commit to user
1
JURNAL PENDIDIKAN LUAR BIASA
EFEKTIFITAS BERMAIN DRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK TUNANETRA DI SMP MIS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
Nama : Sandhi Purba Wardhana
Nim : K5110060
Email : sandhipurba@ymail.com
No HP : 085728884876
Pembimbing : 1. Drs. Hermawan, M.Si
2. Drs. Subagya, M.Si
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
2
HALAMAN PERSETUJUAN
Jurnal Penelitian ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juli 2014
Pembimbing I
Drs. Hermawan, M.Si
NIP. 195908181986031002
Pembimbing II
Drs. Subagya, M.Si
NIP. 197109022005011001
Mengetahui
Kepala Program Studi Pendidikan Luar Biasa
Universitas Sebelas Maret Surakarta
commit to user
1
EFEKTIFITAS BERMAIN DRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK TUNANETRA DI SMP MIS SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
ABSTRAK
Sandhi, Hermawan, Subagya, Pendidikan Luar Biasa FKIP, Universitas Sebelas Maret
Sandhi Purba Wardhana. K5110060. EFEKTIFITAS BERMAIN DRAMA TERHADAP PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK TUNANETRA DI SMP MIS SURAKARTA TAHUN 2014/2015. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. April. 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas bermain drama terhadap peningkatan kepercayaan diri anak tunanetra di SMP MIS Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian deskriptif kualitatif. Sampel yang dipilih peneliti adalah seluruh siswa tunanetra kelas IX SMP MIS Surakarta yang berjumlah 4 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumen. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah interactive model Miles dan Hubermean.
Berdasarkan penelitian terbukti bahwa proses bermain drama efektif dalam mengelola kepribadian anak tunanetra dari yang sebelumnya kurang percaya diri menjadi lebih percaya diri, ditunjukkan dari peningkatan kepribadian anak tunanetra setelah bermain drama yaitu memiliki rasa aman saat berhadapan dengan orang lain, memiliki ambisi normal ditandai munculnya cita-cita dari anak, selain itu anak lebih bertanggung jawab dengan tugas-tugasnya, tidak terlalu bergantung dengan orang lain atau mandiri, optimis, dan lebih toleransi dengan temannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bermain drama efektif terhadap peningkatan kepercayaan diri anak tunanetra di SMP MIS Surakarta tahun 2014/2015.
commit to user
2
ABSTRACT
Sandhi Purba Wardhana. K5110060. THE EFFECTIVENESS OF THEATER PLAY
TOWARDS IMPROVING SELF CONFIDENCE OF CHILDREN WITH VISUAL IMPAIREMENT IN MIS JUNIOR HIGH SCHOOL SURAKARTA YEAR 2014/2015.
A Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta. July. 2015
The purpose of this research is to know the effectiveness of theater play towards improving self confidence of children with visual impairement in MIS Junior High School Surakarta
year 2014/2015.
This study used descriptive qualitatif approach with 4 visual impairement-students who sit at the 9th grades of MIS Junior High School Surakarta as the sample. Data collection techniques being implemented were interviews, observations and documents analysis. Technique of data analysis used in this study was interactive model by Miles and Hubermean.
Based on the research , it is known that the process of playing drama is effective in managing personality of children with visual impairement from the previous lack of confidence became more confident , it is shown from the increasing aspect of their self-confidence that being stated by Anthony ;children has a sense of security when dealing with other people , have a normal ambition marked by the emergence of the ideals dream of a child for his future, more responsible with their duties , do not depend on other people or independent, optimistic , and more tolerance with friends. Therefore it can be concluded that the theater play is effectively
increasing self confidence of children with visual impairement in MIS Junior High School
Surakarta year 2014/2015 .
commit to user
3
PENDAHULUAN
Pendidikan yang baik adalah
pendidikan yang mampu mengembangkan
potensi dan memberikan pengetahuan
peserta didik secara maksimal sehingga
mereka akan mampu menghadapi
tantangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan social budaya. Selain itu tujuan
pendidikan adalah membantu peserta didik
menumbuhkan pertumbuhan batin. Seperti
pengertian pendidikan yang sampaikan
oleh John Dewey, bahwa “pendidikan
adalah suatu proses pengalaman, setiap
manusia menempuh kehidupan, baik fisik
maupun rohani. Kehidupan adalah
pertumbuhan, maka pendidikan
merupakan proses membantu pertumbuhan
batin tanpa dibatasi oleh usia”. Menurut Ki Hajar Dewantara. “pendidikan adalah daya
upaya untuk memajukan tumbuhnya budi
pekerti (kekuatan batin, karakter, pikiran
(intelek) dan tubuh anak untuk memajukan
kehidupan anak didik selaras dengan
dunianya, dengan kata lain pendidikan
bukan sekadar mengenai mengembangkan
potensi dan memberi pengetahuan
melainkan juga menata, menumbuhkan,
membentuk batin peserta didik. Memiliki
potensi besar dan berpengetahuan tanpa
diimbangi dengan batin yang kuat dan baik
akan terasa kurang dan mungkin bisa
disalah gunakan. (Rachmat Djatun,
Sutijan, dan Sukirno., 2009).
Salah satu cermin batin yang baik
adalah rasa percayadiri yang baik.
Manusia akan dapat memaksimalkan
kinerja atau memaksimalkan apa yang
sudah dimilikinya. Salah satu artikel
mengatakan bahwa dengan memiliki
kepercayaan diri manusia akan menjadi
pribadi yang tahan banting, tidak mudah
terpengaruh oleh orang lain, mampu
mengatasi keadaan dengan baik, mampu
menggunakan akal bijak sehingga tidak
mudah terprovokasi oleh orang, tahu
kapasitas diri sendiri, sehingga
mengerjakan sesuatu secara efektif dan
efisien, memandang semua hal secara
optimis, kualitas kepribadian meningkat
yang tentunya akan meningkatkan
hubungan anda dengan orang-orang di
lingkungan sekitar, mampu mengontrol
emosi dengan baik serta hidup anda lebih
sistematis.
Dewasa ini dengan banyaknya
penelitian mengenai kepercayaan diri
siswa yang kami temukan, dapat
disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan
diri siswa masih rendah. Begitu juga yang
commit to user
5 ABK selain memiliki habatan fisik juga
memiliki hambatan dalam segi psikologis
yaitu rasa tidak percaya diri. Perbedaan
fisik dan keterbatasan yang dimiliki
membuat ABK memiliki rasa kepercayaan
diri yang rendah dan akan mempengaruhi
kegiatan bersosial dengan lingkungannya
(BBPPKS Yogyakarta, 2012).
Ada berbagai jenis anak
berkebutuhan khusus dengan
hambatannya, salah satunya adalah anak
tunanetra. Anak tunanetra memiliki
habatan dalam fungsi pengelihatannya
sehingga dalam belajar atau memperoleh
informasi anak memanfaatkan indera yang
masih berfungsi. Hambatan yang dimiliki
anak cenderung membuat rasa rendah diri
dan tidak percaya diri dibandingkan anak
pada umumnya. Hal ini disebabkan anak
merasa selalu diabaikan oleh orang
sekitarnya (Anastsia Widdjajatin dan
Imanuel Hitipeuw,2005;12). Maka salah
satu tugas yang sangat penting dari
pendidik anak tunanetra salah satunya
adalah membuat kepercayaan diri anak
bisa muncul dan memperbaiki sosialisai
seperti manusia seutuhnya serta bangga
dengan apa yang telah dimilikinya.
Martin dan Hoben (1977)
memberikan saran terhadap pendidik
bagaimana cara memperlakukan anak
tunanetra. Saran tersebut adalah: Guru
hendaknya belajar apa arti sebenarnya dari
buta menurut hukum karena banyak anak
buta “buta menurut hukum” masih dapat
melakukan berbagai hal, hendaknya juga
guru dapat mempelajari bagaimana
mereka, bagaimana perasaan mereka,
bagaimana persepsi tentang konsep diri
mereka. Guru ABK dalam hal ini tunanetra
lebih baik memperlakukan semua anak
sama, jadi tidak ada yang di “anak emaskan” karena sikap menganak
emaskan seorang anak akan berakibat
kurang baik bagi perkembangan sosial
anak, hargailah mereka sesuai kondisi,
kemampuan dan prestasinya dan yang
tidak kalah penting adalah perlakukanlah
mereka se”normal” mungkin dalam arti
janganlah mereka dianggap sebagai anak
cacat dan akan mendapat perlakuan yang
kurang wajar karena tidak sesuai dengan
usia, misal: anak usia 18 tahun hendaknya
diperlakukan seperti anak 18 tahun juga,
jangan diperlakukan seperti kita
menghadapi anak usia 8 tahun, karena
perlakuan seperti itu membuat anak
tunanetra seolah-olah dianggap “bodoh”
dan tentunya hal itu akan mempengaruhi
perkembangan sosialisasi anak.
Berdasarkan saran di atas dapat
ditarik kesimpulan untuk menghadapi anak
tunanetra adalah dengan tidak
commit to user
6 memperlakukannya sesuai dengan apa
yang menjadi hak mereka serta
menempatkan anak pada lingkungan agar
dapat bersoialisasi dengan baik. Hal-hal
tersebut dapat meningkatkan rasa percaya
diri anak karena pada kodratnya manusia
adalah makhluk sosial. Manusia sebagai
individu atau pribadi akan mempunyai arti
bila berhubungan dengan orang lain.
Manusia akan merasa hidupnya berarti bila
dibutuhkan orang lain dan dapat
membantu orang lain begitu juga bagi
anak tunanetra (Widjajatin dan Imanuel
Hitipeuw,2005;98).
Berdasarkan uraian di atas penulis
berkenginan untuk pemberi pengajaran
drama bagi anak tunanetra, karena manfaat
bermain drama dapat mengembangkan
kemanpuan berfantasi, kognitif, emosi dan
sosialisai anak. Bermain drama atau
bermain peran juga membantu anak
menyadari perbedaan., melalui bermain
drama anak dapat meningkatkan
kepercayaan dirinya(tabloidnova.com).
Melihat hal tersebut penulis ingin
mengadakan penlitian eksperimen dengan
judul : “Efektifitas Bermain Drama
Terhadap Peningkatkan Kepercayaan
Diri Anak Tunanetra di SMP MIS
Surakarta Tahun Ajaran 2014/2015”
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Balai
SMP Modern Islamic School (MIS)
Surakarta. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan
penelitian kualitatif. Menurut Kirk dan
Miller dalam Moleong (2001:3) penelitian
kualitatif adalah “Tradisi tertentu dalam
ilmu pengetahuan yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan
manusia dalam kawasannya sendiri dan
berhubungan dengan orang-orang tersebut
dengan bahasa dan dalam peristilahannya”.
Menurut Strauss dan Corbin, J.
dalam Saeful (2009: 2), yang dimaksud
dengan penelitian kualitatif adalah “Jenis
penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh
dengan menggunakan prosedur-prosedur
statistik atau cara-cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran)”.
Berdasarkan tujuan yang hendak
dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk
mengetahui efektifitas bermain drama
terhadap peningkatan kepercayaan diri
anak tunanetra di SMP MIS Surakarta,
sehingga penelitian ini lebih menekankan
pada upaya mengungkap makna dari
sebuah fenomena yang kompleks dalam
sebuah pemaparan, maka ditekankan pada
commit to user
7 Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa
penelitian deskriptif adalah:
Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah sampling jenuh.
Menurut Sugiyono (2013: 70), “Sampling
jenuh adalah teknik pengambilan sampel
dengan menjadikan semua anggota
populasi sebagai sampel”. Hal ini
dikarenakan jumlah anggota populasi yang
relatif sedikit, yakni siswa SMP MIS
Surakarta kelas IX SMP yang seluruhnya
berjumlah 4 orang.
.
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara, observasi dan
dokumen. Pada penelitian ini untuk
menguji keabsahan data yang diperoleh,
dalam penelitian ini dilakukan dengan
validitas isi yaitu face validity (validitas
muka), dimana instrumen akan dilakukan
justifikasi oleh para ahli. Tipe yang kedua
adalah logical validity (validitas logik)..
Teknik analisis pada penelitian ini adalah
interactive model Miles dan Huberman
terdiri atas empat komponen, yaitu: tahap
pengumpulan data, reduksi data, displai
data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang
efektivitas bermain drama terhadap
peningkatan kepercayaan diri anak
tunanetra di SMP MIS Surakarta tahun
ajaran 2014/20154 diperoleh hasil bahwa
bermain drama efektif meningkatkan
kepercayaan diri anak tunanetra di SMP
MIS Surakarta tahun ajaran 2014/2015
hal ini terbukti dari hasil penelitian
yang meneunjukkan pada awal penelitian
sebelum pemberian perlakuan subjek
memeiliki tingkat kepercayaan diri yang
kurang yang diilustrasikan dengan nilai
tingkat kepercayaan diri anak dibawah
batas nilai kepercayaan diri, begitu pula
yang ditunjukkan nilai sikap setiap
komponen yang masih dibawah batas nilai
sikap yang menunjukkan bahwa anak
masik merasa kurang aman, tidak percaya
akan kemampuan diri, masih bergantung
dengan orang lain, pesimis, dst. hal
tersebut terjadi karena tunanetra masih
menganggap rendah dirinya disbanding
orang lain. Hal itu sejalan dengan
pendapat Thursan (2002: 39) “Rasa tidak
percaya diri dapat diartikan sebagai suatu
keyakinan negatif terhadap kekurangan
yang dimiliki, sehingga ia merasa tidak
mampu untuk mencapai tujuan- tujuan
dalam kehidupannya”. Setelah pemberian
commit to user
8
latihan yang cukup panjan disertai
penguatan-penguatan didalamnya guna
memerikan motivasi anak dan sampai
akhirnya mereka merasakan pentas
dihadapan banyak penonton, akhirnya
anak memiliki pengalaman yang kuat dan
rasa percaya diri anak tunanetra
meningkat. Hal tersebut ditunjukkan
dengan nilai sikap dan nilai tingkat
kepercayaan diri anak yang rata-rata di
atas batan tingkat kepercayaan diri.
Kepercayaan diri merupakan suatu
keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa
dirinya mampu berperilaku seperti yang
dibutuhkan untuk memperoleh hasil
seperti yang diharapkan, kepercayaaan diri
berawal dari tekad pada diri sendiri untuk
melakukan segala sesuatu yang diinginkan
dan dibutuhkan dalam hidup serta terbina
dari keyakinan diri sendiri (Angelis dalam
Ruwaida dkk, 2006). Gerungan (1992)
juga mendukung bahwa orang yang
mempunyai kepercayaan akan kemampuan
diri sendiri merupakan suatu ciri khas
bahwa dia dapat melaksanakan tugasnya
dengan berhasil baik. Kepercayaan diri ini
sangat penting dimiliki oleh semua orang
termasuk pada anak tunanetra yang
karakteristik perkembangan social anak
cenderung rendah diri.
Kepercayaan diri anak tunanetra di
SMP MIS Surakarta dapat dilihat dengan
melihat aspek-aspek kepercataan diri
menurut Anthony (1986) yaitu: adanya
rasa aman, ambisi normal, yakin akan diri
sendiri, toleransi, optimis, dan mandiri.
Bermain drama Drama merupakan
tiruan kehidupan manusia yang
diproyeksikan di atas pentas. Melihat
drama, penonton seolah melihat kejadian
dalam masyarakat. Kadang-kadang konflik
yang disajikan dalam drama sma dengan
konflik batin mereka sendiri. Drama
adalah potret kehidupan manusia, potret
duka, pahit manis, hitam putih kehidupan
manusia. Ditambah pengertian fungsi
bemain drama oleh (Pratiwi dalam Jeneb,
2010) yaitu bermain drama atau bermain
peran merupakan salah satu model
pembelajaran yang diarahkan pada upaya
pemecahan masalah\masalah yang
berkaitan dengan hubungan antar
manusia. Kompetensi yang dikembang kan
melalui metode ini antara lain kompetensi
bekerjasama, berkomunikasi, tanggung
jawab, toleransi, dan menginterpretasikan
suatu kejadian. Dengan teori tersebut bisa
disimpulkan bah bermain drama adalah
media yang tepat untuk meningkaktan
kepercayaan diri anak. Dijelaskan juga
commit to user
9
yang diungkapkan “menghilangkan sifat
malu, gugup, tegang, takut, dll. Dengan
berbagai latihan dalam bermain drama
yang diantaranya penjiwaan, konsentarasi,
olah rasa sampai dengan pengalaman
bermain dihadapan para penonton
ditambah juga apresiasi yang didapatkan
akan membuat siswa menjadi lebih merasa
dihargai dan atau memiliki sesuatu untuk
dibanggakan dengan itu kepercayaan diri
anak akan terpupuk”.
DAFTAR PUSTAKA
Adywibowo, Inge Pudjiastuti. (2010). Memperkuat Kepercayaan Diri
Anak melalui Percakapan
Referensial.Jurnal Pendidikan
Penabur- No. 15.
Anastasia dan Imanuel. (2006).
Ortopedagodik Tunanetra I.
Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Anthony. R. 1992. Rahasia membangun kepercayaan diri (terjemahan Rita
Wityadi). Jakarta. Binarupa
Aksara.
Ardhika Setya. U. H, (2014). Perbedaan Kepercayaan Diri Pada Siswa
Dengan Perilaku Bermasalah
Ditinjau Dari Pola Asuh Orang Tua. Universitas Sebelas Maret.
Asep AS, Ate Suwandi.(2013). Pendidikan
Anak Berkebutuhan Khusus
Tunanetra Peserta Didik Dengan
Hambatan Penglihatan.Jakarta
Timur. PT. Lumia Metro Media
Asul Wiyanto. 2002. Terampil Bermain
drama. Jakarta: Gramedia
widiasarana Indonesia.
Endah Sri Wahyuni.(2010). Makna Hidup
Penyandang Cacat Tunanetra
yangBerprofesi Sebagai Tukang Pijat. Universitas Gunagarma.
Gerungan, W. A. 1992. Psikologi Sosial.
Bandung, Eresco
Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa
Tidak Percaya Diri. Jakarta: Puspa
Swara. http://id.wikipedia.org/w/index.php?title= Tunanetra&oldid=4582599 http://www.tabloidnova.com/Nova/Keluar ga/Anak/Manfaat-Bermain-Peran/http://
Irham Hosni. 1999. Buku Ajar Orientasi
Mobilitas. Dedikbud. Dirjen Dikti.
Istiqomah Marhami. 2014. Pengaruh
Pembelajaran Bahasa Isyarat
Terhadap Kepercayaan Diri Anak Tunarungu Siswa SLB Bhakti
Kencana Yogyakarta Tahun
Ajaran 2013/ 2014. Universitas Sebelas Maret
Miles Mattew. B. (1984).Qualitatif Data
Analysis. London. Sage
Publications.
Moleong.(2009). Metodologi Penelitian
commit to user
10
Nyoman.(2012) Metode Penelitian.
Yogyakarata; Andi
Rahmat Djatun, Sutijan, Sukirno.(2009).
Pengantar Ilmu Pendidikan.
Surakarta. Yuma Pustaka.
Rini Darmawati, (2006). Persepsi Rasa Aman Dan Nyaman Perempuan dalam Beraktivitas sebagai Dasar
Perancangan Ruang Publik
Terminal (Studi Kasus Terminal Jombor Yogyakarta).Jurnal UII
Vol 3. No 1. Yogyakarta,
Dppm.uii.ac.id.
RMA. Harymawan. (1993). Dramaturgi.
Bandung. PT Remaja Rosdakarya
Ruwinda. A., Salmah Lilik, Rosana Dewi.
2006. Hubungan Antara
Kepercayaan Diri dan Dukungan
Keluarga Dengan Kesiapan
Menghadapi Masa Menopause. Jurnal Indigenous Vol.8, No. 2: 76-79.
Somantri, Sutjihati. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT Refika Aditama.
Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian
Kualitatif : Alfabeta
Sutopo, H. B. (2006). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian (Edisi ke-2).Surakarta : UNS
Sutrisno Hadi. (1989). Statistic I. Andi
Offset. Yogyakarta.
Tanty Yosita (2008).Upaya Meningkatkat Interaksi Social dengan Bermain Teater pada Anak Tunalaras Di
SLB Bina Putra Surakarta Tahun 2008.Universitas Sebelas Maret.
Vista Thoriqul Ahda.(2014). Efektifitas Perpustakaan Keliling Terhadap Minat Baca Remaja Tunadakasa di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr.
Soeharso Surakarta Tahun
2014.Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Wahyu Ratnawati. (2009). Upaya
Meningkatkan Keterampilan
Bermain Drama Melalui
Penggunaan Video Drama Siswa
Kelas V Tahun 2008/2009.
Surakarta: Skripsi
Widhadirane Triadhila. (2014). Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Peningkatan Perilaku Social Anak
TK A Lab. UM Kota
commit to user
11
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Sandhi Purba Wardhana
2. NIM : K5110060
3. E mail : sandhipurba@ymail.com
4. No. HP : 085728884876
5. Alamat : Mijen Rt 7 Rw VI Kaliwungu, Kudus
6. Riwayat Pendidikan : SDN III Mijen, Kaliwungu, Kudus
SMP Muhammadiyah I Kudus
SMAN I Gebog, Kudus
7. Judul Jurnal : EFEKTIFITAS BERMAIN DRAMA TERHADAP
PENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK
TUNANETRA DI SMP MIS SURAKARTA TAHUN AJARAN
2014/2015
8.
9. Kegiatan Penelitian :
NO. Nama Kegiatan Peran Tempat Ket
- - - -
10.Karya Ilmiah :
NO. Nama Kegiatan Peran Tempat Ket
- - - -
11.Penghargaan :
NO. Nama Kegiatan Peran Tempat Ket
commit to user
12
12.Kegiatan ilmiah :
NO
. Nama Kegiatan Peran Tempat
Ket
1.