• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository"

Copied!
224
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA

DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

WAWAN AGUS SUSILO

NPM. 1011050113

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Pembimbing I : Dr. R. Masykur, M.Pd.

Pembimbing II : Netriwati, M.Pd.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(2)

ii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA

DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Dosen Pembimbing I : Dr. R. Masykur, M.Pd Dosen Pembimbing II : Netriwati, M.Pd

Skripsi

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

WAWAN AGUS SUSILO

NPM. 1011050113

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

(3)

iii ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA

DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh

Wawan Agus Susilo

Penerapan sebuah model pembelajaran hendaknya dapat lebih menarik minat dan motivasi peserta didik dalam mengikuti setiap proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan aktifitas peserta didik. Namun pada kenyataannya, di SMPN 5 Terbanggi Besar, dalam pembelajaran matematika masih dilakukan dengan menggunakan pembelajaran yang monoton, guru lebih cenderung menggunakan satu metode pembelajaran saja dengan aktifitas pembelajaran lebih didominasi oleh guru, sementara peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan guru. Salah satu metode yang dapat mempengaruhi peningkatan kemampuan penalaran matematis yaitu model pembelajaran inkuiri yang menuntut peserta didik menjadi lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta didik kelas VIII semester ganjil SMPN 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah tahun pelajaran 2016/2017.

Populasi dalam Penulisan ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII SMPN 5 Terbanggi Besar yang berjumlah 162 peserta didik dengan sampel berjumlah 64 peserta didik yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Metode yang digunakan Penulis adalah metode eksperimen. Jenis metode eksperimen yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group Design. Hipotesis yang Penulis ajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah. Untuk menguji hipotesis tersebut, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes.

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data gain, diperoleh bahwa data hasil tes dari dua kelompok adalah normal dan homogen, sehingga untuk pengujian hipotesis dapat digunakan uji-t atau t-test. Diperoleh kesimpulan dari penelitian ini bahwa penerapan model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta didik kelas VIII SMPN 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah

(4)

iv

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat : Jl. Let. Kol. H. Endro Suratmin Sukarame Lampung (0721) 703260

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016 / 2017

Nama Mahasiswa : Wawan Agus Susilo

NPM : 1011050113

Jurusan : Pendidikan Matematika

Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

MENYETUJUI:

Untuk dimunaqasyahkan dan dipertahankan dalam sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung

Pembimbing I

Dr. R. Masykur, M.Pd. NIP. 19650204 199503 1 001

Pembimbing II

Netriwati, M.Pd.

NIP. 19680823 199903 2 001 Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

(5)

v

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Alamat : Jl. Let. Kol. H. Endro Suratmin Sukarame Lampung (0721) 703260

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 5 TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017”, disusun oleh Wawan Agus Susilo NPM. 1011050113 Jurusan Pendidikan Matematika, telah dimunaqasyahkan pada Hari/Tanggal: Senin/29 Mei 2017.

TIM DEWAN PENGUJI:

Ketua : Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd (………..)

Sekretaris : Iip Sugiharta, M.Pd (………..)

Penguji Utama : Farida S. Kom., MMSI. (………..)

Penguji Pendamping : Netriwati, M.Pd. (………..)

Mengetahui,

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

(6)

vi

MOTTO



























(7)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati dan rasa syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan

skripsi ini sebagai wujud sayang dan terima kasihku kepada:

1. Bapak (Tugimin) dan Ibuku (Sumiyem) tercinta, cucuran keringat, doa, semangat,

motivasi, air mata, dan inspirasi tercurahkan untukku. Kulihat cahaya keikhlasan

yang tulus yang senantiasa diberikan kepadaku.

2. Kakak-kakakku Dwi Wiyanti, Dwi Mawarto, Dwi Winarsih, yang selalu

mendukung, memberikan semangat dan motivasi kepadaku untuk terus

(8)

viii

RIWAYAT HIDUP

Wawan Agus Susilo lahir di Yukum Jaya pada tanggal 17 Agustus 1992.

Anak ke empat dari empat bersaudara. Buah hati dari pasangan Bapak Tugimin dan

Ibu Sumiyem.

Penulis mulai menempuh pendidikan dasar di SDN 4 Yukum Jaya pada tahun

1998 dan tamat pada tahun 2004, kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 5

Terbanggi Besar Lampung Tengah tamat pada tahun 2007. Pendidikan selanjutnya

dijalani di SMK PGRI 2 Terbanggi Besar tamat pada tahun 2010. Pada tahun 2010 ini

pula, Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan

Lampung pada Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

Sejak tahun 2013 sampai sekarang penulis mencari pengalaman bekerja dengan cara

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan limpahan

rahmat, nikmat dan penjagaan sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal ini.

Sholawat dan salam kita haturkan kepada nabi Muhammad SAW, semoga kita

mendapat syafa’atnya di akherat nanti, amin.

Selama penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari bimbingan, arahan, dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

2. Bapak Dr. Nanang Supriadi, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung.

3. Bapak Dr. R. Masykur, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I, terima kasih atas

bimbingan, petunjuk, serta arahan dan sumbangan pemikiran selama penyusunan

skripsi ini sehingga dapat diselesaikan.

4. Ibu Netriwati, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II, terima kasih atas bimbingan,

petunjuk, serta arahan dan sumbangan pemikiran selama penyusunan skripsi ini

(10)

x

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Raden Intan Lampung yang telah mendidik serta memberikan ilmu pengetahuan

kepada Penulis.

6. Seluruh Pengurus dan Karyawan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

serta Perpustakaan Pusat Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung yang

telah memberikan kemudahan dalam menggunakan fasilitas yang ada.

7. Bapak Supriyono, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMPN 5 Terbanggi Besar

Kabupaten Lampung Tengah, yang telah memberikan izin bagi Penulis untuk

melakukan penelitian.

8. Ibu Siti Safangatun, S.Pd. selaku guru bidang studi matematika kelas VIII SMPN

5 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah yang telah membantu dan

membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Seluruh peserta didik kelas VIII SMPN 5 Terbanggi Besar Kabupaten Lampung

Tengah yang telah bersedia membantu penulis dalam proses penelitian ini.

10. Teman-teman Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2010 dan semua pihak

yang penulis .tidak sebutkan satu persatu.

11. Teman-teman seperjuanganku, Kelas Matematika C angkatan 2010: Tri

Kurniawan, Yudi Prawinata, Yesi, Rahmi, Suryadi, Rina, Erwansah, Susi,

Sudriyah, Replika oganda putra, Parno, dll yang tidak ku sebutkan satu persatu.

12. Sahabat terbaikku: Ahmad Riyadin, Zuhri, Suprianto, terima kasih atas

(11)

xi

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi

perbaikan di masa mendatang. Semoga Allah SWT menjadikan sebagai amal ibadah

yang akan mendapat ganjaran di sisi-Nya, dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi kita semua. Amin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bandar Lampung, Juni 2017

Penulis

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ….………..….... i

ABSTRAK ………..………. ii

HALAMAN PERSETUJUAN……… iii

HALAMAN PENGESAHAN……….. iv

MOTTO. ..……… v

PERSEMBAHAN……… vi

RIWAYAT HIDUP ………. vii

KATA PENGANTAR………. viii

DAFTAR ISI……… xi

DAFTAR TABEL……… xiv

DAFTAR GAMBAR…...……… xv

DAFTAR LAMPIRAN……… xvi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Identifikasi Masalah ……… 12

C. Pembatasan Masalah ……….. 13

D. Rumusan Masalah ……… 13

E. Tujuan Penlitian……….. ... 13

F. Manfaat Penelitian ………. 14

G. Ruang Lingkup Penelitian ………. 15

BAB II LANDASAN TEORI ………. 16

A. Kajian Teori……..……….. 16

1. Model Pembelajaran Inkui……….……….. 16

(13)

xiii

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri ... 17

c. Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri ... 18

d. Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri... 18

2. Model Pembelajaran Konvensional………. 18 3. Kemampuan Penalaran Matematis ..……….. 19 B. Kerangka Berpikir ……….. 24

C. Hipotesis………. 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 28

A. Bentuk Penelitian……… 28

1. Metode Penelitian………. 28

2. Jenis Penelitian ………. 29

B. Variabel Penelitian ………. 31

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ……… 31

1. Populasi ……… 31

2. Teknik Sampling …………..……….. 32

3. Sampel……….. 33

D. Teknik Pengumpulan Data………..………..……….. 34

E. Desain Eksperimen……….…………..……….. 36

F. Analisis Uji Instrumen ………. 37

1. Uji Validitas ……….……… 37

2. Uji Reliabilitas………..……… 38

G. Uji Tingkat Kesukaran ……….…….………. 40

H. Uji Daya Pembeda………..……… 41

I. Uji Normalitas ………. 42

J. Uji Kesamaan Dua Varians ………. 43

K. Normalize Gain (Normalitas Gain) ………. 43

(14)

xiv

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Uji Coba Instrumen ………..……… 46

1. Uji Validitas ………..……… 46

a. Uji Tingkat Kesukaran………... 47

b. Uji Daya Pembeda………..……… 49

2. Uji Reliabilitas ………..……… 50

3. Hasil Tes Awal (Pretest)……… 51

a. Deskripsi Data Amatan …………..………. 51

b. Uji Normalitas Tes Awal (pretest)…..….………... 53

c. Uji Kesamaan Dua Varians ……… 54

d. Uji-t ……… 55

4. Hasil Tes Setelah Pembelajaran …..……….. 58

a. Deskripsi Data Amatan ……..………. 58

b. Uji Normalitas Tes Kemampuan penalaran Matematis ………..………. 60

c. Uji Kesamaan Dua Varians….……… 61

d. Uji-t……….. 62

5. Uji Peningkatan (gain) ……… 64

a. Deskripsi Data Amatan ………. 64

b. Uji Normalitas ……….. 66

c. Uji Kesamaan Dua Varians ……….. 67

d. Uji-t ……….. 68

B. Pembahasan ……….. 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………. 76

A. Kesimpulan ……….. 76

B. Saran ……… 76

DAFTAR PUSTAKA……….…... 77

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Hasil Prestasi Belajar Matematisa SMPN 5 Terbanggi Besar ……. 7

Tabel 3.1 Distribusi Peserta Didik Kelas VIII SMPN 5 Terbanggi Besar …... 32

Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran Matematis …….. 35

Tabel 3.3 Tabulasi Desain Faktorial………. 37

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas………..…………. 39

Tabel 3.5 Interpretasi Indeks Kesukaran Item ……… 41

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda ……….. 42

Tabel 3.7 Klasifikasi n-gain ……….. 44

Tabel 4.1 Data Uji Validitas ……….. 47

Tabel 4.2 Data Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal ………. 48

Tabel 4.3 Data Uji Daya Pembeda Butir Soal ……… 49

Tabel 4.4 Deskripsi Data Tes Awal (Pretest) Kemampuan Penalaran Matematis Materi Sistem Persamaan Garis Linear Dua Variabel ... 52

Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Kemampuan Penalaran Matematis (Pretest) ………. 54

(16)

xvi

Tabel 4.8 Deskripsi Data n-gain Kemampuan Penalaran Matematis Materi Sistem Persamaan Garis Linear Dua Variabel ……… 65

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Uji Normalitas n-gain Kemampuan Penalaran

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir………. 25

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian …………..……… 30

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Tenaga Pengajar SMP Negeri 5 Terbanggi Besar…………. 80

Lampiran 2 Daftar Nama Responden Uji Instrumen ………. 81

Lampiran 3 Daftar Nama Responden Kelas Eksperimen ……….. 82

Lampiran 4 Daftar Nama Responden Kelas Kontrol ………. 83

Lampiran 5 Daftar Nama Kelompok Kelas Eksperimen …..……….. 84

Lampiran 6 Indikator Kemampuan Penalaran Matematis……..………. 85

Lampiran 7 Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis ……..………. 86

Lampiran 8 Jawaban Tes Kemampuan Penalaran Matematis…….………… 89

Lampiran 9 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran Matematis ………. 96

Lampiran 10 Uji Validitas Instrumen ……….. 97

Lampiran 11 Perhitungan Uji Validitas Butir Soal ………. 98

Lampiran 12 Uji Reliabilitas Instrumen ……….. 99

Lampiran 13 Perhitungan Uji Reliabilitas ………. 100

Lampiran 14 Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal ……… 104

Lampiran 15 Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal ………. 107

Lampiran 16 Uji Daya Pembeda ………. 109

Lampiran 17 Perhitungan Uji Daya Pembeda ………. 112

Lampiran 18 Kesimpulan Analisis Butir Soal ………. 114

(19)

xix

Lampiran 20 Hasil Jawaban Peserta Didik Kelas Kontrol (Pretest) ……..…. 116

Lampiran 21 Data Amatan Awal (Pretest) Kemampuan Penalaran Matematis ………. 118

Lampiran 22 Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Pretest) ……….. 119

Lampiran 23 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Pretest) ……… 122

Lampiran 24 Uji Normalitas Kelas Kontrol (Pretest) ………. 123

Lampiran 25 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol (Pretest) …………. 127

Lampiran 26 Uji Kesamaan Dua Varians (Pretest) ………. 128

Lampiran 27 Uji-t Soal Tes Awal (Pretest) ……… 129

Lampiran 28 Perhitungan Uji-t Soal Tes Awal (Pretest) ……… 131

Lampiran 29 Hasil Jawaban Peserta Didik Kelas Eksperimen (Posttest) …… 132

Lampiran 30 Hasil Jawaban Peserta Didik Kelas Kontrol (Posttest) ………. 133

Lampiran 31 Data Amatan Awal (Posttest) Kemampuan Penalaran Matematis ………. 135

Lampiran 32 Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Posttest) ………. 136

Lampiran 33 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Posttest) …….. 139

Lampiran 34 Uji Normalitas Kelas Kontrol (Posttest) ………. 140

Lampiran 35 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol (Posttest) ………… 143

Lampiran 36 Uji Kesamaan Dua Varians (Posttest) ……… 145

Lampiran 37 Uji-t Soal Tes Akhir (Posttest) ……….. 146

Lampiran 38 Perhitungan Uji-t Soal Tes Awal (Posttest) ……… 148

(20)

xx

Lampiran 40 Uji Normalize Gain ……… 151

Lampiran 41 Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Gain) ……….. 152

Lampiran 42 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen (Gain) ………. 156

Lampiran 43 Uji Normalitas Kelas Kontrol (Gain) ………. 157

Lampiran 44 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol (Gain) ……… 161

Lampiran 45 Uji Kesamaan Dua Varians (Gain) ………. 155

Lampiran 46 Uji-t (Gain) ……… 164

Lampiran 47 Perhitungan Uji-t (Gain) ……… 166

Lampiran 48 Tabel R ………. 167

Lampiran 49 Tabel Z ………. 170

Lampiran 50 Nilai Kritik Uji Lilliefors ……….. 171

Lampiran 51 Tabel F ……….. 172

Lampiran 52 Tabel T ……….. 173

Lampiran 53 RPP Pertemuan Ke-1 Kelas Eksperimen ……….. 177

Lampiran 54 RPP Pertemuan Ke-2 Kelas Eksperimen ………... 181

Lampiran 55 RPP Pertemuan Ke-3 Kelas Eksperimen ……….. 185

Lampiran 56 RPP Pertemuan Ke-1 Kelas Kontrol ………. 189

Lampiran 57 RPP Pertemuan Ke-2 Kelas Kontrol ………. 193

Lampiran 58 RPP Pertemuan Ke-3 Kelas Kontrol ……….... 197

Lampiran 59 LKS 1 ……… 200

Lampiran 60 LKS 2 ……… 201

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya

meningkatkan kualitas suber daya manusia yang dimilikinya. Sumber daya

manusia yang berkualitas akan mampu mengelola sumber daya alam dan

memberi layanan secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Oleh karena itu, hampir semua bangsa berusaha meningkatkan

kualitas pendidikan yang dimilikinya.

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.”1

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia

karena dengan pendidikan manusia dapat mencapai kesejahteraan hidupnya,

mengembangkan potensi dalam dirinya, dapat mengatasi permasalahan dan

memenuhi kebutuhan hidupnya. Pendidikan dalam pandangan islam juga sangat

diutamakan, hal ini dinyatakan dalam Al Qur’an surat At – Taubah ayat 122 :

(22)

2

ًةَفّاَك اوُزِفْىَيِل َنىُىِمْؤُمْلا َناَك اَمَو

ۚ

ٍةَقْزِفّ ِلُّك ْهِم َزَفَو اَلْىَلَفّ

ْمِهْيَلِإ اىُعَجَر اَذِإ ْمُهَمْىَق اوُرِذْىُيِلَو ِهيِدّلا يِفّ اىُهَقَّفَتَيِل ٌةَفِئاَط ْمُهْىِم

َنوُرَذْحَي ْمُهَلَعَل

Artinya : “Tidak sepatutnya bagi orang - orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap – tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama untuk member peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya,

supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (QS. At – Taubah : 122).2

Pendidikan di sekolah tidak lepas dari kegiatan Proses Belajar Mengajar

(PBM) yang merupakan perencanaan secara sistematis yang dibuat oleh guru

dalam bentuk satuan pelajaran.Menciptakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

yang mampu mengembangkan prestasi belajar semaksimal mungkin merupakan

tugas dan kewajiban guru.Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

penyampaian materi untuk mendesain KBM yang dapat merangsang prestasi

belajar yang efektif dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisinya. Untuk

menjawab hal tersebut, seorang guru harus cermat dalam memilih model-model

pembelajaran yang akan digunakan ke dalam KBM. Sebab, salah satu faktor

suksesnya pembelajaran adalah pemakaian model pembelajaran yang tepat,

efektif, dan efisien.

(23)

3

Hal senada diungkapkan oleh Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara lain:

1. Peserta didik dengan sejumlah latar belakangnya, yang mencakup tingkat

kecerdasan, bakat, sikap, minat, motivasi, keyakinan, kesadaran, kedisiplinan,

dan tanggung jawab.

2. Pengajar professional yang memiliki kompetensi pedagogik, social, personal,

professional, kualifikasi pendidikan yang memadai, dan kesejahteraan yang

memadai.

3. Atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif.

4. Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran.

5. Kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, khusus mengenai perubahan

perilaku (behavior change) peserta didik secara integral, baik yang berkaitan

dengan kognitif, afektif, maupun psikomotor.

6. Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu, dan teknologi,

serta lingkungan alam sekitar.

7. Atmosfir kepemimpinan pembelajaran yang sehat, partisipatif, demokratis,

dan situasional yang dapat membangun kebahagiaan intelektual, kebahagiaan

emosional, dan kebahagiaan spiritual.

8. Pembiayaan yang memadai, baik biaya rutin (recurrent budget) yang

datangnya dari pihak pemerintah, orang tua, maupun stakeholder lainnya.3

3Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika

(24)

4

Merujuk pada pendapat Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana di atas,

tepatnya pada poin ke-5, bahwa kurikulum sebagai faktor yang menetukan

keberhasilan belajar karena kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, yang

secara khusus menyoroti perubahan perilaku pada diri peserta didik yang

meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk menuju keberhasilan

pembelajaran dalam hal faktor kurikulum, pemerintah telah menyiapkan

kurikulum yang dewasa ini masih hangat diperbincangkan di dunia pendidikan

Indonesia, yakni kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 mencoba memunculkan segala kompetensi yang dimiliki

oleh peserta didik. Dengan sistem ini peserta didik dituntut untuk aktif dalam

proses belajar mengajar. Jadi, dalam lingkup ini peserta didik merupakan subjek

belajar. Peserta didik sebagai subjek belajar harus berperan aktif dalam

pembelajaran. Keaktifan peserta didik dinilai dari peranannya dalam

pembelajaran, seperti berdiskusi sebuah materi pelajaran, bertanya, menjawab

pertanyaan, memberi tanggapan, dan lain-lain. Disamping itu, keaktifan peserta

didik merupakan bentuk pembelajaran mandiri, yaitu peserta didik berusaha

mempelajari segala sesuatu atas kehendak dan kemampuan/usahanya sendiri.

Peran guru dalam menciptakan pembelajaran yang menggairahkan dan

menantang peserta didik diperlukan guru yang kreatif, professional, dan

menyenangkan, supaya mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif

dengan suasana pembelajaran yang manantang agar peserta didik merasa

(25)

5

karena itu, penulis akan menggunakan salah satu model pembelajaran yang aktif,

yakni model pembelajaran inkuiri.

Model pembelajaran inkuiri lebih menekankan keaktifan peserta didik

dalam kegiatan pembelajaran. Semua itu untuk mencari jawaban atas kekurangan

dalam proses pembelajaran matematika yang selama ini diterapkan di kelas VIII

SMP Negeri 5 Terbanggi Besar, sesuai pendapat Ibu Siti Safangatun4 antara lain:

Ketidakmampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Terutama bila

guru memberikan soal-soal latihan. Tidak banyak peserta didik yang mampu

memecahkan dan menyelesaikan soal-soal tersebut. Akibatnya peserta didik tidak

terlatih dalam memecahkan berbagai persoalan yang diberikan oleh guru maupun

yang mereka hadapi di kehidupan sehari-hari. Masalah selanjutnya terlihat dari

kurangnya motivasi dari diri peserta didik dalam mengikuti palajaran matematika

dan tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Peserta didik baru akan

mengerjakan tugas bila guru memerintahkan tugas akan dikumpulkan. Peserta

didik giat belajar apabila akan diadakan ulangan. Sikap tersebut dapat

menimbulkan ketidakdisiplinan peserta didik dalam belajar matematika. Mereka

tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik untuk memahami pelajaran yang

mereka terima. Masalah berikutnya dari segi metode penyampaian materi hanya

berlangsung satu arah (pihak guru) atau dikenal dengan metode ceramah,

sehingga peserta didik pasif dan suasanapembelajaran kelas kurang efektif

4Siti Safangatun, Guru Matematika SMPN 5 Terbanggi Besar, Wawancara, 5 September 2016

(26)

6

sehingga berimbas pada cara pikir peserta didik dan hasil belajarnya. Masalah

selanjutnya terlihat pula dalam hal penyampaian rumus matematika, guru

menjelaskan kepada peserta didik berupa rumus baku (rumus jadi) tanpa

mengajak peserta didik berobservasi untuk mengetahui penjabaran rumusnya.

Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat, membuat peserta

didik tidak aktif, karena pembelajaran yang monoton (konvensional) atau hanya

menggunakan model ceramah, akan membuat peserta didik hanya

mendengarkan, meniru, dan kurang memperhatikan pelajaran yang diberikan

guru. model pembelajaran yang tepat membuat pelajaran matematika akan lebih

berarti. Dalam proses belajar mengajar, pemakaian strategi pembelajaran yang

baik disertai dengan keaktifan peserta didik akan membantu serta mempermudah

proses pencapaian tujuan pengajaran. Strategi pembelajaran yang menyenangkan

tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu, tetapi juga dapat meningkatkan minat

peserta didik untuk belajar, sekaligus menimbulkan rasa puas bagi para peserta

didik, model inkuiri dapat menjadikan peserta didik terangsang oleh tugas, dan

aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalahnya.Mencari sumber

sendiri, dan peserta didik belajar bersama dalam kelompok. Hal inilah yang

mengakibatkan penulis untuk memilih model inkuiri, sehingga diharapkan

peserta didik mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan.

Selain itu, diharapkan pula para peserta didik mampu berdebat, menyanggah, dan

mempertahankan pendapatnya. Sehingga pada akhirnya, peserta didik menjadi

(27)

7

mempunyai kemampuan dalam menguasai pembelajaran matematika, karena

guru sebagai fasilitator, motivator, dan moderator dalam belajar di kelas. Dari

sekian banyak permasalahan yang telah disebutkan di atas, penulis mengambil

solusi dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri agar tujuan utama

pembelajaran dapat dicapai secara maksimal dan peserta didik lebih termotivasi

dalam hal pembelajaran.

Adapun rata-rata prestasi belajar matematika peserta didik kelas VIII

sebagai acuan pada skripsi ini, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1

Rata-Rata Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas VIII SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah

Tahun Pelajaran 2015/2016

No Kelas Nilai Rata-rata

1 VIII A 62,7

2 VIII B 61,0

3 VIII C 58,8

4 VIII D 59,0

5 VIII E 60,0

Sumber: Dokumen nilai pada guru bidang studi matematika kelas VIII SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah

Berdasarkan rata-rata prestasi yang ditunjukkan pada tabel di atas, masih

banyak peserta didik yang belum tuntas dalam belajarnya, sementara itu

berdasarkan keterangan salah satu guru bidang studi matematika di SMP Negeri

5 Terbanggi Besar, kemampuan penalaran matematis peserta didik sangat rendah.

Hal tersebut terlihat dari nilai rata-rata prestasi belajar matematika seperti pada

(28)

8

nilai rata-rata prestasi belajar matematika. Sementara tujuan dari kurikulum 2013

adalah peserta didik dapat mencapai ketuntasan belajar. Dimana nilai dari

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di sekolah SMP

Negeri Terbanggi Besar Lampung Tengah adalah 75 dari skala 100. Apabila

kemampuan penalaran matematis peserta didik meningkat dari sebelumnya,

maka keberhasilan dalam pembelajaran akan tercapai, sebab kondisi kelas lebih

aktif, kreatif, dan inovatif. Pelajaran matematika khususnya, sering dianggap

sebagai pelajaran yang paling sulit dipahami bagi peserta didik. Meskipun

matematika mendapatkan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan

pelajaran lain dalam penyampaiannya, namun peserta didik kurang

memperhatikan pada pelajaran matematika karena peserta didik menganggap

matematika itu pelajaran yang sulit dipahami. Kenyataan sekarang banyak

dijumapai di sekolah selama ini adalah ketidaksukaan peserta didik pada

matematika menyebabkan peserta didik enggan mengerjakan soal-soal yang

diberikan guru.Padahal dari soal-soal itulah peserta didik dapat melatih

kemampuannya dalam memecahkan setiap tipe soal matematika.Kurangnya

kemampuan guru dalam menyampaikan pelajaran matematika membuat peserta

didik kurang tertarik pada pelajaran matematika. Guru harus bisa menyampaikan

dan memberikan pemecahan masalah yang mudah dan menarik agar peserta

didik memahami masalah yang diberikan dan mampu menemukan pemecahan

(29)

9

Metode mengajar yang tepat akan membantu guru dalam menyampaikan

pelajaran matematika. Pemilihan model pembelajaran dilakukan oleh guru

dengan cermat agar sesuai dengan materi yang akan disampaikan, sehingga

peserta didik dapatmemahami setiap materi yang disampaikan dan akhirnya akan

mampu membuat proses belajar mengajar lebih optimal dan mencapai

keberhasilan dalam pendidikan.

Proses pembelajaran matematika sebagai langkah untuk meningkatkan

prestasi belajar peserta didik, maka kelemahan-kelemahan dalam proses

pembelajaran harus diperbaiki. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan

kualitas proses belajar mengajar di kelas. Saat ini telah banyak upaya yang

dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, seperti implementasi

model diskusi, model latihan, model tanya jawab, dan lain-lain. Dalam pelaksaan

model-model tersebut dilakukan berbagai strategi pembelajaran supaya mengajar

lebih efektif. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model inkuiri,

yaitu pembelajaran yang dilakukan secara induktif, diawali dengan pengamatan

dalam rangka memahami suatu konsep. Dengan kata lain, pembelajaran berbasis

inkuiri memberikan pengalaman-pengalaman kepada peserta didik secara nyata

dan aktif. Peserta didik diharapkan mengambil inisiatif sendiri cara memecahkan

masalah, mengambil keputusan dan mendapatkan keterampilan, Sehingga

peserta didik dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematis.

Beberapa penelitian yang salah satunya dilakukan oleh Agus Supriyono

(30)

10

Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA

Negeri 1 Metro Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitiannya

bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar dan motivasi belajar

matematika antara siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan metode

inkuiri dengan hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Penelitiannya menyimpulkan bahwa metode pembelajaran inkuiri sangat

berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan siswa dalam meningkatkan hasil

belajar, motivasi belajar siswa yang memperoleh pembelajaran dengan metode

inkuiri lebih tinggi dari pada motivasi belajar siswa yang memperoleh

pembelajaran konvensional.5

Penelitian lain juga dilakukan oleh Evi Suharyati yang meneliti tentang

Pengaruh Model Inkuiri Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika

Siswa Kelas VIII SMP N 7 Salatiga Pada Pokok Bahasan Lingkaran Semester II

Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui apakah

model inkuiri berpengaruh terhadap kreativitas dan hasil belajar siswa kelas VIII

SMP N 7 Salatiga, dan hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa model

inkuiri berpengaruh terhadap kreativitas dan hasil belajar matematika siswa kelas

VIII SMP N 7 Salatiga6.

5Agus Supriyono, Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Inkuiri Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Metro Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013, diakses dari http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/, pada tanggal 31 Desember 2015 pukul 19.38 WIB.

6Evi Suharyati, PengaruhModel Inkuri Terhadap Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika

(31)

11

Shelly, Yuwono, dan Muksar dalam skripsinya yang berjudul Penerapan

Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Penalaran Matematika Siswa Kelas

VII.D SMP Negeri 4 Balik Papan Tahun Pelajaran 2012/2013, hasil

penelitiannya menyatakan bahwa penerapan pembelajaran inkuri yang dapat

meningkatkan penalaran matematika dengan langkah-langkah: (1) Orientasi; (2)

Merumuskan masalah; (3) Membuat hipotesis; (4) Menguji hipotesis; (5)

Menyajikan hasil; (6) Refleksi.7

SMP Negeri 5 adalah salah satu sekolah negeri yang ada di kabupaten

Lampung Tengah, pembelajarn di SMP Negwri 5 Terbanggi Besar ini sebagian

besar masih menggunakan metode konvensional, ceramah, dan terkadang Tanya

jawab. Peserta didik memiliki kelemahan dalam menyelesaikan permasalahan

yang berkaitan dengan soal penalaran matematis, sebagian besar peserta didik

belum mampu menghubungkan materi yang dipelajari dengan pengetahuan yang

digunakan atau dimanfaatkanm, hal ini disebabkan pembelajaran matematika

yang masih menggunakan sistem pembelajaran yang konvensional sehingga

peserta didik menerima pengetahuan secara abstrak (membayangkan) tanpa

mengalami dan tidak banyak memperdalam logika atau penalaran. Pembelajaran

konvensional peserta didik lebih sering di beri soal-soal perhitungan dengan

menggunakan algoritma yang ada tanpa adanya kebebasan menjawab, kurangnya

2011/2012, diakses dari http:/repository.uksw.edu/handle/123456789/1871, pada tanggal 20 juni 2016 pukul 19:55 WIB.

7Shelly, dkk, Penerapan Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Penalaran Matematika

(32)

12

penggunaan keampuan bernalar dalam menyelesaikan masalah matematika.

Menurut Shadiq bahwa kemampuan penalaran matematis sangat dibutuhkan oleh

peserta didik dalam belajar matematika, karena pola berfikir yang dikembangkan

dalam matematika sangat membutuhkan danmelibatkan pemikiran kritis,

sistematis, logis, kreatif dalam menarik kesimpulan dari beberapa data yang

mereka dapatkan8. Untuk itu pengembangan kemampuan penalaran matematis

sangat perlu bagi peserta didik yang berhubungan dengan model pembelajaran

yang diterapkan dan memerlukan pembelajaran yang mampu mengakomodasi

proses berfikir, proses bernalar, sikap kritis peserta didik dan bertanya.

Peserta didik SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah dalam

pembelajaran matematika belum menggunakan model pembelajaran yang efektif.

Sehingga berdasarkan uraian di atas, akan dilakukan penelitian untuk melihat

pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan

penalaran peserta didik kelas VIII SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung

Tengah Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah

yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1.Model pembelajaran yang digunakan belum bervariasi.

2.Kemampuan penalaran matematis peserta didik masih rendah.

8T. Rahmat, Pengaruh Pembelajaran dengan Model Penemuan Terbimbing Terhadap

(33)

13

3.Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) sulit dipahami.

4.Hasil belajar peserta didik belum mencapai KKM yang ditentukan.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya masalah yang akan diteliti, maka peneliti

akan memberikan pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu :

1. Model pembelajaran pembelajaran yang akan digunakan dalam penalelitian

ini adalah adala model pembelajaran inkuiri untuk kelas eksperimen dan

model pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol

2. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan penalaran matematis.

3. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPLDV.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Apakah model

pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan penalaran

matematis Peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 5 Terbanggi

Besar Lampung Tengah Tahun pelajaran 2016/2017?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model

pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis

peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung

(34)

14 F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dalam dunia pendidikan

matematika antara lain sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat meningkatkan

mutu pendidikan melalui penggunaan model pembelajaran inkuiri dalam

upaya meningkatkan kemampuan penalaran matematis peserta didik.

2. Manfaat praktis

a. Bagi peserta didik, memberikan informasi kepada pembaca tentang

pengaruh pembelajaran matematika dengan model pembelajaran inkuiri

terhadap kemampuan penalaran matematis peserta didik.

b. Bagi guru matematika, diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan terhadap alternatif model pembelajaran yang memungkinkan

untuk diterapkan sebagai upaya meningkatkan kemampuan penalaran

matematika.

c. Bagi sekolah atau semua pihak yang berkepentingan untuk menambah

sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas

peserta didik dan dapat dijadikan sebagai rujukan dalam penulisan

(35)

15 G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Obyek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap

peningkatan kemampuan penalaran matematis

2. Subyek Penelitian

Peserta didik kelas VIII SMP Negeri 5 Kecamatan Terbanggi Besar Lampung

Tengah

3. Wilayah Penelitian

SMP Negeri 5 Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah.

4. Waktu Penelitian

(36)

16 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Model Pembelajaran Inkuiri

a. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Kata inkuiri berarti menyelidiki dengan cara mencari informasi

dan melakukan pertanyaan-pertanyaan. Dengan pembelajaran inkuiri ini

peserta didik dimotivasi untuk aktif berfikir, melibatkan diri dalam

kegiatan, dan mampu menyelesaikan tugas sendiri.

Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana inkuiri berarti suatu

rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh

kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki secara

sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat menemukan

sendiri pengetahuan, sikap dan ketrampilan sebagai wujud adanya

perubahan perilaku.9 Roestiyah juga mengemukakan bahwa inkuiri adalah

suatu tekhnik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di kelas10.

Pembelajaran inkuiri berorientasi pada keterlibatan peserta didik secara

9Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika

Aditama, 2009), h. 77.

10Roestiyah, Definisi Model Pembelajaran, diakses dari

(37)

17

maksimal dalam peruses kegiatan belajar, mengembangkan sikap percaya

diri peserta didik tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri dapat diselenggarakan

secaran individu atau kelompok. Model ini sangat bermanfaat dalam

pelajaran matematika sesuai dengan karakteristik matematika tersebut,

guru membimbing peserta didik jika diperlukan dan peserta didik

didorong untuk berfikir sendiri sehinggaa dapat menemukan prinsip

berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru sampai seberapa jauh

peserta didik dibimbing tergantung pada kemampuan dan materi yang

sedang dipelajari.

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Inkuiri

Beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam model inkuiri

diantaranya adalah :

1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa.

2) Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari. 3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari.

4) Menentukan peran yang akan dilakukan masing-masing siswa.

5) Mengecek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan.

6) Mempersiapkan setting kelas.

7) Mempersiapkan fasilitas yang akan diperlukan.

8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan penemuan.

9) Menganalisis sendiri atas data temuan.

10)Meransang terjadinya dialog interaksi antar peserta didik.

(38)

18

12)Memfasilitasi siswa dalam merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil temuannya11

c. Kelebihan-kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri

Beberapa kelebihan model pembelajaran inkuiri yaitu :

1) Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan ktrampilan dalam proses kognitif.

2) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga dapat dimengerti dan mengendap dalam pikiranya.

3) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk belajar lebih giat lagi.

4) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuan dan minat masing-masing.

5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta didik dengan peran guru yang sangat terbatas.12

d. Kelemahan Model Pembelajaran Inkuiri Beberapa kelemahan model inkuiri yaitu :

1) Peserta didik memiliki kesiapan dan kematangan mental, peserta didik harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik

2) Keadaan kelas dikita kenyataanya gemuk jumlah peserta didiknya maka model ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan.

3) Guru dan peserta didik yang sudah sangat terbiasa dengan PBM gaya lama maka model inkuiri in akan mengecewakan.

4) Ada kritik bahwa proses dalam model inkuiri terlalu mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan perkembangan sikap dan ketrampilan bagi peserta didik.13

2. Model Pembelajaran Konvesional

Salah satu model pembelajaran yang masih berlaku dan sangat

banyak digunakan oleh pendidik adalah model pembelajaran konvensional.

Model ini sebenarnya sudah tidak layak lagi kita gunakan sepenuhnya dalam

11Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Op. Cit, h. 78. 12Ibid, h. 79.

(39)

19

suatu proses pengajaran, dan perlu diubah. Tapi untuk mengubah model

pembelajaran ini sangat susah bagi pendidik, karena guru harus memiliki

kemampuan dan keterampilan menggunakan model pembelajaran lainnya.

Model pembelajaran konvensional adalah pembelajaran tradisional atau

disebut juga dengan metode ceramah, karena sejak dulu model ini telah

dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara pendidik dengan peserta

didik dalam proses belajar dan pembelajaran.14

Ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah :

a. Peserta didik ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif serta pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak.

b. Perilaku dibangun atas proses kebiasaan peserta didik.

c. Pendidik selalu memonitor dan mengoreksi tiap-tiap ucapan peserta didik. d. Pendidik adalah penentu jalannya proses pembelajaran.

e. Pendidik yang menentukan topik atau tema pembelajaran.

f. Tujuan keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.15

3. KemampuanPenalaranMatematis

Terkait penalaran matematis, didalam Al Qur’an Allah SWT

memotivasi umat islam untuk selalu menggunakan akal pikiran dan penalaran.

Sebagaimana terdapat dalam surat Ali Imron ayat 190 :

ٍۢثَٰياَءَل ِراَهَىلٱَو ِلّْيَلٱ ِفَٰلِتْخٱَو ِضْرَأْلٱَو ِتَٰىَٰمَسّلٱ ِقْلَخ ىِفّ َنِإ

ىِل۟وُأِل

ٱ

ِبَٰبْلَأْل

ە﴿

۱۹

14Djamarah, Pembelajaran Konvensional, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 25.

15Sanjaya, W, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

(40)

20

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.16

Berdasarkan ayat tersebut, Allah SWT menekankan kepada manusia

dalam penggunaan akal pikiran. Salah satu jalan terbaik untuk mengenal

Tuhan adalah jalan yang dijadikan Allah SWT sebagai argument atas diri-Nya

sendiri dan jalan itu adalah memberdayakan akal untuk mengenal sang

pencipta, artinya apabila manusia memanfaatkan dan memberdayakan akalnya

dan memikirkan penciptaan semesta, berbagai keajaiban penciptaan dan

keteraturan yang mendominasi penciptaan maka ia akan terbimbing

memahami keesaan Sang Pencipta alam semesta ini dan mengakui tentang

kebijaksanaan dan keagungan ciptaan-Nya.

Berpikir adalah salah satu tipologi terpenting manusia. Berpikir

merupakan salah satu nikmat diantara nikmat-nikmat Ilahi yang dianugrahkan

Tuhan kepada manusia untuk menggunakan akal dan pikirannya. Sedangkan,

menurut kamus bahasa Indonesia penalaran merupakan suatu aktivitas yang

memungkinkan seseorang berpikir logis, kemampuan penalaran merupakan

kemampuan berpikir yang menggunakan sistematika yang haruslah didukung

oleh logika yang kuat, terutama dalam menarik kesimpulan. Kemampuan

menggunakan penalaran dan pemecahan masalah sangat penting diperlukan

16Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2010),

(41)

21

dalam kehidupan peserta didik17. Menurut Math Glossary menyatakan

penalaran matematis adalah berpikir mengenai permasalahan-permasalahan

matematika secara logis untuk memperoleh penyelesaian dan bahwa

penalaran matematis mensyaratkan kemampuan untuk memilah apa yang

penting dan tidak penting dalam menyelesaikan sebuah permasalahan dan

untuk menjelaskan atau memberikan alas an atas sebuah penyelesaian.18

Penalaran dalam matematika memiliki peran yang sangat penting dalam

proses berfikir seseorang. Penalaran juga merupakan pondasi dalam

pembelajaran matematika. Bila kemampuan bernalar peserta didik tidak

dikembangkan, maka bagi peserta didik matematika hanya akan manjadi

materi yang mengikuti serangkaian prosedur dan meniru contoh tanpa

mengetahui maknanya. Materi matematika dan penalaran matematika

merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu materi matematika

dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan dilatih melalui

belajar materi matematika. Penalaran merupakan proses berfikir yang

dilakukan dengan satu cara untuk menarik kesimpulan. Kesimpulan yang

bersifat umum dapat ditarik dari kasus-kasus yang bersifat individual. Tetapi

dapat pula sebaliknya, dari hal yang bersifat individual menjadi kasus yang

bersifat umum. Secara garis besar terdapat dua jenis penalaran yaitu penalaran

17Salam, B, Cara belajar yang sukses diperguruan tinggi, (Jakarta: Rineka Cipta,2004), h. 39. 18E. Wulandari, Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Peserta Didik Melalui

(42)

22

deduktif yang disebut pula deduksi dan penalaran induktif yang disebut pula

induksi.19

a. PenalaranInduktif

Penalaran induktif diartikan sebagai penarikan kesimpulan yang bersifat

umum atau khusus berdasarkan data yang teramati. Nilai kebenaran dalam

penalaran induktif dapat bersifat benar atau salah.

Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalaran induktif

diantaranya adalah:

1) Analogi: penarikan kesimpulan berdasarkan keseruapaan data atau

proses.

2) Generalisasi: penarikan kesimpulan berdasarkan sejumlah data yang

.teramati.

3) Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan: interpolasi dan

ekstrapolasi.

4) Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola

yang ada.

5) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, dan

menyusun konjektur.

19Sastrosudirjo, S.S. (1988). Hubungan Kemampuan Penalaran dan Prestasi Belajar untuk

(43)

23 b. Penalaran Deduktif

Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan berdasarkan

aturan yang disepakati. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat

mutlak benar atau salah dan tidak keduanya bersama-sama.

Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalaran deduktif di

antaranya adalah:

1) Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu.

2) Menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan inferensi, memeriksa

validitas argumen,membuktikan, dan menyusun argumen yang valid.

3) Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsung dan

pembuktian dengan induksi matematika.

Berdasarkan beberapa definisi mengenai kemampuan penalaran

matematis di atas, maka peneliti menetapkan definisi kemampuan penalaran

matematis pada penelitian ini adalah penalaran mengenai dan objek

matematika. Adapun indikator-indikator yang menunjukkan kemampuan

penalaran matematika diantaranya sebagai berikut:

a. Membuat analogi.

b. Memberikan penjelasan dengan model.

c. Menggunakan pola untuk menganalisis situasi matematika. d. Menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan. 20

20Sartika, N. S. Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa MTs

(44)

24

Indikator-indikator kemampuan penalaran matematis tersebut sangat

diperlukan dalam mempelajari materi pokok sistem persamaan linear dua

variabel. Peserta didik dapat menemukannya dengan pembuktian secara langsung

dari contoh-contoh soal yang ada. Selain itu kemampuan mengajukan dugaan dan

melakukan manipulasi matematika juga sangat diperlukan pada system

persamaan linear dua variable. Dengan demikian, kemampuan penalaran sangat

diperlukan dalam mempelajari materi pokok sistem persamaan linear dua

variabel.

B. KerangkaBerpikir

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel

bebas (x) adalah model pembelajaran inkuiri, dan variabel terikat (y) adalah

peningkatan kemampuan penalaaran matematis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

(45)

25 Proses Pembelajaran

Pretest

Pembelajaran Menggunakan model Inkuiri

Pembelajaran Menggunakan Konvensional Konvensional

Posttest

Kemampuan Penalaran matematis

Data

Pengolahan Data

Kesimpulan

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir

Berdasarkan bagan kerangka berpikir tersebut, metode inkuiri merupakan

metode pembelajaran yang menuntut keaktifan peserta didik, peserta didik

dituntut untuk menalar dalam proses pembelajaran, peserta didik dapat

menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat menantang. Untuk mengukur

peningkatan kemampuan penalaran matematis, peneliti memberikan pretest

sebelum dilakukan treatment pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah

(46)

26

kelas eksperimen dan metode konvensional pada kelas kontrol. Jika pembelajaran

telah selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah posttest untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap

peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta didik. Dengan demikian,

peneliti ingin mengkaji apakah terdapat pengaruh model pembelajaran inkuiri

terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta didik.

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pertanyaan penelitian,

walaupun kita belum mengetahui secara pasti jawaban dari pertanyaan penelitian,

kita sudah mempunyai sebuah jawaban berdasarkan teori atau temuan dari hasil

penelitian terdahulu.21

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir diatas, peneliti

mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Hipotesis Penelitian

Terdapat pengaruh model inkuiri terhadap peningkatan kemampuan penalaran

matematis peserta didik kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 5 Terbanggi

Besar Lampung Tengah tahun pelajaran 2016/2017.

2. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi

(parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh

21Setiyadi, B, Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa Asing, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

(47)

27 dari sampel penelitian (statistik).

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah22 :

H0∶ 𝜇1= 𝜇2

H1∶ 𝜇1≠ 𝜇2

Jika dinarasikan, hipotesisnya sebagai berikut :

𝐻0 : tidak ada perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

𝐻1 : terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

22Budiyono, Statistika Untuk Penelitian (Edisi Ke-2), (Surakarta: Sebelas Maret University

(48)

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode merupakan alat bantu yang digunakan untuk memperlancar

pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu, agar penelitian bersifat ilmiah, maka

perlu menggunakan metode, sebab dengan menggunakan metode akan dapat

diperoleh data yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut

Suharsimi Arikunto, bahwa “metode penelitian adalah cara yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian”.23

Penulis dalam melakukan penelitian menggunakan metode eksperimen

yaitu dengan membandingkan kelas eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran Inkuiri, dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Selanjutnya kedua kelas dievaluasi untuk melihat

pengaruh yang terjadi terhadap kemampuan penalaran matematis setelah

mendapat perlakuan model pembelajaran Inkuiri dengan yang belum

mendapatkan perlakuan. Eksperimen yang digunakan adalah Pretest-Posttest

Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih

23Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktik (Edisi Revisi), Rineka

(49)

29

secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest

yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. 24

Adapun pola dalam Pretest-Posttest Control Group Design ini adalah :

Keterangan :

E : Kelompok Eksperimen.

K : Kelompok Kontrol.

O1 dan O3 : Derajat Kemampuan penalaran matematis peserta didik sebelum ada perlakuan Model pembelajaran inkuiri.

O2 : Derajat Kemampuan penalaran matematis peserta didik setelah ada perlakuan Model pembelajaran inkuiri.

O4 : Derajat Kemampuan penalaran matematis peserta didik yang tidak diberi perlakuan Model pembelajaran inkuiri.

Sehingga untuk mengetahui pengaruh perlakuannya, yaitu Pengaruh

Model pembelajaran inkuiri terhadap peningkatan kemampuan penalaran

matematis peserta didik kelas VIII semester ganjil SMPN 5 Terbanggi Besar

Tahun Pelajaran 2016/2017 adalah 𝑜2− 𝑜1 − 𝑜4− 𝑜3 .

2. Jenis Penelitian

Dilihat dari data yang akan dihimpun, jenis penelitian termasuk jenis

kuantitatif, karena skor akhir variabel berupa angka-angka dan dianalisis

24Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2012, h. 112. E O1 X O2

(50)

30

menggunakan metode statistik. Alternatif pendekatan yang digunakan pada

penelitian ini adalah studi eksperimen, yaitu dengan sengaja mengusahakan

timbulnya variabel-variabel dan selanjutnya dikontrol untuk dilihat

pengaruhnya terhadap peningkatan kemampuan penalaran matematis peserta

didik. Adapun langkah-langkah atau tahapan dalam penelitian ini dapat

dipahami melalui bagan berikut ini:

Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian

Eksperimen

Pengumpulan Data/Test

Interpretasi dan Kesimpulan

Uji-t

Pengujian Asumsi Model

Konvensional

(Metode Ceramah) Perencanaan

Penelitian

Model Inkuiri

Analisis Data

(51)

31 B.Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, variabel adalah “Objek penelitian, atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”.25

Sedangkan menurut Budiyono

dalam Statistika Untuk Penelitian, variabel diartikan sebagai konstruk-konstruk

atau sifat-sifat yang diteliti.26

Variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (independent variable) adalah variabel yang cenderung

mempengaruhi, maka dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas (𝑥)

adalah model inkuiridalam pembelajaran matematika.

2. Variabel Terikat (dependent variable) adalah variabel yang cenderung dapat

dipengaruhi oleh variabel bebas, maka dalam penelitian ini yang merupakan

variabel terikat (𝑦) adalah peningkatan kemampuan penalaran matematis.

C.Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

“Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung

ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik

tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin

dipelajari sifat-sifatnya”.27

25Suharsimi Arikunto , Op. Cit., h. 118.

26Budiyono, Statistika Untuk Penelitian (Edisi Ke-2), Sebelas Maret University Press,

Surakarta, 2009, h. 4.

(52)

32

Jadi, populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas

VIII semester Ganjil SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tengah tahun

pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 162 peserta didik yang tersebar dalam 5

kelas. Untuk lebih jelasnya jumlah populasi dalam penelitian ini, dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Keadaan Peserta didik Kelas VIII di SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tegah Tahun Pelajaran 2016/2017

NO KELAS

JENIS KELAMIN

JUMLAH

L P

1 VIII.A 13 19 32

2 VIII.B 13 19 32

3 VIII.C 14 18 32

4 VIII.D 15 17 32

5 VIII.E 11 23 34

JUMLAH 66 96 162

Sumber: Dokumen SMP Negeri 5 Terbanggi Besar Lampung Tegah Tahun Pelajaran 2016/2017

2. Teknik Sampling

Pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik acak

kelas, yaitu pengambilan dua kelas (Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)

secara acak. Hal ini dilakukan karena peserta didik memiliki nilai rendah,

sedang, tinggi, merata tersebar di setiap kelas sehingga setiap kelas memiliki

kemampuan yang sama atau homogen.28

(53)

33

Adapun tahapan dalam pengambilan sampel dengan teknik acak kelas,

dapat diilustrasikan melalui Gambar 3.2 berikut ini:

Gambar 3.2. Tahapan Pengambilan Sampel

3. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto, “Sampel adalah sebagian atau wakil dari

populasi yang akan diteliti”.29

Sudjana pun berpendapat sama dengan

Suharsimi, bahwa Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi.30

29Suharsimi Arikunto, Op. Cit., h. 131. 30Sudjana, Op. Cit., h. 6.

Kelas VIII.A

Kelas VIII.B

Kelas VIII.C

Kelas VIII.D

Kelas VIII.E

Kelas VIII.A

Kelas VIII.C Sampel Terpilih Populasi

Pemilihan Sampel

Kelas Eksperimen

(54)

34

Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, sebanyak dua kelas, yaitu

kelas VIII.A sebagai kelas eksperimen dengan jumlah peserta didik 32 dan

kelas VIII.C sebagai kelas kontrol dengan jumlah peserta didik 32.

D.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara bagaimana seorang peneliti dapat

mengumpulkan keterangan-keterangan data. Untuk memperoleh data dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, antara

lain:

1. Observasi

Metode Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti

melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari

dekat kegiatan yang dilakukan. Metode observasi sering kali diartikan sebagai

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak

pada subyek penelitian. Teknik observasi sebagai pengamatan dan pencatatan

secara sistematik hendaknya dilakukan pada subyek yang secara aktif mereaksi

terhadap obyek.31

2. Test

Tes merupakan himpunan pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi,

atau tugas yang harus diselesaikan oleh orang yang dites.32 Tes ini diberikan

31Riduwan, Metode Riset. Jakarta : Rineka Cipta, 2004, h. 35.

32Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta, 2012, h.

(55)

35

kepada Peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan penalaran

matematis Peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Oleh karena itu, tes

disusun berdasarkan indikator kemampuan penalaran matematis. Soal pretest

dan posttest berbentuk tes subjektif (uraian/essay). Pretest diberikan dengan

tujuan untuk mengetahui kemampuan awal penalaran matematis Peserta didik,

sedangkan posttest diberikan untuk melihat pencapaian kemampuan penalaran

matematis peserta didik setelah perlakuan selesai.

Hasil tes kemampuan penalaran matematis diberi skor sesuai kriteria

penskoran. Pedoman pemberian skor kemampuan penalaran matematis yang

digunakan dalam penelitian ini disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Penalaran Matematis

No Indikator Respon Skor

1 Membuat analogi Tidak menjawab 0

Menjawab sebagian dan salah 1

Menjawab pertanyaan hampir semua benar

2

Menjawab p

Gambar

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Uji Normalitas n-gain Kemampuan Penalaran
Gambar 3.2 Tahapan Pengambilan Sampel……………………………………..
Tabel R ………………………………………………………. 167
Tabel 1.1 Rata-Rata Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar tersebut penulis mengangkat judul Pembuatan Website Informasi Dunia Wanita Menggunakan Joomla 1.0.15. Dimana website ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai

Untuk mempermudah dan merancang sistem ini maka dibuat menggunakan suatu bagan diagram yaitu DFD, ERD, Normalisai serta program yang mendukung. Dengan menggunakan Microsoft Accees

Sehingga dengan jumlah hasil panen yang tinggi serta kualitas buah yang bagus, maka dapat diperoleh keuntungan.Namun, ada beberapa hal yang sangat berpengaruh terhadap produksi

Predictors: (Constant), OE, Berapa Indeks Prestasi Kumulatif Anda. Dependent

Dalam kesempatan ini tiada kata yang tertulis selain ungkapan rasa terimakasih yang mendalam atas segala bantuan, bimbingan serta perhatian yang diberikan kepada

TEKNIK PERMAINAN TRADISIONAL ENGKLEK UNTUK MENINGKATKAN MOTORIK KASAR PESERTA DIDIK KELAS I SD NEGERI 01 DANYANG PURWODADI TAHUN AJARAN 2016/2017.Skripsi,

[r]

Selanjutnya label sebagai fungsi pemenuhan peraturan perundang- undangan, memiliki konsekuensi bahwa hal yang tercantum pada label harus sesuai dengan kandungan bahan pangan