• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

42

Sebelum pelaksanaan Siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar dan keaktifan siswa. Peneliti memfokuskan observasi pada pembelajaran IPA. Berdasarkan hasil observasi, peneliti mendapat data dari guru kelas V bahwa hasil belajar IPA dan keaktifan siswa masih rendah. Rendahnya hasil belajar IPA dan keaktifan siswa di pengaruhi karena siswa kurang memperhatikan pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru, latihan soal dan menghafal materi hal demikian menjadikan siswa kurang berkembang dalam proses belajar mengajar diantaranya hasil belajar IPA dan keaktifan siswa akan menjadi rendah. Sehingga dari kondisi ini peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan tujuan meningkatkan hasil belajar IPA dan keaktifan siswa.

Berikut ini merupakan rekapitulasi ketuntasan hasil belajar IPA pada kondisi awal dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal

Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase (%)

Tuntas ≥65 9 36%

Tidak Tuntas <65 16 64%

Jumlah 25 100%

Keterangan : KKM IPA : 65

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa dari jumlah 25 siswa terdapat 9 siswa (36%) yang tuntas dan 16 siswa ( 64%) yang tidak tuntas. Pada kondisi ini guru masih mengajar dengan model konvesional.

Secara lebih rinci, ketuntasan hasil belajar IPA kondisi awal dapat dilihat pada Gambar Diagram 4.1 halaman berikutnya.

(2)

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal Berikut ini merupakan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Keaktifan Siswa pada Kondisi Awal.

Tabel 4.2

Keaktifan Siswa pada Kondisi Awal

No Kategori Interval Frekuensi Presentase (%)

1. Sangat Aktif 53-64 0 0%

2. Aktif 41-52 7 28%

3. Cukup Aktif 29-40 10 40%

4. Kurang Aktif 16-28 8 32%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan data pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak berada di interval 29-40 yang menunjukan tingkat keaktifan siswa pada kondisi awal dalam proses belajar mengajar barada pada kategori cukup aktif 10 siswa sebesar (40%) kemudian pada interval 16-28 yang menunjukan kategori

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

Tidak Tuntas Tuntas

<65 ≥65 64% 36% P re se n ta se Ketuntasan

Hasil Belajar Kondisi Awal

<65 Tidak Tuntas

(3)

kurang aktif 8 siswa sebesar (32%) dan pada interval 41-52 yang menunjukan aktif 7 siswa hanya sebesar (28%) sedangkan pada interval 53-64 yang menunjukan sangat aktif tidak ada sebesar (0%). Oleh karena itu, perlu menerapkan model yang lebih meningkatkan keaktifan siswa pada Siklus I untuk meningkatkan tingkat keaktifan siswa menjadi aktif 100% secara klasikal.

Diskripsi kondisi awal keaktifan siswa saat peneliti melakukan observasi. Siswa hanya diam duduk mendengarkan, siswa tidak terlibat aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Saat proses belajar mengajar siswa tidak ada yang bertanya dan berpendapat. Siswa cenderung bekerja secara individu tanpa adanya interaksi dengan teman yang berkaitan dengan materi ajar. Siswa juga tidak didorong langsung dalam menemukan jawaban.

Deskripsi frekuensi Keaktifan Siswa pada kondisi awal dapat dilihat dalam Gambar Diagram 4.2 berikut :

Gambar 4.2 Diagram Keaktifan Siswa Kondisi Awal 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 16-28 29-40 41-52 53-64 Kurang Aktif

Cukup Aktif Aktif Sangat Aktif 8 10 7 0 Fr ek u e n si Kategori

Keaktifan Siswa Kondisi Awal

Kurang Aktif 16-28 Cukup Aktif 29-40 Aktif 41-52 Sangat Aktif 53-64

(4)

Berdasarkan data hasil belajar IPA dan keaktifan siswa yang redah dari siswa kelas V SD Negeri Kaliwungu 02 Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rencana penelitian yang diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan model

group investigation untuk meningkatkan hasil belajar IPA dan keaktifan siswa yang akan dilakukan dalam 2 Siklus. Siklus I pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan “Sifat-Sifat Cahaya” dan pada siklus II pembahasan akan dilakukan dengan pokok bahasan “Merancang Karya atau Model dengan Menerapkan Sifat cahaya”.

4.2 Diskripsi Pelaksanaan Tindakan 4.2.1 Siklus I

Praktik pembelajaran Siklus I dilakukan dengan pokok bahasan “Sifat-sifat cahaya.” Dalam siklus I ini dilakukan melalui 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

4.2.1.1 Perencanaan

a. Pertemuan Pertama

Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu disiapkan. Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Persiapan alat dan bahan untuk investigasi tentang sifat-sifat cahaya antara lain (1 buah lilin, 3 lembar karton, gunting, korek api, 1 buah spidol, 3 jepitan kertas, senter, gelas bening, kertas bening, batu bata, kertas karton, buku, pengaris, pensil, sendok sayur, kaca bening, gelas bening, sedotan air jernih, cairan balon gelembung, peniup balon gelembung), materi pembelajaran, LCD, laptop, speaker, video pembelajaran sifat-sifat cahaya, lembar kerja investigasi, lembar observasi peneliti dan lembar observasi keaktifan siswa.

(5)

b. Pertemuan kedua

Perencanaan Siklus I pertemuan kedua sebagai tindak lanjut dari hasil belajar, keaktifan siswa dan kekurangan / kelebihan pada pertemuan pertama. Peneliti menyiapakan RPP, video pembelajaran sifat-sifat cahaya, LCD, laptop, lembar kerja sisiwa, lembar evaluasi yang berisi butur-butir soal setelah di uji validitas dan reliabilitas untuk mengukur hasil belajar dari siklus I, lembar observasi peneliti, dan lembar observasi keaktifan siswa.

4.2.1.2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada Siklus I ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan pertama dan kedua yang terbagi menjadi tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Masing–masing berlangsung selama 2 jam pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 Maret 2015 dan pertemua kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 Maret 2015.

a. Pertemuan Pertama 1) Kegiatan Awal

Pada pertemuan pertama Siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa melakukan senam otak untuk melatih konsetrasi siswa selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “Sifat-sifat cahaya” dilanjutkan menyampikan tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa.

2) Kegitan Inti

Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti alat peraga diantaranya (1 buah lilin, 3 lembar karton, gunting, korek api, 1 buah spidol, 3 jepitan kertas, senter, gelas bening, kertas bening, batu bata, kertas karton, buku, pengaris, pensil, sendok sayur, kaca bening, gelas bening, sedotan, air jernih, cairan balon gelembung, peniup balon gelembung), materi pembelajaran, LCD, laptop, speaker, video pembelajaran sifat-sifat cahaya, lembar kerja siswa, lembar observasi keaktifan siswa dan lembar observasi peneliti.

(6)

Sebelum melakukan investigasi guru menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang sumber cahaya dan cahaya. Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam kelompok group investigation yang beranggota 5 siswa, guru membagikan lembar kerja dengan topik berbeda setelah itu siswa mengamati dan guru menjelaskan prosedur kerja kelompok untuk menginfestigasi sifat-sifat cahaya. Siswa merencanakan tugas dan mengambil alat dan bahan yang disediakan oleh guru, selanjutnya siswa mulai menginfestigasi, berdiskusi, mengolah pendapat anggota kelompok sesuai dalam lembar kerja masing-masing dan menyiapkan laporan. Perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan investigasinya. Setiap kelompok menyimak dan membuat catatan dari kelompok lain. Guru dan siswa melakukan tanya jawab apa saja yang mereka investigasi dan apa yang mereka dapatkan karena setiap siswa diberikan topik investigasi yang berbeda maka pada ahir pembelajaran guru menayangkan video pembelajaran sifat-sifat cahaya seperti apa yang diinvestigasi sehingga semua mempunyai pemahaman yang sama dan mengingingat apa saja yang di investigasi.

Guru meluruskan pemahaman siswa dan memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan.

3) Kegitan Akhir

Guru memberikan tindak lanjut untuk siswa diminta mempelajari lagi “Sifat-sifat cahaya” dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.

b. Perteman Kedua 1) Kegiatan Awal

Penelitian Siklus I pertemuan kedua dilaksanakan 5 Maret 2015 jam 07.30-08.40 guru mengawali dengan menanyakan apa saja yang mereka ingat dari pembelajaran kemarin, menyampkan tujuan pembelajaran dan memotifas siswa untuk memperhatikan pembelajaran hari ini.

(7)

Guru menyakan apa yang mereka ingat tentang sifat-sifat cahaya dan contohnya. Guru membagi kelompok group investigation beranggotakan 5 siswa, memberikan lembar kerja dan memberikan arahan prosedur kerja. Guru menayangkan video pembelajaran sifat-sifat cahaya. Siswa menginvestigasi dan mengumpulkan informasi yang didapat. Siswa perwakilan kelompok secara bergantian mempresentasikan dan membuat kesimpulan bersama. Setelah semua kelompok selesai presentasi guru membagikan lembar evaluasi dan dikerjakan siswa.

3) Kegiatan Akhir

Setelah pembelajaran dan evaluasi selesai guru membarikan tindak lanjut untuk siswa mempelajari kembali sifat-sifat cahaya. Siswa mengemukakan pendapat pembelajaran hari ini.

2.2.1.3 Hasil Pengamatan

a. Pertemuan Pertama

Hasil pengamatan observer selama pembelajaran Siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

1) Pada umumnya penyampaikan materi sesuai dengan RPP hanya urutanya ada beberapa yang kurang runtut.

2) Waktu tidak sesuai dengan jam pelajaran yang ditentukan. 3) Siswa cenderung masih diam saat ditanya.

4) Pada saat pembagian kelompok siswa kebingungan dan butuh waktu untuk menjadikan siap.

5) Siswa kurang berpartisipasi mengemukakan pendapat dan melakukan investigasi sesuai dengan lembar kerja.

6) Saat presentasi yang dilakukan didepan kelas siswa terlihat gugup dan tidak bisa berbicara karena jarang melakukan presentasi.

7) Menyimpulkan pembelajaran tanpa melibatkan siswa. 8) Siswa terlihat antusias mengamati video pembelajaran.

9) Tidak semua siswa melakukan investigasi dan menjalankan tugas dalam kelompoknya.

(8)

Pada saat pembelajaran Siklus I pertemuan pertama berlangsung, peneliti meminta bantuan observer guru kelas V untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga ahir pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan aktivitas peneliti dan lembar keaktifan siswa yang telah dipersiapkan. Dari hasil observasi dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun kekurangan pada pertemuan pertama akan diperbaiki pada pertemuan kedua.

Hasil pengamatan aktivitas peneliti siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Aktivitas Peneliti Siklus I Pertemuan Pertama

No Aspek Indikator Skor

1. Persiapan Mempersiapkan ruang, alat dan kesiapan siswa.

Menyampikan apersepsi dan tujuan.

3,2 3,3

2. Penyampaian Menyampaikan materi, mengait- kan dengan realitas kehidupan dan mengatur pembelajaran

Menayangkan video, mengunakan media secara efisien dan melibat-kan siswa.

Mengunakan bahasa secara jelas, benar dan dengan gaya yang sesuai.

4,3,2

4,3,3

3,4,3

3. Pelatihan Membimbing siswa pada saat

diskusi dan mempresentasikan hasil 3,4,3,3 4. Penampilan hasil Melakukan refleksi, membuat

kesimpulan dan tindak lanjut

3,2,3

(9)

Dari hasil pengamatan aktivitas peneliti saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan model group investigation jumlah skor 61 yang berada pada interval skala 51-65 hal tersebut menunjukan aktivitas peneliti pada kategori Baik (B).

Sedangkan hasil pengamatan keaktifan siswa Siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan Pertama

No Kategori Interval Frekuensi Presentase (%)

1. Sangat Aktif 53-64 0 0%

2. Aktif 41-52 12 48%

3. Cukup Aktif 29-40 13 52%

4. Kurang Aktif 16-28 0 0%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama keaktifan siswa interval 53-64 adalah tidak ada (0%) pada kategori sangat aktif, interval 41-52 adalah 12 siswa (48%) pada kategori aktif, interval 29-40 adalah 13 siswa (52%) pada kategori cukup aktif dan pada interval 16-28 adalah tidak ada (0%) pada kategori yang kurang aktif. Jadi dapat disimpulkan keaktifan siswa pada siklus I pertemuan pertama masih kurang 50% siswa yang aktif. Hasil pengamatan keaktifan siswa Siklus I pertemuan pertama saat siswa mengikuti pembelajaran dengan model group investigation. Siswa sudah melakukan langkah-langkah pembelajaran group investigasion dengan berurutan sesuai dengan arahan guru. Seharusnya kegitan belajar mengajar 2 jam pelajaran menjadi lebih dari 2 jam pelajaran. Saat pembagian kelompok siswa terlihat kebingungan dan siswa masih ingin berkelompok dengan teman yang mereka pilih sendiri. Siswa masih kebingungan saat pembagian tugas dalam kelompok kerja group investigation. Saat melaksanakan investigasi siswa terlihat kebingungan apa yang seharusnya diteliti dan apa yang seharusnya di temukan, siswa juga belum bertukar pendapat antar teman satu kelompoknya, hal tersebut membutuhkan

(10)

peran guru untuk mengarahkan setiap masing-masing kelompok. Kelompok menyiapkan laporan ahir hanya sedikit dan tidak terlihat penemuan yang seharusnya menjadi inti penemuan. Setelah selesai menyiapkan laporan akhir siswa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil investigasinya dan pada saat mempresentasikan siswa gugup dan kurang lancar membacakannya.

b. Pertemuan Kedua

Pada siklus I pertemuan kedua ini kegiatan pembelajaran mulai berjalan dengan baik. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada Siklus I pertemuan kedua adalah sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran sudah sesuai dengan RPP.

2) Waktu pembalajaran sudah sesuai dengan rencana hanya sedikit telat. 3) Melakukan prosedur group investigation dengan benar

4) Pada saat pembentukan kelompok siswa paham dan lebih cepat berkumpul. 5) Siswa memperhatikan video pembelajaran dengan antusias.

6) Siswa dapat memahami langkah kerja dalam lembar dengan baik.

7) Siswa mulai mampu berkomunikasi dengan anggota saat menginvestigasi. Pada saat pembelajaran Siklus I pertemuan kedua peneliti meminta bantuan observer guru kelas V untuk mengamati jalanya pembelajaran dari awal sampai ahir dengan mengisi lembar pengamatan peneliti dan lembar keaktifan siswa yang telah disediakan. Dari hasil observasi yang dilakukan siswa sudah mulai menyenangi dan mengikuti pembelajaran IPA dengan antusias. Siswa mulai memahami langkah-langkah menginvestigasi. Siswa berani berpendapat dan berani mempresentasikan kedepan dengan percaya diri.

Hasil pengamatan aktivitas Peneliti Siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada tabel 4.5

Tabel 4.5

Aktivitas Peneliti Siklus I Pertemuan Kedua

No Aspek Indikator Skor

1. Persiapan Mempersiapkan ruang, alat dan kesiapan siswa.

(11)

Menyampikan apersepsi dan tujuan. 4,3

2. Penyampaian Menyampaikan materi, mengait- kan dengan realitas kehidupan dan mengatur pembelajaran

Menayangkan video,mengunakan media secara efisien dan

melibatkan siswa.

Mengunakan bahasa secara jelas,benar dan dengan gaya yang sesuai.

4,3,3

4,3,3

3,4,3

3. Pelatihan Membimbing siswa pada saat diskusi dan mempresentasikan hasil

3,4,3,3

4. Penampilan hasil Melakukan refleksi, membuat kesimpulan dan tindak lanjut

3,3,4

Jumlah Skor 67

Dari hasil pengamatan aktivitas peneliti saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan model group investigation jumlah skor 67 yang berada pada interval skala 66-80 hal tersebut menunjukan aktivitas peneliti pada kategori Sangat Baik (A).

Sedangkan hasil pengamatan keaktifan siswa Siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan Kedua

No Kategori Interval Frekuensi Presentase (%)

1. Sangat Aktif 53-64 5 20%

2. Aktif 41-52 15 60%

3. Cukup Aktif 29-40 5 20%

4. Kurang Aktif 16-28 0 0%

(12)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa pertemuan kedua keaktifan siswa interval 53-64 adalah 5 siswa (20%) pada kategori sangat aktif, interval 41-52 adalah 15 siswa (60%) pada kategori aktif, interval 29-40 adalah 5 siswa (20%) pada kategori cukup aktif, dan interval 16-28 adalah tidak ada (0%) pada kategori kurang aktif. Jadi dapat disimpulkan keaktifan siswa pada siklus I pertemuan kedua siswa kebanyakan aktif dan ada beberapa siswa yang sudah sangat aktif dalam proses pembelajaran, dan masih ada 5 siswa yang cukup aktif.

hasil pengamatan keaktifan siswa Siklus I pertemuan kedua saat siswa mengikuti pembelajaran dengan model group investigation. Siswa sudah melakukan langkah-langkah pembelajaran group investigasion dengan berurutan sesuai dengan arahan guru. Kegiatan belajar mengajar bejalan dengan 2 jam pelajaran tepat. Saat pembagian kelompok siswa terlihat sudah bisa menyesuaikan dengan kelompok yang dibentuk guru. Siswa mulai paham apa yang harus dikerjakan tugas masing-masing anggota dalam kelompok kerja group investigation. Saat melaksanakan investigasi siswa terlihat mulai bertukar pendapat dan menyampikan apa yang mereka amati, namun tetap membutuhkan peran guru untuk mengarahkan setiap masing-masing kelompok. Masing-masing kelompok mulai menunjukan penemuannya sesuai apa yang seharusnya ditemukan pada masing-masing topik. Siswa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil investigasinya yang mulai lebih banyak ditulis dan sesuai dengan topik masing-masing. Siswa terliat antusias mengikuti pembelajaran dan berani bertanya dengan teman atau guru jika belum memahami maksud dari langkah-langkah lembar kerja atau hal lain yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.

2.2.1.4 Hasil Tindakan

Hasil tindakan pada siklus 1 ini berupa hasil belajar IPA dan Keaktifan siswa. a. Hasil Belajar Siklus I

Pada Pertemuan pertama dan kedua Siklus I guru menerapkan model

group investigation. Rekapitulasi hasil belajar IPA Siklus I dapat dilihat pada Tabel 4.7 halaman berikutnya.

(13)

Tabel 4.7

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase

Tuntas ≥65 19 76%

Tidak Tuntas <65 6 24%

Jumlah 25 100%

Dari hasil analisis hasil belajar Siklus I, terdapat 19 siswa yang tuntas (76%) dan 6 siswa yang belum tuntas (24%) atau belum memenuhi kriteria ketuntasan IPA yaitu 65. Diagram ketuntasan hasil belajar Siklus I dapat dilihat pada Gambar Diagram 4.3 berikut:

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%

Tidak Tuntas Tuntas

<65 ≥65 24% 76% P re se n ta se Ketuntasan

Hasil Belajar Siklus I

<65 Tidak Tuntas

(14)

b.Keaktifan Siswa

Pengukuran keaktifan siswa dalam proses pembelajaran diklasifikasikan menjadi empat kategori. Distribusi frekuensi dan presentase keaktifan siswa Siklus I pertemuan pertama dan kedua dapat dilihat pada Tabel 4.8 halaman berikutnya.

Tabel 4.8

Keaktifan Siswa Siklus I Pertemuan Pertama dan Kedua No Kategori Interval Frekuensi

1 Presentase (%) 1 Frekuensi 2 Presentase (%) 2 1. Sangat Aktif 53-64 0 0% 5 20% 2. Aktif 41-52 12 48% 15 60% 3. Cukup Aktif 29-40 13 52% 5 20% 4. Kurang Aktif 16-28 0 0% 0 0% Jumlah 25 100% 25 100%

Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa kategori sangat aktif interval 53-64 frekuensi pertemuan pertama tidak ada (0%) dan frekuensi pertemuan kedua 5 (20%), kategori aktif interval 41-52 frekuensi pertemuan pertama 12 (48%) dan frekuensi pertemuan kedua 15 (60%), kategori cukup aktif interval 29-40 frekuensi pertemuan pertama 13 (52%) dan frekuensi pertemuan kedua 5 (20%), kategori kurang aktif interval 16-28 frekuensi pertemuan pertama dan kedua tidak ada (0%) hal tersebut menunjukan bahwa keaktifan siswa meningkat dilihat dari frekuensi atau presentase pertemuan pertama dan kedua siswa lebih banyak aktif. Peningkatan keaktifan siswa yang tadinya kurang aktif sekarang menunjukkan adanya peningkatan cukup aktif saat kegiatan belajar mengajar.

(15)

Diagram diskripsi frekuensi keaktifan siswa pada Siklus I dapat dilihat pada Gambar Diagram 4.4 berikut:

Gambar 4.4 Diagram Keaktifan Siswa Siklus I

2.2.1.5 Refleksi

Setelah melaksanakan kegitan pembelajaran pada Siklus I, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegitan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observasi pada Siklus I, yaitu:

Kelebihan :

a.Kegitan pembelajaran Siklus I berlangsung sesuai dengan harapan dalam RPP. b.Siswa antusias mengikuti pembelajaran dengan model group investigation

terlihat senang bekerja dalam kelompok.

c.Siswa lebih meningkat dalam segi keaktifan berkomunikasi dan menyampikan pendapatnya walau masih ada beberapa yang terlihat takut menyampikan pendapatnya. 0 2 4 6 8 10 12 14 16 1 2 Kurang Aktif 16-28 0 0 Cukup Aktif 29-40 13 5 Aktif 41-52 12 15 Sangat Aktif 53-64 0 5 0 0 13 5 12 15 0 5 Fr ek u e n si

(16)

d.Siawa antusias mengamati video pembelajaran berkaitan dengan materi, hal tersebut tampak dari siswa yang memperhatikan tanpa ribut.

e.Siswa sudah mampu melakukan langkah-langkah menginvestigasi, menyampikan gagasan dalam kelompok, dan menyusun laporan.

f. Keberanian siswa sudah mulai tumbuh terlihat dari saat siswa mempresentasikan hasil investigasi di depan kelas.

g.Keaktifan siswa Siklus I pertemuan kedua berada pada kategori 20% sangat aktif, 60% aktif, dan 20% cukup aktif hal tersebut membuktikan dengan model

group investigation meningkatkan keaktifan siswa dibandingkan saat kondisi awal dan Siklus I pertemuan pertama.

h.Hasil belajar menunjukan 76% siswa tuntas dan 24% belum tuntas hal tersebut membuktikan dengan group investigation hasil belajar meningkatkan jika dibandingkan dengan kondisi awal.

Kelemahan:

a.Dalam pembutan kelompok siswa cenderung ribut dan pilih-pilih teman. b.Siswa belum terbiasa menyampaikan pendapat secara individu.

c.Suasana kelas cenderung agak ribut.

d.Belum semua siswa membuat rangkuman secara individu.

Berdasarkan observasi pada Siklus I, hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran Siklus II diantaranya adalah :

a.Memberikan pengarahan agar siswa aktif dalam belajar dan bersikap lebih baik.

b.Memberikan pengarahan bahwa dalam pembentukan kelompok siswa harus menerima semua angota kelompok tanpa pilih-pilih teman.

c.Suasana kelas lebih dikondisikan agar siswa aktif berkomunikasi sesuai dengan pembelajaran bukan berarti ribut yang tidak sesuai dengan tema investigasi. d.Memberikan bimbingan kepada siswa secara merata ketika pembelajaran

berlangsung.

e.Membimbing siswa untuk membuat rangkuman matari saat angota kelompok lain presentasi hasil investigasi.

(17)

Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir Siklus I didapatkan bahwa hasil belajar siswa meningkat jika dibandingkan dengan kondisi awal, terbukti dari nilai yang diperoleh setelah mengunakan model group investigation

mencapai ketuntasan belajar (KKM=65) sebanyak 76% atau 19 siswa, yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 24% atau 6 siswa. Karena hasil belajar pada siklus I yang tuntas hanya 76% atau sebanyak 19 siswa maka belum memenuhi indikator tingkat keberhasilan hasil belajar mengunakan model group investigatin

yang seharusnya dicapai 80% atau 20 siswa yang tuntas.

Hasil observasi keaktifan siswa pada kondisi awal dilanjutkan Siklus I dari pertemuan pertama hingga kedua menunjukan keaktifan siswa meningkat. Keaktifan siswa pada kondisi terahir Siklus I pertemuan kedua menunjukan 20% siswa sangat aktif, 60% aktif dan 20% cukup aktif. Dari kondisi terahir tersebut bahwa ada 20% siswa belum mencapi kategori aktif sehingga belum memenuhi indikator keberhasilan keaktifan siswa yaitu 100% siswa aktif dalam proses belajar mengajar mengunakan model group investigation. Peningkatan keaktifan siswa yang tadinya kurang aktif sekarang menunjukkan adanya peningkatan cukup aktif saat kegiatan belajar mengajar.

Dari hasil hasil belajar IPA dan observasi keaktifan siswa kondisi awal dan Siklus I maka akan dilanjutakan pada Siklus II untuk memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran, hasil belajar IPA, dan keaktifan siswa agar mencapai pada indikator keberhasilan peningkatan hasil belajar IPA dan keaktifan siswa dengan mengunakan model group inveatigation.

4.2.2 Siklus II

Setelah mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam siklus I selanjutnya praktik pembelajaran Siklus II dilakukan dengan pokok bahasan “Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.” Dalam siklus II ini dilakukan melalui 2 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut:

4.2.2.1 Perencanaan

a. Pertemuan Pertama

Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan “Menerapkan

(18)

sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.” Persiapan alat dan bahan untuk investigasi tentang karya atau model yang menerapkan sifat-sifat cahaya, alat dan bahan (kardus, dua buah cermin datar, pisau silet, lem, kertas karton, plastik transparan / solatip bening, gunting, air), materi pembelajaran, LCD, laptop, speaker, video pembelajaran karya atau model yang menerapkan sifat-sifat cahaya, lembar kerja investigasi, lembar observasi peneliti dan lembar observasi keaktifan siswa.

b. Pertemuan kedua

Perencanaan siklus II pertemuan kedua sebagai tindak lanjut dari hasil belajar, keaktifan siswa dan kekurangan / kelebihan pada pertemuan pertama. Peneliti menyiapakan RPP, video pembelajaran karya atau model yang menerapkan sifat-sifat cahaya, LCD, laptop, lembar kerja sisiwa, lembar evaluasi yang berisi butur-butir soal setelah di uji validitas dan reliabilitas untuk mengukur hasil belajar dari siklus II, lembar observasi peneliti, dan lembar observasi keaktifan siswa.

4.2.2.2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan pertama dan kedua yang terbagi menjadi tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Masing–masing berlangsung selama 2 jam pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 Maret 2015 dan pertemua kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Maret 2015.

a. Pertemuan Pertama 1) Kegiatan Awal

Pada pertemuan pertama Siklus II dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2015 pada pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran dengan mengajak siswa melakukan senam otak untuk melatih konsetrasi siswa selanjutnya guru mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya, menginformasikan materi yang akan dipelajari yaitu “Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model” dilanjukan menyampikan tujuan pembelajaran, dan memotifasi siswa.

(19)

2) Kegitan Inti

Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran alat dan bahan untuk investigasi tentang karya atau model yang menerapkan sifat-sifat cahaya, alat dan bahan (kardus, dua buah cermin datar, pisau silet, lem, kertas karton, plastik transparan / solatip bening, gunting, air), materi pembelajaran, LCD, laptop, speaker, video pembelajaran karya atau model yang menerapkan sifat-sifat cahaya, lembar kerja investigasi, lembar observasi peneliti dan lembar observasi keaktifan siswa

Sebelum melakukan investigasi guru menanyakan apa saja yang mereka ketahui tentang alat yang dibuat dengan memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Guru menyampikan materi dan membagi siswa kedalam kelompok group investigation

yang beranggota 5 siswa, siswa bekumpul sesuai dengan kelompoknya, guru memberikan lembar kerja dan arahan prosedur kerja kelompok. Selanjutnya siswa merencanakan tugas yang akan dipelajari, mengambil alat dan bahan yang disediakan guru, siswa melakukan prosedur sesuai dengan lembar kerja kelompok dan menginvestigasi, berdiskusi serta mengolah pendapat anggota kelompok. Setelah selesai mediskusikan siswa menyiapkan lembar laporan. Siswa diberi waktu beberapa saat untuk mempersiapkan presentasi hasil investigasi. Saat kelompok lain presentasi siswa mencatat hasil investigasi dari kelompok yang presentasi. Untuk memperjelas pemahaman, setelah selesai memperesentasikan guru menayangkan video pembelajaran berkaitan karya atau model yang menerapkan sifat-sifat cahaya.

Guru meluruskan pemahaman siswa dan memberikan pengutan atas kerja kelompok. Siswa dan guru menyimpulkan bersama pembelajaran hari ini. Pada akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan terhadap kerja kelompok yang telah dilakukan.

3) Kegiatan Akhir

Guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari lagi “Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model” dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari ini.

(20)

b. Perteman Kedua 1) Kegiatan Awal

Penelitian Siklus II pertemuan kedua dilaksanakan 17 Maret 2015 jam 07.30-08.40 guru mengawali dengan menanyakan apa saja yang mereka ingat dari pembelajaran kemarin, menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotifas siswa untuk memperhatikan pembelajaran hari ini.

2) Kegiatan Inti

Guru menanyakan apa yang mereka ingat tentang teknologi yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya, dilanjukan dengan menyapaikan materi dan membagi siswa kedalam kelompok berangotakan 5 siswa. Setelah dibagi siswa berkumpul sesuai dengan kelompoknya. Siswa dikondisikan untuk tenang karena akan ditanyangkan video pembelajaran berkaitan teknologi yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya. Saat video diputar siswa memperhatikan, menginvestigasi, dan menulisnya dalam laporan. Secara bergantian kelompok mempresantasikan hasil investigasinya dan siswa lain mencatatnya. Pada ahir pembelajaran guru memberikan soal evalasi IPA.

3) Kegitan Akhir

Setelah pembelajaran dan evaluasi selesai guru membarikan tindak lanjut untuk siswa mempelajari kembali. Siswa mengemukakan pendapat tentang pembelajaran hari ini.

2.2.2.3 Hasil Pengamatan

a. Pertemuan Pertama

Hasil pengamatan observer selama pembelajaran Siklus II pertemuan pertama adalah sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran sudah sesuai dengan RPP. 2) Waktu pembalajaran sudah sesuai dengan rencana. 3) Melakukan prosedur group investigation dengan benar.

4) Pada saat pembentukan kelompok siswa paham dan cepat berkumpul. 5) Siswa memperhatikan video pembelajaran dengan antusias.

(21)

7) Semua anggota kelompok mulai berani mengemukakan pendapat dalam kelompok.

8) Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.

9) Saat presentasi anggota kelompok lain mencatat hasil investigasi kelompok lain.

10) Siswa aktif menjawab pertanyaan yang dilontarkan pengajar. 11) Siswa lebih berani mengemukakan pendapat hasil investigasinya. 12)Siswa melakukan presentasi dengan lancar.

13)Siswa berani bertanya hal yang belum dipahami berkaitan materi pelajaran yang diajarkan.

14)Pengajar dan siswa membuat kesimpulan bersama-sama.

Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan pertama berlangsung, peneliti meminta bantuan observer guru kelas V untuk mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga ahir pembelajaran dengan mengisi lembar pengamatan aktivitas peneliti dan lembar keaktifan siswa yang telah dipersiapkan. Dari hasil observasi dapat diketahui apa yang menjadi kelemahaan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun kekurangan pada pertemuan pertama akan diperbaiki pada pertemuan kedua.

Hasil pengamatan aktivitas peneliti Siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Aktivitas Peneliti Siklus II Pertemuan Pertama

No Aspek Indikator Skor

1. Persiapan Mempersiapkan ruang, alat dan kesiapan siswa.

Menyampikan apersepsi dan tujuan.

4,4

4,3 2. Penyampaian Menyampaikan materi, mengait-

kan dengan realitas kehidupan dan mengatur pembelajaran

Menayangkan video, mengunakan

(22)

media secara efisien dan melibat- kan siswa.

Mengunakan bahasa secara jelas, benar dan dengan gaya yang sesuai.

4,4,4

3,4,3

3. Pelatihan Membimbing siswa pada saat diskusi dan mempresentasikan hasil.

3,4,3,4

4. Penampilan hasil Melakukan refleksi, membuat kesimpulan dan tindak lanjut.

4,3,4

Jumlah Skor 73

Dari hasil pengamatan aktivitas peneliti saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan model group investigation jumlah skor 73 yang berada interval Skala 51-65 hal tersebut menunjukan aktivitas peneliti pada kategori Sangat Baik (A).

Sedangkan hasil pengamatan keaktifan siswa Siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10

Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan Pertama

No Kategori Interval Frekuensi Presentase (%)

1. Sangat Aktif 53-64 8 32%

2. Aktif 41-52 17 68%

3. Cukup Aktif 29-40 0 0%

4. Kurang Aktif 16-28 0 0%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa pada pertemuan pertama keaktifan siswa interval 53-64 adalah 8 siswa (32%) pada kategori sangat aktif, interval 41-52 adalah 17 siswa (68%) pada kategori aktif, interval 29-40 adalah tidak ada (0%) pada kategori cukup aktif dan pada interval 16-28 adalah tidak ada

(23)

(0%) pada kategori yang kurang aktif. Jadi dapat disimpulkan keaktifan siswa pada siklus II pertemuan pertama 17 siswa aatif dan 8 siswa sangat aktif.

Hasil pengamatan keaktifan siswa Siklus II pertemuan pertama saat siswa mengikuti pembelajaran dengan model group investigation. Siswa sudah melakukan langkah-langkah pembelajaran group investigasion dengan berurutan tanpa arahan guru.. Siswa bisa menyesuaikan dengan kelompok yang dibentuk guru. Siswa paham apa yang harus dikerjakan masing-masing anggota dalam kelompok kerja group investigation. Saat melaksanakan investigasi siswa terlihat berani bertukar pendapat dan menyampikan apa yang mereka amati. Penemuannya kelompok sesuai apa yang seharusnya ditemukan pada masing-masing topik. Siswa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil investigasinya dengan berani dan hasinya sesuai dengan topik masing-masing. Siswa antusias mengikuti pembelajaran dan berani bertanya dengan teman atau guru jika belum memahami maksud dari langkah-langkah lembar kerja atau hal lain yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.

b. Pertemuan Kedua

Pada Siklus II pertemuan kedua ini kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada Siklus II pertemuan kedua adalah sebagai berikut:

1) Proses pembelajaran sudah sesuai dengan RPP. 2) Waktu pembalajaran sesuai dengan rencana.

3) Melakukan prosedur group investigation dengan benar.

4) Pada saat pembentukan kelompok siswa paham dan lebih cepat berkumpul. 5) Siswa memperhatikan video pembelajaran dengan antusias.

6) Siswa dapat memahami langkah kerja dalam lembar dengan baik. 7) Siswa mampu berkomunikasi dengan anggota saat menginvestigasi.

Pada saat pembelajaran Siklus II pertemuan kedua peneliti meminta bantuan observer guru kelas V untuk mengamati jalanya pembelajaran dari awal sampai akhir dengan mengisi lembar pengamatan peneliti dan lember pengamatan keaktifan siswa yang telah disediakan. Dari hasil observasi yang dilakukan, siswa menyenangi dan mengikuti pembelajaran IPA dengan antusias dan lebih terarah.

(24)

Siswa memahami langkah-langkah menginvestigasi. Siswa berani berpendapat dan berani mempresentasikan kedepan dengan percaya diri.

Hasil pengamatan aktivitas Peneliti Siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11

Aktivitas Peneliti Siklus II Pertemuan Kedua

No Aspek Indikator Skor

1. Persiapan Mempersiapkan ruang, alat dan kesiapan siswa.

Menyampikan apersepsi dan tujuan.

4,4

4,4 2. Penyampaian Menyampaikan materi, mengaitkan

dengan realitas kehidupan dan mengatur pembelajaran.

Menayangkan video, mengunakan media secara efisien dan meli- batkan siswa.

Mengunakan bahasa secara jelas, benar dan dengan gaya yang sesuai.

4,4,4

4,4,4

3,4,3

3. Pelatihan Membimbing siswa pada saat diskusi

dan mempresentasikan hasil. 4,4,4,4 4. Penampilan hasil Melakukan refleksi, membuat kesim-

pulan dan tindak lanjut. 4,4,4

Jumlah Skor 78

Dari hasil pengamatan aktivitas peneliti saat menyampaikan proses pembelajaran dengan menerapkan model group investigaton jumlah skor 78 yang berada pada interval skala 66-80 hal tersebut menunjukan aktivitas peneliti pada kategori Sangat Baik (A).

Sedangkan hasil pengamatan keaktifan siswa Siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada Tabel 4.12 halaman berikutnya.

(25)

Tabel 4.12

Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan Kedua

No Kategori Interval Frekuensi Presentase (%)

1. Sangat Aktif 53-64 16 64%

2. Aktif 41-52 9 36%

3. Cukup Aktif 29-40 0 0%

4. Kurang Aktif 16-28 0 0%

Jumlah 25 100%

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa pertemuan kedua keaktifan siswa yang berada pada interval 53-64 adalah 16 siswa (64%) pada kategori sangat aktif, interval 41-52 adalah 9 siswa (36%) pada kategori aktif, interval 29-40 adalah tidak ada (0%) pada kategori cukup aktif, dan interval 16-28 adalah tidak ada (0%) pada kategori kurang aktif. Jadi dapat disimpulkan keaktifan siswa pada siklus II pertemuan kedua sebanyak 16 siswa sangat aktif dan 9 siswa aktif mengikuti pembelajaran.

Hasil pengamatan keaktifan siswa Siklus II pertemuan kedua saat siswa mengikuti pembelajaran dengan model group investigation. Siswa sudah melakukan langkah-langkah pembelajaran group investigasion dengan berurutan. Pembagian kelompok terlihat heterogen dan siswa terlihat tidak mempermaslahkan. Siswa cekatan dan antusias apa yang harus dikerjakan masing-masing anggota dalam kelompok kerja group investigation. Saat melaksanakan investigasi siswa terlihat banyak bertukar pendapat dan menyampikan apa yang mereka amati. Siswa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil investigasinya secara bergantian dengan berani dan hasilnya sesuai dengan topik masing-masing. Siswa antusias mengikuti pembelajaran dan berani bertanya dengan teman atau guru jika belum memahami maksud dari langkah-langkah lembar kerja atau hal lain yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar.

(26)

2.2.1.4 Hasil Tindakan

Hasil tindakan pada siklus II ini berupa hasil belajar IPA dan Keaktifan siswa.

a.Hasil Belajar Siklus II

Pada Pertemuan pertama dan kedua Siklus II guru menerapkan model

group investigation. Rekapitulasi hasil belajar IPA Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.13 pada halaman berikutnya.

Tabel 4.13

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase

Tuntas ≥65 25 100%

Tidak Tuntas <65 0 0%

Jumlah 25 100%

Dari hasil analisis hasil belajar Siklus II, terdapat 25 siswa yang tuntas (100%) dan tidak ada siswa yang tidak tuntas (0%). Diagram ketuntasan hasil belajar Siklus II dapat dilihat pada Gambar Diagram 4.5 berikut:

Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Tidak Tuntas Tuntas

<65 ≥65 0% 100% p re se n ta se Ketuntasan

Hasil Belajar Siklus II

<65 Tidak Tuntas

(27)

b.Keaktifan Siswa

Pengukuran keaktifan siswa dalam proses pembelajaran diklasifikasikan menjadi empat kategori. Distribusi frekuensi dan presentase keaktifan siswa Siklus II pertemuan pertama dan kedua dapat dilihat pada Tabel 4.14 halaman berikutnya.

Tabel 4.14

Keaktifan Siswa Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua No Kategori Interval Frekuensi

1 Presentase (%) 1 Frekuensi 2 Presentase (%) 2 1. Sangat Aktif 53-64 8 32% 16 64% 2. Aktif 41-52 17 68% 9 36% 3. Cukup Aktif 29-40 0 0% 0 0% 4. Kurang Aktif 16-28 0 0% 0 0% Jumlah 25 100% 25 100%

Dari Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa kategori sangat aktif interval 53-64 frekuensi pertemuan pertama 8 siswa (32%) dan frekuensi pertemuan kedua 16 siswa (64%), kategori aktif interval 41-52 frekuensi pertemuan pertama 17 siswa (68%) dan frekuensi pertemuan kedua 9 siswa (36%), kategori cukup aktif interval 29-40 frekuensi pertemuan pertama tidak ada (0%) dan frekuensi pertemuan kedua tidak ada (0%), kategori kurang aktif interval 16-28 frekuensi pertemuan pertama dan kedua tidak ada (0%) hal tersebut menunjukan bahwa keaktifan siswa meningkat dilihat dari frekuensi atau presentase pertemuan pertama dan kedua dalam Siklus II. Dari hasil pengamatan pada tebel tersebut terlihat bahwa pertemuan kedua menunjukan 16 siswa pada kategori sangat aktif dan 9 siswa pada kategori aktif sehingga keaktifan siswa menunjukan peningkatan

(28)

yang signifikan pada Siklus II pertemuan kedua dalam mata pelajaran IPA di kelas V SD Kaliwungu 02 Semester II.

Keaktifan siswa saat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model group investigation dapat dilihat kemajuanya. Saat mengidentifikasi topik dan membuat kelompok yang dibagi secara heterogen siswa mau menerima angota kelompoknya. Saat merencanakan tugas yang akan dipelajari siswa terlihat cekatan dan memahami apa yang seharusnya dilakukan. Siswa melakukan invetigasi sesuai dengan langkah-langkah topik yang mereka kaji. Pertemuan saat menyiapkan laporan akhir siswa menuliskan banyak temuanya dan sesuai dengan yang seharusnya mereka. Siswa perwakilan kelompok mempresentasikan hasil investigasinya dengan antusias dan lebih baik.

Diagram diskripsi frekuensi keaktifan siswa pada Siklus II dapat dilihat pada Gambar Diagram 4.6 berikut:

Gambar 4.6 Diagram Keaktifan Siswa Siklus II

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 1 2 Kurang Aktif 16-28 0 0 Cukup Aktif 29-40 0 0 Aktif 41-52 17 9 Sangat Aktif 53-64 8 16 0 0 0 0 17 9 8 16 Fr ek u e n si

(29)

2.2.1.5 Refleksi

Setelah melaksanakan kegitan pembeljaran pada Siklus II, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegitan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan atau temuan dari observasi pada Siklus II, yaitu:

Kelebihan :

1)Siswa antusias mengikuti pembelajaran dengan model group investigation

terlihat senang bekerja dalam kelompok dan aktif dalam diskusi.

2)Siswa meningkat dalam segi keaktifan berkomunikasi dan menyampikan pendapatnya dan bertanya.

3)Siswa mampu melakukan langkah-langkah menginvestigasi, menyampikan gagasan dalam kelompok, dan menyusun laporan tanpa diberi arahan guru. 4)Keberanian siswa sudah tumbuh terlihat dari saat siswa mempresentasikan

hasil investigasi di depan kelas siswa tidak ragu-ragu dan menyampikanya dengan lancar tanpa melihat teks laporan secara utuh.

Kelemahan:

1) Masih sedikit ribut saat awal pembelajaran.

2) Ada beberapa siswa yang masih sedikit gugup saat presentasi kedepan.

Dari hasil evaluasi yang dilakukan pada ahir Siklus II didapatkan bahwa hasil belajar siswa meningkat jika dibandingkan dengan Siklus I, terbukti dari nilai yang diperoleh setelah mengunakan model group investigation mencapai ketuntasan belajar (KKM=65) sebanyak 100% atau 25 siswa. Karena hasil belajar pada siklus II yang tuntas 100% atau sebanyak 25 siswa maka sudah memenuhi indikator tingkat keberhasilan hasil belajar mengunakan model group investigatin

yang seharusnya dicapai yaitu 80% atau 20 siswa yang tuntas. Pada kenyatanya hasil belajar siklus II menunjukan bahwa 100% siswa Tuntas hal tersebut menunjkan bahwa lebih besar dari indikator keberhasilan yang ditetapkan.

Hasil observasi keaktifan siswa pada Siklus I dilanjutkan Siklus II dari pertemuan pertama hingga kedua menunjukan keaktifan siswa meningkat. Keaktifan siswa pada kondisi terahir Siklus II pertemuan kedua menunjukan 64% siswa sangat aktif dan 36% aktif. Dari kondisi terahir tersebut diketahui bahwa

(30)

banyak siswa yang sudah berada pada kategori sangat aktif dan beberapa siswa pada kategori aktif. Hal tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan keaktifan siswa yaitu 100% siswa aktif dalam proses belajar mengajar mengunakan model

group investigation.

Hasil pengamatan keaktifan siswa pada Siklus I dilanjutkan Siklus II dari pertemuan pertama hingga kedua menunjukan keaktifan siswa meningkat. Siswa aktif dalam proses belajar mengajar mengunakan model group investigation.

Siswa antusias dan mengikuti kegiatan belajar mengajar sesuai dengan langkah-langkah group investigation. Siswa juga berani bertanya dan menyampikan pendapatnya terhadap teman dan guru. Hal tersebut menunjukkan siswa berani bertanya dan menunjukkan rasa keingintauanya terhadap materi yang sedang dipelajari. Siswa terlihat percaya diri mempresentasikan hasil temuanya.

4.3 Analisis Data

Berdasarkan hasil tindakan dari kondisi awal, Siklus I dan Siklus II maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa selalu mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar IPA dan keaktifan siswa kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II setelah mengikuti proses belajar mengajar menggunkan model group investigation.

4.3.1 Hasil Belajar Hasil belajar IPA berdasarkan hasil evaluasi kondisi awal, Siklus I dan Siklus II selalu mengalami kenaikan. Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar siswa kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No. Kategori Kondisi Awal Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %

1 Tuntas 9 36 19 76 25 100

2 Tidak Tuntas 16 64 6 24 0 0

(31)

Berdasarkan Tabel 4.15, dapat diketahui bahwa adanya peningkatan hasil belajar IPA yang memenuhi kriteria ketuntasan (KKM = 65). Terbukti untuk prsentase ketuntasan pada kondisi awal hanya 36% kemudian pada saat penerapan model group investigation presentase ketuntasan siklus I sebesar 76% dan pada Siklus II presentase ketuntasan menjadi 100%. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan mengunakan model group investigation dapat meningkatkan hasil beljar siswa.

Rekapitulasi peningkatan hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar Diagram 4.7 berikut:

Gambar 4.7 Diagram Hasil Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

0% 20% 40% 60% 80% 100% Kondisi Awal Siklus I Siklus II Tidak Tuntas < 65 64% 24% 0% Tuntas ≥ 65 36% 76% 100% 36% 76% 100% 64% 24% 0% P re se n ta se

Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan

Siklus II

(32)

4.3.2 Keaktifan Siswa

Pada saat proses pembelajaran berlangsung antusias dan ketertarikan siswa yang baik menunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Rekapitulasi keaktifan siswa kondisi awal, Siklus I (pertemuan pertama dan kedua ) dan Siklus II ( pertemuan pertama dan kedua) dapat dilihat pada Tabel 4.16 halaman berikutnya.

Tabel 4.16

Rekapitulasi Keaktifan Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No Kategori Kondisi Awal Siklus I Siklus II P1 P2 P1 P2 F % F % F % F % F % 1. Sangat Aktif 0 0 0 0 5 20 8 32 16 64 2. Aktif 7 28 12 48 15 60 17 68 9 36 3. Cukup Aktif 10 40 13 52 5 20 0 0 0 0 4. Kurang Aktif 8 32 0 0 0 0 0 0 0 0 Jumlah 25 100 25 100 25 100 25 100 25 100 Keterangan : P1 : Pertemuan 1 P2 : Pertemuan 2 F : Frekuensi % : Presentase

Dari Tabel 4.16, dapat ketahui bahwa frekuensi terbanyak pada kondisi awal berada pada kategori cukup aktif 10 siswa, kurang aktif 8 siswa dan aktif 7 siswa. Pada Siklus I pertemuan pertama dapat diketahui frekuensi terbanyak berada pada kategori cukup aktif 13 siswa dan aktif 12 siswa. Siklus I pertemuan kedua frekuensi terbanyak pada kategori aktif 15 siswa, cukup aktif 5 siswa dan sangat aktif 5 siswa. Siklus II pertemuan pertama dapat diketahui frekuensi

(33)

terbanyak pada kategori aktif 17 siswa dan sangat aktif 8 siswa. Siklus II pertemuan kedua frekuensi terbanyak pada kategori sangat aktif 16 siswa dan aktif 9 siswa. Hal ini menunjukan bahwa dengan mengunakan model group investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa dilihat dari frekuensi siswa yang mengalami peningkatan keaktifan siswa menjadi aktif dan sangat aktif di Siklus II pertemuan kedua.

Hasil pengamatan keaktifan siswa pada kondisi awal, Siklus I pertemuan pertama dan kedua dilanjutkan Siklus II pertemuan pertama dan kedua menunjukan keaktifan siswa meningkat. Mengidentifikasi topik dan membuat kelompok, siswa terlihat adanya peningkatan terlihat pada kondisi sebelumnya kebingungan saat pembentukan kelompok, membutuhkan waktu lama untuk membentuk kelompok namun kondisi akhir menunjukkan siswa cepat dalam pembentukan kelompok dan menerima pembentukan kelompok yang dibagi guru secara heterogen. Merencanakan tugas yang akan dipelajari siswa pada kondisi sebelumnya masih kebingungan dan tidak memahami apa yang seharusnya dikerjakan namun pada kondisi terahir siswa menunjukkan mempu membagi tugas dalam kelompoknya. Melaksanakan investigasi yang pada kondisi sebelumnya masih kebingungan dan melakukan investigasi tidak sesuai dengan topiknya, kondisi terakhir menunjukkan siswa melakukan sesuai dengan langkah-langkah kerja dan sesuai dengan topik masing-masing kelompok. Menyipkan laporan akhir pada kondisi sebelumnya siswa hanya menuliskan sedikit dan tidak sesuai dengan topik, pada kondisi terakhir siswa menyiapkan laporan sesuai dengan topik dan temuanya. Mempresentasikan laporan akhir siswa pada kondisi sebelumnya terlihat gugup dan tidak percaya diri, pada kondisi terahir siswa terlihat percayadiri. Saat mengamati video pembelajaran siswa terlihat mengamati dengan seksama dan antsias. Siswa melakukan evaluasi dengan mengerjakan sendiri-sendiri dan tenang. Berdasarkan hal-hal tersebut dapat dilihat kemajuan peningkatan keaktifan siswa saat kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model group investigation.

(34)

Rekapitulasi peningkatan keaktifan siswa pada kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II dapat dilihat pada Gambar Diagram 4.8 berikut:

Gambar 4.8 Diagram Keaktifan Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

4.4 Pembahasan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan mengunkan model

group investigation yaitu pembelajaran yang dilakukan bersama anggota kelompok untuk menginvestigasi topik yang ditentukan mampu meningkatkan

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Kondisi Awal Siklus I Pertemuan 1 Siklus I Pertemuan 2 Siklus II Pertemuan 1 Siklus II Pertemuan 2 Kurang Aktif 8 0 0 0 0 Cukup Aktif 10 13 5 0 0 Aktif 7 12 15 17 9 Sangat Aktif 0 0 5 8 16 8 0 0 0 0 10 13 5 0 0 7 12 15 17 9 0 0 5 8 16 Fr e ku en si

Keaktifan Siswa Kondisi Awal, Siklus I dan

Siklus II

(35)

hasil belajar IPA kelas V SD Kaliwungu 02. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agung Budhi Pranyoto (2013) dan Sutrisno (2012) dalam penelitian yang dilakukan. Sedangkan keaktifan siswa dengan menerapkan model

group investigation menjadikan siswa lebih antusias bekerja kelompok dan aktif dalam proses belajar mengajar hal ini sejalan dengan kelebihan group investigation yang ditulis oleh Robert E. Salvin (2005). Siswa juga lebih tertarik dengan diputarkannya video pembelajaran berkaitan dengan materi yang diajarkan hal ini sejalan dengan manfaat video untuk meberikan pengetahuan secara merata kepada seluruh siswa, menerangkan suatu proses dan memberikan kesan kepada siswa, sehingga siswa lebih mudah mengingat materi yang diajarkan dan lebih memahami pembelajaran yang disampikan.

Gambar

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal  Berikut  ini  merupakan  Tabel  4.2  Distribusi  Frekuensi  Keaktifan  Siswa  pada Kondisi Awal
Gambar 4.2 Diagram Keaktifan Siswa Kondisi Awal     012345678910 16-28 29-40 41-52 53-64Kurang Aktif
Diagram  diskripsi  frekuensi  keaktifan  siswa  pada  Siklus  I  dapat  dilihat  pada Gambar Diagram 4.4 berikut:
Tabel 4.13 pada halaman berikutnya.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek anti kanker ekstrak ethanol propolis (EEP) yang berasal dari Kerjo, Karanganyar pada kultur sel kanker payudara

Suhu rata-rata malam hari lebih rendah daripada siang hari karena pada malam hari sumber panas hanya didapat dari tungku saja, namun suhu pada malam hari lebih konstan

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Dorongan Manajemen Lingkungan dan Manajemen

Sams Teach Yourself Android™Application Development in 24 Hours (0321673352).. Copyright ©2010 Lauren Darcey and

angka berpikir Anababe potret pembelajaran yang dapat terlihat pada siswa diantaranya; para siswa merasakan senang termotivasi untuk belajar karena pola berpikir menjadi

Jika rata – rata industri untuk Inventory to net working capital adalah 0,12 kali (Kasmir : 142), keadaan perusahaan pada tahun 2013 dan 2014 kurang baik karena masih di

Menaburkan bubuk abate (abatisasi) pada kolam atau tempat penampungan bak air yang sulit dikuras untuk membunuh jentik nyamuk. 2) Memberantas nyamuk dewasa, yaitu

Dengan melihat pada gambar 2.11, maka Randeman efektif pompa yang didapat adalah sebesar 86%.. Berikut ini adalah data rancangan yang akan digunakan untuk menentukan