• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakterisasi Fisik Dan Kimia Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L) Varietas Biang Untuk Mendukung Penyediaan Bahan Baku Tepung Ubi Jalar Ungu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karakterisasi Fisik Dan Kimia Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L) Varietas Biang Untuk Mendukung Penyediaan Bahan Baku Tepung Ubi Jalar Ungu"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

F.104 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 42 Tahun 2018

“Peran Keanekaragaman Hayati untuk Mendukung Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia”

Karakterisasi Fisik Dan Kimia Ubi Jalar Ungu (

Ipomoea Batatas

L) Varietas

Biang Untuk Mendukung Penyediaan Bahan Baku Tepung Ubi Jalar Ungu

Gina Firgianti1, dam Marleen Sunyoto2 1

Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran 2

Dosen Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran

Abstrak

Salah satu sumber karbohidrat lainnya adalah jenis umbi-umbian seperti ubi jalar (Ipomoea batatas L). Dua varietas ubi jalar ungu dari Jepang yang biasa digunakan yaitu Ayamurasaki dan Yamagawa Murasaki. Seiring dengan berkembangnya teknologi, varietas ubi jalar di Indonesia semakin berkembang. Ubi jalar varietas Biang merupakan salah satu ubi jalar hasil pemuliaan tanaman di Universitas Padjajaran yang sudah memiliki sertifikat hak PVT (Perlindungan Varietas Tanaman). Dewasa ini ubi jalar ungu telah dimanfaatkan sebagai tepung yang menjadi produk antara atau bahan baku produk olahan. Namun, adanya varietas ubi jalar ungu yang baru ini sering menimbulkan ketidakstabilan dalam proses produksi. Sebelum melakukan penelitian pembuatan tepung ubi ungu terlebih dahulu perlu diteliti karakteristik varietas ubi jalar varietas Biang. Tujuan penelitian ialah mendapatkan karakteristik ubi jalar Biang yang mendukung sebagai bahan baku tepung ubi jalar ungu. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Hasil yag diperoleh yaitu varietas Biang merupakan ubi jalar yang cocok sebagai bahan baku tepung dengan kadar air 64,67%, kadar pati 66,0%, dan kadar antosianin 97,18%.

Keyword: Ubi jalar, Ubi jalar ungu, Biang

Pendahuluan

Indonesia memiliki potensi ketersediaan pangan sebagai sumber karbohidrat yang cukup besar. Selain beras, salah satu sumber karbohidrat lainnya adalah jenis umbi-umbian seperti ubi jalar (Ipomoea batatas L). Awalnya ubi jalar yang banyak ditemui adalah ubi jalar warna daging putih, kuning, dan oranye. Akan tetapi, sejak diperkenalkannya dua varietas ubi jalar ungu dari Jepang dengan warna daging umbinya sangat gelap yaitu Ayamurasaki dan Yamagawa Murasaki, ubi jalar ungu menjadi banyak digunakan. Seiring dengan berkembangnya teknologi, varietas ubi jalar di Indonesia semakin berkembang. Hasil pemuliaan tanaman yang dilakukan pada tahun 2011 sudah menghasilkan klon – klon baru

(2)

F.105 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

unggulan. Berdasarkan analisis kluster, diperoleh lima kelompok klon yang mempunyai penampilan yang hampir mirip (Karuniawan, dkk.,2013). Salah satu ubi jalar yang akan dikembangkan adalah ubi jalar varietas Biang dengan warna kulit dan daging berwarna ungu. Ubi jalar varietas Biang ini merupakan salah satu ubi jalar hasil pemuliaan tanaman di Universitas Padjajaran yang sudah memiliki sertifikat hak PVT (Perlindungan Varietas Tanaman).

Pemanfaatan ubi jalar ungu semakin memiliki prospek yang baik, ubi jalar ungu umumnya diperdagangkan dalam bentuk segar dan pemanfaatannya terbatas untuk konsumsi langsung (dikukus/digoreng) serta pengolahan keripik. Peluang untuk memperluas pemanfaatannya menjadi beragam produk pangan dengan memiliki citra rasa yang baik cukup terbuka. Ubi jalar potensial dikembangkan sebagai bahan pangan karena mempunyai kandungan nutrisi tinggi dan bahan mudah olah serta mudah tersedia bagi bahan baku industri. Dewasa ini ubi jalar ungu telah dimanfaatkan sebagai tepung yang menjadi produk antara atau bahan baku produk olahan. Tepung ubi jalar ungu ini dapat digunakan dalam pembuatan kue, cake dan roti. Namun, adanya varietas ubi jalar ungu yang baru ini sering menimbulkan ketidakstabilan dalam proses produksi.

Sebelum melakukan penelitian pembuatan tepung ubi ungu terlebih dahulu perlu diteliti karakteristik varietas ubi jalar ungu yang akan digunakan. Hal ini disebabkan varietas ubi ungu yang ada cukup beragam dan setiap bagian umbi akan memiliki kandungan yang berbeda terutama kandungan antosianinnya. Warna ungu pada ubi jalar ini disebabkan oleh adanya zat warna alami yang disebut antosianin. Antosianin adalah kelompok pigmen yang menyebabkan warna kemerahmerahan, letaknya di dalam cairan sel yang bersifat larut dalam air (Nollet, 1996 dalam Husna et al 2013). Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik fisik dan kimia umbi untuk mendukung penyediaan pangan dan bahan baku industri.

Tujuan penelitian ialah mendapatkan karakteristik ubi jalar Biang yang mendukung sebagai bahan baku tepung ubi jalar ungu.

Metodologi

Karakterisasi Ubi Jalar menggunakan metode analisis deskriptif (Explanatory method)

dengan beberapa parameter pengujian yaitu kadar air, kadar pati, kadar gula reduksi, kadar lemak, kadar abu, kadar protein, kadar serat kasar, dan kadar antosianin. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Pangan Universitas Padjadjaran, pada November 2016.

(3)

F.106 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu ubi jalar klon Unpad varietas Biang dengan umur panen 4 - 4,5 bulan yang diperoleh dari lahan percobaan Faperta Unpad, Ciparanje, Jatinangor. Bahan yang digunakan untuk analisis adalah HgO, K2SO4, Asam Borat

(H3BO3), indicator metil merah, brom kresol hijau 3%, HCl, petroleum ether, Luff Schoorl,

KI, H2SO4, Na-tiosulfat, indikator amilum, DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil), aquades,

etanol, HCl pekat, larutan buffer KCl, dan larutan buffer Na-asetat (CH3CO2Na.3H2O). Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu peralatan gelas, hot plate, oven, desikator, labu lemak, beaker glass, Erlenmeyer, pipet ukur, pipet volum, buret, magnetic stirrer, RH meter, corong kaca, neraca analitik, kertas saring, labu kjedahl, refluks, dan soxhlet.

Hasil dan Pembahasan Karakteristik Fisik

Karakteristik fisik yang diamati yaitu panjang, diameter, berat, warna daging, serta warna kulit. Tabel 1 menunjukkan hasil karakteristik fisik ubi jalar Biang.

Tabel 1. Karakteristik Fisik Ubi Jalar Biang

No Parameter Hasil Foto

1 Panjang (cm) 14,8

2 Diameter (cm) 4,5

3 Berat (g) 159,48

4 Warna daging Ungu

5 Warna kulit Ungu

Sumber: (dokumentasi pribadi, 2016)

Berdasarkan warna ungu, ubi jalar biang memiliki warna ungu yang pekat. Warna ungu yang dihasilkan oleh ubi jalar disebabkan karena adanya kandungan antosianin yang cukup tinggi. Bila dibandingkan dengan ubi jalar komersial varietas Ayamurasaki dan Yamagawa Murasaki, warna ungu pada ubi jalar Biang lebih unggul daripada keduanya. Namun, berdasarkan hasil pengamatan Ekawati (2014), ayamurasaki memiliki warna ungu yang lebih gelap dibandingkan warna ungu Yamagawa Murasaki. Hal ini dapat disimpulkan berdasarkan kepekatan warna ungu secara berturut-turut yaitu Biang, Ayamurasaki, dan Yamagawa Murasaki.

Perbedaan warna masing-masing klon/varietas tersebut ditentukan oleh perbandingan antara peonidin dan sianidin sebagai komponen utama antosianin ubi jalar ungu (Montilla et al. 2010). Yoshinaga et al.(2000) dan Montilla et al.(2011), melaporkan bahwa umbi dengan

(4)

F.107 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

proporsi peonidin lebih besar (>1,0) berwarna ungu kemerahan, dan berwarna ungu kebiruan jika sianidin lebih dominan. Warna daging umbi berpengaruh terhadap kesesuaiannya untuk diolah menjadi produk pangan. Umbi dengan warna ungu kemerahan sesuai untuk produk kue basah, mie, dan jus. Umbi yang berwarna ungu tua (pekat) sesuai untuk bahan baku tepung dan pewarna alami (Ginting et al, 2011). Maka dari itu ubi jalar Biang ini memiliki potensi sebagai bahan baku tepung ubi jalar ungu.

(a)1 (b)2 (c)2

Gambar 1. (a) Ubi Jalar Varietas Biang, (b) Ubi Jalar Varietas Ayamurasaki, (c) Ubi Jalar Varietas Yamagawa Murasaki

(sumber: 1dokumentasi pribadi, 2016; 2Ekawati, 2014)

Secara umum ketiga ubi memiliki bentuk lonjong seperti singkong. Ubi jalar varietas Ayamurasaki dan Yamagawa Murasaki termasuk ubi Jepang. Menurut Wibowo (2016), secara fisik ubi jepang memiliki bentuk memanjang dan cenderung lonjong seperti singkong.

Karakteristik Kimia

Karakteristik kimia yang diamati yaitu kadar air, kadar pati, kadar gula reduksi, kadar lemak, kadar abu, kadar protein, kadar serat kasar, dan kadar antosianin. Tabel 2 menunjukkan hasil karakteristik fisik ubi jalar Biang.

Tabel 2. Karakteristik Kimia Ubi Jalar Biang

No Komposisi Jenis ubi jalar Biang

1 Kadar air (%) 64,67

2 Kadar pati (%) 66,0

3 Kadar gula reduksi (%) 1,52

4 Kadar Lemak (%) 0,59

5 Kadar Abu (%) 2,22

6 Kadar Protein (%) 5,93 7 Kadar Serat Kasar (%) 0,99 3 Kadar antosianin (mg/100 g) 97,18

Sumber : dokumentasi pribadi, 2016

Parameter utama karakteristik kimia yang menjadi parameter pendukung sebagai bahan baku tepung yaitu kadar air, kadar pati, kadar gula reduksi, dan kadar antosianin.

(5)

F.108 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

Kriteria ubi jalar ungu yang baik sebagai bahan baku tepung ubi jalar ungu yaitu memiliki kadar air rendah, kadar gula reduksi rendah, kadar pati tinggi, dan kadar antosianin tinggi.

Kadar air ubi jalar Biang yaitu 64,67%. Ubi jalar memiliki kadar air tinggi apabila nilainya >73,5% dan tergolong rendah apabila nilainya <65,5% (Antarlina 1997 dalam

Ginting et al, 2015). Varietas Biang termasuk memiliki kadar air rendah. Menurut Ginting et al (2015), ubi jalar yang memiliki kadar air rendah serta warna daging berwarna ungu pekat akan memiliki kadar bahan kering cukup tinggi. Ubi jalar Biang pun memiliki kadar air rendah bila dibandingkan dengan varietas Ayamurasaki dan kadar air yang sama dengan varietas Yamagawa Murasaki. Berdasarkan hasil pengamatan Husna (2013) dan Ekawati (2014), ubi jalar Ayamurasaki dan Yamagawa Murasaki memiliki kadar air berturut-turut 68,5% dan 64,5%. Masing-masing memiliki perbedaan, nilai kadar air tertinggi pada varietas Ayamurasaki, serta varietas Yamagawa Murasaki dan Biang memiliki kadar air yang hampir sama. Perbedaan kadar air terutama disebabkan oleh perbedaan klon/varietas.

Varietas Biang memiliki kadar air yang termasuk rendah serta memiliki warna ungu yang lebih pekat, sehingga memiliki kadar bahan kering cukup tinggi bahkan lebih tinggi dari kedua varietas lainnya. Menurut Antarlina, (1997) dalam Ginting et al (2015), ubi jalar memiliki kadar bahan kering yang tinggi sesuai untuk bahan baku tepung karena akan menghasilkan rendemen yang tinggi. Oleh karena itu, ubi jalar varietas Biang potensial untuk bahan baku tepung. Menurut Ginting et al (2011), tepung ubi jalar ungu dapat mensubstitusi terigu sampai 50% pada beragam kue kering, cake, dan jajanan basah, demikian pula untuk produk rerotian dan mie (10-20%), dodol/jenang sebagai pengganti 50% tepung ketan dan 15% bahan es krim komersial.

Kadar pati ubi jalar Biang sebesar 66,0%, bisa dikatakan paling tinggi bila dibandingkan dengan kadar pati ubi jalar komersial yaitu Ayamurasaki dan Yamagawa Murasaki. Berdasarkan hasil pengamatan Husna (2013) dan Ekawati (2014), ubi jalar Ayamurasaki dan Yamagawa Murasaki memiliki kadar pati berturut-turut 50,4% dan 45,2%. Masing-masing memiliki perbedaan, nilai kadar pati tertinggi pada varietas Biang, sedangkan kadar pati terendah pada varietas Yagamawa Murasaki. Perbedaan kadar pati terutama disebabkan oleh perbedaan klon/varietas. Perbedaan ini berkaitan dengan kadar bahan kering umbi yang dipengaruhi oleh kadar air. Menurut Ginting et al (2015), umbi yang memiliki daging yang berwarna ungu pekat justru memiliki kadar pati lebih tinggi, sehingga sesuai untuk diolah menjadi tepung. Ubi jalar varietas Biang memiliki kadar pati tertinggi yaitu 66%, sehingga memiliki potensi sebagai bahan baku pembuatan tepung ubi jalar ungu.

(6)

F.109 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

Kadar antosianin ubi jalar Biang sebesar 97,18%, bisa dikatakan paling tinggi bila dibandingkan dengan kadar antosianin ubi jalar komersial yaitu Ayamurasaki dan Yamagawa Murasaki. Berdasarkan hasil pengamatan Husna (2013) dan Ekawati (2014), ubi jalar Ayamurasaki dan Yamagawa Murasaki memiliki kadar antosianin berturut-turut 70,41% dan 30,51%. Kadar antosianin setiap klon berbeda, kadar antosianin tertinggi pada ubi jalar Biang, dan kadar antosianin terendah pada varietas Yamagawa Murasaki. Menurut Winarno (2004), kandungan antosianin ubi jalar tergantung pada intensitas warna pada umbi tersebut. Semakin ungu warna umbinya, maka kandungan antosianinnya semakin tinggi. Hal ini dapat dibuktikan pula secara fisik warna ubi jalar varietas Biang lebih pekat dibandingkan kedua varietas lainnya.

Parameter pendukung lainnya yaitu gula reduksi, gula reduksi ubi jalar biang 1,52% yang terbilang cukup rendah. Tepung ubi jalar yang dihasilkan diharapkan tetap kering dan tidak cepat menggumpal. Kadar gula yang tinggi mengakibatkan tepung mengalami kelengketan sehingga cepat mengalami penggumpalan. Hal ini mendukung bahwa sebagai bahan baku tepung, ubi jalar yang digunakan harus memiliki kadar gula yang rendah.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil karakterisasi di atas didapatkan kesimpulan bahwa ubi jalar varietas Biang merupakan ubi jalar yang cocok untuk dijadikan bahan baku tepung. Hal ini karena ubi jalar varietas Biang memiliki kadar air dan kadar gula reduksi yang rendah, serta kadar pati dan kadar antosianin yang tinggi dibandingkan ubi jalar varietas Ayamurasaki dan Yamagawa Murasaki.

Saran yang dapat disampaikan yaitu perlu dilakukan penelitian selanjutnya mengenai karakterisasi tepung ubi jalar ungu varietas Biang.

Ucapan Terimakasih

Terimakasih kepada departemen teknologi pangan, Universitas Padjadjaran atas sarana dan prasarana sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar.

Daftar pustaka

Ekawati, GA, IMI Hapsari A, dan PA Wipranyawati. 2014. Kajia Varietas dan Bagian Daging Umbi Ubi Ungu dalam Rangka Penyediaan Tepung Ubi Ungu Sehat Termodifikasi.

Ginting, E. and J.S. Utomo. 2011. Anthocyanins and total phenolic contents of purple-fleshed sweet potato cultivars and their antioxidant activity. p.101-114. In B. Kusbiantoro,

(7)

F.110 E-ISSN: 2615-7721

P-ISSN: 2620-8512

Vol 2, No. 1 (2018)

L.K. Darusman, S. Budianto and N. Bermawie (Eds). Proceedings of the International Conference on Nutraceuticals and Functional Foods in Denpasar, Bali on 12-15 October 2010. Indonesian Centre for Rice Research, AARD. Jakarta.

Ginting, E. R.Yulifianti, M.Jusuf, dan Made J. Mejaya. 2015. Identifikasi Sifat Fisik, Kimia, dan Sensoris Klon-klon Harapan Ubijalar Kaya Antosianin. PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 34 NO. 1

Husna, N.E., M. Novita, dan S. Rohaya. 2013. Kandungan antosianin dan aktivitas antioksidan ubijalar ungu segar dan produk olahannya. Agritech. 33(3):296-302. Karuniawan, A., B. Waluyo, N. Istifadah dan D. Ruswandi.2013. Karakteristik Umbi dan

Kandungan Kimia Ubi Jalar untuk Mendukung Penyediaan Bahan Pangan dan Bahan Baku Industri. Prosiding Seminar Nasional 3 ini ONE : 373 – 385. Malang.

Montilla, E.C., S. Hillebrand, D. Butschbach, S. Baldermann, N. Watanabe, and P. Winterhalter. 2010. Preparative isolation of anthocyanins from Japanese purple sweet potato (Ipomoea batatas L.) varieties by high-speed countercurrent chromatography. J. Agric. Food Chem. 58 (18): 9899-9904.

Wibowo. 2016. Yuk Budidaya Ubi Jepang. Available at www.pertanianku.com

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Fisik Ubi Jalar Biang
Gambar 1. (a) Ubi Jalar Varietas Biang, (b) Ubi Jalar Varietas Ayamurasaki, (c) Ubi Jalar  Varietas Yamagawa Murasaki

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian oleh tersangka GY, lanjut Kapolres, korban disarankan untuk menghubungi nomor yang ada dalam stiker yang tertera pada mesin ATM.. Menurut GY, itu adalah nomor pusat

Dari data hasil pengukuran jarak dan sudut antar tiap titik fitur antropolognya maka dilakukan proses pencarian jarak dan sudut tersebut dengan menggunakan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui apakah ada perbedaan kemampuan menulis teks berita yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widajanto (2018) yang menyatakan bahwa nilai tukar US dolar terhadap Rupiah berpengaruh positif dan

1 ) Teori dasar kel i stri kan dan rangkaian, mencakup perinsip dan dalil-dalil listrik serta rangkai-. an listrik. 2) Pengukuran listrik, mencakup perinsip

Sedangkan kami akan meningkatkan promosi dan memperbanyak persediaan spare part, sehingga diharapkan banyak konsumen yang puas akan servis kami, dengan harga mahasiswa..

Etika merupakan cabang dari ilmu filsafat yang berbicara tentang praktik manusiawi, atau tentang tindakan atau perilaku manusia sebagai manusia. Etika bertujuan untuk

satu sumber simpul sampai simpul tujuan melalui beberapa jalur (Baras &amp; Theodorakopoulos, 2010).Algoritma Floyd Warshall dapat digunakan untuk mencari panjang