• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk (1)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 12 /Prt/M/2014 Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan menyatakan bahwa air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat. Dan juga termasuk air pada sistem drainase kota. Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan adalah upaya merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengoperasikan, memelihara, memantau, dan mengevaluasi sistem fisik dan non fisik drainase perkotaan.

Dalam Peraturan Menteri tersebut juga menyatakan bahwa rumah pompa adalah salah satu sarana drainase yaitu bangunan pelengkap yang merupakan bangunan yang ikut mengatur dan mengendalikan sistem aliran air hujan agar aman dan mudah melewati saluran. Surabaya sebagai salah satu kota besar dengan kepadatan penduduk yang tinggi, kepadatan pemukiman penduduk yang sangat rapat, menimbulkan sebuah permasalahan yaitu berkurangnya ruang yang seharusnya digunakan untuk sistem drainase kota. Hal tersebut yang menjadi dasar dibutuhkannya sistem drainase kota yang baik, yang ditunjang dengan sarana dan prasarana drainase yang layak sebagai bentuk antisipasi terhadap bahaya banjir yang sangat mungkin terjadi di kota Surabaya pada saat musim hujan tiba.

Sistem drainase perkotaan untuk kota Surabaya diatur dalam Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya Tahun 2014-2034. Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang Wilayah Kota Surabaya terutama Kebijakan pengembangan sistem prasarana wilayah kota diatur dalam Pasal 10 dengan pengembangan sistem jaringan secara terpadu yang meliputi:

a. Pengembangan sistem jaringan transportasi; b. Pengembangan sistem jaringan energi;

(3)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

d. Pengembangan sistem jaringan sumber daya air; dan

e. Pengembangan sistem jaringan infrastruktur perkotaan lainnya.

Sistem Drainase kota Surabaya termasuk di dalam pengembangan sistem jaringan infrastruktur perkotaan lainnya seperti dimaksud dalam huruf e. Adapun Strategi pengembangan sistem jaringan infrastruktur perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf e dilakukan dengan:

a. meningkatkan jangkauan pelayanan air minum melalui perluasan cakupan pelayanan air minum;

b. meningkatan kuantitas dan kualitas air menjadi layak dan siap minum pada kawasan budidaya yang dilakukan secara bertahap;

c. mengoptimalkan dan membangun jaringan pelayanan hidran umum melalui pengintegrasian antara hidran dengan saluran sekunder perpipaan air bersih; d. mengelola limbah domestik kota untuk mengurangi tingkat pencemaran

lingkungan, melalui penyediaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpusat dan IPAL Komunal secara terpadu;

e. mengembangkan sistem pengelolaan sampah dengan pengurangan volume, penggunaan kembali dan pendaurulangan sampah;

f. mengoptimalkan fungsi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan sarana prasarana kebersihan;

g. mengembangkan teknologi persampahan yang ramah lingkungan;

h. mengembangkan sistem drainase secara terpadu dengan memaksimalkan fungsi drainase sebagai saluran pematusan air hujan dan mengurangi genangan; i. mengembangkan dan meningkatkan kualitas penyediaan prasarana jalur pejalan

kaki dan jalur kendaraan tidak bermotor;

j. menyediakan jalur evakuasi bencana terhadap banjir, kebakaran dan bencana lainnya seperti gempa bumi dan lainlain di kawasan rawan bencana; dan

k. menyediakan prasarana-sarana perkotaan lainnya.

(4)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

1.2. Landasan Hukum

Dalam melaksanakan pembangunan tidak akan terlepas dari peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Khusus dalam kegiatan Identifikasi Sarana Prasarana Infrastruktur Wilayah. Peraturan-peraturan tersebut antara lain :

1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur / Jawa Tengah/Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 19 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2730);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 7 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5188);

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4833);

(5)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 118 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5160);

10. Permen PU Nomor 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk hukum Daerah;

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2012 Nomor 3 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 15).

1.3. Tujuan

Tujuan dari analisis Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah di Kota Surabaya ini antara lain :

a. Mengetahui secara detail dan terperinci mengenai sistem drainase perkotaan di Kota Surabaya

b. Mengetahui gambaran tentang sarana dan prasarana sistem drainase perkotaan di kota Surabaya

c. Mengenal lebih dekat keberadaan rumah pompa sebagai salah satu sarana sistem drainase perkotaan di kota Surabaya

d. Mengetahui secara detail dan jelas pengaruh keberadaan rumah pompa terhadap pengembangan kawasan di kota Surabaya

e. Membantu tercapainya Surabaya sebagai kota yang bebas banjir sehingga mampu menciptakan pengembangan kawasan di kota Surabaya

(6)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

1.4. Sasaran

(7)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. RTRW Kota Surabaya tahun 2014 – 2034 (Perda no.12 tahun 2014) 2.1.1. Visi, Misi dan Tujuan

Visi penataan ruang Kota Surabaya adalah terwujudnya Kota Perdagangan dan Jasa Internasional Berkarakter Lokal yang Cerdas, Manusiawi dan Berbasis Ekologi.

Misi penataan ruang Kota Surabaya adalah :

a. meningkatkan kualitas penataan ruang kota dan infrastruktur kota yang menjamin aksesibilitas publik berwawasan lingkungan dan nyaman; b. meningkatkan akses, kesadaran, partisipasi dan kontrol publik dalam

pemanfaatan ruang, penyusunan kebijakan dan penyelenggaraan layanan publik;

c. mengembangkan aktualisasi dan kearifan budaya lokal warga kota dalam tata pergaulan global;

d. mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan secara konsisten meningkatkan iklim usaha yang kondusif dan berkeadilan;

e. mewujudkan masyarakat yang berdaya, kreatif dan sejahtera

Tujuan penataan ruang Kota Surabaya adalah mengembangkan ruang kota metropolitan berbasis perdagangan dan jasa sebagai pusat pelayanan Nasional dan Internasional yang berkelanjutan sebagai bagian dari KSN Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan (Gerbangkertasusila).

2.1.2. Rencana Sistem Prasarana Wilayah Kota Surabaya

Rencana sistem prasarana wilayah kota sebagaimana dimaksud dalam, meliputi :

(8)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

c. rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi; d. rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air; dan

e. rencana pengembangan sistem jaringan infrastruktur perkotaan lainnya.

Strategi pengembangan sistem jaringan transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a dilakukan dengan :

a.mengembangkan transportasi darat yang dikembangkan secara terpadu dengan :

1.mengembangkan jaringan jalan secara berhirarki dengan mengutamakan peningkatan akses yang setara antara koridor utara-selatan dan koridor timur-barat;

2.meningkatkan pelayanan angkutan umum penumpang dan barang dalam dan antar kota dengan mengutamakan angkutan umum massal;

3.mengembangkan angkutan massal perkotaan berbasis jalan yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya;

4.meningkatkan kualitas dan kuantitas terminal angkutan umum dan antarmoda secara berhirarki;

5.meningkatkan pelayanan prasarana pejalan kaki yang ramah bagi orang berkebutuhan khusus dan sejalan dengan pengembangan jaringan jalan dan kawasan fungsional kota;

6.mengembangkan dan meningkatkan kualitas prasarana dan saranabagimoda transportasi kendaraan tidak bermotor yang terintegrasi dengan pengembangan jaringan jalan dan kawasan fungsional kota; 7.mengembangkan transportasi sungai sebagai pendukung transportasi darat

dan sarana wisata; dan

8.mendukung peningkatan jalur penyeberangan Ujung-Kamal sebagai penghubung antara Surabaya-Madura disamping pengoperasian Jembatan Suramadu.

(9)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

prasarana, perluasan jaringan serta penataan kawasan sekitar angkutan massal cepat berbasis rel;

c.mengembangkan sistem jaringan transportasi laut dengan mengoptimalkan fungsi dan peranan pelabuhan Tanjung Perak secara terintegrasi dengan pengembangan Pelabuhan di kawasan Teluk Lamong dan pelabuhan disekitarnya;

d.mengembangkan prasarana penunjang jaringan transportasi udara dengan mengembangkan infrastruktur jalan dan interkoneksi moda transportasi yang menghubungkan terminal/stasiun dengan bandara; dan

e.mengembangkan sistem jaringan transportasi darat, perkeretaapian, laut dan udara secara terpadu dan terkoneksi sebagai satu kesatuan sistem.

(2) Strategi pengembangan sistem jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b dilakukan dengan:

a.mengembangkan jaringan gas kota yang dilakukan secara terpadu dengan sistem jaringan gas Provinsi Jawa Timur dan Nasional untuk meningkatkan kapasitas dan memperluas jaringan;

b.meningkatkan pelayanan dan memperluas jaringan listrik termasuk mengembangkan jaringan listrik bawah tanah untuk memenuhi kebutuhan listrik kota; dan

c.mengembangkan sumber energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik kota.

(3) Strategi pengembangan sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf c dilakukan dengan:

a.meningkatkan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi khususnya untuk kawasan yang baru dikembangkan;

(10)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

c.memperluas penggunaan teknologi informasi yang didukung penyediaan jaringan internet nirkabelpada berbagai kawasan fungsional di Kota Surabaya.

(4) Strategi pengembangan sistem jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf d dilakukan dengan:

a.mengembangkan prasarana sumberdaya air untuk air minum melalui pengoptimalan pemanfaatan sumber air permukaan dan sumber air lainnya; dan

b.meningkatkan tampungan/resapan air melalui pengoptimalan fungsi tampungan untuk wisata air, penataan lingkungan, konservasi serta pengendalian banjir.

(5) Strategi pengembangan sistem jaringan infrastruktur perkotaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf e dilakukan dengan:

a.meningkatkan jangkauan pelayanan air minum melalui perluasan cakupan pelayanan air minum;

b.meningkatan kuantitas dan kualitas air menjadi layak dan siap minum pada kawasan budidaya yang dilakukan secara bertahap;

c.mengoptimalkan dan membangun jaringan pelayanan hidran umum melalui pengintegrasian antara hidran dengan saluran sekunder perpipaan air bersih; d.mengelola limbah domestik kota untuk mengurangi tingkat pencemaran lingkungan, melalui penyediaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpusat dan IPAL Komunal secara terpadu;

e.mengembangkan sistem pengelolaan sampah dengan pengurangan volume, penggunaan kembali dan pendaurulangan sampah;

f.mengoptimalkan fungsi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan sarana prasarana kebersihan;

g.mengembangkan teknologi persampahan yang ramah lingkungan;

(11)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

i.mengembangkan dan meningkatkan kualitas penyediaan prasarana jalur pejalan kaki dan jalur kendaraan tidak bermotor;

j.menyediakan jalur evakuasi bencana terhadap banjir, kebakaran dan bencana lainnya seperti gempa bumi dan lainlain di kawasan rawan bencana; dan

k.menyediakan prasarana-sarana perkotaan lainnya.

2.1.3. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Infrastruktur Perkotaan

lainnya

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Infrastruktur Perkotaan lainnya di kota Surabaya meliputi :

a. pengembangan sistem penyediaan air minum; b. pengembangan sistem pengelolaan air limbah; c. pengembangan sistem pengelolaan sampah; d. pengembangan sistem drainase;

e. pengembangan penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan jalan bagi pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor; dan

f. penyediaan jalur evakuasi bencana.

2.1.4. Pengembangan Sistem Drainase

Salah satu rencana Pengembangan Sistem Jaringan Infrastruktur Perkotan lainnya adalah pengembangan Sistem Drainase. Rencana pengembangan sistem drainase sebagaimana dimaksud adalah dengan membagi wilayah layanan Surabaya melalui pembentukan sistem rayon. Pembentukan sistem rayon sebagaimana dimaksud meliputi:

a. Rayon Genteng

(12)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Pompa Kenari, saluran Kali Mas, saluran Pelabuhan Barat, Pelabuhan Timur dan Saluran Dupak, Saluran Greges;

b. Rayon Gubeng

Meliputi Rumah Pompa Tambak Wedi, Rumah Pompa Jeblokan, Rumah Pompa Kenjeran1, Rumah Pompa Kenjeran2, Rumah Pompa Kenjeran3, Rumah Pompa Kalijudan, Rumah pompa Kalisari, Rumah Pompa Kalikepiting, Rumah Pompa Mulyorejo, Rumah Pompa Ringroad ITS, Rumah Pompa Dharmahusada, Rumah Pompa Kalidami Screw, Rumah Pompa Bozem Kalidami, Rumah Pompa Kalibokor, Saluran Pegirian, saluran Kalitebu, Jeblokan Hulu, Jeblokan Hilir, Tanah Kali Kedinding, Lebak Indah, Kenjeran, Kali Kepiting, Kalidami, Kalibokor Hulu, Kalibokor Hilir, Daratan Pantai Timur, Oloran Utara Kalidami dan Oloran Selatan Kalidami; saluran Undaan, saluran Setro;

c. Rayon Jambangan

Meliputi Rumah Pompa Semolowaru1, Rumah Pompa Semolowaru2, Rumah Pompa Medokan Semampir, Rumah Pompa Kedungasem, Rumah Pompa Pandugo,Rumah Pompa Kalirungkut, Rumah Pompa Wonorejo1, Rumah Pompa Wonorejo2, Rumah Pompa Bozem Wonorejo, Rumah Pompa Medokan Ayu Hilir, Rumah Pompa Kebon Agung, Rumah Pompa Kutisari, Rumah Pompa Jemur Andayani, Rumah Pompa Gununganyar, Rumah Pompa Jambangan, Rumah Pompa Jemursari Prapen, Rumah Pompa Jagir Kalimir, Rumah Pompa Bratang, Rumah Pompa Bratang lapangan, Kali Mir Hulu, Kali Mir Hilir, PDAM Ngagel, Kali Sumo, Medokan Semampir, , Kali Wonorejo, Kali Rungkut, Kali Kebonagung dan Kali Perbatasan;

d. Rayon Wiyung

(13)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

meliputi Waduk Jeruk, Waduk Sumur Welut, Waduk Sumur Welut Gg.2, Waduk Sumur Welut Gunung Bajul 1, Waduk Sumur Welut Gunung Bajul 2, Waduk Hutan Kota Balas Klumprik, Bozem Pondok Maritim, Waduk Sepat, Waduk Lakarsantri1, Waduk Lakarsantri 2, Waduk Bangkingan, Long Storage UNESA Lidah Kulon, Bozem Kebraon, Bozem Marinir Gunungsari, Long Storage Babatan Pilang, Waduk Sumberan, Waduk Kedurus, Bozem Pondok Menggala, dan Waduk Slamet Lidah Kulon:

e. Rayon Tandes

Meliputi Rumah Pompa Balong1, Rumah Pompa Balong2, sistem Gunungsari, Avoor Banyu Urip, saluran Branjangan, Saluran Kandangan, Saluran Pakuwon, Saluran Margomulyo, Saluran Tambak Oso Wilangun, Saluran Babat Jerawat, Saluran Sumberejo, Kalilamong dan Dataran Rendah Barat.

Sistem drainase pada setiap rayon dibagi menjadi sistem primer, sekunder dan tersier. Sistem drainase sebagaimana dimaksud yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Pengelolaan sistem drainase dilaksanakan untuk mengurangi dan mengatasi banjir serta genangan yang dilakukan melalui pembangunan pintu air dan rumah pompa, pelaksanaan kegiatan normalisasi dan perawatan saluran serta pengembangan area retensi dan detensi waduk/boezem. Untuk detail saluran primer, sekunder dan tersier serta rumah pompa ditampilkan dalam tabel pada lampiran.

2.1.5. Rumah Pompa

(14)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Sebagai salah satu contoh adalah Rumah Pompa Greges yang dilengkapi dengan berbagai perangkat pendukung operasional yang terdiri dari :

NO NAMA ALAT JUMLAH KETERANGAN 3 Pompa lumpur type sludge merk

Grundfos

1 unit Daya Listrik 65 kW, Debit air 0,5 �3/ detik 4 Panel Pompa banjir type

submersible merk Grundfos

5 set Type Softstarter 175 kW

5 Panel Pompa banjir type submersible merk Torishima

1 set Type Softstarter 250 kW

6 Panel Pompa lumpur type sludge merk Grundfos

2 set Type Softstarter 65 kW

7 Pipa Buang 8 set 6 set pipa buang pompa submersible, dan 2 set pipa buang pompa sludge

8 Generator Set (Genset) 1000 kVA merk Perkinz

2 unit Supply listrik apabila PLN padam

9 Transformator (trafo) 1600 kVA 1 unit Supply listrik utama dari PLN 10 Incoming dan Outcoming

Cubicle

1 set Cubicle sisi pelanggan

11 Pintu Air 11 unit 9 unit listrik, 2 unit manual 12 Bar Screen 2 set 1 set bar screen Mechanical

Screen

1 set bar screen manual

13 Mechanical Screen (MS) 6 unit Penyarang sampah dengan sistem elektrical hidrolis

(15)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

15 Bangunan Gardu trafo dan cubicle PLN

1 unit Ruang tempat trafo dan cubicle PLN

16 Bangunan Rumah Panel dan Genset

1 unit Merangkap Ruang Operator

17 Bangunan Rumah Panel MS 1 unit Ruang pengoperasian MS 18 Bangunan Rumah Jaga 1 unit Ruang istirahat tenaga sarang

1. Submersible Pump

Seperti telah disebut diatas, bahwa Rumah Pompa Greges menggunakan 2 jenis type pompa yang salah satunya yaitu Submersible Pump. Pompa jenis ini adalah jenis pompa yang harus selalu terendam di dalam air. Motor dan impeller berada di dalam air yang dilindungi oleh sebuah pipa yang disebut Coloum Pipe. Pompa ini mampu menghisap air dalam jumlah yang cukup besar tergantung kapasitasnya sehingga sangat handal dan cocok digunakan sebagai pengendali banjir, untuk sesegera mungkin mengosongkan saluran air yang dimaksud. Akan tetapi kelemahan pompa ini adalah tidak bisa menghisap hingga dasar, karena dikhawatirkan

(16)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

dengan daya hisapnya yang besar akan menghisap segala material yang ada di dasar folder baik sampah maupun bebatuan.

Gambar 2. Submersible Pump

2. Sludge Pump

(17)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Gambar.3 Sludge Pump

3. Panel Pompa

Panel adalah perangkat yang memberi perintah dan mentransfer energi listrik untuk digunakan menggerakkan pompa.

(18)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

4. Pipa Pompa

Sistem Perpipaan ini terdiri dari 3 bagian yaitu pipa inlet, coloum pipe dan pipa outlet. Pipa Inlet berada di dalam folder(pengganti kolam retensi), sehingga tidak nampak dari luar. Coloum pipe adalah casing pompa dan pipa outlet adalah pipa pembuangan pompa.

Gambar.5 Pipa Pompa

5. Genset

(19)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Gambar.6 Genset

6. Tranformator (Trafo) dan Cubicle

Transformator dan cubicle yang digunakan mempunyai kapasitas 1600 kVA. Berfungsi untuk merubah listrik dari tegangan tinggi menjadi tegangan yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan operasional pompa.

(20)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Gambar. 8 Cubicle

7. Pintu Air

(21)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Gambar.9 Pintu Air

8. Bar Screen

Berfungsi sebagai penyaring sampah agar seminimal mungkin masuk ke dalam pompa yang mengakibatkan terganggunya kinerja pompa. Serta mempermudah tenaga sarang membersihkan sampah dari saluran sungai ke permukaan.

(22)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

9. Mechanical Screen (MS)

Adalah alat penyarang sampah menggunakan sistem mechanical elektrik hidrolis dengan menggunakan PLC sebagai pengendali geraknya. Alat ini berfungsi menggantikan tenaga manusia untuk menyarang sampah dari saluran. Selain itu dapat membersihkan sampah dari saluran dalam volume yang sangat besar. Dapat bekerja secara otomatis atau manual sesuai kebutuhan. Dikendalikan oleh operator dari sebuah ruang panel. Gerakan utamanya adalah naik turun, buka tutup dan geser kanan kiri. Kemudian sampah yang berhasil diangkat akan dibawa ke sisi tepi oleh sebuah conveyor horisontal yang dilanjutkan oleh sebuah conveyor incline menuju bak sampah yang disediakan.

(23)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Gambar.13 Mechanical Screen (MS)

10.Panel MS

Panel yang mengendalikan kerja MS dengan menggunakan perangkat PLC sebagai pengendali utama. Dioperasikan otomatis dengan menggunakan bantuan sensor, maupun dioperasikan secara manual oleh operator. Otomatisasi sangat membantu kerja operator yang jumlahnya sangat terbatas.

(24)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

11.Bangunan

Terdiri dari bangunan rumah jaga, ruangan panel pompa sekaligus ruang operator, ruang panel MS, ruang genset dan rumah/gardu trafo dan cubicle PLN

(25)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Genangan

Perubahan penggunaan lahan peruntukan dari pertanian ke permukiman mengakibatkan perubahan fungsi saluran irigasi menjadi saluran drainase. Saat ini pembenahan saluran ini belum maksimal sehingga menimbulkan kawasan genangan di beberapa lokasi di Kota Surabaya , meliputi :

2. Jl. Tambak Asri dan sekitarnya, Kel Morokrembangan, Kec. Krembangan 3. Genangan di suatu kawasan di Kel.Genting, Kec. Asemrowo

4. Jl. Margomulyo dan sekitarnya, Kel. Greges, Kec. Asemrowo

5. Jl. Manukan Kulon dan sekitarnya, Kel. Manukan Kulon, Kec. Tandes 6. Komplek Perumahan Babatan Pratama II, Komplek Perumahan Babatan

Mukti, Perumahan Wiyung Indah Selatan (Kel. Babatan dan Kel. Wiyung), Kec. Wiyung

7. Jl. Raya Menganti dan sekitarnya (Kel. Wiyung dan Jajar Tunggal), Kec. Wiyung

8. Jl. Gayungan dan sekitarnya, Kel. Gayungan, Kec. Gayungan 9. Jl. Gadung dan sekitarnya, Kel. Bendul Merisi, Kec. Wonocolo

10.Jl. Jemur Wonosari Gg. Lebar dan sekitarnya, Kel. Jemur Wonosari, Kec. Wonocolo

11.Genangan di suatu kawasan di Kel Sidosermo, Kec. Wonocolo 12.Jl. Semolowaru Elok dan sekitarnya, Kel. Semolowaru, Kec. Sukolilo 13.Jl. Semolowaru Utara dan sekitarnya, Kel. Semolowaru, Kec. Sukolilo 14.Jl. Manyar Rejo dan sekitarnya, Kel. Menur Pumpungan, Kec. Sukolilo 15.Jl. Manyar Sabrangan dan sekitarnya, Kel. Manyar Sabrangan, Kec. Gubeng 16.Jl. Gebang Wetan dan sekitarnya, Kel. Gebang Putih, Kec. Sukolilo

17.Genangan di suatu kawasan di Kel. Mulyorejo, Kec. Mulyorejo 18.Genangan di suatu kawasan di Kel. Mojo, Kec. Gubeng

(26)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

20.Jl. Setro dan sekitarnya, Jl. Karang Asem dan sekitarnya, Jl. Lebak Jaya dan sekitarnya (Kel. Gading, Kec. Tambaksari)

21.Jl. Tambak Rejo dan sekitarnya, Kel. Tambak Rejo dan Jl. Rangkah dan sekitarnya, (Kel. Rangkah, Kec. Tambaksari)

22.Jl. Bubutan dan sekitarnya, Kel. Alun-Alun Contong, Kec. Bubutan 23.Jl. Kapas Madya dan sekitarnya, Kel. Simokerto, Kec. Kenjeran 24.Genangan di suatu kawasan di Kel. Sidotopo, Kec. Kenjeran 25.Jl. Kartini dan sekitarnya, Kel. Sutomo, Kec. Tegalsari

(27)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Genangan air di Jl. Ciliwung

Genangan di Jalan Kertajaya

2.2. Sistem Drainase

Kali Surabaya merupakan saluran penerima limpasan curah hujan utama yang terpecah menjadi dua anak sungai, yaitu Kali Mas dan Kali Wonokromo. Kali Mas mengalir melewati kota menuju pantai di sebelah utara, sedangkan Kali Wonokromo mengalir ke pantai timur Surabaya, dan bermuara di selat Madura.

(28)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Gunungsari) serta daerah pematusan Kali Kedurus (yang masuk melalui pematusan primer baru di hilir Dam Gunungsari). Aliran-aliran ini dibawa menuju laut melalui Dam Jagir ke Kali Wonokromo, dan dicegah supaya tidak masuk ke sistem drainase internal dengan cara mengatur pintu-pintu air di Bendung Wonokromo. Bangunan-bangunan pengatur utama ini semuanya dioperasikan oleh Perum Jasa Tirta.

Selama masa kolonial Belanda, bangunan-bangunan pengatur utama dibangun di daerah Gunungsari dan Jagir untuk mengatur muka air sungai di bagian hulu untuk irigasi, dan Kali Wonokromo

Seiring dengan berkembangnya kota menjadi pusat perdagangan maritim, wilayah perkotaan tumbuh ke arah barat digali sebagai saluran sudetan untuk membuang limpasan dari Kali Brantas ke Selat Madura di sebelah timur. Pintu navigasi dibangun di Dam Gunungsari untuk memberi kesempatan perahu-perahu kecil melewati hulu menuju Kali Surabaya. Saluran-saluran Kalibokor dan Gunungsari berfungsi sebagai saluran pembawa untuk irigasi sawah dan tambak di wilayah barat dan timur kota, yang memang dipusatkan di sekitar Kali Mas. Karena dekat dengan pantai, Kali Mas, Kali Wonokromo dan area pertanian kawasan rendah di sepanjang pesisir pantai, merupakan area yang sangat dipengaruhi pasang surut air laut. dan timur, dan menggeser area lahan yang sebelumnya digunakan untuk tujuan-tujuan pertanian. Saluran-saluran pematusan baru dibangun untuk membuang limpasan dari kawasan perkotaan baru menuju selat Madura di daerah timur. Akan tetapi, jaringan saluran irigasi masih tertinggal dan disatukan dengan lahan-lahan terbangun.

(29)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Dam Jagir dan Dam Wonokromo mengatur masukan air ke instalasi penjernihan air Ngagel, yang dimulai operasinya di tahun 1922. Dam Gunungsari mengatur elevasi muka air pada Kali Surabaya untuk instalasi penjernihan air Karangpilang.

Sistem drainase yang ada terdiri dari 4 macam fasilitas sebagai berikut:

a) Saluran-saluran pematusan primer untuk mengalirkan banjir yang berasal dari Luar Surabaya diarahkan ke laut (Kali Surabaya dan Kali Wonokromo).

b) Pengumpulan limpasan dari area perkotaan melalui saluran-saluran tersier, sekunder, dan primer dibantu oleh pompa-pompa drainase pada daerah yang tidak memungkinkan adanya aliran secara gravitasi.

c) Pintu air untuk mencegah arus balik di saluran pematusan primer selama pasang tinggi (di daerah pantai timur)

d) Serangkaian saluran-saluran irigasi primer dan sekunder dari bangunan pengatur Gunungsari dan Gubeng. Saat ini saluran-saluran ini memiliki fungsi ganda di musim hujan dengan menerima aliran dari saluran pematusan.

Dengan sistem drainase tersebut, maka kebaradaan rumah rumah pompa di Surabaya sangat dibutuhkan. Rumah-rumah pompa tersebut berfungsi sebagai berikkut :

1. Sarana mempercepat aliran dari saluran-saluran pematusan primer untuk mengalirkan banjir yang berasal dari Luar Surabaya diarahkan ke laut (Kali Surabaya dan Kali Wonokromo).

2. Pengumpulan limpasan dari area perkotaan melalui saluran-saluran tersier, sekunder, dan primer dibantu oleh rumah rumah pompa drainase pada daerah yang tidak memungkinkan adanya aliran secara gravitasi.

3. Rumah Pompa dibantu dengan Pintu air untuk mencegah arus balik dari laut di saluran pematusan primer selama pasang tinggi (di daerah pantai timur) 4. Memperlancar dan mempercepat Serangkaian saluran-saluran irigasi primer

(30)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

5. Mempercepat surut genangan dan memperlancar laju aliran air hujan di jalan supaya segera menuju saluran tepi untuk selanjutnya menuju saluran utama.

6. Percepatan dalam membuang air aliran dari saluran utama menuju ke laut

Genangan di Kota Surabaya dipicu oleh kegiatan warga kota sehingga kapasitas saluran/boezem menjadi berkurang dikarenakan akumulasi sedimen dan sampah yang masuk ke dalam saluran/boezem. Disamping itu penyempitan aliran juga dapat menjadi penyebab selain kondisi topografi, geografi, geometri alur sungai dan juga peristiwa alam seperti curah hujan tinggi, sedimentasi dan peristiwa pasang surut.

Penyebab banjir yang berhasil dihimpun di lapangan sebagai berikut: a. Tidak memadainya kapasitas saluran irigasi yang belum diubah

menjadi saluran pematusan kota, terutama saluran Gunungsari;

b. Tidak lengkapnya sistem drainase, dimana aliran tidak dapat mencapai saluran pematusan primer;

c. Tidak selesainya proyek-proyek yang menangani drainase, disebabkan oleh masalah-masalah di seputar pembebasan tanah;

d. Berkurangnya kapasitas saluran pematusan yang sudah ada dikarenakan sedimentasi yang telah terakumulasi dan sampah-sampah yang masuk ke dalam saluran;

e. Berkurangnya kapasitas muara pantai timur yang disebabkan oleh perluasan tambak ikan hingga jauh ke arah timur;

f. Penyempitan aliran yang disebabkan oleh gorong-gorong yang rusak, jembatan dan jembatan pipa;

(31)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

Yang juga paling mendasar adalah kondisi geografis Surabaya yang berada di hulu DAS Brantas dimana aliran banjir di bagian hulu Kali Brantas Surabaya yang diatur oleh Perum Jasa Tirta melalui serangkaian waduk-waduk penyimpanan dan bangunan-bangunan pengatur. Aliran-aliran yang besar di Kali Brantas sebagian besar diteruskan melalui saluran sudetan buatan Kali Porong yang berawal di Dam Lengkong di Mojokerto dan mengalir langsung ke laut. Pembagian limpasan ke Kali Surabaya dan Kali Porong ini dibuat dengan membuka pintu air di Bendung Mlirip dan Dam Lengkon

(32)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Genangan terjadi akibat kurang lancarnya laju aliran air di saluran baik

saluran primer, sekunder dan tersier

2. Genangan juga bisa terjadi oleh karena kiriman air dari Kali atau Sungai besar yang melintasi Surabaya

3. Pengumpulan limpasan dari area perkotaan melalui saluran-saluran tersier, sekunder, dan primer sangat terbantu oleh pompa-pompa drainase pada daerah yang tidak memungkinkan adanya aliran secara gravitasi.

4. Keberadaan rumah pompa sangat dibutuhkan dalam rangka sistem drainase perkotaan di Surabaya

5. Rumah Pompa mampu mengurangi genangan dalam waktu yang relatif cepat, sehingga dapat dikatakan Surabaya bebas banjir

6. Dengan kawasan yang bebas banjir, maka pengembangan wilayah di Surabaya sangat mungkin untuk dilakukan.

4.2. Saran

Dari kesimpulan yang dihasilkan maka dapat dibuat saran sebagai berikut : 1. Guna memperlancar saluran perlu diadakan normalisasi saluran baik secara

manual maupun menggunakan alat berat

2. Perlu memperhatikan buka tutup pintu air Jagir Wonokromo agar dampak yang terjadi akibat tingginya debit air tidak menimblkan genangan

3. Maksimalkan kinerja pompa untk membantu laju aliran air di daerah yang tidak bisa mengalir secara gravitasi.

(33)

Kebutuhan Pembangunan Rumah Pompa untuk Pengembangan Wilayah Surabaya

5. Maksimalkan kinerja pompa dalam rangka menciptakan upaya menuju Surabaya yang bebas banjir

Gambar

Gambar 1. Submersible Pump
Gambar. 8 Cubicle
Gambar 11. Bar Screen MS
Gambar. 12 Mechanical Screen

Referensi

Dokumen terkait

Penyandang tuna daksa yang memiliki konsep diri positif berkaitan dengan persepsi fisik adalah mereka yang walaupun memiliki perbedaan fisik dari orang lain tetapi

Angket tertutup ini disusun dengan menggunakan skala numerik ( numerical scale), yakni skala yang menggunakan pilihan jawaban berupa angka dimulai dari angka 1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id.. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Analisis dilakukan untuk mengupas karya foto Setiawan secara visual dan biografis berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, untuk menemukan hubungan antara

Belanja juga punya arti tersendiri bagi remaja.Seiring dengan terjadinya perubahan perekonomian dan globalisasi, terjadi pula perubahan dalam perilaku membeli pada

( Wistle blower, sert polisi dll multi rezim hukum, CSO- korupsi , rasio jaga wana, % pelanggaran korupsi ) 1 3 4 2 POLICY PUSAT POLICY PEMDA KPST CSO, SWASTA, MASY

Saya sering tertarik pada apa yang ada di dapur tersebut karena walaupun keadaannya berantakan, makanan enak yang disajikan di bagian depan warung dihasilkan dari dalam sana.. Fasad

Penelitian ini bertujuan untuk E-modul dengan menggunakan Android pada pembelajaran matematika dengan materi sudut dan garis dapat dinyatakan valid, praktis, efektif dalam