PENGEMBANGAN MEDIA POP-UP SEBAGAI PENGENALAN BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 CERME, GRESIK
PENGEMBANGAN MEDIA
POP-UP
SEBAGAI
PENGENALAN BIMBINGAN DAN
KONSELING KOMPREHENSIF PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 CERME,
GRESIK
Murbi Astuti Noviana Rengganis
Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu PendidikanEmail ( floxxymurb i72@g ma il.co m)
Dr. Najaltun Naqiyah, S. Ag, M.Pd
Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu PendidikanEmail ( [email protected])
ABSTRAK
Penelit ian ini d ilatarbe lakangi oleh kurangnya pengetahuan siswa terkait manfaat kehadiran bimb ingan dan konseling di sekolah. Sehingga pe manfaatan layanan bimbingan dan konseling di sekolah kurang ma ksima l. Penelit ian ini dila kukan pada siswa kelas VII, dikarena kan siswa ke las VII me rupakan a wal mengenal dan mengetahui keberadaan bimbingan dan konseling di seko lah. Penelit ian ini menggunakan model penge mbangan Borg & Ga ll (1983) yang telah disederhanakan oleh Tim Puslitja knov (2008). Tujuan penelitian ini ada lah untuk menghasikan sebuah produk yaitu med ia pop -up pengenalan bimb ingan dan konseling ko mprehensif yang memenuhi kriteria kegunaan, kelayakan, kepatutan, dan ketepatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pop-up telah me menuhi kriteria aspektabilitas. Nila i yang diperoleh dari ah li med ia 93,75%, ahli materi 94,24%, dan ca lon pengguna 90,85%. Dengan begitu, secara keseluruhan me mpero leh rata-rata nila i sebesar 92,95%, dengan kategori nila i sangat baik, t idak perlu direvisi. Sedangkan, perhitungan uji lapangan skala kec il yang dih itung menggunakan uji t sampe l berpasangan dan diperoleh hasil thitung (27,7) > ttabel (2,26). Ma ka, dapat disimpulkan bahwa media pop-up pengenalan bimb ingan
dan konseling ko mprehensif telah me menuhi kriteria aspekt abilitas untuk digunakan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Cerme.
Kata kunci : Pengembangan, Media pop-up, pengenalan bimbingan dan konseling komprehensif.
ABSTRACT
7KH EDFNJURXQG RI WKLV UHVHDUFK LV WKH ODFN RI WKH VWXGHQWV¶ NQRZOHGJH LQ JXLGDQFH DQG FRXQVHling subject at school. Thus, the use of the guidance and counseling subject at school is less useful. This research is done in seventh-grade students, because the seventh-graders are the first step to know and to understand the use of guidance and counseling at school. Th is research uses the development model by Borg & Gall (1983) wh ich is simp lified by team of research policy and innovation center (2008). The purpose of this research is to produce a product that is pop-up media as an introduction to comprehensive guidance and counseling which fulfills the usage, expedience, proper and appropriate criteria.
The result of this research showed that pop-up media has fulfilled the aspektabilitas criterion. The score given by the media e xpert is 93,75%, the materia l e xpe rt is 94,24% and the candidate is 90,85%. Then, the average score is 92,95 ZLWK WKH YHU\ JRRG VFRUH FDWHJRU\ WKLV GRHVQ¶W QHHG WR JHW UHYLVLRQ 0HDQZKLOH WKH calculation of sma ll-scale field test wh ich is ca lculated by using test paired -t sample got the result of tcount (27,7)
>- ttable (2,26). So, it can be concluded that pop-up media has fulfilled aspektabilitas criterion to be used for the
seventh-graders of SMPN 1 CERME.
PENGEMBANGAN MEDIA POP-UP PENGENALAN BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 CERME, GRESIK
109 PENDAHULUAN
Menurut Naqiyah (2016: 1), ³ 5H PD MD DGDODK VXDWX fase tumbuh kembang yang dinamis dala m kehidupan seorang individu, dimana mengala mi fase badai dan tekanan yang berada dala m masa pencarian identitas. Tahapan rema ja ada tiga, yaitu masa re maja a wal antara 12 ± 14 tahun, menengah 15- 16 tahun, dan akhir 17-20 tahun. Pada usia ini re maja me mbutuhkan layanan kesehatan. Masalah ±masalah yang sering dihadapi remaja ada 6 yaitu ;
1. Alkohol da obat ± obatan terlarang 2. Kecelakaan
3. Hubungan seksual pranikah 4. Kawin muda
5. Aborsi
6. Penyakit menular seksual
Masalah ± masalah yang sering dihadapi siswa me mbuat dunia pendidikan leb ih beke rja keras. Keberadaan bimbingan dan konseling merupakan salah satu bagian / ko mponen penting dala m proses pendidikan yang diselenggarakan sekolah. Bahkan keberadannya telah diaku i oleh pe me rintah, tertuang pada UU No. 20 tahun 2003, pasal 1 ayat 6 ³konselor sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong bela jar, tutor, widyaiswara , fasilitator dan instruktur´. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan untuk me mfasilitasi perke mbangan peserta didik/konseli agar ma mpu mengaktualisasikan potensi dirinya dala m rangka mencapai perkembangan secara optimal.
Dala m hal in i, siswa sebagai subjek dala m pelaksanaan pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Ka rena dala m kehidupan sehari ± harinya, me reka banyak d ihadapkan pada masalah±masalah seperti kesulitan be laja r, hubungan dengan teman, masalah penyesuaian diri, masalah perila ku, masalah perencanaan karir sa mpai dengan masalah dengan keluarga. Disini peran bimbingan dan konseling sangat diperlukan dala m me mbantu siswa menyelesaikan masalah pribadi, sosial, belaja r dan karir. Sehingga peran guru bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan sangat penting. Tetapi, tidak didukung pula pada lapangan karena ada beberapa anggapan buruk tentang bimbingan dan konseling. Munculnya persepsi negatif tentang BK dan tudingan-tudingan miring terhadap guru BK antara la in disebabkan ketida ktahuan akan tugas, peran, fungsi, dan tanggung jawab guru BK itu sendiri. Sehingga, guru bimbingan dan konseling haruslah jeli dala m pe mbuatan program untuk siswanya agar kedepannya tidak menimbu lkan persepsi negatif tentang guru BK.
Hasil observasi partisipan yang dilakukan pada saat Pengelolahan Progra m Pelayanan (PPP) d i SMP Negeri 1 Cerme tepatnya dibulan Juli 2016 hingga Agustus 2016, pada kelas VII, VIII dan IX, menunjukkan 15 orang siswa kurang mendapatkan informasi tentang bimb ingan
dan konseling. Peserta didik cenderung menunjukkan perila ku menjauh atau tidak ingin berurusan dengan guru bimbingan dan konseling. Tidak hanya itu, untuk menegur guru bimbingan dan konseling mere ka pun enggan melaku kannya bahkan mere ka enggan untuk masuk ke ruang bimbingan dan konseling, wa laupun hanya untuk bermain, berkunjung atau menceritakan masalahnya. Mereka cenderung hadir keruang bimb ingan dan konseling ketika mengala mi suatu masalah. Sela in itu, siswa menunjukkan perila ku bosan ketika guru bimbingan dan konseling me mbe rikan sebuah layanan, seperti sibuk sendiri dengan aktifitasnya yang tidak terkait kegiatan, mengobrol sendiri dengan teman sebangkunya dan bahkan bermain game di handphone.
Berdasarkan hasil wawancara pada 15 orang siswa kelas VII yang dilaksanakan saat Pengelolahan Program Pelayanan ( PPP) di SMP Negeri 1 Cerme tepatnya dibulan Juli 2016. Dite mukan fakta bahwa siswa me mpunyai persepsi yang buruk terhadap bimbingan dan konseling. Dari beberapa pertanyaan yang diaju kan, me reka beranggapan bahwa bimb ingan dan konseling adalah polisi sekolah, te mpat o rang bermasalah, te mpat me mbe rikan huku man atau poin, ruangan bimbingan dan konseling yang dirasa kurang nyaman dan tidak ada hal yang menarik untuk datang ke ruang bimbingan dan konseling. Se lain itu, ada beberapa siswa yang mengatakan bahwa ket ika guru bimb ingan dan konseling me mbe rikan sebuah layanan dirasa sangat me mbosankan karena dala m pe mberian layanan tersebut tidak adanya med ia yang mendukung. Sedangkan untuk ke las VII, rata ± rata me reka be lu m mengenal tentang bimbingan dan konseling.
Pada jen jang sekolah menengah pertama ini me mpunyai peran penting dala m mengenalkan bimbingan dan konseling kepada siswa, tepatnya kelas VII. Seko lah Menengah Perta ma me rupakan a wal dari pengenalan dan pembela jaran tentang bimbingan dan konseling. Karena sis wa kelas VII yang mengala mi transisi dari seko lah dasar dan terkadang di seko lahnya tidak terdapat guru bimbingan dan konseling me mbuat siswa tersebut belum mengenal tentang bimbingan dan konseling.
Hal tersebut saya jumpai d i sekolah dasar daerah Cerme, Gresik. Pada daerah tersebut, tidak adanya keberadaan atau peran guru pada b imbingan dan konseling jen jang sekolah dasar. Se lain itu, guru bimbingan dan konseling SMP Negeri 1 Cerme me reko mendasikan agar d iberikan pada ke las VII. Oleh sebab itu, ma ka ke las VII dip ilih sebagai subjek penelitian agar seja k a wa l mere ka mengenal dan me maha mi bagaimana bimb ingan dan konseling. Sehingga siswa dapat memanfaat kan pelayanan
bimbingan dan konseling yang diberikan dan persepktif negative pada siswa dapat sedikit berkurang.
Sesuai dengan hasil observasi dan wawancara yang dila kukan, tidak adanya media bimb ingan dan konseling di SM P Negeri 1 Cerme me mbuat guru bimb ingan dan konseling susah untuk me mberikan penje lasan terkait pengenalan bimbingan dan konseling komprehensif.
Ko mprehensif dipilih karena pela ksanaan bimbingan dan konseling di SMP Negeri 1 Cerme menggunakan pola bimb iingan dan konseling ko mprehensif. Sedangkan dalam Permendikbud No. 111 tahun 2014 pada pasal 6 ayat 1 te lah diatur sebagai EHULNXW ³NR PSRQHQ OD\Dnan bimb ingan dan konseling me miliki e mpat progra m yang menca kup: a. layanan dasar, b. layanan peminatan dan perencanaan individu, c. OD\DQDQ UHVSRQVLI GDQ G OD\DQDQ GXNXQJDQ VLVWHP´ Dimana ko mponen program tersebut merujuk dala m pola bimbingan dan kons eling komprehensif. Oleh sebab itu, materi yang akan digunakan dala m penelitian adalah pengenalan bimbingan dan konseling komprehensif.
Pada dasarnya anak bela jar me lalu i benda atau objek konkret. Untuk me maha mi konsep abstrak, anak - anak me merlukan benda ± benda konkret sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai me la lui t ingkat ± tingkat belaja r yang berbeda ± beda. Bahkan orang dewasa pada umumnya sudah dapat me maha mi konsep abstrak, pada keadaan tertentu sering me merlukan visualisasi. Alat dan pelengkap bela jar, artinya dala m proses belajar perlu media sebagai alat yang akan me mpermudah dala m men jelaskan ba ik secara demonstratif maupun praktek tanpa alat dan perlengkapan belajar proses belajar akan terganggu oleh sebab itu sekolah dan pendidik diharapkan kreatif me mbuat sendiri med ia dan a lat-a lat pe mbela jaran, (Anas Muhammad, 2014:06). Dari beberapa kasus yang ada dala m observasi dan wawancara, diperlu kannya suatu med ia yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mengenalkan bimbingan dan konseling ko mprehensif kepada peserta didik.
Media yang digunakan dalam pe mberian pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif pada kelas VII berupa med ia pop ±up. Media pop-up dipilih karena media pop-up ma mpu me mbe rikan sebuah penggambaran. Media pop up me miliki pengertian sebagai buku yang ket ika hala mannya dibuka a kan muncul bagian ga mbar yang dapat berdiri me mbentuk unsur 3 dimensi, serta me mberikan visualisasi cerita atau informasi yang lebih mena rik, mu la i dari ta mpilan gambar yang me mbentuk 3 dimensi hingga informasi yang didapat. Sehingga, dapat menarik perhatian siswa dalam menyampaikan materi.
Sela in itu, media pop-up dapat menjangkau se mua kalangan usia (Blu mel, Nancy Larson dan Taylor Rhonda
Harris, 2012:27). Sehingga pada penelitian ini a kan menggunakan media pop-up untuk me mbantu pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif. Ka rena med ia pop-up dapat diterima se mua ka langan, adanya penggambaran pada setiap hala man me mbuat pe mbaca atau yang me lihat me maha mi apa yang disuguhkan dan adanya penggambaran yang menarik pada setiap halamannya.
Dengan adanya media yang lebih menarik seperti med ia pop up diharapkan siswa ke las VII SMP Negeri 1 Cerme ma mpu mengenal bimb ingan dan konseling lebih baik dan med ia in i juga diharapkan untuk mengurangi tudingan ± tudingan yang buruk terhadap bimbingan dan konseling. Sehingga me reka dapat me manfaatkan pelayanaan bimbingan dan konseling dengan baik. Sela in itu siswa diharapkan lebih bersemangat dan me maha mi, serta siswa dapat aktif dala m proses belajar di ke las dan ma mpu berprestasi. Tidak hanya itu, peserta didik d iharapkan dapat mengenal bahkan me maha mi keberadaan bimb ingan dan konseling dan pengadaan med ia tersebut dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Peserta didik dapat me manfaatkan med ia tersebut sebagai media yang berlaku da la m jangka panjang.
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelit ian ini bertujuan untuk menghasilkan dan menguji suatu media berupa med ia pop-up pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehesif yang dirancang menggunakan jenis penelitian pengembangan. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Sugiyono (2015:407), ³0HWRGH SHQHOLWLDQ GDQ SHQJHPEDQJDQ DWDX GDODP bahasa Inggrisnya Research and Development adalah metode penelit ian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefe ktifan produk WHUVHEXW´
B. Model Pengembangan
Model yang digunakan pada penelitian pengembangan ini menggunakan langkah -langkah yang terdapat pada urutan model penge mbangan Borg dan Ga ll yang telah disederhanakan menjad i lima tahap oleh Tim Puslitja knov (Pusat Penelit ian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan) yakn i: analisis produk, perencanaan dan menge mbangkan produk awal, Validasi ahli dan revisi, Uji coba lapangan skala kec il. (Tim Puslitjaknov,11:2008).
C. Subjek Uji Coba
Subjek yang ada di dalam penelitian ini, antara lain: 1. Uji med ia sebagai konsultan produk yang terdiri
PENGEMBANGAN MEDIA POP-UP PENGENALAN BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 CERME, GRESIK
111 berko mpeten dalam bidang media . Minimal berpeendidikan S2
2. Uji ah li materi yang terdiri dari satu orang yang berko mpeten dibidang bimb ingan dan konseling dengan kriteria akademik S2.
3. Uji pengguna yang terdiri dari dua konselor sekolah yang memliki ko mpetensi dalam b idang bimbingan dan konseling minima l lima tahun, serta minimal berpendidikan S1
4. Siswa kelas VII yang mengala mi pengetahuan rendah terkait peran dan tugas guru bimb ingan dan konseling degan jumlah 10 siswa.
D. Teknik Analisis Data
Pada teknik ana lisis data dala m penelit ian pengembangan media pop-up terdiri atas analisis data kualitatif deskriptif dan data prosentase. Analisis data kualitatif deskriptif gunanya untuk menganalisis isi yang diperoleh dari u ji va lidasi ahli dan uji calon pengguna berupa masukan, saran, dan krit ik yang digunakan untuk me mpe rbaiki p roduk yang dihasilkan. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis presentase.
Kualitas produk d ijabarkan dala m persentase yang diperoleh dari Mustaji (2005), dengan kriteria sebagai berikut:
81 % - 100 % : Sangat baik, tidak perlu revisi 66 % - 80 % : Baik, tidak perlu revisi
56 % - 65 % : Kurang baik, perlu direvisi 0 % - 55% : Tidak baik, perlu revisi HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Produk
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dila kukan untuk menggali lebih dala m permasalahan yang ditemukan di lapangan atau mencari ka jian pustaka sehubungan dengan permasalahan yang ada. Dala m ha l ini berbagai sumber dijadikan sebahai bahan untuk kajian pustaka. Adapun beberapa sumber tersebut me liputi buku, jurnal, a rtikel, skripsi, dan internet. Sumber-sumber tersebut dijadikan acuan dalam me ru muskan beberapa pengertian serta aspek-aspek yang berhubungan dengan variabel penelitian. b. Survey Lapangan
1. Observasi
Berdasarkan observasi yang dilaku kan dite mukan bahwa hamp ir 86% semua siswa SMP Negeri 1 Cerme me miliki pandangan yang buruk terhadap bimbingan dan konseling ko mprehensif sehingga pemanfaatan layanan bimbingan dan konseling kurang maksimal. Se la in itu, tidak diju mpai pula med ia bimbingan dan konseling yang me mbantu pelaksanaan layanan bimb ingan dan konseling kompehensif.
2. Wawancara
Berdasarkan wawancara yang dilaku kan dengan salah satu guru bimb ingan dan konseling diketahui bahwa
pola bimbingan dan konseling yang digunakan adalah pola bimb ingan dan konseling ko mprehensif, keterbatasan guru bimb ingan dan konseling d isekolah tersebut me mbuat pemberian layanan kurang ma ksimal sehingga siswa terkadang kurang mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. Sela in itu, guru bimb ingan dan konseling berpendapat bahwa pembe rian informasi tentang pengenalan bimb ingan dan konseling ko mprehensif tepat diberikan pada siswa ke las VII agar siswa ± siswa kelas VII yang awal masuk SMP dan awal mengenal b imbingan dan konseling dapat me manfaatkan layanan bimbingan dan konseling hingga ke jenjang selanjutnya.
Berdasarkan wawancara yang dila kukan pada 15 orang siswa kelas VII, VIII dan IX, sebanyak 100% dari 15 siswa me mpunyai pandangan yang buruk terhadap bimbingan dan konseling. Mereka beranggapan bahwa bimbingan dan konseling adalah polisi sekolah, tempat orang bermasalah, te mpat me mbe rikan huku man atau poin, ruangan bimbingan dan konseling yang dirasa kurang nyaman dan tidak ada hal yang menarik untuk datang ke ruang bimb ingan dan konseling. Selain itu, 86% siswa mengatakan bahwa ketika guru bimb ingan dan konseling me mberikan sebuah layanan dirasa sangat me mbosankan karena dala m pe mberian layanan tersebut tidak adanya media yang mendukung.
Perencanaan
Berikut rancangan pengembangan Media Pop-Up Pengenalan Bimbingan dan Konseling Komprehensif : 1. Merumuskan tujuan dari pengembanga media Pop-Up 2. Menentukan sasaran penggunaan media Pop-Up 3. Merumuskan Materi
4. Merancang desain dan konten dari media Pop-Up 5. Membuat instrumen penelit ian yang men jadi kriteria
penilaian media pop-up
Pengembangaan Produk awal
Perencanaan pengembangan media telah dilakukan sebelumnya, akan berlanjut pada pengembangan produk awal. Dalam hal ini, yang akan dikembangkan terdiri dari dua produk, diantaranaya :
a. M edia Pop-Up Pengenalan Bimbingan dan Konseling
Komprehensif
b. Buku Panduan Penggunaan M edia Pop-Up Pengenalan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Langkah-langkah yang dila kukan da la m pengembangan produk, sebagai berikut :
1. Membuat Sketsa Kasar
Pe mbuatan sketsa kasar ilustrasi gambar dibuat dengan tujuan me mpe rmudah dala m pe mbuatan med ia pop-up dan untuk menentukan tahap pengembangan selanjutnya, agar bagian-bagian dari med ia pop-up dapat tersusun dengan baik. Sketsa kasar ilustrasi gambar d ibuat dengan cara mengga mbar d i atas ke rtas dan dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan layout.
2. Membuat Layout Pada Aplikasi
Sketsa kasar ilustrasi ga mbar yang telah dibuat ke mudian d iga mbar u lang menggunakan ko mputer dengan aplikasi core ldraw. Layout dibuat d engan
me mpe rhatikan aspek warna dan ko mposisi. Layout yang telah selesai dibuat lalu diiisi dengan materi pengenalan bimb ingan dan konseling komprehensif. Materi dala m media pop-up terdiri dari t iga sub materi yaitu, pengertian bimb ingan dan konseling, ko mponen ± komponen pada bimb ingan dan konseling ko mprehesif dan b idang ± bidang pada bimbingan dan konseling komprehesif.
3. Proses percetakan dan penggandaan media pop-up Setelah pe mbuatan layout telah selesai ma ka media pop-up dimasukkan kedala m percetakan untuk dijadikan sebuah media.
Uji Coba Awal
Pela ksanaan uji coba awa l dilaku kan untuk me mpe rbaiki dan menyempurnakan produk yang telah dike mbangkan. Ma ka d iperlu kannya validasi materi, med ia dan pengguna untk me mbe rikan penila ian dan evaluasi terhadap konten dan akseptabilitas produk. Hasil dari angket penila ian med ia pop-up yang diberikan kepada uji ahli materi sebanyak 1 o rang mendapatkan skor rata ± rata sebesar 94,24%, uji ah li med ia sebanyak orang 1 rang mendapatkan skor rata ± rata sebesar 93,75% dan uji ah li pengguna sebanyak 2 orang mendapatka skor rata ± rata sebesar 90,85%.
Revisi Produk
Media pop-up yang dike mbangkan me la lui tahap validasi o leh ahli media dan materi. Pada proses ini peneliti mendapatkan masukan-masukan terhadap media yang dibuat. Berdasarkan hasil validasi oleh ah li med ia dan ahli materi terdapat beberapa bagian pada media pop-up yang harus diperbaiki. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan adalah sebagai berikut:
a.
Penambahan materi pada media pop-upb.
Penjabaran materi pada buku panduan lebih diperjelasc.
Logo UNESA diletakkan pada sampul depan buku panduand.
Penambahan editor, penerbit, tahun pada buku panduane.
Penghilangan sistem buka ± tutup pada le mbar penjelasan di media pop-upBerdasarkan ha l-hal yang perlu dila kukan pe rbaikan tersebut, ma ka penelit i mendesain ulang media tersebut. Setelah semua perbaikan selesai dila kukan, produk ke mudian siap untuk d ibawa ke lapangan untuk pengujian.
Uji Coba Lapangan Skala Kecil
Setelah me lihat hasil va lidasi dari para pakar (ahli med ia dan ahli mate ri) dengan menyatakan bahwa med ia pop-up ini layak d igunakan sebagai media pe mbe laja ran, ma ka med ia ini sudah dapat diuji terhadap sasaran penggunan/ user/ siswa. Uji coba terbatas ini dila kukan kepada siswa ke las VII. Pela ksanaan uji coba lapangan kepada 10 siswa menggunakan desain pre-eksprimen dengan model desain one group pretest ± posttest.
Sa mpel yang digunakan berupa probability sampling dengan teknik simple random sa mpling. Be rikut rancangan desainnya :
Tabel 1. Rancangan Desain Eksperimen
Pre test Pe rlakuan Posttest
O1 X O2
Penelit ian ini d ila kukan untuk menguji med ia pop-up yang telah dike mbangkan, benar ± benar bermanfaat untuk siswa dan layak digunakan. Dala m ha l in i angket pretes dan posttes digunakan untuk mengetahui hasil dari pemberian media pop-up. Analisis data dalam u ji lapangan siswa menggunakan uji t sampel berpasangan ( dependent sample t-test/ paired sample t-test).
Pada pe mberian angket pretes, diketahui bahwa sebelum diberikan med ia pop-up dala m materi pengenalan bimb ingan dan konseling ko mprehensif, siswa-siswa tersebut me miliki rata-rata penguasaan materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif yang rendah. Berikut penyajian hasil pretes kepada 10 siswa :
Tabel 2. Hasil Pretes 10 Siswa Sebelu m Diberikan Media Pop-Up Pengenalan Bimb ingan dan Konseling Komprehensif No Kode Re sponden Pre Te st Skor Kategori 1. X1 29 Rendah 2. X2 28 Rendah 3. X3 25 Rendah 4. X4 27 Rendah 5. X5 30 Rendah 6. X6 25 Rendah 7. X7 25 Rendah 8. X8 31 Rendah 9. X9 31 Rendah 10. X10 27 Rendah
Pada pemberiang angket posttes diketahui bahwa setelah diberikan media pop-up dala m materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif, siswa-siswa tersebut me miliki rata-rata penguasaan materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mp rehensif yang tinggi. Berikut penyajian hasil pretes kepada 10 siswa :
Tabel 3. Hasil Posttes 10 Siswa Setelah Diberikan Media Pop-Up Pengenalan Bimb ingan dan Konseling Komprehensif No Kode Re sponden Posttes Skor Kategori 1. X1 65 T inggi
PENGEMBANGAN MEDIA POP-UP PENGENALAN BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 CERME, GRESIK
113 2. X2 63 T inggi 3. X3 57 Sedang 4. X4 68 T inggi 5. X5 68 T inggi 6. X6 63 T inggi 7. X7 54 Sedang 8. X8 61 T inggi 9. X9 62 T inggi 10. X10 63 T inggi
Dari hasil perhitungan nila i rata ± rata pretes diketahui bahwa sebelu m d ila kukan pe mberian med ia pop-up, penguasaan siswa mengenai materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif me mpe roleh hasil sebesar 27,8. Sedangkan nila i rata ± rata posttes diketahui bahwa setelah dilaku kan pe mberian media pop-up dalam menya mpaikan materi pengenalan bimb ingan dan konseling ko mp rehensif med ia pop-up, penguasaan siswa men ingkat menjadi 62,4. Selisih antara nilai pretes dan posttes didapatkan sebesar 34,6 poin.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Pretes ± Posttes 10 Siswa Da la m Pe mbe rian Materi Pengenalan Bimb ingan dan Konseling Komprehensif
No Kod e Re sp onde n Skor D ( x ± y) D2 ( x ± y)2 Pe mbandingan thitung>ttabel thitung< ttabel Prete s Postt es 1 X1 29 65 -36 1296 thitung = 27,7 ttabel = 2,26 Jadi pembandingg anya thitung > ttabel 27,7 > 2,26 2 X2 28 63 -35 1225 3 X3 25 57 -32 1024 4 X4 27 68 -41 1681 5 X5 30 68 -38 1444 6 X6 25 63 -38 1444 7 X7 25 54 -29 841 8 X8 31 61 -30 900 9 X9 31 62 -31 961 10 X10 27 63 -36 1296 Jumlah -346 1211 2
Dari penelit ian yang dilaku kan diperoleh hasil thitung
(27,7) > ttabel (2,26). Sehingga berdasarkan hasil uji coba
diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media pop-up pengenalan bimb ingan dan konseling ko mprehensif dapat digunakan sebagai med ia untuk me mbantu mengenalkan bimbingan dan konseling komprehensif kepada siswa kelas VII SMP.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelit ian pengembangan yang telah disajikan sebelumnya, maka pada bagian pembahasan akan disajikan u raian keg iata secara ringkas. Secara keseluruhan proses penelitian pengembangan yang dilaku kan telah terla ksanakan dengan baik berdasarkan model pengembangan Borg & Gall yang hanya sebatas pada tahap ke-6, yang telah di sederhanakan oleh Tim Puslit jaknov. Model pengembangan yang dilaksanakan da la m penelit ian pengembangan ini d iantaranya: 1) Analisis produuk, 2) Perencanaan, 3) Penge mbangan format p roduk awa l, 4) Uji coba awal (ahli materi,media dan pengguna), 5) Revisi Produk, 6) Uji coba lapangan skala kecil.
Pada tahap analisis produk me liputi studi kepustakaan untuk mencari kajian pustaka yang berhubungan dengan permasalahan yang ada, serta me la kukan survey lapangan di SMP Negeri 1 Cerme ditemu kan fa kta bahwa siswa ± siswa mempunyai pandangan yang buruk terhadap bimb ingan dan konseling. Mereka beranggapan bahwa bimbingan dan konseling adalah polisi sekolah, te mpat orang bermasalah, te mpat me mberikan huku man atau poin, ruangan bimbingan dan konseling yang dirasa kurang nyaman dan tidak ada hal yang menarik untuk datang ke ruang bimb ingan dan konseling. Se lain itu, siswa mengatakan bahwa ket ika guru bimb ingan dan konseling me mbe rikan sebuah layanan dirasa sangat me mbosankan karena dala m pe mberian layanan tersebut tidak adanya media yang mendukung.
Tahap perencanaan meliputi meru muskan tujuan dari penge mbanga media Pop-Up Pengenalan Bimbingan dan Konseling Ko mp rehensif, menentukan sasaran penggunaan media Pop-Up Pengenalan Bimbingan dan Konseling Ko mprehensif, meru muskan materi med ia Pop-Up Pengenalan Bimb ingan dan Konseling Ko mprehensif, merancang desain dan konten dari media Pop-Up Pengenalan Bimb ingan dan Konseling Ko mprehensif dan me mbuat instrumen penelitian yang menjad i kriteria penilaian med ia pop-up pengenalan bimbingan dan konseling komprehensif.
Tahap pengembangan produk awal me liputi menge mbangan produk yang akan dikembangkan yaitu med ia pop-up dan buku panduan, me mbuat sketsa kasar, me mbuat layout pada aplikasi dan proses percetakan dan penggandaan med ia pop-up. Uji coba awa l meliputi u ji akseptablitas ahli materi, media dan pengguna. Tahap revisi produk dilaku kan untuk me mperbaiki produk med ia pop-up dan buku panduan, beberapa hal yang telah diperbaiki me liputi pena mbahan materi pada med ia pop-up, penjabaran materi pada buku panduan lebih diperje las, logo UNESA diletakkan pada sa mpul depan buku panduan, penambahan editor, penerbit dan tahun
pada buku panduan, serta penghilangan sistem buka ± tutup pada lembar penjelasan di media pop-up.
Pengujian media dila kukan untuk mengetahui media yang dikembangkan telah me menuhi kriteria akseptabilitas. Pengujian dilaku kan kepada uji ah li materi, uji ahli med ia, dan uji ahli pengguna. Dari u ji validitas dipero leh rata-rata penila ian ahli materi sebesar 94,24%, ahli med ia sebesar 93,75%, dan ahli pengguna sebesar 90,85%. Hasil penila ian tersebut bila dikonsultasikan dalam kriteria penilaian menurut Mustaji (2005:102) mendapatkan kategori sangat baik (81%-100%) sehingga tidak perlu dilakukan revisi.
Media pop-up pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif juga diterap kan kepada 10 siswa yang termasuk dala m tahap uji coba lapangan skala kecil. Dala m pela ksanaan uji coba lapangan skala kec il dila kukan dengan menggunakan penelitian eksperimen. Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian in i adalah desain pre-eksprimen dengan model desain one group pretest ± posttest. Perhitungan dalam menganalisis data dila kukan dengan menggunakan uji t sampel berpasangan ( dependent sample t-test/ paired sample t-test). Penggunaan penelitian e ksperimen dimaksudkan untuk menguji media pop-up yang telah dike mbangkan dan direvisi. Se lain itu, untuk mengetahui med ia yang telah dike mbangkan layak digunakan dan bermanfaat untuk siswa.
Pada uji lapangan skala kec il siswa diberikan angket pretes untuk mengukur penguasaan materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif sebelum diberikan media pop-up serta diberikan wa ktu 10 men it untuk me laku kan pengisian angket. Setelah itu, siswa diberikan perlakuan berupa pe mberian media pop-up dala m materi pengenalan bimb ingan dan konseling ko mprehensif sela ma 45 menit. Selan jutnya, siswa ke mbali diberikan angket posttes untuk mengukur penguasaan materi pengenalan bimb ingan dan konseling ko mprehensif sesudah diberikan media pop-up serta diberikan wa ktu 10 menit untuk me laku kan pengisian angket.
Berdasarkan hasil penelitian dala m menyebarkan angket pretes, diketahui bahwa siswa X1 me miliki skor
29 poin yang termasuk dala m kategori rendah, X2 dengan
skor 28 poin termasuk dala m kategori rendah, X3 dengan
skor 25 poin termasuk dala m kategori rendah, X4 dengan
skor 27 po in termasuk da la m kategori rendah, X5 dengan
skor 30 poin termasuk dala m ketegori rendah, X6 dengan
skor 25 poin dengan kategori rendah, X7 dengan skor 25
poin dengan kategori rendah, X8 dengan skor 31 poin
dengan kategori rendah, X9 dengan skor 31 poin dengan
kategori rendah, dan X10 dengan skor 27 poin dengan
kategori rendah. Dengan hasil rata ± rata yang telah diperoleh ma ka dapat diketahui bahwa sebelum dibe rikan med ia pop-up dalam materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif, siswa-siswa tersebut me miliki rata-rata penguasaan materi pengenalan bimbingan dan konseling komprehensif yang rendah.
Berdasarkan hasil penelitian dala m menyebarkan angket posttes, diketahui bahwa siswa X1 me miliki skor
65 poin yang termasuk dala m kategori tinggi, X2 dengan
skor 63 poin termasuk dala m kategori t inggi, X3 dengan
skor 57 poin termasuk dala m kategori sedang, X4 dengan
skor 68 poin termasuk dala m kategori t inggi, X5 dengan
skor 68 poin termasuk dala m ketegori t inggi, X6 dengan
skor 63 poin dengan kategori tinggi, X7 dengan skor 54
poin dengan kategori sedang, X8 dengan skor 61 poin
dengan kategori tinggi, X9 dengan skor 62 poin dengan
kategori tinggi, dan X10 dengan skor 63 poin dengan
kategori tinggi. Dengan hasil rata ± rata yang telah diperoleh maka dapat diketahui bahwa setelah diberikan med ia pop-up dalam materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif, siswa-siswa tersebut me miliki rata-rata penguasaan materi pengenalan bimbingan dan konseling komprehensif yang tinggi.
Berdasarkan hasil p retes sebelum pe mberian media pop-up, diperoleh data nilai rata ± rata pretes penguasaan siswa mengenai materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif sebesar 27,8. Setelah dila kukan pemberian materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif dengan menggunakan media pop-up, penguasaan siswa mengenai mate ri meningkat menjadi 62,4.
Berdasarkan hasil perh itungan nilai rata ± rata pretes dan posttes yang diperoleh, diketahui bahwa terjadi peningkatan pada penguasaan materi pengenalan bimbingan dan konseling komp rehensif sebelum dan sesudah diberikan media pop-up. Se lisih nilai pretes dan posttes adala sebesar 34,6 poin. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan uji-t, dapat diketahui bahwa n ila i t hitung lebih besar dari nilai t tabel, yaitu 27,7 > 2,26 untuk 5% dan 27,7 > 1,83 pada 1%.
Dengan demikian, h ipotesis alternatif yang d iajukan diterima sehingga terdapat perubahan yang signifikan antara nila i p retes dan posttes setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan med ia pop-up dala m materi pengenalan bimb ingan dan konseling komprehensif. Hal ini menunjukkan bahwa pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif dengan menggunakan med ia pop-up lebih meningkatkan penguasaan materi siswa.
Disisi lain, hasil yang diperoleh dari uji lapangan skala kecil d itunjang pula dengan yang dijelaskan pada bab 2 sebelumnya bahwa med ia pop-up me miliki manfaat antara lain :
1. Siswa me mpunyai ga mbaran mengenai peran dan tugas guru bimbingan dan konseling
2. Siswa dapat mengetahui layanan dala m bimb ingan dan konseling komprehensif
3. Dapat meningkatkan perhatian siswa.
4. Dapat mena mbah penguasaan siswa dala m materi pengenalan bimb ingan dan konseling komprehenesif
Manfaat dari media pop-up yang dije laskan pada bab 2 terbukti dilapangan, bahwa siswa sangat antusias dan lebih fokus pada saat pemberian materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif. Disisi lain, dala m perhitungan juga terbukti bahwa med ia pop-up ma mpu menambah penguasaan materi siswa. Dala m med ia pop-up pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif terdapat ilustrasi ga mbar yang me mbantu me mbe rikan ga mbaran kepada siswa mengenai peran dan tugas guru bimb ingan dan konseling. Se lain itu, terdapat pula penjelasan pada setiap halaman yang menerangkan
PENGEMBANGAN MEDIA POP-UP PENGENALAN BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 1 CERME, GRESIK
115 ilustrasi media pop-up sehingga me mbantu siswa dalam memahami materi yang diberikan.
Sedangkan kelebihan media pop-up pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif dipero leh dari hasil penila ian uji ah li materi, uji ahli med ia, dan uji ah li pengguna. Kelebihan tersebut yaitu : pada aspek kegunaan dan kepatutan dari uji ah li materi mendapat nila i 100%, aspek kepatutan dari uji ahli pengguna mendapat nila i 95,8%, dan nila i total pada uji ahli med ia sebesar 96,25%. Total dari penila ian para ahli mendapatkan nilai 93,21%, jika nilai tersebut di konsultasikan dengan kriteria penila ian menurut Mustaji (2005:102) ternyata masuk dala m kategori sangat baik (81%-100%).
Disisi la in, med ia pop-up yang dike mbangkan me mpunyai kekurangan meliputi jangka waktu pekerjaan yang cenderung lebih la ma ka rena menuntut ketelit ian yang lebih ekstra sehingga mekan ik dapay bekerja dengan baik dala m waktu yang la ma dan juga untuk menjaga durabilitynya.
Dengan adanya hasil pengembangan media pop-up pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif ini dapat mempermudah konselor dala m me mbe rikan layanan bimbingan dan konseling disekolah serta me mbuat siswa lebih me maha mi materi yang disampaikan oleh guru bimb ingan dan konseling. Sela in itu dengan tingginya nilai presentase dari u ji ahli, med ia pop-up pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif ini mendapatkan tanggapan yang baik dan produk tersebut telah me menuhi kriteria akseptabilitas dan layak digunakan.
Simpulan
Penelit ian pengembangan yang telah dilakukan menghasilkan sebuah produk berupa media pop-up pengenalan bimb ingan dan konseling ko mprehensif, untuk me mbantu siswa dala m mengenal peran dan tugas guru bimb ingan dan konseling dalam layanan bimb ingan dan konseling ko mprehensif. Produk ini diberikan kepada siswa kelas VII d i SM P Negeri 1 Ce rme. Penelit ian ini menggunakan teori mode l pengembangan Bo rg and Ga ll yang tahapannya telah disederhanakan oleh Tim Puslitja knov. Tahapan penelitian pengembangan yang dila kukan adalah sebagai berikut, analisis produk, perencanaan media, penge mbangan produk awal, uji coba awal, revisi produk dan uji coba lapangan skala kecil.
Pengujian media pop-up dan buku panduan penggunaan med ia pop-up pengenalan bimb ingan dan konseling ko mprehensif dilaku kan oleh satu uji va lid itas materi, satu uji validitas media dan dua uji va lid itas pengguna (guru BK). Dimana didapatkan hasil penila ian akseptabilitas uji ahli materi sebesar 95,02% kategori sangat baik dan tidak perlu d irevisi. Hasil penila ian akseptabilitas uji ahli media sebesar 93,75% kategori sangat baik dan tidak perlu d irevisi. Hasil penila ian akseptabilitas uji ahli pengguna (guru BK) sebesar 90,85% kategori sangat baik dan tidak perlu d irevisi. Berdasarkan penilaian tersebut maka media pop-up pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif pada siswa ke las VII SMP yang dike mbangkan me menuhi kriteria a kspetabilitas yang me liputi aspek kegunaan,
kelayakan, ketepatan dan kepatutan dengan hasil SHQLODLDQ ³6DQJDW %DLN´ GHQJDQ VNRU WRWDO
Pada tahap uji lapangan skala kecil bertujuan untuk mengetahui kegunaan med ia pop-up dala m me mbantu me mbe rikan materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif pada siswa ke las VII SM P Negeri 1 Ce rme. Penelit ian dilaku kan kepada 10 siswa ke las VII SMP Negeri 1 Cerme dengan me mberikan angket pretes dan posttes. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksprimen dengan model desain one group pretest ± posttest serta menggunakan perhitungan uji t sampel berpasangan ( dependent sample test/ paired sample t-test).
Berdasarkan hasil p retes sebelum pe mberian media pop-up, diperoleh data nilai rata ± rata pretes penguasaan siswa mengenai materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif sebesar 27,8. Setelah dila kukan pemberian materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif dengan menggunakan media pop-up, penguasaan siswa mengenai mate ri meningkat menjadi 62,4.
Berdasarkan penelitian pada uji lapangan skala kecil, dapat diketahui bahwa media pop-up me mbantu dala m me mberikan materi tentang pengenalan bimb ingan dan konseling ko mprehensif. Ha l tersebut diketahui dari perhitungan dimana thitung lebih besar dari ttabel (thitung >
ttabel) dengan skor 27,7 > 2,26. Seh ingga, Ha dapat
diterima dan Ho d itolak. Jad i dapat disimpulkan bahwa med ia pop-up me miliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan siswa dalam menerima materi pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif. Oleh sebab itu, media pop-up dapat digunakan sebagai med ia untuk me mbantu mengenalkan bimbingan dan konseling komprehensif kepada siswa kelas VII SMP.
Saran
Berdasarkan penelit ian pengembangan yang telah dila kukan, didapatkan hasil pengembangan media pop-up pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif telah me menuhi kriteria ak septabilitas dan kebermanfaatan med iayang didapat dari hasil penelaahan dan pen ilaian dari validator ahli materi, ahli media , ahli pengguna (konselor) dan siswa kelas VII. Berdasarkan simpulan diatas, terdapat beberapa saran yang ditunjukkan kepada beberapa pihak, yaitu:
1. Bagi Guru Bimb ingan dan Konseling (Konselor Sekolah)
Konselor dapat menggunakan med ia ini untuk me mbantu siswa mendapatkan pengetahuan tentang pemanfaatan layanan bimb ingan dan konseling serta peran dan tugas guru bimbingan dan konseling. 2. Bagi Peserta Didik
Peserta didik d iharapkan dapat me manfaatkan med ia pop-up pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif in i secara ma ksima l untuk me mbantu mengenal peran dan tugas guru bimbingan dan konseling komprehensif.
3. Bagi Peneliti berikutnya
Media pop-up pengenalan bimbingan dan konseling ko mprehensif hanya menggunakan uji lapangan skala kecil dengan desain yang sederhana. Sehingga diharapkan dapat dilanjut kan hingga uji coba lapangan skala besar ataupun uji skala kec il dengan desain yang lebih ma mpu me mperlihatkan man faat penggunaan media bagi siswa. Pada instrument penilaian uji validasi materi, diharapkan peneliti selanjutnya lebih berfokus pada isi materi pada med ia pop-up. Se lain itu, d iharapkan peneliti selanjutnya dapat menge mbangkan media pop-up pengenalan bimb ingan dan konseling ko mp rehensif sesuai dengan perkembangan teknologi pada penelitan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
BK UNESA, Tim. 2013. Materi Bimbingan dan Konseling. Surabaya : Modul PLPG Konsorsium Sertifik asi Guru,
(https://waskita mandiribk.wordpress.com/2013/08/1 7/ modul-plpg-2013-b imbingan-dan-konseling/.pdf, diunduh 31 Januari 2017)
Blue mel, Nancy L & Taylor, Rhonda H. 2012. Pop-up Book s: A Guide for Teachers and Librarians. California: Santa Barbara.
Departe men Pendidikan Nasional. 2003. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidik an Nasional. Jaka rta: Departemen Pendidikan Nasional
Dzuanda. 2011. Design Pop-up Child Book Puppet Figures Series? Gatot Kaca?. Jurna l Library ITS Undergraduate,(Online).
http://library.its.undergraduate.ac.id, dia kses tanggal 25 Februari 2015
KXUQLD ZDQ /XN\ ³3HQJH PEDQJDQ 3URJUDP
Layananbimbingan Dan Konseling Ko mp rehensif 'L 60$´ Jurnal Psik ologi Pendidik an dan Konseling. Vol.1 (1): hal. 1-8
Mustaji, dkk. 2005. Pe mbelajaran Berbasis Kontruktivistik Penerapan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Surabaya.
Naqiyah, Na jlatun. 2016. Bi mbingan da Konseling Komunitas diBerbagai Setting. Surabaya: UNESA University Press
Nurihsan, Achmad Juantika. 2014. Bimbingan & Konseling Dalam Berbagai Latar Belak ang Kehidupan. Bandung : PT. Refika Aditama
Purwo ko, Budi dan Tit in Indah.P. 2007. Pe mahaman Individu Melalui Teknik Non Tes. Surabaya :UNESA University Press
Puslitja knov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta : Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Penge mbangan Departe men Pendidikan Nasional, (online) http://www.infokurusu.net/download/0604091354M etode_Pengemb_Pe mbela jaran.pdf d iunduh 19 November 2016
Sadiman, arif S. (d kk). 2010. Media Pendidikan. Jakarta :Rajawali Pers
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: raja grafindo persada.
Sugiyono.2015. Metode Penelitian Pendidik an. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, nana syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidik an. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Walgito, Bimo. 2010. Bimbingan dan Konseling ( Studi
dan Karir). Yogyakarta : C.V Andi Offset
Wardati dan Jauhar Moh. 2011. Implemetansi Bimbingan dan Konseling Di Sek olah. Jakarta: Prestasipustakaraya