BAB VII
PEMBELAJARAN SAINTIFIK UNTUK
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
A. DEFINISI PENDEKATAN SAINTIFIK
Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi komunikasi satu arah antara guru dan peserta didik yang membuat peserta didik lebih aktif. Langkah-langkah pada pendekatan saintifik merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karenanya Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Dari kalimat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu metode pembelajaran dengan cara mengidentifikasi, dimana peserta didik dituntut untuk mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah informasi, dan yang terakhir mengkomunikasikan. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelarasan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductiv reasoning).
B. DIMENSI KURIKULUM 2013
Dapat dikategorikan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, yaitu sebagai berikut;
Dimensi Deskripsi
Sikap Spiritual Beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa
Sikap Sosial Berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis serta bertanggung jawab
Pengetahuan Berilmu
Keterampilan Cakap dan kreatif
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang ditetapkan dalam kurikulum 2013 untuk semua jenjang pendidikan, secara ringkas dideskripsikan sebagai berikut :
Domain SD SMP SMA
Sikap Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan
Pribadi yang beriman, berakhlak mulia, percaya diri dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial, alam sekitar serta dunia dan peradabannya. Pengetahuan Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalis +
Mengevakuasi + Mencipta
Pribadi yang menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan berwawasan kemanusiaan, kebangsaan dan kenegaraan dan peradaban
Keterampilan Mengamati + Menanya + Mencoba + Menalar + Menyaji + Mencipta
Gradiasi kurikulum antar satuan pendidikan memperlihatkan beberapa hal. Yakni:
a. Perkembangan psikologis anak b. Lingkup dan kedalaman materi c. Kesinambungan
d. Fungsi satuan pendidikan e. Lingkungan
Kurikulum sekolah dasar (SD) melibatkan siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain. Sementara itu, kurikulum SMP dan SMA/K melibatkan siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas.
C. CAKUPAN LINGKUNGAN BELAJAR BERDASARKAN JENJANG PENDIDIKAN
Demikian pula dimensi pengetahuan yang harus dimiliki oleh siswa SD hanya merupakan pengetahuan factual dan konseptual, untuk siswa SMP ditambahkan pengetahuan procedural, dan untuk siswa SMA/K ditambahkan pengetahuan metakognitif.
Dimensi Pengetahua
Dimensi Proses Kognitif
Menginga Memaham mengaplikasika menganalisi mengevaluas Bereaksi
SMA/K
SMA/K
SMP
SMP
SD
n t i n s i Pengetahua
n Faktual
SD SMP
Pengetahua n Konseptual
SMA/K
Pengetahua n Prosedural
SMP Pengetahua
n Metakogniti
f
SMA/K
Deskripsi kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan sekolah dasar (SD)
Adalah sebagai berikut :
Dimensi Kulitifikasi kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,berakhlak mulia,berilmu,percaya diri,dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam di lingkungan rumah,sekolah,dan tempat bermain.
Penetahuan Memiliki pengetahuan factual dan konseptual berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan,teknologi,seni,dan budaya dalam wawasan kemanusiaan,kebangsaan,kenegaraan,dan peradapan terkait fenomena di kejadian lingkungan rumah,sekolah,dan tempat bermin.
Deskripsi kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan sekolah Menengah Pertama
(SMP)Adalah sebagai berikut :
Dimensi Kulitifikasi kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,berakhlak mulia,berilmu,percaya diri,dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam Dalam jangkauan pergaulan dan keberadapannya.
Penetahuan Memiliki pengetahuan factual dan konseptual berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan,teknologi,seni,dan budaya dalam wawasan kemanusiaan,kebangsaan,kenegaraan,dan peradapan terkait fenomena dan keajaiban yang tampak mata.
Keterampilan Memiliki kemampuan berpikir dan tindak yang produktif dan kreaktif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain sejenisnya.
Deskripsi kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan sekolah Menengah Atas
(SMA)Adalah sebagai berikut :
Dimensi Kulitifikasi kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,berakhlak mulia,berilmu,percaya diri,dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Penetahuan Memiliki pengetahuan factual dan konseptual berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu
Belajar Pengetahuan Belajar keterampilan Belajar Sikap
Keterampilan Memiliki kemampuan berpikir dan tindak yang produktif dan kreaktif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.
Struktur kurikulum 2013 memenuhi komponen hasil belajar yang dituangkan dalam UU No. 20 Tahun 2003,Pasal 3,yaitu sebagai berikut :
Dimensi Deskripsi Kompetensi
Sikap Spriritual Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa
Kompetensi Inti 1 (KI 1)
Sikap sosial Berakhlak
mulia,sehat,mandiri,dan
demokratis serta bertanggung jawab
Kompetensi Inti 2 (KI 2)
Pengetahuan Berilmu Kompetensi Inti 3 (KI 3) keterampilan Cakap dan kreaktif Kompetensi Inti 4 (KI 4)
Secara umum, proses pembelajaran yang dilakukan dimulai dari KI-3 dan KI-4,sedangkan KI-1 dan KI-2 merupakan dampak yang diharapkan muncul dari proses pembelajaran.
sebagai fasilisator dan/atau motivator belajar, dan bukan sebagai satu-satunya sumber belajar.
Pembentukan sikap dan perilaku (KI-2) serta penghayatan agama (KI-1) juga dapat dilakukan dengan mengaitkan materi KI-3 dan KI-4 yang telah dikuasai dengan KI-1 atau KI-2.
Menurut Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar.
Selanjutnya menurut Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, tahapan pertama dalam pembelajaran menurut standar proses adalah perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan peyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu mengacu pada silabus.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pendekatan Tematik
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi dasar yang telah dijabarkan dalam silabus.
Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan tematik untuk kurikulum 2013 terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mengisi kolom identitas sekolah
b. Menentukan tema, mapel, kelas, semester
c. Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah ditetapkan
Teori dan Model
Teori dan ModelTeori dan Model
Teori dan Model
digunakan yang terdapat pada silabus yang telah disusun.
e. Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar, dan indikator kompetensi yang telah ditentukan.
f. Merumuskan karakter yang akan dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar, indikator kompetensi, dan tujuan pembelajaran.
g. Menetapkan materi pembelajaran, berdasarkan kompetensi dasar yang terdapat dalam silabus.
h. Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan. Metode pembelajaran mencakup pendekatan, model, dan metode pembelajaran.
i. Menentukan media, alat dan bahan, serta sumber belajar pembelajaran j. Merumuskan kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup.
k. Menyusun Penilaian
Penyusunan penilaian mencakup teknik dan bentuk instrumen / alat penilaian, contoh alat / instrumen penilaian, kriteria penilaian.
E. PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK
F. G.
Pembelajaran dengan kegiatan ilmiah pada umumnya merupakan kegiatan inkuiri. (inquiry)adalah proses berfikir untuk memahami tentang suatu dengan mengajukan pertanyaan. Galileo education network (2004)memberikan defines yang luas tentang inkuiri ,yakni : “inqury is the dynamic process of being open to wonder and puzzlements and coming to know and understand the world.”
Inkuiri dapat dijadikan sebagai pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran , atau metode pembelajaran. Jenis inkuiri yang umum di gunakan dan di bicarakan dalam bukku sebelumnya (sani 2013),namun perbedaan dapat di mulai dari peran guru dan siswa dalam mengajukan pertanyaan , memiih metode dan menemukan solusi dari permasalahan. Secara umum ada tiga jenis inkuiri seperti dideskripsikan dalak table berikut :
Inkuiri terbuka (open inquiry)
Inkuiri terbimbing (guide inquiry)
Inkuiri terstruktur (structured inquiry) Permasalahan siswa guru guru guru Metode siswa Siswa guru guru Solusi siswa Siswa siswa guru
F. SIKLUS DAN KOMPONEN DASAR INKUIRI
Keterampilan Inovatif
Asosiasi Observasi
Membangun Jaringan Melakukan Eksperimen
Bertanya
based learning (PBL), project based learnig (PJBL), dan sebagainya. Aktivitas belajar melalui inkuiri tidak lepas dari pengajuan pertanyaan yang terkait dengan permasalahan yang di kaji. Permusan hipotesis (jika ada) terkait dengan pertanyaan yang di perlukan untuk melupakan percobaan dalam upaya :
Menjawab pertanyaaan yang di ajukan. Upaya mengolah dat yang di peroleh membutuhkan penalaran konsep yang ada. Perolehan data,pengolahan data, dan penyampaian informasi juga membutuhkan kerja sama, baik semua anggota kelompok belajar maupun dengan anggota masyarakat. Akitvitas utama tersebut merupakan cirri pembelajaran saintifik dan dapat di gunakan unuk membentuk keterampilan inovatif yang di kemukakan oleh dyer dkk, yakni :
1) Observasi 2) Bertanya
3) Melakukan percobaan
4) Asosiasi (menghubugkan / menalar ) 5) Membangun jaringan (networking)
b e
r t
a n
y a
e s t i
i n v
g a s
i
k r
e
a
s i
d i
s k
u s
i
r e
G. KOMPONEN KETERAMPILAN INOVATIF
Menurut Dyer dkk, seorang innovator adalah pengamat yang baik dan selalu mempertanyakan suatu kondisi yang ada dengan mengajukan ide baru. Innovator mrngamati lingkungan sekitarnya untuk memperoleh ide dalam melakukan sesuatu yang baru. Mereka juga aktif membangun jaringan untuk mencari ide baru, menyarankan ide baru, atau menguji pendapat mereka. Seorang innovator selalu mencoba hal baru berdasarkan pemikiran dan pengalamannya. Seorang innovator akan berpetualang ke tempat yang baru untuk mencoba ide inovatifnya.
Berdasarkan teori Dyer tersebut, dapat dikempangkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran yang memiliki komponen proses pembelajaran antara lain:
1. Mengamati 2. Menanya
3. Mencoba/mengumpulkan informasi
4. Menalar/asosiasi, membentuk jejaring (melakukan komunikasi)
dilakukan observasi terlebih dahulu sebelum memunculkan pertanyaan, namun pada pelajaran yang lain mungkin siswa mengajukan pertanyaan terlebih dahulu sebelum melakukan eksperimen dan observasi. Aktivitas membangun jaringan juga mungkin dilakukan dalam upaya melakukan eksperimen atau juga mungkin dibutuhkan ketika siswa mendesiminasikan hasil eksperimennya. Berikut ini dijabarkan masing-masing aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran saintifik:
H. KOMPONEN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAINTIFIK 1. Melakukan pengamatan atau observasi
Observasi adalah menggunakan panca indra untuk memperolee informasi. Sebuah benda dapat di observasi untuk meegetahui karakteristiknya, msalnya : warna,bentuk,suhu,volume,berat,bau,suara, dan teksturnya. Benda dapat menujukkan karakteristiknya yang berbeda jika dikenal pengaruh lingkungan. Perilaku manusia juga dapat di observasi untuk mengetahui sifat, kebiasaan, respon, pendapat,dan karakteristik lainnya. Pengamatan dapat di lakukan secara kualitatif atau kuantitatif. Pengamatan kualitatif mengandalkan panca indra dan hasilnya di deskripsikan secara naratif. Sementara itu, pengamatan kuantitatif untuk melihat karakteristik benda pada umumnya menggunakan alat ukur karena dideskripsikn menggunakan angka. Pengamatan kuantitatif untuk melihat perilakun
manusia atau hewan dilakukan dengan mengguanakan hitungan banyaknya kejadian.
Contoh data kualitatif Contoh data kuantitatif Warna benda putih Panjang benda 20 cm Bersuara nyaring ketika jatuh ke lantai Massa benda 2 kg Tekstur permukaannya kasar Suhu benda 40o C
Data yang di amati dalam obsrvasi sebaiknya meruakn variable, yakn data yang bervariasi untuk sebuah karakteristik. Variabel yang akan diamati dapat merupakan variable terikat atau vaariabel bebas. Variable terikat merupakan vaariabe yang di pengaruhi oleh variable bebas yang terkait, sedangkan variable bebas adalah yang di ubah dalam sebuah eksplorasi atau percobaan.
Pengamatan yang dilakukan tidak dari keterampilan lain, seperti mlakukan pengelompokan dan membandingka. Berikut ini di berikan contoh kegiatan mengamati benda yang di sediakan oeh guru dan di lakukan perbandingan serta pegelompokan (klasifkasi).
Mengamati Ambil beberapa kancing
yang disediakan oleh gurumu
Perhatikan cirri cirri apa saja dari kancing yang kamu ambil
Menelompkan Kelompokan semua
kancing dengan sifat atau cirri cirri yang sama
Deskripsikan karakteristik atau ciri cirri apa yang kamu gunakan untuk mengelompokan kancing kancing tersebut
dengan mengguanakan karkteristik atau gabungan karakteristik yang berbeda
Membandingkan Apa perbedaan kelompok kancing sekarang dengan yang kamu buat pertma kali ?
Kelompokan lagi kancing dengan sifat yang
berlawanan seperti : kasar-halus, beras kecil,atau cirri cirri yang berlawanan
Selanjutnya siswa perlu dilatih untuk mampu mendskripsikan hasil pengamatan pada teman lain sehingga teman dapat memperoleh gambaran yang sama seperti yang di deskripsikan atau di critakan. Kemampuan melakukan deskripsi yang jelas tanpa menyebut nama benda juga merupakan keterampilan yang perlu di miliki oleh siswa. Berikut ini di berikan contoh kegiatan pengamatan dengan deskripsi hasil pengamatan yang di padukan dengan aktivitas bermain sambil belajar.
a) Seorang siswa menjadi ketua dan memilih sebuah benda yang ada dalam ruangan dan membisikannya pada guru.
b) Ketua memberitahu kepada siswa yang lain d bagian mana ruangan itu (dekat lemari, di depan kelas, atau di belakang) bemda Catatan bagi guru
tersebut.dia member petunjuk dengan mendeskripsikan karakteristik benda tersebut.
c) Setelah diberi petunjuk, siswa lainnya mencoba menebak benda yang di maksud.
d) Siswa pertama yang berhasil menebak benda yang di maksud selanjutnya di pilih menjasi ketua untuk mendeskripsikan benda yang lain.
Pengamatan yang cermat sangat di butuhkan untuk dapat menganalisis suatu permasalahan atau fenomena. Guru dapat menanyakan sebuah video dan meminta siswa melakukan pengamatan tentang hal hal tertentu serta membuat catatan.
2. Mengajukan pertanyaan
Siswa perlu di latih untuk merumuskan pertanyaan terkait dengan topik yang akan di pelajari. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan keingintahuan (curiosity) dalam diri siswa dan mengembangkan mereka untuk belajar sepanjang hayat. Guru perlu megajukan pernyataan dalam upaya memotifasi siswa untuk mengajukan pertanyaan adalah menggauanakn metode inkuiri suchman. Metode inkuiri suchman dapat di lakukan dengan menampilkan sebuah fenomena dan meminta siswa mengajukan pertanyaan terkait dengan hal tersebut, sedangkan guru hanya menjawab :ya atau tidak.
Pertanyaan yang di ajukan dapat mengiring siswa untuk melakukan sebuah pengamatan yang lebih teliti. Pertanyaan tentang kondisi atau fenomena alam atau fnomena alam atau fenomena social perlu di kembangkan dalam proses belajar mengajar sehingga siswa memiliki keingintahuan dan mianat untuk belajar secara mandiri.
Aktivitas belajar yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan tersebut melibatkan proses pengamatan yang di pandu dengan mengguanakan pertanyaan. Berikut ini di deskripsikan contoh kegiatan yang dapat di lakukan.
Siswa pada pendidikan dsar perlu di bombing dalam menganalisis permasalahan yang di hadapi dengan melatih mereka untuk mengajukan pertanyaan yang bersifat konvergen. Proses ini di lakukan dalam diskusi kelompok kecil dengan menerapkan metode curah penadapat (brainstorming) dalam mengumpulkan ide yang di butuhkan untuk menyelesaikan permasalahan. Beberapa pertnyaan yang mungkin di ajukan oleh siswa ketika berharap dengan masalah dan menganalisis permasalahan adalah sbb :
Apa yang saya ketahui tentang permasalahan ?
Apa makna dari kalimat ?
Fakta apa yang di ketahui dari permasalahan ?
Apa pertanyaan utama yang di ajukan dalam permasalahan ? Siswa juga dapat di latih untuk mengajukan pertanyaan dalam upaya menetapkan tujuan pembelajaran sehingga proses belajar lebih terarah. Tujuan pembelajaran bias di rumuskan dengan menganlisis hal hal penting yang dapat di pelajari dalam proses menyelesaikan permasalahan. Berikut ini diberikan beberapa contoh pertnyaan yang dapat di ajukan oleh siswa dalam merumuskan atau menentukan tujuan pembelajaran :
1) Apa isu penting yang dapat di peljari dari permasalahan yang di kaji ?
Aktivitas siswa
1. Ambil sebuah kertas lilin berukuran sekitar 20 cm persegi. Gunakan alat tetes atau pipet dan letakkan 3 atau 4 tetes air bersih di atas kertas lilinmu.
2. Selanjutnya dorong tetesan air dengan ujung pensil. Pertanyaan untuk pengamatan
a. Apa yang terjadi pada air ketika teetesan air didorong dengan ujung pensil ?
b. Apa yang terjadi ketika beberapa tetes air di dorong mendekati satu sama lain ?
2) Kenapa kita anggap isu tersebut penting untuk di pelajari ? 3) Konsep atau prinsip apa saja yang di pelajari dengan
menyelesaikan permasalahan ?
4) Bagaimana kaitan permasalahan dengan kompetensi yang seharusnya di capai ?
Proses melakukan refleksi dan evaluasi tentang pelaksana kegiatan belajar yang telah di lakukan sebaiknya di arahkan dengan mengajukan pertanyaan sbb:
1) Apa hal hal penting yang telah di pelajari ?
2) Apa yang saya pelajari dari pembagian kerja yang telah di lakukan dalam menyelesaikan pemasalahan ?
3) Konsep apa yang saya peroleh dengan bekerja sama menyelesaikan permasalahan ?
4) Bagaimana efektifitas penyelesaian masalah yang kami ajukan jika di bandingka dengan cara penyelesaian masalah yang di kemukakan oleh kelompk lain ?
Setelah siswa terlatih untuk mengajukan prtanyaan, mereka perlu di bombing untuk mengajukan pertanyaan bermakna, yang pada umumnya memiliki karakteristik antara lain :
I. Tidak memiliki sebuah jawaban mutlak
II. Melibatkan siswa dan guru dalam upaya menjawab pertanyaan
III. Melibatkan proses berpikir, tidak hanya jawaban saja IV. Membutuhkan hubungan dari beberapa konsep
V. Terkait dengan permasalahan nyata yang di hadapi siswa VI. Terkait dengan pengetahuan awal siswa
VII. Membutuhkan proses pengambilan keputusan atau rencana tindakan
VIII. Menggunakan kata “bagaimana” atau “mengapa”
Pada tahap persiapan pembelajaran, guru bertidak sebagai pengarah atau pengelolah kegiatan belajar dengan melakukan hal hal antara lain :
1) Mengembangkan keingintahuan dan minat siswa dalam mempelajari topic kajian
2) Mengajukan pertanyaan atau maembantu siswa mengembangkan pertanyaan yang relevan dengan topic dan harus diselesaikan dengan melaksanakan kegiatan penyelidikan atau percobaan.
3) Mengarahkan pengembangan rencana penyelidikan atau percobaan oleh siswa.
4) Mendeskripsikan atau membantu siswa memilih atau mencari peralatan dan bahan yang di butuhkan untuk melaksanakan kegiatan penyelidikan
5) Meyatakan lamanya waktu dan hasil yang di harapkan dengan pelaksanaan kegiatan penyelidikan Peran guru ketika siswa melaksanakan kegiatan penyelidikan adalah :
1) Memfasilitasi atau membantu siswa mengguanakan bahan dan peralatan
2) Mendiskusikan ide dalam pelaksanaan penyelidikan yang menantang siswa untuk berfikir kritis
Pada tahap akhir, guru perlu melakukan koordinasi agar siswa dapat menyampaikan hasil penyelidikannya kepada teman atau kelompok lain. Pada tahap ini tindakan guru adalah :
1) Mendorong siswa untuk berbagi hail penyelidikannya
2) Berdiskusi dengan siswa atau mengarahkan mereka dalam membuat kesimpulan atau “menemukan” konsep.
Metode yang di gunakan dalam mengarahkan siswa adalah dengan mengajukan pertanyaan yang dapat mengembangkan ide mereka dan membantu sisw berfikir secara mendalam.
Syarat Klaim
Bukti
Reservasi Garansi
Latar garansi
penyelidikan dapat di mulai dengan pengajuan hipotesis untuk mempermudah membuat rancangan percobaan.
Pelajaran ilmu social pada umumnya memutuhkan data yang di peroleh berdasarkan wawancara, survey pendapat, pengamatan tingkah laku. Dan sebagainya. Komponen mencoba dala kasus ini adalah mencoba instrument, mencoba untuk berkomunikasi, mencoba berperan dalam situasi social (membantu orang lain, bermusyawarah,memberikan saran pada pihak yang berwenang) dan sebagainya.
4. Mengasoaiasikan / menalar
Kemampuan mengolah informasi melalui penalaran dan berfikir rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh siswa. Informasi yang di peroleh dari pengamatan atau percobaan yang di lakukan harus diproses untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi yang lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi, dan mengambil kesimpulan dari pola yang di temukan.
Pengolahan informasi membutuhkan kemampuan logika (ilmu menalar). Menalar adalah aktivitas mental khusus dalam melakukan inferensi. Inferensi adalah menarik kesimpulan berdasarkan pendapat (premis), data atau fakta atau informasi.
Penalaran yang sering dilakukan adalah penalaran deduktif, yakni mengguanakn logika maju berdasarkan observasi umum (premis mayor) ke observasi khusus atau pertanyaan (premis minor) yang mengarah pada kesimpulan khusus. Logika maju tiga langkah tersebut silogisme.
Upaya untuk melatih siswa dalam melakukan penalaran dapat dilakukan sehingga mereka dapat menemukan hubungan antar variable atau dapat menjelaskan tentang data berdasarkan teori yang ada, menguji hipotesis yang telah diajukan dan membuat kesimpulan. Beberapa strategi yang dapat di lakukan adalah :
a. Melatih mahasiswa mengidentifikasi pola dari sekelompok data yang telah di peroleh.
b. Melatih siswa untuk menentukan data yang relevan dengan yang tidak relevan , dan data yang dapat diverifikasiakan dan ynag tidak dapat di verifikasi.
c. Melatih siswa membandingkan atau membedakan dua kelompok data atau grafik dari percobaan sejenis.
d. Melatih siswa untuk mencari hubungan antara dua dat yag saling terkait
e. Melatih siswa untuk melakukan interprestasi berdasarkan data yang di peroleh.
f. Melatih siswa untuk dapat memberikan argument yang utuh terhadap temuan atau data yang diperoleh, sesuai dengan permasalahan yang di kaji.
g. Melatih siswa untuk menganalisis, mwnsintesis, mengevaluasi, membuat generalisasi dan menarik kesimpulan.
h. Melatih siswa untuk dapat memberikan solusi atau menepatkan beberapa penyelesaikan alternative yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan sesuatu permasalahan.
kelompok merupakan salah satu cara membentuk kemampuan siswa untuk dapat membangun jaringan dan berkomunikasi. Setiap siswa perlu di beri kesempatan untuk berbicara dengan orang lain, menjalin persahabatan yang potensial,mengenal orang yang dapat member nasihat atau informasi, dan di kenal oleh orang lain.
Kompetensi penting dalam membangun jaringan adalah keterampilan intrapersonal, keterampilan, dan organisasiona (social). keterampilan intrapersonal yang terkait dengan kemampuan seseorang mengenal keunikan dirinya dalam memahami dunia, keterampilan organisasional yang terkait dengan kemampuan untuk berfungsi didalam struktur social sebuah organisasi atau system social. Ketiga keterampilan ini merupakan softskill yang sangat di butuhkan untuk membangun jaringan agar dapat sukses dalam kehidupan.
Pembelajaran berdasarkan pendekatan saintifik 1. Bertanya sebagai pemicu kreatifitas
Beberapa jenis pertanyaan umum yang di ajukan kepada siswa adalah :
a. Pertanyaan inferensi
Diajukan setelah siswa mengamati sesuatu misalnya setelah guru menunjukan sebuah gambar, lalui mengajukan pertanyaan “apa yang dapat kamu ceritakan tentang gambar ini ? jawaban pertanyaan inferensi terkait dengan penjelasan berdasarkan pemahaman atau pengalaman siswa.
b. Pertanyaan interpretasi
Dimaksudkan untuk menguji pemahaman siswa tentang konsekuensi sebuah ide
c. Pertanyaan transfer
Mendorong siswa untuk berfikir luas dengan membawa pengetahuannya pada bidang yang baru
d. Pertanyaan tentang hipotesis
Pertanyaan penentuan untuk menguji pengetahuan dan perasaan.
Pemikiran kreatif siswa dapat di tingkatkan dengan melatih mereka untuk mengembangkan pertanyaan atau merespon pertanyaan yang di ajukan. Pertanyaan yang diajukan dalam dialog secrates pada umumnya di maksudkan untuk :
1) Mengeksporasi aspek umum dari optic yang di pelajari 2) Mendorong kretifitas
3) Memusatkan perhatian pada permasalahan khusus
Pengajuan pertanyaan harus memperhatikan tingkat kesulitan atau taksonomi pertanyaan agar tidak membuat siswa frustasi. Taksonomi dalam bertanya umumnya dikenal dengan taksonomi bloom dan Gallagher dan ascher. Taksonomi Gallagher dan ascher membedakan tingkatan pertanyaan dalam 4 kategori, yaitu:
1) Pertanyaaan dalam tingkat memori kognitif dapat di jawab dengan pemikiran sederhana , mengingat, atau mengenal. 2) Pertanyaan dalam tingkat berfikir konvergen ,
membutuhkan analisis dan integrasi data dalam menjawab pertayaan , namun hanya satu jawaban yang tepat.
3) Pertanyaaan dalam tingkat berfikir di vergen membutuhkan pandangan baru tentang topic yang di bahas.
4) Pertanyaaan dalam tingakt berfikir evaluative membutuhkan penilaian,pilihan, dan pengambilan keputusan dala menjawab pertanyaan yang dia ajukan.
Di tinjau dari hierarkinnya , pertanyaan sapat di kelompokan dalam pertanyaaan utama (essential question ) dqn pertanyaan subside. Jenis pertanyaan essential adalah pertanyaaan yang menyantuh hati dan jiwa serta merupakan jantung untuk mencari kebenaran. Pertanyaan esensial merupakan pusat dari semua pertanyaan yang lain dan dapat di gambaarkan sbb :
Pertanyaan esensial sebagai pertanyaan pusat
2. Pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran saintifik Metode yang sesuai dengan pendekatan pembelajarsn sintifik antara lain pembelajaran berbasis inkuiri, pembelajaran berbasis masalah ( problem based learning ), pembelajaran berbasis proyek (project based learning ) dan metode lainnya yang relevan. Scenario pembelajran terkait dengan elemen pendekatan saitifik adalah sbb :
Elemen pembelajaran saintifik
Kegiatan belajar
Observasi Mengumpulkan data jenis penyakit yang menyerang ikan lele
Mengambil foto atau membuat gambar terkait bagian ikan yang terkena penyakit dan memeriksa karakteristik penyakit tersebut
Mengumpulkan informasi dar aneka sumber ilmiah, seperti : buku, laporan penelitian , jurnal, majalah dan
internet
Bertanya Mengajukan pertanyaan atau masalh yang terkait dengan dat dan informasi yang di umpulkan misalnya :
rentan terhada penyakit ?
Jenis penyakit apa saja yang di derita oleh ikan lele yang umum di ternak olh masyrakat?
Bagaimana pengaruh
lingkungan air terhadap ikan lele
Mencoba/ mengumpulkan iformasi
Siswa membuat hipotesis dan merancang percobaan untuk menguji hipotesis tersebut. Lam]ngkah langkah penting yang perlu di lakukan adalah :
Merumuskan hipotesis
Membuat rancangan percobaan
Melakukan percobaaan sesuai rancangan
Mengumpulkan data dengan pengamatan atau melakukan
pengukuran parameter atau variable yang di tetapkan dalam hipotesis Menalara Data yang di peroleh berdasarkan hasil
observasi dan percobaan harus di lakukan serta di analisis dengan melakukan penalaran. Siswa perlu menalara dengan proses sbb:
Melihat hubungan antar variable
Mencermati pola
Melakukan analisis dan sisntesis ats hubungan dan pola yang di amati
Melakukan pengujian hipotesis brdasarkan analisi data hasil percobaan.
Networking/komunikasi Jangan di kembangkan oleh siswa ketika melakkan investigasi tentang ikan lele pada peternak atau penyuluh peternakan.
membangun jaringan. Siswa juga dapat melatih kemampuan komunikasi ketiak menyampaikan informasi yang di temukan baik melalui tulisan atau di sampaikan melauli lisan di depan kelas
Metode penemuan (discovery learning ) sangat cocok untuk di terpakan dalam mempelajari karakteristik prisma dan prinsip prinsip fisika terkait. Pada umumnnya, siswa mengguanakan kaeterampian yang berbeda dalam model pembelejaran PJBL (project based learning ) dan PBL (problem based learning) penemuan (discovery learning )
Perbedaan PJLB,PBL, dan discovery learning yang akan dideskripsikan sbb :
Discovery PBL PJBL
Menentukan kosep Mempelajari konsep berdasarkan permasalahan
Mempelajari konsep berdasarkan
permasalahan Menerapkan kemampuan
menyelesaikan masalah
Menerapkan kemampuan
menyelesaikan masalah Mengembengkan karya / produk terkait solusi permasalahan
Berikut ini di berikan contoh kegiatan pembelajaran yang mencakup pendekata saintifik, namun tidak berlandaskan pada sebuah model pembelajaran tertentu :
Materi pembelajaran Siklus air
Metode pembelajaran yang di gunakan
Ceramah demonstrasi,Tanya jawab, melakukan percobaan Tujuan pembelajaran
Kegiatan awal (7
Siswa dapat mendeskripsikan pengaruh kegiatan manusia terhadap siklus air
Guru mengarahkan siswa untuk mengamati kondisi awan dan bertanya misalnya:
Coba kamu amati kondisi awan, bagaimana pendapat kamu tentang kondisi cuaca hari ini? Apresiasi:
Guru menanyakan tentang konsep yang telah dipelajari dan terkait dengan perubahan wujud zat. Penyampaian Tujuan Pembelajaran:
Observasi
Asosiasi
Hari ini kita akan mempelajari tentang siklus air yang terjadi di alam, dan diharapkan kamu dapat memahami kaitannya dengan perubahan wujud zat. 2 Kegiatan Inti:
Guru memperlihatkan sebuah cawan kimia berisi air, kemudian mengajukan pertanyaan misalnya: Apa yang akan terjadi pada air jika cawan ini dipanaskan terus menerus?
Diskusi dilanjutkan dengan mengarahkan siswa untuk memikirkan kemana perginya uap air akibat pemanasan cawan.
Pertanyaan yang mungkin muncul adalah: Apa yang akan terjadi pada es jika dibiarkan? Guru mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok kerja dan membiarkan petunjuk singkat tentang percobaan yang akan dilakukan terkait dengan perubahan wujud air dan siklus air. Guru menekankan tentang perlunya membuat laporan pengamatan secara jujur.
Guru membagikan LKS pada setiap kelompok dan meminta pada kelompok untuk membaca prosedur percobaan yang akan dilakukan untuk memberikan kesempatan untuk bertanya. Kemudian setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengamati alat dan bahan percobaan. Setelah itu, mengumpulkan data yang diperlukan dan menjawab pertanyaan yang diajukan dalam LKS.
Guru memfasilitasi kelompok yang membutuhkan bantguan, dalam melakukan percobaan dan menganalisis data yang diperoleh.
Guru menyajikan gambar siklus air yang terjadi di alam (menggunakan proyektor LCD atau Charta), dan menjelaskan tentang konsep dan fenomena
yang terkait berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
3 Kegiatan Akhir (Penutup):
Guru mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan tentang siklus air yang terjadi di alam serta kaitannya dengan perilaku/kegiatan manusia. Selanjutnya guru mengaitkan pengetahuan tentang siklus air dengan kekuasaan sang pencipta yang telah menciptakan keseimbangan alam dan menjaga ketersediaan air di bumi yang dibutuhkan untuk hidup (KI-1). Pengembangan sikap dan prilaku untuk menjaga keseimbangan alam (KI-2) juga perlu dibentuk dalam pembelajaran ini. Guru dapat memberikan tugas lanjut pada siswa untuk
membuat makalah yang terkait dengan hujan buatan, pertanyaan yang diajukan.
Asosiasi
I. KRITERIA PENDEKATAN SAINTIFIK (PENDEKATAN ILMIAH) Berikut ini tujuh (7) kriteria sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran scientific, yaitu:
1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Perhatikan diagram berikut. Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran
J. PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN
bersemangat dan gembira (mengucapkan salam), mengecek kehadiran para siswa dan menanyakan ketidakhadiran siswa apabila ada yang tidak hadir.
Dalam metode scientific tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru yang akan dipelajari oleh siswa. Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang belum paham suatu konsep dapat memahami konsep tersebut, sedangkan siswa yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut dapat dihilangkan. Pada kegiatan pendahuluan, disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau “ganjil” (discrepant event) yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri siswa.
Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. Kegiatan inti dalam metode scientific ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalui langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang diberikan.
Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa.
Contoh kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup diberikan di bawah ini :
Contoh Kegiatan Pendahuluan : 1. Mengucapkan salam
menggunakan apersepsi tentang bencana banjir yang kerap terjadi. Di mana, kapan, dan mengapa bisa terjadi, siapa yang sering menjadi korban, apa yang dilakukan oleh masyarakat korban banjir ketika menghadapi bencana tersebut.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Contoh Kegiatan Inti : 1. Mengamati :
Dalam mapel IPA, guru meminta siswa untuk mengamati suatu fenomenon. Sebagai contoh dalam mapel IPA guru meminta siswa untuk mengamati sifat larutan yang diperoleh dari ekstrak buah belimbing atau tomat. Fenomena yang diberikan dapat juga dalam bentuk video. Dalam mapel IPS contohnya adalah fenomena yang diamati adalah gambar-gambar (foto-foto, slide) tentang hutan yang gundul, hujan deras, orang membuang sampah sembarangan, sungai meluap, banjir besar. slide, atau video klip seputar bencana banjir di suatu tempat.
2. Menanya :
Dalam mapel IPA, siswa mengajukan pertanyaan tentang suatu fenomenon. Sebagai contoh siswa mempertanyakan “Mengapa larutan ekstrak buah belimbing atau tomat memiliki rasa manis dan asin”. Sebagai contoh di mapel IPS adalah “Apakah sebab dan akibat banjir bisa terjadi di ruang dan waktu yang sama atau berbeda?”
3. Menalar untuk mengajukan hipotesis :
adalah Banjir (akibat) dan penggundulan hutan (sebab) bisa: a) Terjadi di tempat yang sama b) Terjadi di tempat berbeda.
4. Mengumpulkan data:
Dalam mapel IPA, siswa mengumpulkan data atau guru memberikan data tentang komponen-komponen yang terdapat dalam larutan ekstrak buah belimbing atau buah tomat.
5. Menganalisis data:
Siswa menganalis data yang diberikan oleh guru. Analisis data dalam IPS, misalnya siswa diajak untuk membaca buku siswa halaman 2-6 tentang konsep ruang, waktu, konektivitas, dan interaksi sosial. Konsep-konsep ini dihubungkan dengan informasi atau data awal, pertanyaan dan hipotesis, serta data yang terkumpul.
6. Menarik kesimpulan
Dalam mapel IPA, siswa menarik kesimpulan berdasar hasil analisis yang mereka lakukan. Sebagai contoh siswa menyimpulkan bahwa rasa manis pada larutan ekstrak buah belimbing atau buah tomat disebabkan oleh adanya gula, sedangkan rasa masam disebabkan oleh adanya asam. Contoh bentuk kesimpulan yang ditarik dalam IPS misalnya hujan di Bogor menyebabkan banjir di Jakarta menunjukkan adanya keterkaitan antarruang dan waktu.
7. Mengomunikasikan:
Pada langkah ini, siswa dapat menyampaikan hasil kerjanya secara lisan maupun tertulis, misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.
1. Dalam mapel IPA, misalnya guru meminta siswa untuk mengungkapkan konsep, prinsip atau teori yang telah dikonstruk oleh siswa. Dalam mapel IPS, misalnya siswa diminta untuk menjelaskan contoh keterkaitan antarruang dan waktu, misalnya hubungan antar desa dan kota.
2. Dalam mapel IPA maupun mapel lain, guru dapat meminta siswa untuk meningkatkan pemahamannya tentang konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran yang relevan atau sumber informasi lainnya. Contoh dalam mapel IPA di atas juga dapat digunakan dalam mapel IPS.
DAFTAR PUSTAKA
Blogspot (Internet). (Terdapat di
http://solikhaton.blogspot.com/2014/06/contoh-makalah-pendekatan-scientific.html). (Diakses pada 1 Mei 2015).
Blogspot (Internet). (Terdapat di
http://indahanggungalura.blogspot.com/2014/04/makalah-pendekatan-scientific.html ). (Diakses pada 1 Mei 2015).
Academia (Internet). (Terdapat di http://www.academia.edu/8234922/MAKALAH
PENDEKATAN SAINTIFIK). (Diakses pada 1 Mei 2015).
Wikipedia (Internet). (Terdapat di
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendekatan_saintifik). (Diakses pada 1 Mei 2015).
Abdullah, S.R. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.