• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA DAN HASIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISA DAN HASIL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISA DAN HASIL

Hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan simulasi ini ada berbagai macam jenis data output yang dinginkan. Seperti filetrace video, filetrace sender serta filetracereceiver yang akan diolah informasinya seperti throughput, jitter, paket loss, delay serta psnr. Hasil-hasil inilah yang akan dijadikan penghitungan sehingga terdapat perbandingan antara data sebelum simulasi dan setelah simulasi yang dilakukan berdasarkan paramaeter-parameter yang ditentukan dan juga berdasarkan dari hasil pengamatan.

Tabel 4.1 dibawah ini adalah nilai tunning yang didapatkan dari melakukan penelitian untuk mencari titik optimum nilai threshold dari tiap nilai Threshold berurutan 5, 40 , 5 dan 40 dengan paket loss yang dihasilkan hanya 15 paket.

Tabel 4.1 Nilai Optimum dari threshold yang digunakan

Threshold1 Threshold2 Threshold3 Threshold4 Total Paket LOSS

10 50 5 20 17 10 40 5 15 22 10 30 5 10 29 5 50 5 20 16

5

40

5

15

15

5 30 5 10 24

4.1 FILETRACE INPUT

Video traffictrace yang digunakan adalah video dengan nama “highway” yang menggunakan video coding H.264 dengan tool JM 1.7 untuk Codec nya. Video ini berformat qcif 176 x 144. Video trace ini terdiri dari 2000 Frames dimana masing-masing Frame terbagi kedalam slices transmisi. Masing-masing slices sebesar 500 bytes dan di transmisikan melalui RTP/UDP/IP paket dengan transmisi bersifat unicast. Video ini juga mempunyai Frame rate sebesar 30 Frame/second dengan total paket video yang dikirimkan sebanyak 4829 paket selama 67 detik.

(2)

4.2 Throughput

Throughput yang merupakan besarnya kecepatan transmisi data yang dikirimkan pada waktu tertentu. Throughput di tiap-tiap topologi mempunyai hasil yang berbeda-beda. Pada skenario ke-1 (tanpa mekanisme EAFEC) nilai rata-rata throughput sebesar 222,176 kbps dan pada skenario ke-2 didapat nilai rata-ratanya adalah 220,368 kbps. Terdapat selisih antara rata-rata nilai throughput nilai yang lebih besar ada pada skenario pertama dikarenakan pada skenario ini tidak terdapat terjadi proses mekanisme EAFEC sehingga keluarannya lebih besar sedangkan pada skenario ke-2 ada proses penambahan mekanisme EAFEC sehinga berpengaruh terhadap transmisi data.

4.3 DELAY

Delay masing-masing skenario dapat dilihat pada parameter end-to-end delay. Dari Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa skenario ke-1 (mekanisme FEC statis) didapat nilai rata-rata delay sebesar 0,347 detik dan pada skenario ke-2 pada Gambar 4.3 didapat nilai rata-rata delay sebesar 0,249 detik sedikit lebih kecil dari nilai rata-rata delay pada skenario pertama.

Gambar 4.1. Delay mekanisme FEC Statis

Gambar 4.2 Delay dengan mekanisme EAFEC

0 0,2 0,4 0,6 0,8 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 Delay tanpa EAFEC

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 delay dgn EAFEC D e la y D e la y Nomor packet Nomor packet

(3)

Nilai yang sedikit lebih kecil pada kecil dari pada skenario

mengurangi kehilangan paket akibat jumlah data yang dikirimkan terlalu banyak. Hal ini yang nantinya

Dengan kecilnya nilai skenario pertama yang nilai

4.4 JITTER

Nilai jitter pada

Gambar 4.4. Dari hasil pengamatan pada masing bahwa rata-rata jitter dari

9,670 ms sedangkan pada rata-rata jitter-nya yaitu 9,759 ms.

Gambar 4.3 Jitter pada mekanisme FEC Statis

Gambar 4.4 Jitter pada

0 0,02 0,04 0,06 0,08 0,1 0 500 1000

Nilai yang sedikit lebih kecil pada skenario ke-2 dikarenakan paket drop

skenario pertama. Disini sistem mengatur antrian untuk mengurangi kehilangan paket akibat jumlah data yang dikirimkan terlalu banyak. Hal ini yang nantinya berpengaruh pada kualitas video yang akan dihasilkan. Dengan kecilnya nilai delay maka hasilnya akan lebih berkualitas dari pada

pertama yang nilai delay-nya lebih besar.

pada pada tiap skenario dijelaskan pada Gambar 4.3 Gambar 4.4. Dari hasil pengamatan pada masing-masing gambar didapat dilihat

dari skenario pertama yaitu mekanisme FEC Statis yaitu 9,670 ms sedangkan pada skenario kedua yang melalui recovery EAFEC nilai

u 9,759 ms.

pada mekanisme FEC Statis

pada skenario dengan EAFEC

1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

JITTER no EAFEC

JITTER

drop-nya lebih pertama. Disini sistem mengatur antrian untuk mengurangi kehilangan paket akibat jumlah data yang dikirimkan terlalu banyak. berpengaruh pada kualitas video yang akan dihasilkan. maka hasilnya akan lebih berkualitas dari pada

dijelaskan pada Gambar 4.3 dan masing gambar didapat dilihat pertama yaitu mekanisme FEC Statis yaitu EAFEC nilai

(4)

4.5 Packet Loss

Ada perbandingan antara jumlah pertama dengan skenario

masing skenario. Hasilnya dapat dilihat dari visualisai grafik pada Gambar 4.6.

Pada skenario pertama ( FEC Statis ) jumlah

total paket yang dikirimkan 4829 paket atau sebesar 0.60 % sedangkan pada gambar 4.6 yaitu skenario

15 paket dari total paket yang dikirimkan sebanyak 4829 paket atau sebesar 0,31%.

Gambar 4.5 Perbandingan antara jumlah paket

Gambar 4.6 Jumlah Packet loss

4780 4790 4800 4810 4820 4830 4829 4814 0 5 10 15 20 25 30 29

Ada perbandingan antara jumlah packet loss dari skenario

skenario yang ke dua. Ini terlihat dari hasil persentase masing silnya dapat dilihat dari visualisai grafik pada Gambar

pertama ( FEC Statis ) jumlah packet loss sebanyak 29 packet dari mkan 4829 paket atau sebesar 0.60 % sedangkan pada skenario dengan perbaikan EAFEC didapat packet loss

15 paket dari total paket yang dikirimkan sebanyak 4829 paket atau sebesar

Gambar 4.5 Perbandingan antara jumlah paket yang dikirim dan diterima

Packet loss

4814 Sender trace

receiver trace EAFEC

received trace static FEC

15

packet loss STATIC FEC packet loss EAFEC

skenario simulasi yang ke dua. Ini terlihat dari hasil persentase

masing-ambar 4.5 dan

sebanyak 29 packet dari mkan 4829 paket atau sebesar 0.60 % sedangkan pada packet loss sebesar 15 paket dari total paket yang dikirimkan sebanyak 4829 paket atau sebesar

(5)

4.6 Peak Signal Noise to Ratio (PSNR)

Pada akhir dari simulasi ini dilakukan pengukuran dari kualitas video yang berdasarkan perbandingan Frame dari file yang dikirim dan Frame file yang diterima. Nilai PSNR juga di visualisasi dengan grafik seperti pada Gambar 4.7 berikut ini.

Gambar 4.7 Perbandingan pSNR pada skenario dengan EAFEC vs Statis FEC.

Dari gambar tersebut didapat nilai rata-rata masing-masing pSNR. Pada skenario pertama yaitu tanpa EAFEC didapat nilai rata-rata dari pSNR sebesar 38,898 dB. Dan pada skenario kedua diperoleh nilai rata-rata pSNR sebesar 38,739 dB. Nilai pSNR ini juga dapat mengambarkan sifat dasar dari karakteristik masing-masing skenario. Perbedaaan fluktuasi dari pSNR diatas terjadi karena packeterror/loss.

4.7 Kualitas Tampilan Video

Pada simulasi ini juga dilakukan perbandingan kualitas dari masing-masing skenario yang didasari dengan nilai subjektif yang diberikan oleh user. Didapat 3 jenis video yaitu video mentahan seperti pada tampilan Gambar 4.8a, video static FEC seperti pada Gambar 4.8b dan video dengan optimalisasi algoritma pada Gambar 4.8c. Dari ke-3 jenis video ini didapatkan hasil kualitas terbaik dimiliki oleh video mentahan dikarenakan masih berupa raw video yang belum mengalami distorsi dan kehilangan jumlah paketnya dan kualitas

32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 0 250 500 750 1000 1250 1500 1750 2000 pSNR pada EAFEC psnr no EAFEC

(6)

berikutnya ada pada video dengan optimalisasi EAFEC yang ditunjukkan pada Gambar 4.8c. hal ini dikarenakan video yang dihasilkan telah direcovery melalui EAFEC sehingga jumlah packet lossnya lebih kecil. Dan yang kualitas terakhir adalah video tanpa optimalisasi algoritma. Hal ini dikarenakan jumlah paket lossnya lebih besar dan video yang di-streaming tidak mengalami optimalisasi.

(7)

Gambar 4.8a Gambar Video Mentahan (raw video)

Gambar

Tabel  4.1  dibawah  ini  adalah  nilai  tunning  yang  didapatkan  dari  melakukan  penelitian  untuk  mencari  titik  optimum  nilai  threshold  dari  tiap  nilai  Threshold  berurutan 5, 40 , 5 dan 40 dengan paket loss yang dihasilkan hanya 15  paket
Gambar 4.1. Delay mekanisme FEC Statis
Gambar  4.4.  Dari  hasil  pengamatan  pada  masing bahwa  rata-rata  jitter  dari
Gambar 4.5  Perbandingan antara jumlah paket
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian structur mikro dari benda uji yang diambil dari bagian retakan di dudukan poros – retakan 1 pada gambar 4.1 – seperti yang diperlihatkan pada gambar 4.22

Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Delay videostreaming dengan format FLV Berdasarkan grafik 4.7 di atas, performa jaringan aplikasi videostreaming dengan video berformat FLV,

Hasil perbandingan kedalaman lembah terhadap variasi pengukuran pada Gambar 4.22 menunjukkan bahwa nilai kedalaman lembah yang terukur pada beban statis lebih

Bisa dikatakan juga data rate ini merupakan data rate sistem rata-rata secara keseluruhan pada daerah tersebut dengan kondisi user yang bertambah dengan penambahan secara

Skenario : diuji satu huruf misalnya huruf zay lalu nanti keluar suara perintah untuk menyebutkan suara huruf zay selanjutnya di tes dengan huruf yang lain yang

Terlihat dari hasil yang didapat bahwa lampu akan berkedip tiap satu detik untuk Percobaan II.A.1, dikarenakan pada prosedur Delay() yang digunakan, telah diset

Rata-rata konsumsi dan nilai zat gizi kalori yang dikonsumsi oleh 25 responden selama 5 hari bervariasi dari rendah sampai tinggi (Gambar 4.3).Pada gambar tersebut, nilai

63 Grafik 4.8.4 perbandingan berat jenis beton ringan direndam curing dan tidak direndam non curing rata-rata pada usia 28 hari Dilihat dari gambar grafik perbandingan hasil rata-rata