• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MUSIK KLASIK TERHADAP KEMAMPUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MUSIK KLASIK TERHADAP KEMAMPUAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MUSIK KLASIK TERHADAP KEMAMPUAN

SISWA XI DALAM MENGHAFALKAN KOSAKATA BAHASA

INGGRIS DI SMAK ST. ALBERTUS TAHUN AJARAN 2012/2013

LAPORAN PENELITIAN

Oleh : Grace Safenla Kelas XI S2 / 14 Nomor Induk 19668

(2)

PENGARUH MUSIK KLASIK TERHADAP KEMAMPUAN

SISWA XI DALAM MENGHAFALKAN KOSAKATA BAHASA

INGGRIS DI SMAK ST. ALBERTUS TAHUN AJARAN 2012/2013

LAPORAN PENELITIAN

Disusun sebagai salah satu syarat mengikuti ujian akhir nasional/sekolah dan sebagai bahan ujian praktik bahasa Indonesia tahun pelajaran 2012/2013

Oleh: Grace Safenla Kelas XI S2/14 Nomor induk 19668

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan penelitian ini berjudul Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kemampuan Siswa XI dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris di SMAK St. Albertus Malang tahun ajaran 2012/2013

oleh Grace Safenla ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Malang , Mei 2013 Malang , 2013 Pembimbing I Pembimbing II

Robertha Yutri Julianingsih Paulus Hadi Pratikno

Malang , 2013 Kepala SMAK St.Albertus Malang

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga laporan penelitian yang berjudul “Pengaruh Musik Klasik terhadap Kemampuan Siswa – Siswi XI IPS 2 di SMAK St. Albertus dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris tahun ajaran 2012/2013” ini dapat selesai tepat waktu.

Adapun latar belakang dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian akhir nasional/sekolah dan sebagai bahan ujian praktik Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2012/2013. Selain itu, penulis juga mendapat pengetahuan lebih luas mengenai pengaruh musik klasik terhadap proses belajar siswa – siswi. Dengan maksud dan tujuan tersebut, penulis menyelesaikan karya tulis dan mengharapkan banyak manfaat yang dapat diambil dan diterapkan dalam kehidupan masyarakat luas.

Penulis mengucapkan terimakasih bagi seluruh pihak yang ikut terlibat dalam proses pembuatan karya tulis ini, khususnya penulis berterimakasih kepada

1. Br. Antonius Mardi, O.Carm. , selaku kepala Sekolah SMAK St. Albertus Yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan bagi siswa siswi dalam membuat karya tulis.

2. Bapak Paulus Hadi Pratikno, selaku guru Bahasa Indonesia yang memberikan masukan pada bahasa penulisan

3. Ibu Robertha Julianingsih, selaku guru pembimbing materi, yang telah banyak memberi inspirasi kepada penulis.

4. Bapak Antonius Sunarto , selaku guru Bahasa Indonesia yang secara khusus membimbing siswa –siswi dalam pembuatan karya tulis.

(5)

Malang, 2013

(6)

DAFTAR ISI

1.5.3 Metode pengumpulan Data dan Analisa Data...8

1.5.3.1 Metode Pengumpulan Data...8

2.4 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Ingatan...17

2.4.1 Interest atau minat...17

2.5 Metode Pembelajaran Tunanetra...20

BAB III LAPORAN PENELITIAN...26

3.1 Pelaksanaan Penelitian...26

3.2 Penyajian Data Hasil Penelitian...27

3.3 Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian...28

(7)

4. 1 Kesimpulan ...32

4. 2 Saran...32

DAFTAR PUSTAKA...33

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Musik adalah bunyi yang teratur, memiliki nada, beat dan irama. Musik dapat menjadi penghibur saat dalam kesedihan, musik dapat memotivasi semangat dalam masa perjuangan, musik dapat menjadi sarana ungkapan cinta kepada sang kekasih, musik dapat mengendorkan pikiran saat menghadapi kepenatan hidup. Menurut KBBI (2006) musik adalah nada atau suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi). Oleh sebab itu musik merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi didengar.

Banyak jenis musik yang telah beredar di kalangan masyarakat. Jenis musik yang beredar di masyarakat dibedakan menjadi dua :

1. Musik Seni : Musik klasik

2. Musik Populer : Jazz, Gospel, Blues, Rhythm dan Blues, Funk, Rock, Metal, Hardcore, Electronic, Ska, Reggae, Dub, Pop, Latin, Country.

Kaum awam lebih senang mendengarkan musik pop, yang liriknya mudah diingat dan enak untuk didengar. Musik pop, digunakan juga sebagai sarana untuk melampiaskan isi hati mereka. Sedangkan seorang seniman, lebih suka mendengarkan musik yang nada, dan liriknya susah untuk dipahami.

(9)

Musik merupakan salah satu “makanan” penting untuk otak kanan. Selama ini program belajar hanya memfungsikan otak kiri semata yang bersifat linear, menimbulkan kelelahan dan kejenuhan bagi orang yang belajar. Musik klasik memberikan banyak manfaat kepada manusia atau siswa seperti merangsang pikiran, memperbaiki konsentrasi dan ingatan, meningkatkan aspek kognitif, membantu kecerdasan emosional, sehingga hubungan antarsaraf di dalam otak pun ikut meningkat. Diketahui bahwa musik klasik yang didengar bisa mempengaruhi perkembangan IQ anak. Ada penelitian yang mengatakan bahwa mendengar lebih efektif untuk belajar dibandingkan membaca. Mengingat budaya Indonesia yang sangat malas membaca. Alternatif ini patut diperhitungkan.

(10)

Keempat beyond class activities yaitu belajar bahasa Inggris secara formal (di kelas atau di kursus). Agar bisa belajar lebih efektif, kita harus menciptakan kesempatan untuk belajar juga di luar jam-jam belajar di kelas. Berdiskusi dengan teman, mengunjungi website yang menawarkan pembelajaran Bahasa Inggris gratis, ataupun berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan teman-teman atau native speakers (baik melalui surat, email, ataupun percakapan langsung). Banyak hal yang bisa juga digunakan seperti mencoba membaca koran, majalah, buku-buku teks, mendengarkan radio, lagu, ataupun menonton acara-acara dan film. Agar proses belajar bisa lebih menarik, pilihlah topik-topik yang sesuai dengan minat, kebutuhan, ataupun yang berhubungan dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang kita tekuni.

Kelima strategies yaitu komitmen, keberanian mencoba, dan menjadi Bahasa Inggris sebagai bagian hidup yang telah diterapkan. Langkah selanjutnya adalah menerapkan strategi belajar yant tepat untuk menunjang proses belajar kita. Strategi ini bisa dikembangkan dan disesuaikan dengan kepribadian dan gaya belajar kita masing-masing. Keenam auditory learners yaitu jika kita termasuk orang yang lebih mudah belajar dengan mendengarkan, maka kita memiliki gaya belajar ”auditory”. Jika ini gaya belajar kita, maka kita bisa memperbanyak waktu belajar dengan mendengarkan, misalnya mendengarkan kaset-kaset pelajaran Bahasa Inggris, lagu-lagu favorit kita ataupun berita dan pidato dalam Bahasa Inggris.

(11)

internet, untuk kemudian kita coba ceritakan kembali dengan kata-kata yang kita susun sendiri, baik dalam bentuk tulisan ataupun dalam bentuk ucapan.

Yang terakhir kinesthetic learners yaitu jika kita lebih suka belajar dengan melakukan sesuatu atau bergerak. Kita bisa belajar dengan menggunakan komputer (di mana kita harus menekan tombol di keyboard, atau mouse), sehingga tidak cepat bosan. Kita bisa juga bergabung dengan perkumpulan-perkumpulan Bahasa Inggris (English Club) yang memiliki banyak kegiatan dan permainan yang melibatkan gerakan. Kegiatan tersebut misalnya dengan belajar menulis (menggerakkan tangan untuk menulis), atau mencoba memahami sebuah kata atau ungkapan dengan membayangkan gerakan yang bisa diasosiasikan dengan arti kata-kata tersebut.

Belajar bahasa yang baru berarti juga belajar kosakata yang baru juga. Ada siswa yang dengan mudah menghafalkannya, dan ada yang tidak. Berdasarkan tips yang disampaikan oleh H. Douglas Brown, salah satu strategi untuk belajar kosakata yang baru adalah dengan menggunakan musik. Musik yang biasa digunakan untuk belajar adalah musik klasik. Musik klasik mempermudah siswa untuk menghafalkan kosakata yang baru.

Mendengarkan musik klasik sambil menghafalkan kosakata bahasa Inggris, sangat baik untuk menenangkan pikiran dan hati. Selain itu juga dapat membantu agar otak lebih bisa berkonsentrasi, berfokus pada apa yang sedang dipelajari dan meningkatkan kemampuan dalam menghafalkan kata-kata. Hal ini akan mengurangi suara-suara lainnya yang mengganggu di sekitar.

(12)

Hal-hal diataslah yang menjadi latar belakang pemilihan topik pengaruh musik terhadap kemampuan menghafalkan kosakata Bahasa Inggris. Selanjutnya hasil penelitian tersebut akan diuraikan dalam laporan penelitian berjudul Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kemampuan Siswa – Siswi XI IPS 2 dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris di SMAK St. Albertus Malang.

1.2 Pembatasan Masalah

Dengan pemilihan judul Pengaruh Musik Klasik terhadap Kemampuan Siswa – Siswi XI IPS 2 di SMAK St. Albertus dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris,

maka dalam penelitian ini, penulis akan member batasan masalah yang penulis hanya ingin mengetahui apakah musik klasik mempunyai pengaruh terhadap kemampuan siswa – siswi XI IPS 2 dalam menghafalkan kosakata Bahasa Inggris yang ada dalam BAB

Oleh karena keterbatasan pengetahuan penulis, waktu yang tidak tersedia, tidak semua hal diatas dapat dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini akan membatasi pembahasan pada masalah kemampuan siswa XI IPS 2 SMAK St. Albertus dalam menghafalkan kosakata-kosakata baru dan alat yang membantu proses pembelajaran. 1.3 Rumusan masalah

Berikut ini adalah rumusan masalah yang digunakan sebagai pedoman dalam penelitian yaitu:

Apakah musik klasik berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menghafalkan kosakata baru Bahasa Inggris?

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi hal-hal sebagai berikut :

(13)

1.4.2 Manfaat penelitian

Dengan penelitian berjudul “Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kemampuan Siswa XI IPS 2 dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris di SMAK St. Albertus Malang dalam menghafalkan kosakata bahasa Inggris“, Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bukan hanya bagi Penulis, melainkan juga bagi siswa dan pengajar serta pengelola SMAK St. Albertus Malang. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjawab pengaruh musik klasik terhadap kemampuan siswa dalam menghafalkan kosakata bahasa inggris.

Bagi Bapak-ibu guru SMAK St. Albertus, penelitian ini dapat menjadi bahan refleksi bahwa mengajar dengan menggunakan musik klasik membantu siswa yang diajar untuk lebih konsentrasi, dan lebih fokus.

Bagi siswa XI SMAK St. Albertus, penelitian ini dapat menjadi bahan refleksi bahwa dengan mendengarkan musik klasik sambil belajar, dapat membantu

menenangkan pikiran, hati dan juga membantu siswa agar lebih konsentrasi, fokus dengan apa yang sedang siswa pelajari dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menghafalkan kosakata-kosakata baru.

1.5 Metodologi Penelitian

1.5.1 Gambaran umum Lokasi penelitian

SMAK St. Albertus adalah sebuah sekolah menengah atas Katolik Malang. Sekolah ini didirikan oleh Pater Petrus Nicolaus Kramer, O.Carm. pada tahun 1936. Sekolah ini lebih dikenal dengan sebutan atau panggilan Dempo, meskipun pintu depan SMAK St. Albertus terletak di Jalan Talang.

(14)

1.5.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek peneliti. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian dapat dikatakan sebagai studi populasi (Suharsimi, 2002: 108 )

Pada penelitian tentang “Pengaruh Musik Klasik Terhadap Kemampuan Siswa XI IPS 2 di SMAK St. Albertus dalam Menghafalkan Kosakata Bahasa Inggris“ , Penulis melakukan penelitian di lingkungan SMAK St. Albertus Malang. Adapun yang dijadikan subjek penelitian untuk mendapatkan data yaitu para siswa kelas XI IPS 2 SMAK St. Albertus. Populasinya adalah siswa kelas XI SMAK St. Albertus, yang berjumlah 306 siswa

1.5.2.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam penulisan, sebagai individu yang diteliti sebagai contoh (Nanawi, 994:44)

Dalam pelaksanaan pengambilan data, penulis mengambil sampel dari kelas XI IPS 2 yaitu sebanyak 33 siswa.

1.5.3 Metode Pengumpulan dan Analisis Data 1.5.3.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006:256) eksperimen diartikan sebagai, “percobaan yang bersistem dan berencana” untuk membuktikan sesuatu kebenaran teori. Biasanya diterapkan dalam pengujian sesuatu di laboratorium.

Menurut Riyanto (1996:28-40), penelitian eksperimen merupakan penelitian yang sistematis, logis, dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap kelompok eksperimen. Tiap kelompok eksperimen akan dikenakan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.

(15)

kejadian / keadaan yang akan diteliti bagaimana akibatnya. Penelitian ini merupakan penelitian kausal (sebab-akibat) yang pembuktiannya diperoleh melalui komparasi / perbandingan antara :

a. Kelompok eksperimen (diberi perlakuan) dengan kelompok kontrol (tanpa perlakuan) atau

b. Kondisi subjek sebelum perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan. Pengumpulan data melalui eksperimen dilakukan untuk membuktikan asumsi atau hipotesis tertentu yang dimiliki penulis. Dalam penelitian ini, kelas XI IPS 2 akan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok yang ditentukan secara undian. Satu kelas terdiri dari 33 siswa, dan karena Penulis termasuk dalam anggota kelas tersebut maka jumlah siswa menjadi 32. Tiap kelompok terdiri dari 16 orang. Kelompok pertama akan dijadikan kelompok eksperimen yang akan di tempatkan di laboratorium bahasa, dan kelompok 2 sebagai kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan yang bertempat di kelas XI IPS 2 SMAK St. Albertus Malang.

1.5.3.2 Metode Analisis Data

Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan “analisis yang dilakukan atas dasar jalan pikiran deduktif logik”. (Hadi, 1980c: 34-35). Menurut Hadi (1980) analisis statistik dilakukan terhadap data-data yang berwujud angka-angka. Analisis statistik membuktikan hipotesis-hipotesis dengan kenyataan-kenyataan dalam bentuk angka-angka. Analisa komparatif dapat dilakukan secara statistik maupun kualitatif dilakukan atas dasar jalan pikiran deduktif-logik. Analisi komparatif dapat dilakukan secara statistik maupun eksperimen. Analisis harus menggunakan sedikitnya dua kasus yang dicari hubungannya, persamaan dan atau perbedaannya.

(16)

Adapun persiapan yang dilakukan oleh penulis antara lain: Mencari bahan referensi yang terkait dengan materi yang dibahas melalui (artikel, buku bacaan), menyiapkan pertanyaan untuk wawancara, serta melakukan survey ke tempat lokasi, yakni kelas XI IPS 2 SMAK St. Albertus .

Tabel 1.1 Matriks Kerja Karya Tulis

N O

KEGIATAN OKT 2012 NOV 2012 FEB 2013

(17)

N O

KEGIATAN OKT 2012 NOV 2012 FEB 2013

(18)

N O

KEGIATAN OKT 2012 NOV 2012 FEB 2013

MARET 2013

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4

dengan guru pembimbing materi dan bahasa. 14 Revisi Bab

I,II,III,IV 15 Pengaturan

(19)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Ingatan

Rooser (1994) mendefinisikan ingatan sebagai kapasitas dasar atau operasi dasar dari pikiran yang dapat diakses dan diaplikasikan dari satu konteks ke konteks yang lain. Rooser menambahkan bahwa kemampuan setiap orang untuk mengoperasikan ingatan berbeda-beda tergantung pada kemampuan otak dalam bekerja. Matlin (1994) mendefinisikan ingatan sebagai bagian terpenting seluruh proses kognitif manusia karena manusia selalu menggunakan ingatanya dalam beraktivitas sehingga manusia harus menjaga informasi itu setiap saat. Berk (1994) mendefinisikan ingatan sebagai sesuatu yang kompleks yang merupakan sistem manipulasi simbol yang terdiri dari informasi-informasi yang sistem pengoperasiannya mirip seperti cara kerja komputer digital. Informasi dari lingkungan diterima oleh suatu sistem dan dipelihara dalam bentuk simbolik. Kemudian ada berbagai proses internal yang menjalankan, menyimpan atau memperbaiki struktur simbolik ke dalam penginterprestasikannya sandi dengan cara membandingkan sandi dan atau mengkombinasikannya dengan informasi yang sudah tersimpan dalam sistem. Setelah operasi kognitif lengkap, output sebagai bentuk penyelesaian tugas akan terjadi. Flavell (1996) mendefinisikan ingatan sebagai kemampuan seseorang dalam menyimpan informasi sedemikian sehingga informasi tersebut dapat digunakan dikemudian hari. Weinland (1957) mendefinisikan mengingat sebagai suatu proses pengolahan informasi yang telah dipelajari atau diperoleh dari stimulus yang dapat dipelihara dan diperoleh kembali dimasa yang akan datang.

(20)

Huffman (1997) menjelaskan ada tiga tahap mengingat, yaitu sensory memory, short-term memory (STM) dan long-term memory (LTM). Sensory memory merupakan tahap penerimaan informasi melalui indera manusia seperti mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Short-term memory merupakan ingatan yang aktif, artinya informasi disimpan dan diproses secara cepat. Sedangkan long-term memory merupakan ingatan yang bersifat permanen yang berisi informasi dan pengalaman- pengalaman yang disimpan untuk digunakan di masa yang akan datang.

2.2.1Sensory Memory

Model ingatan Atkinson-Shriffrin (Berk,1994) menggambarkan bahwa stimulus dari lingkungan pertama kali masuk dalam sensory memory. Sensory memory adalah ingatan berkapasitas besar yang merekam informasi dari setiap indera. Ada dua macam

sensory memory. Pertama adalah iconic memory atau visual sensory memory dan kedua adalah echoic memory atau auditory sensory memory. Sensory memory mencatat semua informasi atau stimuli yang masuk melalui salah satu atau kombinasi panca indera, yaitu secara visual melalui mata, pendengaran melalui telinga, bau melalui hidung, rasa melalui lidah dan rabaan melalui kulit. Bila informasi tersebut tidak diperhatikan akan langsung terlupakan, namun bila diperhatikan maka informasi tersebut akan ditransfer ke short-term memory. Pengulangan informasi secara terus-menerus dapat menjaga tersimpannya informasi di short-term memory. Selain itu pengulangan informasi juga bisa dilakukan dengan tujuan untuk mengirim informasi ke long-term memory.

2.2.2Short-term memory (STM)

(21)

informasi dalam waktu yang singkat, yaitu 30 detik dengan kapasitas penyimpanan informasi 5-9 chunks. Chunk adalah unit informasi yang memiliki arti seperti tanggal, kata-kata yang singkat, dll. Untuk informasi yang familiar STM bisa menyimpan lebih dari 9 chunk ( Sdorow & Rickaaugh, 2002). Selain itu pengolahan informasi di short-term memory dilakukan dengan proses selective attention (Huffman, 1997). Selective attention adalah pemberian perhatian pada suatu stimulus yang disebabkan oleh ketidaksengajaan misalnya suara yang terlalu keras atau lampu yang terlalu terang dan bisa juga disebabkan oleh adanya keinginan untuk memberi perhatian. Oleh sebab itu

short-term memory bersifat aktif dalam mengolah informasi.

Aliran informasi yang disimpan di STM bisa dioperasikan dengan menggunakan proses kontrol atau mental strategies ( Goswani, 1997). Proses kontrol atau mental strategies adalah prosedur-prosedur yang mengoperasikan dan mengubah informasi untuk meningkatkan efisiensi berpikir dan menjaga agar informasi itu tetap akurat. Oleh sebab itu, penggunaan strategi untuk mengingat sangat penting karena bertujuan untuk memanipulasi informasi agar mudah diingat.

Berk (1994) berkata ada tiga cara yang dilakukan STM untuk meningkatkan kemampuan mengingat informasi baru, yaitu rehearsal, organization, dan elaboration. 1) Rehearsal adalah strategi mengingat dengan cara mengulang informasi secara terus menerus

2) Organization adalah strategi mengingat dengan cara mengelompokkan informasi ke dalam kategori atau kelompok-kelompok yang memiliki suatu makna.

3) Elaboration adalah strategi mengingat dengan cara menciptakan hubungan antara dua atau lebih item yang tidak mungkin dikelompokkan dalam kategori yang sama. Biasanya cara ini dilakukan dengan membuat sebuah cerita atau kalimat dari item-item tertentu.

(22)

Matlin (1994) menyatakan bahwa long-term memory merupakan sistem penyimpanan yang mempunyai kapasitas besar, tidak dibatasi waktu penyimpanannya dan diperbarui oleh informasi baru. Pengorganisasian informasi ini terjadi selama tidur. Saat tidur, tambahan informasi yang baru diterima di LTM akan ditinjau kembali, diperbaiki dan disusun secara sistematik berdasarkan informasi yang telah ada di LTM ( Huffman,1997)

Perolehan kembali informasi yang telah disimpan di LTM bisa dilakukan dengan cara recognition, recall dan reconstruction (Berk, 1994).

1) Recognition adalah sebuah tipe mengingat yang membandingkan antara stimulus dengan serangkaian item-item yang pernah diingat. Pengenalan kembali terhadap suatu objek atau imajinasi terhadap sesuatu yang pernah dilihat merupakan cara mengingat yang mudah. Tanpa kemampuan untuk mengenali kembali, suatu objek dan pengalaman akan selalu tampak baru dan individu tidak akan mempunyai pengetahuan tentang suatu objek.

2) Recall adalah sebuah tipe mengingat yang meliputi ingatan terhadap suatu stimulus yang tidak dihadirkan secara langsung. Recall merupakan proses yang lebih sulit dibandingkan recognition karena informasi harus didapatkan kembali dari ingatan tanpa harus sesuai dengan lingkungan.

3) Reconstruction adalah sebuah proses mengingat yang lebih kompleks dimana materi atau stimulus diinterpretasi sesuai dengan pengetahuan yang telah ada.

2.3 Sistem Penyimpanan Informasi

Ada dua bentuk penyimpanan informasi, yaitu penyimpanan informasi secara visual dan penyimpana informasi secara verbal.

2.3.1 Secara Visual

(23)

bentuk arti atau sematik yang memungkinkan individu untuk memiliki pengetahuan umum atau konsep-konsep tentang suatu stimulus ( Steward Friedman & Koch, 1985) 2.3.2 Secara Verbal

Proses penyimpanan informasi secara verbal, yaitu proses penyimpanan informasi berdasarkan informasi yang berbentuk abstrak seperti pemrosesan informasi yang berupa bahasa dan juga cara berbicaranya. ( Steward Friedman & Koch, 1985) 2.4 Faktor – faktor Yang Mermpengaruhi Ingatan

Weinland (1957) menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi ingatan anak, yaitu:

2.4.1Interest atau minat

Interest atau minat adalah ketertarikan anak untuk mengingat informasi yang disebabkan oleh kesukaan anak terhadap suatu stimulus. Misalnya anak bisa mengingat jalan cerita Detektif Conan yang ditayangkan hari minggu yang lalu karena anak tertarik dengan tokoh Conan dan teman-temannya.

1) Perhatian atau attention

Perhatian adalah cara individu memusatkan perhatian dan pikirannya terhadap suatu stimulus yang disebabkan oleh faktor kesengajaan dan ketidaksengajaan. Kesengajaan memperhatikan suatu stimulus disebabkan oleh ketertarikan terhadap stimulus tersebut, sedangkan ketidaksengajaan dalam memberi perhatian terhadap stimulus lebih disebabkan oleh adanya unsur paksaan, misalnya terpaksa mengingat materi pelajaran karena esok akan ujian.

2) Intelegensi

Huffman (1997) mendefinisikan intelegensi sebagai serangkaian kemampuan kognitif yang berupa kemampuan dalam menerima, mengingat, menggunakan pengetahuan dan menerapkannya dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dalam situasi yang berbeda-beda.

Teori intelegensi Sternberg yang terkenal dengan Sternberg Triarchic Theory

menyebutkan ada beberapa aspek yang mempengaruhi intelegensi, yaitu:

(24)

Aspek internal meliputi proses mental yang tergabung dalam 3 megakomponen, yaitu pertama menerima dan menyimpan pengetahuan yang meliputi penggunaan persepsi, short-term memory, long-term memory, dan penyelesaian masalah. Kedua adalah merencanakan, memonitor dan mengevaluasi cara berpikir. Ketiga adalah menggunakan pengetahuan yang telah tersimpan di long-term memory, memasukkan dalam short-term memory dan memutuskan strategi yang digunakan dalam menyelesaikan masalah

2. Adaptive aspect

Aspek adaptive merupakan bukti ketika seseorang menggunakan komponen internal untuk membiasakan, mengubah atau menyeleksi lingkungan baru yang lebih sesuai dengan tujuannya. Misalnya seseorang menggunakan adaptive intelligence untuk menyelesaikan masalah gonggongan anjing yang digambarkan dalam latihan cara berpikir kritis.

3. Experiental aspect

Aspek experiental menunjuk pada kemampuan untuk menerapkan cara-cara praktis untuk menyelesaikan masalah atau tugas-tugas familiar secara otomatis dan kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu dalam menyelesaikan masalah baru.

(25)

prestasi akademiknya. Oleh sebab itu pengontrolan tingkat intelegensi dilakukan dengan menggunakan nilai raport.

Matlin (1994) juga menambahkan beberapa proses yang ikut mempengaruhi ingatan seseorang, yaitu:

a) Sensasi dan Persepsi

Pengetahuan manusia akan dunia dimulai dengan adanya sensori yang berasal dari panca indera yaitu mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Pada umumnya semua stimulus ditangkap oleh indera secara iconic atau secara visual dan echoic atau auditori. Sensasi merujuk pada kegiatan indera manusia dalam menangkap stimulus sedangkan persepsi lebih merujuk pada interpretasi terhadap stimulus tersebut (Anderson,1980). Sensasi pendengaran terjadi ketika gelombang udara yang bergetar dikumpulkan oleh telinga bagian luar dan ditransmisikan melalui tulang bagian dalam ke saraf pendengaran. Sensasi penglihatan terjadi ketika cahaya lampu mengadakan kontak dengan kedua mata dan difokuskan di dalam retina. Sedangkan persepsi adalah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan. Informasi tentang peristiwa – peristiwa tertentu yang mengadakan kontak dengan telinga diinterpretasikan sebagai suara musik. Demikian juga ketika seseorang mulai menerjemahkan isi buku, mengenali judul lagu yang didengar dan bau parfum yang dicium serta mengenali rasa buah apel makan seseorang mulai mengalami proses persepsi.

b) Pattern recognition

Pattern recognition merupakan pola pengenalan stimulus sensori yang dikenali sebagai bahan yang pernah disimpan dalam ingatan (Matlin,1994). Misalnya seorang anak mengenali huruf A karena sebelumnya ia sudah pernah mengenali cara tulis dan mengeja huruf A. Solso (1991) menyatakan ada dua proses yang mempengaruhi kerja

(26)

konsep-konsep yang dimiliki individu. Top-down processing meliputi pengalaman-pengalaman, pengetahuan, motivasi dan latar belakang budaya yang dimiliki individu dalam menerima semua hal di dunia. Proses ini membutuhkan fungsi mental yang tinggi yang mempengaruhi individu memahami objek atau suatu peristiwa. Top-down processing

dikenal dengan conseptually driven atau hypothesis-driven processing, karena konsep-konsep yang telah disimpan dalam ingatan mempengaruhi interpretasi terhadap data sendiri.

Bottom-up processing adalah proses pengenalan suatu stimulus yang didasarkan pada data-data atau ciri-ciri stimulus tertentu yang dialami dan dilihat oleh individu secara langsung. Proses ini dikenal dengan data-driven processing karena individu melakukan identifikasi terhadap bukti-bukti sensori dari lingkungan dalam bentuk data. Kombinasi dari ciri-ciri yang paling sederhana akan membantu manusia mengenali bentuk keseluruhan dari suatu stimulus

c) Imagery

Matlin (1994) mendefinisikan imagery sebagai representasi mental terhadap stimulus yang secara fisik tidak dihadirkan bentuk atau wujud aslinya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu menggunakan imagery untuk semua aktivitas kognitif, misalnya imagery digunakan untuk mengerjakan soal-soal matematika, memahami suatu grafik atu mengenali suatu gambar,dll.

Ada dua karakteristik mental image, yaitu informasi disimpan dengan menggunakan kode-kode analog dan informasi disimpan secara analog deskritif (Matlin,1994). Penyimpanan informasi secara analog atau descriptive representasion

(27)

Individu menerima berbagai stimulus dari luar dan ia akan memproses stimulus tersebut dengan dua cara yaitu secara verbal (letak posisi) dan juga secara spatial (seperti posisi atau letak stimulus). Bahkan saat stimulus tidak dihadirkan secara langsung, individu juga akan memprosesnya secara visual dan spatial (Solso,1980). Perbedaan antara imagery dan persepsi terletak pada pengimajinasian objek untuk

imagery dan melihat objek secara langsung untuk persepsi. Ini artinya imagery dan persepsi sangat dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya.

Imagery merupakan bagian penting dalam merepresentasikan pengetahuan karena imagery memungkinkan seseorang untuk menghadirkan suatu objek dalam bentuk bayangan atau imajinasi saat objek aslinya tidak ada. Itu sebabnya imagery akan melakukan tugasnya bila individu melakukan proses persepsi terlebih dahulu. Sebagai contoh seorang anak yang tidak pernah melihat buah tomat tidak akan bisa membayangkan atau mengimajinasikan bentuk aslinya dan tidak akan bisa mengenali gambar tomat.

2.5 Pengaruh Musik Klasik Terhadap Ingatan

(28)

jazz sering dianggap sebagai musik kelas atas. Atau malah sebaliknya dari semua anggapan orang.

Musik adalah hal multi-fungsi yang banyak pengaruhnya terhadap kehidupan kita. Kadang musik menginspirasi kita dalam bertindak, musik menjadi gambaran diri kita sesuai lirik yang ada di lagu-lagu, dan musik enak didengar dengan segala hal yang kita sukai yang terkandung di dalamnya. Lagu dengan lirik dan musik kadang mempengaruhi cara kita memandang. Sebagai makhluk sosial tentunya diri kita akan selalu berubah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan kita seiring bertambahnya umur. Perkembangan dan pertumbuhan itu sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan, dan ada juga pengaruh musik. Musik yang kita sukai akan selalu menjadi favorit kita dalam setiap lagu-lagu sesuai dengan musik yang kita cintai. Bila kita sudah cinta terhadap musik tersebut, musisi-musisi yang membawakan musik tersebut pun kemungkinan dapat mempengaruhi cara kita memandang hidup. (Walter,2012)

(29)

diungkapkan, atau diterima dengan berbicara atau bernyanyi, mendengarkan, membaca, dan menulis serta menyusun lagu.

John juga mengatakan bahwa proses mendengarkan, menciptakan musik, dan mengembangkan suara memberi banyak manfaat bagi anak-anak pada tahap praverbal dan verbal diantaranya:

1. Meningkatkan keterampilan mendengarkan.

2. Menyiapkan landasan untuk pengembangan bahasa dan dinamika suara. 3. Memperkenalkan suara sebagai alat.

4. Mengajarkan cara untuk menginterpretasikan keadaan emosional seseorang (misalnya, sedih, bahagia, santai, gembira) lewat beberapa kualitas vokal seperti tinggi rendahnya nada, kualitas suara dan volume.

Sejauh ini, musik yang benar-benar terbukti dan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan otak bayi adalah jenis musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart. Dibandingkan gubahan musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah motivatif di otak. Kemurnian dan kesederhanaan musik Mozart sendiri dengan komposisi yang digubahnya telah berhasil menghadirkan kembali keteraturan bunyi yang pernah dialami bayi selama dalam kandungan. Irama musik Mozart memberikan efek yang secara fisik, mental, emosional, dan spiritual dapat mempertajam pikiran serta meningkatkan kreativitas dan menyehatkan tubuh anak. Oleh karena itu, tidak semua musik Mozart sama dan memberikan semua efek sama.

(30)

diperdengarkan pada janin, yaitu musik dengan irama keras dan cepat, seperti irama rock, disco, dan rap karena membuat janin tegang dan gelisah. Musik-musik keras menyebabkan timbulnya kebingungan pada bayi.

(31)

BAB III

LAPORAN PENELITIAN

3.1 Pelaksanaan Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada hari Sabtu, 16 Februari 2013. Penelitian ini berlokasi di Laboratorium Bahasa dan di kelas XI IPS2 SMAK St. Albertus Malang. Subjek penelitian adalah siswa XI IPS 2 sebanyak 33 siswa. Pada saat penelitian hanya ada 32 siswa yang hadir. Satu orang siswa tidak masuk karena sakit, dan Peneliti tidak ikut dalam penelitian karena menjaga kelompok eksperimen. Agar lebih bisa membuat perbandingan yang akurat, jumlah subjek penelitian akan dibuat sama. Total jumlah siswa 31 orang (tidak termasuk peneliti). Lima belas (15) orang ada di kelompok eksperimental dan 16 (enam belas) orang ada di kelompok noneksperimental. Jadi ada 1 (satu) orang yang nantinya hasil penelitian tidak dihitung. Dengan demikian total subjek penelitian adalah 30 orang dengan risncian 15 orang kelompok eksperimen dan 15 orang kelompok noneksperimen.

(32)

Pemilihan kosakata berdasarkan materi yang ada di buku paket Bahasa Inggris dan konsultasi pada guru Bahasa Inggris. Pemilihan musik klasiknya berdasarkan landasan teori. Menurut John M Ortiz (2002) irama musik Mozart dapat memberikan efek secara fisik, mental, emosional, dan spiritual yang dapat mempertajam pikiran serta meningkatkan kreativitas dan menyehatkan tubuh anak. Oleh sebab itu Penulis menggunakan musik Mozart.

3.2 Penyajian Data

Dibawah ini akan disajikan hasil penelitian

Tabel 3.2 Data Hasil Penelitian

Dari tabel diatas dapat

diketahui bahwa rata – rata jawaban yang betul dari kelompok eksperimen adalah 14,47 atau 52,93% dan kelompok noneksperimen 12,87 atau 47,07%. Secara keseluruhan dapat disimpulkan sementara bahwa kelompok eksperimen yaitu kelompok yang diberi perlakuan musik klasik sambil menghafalkan kosakata men unjukkan jumlah atau rata-rata yang lebih besar dibandingkan kelompok noneksperimen.

3.3 Analisis Data dan Pembahasan Hasil Penelitian

Kelompok Eksperimen Kelompok Noneksperimen Subjek ∑ JawabanBenar Subjek ∑ Jawaban Benar

(33)

Berdasarkan penyajian data hasil penelitian, dapat dilihat bahwa musik klasik berpengaruh terhadap ingatan seseorang. Pada saat soal kosakata berbahasa Inggris disajikan, informasi itu ditangkap oleh sensory memori melalui panca indera yaitu visual atau mata. Kemudian informasi itu disimpan di short-term memory. Informasi di

short term memory dapat tersimpan dalam jangka waktu yang lama atau dapat langsung terlupakan. Aliran informasi yang disimpan di STM bisa dioperasikan dengan menggunakan proses kontrol atau mental strategies (Goswani, 1997). Proses kontrol atau mental strategies adalah prosedur-prosedur yang mengoperasikan dan mengubah informasi untuk meningkatkan efisiensi berpikir dan menjaga agar informasi itu tetap akurat. Oleh sebab itu, gunakanlah strategis untuk mengingat dengan tujuan memanipulasi informasi agar mudah diingat.

Berk (1994) berkata ada tiga cara yang dilakukan STM untuk meningkatkan kemampuan mengingat informasi baru, yaitu rehearsal, organization, dan elaboration. 1) Rehearsal adalah strategis mengingat dengan cara mengulang informasi secara terus

menerus

2) Organization adalah strategi mengingat dengan cara mengelompokkan informasi ke dalam kategori atau kelompok-kelompok yang memiliki suatu makna.

(34)

Dari hasil penelitian diatas juga dapat membuktikan bahwa musik klasik dapat menjadi salah satu cara untuk mengingat sebuah informasi. Menurut John (2002) proses mendengarkan, menciptakan musik, dan mengembangkan suara memberi banyak manfaat bagi manusia terutama anak-anak pada tahap praverbal dan verbal diantaranya:

1. Meningkatkan keterampilan mendengarkan.

2. Menyiapkan landasan untuk pengembangan bahasa dan dinamika suara. 3. Memperkenalkan suara sebagai alat.

5. Mengajarkan cara untuk menginterpretasikan keadaan emosional seseorang (misalnya, sedih, bahagia, santai, gembira) lewat beberapa kualitas vokal seperti tinggi rendahnya nada, kualitas suara dan volume.

Musik klasik yang terbukti dan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan otak adalah jenis musik klasik karya Wolfgang Amadeus Mozart. Dibandingkan gubahan musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah motivatif di otak. Kemurnian dan kesederhanaan musik Mozart sendiri dengan komposisi yang digubahnya telah berhasil menghadirkan kembali keteraturan bunyi yang pernah dialami bayi selama dalam kandungan. Selain itu, irama musik Mozart memberikan efek yang secara fisik, mental, emosional, dan spiritual dapat mempertajam pikiran serta meningkatkan kreativitas dan menyehatkan tubuh seseorang.

Kelebihan lainnya musik klasik juga mampu membantu proses belajar bahasa pada anak usia dini. Sebagaimana yang dikatakan oleh Deasy Andriani, Psi. (2008:21) yaitu bahwa anak belajar berbagai bahasa. Mengkombinasikan musik yang didengar dengan bahasa-bahasa yang ingin dipelajari adalah cara belajar bahasa yang menyenangkan.

(35)

dengar melalui orang di sekelilingnya. Dengan demikian kemampuan anak untuk mengingat kosakata bisa meningkat dan juga dengan perbendaharaan katanya.

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ingatan. Menurut Weinland (1957) menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi ingatan anak, yaitu:

1) Interest atau minat

Interest atau minat adalah ketertarikan anak untuk mengingat informasi yang disebabkan oleh kesukaan anak terhadap suatu stimulus. Misalnya anak bisa mengingat jalan cerita Detektif Conan yang ditayangkan hari minggu yang lalu karena anak tertarik dengan tokoh Conan dan teman-temannya.

2) Perhatian atau attention

Perhatian adalah cara individu memusatkan perhatian dan pikirannya terhadap suatu stimulus yang disebabkan oleh faktor kesengajaan dan ketidaksengajaan. Kesengajaan memperhatikan suatu stimulus disebabkan oleh ketertarikan terhadap stimulus tersebut, sedangkan ketidaksengajaan dalam memberi perhatian terhadap stimulus lebih disebabkan oleh adaya unsur paksaan, misalnya terpaksa mengingat materi pelajaran karena esok akan ujian.

3) Intelegensi

Huffman (1997) mendefinisikan intelegensi sebagai serangkaian kemampuan kognitif yang berupa kemampuan dalam menerima, mengingat, menggunakan pengetahuan dan menerapkannya dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dalam situasi yang berbeda-beda.

(36)

BAB IV

Kesimpulan dan Saran 4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa musik klasik berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menghafalkan kosakata baru berbahasa inggris. Peran musik klasik adalah membantu siswa untuk berkonsentrasi sehingga mamou menghafalkan kosakata baru berbahasa inggris.

4.2 Saran

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J.R. (1980). Congnitive Psychology and Its Implication. San Francisco: W.H. Freeman and Company

Berk, L.E (1994). Child Development (fifth edition). New York: Allyn and Bacon.

Flavell,J.H. (1985). Cognitive Development (second edition. New York: Prentice Hall.

Goswani,U. (1997). Cognitive ini Children. London: Psychology Press.

Huffmam,K., Vernoy, M., Vernoy,J. (1997). Psychologyin Action (fourth edition). New York: John Wiley and Sons, Inc.

Sdorow, L.M., Rickabaugh, C.A. (2002). Psychology (fifth edition). New York: The McGraw-Hill Companies,Inc.

Solso,R. (1991). Cognitive Psychology (third edition). New York: Allyn and Bacon.

Stewart, A.C., Friedman, S., Koch, J. (1985). Child Development. Canada: John Wiley and sons, Inc

Gambar

Tabel 1.1 Matriks Kerja Karya Tulis
gambar anak
Tabel 3.2 Data Hasil Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PEMBERIAN MUSIK KLASIK PADA SENAM BAYI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK KASAR BAYI.. Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains

Berdasarkan kajian teori dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa: Terdapat pengaruh pembelajaran dengan musik klasik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis

Skripsi yang berjudul, “ Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik Terhadap Kemampuan Berbahasa pada Anak Autis di Taman Pelatihan Harapan Makassar ,” yang disusun

1) Saran untuk penelitian lanjutan, penelitian ini dapat dilakukan kembali dengan objek penelitian yang berbeda serta dengan item pertanyaan pada kuesioner yang berbeda

membaca huruf tersebut sehingga ketika anak menjumpai huruf yang sudah pernah anak cocokkan dengan gambar, anak bisa mengingat bunyi dari huruf tersebut. Berdasarkan hasil

Sedangkan untuk tujuan khusus dalam penelitian ini adalah (1) Membandingkan daya konsentrasi anak autis sebelum dan setelah diberikan terapi musik klasik (mozart)

Berkaitan dengan tersebut, Spache (1968) mengatakan bahwa dalam proses membaca yang baik terdapat pengenalan dan arti kata, proses mengingat terhadap ide-ide baru, serta

Hasil observasi menyatakan bahwa responden yang mengalami kemampuan berbahasa cukup dan baik ialah responden yang dapat memahami perintah, mampu memakai dua atau tiga kata dalam satu