Jurnal P eternakan Indones ia., 1 2 ( I ) : 2 5 - 3 3, 2 00 7 ISSN:1907-176A
Kajian
Tentang
Efek
Pemberian
Blondo
Dalam Ransum Terhadap
Performans
Ayam
Broiler
Husmaini, M.H. Abbas
dan
L. Y.Putri,
Fakultas Peternakan Universitas Andalas Padang,
Abstract
An experiment was conducted to studi the
ffict
of the blondo in diet to the performoncechicken. Five diets were formulated with
dffirent
level blondo in diet i,e:
(A)
0% , (B) 3%,
(c)
6%,
(D) 9 % and (E) 12 %. The diets wereffired
for
6 weeks to 80 broilerchickens 3 old days. Vuriable meetsured included : Jbed consumption
,
body weight gain,FC&
carcass and percentage of abdominalfat.
The data were statically analyzedfor
variance analysis
in
completely randomized design. The results indicatedthat 12
%blondo in diet gave signiJicant effect to improved performance of broiler chickens.
Key words
:
Blondo, feed consumption, body weight gain, FCR, carcass, abdominal fatPendahuluan
Semakin
meningkatnya
taraf
kehidupan
dan
kesadaran masyarakatakan
kebutuhan
gizi
terutama
yang berasaldari
hewani, maka permintaanterhadap
temak
juga
semakinmeningkat.
Namun
peningkatanpermintaan
belum
dapat
diimbangioleh
peningkatan
produksi
ternak.Keadaan
ini
merupakan peluang untuk pengembanganternak ayam
broiler
sebagai sumber protein hewani.Usaha peternakan
ayam broiler
merupakan usaha
yang
prospeLrtif karena dengan pertumbuhannya yangsangat
cepat dapat
menghasilkandaging dalam
waktu
yang
relatif
singkat, (kurang
dari
8
minggu)
danharga
terjangkau.
Dalam
beternak ayambroiler
pengadaan bahan pakanuntuk
penyusun
ransum
merupakanhal
yang
utama, karena ayambroiler
menggunakan
ransum
untuk
mc-menuhi
kebutuhan
hidupnya
selama24 jam
dan
menghasilkan
per-tumbuhan yang optimal
Blondo
mcrupakan
limbahindustri
pcrtanian
.sisa
pembuatanminyak kelapa
murni
yang
biasadisebut
virgin
coconut
oil
(VCO).
Minyak
kelapamurni (VCO)
terbuatdari
santan
kelapa
tua
yang
masih segar,dimana
proses pengolahannyatidak
mcnggunakan bahankimia
clnnpemanasan
tinggi.
VCO
memiliki
kadar
air
dan kadar asam lemak bebas yang rendah, warna bening dan berbau harum.Daya
simpannya pun menjadilebih
lam4
bisa
lebih dari
dua
belasbulan.
VCO tidak
mengandungkolestcrrol daur rucngandung
asalrllaurat
yang
dapat
diubah
menjadimonolaurin
yang bersifat anti
virus,antibakteri,
dan
antiprotozoa
yangmampu
mengatasi
infeksi
virus,bakteri, dan
protozoa. (Syah,
2005).Banyaknya
manfaat
VCO
ini
diharapkan masih terkandung
di
dalamblondo
yang
merupakan
sisa
daripembuatan
VCO
sehingga
dapat dipergunakan sebagai makanan ternakPerkembangan
bisnis
minyak kelapa pada saat sekarangini
melaju pesat.Ini juga
didukung
oleh wilayahIndonesia
yang
beriklim
tropis,tlimana
total
arca
pcrkchrrnan kclap:rdi
Indonesia mencapai 3,712
juta
Pemberian Blondo Dalam Ransum
Hektar {31,4
a
dari
luas perkebunanseluruh
trndonesia).
Khusus
di
Stu'natera
Barat
luas
perkebunankeiapa mencapai
94,19.9Ha
denganproduksi
8,6
ton/Ha/th
(Biro
PusatStatistik
Sumbar, 2004).
Kondisi ini
akan
t'urut
mendukung dihasilkannyablondo. Dalam Pengolahan
minYakkelapa
mumi,
dari
40
butir
buahkelapa
segarakan dihasilkan
3
liter
VCO
dan
2
kg
blondo.
Dari
data diatas, berdasarkan perhitungan akandiperoleh
blondo sekitar
24.303'342 ton/th.Blondo
berPotensi
untukdimanfaatkan sebagai
bahan
Pakanternak
unggas
karena
memPunYai kandunganprotein dan energi
cukuptinggi.
tserdasarkan
hasil
analisisproksimat diketahui bahwa
blondobasah
rnengandung26,6
ol
Proteinkasar;
37,50 o/olemak kasar;
1,29 Yoserat kasar; 0,31 Yo
P
dan
1,39 ok Ca;58
dan4548 kkal/kg
ME;
serta asamlemak
tak
jenuh
berantai
sedangdiantaranya 14,321
o
asam
lemak oleat(omeg-9);0,166
Yo asam lemaklinoleat (omega-6); 0,052
%
asamlemak
linolenat
(omega-3)
(HasilAnalisis
Laboratorium
Ilmu
danTeknologi
Pakan Fakultas PeternakanInstitut
PcrtnnianRogor,
2005)
Dnrihasil
analisis tersebut,
blondoberpotensi
dijadikan
sebagai sumberprotein
sekaligus sebagai
sumberenergi,
sehingga
dapat
mengurangipemakaian
bungkil
kedele
sebagai sumberprotein
nabati dan pemakaianjagung
sebagai sumberenergi
dalamransum.
Di
samping
itu,
blondo mengandungasnm
lemak tak
jenuhberantai
sedang,
yaitu
asam
oleat,linoleat, dan linolenat. Asam
lemak takjenuh
yang terdapat dalam blondo merupakan asarn lemak esensial, harus tersediadalam
ransum karena
ayam tidak bisa rnensintesanya. Asam lemakini
dapat membantu dalam penyerapanvitamin-vitamin
yang larut
dalam lemak. sehingga meningkatkan penye-rapan nutrisi dad bahan makanan.Kendala
pemanfaatan
blondo sebagaibahan pakan
ternak
unggasadalah kandungan lemaknYa
Yangcukup
tinggi,
sehingga
taraf
Pem-berian blondo
terbatas
disesuaikan dengan batastoleransi lemak
dalam ransum unggas. MenurutNorth
(1994)jumlah
lemak yang
daPat
diberikan pada ayambroiler
sampaitaraf
8
%jika
lebih
akan memberikan pengaruhyang
buruk
pada
Pertumbuhan ayam broiler.Penelitian
ini
bertujuan
untukmempelajari Pengaruh
Pemberianblondo
terhadap
konsumsi
ransum' pertambahanbobot badan,
konversiransuln, rataan
bobot
karkas'persentase
bobot karkas dan
lemak abdomen.Materi
DanMetoda
Percobaan
ini
menggunakan
80 ekor ayambroiler
strain Cobbumur
3hari
yang
ditempatkandalam
20
unit
kandang
box
berukuran 75x
60x
60cm,
dilengkapi
dengan temPat makan dan minum serta lampulistrik
60 Watt sebagai sumber pemanas.Ituttsuttt
tcrtliri
tluri
lrultuttmakanan
jagung, dedak,
bungkilkedelai,
bungkil
kelapa,tepung
ikan,tepung tulang, dan blondo.
Blondoyang
digunakan
diperoleh
dari
CV.Barokah
Pariamanyang
dikeringkandengan
cara
menyangrai
kemudiandij emur. Kandungan
zat-zat
makanandan
energi
metabolisme
bahanpenyusun ransum disajikan pada Tabel
l,
sedangkan
komPosisi
bahanpenyusun
ransum
Perlakuan
dankandungan
zat-zat
makanan
serta energi matabolisme ransum perlakuan, masing-masing disajikan pada Tabel 2dan Tabel 3.
Husmaini: Kaiian Tentang Efek Pemberian Blondo Dalam Ransum
Tabel
l.
Kandunganzat-ZatMakanan
(%)dan
Energi Metabolisme(Kkallkg)
Bahan Penyusun Ransum ( As feed basis
)
Bahan PakanPK
tmk
SK
Cab 27 Pb MEb J.Kuningu D.Halusu T.Ikanu B.Kelapau B.Kedelea Blondo* T.Tulang 8,60 14.00 44,00 24,0A 45,00 26,6 0,00 3370 2565 2630 1540 2240 454g** 0,003,90
2,0012"00
12.002,00
1,0012,00
15,000,90
6,0037,50
r,2g 0,020,r2
4,00 0,20 0,32 1,39 0,10 0,21 2,60 0,20 4,29 0,310,00 0,00
24,0a
12,00Keterangan: a.Hasil Analisis Laboratorium Ternak Non Ruminansia Fakultas Peternakan
Universitas Andalas (2006) b.Tabef Scott e, al.(1982)
* Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas peternakan
Institut Perianian Bogor (2005)
** Dihitung berdasarkan NRC (1984), yaitu :
ME
:
( lProtein x 4.4) + (xlemak x 8.7) + (EBETN x 4 ) x 1000100
Tabel
2.
Komposisi Bahan Makanan
dan
Kandungan
Gizi
(%)
serta
EnergiMetabolisme
Ransum PercobaanPerlakuan
D
C Batran Makanan Jagung Kuning Dedak Halus Tepung IkanBungkil
KelapaBungkil
Kedele Blondo Tepturg Tulang 58,50 2,50 14,00 7,50 17,00 0,00 0,50 53,99 4,88 14,00 7,50 16,25 3,00 0,50 49,25 7,25 14,00 7,50 15,50 6,00 0,50 44,62 9,62 14.00 7,50 14,75 9,00 0,50 40,00 12,00 14"00 7,50 14,00 12,00 0,50 Kandungan Gizi (%) serta Energi MetabolismeProtein Lemak
SK
Ca PME
22,17 2,97 3,76 0,76 0,55 22,13 4,05 3,910,gl
0,5630t2,34
22,09 5,14 4,07 0,95 0,57 22,04 6,22 4,22 0,89 0,57 3031,82 21,99 7,804,ll
1,4 0,94 3041.56Jurnal P eternakan I ndo nes ia., I 2 ( I ) : 2 5 - 3 3, 2 007
3A22
Penelitian
ini
meruPakaneksperimen
yang
menggunakanRancangan
Acak
LengkaP (RAL)
dengan
5
perlakuan
dan
4
ulangan.Setiap
unit
percobaanterdiri dari
4ekor
ayam broiler.
Perlakuan
Yangdiberikan adalah
tingkat
pemberian blondo dalam ransum Yaitu :Perlakuan
A:
pemberian 0 % blondo PerlakuanB:
pemberian 3 o/o blondo PerlakuanC:
pemberian 6 % blondo PerlakuanD
=
pemberian 9 % blondo PerlakuanE
= pemberianl2 % blondoModel
matematis dari rancanganini
menurut Steel dan
Torrie
(1995) adalah sebagai berikut :Yrj:lr+
oi+Eij
Data yang
diPeroleh
diolahsecara
statistik
dengan analisis ragamsesuai dengan
rancangan
Yangdigunakan
sedangkan
uji
lanjut
menggunakan
DMRT
menurut
Steel dan Torrie (1995).Peubah
yang
diamati
dalampenelitian
ini
adalah,
Konsumsiransum,
Pertambahanbobot
badan,Konversi
ransum,
Bobot
karkas,Persentase
abdomen.
karkas dan Lemak
Hasil
Dan PembahasanA.
Pengaruh Perlakuan
TerhadaP
Konsumsi Ransum,
Pertambn-han Bobot Badan dan Konversi
Ransum.
Rataan kosumsi
ransum,pertambahan
bobot
badan
dankonversi
ransumayam
broiler
untukmasing-masing
perlakuan
selamaenam minggu
penelitian
disajikanpada
Tabel
3.
Hasil
analisis
ragammemperlihatkan
bahwa
pemberianblondo
dalam ransum
berPengaruhsangat nyata
(P<0,01)
terhadaPkonsumsi ransum.
Dari
uji
lanjut
terlihat
diketahui bahwa
pemberianblondo
sampai
taraf
6 %
dalamransum
(C)
belum nyata (F0,05)
menyebabkan perbrcdaan
jumlah
konsumsi ransuln,
tetapi
padataraf
9% (D)
dan
12
%
(E)
menyebabkanjumlah
konsumsi ransum sangat nyata (P<0,01) lebih rendah.Tabel
3.
RataanKosumsi
Ransum, PertambahanBobot
Badan,dan
Konversi Ransum AyamBroiler
SelamaEnam Minggu PenelitianPeubah
Konsumsi Intake
IntakeAsam
Pertambahan KonversiRansum
Perlakuan
RansumLemak
LemakTak
Bobot Badan(gram/ekor)
(gramiekor)Jenuh
(gram/ekor) (mam/ekor)B
(3
%)
3l65,00A8
132,938 5,1 88 lg46,13"b
1,714c
(6%)
3143,75A8c
l6g,6oc
lo,zgcD
(9
%)
3118,l3Bc
205,18D
l5,3oD 1935,63ub" l,63ABlg6g,00b"
1,5gAB244,90E
20,288 2076,75" l,4gB 0,56 0,0856,64
0,045 E(l2o/o)
3100,00csE
I 1,59-Ketl
"csupetlstatp berbeda menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) "hsuperskrip berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05)
Husmaini: Kaiian Tentang Efek Pemberian Blondo Dalsm Ransum 29
Dari
Table3 terlihat
bahwa darihasil
perhitungan
diketahui
intakelemak
masing
masing
perlakuansemakin
tinggi
dengan
semakin banyak taraf pernberian blondo dalamransum. Pemberian
blondo
12
% meningkatkan intakelemak
156,68yo-Menurut Wahyu (1997)
penggunaanlemak
dalam ransum
ternak
yang sedangdalam
periode
pertumbuhan,dapat meningkatkan efesiensi
peng-gunaan
energi
yang
dikonsumsimenjadi
lebih
bagus
dibandingkandengan
ternak
yang diberi
ransumyang
berkadar
lemak
rendah.Meningkatnya taraf pemberian blondo
dalam ransum
menyebabkan
lemakransum meningkat, sehingga
lebihefisien dalam
penggunaaan ransumakibat
kebutuhan
energi
cepattepenuhi. Pada penelitian
ini
sebagianlemak
ransum berasal
dari
lemakblondo
dalam bentuk asam lemak takjenuh
berantai
sedang
yang
mudahdicerna, diserap
dan
diangkut
ke seluruhtubuh
sebagai sumber energi.Berdasarkan
perhitungan
denganpenambahan
blondo
12
%
dalamransum
menyebabkan
peningkatan intake asam lemak takjenuh
20,28 yo.Oleh
sebabitu
dengan meningkatnya taraf pemberian blondo dalam ransum, kebutuhanayam
broiler
akan
energicepat terpenuhi
dibandingkan
tanpa pemberianblondo.
Menurut
Syukur(2004)
asam linolenat
(omega-9),linoleat
(omega-6) danoleat
(omega-9),
langsung dimetabolisme
didalamtubuh dan
menghasilkanenergi
yangtinggi.
Sesuai dengan pendapat Wahju (1997), ayam makanuntuk
memenuhikebutuhan energinya
dan
berhentimakan
bila
kebutuhan
energinya sudahterpenuhi.
Padapenelitian
ini
konsumsi ransum
ayam
yangmendapat perlakuan level blondo lebih
tinggi akan sedikit
konsumsiranswnnya karena kebutuhan
energi sudah terpenuhi.Hal lain
yang
menyebabkansemakin rendahnya konsumsi ransum
ayam
broiler
dengan
penambahanblondo dalam
ransum adalah dugaanbahwa
di
dalam blondo
masihterkandung
asam laurat
berantaimedium
(MCFA)
seperti
yangterkandung
didalam
minyak
kelapamurni
yang mana
langsung
dibakaroleh tubuh
sehingga
lebih
mudah diserap oleh tubuh dibandingkan asam lemak berantai panjang. Sibuea (2004)menyatakan
bahwa asam
laurat berantaimedium
(MCFA) jauh
lebihmudah
dicerna, diserapdan
diangkutke
seluruh
tubuh
sebagai
sumberenergi.
Dengan
cara
ini
dapatmemenuhi kebutuhan ayam
broiler
akan energi
dengan cepat.Dari
Tabel3 terlihat
ayam yangmengkonsumsi
ransum tanpa
pem-berian
blondo
mempunyai
per-tambahan
bobot
badanpating
rendahyaitu
1781,19gram
(A)
dan paling
tinggi
adalah
ayam yang
mendapatperlakuan
denganpemberian
blondo12
%
yutu
2076,75
gram
(E)
ataumeningkat 16,59
%.
Hasil
analisisragam
memperlihatkan
bahwa
pe-makaian
blondo
pengaruh
nyata (P<0,05) terhadap pertambahan bobotbadan
ayzrmbroiler.
Dari
uji
lanjut
terlihat
bahwa
pemakaian
blondosampai taraf 6
%
belum menghasilkanpertambahan
bobot
badan
yangberbeda, tetapi pemberian blondo
9
%(D)
dan 12
%
(E)
nyata
(p<0,05)meningkatkan pertambahan
bobot badan ayam.'I'ingginya
pertambahan
bobotbadan
yang
dihasilkan
berartipenambahan
blondo
telah
dapatmemperbaiki kualitas ransum
yangdiberikan, dimana
dengan
konsumsiyang lebih sedikit
temyatapertambahan
bobot
badan
yangPemberian Blondo Dalam Ransum
dihasilkan
lebih
besar.
Hal
ini
disebabkan
karena asam lemak
takjenuh
di
dalam blondo Yaitu
asamoleat, linoleat dan
linolenat,menrpakan asam lemak esensial, yang
tersedia
dalam ransum.
Anggorodi(1 995) menyatakan bahwa kekurangan asam lemak esensial
di
dalam ransummenimbulkan
penyakit
defisiensi dengangejala
-
gejala
pertumbuhanterganggu,
hati
berlemak
dan
daYatahan tubuh menurun terhadap infeksi
pemapasan. Penambahan
blondodalam
ransum
meningkatkan
Per-tambahanbobot
badanayam
broiler.trni
disebabkan
karena
penambahanblondo telah
memberikan sumbangan peningkatanasam
lemak
esensialdi
dalam
ransum,
sehingga
adanYakeseimbangan asam lemak esensial
di
dalam ransum.Di
sampingitu
lemakdapat
meningkatkan
penyerapanvitamin yang
larut
di
dalam
lemak yaituvitamin
A,
D, E
danK.
Menurut Anggorodi (1995) kekuranganvitamin
A
dapat
menyebabkan pertumbuhanterganggu
dan
kekebalan
terhadapbeberapa
penyakit
j.rga
memrnrn.Siregar
dkk.
(1980)
menyatakan bahwa pertambahan berat badan ayambroiler
sangat
dipengaruhi
olehkandungan zat makanan dalam ransum yang sesuai dengan kebutuhannya.
Hal
lain
yang
menyebabkanpertambahan
bobot
lebih
tinggi
dengan
penambahan
blondo
yanglebih
banyak dalam ransum
adalahkarena
di
dalam
blondo
terdapat bakteri asam laktat yaitv Lactobacillussp.
Bakteri
ini
berfungsi
sebagaiprobiotik
yang
dapat
menekanaktifitas bakteri patogen
(Pwwati
dkk. 2006).Menurut
Mumi
(2006)jumlah
Lactobacillus
sp
dalam
blondornencapai
5,29
x
10e
CPU/gram sehingga dapatdikategorikan
sebagaiprobiotik.. Diduga
sebagian
bakteriasam
laktat
tersebut
masih
terbawadalam ransum
sampaike
usus halus sehingga dapat meningkatkan penye-rapan zat-
zat makanandi
dalam ususyang pada akhirnya akan berpengaruh
akan
petumbuhan
ayam
broiler.Namun
dugaanini
perlu
kajian
lebihlanjut
dengan
mengkaji
aktifitasbakteri asam laktat dalam usus halus.
Dari
Tabel
3
Rataan
konversi ransum setiap ekor per minggu selamapenelitian
terlihat
konversi
ransumterbaik
(terendah)
dicapai
Padaperlakuan
E, diikuti
berturut
-
turut
D,C,B,A
dimana
konversi
ransum menjadilebih baik
dengan pemakaianblondo
dalam
ransum.Hasil
analisisragilm
memperlihatkan bahwa blondoberpengaruh
sangat nyata
(P<0,01) terhadapkonversi
ransum.
Dari
Uji
lanjut
diketahui
bahwa
pemberianblondo
sampai
taraf
9
%
(C)
tidak
memberikan perbedaan
yang
nyata(P0,05)
terhadap
konversi
ransum,tetapi
pemberianblondo
sampaitaraf
1,2
Vo
(E)
sangat
nyata
(P<0,01)menurunkan
konversi ransum
ayam broiler.Meningkatnya
taraf
pemberianblondo dalam
ransum
telah
me-ningkatkan pertambahanbobot
badanayam
broiler
sedangkan
konsumsiransum semakin berkurang
sehinggakonversi
ransum
yang
didapatkan semakin rendah. Sesuai pendapat Scottet
al.
(1982),
bahwa
besarnyanilai
konversi
ransum
ditentukan
olehbanyaknya konsumsi
ransum
danpertambahan
bobot
badan
yangdihasilkan. Sarwono
(1994)
me-nyatakan,
bahwa konversi
ransum berhubungan erat dengan pertambahanbobot
badan,
semakin
rendahkonsumsi ransum
yang
diikuti
oleh pertambahaur bobot badan yangtinggi
menghasilkan
konversi
ransum
yangbaik
Anggorodi (1994)
menjelaskanbahwa
tujuan
pemberian
makananadalah
untuk
mendapatkan
berat3l
badan
yang
paling
ekonomis
selamapertumbuhan.
Dalam
penelitian ini
didapatkan
bahwa
pemberian blondosebanyak
12 %
telah
menekankonversi
ransum
broiler
sebanyak16,29
%
sehingga efisiensi
peng-gunaanransum dalam
menghasilkan produk lebihtinggi.
B.
Pengaruh
Perlakuan
Terhadap
Bobot Karkas,
PersentaseKarkas
dan
Lemak
Abdomen
Ayam
Broiler.
Rataan Bobot
Karkas,Persentase
Karkas
dan
PersentaseLemak
Abdomen
Ayam
Broiler
Masing-masing
Perlakuan pada akhir penelitian disajikan pada Tabel 4.Pada Tabel 4 dapat
dilihat
rutrranbobot
karkas ayam
broiler per
ekor pada akhir penelitian adalah 1186,71-1520,94
gram.
Dari
analisis
ragamdiketahui bahwa
pemakaian
blondosampai
12
%
(E)
dalam
ransummemberikan
pengaruh
yang
sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot karkas.Setelah
uji
lanjut
diketahui
bahwa pemberianblondo
sampailevel
9
To(D)
belum menghasilkan bobot karkas yang berbeda, tetapi pemberian 12 %blondo dalam ransum
sangat
nyata(P<0,01)
meningkatkanbobot
karkasdibandingkan pemberian
blondo
padataraf
0 %(A),
3 %(B),dan
6 % (C). Semakintinggi taraf
pemberianblondo dalam
ransum
semakinmeningkat
pertambahanbobot
badanayam
broiler
sehingga
bobot
hidupjuga
meningkat, dengan meningkatnyabobot hidup
menyebabkan
bobotkarkas
juga
meningkat.
Padapenelitian
ini
pemberianblondo
12 %dapat
meningkatkan
bobot
karkas sebanyak28,16 %.
Ini
sesuai denganpendapat
Dwiyanto
dkk.
(1980)menyatakan
bahwa produksi
karkas erat hubungannya dengan bobot hidup,dimana
semakin bertambah
bobothidup
makaproduksi
karkas semakin meningkat.Terhadap
persentase
karkas,hasil
analisis
ragam
menunjukkanbahwa pemakaian blondo sampai level 12
% (E)
dalam ransum memberikan pengaruhyang tidak nyata
(P>0,05)terhadap persentase
karkas
ayambroiler,
meskipun secara
angkapersentase karkas meningkat sebanyak
lA)5
o/o.Hal
ini
disebabkankarena
persentase
karkas
merupakan
per-bandingan antara bobot karkas denganbobot hidup.
Hasil
penelitian
ini
semakin
tinggi
bobot
hidup
semakintinggi
juga
bobot
karkasnya sehingga perbandingan keduanyatidak
terdapat perbedaan yang nyata.Tabel
4.
Rataan
Bobot
Karkas,
PersentaseKarkas
dan
Persentase LemakAbdomen
AyarnBroiler
Masing-masing perlakuan. Peubah Perlakuan Bobot karkas Karkas(%)
Persentase Lemak SE
B
(3
%)
1261,554
63,45
2,15 c.(6%
)
1325,534
64,94
2,11D
(9
%)
1376,0g48
66,37
2,08 E(t2%)
1520,948
68,67
2,07 44,17 2,49 0,14Ket: -Superslrip berbeda menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (p<0,01)
Hal ini
disebabkan
karenapenyerapan
nutrisi
dalam
ransum meningkat, sehingga bobot badan danbobot karkas
Yang
didaPatkanjuga
meningkat dengan
Perlemakan Yang sedikit.Analisis
ragiln
terhadaP rataan persentaselemak
abdomenmemPer-lihatkan bahwa
ransum
Perlakuanmernberikan pengaruh
Yang
tidaknyata
(P>0,05). Dengan
demikianmeskipun
terjadi
peningkatan lemakransum
dengan
meningkatnYaPem-berian blondo,
ternYata
tidak
me-nyebabkan perbedaan lemak abdomen.Hal ini
disebabkan
lemak
dalamransum mengandung asam
lemak
takjenuh
yang
dimanfaatkan
untukmemenuhi energi
untuk
kebutuhanhidup pokok dan
Pertumbuhan bagi ayam.Meskipun
tidak
terdaPatpengaruh
yang
nYata namunTabel
4memperlihatkan
bahwa
peningkatanpemberian
blondo cendrung
menu-runkan
persentaselemak
abdomen. Femberian blondo 12 o/o dalarwansummenurunkan persentase
lemababdomen sebanyak
t6,43
o/o
Hal ini
disebabkan
semakin
tinggi
taraf
blondo yang diberikan semakin
tinggi
asam lemak tak
jenuh
dalam ransum,yang
mana asam lemak takjenuh
ini
langsung
dibakar
oleh
tubuh
untuk menghasilkan energi tanpa mengalami penumpukanterlebih dahulu.
Hal ini
sesuai dengan pendapat Sibuea (2004) menyatakan
bahwa
Asam
lemak
takjenuh
yang
terdapat Pada
minYakkelapa langsung
dibakar oleh
tubuh dan menghasilkan energi.Kesimpulen
Pemakaian blondo dalam ransum
ayam
broiler
memberikan
Pengaruhyang
baik
terhadap performans ayirmbroiier.
Pemberian
12 %
blondomeningkatkan pertambahan
bobot badan 16,59 7o,
intake lemak ransum156,68 o
,
bobot karkas 28,16
Vo,persentase
karkas 10,37
Yo,
dan mentrrunkankonversi ransum
16,29oh, dan
persentase
lemak
lemakabdomen 16,43 Ya.
Daftar
PustakaAnggorodi,
R.
1994.
Ilmu
Makanan Ternak Umum. Cetakan ke-4 PT. Gramedia, Jakarta.Ternak
1995.
Nutrisi
AnekaUnggas.
PT.Gramedia, Jakarta.
Biro
Pusat
Statistik
Sumatera Barat. 2004. SumateraBarat
dalam Angka. BPS Sumatera Barat, Padang.Dwiyanto,
K.,
M.
Sabrani
dan
P.Sitorus. 1980.
Performansdari
Enam Strain
AYamPedaging.
Buletin
Lembaga Penelitian, Bogor.No 25
: 9-17.NRC.
1984.Nutrient
Requirementsof
Poultry. National
Academyof
Science, Washington.North,
M. O.
1994.
CommercialChicken Production Manual. 4th
ed. The
Avi
Publishing Company, Connecticutt. Purwati, E., Husmaini, S. Syukur, danY.
Murni.
2006.Lactobacillns
sp. Isolasi dariBlondo Virgin
Coconut
Oil
Efektif
sebagai
Probiotik'
Proceding Seminar
BKS
-PTS Wil
Barat
2006.Universitas Jambi. Jambi.
Murni,
Y.
20A6.
Kajian
PotensiLactobacillus
sPdari
blondo(waste product
virgin
coconut oil)
sebagaiHusmaini: Kaiian Tentang Efek Pemberian Blondo Dalarn Ransum JJ
probiotik. Skripsi.
JurusanKimia Fakultas
Ilmu
Pengetahuan
Alam
danMatematika, Padang.
Sarwono,
B.
1994. Beternak Ayam
Buras.
Cet
IX.
PT.
Penebar Swadaya, .Iakarta.Scott,
M" L., MC.
Nesheim and R" J.Young.
1982.
Nutrition
of
The Chicken.
M.L.
Scott andAssociates,
Itacha,
New
York.
Sibuea,
P.2004.
"Virgin
CoconutOil"
PenyembuhAjaib
dan
BuahKelapa.
www.kornpas.com.Diakses
24
Maret
2005. 09:38:47.Siregar,
A.
P.
,
M.
Sabrani
dan
P.Suroprawiro.
1980.
Teknik
Beternak
Ayam
Pedagingdi
Indonesia.
Margie
Group, Jakarta.Alamat Korespondensi :
lr.
Husmaini, MPJurnal Peternqkan Indonesia., I 2(l):25-33, 2007
Steel, R. G.
D.
dan J.H.
Torrie,
1995.Prinsip dan
ProsedurStatistika:
Suatu PendekatanBiometrik.
Alih
BahasaSumantri,
B.
PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.Syah,
A.
N.
2005.
"Virgin
CoconutOil" Minyak
KelapaPenakluk Berbagai
AnekaPenyakit,
PT.
Agromedia Pustaka, Bogor.Syukur,
S. 2004.Bioteknologi Virgin
Coconut
Oil,
WorkshopBioteknologii
Biomolekuler.Universitas
Andalas
danUniversity
Putra
Malaysia, Padang. 22-25 November.Wahju,
J.
1997.Ilmu Nutrisi
Unggas.Gajah
Mada
University
Press, Yokyakarta.
Jurusan Produksi Ternak Fakultas Peternakan
Universitas
Andalas,
Kampus Limau Manis, PadangHP;0812673659A
Diterima:
12 Januari 2007,Disetuiui.
16 Februari 2007