• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

34

BAB III

ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL

3.1 Metode Perancangan Pada Analisa Impeller

Didalam melakukan dibutuhkan metode perancangan yang digunakan untuk menentukan proses penelitian guna mendapatkan hasil yang maksimal. Berikut ini adalah metode perancangan yang dibuat seperti pada gambar dibawah ini.

(2)

35 3.2 Perhitungan Head Total Pompa (actual)

Gambar 3.2 Sistem pemipaan pada pompa scale well

Diketahui sebuah pompa scale well memiliki spesifikasi sebagai berikut :

1. Debit (Q) = 970 m3/h = 0.2694 m3/s 2. Head statis = 15.25 m 3. Dia. Suction = 250 mm = 0.25 m 4. Dia. Discharge = 250 mm = 0.25 m 5. Panjang Pipa = 20 m 6. Kecepatan = 1485 rpm 7. 4 Elbow

8. 1 Swing Check Valve

9. Temperature air yang masuk ke dalam pompa adalah 28.9oC. 10.Nilai pH pada air adalah 6.5

Suction discharge

(3)

36 Berikut ini adalah hasil analisa :

1. Kecepatan Aliran

2. Bilangan Reynold

Pompa scale well bekerja pada temperature 28.9oC sehingga viskositas kinematik didapat 0,824 x 10-6 m2/ sdan massa jenis sebesar 996,22 kg/m3 (lampiran)

Besarnya angka Reynolds digunakan untuk menentukan jenis alirannya. Re < 2000 = Aliran Laminar

2000 < Re < 4000 = Aliran Transisi Re > 4000 = Aliran Turbulent

Dengan Melihat Moody Chart (lampiran), maka : Re = (Aliran Turbelent)

Pada pompa scale well menggunakan jenis pipa besi cor sehingga di dapat nilai kekasaran sebesar 0.26 mm.(lampiran)

Sehingga nilai koefisien gesek pada pipa (f) f = 0.0204

(4)

37 3. Head Loss Akibat Gesekan

4. Head Loss Minor

Nilai Σk adalah jumlah rugi-rugi pada pipa dan sambungan pipa.

a. Elbow = 0.16 x 4`= 0,64

b. Swing Check Valve = 2

c. Total = 2.64

Sehingga,

5. Head Loss Total

6. Head Pompa 7. Daya Air 8. Kecepatan Spesifik √

(5)

38 9. Randeman efektif pompa

10. Dengan melihat pada gambar 2.11, maka Randeman efektif pompa yang didapat adalah sebesar 86%. 11. Daya Pompa

3.3 Perhitungan Head Total Pompa (Rancangan)

Diketahui sebuah pompa scale well memiliki spesifikasi sebagai berikut :

1. Debit (Q) = 1200 m3/h = 0.3 m3/s 2. Head statis = 15.25 m 3. Dia. Suction = 250 mm = 0.25 m 4. Dia. Discharge = 250 mm = 0.25 m 5. Panjang Pipa = 20 m 6. Kecepatan = 1485 rpm 7. 4 Elbow

8. 1 Swing Check Valve

9. Temperature air yang masuk ke dalam pompa adalah 28.9oC. 10.Nilai pH pada air adalah 6.5

Berikut ini adalah hasil analisa : 1. Kecepatan Aliran

(6)

39 2. Bilangan Reynold

Pompa scale well bekerja pada temperature 28.9oC sehingga viskositas kinematik didapat 0,824 x 10-6 m2/ sdan massa jenis sebesar 996,22 kg/m3 (lampiran)

Besarnya angka Reynolds digunakan untuk menentukan jenis alirannya. Re < 2000 = Aliran Laminar

2000 < Re < 4000 = Aliran Transisi Re > 4000 = Aliran Turbulent

Dengan Melihat Moody Chart (lampiran), maka : Re = (Aliran Turbelent)

Pada pompa scale well menggunakan jenis pipa besi cor sehingga di dapat nilai kekasaran sebesar 0.26 mm.(lampiran)

Sehingga nilai koefisien gesek pada pipa (f) f = 0.0206

3. Head Loss Akibat Gesekan

(7)

40 4. Head Loss Minor

Nilai Σk adalah jumlah rugi-rugi pada pipa dan sambungan pipa.

d. Elbow = 0.16 x 4`= 0,64

e. Swing Check Valve = 2

f. Total = 2.64

Sehingga,

5. Head Loss Total

6. Head Pompa 7. Daya Air 12. Kecepatan Spesifik √ √ 13. Randeman efektif pompa

Dengan melihat pada gambar 2.11, maka Randeman efektif pompa yang didapat adalah sebesar 86%.

(8)

41 14. Daya Pompa

3.5 Penentuan Ukuran Utama Impeller.

Berikut ini adalah data rancangan yang akan digunakan untuk menentukan ukuran impeller :

1. Debit =1200 m3/h = 5283.6 gpm.

2. Head Total (H) = 23,4 meter = 76,77 ft.

3. Kecepatan = 1485 rpm.

4. Kecepatan Spesifik = 76,45

5. SHP = 71,64 kW = 96,0708 hp

a) Hitung Momen Torsi

Dengan asumsi bahwa tegangan geser yang diijinkan untuk bahan poros adalah 4000 psi

b) Hitung Diameter Poros

√ √

Untuk mencegah terjadinya lenturan yang berlebihan. Maka diameter hub DH dapat dibuat sebesar 2,5 in.

(9)

42 c) Hitung Diameter Mata Impeller

Debit yang digunakan adalah 1200 m3/h atau sama dengan 0,3 m3/s sehingga jika diubah kedalam satuan menjadi 11.8 ft3/s. Flens hisap melewatkan air sebanyak 11,8 ft3/s. sehingga dibutuhkan perhitungan kecepatan pada sisi hisap adalah

Kecepatan absolut air pada mata impeller Vo dan pada sisi masuk sudu V1 diambil sebesar 11 ft/s.

Dengan melihat hasil tersebut maka, diameter yang dipakai matanya (Do) adalah 9 in.

d) Hitung Kecepatan Keliling pada Diameter Mata Impeller

e) Hitung Tangen Sudut Sisi Masuk

(10)

43 f) Diameter Luar Impeller

√ √

Agar lebih aman maka diameter luar impeller dibuat 12 in. g) Kerugian Kebocoran

Dengan menganggap nilai ruang bebas rata-rata adalah 16.7 ( didapat berdasarkan gambar ), sehingga ruang bebas diametral menjadi :

h) Luas Ruang Bebas.

i) Kecepatan Pada Keliling Impeller

Komponen kecepatan Vu2 yang sesungguhnya dari kecepatan absolut sisi keluar V2 adalah

Dengan memberi asumsi bahwa harga ηω = 0,7 sehingga nilai V’u2

(11)

44

Diagram kecepatan sisi keluar dapat digambarkan (gambar 3.). untuk itu diperlukan perhitungan tangen sudut sisi keluar actual α2.

Sehingga nilai dari α2 = 18,3o

, sudut dapat diperbesar menjadi 19o. kecepatan absolut sisi keluar adalah

Gambar 3.3 Diagram kecepatan sisi keluar.

j) Tinggi Tekan yang terjadi pada Wearing Ring.

(12)

45 Untuk mendapatkan nilai C dapat dilihat pada lampiran. Untuk cincin yang sejenis dengan no 8 dan 9 pada lampiran, dan dengan kecepatan 1485 rpm, serta ruang bebas diameteral sebesar 0,021 in, akan didapat koefisien aliran adalah 0,64167.

√ √ l) Persentase Kebocoran.

Kerugian akibat kebocoran biasanya ada pada nilai 2 hingga 10 persen sehingga persentase kebocoran hasil hitungan 1,8% masih diperbolehkan. m) Ketebalan Sisi Keluar Impeller.

n) Ketebalan Sisi Masuk Impeller.

Dengan menganggap factor kontraski sisi masuk = 0,85 maka didapat perhitungan :

(13)

46

3.6 Hasil analisa ukuran-ukuran untuk mendesain impeller :

a) Diameter poros, Ds= 1,73 in = 43,942 mm

b) Diameter hub impeller, DH = 2,5 in = 63,5 mm

c) Diameter mata impeller, Do= 9 in = 228.6 mm

d) Diameter pada ujung sudu sisi masuk,, D1 = 9 in = 228.6 mm

e) Lebar laluan pada sisi masuk, b1 = 3,26 in = 82,804 mm

f) Sudut sudu pada sisi masuk, β1 = 11 o

g) Diameter sisi keluar impeller, D2 = 12 in = 304,8 mm

h) Sudut sudu pada sisi keluar, β2 = 20 o

i) Lebar laluan total pada sisi keluar, b2 = 4,35 in = 110,49 mm

j) Sudut air meninggalkan impeller, α2 = 18,3 o

k) Jumlah sudu-sudu impeller, Z = 3

3.7 Koordinat Polar

Dengan mengacu pada ukuran impeller yang sudah dihitung maka didapat perhitungan untuk membentuk sudu pada impeller :

(14)

47 Tabel 3.1 Hasil Perhitungan menggunakan metode koordinat Polar.

Lingkaran R β tan β 1/(R tan

β) 1/(R tan β) ΔR ΔR/(R tan β) Δθ θ 1 4,5 11 0,194 1,145 1,032 0,300 0,291 16,670 0,000 B 4,8 12,8 0,227 0,918 16,670 C 5,2 15,2 0,272 0,707 0,812 0,400 0,492 28,225 44,896 D 5,6 17,6 0,317 0,563 80,996 2 6 20 0,364 0,458 0,635 0,400 0,630 36,101 125,904 0,511 0,400 0,783 44,908

Dari perhitungan diatas maka didapatkan sketsa seperti pada gambar 3.2.

Gambar 3.4 Sketsa Sudu Impeller

3.8 Pemilihan Bahan

Untuk pemilihan bahan maka dilakukan pengecekan kualitas air sehingga akan didapat hasil yang cocok untuk bahan impeller.

(15)

48 Gambar 3.5 Hasil pengecekan pH.

Berdasarkan hasil pengecekan pada gambar 3.3 maka didapat nilai pH sebesar 6,5 artinya bahan yang cocok dengan mengacu pada tabel 2.2 maka didapat bahan brons,besi atau kombinasi keduanya.

3.9 Pemilihan Daya Motor.

Pada Perhitungan Bab III halaman 34 didapat data sebagai berikut : 1. Daya Air (P4)

2. Randeman efektif pompa

Dengan melihat pada gambar 2.11, maka Randeman efektif pompa yang didapat adalah sebesar 86%.

(16)

49 3. Daya Pompa (P3)

Tabel 3.2 Data Motor Pompa Scale Well

Data Motor Pompa Scale Well Manufaktur Loher Kecepatan 1485 RPM Daya 90 kW Efisiensi 1,08 Cos θ 0,85 380 Δ Serial No. 5080242

Dari Data diatas maka dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui daya penggerak pompa :

P2 = P3

P1 = P2 x η Motor

P1 = 71.64 kW x 1,08 = 77,37 kW.

Untuk menentukan besarnya daya penggerak pompa (motor listrik/engine) maka harus dipilih daya maksimum (P1 max), karena P1 max = Qmax sehingga daya yang

Gambar

Gambar 3.1 Flow chart Analisa Impeller
Gambar 3.2 Sistem pemipaan pada pompa scale well
Diagram  kecepatan sisi  keluar dapat  digambarkan (gambar 3.). untuk  itu  diperlukan perhitungan tangen sudut sisi keluar actual α 2
Gambar 3.4 Sketsa Sudu Impeller

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perhitungan data yang didapat secara teoritis sebagai berikut : Head teoritis adalah sebesar 12,017 m sedangkan yang ada dilapangan sebesar 25 m yang

Gambar 3.17 Rancangan Layar Form Login User ID : Password : Login Cancel Logo Apartemen Apartemen Slipi Sistem Pengelolaan Pembayaran Login Master Pelanggan Unit

Adapun bentuk form input harga pokok penjualan dapat dilihat pada Gambar III.38 Sebagai berikut :.

Adapun bentuk form input Barang Jasa dapat dilihat pada Gambar III.23 Sebagai berikut :.

Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa skenario ke-1 (mekanisme FEC statis) didapat nilai rata-rata delay sebesar 0,347 detik dan pada skenario ke-2 pada Gambar 4.3

• Menyusun hirarki taksonomi (subclass-superclass). • Mendifinisikan class yang saling equivalent. Rancangan ontologi dengan domain teknologi informasi ditunjukkan pada

Desain form untuk melihat laporan daftar penjualan minyak dapat terlihat seperti pada gambar berikut :.

Halaman ini untuk melihat daftar pemesanan barang yang sudah melakukan transaksi.