EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PINTURE DALAM MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS IX MTS SWASTA
ULUMUL QUR’AN Nila Safina
Universitas Islam Sumatera Utara
Jalan SM. Raja Teladan, Kota Medan, Sumatera Utara nilasafina@fkip.uisu.ac.id
Abstract
This study aims to determine the effectiveness of picture and picture learning models in writing essays of class IX students of Medan Ulumul Qur'an Public Private Class IX. The method used in this study is an experimental method that is the post-test only design group method. The instrument used to capture the assignment data is writing an argumentation essay. From the data processing results obtained the average experimental class was 78.09, while the average control class was 71.66. Thus the value of the experimental class is higher than the control class. After testing the hypothesis obtained = 23.81 at a significant level a = 5% from the distribution list t dk 40, then obtained = 2.021. If the price is compared with the apparent price> (23.81> 2.021), it
can be stated that the null hypothesis (Ho) is rejected and the alternative hypothesis(Ha)
is accepted. Based on data analysis, it can be concluded that the use of picture and picture learning models in writing argumentation essays is more effective than expository learning methods.
Keywords: picture and picture learning model, writing, argument essay
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran ‘picture and picture’ dalam menulis karangan argumentasi siswa kelas IX MTS Swasta Ulumul Qur’an Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu metode ‘post-test only design group’. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data penugasan yakni menulis karangan argumentasi. Hasil dari pengolahan data diperoleh rata-rata kelas eksperimen adalah 78,09, sedangkan rata-rata kelas kontrol adalah 71,66. Dengan demikian, nilai kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas
kontrol. Setelah dilakukan pengujian hipotesis diperoleh = 23,81 pada taraf
signifikan a= 5% dari daftar distribusi t dk 40, maka diperoleh = 2,021. Jika
harga dibandingkan dengan harga ternyata > (23,81 >
2,021), dapat dinyatakan hipotesis nihil ( ) ditolak dan hipotesis alternatif )
diterima. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran ‘picture and picture’ dalam menulis karangan argumentasi lebih efektif dibandingkan dengan metode pembelajaran ekspositori.
Kata Kunci: model pembelajaran picture and picture, menulis, karangan argumentasi
PENDAHULUAN
Kemampuan menulis merupakan suatu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan kita.
Pernyataan ini maka dapat dikatakan bahwa kemampuan menulis itu sangat penting. Hal ini karena dengan kemampuan menulis kita dapat berkomunikasi bukan saja dengan
orang yang berasal dari tempat dan waktu yang sama, melainkan juga dengan orang yang berasal dari tempat dan waktu yang berlainan.
Melalui tulisan, kita dapat menghayati perasaan, keyakinan, kecemasan dan harapan-harapan manusia. Dengan demikian, kemampuan menulis sangat penting untuk kemajuan dan peningkatan kehidupan baik selaku individu maupun kelompok masyarakat. kemampuan menulis tidak hanya sekedar mengenal lambang-lambang saja, tetapi juga bertujuan untuk memperoleh respon dari pembaca.
Siswa dapat mengalami kesulitan dalam menulis apabila siswa tidak mengetahui dan tidak menguasai teori menulis. Hal ini menunjukkan proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang tidak baik khususnya dalam pokok bahasan menulis. Akhirnya salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yakni agar siswa mampu menulis berbagai karya ilmiah seperti argumentasi tidak akan tercapai. Dengan demikian, siswa perlu diberikan secara intensif tentang teori dan latihan menulis, sehingga dapat menghasilkan tulisan yang baik dan sempurna.
Siswa kelas IX MTs Swasta Ulumul Qur’an Medan telah menerima pelajaran menulis dan jenis karangan ilmiah. Namun siswa belum dapat menulis karangan argumentasi sebagaimana diharapkan, siswa belum menguasai teori menulis dan mampu menulis karya tulis argumentasi atau tidak.
Model pembelajaran picture and
picture merupakan suatu rangkaian
penyampaian materi ajar dengan menunjukkan gambar-gambar konkrit kepada siswa sehingga siswa sehingga siswa dapat memahami secara jelas tentang makna hakiki dari materi ajar yang disampaikan kepadanya. Jadi, bahan utama dari penggunaan model pembelajaran
picture and picture adalah gambar-gambar
yang menyangkut materi pembelajaran. Tampa ada gambar, tidak mungkin bisa
dilakukan proses belajar mengajar dengan menggunaan model pembelajaran picture and picture.
Berdasarkan uraian di atas penulis terdorong untuk melakukan penelitian. untuk melihat efektivitas model pembelajaran picture and picture dalam menulis karangan dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Picture and Picture dalam Menulis Karangan Argumentasi Siswa kelas IX MTsS Ulumul Qur’an Medan
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Argumentasi
Karangan adalah suatu penyampaian pikiran secara resmi atau teratur dalam teratur dalam ucapan atau tulisan atau suatu penyajian pembicaraan yang luas tentang suatu pokok persoalan secara lisan atau tulisa.
Keraf (1981: 3) “Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan bertindak sesuai dengan yang diinginkan penulis”. Rasjid,dkk (1984:83) mengatakan “ Suatu tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca dalam menerima atau mengambil suatu doktrin atau suatu sikap atau suatu tingkah laku/tabiat tertentu”.
Suatu paragraf yang mengandung (memiliki) alasan yang dapat di pakai sebagai bukti atau paragraf yang bertujuan membuktikan pendapat.
E. Kosasih (2007:138), Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan alasan, contoh, dan bukti-bukti yang kuat dan meyakinkan pembaca sehingga mereka membenarkan pendapat, sikap, dan keyakinan kita.
Berdasarkan pendapat di atas karangan yang bertujuan myakinkan pembaca agar menerima atau mengambil doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu.
Dalman (2014 : 137), Argumentasi merupakan jenis karangan yang dapat membuat si pembacanya merasa percaya dengan pendapat/argumen si penulisnya.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa tulisan argumentasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha mempengaruhi dan memberikan bukti-bukti atau contoh-contoh agar pembaca/pendengar bertindak sesuai yang diinginkan penulis. Contoh penulisan Argumentasi:
Saya sebagai pelajar Indonesia, sejak dini harus membekali diri untuk menghadapi kehidupan masa depan yang lebih cerah. Usaha membekali diri dipersiapkan sejak duduk di bangku sekolah. Di sekolah memperoleh berbagai disiplin ilmu, pendidikan keterampilan dan pendidikan budi pekerti. Semua ini merupakan bekal untuk menghadapi masa depan.
Ilmu pengetahuan yang kumiliki merupakan salah satu bekal hidup. Dengan ilmu aku menjadi cerdas. Kecerdasan merupakan senjata untuk memperoleh kehidupan yang layak. Kulihat orang yang kurang cerdas kalah bersaing memperoleh pekerjaan atau lowongan di suatu kantor. Sebagai contoh bila dalam suatu kantor terdapat lowongan dewasa ini diadakan seleksi. Dalam seleksi ini jelas orang yang paling cerdaslah yang terpilih untuk mengisi lowongan pekerjaan tersebut.
Jadi, ilmu pengetahuan yang dituntut bukan sekedar dipelajari selintas saja sekedar untuk lulus ujian tetapi benar-benar dikuasai. Keterampilan juga penting untuk dijadikan sebagai bekal hidup. Keterampilan dimaksud untuk mampu berbuat dalam suatu bidang.
Contoh karangan argumentasi di atas maka dapat disebutkan bahwa gagasan yang dikemukakan dapat disetujuk dan diterima pembaca sekaligus mempengaruhi pembaca.
Model Pembelajaran Picture And Picture
Istarani (2012:7) meyebutkan “model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu rangkaian peyampaian
materi ajar dengan menunjukkan gambar-gambar konkrit kepada siswa sehingga siswa dapat memahami secara jelas tentang makna hakiki dari materi yang disampaikan kepadanya”. Jadi, bahan utama dari penggunaan model picture and picture adalah gambar-gambar, tidak mungkin bisa dilakukan proses belajar mengajar apabila tidak menggunakan model picture and picture.
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture-Picture
Adapun langkah-langkah pembelajaran model Picture and Picture sebagaimana disebtkan Istarani (2012:7) adalah
a. Guru menympaikan kompetensi yang ingin dicapai
b. Menyajikan materi sebagai pengantar c. Guru mnunjukkan /memperlihatkan
gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
d. Guru menunjuk/memanggil peserta didik secara bergantian untuk memasang /mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. e. Guru menanyakan alasan/dasar
pemikiran urutan gambar tersebut. f. Dari alasan/urutan gambar tersebut
guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingi dicapai.
Pendapat di atas Metode picture and
picture adalah suatu cara guru mengajar
dengan menggunakan gambar-gambar. Agar siswa lebih mudah memahami materi ajar tersebut.
Hamdani, (2010:89) Mengatakan
“Picture and picture adalah suatu model
belajar yang menggunakan gambar dan di pasangkan atau di urutkan menjadi urutan logis”.
Model pembelajaran Picture and picture merupakan sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and picture Menurut Istarani (2012: 8), Kelebihan model pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut :
a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu.
b. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar dari materi yang ada.
c. Dapat meningkatkan daya nalar atau pikir siswa sebab ia disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.
d. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa sebab guru mempertanyakan alasan siswa mengurutkan gambar. e. Pembelajaran lebih berkesan sebab
siswa dapat secara langsung mengamati gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
Kelemahan model pembelajaran picture
and picture adalah sebagai berikut:
a. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus atau berkualitas.
b. Sulit menemukan gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang lebih dimilikinya.
c. Baik guru maupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utamanya dalam membahas suatu materi pembelajaran. d. Tidak tersedianyan dana husus untuk
menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.
Pembelajaran dengan menggunakan alat bantu atau media gambar, di harapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang di sampaikan bisa di terima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat di ingat kembali oleh siswa.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperiman yaitu metode pelaksanaan langsung pembelajaran model
Picture and Picture kepada kelas IX2
sehingga diperoleh hasil dari pelaksaaan model pembelajaran tersebut.
Arikunto (2010:203) mengatakan, “Metode penelitian merupakan struktur yang sangat penting karena berhasil tidaknya, ataupun tinggi rendahnya kualitas hasil penelitian sangat ditentukan oleh ketepatan dalam memilih metode penelitian.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu posttest-only control design. Sugiyono (2011:112) menyatakan, “Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.”
PEMBAHASAN
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menganalisis data yang telah terkumpul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu
posttest-only control design. Sugiyono
(2011:112) menyatakan, “kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.” Tahap awal peneliti menemukan sampel, setelah itu diberikan perlakuan dan tahap akhir dilakukan dengan memberikan posttest.
Kelas eksperimen (X1) menggunakan sampel sebanyak 21 orang dan kelas kontrol (Y2) menggunakan sampel sebanyak 21 orang. Dalam penelitian ini kelas eksperimen menggunakan model picture and picture dan kelas kontrol menggunakan metode ekspositori.
1. Analisi Data KelasEksperimen (X) Berdasarkan nilai kemampuan menulis karangan argumentasi kegiatan di
atas, diperoleh penyebaran nilai 65 sampai 90. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata hasil belajar kemampuan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan model pembelajaran
picture and picture yaitu total nilai dibagi
jumlah siswa (sampel), yaitu1640:21 = 78,09. Dengan demikian, hasil kemampuan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan model pembelajaran picture
and picture pada kategori baik yaitu dengan
nilai rata-rata 78,09. Setelah mengetahui hasil akhir siswa pada kelas eksperimen diatas, selanjutnya akan dibuat tabel distribusi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata (mean), Standar Deviasi (SD) dan Standar Eror (SE) dari data yang berdistribusi tunggal.
2. Analisi Data Kelas Kontrol (Y)
Berdasarkan nilai kemampuan menulis karangan argumentasi kegiatan di atas, diperole penyebaran nilai 60 sampai 85. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui nilai rata-rata hasil belajar kemampuan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan model pembelajaran ekspositor yaitu total nilai dibagi jumlah siswa (sampel), yaitu 1505:21 = 71,66. Dengan demikian, hasil kemampuan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori pada kategori baik yaitu dengan nilai rata-rata 71,66.
PEMBAHASAN
Setelah melakukan prosedur penelitian yang panjang, misalnya dengan melakukan analisis data, kemudian melakukan hipotesis, akhirnya penelitian mendapatkan hasil yang tidak sia-sia. Efektivitas model pembelajaran picture and
picture dalam meningkatkan kemampuan
menulis karangan argumentasi ternyata efektif dan lebih baik daripada hasil belajar dengan menggunakan metode ekspositori.
Hal ini dapat dibuktikan pada hasil penelitian yaitu nilai rata-rata kemampuan menulis karangan argumentasi dengan
menggunakan model pembelajaran picture
and picturelebih tinggi yakni sebesar 78,09
daripada nilai rata-rata kemampuan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan metode ekspositori yakni sebesar 71,66. Berdasarkan pengujian normalitas dan homogenitas, maka diketahui bahwa data pada kedua kelas yakni kelas kontrol dan kelas eksperimren berdistribusi normal dan mempunyai variansi sama. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan uji t diperoleh = 23,81 pada taraf signifikan a= 5% dari daftar distribusi t dk 40, maka diperoleh = 2,021. Jikaharga dibandingkan dengan
harga ternyata
> (23,81> 2,021), dapat dinyatakan hipotesis nilai ( ) ditolak dan hipotesis alternatif ) diterima, maka model pembelajaran picture and
pictureefektif dalam meningkatkan
kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi.
Setelah didapat hasil dari penelitian ini, selanjutnya akan dibahas mengenai mengapa model pembelajaran picture and
picture lebih baik dibandingkan dengan
metode ekspositori. Hal ini dapat dijelaskan bahwa penerapan model pembelajaran
picture and picture adalah satu model
pembelajaran yang menggunakan gambar-gambar. Setiap siswa belajar mandiri dalam mengurutkan gambar-gambar dengan urutan logis. Dalam kelompok belajar yang dibentuk oleh guru akan terjalin kerjasama antar siswa. Hasil belajar mandiri tersebut diperoleh dengan saling membagi segala informasi yang menjadi topik pembelajaran. Jadi, hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran picture
and picture lebih baik dari pada hasil
belajar dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat disimpulkan:
1. Pemahaman siswa kelas IX MTs Swasta Ulumul Qur’an Medan dalam kemampuan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture berada dalam kategori baik.
2. Pemahaman siswa kelas IX MTs Swasta Ulumul Qur’an Medan dalam kemampuan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori berada dalam kategori cukup.
3. Model pembelajaran picture and
picture lebihefektif dari pada model
pembelajaran ekspostori dalam kemampuan menulis karangan argumentasi siswa kelas IX MTs Swasta Ulumul Qur’an Medan
Saran
Sebagai kelanjutan dari adanya kesimpulan yang diperoleh dari penelitan yang membandingkan dua bentuk model pembelajaran yang berbeda berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan:
1. Kepada guru-guru kelas khususnya guru bidang studi Bahasa Indonesia agar menggunakan model pembelajaran
picture and picture sebagai salahsatu
model pembelajaran di kelas, dikarenakan mempunyai keuntungan atau kelebihan yang berbeda dengan model pembelajaran ekspositori.
2. Untuk lebih memantapkan hasil penelitian ini, kepada pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian agar melakukan penelitian dengan judul yang sama, pada kelompok sampel yang sama.
3. Hasil penelitian ini menjadi sumber informasi bagi para pembaca yang aktif dalam perkumpulan sebuah organisasi.
4. Sebagai sumber referensi bagi para penelitilain yang hendak melakukan penelitian sejenis yang relevan.
5. Sebagai sumberi nformasi bagi para pembaca dalam memahami keterampilan penulisan sebuah karangan argumentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian-Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dalman. 2014. Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Keraf, Gorys. 1981. Narasidan
Argumentasi. Jakarta: Nusa
Indah.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan, Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. (1988). Aplikasi Alat
Ukur siswa Untuk Media
Pembelajaran, Efektivitas,
Jakarta htt;//id.wikipedia.com. Hamdani, (2010), Strategi dan Model
Pembelajaran, Picture and
picture. Jakarta http://Lentera
kecil.wikipedia.com
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis, Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Keraf, Gorys. 1981. Deskripsi dan
Eksposisi. Jakarta: Nusa Indah.
Poerwadarminta, W.J.S. 1984. Kamus
Umum Bahasa Indonesia.
Sartuni, Rasjid, dkk. 1984. Bahasa
Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta:Nina Dinamika.
Kosasih, E. 2007. 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Bahasa
Indonesia. Bandung: Yrama