• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penyuluhan Tentang Bahaya Seks Bebas Terhadap Sikap Remaja Dalam Seks Bebas Di SMS N I Wedi Klaten

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Penyuluhan Tentang Bahaya Seks Bebas Terhadap Sikap Remaja Dalam Seks Bebas Di SMS N I Wedi Klaten"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG BAHAYA SEKS BEBAS TERHADAP SIKAP REMAJA DALAM SEKS

BEBAS DI SMS N I WEDI KLATEN

Ika Yuli Nurhasto, Dina Wahyuningrum, Sri Handayani

Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Muhamadyah Klaten

Abstrak : Remaja merupakan peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Secara alami dorongan seks pada remaja sangat besar diakibatkan oleh perubahan yang terjadi. Hasrat yang tidak terkendali menjadikan remaja terjerumus dalam prostitusi, hubungan seks bebas, hubungan seks pranikah, dan berbagai akibat negatif lainnya termasuk aborsi.. kurangnya informasi yang didapatkan remaja semakin memperburuk konsisi ini. Karen informasi yang dimiliki seseorang dapat mempengaruhi pengetahuan dan sikap sesorang.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang bahaya seks bebas terhadap sikap remaja dalam seks bebas

Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan desain one group pre test – post test. Populasi penelitian adalah siswa SMA N I Wedi klaten yang duduk di kelas XI. Sampel diambil sebnayak 34 siswa dengan teknik propotional random sampling. Instrumet yang digunakan adaalh kuesioner. Analisi data dilakukan dengan uji t.

Hasil penelitian bahwa sebelum dilakukan penyuluhan sebanyak 50% remaja bersikap setuju terhadap seks bebas. Namun setelah dilakukan penyuluhan hanya 41,2% remaja yang setuju terhadapseks bebas. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji t dengan α = 5% didapatkan harga t hitung sebesar -5,255 dan p = 0,000

Kesiumpulan dari penelitian adalah ada pengaruh penyuluhan tentang bahaya seks bebas terhadap sikap remaja dalam seks bebas.

(2)

A. PENDAHULUAN

Remaja merupakan perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan perubahan tersebut menyangkut perubahan fisik dan psikologis. Perubahan ini ditandai dengan perubahan hormonal yang akan mempengaruhi jasmani dan kejiwaan. Perubahan kejiwaan ditandai dengan sikap berupa mudah bergejolak, meningkatnya rasa ingin tahu, ingin berontak, dan mulai tertarik dengan lawan jenisnya, sehingga berpengaruh terhadap perilaku, cara berfikir, perasaan, hubungan skes bebas, hubungan seks pranikah dan bebagai akibat pergaulan dan minat. (Notoatmodjo, 2007).

Remaja secara alam memiliki dorongan seks yang besar. Jika hasrat tesebut tidak terkendali, amka remaja dapat terjerumus ke dalam prostitusi negatif lainnya termasuk aborsi (Zalbawi, 2002),. Seks bebas memiliki banyak konsekuensi misalnya, tertularnya penyakit menular seksual (PMS), infeksi, infertilitas dan kanker (Anonim, 2008)

Akibat yang paling meninjol dari kegiatan seks bebas adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak diinginkan. Hasil studi yang melibatkan 9 kota pada tahun 2000 – 2003 dari 37.000 kasus kehamilan tidak diinginkan, 27% terjadi pada wanita belum menikah, 12% diantaranya berstatus pelajar atau mahasiswa (Anonim, 2008). Kejadian kehamilan yang tidak diinginkan pada akhirnya dapat berujung pada usaha untukpengguguran kandungan (aborsi). Menurut WHO, diseluruh dunia, setiap tahun diperkirakan 40 – 60 juta ibu yang tidak menginginkan kehamilan melakukan aborsi (Negara, 2008). Di Indonesia sendiri, ada sekitar 2,4 juta kasus aborsi setiap tahunnya, dimana 700 ribu diantaranya dilakukan oleh remaja (BKKBN, 2007) akibat lain seks bebas pada remaja adalah meningkatnya penyakit kehamilan dikalangan remaja. Dari kasus HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Aquired Immuno Deficiency Syndrom) tahun 2005 di Bali, 53% terjadi pada remaja berusia 15 – 29 tahun (Negara, 2008)

Berdasarkan informasi, di SM N I wedi Klaten sendiri pada beberapa tahun sebelumnya didapati siswi mengalami kasus kehamilan tidak diinginkan sehingga dengan terpaksa siswi tersebut tidak bisa melanjutkan sekolahnya dengan alasan melanjtkan kehamilan dan harus menikah.

Banyak hal yang melatar belakangi kejadian-kejadian tersebut, salah satunya adalah kurangnya informasi tentang seks bebas. Rasa tabu dan malu membicarakan masalah seks pada orang tua,sehinga menyebabkan remaja mencari sumber informasi lain (Bagdies, 2008).

Informasi seseorang tentang sesuatu hal, bisa ditingkatkan melalui berbagai cara diantaranya dengan penyuluhan dan pemberian leaflet. Penyuluhan tentang bahaya seks bebas pada remaja diharapkan mampu mengubah sikap dan perilaku remaja terhadap seks bebas (Suprijanto, 2007).

(3)

MOTORIK, VOL 4 NOMOR 8, AGUSTUS 2009

Berdasarkan uraian pada latar belakang penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang bahaya seks bebas terhadap sikap remaja dalam seks bebas di SMA N I Wedi Klaten

B. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimental dengan desain one group pre test – post test sebagai berikut 9Arikunto, 2006,85)

O1 X O2

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA N I Wedi Klaten yang sedang duduk di kelas XI sejumlah 169 siswa yang terbagi dalam 5 kelas dengan jurusan berbeda yaitu 2 kelas ilmu alam dan 3 kelas ilmu sosial.

Teknik pengambilan smapel yang digunakan adalah propotional random sampling. Besar sampel dalam penelitian ini adalah ditetapkan adalah 20% dari 169 siswa yakni sebesar 34 siswa, 14 siswa dari ilmu alam dan 20 siswa dari ilmu sosial (Arikunto, 2006)

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakanadalah kuesioner tertutup dengan skala likert, dimana nilai berkisar antara 1 sampai 4. Pada pernyataan favourable nali 1 diberikan untuk jawaban sanagat tidak setuju (STS), nilai 4 untuk jawaban sangat setuju (SS). Pada pernyataan unfavourable, nilai 1 untuk jawaban sangat setuju (SS), nilai 2 untuk jawaban setuju (S) nilai 3 untuk jawaban tidak setuju (TS), nilai 4 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS). Instrumen yang digunakan sebelumnya telah dilakuan uji validitas maupun reliabilitas.

Analisa data dilakukan dengan menngunakan uji t dengan α = 5% dimana sebelumnya data yang diperoleh telah diuji normalitas dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil

a. Jenis kelamin responden

Berdasar jenis kelamin mayoritas responden (58,82%) adalah perempuan. laki-laki

41,18% Perempuan

(4)

b. Sikap tentang seks bebas sebelum penyuluhan

penyuluhan didapati nilai Mean (X)=73,88±9,151 SD. Sikap dikatakan setuju terhadap seks bebas jika skor yang diperoleh < mean.

Tabel 1 Distribusi Sikap responden Terhadap Seks Bebas Seb

Sikap Tidak setuju Setuju Total

terhadap seks bebas seba

c. Sikap tentang seks bebas se

(X) = 79,74 ±7.601 SD Tabel Sikap Tidak setuju Setuju Total

responden yang setuju terhadap seks bebas sebesar 14 responden (41,2%).

d. Pengaruh Penyuluhan terhadap sikap tentang seks bebas

bebas sebelum dan setelah penyuluhan ditunjukkan pada gambar 1 di bawah ini.

Sikap tentang seks bebas sebelum penyuluhan

Berdasarkan hasil penelitian sikap remaja terhadap seks bebas sebelum penyuluhan didapati nilai Mean (X)=73,88±9,151 SD. Sikap dikatakan setuju terhadap seks bebas jika skor yang diperoleh < mean.

Tabel 1 Distribusi Sikap responden Terhadap Seks Bebas Seb Penyuluhan Sikap Frekuensi Tidak setuju Setuju Total 17 17 34

Berdasarkan tabel di atas responden yang memiliki sikap setuju terhadap seks bebas sebanyak (50%)

Sikap tentang seks bebas setelah penyuluhan

Sikap remaja terhadap seks bebas setelah penyuluhan didapatkan mean (X) = 79,74 ±7.601 SD

Tabel 2 Distribusi Sikap responden Terhadap Seks Bebas Se Penyuluhan Sikap Frekuensi Tidak setuju Setuju Total 14 20 34

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa setelah penyuluhan sikap responden yang setuju terhadap seks bebas sebesar 14 responden (41,2%).

Pengaruh Penyuluhan terhadap sikap tentang seks bebas Hasil pengukuran terhadap perubahan

bebas sebelum dan setelah penyuluhan ditunjukkan pada gambar 1 di bawah

Gambar 1. Diagram Sikap Remaja Sebelum dan Setelah Penyuluhan 0

5 10 15 20

setuju tidak setuju

Sikap tentang seks bebas sebelum penyuluhan.

Berdasarkan hasil penelitian sikap remaja terhadap seks bebas sebelum penyuluhan didapati nilai Mean (X)=73,88±9,151 SD. Sikap dikatakan setuju terhadap seks bebas jika skor yang diperoleh < mean.

Tabel 1 Distribusi Sikap responden Terhadap Seks Bebas Sebelum

Prosentasi % 50%

50% 100%

Berdasarkan tabel di atas responden yang memiliki sikap setuju

penyuluhan

terhadap seks bebas setelah penyuluhan didapatkan mean

Distribusi Sikap responden Terhadap Seks Bebas Setelah

Prosentasi % 41,2% 58,5% 100%

atas diketahui bahwa setelah penyuluhan sikap responden yang setuju terhadap seks bebas sebesar 14 responden (41,2%).

Pengaruh Penyuluhan terhadap sikap tentang seks bebas

l pengukuran terhadap perubahan sikap remaja terhadap seks bebas sebelum dan setelah penyuluhan ditunjukkan pada gambar 1 di bawah

Gambar 1. Diagram Sikap Remaja Sebelum dan Setelah Penyuluhan tidak setuju

sebelum penyuluhan setelah penyluhan

(5)

MOTORIK, VOL 4 NOMOR 8, AGUSTUS 2009

Berdasarkan data, terlihat bahwa terjadi perubahan sikap terhadap seks bebas setelah penyuluhan. Prosentase responden yang setuju terhadap responden berkurang menjadi 41,2%..

Pengujian pengaruh penyuluhan terhadap sikap remaja terhadap seks bebas dilakukan dengan menggunakan uji t. Hasil uji t diperoleh nilai t hitung 5,355 > t tabel (1,70) dengan nilai Pvalue 0,000 pada α=5% (Pvalue <0,005), maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap remaja dalam seks bebas.

2. PEMBAHASAN

Berdasar analisa menggunakan uji beda t ditarik kesimpulan bahwa “penyuluhan tentang bahaya seks bebas berpengaruh terhadap sikap remaja dalam seks bebas” dengan harag t hitung sebesar 5,355,> t tabel (1,70) dan p=0,000 pada pada α=5% (Pvalue <0,005). Periubahan sikap pada seks bebas terlihat pada hasil penelitian, dimana sebelum penyuluhan sikap remaja yang setuju terhadap seks bebas sebesar 17 responden (50%) dan setelah dipenyuluhan jumlah tersebut berkurang menjadi 14 responden (41,2%) .

Suprijanto (2007) mengungkakan bahwa penyukuhan (extension) ialah suatu gerakan pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana dengan maksud untuk mengembangkan potensi, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mengendalikan diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta ketrampilan, dan yang lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan (Wikipedian Indonesia, 2007)

Sesuai teori yang dikemukaan Notoatmodjo (2005) bahwa pengetahuan akan membawa seseorang untukberfikir dan berusaha. Ketika berusaha, komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga menimbulkan niat (kecenderungan bertindak). Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu obyek tertentu.

Menurut Azwar (2007) terbentunya sikap seseorang dipengaruhi oleh enam faktor yaitu pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama serta pengaruh faktor emosional. Dalam penelitian ini, penyuluh oleh remaja merupakan orang baru dalam lembaga pendidikan tempat mereka bersekolah sehingga remaja merasa penasaran dan lebih antuias untuk mengikuti pembelajaran yang disampaikan, didukung juga oleh penyampaian informasi penyuluhan menggunakan media leaflet dan power point serta disertakannya soal dalam penyuluahn sehingga remaja lebih mudah menerima informasi yang disampaikan.

Pendapat-pendapat diatas jelaslah dapat mendasari bahwa penyuluhan tentang bahaya seks bebas berpengaruh terhadap sikap remaja terhadap seks

(6)

bebas, beruntun dari pemberian pendidikan melalui penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan kemudian pengetahuan yang dimiliki sebagai pengalaman pribadi akan menyebabkan adanya perubahan sikap seseorang yang dalam penelitian ini adalah sikap terhadap seks bebas.

Hasil penelitian ini semakin memperkuat hasil penelitain Ika Sari Kristiani (2005) terhadap 83 siswa SMU 2 Klaten bahwa ada hubungan yang kuat dan bemakna antara mengikuti ceramah/seminar tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang kehamilan remaja dengan sikap terhadap kehamilan remaja. Remaja dapat bersikap lebih baik dengan tidak mendukung adanya kehamilan remaja.

Dalam penelitian ini keterkaitan antara pengetahuan dan siap seseorang, diperkuat oleh Rasmin (2003) dalam penelitiannya hubungan antara pengetahuan dengan sikap tentang seksual dan kesehatan reproduksi, menunjukkan hasil yang positif meskipun tidak kuat, dengan niali p=0,047 sehingga diasumsikan bahwa remaja dengan pengetahuan baik, sikap daripada remaja juga baik.

Sikap remaja setelah maupun sebelum penyuluhan terhadap seks bebas antara laki-laki dan perempuan ternyata ada perbedaan remaja laki-laki mayoritas memiliki sikap setuju terhadap seks bebas, sehingga disimpulkan bahwa remaja perempuan memiliki sikap yang lebih baik daripada seks bebas. Hal ini disebabkan karena sebagian besar akibat seks bebas cenderung merugikan pihak perempuan daripada laki-laki. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Sari Kristiani (2005) dan Rasmin (20030 juga menunjukkan bahwa remaj putri memiliki sikap yang lebih baik daripada remaja putra.

Adanya perubahan sikap remaja antara sebelum dan setelah penyuluhan makin jelas terjadi pada responden dari jurusan ilmu sosial. Sikap responden dari jurusan ilmu sosial sebelum penyuluhan mayoritas setuju terhadap seks bebas yaitu 11 responden (55,0%) dan setelah penyuluhan menjadi 8 responden (40,0%). Hal ini dimungkinkan bahwa sebelum penyuluhan informasi mengenai reproduksi yang diterima responden jurusan ilmu sosial tidaks sebanding dengan informasi yang didapatkan dari jurusan ilmu alam, hal ini terbukti bahwa setelah penjurusan, mata pelajaran biologi hanya diberikan pada jurusan ilmu alam saja. Padahal informasi mengenai reproduksi masuk dalam sub mata pelajaran biologi. D. KESIMPULAN

Berdasar hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA N I Wedi Klaten maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Sikap remaja tentang seks bebas sebelum dan setelah penyuluhan tentang bahaya skes bebas adalah berbeda. Sebelum penyuuhan remaja yang setuju terhadap seks bebas adalah sebesar 50% dan setelah penyuluahn yang menyatakan setuju terhadap seks bebas sebesar 41,2%

(7)

MOTORIK, VOL 4 NOMOR 8, AGUSTUS 2009

2. Ada pengaru positif penyuluhan tentang bahaya seks bebas terhadapsikap remaja dalam seks bebas.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. WikipedinIndonesia : Sekilas Definisi Pendidikan Indonesia. http://smkamr.sch.id/modulas.php?po/=modlood&name=news&file=article&c id=578&mode=thread&order=0&fhold=0.22 deseMber 2008 pukul 17:53 WIB

_____2007. Masa remaja. http://situs kespro.info/krr/refensi3.htm.28 Desember 2008. Pukul 11.22 WIB

_____2008. Seksualitas sebagai Isue Perkembangan Remaja. http://rumahbelajarpsikologis.com/index.php/isu-remaja.html. 28 Desember 2008 pulul 11.44 WIB

Arikunto, suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Edisi revisi VI. Rineka cipta. Jakarta.

Aryani, Ika. 2006. Hubungan Persepsi dengan Sikap Mahassiwa Program Studi Ilmu keperawatan Proogram A Fakultas kedoketran Universitas Gadjah Mada terhadap Aborsi dan Seks. Skripsi. FK UGM. Yogyakarta

Admoro, Ki Guno. 2008. Kamasutra dan Kecerdasan Seks Modern. Smile-Books. Yogyakarta

Azwar, saifudin. 2008. Sikap manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi 2. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Bagdies 2008. Seks Bebas Remaja Indonesia Semakin Merajalela. Sumber : Republika. http://varfin.worpress.com/2008/06/seks-bebas-remaja-indonesia-semain-merajalela. 19 desember 2008 pukul 06:34 WIB.

BKKBN. 2007. Remaja Hari Ini dalah Pemimpin Masa Depan. BKKBN. Jakarta Handayani, Sri. 2003. Hubungan tingkat Pengetahuan tentang penyakit Menular

Seksual Bebas remaja di Sekolah Menengah Keujuruan Ksatryan Surakarta 2003. Karya Tulis Ilmiah. FK UGM. Yogyakarta

Kristani, Ika Sari. 2005. Determinan Sikap remaja Terhadap Kehamilan Remaja di SMU N 2 Klaten. Karya Tulis Ilmiah.FK UGM. Yogyakarta

Machfoedz, Ircham, Suryani, Eko. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Fitramaya. Yogyakarta.

Manuaba. Ida Arya Chandranita. Ida Bagus Gde Fajar, Ida Bagus. 2008. Gawat Darurat-Obstetri-Ginekologi & Obstetri Ginekologi sosial untuk Profesi Bidan. EGC. Jakarta

Mutalib, Rasmin HI. 2003. Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Tentang Seksual dan Kesehatan reproduksi pada Siswa SMUN II Kota Ternate. Karya Tulis Ilmiah. FK UGM. Yogyakarta.

Muzayyanah, Nurul. 2008. Dampak Perilaku Seks Bebas Bagi Kesehatan remaja. http://drnurulmuzayyanah.worpress.com/2008/05/19/dampak-seks-bebas-kesehatan-remaja/19 desember 2008 pukul 05:55 WIB

(8)

Negara, Oka.2008. Sexuality Blitz, Youth Playroom.: Permasalahan Kesehatan

Seksual dan reproduksi Remaja (di Bali).

http://okanegara.com/2008/08/23/seksualitysexual-health/oermasalahan-kespro-seksual-remaja-bali.html.22Desember 2008. Pukul 17:50 WIB

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

_____2005. Promosi Kesehatan dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta.

____2007. Kesehatan Masyarakat.: Ilmu dan seni. Rineka Cipta. Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono.2005. Ilmu Kandungan: edisi 2. Cetakan IV. Yayasan Bina Pustaka. Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

Purwanto, Setyo. 2008. Sikap Kerja Perawat..

http://klinis.worpress.com/2008/01/02/sikap-kerja-oerawat/28 desember 2008. Pukul 11:07 WIB

Santos, Hedi Pujo. 2003. Kecenderunagn Perilaku Seks Bebas Remaja Perkotaan. Cerita Remaja Indonesia-situs Indonesia Kesehatan seksual dan Sosial Remaja.

Sarwono, SW.2008. Psikologi Remaja Edisi Revisi. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta Suprijanto, H. 2007. Pendidikan Orang Dewasa : Dari teori Hingga Aplikasi. Bumi

Aksara. Jakarta

Yuliadi, Istar. 2007. Merancang Kesehatan Seksual untuk Hidup sehat. Seminar Kesehatan 25 Juni 2007. Klaten.

Zalbawi, S. 2002. Masalah Aborsi di Kalangan Remaja, Jurnal Media Litbang Kesehatan Volume 12 edisi 3

Gambar

Tabel  1  Distribusi  Sikap  responden  Terhadap  Seks  Bebas  Seb Penyuluhan   Sikap  Frekuensi  Tidak setuju  Setuju  Total  17 17 34

Referensi

Dokumen terkait

Ada juga yang dapat menangkap materi pelajaran dengan mengandalkan penglihatan (visual). Apabila guru melaksanakan pembelajaran dengan cara konvesional, dalam arti

Namun demikian, keseluruhan tingkat retensi budidaya ikan dan pilihan mata pencaharian yang terkait di antara masyarakat Adivasi ditemukan relatif tinggi untuk

Penelitian menghasilkan sebuah sistem pengolahan data nilai yang membantu guru mata pelajaran dalam menginputkan nilai serta memudahkan siswa untuk melihat raport

(2) Pembayaran biaya jaminan persalinan pada pemberi pelayanan kesehatan/fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas dan jaringannya) dibayar dengan pola klaim

Dari penelitian ini, penulis menemukan bahwa menurut perspektif jemaat Khonghucu bahwa ajaran dalam agama mengenai kebajikan perlu diimplementasikan dalam

Tingkat toleransi terhadap bentuk penyiksaan psikis paling tinggi dilakukan oleh Aparat Penegak Hukum dengan indeks 1,750 sementara tingkat toleransi yang dimiliki oleh

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat – Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan Skripsi yang berjudul “Analisis dan Perancangan Aplikasi Pemesanan Iklan

Gambar 3.53 Sequence untuk hitung rute dengan Dual Genetic Algorithm 131 Gambar 3.54 Sequence untuk hitung rute dengan Hybrid Savings-Dual Genetic Algorithm 132 Gambar 3.55