• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi dari Ekstrak Etanol Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.) Terhadap Mencit Diabetes (Novia Sinata, Helmi Arifin)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi dari Ekstrak Etanol Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.) Terhadap Mencit Diabetes (Novia Sinata, Helmi Arifin)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 3, Nomor 2, Oktober 2016

Vol. 3

No.2

Hal. 41-89

Oktober, 2016

Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi dari Ekstrak Etanol Daun Karamunting (

Rhodomyrtus tomentosa

(Ait.) Hassk.) Terhadap Mencit Diabetes (Novia Sinata, Helmi Arifin)

41

Peningkatan Kelarutan Dan Laju Disolusi Glimeripid Melalui Metode Kokristalisasi (Fitrianti

Darusman, Sundani N Soewandhi, Rachmat Mauludin)

47

Uji Mutu Fisik Formulasi Salep Daun Gatal

(Laportea decumana

(Roxb.) Wedd

.)

( Elizabeth Holle,

Eva S Simaremare, Yuliana Y. Yabansabra, Elsye Gunawan, Agustina Ruban)

55

Formulasi

Orally Disintegrating Tablets

Ekstrak Kayu Secang (

Caesalpinia sappan

L.) Sebagai

Antioksidan (

Yedi Herdiana, Nyi Mekar Saptarini, Laura Natalia)

61

Penentuan Kadar Amilosa Dari Umbi Talas Safira (

Colocasia esculenta

Schoot var. antiquorum)

Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis (Nursamsiar, Kristina Pasongli, Hamdayani L. A ,

Aiyi Asnawi, dan Fauzan Zein)

67

Kajian Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Kesehatan Reproduksi, Sikap, Perilaku dan Penggunaan

Sediaan Farmasi Pada Organ Reproduksi di Salah Satu Perguruan Tinggi di Bandung (N.N. Sri Mas

Hartini, J.M. Weking, Maulana Yusuf)

73

Penetapan Kadar Fenolat Total, Flavanoid Total, Serta Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH

DAN Cuprac Pada Ekstrak Daun Sendok (

Plantago major

L.) (Wempi Budiana

1

, Burhanudin

1

, Asep

Roni)

(2)

i

EDITORIAL

PEMBINA H. Mulyana, S.H., M.Pd.

PENANGGUNG JAWAB Entris Sutrisno, S.Farm., M.HKes., Apt.

Dr. As’ari Nawawi, M.S., Apt.

KETUA DEWAN REDAKSI Dr. Patonah, M.Si., Apt

BENDAHARA Rahma Ziska, M.Si

EDITOR PELAKSANA

Prof. Yudi Padmadisastra, M.Sc., Ph.D., Apt Dr.Yani Mulyani, M.Si., Apt Dr. Fauzan Zein, M.Si., Apt Drs. Rahmat Santoso, M.Si., M.HKes., Apt

Dra. Ida Lisni, MSi. Apt Deden Indra Dinata, M.Si., Apt

Dadang Juanda, M.Si., Apt

DEWAN REDAKSI Soni Muhsinin, M.Si Widhya Aligita, M.Si., Apt

Yulianti Anjayani, S,Pd

MITRA BESTARI Dr. Elfahmi, M.Si, Apt Dr. I Ketut Adnyana, M.Si., Apt

Dr. Dwi Setyawan, M.Si., Apt. Dr. Fikri Alatas, M.Si., Apt.

Dr. Lia Amalia, M.Si., Apt. Dr. Heni Rachmawati, M.Si., Apt Dr. rer. nat. Sophi Damayanti., M.Si., Apt

ALAMAT REDAKSI Jurnal Farmasi Galenika STFB (JFG)

Sekolah Tinggi Farmasi Bandung Jl. Soekarno Hatta No. 754 Bandung

Telepon/Fax : 022-7830760 Web. http://ejournal.stfb.ac.id/ e-mail : jfg@stfb.ac.id

Terbit 2 kali dalam setahun (April & Oktober)

Pengantar Redaksi

Puji syukur ke hadirat Allah swt, atas rahmat dan karuniaNya, Jurnal Farmasi Glenika volume 3 no 2 tahun 2016 dapat diterbitkan.

Pembaca jurnal yang terhormat, pada edisi ini, hasil evaluasi dewan redaksi, kami menerbitkan 7 artikel yang terdiri dari 5 artikel yang melaporkan hasil penelitian bahan alam: daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa), kayu secang (Caesalpinia sappan L.), umbi talas safira (Colocasia esculenta), daun sendok ( (Plantago mayor L.), daun gatal (Laportea decumana). Satu artikel membahas tentang perbaikan formulasi glimepirid menggunakan metode kokristalisasi. Satu artikel membahas tentang survei pengetahuan kesehatan reproduksi dan penggunaan sediaan farmasi pada organ reproduksi.

Semoga penelitian tersebut dapat dimanfaatkan untuk penelitian selanjutnya dan memperkaya khasanah kekayaan alam Indonesia. Laporan penelitian ini semoga dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat dalam rangka pemeliharaan kesehatan dan menjadi landasan penelitian lanjut bagi peneliti.

Bandung,Oktober 2016

(3)

ii

DAFTAR ISI

Uji Aktivitas Antidiabetes Fraksi dari Ekstrak Etanol Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.) Terhadap Mencit Diabetes (Novia Sinata, Helmi Arifin)

41

Peningkatan Kelarutan Dan Laju Disolusi Glimeripid Melalui Metode Kokristalisasi (Fitrianti Darusman, Sundani N Soewandhi, Rachmat Mauludin)

47

Uji Mutu Fisik Formulasi Salep Daun Gatal (Laportea decumana (Roxb.) Wedd.) ( Elizabeth Holle, Eva S Simaremare, Yuliana Y. Yabansabra, Elsye Gunawan, Agustina Ruban)

55

Formulasi Orally Disintegrating Tablets Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) Sebagai Antioksidan (

Yedi Herdiana, Nyi Mekar Saptarini, Laura Natalia)

61

Penentuan Kadar Amilosa Dari Umbi Talas Safira (Colocasia esculenta Schoot var. antiquorum) Menggunakan Metode Spektrofotometri UV-Vis (Nursamsiar, Kristina Pasongli, Hamdayani L. A , Aiyi Asnawi, dan Fauzan Zein)

67

Kajian Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Kesehatan Reproduksi, Sikap, Perilaku dan Penggunaan Sediaan Farmasi Pada Organ Reproduksi di Salah Satu Perguruan Tinggi di Bandung (N.N. Sri Mas Hartini, J.M. Weking, Maulana Yusuf)

73

Penetapan Kadar Fenolat Total, Flavanoid Total, Serta Aktivitas Antioksidan Dengan Metode DPPH DAN Cuprac Pada Ekstrak Daun Sendok (Plantago major L.) (Wempi Budiana1, Burhanudin1, Asep Roni)

(4)

73

Kajian Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Kesehatan Reproduksi, Sikap, Perilaku dan Penggunaan Sediaan Farmasi Pada Organ Reproduksi di Salah Satu Perguruan Tinggi di Bandung

N.N. Sri Mas Hartini1, J.M. Weking1, Maulana Yusuf Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Email : nyomansmharsa@gmail.com

ABSTRAK

Kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi, komponen dan proses reproduksi. Untuk pemeliharaan kesehatan organ reproduksi diperlukan sarana, prasarana dan perilaku yang menunjang serta penggunaan sediaan farmasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa, sikap tentang fasilitas kampus yang menunjang kesehatan organ reproduksi, perilaku dan penggunaan sediaan farmasi pada organ reproduksi. Metode penelitian dilakukan secara observasional dengan pendekatan secara potong lintang (cross sectional) dan pengambilan sampel secara stratified incidental sampling pada mahasiswa Sekolah Tinggi Farmasi Bandung kelas A angkatan 2013 – 2015 serta digunakan uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Sampel yang didapat sebanyak 123 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak berumur 20 tahun (37,4%), berjenis kelamin perempuan (66,7%). Pengetahuan mengenai kesehatan organ reproduksi pada tingkat baik (89,2%). Fasilitas kampus cukup memadai (62%). Kebiasaan membasuh dubur dari depan ke belakang (66,7%), menggunakan air untuk membersihkan kelamin setelah buang air kecil (76,4%), mengganti celana dalam setelah mandi (67,5%). Khusus perempuan menggunakan air dan sabun untuk membersihkan vagina (68,3%), tidak menggunakan obat untuk nyeri saat haid (62,2%), makanan bergizi untuk penambah darah (43,9%) dan tidak menggunakan pelembab vagina (65,9%). Khusus laki-laki menggunakan salep/krim anti alergi (39%) saat terjadi alergi pada alat kelamin, tidak menggunakan sediaan khusus saat luka (46,3%) dan tidak menggaruk saat gatal (78%). Secara umum tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai kesehatan reproduksi dapat dikategorikan baik, fasilitas kampus cukup memadai, perilaku umum sejalan dengan tingkat pengetahuan, terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan perilaku cara membasuh dubur, penggunaan celana dalam yang longgar dan penggunaan pelembab pada vagina.

Kata kunci: Mahasiswa, Pengetahuan, Kesehatan Reproduksi, Sediaan Farmasi

ABSTRACT

(5)

Hartini: Kajian Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Kesehatan Reproduksi, Sikap, Perilaku dan Penggunaan Sediaan Farmasi Pada Organ Reproduksi di Salah Satu Perguruan Tinggi di Bandung

74

(43,9%), used nothing to humidify their vagina (65,9%). Mostly male student used ointment/cream as an anti allergic agent (39%), used nothing when having genital’s wound (46.3%), never scratch when it was itchy (78%). In general, student’s knowledge was in a good level, campus has provided enough facilities and there were significant relationship between the level of knowledge and washing anal practice, wearing loose underwear, and the use of pharmaceuticals product as a moisturizer in women’s vagina.

Keywords : Student, Knowledge, Reproduktive Health, Pharmacy preparation

PENDAHULUAN

Promosi untuk berperilaku sehat dan langkah-langkah pencegahan masalah kesehatan sela-ma usia remaja merupakan hal kritis untuk menghindari terjadinya risiko masalah kesehatan usia dewasa dan risiko masalah kesehatan dan sosial negara (WHO, 2016). Menurut BPS tahun 2010, 26,67% dari 237,6 juta penduduk Indonesia adalah remaja (10-24 tahun), dimana 40,75 juta (17,15%) adalah remaja berusia 15–24 tahun dan diproyeksikan menjadi 44,39 juta pada tahun 2020 (Bappenas 2013). Besarnya penduduk remaja akan ber-pengaruh pada pembangunan dari aspek sosial, ekonomi maupun demografi baik saat ini maupun di masa yang akan datang. Penduduk remaja perlu mendapat perhatian serius karena remaja termasuk dalam usia sekolah dan usia kerja (BKKBN, 2010).

Hasil analisis Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI tahun 2010, menunjukan bahwa kondisi kesehatan reproduksi di Indonesia dewasa ini masih belum seperti yang diharapkan, diban-dingan dengan keadaan di negara-negara ASEAN lainnya. Indonesia masih tertinggal jauh dalam aspek kesehatan reproduksi, termasuk kesehatan reproduksi remaja. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menyebutkan bahwa remaja berdasarkan usia 10-24 tahun di Indonesia belum mendapatkan penyuluhan kesehatan reproduksi (BKKBN, 2012).

Permasalahan yang banyak dihadapi para remaja antara lain perawatan organ reproduksi karena kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran bagaimana mengatasinya. Pemahaman perawatan organ reproduksi antara lain meliputi pemeliharaan

kebersihan organ reproduksi, pemahaman mengenai proses-proses repro-duksi, dan penyakit dari kesehatan reproduk-sinya (Irawati, 2013).

Pada masa remaja, seseorang mengalami pertumbuhan dan perkembangan sangat pesat, baik fisik maupun psikologis. Tanda-tanda remaja pada perempuan ditandai dengan mulai terjadinya menstruasi sedangkan pada laki-laki sudah mulai mampu menghasilkan sperma. Remaja diharapkan dapat menjalankan fungsi reproduksinya dengan tepat, oleh karena itu dia harus mengenali organ reproduksinya. Fungsi yang akan dijalankan dalam proses reproduksinya tersebut tidak dapat dila-kukan bila organ-organ reproduksinya tidak terawat sejak awal (Widyastuti, 2009).

Karena berada dalam masa peralihan maka pada remaja sering ditemukan masalah-masalah yang berkaitan erat dengan tumbuh kembang tubuhnya. Terutama dalam hal ini adalah organ reproduksi yang memberi dampak besar terhadap kehidupan remaja di masa datang. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi (Ratna, 2010). Kebiasaan menjaga kebersihan, termasuk kebersihan organ-organ seksual atau reproduksi, merupakan awal dari usaha menjaga kesehatan tubuh secara umum. (Nilna, 2009).

(6)

75 pengetahuan mahasiswa mengenai kesehatan organ reproduksi, sikap dan praktik/perilaku penggunaan sediaan farmasi pada organ reproduksi pada mahasiwa di lingkungan Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. Kajian awal/penda-huluan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran kesehatan reproduksi remaja kampus, khususnya di Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. Peneliti juga ingin melibatkan pengelola perguruan tinggi (Sekolah Tinggi Farmasi Bandung) untuk turut berkontribusi dalam upaya ini.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode obser-vasional terhadap data hasil pengisian kuesioner dan penyajian hasil dalam bentuk deskriptif dan analitik. Teknik survei adalah rancangan potong lintang (cross sectional), dan pengambilan sampel secara stratified incidental sampling dengan tingkat ke-maknaan sebesar 7 %.

Data dan Sumber Data

Penelitian dilakukan di Sekolah Tinggi Farmasi Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta No.754, Cibiru, Bandung. Data diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang sebelumnya telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap pertanyaan-pertanyaan kuesioner. Penye-baran kuesioner dilakukan selama periode bulan Juni 2016 menjelang masa ujian dan Ramadhan Tahun 2016 pada mahasiswa program studi Sarjana Farmasi kelas reguler 3 angkatan yaitu angkatan 2013, 2014 dan 2015 sebanyak 123 responden.

Penyajian hasil

Penyajian hasil secara deskriptif untuk melihat sebaran/distribusi karakteristik responden, pengetahuan mengenai kese-hatan reproduksi, sikap dan perilaku penggunaan sediaan farmasi untuk kese-hatan organ reproduksi.

Penyajian analitik berupa pengujian hipotesis untuk mengetahui hubungan antar variabel. Pengujian hipotesis meliputi hubungan antara karaktersitik terhadap tingkat pengetahuan, tingkat pengetahuan

terhadap sikap dan praktik penggunaan sediaan farmasi.

Pengambilan Kesimpulan

Dari hasil analisa data yang telah dilakukan secara deskriptif dan analitik diambil kesimpulan mengenai distribusi karak-teristik, tingkat pengetahuan, sikap, peri-laku/penggunaan sediaan farmasi pada organ reproduksi dan hubungan antar variabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Distribusi karakteristik

Data karateristik responden yang diukur meliputi jenis kelamin, umur, lulusan sekolah menengah, tempat tinggal selama kuliah, sumber dana per bulan dan sumber informasi pertama mengenai personal hygiene organ reproduksi.

Tabel 1. Distribusi responden menurut karakteristik

No. Jenis karakteristik

Karakteristik

responden Frekuensi %

1

Kontrakan/kosan 77 62,6

Jumlah 123 100

5

Sumber dana per bulan

Orangtua/wali 111 90,2

(7)

Hartini: Kajian Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Kesehatan Reproduksi, Sikap, Perilaku dan Penggunaan Sediaan Farmasi Pada Organ Reproduksi di Salah Satu Perguruan Tinggi di Bandung

76 Tabel 1 menunjukkan lebih banyak res-ponden berjenis kelamin perempuan (66,7%), dengan umur 20 tahun (37,4%), lulusan sekolah menengah SMF/SMK (56,1%), tempat tinggal di kontrakan/kos (62,6%), sumber dana per bulan dari orangtua (90,2%) dan sumber informasi pertama mengenai personal hygiene organ reproduksi didapatkan dari orang tua (56,9%).

Mahasiswa Farmasi saat ini masih didominasi oleh perempuan dan berasal dari lulusan sekolah menengah yang linier. Umumnya berasal dari berbagai daerah yang cukup jauh dari kampus sehingga memilih tinggal di tempat kos sementara menuntut ilmu. Mahasiswa masih belum memiliki penghasilan sendiri dan menun-jukkan hubungan kedekatan dengan orang tua yang baik hal ini ditunjukkan dari hasil survey terbanyak tentang sumber informasi pertama mengenai kesehatan reproduksi didapat dari orang tua.

Distribusi tingkat pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi secara umum dalam katagori baik Distribusi tingkat pengeta-huan dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 2. Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan mengenai kesehatan reporoduksi pada kategori baik, hal ini cukup sesuai mengingat mahasiswa farmasi tingkat I, II dan III sudah terpapar pendidikan kesehatan reproduksi pada tahap awal. Perhitungan nilai tingkat pengetahuan mahasiswa secara keseluruhan adalah sebesar 89%. Nilai ini didapat dengan cara membagi total skor nilai jawaban kuesioner seluruh

responden terhadap total nilai jawaban semua benar secara teoritis (9.216/10.332=89%).

Distribusi sikap

Sikap (Attitude) merupakan reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus. Sikap belum merupakan suatu tindakan nyata, tetapi masih berupa persepsi dan kesiapan seseorang untuk bereaksi terhadap stimulus yang ada di sekitarnya. Pengukuran sikap merupakan pendapat yang diungkapkan oleh responden terhadap objek (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan yang baik umumnya sejalan dengan sikap yang baik tentang kesadaran pentingnya fasilitas yang memadai untuk menunjang promosi dan pemeliharaan organ reproduksi. Dukungan dan kesadaran dari pihak institusi maupun pengguna fasilitas kampus akan pentingnya keter-sediaan sarana-prasarana di kampus yang menunjang kesehatan reproduksi ditunjuk-kan dengan hasil penelusuran sikap res-ponden (Tabel 3).

Tabel 3. Distribusi responden menurut sikap

(8)

77

Jenis Pertanyaan Jawaban Frekuensi Persentase (%)

Secara umum mahasiswa menyatakan sikap positif terhadap ketersediaan fasilitas yang menunjang upaya promotif dan pemeliha-raan kesehatan organ reproduksi mahasiswa yaitu fasilitas di kampus cukup memadai (62%). Beberapa fasilitas yang menurut pendapat kebanyakan responden kurang memadai adalah kelengkapan di toilet (49,6%), jumlah toilet (58,5%) dan keter-sediaan wastafel (39%). Institusi sudah menyediakan sarana-prasarana pe-nunjang dengan cukup memadai. Beberapa masukan sangat baik untuk semakin meningkatkan promosi kesehatan repro-duksi di lingkungan kampus.

Distribusi perilaku kesehatan pada organ reproduksi

Perilaku memelihara alat reproduksi (Kusmiran, 2012) yang baik diantaranya adalah :

1. Mengganti celana dalam minimal dua kali sehari;

2. Membersihkan kotoran yang keluar dari alat kelamin atau anus dengan meng-gunakan air bersih atau kertas pembersih (tisue). Gerakkan cara mem-bersihkan alat kelamin adalah dari arah alat kelamin ke arah anus, untuk mencegah kotoran anus menyebar ke daerah alat kelamin;

3. Tidak menggunakan air yang kotor untuk membersihkan alat kelamin;

4. Dianjurkan untuk mencukur atau me-rapikan rambut kemaluan karena bisa ditumbuhi jamur atau kutu yang dapat menimbulkan rasa gatal dan tidak nya-man;

5. Menggunakan celana dalam yang menye-rap keringat;

6. Tidak menggunakan celana yang terlalu ketat.

Distribusi perilaku/kebiasaan umum mahasiwa terkait promosi dan peme-liharaan kesehatan organ reproduksi hasil pengisian kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Distribusi responden menurut perilaku kesehatan

(9)

Hartini: Kajian Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Kesehatan Reproduksi, Sikap, Perilaku dan Penggunaan Sediaan Farmasi Pada Organ Reproduksi di Salah Satu Perguruan Tinggi di Bandung

78 Beberapa perilaku kebiasaan mahasiswa (Tabel 4) terkait promosi dan pemeliharaan organ reproduksi sudah sejalan dengan tingkat pengetahuan dan selebihnya masih berda-sarkan kepraktisan, kenyamanan dan ke-mudahan. Perilaku responden mem-basuh dubur dari depan ke belakang setelah buang air besar (66,7%), tidak mencukur rambut kemaluan dalam 3 bulan terakhir (35,8%), tidak tahu bahan celana dalam yang dikenakan (54,5%), hanya meng-gunakan air untuk membersihkan kelamin setelah buang air kecil (76,4%), mengganti celana dalam setelah mandi (67,5%), dan mandi sebelum ke kampus (100%).

Distribusi perilaku khusus perempuan

Alat reproduksi khususnya alat reproduksi perempuan merupakan salah satu organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus. Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan reproduksi.

Perilaku buruk dalam menjaga kebersihan genitalia, seperti mencucinya dengan air kotor, memakai pembilas secara berlebihan, meng-gunakan celana yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, tak sering mengganti pembalut dapat menjadi pencetus timbulnya infeksi pada organ genital pe-rempuan (Ratna, 2010).

Tabel 5. Distribusi perilaku responden khusus perempuan

Jenis

Pertanyaan Jawaban Frekuensi

Persentase

Pertanyaan Jawaban Frekuensi

Persentase

Perilaku khusus mahasiswa perempuan terkait kesehatan organ reproduksi sudah cukup sejalan dengan tingkat pengetahuan yang baik diantaranya yaitu kebiasaan mengganti pembalut lebih sering (2 kali dalam sehari) atau penggunaan pembalut paling tidak 3 helai dalam sehari saat haid (53,7%) dan sudah mulai menggunakan sediaan farmasi dalam hal menggunakan air dan sabun untuk mem-bersihkan vagina (68,3%). Keluhan-keluhan yang dialami selama masa menstruasi bersifat sementara karena perubahan siklus hormonal, dipraktikkan dengan perilaku yang baik diantaranya dengan tidak menggunakan obat nyeri (62,2%) dan mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk penambah darah (65,9%).

Distribusi perilaku khusus laki-laki

(10)

79 Tabel 6. Distribusi perilaku responden khusus laki-laki

Jenis

Pertanyaan Jawaban Frekuensi

Persentase (%)

Yang digunakan saat terjadi alergi pada alat kelamin

Tablet anti

Responden laki-laki sudah mulai meng-gunakan sediaan farmasi dalam hal mengatasi alergi pada organ genital untuk pemeliharaan organ reproduksinya

Hubungan antar variabel

Analisis hubungan antar variabel adalah menggunakan chi-square analysis dengan nilai kemaknaan 0,05. Jika nilai kemaknaan yang didapat kurang dari 0,05 (p<0,05) maka H0 ditolak artinya terdapat hubungan antara variabel yang dihubungkan. Seba-liknya jika nilai kemaknaan lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka H0 diterima yang artinya tidak terdapat hubungan antara variabel yang dihubungkan.

Berikut adalah data hasil analisis hubungan antara tingkat pengetahuan dengan karak-teristik, sikap, perilaku umum dan khusus responden.

Tabel 7. Analisis hubungan tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden

Variabel korelasi Kemaknaan

(p) Kesimpulan

Semua variabel

karakteristik >0,05 H0 diterima Semua variabel sikap >0,05 H0 diterima Perilaku umum (basuh

dubur setelah BAB) 0,000 H0 ditolak Perilaku

khusus laki-laki >0,05 H0 diterima

Dari total 27 variabel (karakteristik, sikap, perilaku umum dan khusus) yang dianalisis, ada 3 variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan tingkat pengetahuan responden yaitu cara membasuh dubur, pemakaian celana dalam yang ketat dan penggunaan pelembab pada organ repro-duksi. Tingkat pengetahuan responden yang baik sudah sejalan dengan beberapa perilaku yang baik. Membasuh dubur dari depan ke belakang akan menghindarkan organ genital dari infeksi mikroba yang berasal dari feses. Penggunaan celana dalam yang tidak ketat membuat aliran udara menjadi lebih baik di sekitar kelamin sehingga tidak menimbulkan panas yang berlebih atau lembab pada organ reproduksi. Penggunaan pelembab yang berlebihan pada vagina akan memicu tumbuhnya jamur atau bakteri patogen pada daerah vagina.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :

(11)

Hartini: Kajian Pengetahuan Mahasiswa Mengenai Kesehatan Reproduksi, Sikap, Perilaku dan Penggunaan Sediaan Farmasi Pada Organ Reproduksi di Salah Satu Perguruan Tinggi di Bandung

80 2 Fasilitas kampus yang menunjang upaya

promotif dan pemeliharaan kesehatan organ reproduksi secara umum cukup memadai (62%).

3 Perilaku/kebiasaan umum mahasiswa maupun khusus (perempuan dan laki-laki) terkait kesehatan organ repro-duksi sudah sejalan dengan tingkat pengetahuannya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan variabel cara membasuh dubur, pemakaian celana dalam yang longgar dan penggunaan pelembab pada organ reproduksi perempuan.

Saran

Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diantaranya adalah :

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai panduan langkah-langkah perbaikan berkelanjutan maupun kebi-jakan-kebijakan yang lebih konkrit untuk menunjang perbaikan kesehatan reproduksi guna menciptakan derajat kesehatan reproduksi mahasiswa yang lebih baik lagi dan generasi muda pada umumnya. 2. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan

menggunakan beberapa pengembangan pada kuesioner dan dirancang lebih detil serta terarah dengan melibatkan jumlah responden yang lebih besar untuk. Hal ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih mendekati pada kenyataan. Untuk melihat ada/tidaknya pengaruh dari faktor perbedaan program studi dapat pula dilakukan penelitian dengan variasi responden/mahasiswa dari beberapa program studi.

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, R., (2012) : The effects of school povery on adolescents’ sexual health knowledge. Research in Nursing &Health. Volume 35, Issue 3, 2012, 231-241.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2010) : Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementrian Kesehatan.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2012) : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementrian Kesehatan.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2013) : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementrian Kesehatan.

Dwikarya, Maria, (2004) ; Menjaga Organ Intim (Penyakit dan Penanggulangan-nya). Tanggerang ; PT Kawan Pustaka.

Evelyn C. Pearce. (2002) : Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia. Fitriani, S. (2011) : Promosi Kesehatan. Cetakan 1.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Irawati, dkk. (2013) : Studi Akses Terhadap Media Kesehatan Reproduksi Pada Kalangan Remaja SMA Negeri 9 Bulukumba Kabupaten Bulukumba. Diperoleh dari repository.unhas.ac.id/diakses tanggal 11 Oktober 2014.

Kissanti, A. (2008) : Buku Pintar Wanita Kesehatan dan Kecantikan, Araska, Jakarta.

Kusmiran, Eny. (2012) : Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta Selatan: Salemba Medika.

Marmi. (2013) : Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Notoatmodjo, S. (2007) : Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Cetakan 2 Jakarta : PT. Rineka Cipta

Notoatmodjo. (2007) : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta Jakarta. Notoatmodjo, S. (2010) : Ilmu Perilaku Kesehatan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012) : Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta.

(12)

81 Proverawati, A. (2009) : Menarche Menstruasi

Pertama Penuh Makna Yogyakarta : Nuha Medika.

Puspitaningrum, D. dkk. (2012) : Praktik Perawatan Organ Genitalia Eksternal pada Anak Usia 10-11Tahun yang Mengalami Menarche Dini di Sekolah Dasar Kota Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7, No. 2, Agustus 2012. Diperoleh dari www.ejournal.undip.ac.id/ diakses tanggal 30 november 2014.

Ratna DP. (2010) : Pentingnya Menjaga Organ Kewanitaan. Jakarta: Indeks.

Sharma P. (2008) : Problem Related to Menstruation Amongs Adolescent Girl, Indian Journal of Pediatrics, volume 75 nomor 2 tahun

2008, hal: 125-129.

Triyani, R. & Ardiani, S. (2013) : HubunganPemakaian Pembersih Vagina Dengan Kejadian Keputihan Pada Remaja Putri. Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 4No. 1 Edisi Juni 2013. Diperoleh dari www.ojs.akbidylpp.ac.id/ diakses tanggal 17 November 2014.

Wawan.; Dewi M., (2011) : Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta. Mutia Medika.

Gambar

Tabel 1. Distribusi responden menurut karakteristik
Tabel 3. Distribusi responden menurut sikap
Tabel 4. Distribusi responden menurut perilaku kesehatan
Tabel 5. Distribusi perilaku responden khusus perempuan
+2

Referensi

Dokumen terkait

(2) Hasil uji korelasi variabel dukungan sosial keluarga memiliki hubungan yang signifikan dengan agresivitas siswa di SMK YP 17 Pare sebesar -0,755.. Yang artinya

Dari gambaran diatas tampak besaran biaya obat untuk tiga diagnosa penyakit tersebut di unit rawat jalan rumah sakit Awal Bros jauh lebih besar dibandingkan dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pola penggunaan antipsikotik dan berbagai kejadiaan efek samping yang terjadi selama terapi pengobatan antipsikotik pada pasien

Pasien rawat inap dengan diagnosa penyakit hipertensi dan disertai dengan komplikasi penyakit lain akan berakibat pada peningkatan lama hari perawatan yang cukup lama

Artinya ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Guided inquiry disertai LKS audiovisual

Dengan mengurangi jumlah Semut menjadi 35% dari jumlah Kota maka waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh rute terpendek lokal setiap siklusnya menjadi kurang lebih

Hal ini menunjukkan bahwa variabel- variabel independen dalam penelitian ini yaitu Luas Lahan dan Jumlah Produksi menjelaskan pengaruh terhadap Produk Domestik

Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Kawasan berbasis masyarakat. Jatrah Timur Kecamatan