• Tidak ada hasil yang ditemukan

LBM 2 Kerangka Teori yang Jelas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LBM 2 Kerangka Teori yang Jelas"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

LBM 2

Kerangka Teori yang Jelas? STEP 1

a. Tinjauan pustaka

= berisi teori yang merupakan landasan dari masalah yang akan diselesaikan

b. Variabel

= karakteristik yang diukur, baik yg diukur scr numerik misalnya usia atau tinggi badan maupun dalam kategori misalnya jenis kelamin atau ada tidaknya suatu penyakit

= karakteristik dari subjek (jenis kelamin, tinggi badan, dll)

c. Hipotesis

= jawaban sementara yg harus dibuktikan kebenarannya yang mempunyai hubungan antar variabel (minimal dua variabel) yang harus berbentuk pernyataan yang deklaratif.

d. Kerangka teori

= dikembangkan dari tinjauan pustaka dalam bentuk mapping yang digunakan sebagai landasan berpikir dalam memecahkan masalah serta terkait dgn konsep-konsep scr lengkap dan dpt disusun scr kualitatif, matematis, persamaan atau diagram.

e. Kerangka konsep

= suatu hubungan atau kaitan antar konsep atau variabel yg akan diamati atau diukur mll penelitian yg akan dilakukan

f. Definisi operasional

= batasan yg harus dibuat di dalam semua konsep yg ada dalam penelitian

= menjelaskan karakteristik yg diamati, termasuk juga cara mengamati dan cara mengukur (definisi dari variabel penelitian)

g. Skala pengukuran Lengkapi !!

STEP 2

1. Bagaimana penyusunan bab 2? 2. Apa tujuan tinjauan pustaka? 3. Apa saja isi dari tinjauan pustaka? 4. Apa saja syarat-syarat tinjauan pustaka? 5. Bagaimana cara menyusun tinjauan pustaka? 6. Apa saja isi dari kerangka teori dan kerangka konsep?

7. Bagaimana cara menyusun kerangka teori dan kerangka konsep?

8. Bagaimana hubungan antara tinjauan pustaka, kerangka teori dan kerangka konsep? 9. Apa saja jenis-jenis hipotesis?

10. Apa saja syarat hipotesis yang baik? 11. Apa saja macam variabel?

12. Sebut dan jelaskan macam-macam skala pengukuran!

13. Bagaimana cara membuat definisi operasional dan macam-macamnya?

14. Apa yang dimaksud dengan konsistensi antara bagian-bagian di bab 1 dan bab 2? 15. Bagaimana cara merujuk sumber pustaka dengan benar?

16. Apa saja syarat-syarat sumber pustaka?

STEP 3

1. Bagaimana penyusunan bab 2? Bab 2 :

(2)

- Kerangka teori - Kerangka konsep - Hipotesis

2. Apa tujuan tinjauan pustaka?

 Agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasikan variable yang akan diteliti.

 Agar peneliti dapat meletakkan masalah yang ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digeluti.

Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi

 memperdalam pengetahuan , khususnya tentang hubungan antar variable penelitian  mengkaji teori dasar yg berkaitan dengan masalah yg diteliti

 mengkaji temuan penelitian sejenis atau yg pernah dilakukan sebelumnya  menemukan metode atau cara pendekatan pemecahan masalah

 mendapatkan cara mengevaluasi ataupun analisa data  mencari informasi aspek penelitian yg belum tergarap  memperkaya ide-ide baru

Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum

3. Apa saja isi dari tinjauan pustaka?

 Tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.

 Tinjauan dari hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengn masalah yang akan diteliti. Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi

 Beberapa pengertian dasar  Perincian latar belakang masalah

 Tinjauan komprehensif terhadap aspek yang diteliti, dengan penekanan utama pada hubungan antar variabel yang akan dipermasalahkan dan variabel yang mungkin berperan.

DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

 Tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan ditelit.Hal ini dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasi variable-variabel yang akan diteliti (diamati).Lebih dari itu dengan tinjauan teori ini dimaksudkan agar para peneliti dapat meletakkan atau mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digeluti.Oleh sebab itu,sering di dalam tinjauan kepustakaan ini diuraikan “kerangka teori” sebagai dasar untuk mengembangkan “kerangka konsep penelitian “.

 Tinjauan dari hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Hal ini penting,disamping akan memperluas pandangan dan pengetahuan peneliti,juga peneliti dapat menghindari “pengulangan” dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan orang lain (menjaga originalitas penelitian).

(3)

4. Apa saja syarat-syarat tinjauan pustaka? a. Keterkinian (recent)

sumber pustaka sejogyanya yang baru, Secara umum dikatkan baru bila kurang dari 10 tahun terakhir

b. Relevansi (relevant)

sumber pustaka yang diambil hendaklah mempunyai relevansi yang jelas / tinggi dengan permasalahn yang diutarakan.

c. Kelengkapan (completeness)

dalam era informasi global saat ini sangat memudahkan bagi peneliti untuk mendapatkan informasi yang lengkap secara mudah lewat internet. Informasi yang lengkap ini saat ini mutlak diperlukan agar apa yang akan ditulis dan dipakai dalam penelitian ini tidak ketinggalan dan yang jelas lebih bisa yakin bahwa belum dikerjakan orang lain

d. Tingkat kepercayaan dari bukti bukti yang diajukan (level of evidence)

Bukti bukti yang didapat secara eksperimental menempati level yang tertinggi, terlebih bila multisenter study atau hasil meta analisis.

5. Bagaimana cara menyusun tinjauan pustaka? CARA MENYUSUN TINJAUAN PUSTAKA YANG BAIK

a. Kumpulkan kepustakaan yang diperkirakan ada hubungan atau relevan dgn masalah penelitian b. Periksa sumber pendahuluan/abstrak dari karangan tadi

c. Mulai membaca dengan cermat & kritis untuk penelitian d. Membuat catatan yang diperlukan

e. Mencatat hal2 penting yang dibaca dari kepustakaan terpilih

f. Tuliskan pada kertas tadi judul karangan, nama pengarang, volume, no halaman, & kata kunci katangan tersebut

g. Catatlah hal2 yang relevan

h. Melalui penalaran deduktif & induktif biasanya akan ditemukan jawaban sementara/hipotesa dari masalah penelitian

(Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.2006.Panduan Penelitian.Jakarta:Prestasi Pustaka)

Hal2 yang perlu diperhatikan dalam penulisan tinjauan pustaka : 1. Kalimatnya tidak terlalu panjang

2. Kalimat tanpa subjek atau ejaan yang tidak tepat harus dihindarkan 3. Tetap menjaga alur pikiran yang logis

4. Penulisan paragraph harus tepat agar informasi yang disampaikan jelas 5. Penulisan rujukan harus tepat

6. Bahan rujukan minimal 5-10 tahun sebelumnya

(Metodologi Penelitan Kesehatan, 2002, Dr. Seokidjo Notoatmodjo, Jakarta : Rikena Cipta)

6. Apa saja isi dari kerangka teori dan kerangka konsep? Kerangka teori

Definisi

(4)

Disamping sebagai pedoman arah tujuan penelitian, kerangka teoretis juga akan membantu pemilihan konsep2 yg diperlukan guna pembentukan hipotesis.

a. Fungsi

 Memperjelas arah penelitian

 Membantu dlm membuat suatu hipotesis yg baik

(Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael. 2002. Dasar – Dasar Metodologi Penelitian Klinis edisi ke – 2. Jakarta : Sagung Seto)

Kerangka konsep

Menunjukkan jenis serta hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lainnya yang terkait

DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

Suatu hubungan/kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yg ingin diteliti. Berkembang dari hasil tinjauan pustaka+kerangka teori serta masalah penelitian yg dirumuskan. Konsep : suatu abstraksi yg dibentuk dg menggeneralisasikan suatu pengertian.

≠ diukur + diamati langsung, harus dijabarkan ke dalam variabel2 sehingga dapat diamati dan diukur. hubungan2 antara konsep yg satu dgn konsep lainnya dr masalah yg diteliti sesuai dgn apa yg tlh diuraikan pd tinjauan pustaka

(Dr.Soekidjo Notoatmodjo.2005.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta) a. Tujuan

Menunjukkan jenis serta hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lainnya yang terkait DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

b. Syarat

- Harus menunjukkan kerterkaitan antar variabel - Dapat memberikan informasi yang jelas - Mempermudah pemilihan desain penelitian

DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

7. Bagaimana cara menyusun kerangka teori dan kerangka konsep? Kerangka teori :

o Menetapkan variable yang diteliti o Membaca teori

o Deskripsi teori  Menghubungkan variable 1 dengan yang lain o Analasis kritis hasil penelitian

o Analisis komparatif dalam penelitian o Sintesis / simpulan yang sifatnya sementara

 Mengidentifikasi variable  Cari dan periksa pustaka

 Cari dan buat data variabel yang berpengaruh  Menentukan hubungan antar variabel  Menyusun kerangka teori atau bagan

(Sumardi Suryabrata.Metodologi Penelitian)

Kerangka konsep

 diawali dengan mengungkapkan permasalahan penelitian, latar belakang serta perumusan masalahnya

(5)

 membuat rangkuman dari tinjauan pustaka sebagai dasar untuk membuat Kerangka Konsep

 kerangka konsep dibuat dalam bentuk diagram yang menunjukkan jenis serta hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lainnya yang terkait (ada keterkaitan antar variabel)

 pada diagram digambarkan pula batas-batas lingkup penelitian

 kerangka konseptual yang baik dapat memberikan informasi yang jelas dan mempermudah pemilihan desain penelitian.

(Dasar2 Metodologi Penelitian Klinis, Sudigdo Sastroasmoro).

Perbedaan kerangka teori dan kerangka konsep? Kerangka Teori

dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau batasan – batasan tentang teori – teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan.

Menurut kamus Bahasa Indonesia Poerwadarminta, TEORI adalah “Pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai sesuatu peristiwa (kejadian), dan asas – asas, hukum – hukum umum yang menjadi dasar sesuatu kesenian atau ilmu pengetahuan; serta pendapat cara – cara dan aturan – aturan untuk melakukan sesuatu”.

Teori adalah satu set konstruk, konsep, definisi, dan proposisi yang saling berhubungan, yang menyajikan suatu pandangan yang sistematik mengenai suatu fenomena dengan menspesifikkan hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena;

A theory is generalization or series of generalization by which we attempt to explain some phenomena in a systematic manner.

(Wiersma, 1986) Kerangka Konsep

Konsep adalah Generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama. Dalam kenyataannya, KONSEP dapat mempunyai tingkat generalisasi yang berbeda. Semakin dekat suatu KONSEP pada realita, maka semakin mudah pula KONSEP tersebut diukur dan diartikan.

Misalnya :

Konsep ilmu alam lebih jelas dan konkrit, karena dapat diketahui dengan paca indera. Sebaliknya, banyak konsep ilmu – ilmu sosial menggambarkan fenomena sosial yang bersifat abstrak dan tidak segera dapat dimengerti. Seperti konsep tentang Tingkah Laku, Kecemasan, Kenakalan Remaja dsb. Oleh karena itu perlu kejelasan konsep yang dipakai dalam penelitian.

Konsep adalah Suatu abstraksi yang dibentuk dengan me-generalisasikan suatu pengertian. Oleh karena itu, KONSEP tidak dapat diukur dan diamati secara langsung. Agar dapat diamati dan dapat diukur, maka KONSEP tersebut harus dijabarkan ke dalam variable – variable. Dari variable itulah KONSEP dapat diamati dan diukur.

Contoh :

(6)

Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang sesuatu hal atas persoalan yang perlu dirumuskan. Dalam merumuskannya, peneliti harus dapat menjelaskan sesuai dengan maksud peneliti memakai konsep tersebut. Oleh karena itu, peneliti harus “konsisten” dalam memakainya.

ari uraian pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan beberapa pengertian dan peranan dari KERANGKA KONSEP dalam suatu penelitian sebagai berikut : D

Kerangka Konsep adalah Suatu hubungan atau kaitan antara konsep – konsep atau variable – variable yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilaksanakan.

Konsep – konsep atau variable – variable yang akan diamati berdasarkan contoh tersebut adalah : Pendidikan, Perilaku, Status Ekonomi, Status Sosial, Kualitas Fisik Sarana Air Bersih, Kualitas Air Bersih (VARIABEL BEBAS) dan Kejadian Diare (VARIABEL TERIKAT)

Kerangka Konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa factor yang dianggap penting untuk masalah. Sehingga KERANGKA KONSEP akan membahas saling ketergantungan antar variable yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi atau hal – hal yang diteliti. Penyusunan KERANGKA KONSEP akan

membantu kita untuk membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu dan membantu peneliti dalam menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati atau diukur melalui variable. Oleh karena itu, dalam menyusun sebuah KERANGKA KONSEP, peneliti hendaknya memahami variable konsep yang hendak diukur.

Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan, Dr. Ahmad Watik Praktiknya

8. Bagaimana hubungan antara tinjauan pustaka, kerangka teori dan kerangka konsep?

 tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. Hal ini dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasi variable-variabel yang akan diteliti (diamati). Lebih dari itu dengan tinjauan teori ini dimaksudkan agar para peneliti dapat meletakkan atau mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digeluti. Oleh sebab itu, sering di dalam tinjauan kepustakaan ini diuraikan “kerangka teori” sebagai dasar untuk mengembangkan “kerangka konsep penelitian “.

 Tinjauan dari hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Hal ini penting, disamping akan memperluas pandangan dan pengetahuan peneliti, juga peneliti dapat menghindari “pengulangan” dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan orang lain (menjaga originalitas penelitian )

o (buku metodologi penelitian kesehatan,Sukidjo Notoatmodjo)

9. Apa saja jenis-jenis hipotesis?

(7)

Hipotesis Kerja

Adalah suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. Biasanya menggunakan rumusan pernyataan Jika…, maka… Artinya jika suatu factor atau variable terdapat atau terjadi pada suatu situasi, maka ada akibat tertentu yang dapat ditimbulkan.

Hipotesis nol/ statistic

Biasanya dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkan. Bila dinyatakan adanya perbedaan antara dua variable, disebut hipotesa alternative.

Contoh: Tidak ada perbedaan tentang angka kematian akibat penyakit jantung antara penduduk perkotaan dengan penduduk pedesaan.

Hipotesis hubungan dan Perbedaan

Hipotesis dapat juga dibedakan berdasarkan hubungan atau perbedaan 2 variabel atau lebih. Hipotesis hubungan berisi tentang dugaan adanya hubungan antara dua variable.

Contohnya: makin tinggi tingkat pendidikan ibu, makin teratur memeriksakan kehamilannya.

Sedangkan hipotesa perbedaan menyatakan adanya ketidaksamaan atau perbedaan di antara dua variabel. Misalnya: praktek pemberian ASI ibu-ibu di kelurahan A berbeda/ lebih tinggi daripada praktek pemberian ASI di kelurahan B.

Berdasarkan isinya, hipotesis dapat dibedakan:

Hipotesis mayor, hipotesis induk, atau hipotesis utama yaitu hipotesis yang menjadi sumber dari hipotesis – hipotesis yang lain

Hipotesis minor, hipotesis penunjang atau anak hipotesis yaitu yang dijabarkan dari hipotesis mayor

Metodologi penelitian kesehatan oleh Dr.Soekidjo Notoatmojo

Ada 3, berdasarkan bentuk rumusannya:

Hipotesis Kerja atau Hipotesis alternatif

Suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul.

Hipotesis NOL atau Hipotesis Statistik

Biasanya dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok / lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkan.

Hipotesis Hubungan dengan Hipotesis Perbedaan

Panduan Penelitian, Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M. Hum

a. Hipotesis kerja : hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

Contoh :

 ”Apabila ...., maka ....”

(8)

 hipotesis satu ekor : hubungan antarvariabel sudah jelas arahnya  hipotesis dua ekor : hubungan antarvariabel belum jelas arahnya

b. hipotesis nihil : hipotesis yang hanya ada dalam alam pikiran peneliti, yang berguna untuk pembuktian dengan analisis statistik.

Contoh :

”Tidak ada korelasi (atau perbedaan) antara .... dengan ....”

 hipotesis tandingan : hipotesis dari variabel-variabel luar yaitu variabel tandingan bagi variabel pengaruh yang ada dalam hipotesis kerja

Contoh :

 ”Faktor kelelahan akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi”  hipotesis kerja

 ”Faktor-faktor X,Y,Z (dan seterusnya) akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi”  hipotesis tandingan

Pratiknya, Ahmad Watik. 2003. Dasar – dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

10. Apa saja syarat hipotesis yang baik?

a. Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana, tidak bermakna ganda.

b. Mempunyai landasan teori yang kuat. Hipotesis tidak semata-mata datang dengan sendirinya, namun harus dibangun atas dasar teori, pengalaman, serta sumber ilmiah lain yang sahih.

c. Menyetakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan satu atau lebih variabel bebas; kadang hipotesis menyatakan hubungan antara beberapa variabel bebas dengan satu variabel tergantung, misalnya pada studi faktor-faktor risiko dengan analisis multivariat. Namun dalam satu hipotesis hanya boleh terdapat satu variabel tergantung. Hipotesis yang menyebutkan lebih dari satu variabel tergantung (disebut sebagai hipotesis yang kompleks) harus dipecah menjadi dua atau lebih hipotesis.

d. Memungkinkan diuji secara empiris. Hal ini mutlak dalam studi empiris; suatu hipotesis meskipun mempunyai dasar yang kuat, tidak dapat disebut memenuhi syarat bila tidak dapat diuji secara empiris.

e. Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variabel-variabel yang diukur. Disisi lain rumusannya juga harus longgar, sehingga membuka kemungkinan untuk dilakukan generalisasi. Rumusan yang terlalu umum atau bermakna ganda, harus dihindarkan.

f. Dikemukakan a-priori. Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian, sebelum datanya terkumpul. Hipotesis yang dirumuskan setelah peneliti melihat data, yang disebut sebagai Hipotesis a-posteriori atau post-hoc hypothesis, pada dasarnya merupakan hipotesis multipel yang mempunyai konsekuensi di dalam uji hipotesis (kemungkinan bahwa kenamaan yang diperoleh disebabkan semata-mata oleh faktor peluang atau kesalahan tipe I menjadi makin besar dengan makin bertambahnya hipotesis). Sedangkan ahli menyebut prosedur ini sebagai fihsing expedition, atau data dredging, dan bahkan dapat dituduh “curang”, bagai seorang yang menebak lotere setelah nomor loterenya diundi.

(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagung Seto)

a. Merupakan kalimat deklaratif

b. Mengekspresikan 2 variabel atau lebih

c. Merupakan jawaban tentatif (sementara) terhadap permasalahan d. Memungkinkan untuk dibutuhkan secara empirik

Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, Dr.Ahmad Watik Pratiknya

(9)

d. hipotesis harus sederhana dan terbatas, artinya hipotesis yang tidak menimbulkan perbedaan’’ pengertian, serta tidak terlalu luas sifatnya

Metodologi Penelitian Keaehatan, DR. SOEKIDJO NOTOATMODJO

Pengertian Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hypo = sebelum atau bawah dan thesis = pernyataan atau pendapat. Dapat diartikan bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum diketahui kebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan empiris.

Hipotesis juga berarti pendapat yang kebenarannya masih rendah atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan. Dan kebenaran tersebut perlu diuji atau dibuktikan. Dalam hal pembuktian atau pengujian ini dilakukan melalui bukti-bukti secara empiris, yaitu melalui data-data atau fakta-fakta di lapangan. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa hipotesis membutuhkan dukungan berupa data atau fakta yang empiris, hal ini dilakukan karena sifat dari hipotesis ini sementara. Hipotesis dinyatakan ditolak atau diterima. Selain itu hipotesis harus dibuat dalam setiap penelitian yang bersifat analitis. Untuk penelitian yang bersifat deskriptif, dimaksudkan untuk mendeskripsikan masalah yang diteliti, hipotesis tidak perlu dibuat, sebab tidak pada tempatnya.

MANFAAT HIPOTESIS

Hipotesis memberikan manfaat memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan penelitian, yakni menarik pernyataan-pernyatan hipotesis yang telah diuji kebenarannya. Dengan demikian akan mempermudah peneliti untuk menangkap makna kesimpulan penelitian, hipotesis juga mempermudah dalam hal proses dan langkah penelitian terutama dalam menentukan proses pengumpulan data seperti metode penelitian, instrument yang harus digunakan, sampel atau sumber data, dan teknik analisis data. Sedangkan manfaat hipotesis dalam hal penjelasan gejala yang diteliti dapat dilihat dari pernyataan hubungan variabel-variabel penelitian.

.Menurut Ary Donald, bahwa fungsi hipotesis ada empat, antara lain :

1. Memberikan penjelasan tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.

2. Mengemukakan pernyataan tentang hubungan dua konsep yang secara langsung dapat diuji dalam penelitian.

3. Member arah pada penelitian.

4. Member kerangka pada penyusunan kesimpulan penelitian.

HIPOTESIS DALAM PENELITIAN

Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan

pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak

(10)

1. Untuk menguji teori,

2. Mendorong munculnya teori,

3. Menerangkan fenomena sosial,

4. Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,

5. Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Perlukah penelitian menggunakan Hipotesis? 1. YA

untuk penelitian verifikatif yg berpola “masalah hipotesis-data-analisis-kesimpulan” 2. TIDAK

Untuk penelitian Eksploratif dan deskriptif

(Moh. Nazir, Ph.D, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 2003, hal.150)

o Yang tidak memerlukan hipotesis

 contoh judul penelitian deskriptif : prevalensi DM di Indonesia.  Penelitian sejarah.

o Yang memerlukan hipotesis  Penelitian eksperimen  Penelitian analitik

Menurut ada tidaknya hipotesis, penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu penelitian yang menggunakan hipotesis dan yang tidak menggunakan hipotesis. Jenis-jenis penelitian yang tidak menggunakan hipotesis. Di antara ialah penelitian deskriptif, penelitian filosofis, penelitian historis, dan penelitian evaluasi. Sedang menurut jenis data yang dipergunakan penelitian dibagi menjadi penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif, misalnya: Historis, Deskriptif, Perkembangan, Kasus dan penelitian lapangan, Korelasional, Kausal komparatif, Eksperimen murni, Eksperimen semu dan Kajian tindak.

1. Penelitian Analisis. Adalah penelitian yang desain risetnya dimulai dari teori dan berakhir pada fakta, oleh karenanya dalam riset ini terlibat satu atau lebih hipotesis. Teori berfungsi sebagai masukan sekaligus sebagai pemecahan masalah yang bersangkutan.

2. Penelitian Tindakan atau Action Research merupakan suatu kerja sama antara mahasiswa dengan para pengambil keputusan misalnya perusahaan di mana hasil penelitian ini akan dapat langsung dipakai dalam rangka mengambil keputusan manajemen. Validitas penelitian ini secara relatif lemah karena sampel kurang representatif juga kontrol terhadap variabel bebas tidak ditekankan.

(11)

4. Penelitian Eksperimental. Suatu penelitian eksperimen didesain di mana variabel bebas diperlakukan secara terkontrol dan pengaruhnya terhadap variabel terantung dipantau dengan teliti. Metode ini lebih cocok untuk aplikasi ekstra.

5. Penelitian Eksploratif. Penelitian Eksplorasi menjadi langkah awal setiap penelitian yang bertolak dari variabel, bukan dari fakta. Jika tujuan riset deskriptif bersifat kumulatif, maka desain riset eksploratif bersifat alternatif.

6. Penelitian Historis. Penelitian historis memiliki tujuan yaitu menemukan sumber sejarah, pengukuran secara kritis serta penyajian hasil kajiannya. Produk masa lalu itu biasanya terekam dalam bentuk dokumen maupun artefak disamping imajinasi tradisional. Macam-macam metode penelitiannya yaitu penelitian sejarah komparatif, penelitian yuridis, penelitian biografis dan penelitian bibliografis. 7. Penelitian Komparatif. Penelitian komparatif tidak memakai data masa lalu, melainkan data masa

sekarang dengan sifat expost facto yaitu data dikumpulkan setelah suatu kejadian selesai berlangsung. Sifat desain ini hampir sama dengan desai eksperimental, hanya dalam desain komparatif ini alat kontrol dianggap tidak dimiliki.

8. Penelitian Studi Kasus. Penelitian studi kasus mengkaji unit analisisnya amat terbatas dan kesimpulannya pun hanya berlaku untuk kasus tertentu, walupun dapat saja dalam praktek menjadi preseden bagi kasus berikutnya, tetapi temuan studi kasus tidak dijadikan teori.

Manfaat hipotesis dalam penelitian?

 memberikan batasan dan jangkauan kecil penelitian  memfokuskan perhatian dalam rangka pengumpulan data

 sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta atau data  membantu mengarahkan dalam mengidentifikasi variable-variable yang akan diteliti. Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi

 memberi tuntutan kepada peneliti ke arah mana penelitian itu harus dilakukan

 merupakan alat untuk melokalisasi fenomena2 dan menuntun secara identifikasi variabel2 yang dibutuhkan untuk menjawab masalah penelitian

 memberi petujuk prosedur mana atau rancangan penelitian mana yang dipilih  membri petunjuk bagi cara pengolahan data dan cara analisa hasil penelitian

Dasar –dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan, Dr. Ahmad Watik Praktiknya

Cara penyusunan hipotesis :

 turunkan atau identifikasikan variabel-variabel dari rumusan penelitian yang ada

 cari informasi sedalam dan seluas mungkin, dari teori dan fakta penelitian yang telah ada, yang berkaitan dengan variabel2 diatas.

 Hubungkan kenyataan yang ada dengan informasi tersebut, sehingga peneliti megetahui akan adanya “sesuatu yang kurang”. Dari kekurangan inilah peneliti “mereka-reka” konsep atau hubungan imajinatifnya sehingga antara kenyataan teori dan permasalahan terdapat hubungan yang jelas

dasar –dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan, Dr. Ahmad Watik Praktiknya

(12)

 Memperoleh sendiri dari sumber aslinya, yaitu dari pengalaman langsung di lapangan, rumah sakit, puskesmas, atau laboratorium. Dalam mengemukakan, fakta ini kita tidak berusaha untuk melakukan perubahan atau penafsiran dari keaslian fakta yang diperoleh  Fakta yang diidentifikasikan dengan cara menggambarkan atau menafsirkannya dari

sumber yang asli, tetapi masih berada di tangan orang yang mengidentifikasi tersebut tersebut, sehingga masih dalam bentuknya yang asli.

 Fakta yang diperoleh dari orang yang mengidentifikasi dengan jalan menyusunnya dalam bentuk penalaran abstrak, yang sudah merupakan symbol berpikir sebagai generalisasi dari hubungan antara berbagai fakta atau variable.

Metode Penelitian Kesehatan, Soekidjo Notoatmodjo

11. Apa saja macam variabel? JENIS VARIABEL

1. Variabel bebas / variabel pengaruh, perlakuan, kausa, treatment Bentuk variabel bebas :

a. Variabel perantara / Variabel penguhubung

Variabel yang menjembatani pengaruh suatu varibel bebas dengan variabel tergantung.

b. Variabel pendahulu

Variabel bebas yang berpengaruh pada variabel tergantung tetapi sekaligus berpengaruh pula pada variabel lain yang juga berperan sebagai variabel bebas terhadap variabel tergantung tersebut.

c. Variabel prakondisi

Variabel yang keberadaannya merupakan prasyarat bagi bekerjanya variabel bebas terhadap variabel tergantung.

2. Variabel tergantung / variabel yang berubah karena variabel bebas tsb

Variabel bebas/ independen/ prediktor/ risiko/ kausa/ pengaruh/ perlakuan/ treatment : Variabel yang bila ia berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain

1. Variabel tergantung/ dependen/ efek/ hasil/ outcome/ respons/ event/ terpengaruh/ tak bebas : Variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas

2. Variabel perancu (confounding) : Jenis variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan variabel tergantung, tetapi bukan merupakan variabel antara. Cth, kita tinjau penelitian yang mencari hubungan antara kebiasaan minum kopi (variabel bebas) dan kejadian penyakit jantung koroner (PJK) (variabel tergantung); peneliti ingin menguji hipotesis bahwa PJK lebih sering terjadi pada peminum kopi ketimbang pada bukan peminum kopi. Kebiasaan merokok dapat merupakan variabel perancu, oleh karena : Kebiasaan minum kopi berhubungan dengan kebiasaan merokok; perokok lebih sering minum kopi daripada bukan perokok dan kebiasaan merokok diketahui berhubungan dengan PJK

Variabel yang berlaku sebagai variabel bebas terhadap suatu variabel, dapat juga merupakan variabel tergantung bila berpasangan dengan variabel yang lain, dan sebaliknya

3. Variabel perantara, atau disebut juga variabel penghubung : variabel yang menjembatani pengaruh suatu variabel bebas dengan variabel tergantung. Cth, Ankilostomiasis (variabel bebas) akan mempengaruhi terjadinya anemia (variabel tergantung) dengan melalui mekanisme perdarahan kronis saluran digesti (variabel perantara)

4. Variabel pendahulu : variabel bebas yang berpengaruh pada variabel tergantung tetapi sekaligus berpengaruh pula pada variabel lain yang juga berperan sebagai variabel bebas terhadap variabel tergantung tersebut. Cth, diketahui bahwa tingkat pendidikan seseorang (variabel pendahulu) mempengaruhi akseptabilitas mereka terhadap cara pengobatan modern (variabel bebas), disamping itu juga mempengaruhi kepercayaan mereka terhadap pengobatan tradisional (variabel tergantung)

(13)

(Sastroasmoro, S., Ismael, S.,2002, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis , CV Sagung Seto, Jakarta)

(Pratiknya, A. W., 2003, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan , Cetakan III, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta)

- variable bebas

adalah variable yg diduga sebagai penyebab timbulnya variable lain. variable bebas biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variable lain.

Contoh : pupuk x adalah variable bebas, karena pupuk x yang akan mempengaruhi tanaman kacang. Pupuk x dimanipulasi artinya jumlahnya ditambah atau dikurangi sesuai pelaksanaan penelitian. Selain itu pupuk x juga diamati dan diukur, dalam hal ini ditemukan berapa banyak yang akan dipergunakan untuk memupuk tanaman kacang.

- variable tergantung

adalah variable yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variable bebas. Dalam penelitian, variable tergantung diamati dan diukur untuk mengetahui dari pengaruh variable bebas.

Contoh : tanaman kacang, atau lebih spesifiknya, kesuburan tanaman kacang merupakan variable

tergantung. Kesuburan tanaman kacang diamati dan diukur dg jalan mengukur tinggi tanaman kacang tadi setelah sebulan diberi pupuk, sesuai protokol penelitian di atas.

- Variable moderator

Disebut juga variable bebas kedua yaitu variable yg dipilih, diukur dan diamati dan dimanipulasi oleh peneliti karena diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variable bebas dan variable tergantung.

Contoh: pada penelitian pupuk x, diduga ada beberapa faktor yg mempengaruhi jalannya penelitian, misal : tanah yg digunakan untuk tanaman kacang tadi. Bilamana tanah yg digunkan adalah tanah pasir, maka hasil penelitian pasti akan berbeda bila tanah yg dipergunakan adalah tanah lumpur atau tanah gembur. Faktor lain yg ikut mempengaruhi adalah air, pot, sinar matahari.

Contoh : Hubungan antara kemampuan dan produktifitas kerja makin tinggi bila etos kerja tinggi,Etos kerja sebagai variabel moderator.

- Variable control

Adalah variable yg dikontrol oleh peneliti untuk menetralkan pengaruhnya thd variable tergantung. Variable kontrol berbeda dg variable moderator. Variable ditetapkan sebagai variable moderator untuk dipelajari pengaruhnya, sedangkan variable ditetapkan sbg variable kontrol untuk dihilangkan

pengaruhnya.

Contoh: tanah, air, dan sinar matahari dikontrol oleh peneliti untuk dihilangkan pengaruhnya dengan jalan menyamakan faktor2 tadi. Jika kelompok pertama ditanam di pasir dan disiram dg air hujan dan diletakan di tempat yg terkena sinar matahari, maka perlakuan tadi juga ditetapkan pada kelompok kedua. Hal yg membedakan antara kedua kelompok tadi hanyalah pupuk x yg diberikan pada kelompok pertama, tetapi tidak diberikan pada kelompok kedua. Dengan demikian peneliti akan tahu pasti bahwa hanya pupuklah yg mempengaruhi kesuburan tanaman kacang dan bukan fakor lain.

Example;membandingkan kecepatan mengetik antara lulusan SMA dengan SMK.variabel kontrolnya:naskah yang dikrtikm sama,mesin ketiknya sama,ruang kerjanya sama.

- Variable antara

(14)

variable bebas dan variable tergantung. Variable ini biasanya tidak pernah disebut dalam kajian operasional, tetapi disebutkan keberadaannya dalam kajian teoritik.

Contoh: pupuk x dan kesuburan tanaman kacang, dihipotesiskan bahwa pupuk x yg mempengaruhi kesuburan tanaman kacang. Pupuk x mempengaruhi proses kesuburan tanaman kacang. Namun karena proses kesuburan tanaman kacang merupakan proses metabolisme abstrak dan tidak dapat diamati dan diukur, maka proses tanaman kacang menjadi subur dipandang sbg variable antara.

(Panduan Penelitian, Sandjaja dan A. Heriyanto )

MACAM-MACAM HUBUNGAN ANTAR VARIABEL

Sesungguhnya yang dikemukakan di dalam inti penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara berbagai variabel. Hubungan yang paling dasar adalah hubungan antara dua variabel bebas dan variabel terikat ( Independent variabel dengan dengan dependent variabel).

a. Hubungan Simetris

Variabel-variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya. Terdapat 4 kelompok hubungan simetris :

1) Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.

2) Kedua variabel merupakan akibat daru suatu faktor yang sama.

3) Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti disana.

4) Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata.

b. Hubungan Timbal Balik

Hubungan timbal balik adalah hubungan di mana suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi sebab dan variabel yang menjadi akibat.

c. Hubungan Asimetris (tidak simetri)

Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam tipe hubungan tidak simetris, yakni :

1) Hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan kausal yang lazim dipergunakan oleh para ahli.

2) Hubungan antara disposisi dan respons. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkkan respons tertentu dalam situasi tertentu. Bila “Stimulus” datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan “Disposisi” berada dalam diri seseorang.

(15)

4) Hubungan antara prekondisi yang perlu dengan akibat tertentu.

5) Hubungan Imanen antara dua variabel.

6) Hubungan antara tujuan (ends) dan cara (means)

- Suryabrata, S. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada. - Narbuko,C., Achmadi, A,H. 2004 . Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Bumi Aksara

- Sugiono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: AlfaBeta

- Anonim, 1981. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

12. Sebut dan jelaskan macam-macam skala pengukuran! KATEGORIKAL:

Skala nominal;adalah suatu himpunan yang terdiri dari anggota-anggota yg mempunyai kesamaan tiap anggotanya,dan memiliki perbedaan dari anggota himpunan yg lain.

Misalnya : kelamin dibedakan antara laki2 dan perempuan. kita menghitung banyaknya subyek dari setiap kategori gejala. masing-masing anggota himpunan tesebut tidak ada perbedaan nilai.  Skala ordinal;himpunan yang beranggotakan menurut rangking,urutan,pangkat,jabatan.tiap

himpunan tidak hanya di kategorikan kepada persamaan atau perbedaan dengan himpunan lain,tetapi berangkat dari pernyataan lebih besar/kecil.

misal,variable pendidikan dibedakan,SD,SMP,SMA. NUMERIK:

Skala interval;seperti pada skala ordinal,tetapi himpunan tersebut dapat memberikan nilai interval atau jarak antara urutan kelas yg bersangkutan.kelebihanya adalah bahwa jarak nomor yg sama menunjukan juga jarak yang sama dari sifat yang di ukur.

Skala ratio; adalah variable yang mempunyai perbandingan yang sama,lebih besar/lebih kecil.seperti panjang, berat,dan angka agregasi adalah variable ratio.

contoh;beras beratnya 1kuintal,maka 5 karung beras 5 kwintal.

Dr. Soekidjo Notoatmojo, Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi

Skala pengukuran Ciri Operasi matematis Contoh

Nominal Klasifikasi

Ratio Sama dengan interval +

(16)

DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KLINIS, Edisi 2 Sudigdo Sastroasmoro

13. Bagaimana cara membuat definisi operasional dan macam-macamnya?

Setelah variabel – variabel diidetifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan Definisi operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok digunakan.

Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapa diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

Cara menyusun definisi operasional dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu

1) Definisi Pola I, yaitu disusun berdasarkan atas kegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi. Contoh :

o Frustasi adalah keadaan yang timbul sebgai akibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai.

o Lapar adalah keadaan dalam individu yang timbul setelah dia tidak makan selama 24 jam

o Garam Dapur adalah hasil kombinasi kimiawi antara natrium dan Clorida.

Definisi Pola I ini, yang menekankan Operasi atau manipulasi apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan, terutama berguna untuk mendefinisikan variabel bebas.

2) Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasar bagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi. Contoh :

(17)

o Orang Lapar adalah orang yang mulai menyantap makanan kurang dari satu menit setelah makanan dihidangkan, dan menghabiskannya dalam waktu kurang dari 10 menit.

3) Definisi Pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atas bagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknnya. Contoh :

o Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa yang mempunyai ingatan baik, mempunyai perbendaharaan kata luas, mempunyai kemampuan berpikir baik, mempunyai kemampuan berhitung baik.

o Ekstraversi adalah kecenderungan lebih suka ada dalam kelompok daripada seorang diri.

Seringkali dalam membuat definisi operasional pola III ini peneliti menunjuk kepada alat yang digunakan untuk mengambil datanya.

Setelah definisi operasional variabel-variabel peneliitian selesai dirumuskan, maka prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi peneliti telah menyusun prediksi tentang kaitan berbagai variabel penelitiannya itu secara operasional, dan siap diuji melalui data empiris.

(Drs. Sumadi Suryabrata .Metologi Penelitian. hal. 30-31)cara langsung

dengan mengekspresikan bagaimana cara pengukuran variabel (measured operasional definition). Untuk cara ini, maka peneliti harus mengingat apakah variabel yang dihadapi hanya mempunyai sapu pengertian atau berintepretasi ganda, kalau ganda, pengertian mana yang sesuai dengan landasan eori yang dikembangkan

cara tidak langsung

dilakukan dengan mengekspresikan kriterian manipulasi terhadap variabel, dan cara memonitor/mengukur efek dari menipulasi tersebut (experimental operational definition)

Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan, Dr. Ahmad Watik Praktiknya

Ada tiga pendekatan untuk menyusun definisi operasional, yaitu disebut Tipe A, Tipe B dan Tipe C. 1. Definisi Operasional Tipe A

Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada operasi yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi. Dengan menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat membuat gejala menjadi nyata.

Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang dihasilkan dengan menempatkan dua orang atau lebih pada situasi dimana masing-masing orang mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya satu orang yang akan dapat mencapainya.

2. Definisi Operasional Tipe B

Definisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan pada bagaimana obyek tertentu yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang dilakukannya atau apa yang menyusun karaktersitik-karakteristik dinamisnya.

(18)

3. Definisi Operasional Tipe C

Definisi operasional Tipe C dapat disusun didasarkan pada penampakan seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik statisnya.

Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai orang yang mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir baik, sistematis dan mempunyai kemampuan menghitung secara cepat.

www.psend.com Manfaat:

agar hipotesis dapat dijabarkan ke dalam variabel2 sedemikian rupa sehingga:

 variabel bersifat spesifik dan terukur

 korelasi (baik dalam bentuk sebab akibat, perbedaan, maupun korelasi arti sempit) dapat diuji Dasar-dasar metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan, Dr. Ahmad Watik Praktiknya

14. Apa yang dimaksud dengan konsistensi antara bagian-bagian di bab 1 dan bab 2? 15. Bagaimana cara merujuk sumber pustaka dengan benar?

CARA PENULISAN Teknik penulisan

a) system nomor tiap rujukan diberi nomor sesuai dengan urutan penunjukannya pertama kali di dalam naskah. Nomor terletak di antara tanda kurung mengikuti nama penulis atau pada akhir pernyataan atau kalimat. Rujukan > 1 nomor2 yang bersangkutan dipisahkan oleh koma. Rujukan > 2 Tanda garis atau penghubung nomor pertama dan nomor terakhir Contoh:

- Bangunan molekul DNA berbentuk heliks ganda dilaporkan oleh Watson & Crick (2) - DNA mempunyai bangunan molekul berbentuk heliks ganda (2)

b) System nama dan tahun (Harvard) Disusun secara alfabetik sesuai nama penulis, diikuti oleh penulisan tahun atau dengan mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan diantara tanda kurung atau pada akhir kalimat.

Contoh:

- Pauling (1979) melaporkan manfaat vitamin C dosis tinggi…

- Vit C dosis tinggi dilaporkan bermanfaat menghambat pertumbuhan sel tumor (Pauling, 1979)

c) Sistem kombinasi alphabet dan nomor (H&N) disusun secara alfabetik berdasrkan nama penulis dan diberi nomor berurutan, Ditunjukkan dengan mencantumkan nomor atau penulis atau keduanya (diantara tanda kurung)

d) Sistem Vancouver menggunakan system nomor disertai penyeragaman cara penulisannya, dengan cara menunjukkan di dalam naskah dan pemberian urutan nomor sesuai dengan munculnya yang pertama kali didalam naskah. Nama semua penulis ditulis untuk jumlah penulis sampai dengan 6, bila >6  tiga penulis pertama disebutkan dan diikuti dengan et al Tjokronegoro, Arjatmo dan Baraas Faisal.1986. Teknik Penulisan Makalah Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan.FK UI

Cara penulisan rujukan pustaka dalam naskah  Sistem nomor (Vancouver)

 Sistem nama dan tahun (Harvard)

 Pada sistem ini daftar rujukan disusun secara alfabetik berdasar nama penulis,dengan meletakkan nama keluarga didepan.

Contoh : Abnormalitas of te male tract have only recently been defined in autopsy material (Kaplan et al,.1968;Oppenheimer and Estrely.,1969).

(19)

 Sistem vancouver  Makalah

 untuk makalah dengan jumlah pengarang kurang atau sama dengan 6 orang,nama pengarang ditulis smua

 bila jumlah pengarang lebih dari 6 orang,nama-nama pengarang hanya ditulis 6 orang sedang sisanya ditulis dkk. Atau et al

 buku atau monograf

 bab pada buku yang ada penyuntingnya  Tanpa pengarang

Anonymous.Coffe drinking and cancer of the pancreas (Editorial).BrMedJ 1981;283:628 Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-2,Dr.Asril Aminullah,Sp.A(K)

16. Apa saja syarat-syarat sumber pustaka?

Sumber primer: semua karangan asli yg ditulis oleh orang yg secara langsung mengalami, melihat atau mengerjakannya

Contoh: laporan penelitian, tesis, disertasi, jurnal, & buletin

Sumber sekunder: tulisan mengenai penelitian orang lain yg disajikan dlm bentuk komentar atau tinjauan oleh orang yg secara tdk langsung mengamati atau ikut serta terlibat

Contoh: buku teks, ensiklopedi, kamus

Dr.B.Sandjaja, MSPH & Albertus Heriyanto, M.Hum.Panduan Penelitian

17. Bagaimana tata cara penulisan daftar pustaka? Daftar pustaka

Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis pertama. Daftar pustaka ditulis dalam spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka berikutnya diberi jarak satu setengah spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya menjorok ke dalam.

Penulisan pustaka:

a. Pustaka dalam bentuk Buku dan Buku Terjemahan :

- Buku: Penulis, tahun, judul buku (harus ditulis miring) volume (jika ada), edisi (jika ada), nama penerbit dan kota penerbit .

- Buku Terjemahan : Penulis asli, tahun buku terjemahan, judul buku terjemahan (harus ditulis miring), volume (jika ada), edisi (jika ada), (diterjemahkan oleh : nama

penerjemah), nama penerbit terjemahan dan kota penerbit terjemahan.

- Artikel dalam Buku : Penulis artikel, tahun, judul artikel (harus ditulis miring), nama editor, judul buku (harus ditulis miring), volume (jika ada), edisi (jika ada), nama penerbit dan kota penerbit.

b. Pustaka dalam bentuk artikel dalam majalah ilmiah : Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume dan halaman.

c. Pustaka dalam bentuk artikel dalam seminar ilmiah :

(20)

- Artikel lepas tidak dimuat dalam prosiding seminar: Penulis, tahun, judul artikel, Judul prosiding Seminar (harus ditulis miring), kota seminar, dan tanggal seminar.

d. Pustaka dalam bentuk Skripsi/tesis/disertasi : Penulis, tahun, judul skripsi, Skripsi/tesis/Disertasi (harus ditulis miring), nama fakultas/ program pasca sarjana, universitas, dan kota.

e. Pustaka dalam bentuk Laporan penelitian : Peneliti, tahun, judul laporan penelitian, nama laporan penelitian (harus ditulis miring), nama proyek penelitian, nama institusi, dan kota.

f. Pustaka dalam bentuk artikel dalam surat kabar : Penulis, tahun, judul artikel, nama surat kabar (harus ditulis miring), nama surat kabar, tanggal terbit dan halaman.

g. Pustaka dalam bentuk Dokumen paten : Penemu, tahun, judul paten (harus ditulis miring), paten negara, Nomor.

h. Pustaka dalam bentuk artikel dalam internet (tidak diperkenankan melakukan sitasi artikel dari internet yang tidak ada nama penulisnya) :

- Artikel majalah ilmiah versi cetakan : Penulis, tahun, judul artikel, nama majalah (harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume dan halaman.

- Artikel majalah ilmiah versi onlinePenulis, tahun, judul artikel, nama majalah ((harus ditulis miring sebagai singkatan resminya), nomor, volume, halaman dan alamat website.

- Artikel umum Penulis, tahun, judul artikel, alamat website (harus ditulis miring), diakses tanggal ...

CATATAN :

a. Nama penulis lebih dari satu kata

Jika nama penulis terdiri atas 2 nama atau lebih, cara penulisannya menggunakan nama keluarga atau nama utama diikuti dengan koma dan singkatan nama-nama lainnya masing- masing diikuti titik.

Contoh :

Soeparna Darmawijaya ditulis : Darmawijaya,

S. Shepley L. Ross ditulis : Ross, S. L.

b.

c. Nama yang diikuti dengan singkatan Nama utama atau nama keluarga yang diikuti dengan singkatan, ditulis sebagai nama yang menyatu.

Contoh : Mawardi A.I. ditulis : Mawardi, A.I. William D. Ross Jr., ditulis Ross Jr., W.D.

d. Nama dengan garis penghubung

Nama yang lebih dari dua kata tetapi merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dirangkai dengan garis penghubung.

Contoh : Ronnie McDouglas ditulis: McDouglas, R.

Hassan El-Bayanu ditulis: El-Bayanu, H.

(21)

e. Penulisan gelar kesarjanaan

Gelar kesarjanaan dan gelar lainnya tidak boleh dicantumkan dalam penulisan nama, kecuali dalam ucapan terima kasih atau prakata.

f. Gunakan istilah “anonim” untuk referensi tanpa nama penulis

g. Dalam daftar pustaka, semua nama penulis harus dicantumkan tidak boleh menggunakan dkk. atau et al.

Pentingnya hipotesis Syarat hipotesis yg baik

Maksud problematika dan susunan definisi operasional dgn baik Memahami metode penulisan daftar pustaka

Memahami maksud problematikan dan susunan skala pengukuran

STEP 4

BAB II

Tinjauan pustaka

Hipotesis Nihil Hipotesis

Kerangka konsep BAB I

Hipotesis Mayor

Hipotesis Kerja Kerangka Teori

Hipotesis hubungan dan perbedaan Hipotesis Minor

Variabel

Sumber Pustaka

Daftar Pustaka

-Vancouver

- Harvard

(22)

STEP 5

a. Tinjauan pustaka b. Variabel

c. Hipotesis d. Kerangka teori e. Kerangka konsep f. Definisi operasional g. Skala pengukuran

1. Bagaimana penyusunan bab 2? 2. Apa tujuan tinjauan pustaka? 3. Apa saja isi dari tinjauan pustaka? 4. Apa saja syarat-syarat tinjauan pustaka? 5. Bagaimana cara menyusun tinjauan pustaka?

6. Apa saja isi dari kerangka teori dan kerangka konsep?

7. Bagaimana cara menyusun kerangka teori dan kerangka konsep?

8. Bagaimana hubungan antara tinjauan pustaka, kerangka teori dan kerangka konsep? 9. Apa saja jenis-jenis hipotesis?

10. Apa saja syarat hipotesis yang baik? 11. Apa saja macam variabel?

12. Sebut dan jelaskan macam-macam skala pengukuran!

13. Bagaimana cara membuat definisi operasional dan macam-macamnya?

14. Apa yang dimaksud dengan konsistensi antara bagian-bagian di bab 1 dan bab 2? 15. Bagaimana cara merujuk sumber pustaka dengan benar?

Referensi

Dokumen terkait

Dari pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan PPL dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa dalam

Syariah Rupiah Managed Fund adalah dana investasi jangka menengah dan panjang yang bertujuan untuk mendapatkan hasil investasi yang optimal melalui penempatan dana dalam mata uang

Data primer tersebut adalah kumpulan berita dari time frame yang telah disebutkan menyangkut tentang Pemberitaan Sidang Putusan Kasus Pembunuhan di Lembaga Permasyarakatan Kelas II

[r]

a) Jika peserta didik dapat membaca dengan makhraj dan tajwid dengan benar, skor 100. b) Jika peserta didik dapat membaca dengan makhraj dan tajwid kurang sempurna, skor 75. c)

Alat analisis yang digunakan adalah pendpatan koto, pendapatan bersih dan efisiensi pendapatan dengan cara menghitung pendapatan kotor yang dikurangi dengan total biaya

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut