• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIK"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori

A. Investasi

1. Pengertian Investasi

Teori ekonomi mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran pemerintah untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa yang akan datang. Investasi adalah suatu komponen dari PDB = C + I + G + (X-M).

Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang (Sunariyah, 2003:4)

(2)

pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwasanya investasi atau penanaman modal merupakan pengeluaran atau pembelanjaan yang dapat berupa jenis barang modal, bangunan, peralatan modal, dan barang-barang inventaris yang digunakan untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa atau untuk meningkatkan produktiktivitas kerja sehingga terjadi peningkatan output yang dihasilkan dan tersedia untuk masyarakat.

2. Teori Investasi

Dalam jangka panjang pertumbuhan investasi berpengaruh pada bertambahnya stok capital dan selanjutnya menaikan produktivitas. Di negara yang tingkat penganggurannya tinggi, seperti Indonesia sekarang, angkatan kerja yang menganggur dapat dimanfaatkan sebagai sumber pembentukan modal.

(3)

1. Teori Harrod-Domar. Harrod-Domar mempertahankan pendapat dari para ahli ekonomi sebelumnya yang merupakan gabungan dari pendapat kaum klasik dan Keynes, dimana beliau menekankan peranan pertumbuhan modal dalam menciptkan pertumbuhan ekonomi. Teori Harrod-Domar memandang bahwa pembentukan modal dianggap sebagai pengeluaran yang akan menambah kemampuan suatu perekonomian untuk menghasilkan barang dan atau jasa, maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan efektif seluruh masyarakat. Dimana apabila pada suatu masa tertentu dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada masa berikutnya perekonomian tersebut mempunyai kemapuan utnuk menghasilkan barang- barang dan atau jasa yang lebih besar (Sadono, 2007: 256-257).

2. Jenis Investasi

(4)

demand. Investasi timbul diakibatkan oleh bertambahnya permintaan yang sumbernya terletak pada penambahan pendapatan disebut induced investment.

Dana investasi swasta menurut asalnya terdiri dari dua 2 macam, yaitu: PMA (Penanaman Modal Asing), jenis investasi yang sumber modalnya berasal dari luar negeri, sedangkan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) ialah jenis investasi yang sumber modalnya berasal dari dalam negeri.

Penanaman Modal Asing (PMA) adalah salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah modal untuk pembangunan ekonomi yang bersumber dari luar negeri. Salvatore (1997) menjelaskan bahwa PMA terdiri atas:

1. Investasi portofolio (portfolio investment), yakni investasi yang melibatkan hanya aset-aset finansial saja, seperti obligasi dan saham, yang didenominasikan atau ternilai dalam mata uang nasional. Kegiatan-kegiatan investasi portofolio atau finansial ini biasanya berlangsung melalui lembaga- lembaga keuangan seperti bank, perusahaan dana investasi, yayasan pensiun, dan sebagainya.

2. Investasi asing langsung (Foreign Direct Investment), merupakan PMA yang meliputi investasi ke dalam aset-aset secara nyata berupa pembangunan pabrik-pabrik, pengadaan berbagai macam barang modal, pembelian tanah untuk keperluan produksi, dan sebagainya.

(5)

umumnya memerlukan investasi asing, terutama perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa untuk

kepentingan ekspor. Di negara maju seperti Amerika, modal asing (khususnya dari Jepang dan Eropa Barat) tetap dibutuhkan guna memacu pertumbuhan ekonomi domestik, menghindari kelesuan pasar dan penciptaan kesempatan kerja. Apalagi di negara berkembang seperti Indonesia, modal asing sangat diperlukan terutama sebagai akibat dari modal dalam negeri yang tidak mencukupi. Untuk itu berbagai kebijakan di bidang penanaman modal perlu diciptakan dalam upaya menarik pihak luar negeri untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

(6)

pemerintah adalah nilai investasi proyek baru, perluasan, dan alih status, yang terdiri atas saham peserta Indonesia.

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) adalah bentuk upaya menambah modal untuk pembangunan melalui investor dalam negeri. Modal dari dalam negeri ini bisa didapat baik itu dari pihak swasta ataupun dari pemerintah. Kebijakan tentang rencana PMDN ditetapkan oleh pemerintah melalui UU No 6 Tahun 1968, kemudian disempurnakan dengan diberlakukannya UU No. 12 Tahun 1970.

Rencana PMDN yang disetujui pemerintah adalah nilai investasi baru, perluasan, dan alih status, yang terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman. Jumlah kumulatif rencana PMDN adalah jumlah seluruh rencana PMDN yang disetujui pemerintah sejak tahun 1968 dengan memperhitungkan pembatalan, perluasan, perubahan, penggabungan, pencabutan, dan pengalihan status dari PMDN ke PMA atau sebaliknya.

(7)

Menurut Sadono Sukirno (2003:5) investasi secara luas bahwa dalam perhitungan pendapatan nasional, pengertian investasi meliputi: (1) seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang-barang dan modal dalam pembelanjaan untuk mendirikan industri-industri; (2) pengeluaran masyarakat untuk mendirikan rumah tempat tinggal dan (3) pertumbuhan dalam nilai stok barang perusahaan berupa bahan mentah, barang yang belum selesai diproses dan barang jadi. B. Tingkat Suku Bunga

1. Pengertian Tingkat Suku Bunga

Pengertian suku bunga menurut Sunariyah (2004:80) adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumber daya yang digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Adapun fungsi suku bunga menurut Sunariyah (2004: 81) adalah:

a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.

(8)

c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengatur jumlah uang beredar. Ini berarti pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.

Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu: penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung. Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, dan sebaliknya. Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat.

2. Suku Bunga Nominal dan Rill

Suku bunga nominal adalah suku bunga yang bisa kita lihat di bank atau media cetak. Suku bunga nominal adalah cendurung naik seiring dengan angka inflasi. Suku bunga rill adalah perbedaan diantara suku bunga nominal dan tingkat inflasi. Jika i menyatakan suku bunga nominal, r suku bunga rill, dan π tingkat inflasi, maka hubungan diantara ketiga variable tersebut bisa ditulis sebagai berikut:

r = i – π

Apabila persamaan tingkat bunga rill di atas diatur kembali, bisa dilihat bahwa suku bunga nominal adalah jumlah suku bunga rill dan inflasi sebagi berikut:

(9)

Persamaan diatas disebut persamaan Fisher. Persamaan ini menunjukan suku bunga bisa berubah karena dua alasan: karena suku bunga rill berubah atau karena tingkat inflais berubah. Teori kuantitas uang dan persamaan Fisher sama-sama menyatakan bagaimana pertumbuhan uang mempengaruhi tingkat bunga nominal. Menurut teori kuantitas, kenaikan dalam pertumbuhan uang sebesar satu persen menyebabkan kenaikan satu persen dalam tingkat inflasi. Menurut Fisher, kenaikan satu persen dalam tingkat inflasi sebaliknya menyebabkan kenaikan satu persen dalam suku bunga nominal (Mankiw, 2000: 157-158).

3. Teori-Teori Suku Bunga a. Teori Suku Bunga Klasik

Menurut kaum klasik, suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian yang akan menyebabkan tabungan yang tercipta pada penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama yang dilakukan oleh pengusaha. Beranjak dari teori mikro, teori klasik mengatakan bahwa tingkat bunga merupakan nilai balas jasa dari modal.

(10)

suku bunga yang harus dibayar untuk dana investasi tersebut merupakan ongkos penggunaan dana (Cost of Capital). Makin rendah suku bunga maka investor akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil.

b. Teori Suku Bunga Keynes

Tingkat suku bunga menurut Keynes merupakan suatu fenomena moneter. Artinya, tingkat bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan uang. Keynes mengasumsikan bahwa perekonomian belum mencapai full employment. Oleh karena itu produksi masih dapat ditingkatkan tanpa mengubah tingkat upah maupun tingkat harga. Dengan menurunkan tingkat bunga, investasi dapat dirangsang untuk meningkatkan produk nasional. Dengan demikian setidaknya untuk jangka pendek, kebijkasanaan moneter dalam teori Keynes berperan untuk meningkatkan produk nasional.

C. Produk Domestik Regional Bruto

PDRB merupakan Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang di hasilkan oleh unit-unit produksi di dalam suatu wilayah atau region dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Pengertian nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara (intermediate cost).

(11)

menghitung nilai tambah bruto dari dari masing-masing sektor dan kemudian menjumlahkannya akan menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Produk domestik regional bruto dapat atas dasar harga berlaku atau nominal maupun atas dasar harga konstan atau riil. Produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun, sedang produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. Produk domestik regional bruto atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi sedangkan produk domestik regional bruto atas dasar konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ketahun. Nilai-nilai PDRB dengan harga konstan atau riil penting karena dapat mencerminkan pertumbuhan output atau produksi yang sesungguhnya terjadi. PDRB nominal tidak mencerminkan pertumbuhan output yang sesungguhnya bila terjadi perubahan tingkat harga secara umum.

Metode yang di lakukan oleh para pakar ekonomi untuk menghitung besar Produk Domestik Regional Bruto dengan beberapa pendekatan (Basri, 2002: 38), yakni :

(12)

biasa disebut pendekatan nilai tambah. Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit produksi dalam proses produksi dari input antara yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi atas ikut sertanya dalam proses produksi.

2. Menurut pendekatan pendapatan, dalam pendekatan pendapatan ini, nilai tambah dari suatu kegiatan ekonomi dihitung dengan menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Untuk sektor pemerintah dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari untung, surplus usaha tidak diperhitungkan. Yang termasuk dalam surplus usaha adalah bunga, sewa tanah, dan keuntungan. Metode pendekatan pendapatan ini banyak dipakai pada sektor yang diproduksinya berupa usaha jasa seperti pemerintahan.

3. Menurut pendekatan pengeluaran, pendeketan dari segi penawaran bertitik tolak pada penggunaan akhir barang dan jasa di wilayah domestik.

(13)

pendekatan penerimaan (terdiri dari pendekatan survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, metode data anggaran belanja, metode balance sheet dan metode statistik perdagangan luar negri. Pada prinsipnya cara ini dimaksudkan untuk memperkirakan komponen-komponen permintaan akhir seperti: konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta nirlaba, konsumi pemerintah, pembentukan modal bruto dan perdagangan antar wilayah (termasuk ekspor dan impor).

(14)

Disamping itu tingginya pendapatan masyarakat juga mencerminkan kemampuan didalam mengembalikan modal (Ability to Pay). Hal tersebut akan menarik investor untuk menanamkan modalnya dengan pertimbangan modal yang ditanamkan, di masa yang akan datang bisa kembali (menguntungkan). Sehingga nampak jelas bahwa pendapatan berpengaruh terhadap investasi swasta.

D. Tenaga Kerja 1. Definisi Tenaga Kerja

Menurut Todaro (2000) pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya lebih besar. Meski demikian hal tersebut masih dipertanyakan apakah benar laju pertumbuhan penduduk yang cepat benar-benar akan memberikan dampak positif atau negatif kepada pembangunan ekonominya. Setiap kegiatan produksi yang akan dilaksanakan pasti akan memerlukan tenaga kerja. Tenaga kerja bukan saja berati buruh yang terdapat dalam perekonomian. Arti tenaga kerja meliputi juga keahlian dan keterampilan yang mereka miliki.

(15)

1. Tenaga kerja kasar, yaitu tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau berpendidikan rendah dan tidak mempunyai keahlian dalam suatu bidang pekerjaan;

2. Tenaga kerja terampil, yaitu tenaga kerja yang mempunyai keahlian dari pendidikan atau pengalaman kerja;

3. Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang mempunyai pendidikan yang tinggi dan ahli dalam bidang-bidang tertentu.

Menurut BPS penduduk berumur 10 tahun ke atas terbagi sebagai Angkatan Kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja dikatakan bekerja bila mereka melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 1 (satu) jam secara kontinu selama seminggu yang lalu. Sedangkan penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan disebut menganggur.

Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja yang tersedia. Semakin bertambah besar lapangan kerja yang tersedia maka akan menyebabkan semakin meningkatkan total produksi di suatu daerah.

2. Perminataan dan Penawaran Tenaga Kerja

(16)

Permintaan tenaga kerja adalah teori yang menjelaskan seberapa banyak suatu lapangan usaha akan mempekerjakan tenaga kerja dengan berbagai tingkat upah dalam suatu periode tertentu. Pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap permintaan barang yang diproduksinya.

Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada setiap kemungkinan upah dalam waktu tertentu. Dalam teori klasik sumber daya manusia (tenaga kerja) merupakan individu yang bebas memilih untuk bekerja atau tidak. Bahkan pekerja juga bebas memilih dan menetukan jumlah jam kerja yang diinginkan.

(17)

E. Penelitian Terdahulu

Tabel 2. Daftar Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul

(18)
(19)

2.2 Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan ekonomi sangat penting karena ekonomi menitikberatkan pada terpenuhinya kebutuhan individu dalam masyarakat. Ekonnomi dapat dikatakan berhasil apabila mampu mewujudkan kesejahteraan umat manusia. Hendrik Van Berg juga mengatakan bahwa : Kesejahteraan tidak ditentukan banyaknya emas dalam tabungan pemerintah atau besarnya kekuatan tentaranya atau kemajuan industry suatu negara, tetapi lebih pada berapa banyak barang yang dapat diakses dan dinikmati oleh masyarakat.

Oleh karena itu fungsi belanja negara atau konsumsi maksimal yang optimal memungkinkan terpenuhinya kebutuhan individu dalam masyarakat, sehingga keberhasilan pertumbuhan ekonomi dapat berhasil, pada sisi yang lain Tulus T.H Tambunan (2001:274) juga menunjukkan bahwa perbedaan tingkat pembangunan dapat juga dilihat dari perbedaan peran sektoral dalam pembentukkan PDRB. Secara hipotesis dapat dirumuskan bahwa semakin besar peranan sektor ekonomi yang memiliki nilai tambah tinggi, seperti industri manufaktur, terhadap pembentukan atau pertumbuhan PDRB di suatu wilayah, semakin tinggi pula pertumbuhan PDRB wilayah tersebut.

(20)

bahwa walaupun bukan merupakan suatu indikator yang bagus, kesejahteraan masyarakat, dilihat dari aspek ekonominya, dapat diukur dengan tingkat pendapatan nasional, maka pertumbuhan menjadi salah satu terget yang sangat penting yang harus dicapai dalam proses pembangunan ekonomi.

Lebih rinci Mudrajar Koncoro (2000:18) menjelaskan bahwa

indikator-indikator kunci pembangunan pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi 1) indikator ekonomi 2) indikator sosial. Variabel yang termasuk sebagai indikator ekonomi adalah Gross National Product (GNP) per kapita, laju pertumbuhan ekonomi, GDP per kapita dengan purchasing power party. Variabel yang termasuk indikator sosial adalah HDI (Human Developnemt Indekx) atau indekx mutu hidup.

Secara ringkas pengertian dari GDP (Gross Domestik Produk) dan GDP (Gross National Produk) adalah sebagai berikur :

1. GNP menurut Musgrave et al. (1993:18) dapat dipandang sebagai pengeluaran agragat untuk output yang diproduksi pada tahun bejalan. GNP per kapita adalah GNP di bagi dengan jumlah penduduk

2. GDP menurut Michael Parkin et al. (1995:48) adalah merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian selama satu tahun yang dengan ukuran harga terentu pada tahun sekarang (current year).

(21)

Karena penduduk bertambah terus, maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun.

Tulus T.H tambunan (2001:38) menjelaskan bahwa untuk mengatasi permasalahan pendapatan penduduk hanya bisa didapat lewat peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau Produk Domestik Broto (PDB) atau GDP setiap tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penembahan PDB yang berarti juga penambahan pendapatan nasional.

Menurut Mudrajat Koncoro (2000:39) pertumbuhan ekonomi akan mulai mengalami perlambatan jika daya dukung alam tidak mampu lagi mengimbangi aktivitas ekonomi yang ada. Keterbatasan sumber daya merupakan faktor yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi tersebut, bahkan dalam perkembangannya hal tersebut justru menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Sehingga, bila pertumbuhan penduduk melebihi atau sama dengan pertumbuhan pendapatan nasional maka pendapatan per kapita bisa menurun atau tidak berubah, dan jelas ini tidak dapat disebut ada perkembangan ekonomi.

(22)

perpajakan harus diperttimbangkan bersama-sama dengan aspek-aspek lain dari kebijakan pembangunan, tetapi hal itu tidak bisa dianggap sebagai variabel dengan pengenaan pajak yang diperlukan.

Selain itu Tulus Tambunan (2001:38) juga menjelaskan bahwa tidak mengherankan jika pada awal pembangunan ekonomi suatu negara, umumnya perencanaan pembangunan ekonomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Untuk negara seperti Indonesia yang jumlah penduduknya tinggi serta ditambah lagi dengan kenyataan bahwa jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan pada awal proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar dari pada pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat per kapita dapat tercapai.

Selama periode orde baru pemerintah kurang memperhatikan pola pembagian dari pertumbuhan itu sendiri (distribusi pendapatan). Hal ini mengakibatkan kesenjangan pendapatan antara kelompok kaya dan kelompok miskin membesar bukannya mengecil.

(23)

pemerintahan pajak juga dipengeruhi oleh kontibusi sektor terhadap GDP yang ada di suatu negara.

a) Produk Domestk Regional Bruto (PDRB) adalah sejumlah nilai tambah (value aded) yang timbul dari berbegai unnit produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam rupiah. Mardiasmo (2002:69) menyebutkan bahwa unit-unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi 10 sektor lapangan usaha, yaitu pertanian, industri pengolahan, pertambangan dan penggalian, listrik, gas, dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan telekomunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, perbankan daerah, jasa-jasa.

Lincolin Arsyad (1993:15) memaparkan bahwa pembangunan yang berorientasi kepada kenaikan PDRB dan peningkatan terhadap pendapatan perkapita masyarakat belumlah sepenuhnya memecahkan permasalahan dalam pembangunan. Meskipun terget kenaikan PDB pertahun telah tercapai, namun kehidupan masyarakat merupakan permasalahan yang perlu mendapat perhatian.

(24)

kualitas dan kualitas sumber alam, kapital, dan kemajuan teknologi (Roslina:2004).

Menurut Adam Smith dalam Lincolin Arsyad (1999:55), mengemukakan tentang proses pertumbuhan ekonomi melalui aspek pertumbuhan output total. Sedangkan unsur pokok dari sistem produksi suatu negara menurut Smith ada tiga yaitu 1) sumber alam yang tersedia 2) sumberdaya insani (jumlah penduduk) 3) stok barang modal yang ada.

Sumber daya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumber daya alam yang tersedia merupakan ”batas maksimum” bagi pertumbuhan suatu perekonomian. Maksudnya, jika sumber daya ini belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada yang memegang peranan dalam pertumbuhan output. Tetapi pertumbuhan output tersebut akan berhenti jika semua sumber daya alam tersebut telah digunakan secara penuh.

(25)
(26)

rangkaian kebijakan dan sasaran yang ditetapkan oleh pemerintah, tersedianya modal dan teknologi dari luar, serta kondisi-kondisi di lingkungan perdagangan internasional.

Ada dua hal yang menjadi penggerak pertumbuhan yaitu a) sumber- sumber yang harus digunakan secara lebih efisien. Hal mengisyaratkan tidak boleh sumber-sumber mengangur dan alokasi penggunannya kurang efisien. b) penawaran atau jumlah sumber-sumber atau elemen-elemen pertumbuhan tersebut haruslah diusahakan pertambahannya. Elemen-elemen yang memacu pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut a) sumber-sumber alam, b) sumber- sumber tenaga kerja, c) kualitas tenaga kerja yang rendah, d) akumulasi kapital.

(27)

pembangunan yang ditunjukkan Produk Domestik Bruto akan menjadi lebih sempurna, karena akan benar-benar menunjukkan kapasitas potensi pembangunan yang dimiliki oleh suatu daerah ataupun kabupaten dan kota. Pembangunan ekonomi atas pemakaian sumber daya alam berupaya untuk memberikan keseluruhan nilai ekonomi yang melekat pada sumber daya alam tersebut. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses. Yaitu proses yang mencakup pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industry-industri alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan, dan pengembangan perusahaan-perusahaan baru.

Untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi daerah, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumber daya-sumber daya yang ada harus mampu menaksir potensi sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.

(28)

adaptasi dari kebijakan sentaralistik menuju desentralisasi fiskal merupakan kondisi yang perlu dijaga kestabilannya agar ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan berusaha yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi

.

Tumbuhnya perhatian terhadap desentralisasi dikaitkan dengan gagalnya perencanaan terpusat dan populernya strategi pertumbuhan dan pemerataan, tetapi juga adanya kesadaran bahwa pembangunan adalah proses yang kompleks dan penuh ketidakpastian yang tidak dapat dengan mudah dikendalikan dan direncankan dari pusat, karena itu desentralisasi merupakan hal yang penting

Proses pembangunan bukan hanya ditentukan oleh aspek ekonomi saja, tetapi pertumbuhan ekonomi merupakan unsur penting dalam proses pembangunan wilayah di Indonesia yaitu berbentuk propinsi, kabupaten atau kota. Pertumbuhan ekonomi yang cupuk tinggi sampai saat ini masih merupakan target utama pembangunan dalam rencna pemabngunan wilayah dismping pembangunan sosial. Sedangkan target pertumbuhan ekonomi tersebut ternyata sangat bervariasi sesuai dengan potensi ekonomi yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Melalui pertumbuhan ekonomi daerah yang cukup tinggi tersebut diharapkan kesejahteraan masyarakat secara bertahap akan dapat ditingkatkan.

(29)

era otonomi masing- masing daerah berlomba-lomba meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya guna meningkatkan kemakmuran masyarakatnya. Karena itu, pembahasan tentang struktur dan faktor penentu pertumbuhan daerah akan sangat penting artinya bagi pemerintah daerah dalam menentukan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerahnya.

Para ahli seperti Oates(1993), Bird (1993), Bird Dan Wallich (1995), Martnez dan Mc Nab (2001), World Bank (1997), Bahl Dan Linn (1992), dan Gramlich (1993) tertarik pada isu bahwa desentralisasi fiskal sebagai jalan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mereka menyatakan bahwa dengan diserahkannya beberapa kewenangan ke pemerintah daerah, diharapkan pelayanan masyarakat semakin efisien dan pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat lokal.

(30)

pada yang dilakukan pemerintah pusat. Tetapi, pengaruh langsung desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi tidak akan terjadi jika desentralisasi fiskal tidak berjalan secara efektif (Martinez dn Mcnab,1997).

Peneliti yang lain pun berpendapat bahwa desentralisasi penerimaan dan pengeluaran merupakan jalan untuk meningkatan efisiensi di sektor publik,

mengurangi defisit anggaran, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pendapat ini di sadari bahwa pemerintah daerah akan lebih tepat dalam memenuhi kebutuhan daerah dari pada pemerintah pusat.

Dalam banyak litelatur dikemukakan bahwa desentralisasi fiskal dapat berdampak bagi pertumbuhan ekonomi daerah, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seperti penjabaran bahwa desentralisasi fiskal akan mendorong efisiensi ekonomi terutama di sektor publik yang pada akhirnya akan menimbulkan dinamika efek pada pertumbuhan ekonomi daerah.

(31)

dari suatu potensi sumber daya manusia yang ada, kelembagaan, dan sumber daya fisik.

Konsep pengembangan ekonomi daerah dapat mengacu pada tiga kategori. Pertama, pengembanan ekonomi daerah terkait dengan perkembangnya ekonomi yang berbasis pada masyarakat lokal. Kali ini biasanya ditandai dengan berkembangnya karakteristik mayarakat lokal, baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Kedua, pengembangan ekonmi lokal ditandai dengan perkembangan dunia bisnis di daerah, baik usaha kacil, menengah maupun besar. Ketiga, tentang pengembangan ekonomi lokal adalah menyangkut perencanaan dan pengelolaan ekonomi daerah secara makro. Sedangkan keterkaitan tidak langsung antara desentralisasi fiskal dengan pertumbuhan ekonomi dapat terjadi melalui peningkatan efisiensi ekonomi terutama dalam penyediaan publik service bagi masyarakat.

Menurut Zhang Dan Zho (1998) pertumbuhan ekonomi dapat dipengarui oleh beberapa faktor, seperti desentralisasi fiskal, tenaga kerja, perpajakan nasional, perpajakan provinsi, investasi, keterbukaan ekonomi, dan pengeluaran pemerintah di masing-masing sektor dalam ekonomi.

(32)

antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan antar pemerintah daerah.

Dengan diaturnya perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah berupa sistem keuangan yang diatur berdasarkan pembagian wewenang, tugas, dan tanggung jawab yang jelas antar susunan pemerintahan. Secara umum peningkatan PAD melalui: 1) intensifikasi dan ekstensifikasi pungutan daerah dalam bentuk retribusi atau pajak; 2) seksplorasi sumber daya alam; 3) skema pembentukan capital atau investasi daerah melalui penggalangan dana atau menarik investor.

Kekayaan alam mengandung kemungkinan yang amat potensial untuk dimanfaatka sebagai sumber daya produksi yang efektif. Potensi sumber daya alam yang bersifat non lestari hingga saat ini masih di jadikan sebagai sumber penerimaan utama dalam APBN. Oleh karena itu sumber daya alam tersebut seperti minyak dan gas merupakan salah satu kebutuhan dasar seluruh komponen masyarakat sehingga di dalam pengelolaannya sebagian besar menjadi tanggung jawab pemerintah. Kebijakan fiskal adalah merupakan kebijakan yang mengatur tentang penerimaan dan pengeluaran negara.

(33)

semua sektor sekunder dan sektor tersier mengalami persoalan yang berat pada masa krisis, maka semua pihak melirik kembali pada pengolahan sumber daya alam sebagai basis alternatif baru bagi pembangunan ekonomi. Kegiatan industry dipacu tanpa basis sumber daya alam dan sumber daya ekonomi setempat sehingga beresiko terhadap ketergantungan terhadap impor dalam jumlah yang besar.

(34)

Dalam tulisan ini, yang menjadi variabel dependen adalah pertumbuhan ekonomi, yang diukut dari total PDRB di suatu daerah. Sedangkan variabel independennya adalah Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus. Yang menjadi variabel kontrol adalah Dummy Waktu.

DUMMY (X4) = Dummy sebelum dan sesudah Desentralisasi

Fiskal

Y = Pertumbuhan Ekonomi

Gambar 2.14 Kerangka Pemikiran

Keterangan:

SDA (X1) = Sumber Daya Alam DAU (X2) = Dana Alokasi Umum DAK (X3) = Dana Alokasi Khusus

Sumber Daya Alam (X1)

(Grand Theory Adam Smith)

DAU (X2) Pertumbuhan ekonomi (Y)

3. DAK (X3)

(35)

Gambar

Gambar 2.14Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan diciptakannya produk ini adalah untuk meningkatkan nilai jual produk berbahan tempe, meningkatkan pamor tempe, mampu menarik minat konsumen untuk beralih ke produk lokal,

Untuk mengetahui kesalahan pengetikan perintah SQL dengan menggunakan aplikasi pendeteksi kesalahan perintah SQL maka pengguna terlebih dahulu melakukan

Serangga ini termasuk hewan polivoltin (memiliki lebih dari dua generasi per tahun) dan imagonya dapat dijumpai selama 12 bulan dalam setahun (Peigler, 1989).. menghasilkan

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui perbedaan trust pasangan hubungan jarak jauh yang belum menikah (pacaran jarak jauh) dengan pasangan hubungan jarak jauh yang

Dosis optimum biji kelor pada penelitian kali ini, dari dosis 0,1 mampu menurunkan tingkat kekeruhan 75,74 %.Air sungai yang akan digunakan untuk kebutuhan air

melakukan kehendak pimpinan meskipun secara pribadi hal itu mungkin tidak disenanginya, Siagian (Sutrisno, 2015, hal. Seorang pemimpin harus mampu menjadi teladan yang

parameter model proses geometrik Weibull untuk analisis uji hidup pada data tersensor tipe II, dilakukan dengan tahapan perhitungan sebagai berikut:. Terdapat sampel

Berdasarkan hasil penelitian pemberian tepung daun orok-orok berpengaruh terhadap konsumsi protein, kadar hemoglobin, dan titer ND, bahwa semakin tinggi