• Tidak ada hasil yang ditemukan

KULIAH KERJA PROFESI PEMBUATAN FILM DIVISI PENYUTRADARAAN DI TUMBUH SINEMA RAKYAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KULIAH KERJA PROFESI PEMBUATAN FILM DIVISI PENYUTRADARAAN DI TUMBUH SINEMA RAKYAT"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

i

KULIAH KERJA PROFESI PEMBUATAN FILM

DIVISI PENYUTRADARAAN

DI TUMBUH SINEMA RAKYAT

LAPORAN

Laporan ini disusun guna memenuhi syarat Menempuh Kuliah Kerja Profesi (KKP)

Program Studi Film dan Televisi Jurusan Seni Media Rekam

Oleh :

ALBERTUS WIDYA DEWANTA NIM. 17148148

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA

SURAKARTA

2020

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

KULIAH KERJA PROFESI PEMBUATAN FILM DIVISI PENULISAN NASKAH

DI TUMBUH SINEMA RAKYAT

Telah disetujui sebagai Laporan Kuliah Kerja Profesi pada hari Rabu tanggal 23 Desember 2020 Menyetujui, Dosen Pembimbing Widhi Nugroho, S.Sn., M.Sn. NIP. 198010122008011010

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas limpahan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang harus ditempuh mahasiswa Program Studi Film dan Televisi pada semester VII dan menyelesaikan laporan Kuliah Kerja Profesi dengan tepat waktu. Laporan kegiatan KKP ini disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban tertulis atas terlaksananya kegiatan.

Selama melakukan KKP dalam kurun waktu satu bulan, penulis mendapatkan banyak pengalaman perihal pengembangan ide kreatif untuk dijadikan sebuah film. Penulis mendapat kesempatan untuk memperoleh pengalaman di Tumbuh Sinema Rakyat khususnya di bawah bimbingan Dirmawan Hatta sebagai pendiri pertama Tumbuh Sinema Rakyat.

Kelancaran terlaksananya KKP ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan KKP di Tumbuh Sinema Rakyat selama satu bulan ini, diantaranya: 1. Bapak Widhi Nugroho, S.Sn., M.Sn. selaku Dosen Pembimbing KKP yang telah

membimbing penulis selama proses pelaksanaan kegiatan KKP hingga menyelesaikan laporan akhir.

2. Titus Soepono Adji, S.Sn., M.A., selaku Ketua Prodi Film dan Televisi Institut Seni Indonesia Surakarta.

3. Ibu Sri Wastiwi Setiawati, S.Sn, M.Sn. selaku Ketua Jurusan Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia Surakarta.

4. Orang tua tercinta serta saudara yang selalu memberikan doa dan dukungan sepenuhnya. 5. Bapak Dirmawan Hatta selaku pendiri Tumbuh Sinema Rakyat yang telah dengan sabar

dan rendah hati membimbing penulis dengan baik selama pelaksanaan KKP.

6. Mas Ali selaku editor di Tumbuh Sinema Rakyat yang mau bercerita dan berbagi pengalaman dengan penulis.

7. Seluruh teman-teman Program Studi Film dan Televisi angkatan 2017 yang saling memberikan semangat dalam pelaksanaan serta perjuangan yang sama.

Laporan ini menjelaskan aktivitas KKP yang telah dilaksanakan di Tumbuh Sinema Rakyat. Penulis sangat menyadari bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan. Penulis mengharapkan adanya masukan dan kritikan dari berbagai pihak. Semoga laporan KKP ini dapat memberikan manfaat, baik inspirasi maupun motivasi bagi pembaca.

Surakarta, 21 November 2020

(4)

iv

DAFTAR ISI

COVER JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... iv BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan ... 2 C. Manfaat ... 3 D. Waktu ... 3 E. Lokasi ... 4

BAB II MATERI DAN METODE KULIAH KERJA PROFESI ... 5

A. Materi Kuliah Kerja Profesi ... 5

1. Materi Umum ... 5

2. Materi Khusus ... 7

B. Metode Kerja Profesi ... 7

Pengumpulan Data Primer ... 7

BAB III PELAKSANAAN KERJA PROFESI ... 9

A. Tinjauan Umum Rumah Produksi ... 9

1. Sejarah Umum Rumah Produksi ... 9

2. Visi dan Misi ... 9

3. Logo Tumbuh Sinema Rakyat ... 10

4. Struktur Organisasi ... 11

5. Layanan ... 11

6. Profil Dirmawan Hatta ... 12

B. Pelaksanaan Kegiatan ... 16 1. Rencana Pelaksanaan KKP ... 16 2. Realisasi Kegiatan ... 16 3. Kegiatan Harian ... 24 4. Capaian Kegiatan ... 26 BAB IV PENUTUP ... 27 A. Kesimpulan ... 27 B. Saran ... 27 DAFTAR PUSTAKA ... 29 LAMPIRAN ... 30

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media Pendidikan menjadi salah satu alat dalam menciptakn sumber daya manusia yang mumpuni. Praktik di lapangan kerja secara langsung digunakan sebagai media menyalurkan ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan. Pengalaman belajar bekerja secara langsung di dunia industri sangat diperlukan khususnya bagi mahasiswa Program Studi Film dan Televisi, Jurusan Seni Media Rekam, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD), Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa dapat meningkatkan kompetensi ataupun membangun relasi di dunia industri tersebut. Mahasiswa dapt melaksanakan kegiatan tersebut melaui mata kuliah kerja profesi (KKP) yang telah dibebankan pada mahasiswa semester VII. Program KKP ini merupakan suatu proses belajar mengajar atau praktek langsung bagi mahasiswa untuk menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan dan etika pergaulan khususnya pada lingkungan kerja nyata bagi mahasiswa sebelum mahasiswa tersebut memasuki dunia industri yang sebenarnya, sehingga diharapkan setelah mahasiswa lulus bukan hanya menguasai ilmu pemasaran didunia nyata dengan baik, namun bermanfaat bagi dirinya maupun bagi perusahaan dimana tempat mahasiswa tersebut bekerja nantinya.

Mahasiswa berkesempatan untuk mencari pengalaman langsung di lapangan dan mengenal dunia industri melalui Kuliah Kerja Profesi (KKP). Program KKP juga digunakan untuk mengembangkan ilmu yang telah didapat dari kegiatan akademis yang sesuai profesi serta sebagai tolak ukur kemampuan mahasiswa dalam bidang profesi yang diminatinya. Mata kuliah KKP ISI Surakarta dilaksanakan dengan harapan agar mahasiswa dapat menerapkan mata kuliah yang telah didapat selama enam semester di Institut Seni Indonesia Surakarta pada dunia kerja.

Kuliah Kerja Profesi (KKP) Program Studi Film dan Televisi mengarah pada industri kreatif seperti pertelevisian atau perfilman. Kemajuan pada bidang perfilman di Indonesia pada tahun-tahun belakangan ini mulai berkembang pesat, banyaknya rumah produksi yang berdiri merupakan salah satu bukti kemajuan sejarah perfilman di Indonesia. Salah satu rumah produksi film di Indonesia adalah Tumbuh Sinema Rakyat.

Tumbuh Sinema Rakyat merupakan rumah produksi yang juga bisa disebut sebagai Yayasan, yang salah satu tujuanya untuk menciptakan tontonan dan sinema

(6)

rakyat beserta jaringan penontonnya. Beberapa tahun terakhir ini Tumbuh Sinema Rakyat telah bekerja sama dengan salah satu platform hiburan audio visual untuk membuat film pendek dari berbagai daerah dengan pendekatan realita yang ada di setiap daerah. Tumbuh Sinema Rakyat memiliki ciri khas dalam pembuatan film, menciptakan film fiksi dengan metode pendekatan dokumenter. Sejauh ini film yang diproduksi oleh Tumbuh Sinema Rakyat sudah mendapat beberapa penghargaan pada festival baik luar negeri maupun dalam negeri, salah satunya film yang berjudul “Istri Orang” menjadi nominasi di Festival Film Indonesia 2020.

Tumbuh Sinema Rakyat didirikan oleh Bapak Dirmawan Hatta yang sadar akan pentingnya perkembangan sinema di kalangan masyarakat dan membagikan ilmu yang dimilikinya kepada masyarakat luas. Melalui cara pendekatan secara dokumenter berdasarkan realita dalam proses penulisan cerita pembuatan film fiksi yang dilakukan membuat penulis tertarik untuk mencoba mempelajari metode tersebut.

Pihak kampus mengharapkan mahasiswa melaksanakan KKP yang berhubungan dengan Tugas Akhirnya, dan penulis memilih untuk mengambil penyutradaraan di Tugas Akhirnya. Penulis memilih mendalami bidang pengolahan ide kreatif dalam penulisan naskah sebelum di aplikaskan dalam sebuah gambar, dikarenakan film tidak akan tercipta tanpa adanya cerita yang diolah melalui proses pengolahan ide, selain itu saat ini penulis sedang melaksanakan proses pembuatan Tugas Akhir Karya penyutradaraan film fiksi.

Selama melaksanakan kegiatan KKP, penulis berusaha mendedikasikan kompetensi yang telah dipelajari selama masa kuliah. Oleh karena itu, pengalaman yang didapatkan penulis perlu ditulis dalam bentuk laporan kegiatan KKP. Laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk memperkaya ilmu dan informasi mengenai proses pengolahan ide secara kreatif.

B. Tujuan

Pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) dalam pengolahan ide kreatif, di Tumbuh Sinema Rakyat bertujuan untuk:

1. Mengetahui proses pengolahan ide dalam menciptakan cerita untuk sebuah film secara kreatif.

2. Penulis belajar beradaptasi dengan banyak lingkungan dan orang baru yang ditemui selama proses mengolah ide.

3. Menambah wawasan baru mengenai industri kreatif bidang perfilman di Indonesia.

(7)

4. Penulis belajar untuk menerapkan dan meningkatkan ilmu yang telah di dapatkan selama perkuliahan ke dalam dunia industri perfilman.

C. Manfaat

Kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) di Tumbuh Sinema Rakyat ini diharapkan dapat memberi manfaat baik kepada mahasiswa, lembaga pendidikan, dan dunia industri.

1. Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan ilmu dan pengalaman kerja mengenai proses pengolahan dan penciptaan ide kreatif di Tumbuh Sinema Rakyat.

b. Sarana untuk memantapkan profesi mahasiswa pada bidangnya, khususnya bidang penyutradaraan..

c. Memunculkan rasa semangat pada mahasiswa untuk mencari ilmu dan pengetahuan yang berguna sebagai bekal masa depan di dunia industri perfilman.

d. Terjalinnya relasi yang baik dengan pihak Tumbuh Sinema Rakyat maupun dengan pihak-pihak terkait lainnya.

2. Bagi Program Studi Film dan Televisi

a. Membantu lembaga pendidikan dalam menjalin relasi dengan pihak Tumbuh Sinema Rakyat.

b. Sebagai salah satu evaluasi pencapaian kompetensi lulusan dan materi ajar bagi instansi.

c. Diperolehnya informasi dari industri atau perusahaan tentang kompetensi dan kualifikasi SDM yang dibutuhkan.

3. Bagi Dunia Industri

a. Sebagai sarana informasi pemantauan generasi yan siap kerja pada bidangnya. b. Mendapatkan tenaga berkompetensi di bidangnya untuk turut memajukan

industri kreatif.

D. Waktu

Penulis melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) selama dua puluh lima hari, terhitung sejak tanggal 2 Oktober 2020 hingga tanggal 6 November 2020.

(8)

Penulis melakukan magang secara langsung bertempat di Tumbuh Sinema Rakyat sebanyak dua kali, dikarenakan adanya pandemi virus COVID-19 pertemuan dilakukan secara daring. Penulis melaksanakan pogram KKP pada hari Senin hingga Jumat.

E. Lokasi

Penempatan kerja dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang telah dilaksanakan mahasiswa adalah dengan keterangan sebagai berikut:

Nama Instansi : Tumbuh Sinema Rakyat Bagian : Pengolahan Ide Kreatif

Alamat : Jl. Kyai H. Ilyas, RT.01/RW.12, Kauman, Kec. Salaman, Magelang,

Jawa Tengah 56162 Email : tumbuh.id@gmail.com

Website : https://sinemarakyat.business.site/ No. Telepon : (0293) 3194655

Gambar 1. Tumbuh Sinema Rakyat (Sumber: Google Maps, 2019)

(9)

BAB II

MATERI DAN METODE KULIAH KERJA PROFESI

A. Materi Kuliah Kerja Profesi 1. Materi Umum

Menurut Buku Panduan Akademik ISI Surakarta mata kuliah Kuliah kerja Profesi (KKP) merupakan mata kuliah wajib tempuh bagi mahasiswa program studi Film dan Televisi, Jurusan Seni Media Rekam, Fakultas Seni Rupa dan Desain. Meskipun terkendala oleh adanya pandemi COVID-19 namun hal ini tidak menghalangi terlaksananya KKP pada tahun 2020. Melalui kegiatan KKP mahasiswa diharapkan dapat menyalurkan penguasaan kompetensi keahlian berupa hard skill dan soft skill yang telah didapatkan selama perkuliahan dan mengaplikasikannya dalam dunia kerja.

Melalui pembekalan KKP 2020 yang disampaikan dalam pertemuan daring oleh Ketua Program Studi Film dan Televisi menyarankan agar semua mahasiswa dapat memilih tempat KKP sesuai dengan potensi dan kemampuan masing-masing mahasiswa, selain itu dengan mempertimbangkan Tugas Akhir skripsi maupun karya yang dipilih oleh setiap mahasiswa. Oleh karena itu, rumah produksi film menjadi salah satu pilihan penulis untuk melaksanakan KKP dan mengembangkan potensi penyutradaraan supaya dapat menjadi pengalaman dalam membuat Tugas Akhir karya membuat sebuah film fiksi.

Majunya industri perfilman juga berhubungan dengan infrastruktur yang mendukung berputarnya industri film. Dalam proses membuat sebuah film tersebut, dari pra produksi hingga pasca produksi, membtuhkan sebuah tempat yang biasa juga disebut sebagai rumah produksi film. Melalui banyaknya rumah produksi film, diharapkan Industri film makin berkembang sehingga makin banyak investor yang berniat turut mengembangkan industri film. Salah satu rumah produksi film yang ada di Indonesia dan sudah mendapat beberapa penghargaan internasional adalah Tumbuh Sinema Rakyat.

Rumah produksi atau biasa disebut “Production House” melakukan produksi audio visual sesuai dengan peraturan undang-undang yang berlaku, untuk keperluan

(10)

lembaga penyiaran. Rumah produksi adalah sebuah badan usaha yang mempunyai organisasi dan keahlian dalam memproduksi program-program audio visual untuk disajikan kepada khalayak.

Umumnya sebuah Rumah Produksi memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan perusahaan lain (Laksono), diantaranya:

a. Masa kerja relatif 24 jam sehari b. Tidak bekerja berdasarkan birokrasi c. Aturan luwes

d. Demokratis e. Kreatif

f. Saling menghargai, saling percaya, dan saling pengertian diantara pimpinan dan pelakasana.

Jenis-jenis rumah produksi sendiri terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Production House Agency

Merupakan sebuah rumah produksi yang sebagian besar kegiatnnya tidak memproduksi suatu program secara langsung, melainkan melalui rumah produksi lain atau dengan kata lain hanya sebagai perantara. Walaupun terjadi kontrak dengan stasiun televisi, namun tidak membuat sendiri produk yang dijualnya. Selain itu rumah produksi dengan jenis iini terkadang juga menjadi satu atau sebagai bagian dalam perusahaan periklanan, dimana untuk iklan yang akan tayang sebagai sponsor suatu paket program acara dapat tayang melalui rumah produksi ini.

2. Production House Produksi

Merupakan sebuah rumah produksi yang kegiatan sehari-harinya memproduksi suatu program baik acara televisi, iklan, film layar, lebar, maupun video klip. Yang kegiatannya meliputi perencanaan, shooting, editing, hingga pemasaran.

Kontrak Production House Produksi tidak hanya kepada stasiun televisi, namun bisa juga dengan pihak lain atau independen. Tumbuh Sinema Rakyat sendiri termasuk dalam Production House yang independen yakni atas produksi film layar lebar.

2. Materi Khusus

Selama kegiatan KKP, penulis sebagai sutradara pada film yang akan digarap, dituntut untuk mendalami dan memahami naskah dengan baik. Salah satunya dengan

(11)

mengikuti proses pengolahan ide kreatif, salah satunya riset. Riset menjadi bahan untuk menemukan kebenaran historis, sekaligus logis, serta kebenaran etis. penulis dapat lebih memahami realita yang ada di lapangan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan diterapkan ke dalam karya film. Dalam prosesnya, penulis diharapkan dapat menyampaikan visinya dengan tetap menampilkan kebudayaan, atau fenomena yang terjadi dan ditemui. Riset menjadi tahap yang tidak bisa kita tinggalkan. Bertemu langsung dan memilih narasumber adalah proses yang penting dilakukan dalam tahap pengolahan ide secara kreatif. Realita yang sudah didapatkan di lapangan diolah kembali dan didiskusikan bersama anggota divisi penulisan naskah untuk dikembangkan menjadi cerita fiksi.

Dalam melakukan pengolahan ide kreatif, divisi penyutradaraan harus memiliki keterampilan hard skill dan soft skill. Dalam proses penentuan dan risetnya, dibutuhkan soft skill dari seorang sutradara berupa kemampuan komunikasi yang baik dengan tim maupun dengan orang yang ditemui dan beradaptasi dengan cepat pada lingkungan baru. Selain kemampuan tersebut, seorang sutradara diharapkan memiliki selera visual dan visi yang kuat, agar dalam proses pencarian data tidak mengalami perubahan ide baru yang menyebabkan kebingungan.

Dalam teknik pembuatan film yang diajarkan Tumbuh Sinema Rakyat, seorang sutradara diharapkan mampu untuk membaca kemampuan narasumber dan orang orang disekitar dalam berakting, karena dalam teknik produksi film Tumbuh Sinema Rakyat, diharapkan bisa menggunakan talent yang berasal dari lingkungan cerita ini terbentuk. Hal ini dilakukan untuk memperkuat pengadeganan di film. Dirmawan Hatta menjelaskan kepada penulis jika hal ini akan membuat film lebih natural.

Selaras dengan soft skill yang harus dimiliki, seorang sutradara harus memiliki hard skill. Dalam divisi penyutradaraan film, seorang sutradara diharapkan memiliki kepekaan untuk membaca hal hal baru yang ditemukan selama riset berlangsung, tidak hanya untuk unsur visual, kepekaan juga dibutuhkan untuk menemukan celah cerita dalam proses wawancara dengan narasumber. Selain itu sutradara harus mampu menuangkan ide, visi dan juga bayangan-bayangan yang akan dibuat dalam filmnya kedalam sebuah tulisan atau disampaikan dengan baik kepada penulis naskah.

(12)

Selama pelaksanaan KKP mengolah ide kreatif dalam divisi penyutradaraan, penulis telah melakukan metode pengumpulan data primer. Berikut adalah pengumpulan data primer yang digunakan penulis:

Pengumpulan Data Primer

Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian (Bungin, 2005). Oleh karena itu, data primer diperoleh oleh penulis untuk mengumpulkan data primer yaitu melalui observasi, wawancara, dan partisipasi.

a. Observasi

Metode observasi adalah teknik pengumpulan yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan (Mamik, 2005). Awalnya penulis melakukan adaptasi terhadap lingkungan kerja di Tumbuh Sinema Rakyat. Kemudian, mengamati dan melihat alur kerja Tumbuh Sinema Rakyat pada saat proses pengolahan ide hingga proses produksi sebuah film.

b. Partisipasi

Selama observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penilitan guna adegan yang akan dibuat dalam film nanti. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya (Hermawan, 2019). Penulis dituntut untuk berpartisipasi secara aktif dalam melakukan pendekatan kepada narasumber.

c. Wawancara

Menurut Annon (Ruang Guru, 2020) wawancara adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada seorang narasumber. Narasumber wawancara bentuknya sangat beragam, misalnya wawancara dengan pedagang, pengusaha, psikolog, atau para ahli lainnya. Wawancara yang dilakukan penulis selama melakukan riset di lapangan terjadi secara non formal berupa obrolan santai. Hal ini dimaksudkan untuk menggali informasi lebih dalam mengenai hal yang ingin diketahui untuk menambah informasi, pengetahuan, dan menjalin keakraban.

(13)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PROFESI

A. Tinjauan Umum Rumah Produksi 1. Sejarah Umum Rumah Produksi

Tumbuh Sinema Rakyat didirikan oleh empat orang sahabat, yang terdiri dari pembuat sinema, periset media serta peminat gerakan dan filantropi sosial, dengan dilatar belakangi oleh keinginan untuk menjelajah gagasan penciptaan media yang lebih berkeadilan sosial serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Tumbuh Sinema Rakyat didirikan di Salaman - sebuah kecamatan di Kabupaten Magelang – dengan kesadaran untuk memulai pencarian itu tidak dari ‘pusat’, melainkan dari ‘pinggiran’, dalam kaitannya dengan relasi-relasi pusat dan daerah, urban dan rural, populer dan populis, struktural dan kultural, maupun komersial dan komunal.

Didirikan di Salaman, Kabupaten Magelang, dengan Akta Notaris Nomor 03 Notaris Elva Kurnia Dewi S.H., M.KN., tanggal 5 Maret 2018, sesungguhnya Tumbuh Sinema Rakyat telah memulai kegiatan sejak setahun sebelumnya, dalam sebuah eksperimentasi producership sebuah proyek sinema berjudul “Siluman Tikus dan Putri Persia”.

Proyek sinema tersebut mengolah isu mengenai delusi politik identitas, untuk kemudian meneruskan temuan-temuan di proyek tersebut ke dalam sebuah wadah organisasi dengan berbagai macam aktivitas turunannya, dalam sebuah misi yang diidentifikasi sebagai “menumbuhkan tontonan rakyat beserta jaringan-jaringannya.”

Aktivitas yang sudah ditempuh selama 12 bulan terakhir adalah aktivitas yang pada dasarnya merupakan workshop penciptaan sinema bagi warga masyarakat di berbagai macam ‘koridor’ seperti koridor pesantren, masyarakat adat terpencil dan wilayah multi etnis.

(14)

Sigi dan Singkawang. Dari aktivitas tersebut telah dilaksanakan produksi partisipatif tidak kurang dari 8 sinema pendek dan 2 sinema panjang dalam berbagai macam tahap penyelesaian.

2. Visi dan Misi

Sesuai dengan visinya, Tumbuh Sinema Rakyat “bekrja untuk tujuan penciptaan tontonan dan sinema rakyat beserta jaringan penontonnya” Yayasan Sinema Rakyat memiliki misi menginisiasi dan mengembangkan sinema rakyat beserta jaringan audiencenya, dengan menjalankan prinsip prinsip independent dan organic, untuk menumbuh kembangkan dan mempartisipasi nilai nilai kemandirian rakyat dan keadilan social, dan mendayagunakan karakteristik, potensi dan kaidah kaidah sinema sebagai produk budaya yang popular, media berkesenian yang multicultural dan sarana komunikasi yang mudah diterima segala lapisan masyarakat, agar dapat memberikan nilai manfaat dan kemasalahan yang berkesinambungan dalam aspek aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Logo Tumbuh Sinema Rakyat

Gambar 2. Logo Tumbuh Sinema Rakyat (Sumber: Tumbuh Sinema Rakyat, 2020)

Logo Tumbuh Sinema Rakyat terdiri dari lambang pohon dan tulisan Tumbuh Sinema Rakyat. Lambang pohon tersebut merupakan pohon kalpataru atau biasa disebut pohon bodhi oleh masyarakat Indonesia, dimaknai sebagai pohon kehidupan pengharapan, kebijakan, dan pengetahuan (Wihdi Luthfi, 2019) dalam tumbuh kembang rumah produksi tidak hanya menciptakan karya film namun juga dapat berbagi ilmu dan melibatkan masyarakat untuk bersama-sama membangun Tumbuh Sinema Rakyat menumbuhkan harapan bersama dan memperoleh pengetahuan. Logo dibuat tampak simpel dan mudah dibaca, sehingga diharapkan tidak akan diubah bentuknya.

(15)

Tumbuh Sinema Rakyat tentu saja memiliki struktur organisasi. Berikut struktur organisasi di Tumbuh Sinema Rakyat:

5. Layanan Tumbuh Sinema Rakyat

Kegiatan dan usaha-usaha yang dijalankan oleh yayasan Tumbuh Sinema Rakyat adalah meliputi bidang-bidang kegiatan sebagai berikut :

a. Bidang Pendidikan dan Pelatihan, meliputi penyelenggaraan lembaga pendidikan non formal dan atau pelatihan-pelatihan berbasis potensi, ketrampilan dan kepedulian.

b. Bidang Sosial Kemasyarakatan, meliputi inisiasi pembentukan komunitas, pendampingan komunitas, dan pengorganisasian jejaring komunitaskomunitas masyarakat berbasis potensi, ketrampilan dan kepedulian.

c. Bidang Kemitraan Keproduseran, meliputi penyelenggaraan atau pendampingan kegiatan produksi media berbasis potensi, ketrampilan dan kepedulian dengan melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat atau komunitas-komunitas yang menjadi mitra dampingan Yayasan.

d. Bidang Kemitraan Distribusi, meliputi inisiasi jaringan distribusi dan kegiatan pendistribusian produk-produk media berbasis potensi, ketrampilan dan kepedulian yang dihasilkan oleh masyarakat atau komunitas-komunitas yang menjadi mitra dampingan Yayasan.

e. Bidang Riset Media, meliputi kegiatan-kegiatan yang menghasilkan pengetahuan-pengetahuan baru atau terbarukan mengenai sumber daya media beserta potensinya, untuk dielaborasi dalam rangka pengembangan jejaring media yang

(16)

dimiliki, dikelola dan didayagunakan sesuai dengan kebutuhan dan kebermanfaatan bagi masyarakat itu sendiri.

f. Bidang Humas dan Publikasi, meliputi kegiatan-kegiatan inventarisasi, olah data, pengumpulan, pengarsipandan segala perihal mengenai kegiatan Yayasan dan hasil-hasilnya untuk dipublikasikan dan dijadikan bahan referensi baik internal maupun eksternal Yayasan.

g. Bidang Pendanaan dan Badan Usaha, meliputi kegiatan-kegiatan penggalangan donasi (fund-raising), inisiasi dan atau pengelolaan badan usaha milik yayasan, dan usaha-usaha kemitraan dengan pihak lain dalam rangka mendapatkan pemasukan dan penerimaan bagi Yayasan dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana telah diatur dalam Anggaran Dasar.

6. Profil Individu Dirmawan Hatta

Dirmawan Hatta adalah seorang pekerja film, penulis dan sutradara. Naskahnya beberapa kali menjadi nominasi untuk Piala Citra (May – 2008, Mirror Never Lies – 2011, Bulan Di Atas Kuburan – 2015). Film pertamanya diputar dalam segmen kompetitif di Busan International Film Festival 2013, Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2013, serta Deauville Asian Film Festival 2014.

Dirmawan Hatta juga merupakan salah satu Penulis Skenario dalam beberapa film terkenal seperti “The Mirror Never Lies”. Film ini berhasil meraih penghargaan sebagai skenario terbaik di ajang Festival Film Indonesia 2011. Tak hanya sebagai penulis, sejak tahun 2013, dia juga mulai dikenal sebagai Sutradara lewat film layar lebar pertamanya berjudul “Optatissimus”.

Saat ini, Hatta menginisiasi program-program literasi dan penciptaan sinema bersama kelompok kerja yang didirikannya, Tumbuh Sinema Rakyat, yang berbasis di Salaman, Magelang. Kelompok tersebut bekerja di wilayah-wilayah terpencil di seluruh pelosok Nusantara seperti Sigi (Sulawesi Tengah), Sumba (Nusa Tenggara Timur), Kulon Progo (Jawa Tengah), Lembata (Nusa Tenggara Timur), dan Kangean (Jawa Timur). Istri Orang adalah salah satu sinema hasil lokakarya penciptaan yang disebut dengan Workshop Sinema Rakyat tersebut. Prestasinya yang terakhir di tahun 2020 ada film Istri Orang yang lolos seleksi Festival Film Indonesia 2020

Didirikan di Salaman, Kabupaten Magelang, dengan Akta Notaris Nomor 03 Notaris Elva Kurnia Dewi S.H., M.KN., tanggal 5 Maret 2018, sesungguhnya Tumbuh Sinema Rakyat telah memulai kegiatan sejak setahun sebelumnya, dalam sebuah

(17)

eksperimentasi producership sebuah proyek sinema berjudul “Siluman Tikus dan Putri Persia”.

Proyek sinema tersebut mengolah isu mengenai delusi politik identitas, untuk kemudian meneruskan temuan-temuan di proyek tersebut ke dalam sebuah wadah organisasi dengan berbagai macam aktivitas turunannya, dalam sebuah misi yang diidentifikasi sebagai “menumbuhkan tontonan rakyat beserta jaringan-jaringannya.”

Aktivitas yang sudah ditempuh selama 12 bulan terakhir adalah aktivitas yang pada dasarnya merupakan workshop penciptaan sinema bagi warga masyarakat di berbagai macam ‘koridor’ seperti koridor pesantren, masyarakat adat terpencil dan wilayah multi etnis.

Melalui laman website Tumbuh Sinema Rakyat (2019) menyebutkan bahwa layanan jasa yang ditawarkan oleh Tumbuh Sinema Rakyat berupa melakukan workshop dan pelatihan penulisan skenario, perancangan produksi film serta penyebaran jaringan pemutaran di berbagai wilayah Indonesia. Tumbuh Sinema Rakyat juga bekerja bersama komunitas, organisasi non profit, produser industrial, peminat seni dan pengembangan masyarakat serta akademisi dan aktivis sosial untuk pengembangan, produksi dan penyebarluasan film dalam berbagai koridor kepentingan.

Gambar 3. Workshop Tumbuh Sinema Rakyat (sumber: sinemarakyat.business.site 22 jully, 2019)

(18)

Gambar 4. Proses produksi “Istri Orang” (sumber: sinemarakyat.business.site 22 jully, 2019)

Gambar 5. Tim Tumbuh Sinema Rakyat

(19)

Gambar 6. Pemutaran film “Istri Orang” (sumber: sinemarakyat.business.site 22 jully, 2019)

gambar 7. Dirmawan Hatta (sumber: zimbio.com 5 Maret, 2014)

(20)

h. Pelaksanaan Kegiatan 1. Rencana Pelaksanaan KKP

Pelaksanaan program Kuliah Kerja Profesi (KKP) diawali dengan pengajuan proposal ke pihak program studi Film dan Televisi, untuk mendapatkan persetujuan dari kampus agar dapat melaksanakan kegiatan KKP ditempat yang dituju. Awalnya, dari pihak program studi menyediakan beberapa mentor sebagai alternatif untuk melaksanakan program KKP secara online karena adanya pandemi COVID-19, kemudian penulis mendaftar ke salah satu mentor yang sudah disediakan pihak kampus yaitu bapak Dirmawan Hatta. Setelah penulis mencari tahu tentang profil bapak Dirmawan Hatta, penulis mengajukan surat permohonan dan proposal pelaksanaan KKP di Tumbuh Sinema Rakyat. Satu minggu kemudian penulis teman-teman kelompok KKP melakukan perkenalan dan diskusi melalui chatroom grup di whatsapp mengenai pelaksanaan program KKP.

2. Realisasi Kegiatan

a. Adaptasi Lingkungan Kerja

Hari pertama pada tanggal 2 Oktober 2020 melaksanakan Kegiatan Kerja Profesi (KKP), penulis dan teman-teman kelompok KKP menemui bapak Dirmawan Hatta di rumah Tumbuh Sinema Rakyat yang berlokasi di Salaman, Magelang. kami memperkenalkan diri masing-masing dan berkenalan dengan beberapa tim yang ada di Tumbuh Sinema Rakyat. Setelah jamuan makan siang, kami melakukan sharing dan diskusi bersama bapak Dirmawan Hatta, beliau menceritakan alur kerja pembuatan film yang dilakukan oleh Tumbuh Sinema Rakyat. Bapak Dirmawan Hatta juga menjelaskan cara kerja mulai dari penemuan ide hingga proses produksi. Penulis mencoba memahami dan melaksanakan cara kerja yang dijelaskan oleh bapak Dirmawan Hatta.

(21)

Gambar 8. Pertemua pertama di rumah Tumbuh Sinema Rakyat (Foto: Ayu Perwito, 2020)

Gambar 9. Dirmawan Hatta menjelaskan alur kerja dan tujuan Tumbuh SInema Rakyat (Foto: Ayu, 2020)

(22)

b. Penugasan yang Diberikan oleh Mentor

Penugasan yang diberikan kepada penulis dan teman-teman kelompok KKP cukup beragam diantaranya mengumpulkan dan memilih ide, melakukakn riset, mengelompokkan hasil riset ke dalam bagian-bagian yang akan ditulis menjadi naskah, dan pengembangan cerita. Berikut detail tugas yang dikerjakan:

1) Pemilihan Ide

Sebelum penulis dan tim datang ke rumah Tumbuh Sinema Rakyat, kami diberi ugas untuk menyiapkan beberapa ide dasar yang akan di diskusikan. Dalam proses pencarian ide ini, penulis dan tim melakukan beberapa kali diskusi daring untuk memonitor perkembangan tugas yang diberikan kepada penulis dan tim.

Gambar 10. Diskusi

Daring 1 (Foto: Anita, 2020)

Gambar 11. Diskusi Daring 2 (Foto: Anita, 2020)

(23)

Gambar 6 adalah suasana ketika mengadakan diskusi secara daring untuk membahas ide dasar yang akan dikemangkan dan diriset oleh anggota kelompok magang.

Gambar 7 adalah suasana diskusi daring saat kelompok magang sudah menemukan beberapa ide dasar dan didiskusikan untuk memilih ide mana yang masuk akal untuk direalisasikan.

Seperti yang lain, penulis serta sutradara mendapatkan tanggung jawab menemukan ide dan mengumpulkannya sebagai bahan diskusi saat pertemuan bersama mentor. Ide bisa didapatkan dari mana saja pengalaman, melihat kejadian secara langsung, atau cerita dari orang lain. Kami diberi waktu untuk berdiskusi dengan kelompok magang kami sendiri. Setelah proses pengumpulan ide, kami sati kelompok KKP mendapat empat ide dasar yaitu ijol bojo yang merupakan kebudayaan dari boyolali, pekerja sex, nikah muda, dan poligami, masing-masing dari kami membuat rangkaian cerita dari keempat ide dasar tersebut lalu diajukan ke mentor untuk didiskusikan dan dipilih bersama. Berikut gambar dokumen rangkaian ide yang akan diolah:

(24)

Gambar 12. Pertemua kedua di rumah Tumbuh Sinema Rakyat (Foto: camelia, 2020)

Gambar 13. Ide Konsep Dasar (Sumber: Dokumen Hyacintha Laras, 2020)

2) Melakukan Riset Lapangan

Setelah mengirimkan dan ditimbang bersama dengan mentor dan dicari keunikan dari setiap ide, kami memutuskan untuk memilih ide tentang kehidupan pekerja sex. Selesai memilih ide cerita yang akan dieksekusi maka dilakukan riset langsung ke lapangan. Penulis dan tim sebelumnya di peringatkan untuk tidak memikirkan cerita yang sudah dibuat sebelumnya, hanya berbekal ide utama yang sudah dipilih, yaitu pekerja sex. Setelah itu kami

(25)

melakukan riset di wilayah Yogyakarta karena dari segi potensi cerita dan keunikan pada ide yang telah dipilih berlokasi di kawasan lokalisasi pekerja seksual Yogyakarta. Peulis dan tim melakukan kunjungan untuk riset sebanyak lima kali dalam kurun waktu satu bulan,dan dalam sekali melakukan riset rata rata kami menghabiskan waktu 2 – 3 hari, dan sisanya kami melakukan perangkuman hasil riset kami dan membuat point –point unik yang kita temukan saat riset. Untuk pertemuan pada riset terakhir kami laporkan secara langsung kepada mentor.

Penulis dan tim mengawali proses riset dengan menemui teman dan saudara yang bertempat tinggal di Yogyakarta, hingga penulis dan tim mendapat akses masuk ke dua kawasan lokalisasi pekerja seks. Riset yang dilakukan dengan cara mengobrol santai, karena di kawasan tersebut tidak diperkenankan untuk melakukan pengambilan gambar maka kami hanya dapat mencatat yang dituturkan oleh orang-orang yang kami temui. Setelah mendapat beberapa narasumber yang bersedia menjadi sumber data kami, penulis dan tim memilih narasumber utama, mengangkat kisah nyata dari kehidupan narasumber utama kami untuk dikembangkan menjadi cerita fiksi, seperti metode yang diberikan di Tumbuh Sinema Rakyat. Berikut merupakan dokumen hasil riset yang sudah dilakukan:

(26)

Gambar 14. Melakukan riset bersama narasumber utama (Foto: Albertus, 2020)

Gambar 15. Hasil Riset I

(27)

Gambar 16. Hasil Riset II

(Sumber: Dokumen Kelompok KKP Tumbuh Sinema Rakyat, 2020)

Gambar 17. Hasil Riset III

(Sumber: Dokumen Kelompok KKP Tumbuh Sinema Rakyat, 2020)

Gambar 18. Hasil Riset IV

(Sumber: Dokumen Kelompok Tumbuh Sinema Rakyat, 2020)

(28)

Menyusun hasil riset yang telah didapatkan dari lapangan adalah proses selanjutnya setelah melakukan riset. Hasil riset yang didapatkan umunya ditulis sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan (narasi). Namun ketika berada di Tumbuh Sinema Rakyat kami diharapkan untuk membuat point point unik yang kami temukan di lokasi riset. Apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan disusun menjadi kalimat per kalimat agar mempermudah pengelompokkan cerita, dalam hal ini metode yang biasa dilakukan oleh bapak Dirmawan Hatta sendiri dibagi menjadi tiga bagian, yaitu karakterisasi, visualisasi, gagasan/ ide dasar. Berikut gambar dokumen dalam pengelompokkan hasil riset menjadi bagian-bagian cerita:

Gambar 19. Pengelompokkan Hasil Riset

(Sumber: Dokumen Kelompok KKP Tumbuh Sinema Rakyat, 2020)

4) Mengembangkan Cerita

Setelah hasil riset disusun dan dikelompokkan sesuai dengan potensi bagian cerita maka langkah selanjutnya adalah mengembangkan menjadi sebuah cerita. Penulis, tim, dan mentor berdiskusi untuk menentukan alur, hal ini merupakan langkah awal untuk menuju proses penulisan, dilakukan agar ketika mengembangkan cerita penulis sudah ada gambaran keseluruhan cerita secara garis besar. Berikut gambar alur yang berasal dari hasil riset, kemudian disusun menjadi rangkaian cerita:

(29)

Gambar 20. Rangkaian Cerita yang Telah Disusun (Sumber: Dokumen Kelompok Tumbuh Sinema Rakyat, 2020)

Gambar 21. Pertemuan ketiga di rumah Tumbuh Sinema Rakyat (Foto: Melati, 2020)

3. Kegiatan Harian

Hari/ Tanggal Deskripsi Kegiatan

Jumat,

2 Oktober 2020

- Ke rumah Tumbuh Sinema Rakyat perkenalan dan diskusi bersama.

- Mengetahui berdirinya Tumbuh Sinema Rakyat. Senin,

5 Oktober 2020

- Diberi tugas untuk mencari ide masing-masing. Selasa,

6 Oktober 2020

- Ke Boyolali untuk melihat apakah ada hal yang menarik.

Rabu,

7 Oktober 2020

- Diskusi daring bersama tim melalui video call. - Pengumpulan ide dan sharing.

Kamis,

8 Oktober 2020

- Menulis dan mengembangkan ide menjadi sebuah alur cerita.

(30)

9 Oktober 2020 - Diskusi daring melalui google meet memilih ide cerita yang berpotensi untuk di produksi.

Senin,

12 Oktober 2020

- Melakukan riset di Yogyakarta menemui teman yang dapat membuka akses untuk riset secara langsung di lapangan.

- Berkunjung ke Pasar Kembang Yogyakarta mengamati lalu lalang pekerja seksual dan orang yang ingin membeli jasa.

Selasa,

13 Oktober 2020

- Melakukan riset melalui artikel. Rabu,

14 Oktober 2020

- Diskusi bersama tim mengenai hasil riset Kamis,

15 Oktober 2020

- Merangkum hasil riset ke dalam sebuah narasi. Jumat,

16 Oktober 2020

- Mengirim narasi ke mentor. Senin,

19 Oktober 2020

- Diskusi online dengan tim dan mentor, membahas hasil riset yang dilakukan tim.

Selasa,

20 Oktober 2020

- Mempersiapkan pertanyaan yang perlu diketahui saat melakukan riset.

Rabu,

21 Oktober 2020

- Melakukan komunikasi dengan salah satu pekerja seksual yang sudah bersedia menjadi narasumber pertama untuk bertemu di Pasar Kembang.

Kamis,

22 Oktober 2020

- Berkunjung ke Pasar Kembang menemui narasumber sambil mengamati situasi kondisi di wilayah perkampungan Pasar Kembang.

Jumat,

23 Oktober 2020

- Mengumpulkan hasil riset, mengamati wilayah sekitar Pasar Kembang. Karena merupakan salah satu objek wisata di Yogyakarta.

Senin,

26 Oktober 2020

- Menulis hasil yang telah didapatkan saat riset menjadi narasi.

- Mengirim hasil tulisan kepada mentor. Selasa,

27 Oktober 2020

- Diskusi online bersama tim dan mentor melalui google meet, membahas hasil riset yang kedua. Rabu,

28 Oktober 2020

- Kembali ke Pasar Kembang menghadiri acara perkumpulan pekerja seksual Bunga Seroja sembari beradaptasi.

Kamis,

29 Oktober 2020

- Bertemu pegiat film lain untuk sharing. - Menulis hasil pertemuan hari Rabu. Jumat,

30 Oktober 2020

- Berkunjung ke daerah Ngebong, tempat prostitusi yang berada di kawasan stasiun Tugu milik PT. KAI.

(31)

- Berbincang dengan narasumber kedua sebagai ketua pekerja seksual se Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

Senin,

2 November 2020

- Menulis hasil riset menjadi narasi.

- Mengumpulkan data yang sudah didapatkan selama riset.

Selasa,

3 November 2020

- Mengirim hasil riset ke mentor.

- Berkomunikasi dengan tim dan mentor untuk rencana ke rumah Tumbuh Sinema Rakyat besok.

Rabu,

4 November 2020

- Ke Salaman, Magelang rumah Tumbuh Sinema Rakyat.

- Mendiskusikan secara keseluruhan hasil riset yang sudah didapat bersama mentor dan tim. - Mengelompokkan hasil riset per kalimat yang

dapat menjadi potensi cerita.

- Menentukan narasumber utama yang akan diangkat kisah hidupnya.

Kamis,

5 November 2020

- Riset mendalam bersama narasumber utama, menanyakan persoalan yang lebih personal. Jumat,

6 November 2020

- Kembali ke Magelang untuk melakukan diskusi bersama tim dan mentor.

- Menghasilkan rangkaian alur cerita, yang dibagai menjadi 7 sequence.

4. Capaian Kegiatan

Selama melakukan kegiatan KKP di Yayasan Tumbuh Sinema Rakyat di bidang pengolahan ide kreatif, penulis mempelajari hal hal baru yang tidak kami dapatkan di kampus. Beberapa pengetahuan yang kami dapatkan adalah cara mendapatkan ide untuk film fiksi namun tetap dalam lingkaran kelogisan, pengolahan ide organik yang didapatkan di lapangan, dan kemampuan untuk meriset serta terjun langsung ke lapangan untuk membaur dan menjalin kedekatan dengan narasumber. Pemilihan adegan, talent, dan pemilihan dialog juga dilatih saat penulis melaksanakan KKP di Tumbuh Sinema Rakyat. Hal-hal tersebut telah merubah cara pandang penulis dalam banyak hal terkhususnya pada bidang industri perfilman. Selain mendapatkan ilmu, penulis juga mendapatkan pengalaman yang tidak terlupakan, karena bisa melakukan riset langsung untuk menciptakan sebuah cerita fiksi berdasarkan realitanya.

(32)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Kegiatan Kuliah Kerja Profesi (KKP) dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2020 hingga 6 November 2020 di Tumbuh Sinema Rakyat sebagai tim pengolahan ide kreatif divisi penyutradaraan. Hard skill dan soft skill penulis lebih terasah selama menjalani kegiatan KKP, sehingga penulis mampu menyelesaikan kegiatan KKP dengan baik. Penulis memahami bahwa sebuah film, atau yang kami lakukan adalah proses pembuatan ide kreatif film fiksi, membutuhkan cerita dengan kelogisan yang tinggi. Hal ini dapat tercapai jika pegiat film memiliki kemampuan soft skill maupun hard skill yang tinggi dalam proses pengolahan ide kreatifnya. Pembuat film juga harus dapat menjadi penghubung antara film dan masyarakat, menjadi suatu pembelajaran sekaligus hiburan.

Demikian, kegiatan dan pengalaman praktis yang telah diperoleh selama kegiatan KKP di Tumbuh Sinema Rakyat. Pengalaman serta ilmu baru yang diberikan oleh bapak Dirmawan Hatta merupakan suatu hal yang berharga dan bermanfaat bagi penulis di masa mendatang khususnya setelah dinyatakan lulus dari Institut Seni Indonesia Surakarta dan memasuki dunia industri perfilman.

B. Saran 1. Untuk Peserta Kuliah Kerja Profesi

a. Sebelum melaksanakan KKP, mahasiswa dianjurkan untuk memilih tempat KKP yang tepat dan sesuai dengan peminatan agar mendapatkan kenyamanan dan ilmu yang didapat dapat tepat sasaran, dan dalam menjalaninya tidak menjadi sebuah beban.

b. Saat berlangsungnya kegiatan KKP, diharapkan mahasiswa mampu menjaga nama baik almamater dan tempat KKP terkait dengan mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan.

c. Peserta KKP diharapkan dapat berperan aktif dalam seluruh kegiatan dari pihak tempat KKP dan dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dengan maksimal untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya.

(33)

2. Untuk Program Studi Film dan Televisi

Program studi Film dan Televisi diharapkan memberikan sosialisasi, pengarahan, dan pembekalan yang terperinci sejak jauh hari mengenai jadwal, alur pelaksanaan, penyusunan laporan, hingga tempat-tempat yang dapat digunakan sebagai pelaksanaan kegiatan KKP.

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen

Tumbuh Sinema Rakyat. (2018). Short Resume.

Tumbuh Sinema Rakyat (2018). AD ART Yayasan Tumbuh Sinema Rakyat. Tumbuh Sinema Rakyat (2018). Organization All Chart.

Internet

Tumbuh Sinema Rakyat. (2019). About Us. Sinema Rakyat. (https://sinemarakyat.business.site/, di akses pada 20 November 2020)

Workshop Tumbuh Sinema Rakyat ( http://infopublik.id/read/249804/workshop-tumbuh-sinema-rakyat.html, di akses pada 20 November 2020.)

Mengapa Produksi Film Perlu Riset?

( https://www.kompasiana.com/nurulmuslimin/59793adeba2beb41b650b333/mengapa-film-perlu-riset?page=all, di akses pada 20 November 2020.)

Gambaran Umum Rumah Produksi

(http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/124407-SK%20011%2008%20Ayu%20p%20-%20Penentuan%20Pajak-Metodologi.pdf, di akses pada 22 Desember 2020.)

Workshop Tumbuh Sinema Rakyat ( http://infopublik.id/read/249804/workshop-tumbuh-sinema-rakyat.html)

Gambar

Gambar 1. Tumbuh Sinema Rakyat  (Sumber: Google Maps, 2019)
Gambar 3. Workshop Tumbuh Sinema Rakyat  (sumber: sinemarakyat.business.site 22 jully, 2019)
Gambar 5. Tim Tumbuh Sinema Rakyat
Gambar 6. Pemutaran film “Istri Orang”  (sumber: sinemarakyat.business.site 22 jully, 2019)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penggunaan model pembelajaran CLIS dan alat peraga sederhana, guru juga dapat mengasah keterampilan berpikir siswa terutama keterampilan berpikir pemecahan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh antara Orientasi Etis Idealisme, Orientasi Etis Relativisme, Love of Money, dan Pengetahuan terhadap

PT.. Model pembelajaran ini diharapkan memberikan keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari, membuat pembelajaran menjadi menarik serta menumbuhkan siswa

mengangkat Jenis operasi Mesin bubut (lathe) Mesin bor Mesin serut Mesin pengetam Mesin fris horisontal Mengebor horisontal Gerinda silinder Kempa Gurdi (Drill Press)

Kesimpulan berisi tentang simpulan dari analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini yaitu Minat belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas

Menurut para informan pengelolaan daya tarik wisata di Gorontlao masih kurang dan kerjasama secra pentahelix juga perlu dilakukan untuk membangun pariwisata Gorontalo,

Untuk mengetahui hubungan antara pendapatan anak terhadap kemampuan fisik yang mereka miliki dengan keterampilan gerak yang sebenarnya bagi anak usia 5-7 tahun dengan

Uraian mengenai pembagian peran dalam merawat ternak pada masyarakat peternak kambing perah yang ada di Desa Cilengkrang Kecamatan Cimalaka secara jelas memperlihatkan