• Tidak ada hasil yang ditemukan

Value Chain Sektor Kelautan dan Perikana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Value Chain Sektor Kelautan dan Perikana"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Value Chain Sektor Kelautan dan Perikanan

Aktivitas Utama a. Budidaya

Pembudidayaan ikan menurut UU No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan dan/atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan/atau mengawetkannya. Kementerian kelauatan dan perikanan telah menjalankan program peningkatan kapasitas budidaya perikanan di tanah air dengan meluncurkan program sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB). Sampai tahun 2014 sekitar 8200 pembudidaya telag bersertifikasi dan memiliki potensi untuk diberikan pembiayaan modal kerja.

Berdasarkan data semesteran triwulan IV Desember 2014, hasil produksi perikanan budidaya telah mencapai 9,53 juta ton, melampaui jumlah produksi perikanan hasil penangkapan yang hanya mencapai 6,20 juta ton.

Berdasarkan data, Pemanfaatan Potensi Lahan Budidaya dan Tingkap Pemanfaatan di Indonesia hingga akhir 2013 masih didominasi oleh tambak, laut dan kolam, dengan masing-masing memiliki peluang pengembangan sebesar 78%, 97.3% dan 67,3%.

Komoditas utama produksi budidaya perikanan hingga akhir tahun 2013 didominasi oleh rumput laut sebesar 70%, Nila sebesar 3%, bandeng dan udang masing-masing sebesar 5%.

Subsector value chain Budidaya Perikanan Darat/Laut terdiri dari beberapa poin sebagai berikut:

1. Penyiapan lahan

Penyediaan lahan dibagi 2 yaitu lahan untuk pembenihan dan pembesaran Skala ekonomis lahan guna mencapai hasil optimal untuk pembenihan sekitar 1.000-2000 m2, sedangkan untuk pembesaran sekitar >5.000m2

Di tahun 2015 KKP sedang merintih langkah kerjasama dengan BPN untuk program sertifikasi bagi pembudidaya yang lahannya belum bersertifikasi melalui program SeHAT (Sertifikasi Hak Atas Tanah) agar dapat dijadikan agunan pengajuan kredit ke bank

2. Penyediaan sarana dan prasarana

(2)

o Ikan air tawar

o Ikan air laut dan payau  Sarana pembesaran bibit. Program KKP untuk meningkatkan kualitas benih antara lain:

 Program sertifikasi Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB), menjadi standar baku bagi pelaku usaha pembenihan

 Unit pembenihan skala besar yang berperan sebagai penghasil induk untuk memenuhi kebutuhan induk bibit unggul bagi Unit Pembenihan Rakyat

 BBI/BBU melakukan kegiatan produksi benih dengan menerapkan teknologi pembenihan yang merupakan hasil rekayasa teknologi yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Ditjen Perikanan dan Budidaya yang dibakukan menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) Pembenihan

 BBI Sentral/local memperbanyak Induk Dasar menjadi Induk Pokok/PS untuk disebarkan ke Penangkar Benih/UPR

 BBI sentral juga mengembangkan kawasan perikanan umum berbasis budidaya dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas perairan umum dengan memperhatikan ekosistem dan habitat ikan local serta meningkatkan kepedulian dan kemampuan masyarakat perikanan sekitar perairan umum dalam mengelola dan melestarikan produktivitas kawasan perairan umum di wilayahnya.

4. Pembesaran

Kegiatan pembesaran dilakukan melalui pembelian bibit oleh pelaku usaha pembenih dengan tujuan untuk membesarkan ikan sampai dengan ukuran skala konsumsi. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam kegiatan operasional pembesaran adalah:

(3)

b. SDM yang memiliki kompetensi/pengetahuan yang memadai b. Penangkapan

Referensi

Dokumen terkait

Lalu pada tahun 2014, BUS yang paling banyak mengungkapkan kalimat/ frase mengenai CSR baik dalam bidang pendidikan maupun secara keseluruhan masih sama seperti

Pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, pemakai dipermudah untuk memilih dimensi/tipe bundaran berdasarkan volume arus lalu lintas yang dihubungkan

Pendidikan Kepala Rumahtangga Migran Pendidikan Kepala rumahtangga migran tidak mempengaruhi pengambilan keputusan migran perempuan bermigrasi yang pertama Inisiatif

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena peningkatan suhu tubuh yang sering di jumpai pada usia

Menurut Lemert (dalam Sunarto, 2004, h, 80) penyimpangan yang disebabkan oleh pemberian cap/ label dari masyarakat kepada seseorang yang kemudian cenderung akan

15 Berdasarkan hasil simulasi, dengan menggunakan polis asuransi yang mengandung aggregate deductible sebesar Rp100 000 000 dan aggregate limited coverage sebesar Rp300

Tujuan saya mengajak lebih dari satu anak adalah mengingat adanya kemampuan anak dalam menginterpretasikan sesuatu yang berbeda-beda sehingga saya akan mendapatkan sesuatu

c. Korupsi sebagai perbuatan bukan pidana atau perbuatan lainnya dijelaskan sebagai,Perbuatan seseorang yang dengan atau karena melakukan perbuatan melawan hukum memperkaya diri