i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA
DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh
WAWAN AGUS SUSILO
NPM. 1011050113JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
Pembimbing I : Dr. R. Masykur, M.Pd.
Pembimbing II : Netriwati, M.Pd.
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA
DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Dosen Pembimbing I : Dr. R. Masykur, M.Pd Dosen Pembimbing II : Netriwati, M.Pd
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh
WAWAN AGUS SUSILO
NPM. 1011050113JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
iii ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA
DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh
Wawan Agus Susilo
Penerapan sebuah model pembelajaran hendaknya dapat lebih menarik minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti setiap proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan aktifitas peserta didik. Namun pada kenyataannya, di SMPN 5 Terbanggi Besar, dalam pembelajaran matematika masih dilakukan dengan menggunakan pembelajaran yang monoton, guru lebih cenderung menggunakan satu metode pembelajaran saja dengan aktifitas pembelajaran lebih didominasi oleh guru, sementara peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan guru. Salah satu metode yang dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan penalaran matematis yaitu model pembelajaran inkuiri yang menuntut peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta didik kelas VIII semester ganjil SMPN 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah tahun pelajaran 2016/2017.
Populasi dalam Penulisan ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMPN 5 Terbanggi Besar yang berjumlah 162 peserta didik dengan sampel berjumlah 64 peserta didik yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode yang digunakan Penulis adalah metode eksperimen. Jenis metode eksperimen yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Hipotesis yang Penulis ajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah. Untuk menguji hipotesis tersebut, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data gain, diperoleh bahwa data hasil tes dari dua kelompok adalah normal dan homogen, sehingga untuk pengujian hipotesis dapat digunakan uji-t atau t-test. Diperoleh kesimpulan dari penelitian ini bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta didik kelas VIII SMPN 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah
iv
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat : Jl. Let. Kol. H. Endro Suratmin Sukarame Lampung (0721) 703260
PERSETUJUAN
Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017
Nama Mahasiswa : Wawan Agus Susilo
NPM : 1011050113
Jurusan : Pendidikan Matematika
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan
MENYETUJUI:
Untuk dimunaqasyahkan dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung
Pembimbing I
Dr. R. Masykur, M.Pd. NIP. 19650204 199503 1 001
Pembimbing II
Netriwati, M.Pd.
NIP. 19680823 199903 2 001 Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
v
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Alamat : Jl. Let. Kol. H. Endro Suratmin Sukarame Lampung (0721) 703260
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017”, disusun oleh Wawan Agus Susilo NPM. 1011050113 Jurusan Pendidikan Matematika, telah dimunaqasyahkan pada Hari/Tanggal: Senin/29 Mei 2017.
TIM DEWAN PENGUJI:
Ketua : Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd (………..)
Sekretaris : Iip Sugiharta, M.Pd (………..)
Penguji Utama : Farida S. Kom., MMSI. (………..)
Penguji Pendamping : Netriwati, M.Pd. (………..)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
vi
MOTTO
vii
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan
skripsi ini sebagai wujud sayang dan terima kasihku kepada:
1. Bapak (Tugimin) dan Ibuku (Sumiyem) tercinta, cucuran keringat, doa, semangat,
motivasi, air mata, dan inspirasi tercurahkan untukku. Kulihat cahaya keikhlasan
yang tulus yang senantiasa diberikan kepadaku.
2. Kakak-kakakku Dwi Wiyanti, Dwi Mawarto, Dwi Winarsih, yang selalu
mendukung, memberikan semangat dan motivasi kepadaku untuk terus
viii
RIWAYAT HIDUP
Wawan Agus Susilo lahir di Yukum Jaya pada tanggal 17 Agustus 1992.
Anak ke empat dari empat bersaudara. Buah hati dari pasangan Bapak Tugimin dan
Ibu Sumiyem.
Penulis mulai menempuh pendidikan dasar di SDN 4 Yukum Jaya pada tahun
1998 dan tamat pada tahun 2004, kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 5
Terbanggi Besar Lampung Tengah tamat pada tahun 2007. Pendidikan selanjutnya
dijalani di SMK PGRI 2 Terbanggi Besar tamat pada tahun 2010. Pada tahun 2010 ini
pula, Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan
Lampung pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Sejak tahun 2013 sampai sekarang penulis mencari pengalaman bekerja dengan cara
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala puji kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan limpahan
rahmat, nikmat dan penjagaan sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini.
Sholawat dan salam kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW, semoga kita
mendapat syafa’atnya di akherat nanti, amin.
Selama penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari bimbingan, arahan, dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
2. Bapak Dr. Nanang Supriadi, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
3. Bapak Dr. R. Masykur, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, terima kasih atas
bimbingan, petunjuk, serta arahan dan sumbangan pemikiran selama penyusunan
skripsi ini sehingga dapat diselesaikan.
4. Ibu Netriwati, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih atas bimbingan,
petunjuk, serta arahan dan sumbangan pemikiran selama penyusunan skripsi ini
x
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung yang telah mendidik serta memberikan ilmu pengetahuan
kepada Penulis.
6. Seluruh Pengurus dan Karyawan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
serta Perpustakaan Pusat Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung yang
telah memberikan kemudahan dalam menggunakan fasilitas yang ada.
7. Bapak Supriyono, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMPN 5 Terbanggi Besar
Kabupaten Lampung Tengah, yang telah memberikan izin bagi Penulis untuk
melakukan penelitian.
8. Ibu Siti Safangatun, S.Pd. selaku guru bidang studi matematika kelas VIII SMPN
5 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah yang telah membantu dan
membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian.
9. Seluruh peserta didik kelas VIII SMPN 5 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung
Tengah yang telah bersedia membantu penulis dalam proses penelitian ini.
10. Teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2010 dan semua pihak
yang penulis .tidak sebutkan satu persatu.
11. Teman-teman seperjuanganku, Kelas Matematika C angkatan 2010: Tri
Kurniawan, Yudi Prawinata, Yesi, Rahmi, Suryadi, Rina, Erwansah, Susi,
Sudriyah, Replika oganda putra, Parno, dll yang tidak ku sebutkan satu persatu.
12. Sahabat terbaikku: Ahmad Riyadin, Zuhri, Suprianto, terima kasih atas
xi
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
perbaikan di masa mendatang. Semoga Allah SWT menjadikan sebagai amal ibadah
yang akan mendapat ganjaran di sisi-Nya, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi kita semua. Amin.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Bandar Lampung, Juni 2017
Penulis
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ….………..….... i
ABSTRAK ………..………. ii
HALAMAN PERSETUJUAN……… iii
HALAMAN PENGESAHAN……….. iv
MOTTO. ..……… v
PERSEMBAHAN……… vi
RIWAYAT HIDUP ………. vii
KATA PENGANTAR………. viii
DAFTAR ISI……… xi
DAFTAR TABEL……… xiv
DAFTAR GAMBAR…...……… xv
DAFTAR LAMPIRAN……… xvi
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Identifikasi Masalah ……… 12
C. Pembatasan Masalah ……….. 13
D. Rumusan Masalah ……… 13
E. Tujuan Penlitian……….. ... 13
F. Manfaat Penelitian ………. 14
G. Ruang Lingkup Penelitian ………. 15
BAB II LANDASAN TEORI ………. 16
A. Kajian Teori……..……….. 16
1. Model Pembelajaran Inkui……….……….. 16
xiii
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri ... 17
c. Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri ... 18
d. Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri... 18
2. Model Pembelajaran Konvensional………. 18 3. Kemampuan Penalaran Matematis ..……….. 19 B. Kerangka Berpikir ……….. 24
C. Hipotesis………. 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 28
A. Bentuk Penelitian……… 28
1. Metode Penelitian………. 28
2. Jenis Penelitian ………. 29
B. Variabel Penelitian ………. 31
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ……… 31
1. Populasi ……… 31
2. Teknik Sampling …………..……….. 32
3. Sampel……….. 33
D. Teknik Pengumpulan Data………..………..……….. 34
E. Desain Eksperimen……….…………..……….. 36
F. Analisis Uji Instrumen ………. 37
1. Uji Validitas ……….……… 37
2. Uji Reliabilitas………..……… 38
G. Uji Tingkat Kesukaran ……….…….………. 40
H. Uji Daya Pembeda………..……… 41
I. Uji Normalitas ………. 42
J. Uji Kesamaan Dua Varians ………. 43
K. Normalize Gain (Normalitas Gain) ………. 43
xiv
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data Uji Coba Instrumen ………..……… 46
1. Uji Validitas ………..……… 46
a. Uji Tingkat Kesukaran………... 47
b. Uji Daya Pembeda………..……… 49
2. Uji Reliabilitas ………..……… 50
3. Hasil Tes Awal (Pretest)……… 51
a. Deskripsi Data Amatan …………..………. 51
b. Uji Normalitas Tes Awal (pretest)…..….………... 53
c. Uji Kesamaan Dua Varians ……… 54
d. Uji-t ……… 55
4. Hasil Tes Setelah Pembelajaran …..……….. 58
a. Deskripsi Data Amatan ……..………. 58
b. Uji Normalitas Tes Kemampuan penalaran Matematis ………..………. 60
c. Uji Kesamaan Dua Varians….……… 61
d. Uji-t……….. 62
5. Uji Peningkatan (gain) ……… 64
a. Deskripsi Data Amatan ………. 64
b. Uji Normalitas ……….. 66
c. Uji Kesamaan Dua Varians ……….. 67
d. Uji-t ……….. 68
B. Pembahasan ……….. 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 76
A. Kesimpulan ……….. 76
B. Saran ……… 76
DAFTAR PUSTAKA……….…... 77
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Prestasi Belajar Matematisa SMPN 5 Terbanggi Besar ……. 7
Tabel 3.1 Distribusi Peserta Didik Kelas VIII SMPN 5 Terbanggi Besar …... 32
Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran Matematis …….. 35
Tabel 3.3 Tabulasi Desain Faktorial………. 37
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas………..…………. 39
Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Item ……… 41
Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda ……….. 42
Tabel 3.7 Klasifikasi n-gain ……….. 44
Tabel 4.1 Data Uji Validitas ……….. 47
Tabel 4.2 Data Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal ………. 48
Tabel 4.3 Data Uji Daya Pembeda Butir Soal ……… 49
Tabel 4.4 Deskripsi Data Tes Awal (Pretest) Kemampuan Penalaran Matematis Materi Sistem Persamaan Garis Linear Dua Variabel ... 52
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kemampuan Penalaran Matematis (Pretest) ………. 54
xvi
Tabel 4.8 Deskripsi Data n-gain Kemampuan Penalaran Matematis Materi Sistem Persamaan Garis Linear Dua Variabel ……… 65
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Uji Normalitas n-gain Kemampuan Penalaran
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir………. 25
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian …………..……… 30
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Tenaga Pengajar SMP Negeri 5 Terbanggi Besar…………. 80
Lampiran 2 Daftar Nama Responden Uji Instrumen ………. 81
Lampiran 3 Daftar Nama Responden Kelas Eksperimen ……….. 82
Lampiran 4 Daftar Nama Responden Kelas Kontrol ………. 83
Lampiran 5 Daftar Nama Kelompok Kelas Eksperimen …..……….. 84
Lampiran 6 Indikator Kemampuan Penalaran Matematis……..………. 85
Lampiran 7 Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis ……..………. 86
Lampiran 8 Jawaban Tes Kemampuan Penalaran Matematis…….………… 89
Lampiran 9 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran Matematis ………. 96
Lampiran 10 Uji Validitas Instrumen ……….. 97
Lampiran 11 Perhitungan Uji Validitas Butir Soal ………. 98
Lampiran 12 Uji Reliabilitas Instrumen ……….. 99
Lampiran 13 Perhitungan Uji Reliabilitas ………. 100
Lampiran 14 Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal ……… 104
Lampiran 15 Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal ………. 107
Lampiran 16 Uji Daya Pembeda ………. 109
Lampiran 17 Perhitungan Uji Daya Pembeda ………. 112
Lampiran 18 Kesimpulan Analisis Butir Soal ………. 114
xix
Lampiran 20 Hasil Jawaban Peserta Didik Kelas Kontrol (Pretest) ……..…. 116
Lampiran 21 Data Amatan Awal (Pretest) Kemampuan Penalaran Matematis ………. 118
Lampiran 22 Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Pretest) ……….. 119
Lampiran 23 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Pretest) ……… 122
Lampiran 24 Uji Normalitas Kelas Kontrol (Pretest) ………. 123
Lampiran 25 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol (Pretest) …………. 127
Lampiran 26 Uji Kesamaan Dua Varians (Pretest) ………. 128
Lampiran 27 Uji-t Soal Tes Awal (Pretest) ……… 129
Lampiran 28 Perhitungan Uji-t Soal Tes Awal (Pretest) ……… 131
Lampiran 29 Hasil Jawaban Peserta Didik Kelas Eksperimen (Posttest) …… 132
Lampiran 30 Hasil Jawaban Peserta Didik Kelas Kontrol (Posttest) ………. 133
Lampiran 31 Data Amatan Awal (Posttest) Kemampuan Penalaran Matematis ………. 135
Lampiran 32 Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Posttest) ………. 136
Lampiran 33 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Posttest) …….. 139
Lampiran 34 Uji Normalitas Kelas Kontrol (Posttest) ………. 140
Lampiran 35 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol (Posttest) ………… 143
Lampiran 36 Uji Kesamaan Dua Varians (Posttest) ……… 145
Lampiran 37 Uji-t Soal Tes Akhir (Posttest) ……….. 146
Lampiran 38 Perhitungan Uji-t Soal Tes Awal (Posttest) ……… 148
xx
Lampiran 40 Uji Normalize Gain ……… 151
Lampiran 41 Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Gain) ……….. 152
Lampiran 42 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Gain) ………. 156
Lampiran 43 Uji Normalitas Kelas Kontrol (Gain) ………. 157
Lampiran 44 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol (Gain) ……… 161
Lampiran 45 Uji Kesamaan Dua Varians (Gain) ………. 155
Lampiran 46 Uji-t (Gain) ……… 164
Lampiran 47 Perhitungan Uji-t (Gain) ……… 166
Lampiran 48 Tabel R ………. 167
Lampiran 49 Tabel Z ………. 170
Lampiran 50 Nilai Kritik Uji Lilliefors ……….. 171
Lampiran 51 Tabel F ……….. 172
Lampiran 52 Tabel T ……….. 173
Lampiran 53 RPP Pertemuan Ke-1 Kelas Eksperimen ……….. 177
Lampiran 54 RPP Pertemuan Ke-2 Kelas Eksperimen ………... 181
Lampiran 55 RPP Pertemuan Ke-3 Kelas Eksperimen ……….. 185
Lampiran 56 RPP Pertemuan Ke-1 Kelas Kontrol ………. 189
Lampiran 57 RPP Pertemuan Ke-2 Kelas Kontrol ………. 193
Lampiran 58 RPP Pertemuan Ke-3 Kelas Kontrol ……….... 197
Lampiran 59 LKS 1 ……… 200
Lampiran 60 LKS 2 ……… 201
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya
meningkatkan kualitas suber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya
manusia yang berkualitas akan mampu mengelola sumber daya alam dan
memberi layanan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu, hampir semua bangsa berusaha meningkatkan
kualitas pendidikan yang dimilikinya.
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.”1
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia
karena dengan pendidikan manusia dapat mencapai kesejahteraan hidupnya,
mengembangkan potensi dalam dirinya, dapat mengatasi permasalahan dan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendidikan dalam pandangan islam juga sangat
diutamakan, hal ini dinyatakan dalam Al Qur’an surat At – Taubah ayat 122 :
2
ًةَفّاَك اوُزِفْىَيِل َنىُىِمْؤُمْلا َناَك اَمَو
ۚ
ٍةَقْزِفّ ِلُّك ْهِم َزَفَو اَلْىَلَفّ
ْمِهْيَلِإ اىُعَجَر اَذِإ ْمُهَمْىَق اوُرِذْىُيِلَو ِهيِدّلا يِفّ اىُهَقَّفَتَيِل ٌةَفِئاَط ْمُهْىِم
َنوُرَذْحَي ْمُهَلَعَل
Artinya : “Tidak sepatutnya bagi orang - orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap – tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama untuk member peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,
supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (QS. At – Taubah : 122).2
Pendidikan di sekolah tidak lepas dari kegiatan Proses Belajar Mengajar
(PBM) yang merupakan perencanaan secara sistematis yang dibuat oleh guru
dalam bentuk satuan pelajaran.Menciptakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
yang mampu mengembangkan prestasi belajar semaksimal mungkin merupakan
tugas dan kewajiban guru.Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi
penyampaian materi untuk mendesain KBM yang dapat merangsang prestasi
belajar yang efektif dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisinya. Untuk
menjawab hal tersebut, seorang guru harus cermat dalam memilih model-model
pembelajaran yang akan digunakan ke dalam KBM. Sebab, salah satu faktor
suksesnya pembelajaran adalah pemakaian model pembelajaran yang tepat,
efektif, dan efisien.
3
Hal senada diungkapkan oleh Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara lain:
1. Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakup tingkat
kecerdasan, bakat, sikap, minat, motivasi, keyakinan, kesadaran, kedisiplinan,
dan tanggung jawab.
2. Pengajar professional yang memiliki kompetensi pedagogik, social, personal,
professional, kualifikasi pendidikan yang memadai, dan kesejahteraan yang
memadai.
3. Atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif.
4. Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.
5. Kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, khusus mengenai perubahan
perilaku (behavior change) peserta didik secara integral, baik yang berkaitan
dengan kognitif, afektif, maupun psikomotor.
6. Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu, dan teknologi,
serta lingkungan alam sekitar.
7. Atmosfir kepemimpinan pembelajaran yang sehat, partisipatif, demokratis,
dan situasional yang dapat membangun kebahagiaan intelektual, kebahagiaan
emosional, dan kebahagiaan spiritual.
8. Pembiayaan yang memadai, baik biaya rutin (recurrent budget) yang
datangnya dari pihak pemerintah, orang tua, maupun stakeholder lainnya.3
3Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika
4
Merujuk pada pendapat Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana di atas,
tepatnya pada poin ke-5, bahwa kurikulum sebagai faktor yang menetukan
keberhasilan belajar karena kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, yang
secara khusus menyoroti perubahan perilaku pada diri peserta didik yang
meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk menuju keberhasilan
pembelajaran dalam hal faktor kurikulum, pemerintah telah menyiapkan
kurikulum yang dewasa ini masih hangat diperbincangkan di dunia pendidikan
Indonesia, yakni kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 mencoba memunculkan segala kompetensi yang dimiliki
oleh peserta didik. Dengan sistem ini peserta didik dituntut untuk aktif dalam
proses belajar mengajar. Jadi, dalam lingkup ini peserta didik merupakan subjek
belajar. Peserta didik sebagai subjek belajar harus berperan aktif dalam
pembelajaran. Keaktifan peserta didik dinilai dari peranannya dalam
pembelajaran, seperti berdiskusi sebuah materi pelajaran, bertanya, menjawab
pertanyaan, memberi tanggapan, dan lain-lain. Disamping itu, keaktifan peserta
didik merupakan bentuk pembelajaran mandiri, yaitu peserta didik berusaha
mempelajari segala sesuatu atas kehendak dan kemampuan/usahanya sendiri.
Peran guru dalam menciptakan pembelajaran yang menggairahkan dan
menantang peserta didik diperlukan guru yang kreatif, professional, dan
menyenangkan, supaya mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif
dengan suasana pembelajaran yang manantang agar peserta didik merasa
5
karena itu, penulis akan menggunakan salah satu model pembelajaran yang aktif,
yakni model pembelajaran inkuiri.
Model pembelajaran inkuiri lebih menekankan keaktifan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran. Semua itu untuk mencari jawaban atas kekurangan
dalam proses pembelajaran matematika yang selama ini diterapkan di kelas VIII
SMP Negeri 5 Terbanggi Besar, sesuai pendapat Ibu Siti Safangatun4 antara lain:
Ketidakmampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Terutama bila
guru memberikan soal-soal latihan. Tidak banyak peserta didik yang mampu
memecahkan dan menyelesaikan soal-soal tersebut. Akibatnya peserta didik tidak
terlatih dalam memecahkan berbagai persoalan yang diberikan oleh guru maupun
yang mereka hadapi di kehidupan sehari-hari. Masalah selanjutnya terlihat dari
kurangnya motivasi dari diri peserta didik dalam mengikuti palajaran matematika
dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Peserta didik baru akan
mengerjakan tugas bila guru memerintahkan tugas akan dikumpulkan. Peserta
didik giat belajar apabila akan diadakan ulangan. Sikap tersebut dapat
menimbulkan ketidakdisiplinan peserta didik dalam belajar matematika. Mereka
tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik untuk memahami pelajaran yang
mereka terima. Masalah berikutnya dari segi metode penyampaian materi hanya
berlangsung satu arah (pihak guru) atau dikenal dengan metode ceramah,
sehingga peserta didik pasif dan suasanapembelajaran kelas kurang efektif
4Siti Safangatun, Guru Matematika SMPN 5 Terbanggi Besar, Wawancara, 5 September 2016
6
sehingga berimbas pada cara pikir peserta didik dan hasil belajarnya. Masalah
selanjutnya terlihat pula dalam hal penyampaian rumus matematika, guru
menjelaskan kepada peserta didik berupa rumus baku (rumus jadi) tanpa
mengajak peserta didik berobservasi untuk mengetahui penjabaran rumusnya.
Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat, membuat peserta
didik tidak aktif, karena pembelajaran yang monoton (konvensional) atau hanya
menggunakan model ceramah, akan membuat peserta didik hanya
mendengarkan, meniru, dan kurang memperhatikan pelajaran yang diberikan
guru. model pembelajaran yang tepat membuat pelajaran matematika akan lebih
berarti. Dalam proses belajar mengajar, pemakaian strategi pembelajaran yang
baik disertai dengan keaktifan peserta didik akan membantu serta mempermudah
proses pencapaian tujuan pengajaran. Strategi pembelajaran yang menyenangkan
tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu, tetapi juga dapat meningkatkan minat
peserta didik untuk belajar, sekaligus menimbulkan rasa puas bagi para peserta
didik, model inkuiri dapat menjadikan peserta didik terangsang oleh tugas, dan
aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalahnya.Mencari sumber
sendiri, dan peserta didik belajar bersama dalam kelompok. Hal inilah yang
mengakibatkan penulis untuk memilih model inkuiri, sehingga diharapkan
peserta didik mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan.
Selain itu, diharapkan pula para peserta didik mampu berdebat, menyanggah, dan
mempertahankan pendapatnya. Sehingga pada akhirnya, peserta didik menjadi
7
mempunyai kemampuan dalam menguasai pembelajaran matematika, karena
guru sebagai fasilitator, motivator, dan moderator dalam belajar di kelas. Dari
sekian banyak permasalahan yang telah disebutkan di atas, penulis mengambil
solusi dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri agar tujuan utama
pembelajaran dapat dicapai secara maksimal dan peserta didik lebih termotivasi
dalam hal pembelajaran.
Adapun rata-rata prestasi belajar matematika peserta didik kelas VIII
sebagai acuan pada skripsi ini, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1
Rata-Rata Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah
Tahun Pelajaran 2015/2016
No Kelas Nilai Rata-rata
1 VIII A 62,7
2 VIII B 61,0
3 VIII C 58,8
4 VIII D 59,0
5 VIII E 60,0
Sumber: Dokumen nilai pada guru bidang studi matematika kelas VIII SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah
Berdasarkan rata-rata prestasi yang ditunjukkan pada tabel di atas, masih
banyak peserta didik yang belum tuntas dalam belajarnya, sementara itu
berdasarkan keterangan salah satu guru bidang studi matematika di SMP Negeri
5 Terbanggi Besar, kemampuan penalaran matematis peserta didik sangat rendah.
Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata prestasi belajar matematika seperti pada
8
nilai rata-rata prestasi belajar matematika. Sementara tujuan dari kurikulum 2013
adalah peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar. Dimana nilai dari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah SMP
Negeri Terbanggi Besar Lampung Tengah adalah 75 dari skala 100. Apabila
kemampuan penalaran matematis peserta didik meningkat dari sebelumnya,
maka keberhasilan dalam pembelajaran akan tercapai, sebab kondisi kelas lebih
aktif, kreatif, dan inovatif. Pelajaran matematika khususnya, sering dianggap
sebagai pelajaran yang paling sulit dipahami bagi peserta didik. Meskipun
matematika mendapatkan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan
pelajaran lain dalam penyampaiannya, namun peserta didik kurang
memperhatikan pada pelajaran matematika karena peserta didik menganggap
matematika itu pelajaran yang sulit dipahami. Kenyataan sekarang banyak
dijumapai di sekolah selama ini adalah ketidaksukaan peserta didik pada
matematika menyebabkan peserta didik enggan mengerjakan soal-soal yang
diberikan guru.Padahal dari soal-soal itulah peserta didik dapat melatih
kemampuannya dalam memecahkan setiap tipe soal matematika.Kurangnya
kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran matematika membuat peserta
didik kurang tertarik pada pelajaran matematika. Guru harus bisa menyampaikan
dan memberikan pemecahan masalah yang mudah dan menarik agar peserta
didik memahami masalah yang diberikan dan mampu menemukan pemecahan
9
Metode mengajar yang tepat akan membantu guru dalam menyampaikan
pelajaran matematika. Pemilihan model pembelajaran dilakukan oleh guru
dengan cermat agar sesuai dengan materi yang akan disampaikan, sehingga
peserta didik dapatmemahami setiap materi yang disampaikan dan akhirnya akan
mampu membuat proses belajar mengajar lebih optimal dan mencapai
keberhasilan dalam pendidikan.
Proses pembelajaran matematika sebagai langkah untuk meningkatkan
prestasi belajar peserta didik, maka kelemahan-kelemahan dalam proses
pembelajaran harus diperbaiki. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan
kualitas proses belajar mengajar di kelas. Saat ini telah banyak upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, seperti implementasi
model diskusi, model latihan, model tanya jawab, dan lain-lain. Dalam pelaksaan
model-model tersebut dilakukan berbagai strategi pembelajaran supaya mengajar
lebih efektif. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model inkuiri,
yaitu pembelajaran yang dilakukan secara induktif, diawali dengan pengamatan
dalam rangka memahami suatu konsep. Dengan kata lain, pembelajaran berbasis
inkuiri memberikan pengalaman-pengalaman kepada peserta didik secara nyata
dan aktif. Peserta didik diharapkan mengambil inisiatif sendiri cara memecahkan
masalah, mengambil keputusan dan mendapatkan keterampilan, Sehingga
peserta didik dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis.
Beberapa penelitian yang salah satunya dilakukan oleh Agus Supriyono
10
Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA
Negeri 1 Metro Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitiannya
bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan motivasi belajar
matematika antara siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan metode
inkuiri dengan hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.
Penelitiannya menyimpulkan bahwa metode pembelajaran inkuiri sangat
berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil
belajar, motivasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode
inkuiri lebih tinggi dari pada motivasi belajar siswa yang memperoleh
pembelajaran konvensional.5
Penelitian lain juga dilakukan oleh Evi Suharyati yang meneliti tentang
Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas VIII SMP N 7 Salatiga Pada Pokok Bahasan Lingkaran Semester II
Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui apakah
model inkuiri berpengaruh terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa kelas VIII
SMP N 7 Salatiga, dan hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa model
inkuiri berpengaruh terhadap kreativitas dan hasil belajar matematika siswa kelas
VIII SMP N 7 Salatiga6.
5Agus Supriyono, Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Inkuiri Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Metro Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013, diakses dari http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/, pada tanggal 31 Desember 2015 pukul 19.38 WIB.
6Evi Suharyati, PengaruhModel Inkuri Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika
11
Shelly, Yuwono, dan Muksar dalam skripsinya yang berjudul Penerapan
Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Penalaran Matematika Siswa Kelas
VII.D SMP Negeri 4 Balik Papan Tahun Pelajaran 2012/2013, hasil
penelitiannya menyatakan bahwa penerapan pembelajaran inkuri yang dapat
meningkatkan penalaran matematika dengan langkah-langkah: (1) Orientasi; (2)
Merumuskan masalah; (3) Membuat hipotesis; (4) Menguji hipotesis; (5)
Menyajikan hasil; (6) Refleksi.7
SMP Negeri 5 adalah salah satu sekolah negeri yang ada di kabupaten
Lampung Tengah, pembelajarn di SMP Negwri 5 Terbanggi Besar ini sebagian
besar masih menggunakan metode konvensional, ceramah, dan terkadang Tanya
jawab. Peserta didik memiliki kelemahan dalam menyelesaikan permasalahan
yang berkaitan dengan soal penalaran matematis, sebagian besar peserta didik
belum mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan pengetahuan yang
digunakan atau dimanfaatkanm, hal ini disebabkan pembelajaran matematika
yang masih menggunakan sistem pembelajaran yang konvensional sehingga
peserta didik menerima pengetahuan secara abstrak (membayangkan) tanpa
mengalami dan tidak banyak memperdalam logika atau penalaran. Pembelajaran
konvensional peserta didik lebih sering di beri soal-soal perhitungan dengan
menggunakan algoritma yang ada tanpa adanya kebebasan menjawab, kurangnya
2011/2012, diakses dari http:/repository.uksw.edu/handle/123456789/1871, pada tanggal 20 juni 2016 pukul 19:55 WIB.
7Shelly, dkk, Penerapan Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Penalaran Matematika
12
penggunaan keampuan bernalar dalam menyelesaikan masalah matematika.
Menurut Shadiq bahwa kemampuan penalaran matematis sangat dibutuhkan oleh
peserta didik dalam belajar matematika, karena pola berfikir yang dikembangkan
dalam matematika sangat membutuhkan danmelibatkan pemikiran kritis,
sistematis, logis, kreatif dalam menarik kesimpulan dari beberapa data yang
mereka dapatkan8. Untuk itu pengembangan kemampuan penalaran matematis
sangat perlu bagi peserta didik yang berhubungan dengan model pembelajaran
yang diterapkan dan memerlukan pembelajaran yang mampu mengakomodasi
proses berfikir, proses bernalar, sikap kritis peserta didik dan bertanya.
Peserta didik SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah dalam
pembelajaran matematika belum menggunakan model pembelajaran yang efektif.
Sehingga berdasarkan uraian di atas, akan dilakukan penelitian untuk melihat
pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan
penalaran peserta didik kelas VIII SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung
Tengah Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah
yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1.Model pembelajaran yang digunakan belum bervariasi.
2.Kemampuan penalaran matematis peserta didik masih rendah.
8T. Rahmat, Pengaruh Pembelajaran dengan Model Penemuan Terbimbing Terhadap
13
3.Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) sulit dipahami.
4.Hasil belajar peserta didik belum mencapai KKM yang ditentukan.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya masalah yang akan diteliti, maka peneliti
akan memberikan pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Model pembelajaran pembelajaran yang akan digunakan dalam penalelitian
ini adalah adala model pembelajaran inkuiri untuk kelas eksperimen dan
model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol
2. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan penalaran matematis.
3. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPLDV.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah model
pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan penalaran
matematis Peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 5 Terbanggi
Besar Lampung Tengah Tahun pelajaran 2016/2017?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis
peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung
14 F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam dunia pendidikan
matematika antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat meningkatkan
mutu pendidikan melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam
upaya meningkatkan kemampuan penalaran matematis peserta didik.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peserta didik, memberikan informasi kepada pembaca tentang
pengaruh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran inkuiri
terhadap kemampuan penalaran matematis peserta didik.
b. Bagi guru matematika, diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan terhadap alternatif model pembelajaran yang memungkinkan
untuk diterapkan sebagai upaya meningkatkan kemampuan penalaran
matematika.
c. Bagi sekolah atau semua pihak yang berkepentingan untuk menambah
sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas
peserta didik dan dapat dijadikan sebagai rujukan dalam penulisan
15 G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Obyek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap
peningkatan kemampuan penalaran matematis
2. Subyek Penelitian
Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 5 Kecamatan Terbanggi Besar Lampung
Tengah
3. Wilayah Penelitian
SMP Negeri 5 Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.
4. Waktu Penelitian
16 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Model Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi
dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pembelajaran inkuiri ini
peserta didik dimotivasi untuk aktif berfikir, melibatkan diri dalam
kegiatan, dan mampu menyelesaikan tugas sendiri.
Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana inkuiri berarti suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat menemukan
sendiri pengetahuan, sikap dan ketrampilan sebagai wujud adanya
perubahan perilaku.9 Roestiyah juga mengemukakan bahwa inkuiri adalah
suatu tekhnik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di kelas10.
Pembelajaran inkuiri berorientasi pada keterlibatan peserta didik secara
9Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika
Aditama, 2009), h. 77.
10Roestiyah, Definisi Model Pembelajaran, diakses dari
17
maksimal dalam peruses kegiatan belajar, mengembangkan sikap percaya
diri peserta didik tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri dapat diselenggarakan
secaran individu atau kelompok. Model ini sangat bermanfaat dalam
pelajaran matematika sesuai dengan karakteristik matematika tersebut,
guru membimbing peserta didik jika diperlukan dan peserta didik
didorong untuk berfikir sendiri sehinggaa dapat menemukan prinsip
berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru sampai seberapa jauh
peserta didik dibimbing tergantung pada kemampuan dan materi yang
sedang dipelajari.
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri
Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam model inkuiri
diantaranya adalah :
1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
2) Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari. 3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari.
4) Menentukan peran yang akan dilakukan masing-masing siswa.
5) Mengecek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan.
6) Mempersiapkan setting kelas.
7) Mempersiapkan fasilitas yang akan diperlukan.
8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan penemuan.
9) Menganalisis sendiri atas data temuan.
10)Meransang terjadinya dialog interaksi antar peserta didik.
18
12)Memfasilitasi siswa dalam merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil temuannya11
c. Kelebihan-kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri
Beberapa kelebihan model pembelajaran inkuiri yaitu :
1) Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan ktrampilan dalam proses kognitif.
2) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikiranya.
3) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi.
4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing.
5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.12
d. Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri Beberapa kelemahan model inkuiri yaitu :
1) Peserta didik memiliki kesiapan dan kematangan mental, peserta didik harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik
2) Keadaan kelas dikita kenyataanya gemuk jumlah peserta didiknya maka model ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.
3) Guru dan peserta didik yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka model inkuiri in akan mengecewakan.
4) Ada kritik bahwa proses dalam model inkuiri terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan sikap dan ketrampilan bagi peserta didik.13
2. Model Pembelajaran Konvesional
Salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat
banyak digunakan oleh pendidik adalah model pembelajaran konvensional.
Model ini sebenarnya sudah tidak layak lagi kita gunakan sepenuhnya dalam
11Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Op. Cit, h. 78. 12Ibid, h. 79.
19
suatu proses pengajaran, dan perlu diubah. Tapi untuk mengubah model
pembelajaran ini sangat susah bagi pendidik, karena guru harus memiliki
kemampuan dan keterampilan menggunakan model pembelajaran lainnya.
Model pembelajaran konvensional adalah pembelajaran tradisional atau
disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu model ini telah
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara pendidik dengan peserta
didik dalam proses belajar dan pembelajaran.14
Ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah :
a. Peserta didik ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif serta pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.
b. Perilaku dibangun atas proses kebiasaan peserta didik.
c. Pendidik selalu memonitor dan mengoreksi tiap-tiap ucapan peserta didik. d. Pendidik adalah penentu jalannya proses pembelajaran.
e. Pendidik yang menentukan topik atau tema pembelajaran.
f. Tujuan keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.15
3. KemampuanPenalaranMatematis
Terkait penalaran matematis, didalam Al Qur’an Allah SWT
memotivasi umat islam untuk selalu menggunakan akal pikiran dan penalaran.
Sebagaimana terdapat dalam surat Ali Imron ayat 190 :
ٍۢثَٰياَءَل ِراَهَىلٱَو ِلّْيَلٱ ِفَٰلِتْخٱَو ِضْرَأْلٱَو ِتَٰىَٰمَسّلٱ ِقْلَخ ىِفّ َنِإ
ىِل۟وُأِل
ٱ
ِبَٰبْلَأْل
ە﴿
۱۹
﴾
14Djamarah, Pembelajaran Konvensional, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 25.
15Sanjaya, W, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
20
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.16
Berdasarkan ayat tersebut, Allah SWT menekankan kepada manusia
dalam penggunaan akal pikiran. Salah satu jalan terbaik untuk mengenal
Tuhan adalah jalan yang dijadikan Allah SWT sebagai argument atas diri-Nya
sendiri dan jalan itu adalah memberdayakan akal untuk mengenal sang
pencipta, artinya apabila manusia memanfaatkan dan memberdayakan akalnya
dan memikirkan penciptaan semesta, berbagai keajaiban penciptaan dan
keteraturan yang mendominasi penciptaan maka ia akan terbimbing
memahami keesaan Sang Pencipta alam semesta ini dan mengakui tentang
kebijaksanaan dan keagungan ciptaan-Nya.
Berpikir adalah salah satu tipologi terpenting manusia. Berpikir
merupakan salah satu nikmat diantara nikmat-nikmat Ilahi yang dianugrahkan
Tuhan kepada manusia untuk menggunakan akal dan pikirannya. Sedangkan,
menurut kamus bahasa Indonesia penalaran merupakan suatu aktivitas yang
memungkinkan seseorang berpikir logis, kemampuan penalaran merupakan
kemampuan berpikir yang menggunakan sistematika yang haruslah didukung
oleh logika yang kuat, terutama dalam menarik kesimpulan. Kemampuan
menggunakan penalaran dan pemecahan masalah sangat penting diperlukan
16Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2010),
21
dalam kehidupan peserta didik17. Menurut Math Glossary menyatakan
penalaran matematis adalah berpikir mengenai permasalahan-permasalahan
matematika secara logis untuk memperoleh penyelesaian dan bahwa
penalaran matematis mensyaratkan kemampuan untuk memilah apa yang
penting dan tidak penting dalam menyelesaikan sebuah permasalahan dan
untuk menjelaskan atau memberikan alas an atas sebuah penyelesaian.18
Penalaran dalam matematika memiliki peran yang sangat penting dalam
proses berfikir seseorang. Penalaran juga merupakan pondasi dalam
pembelajaran matematika. Bila kemampuan bernalar peserta didik tidak
dikembangkan, maka bagi peserta didik matematika hanya akan manjadi
materi yang mengikuti serangkaian prosedur dan meniru contoh tanpa
mengetahui maknanya. Materi matematika dan penalaran matematika
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu materi matematika
dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatih melalui
belajar materi matematika. Penalaran merupakan proses berfikir yang
dilakukan dengan satu cara untuk menarik kesimpulan. Kesimpulan yang
bersifat umum dapat ditarik dari kasus-kasus yang bersifat individual. Tetapi
dapat pula sebaliknya, dari hal yang bersifat individual menjadi kasus yang
bersifat umum. Secara garis besar terdapat dua jenis penalaran yaitu penalaran
17Salam, B, Cara belajar yang sukses diperguruan tinggi, (Jakarta: Rineka Cipta,2004), h. 39. 18E. Wulandari, Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Peserta Didik Melalui
22
deduktif yang disebut pula deduksi dan penalaran induktif yang disebut pula
induksi.19
a. PenalaranInduktif
Penalaran induktif diartikan sebagai penarikan kesimpulan yang bersifat
umum atau khusus berdasarkan data yang teramati. Nilai kebenaran dalam
penalaran induktif dapat bersifat benar atau salah.
Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalaran induktif
diantaranya adalah:
1) Analogi: penarikan kesimpulan berdasarkan keseruapaan data atau
proses.
2) Generalisasi: penarikan kesimpulan berdasarkan sejumlah data yang
.teramati.
3) Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan: interpolasi dan
ekstrapolasi.
4) Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola
yang ada.
5) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, dan
menyusun konjektur.
19Sastrosudirjo, S.S. (1988). Hubungan Kemampuan Penalaran dan Prestasi Belajar untuk
23 b. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan berdasarkan
aturan yang disepakati. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat
mutlak benar atau salah dan tidak keduanya bersama-sama.
Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalaran deduktif di
antaranya adalah:
1) Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu.
2) Menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan inferensi, memeriksa
validitas argumen,membuktikan, dan menyusun argumen yang valid.
3) Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsung dan
pembuktian dengan induksi matematika.
Berdasarkan beberapa definisi mengenai kemampuan penalaran
matematis di atas, maka peneliti menetapkan definisi kemampuan penalaran
matematis pada penelitian ini adalah penalaran mengenai dan objek
matematika. Adapun indikator-indikator yang menunjukkan kemampuan
penalaran matematika diantaranya sebagai berikut:
a. Membuat analogi.
b. Memberikan penjelasan dengan model.
c. Menggunakan pola untuk menganalisis situasi matematika. d. Menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan. 20
20Sartika, N. S. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa MTs
24
Indikator-indikator kemampuan penalaran matematis tersebut sangat
diperlukan dalam mempelajari materi pokok sistem persamaan linear dua
variabel. Peserta didik dapat menemukannya dengan pembuktian secara langsung
dari contoh-contoh soal yang ada. Selain itu kemampuan mengajukan dugaan dan
melakukan manipulasi matematika juga sangat diperlukan pada system
persamaan linear dua variable. Dengan demikian, kemampuan penalaran sangat
diperlukan dalam mempelajari materi pokok sistem persamaan linear dua
variabel.
B. KerangkaBerpikir
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel
bebas (x) adalah model pembelajaran inkuiri, dan variabel terikat (y) adalah
peningkatan kemampuan penalaaran matematis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
25 Proses Pembelajaran
Pretest
Pembelajaran Menggunakan model Inkuiri
Pembelajaran Menggunakan Konvensional Konvensional
Posttest
Kemampuan Penalaran matematis
Data
Pengolahan Data
Kesimpulan
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
Berdasarkan bagan kerangka berpikir tersebut, metode inkuiri merupakan
metode pembelajaran yang menuntut keaktifan peserta didik, peserta didik
dituntut untuk menalar dalam proses pembelajaran, peserta didik dapat
menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat menantang. Untuk mengukur
peningkatan kemampuan penalaran matematis, peneliti memberikan pretest
sebelum dilakukan treatment pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah
26
kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol. Jika pembelajaran
telah selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah posttest untuk
mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap
peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta didik. Dengan demikian,
peneliti ingin mengkaji apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri
terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta didik.
C. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pertanyaan penelitian,
walaupun kita belum mengetahui secara pasti jawaban dari pertanyaan penelitian,
kita sudah mempunyai sebuah jawaban berdasarkan teori atau temuan dari hasil
penelitian terdahulu.21
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diatas, peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis Penelitian
Terdapat pengaruh model inkuiri terhadap peningkatan kemampuan penalaran
matematis peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 5 Terbanggi
Besar Lampung Tengah tahun pelajaran 2016/2017.
2. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi
(parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh
21Setiyadi, B, Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa Asing, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
27 dari sampel penelitian (statistik).
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah22 :
H0∶ 𝜇1= 𝜇2
H1∶ 𝜇1≠ 𝜇2
Jika dinarasikan, hipotesisnya sebagai berikut :
𝐻0 : tidak ada perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
𝐻1 : terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
22Budiyono, Statistika Untuk Penelitian (Edisi Ke-2), (Surakarta: Sebelas Maret University
28 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode merupakan alat bantu yang digunakan untuk memperlancar
pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu, agar penelitian bersifat ilmiah, maka
perlu menggunakan metode, sebab dengan menggunakan metode akan dapat
diperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut
Suharsimi Arikunto, bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan
oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian”.23
Penulis dalam melakukan penelitian menggunakan metode eksperimen
yaitu dengan membandingkan kelas eksperimen yang menggunakan model
pembelajaran Inkuiri, dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat
pengaruh yang terjadi terhadap kemampuan penalaran matematis setelah
mendapat perlakuan model pembelajaran Inkuiri dengan yang belum
mendapatkan perlakuan. Eksperimen yang digunakan adalah Pretest-Posttest
Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih
23Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik (Edisi Revisi), Rineka
29
secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest
yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. 24
Adapun pola dalam Pretest-Posttest Control Group Design ini adalah :
Keterangan :
E : Kelompok Eksperimen.
K : Kelompok Kontrol.
O1 dan O3 : Derajat Kemampuan penalaran matematis peserta didik sebelum ada perlakuan Model pembelajaran inkuiri.
O2 : Derajat Kemampuan penalaran matematis peserta didik setelah ada perlakuan Model pembelajaran inkuiri.
O4 : Derajat Kemampuan penalaran matematis peserta didik yang tidak diberi perlakuan Model pembelajaran inkuiri.
Sehingga untuk mengetahui pengaruh perlakuannya, yaitu Pengaruh
Model pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan penalaran
matematis peserta didik kelas VIII semester ganjil SMPN 5 Terbanggi Besar
Tahun Pelajaran 2016/2017 adalah 𝑜2− 𝑜1 − 𝑜4− 𝑜3 .
2. Jenis Penelitian
Dilihat dari data yang akan dihimpun, jenis penelitian termasuk jenis
kuantitatif, karena skor akhir variabel berupa angka-angka dan dianalisis
24Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2012, h. 112. E O1 X O2
30
menggunakan metode statistik. Alternatif pendekatan yang digunakan pada
penelitian ini adalah studi eksperimen, yaitu dengan sengaja mengusahakan
timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat
pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta
didik. Adapun langkah-langkah atau tahapan dalam penelitian ini dapat
dipahami melalui bagan berikut ini:
Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian
Eksperimen
Pengumpulan Data/Test
Interpretasi dan Kesimpulan
Uji-t
Pengujian Asumsi Model
Konvensional
(Metode Ceramah) Perencanaan
Penelitian
Model Inkuiri
Analisis Data
31 B.Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto, variabel adalah “Objek penelitian, atau apa
yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.25
Sedangkan menurut Budiyono
dalam Statistika Untuk Penelitian, variabel diartikan sebagai konstruk-konstruk
atau sifat-sifat yang diteliti.26
Variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (independent variable) adalah variabel yang cenderung
mempengaruhi, maka dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas (𝑥)
adalah model inkuiridalam pembelajaran matematika.
2. Variabel Terikat (dependent variable) adalah variabel yang cenderung dapat
dipengaruhi oleh variabel bebas, maka dalam penelitian ini yang merupakan
variabel terikat (𝑦) adalah peningkatan kemampuan penalaran matematis.
C.Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi
“Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung
ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik
tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin
dipelajari sifat-sifatnya”.27
25Suharsimi Arikunto , Op. Cit., h. 118.
26Budiyono, Statistika Untuk Penelitian (Edisi Ke-2), Sebelas Maret University Press,
Surakarta, 2009, h. 4.
32
Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas
VIII semester Ganjil SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah tahun
pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 162 peserta didik yang tersebar dalam 5
kelas. Untuk lebih jelasnya jumlah populasi dalam penelitian ini, dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Keadaan Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tegah Tahun Pelajaran 2016/2017
NO KELAS
JENIS KELAMIN
JUMLAH
L P
1 VIII.A 13 19 32
2 VIII.B 13 19 32
3 VIII.C 14 18 32
4 VIII.D 15 17 32
5 VIII.E 11 23 34
JUMLAH 66 96 162
Sumber: Dokumen SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tegah Tahun Pelajaran 2016/2017
2. Teknik Sampling
Pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik acak
kelas, yaitu pengambilan dua kelas (Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)
secara acak. Hal ini dilakukan karena peserta didik memiliki nilai rendah,
sedang, tinggi, merata tersebar di setiap kelas sehingga setiap kelas memiliki
kemampuan yang sama atau homogen.28
33
Adapun tahapan dalam pengambilan sampel dengan teknik acak kelas,
dapat diilustrasikan melalui Gambar 3.2 berikut ini:
Gambar 3.2. Tahapan Pengambilan Sampel
3. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto, “Sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang akan diteliti”.29
Sudjana pun berpendapat sama dengan
Suharsimi, bahwa Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi.30
29Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 131. 30Sudjana, Op. Cit., h. 6.
Kelas VIII.A
Kelas VIII.B
Kelas VIII.C
Kelas VIII.D
Kelas VIII.E
Kelas VIII.A
Kelas VIII.C Sampel Terpilih Populasi
Pemilihan Sampel
Kelas Eksperimen
34
Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, sebanyak dua kelas, yaitu
kelas VIII.A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah peserta didik 32 dan
kelas VIII.C sebagai kelas kontrol dengan jumlah peserta didik 32.
D.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara bagaimana seorang peneliti dapat
mengumpulkan keterangan-keterangan data. Untuk memperoleh data dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara
lain:
1. Observasi
Metode Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti
melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari
dekat kegiatan yang dilakukan. Metode observasi sering kali diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak
pada subyek penelitian. Teknik observasi sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik hendaknya dilakukan pada subyek yang secara aktif mereaksi
terhadap obyek.31
2. Test
Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi,
atau tugas yang harus diselesaikan oleh orang yang dites.32 Tes ini diberikan
31Riduwan, Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta, 2004, h. 35.
32Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta, 2012, h.
35
kepada Peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan penalaran
matematis Peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Oleh karena itu, tes
disusun berdasarkan indikator kemampuan penalaran matematis. Soal pretest
dan posttest berbentuk tes subjektif (uraian/essay). Pretest diberikan dengan
tujuan untuk mengetahui kemampuan awal penalaran matematis Peserta didik,
sedangkan posttest diberikan untuk melihat pencapaian kemampuan penalaran
matematis peserta didik setelah perlakuan selesai.
Hasil tes kemampuan penalaran matematis diberi skor sesuai kriteria
penskoran. Pedoman pemberian skor kemampuan penalaran matematis yang
digunakan dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.2
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran Matematis
No Indikator Respon Skor
1 Membuat analogi Tidak menjawab 0
Menjawab sebagian dan salah 1
Menjawab pertanyaan hampir semua benar
2
Menjawab p