• Tidak ada hasil yang ditemukan

dakwah rasullulah periode di madinah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "dakwah rasullulah periode di madinah"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AGAMA ISLAM

Dakwah Rasulullah Periode Madinah

Kelompok 3

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah Agama Islam tentang “Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah”.

Makalah ini dibuat berdasarkan materi agama islam kelas 10. Insyaallah makalah ini dapat berguna dan menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi pembacanya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih telah membaca makalah kami dan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.

Jakarta, November 2010

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah Agama Islam tentang “Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah”.

Makalah ini dibuat berdasarkan materi agama islam kelas 10. Insyaallah makalah ini dapat berguna dan menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi pembacanya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih telah membaca makalah kami dan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.

(4)

II

Daftar isi

Kata Pengantar...II

Daftar Isi...III

Bab 1 : Pendahuluan

A. Latar Belakang...1

B. Dasar Pemikiran...1

C. Ruang Lingkup...1

Bab 2 : Perang pada masa Rasulullah SAW

A. Perang Badar...2-8

B. Perang Uhud...9-12

C. Perang Khandak...13-16

D. Perjanjian Hudaibiyah...17-30

Bab 3 : Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah

A. Seruan Masuk Islam...31-34

B. Pembebasan Kota Makkah...35-37

C. Perang Huna’in...38-39

D. Perang Tabuk...40

E. Haji Perpisahan...41-46

F. Nabi Muhammad Orang Saleh...47-48

G. Nabi Muhammad Wafat...49-50

Bab 4 : Kesimpulan Dan Penutup

(5)
(6)

Dakwah Rasulullah periode madinah

Rencana hijrah Rasulullah diawali karena adanya perjanjian antara Nabi Muhammad SAW dengan orang-orang Yatsrib yaitu suku Aus dan Khazraj saat di Mekkah yang terdengar sampai ke kaum Quraisy hingga Kaum Quraisy pun merencanakan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Pembunuhan itu direncanakan melibatkan semua suku. Setiap suku diwakili oleh seorang pemudanya yang terkuat. Rencana pembunuhan itu terdengar oleh Nabi SAW, sehingga ia merencanakan hijrah bersama sahabatnya, Abu Bakar. Abu Bakar diminta mempersiapkan segala hal yang diperlukan dalam perjalanan, termasuk 2 ekor unta. Sementara Ali bin Abi Thalib diminta untuk menggantikan Nabi SAW menempati tempat tidurnya agar kaum Quraisy mengira bahwa Nabi SAW masih tidur.

Pada malam hari yang direncanakan, di tengah malam buta Nabi SAW keluar dari rumahnya tanpa diketahui oleh para pengepung dari kalangan kaum Quraisy. Nabi SAW menemui Abu Bakar yang telah siap menunggu. Mereka berdua keluar dari Mekah menuju sebuah Gua Tsur, kira-kira 3 mil sebelah selatan Kota Mekah. Mereka bersembunyi di gua itu selama 3 hari 3 malam menunggu keadaan aman.

Pada malam ke-4, setelah usaha orang Quraisy mulai menurun karena mengira Nabi SAW sudah sampai di Yatsrib, keluarlah Nabi SAW dan Abu Bakar dari persembunyiannya. Pada waktu itu Abdullah bin Uraiqit yang diperintahkan oleh Abu Bakar pun tiba dengan membawa 2 ekor unta yang memang telah dipersiapkan sebelumnya. Berangkatlah Nabi SAW bersama Abu Bakar menuju Yatsrib menyusuri pantai Laut Merah, suatu jalan yang tidak pernah ditempuh orang.

Setelah 7 hari perjalanan, Nabi SAW dan Abu Bakar tiba di Quba, sebuah desa yang jaraknya 5 km dari Yatsrib. Di desa ini mereka beristirahat selama beberapa hari. Mereka menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini Nabi SAW membangun sebuah masjid yang kemudian terkenal sebagai Masjid Quba. Inilah masjid pertama yang dibangun Nabi SAW sebagai pusat peribadatan.

Tak lama kemudian, Ali menggabungkan diri dengan Nabi SAW. Sementara itu penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatangannya. Menurut perhitungan mereka, berdasarkan perhitungan yang lazim ditempuh orang, seharusnya Nabi SAW sudah tiba di Yatsrib. Oleh sebab itu mereka pergi ke tempat-tempat yang tinggi, memandang ke arah Quba, menantikan dan menyongsong kedatangan Nabi SAW dan rombongan.

Akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dengan perasaan bahagia, mereka mengelu-elukan kedatangan Nabi SAW. Mereka berbaris di sepanjang jalan dan menyanyikan lagu Thala' al-Badru, yang isinya:

(7)

Tetapi Nabi SAW hanya berkata,

"Aku akan menginap dimana untaku berhenti. Biarkanlah dia berjalan sekehendak hatinya."

Ternyata unta itu berhenti di tanah milik dua anak yatim, yaitu Sahal dan Suhail, di depan rumah milik Abu Ayyub al-Anshari. Dengan demikian Nabi SAW memilih rumah Abu Ayyub sebagai tempat menginap sementara. Tujuh bulan lamanya Nabi SAW tinggal di rumah Abu Ayyub, sementara kaum Muslimin bergotong-royong membangun rumah untuknya.

Sejak itu nama kota Yatsrib diubah menjadi Madînah an-Nabî (kota nabi). Orang sering pula menyebutnya Madînah al-Munawwarah (kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar Islam memancar ke seluruh dunia.

Terbentuknya Negara Madinah

Setelah Nabi SAW tiba di Madinah dan diterima penduduk Madinah, Nabi SAW menjadi pemimpin penduduk kota itu. Ia segera meletakkan dasar-dasar kehidupan yang kokoh bagi pembentukan suatu masyarakat baru.

Dasar pertama yang ditegakkannya adalah Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan di dalam Islam), yaitu antara kaum Muhajirin (orang-orang yang hijrah dari Mekah ke Madinah) dan Anshar (penduduk Madinah yang masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin).

Nabi SAW mempersaudarakan individu-individu dari golongan Muhajirin dengan individu-individu dari golongan Anshar.

Misalnya, Nabi SAW mempersaudarakan Abu Bakar dengan Kharijah bin Zaid, Ja'far bin Abi Thalib dengan Mu'az bin Jabal. Dengan demikian diharapkan masing-masing orang akan terikat dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan. Dengan persaudaraan yang semacam ini pula, Rasulullah telah menciptakan suatu persaudaraan baru, yaitu persaudaraan berdasarkan agama, menggantikan persaudaraan berdasarkan keturunan.

Dasar kedua adalah sarana terpenting untuk mewujudkan rasa persaudaraan tsb, yaitu tempat pertemuan. Sarana yang dimaksud adalah masjid, tempat untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT secara berjamaah, yang juga dapat digunakan sebagai pusat kegiatan untuk berbagai hal, seperti belajar-mengajar, mengadili perkara-perkara yang muncul dalam masyarakat, musyawarah, dan transaksi dagang. Nabi SAW merencanakan pembangunan masjid itu dan langsung ikut membangun bersama-sama kaum muslimin. Masjid yang dibangun ini kemudian dikenal sebagai Masjid Nabawi. Ukurannya cukup besar, dibangun di atas sebidang tanah dekat rumah Abu Ayyub al-Anshari. Dindingnya terbuat dari tanah liat, sedangkan atapnya dari daun-daun dan pelepah kurma. Di dekat masjid itu dibangun pula tempat tinggal Nabi SAW dan keluarganya.

(8)

Perjanjian tersebut diwujudkan melalui sebuah piagam yang disebut dengan Mîsâq Madînah atau Piagam Madinah. Isi piagam itu antara lain mengenai kebebasan beragama, hak dan kewajiban masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban negerinya, kehidupan sosial, persamaan derajat, dan disebutkan bahwa Rasulullah SAW menjadi kepala pemerintahan di Madinah.

Masyarakat yang dibentuk oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah setelah hijrah itu sudah dapat dikatakan sebagai sebuah negara, dengan Nabi Muhammad SAW sebagai kepala negaranya. Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah menjadi resah. Mereka takut kalau-kalau umat Islam memukul mereka dan membalas kekejaman yang pernah mereka lakukan. Mereka juga khawatir kafilah dagang mereka ke Suriah akan diganggu atau dikuasai oleh kaum muslimin.

Untuk memperkokoh dan mempertahankan keberadaan negara yang baru didirikan itu, Nabi SAW mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota, baik langsung di bawah pimpinannya maupun tidak. Hamzah bin Abdul Muttalib membawa 30 orang berpatroli ke pesisir L. Merah. Ubaidah bin Haris membawa 60 orang menuju Wadi Rabiah. Sa'ad bin Abi Waqqas ke Hedzjaz dengan 8 orang Muhajirin. Nabi SAW sendiri membawa pasukan ke Abwa dan disana berhasil mengikat perjanjian dengan Bani Damra, kemudian ke Buwat dengan membawa 200 orang Muhajirin dan Anshar, dan ke Usyairiah. Di sini Nabi SAW mengadakan perjanjian dengan Bani Mudij.

Ekspedisi-ekspedisi tersebut sengaja digerakkan Nabi SAW sebagai aksi-aksi siaga dan melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian perdamaian dengan kabilah dimaksudkan sebagai usaha memperkuat kedudukan Madinah. Sumber : http://belchunk.blogspot.com/2008/06/dakwah-rasulullah-saw-periode-madinah.html

A. Seruan masuk islam

Materi dakwah yang beliau sampaikan pada periode Madinah ini umumnya tentang masalah sosial kemasyarakatan yang tertuang dalam 25 Surah Madaniyah dan hadis-hadis periode Madinah. Dakwah ini bertujuan agar umat Islam benar-benar menjadi orang yang bertaqwa dan membentuk masyarakat madani di Madinah.

Namun, ada pula orang yang tidak suka dengan berkembangnya Islam, seperti kaum kafir Quraisy, Yahudi, dan sekutu mereka. Setelah ada izin dari Allah untuk berperang maka Rasulullah r menyusun kekuatan untuk menghadapi peeprangan dengan orang kafir yanag tak dapaat dihindari lagi. Tujuannya adalah:

1. Membela diri, kehormatan, dan harta.

2. menjamin kelancaran dakwah, memberi kesempatan pada mereka yanag hendak menganutnya.

(9)

Perang pada masa Rasulullah di antaranya:

1. Perang Badar Al Kubra, 17 Ramadhan 2 H, di Perigi Badar. Peperangan ini dimenangkan kaum muslimin.

2. Perang Uhud, pertengahan Sya’ban 3 H, di Bukit Uhud. Pihak muslimin mengalami kekalahan.

3. Perang Ahzab (Khandaq), Syawal 5 H. Dengan siasat pembuatan parit, kaum muslimin memperoleh kemenangan.

4. Perang Mut’ah, tahun 8 H, di desa Mut’ah, bagian utara Arab. 5. Perang Tabuk, tahun 9 H, di kota Tabuk, bagian utara Arab.

Pada masa Rasulullah terjadi pula suatu perjanjian yang disebut sebagai perjanjian Hudaibiyah. Untuk melakukan perundingan, pihak kaum kafir Quraisy diwakili oleh Suhail Ibnu Umar, dan delegasi umat Islam dipimpin oleh Nabi Muhammad . Isi perjanjian ini adalah:

1. Gencatan senjata antara Quraisy Mekkah dan umat Islam penduduk Madinah. 2. Orang Islam dari kaum kafir Quraisy yang datang kepada Umat Islam tanpa

seizin walinya hendaklah ditolak.

3. Kaum Quraisy tidak menolak orang Islam yang kembali bergabung dengan mereka.

4. Tiap kabilah yang ingin masuk dalam persekutuan dengan kedua pihak diperbolehkan.

5. Kaum muslimin boleh mengerjakan umrah tahun berikutnya, dengan syarat: 1. Kaum muslimin masuk kota Mekkah setelah penduduknya untuk sementara

keluar Mekkah

2. Kaum muslimin tidak membawa senjata.

3. Kaum muslimin hanya boleh berada di Mekkah tiga hari tiga malam.

Akhirnya, tahun ke-9 dan 10 H, hampir seluruh Jazirah arab masuk Islam. Namun, Rasulullah r diutus bukan hanya untuk bangsa Arab, tetapi seluruh dunia.

امموم

Rasulullah r menyeru umat manusia di luar Jazirah Arabia agar memeluk agama Islam dengan jalan mengirim utusan untuk menyampaikan surat dakwah pada pembesar-pembesar mereka, seperti:

1. Heraclius, Kaisar Romawi Timur

(10)

pembesar agama dan pendeta. Namun, surat dakwah itu dibalas dengan sopan serta mengirimkan hadiah untuk Rsulullah .

1. Muqauqis, Gubernur Romawi di Mesir

Utusan yang datang padanya ialah Hatib. Muqauqis belum menerima seruan masuk Islam, namun ia mengirim surat balasan serta hadiah-hadiah.

1. Syahinsyah, Kaisar Persia

Surat dakwah Rasulullah disobek-sobek olehnya. Mengetahiu hal itu, Rasulullah r menjelaskan bahwa Syahinsyah yang sombong itu akan dibunuh oleh anaknya sendiri pada malam Selasa 10 Jumadil Awwal 7 Hijriah. Ternyata benar, Asy-Syirwaih nama anak tersebut.

Kemudian surat dakwah Rasulullah dikirimkan pula pada An-Najasyi (Raja Ethiopia), Ar-Munzir bin Sawi (Raja Bahrain), Hudzah bin Ali ( Raja Yamamah), dan Al Harits (Gubernur Roamwi di Syam). Di antara mereka, yang menerima seruan Rasulullah hanyalah Al Munzir. Ia mengajak para pembesar negera dan rakyatnya untuk masuk Islam.

1. Strategi Dakwah Rasululllah

Pokok-Pokok Pikiran yang dijadikan strategi dakwah Rasulullah adalah 1. Berdakwah dari diri sendiri.

2. Metode yang digunakan sesuai dengan Surah An Nahl: 125

ع

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An Nahl: 125)

1. Berdakwah itu hukumnya wajib bagi Rasulullah dan umatnya. 2. Berdakwah dengan dilandasi niat ikhlas karena Allah semata.

Lalu, strategi yang dilakukan Rasulullah dalam berdakwah di Madinah antara lain dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Membangun masjid

(11)

1.

1. Sarana pembinaan umat Islam.

2. Sarana ibadah, shalat 5 waktu, Idul Adha, Idul Fitri, salat Jum’at, dan shalat Tarawih.

“Dan sesungguhnya mesjid-mesjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.” (Al Jin: 18)

1.

1. Tempat belajar dan mengajar tentang agama Islam. 2. Tempat pertemuan untuk menjalin persaudaraan. 3. Sarana kegiatan sosial.

4. Menjadikan halaman masjid sebagai tempat pengobatan para penderita sakit.

5. Sebagai tempat bermusyawarah.

2. Membangun Ukhuwah Islamiyah (Mempersaudarakan antara Kaum Muhajirin dan Anshar)

Rasulullah telah berhasil mempersaudarakan kaum Muhajirin (para sahabat Rasulullah r penduduk asli Mekkah yang hijrah ke Madinah) dengan kaum Anshar (para sahabat Rasulullah penduduk asli Madinah). Persaudaraan ini menciptakan kekuatan yang hebat dan persaudaraan baru yaitu persaudaraan yang berdasar agama.

1. Perjanjian antara Muslim dengan Non-mislim

Perjanjian ini adalah Piagam Madianh yang isinya antara lain: 1.

1. Setiap golongan memiliki hak pribadi, keagamaan, dan politik. Hukuman boleh dijatukan untuk mereka yang berbuat kerusakan. 2. Tiap penduduk mendapat jaminan kebebasan beragama.

3. Semua penduduk berkewajiban mempertahankan kota Madinah. 4. Rasulullah sebagai pemimpin seluruh penduduk Madinah.

2. Meletakkan Dasar-Dasar Politik, Ekonomi, dan Sosial yang Islami demi Terwujudnya Masyarakat Madani

Rasulullah meletakkan dasar bagi sistem politik Islam, yakni musyawarah. Umat islam dapat mengangkat wakil-wakil rakyat serta membuat peraturan selama tak bertentangan dengan Al Qur’an dan Hadis.

(12)

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al Hujuraat: 13)

1. Sikap dan Perilaku penghayatan Sejarah Dakwah Rasulullah SAW

1. Mencintai Rasulullah dengan mengamalkan Al-Qur’an serta memelihara ketaqwaan.

2. Menyosialisasikan sunnah Nabi

3. Gemar membaca buku khususnya Sirah nabi 4. Memelihara silaturahmi.

5. Apabila mampu, mengunjungi tanah suci Mekkah dan Madinah.

6. Mempelajari dan memahami Al-Qur’an dan Hadis shahih serta mengamalkannya.

7. Berjihad di jalan Allah

8. Memakmurkan tempat ibadah. 1. Hikmah yang Dapat Diambil

1. Terjalin persaudaraan sebagaimana antara Muhajirin dan Anshar sehingga memperkuat Islam.

2. Menjaga persatuan Islam dan saling menghormati. 3. Menumbuhkembangkan sikap tolong menolong.

4. Memahami bahwa Islam harus berpegang teguh pada atuaran Allah

5. Memahami dan menyadari bahwa kita wajib menjalin hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia.

6. Mendapat warisan dua pusaka yaitu Al Qur’an dan Hadis.

7. Menjadikan perjuangan Nabi sebagai inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan Islam.

8. Terjalin hubungan yang kondusif.

Sumber : http://alabaster6.wordpress.com/2009/12/14/sirah-nabi-periode-madinah/

Pembebasan Mekkah

(bahasa Arab: ةكم حتف, Fathu Makkah) merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, dimana Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan, sekaligus menghancurkan berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka'bah.

(13)

Pada tahun 628, Quraisy dan Muslim dari Madinah menandatangani Perjanjian Hudaybiyah. Meskipun hubungan yang lebih baik terjadi antara Mekkah dan Madinah setelah penandatanganan Perjanjian Hudaybiyah, 10 tahun gencatan senjata dirusak oleh Quraisy, dengan sekutunya Bani Bakr, menyerang Bani Khuza'ah yang merupakan sekutu Muslim. Pada saat itu musyrikin Quraisy ikut membantu Bani Bakr, padahal berdasarkan kesepakatan damai dalam perjanjian tersebut dimana Bani Khuza'ah telah bergabung ikut dengan Nabi Muhammad dan sejumlah dari mereka telah memeluk islam, sedangkan Bani Bakr bergabung dengan musyrikin Quraisy. Abu Sufyan, kepala suku Quraisy di Mekkah, pergi ke Madinah untuk memperbaiki perjanjian yang telah dirusak itu, tetapi Muhammad menolak, Abu Sufyan pun pulang dengan tangan kosong. Sekitar 10.000 orang pasukan Muslim pergi ke Mekkah yang segera menyerah dengan damai. Muhammad bermurah hati kepada pihak Mekkah, dan memerintahkan untuk menghancurkan berhala di sekitar dan di dalam Ka'bah. Selain itu hukuman mati juga ditetapkan atas 17 orang Mekkah atas kejahatan mereka terhadap orang Muslim, meskipun pada akhirnya beberapa di antaranya diampuni.

Pemimpin pasukan

Tanggal 10 Ramadan 8 H, Nabi Muhammad beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kota Madinah diwakilkannya kepada Abu Ruhm Al-Ghifary.

Ketika sampai di Dzu Thuwa, Nabi Muhammad membagi pasukannya, yang terdiri dari tiga bagian, masing-masing adalah:

1. Khalid bin Walid memimpin pasukan untuk memasuki Mekkah dari bagian bawah,

2. Zubair bin Awwam memimpin pasukan memasuki Mekkah bagian atas dari bukit Kada', dan menegakkan bendera di Al-Hajun,

3. Abu Ubaidah bin al-Jarrah memimpin pasukan dari tengah-tengah lembah hingga sampai ke Mekkah.

Dari Al-Hajun Nabi Muhammad memasuki Mesjid Al-Haram dengan dikelilingi kaum Muhajirin dan Anshar. Setelah thawaf mengelilingi Ka'bah, Nabi Muhammad mulai menghancurkan berhala dan membersihkan Ka'bah. Dan selesailah pembebasan Mekkah.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Pembebasan_Mekkah

(14)

Latar belakang Hawazin dan Tsaqif, dan memerintahkan pasukan beliau bergerak menuju Hawazin dengan kekuatan 12.000 orang, terdiri dari 10.000 Muslim yang turut serta dalam penaklukan Mekkah, ditanbah 2.000 orang Quraisy Mekkah yang baru masuk Islam. Hal ini terjadi sekitar dua minggu setelah penaklukan Mekkah, atau empat minggu setelah Muhammad meninggalkan Madinah. Pasukan kaum Badui terdiri dari suku Hawazin, Tsaqif, bani Hilal, bani Nashr, dan bani Jasyam.

Jalannya pertempuran

Saat pasukan muslim bergerak menuju daerah Hawazin, pemimpin kaum Badui Malik bin Auf al-Nasri menyergap mereka di lembah sempit yang bernama Hunain. Kaum Badui menyerang dari ketinggian, menggunakan batu dan panah, mengejutkan kaum Muslimin dan menyulitkan organisasi serangan kaum Muslimin. Pasukan Muslim mulai mundur dalam kekacauan, dan tampaknya akan menderita kekalahan. Pemimpin Quraisy Abu Sufyan yang ketika itu baru masuk Islam, mengejek dan berkata "Kaum Muslimin akan lari hingga ke pantai".

Pada saat kritis ini, sepupu Muhammad Ali bin Abi Thalib dibantu pamannya Abbas mengumpulkan kembali pasukan yang melarikan diri, dan organisasi kaum Muslimin mulai terbentuk kembali.[1] Hal ini juga dibantu dengan sempitnya medan

pertempuran, yang menguntungkan kaum Muslimin sebagai pihak bertahan. Pada saat ini, seorang pembawa bendera dari kaum Badui menantang pertarungan satu-lawan-satu. Ali menerima tantangan ini dan berhasil mengalahkannya.[1] Muhammad

lalu memerintahkan serangan umum, dan kaum Badui mulai melarikan diri dalam dua kelompok. Kelompok pertama nantinya akan kembali berperang melawan kaum Muslim dalam pertempuran Autas, dan sisanya mengungsi ke Thaif, dan nantinya akan dikepung oleh kaum Muslim.Pasukan muslim berhasil menangkap keluarga dan harta benda dari suku Hawazin, yang dibawa oleh Malik bin Aus ke medan pertempuran. Rampasan perang ini termasuk 6.000 tawanan, 24.000 unta, 40.000 kambing, serta 4.000 waqih perak (1 waqih = 213 gram perak).

Pertempuran ini mendemonstrasikan keahlian Ali bin Abi Thalib dalam mengorganisir pasukan dalam keadaan terjepit. Pertempuran ini juga menunjukkan kemurahan hati kaum Muslimin, yang memperlakukan tawanan dengan baik dan membebaskan 600 diantaranya secara cuma-cuma. Sisa tawanan ditahan dalam rumah-rumah khusus hingga berakhirnya Pengepungan Thaif.

(15)

Perang tabuk

Ekspedisi Tabuk (atau Perang Tabuk/Pertempuran Tabuk), adalah ekspedisi yang dilakukan umat Islam pimpinan Muhammad pada 630 M atau 9 H, ke Tabuk, yang sekarang terletak di wilayah Arab Saudi barat laut.

Latar Belakang

Pada September 629, pasukan Islam gagal mengalahkan pasukan Bizantium (Romawi Timur) dalam pertempuran Mu'tah. Banyak yang menganggap hal ini sebagai tanda melemahnya kekuatan umat Islam, dan memancing beberapa kabilah Arab menyerang umat Muslim di Madinah. Pada musim panas tahun 630, umat Muslim mendengar kabar bahwa Bizantium dan sekutu Ghassaniyah-nya telah menyiapkan pasukan besar untuk menginvasi Hijaz dengan kekuatan sekitar 40.000-100.000 orang.

(16)

ditaklukkan sebelum orang-orang Muslim menjadi terlalu kuat dan dapat menimbulkan masalah bagi Bizantium.

Ekspedisi

Untuk melindungi umat Islam di Madinah, Muhammad memutuskan untuk melakukan aksi preventif, dan menyiapkan pasukan. Hal ini disulitkan dengan adanya kelaparan di tanah Arab dan kurangnya kas umat Muslimin. Namun, Muhammad berhasil mengumpulkan pasukan yang terdiri dari 30.000 orang, jumlah pasukan terbanyak yang pernah dimiliki umat Islam.

Setelah sampai di Tabuk, umat Islam tidak menemukan pasukan Bizantium ataupun sekutunya. Menurut sumber-sumber Muslim, mereka menarik diri ke utara setelah mendengar kedatangannya pasukan Muhammad. Namun tidak ada sumber non-Muslim yang mengkonfirmasi hal ini. Pasukan non-Muslim berada di Tabuk selama 10 hari. Ekspedisi ini dimanfaatkan Muhammad untuk mengunjungi kabilah-kabilah yang ada di sekitar Tabuk. Hasilnya, banyak kabilah Arab yang sejak itu tidak lagi mematuhi Kekaisaran Bizantium, dan berpihak kepada Muhammad dan umat Islam. Muhammad juga berhasil mengumpulkan pajak dari kabilah-kabilah tersebut.

Saat hendak pulang dari Tabuk, rombongan Muhammad didatangi oleh para pendeta Kristen di Lembah Sinai. Muhammad berdiskusi dengan mereka, dan terjadi perjanjian yang mirip dengan Piagam Madinah bagi kaum Yahudi. Piagam ini berisi perdamaian antara umat Islam dan umat Kristen di daerah tersebut.

Muhammad akhirnya kembali ke Madinah setelah 30 hari meninggalkannya. Umat Islam maupun Kekaisaran Bizantium tidak menderita korban dari peristiwa ini, karena pertempuran tidak pernah terjadi.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Tabuk

Kisah Wahyu Terakhir Kepada Rasulullah s.a.w.

"Diriwayatkan bahawa surah AI-Maa-idah ayat 3 diturunkan pada sesudah waktu asar iaitu pada hari Jumat di padang Arafah pada musim haji penghabisan

Pada masa itu Rasulullah s.a.w. berada di Arafah di atas unta. Ketika ayat ini turun Rasulullah s.a.w. tidak begitu jelas peneri-maannya untuk mengingati isi dan makna yang terkandung dalam ayat tersebut. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersandar pada unta beliau, dan unta beliau pun duduk perlahan-lahan.

(17)

Sebaik sahaja Malaikat Jibril a.s. pergi maka Rasulullah s.a.w. pun berangkat ke Mekah dan terus pergi ke Madinah.Setelah Rasulullah s.a.w. mengumpulkan para sahabat beliau, maka Rasulullah s.a.w. pun menceritakan apa yang telah diberitahu oleh malaikat Jibril a.s.. Apabila para sahabat mendengar hal yang demikian maka mereka pun gembira sambil berkata: "Agama kita telah sempurna. Agama kila telah sempuma."

Apabila Abu Bakar r.a. mendengar keterangan Rasulullah s.a.w. itu, maka ia tidak dapat menahan kesedihannya maka ia pun kembali ke rumah lalu mengunci pintu dan menangis sekuat-kuatnya. Abu Bakar ra. menangis dari pagi hingga ke malam. Kisah tentang Abu Bakar r.a. menangis telah sampai kepada para sahabat yang lain, maka berkumpullah para sahabat di hadapan rumah Abu Bakar r.a. dan mereka berkata: "Wahai Abu Bakar, apakah yang telah membuat kamu menangis sehingga begini sekali keadaanmu? Sepatutnya kamu berasa gembira sebab agama kita telah sempuma." Mendengarkan pertanyaan dari para sahabat maka Abu Bakar r.a. pun berkata: "Wahai para sahabatku, kamu semua tidak tahu tentang musibah yang menimpa kamu, tidakkah kamu tahu bahawa apabila sesualu perkara itu telah sempuma maka akan kelihatanlah akan kekurangannya. Dengan turunnya ayat tersebut bahawa ianya menunjukkan perpisahan kila dengan Rasulullah s.a.w. Hasan dan Husin menjadi yatim dan para isteri nabi men-jadi janda."

Selelah mereka mendengar penjelasan dari Abu Bakar r.a. maka sedarlah mereka akan kebenaran kata-kata Abu Bakar r.a., lalu mereka menangis dengan sekuat-kuatnya. Tangisan mereka telah didengar oleh para sahabat yang lain, maka mereka pun terus beritahu Rasulullah s.a.w. tentang apa yang mereka lihat itu. Berkata salah seorang dari para sahabat: "Ya Rasulullah s.a.w., kami baru bailk dari rumah Abu Bakar r.a. dan kami men-dapati banyak orang menangis dengan suara yang kuat di hadapan rumah beliau." Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar keterangan dari para sahabat, maka berubahlah muka Rasulullah s.a.w. dan dengan bergegas beliau menuju ke rumah Abu Bakar r.a..

Sebaik sahaja Rasulullah s.a.w. sampai di rumah Abu Bakar r.a. maka Rasulullah s.a.w. melihat kesemua mereka yang menangis dan bertanya: "Wahai para sahabatku, kenapakah kamu semua menangis?." Kemudian Ali r.a. berkata: "Ya Rasulullah s.a.w., Abu Bakar r.a. mengatakan dengan turunnya ayat ini membawa tanda bahawa waktu wafatmu telah dekat. Adakah ini benar ya Rasulullah?." Lalu Rasulullah s.a.w. berkata: "Semua yang dikata oleh Abu Bakar r.a. adalah benar, dan sesungguhnya masa untuk aku meninggalkan kamu semua telah hampir dekat."

(18)

Kemudian Rasulullullah s.a.w. bersalam dengan para sahabat satu demi satu dan berwasiat kepada mereka. Kisah Rasulullah s.a.w. mengalami hidup selepas turunnya ayat tersebut, ada yang mengatakan 81 hari, ada pula yang mengatakan beliau hidlip sehingga 50 hari selepas turunnya ayat terscbut, ada pula yang mengatakan beliau hidup selama 35 hari dari ayat tersebut diturunkan dan ada pula yang mengatakan 21 hari.

Pada saat sudah dekat ajal Rasulullah s.a.w., beliau menyu-ruh Bilal azan untuk mengerjakan salat, lalu berkumpul para Muhajirin dan Anshar di masjid Rasulullah s.a.w.. Kemudian Rasulullah s.a.w. menunaikan salat dua raka'at bersama semua yang hadir. Setelah selesai mengerjakan salat beliau bangun dan naik ke atas mimbar dan berkata: "Alharndulillah, wahai para muslimin, sesungguhnya saya adalah seorang nabi yang diutus dan mengajak orang kepada jalan Allah dengan izinnya. Dan saya ini adalah sebagai saudara kandung kamu, yang kasih sayang pada kamu semua seperti seorang ayah. Oleh itu kalau ada sesiapa yang mempunyai hak untuk menuntut, maka hendaklah ia bangun dan membalasi saya sebelum saya dituntut di hari kiamat."

Rasulullah s.a.w. berkata demikian sebanyak 3 kali kemudian bangunlah seorang lelaki yang bernama 'Ukasyah bin Muhshan dan berkata: "Demi ayahku dan ibuku ya Rasulullah s.a.w., kalau anda tidak mengumumkan kepada kami berkali-kali sudah tentu saya tidak mahu mengernukakan hal ini." Lalu 'Ukasyah berkata lagi: "Sesungguhnya dalam Perang Badar saya bersamamu ya Rasulullah, pada masa itu saya mengikuti unta anda dari belakang, setelah dekat saya pun turun menghampiri anda dengan tujuan supaya saya dapat mencium paha anda, tetapi anda telah mengambil tongkat dan memukul unta anda untuk berjalan cepat, yang mana pada masa itu saya pun anda pukul pada tulang rusuk saya. Oleh itu saya hendak tahu sama ada anda sengaja memukul saya atau hendak memukul unta tersebut."

Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai 'Ukasyah, Rasulullah s.a.w. sengaja memukul kamu." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata kepada Bilal r.a.: "Wahai Bilal, kamu pergi ke rumah Fatimah dan ambilkan tongkat aku ke mari." Bilal keluar dari masjid menuju ke rumah Fatimah sambil meletakkan tangannya di alas kepala dengan berkata: "Rasulullah telah menyediakan dirinya untuk dibalas [diqishash]."

(19)

dan Umar r.a. tampil ke hadapan sambil berkata: "Wahai 'Ukasyah, janganlah kamu qishash baginda s.a.w. tetapi kamu qishashlah kami berdua." Apabila Rasulullah s.a.w. mendengar kata-kata Abu Bakar r.a. dan Umar r.a. maka dengan segera beliau berkata: "Wahai Abu Bakar, Umar, dudukiah kamu berdua sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatnya untuk kamu berdua." Kemudian Ali r.a. bangun, lalu berkata: "Wahai "Ukasyah! Aku adalah orang yang sentiasa berada di samping Rasulullah s.a.w. oleh itu kamu pukullah aku dan janganlah kamu menqishash Rasulullah s.a.w." Lalu Rasultillah s.a.w. berkata: "Wahai Ali, duduklah kamu sesungguhnya Allah s.w.t. telah menetapkan tempatmu dan mengetahui isi hatimu." Setelah itu Hasan dan Husin bangun dengan berkata: "Wahai 'Ukasyah, bukankah kamu tidak tahu bahawa kami ini adalah cucu Rasulullah s.a.w., kalau kamu menqishash kami sama dengan kamu menqishash Rasulullah s.a.w." Mendengar kata-kata cucunya RasuluUali s.a.w. pun berkata: "Wahai buah hatiku, duduklah kamu berdua." Berkata Rasulullah s.a.w. "Wahai 'Ukasyah pukullah saya kalau kamu hendak memukul." Kemudian 'Ukasyah berkata: "Ya Rasulullah s.a.w., anda telah memukul saya sewaktu saya tidak memakai baju." Maka Rasulullah s.a.w. pun membuka baju, sebaik sahaja Rasulullah s.a.w. membuka baju maka menangislah semua yang hadir. Sebaik sahaja 'Ukasyah melihat tubuh badan Rasulullah s.a.w. maka ia pun mencium beliau dan berkata; "Saya tebus anda dengan jiwa saya, ya Rasulullah s.a.w. siapakah yang sanggup memukul anda. Saya melakukan begini adalah sebab saya hendak menyentuh badan anda yang dimuliakan oleh Allah s.w.t dengan badan saya. Dan Allah s.w.t. menjaga saya dari neraka dengan kehormatanmu." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: "Dengarlah kamu sekali-an, sekiranya kamu hendak melihat ahli syurga, inilah orangnya."

(20)

pembantunya. Setelah itu baru kamu semua masuk beramai-rarnai bersalat ke atasku."

Sebaik sahaja para sahabat mendengar ucapan yang sungguh menyayat hati itu maka mereka pun menangis dengan nada yang keras dan berkata: "Ya Rasulullah s.a.w. anda adalah seorang Rasul yang diutus kepada kami dan untuk semua, yang mana selama ini anda memberi kekuatan dalam penernuan kami dan sebagai penguasa yang menguruskan perkara kami. Apabila anda sudah tiada nanti kepada siapakah yang akan kami tanya setiap persoalan yang timbul nanti?."Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: "Dengarlah para saha-batku, aku tinggalkan kepada kamu semua jalan yang benar dan jalan yang terang, dan telah aku tinggalkan kepada kamu semua dua penasihat yang satu daripadanya pandai bicara dan yang satu lagi diam sahaja. Yang pandai bicara itu ialah AI-Quran dan yang diam itu ialah maut. Apabila ada sesuatu persoalan yang rumit di antara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali kepada AI-Quran dan Hadis-ku dan sekiranya hati kamu itu berkeras maka lembutkan dia dengan mengambil pengajaran dari mati."

Setelah Rasulullah s.a.w. berkata demikian, maka sakit Rasulullah s.a.w. bermula. Dalam bulan safar Rasulullah s.a.w. sakit selama 18 hari dan sering diziaiahi oleh para sahabat. Dalam sebuah kitab diterangkan bahawa Rasulullah s.a.w. diutus pada hari Isnin dan wafat pada hari Isnin. Pada hari Isnin penyakit Rasulullah s.a.w. bertambah berat, setelah Bilal r.a. selesaikan azan subuh, maka Bilal r.a. pun pergi ke rumah Rasulullah s.a.w.. Sesampainya Bilal r.a. di rumah Rasulullah s.a.w. maka Bilal r.a. pun memberi salam: "Assalaarnualaika ya rasulullah." Lalu dijawab oleh Fatimah r.a.: "Rasulullah s.a.w. masih sibuk dengan urusan beliau." Setelah Bilal r.a. mendengar penjelasan dari Fatimah r.a. maka Bilal r.a. pun kembali ke masjid tanpa memahami kata-kata Fatimah r.a. itu.

Apabila waktu subuh hampir hendak lupus, lalu Bilal pergi sekali lagi ke rumah Rasulullah s.a.w. dan memberi salam seperti permulaan tadi, kali ini salam Bilal r.a. telah di dengar oleh Rasulullah s.a.w. dan baginda berkata; "Masuklah wahai bilal, sesungguhnya penyakitku ini semakin berat, oleh itu kamu suruhlah Abu Bakar mengimarnkan salat subuh berjemaah dengan mereka yang hadir." Setelah mendengar kata-kata Rasulullah s.a.w. maka Bilal r.a. pun berjalan menuju ke masjid sambil meletakkan tangan di atas kepala dengan berkata: "Aduh musibah." Sebaik sahaja Bilal r.a. sampai di masjid maka Bilal r.a. pun memberitahu Abu Bakar tentang apa yang telah Rasulullah s.a.w. katakan kepadanya.

(21)

Setelah selesai salat subuh maka Rasulullah s.a.w. pun her-kata: "Wahai kaum muslimin, kamu semua sentiasa dalam perto-longan dan pemeliharaan Allah, oleh itu hendaklah kamu semua bertaqwa kcpada Allah s.w.t. dan mengerjakan segala perintahnya. Sesungguhnya aku akan meninggalkan dunia ini dan kamu semua, dan hari ini adalah hari pertama aku di akhirat dan hari terakhir aku di dunia."

Setelah berkala demikian maka Rasulullah s.a.w. punpulang ke rumah beliau. Kemudian Allah s.w.t. mewahyukan kepada malaikat lzrail: "Wahai lzrail, pergilah kamu kepada kekasihku dengan sebaik-baik rupa, dan apabila kamu hendak mencabut rohnya maka hendaklah kamu melakukan dengan cara yang paling lembut sekali. Apabila kamu pergi ke rumahnya maka minta izinlah lerlebih dahulu, kalau ia izinkan kamu masuk, maka masukiah kamu ke rumahnya dan kalau ia tidak izinkan kamu masuk maka hendaklah kamu kembali padaku."

Sebaik sahaja malaikat lzrail mendapat perintah dari Allah s.w.t. maka malaikal lzrail pun turun dengan menyerupai orang Arab Badwi. Setelah malaikat lzrail sampai di hadapan rumah Rasulullah s.a.w. maka ia pun memberi salam: "Assalaamu alaikum yaa ahia baitin nubuwwati wa ma danir risaalati a adkhulu?" [Mudah-mudahan keselamatan tetap untuk kamu semua sekalian, wahai penghuni rumah nabi dan sumber risaalah, bolehkan saya masuk?" Apabila Fatimah mendengar orang memberi salam maka ia-pun berkata; "Wahai hamba Allah, Rasulullah s.a.w. sedang sibuk sebab sakitnya yang semakin berat."

Kemudian malaikat lzrail berkata lagi seperti dipermulaannya, dan kali ini seruan malaikat itu telah didengar oleh Rasulullah s.a.w. dan Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Falimah r.a.: "Wahai Fatimah, siapakah di depan pintu itu." Maka Fatimah r.a. pun berkata: "Ya Rasulullah, ada seorang Arab badwi memanggil mu, dan aku telah katakan kepadanya bahawa anda sedang sibuk sebab sakit, sebaliknya dia memandang saya dengan tajam sehingga saya merasa mcnggigil badan saya." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata; "Wahai Fatimah, tahu-kah kamu siapakah orang itu?." Jawab Fadmah; "Tidak ayah." Dia adalah malaikat lzrail, malaikat yang akan memutuskan segala macam nafsu syahwat yang memisahkan perkumpulan-perkumpulan dan yang memusnahkan semua rumah serta mera-maikan kubur." Fatimah r.a. tidak dapat menahan air malanya lagi setelah mengetahui bahawa saat perpisahan dengan ayahandanya akan berakhir, dia menangis sepuas-puasnya.

(22)

Tidak beberapa saat kemudian Jibril a.s. pun turun dan duduk dekat kepala Rasulullah s.a.w. Apabila Rasulullah s.a.w. melihat kedatangan Jibril a.s. maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, tahukah kamu bahawa ajalku sudah dekat" Berkata Jibril a.s.: "Ya aku memang tahu." Rasulullah s.a.w. bertanya lagi: "Wahai Jibril, beritahu kepadaku kemuliaan yang menggembirakan aku di sisi Allah s.w.t." Berkata Jibril a.s.: "Sesungguhnya semua pintu langit telah dibuka, para malaikat bersusun rapi menanti rohmu dilangit. Kesemua pintu-pintu syurga telah dibuka, dan kesemua para bida-dari sudah berhias menanti kehadiran rohmu."

Berkala Rasulullah s.a.w.: "Alhamdulillah, sekarang kamu katakan pula tentang umatku di hari kiamat nanti." Berkata Jibril a.s.: "Allah s.w.t. telah berfirman yang ber-maksud: "Sesungguhnya aku telah melarang semua para nabi masuk ke dalam syurga sebelum engkau masuk terlebih dahulu, dan aku juga melarang semua umat memasuki syurga sebelum umatmu memasuki syurga." Berkata Rasulullah s.a.w.: "Sekarang aku telah puas hati dan telah hilang rasa susahku." Kemudian Rasulullah s.a.w. berkata: "Wahai lzrail, dekatlah kamu kepadaku."

Setelah itu Malaikat lzrail pun memulakan tugasnya, apabila roh nya sampai pada pusat, maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, alangkah dahsyatnya rasa mati." Jibril a.s. mengalihkan pandangan dari Rasulullah s.a.w. apabila mendengar kata-kata beliau itu. Melihatkan telatah Jibril a.s. itu maka Rasulullah s.a.w. pun berkata: "Wahai Jibril, apakah kamu tidak suka melihat wajahku?" Jibril a.s. berkata: "Wahai kekasih Allah, siapakah orang yang sanggup melihat wajahmu dikala kamu dalam sakaratul maut?"

Anas bin Malik r.a. berkata: "Apabila roh Rasulullah s.a.w. telah sampai di dada beliau telah bersabda: "Aku wasiatkan kepada kamu agar kamu semua menjaga salat dan apa-apa yang telah diperintahkan ke atasmu." Ali r.a. berkata: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. ketika menjelang saat-saat terakhir, telah mengerakkan kedua bibir beliau sebanyak dua kali, dan saya meletakkan telinga, saya dengan Rasulullah s.a.w. berkata: "Umatku, umatku." Telah bersabda Rasulullah s.a.w. bahawa: "Malaikat Jibril a.s. telah berkata kepadaku; "Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah s.w.t. telah menciptakan sebuah laut di belakang gunung Qaf, dan di laut itu terdapat ikan yang selalu membaca selawat untukmu, kalau sesiapa yang mengambil seekor ikan dari laut tcrsebut maka akan lumpuhlah kedua belah tangannya dan ikan tersebut akan menjadi batu."

(23)

Nabi muhammad orang saleh."Muhammad" dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". Muslim mempercayai bahwa ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad adalah penyempurnaan dari agama-agama yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Selain itu di dalam Al-Qur'an, Surah As-Saf (QS 61:6) menyebut Muhammad dengan nama "Ahmad" (دمحأ), yang dalam bahasa Arab juga berarti "terpuji".

Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari para kaum Quraisy yaitu Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar Rasul Allāh (هللالوسر), kemudian menambahkan kalimat Shalallaahu 'Alayhi Wasallam (ملسو هيلعهللا ىلص, yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW") setelah namanya. Kemudian Muhammad mendapatkan julukan Abu al-Qasim yang berarti "bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.

WAFATNYA NABI MUHAMMAD SAW

Aisyah berkata – yang pada waktu itu kepala Nabi berada di pangkuannya, “Terasa olehku Rasulullah s.a.w. sudah memberat di pangkuanku. Kuperhatikan air mukanya, ternyata pandangannya menatap ke atas seraya berkata, “Ya Handai

Tertinggi7 dari surga.” “Kataku, ‘Engkau telah dipilih maka engkau pun telah memilih. Demi Yang mengutusmu dengan Kebenaran.’ Maka Rasulullah pun berpulang sambil bersandar antara dada dan leherku dan dalam giliranku. Aku pun tiada menganiaya orang lain. Dalam kurangnya pengalamanku dan usiaku yang masih muda, Rasulullah s.a.w. berpulang ketika ia di pangkuanku. Kemudian kuletakkan kepalanya di atas bantal, aku berdiri dan bersama-sama wanita-wanita lain aku memukul-mukul mukaku.”

SEJARAH HIDUP NABI MUHAMMAD

(24)

Dari hadits Abdullah bin Aun dari Ibrahim at-Taimi dari al-Aswad, dia berkata, Ditanyakan kepada Aisyah, mengenai perkataan orang-orang yang menerangkan bahwa Rasulullah saw telah memberikan wasiat kepada Ali maka ia berkata, “Apa yang diwasiatkan Rasulullah kepada Ali ?” Aisyah menjawab, “Beliau (Rasulullah) menyuruh agar bejana tempat buang air kecil dibawakan, kemudian ia bersandar dan akulah yang menjadi tempat sandarannya, tak lama kepala beliau terkulai jatuh dan ternyata beliau telah wafat tanpa aku ketahui. Jadi bagaimana mungkin orang-orang itu mengatakan bahwa Rasulullah saw memberikan wasiat kepada Ali ?” [Shahih al-Bukhari, kitab al-Wasaya 5/356 dari Fathul Baari, dan Muslim, kitab al-Wasiyah hadits no.1637]. Hadits tersebut ada didalam kitab Al-Bidayah wan Nihayah yang ditulis oleh Ibnu Katsir, terbitan Darul Haq, Jakarta, Cetakan pertama tahun 2004 halaman 58.

Kata Siti Aisyah dalam ketika Rasulullah Saw mengulang ulang kalimah itu kepala Rasulullah Saw lentuk kebahuku dan pandangnnya melihat kelangit . Roh Rasulullah Saw telah keluar dari jasadnya untuk bertemu dengan rafiqul A’la. Ketika itu aku letakkan kepala Rasulullah Saw kebantal dan menangis. Semua ahli keluarga

Rasulullah Saw dikalangan perempuan juga menangis. Tangisan kami dapat didengari hingga keluar rumah. Dengan itu tersebar berita kewafatan Rasulullah Saw. Ada dikalangan Sahabat Sahabat yang tak percaya dan ada juga yang percaya. Saidina Abbas tahu hal itu, dia memberitahu para Sahabat bahawa Rasulullah Saw telah wafat. Seluruh penduduk Mekah mulai menangis, kesedihan yang amat sangat… . . Pada suatu hari, Ka’ab Akhbar bertanya kepada Khalifah ‘Umar, “Apa yang dikatakan Nabi tepat menjelang wafatnya?” Khalifah ‘Umar menunjuk kepada ‘Ali, yang juga hadir dalam pertemuan itu, seraya berkata, “Tanyakan kepadanya.” ‘Ali berkata, “Sementara kepala Nabi bersandar ke bahu saya, beliau berkata,’Salat, salat!’” Ka’ab Akhbar lalu berkata, “Ini pula cara nabi-nabi sebelumnya.” (Ar-Risalah, Ja’far Subhani,Penerbit LENTERA. Thabaqat al-Kubra, II h. 254)

Kemudian masuklah malaikat Jibril as menemui Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam seraya berkata:” Malaikat maut ada di pintu, meminta izin untuk menemuimu, dan dia tidak pernah meminta izin kepada seorangpun sebelummu.” Maka beliau berkata kepadanya:” Izinkan untuknya wahai Jibril.” Masuklah malaikat Maut seraya berkata:”

Assalamu’alaika wahai Rasulullah.

Allah telah mengutusku untuk memberikan pilihan kepadamu antara tetap tinggal di dunia atau bertemu dengan Allah di Akhirat.” Maka Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:” Bahkan aku memilih Ar-Rafiqul A’la (Teman yg tertinggi), bahkan aku memilih Ar-Rafiqul A’la, bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu = para nabi, para shiddiqiin, orang yg mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah rafiq (teman) yg sebaik-baiknya.” ‘Aisyah ra menuturkan bahwa sebelum Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam wafat, ketika beliau bersandar pada dadanya, dan dia mendengarkan beliau secara seksama,

(25)

“Ya Allah, ampunilah aku, rahmatilah aku dan susulkan aku pada ar-rafiq al-a’la. Ya Allah (aku minta) ar-rafiq al-a’la, Ya Allah (aku minta) ar-rafiq al-a’la.” Berdirilah malaikat Maut disisi kepala Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam- sebagaimana dia berdiri di sisi kepala salah seorang diantara kita- dan berkata:” Wahai roh yg bagus, roh Muhammad ibn Abdillah, keluarlah menuju keridhaan Allah, dan menuju Rabb yg ridha dan tidak murka.”

Sayyidah ‘Aisyah ra berkata:”Maka jatuhlah tangan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, dan kepala beliau menjadi berat di atas dadaku, dan sungguh aku telah tahu bahwa beliau telah wafat.” Dia ra berkata:”Aku tidak tahu apa yg harus aku lakukan, tidak ada yg kuperbuat selain keluar dari kamarku menuju masjid, yg disana ada para sahabat, dan kukatakan:” Rasulullah telah wafat, Rasulullah telah wafat, Rasulullah

telah wafat.”

Maka mengalirlah tangisan di dalam masjid. Ali bin Abi Thalib ra terduduk karena beratnya kabar tersebut, ‘Ustman bin Afan ra seperti anak kecil menggerakkan tangannya ke kanan dan kekiri. Adapun Umar bin al-Khaththab ra berkata:” Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam telah meninggal, akan kupotong kepalanya dg pedangku, beliau hanya pergi untuk menemui Rabb-Nya sebagaimana Musa as pergi untuk menemui Rabb-Nya.” Adapun orang yg paling tegar adalah Abu Bakar ra, dia masuk kpd Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, memeluk beliau dan berkata:”Wahai sahabatku, wahai kekasihku, wahai bapakku.” Kemudian dia mencium Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan berkata : ”Anda mulia dalam hidup dan dalam keadaan mati.” Keluarlah Abu Bakar ra menemui manusia dan berkata:” Barangsiapa menyembah Muhammad, maka Muhammad sekarang telah wafat, dan barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah kekal, hidup, dan tidak akan mati.” Maka akupun keluar dan menangis, aku mencari tempat untuk menyendiri dan aku

menangis sendiri.”

Inna lillahi wainna ilaihi raji’un, telah berpulang ke rahmat Allah orang yg paling mulia, orang yg paling kita cintai pada waktu dhuha ketika memanas di hari Senin 12 Rabiul Awal 11 H tepat pada usia 63 tahun lebih 4 hari. semoga shalawat dan salam selalu

(26)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan tugas membuat makalah Agama Islam tentang “Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah”.

Makalah ini dibuat berdasarkan materi agama islam kelas 10. Insyaallah makalah ini dapat berguna dan menjadi salah satu sumber pengetahuan bagi pembacanya. Akhir kata kami ucapkan terima kasih telah membaca makalah kami dan semoga makalah ini dapat bermanfaat. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.

Jakarta, November 2010

(27)

Kata Pengantar...

II

Daftar Isi...

III

Bab 1 : Pendahuluan

D. Latar

Belakang...1

E. Dasar

Pemikiran...1

F. Ruang

Lingkup...1

Bab 2 : Perang pada masa Rasulullah SAW

A. Perang

Badar...2-8

B. Perang

Uhud...9-12

C. Perang

Khandak...13-16

D. Perjanjian

Hudaibiyah...17-30

Bab 3 : Dakwah Rasulullah SAW Periode Madinah

H. Seruan Masuk

Islam...31-34

I. Pembebasan Kota

Makkah...35-37

J. Perang

Huna’in...38-39

K. Perang

Tabuk...40

L. Haji

Perpisahan...41-46

M.Nabi Muhammad Orang

Saleh...47-48

N. Nabi Muhammad

Wafat...49-50

Bab 4 : Kesimpulan Dan Penutup

(28)

D. Penutup...5

1

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat tujuh tipe technostress, yaitu Learning technostress, Boundary technostress, Communication technostress, Time technostress, Workplace technostress, Societal technostress

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

Peserta diharapkan mampu menerapkan latihan yang nyaman dan aman dengan menggunakan metode mengajar dan mampu mendemontrasikan koreografi sederhana dengan

61 Setelah hasil klasifikasi atau penggolongan bahan baku diperoleh, dalam pengendalian atau pengawasan bahan baku dilakukan sesuai kelas masing – masing. Dalam

Pengertian di atas menjelaskan bahwa nomina adalah kata yang memiliki sifat semantis yang menunjukkan suatu objek yang ada di dunia nyata. Seperti kata bottle yang merujuk

Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil eksperimen flip flop SR berdetak apabila masukan CK dan S bernilai 00 maka keluarannya tidak akan

Berdasarkan hasil penelitian penyebaran Myristica teijsmannii (Risna 2009), vegetasi hutan mangrove (Suhardjono 2012), tumbuhan asing invasif (Abywijaya 2014), sebaran Corypha utan

Kepuasan kerja didefinisikan sebagai keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para pegawai memandang pekerjaan mereka. Wexley dan Yulk dalam bukunya