• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAYANAN BK TERHADAP KERERLAMBATAN PSESRT (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAYANAN BK TERHADAP KERERLAMBATAN PSESRT (1)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

DASAR LOGIKA PENULISAN ILMIAH

LAYANAN BK TERHADAP KERERLAMBATAN

PESERTA DIDIK DALAM PROSES BELAJAR

ARTIKEL

“Artikel ini Diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Dasar logika Dan Penulisan Ilmiah”

OLEH:

BERRU AMALIANITA (15006116)

BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

(2)

LAYANAN BK TERHADAP KERERLAMBATAN

Setiap individu itu unik, memilki sisi kognitif, bahasa, dan motorik yang berbeda antara individu satu dengan lainnya. Kenyataan yang ditemui di lapangan (disekolah, masyarakat) ada sebagian peserta didik yang memiliki tempo dan irama belajar yang cenderung lambat dari peserta didik lainya. Kondisi keterlambatan itu membuat dirinya tertinggal dibandingkan dengan anak lain dalam mengikut alur belajar yang cepat. Peserta didik yang lambat dalam belajar belum ditangani oleh Guru Mata Pelajaran. Beberapa guru hanya melepaskan tanggung jawabnya untuk mengajar namun tidak memahami sejauh mana peserta didik sudah memahami materi pelajaran yang sudah diberikan. Jika kondisi ini dibiarkan maka siswa akan selalu tertinggal dalam proses belajar mengingat kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam proses belajar, yang akhirnya akan memperoleh nilai rendah. Tertarik dengan masalah keterlambatan dalam belajar, makan membahas masalah tersebut dengan judul, Layanan BK Terhadap Keterlambatan peserta didik Dalam Belajar.

Fokus pembahasan antara lain: Pengertian Keterlambatan Belajar ,faktor-faktor keterlambatan, ciri-ciri anak lambat belajar, Faktor- faktor apa yang menyebabkan keterlambatan belajar peserta didik, Layanan yang diberikan untuk penangan anak dalam proses belajar yang lamat atau tertinggal, Upaya guru BK dalam mencegah keterlambatan proses belajar peserta didik. Pokok-pokok pemahasan ini yang perlu dikaji dalam membantu perkembangan dan proses belajar peserta didik.

(3)

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Dalam beberapa hal anak lambat belajar mengalami keterlambatan atau hambatan dalam berfikir, merespon rangsangan dan adaptasi sosial tetapi masih lebih baik dibandingkan anak berkebutuhan khusus seperti tunagrahita karena mereka membutuhkan waktu lama dan mengulang-ulang untuk penugasan materi dan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik maupun non akademik yang membutuhkan layanan Bimbingan dan Konseling dan tutor sebaya, namun kita temui juga anak yang berkebutuhan khusus memiliki performa yang lebih bagus dari anak normal lainnya.

(4)

Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 3 Ayat 1 yang berbunyi “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”. dan Undang- Undang No. 20 Tahun 2003“Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan pada bagian kesebelas yang membahas tentang pendidikan khusu dan pendidikan layanan khusus”. Telah memberikan jaminan sepenuhnya kepada semua anak untuk memperoleh layanan pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu setiap anak berhak mendapat pendidikan baik disekolah reguler maupaun non reguler sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki. Diantara anak yang mengikuti proses pemebelajaran diskolah reguler terdapat anak yang mengalami kesulitan belajar yang sering sekali diidentikan dengan anak yang lambat belajar (slow leaner) yang diindikasikan dengan perstasi yang rendah.

(5)

Peserta didik yang mengalami keterlambatan dalam proses belajar kerap mendapat perlakuan yang tidak baik dari teman-temannya maupun guru, karena mereka sering diolok-olok oleh teman-temannya terkadang juga menjadi sasaran kemarahan pendidik yang kurang sabar kerena kurang memahami kemampuan peserta didik tersebut. Anak-anak demikian dalam sebagian masyarakat awam sering kali diberi labael anak keterbelakang mental, bodoh, oon, dan sebutan lainnya. Dalam dunia pendidikan, peserta didik dengan karakteristik seperti yang disebutkan diatas dikenal sebagai anak lamban belajar atau slow leaner. Dari segi fisik peserta didik tersebut tidak menunjukkan ciri yang berbeda dengan temannya yang lain. Akan tetapi belum tentu sama jika dilihat dari segi psikologi peserta didik, karean segi psikologis setiap peserta didik berbeda.

Beberapa pendidik memperlakukan peserta didiknya kurang tepat dengan kemampuan peserta didik. Perlakuan yang sama anatar perserta didik satu dengan lainnya tanpa melihat potensi dan gaya belajar masing-masing akan berdampak kurang meratanya pemahaman peserta didik dalam pembelajaran. Perbedaan tingkat kecerdasanlah yang membutuhkan penekanan yang berbeda untuk mencapai titik maksimal dalam belajar. Keterlambatan belajar merupakan bagian terkecil dari masalah kesulitan belajar peserta didik.

2. Identifikasi Masalah

Dari penjelasan latar belakang diatas dapat kita ketahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan peserta didik. Seperti diantaranya:

a. Kemampuan yang lemah dalam memahami pembelajaran b. Tingkat kecerdasan yang rendah, seperti IQ

c. Dan dari segi psikologisnya, seperti pengaruh lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat.

(6)

3. Fokus Masalah

Dari indentifikasi masalah diatas, fokus permasalahan yang akan dibahas dalam artike ini adalah “ bagimana pelayanan bimbingan dan konseling terhadap keterlambatan peserta didik dalam proses belajarnya”.

4. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka ada beberapa masalah yang penulis bahas dalam artikel ini, yaitu :

a. Apa itu keterlambatan belajar?

b. Apa Faktor- faktor yang menyebabkan keterlambatan belajar peserta didik ?

c.

Cara Mengenal Anak Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar? d. Mengenal Latar Belakang Siswa?

e. Konsep Bimbingan dan Konseling? f. Apa saja Jenis-Jenis layanan BK ?

g. Bagaimana Upaya guru BK dalam mencegah keterlambatan proses belajar peserta didik?

h. Bagaimana upaya guru sekolah dalam mencegah keterlambatan belajar peserta didik?

5. Tujuan

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka secara umum tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui apa faktor-faktor, penyebab serta upaya guru BK atau Koselor dalam mengahadapi keterlamabatan belajar peserta didik. dan bertujuan untuk melengkapi tugas.

6. Manfaat

(7)

a. Sebagai pengetahuan tentang apa itu keterambatan belajar dan faktor-faktor penyebab keterlambatan belajar.

b. Sebagai pengetahuan bagimana guru dan orang tua meyikapi anak yang mengalami keterlambatan belajar.

c. Sebagai informasi bagimana peran guru BK dan Konselor dalam mengentaskan masalah tersebut.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian dan Identifikasi Keterlambatan Belajar

(8)

anak-anak yang sedikit terbelakang secara mental, atau yang berkembang lebih lambat daripada kecepatan normal. Sejalan dengan hal terebut Burton (dalam Nana,Sudjana.2008:34) memberikan definisi Slow learning yaitu adalah anak dengan tingkat penguasaan materi yang rendah, padahal materi tersebut merupakan prasyarat bagi kelanjutan di pelajaran selanjutnya, sehingga mereka sering harus mengulang. Menurut Abu, Ahmadi (1991:47) juga mengemukakan, “Individu yang lambat belajar pada hakikatnya merupakan individu yang memiliki intelegensi di bawah normal”. Selanjutnya Menurut Fransley dan R.Gulliford (dalam Muhibbin Syah 2012:185) mendefinisikan murid lambat belajar karena murid-murid kemampuan atau kondisi-kondisi yang lain yang terbatas yang mengakibatkan keterlambatan pendidikan, memerlukan bentuk pendidikan kusus ,keseluruhan atau sebagian bersama dengan yang diberikan pada sekolah-sekolah. Selanjutnya Alisuf, Sabri (1996:88) menjelaskan berkait dengan anak lambat belajar membuat suatu klasifikasi bahwa IQ anak lambat belajar berkisar 70 sampai 90. Murid seperti ini tidak di golongkan sebagai murid yang memiliki keterlambatan mental, karena dia dapat mencapai hsil belajar yang cukup memadai kendatipun pada tingkat yang lebih rendah dari pada murid-murid yang memiliki kemampuan normal atau sedang.

(9)

Penyesuaian diri menjadi masalah akibat keadaan emosi yang kurang terkendali sehingga sering terjadi perselisihan dengan teman-temannya.

Kemudian Menurut Sutratinah (2001: 40), Anak lamban belajar adalah anak yang mengalami hambatan atau keterlambatan dalam perkembangan mental (fungsi intelektual di bawah temanteman seusianya) disertai kekurang mampuan untuk belajar dan untuk menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Masalah-masalah yang mungkin bisa jadi penyebab anak lamban belajar antara lain karena masalah konsentrasi, daya ingat yang lemah, kognisi, serta masalah sosial dan emosional.Dalam keadaan di mana peserta didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan “keterlambatan belajar”. Keterlambatan belajar yang dimaksud disini ialah kesukaran yang dialami siswa dalam menerima atau menyerap pelajaran, kesulitan belajar yang dihadapi siswa ini terjadi pada waktu mengikuti pelajaran yang disampaikan atai ditugaskan oleh seorang guru. Dalam definisi lain dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi di mana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.

(10)

belajar yang baik itu diperoleh oleh anak didik yang memiliki inteligensi di atas rata-rata, namun sebenarnya terkadang bukan inteligensi yang menjadi satu-satunya tolak ukur prestasi belajar. Justru terkadang kesulitan belajar ini juga turut berperan dalam mempengaruhi hasil belajar anak didik.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan belajar

Istilah siswa lamban belajar dan berprestasi rendah mengandung pengertian yang tidak jauh berbeda, dua - duanya saling berkaitan satu sama lain. Siswa lamban belajar dan berprestasi rendah adalah siswa yang kurang mampu menguasai pengetahuan dalam batas waktu yang telah ditentukan karena ada factor tertentu yang mempengaruhinya Para ahli seperti Cooney Davis & Henderson telah (dalam Dalyono, 2005) ) mengidentifikasikan beberapa faktor penyebab keterlambatan belajar tersebut, di antaranya:

a. Faktor Fisiologis

(11)

Akibatnya ia akan mengalami hambatan ketika belajar. Di samping itu, siswa yang sakit-sakitan, tidak makan pagi, kurang baik pendengaran, penglihatan ataupun pengucapannya sedikit banyak akan menghadapi kesulitan belajar. Untuk menghindari hal tersebut dan untuk membantu siswanya, seorang guru hendaknya memperhatikan hal-hal yang berkait dengan kesulitan siswa ini. Seorang siswa dengan pendengaran ataupun penglihatan yang kurang baik, sebaiknya menempati tempat di bagian depan. Untuk para orang tua, terutama ibu, makanan selama masa kehamilan akan sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan fisik putra-putrinya. Makanan yang dapat membantu pertumbuhan otak dan sistem syaraf bayi yang masih di dalam kandungan haruslah menjadi perhatian para orang tua.

b. Faktor Sosial

(12)

sulitnya mata pelajaran tertentu di depan siswanya. Tetangga yang mengatakan sekolah tidak penting karena banyak sarjana menganggur, masyarakat yang selalu minum-minuman keras dan melawan hukum, orangtua yang selalu marah, nonton TV setiap saat, tidak terbuka ataupun kurang menyayangi anaknya dengan sepenuh hati dapat merupakan contoh dari beberapa faktor sosial yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa.

Intinya, lingkungan di sekitar siswa harus dapat membantu mereka untuk belajar semaksimal mungkin selama mereka belajar di sekolah. Dengan cara seperti ini, lingkungan dan sekolah akan membantu para siswa, harapan bangsa ini untuk berkembang dan bertumbuh menjadi lebih cerdas. Siswa dengan kemampuan cukup seharusnya dapat dikembangkan menjadi siswa berkemampuan baik, yang berkemampuan kurang dapat dikembangkan menjadi berkemampuan cukup. Sekali lagi, orang tua, guru,dan masyarakat, secara sengaja atau tidak sengaja, dapat menyebabkankesulitan bagi siswa. Karenanya, peran orang tua dan guru dalam membentengi para siswa dari pengaruh negatif masyarakat sekitar, disamping perannya dalam memotivasi para siswa untuk tetap belajar menjadi sangat menentukan.

c. Faktor Kejiwaan

(13)

berat. Hal ini merupakan contoh dari faktor emosi yang menyebabkan kesulitan belajar. Contoh lain adalah siswa yang rendah diri,siswa yang ditinggalkan orang yang paling disayangi dan menjadikann ya sedih berkepanjangan akan mempengaruhi proses belajar dan dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajarnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang dapat mempelajari suatu mata pelajaran dengan baikakan menyenangi mata pelajaran tersebut. Begitu juga sebaliknya, anak yang tidak menyenangi suatu mata pelajaran biasanya tidak atau kurangberhasil mempelajari mata pelajaran tersebut. Karenanya, tugas utamayang sangat menentukan bagi seorang guru adalah bagaimana membantu siswanya sehingga mereka dapat mempelajari setiap materi dengan baik.

Yang perlu mendapatkan perhatian juga, hukuman yang diberikan seorang guru dapat menyebabkan siswanya lebih giat belajar, namun dapat juga menyebabkan mereka tidak menyukai guru mata pelajaran tersebut. Dapat juga terjadi, si siswa lalu membenci sama sekali mata pelajaran yang diasuh guru tersebut. Kalau hal seperti ini yang terjadi, tentunya akan sangat merugikan si siswa tersebut. Peran guru memang sangat menentukan.

(14)

menjadi lebih baik, namun dapatjuga menjadikan seorang siswa menjadi tidak mau lagi untuk belajar suatu mata pelajaran.

d. Faktor Intelektual

Faktor-faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar siswa ini berkait dengan kurang sempurna atau kurang normalnya tingkat kecerdasan siswa (dalam Dlayono, 2005: 27). Para guru harus meyakini bahwa setiap siswa mempunyai tingkat kecerdasan berbeda. Ada siswa yang sangat sulit menghafal sesuatu, adayang sangat lamban menguasai materi tertentu, ada yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat dan juga ada yang sangat sulit membayangkan dan bernalar.

Hal-hal yang disebutkan tadi dapat menjadi faktor penyebab kesulitan belajar pada diri siswa tersebut. Di samping itu, hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah para siswa yang tidak memiliki pengetahuan prasyarat. Ketika sedang belajar matematika atau IPA, ada siswa SLTP yang tidak dapat menentukan hasil 1/2 + 1/3, (–5) + 9, ataupun 1 : ½. Siswa seperti itu, tentunya akan mengalami kesulitan karena materi terebut menjadi pengetahuan prasyarat untuk mempelajari matematika atau pun IPA SLTP. Untuk menghindari hal tersebut, Bapak atau Ibu Guru hendaknya mengecek dan membantu siswanya menguasai pengetahuan prasyarat tersebut sehingga mereka dapat mempelajari materi baru dengan lebih baik.

e. Faktor Kependidikan

(15)

yang tidak bisa memotivasi siswa untukbelajar lebih giat, guru yang membiarkan siswanya melakukan hal-hal yang salah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan siswa, sekolah yangmembiarkan para siswa bolos tanpa ada sanksi tertentu, adalah contoh darifaktor-faktor penyebab kesulitan dan pada akhirnya akan menyebabkan ketidak berhasilan siswa tersebut.

Berdasar penjelasan di atas, Bapak dan Ibu Guru sudah seharusnya menyadari akan adanya beberapa siswa yang mengalami kesulitan atau kurang berhasil dalam proses pembelajarannya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor tertentu, sehingga mereka tidak dapat belajar dan kurang berusaha sesuai dengan kekuatan mereka. Idealnya, setiap guru harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk membantu siswanya keluar dari setiap kesulitan yang menghimpitnya. Namun hal yang perlu diingat, penyebab kesulitan itu dapat berbeda-beda. Ada yang karena faktor emosi seperti ditinggal saudara kandung tersayang ataupun karena faktor fisiologis seperti pendengaran yang kurang. Untuk itu, para guru harus mampu mengidentifikasi kesulitan dan penyebabnya lebih dahulu sebelum berusaha untuk mencarikan jalan pemecahannya.

(16)

membutuhkan bantuan dan motivasi lebih dari gurunya. Pengalaman sebagai guru telah menunjukkan bahwa ada siswa yang sering membuat ulah di kelas dengan maksud agar diperhatikan guru dan temannya. Setelah diselidiki ternyata kurang mendapat perhatian orang tuanya. Untuk anak seperti ini, sudah seharusnya para guru lebih memberikan perhatian dan kasih sayang. Sekali lagi, kesabaran, ketekunan dan ketelatenan para guru sangat diharapkan di dalam menangani siswa yang mengalami kesulitan belajar. Guru dapat menyarankan orang tua siswa tertentu untuk memberi tambahan pelajaran khusus di sore hari untuk siswa yang lamban. Yang lebih penting dan sangat menentukan adalah peran guru pemandu, kepala sekolah, pengawas maupun Kepala Kantor Depdiknas di dalam menangani kesulitan belajar siswa yang disebabkan oleh faktor-faktor kependidikan. Pada akhirnya penulis meyakini bahwa pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab kesulitan belajar ini akan sangat bermanfaat bagi Bapak dan Ibu Guru. Dengan membaca tulisan ini, diharapkan para guru akan mengetahui, selanjutnya dapat menggunakan pengetahuan tersebut dalam PBM terutama ketika ia sedang mendiagnosis kesulitan belajar siswa. Pada akhirnya, mudah-mudahan usaha setiap jajaran Depdiknas untuk mencerdaskan kehidupan bangsa akan berhasil dengan gemilang.

3.

Cara Mengenal Anak Didik yang Mengalami Kesulitan Belajar

(17)

belajar, sehingga menampakkan gejala-gejala yang bisa diamati oleh orang lain, guru, ataupun orang tua. Menurut Abu Ahmadi (2004:94-96) Beberapa gejala sebagai indikator adanya kesulitan belajar anak didik dapat dilihat dari petunjuk-petunjuk berikut : a) menunjukkan prestasi belajar yang rendah, dibawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompok anak didik di kelas, b) hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Padahal anak didik sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi nilainya selalu rendah, c) anak didik lambat dalam mengerjakan tugas-tugas belajar, d) anak didik menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura, berdusta, mudah tersinggung, dan sebagainya, e) menunjukkan tingkah laku yang berlainan, seperti mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung, cemberut, kurang gembira, dansebagainya. Sejalan dengan penjelasan diatas Moh. Surya (dalam Hallen A, 2005:120), Mengemukakan selain indikator gejala kesulitan belajar di atas ada satu gejala yang di tunjukkan anak didik adalah menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Sejalan dengan pernyataan diatas Syaiful Bahari (2011:235) mengemukakan ciri-ciri siswa lamban belajar dilihat dari proses belajar yang dilakukannya adalah sebagai berikut:

a. Lamban mengamati dan mereaksi peristiwa yang terjadi dalam lingkungannya.

b. Kurang bersemangat untuk melakukan penelitian terhadap hal-hal yang baru dalam lingkungannya.

(18)

d. Siswa lamban belajar kurang memperlihatkan perhatiannya terhadap apa dan bagaimana tugas itu dapat diselesaikan dengan baik.

e. Dalam belajarnya banyak menggunakan ingatan (hafalan) daripada logika (reasoning).

f. Tidak mampu menggunakan cara-cara tertentu dalam mempelajari ilmu pengetahuan.

g. Siswa lamban belajar kurang lancar berbicara, tidak jelas, dan gagap.

h. Siswa lamban belajar sangat bergantung pada guru dan orang tuanya, terutama dalam membuktikan kebenaran pengetahuan yang sedang dipelajarinya.

i. Siswa lamban belajar sulit memahami konsep abstrak.

j. Siswa lamban belajar sulit memindahkan kecakapan tertentu yang telah dikuasainya kedalam kecakapan lainnya sekalipun dalam mata pelajaran yang sama, seperti kecakapan mengali dan membagi.

k. Siswa lamban belajar lebih sering berbuat salah.

l. Mengalami kesulitan membuat generalisasi pengetahuan secara terurai, bahkan tidak mampu menarik kesimpulan.

(19)

n. Mengalami kesulitan saat menuliskan pengetahuan dalam bentuk karangan-karangan lainnya, sekalipun menggunakan kata dan kalimat yang sederhana.

o. Siswa lamban belajar lemah dalam mengerjakan tugas-tugas latihan di sekolah dan dirumah.

Sejalan dengan pendapat diatas Dalyono (2005:50) ,mengemukakan “ciri-ciri siswa lambat belajar dilihat dari kepribadiannya adalah Siswa yang mengalami kesulitan belajar pada umummnya berkaitan erat dengan masalah-masalah emosional, agresif, takut, malu-malu dan nakal”.

(20)

4. Memahami Latar Belakang Siswa

Menurut Bimo, Walgito (2004: 200) Untuk memberikan bantuan dan bimbingan secara tepat, dan berhasil kepada peserta didik yang lambat belajar, perlu dipahami berbagai hal yang melatar belakanginya. Untuk kepentingan tersebut berbagai usaha yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Studi Dokumentasi, yaitu mempelajari catatan-catatan pribadi.

b. Mengumpulkan data baru sebagai pelengkap

(21)

5. Konsep Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno (1997:32) Bimbingan adalah:

Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.Kalimat tersebut telah secara langsung memuat pengertian dan tujuan pokok bimbingan dan konseling disekolah.

Selanjutnya definisi dari Year Book Of Education (dalam Sutirna 2013:2) mengemukakan bahwa “Guidance is a process of helping individual throught their own effort to discover develop their potentialosties both for personal happiness and sosial usefulness”. Definisi tersebut menjelaskan bahwa: bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimum kepada sekolah, keluarga, serta masyarakat. Jones (1963:25) memberikan pengertian bimbingan adalah sebagai berikut:

Guidance is the assistance given to individuals in making intelligent choices and adjustments in their lives. The ability is not innate it must be developed. The fundamental purpose of guidance is to develop in each individual up to teh limit of his capacity, the ability to slove his own probelems and to make his own adjusment

(22)

baik lingkungan sosial dan ekonomi, lingkungan budaya yang sarat dengan nilai dan norma-norma, maupun fisik, dan menerima berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula. Selanjutnya Harmin (dalam Dewa, Ketut Sukardi 2002:170) memberikan pendapatnya tentang bimbingan sebagai berikut:

Guidance seeks to have each idividuals become familiar with a wide range of information about himself, his abilities, his pervious development in the various areas of living, and his plans or ambitions for the future. Guidance than seeks to help him become acquanted with the various problems of social, vocational, and recrational adjusment with the faces. On the basis of those two types of informations and the assistance of counselor,each pupil is helped to face his probelems and makes plans foe their solution..

(23)

individu secara langsung mengarahkan tentang kehidupan, membangun keputusan dan beban karir. Dari pengertian ini jelas untuk memperoleh hasil yang optimal diperlukan bagimana seorang pembimbing dengan kata lain tidak sembarang orang untuk dapat memberikan layanan bimbingan minimal telah mengikuti diklat bimbingan dan koseling atau pernah mendapat mata kuliah bimbingan dan konseling ketika duduk diperguruan tinggi.

Makan bimbingan selalu berdampingan dengan makan konseling atau dengan kata lain bahwa makna dari bimbingan dan konseling tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu akan diuraikan beberapa pengertian konseling dari pendapat para pakar pendidikan untuk memperkuat dan memperlajari bimbingan dan konseling yang lebih mendalam. Jones (dalam Bimo Walgito. 2010:7) meyampaikan pengertian konseling sebagai berikut: “Counseling is talking over a problem with some one. Usually but nkt alaways, one of the two has facts or experience or abilities not possessed to the sam degree by the other. The process of counseling involves a clearing up of the problem by duscussion”.

Jones mengatakan bahwa konseling itu membeicarakan masalah seseorang dengan berdiskusi dalam prosesnya, hal ini dapat dilakukan secara individual atau kelompok, jika dilakukan secara individual dimana masalahnya sangat rahasia dan kelompok masalahnya yang umum (bukan rahasia). Senada dengan pernyataan diatas Wrenn (dalam Bimo Wlgito, 2010:7) mengemukakan pengertian konseling sebagai berikut:

(24)

Definsi ini mengatakan bahwa konseling adalah hubunga pribadi dan dinamis antara dua orang yang bermasalah dengan tujuan agar diketahui permasalahannya sehingga ditemukan solusinya. Sherter dan Stone (dalam Juntika Nurhisan, A 2004 :6) menyampaikan pengertian konseling adalah “Counseling is an interaction process which facilitates meaningful understanding of self and environment and result in the estabilishment and or clarification of goals an values of future behavior”. Pengertian diatas memberikan arti yang sangat sederhana dimana dikatakan bahawa konseling itu merupakan proses interaksi dalam rangka memberikan pengertian diri dan lingkungannya dan dampaknya atau akibatnya membentuk tujuan dan perilaku untuk masa depannya.

(25)

semakin canggih teknologi, maka tidak menutup kemungkinan dalam proses konseling dapat menggunakan tekonologi informatika komputer melalu jaringan jarak jauh, yaitu internet, Hand Phone Jaringan Sosial dan sebagainya.

:Prayitno dan Erman Amti (2004:105) Mengemukakan:

Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara koseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Sejalan dengan itu, Winkel (2005:34) mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli atau klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.

Berdasarkan pengertian konseling diatas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu koseli atau klien scara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusu. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konselor atau klien.

(26)

bidang pengembangan pribadi, bidang pengembangan hubungan sosial, bidang pengembangan kegiatan belajar, bidang pengembangan persiapan karir. Tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah sama dengan tujuan pendidikan, sebagaimana UU No.2 tentang sistem pendidikan nasional yang berisi tentang:

terwujudnya manusia indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasamani ada dan rohani, kepribadian yang menatap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyraktan dan kebangsaan.

Upaya bimbingan dan konseling yang dimaksud diatas diselenggarakan melalui pengembangan segenap potensi individu peserta didik secara optimal. Dengan memanfaatkan berbagai cara dan sarana, beradasarkan norma-norma yang berlaku, dan mengikuti kaidah-kaidah profesional.

6. Layanan Bimingan dan Koseling a. Pengertia Layanan BK

Prayitno, (1997:35) mengatakan pengertian layanan bimbingan dan konseling bahwa:

Layanan BK adalah Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran layanan (klien) dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan atau pun kepentingan tertentu yang dirasankan oleh sasaran layanna itu. Kegiatan yang merupakan layanan itu mengembangkan fungsi tertentu dan pemenuhan fungsi tersebut serta dampak positif layanan yang dimaksudkan diharapkan dapat secara langsung dirasakan oleh sasaran (klien) yang mendapatkan layanan tersebut.

(27)

begitu saja memberikan layanan kepada kliennya, layana dapat dilaksanakan apabila telah melakukan pengamatan atau pengukuran dengan asesmen BK Tes maupun Non-Tes. Setalah mendapatkan hasil dari penggunaan instrumen BK tersebut, Konselor selanjutnya mengamati dan menganalisi bagian mana yang harus segera diberi pelayanan.

b. Jenis Layanan Dan Kegiatan Bimbingan Dan Konseling

a)

Layanan Orientasi

Layanan ini dimaksudkan untuk membantu peserta didik memahami lingkungannya yang baru dimasuki sehingga lebih mudah dan lebih lancar berperan di lingkungan tersebut. (Prayitno&Erman Amti, 2009:255).

b)

Layanan Informasi

Layanan ini dimaksudkan agar peserta didik menerima dan memahami informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan.(Prayitno&Erman Amti, 2009:259).

c)

Layanan Penempatan dan Penyaluran

Merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat dalam berbagai kegiatan yang sesuai dengan potensi, bakat minat serta kondisi pribadinya. (Prayitno&Erman Amti, 2009:272).

d)

Layanan Penguasaan Konten

Dimaksutkan agar peserta didik mengembangkan diri dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi belajar yang sesuai dengan kemampuanya serta berbagai aspek belajar lainya. (Prayitno & Erman Amti, 2009:279)

(28)

Dengan layanan ini, maka memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung antar pribadi dan pembimbing dalam rangka pembahasan dan pemecahan atau penyelesaian permasalahan pribadi yang dihadapi. (Prayitno & Erman Amti, 2009: 288).

f)

Layanan Bimingan Kelompok

Layanan ini memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan nara sumber atau membahas bersama-sama suatu topik yang berguna untuk perkembangan mereka baik sebagai individu maupun anggota kelompok. (Prayitno & Erman Amti, 2009: 306).

g)

Layanan Konseling Kelompok

Layanan Bimbingan dan Konseling yang memungkinkan peserta didik memproleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialami siswa melalui dinamika kelompok. ( Prayitno & Erman Amti, 2009: 307).

c.

Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan koseling memiliki sejumlah fungsi Prayitno & Erman Amti (2009:196) mengemukakan fungsi layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut:

(29)

2. Fungsi Pencegahan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang mencegah atau menghindarkan peserta didik dari berbagai masalah yang mungkin timbul, yang dapat menggagu atau mengahambat proses pembelajaran.

3. Fungsi Pengentasan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk mengentaskan peserta didik dari permasalahan yang dialaminya. 4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan

dan konseling untuk memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi peserta didik, demi perkembangn dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

(30)

kuratif. (9) Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bibmingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercapai dalam dirinya. (10) Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya.

7. Teknik Bimbingan yang dapat diterapkan pada anak lambat belajar Menurut Hallen, A (40:2005) mengemukakan Program Layanan Bimbingan Konseling yang dikembangkan bagi siswa lambat belajar mengacu pada keadaan individu sebagai manusia seutuhnya sehingga menyentuh semua dimensi perkembangan kepribadian secara utuh. Teknik yang dimaksudkan untuk menangani siswa tersebut akan mengarah pada unsur-unsur yang berhubungan dengan :

a. Pengembangan ranah kognitif atau intelektual

Pada pengembangan ini guru diharapkan menyediakan rentangan pengalaman belajar yang luas serta dapat diamati atau nyata. Pengelolahan bahan dan tugas ajar secara khusus yang di dasarkan pada kurikulum yang ada merupakan hal yang harus dilakukan guru dalam memberikan pelayanan optimal bagi siswa lambat belajar. ( Menurut Hallen, A 41:2005).

b. Pengembangan ranah afektif

Pembimbing diharapkan memahami pikiran dan harapan anak yang ada pada dirinya serta kemungkinan pemenuhannya di dalam sikap kehidupan berkelompok. (Menurut Hallen,A 42:2005).

c. Pengembangan ranah fisik

(31)

peran-peran yang sesuai di dalam kelompoknya. (Menurut Hallen, A 43:2005).

d. Pengembangan ranah intuitif

Fungsi intuitif merupakan fungsi yang terlibat di dalam pemunculan wawasan dan tindakan kreatif. Mengingat fungsinya itu, maka layanan bagi siswa yang lambat belajar perlu memperdulikan pengembangan pengalaman yang mendorong dia untuk berimajenasi dan berkreasi (dalam tingkat yang sederhana). (Menurut Hallen, A 44:2005).

e. Pengembangan ranah masyarakat

Pemberian layanan dapat dilakukan dengan membantu siswa memperoleh pengalaman mengembangkan diri menjadi anggota kelompok,serta mampu berpartisipasi dalam proses kelompok memperluas perasaan keanggotaan masyarakat. Memperluas identifikasi diri dari masyarakat terbatas ke arah identifikasi terhadap masyarakat luas. Pelaksanaannya dapat dilakukan dengan merancang kegiatan-kegiatan kelompok khusus. (Menurut Hallen, A 45:2005).

Selain itu, Menurut Heru, Mugiarso (58:2006) ada beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh seorang konselor atau guru antara lain:

1. Bimbingan bagi anak dengan masalah konsentrasi

(32)

beban menumpuk dengan materi yang kompleks. Oleh akrena itu, akan berguna bagi mereka untuk :

1) Memperlambat laju presentasi materi

2) Menjaga agar siswa tetap terlibat dengan memberi pertanyaan pada saat materi diberikan.

3) Gunakan perangkat visul seperti membuat bagan/skema garis besar materi untuk memberikan gambaran pada siswa mengenai langkah-langkah atau bagian-bagian yang diajarkan.

b) Adakan pertemuan dengan siswa.

Siswa mungkin tidak menyadari peranan perhatian dalam proses pengajaran. Mereka juga tidak menyadari kalau perhatian merupakan bidang kesulitan tertentu bagi mereka. Dalam pertemuan ini seorang kita memberikan penjelasan dengan cara yang tanpa memberikan hukuman dan tanpa encaman akan sangat berguna bagi siswa.

c) Bimbing siswa lebih dekat ke proses pengajaran.

Karena tanpa disadari kita telah mengalihkan perhatian kita dari siswa. Dengan membawa mereka dekat dengan kita secara fisik secara rafia akan membawa si anak lebih dekat lepada proses pengajaran.

(33)

Biasakan siswa tahu kalau anda melihatnya ketika sedang memperhatikan. Menggunakan kontak mata ketika pembelajaran berlangsung itu sangat penting. Cobalah berikan penghargaan atas kehadirannya. Bias juga dengan penghargaan verbal yang dilakukan dengan tenang, dan lembut.

e) Utamakan ketekunan perhatian daripada kecepatan menyelesaikan tugas.

Siswa mungkin merasa kecil hati dan tidak diperhatikan bila mereka dihukum karena tidak menyelesaikan tugas secepat orang lain. Membuat penyesuaian dan jumlah tugas yang harus diselesaikan maupun waktu yang disediakan untuk menyelesaikan tugas berdasar kemampuan individu mengkin akan sangat membantu dan mendorong bagi sebagaian siswa.

f) Ajarkan self-monitoring of attention.

Melatih siswa untuk memonitor perhatian mereka sendiri sewaktu-waktu dengan menggunakan timer atau alarm jam. Mengajarkan mereka untuk mencatat berbagai interval apakah mereka memberikan perhatian atau tidak pada saat pengajaran. Catatan ini akan membantu menciptakan perhatian yang lebih besar bagi kebutuhan dalam memfokuskan perhatian juga bias berguna dalam strategi untuk memperkokoh keterampilan memperhatikan “attention skill”.

(34)

a) Ajarkan menggunakan highlighting atau menggaris bawahi dengan penanda, untuk membantu memancing ingatan. Mereka harus diberi tahu cara memilih tajuk bacaan, nkalimat dan istilah kunci untuk diberi garis bawah atau tanda dengan highlighter. Kemudian mereview dari bacaan yang sudah digaris bahawahi tadi.

b) Perbolehkan menggunakan alat bantu memori (memory aid). Yang mana alat-alat itu bias berfungsi bagi mereka sebagai alat pengingat dan bias jadi juga sebagai alat pengajaran.

c) Biarkan siswa yang mengalami masalah sulit mengingat untuk mengambil tahapan yang lebih kecil dalam pengajaran. Misalnya dengan membagi tugas-tugas kelas dan rumah atau dengan memberikan tes kemampuan penguasaan lebih sering.

d) Ajarkan siswa untuk berlatih mengulang dan mengingat. Misalnya dengan memberikan tes langsung setelah pelajaran disampaikan.

3. Bimbingan bagi anak dengan masalah kognisi

a) Berikan materi yang dipelajari dalam konteks “high meaning”.

b) Ini berguna untuk untuk mengetahui apakan siswa memahami arti bacaan mereka atau arti suatu pertanyaan mengenai materi baru. Pengertian dapat diperkokoh dengan menggunakan contoh, analogi atau kontras.

(35)

d) Perlu memberikan umpan balik dan dorongan yang lebih sering bagi siswa berkesulitan belajar. Evaluai terhadap tugas mereka sebagai tambahan pengajaran akan sangat membantu. Dengan kata lain, suatu kesadaran yang konstan mengenai siswasiswa ini akan membentuk kepercayaan diri dan kemampuan mereka. Bagi sebagian siswa, menunda ujian akhir mereka sampai siswa menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari, mungkin merupakan cara terbaik.

e) Tempatkan siswa dalam konteks pembelajaran yang “tidak pernah gagal”.

f) Siswa lamban belajar seringkali mempunyai sejarah kegagalan disekolah. Biasanya mereka memiliki perasaan akan gagal (sense of failing) dalam berbagai hal yang mereka lakukan. Memutuskan rantai kegagalan dan menciptakan cipta diri (senseof self) baru bagi siswa ini merupakan sesuatu yang paling penting bagi guru untuk melakukannya. Pada setiap tugas atau kemampuan siswa harus ditarik kembali kepada masalah diman tugas dapat dilakukan tanpa kegagalan.

4. Bimbingan bagi anak dengan masalah social dan Emosional

 Membuat sistem perhargaan kelas yang dapat diterima dan

dapat diakses.

 Siswa yang berkesulitan belajar perlu memahami system

(36)

Jangan sampai siswa yang berkesulitan melajar merasa “out laws”, mereka yang tidak memilki kesempatan untuk mendapatkan penghargaan yang diterima siswa lain. Untuk memahami bagaimana mereka bias mendapatkan penghargaan yang baik, para siswa disini perlu diberi pemahaman tentang bagaimana cara mendapatkan keuntungan sosial dari sikap positif dan hubungan social yang baik dikelas.beberapa siswa mungkin ingin pembuktian langsung dikelas.

 Membentuk kesadaran tentang diri dan orang lain.

 Sebagian siswa yang berkesulitan belajar tidak memilki

kesadaran yang jelas pada sikapnya sendiri serta dampaknya pada orang lain. Membantu siswa ini menjadi lebih mengenal sikap mereka dan dampaknya pada orang lain merupakan kesempatan yang brarti bagi perkembangan sosial dan emosional. Berbicara terbuka dan penuh perhatian kepada siswa ini mengenai sikapnya juga dapat menjadi langkah penting dalam membentuk hubungan yang saling percaya di antara mereka.

 Mengajarkan sikap positif.

 Ketika siswa lamban belajar menjadi lebih sadar terhadap

sikapnya dan mendapat pemahaman yang lebih baik atas interaksi dengan orang lain, mereka akan merespon dengan baik intruksi-intruksi tentang cara membentuk hubungan yang baik dan senseof self (citra diri) yang lebih positif.

(37)

Jika sikap seorang siswa lamban belajar sangat tidak layak atau sikap negatifnya tetap ada ketika semua cara telah dicoba, jangan ragu minta bantuan. Cari bantuan pada teman sejawat disekolah yang mungkin dapat memberikan bantuan dalam menjelaskan masalah-masalah social dan emosional, serta mencari solusi mengenai kesulitan tersebut. Pertolongan ini bisa datang dari psikolog, konselor, orang tua, guru, dan kepala sekolah. Yang terpenting seorang pendidik memahami bahwa minta bantuan bukan tanda kelemahan atau ketidakmampuan.

8. Peran Guru dalam Rangka Menangai keterlamatan belajar siswa

Menurut Mulyati (2007:23) peran guru dalam rangka mengangi keterlambatan belajar siswa adalah:

1) Pahami bahwa anak membutuhkan lebih banyak pengulangan, 3 sampai 5 kali, untuk memahami suatu materi daripada anak lain dengan kemampuan rata-rata. Maka, dibutuhkan penguatan kembali melalui aktivitas praktek dan yang familiar, yang dapat membantu proses generalisasi.

(38)

3) Berusahalah untuk membantu anak membangun pemahaman dasar mengenai konsep baru daripada menuntut mereka menghafal materi dan fakta yang tidak berarti bagi mereka.

4) Gunakan demonstrasi dan petunjuk visual sebanyak mungkin. Jangan membingungkan mereka dengan terlalu banyak verbalisasi. Pendekatan multisensori juga dapat sangat membantu.

5) Jangan memaksa anak bersaing dengan anak dengan kemampuan yang lebih tinggi. Adakan sedikit persaingan dalam program akademik yang tidak akan menyebabkan sikap negatif dan pemberontakan terhadap proses belajar. Belajar dengan kerjasama dapat mengoptimalkan pembelajaran, baik bagi anak yang berprestasi atau tidak, ketika pemebelajaran tersebut mendukung interaksi sosial yang tepat dalam kelompok yang heterogen.

6) Konsep yang sederhana yang diberikan pada anak pada permulaan unit instruksial dapat membantu penguasaan materi selanjutnya. Maka, dibutuhkan beberapa modifikasi di kelas.

(39)

8) Tekankan hal-hal setelah belajar, berikan insentif dan motivasi yang bervariasi.

9) Berikan banyak kesempatan bagi anak untuk bereksperimen dan mempraktikkan konsep baru dengan materi yang konkret atau situasi yang menstimulasi.

10) Pada awal setiap unit, kenalkan anak dengan materi-materi yang familiar.

11) Sederhanakan petunjuk dan yakin bahwa petunjuk itu dapat dimengerti.

12) Penting bagi guru untuk mengetahui gaya belajar masing-masing anak, ada yang mengandalkan kemampuan visual, auditori atau kinestetik. Pengetahuan ini memudahkan penerapan metode belajar yang tepat pada mereka

C. PENUTUP

(40)

kemampuan yang dimilikinya antara lain masalah konsentrasi, daya ingat yang lemah, kognisi, serta masalah sosial dan emosional.

Ciri-ciri umum siswa lamban belajar dapt dipahami melalui pengamatan fisik siswa, Perkembangan mental, intelektual, sosial, ekonomi, kepribadian dan proses-proses belajar yang dilakukannya di sekolah dan di rumah. Ciri-ciri itu dianalisis agar diperoleh kejelasan yang konkret tentang gejala dan sebab-sebab kesulitan belajar siswa di sekolah dan di rumah.

Kelambanan belajar yang dialami anak dapat digolongkan dari segi penyebab, yaitu Kelainan daya pikir dan Kelainan motivasi. Terdapat beberapa strategi yang bisa dilakukan oleh seorang guru dalam upaya mengajar siswa yang lambat belajar salah satunya dengan mengelompokkan strategi bimbingan untuk setiap masalah , misalnya mengadakan bimbingan bagi anak dengan masalah konsentrasi,bimbingan bagi anak dengan masalah daya ingat, bimbingan bagi anak dengan masalah kognisi, serta bimbingan bagi anak dengan masalah sosial dan emosional.

(41)

KEPUSTAKAAN

Abu, Ahmadi. 2004. Psikologi Belajar. Jakarat: Rineka Cipta.

Alisuf, Sabri. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Annur, Rahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabet.

Bimo, Walgito. 2004. Bimbingan dan Koseling (studi karier). Yogyakarta: Andi Offest.

Crow& Crow. 1951. An Introduction to Guidance. New York: American Book Company.

Dalyono. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksana Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hallen, A. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Quantum Teaching.

(42)

Juntika Nurihsan, A. 2004. Manajemen Bimbingan Konseling di Sekolah. Jakarta: Grasindo.

Jones, J.J .1963 & 1987. Scondary School Administration. New York: Mc Graw

Hill Bokk Company.

Muhibbin, Syah. 2012. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.

Mulyati. 2007. Pengantar Psikologi Belajar. Yogjakarta : Quality Publishing.

M. Surya & M. Yamin. 1980. Pengajaran Remidial. Jakarta: Andreola.

Nana, Sudjana. 2008. Dasar-dasar Proses Belajar

Mengajar.Bandung: Balai.

UU RI No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen. Dan UU RI No. 20 Tahun

2003. Tentang Sidiknas.Wipress.

Undang-undang Dasar 1945. Bab XIII Pendidikan dan Kebudayaan. Surakarta:

Pustaka Mandiri.

Prayitno. 1997. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas.

Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Depdiknas.

Prayitno &Erman Amti. 2009. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta.

Smith, J. David.2006. Inklusi, Sekolah Ramah Untuk Semua. Jakarta: Nuansa.

Sutratinah, Tirtonegoro.2001. Anak Supernormal dan Program Pendidikannya.

(43)

Sutrina. 2013. Bimbingan dan Konseling: Pendidikan Formal, Nonformal, dan

Informal. Yogyakarta: Andi Offest.

Referensi

Dokumen terkait

Masukkan satu per satu bahan-bahan kimia yang telah ditimbang ke dalam erlenmeyer 500 ml ayang telah diisi 300 ml akuades steril, sambil terus diaduk sampai bahan-bahan

Nilai tambah bruto (NTB) adalah input primer yang merupakan bagian dari input secara keseluruhan. Sesuai dengan asumsi dasar yang digunakan dalam penyusunan tabel I-O, maka

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan solusi terhadap pemerintah Daerah jika terjadi dampak negatife dari perubahan keputusan Bupati batang mengenai

Pada Penulisan Ilimiah ini, penulis mencoba menerapkan suatu aplikasi secara komputerisasi yang digunakan untuk mencatat hasil penjualan. Bahasa pemrograman yang digunakan

Puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan kasih-Nya maka penelitian tugas akhir yang berjudul

Penelitian ini dilatar belakangi menurunnya jumlah hotel di Kabupaten Semarang. Hal ini mengindikasikan hotel tersebut tidak dapat memuaskan pelanggan. Secara umum

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja keuangan perusahaan asuransi dan perbankan berdasarkan Current Ratio ( CR ),

13. Generator belitan Kompound memiliki belitan rotor A1-A2, memiliki dua penguat magnet yaitu medan Seri notasi D1-D2 yang tersambung seri dan belitan penguat magnet Shunt notasi