah, kurang tau mbak, kira-kira perharinya sampai 500.000, kalau perbulan ya sekitar 10 juta an mbak

2. Peternak Menengah

 Kepemilikan Jumlah hewan ternak

Pewawancara : oh begitu yah bu, kira-kira berapa sapi yang ibu miliki? Informan : ada sekitar 7 sapi mas yang saya punya

Pewawancara : dari 7 sapi yang ibu punya berapa yang produktif bu? Yang bisa diperah?

Informan : Yang bisa diperah itu ada 4 mas, yang udah babon. Kalo yang masih pedhet ada 2 dan yang dara itu ada 1. Jadi total semuanya ada 7.

(27)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 27 3. Peternak Miskin

* Kepemilikan Hewan ternak F : Ibu punya sapi berapa?

L : Tiga. Satu punya saya sendiri, dua punya anak-anak. F : Anak yang mana buk? Yang kecil-kecil (laki-laki) itu buk? L :Tidak mbak. Anak saya yang perempuan.

* Pendapatan Responden

F : kalau sehari dapat 4 liter, berapa penghasilan yang ibu terima dari kop sae dalam sebulan?

L : 15 hari sekali ya pendapatan 130.000

F : setahun yang lalu tepatnya tahun 2010, berapa jumlah sapi yang ibu miliki? L : Yaa 2 mbak.

Rumusan Masalah Ketiga :

3. Siapa saja yang dianggap masyarakat desa Wiyurejo menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas dan bawah ?

Indept Interview

Yang dianggap menempati posisi struktur sosial pada lapisan atas.

1. Tokoh agama / Kyai

D : Lalu kalau kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan seorang kyai itu seperti apa pak?

(28)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 28 S : Kalo masyarakat sini Alhamdulillah hampir semua mensupport kegiatan agama yang ada disini mas, jadi kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan kyai ya cukup tinggi.

Lalu dengan tiba-tiba ada warga sekitar yang mengunjungi rumah pak Sarwani. Orang tadi bermaksud meminta ijin karena akan mengadakan pengajian di sekitar rumah pak Sarwani dan mengundang pak Sarwani sebagai pemimpin pengajian. Namun pak Sarwani meminta maaf kepada orang tadi karena tidak bisa menjadi pemimpin pengajian dikarenakan hari itu juga setelah Maghrib beliau harus memimpin pengajian di Desa Ngroto. Dari situlah saya bisa menyimpulkan bahwa keberadaan pak Sarwini sebagai kyai cukup disegani. Lalu saya melanjutkan wawancara saya.

2. Peternak Kaya

Pewawancara : penghasilan yang didapat dari kopsae setiap 15 hari sekali berapa pak? Dari semua sapinya?

Informan : 2.200.000 mbak, soalnya ada sebagian dipotong untuk SHU yang tiap lebaran diambil, sama sudah dipotong untuk saepro dari kopsae, jadi ya nggak terasa

Pewawancara : lalu, gimana kepemilikan sapi setahun yang lalu pak? Ada berapa sapi yang dimiliki hingga sekarang?

Informan : dulu tahun 1999 jual sapi mbak, soalnya nggak sanggup ramutnya, kewalahan mbak, wong cuma anak saya yang ramut semua sapi saya. Pewawancara : lalu sekitar tahun 2010 sampai 2011 sapinya ya tetep 11 itu pak?

(29)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 29 Informan : ya enggak mbak, kan udah ada tambahan pedhet satu itu mbak, jadi

awalnya 10 sekarang jadi 11 ekor sapi mbak.

 Yang dianggap masyarakat desa wiyurejo menempati posisi struktur sosial pada lapiasan bawah.

1. Peternak Miskin

kalau sehari dapat 4 liter, berapa penghasilan yang ibu terima dari kop sae dalam sebulan?

L : 15 hari sekali ya pendapatan 130.000

F : setahun yang lalu tepatnya tahun 2010, berapa jumlah sapi yang ibu miliki? L : Yaa 2 mbak.

2. Pencari Rumput

Pewawancara : “Oh masnya juga punya sapi pedhet di rumah, tapi gak bisa diternakkan ya mas. Trus kalau dari penghasilannya sendiri dari pencari rumput itu per bulannya berapa mas kalau boleh tau?”

Informan : “Ya itu Alhamdulillah juga mbak, meskipun gak banyak banget yang penting kan harus disyukuri ya mbak. Saya perbulan itu gak pasti mbak, kadang Rp300.000,00 Rp400.000,00 Rp500.000 juga pernah mbak”.

Rumusan Masalah Keempat :

4. Apakah ada simbol lain, selain kepemilikan ternak sapi yang menjadi dasar pembentukan dalam stuktur sosial di Desa Wiyurejo ?

(30)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 30 Indept Interview

1. Pejabat Desa

Y : berarti sering juga ya warga yang mempunyai masalah, lalu masalah itu dibawa ke balai desa?

R : ya sering mas, seperti masalah tanah. Lalu seperti kemarin hari itu, disini kan kaya akan sumber air mas, terus kan yang namanya sumber air itu berada diluar wilayah kami (balai desa Wiyurejo) tapi bagaimanapun yang namanya sumber air itu kan dikuasai Negara. Jadi siapapun yang menggunakan kan silahkan saja asal ada ijin dari pihak terkait. Nah disini kasusnya air tersebut diambil oleh PDAM. Padahal itu kan untuk Kop Sae kemudian masyarakat Pujon. Ya kita tidak akan rakus, sebetulnya kita sudah cukup dengan air. Kan PDAM air untuk dijual, mereka punya rencana untuk menambah debit air. Tapi mereka mengatakan kepada warga untuk memperbaiki pipa paralon. Yang ditakutkan masyarakat terutama masyarakat pengguna air irigasi itu kekurangan air. Jadi pada saat mau dipasang, para masyarakat demo ke PDAM, sehingga pemasangan itu tidak jadi dilakukan. Ini salah satu contoh dari konflik=konflik yang pernah ada.

Y : lalu selama ini, apa ada hambatan bapak selama menjabat menjadi sekretaris desa? Kan bapak sudah menjabat selama 18 tahun, apa ada warga yang iri dengan hal ini?

R : kalau soal pergantian sekretaris desa itu para warga tidak mempersoalkan masalah masanya. Cuman masyarakat selama ini kalau yang saya tau ya sejak saya diangkat sebagai sekretaris desa tahun 1993 itu diawal periodenya pak Jiwo pada saat menjabat kepala desa berjalan normal saja. Namun seiring dengan berjalannya waktu di periode kedua ada factor-faktor yang membuat perubahan sikap dari bapak kepala desa. Namanya korps perangkat desa kan hanya beberapa orang, kan kita tau orang itu kan macem-macem, ada orang

(31)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 31 yang cari amannya saja. Ada seseorang yang tidak suka dengan jabatan saya yang menghasut kepala desa dengan opini-opini yang negative. Pada saat itu kepala desa menyikapinya kurang bijak, ya itu tadi namanya orang kan macem-macem, namanya kepala desa juga manusia, ada keterbatasan, tidak sempurna. Pada akhirnya kepala desa itu mengambil sikap yang malah merugikan orang lain, bahkan merugikan umum juga. Ya itu kita kembali lagi, manusia itu tidak ada yang sempurna. Walaupun toh yang namanya kepala desa, diapun juga manusia. Ya kembali lagi ke factor manusia itu mas, kita tidak tau jika sekarang mereka teman, besok menjadi lawan. Imbasnya pada waktu perjalanan saya sebagai sekretaris desa memasuki periode ke-2, masyarakat kurang percaya kepada saya, karena saya dinilai tidak bisa bekerja sehingga ada beberapa kelompok-kelompok yang menghendaki saya turun. Mereka juga tidak salah, memang pada waktu itu pembagian kerjanya hanya terpusat pada kepala desa. Saya tidak diberi kewenangan apapun oleh kepala desa. Kepala desa pada saat itu arogan mas, aku kepala desane mau opo. Akhirnya saya bertahan, dengan prinsip saya begini, saya tidak ambil pusing dengan semua itu, saya berpikir begini, saya tidak ada waktu bekerja di kantor sebagai pelayan masyarakat, apalagi kantor ini pada waktu dulu kurang berfungsi mas, jadi perangkat desa itu bekerja di rumah masing-masing. Kalau di kantor kan sepi, gak ada pekerjaan, alat-alat kantor juga tidak ada, dan juga pada waktu itu masyarakat masih senang ke rumah perangkat desa untuk mengurus sesuatu. Dengan berjalannya waktu juga, saya isi jam-jam saya daripada nganggur tidak bisa bekerja dengan efektif, saya manfaatkan waktu untuk bertani. Jadi keseharian saya dipandang masyarakat terkesan santai, kok nyangkul ae gak tau nang kantor. Sehingga masyarakat mempunyai persepsi bahwa saya tidak bisa bekerja. Alasan sebenarnya ya itu tadi mas, ada pembonsaian pembagian kerja dari kepala desa. Terus dengan berjalannya waktu. Walaupun saya gak di kantor mas, namanya perangkat itu kan tetap kita pelayanan dimanapun, termasuk di rumah. Jadi fungsi sebagai perangkat

(32)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 32 yang menjadi pelayan, saya melayani warga yang memerlukan bantuan atau pelayanan di rumah saya.

Y : terakhir pak, bapak tadi mengakatan bahwa bapak lebih mementingkan kepuasan dalam bekerja. Apakah itu berarti bahwa bapak mengesampingkan pendapatan bapak?

R : kadang kan gini mas, sebagai orang yang pada waktu itu saya direkrut menjadi sekretaris desa dengan kondisi ekonomi Wiyurejo serta kondisi ekonomi keluarga saya. Saya anggap saya masuk kesini (balai desa sebagai sekretaris) sebagai peluang awal lah. Karena resikonya orang kuliah di desa seperti saya ini ya, lain dengan kota, kalau di desa ini sekolah apalagi kuliah, wuaduh, tantangannya sudah luar biasa mas. Jangan kuliah, SMA saja, wih dukur tenan to sekolah e, gawe opo. Masyarakat itu begitu, apalagi kuliah. Waktu itu saya itu mungkin di Wiyurejo itu jadi sorotan mungkin karena yang termasuk orang miskin tapi kuliah itu mungkin Cuma saya. Sehingga sorotan masyarakat itu macem-macem, keluargane ngono ae kuliah. Tapi saya gini mas saya punya pemikiran yang lain dari orang-orang itu, saya kuliah bukan berarti saya mencari pekerjaan, tidak itu mas. Saya hanya ingin, istilahnya apa ya, usia di saat saya SMA ini mau ngapain. Saya itu ingin menimba ilmu sebisa mungkin lah, setinggi mungkin sesuai dengan kemampuan saya. Jika perkuliahan saya diukur dari ekonomi bukan logika,rasanya gak mungkin. Tapi saya yakin saja, saya pasti bisa. Terus gini, saya jalani kuliah sampai terakhir, sampai KKN, kemudian saya mendapat tawaran. Kenapa saya ambil saja tawaran menjadi sekretaris desa itu, karena persepsi masyarakat orang itu kalau kuliah sudah pasti dapat pekerjaan yang layak. Terus apalagi kalau sudah kuliah lalu nganggur, masyarakat lebih dingin. Jadi saya piker saya ambil saja, tawaran tidak akan dating untuk kedua kalinya. Disamping itu kita mempunyai penghasilan, disamping itu jika ada hal-hal yang kita dapatkan

(33)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 33 dari pekerjaan ini kita nikmati dan syukuri sebagai berkah dari Yang Maha Kuasa, berapapun serta apapun bentuknya.

2. Tokoh agama / Kyai

Lalu dengan tiba-tiba ada warga sekitar yang mengunjungi rumah pak Sarwani. Orang tadi bermaksud meminta ijin karena akan mengadakan pengajian di sekitar rumah pak Sarwani dan mengundang pak Sarwani sebagai pemimpin pengajian. Namun pak Sarwani meminta maaf kepada orang tadi karena tidak bisa menjadi pemimpin pengajian dikarenakan hari itu juga setelah Maghrib beliau harus memimpin pengajian di Desa Ngroto. Dari situlah saya bisa menyimpulkan bahwa keberadaan pak Sarwini sebagai kyai cukup disegani. Lalu saya melanjutkan wawancara saya.

3. PKK

R : Sejak kapan bu jadi ketua PKK ? A : Seiring bapak menjadi kepala desa? R : Sejak kapan itu bu?

A : Sejak tahun 2007 mas R : Itu dipilih atau gimana bu?

A : Jadi ketua penggerak PKK-nya ngikut bapak, karena bapak jadi kepala desa secara otomatis menjadi ketua PKK

(34)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 34 Rumusan Masalah Kelima :

5. Bagaimana implikasi yang terjadi terhadap stuktur sosial di desa Wiyurejo ?

Indept Interview 1. Penyuluh Ternak

X: “Kalo pengaruh penyuluhan sama peternak disini seperti apa”

X : “Orang sini ga patih paham. Orang sini ga mau kalo suruh ngumpul terus peyuluhan jarang gitu yang mau makanya ga patih ada udah lama ga ada penyuluhan”

Y : “Kenapa gitu itu pak?”

X : “Orang kan sendiri sendiri. Dipikir udah kasih minum makan keluar susu cukup orang kecil pikirannya ga tinggi-tinggi”

X : “Masih standar” Y ; “Iya sama”

X : “Penyuluh itu niatnya memberikan agar kualitas bagus?” Y : “Iya, agar kualitasnya bagus.”

X : “Gitu itu tanpa bayar atau gimana pak?”

Y : "Engga ga bayar. Ya Cuma dkumpul2kan dari koperasi disini gituloh “ X : “Ga ada potongan apapun”

Y : “Engga ga ada “

(35)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 35 Y : “Dikumpulkan gitu satu kelompok. Dirumah sat uterus orang koperasi datang. Umpamanya sini, orang-orang kumpul disini. Terus orang koperasi kesini ngasih penyuluhan.

2. PKK

R : Kalau keterlibatan PKK dalam pembentukan struktus masyarakat disini itu gimana bu ya? Mungkin kegiatannya

A : Kegiatannya ? iya mas, karena kegiatan kita yang mencakup sosial itu banyak. Karena dukungan dari masyarakat sudah banyak. Karena kegiatan kita itu kalau ada orang meninggal kita ta’ziyah, kalau ada orang sakit kita menggalang dana . terus untuk anak yang kurang mampu kita juga membantu untuk saat pertama kali pendaftaran. Jadi kita bantu biayanya.

3. Ketua Organisasi Peternak

Pewawancara : Oooh, gitu ya pak. Terus tugas bapak sebagai ketua komunitas peternak itu apa aja pak?

Informan : Kepanjang tanganan dari anggota. Saya itu yang menyampaikan aspirasi dari anggota-anggota ternak kepada pengurus kopsae dan yang menyampaikan aspirasi dari pengurus kopsae ke anggota peternak mbak. Yang lain ada juga mbak, itu melayani anu, pakan ternak gitu lho mbak.

Pewawancara : Oh iya pak. Saepro yang dari Kopsae itu ya pak? Informan : Ya, iya mbak. Saya yang mengurusi saepronya.

(36)

Kelompok 7 Desa Wiyurejo 36 Pewawancara : mengurusi saepronya maksudnya seperti apa ya pak?

Pendistribusiannya gitu atau apanya pak? Informan : Naah, iya mbak.

Pewawancara : Jadi peternak itu ga langsung beli Saepronya di kopsae situ ya pak? Harus melalui bapak kalau mau beli saepro?

Informan : Iya mbak, peternak itu belinya melalui saya. Saya yang melayani kalau ada peternak yang mau beli saepro. Jadi saya ke kopsae baru saya berikan kepada para peternak.

Gambar

Tabel  3.55  menjelaskan  tentang  jenis  lembaga  sosial  yang  ada  di  desa  wiyurejo,  lembaga  sosialnya  terbagi  menjadi  4  jenis  yaitu  Kopsae,  organisasi  peternak,  PKK,  Dasawisma
Tabel 3.67 Orang menjadi kepercayaan responden dalam hal peternakan
Tabel 3.68 Bentuk hubungan responden dengan orang kepercayaannya
Tabel 3.74 Intensitas tradisi yang dilakukan responden untuk hewan ternak
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

SCA adalah merupakan salah satu perangkat akuisisi data tomografi, oleh karena pada sistem TK transmisi-emisi menggunakan dua sumber radiasi yaitu sumber radiasi

Database adalah kumpulan data yang saling terkait yang diorganisasi untuk memenuhi kebutuhan dan struktur sebuah organisasi dan dapat digunakan oleh lebih dari

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi stres yang dialami oleh lansia. Subjek penelitian ini berjumlah 98 orang lansia di Paguyuban Lansia RS. Teknik sampling

Berdasarkan hasil perhitungan validitas terhadap skala kepercayaan diri diperoleh hasil bahwa dari 36 item diperoleh 23 item yang valid dengan koefisian korelasi antara

Dari data di atas dapat diketahui bahwa 28,1% responden yang sudah memakai jasa layanan Lippo Telecom lebih dari 12 bulan mengalami ketidakpuasan pada dimensi reliability dan

Dan dilihat dari hasil kuesioner, diketahui bahwa variabel Disiplin Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai di Kantor Pelayanan Masyarakat se-Kecamatan Tuntang,

Selanjutnya sebagian kecil mahasiswa yang menyatakan sebab mencari informasi di tempat lain dengan alasan karena koleksi yang ada di perpustakaan kampus atau fakultas sudah

Hasrat Malaysia untuk berbaik-baik dan mengadakan kerjasama dengan negara-negara jiran tetap diteruskan walaupun dua buah pertubuhan yang dibentuk sebelum ini iaitu ASA dan