• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etnosains Penyimpanan Tembakau Rokok doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Etnosains Penyimpanan Tembakau Rokok doc"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekitar 100 komponen kimia ada pada asap rokok, dan dinyatakannya bahwa asap rokok mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan. Dari hasil analisis terakhir, dinyatakan bahwa terdapat 2.500 komponen kimia pada tembakau yang siap dibuat rokok, yaitu tembakau yang telah selesai proses fermentasi (aging) selama 13 tahun. Dari jumlah tersebut 1.100 komponen diturunkan menjadi asap tanpa perubahan akibat pembakaran. Sebanyak 1.400 lainnya mengalami dekomposisi atau terpecah, bereaksi dengan komponen lain dan membentuk komponen baru yang seluruhnya terbentuk sekitar 4.800 komponen kimia di dalam asap (Rodgman dan Perfetti, 2006).

Merokok pada dasarnya adalah menikmati asap nikotin yang dibakar. Selain nikotin, di dalam rokok\ juga terdapat senyawa gula, bahan aditif, saus, pemberi rasa, aroma, dan lain-lain sehingga terbentuk rasa yang memenuhi selera konsumen (perokok). Satu batang rokok terdiri atas berbagai jenis tembakau agar rasa dan aroma yang diperoleh mempunyai kekhasan tersendiri. Bahan tambahan untuk rasa dan aroma yang lain berasal dari luar tembakau antara lain cengkeh dan mentol. Merokok tanpa nikotin, meskipun belum dibuktikan, nampaknya tidak akan terjadi. Apabila tujuannya adalah menekan bahan berbahaya bagi kesehatan, menghilangkan nikotin belum menyelesaikan masalah secara keseluruhan. Tar, gas CO (carbon monoxide), TSNA (tobacco specific-nitrosamine), B-a-P (benzoa-pyrene), residu pestisida, dan lain-lain yang terkandung dalam asap rokok tidak kalah berbahayanya dibanding nikotin.

(2)

Oleh karena itu, disini kami akan membahas mengenai mitos atau budaya dan fakta yang berkembang di masyarakat terhadap lamanya penyimpanan tembakau.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah tembakau itu?

2. apa jenis tembakau yang digunakan dalam pembuatan rokok ?

3. apakah lamanya penyimpanan penyimpanan mempengaruhi kualitas tembakau? 4. Bagaimana hubungan dari kualitas tembakau dengan ruang tertutup penyimpanan

tembakau?

5. Apakah suhu ruang simpan mempengaruhi kualitas tembakau?

C. Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui tentang tembakau

2. Untuk mengetahui jenis tembakau yang digunakan dalam pembuatan rokok 3. Untuk mengetahui lamanya penyimpanan tembakau dengan kualitas tembakau

4. Untuk mengetahui hubungan kualitas tembakau dengan ruang tertutup penyimpanan tembakau

5. Untuk mengetahui pengaruh suhu ruangan dengan kualitas tembakau

D. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif melalui etnosains, yaitu suatu kajian tentang sistem pengetahuan yang diorganisasi dari budaya dan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan alam semesta yang terdapat di masyarakat. Penelitian ini dilakukan dalam latar (setting) masyarakat Kudus, sebagai kota kretek dan sentra utama penghasil rokok.

Peneliti terlibat langsung dalam kancah penelitian (kehidupan masyarakat yang diteliti) untuk melalukan wawancara mendalam, diskusi, dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada.. Peneliti dalam penelitian ini menjadi instrumen utama agar dapat mengumpulkan data seobjektif mungkin.

(3)

Waktu : 09.00-selesai WIB

(4)

BAB II

PROFIL PABRIK DJARUM

Markas : Kudus, Jawa Tengah

Pendiri : Oei Wie Gwan

Didirikan : tahun 1951 Produk yang dihasilkan :

1. Sigaret Kretek Tangan

 Djarum Coklat  Djarum Istimewa  Djarum 76  Kotak Ajaib  Kembang Djati  Kembang Gading

2. Sigaret Kretek Mesin

 Crystal Special

 Djarum 76 Filter Gold  Djarum Istimewa Filter  Djarum Super

 Djarum Black

3. Sigaret Kretek Mesin Mild

(5)

 Envio Mild  Fellas Mild  Game Mild 4. Sigaret Putih Mesin

(6)

ISI

A. 7

Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan melalui wawancara dengan narasumber Ibu Dewi, pekerja di PT.DJARUM, terdapat sains asli yang dapat dijelaskan dengan sains ilmiah atau sains barat mengenai penyimpanan tembakau dalam pembuatan rokok.

Topik-topik Sains Asli yang Dapat Dijelaskan sains Ilmiah:

No. Topik Sains Asli Sains Asli Sains Ilmiah

1 Apakah itu tembakau? Tembakau itu mbako Tembakau adalah

(Nicotianae tabacum L)

termasuk genus Nicotinae, serta familia Solanaceae.

(7)

5 Penyimpanan suhu 25-30o

Sains asli ini merupakan bagian dari kehidupan atau budaya masyarakatnya yang masih tetap dipertahankan dan diyakini kebenarannya. Tetap dipertahankannya sains asli ini karena mereka melihat dan mengalami sendiri kebenarannya berdasarkan pengalaman hidup (eksperimen alamiah) selama bertahun-tahun dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses adaptasi dengan lingkungan alam maupun budaya di mana mereka berada. Berbeda halnya dengan sains Barat, sains asli masih dalam bentuk pengetahuan pengalaman konkret (concrete experience knowledge), sedangkan sains Barat sudah berupa konsep, prinsip, teori, ataupun hukum-hukum yang reprodusibel (teruji secara eksperimen di laboratorium) dan telah diakui oleh komunitas ilmiah.

Hasil analisis terhadap sains asli yang telah ditemukan pada masyarakat Kudus dalam pengolahan tembakau menjadi rokok, terungkap bahwa sains asli ini terkait dengan kehidupan masyarakat yaitu pengertian tembakau, penyimpanan tembakau pada ruang tertutup, suhu 25-30o C danlamanya minimal 3 tahun.

Topik pertama yang akan kami bahas yaitu pengertian tembakau. Dari sains asli yang ditemukan, masyarakat hanya menganggap bahwa tembakau merupakan mbako (nama jawa dari tembakau). Namun menurut sains ilmiah, tembakau merupakan Nicotianae tabacum L termasuk genus Nicotinae, serta familia Solanaceae. Berikut merupakan susunan taksonomi dari salah satu spesies tembakau:

 Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

(8)

Berlainan dengan tanaman lain, tanam- an tembakau diusahakan terutama dimanfaat- kan untuk dirokok. Asap yang dihasilkan diharapkan dapat memberikan kenikmatan bagi perokok. Dari 2.500 komponen kimia yang sudah teridentifikasi, beberapa komponen berpengaruh terhadap mutu asap. Tembakau yang bermutu tinggi adalah aromanya harum, rasa isapnya enteng, dan menyegarkan; dan tidak me- miliki ciri-ciri negatif misalnya rasa pahit, pedas, dan menggigit. Zat-zat yang berpengaruh terhadap mutu tembakau dan asap antara lain (Hiroe et al., 1975; Tso, 1999):

1. Persenyawaan nitrogen (nikotin, protein). Nikotin (β-pyridil-α-N-methyl pyrrolidine) merupakan senyawa organik spesifik yang terkandung dalam daun tembakau. Apabila diisap senyawa ini akan menimbulkan rangsangan psikologis bagi perokok dan membuatnya menjadi ketagihan. Dalam asap, nikotin berpengaruh terhadap beratnya rasa isap. Semakin tinggi kadar nikotin rasa isapnya semakin berat, sebaliknya tembakau yang berkadar nikotin rendah rasanya enteng (hambar). Protein membuat rasa- isap amat pedas dan menggigit, sehingga selama prosesing (curing) senyawa ini harus dirombak menjadi senyawa lain seperti amida dan asam amino.

2. Senyawa karbohidrat (pati, pektin, selulose, gula). Pati, pektin, dan selulose merupakan senyawa bertenaga tinggi yang merugikan aroma dan rasa isap, sehingga selama prosesing harus dirombak menjadi gula. Gula mempunyai peranan dalam meringankan rasa berat dalam pengisapan rokok, tetapi bila terlalu tinggi menyebabkan panas dan iritasi kerongkongan, dan menyebabkan tembakau mudah menyerap lengas (air) sehingga lembap. Dalam asap keseimbangan gula dan nikotin akan menentukan kenikmatan dalam merokok.

3. Resin dan minyak atsiri. Getah daun yang berada dalam bulu-bulu daun mengandung resin dan minyak atsiri, dalam pembakaran akan menimbulkan bau harum pada asap rokok.

4. Asam organik. Asam-asam organik seperti asam oksalat, asam sitrat, dan asam malat membantu daya pijar dan memberikan kesegaran dalam rasa isap.

(9)

Topik kedua yang akan kami bahas yaitu bahan tembakau yang digunakan dalam pabrik ini berasal dari Temanggung dan Madura. Pemilihan tembakau dari Temanggung dan Madura dilakukan karena menurut pekerja di pabrik Djarum, tembakau yang berasal dari daerah tersebut memiliki rasa yang lebih enak dari pada tembakau dari daerah lain. Selain itu, pabrik Djarum di Kudus dan petani tembakau di daerah Temanggung dan Madura sudah memiliki kerja sama yang sangat erat dari dulu. Selain rasanya yang lebih enak, tembakau dari Temanggung memiliki kualitas yang lebih bagus. Juga karena tembakau ini sangat mudah dijumpai. Dan bila kepercayaan ini ditilik dari segi ilmiah nya, tembakau dari Temanggung dipilih karena jenis tembakau dari Temanggung, yaitu Sindoro dan kemloko.

Varietas Kemloko merupakan varietas galur murni hasil seleksi pedegree dari varietas lokal "Kemloko" atau “Gober Kemloko”. Kultivar Kemloko merupakan salah satu varietas lokal yang banyak ditanam dan disenangi oleh petani tembakau di Temanggung, karena kultivar ini bila ditanam di tegal gunung dan kondisi alam baik/sesuai, bisa menghasilkan tembakau dengan mutu yang sangat tinggi (mutu Srintil). Tetapi kultivar Kemloko yang berkembang di petani penampilannya sangat bervariasi dan tidak murni.

 Karakter morfologi spesifik: Bentuk daun : Lonjong agak lebar, tepi daun menggulung ke bawah (tidak semua daun, terutama daun atas). Kerapatan daun: Jarang, Sayap : Sempit licin Phylotaxi : 3/8

 Komponen produksi penting:

 Jumlah daun produksi : 20–24 lembar/pohon  Panjang daun tengah : 41,18–49,18 cm  Lebar daun tengah : 21,57–27,17 cm  Keunggulan yang dimiliki:

 Hasil : Tinggi : 787,82–911,46 kg rajangan kering/ha  Indeks mutu : Sedang : 37,34–47,18

 Kadar nikotin : 3,75–8,65%

(10)

Temanggung. Seperti Kultivar Kemloko, kultivar ini bila ditanam di tegal gunung dan kondisi alam baik/sesuai, juga sering menghasilkan tembakau dengan mutu yang sangat tinggi (mutu Srintil).

 Karakter morfologi spesifik:

 Bentuk daun : Lonjong agak sempit memanjang, tepi daun menggulung ke bawah (semua daun).

 Kerapatan daun : Jarang

 Sayap : Sempit licin Phylotaxi : 3/8  Komponen produksi penting:

 Jumlah daun produksi : 18–23 lembar/pohon  Panjang daun tengah : 38,08–46,02 cm  Lebar daun tengah : 18,76–22,74 cm  Keunggulan yang dimiliki:

 Hasil : Sedang: 747,42–970,88 kg rajangan kering/ha Indeks  mutu : Tinggi–Sangat tinggi: 43,52–52,26.

 Kadar nikotin : 3,39–8,21%  Ketahanan terhadap:

• Phytophthora nicotianae : Sangat tahan • Meloidogyne spp. : Rentan

• Ralstonia solanacearum : Moderat tahan • Aphis persicae : Rentan

Dan jenis tembakau Madura yaitu Prancak yang memiliki aroma yang sangat khas dibandingkan dengan jenis tembakau dari daerah lain. Keunggulan tembakau sehingga kadar nikotinnya sedang, gula sedang, tetapi asam organik dan resin tinggi sehingga sangat aromatis.

(11)

khas, kadar nikotin rendah, tahan terhadap penyakit lanas dan sesuai ditanam di lahan tegal dan gunung.

Menurut narasumber, jenis tembakau dari Temanggung dan Madura juga dapat diganti dengan jeins tembakau lain asalkan tembakau tersebut di impor dari Negara lain, misalnya dari Brazil, Cina, Maroko dan lain-lain. Secara ilmiah menunjukkan bahwa kualitas tembakau local hamper sama dengan kualitas luar negeri yang diimpor.

Berikutnya ialah mengenai lamanya penyimpanan tembakau. Pabrik Djarum sebelum mengolah tembakau yang didapat dari daerah Temanggung dengan bentuk yang sudah berupa rajangan yang sudah kering, akan dikeringkan lagi dengan menggunakan mesin untuk membuang kotoran maupun tulang daunnya dan siap untuk disimpan (difermentasi) terlebih dahulu. Lamanya penyimpanan itu sendiri minimal tiga tahun. Hal ini diperlukan karena lamanya penyimpanan tembakau berpengaruh kuat terhadap rasa dan aroma rokok yang nantinya akan dihasilkan. Menurut narasumber, penyimpanan tembakau yang semakin lama, akan menghasilkan rasa dan aroma rokok yang semakin enak. Rokok yang dihasilkan akan memiliki kualitas tinggi serta harga jual yang leih mahal dibandingkan dengan rokok yang diproduksi dari tembakau dengan lama penyimpanan yang hanya sebentar.

(12)

Menurut Setiadji (2003), Semakin tinggi kualitas rokok atau cerutu maka semakin tinggi pula kandungan nikotinnya. Kuat fisiologi menerapkan istilah kriteria salah satu penilaian dari tembakau sehubungan dengan kandungan penyusun yang akan mempengaruhi fisiologi pemakai. Semakin tinggi kadar nikotinnya maka rasa yang dihasilkan akan semakain khas dan enak.

Tujuan dilakukannya fermentasi pada daun tembakau antara lain untuk menyempurnakan aroma, menghilangkan rasa mentah dan pahit, memperbaiki warna daun, dan memperbaiki kualitas bakar. Rasa pahit diduga adanya glikosida pada daun tembakau. Rasa pahit kemungkinan juga didapat dari alkaloida yang terdapat pada daun yang bersangkutan, senyawa non-nikotin. Rasa manis juga diketahui terdapat pada beberapa jenis tembakau tertentu.

(13)

Tembakau yang telah melewati proses pengeringan (curing) umunya belum mempunyai suatu aroma yang baik. Tembakau akan berbau tawar dan tidak enak. Diperlukan waktu dan perlakuan untuk mendapatkan aroma yang dikehendaki. Dalam beberapa waktu, atau bila perlakuan fermentasi berlangsung dengan baik maka aroma akan timbul dengan bau sedap, harum, dan enak. Tembakau pilihan dengan suatu pengolahan dan perlakuan yang baik diharapkan akan menimbulkan aroma yang berkembang baik pula. Aroma yang baik pada produk akhir dapat sebagai tanda bahwa penanganan dan pengolahan sudah tepat. Tembakau bermutu baik ditandai dengan keadaan produk segar dan beraroma enak, harum dan bau khas sesuai jenisnya. Sedang tembakau bermutu buruk ditandai dengan bau yang apek dan tidak enak.

Kemudian topik berikutnya yaitu mengenai penyimpanan tembakau yang harus berada di ruang yang tertutup rapat. Menurut pekerja di pabrik Djarum, hal ini dimaksudkan agar tembakau yang disimpan aman dari hewan luar, seperti hama dan berbagai jenis serangga yang dapat memakan tembakau. Serta dengan disimpan di ruang yang tertutup rapat, maka aroma dan cita rasa tembakau tetap terjaga.

Sedangkan jika dilihat dari segi ilmiahnya, hal ini dapat dijelaskan dengan menyimpan tembakau tersebut di ruang yang tertutup rapat adalah agar menjaga suhu tembakau agar tetap stabil (tidak ikut lembab saat cuaca hujan, atau menjadi kering saat musim kemarau). Jadi meskipun tembakau-tembakau ini disimpan selama bertahun-tahun, suhunya akan terus stabil. Pengaruh warna tembakau juga disebabkan oleh kelembaban penyimpanan tembakau.

Setelah dipanen faktor yang menyebabkan menurunnya produktivitas tembakau adalah adanya serangan hama dan penyakit. Salah satu yang menyebabkan menurunnya produktivitas dan kualitas tanaman tembakau adalah karena adanya serangan hama gudang Lasioderma serricorne. Hama ini sering dikenal sebagai hama bubuk tembakau “Cigarette Beetle”, karena hama ini sering merusak simpanan tembakau, cerutu, rokok, dan lain-lain (Kartosapoetra, 1991).

(14)

biak dengan cepat, yang dalam setahun dapat menghasilkan beberapa generasi disertai tersedianya bahan makanan yang cukup (Cabrera, 2011).

L. serricorne merupakan hama penting pada tembakau dan mampu menyerang tembakau di tempat penyimpanan pada berbagai tahapan proses. Kisaran komoditas yang diserangnya cukup luas, antara lain biji kakao, kopra, material herbarium, kertas, ikan kering, makanan ikan, kerupuk udang dan koleksi kering serangga ( Zulnayati dkk, 2004).

Serangga ini bukan hanya merusak daun tembakau kering yang sedang mengalami proses fermentasi di gudang pengeraman, tetapi juga menyerang daun tembakau yang telah dikemas atau di bal dengan tikar purun / karton, menyerang tembakau yang sedang dalam kontener sewaktu pengiriman tembakau untuk lelang di Bremen, bahkan serangga ini mampu menyerang cerutu yang sudah siap dikemas di pabrik (Cabrera, 2011).

Dan bahasan terakhir yaitu mengenai suhu dalam penyimpanan tembakau. Jadi selain tembakau ini didatangkan daerah Temanggung yang memiliki kualitas lebih baik jika dibandingkan dengan tembakau daerah lain, tembakau harus disimpan selama bertahun-tahun (satu sampai tiga tahun) agar rasa dan aromanya tetap enak, penyimpanan tembakau yang harus berada di ruangan yang tertutup rapat agar kualitas tembakau tetap terjaga, maka suhu dari ruangan penyimpanan tembakau itupun harus diatur sedemikian rupa. Tujuannya tentu saja menjaga rasa, aroma, dan kualitas tembakau, dan hal ini merupakan rangkaian proses dalam penyimpanan tembakau sebelum nantinya akan diolah menjadi rokok dengan kualitas tinggi. Jadi hal-hal ini harus diperhatikan dengan baik. Suhu yang digunakan dalam penyimpanan tembakau itu sendiri haruslah berkisar antara 250 C – 300 C. Suhu ini merupakan suhu ruangan yang normal, artinya tidak terlalu dingin, agar tembakau tidak menjadi lembab dan rusak, juga tidak terlalu panas yang akan menyebabkan tembakau menjadi sangat kering sehingga aromanya pun akan hilang. Penyimpanan dengan suhu ini dimaksudkan agar tembakau tetap kering, tidak lembab, dan aroma dari tembakau pun dapat terjaga dengan baik.

(15)

dihasilkan pun akan semakin tinggi dari segi warna, aroma dan rasa yang baik. Tujuan pengeringan ulang dilakukan agar tembakau mencapai kadar air ideal, yaitu 12-14%. Kadar air yang terlalu tinggi atau terlalu rendah sangat mengganggu proses fermentasi yang memerlukan waktu 1-3 tahun. Karena pada kelembaban yang tinggi akan dapat memunculkan bakteri dan jamur yang dapat mempengaruhi lamanya proses fermentasi. Pada suhu tersebut, kadar air pada tembakau yang disimpan dapat terjaga dengan baik.

(16)

BAB IV PENUTUP

a. Simpulan

 Tembakau mempunyai nama latin Nicotianae tabacum L termasuk genus Nicotinae, serta familia Solanaceae.

 Tembakau yang digunakan dalam pabrik ini berasal dari Temanggung dan Madura. Jenis tembakau dari Temanggung, yaitu Sindoro dan jenis tembakau Madura yaitu Prancak memiliki mutu yang tinggi jika dibandingkan dengan jenis tembakau dari daerah lain.

 Lamanya penyimpanan tembakau adalah minimal 3 tahun dan dapat berpengaruh kuat terhadap rasa dan aroma rokok yang nantinya akan dihasilkan karena semakin lama tembakau tersebut disimpan, maka akan semakin tinggi kadar nikotin yang dihasilkan.

 Tembakau disimpan di ruang yang tertutup rapat, maka aroma dan cita rasa tembakau tetap terjaga. Karena menjaga suhu dan kelembaban tembakau agar tetap stabil dan menghasilkan kualitas rokok yang baik.

 Suhu yang digunakan dalam penyimpanan tembakau itu sendiri haruslah berkisar antara 250 C – 300 C, dengan suhu tersebut akan menghasilkan tembakau dengan kelembaba yang terjaga dengan baik dan stabil. Sehingga kualitas rokok yang dihasilkan pun akan semakin tinggi dari segi warna, aroma dan rasa yang baik.

b. Saran

Lestarikanlah budaya yang ada disekitar kita dengan memberikan pengetahuan secara ilmiah untuk membekali masyarakat akan kebenaran kepercayaannya!

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Thomas. 2001. Tata Niaga tembakau di Madura. Jurnal Manajemen dan

(17)

Tirtosastro, samsuri dan A.S. murdiyati. 2010. Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok. Buletin

Tanaman Tembakau, serat dan Minyak Industri, 2 (1) : 33-43. [diakses 15-6-2013]

http://ibrahimaise.blogspot.com/2012/12/laporan-praktikum-tembakau.html [diakses 15-6-2013] Suastra, I Wayan. 2004. Merekonstruksi Sains Asli (Indigenous Science) Dalam Upaya

Mengembangkan Pendidikan Sains Berbasis Budaya Lokal Di Sekolah. Jurnal Pendidikan.

LAMPIRAN

Referensi

Dokumen terkait

1 Tahun 19 77 tentang Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Kerajaan Thailand tentang Penetapan Suatu Garis Batas Dasar laut antara Kedua Negara di

Dalam trend turun, dua lembah yang terbentuk menunjukkan harga telah menemui satu tahap sokongan yang kuat dan tidak jatuh ke bawahnya.. Kekuatan isyarat kenaikan dalam double

amabilis yang resisten terhadap layu fusarium diseleksi secara in vitro dalam medium Vacin and Went (VW) dengan penambahan asam salisilat (AS) pada konsentrasi yang

 Dilakukan pada skala mikro dengan mengukur serapan spektrum senyawa berwarna yang terbentuk sebagai hasil reaksi suatu gula dengan resorsinol- H2S041N atau anilina hidrogen ftalat..

Perhitungan perkerasan mengacu pada standar Bina Marga, yaitu metode analisa komponen, berikut hasil perhitungan tebal perkerasan rencana :.

Adult stem cell mempunyai sifat plastis artinya selain berdifferensiasi menjadi sel yang sesuai dengan jaringan asalnya adult stem cells juga dapat berdifferensiasi menjadi sel

(3) Pengambilan Jaringan dan/atau Sel dari Donor hidup hanya dapat dilakukan oleh rumah sakit yang menyelenggarakan Bank atau rumah sakit yang bekerjasama

SKEMA SERTIFIKASI PENGARAH SENI DIGITAL (DIGITAL ART DIRECTOR) adalah sertifkasi okupasi yang dikembangkan oleh komite SKEMA LSP Politeknik Negeri Media Kreatif atas