RADEN INTAN
LAMPUNG
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MUSIK KLASIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS
VIII SMP N 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN AJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh
AGUNG AKBAR MADEN GUMANTI NPM : 1211050084
Jurusan : Pendidikan Matematika
Pembimbing I : Dr. Nanang Supriadi, M.Sc Pembimbing II : Suherman, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MUSIK KLASIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS
VIII SMP N 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN AJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas – tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
dalam Ilmu Pendidikan Matematika
Oleh
AGUNG AKBAR MADEN GUMANTI NPM : 1211050084
Jurusan : Pendidikan Matematika
Pembimbing I : Dr. Nanang Supriadi, M.Sc Pembimbing II : Suherman, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
ABSTRAK
PENGARUH PEMBELAJARAN DENGAN MUSIK KLASIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS
VIII SMP N 5
TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh
Agung Akbar Maden Gumanti
Pendidikan merupakan sesuatu yang penting, dengan pendidikan kita dapat mengembangkan potensi yang ada di dalam diri. Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan di SMP N 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah ditemukan bahwa permasalahan dalam penelitian ini yaitu mengenai kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik, hal tersebut dipengaruhi oleh penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang tepat. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh pembelajaran dengan iringan musik klasik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu, populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh peserta didik kelas VIII SMP N 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2016/2017, teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik acak kelas dimana kelas VIII B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII D sebagai kelas kontrol. Teknik analisis data dalam menggunakan uji-t.
Berdasarkan uji normalitas dan homogenitas, diperoleh data bahwa hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis dari kedua kelompok tersebut normal dan homogen, sehingga untuk pengujian hipotesisnya digunakan uji-t. Menurut hasil penelitian dan pembahasan perhitungan uji-t diperoleh bahwa 2,13 > 2,002. Berdasarkan kajian teori dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa: Terdapat pengaruh pembelajaran dengan musik klasik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik dan pembelajaran dengan musik klasik lebih baik dari pembelajaran konvensional.
MOTTO
{١٥٠}
َنﯾ ِر ِﺻﺎﱠﻧﻟا ُرْﯾَﺧ َوُھ َو ْمُﻛﻻ ْوَﻣ ُﱠﷲ ِلَﺑ
Artinya :
“Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah Sebaik-baik penolong.”(QS.Ali-Imron:150)1
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya sederhana ini sebagai tanda bakti atas cinta kasih untuk :
1. Kedua orang tuaku tersayang, ayahanda Mat Amin dan ibunda Denti Eliana yang tiada henti-hentinya mendo’akanku dan memberikan semua yang terbaik demi tercapainya keberhasilanku.
2. Adikku tersayang Nilam Jelfa Rani Gumanti, S.Pd dan Ria Rucuh Maden Gumintang, terimakasih yang sebesar-besarnya atas kasih sayang, semangat serta do’a yang tulus demi terselesaikannya pendidikanku.
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita. Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW. Berkat petunjuk dari Allah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Raden Intan Lampung
2. Bapak Dr. Nanang Supriadi, M.Sc dan ibu Farida, S.Kom.,MMSI selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung
3. Bapak Dr. Nanang Supriadi, M.Sc selaku pembimbing I dan Bapak Suherman, M.Pd selaku pembimbing II yang telah bersedia menyediakan waktu dan bimbingannya serta pengarahan
kepada penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Raden Intan Lampung
5. Kepala Sekolah, Guru dan Staff TU SMP N 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah yang telah memberikan izin dan bantuan hingga terselesaikannya skripsi ini 6. Rekan-rekan seperjuangan Pendidikan Matematika angkatan 2012 khususnya
kelas E terima kasih atas kebersamaan dan persahabatan yang terbangun selama ini
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telas membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
Seiring do’a dan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca serta dapat memberikan masukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, sebab keterbatasan ilmu dan teori yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan kritikan yang bersifat membangun untuk skripsi ini. Akhirnya kepada Allah SWT penulis memohon rahmat dan hidayah-Nya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan berguna untuk semua. Amin.
Bandar Lampung, April 2018
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C. Pembatasan Masalah ... 9
D. Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 10
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 11
BAB II LANDASAN TEORI ... 12
A. Tinjauan Pustaka ... 12
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ... 12
2. Pengertian Pembelajaran Matematika ... 14
3. Pembelajaran Matematika di SMP ... 15
4. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika ... 18
5. Pengertian Pendekatan Pembelajaran... 19
6. Pembelajaran Konvensional ... 21
8. Jenis-jenis Musik ... 24
9. Fungsi Musik ... 27
10. Pengertian Musik Klasik .... 29
11. Pengaruh Musik Klasik Terhadap Pembelajaran ... 30
12. Kemampuan Pemecahan Masalah ... 31
B. Penelitian Yang Relevan... 35
C. Kerangka Berpikir ... 36
D. Hipotesis ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
A. Metode Penelitian ... 39
B. Variabel Penelitian ... 40
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 40
1. Populasi Penelitian ... 40
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 41
D. Teknik Pengambilan Data ... 42
1. Observasi ... 42
2. Wawancara ... 42
3. Dokumentasi ... 42
4. Tes ... 43
E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 44
G. Analisis Data Instrumen ... 45
1. Uji Validitas ... 46
2. Uji Tingkat Kesukaran... 47
3. Uji Daya Pembeda ... 49
4. Uji Reliabilitas ... 50
H. Teknik Analisis Data ... 52
1. Uji Prasyarat Analisis ... 52
a. Uji Normalitas ... 52
2. Uji Hipotesis ... 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Hasil Pengujian Intrumen Penelitian ... 59
B. Deskripsi Data Amatan ... 64
C. Teknik Analisis Data ... 68
D. Pengujian Hipotesis ... 71
E. Pembahasan ... 74
F. Keterbatasan Penelitian ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 79
A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 79
C. Penutup ... 80 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1Hasil Ulangan Semester Genap Kelas VIII... 5
Tabel 3.1Jumlah Seluruh Peserta Didik Kelas VIII ... 40
Tabel 3.2Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 43
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 45
Tabel 3.4 Interprestasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 48
Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda ... 50
Tabel 4.1 Validitas Item Soal ... 60
Tabel 4.2 Tingkat Kesukaran Butir Soal... 61
Tabel 4.3 Daya Pembeda ... 62
Tabel 4.4 Validitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran ... 63
Tabel 4.5 Rekapitulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 65
Tabel 4.6 Rekapitulasi Nilai Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol ... 66
Tabel 4.7 Rekapitulasi Perhitungan Uji Normalitas... 70
Tabel 4.8 Rekapitulasi Perhitungan Uji Homogenitas ... 71
Tabel 4.9 Rekapitulasi Perhitungan Uji Hipotesis ... 72
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, oleh karena itu
setiap orang berhak memiliki pendidikan yang baik demi memperoleh kehidupan
yang lebih layak. Hal ini diatur dalam UUD 1945 Bab XIII tentang Pendidikan
dan Kebudayaan, Pasal 31 yang menyebutkan bahwa “Setiap warga Negara
berhak mendapat pendidikan”.2 Pendidikan diawali dari pendidikan dalam
keluarga, kemudian dilanjutkan dengan pendidikan formal ketika seseorang telah
memasuki usia sekolah.
Program pendidikan merupakan hak yang dimiliki warga negara
Indonesia, yaitu dengan memberikan suatu wadah berupa pendidikan formal.
Pendidikan formal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu peserta didik,
kurikulum, tenaga kependidikan, biaya, sarana dan prasarana, serta faktor
lingkungan. Faktor-faktor tersebut sebagai media penunjang proses pembelajaran,
akan membantu pencapaian hasil belajar yang maksimal sehingga akan
memberikan nilai positif pada mutu pendidikan.
Berbagai cara yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
antara lain dengan memperbaiki sistem pembelajaran yang dilakukan guru dan
2http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_19_05.html (Diakses tanggal8Agustus 2016 pukul
peserta didik. Proses belaja rmengajar tidak hanya menekankan pada pemahaman
peserta didik tetapi juga menerapkan atau mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari, sebagaimana firman Allah SWT suratAr-Ra’adayat 11:
ۥُ َ
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya ata sperintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.3
Ayat diatas menjelaskan bahwa hendaknya setiap manusia sebagai
mahluk ciptaan Allah SWT harus berusaha sebaik mungkin agar memperoleh apa
yang ingin dicapai, karena yang membuat manusia itu lebih baik adalah manusia
itu sendiri. Dengan demikian, semakin banyak usaha dalam proses belaja
rmengajar itu dilakukan, semakin baik dan semakin meningkat perubahan yang
akan diperoleh dalam proses belajar mengajar tersebut.
Matematika merupakan komponen penting dalam serangkaian peranan
dalam proses pendidikan, karena matematika merupakan salah satu bidang studi
yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika
merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu diajarkan disekolah, mulai dari
jenjang pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi, guna
mempersiapkan peserta didik sebagai individu yang memiliki kecerdasan,
memiliki pemikiran yang logis, rasional, kritis, kreatif, dan efisien. Peranan
matematika sangatlah penting, karena matematika merupakan suatu alat untuk
mengembangkan cara berpikir kreatif dan logis sehingga mampu
mengembangkan kemampuan pemecahan masalahnya.4 Artinya dalam
mempelajari matematika peserta didik harus mengembangkan cara berpikir
kreatif matematis terlebih dahulu, agar dapat mengaplikasikan matematika itu
sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
NCTM (National Council of Theacher Mathematics) menetapkan
bahwa terdapat lima keterampilan proses yang perlu dimiliki peserta didik
melalui pembelajaran matematika yang tercakup dalam standar proses, yaitu
pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan pembuktian (reasoning
and proof), koneksi (connection) dan representasi (representation).5
4Hidayaturrizkiah, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Melalui
Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Facilitator and Explaining (SFAE) pada Peserta Didik Kelas VIII SMP Gajah Mada Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014, Skripsi Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung, Lampung,2014), h.3.
5NCTM, Principles and Standards for School Mathematics, 2000, www.nctm.org,
Pemecahan masalah matematika merupakan salah satu kegiatan
matematika yang dianggap penting, baik oleh para guru maupun siswa di semua
tingkat mulai dari SD sampai SMA. Hal tersebut dianggap menjadi hal yang sulit
dalam mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengajarkannya. Suatu masalah
biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk
menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus
dikerjakan untuk menyelesaikannya.
Pada saat ini, banyak peserta didik yang merasa bahwa matematika
sebagai bidang studi yang sulit dibandingkan dengan bidang studi yang lain.
Peserta didik menganggap matematika itu sulit dan menakutkan. Berdasarkan
hasil wawancara singkat dengan guru matematika (Rosmawati, S.Pd) dan data
hasil pra survey pada tanggal 12 April 2016 di SMPN 5 Terbanggi Besar,
diperoleh informasi bahwa masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan
dalam mengerjakan soal-soal matematika, selama proses belajar mengajar
berlangsung, guru berperan aktif dalam menyampaikan beberapa informasi,
sedangkan peserta didik mendengarkan, kemudian mencatat informasi yang telah
disampaikan. Hal ini megnakibatkan pembelajaran masih berpusat pada guru.
Guru terkadang kurang mampu mengontrol sejauh mana peserta didik
telah memahami apa saja yang telah disampaikan, karena tidak adanya interaksi
antara guru dengan peserta didik, sehingga menyebabkan proses belajar mengajar
hanya bersifat satu arah. Peserta didik masih sulit untuk mengembangkan
studi matematika. Sehingga berpengaruh terhadap hasil pembelajaran peserta
didik.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Huri Suhendra dalam
penelitiannya bahwa, kemampuan pemecahan masalah berpengaruh positif yang
signifikan terhadap hasil belajar peserta didik.6 Disisi lain diketahui bahwa, hasil
nilai ulangan matematika yang diperoleh peserta didik masih dikatakan kurang
maksimal. Nilai ulangan matematika tersebut dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 1.1
Hasil Ulangan Matematika Semester Genap Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah
Tahun Ajaran 2016/2017
Sumber: Guru Matematika Kelas VIII dan Daftar Nilai Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah.
6Huri Suhendra, “Pengaruh Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Kemandirian Belajar
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 215 peserta didik, yang mendapat
nilai ≥ 70 hanya berjumlah 77 peserta didik, atau setara dengan 36%, dan peserta
didik yang mendapatkan nilai < 70 berjumlah 138 peserta didik dengan
persentase yaitu sekitar 64% dari seluruh peserta didik kelas VIII di SMP Negeri
5 Terbanggi Besar. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika yang
telah dicapai oleh peserta didik masih tergolong rendah. Rendahnya hasil belajar
peserta didik dalam proses belajar mengajar dapat disebabkan oleh beberapa
faktor salah satunya kemampuan pemecahan masalah.
Pemecahan masalah merupakan proses mental dan intelektual dalam
menentukan suatu masalah dan memecahkan berdasarkan data dan informasi
yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat. Proses
pemecahan masalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untk berperan
aktif dalam mempelajari, mencari, dan menemukan sendiri informasi atau data
untuk diolah menjadi konsep, prinsip, teori, atau kesimpulan. Keterampilan
memecahkan masalah dapat dimiliki oleh peserta didik bila guru mengajarkan
bagaimana cara memecahkan masalah yang efektif. Agar peserta didik mampu
untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan belajar, maka peserta
didik harus lebih tekun dan giat dalam belajarnya, karena masalah yang dihadapi
peserta didik dalam kegiatan belajar tidak akan dicapai tanpa adanya usaha
sendiri.
Selain kelemahan pemecahan masalah matematika peserta didik, salah
peserta didik terhadap matematika itu sendiri. Jika peserta didik bersikap senang
terhadap matematika, tentu sikapnya itu mempengaruhi tingkah lakunya terhadap
matematika, sedangkan sikap peserta didik yang tidak senang merupakan suatu
hambatan untuk belajar matematika. Ini menunjukkan bahwa peserta didik yang
memiliki sikap senang terhadap matematika, maka dalam dirinya akan tumbuh
keinginan atau dorongan untuk belajar matematika dengan baik.
Kemampuan pemecahan masalah matematika menjadi sangat penting
karena akan membantu penguasaan pemahaman konsep yang bermakna dan
membantu menyelesaikan tugas melalui keterkaitan antara konsep matematika
dengan konsep dalam disiplin ilmu yang lain. Kemampuan pemecahan masalah
matematika membantu peserta didik dalam menyusun model matematika yang
menggambarkan antar konsep dan data suatu masalah atau situasi yang diberikan.
Mengingat pentingnya kemampuan pemecahan masalah matematika tersebut
maka perlu dirancang suatu pembelajaran yang mengutamakan proses belajar,
dimana tugas guru harus memfokuskan diri untuk membantu peserta didik
mencapai keterampilan berfikir.
Langkah awal yang perlu dilakukan untuk dapat menghasilkan peserta
didik yang berkualitas tinggi adalah bagaimana peserta didik dapat menyukai
materi yang akan dibawakan oleh guru dan dapat memecahkan masalah
matematika tersebut. Sebaik apapun pendekatan atau metode pembelajaran yang
dilakukan oleh seorang guru dalam membawakan materi pembelajarannya akan
memahami materi yang disampaikan. Agar peserta didik menyukai mata
pelajaran matematika dan tidak membuat mereka takut serta cemas maka
diberikan suatu iringan musik klasik sebelum proses pembelajaran berlangsung.
Menurut jurnal penelitian pendidikan, musik memiliki pengaruh baik bagi
perkembangan siswa. Dalam kegiatan belajar, penggunaan musik pada saat
proses pembelajaran berpengaruh pada penataan suasana hati, meningkatkan
hasil belajar yang diinginkan serta menyoroti hal-hal penting. Dengan demikian,
aktivitas musik yang kontruktif dapat membantu menyeimbangkan fungsi otak
kanan dan otak kiri sehingga kegiatan yang dilakukan mendapat hasil yang
optimal yang dapat membantu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
pada peserta didik.7 Beberapa hal yang telah dijelaskan di atas, maka penulis
tertarik untuk lebih lanjut meneliti masalah ini dengan judul “Pengaruh Musik
Klasik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VIII
SMP N 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah Tahun Ajaran 2016/2017”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, ada beberapa
masalah yang dapat penulis identifikasikan yaitu:
1. Peserta didik menganggap matematika merupakan bidang studi yang sulit dan
menakutkan.
7Maya Anggraini, dkk. Pengaruh Musik Instrumental Dalam Penyelesaian Soal Matematika
2. Selama proses belajar mengajar masih berpusat satu arah.
3. Peserta didik merasa takut dan cemas selama proses belajar mengajar
4. Hasil belajar matematika peserta didik masih tergolong rendah.
5. Kemampuan pemecahan masalah peserta didik di SMP Negeri 5 Terbanggi
Besar masih rendah
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang dikaji focus dan terarah, maka peneliti membatasi
masalah- masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Penulis hanya akan meneliti pada pengaruh musik klasik terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis
2. Kemampuan yang akan diteliti adalah kemampuan pemecahan masalah
matematis
3. Penelitian ini dilakukan di kelasVIII SMP N 5 TerbanggiBesar Lampung
Tengah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan idintifikasi masalah diatas maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh musik klasik terhadap kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa kelas VIII SMP N 5 Terbanggi Besar Lampung
Tengah tahun ajaran 2016/2017?
2. Apakah pembelajaran dengan musik klasik lebih baik dari pembelajaran
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui :
1. Pengaruh musik klasik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa kelas VIII SMP N 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah tahun ajaran
2016/2017.
2. Pembelajaran dengan musik klasik atau pembelajaran konvensional yang
lebih baik.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi obyek dalam menemukan dan menghadapi
suatu permasalahan dalam proses belajar mengajar matematiaka serta
mendapatkan pengalaman dari penelitian yang telah dilakukan.
2. Secara Praktis
Penelitian ini dapat menjadi suatu alternative untuk lebih kreatif dalam
menciptakan suasana belajar yang lebih aktif sehingga dapat meningkatkan
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup dari penelitian ini adalah:
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini menitik beratkan pada kemampuan pemecahan masalah
matematis peserta didik.
2. Subjek Penelitian
Peserta didik kelasVIII SMP N 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah
3. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP N 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah Tahun
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Menurut Kimbel, belajar adalah perubahan yang relatif permanen yang
ada di dalam diri manusia sebagai akibat dari peraktik yang diperkuat
(reinforced practice).8 Senada dengan hal tersebut, Mayer menyebutkan
bahwa belajar adalah menyangkut adanya perubahan prilaku yang relatif
permanen pada pengetahuan atau prilaku seseorang karena pengalaman.9
Dipihak lain Bell-Gredler menyatakan bahwa, belajar adalah proses
yang dilakukan manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan,
keterampilan dan sikap yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan.10
Berdasarkan beberapa pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah upaya yang dilakukan individu agar terjadi perubahan dalam
dirinya baik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Sedangkan pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori,
kognisi, dan metakognisi yang berpengaruh terhadap pemahaman. Hal inilah
8Karwono, Belajar dan Pembelajaran Serta Pemanfaatan Sumber Belajar, Raja
Grafindo Persada, cetakan ke-1, Jakarta, 2012, h.13 9 Ibid
yang terjadi ketika seseorang sedang belajar, dan kondisi ini juga sering
terjadi dalam kehidupan sehari-hari, karena belajar merupakan proses alamiah
setiap orang.11 Menurut Syaiful Bahri Djamarah, pembelajaran adalah suatu
kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan siswa.
Menurut Erman Suherman, mengartikan pembelajaran sebagai upaya penataan
lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan
berkembang secara optimal.12
Dipihak lain Sugihartono menyatakan bahwa, pembelajaran adalah
suatu upaya yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan, mengorganisir, dan menciptakan sistem lingkungan dengan
berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara
efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal.13 Dari beberapa pendapat
di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan perubahan prilaku
seseorang serta pembelajaran sebagai suatu proses interaksi antara individu
dengan lingkungan sekitarnya.
11Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka pelajar,
Yogyakarta, 2014, h.2.
12 Hety Rusyanti, Pengertian Pembelajaran Matematika, tersedia di
http://www.kajianteori.com/2014/02/pengertian-pembelajaran matematika.html,8 Agustus 2016, jam 20.24
2. Pengertian Pembelajaran Matematika
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir.
Matematika tidak hanya berhubungan dengan bilangan-bilangan serta
operasi-operasinya, melainkan juga unsur ruang sebagai sasarannya.14 Matematika
adalah ilmu yang abstrak, kasat mata atu tidak dapat dilihat langsung oleh
mata manusia, akan tetapi matematika dapat dipahami berdasarkan
simbol-simbol. Matematika berkenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak
yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif, yang artinya bahwa
materi matematika tersusun menurut urutan-urutan dari yang rendah sampai
tertinggi yang didasarkan pada kebenaran-kebenaran yang telah terbukti
benar.15
Menurut Tinggih, matematika merupakan pelajaran yang tersusun
berjenjang dari paling mudah hingga paling sulit, beraturan dan logis.
Pembelajaran matematika diawali dengan pengertian serta hitungan yang
mudah terlebih dahulu, setelah memahaminya baru mempelajari bagian yang
lebih sulit.16 Kesabaran dan keuletan juga sangat dibutuhkan dalam
memecahkan masalah-masalah matematika yang dihadapi. Ketelitian dalam
14 Zubaidah Amir MZ, “Perspektif Gender Dalam Mempelajari Matematika”, Jurnal
pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Vol.XII No.1 Juni Th.2013, Bandung, h.20. 15Ibid
16Abied, Pengertian Pembelajaran Matematika Menurut Para Ahli, tersedia di,
pengerjaan masalah juga sangat penting untuk mendapatkan hasil yang sesuai
dengan harapan kita.
3. Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Pembelajaran matematika yang diajarkan pada setiap jenjang
pendidikan baik Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) tidak sepenuhnya sama dengan matematika
sebagai ilmu. Menurut Soedjadi hal ini dikarenakan adanya perbedaan dalam
beberapa hal yaitu17:
a. penyajiannya yang disesuaikan dengan perkembangan intelektual perseta
didik.
b. menggunakan pola pikir deduktif namun dalam proses pembelajaran
dapat digunakan pola pikir induktif
c. keterbatasan semestanya yang lebih dipersempit dari aspek matematika
yang kompleks dan selanjutnya semakin diperluas seiring dengan
peningkatan perkembangan perseta didik
d. Tingkat keabstrakannya yang lebih dikurangi dan selanjutnya sifat
abstraknya semakin banyak seiring dengan peningkatan perkembangan
perseta didik.
17Sukiyo Bisa, Jelajah Dunia Untuk Memajukan Pendidikan, tersedia di,
Oleh karena itu pada pembelajaran matematika di sekolah, anak didik
memerlukan tahapan belajar sesuai dengan perkembangan jiwa dan
kognitifnya. Potensi yang ada pada diri anak pun berkembang dari tingkat
rendah ke tingkat tinggi, dari sederhana ke kompleks. Karakteristik
pembelajaran matematika tidak dapat begitu saja diterapkan tanpa
menyesuaikan dengan perkembangan anak didik. Perkembangan intelektual
anak dapat dibagi dalam empat periode, yaitu periode sensori motorik pada
usia 0-2 tahun, periode pra-operasional pada usia 2-7 tahun, periode operasi
konkrit pada usia 7-11 tahun, periode operasi formal pada usia 11 atau 12
tahun ke atas.
Berdasarkan pembagian periode perkembangan intelektual di atas,
siswa SMP berada pada periode operasi konkrit dan mulai memasuki periode
operasi formal. Periode operasi konkrit merupakan permulaan berpikir
rasional dan siswa memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkan pada
masalah konkrit. Kemampuan siswa operasi konkrit berbeda dengan siswa
operasi formal. Siswa pada periode konkrit dan formal keduanya sudah dapat
menyelesaikan masalah klasifikasi, namun pada periode konkrit siswa belum
mampu menyelesaikan masalah klasifikasi tanpa adanya data konkrit.
Anak-anak pada periode formal sudah dapat memberikan alasan dengan
menggunakan lebih banyak simbul atau gagasan dalam cara berpikirnya. Anak
sudah dapat mengoperasikan argumen-argumen tanpa berkaitan dengan
Anak mampu menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik dan
kompleks dari pada anak yang masih berada dalam periode operasi konkrit.
Tujuan mata pelajaran matematika di sekolah menengah pertama adalah agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut18:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep,
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian di atas pembelajaran matematika disekolah baik
dalam hal penyajian, pola pikir, keterbatasan semesta, dan tingkat
keabstrakannya disesuaikan dengan perkembangan intelektual perseta didik.
Tujuan matematika diajarkan di sekolah yaitu agar siswa memiliki
kemampuan memahami konsep matematika, menggunakan penalaran pada
pola dan sifat, memecahkan masalah, mengkomunikasikan gagasan, memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika banyak
jenisnya. Menurut slameto, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
adalah19:
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang
sedang belajar. Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor
jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Adapun penjelasan dari
masing-masing faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1) Faktor jasmani, terdiri atas kesehatan dan cacat tubuh.
2) Faktor psikologis, terdiri atas intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motivasi, kematangan dan kesiapan.
3) Faktor kelelahan, terdiri atas kelelahan jasmani dan rohani.
b. Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor
ekstern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan
faktor masyarakat. Adapun penjelasan dari masing-masing faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Faktor keluarga
Faktor keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang
tua dan latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah
Mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan peserta didik,
relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat
Terdiri atas kegiatan peserta didik dalam masyarakat, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat.
5. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pada hakekatnya, pendekatan
pembelajaran dipahami sebagai cara-cara yang ditempuh oleh seorang
pembelajar untuk bisa belajar dengan efektif. Dalam hal ini, guru juga
memungkinkan siswa untuk mencapai kebutuhan tersebut. Melalui
pendekatan pembelajaran, siswa bertanggung jawab pada pemahamannya
sendiri.20 Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Roy Kellen mencatat bahwa
terdapat dua jenis pendekatan dalam pembelajaran, yaitu :21
a. Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered approaches)
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru adalah
pendekatan yang menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan
kegiatan belajar bersifat klasik. Dalam pendekatan ini guru menempatkan
diri sebagai orang yang serba tahu dan sebagai satu-satunya sumber
belajar.
b. Pendekatan yang berpusat pada siswa (student centered approaches)
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada siswa adalah
pendekatan yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan kegiatan
belajar bersifat modern. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada
siswa manajemen dan pengelolaannya ditentukan oleh siswa. Pada
pendekatan ini siswa memiliki kesempatan yang terbuka untuk
melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas
secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya.
20 Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2014, h.184.
21Rusman, Model-model Pembelajaran, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Edisi
Berdasarkan kajian diatas, maka pendekatan pembelajaran merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah atau objek kajian yang akan ditangani. Pendekatan akan menentukan arah pelaksanaan ide tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah atau objek kajian yang akan ditangani.
6. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional dianggap sebagai pembelajaran yang praktis dan tidak memerlukan banyak aktivitas pendukung sumber belajar. Dalam pembelajaran konvensional peserta didik tidak dituntut untuk menemukan konsep sendiri namun guru menyampaikan materi kepeserta didik dengan tujuan peserta didik dapat menguasai materi secara penuh. Sehingga sering disebut juga dengan istilah “chalk and talk”.22
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang berorientasi pada guru. Guru memiliki peranan dominan terhadap penyampaiaan materi sehingga peserta didik diharapkan mampu menguasai materi dengan baik. Materi pembelajaran yang disampaikan berupa materi yang sudah jadi seperti data, fakta, atau konsep-konsep yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang.
Menurut Philip R. Wallace ciri–ciri pembelajaran konvensional
c. Pembelajaran disekolah lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa depan, bukan sebagai peningkatan kompetensi peserta didik saat ini.
d. Penekanan yang mendasar adalah bagaimana pada pengetahuan dapat diserap oleh peserta didik dan penguasaan pengetahuan tersebutlah yang menjadi tolak ukur keberhasilan tujuan, sementara pengembangan potensi siswa diabaikan.
Prinsip komunikasi yang dilakukan dalam pembelajaran ini merupakan komunikasi satu arah. Komunikasi satu arah adalah proses penyampaian yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik dengan harapan peserta didik dapat menangkap dan mengingat materi yang telah diberikan oleh guru dan mengungkapkannya kembali dengan respon terhadap pertanyaan guru.
Kegiatan belajar peserta didik mengandalkan informasi yang disampaikan guru dan peserta didik hanya mendengarkan, mencatat dan sekali-sekali bertanya jika ada materi pelajaran yang belum dimengertinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa, proses pembelajaran ini kurang baik karena peserta didik hanya menerima dan kurang mampu berfikir secara luas serta
23Sunarto, Pembelajaran Konvensional, tersedia di, http: // sunartombs.wordpress.com
peserta didik tidak mampu mengembangkan materi yang diberikan oleh pendidik.
Adapun sintaks atau langkah-langkah pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut24:
a. Menyampaikan tujuan.
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut
b. Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi kepada siswa secara tahap demi tahap dengan metode ceramah.
c. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
Guru mengecek keberhasilan siswa dan memberikan umpan balik dengan diiringi iringan musik klasik.
d. Memberikan kesempatan latihan lanjutan.
Guru memberikan tugas tambahan untuk dikerjakan di rumah
7. Pengertian Musik
Menurut Bernstein dan Picker musik adalah suara yang diorganisir ke dalam waktu. Musik juga merupakan seni tingkat tinggi yang dapat
24Muh Syahrul, Model dan Sintaks Pembelajaran Konvensional, tersedia di
mengakomodir interprestasi dan kreativitas individu.25 Sedangkan menurut
Campbell mendefenisikan musik sebagai bahasa yang mengandung unsur universal, bahasa yang melintasi batas usia, jenis kelamin, ras, agama dan kebangsaan.26
Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa musik adalah suatu hasil karya yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu serta ekspresi sebagai suatu kesatuan. Musik salah satu media ungkapan kesenian, musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya serta di dalam musik terkandung nilai dan norma-norma yang menjadi bagian dari proses enkulturasi budaya, baik dalam bentuk formal maupun informal.
8. Jenis – Jenis Musik
Adapun jenis – jenis musik adalah sebagai berikut27:
a. Musik Klasik
Musik klasik biasanya merujuk pada musik klasik Eropa, tapi kadang juga pada musik klasik Persia, India, dan lain-lain. Musik klasik Eropa sendiri
25 Ayu Lestari, Pengertian Musik Klasik Menurut Para Ahli, tersedia di
http://www.google.co.id/#q=pengertian+musik+klasik+menurut+para+ahli, pada tanggal 9 Agustus 2016, jam 20.30.
26 Ibid
27Hidayatul Husnah, Jenis – jenis Musik, tersedia di
terdiri dari beberapa periode, misalnya barok, klasik, dan romantik. Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengacu pada musik yang dibuat dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik orchestra.
b. Blues
Blues adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik dan genre musik yang diciptakan oleh masyarakat di Deep South Amerika Serikat pada akhir abad ke-19. Genre blues didasarkan pada bentuk blues tetapi memiliki karakteristik lain seperti lirik tertentu, garis bass dan instrumen. c. Keroncong
Keroncong merupakan nama dari instrumen musik sejenis ukulele dan juga sebagai nama dari jenis musik khas Indonesia yang menggunakan instrumen musik keroncong, flute, dan seorang penyanyi wanita.
d. Jazz
Berendt mendefinisikan jazz sebagai bentuk seni musik yang berasal dari Amerika Serikat melalui konfrontasi orang kulit hitam dengan musik Eropa Pada musik jazz mungkin sulit untuk menentukan, improvisasi jelas salah satu elemen kunci.
e. Rock
sangat kentara pada rhythm section dengan gitar bass dan drum, dan kibor
seperti organ, piano atau synthesizer.
f. Country
Musik country adalah campuran dari sejumlah unsur musik Amerika yang
berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan dan Pegunungan Appalachia.
Musik ini berakar dari lagu rakyat Amerika Utara, musik kelt, musik
gospel, dan berkembang sejak tahun 1920-an.
g. Reggae
Reggae memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal
dari New Orleans R&B. Dengan berpedoman pada iringan gitar pas - pasan
dan putus – putus adalah interprestasi mereka akan R&B dan mampu jadi
populer di tahun 60an.
h. R&B
R&B adalah genre musik populer yang menggabungkan jazz, gospel, dan
blues, yang pertama kali diperkenalkan oleh pemusik Afrika-Amerika.
i. Ska
Ska adalah genre musik yang berasal di Jamaika pada akhir 1950-an, dan
merupakan pendahulu rocksteady dan reggae. Ciri khas musik ini adalah
jalur bass berjalan dengan aksentuasi pada ritme upbeat.
j. Funk
Funk adalah sebuah aliran musik yang mengandung unsur musik tarian
sering terpotong singkat, bunyi gitar ritme yang tajam, perkusi yang
dominan, pengaruh jazz yang kuat, irama-irama yang dipengaruhi musik
Afrika, serta kesan gembira yang didapati saat mendengarnya.
k. Dangdut
Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di
Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun
1940-an. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh
bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock,
pop, bahkan house musik.
l. Heavy metal
Heavy metal adalah sebuah aliran musik rock yang berkembang pada
1970-an. Aliran musik ini mengutamakan gitar
m.Gospel
Gospel adalah genre yang didominasi oleh vokal dan biasanya memiliki tema
Kristen. Beberapa subgenrenya adalah contemporary gospel dan urban
contemporary gospel.
9. Fungsi Musik
Musik adalah suatu elemen yang penting dalam kehidupan manusia.
Sejak dahulu kala musik telah memegang peranan dalam fungsi-fungsinya
kegunaan musik dapat dikategorikan dalam beberapa bagian yakni seperti
berikut28:
a. Musik Sebagai Media Ekspresi Diri
Jika akan berekspresi sedih, suara yang dimainkan berbentuk suara yang
bertempo lambat serta halus. Demikian sebaliknya, apabila suara itu cepat
serta menggelora, umumnya mewakili ekspresi suka dan bahagia.
b. Musik Sebagai Media Hiburan
Musik begitu efektif dalam menghibur, sepanjang suatu musik itu
dianggap indah, pastinya musik itu bisa menghibur. Seseorang bahkan
juga membutuhkan musik untuk menghibur diri saat tengah bosan
maupun sedih.
c. Musik Sebagai Media Terapi
Musik banyak digunakan untuk terapi penyakit mental atau kelumpuhan
organ tubuh. Musik dapat juga bermanfaat untuk menyegarkan kembali
sistem kerja otak setelah lama digunakan untuk bekerja.
d. Musik Sebagai Media Upacara
Musik di Indonesia, pastinya akan senantiasa berhubungan erat dengan
upacara-upacara tertentu seperti perkawinan, kelahiran, kematian, dan
upacara keagamaan serta kenegaraan. Di banyak daerah, bunyi dari suatu
alat musik dipercaya mempunyai kekuatan magis.
28 Lahiya, Pengertian Seni Musik, tersedia di
e. Musik Sebagai Media Komersial
Untuk beberapa seniman musik atau musisi, musik adalah satu diantara
sumber pendapatan. Mereka merekam hasil karya mereka berbentuk pita
kaset atau CD, lalu karya mereka dapat dipasarkan.
f. Musik Sebagai MediaTari
Musik sangat pas bila dikaitkan dengan tarian. Keduanya sama-sama
terkait karenanya ada persamaan pola serta ritme keduanya, sebuah tarian
tanpa diiringi irama musik akan terasa hampa (kosong) serta dapat
mempersulit sang penari.
10. Pengertian Musik Klasik
Menurut Grolier Academic Encyclopedia dalam Cristianti menjelaskan
pengertian musik klasik sebagai berikut29:
Musik klasik merupakan musik yang tersusun dari rangkaian nada-nada ritmik yang teratur dan harmonis. Keteraturan nada-nada tersebut membuat pendengar menikmati musik. Suara musik klasik tersebut berasal dari alat musik tanpa vocal, sebab jika dilengkapi vocal maka musik tersebut menjadi musik vocal.
Istilah musik klasik terdiri dari dua kata, yaitu musik dan klasik.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia musik adalah seni menyusun nada
atau suara dalam urutan kombinasi dan temporal untuk menghasilkan
komposisi yang mempunyai kesatuan dan keseimbangan. Sementara klasik
29 Rini Maya Sofa, dkk. Pengaruh Musik Instrumental Dalam Pembelajaran Terhadap
yaitu karya sastra yang bernilai tinggi serta langgeng dan sering dijadikan
tolak ukur atau karta sastra zaman kuno yang bernilai kekal.30
Siegel mengatakan bahwa, musik klasik menghasilkan gelombang Alfa
yang menenangkan yang dapat merangsang sistem limbik jaringan neuron
otak. Musik klasik menurut Haydn dan Mozart mampu memperbaiki
konsentrasi ingatan dan persepsi spasial. Sedangkan Gallahue mengatakan
bahwa kemampuan-kemampuan motorik, visual, auditif dan sentuhan makin
dioptimalkan melalui stimulasi dengan memperdengarkan musik klasik.
Ritme, melodi, dan harmoni dari musik klasik dapat memberikan stimulasi
untuk meningkatkan kemampuan belajar anak. 31
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa, melalui musik klasik anak mudah menangkap hubungan antara
waktu, jarak dan urutan (rangkaian) yang merupakan keterampilan yang
dibutuhkan untuk kecakapan dalam logika berpikir, matematika dan
penyelesaian masalah.
30 Salmin Mointi, Musik Klasik dan Progresif, tersedia di
http://netblog-mointi.blogspot.co.id/2012/10/makalah-musik-klasik-dan-progresive.html, pada tanggal 9 Agustus 2016, jam 19.4
11. Pengaruh Musik Klasik Terhadap Pembelajaran
Pengaruh musik klasik terhadap pembelajaran adalah sebagai berikut32:
a. Musik meningkatkan energi otot
b. Mampu membuat siswa rileks dan mengurangi stres (stres dapat
menghambat proses pembelajaran)
c. Mengurangi masalah disiplin
d. Merangsang kreativitas dan berpikir
e. Membantu kreativitas dan membawa otak pada gelombang tertentu
f. Merangsang minat baca, keterampilan motorik dan pembendaharaan kata
g. Sangat efektif untuk proses pembelajaran yang melibatkan pikiran sadar
maupun pikiran bawah sadar
12. Kemampuan Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah adalah proses yang digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Menurut Sternberg dan Ben-Zeev menyatakan
pemecahan masalah adalah suatu proses kognitif yang membuka peluang
pemecah masalah untuk bergerak dari suatu keadaan yang tidak diketahui
bagaimana pemecahannya kesuatu keadaan tetapi tidak mengetahui
bagaimana cara memecahkannya.33 Menurut Soedjadi kemampuan
pemecahan masalah adalah suatu keterampilan pada peserta didik agar
mampu menggunakan kegiatan matematis untuk memecahkan masalah
dalam matematika, masalah dalam ilmu lain, dan masalah kehidupan
sehari-hari. Sedangkan pemecahan masalah menurut Suherman merupakan bagian
dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses
pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh
pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah
dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak
rutin.34
Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menyelesaikan masalah merupakan tujuan umum pembelajaran matematika,
mengandung pengertian bahwa matematika dapat membantu dalam
memecahkan persoalan baik dalam pelajaran lain maupun dalam kehidupan
sehari-hari. Suatu masalah juga dapat diartikan sebagai situasi dimana
seseorang diminta menyelesaikan persoalan yang belum pernah dikerjakan
dan belum memahami pemecahannya. Sebuah soal pemecahan masalah
33 Raden heri setiawan, Idris Harta, “Pengaruh pendekatan Open-Ended dan Pendekatan Kontekstual terhadap kemampuan pemecahan masalah dan sikap siswa terhadap Matematika”. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, Vol. 1 No. 2 (November 2014), h.244
biasanya memuatsuatu situasi yang dapat mendorong seseorang untuk
menyelesaikannya akan tetapi tidak secara langsung tahu caranya.
“Sri Wardani mengungkapkan bahwa masalah matematika adalah masalah yang dikaitkan dengan materi belajar atau materi tugas matematika, bukan masalah yang dikaitkan dengan kendala belajar atau hambatan hasil belajar matematika”.35
Jika seorang peserta didik dihadapkan pada suatu masalah matematika
dan peserta didik tersebut langsung tahu cara menyelesaikannya dengan
benar, maka masalah yang diberikan tidak dapat digolongkan pada kategori
soal pemecahan masalah. Sumarno mengatakan terdapat dua makna yang
terkandung dalam pemecahan masalah matematis yaitu36:
a. Pemecahan masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran, yang
digunakan untuk menemukan kembali (reinvention) dan memahami
materi, konsep, dan prinsip matematika. Pembelajaran diawali dengan
penyajian masalah atau situasi yang kontekstual kemudian melalui
induksi peserta didik menemukan konsep atau prinsip matematika.
b. Pemecahan masalah sebagai kegiatan yang meliputi37:
1. Mengidentifikasi kecukupan data untuk pemecahan masalah
35 Abdul Muin dan Siska Amelia, “Strategi Think Alound dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa”. Jurnal Pendidikan Matematika, Uin Syarif Hidayatullah, Jakarta: 2013, h.3.
2. Membuat model matematik dari suatu situasi atau masalah sehari-hari
dan menyelesaikannya.
3. Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah
matematika dan atau di luar matematika.
4. Menjelaskan dan menginterpresentasikan hasil sesuai masalah asal,
serta memeriksa kebenaran hasil atau jawaban.
5. Menerapkan matematika secara bermakna.
Dalam penelitian ini, pemecahan masalah matematis yang
dimaksud adalah pemecahan masalah sebagai sebuah kegiatan. Melalui
pemecahan masalah ini, peserta didik akan memiliki kemampuan dasar
yang bermakna, lebih dari sekedar kemampuan berfikir, sebab dalam
proses pemecahan masalah, peserta didik dituntuk untuk terampil dalam
menyeleksi informasi yang relevan, kemudian menganalisisnya dan
akhirnya meneliti hasilnya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan
yang harus dilakukan dalam upaya untuk menyelesaikan permasalahan
matematika dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah.
Adapun langkah-langkah pemecahan masalah adalah sebagai berikut:38
a. Memahami masalah
b. Mengorganisasikan data dan memilih informasi yang relevan
c. Menyajikan masalah-masalah
d. Memilih metode pemecahan masalah
e. Mengembangkan strategi pemecahan masalah
f. Menafsirkan model dari suatu masalah
g. Menyelesaikan masalah.
Adapun indikator pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut39:
a. Merumuskan masalah atau menyusun model matematika
b. Merencanakan strategi
c. Melaksanakan strategi
d. Menguji kebenaran jawaban
B. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rini Maya Sofa, dkk yang berjudul “Pengaruh
Pendekatan Musik Instrumental Dalam Pembelajaran Terhadap Pemahaman
Konsep Peserta Didik”, dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh perbedaan pemahaman konsep dengan menerapkan musik
instrumental pada saat pembelajaran. Terdapat kesamaan dalam penelitian
yang dilakukan oleh Rina Maya Sofa yaitu penerapan musik instrumental.
Perbedaannya terletak pada kemampuan kognitifnya, yaitu Rina Maya Sofa
menggunakan kemampuan pemahaman konsep sedangkan dalam penelitian
ini menggunakan kemampuan pemecahan masalah matematis.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Maya Anggraini, dkk yang berjudul “Pengaruh
Iringan Musik Instrumental Dalam Penyelesain Soal Matematika Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa”, dalam penelitian ini dapat diperoleh
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh iringan musik instrumental terhadap
hasil belajar peserta didik. Terdapat kesamaan dalam penelitian yang
dilakukan oleh Rachmita yaitu penerapan musik instrumental. Perbedaannya
terletak pada kemampuan kognitifnya, yaitu Rachmita menggunakan
kemampuan penyelesaian soal terhadap hasil belajar peserta didik.
C. Kerangka Berpikir
Uma Sekaran mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Berdasarkan teori yang telah
dikemukakan diatas, maka peneliti merumuskan kerangka berfikir dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :40
40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung,2010,h.91.
Berdasarkan uraian di atas, teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut,
selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa
tentang hubungan antara variabel yang diteliti. Sintesa tersebut tentang hubungan
antara variabel tersebut untuk merumuskan hipotesis.
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat
pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang Proses
Terdapat pengaruh musik klasik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik kelas VIII SMP
diperoleh melalui pengumpulan data.41 Dalam penelitian ini, diajukan hipotesis
sebagai berikut:
1. Hipitesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh musik klasik terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP N 5
Terbanggi Besar Lampung Tengah tahun ajaran 2016/2017.
2. Hipotesis Statistik
Hipotesis Uji yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut :
H0 : µ1 = µ2 (Rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis peserta
didik dengan menerapkan musik klasik sama dengan hasil
rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis dengan tidak
menerapkan musik klasik)
H1 : µ1 ≠ µ2 (Rata–rata kemampuan pemecahan masalah matematis peserta
didik dengan menerapkan musik klasik tidak sama dengan hasil
rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis dengan
tidak menerapkan musik klasik)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.42 Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan metode kuantitatif atau penelitian kuantitatif. Karena data
yang ditemukan berupa angka-angka dan penganalisiannya berupa analisis
statistik.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Penelitian
melakukan perlakuan terhadap variabel bebas dan mengamati perubahan yang
terjadi pada satu variabel terikat atau lebih. Jenis eksperimen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design. Design ini mempunyai
kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan kelas eksperimen.43
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.44
Adapun variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
42 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2013,h.3. 43 Ibid, h.14.
1. Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang cenderung mempengaruhi,
dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah musik klasik .
2. Variabel terikat (dependen) yaitu variabel yang cenderung dapat dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah
kemampuan pemecahan masalah .
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh subjek penelitian.45 Populasi dalam penelitian
ini yaitu seluruh peserta didik kelas VIII dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Jumlah Peserta Didik Kelas VIII SMP N 5 Terbanggi Besar Tahun Pelajaran 2016/201746
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah seluruh populasi
penelitian sebesar 215 siswa. Dengan jumlah siswa kelas A sebanyak 38 siswa,
kelas B 30 siswa, kelas C 34 siswa, kelas D 30 siswa, kelas E 36 siswa dan
kelas F 36 siswa.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
45 Ibid, h.117.
Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti.47
Teknik sampling yang akan digunakan dalam pengambilan kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah probability sampling dengan teknik acak kelas.
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.48
Teknik pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata didalam populasi itu.49 Pengundian dilakukan dengan
membuat daftar nama kelas, memberi kode pada nama kelas dengan angka, menulis kode kertas tersebut dan menggulungnya. Selanjutnya dimasukkan kedalam kaleng, pada pengambilan pertama untuk kelas eksperimen dan pengambilan kedua kelas kontrol, sehingga didapat kelas B untuk kelas eksperimen dan kelas D untuk kelas kontrol.
D. Teknik Pengambilan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan pada pelaksanaan penelitian ini, penulis menggunakan teknik sebagai berikut :
1. Observasi
Sugiyono Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses
47 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung,2013
h.18.
48 Ibid
biologis dan psikologis.50 Dengan demikian, hasil observasi pada penelitian
ini adalah hasil proses kegiatan belajar mengajar peserta didik.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti.51 Wawancara penelitian ini dilakukan pada guru mata pelajaran
matematika untuk memperoleh informasi pendekatan apa yang digunakan pada saat pembelajaran serta kesulitan-kesulitan yang dialami oleh peserta didik kelas VIII di SMP N 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang mampu memberikan informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid dan tenaga administrasi dalam suatu sekolah. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk mendapatkan profil sekolah, data hasil belajar peserta didik, dan hal lain yang diperlukan dalam penelitian.
4. Tes
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara atau aturan-aturan yang
50 Ibid, h.203.
sudah ditentukan.52 Tes ini digunakan untuk mengetahui dan mengukur
keberhasilan kemampuan pemecahan masalah peserta didik dengan menerapkan music klasik pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tes yang dilakukan didalam penelitian ini berupa tes uraian (essay). Hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik diberi skor sesuai dengan kriteria penskoran. Berikut ini adalah table penskoran hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik:
Tabel 3.2
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis53
Skor Kriteria Keterangan
4 Semua yang berikut ini terpenuhi: a. Jawaban yang diperoleh benar b. Penjelasan jelas dan lengkap
c. Perhitungan matematis yang dilakukan benar
Respon yang patut dicontoh
3 Hanya terjadi salah satu dari yang berikut: a. Jawaban salah karena sedikit kesalahan analisis (bukan kesalahan perhitungan)
b. Penjelasan tidak jelas atau
Respon yang kurang tepat
52Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Raja Grafindom Persada, Jakarta, 2012,
h.66.
53 Siti Solikah, Pengaruh Pendekatan Accelerated Learning Terhadap Kemampuan
membingungkan
c. Ada kesalahan penerapan strategi penyelesaian
1 Jawaban tidak benar dan penjelasan (jika ada) dengan alas an yang tidak benar dan strategi yang diterapkan tidak benar atau membingungkan
Respon yang kurang
0 Kertas jawaban dalam keadaan kosong atau berisi catatan yang tidak relevan menjawab
masalah. Tidak ada respon
Selanjutnya skor yang diperoleh ditransformasikan menjadi nilai dengan skala 0 sampai 100 maka rumus yang akan digunakan yaitu :
E. Kisi – Kisi Instrumen Penelitian
Menurut pengertiannya kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang desebutkan dalam kolom.54 Berikut ini adalah tabel kisi-kisi instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu:
2. Merencanakan strategi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa, terdapat empat indikator kemampuan pemecahan masalah matematis peserta didik yang harus terpenuhi, yaitu merumuskan masalah atau menyusun model matematika, merencanakan strategi, melaksanakan strategi, menguji kebenaran jawaban.
F. Analisi Data Instrumen
Sebelum tes terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis yang diberikan kepada peserta didik, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen kepada peserta didik diluar sampel yang telah mempelajari materi tersebut. Uji coba instrumen meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda. Seperti yang telah diuraikan di bawah ini :
1. Uji Validitas
Salah satu ciri tes itu baik adalah apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur.55 Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi (content
validity) dan validitas konstruk. Proses validasi isi sebuah instrumen harus dilakukan melalui penelaah, justifikasi pakar atau melalui penilaian
sekelompok panel yang terdiri dari orang-orang yang menguasai substansi
dari variabel yang hendak diukur.56
Maka dalam penelitian ini peneliti meminta para dosen-dosen prodi
Pendidikan Matematika IAIN Raden Intan Lampung sebagai validator.
Sedangkan validitas konstruk berarti tes disusun sesuai dengan materi dan
tujuan pembelajaran. Untuk menentukan validitas instrumen digunakan rumus
korelasi Product Moment yaitu sebagai berikut:57
Keterangan:
= nilai koefisien korelasi pada butir atau item soal ke- i sebelum
dikoreksi
= nilai jawaban responden pada butir atau item soal ke-i
56 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Cet
Ke- 12, 2012, h.164.
57 Novalia dan Muhamad Syazali, Olah Data Penelitian Pendidikan, Bandar Lampung: