• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN PANCASILA P A P E R PANCASILA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN PANCASILA P A P E R PANCASILA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN PANCASILA

P A P E R

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata perkuliahan Pendidikan

Pancasila

Dosen Pengajar : IGB Wirya Agung

Disusun Oleh:

I Gusti Ayu Mas Megasari Padmi

(1707521153)

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UNIVERSITAS UDAYANA

Bali

(2)

KATA PENGANTAR

(3)

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai sistem nilai (filsafat) tertentu yang menjadi pegangan bagi anggota masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan pemerintahannya. Filsafat itulah yang menjelma menjadi suatu nilai patokan dan pandangan hidup suatu masyarakat yang mendiami negara tersebut, dimana kebenaran dan keberadaan dari filsafat itu sendiri diyakini serta diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Filsafat dijadikan sebuah dasar pembentukan dan penilaian hakekat dan etika yang berlaku di masyarakat. Filsafat juga berfungsi dalam menentukan pandangan hidup suatu masyarakat dalam menghadapi suatu masalah. Kekuatan nilai-nilai filsafat pancasila yang dapat memengaruhi hingga ke penerapan hidup manusia, bagaimana peran dan kedudukan pancasila hingga menjadi suatu pandangan hidup, dan seberapa besar keyakinan masyarakat akan hal tersebut, hal-hal inilah yang membuat saya tertarik untuk mengambil tema ini,

Di Indonesia sendiri, filsafat telah telah merasuk menjadi sebuah kebudayaan bangsa, setiap aspek dan tatanan negara memiliki sistem filsafat di dalamnya. Indonesia sendiri memiliki sebuah sistem filsafat yang telah menjadi nilai kehidupan bangsa, yang kita ketahui dengan nama Pancasila. Dimana, pancasila sebagai sistem filsafat adalah suatu kesatuan yang saling berhubungan untuk satu tujuan tertentu,dan saling berkualifikasi yang tidak terpisahkan satu dengan yang lainnya. Jadi Pancasila pada dasarnya satu bagian atau unit-unit yang saling berkaitan satu sama lain,dan memiliki fungsi serta tugas masing-masing.

(4)

1.2. RUMUSAN MASALAH

2. Bagaimana Pengertian filsafat dan dasar sistem filsafat?

3. Bagaimana pengertian Pancasila sebagai sistem filsafat bangsa Indonesia?

4. Bagaimana penjelasan mengenai aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis Pancasila?

1.3. TUJUAN

1. Agar mampu mendefinisikan pengertian filsafat dan Sistem filsafat

2. Agar mampu menganalisis sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat

3. Agar mampu menguraikan aspek ontologis, epistemologis dan aksiologis Pancasila

1.4. METODE PENULISAN

(5)

Bab II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PANCASILA

a. Pengertian Filsafat

Secara etimologi, filsafat berasal dari bahasa Yunani, yaitu philosophia. Kata itu terdiri dari kata philo, philos, phileinyang mempunyai arti cinta / pecinta / mencintai dan sophiayang berarti kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat kebenaran. Jadi arti filsafat secara hrfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadapat kearifan atau kebijakan. Filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) dan dapat juga disebut pandangan hidup (masyarakat).

Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.

Pengertian filsafatmenurut para tokoh :

1. Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan

2. Menurut Plato ( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada

(6)

4. Menurut Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.

5. Menurut Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.

Pada umumnya , terdapat dua pengertian filsafat, yaitu:

 Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk. Pancasila dapat digolongkan

sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis.

 Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup (Filsafat

dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis). Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.

Faktor timbulnya keinginan manusia untuk berfilsafat adalah:

1. Keheranan, sebagian filsuf berpendapat bahwa adanya kata heran merupakan asal dari filsafat. Rasa heran itu akan mendorong untuk menyelidiki dan mempelajari.

2. Kesangsian, merupakan sumber utama bagi pemikiran manusia yang akan menuntun pada kesadaran. Sikap ini sangat berguna untuk menemukan titik pangkal yang kemudian tidak disangsikan lagi.

3. Kesadaran akan keterbatasan, manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Kemudian muncul kesadaran akan keterbatasan bahwa diluar yang terbatas pasti ada sesuatu yang tdak terbatas.

(7)
(8)

2.2. PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

a. Arti Pancasila Sebagai Filsafat

Bangsa Indonesia sudah ada sejak zaman Sriwijaya dan zaman Majapahit dalam satu kesatuan. Namun, dengan datangnya bangsa barat persatuan dan kesatuan itu dipecah oleh mereka dalam rangka menguasai daerah Indonesia yang kaya raya ini. Arti Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah sama dan mutlak bagi seluruh tumpah darah Indonesia. Tidak ada tempat bagi warga negara Indonesia yang pro dan kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan sebagai filsafat bangsa Indonesia.

 Menurut Ruslan Abdul Gani: “Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila

merupakan hasil permenungan jiwa yg mendalam yg dilakukan oleh the faounding father

kita, yg dituangkan dalam suatu sistem”.

 Menurut Notonagoro: “Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah

yaitu tentang hakikat dari Pancasila”.

Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Filsafat negara kita ialah Pancasila, yang diakui dan diterima oleh bangsa Indonesia sebagai pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila harus dijadikan pedoman dalam kelakuan dan pergaulan sehari-hari.

Sebagaimana telah dirumuskan oleh Presiden Soekarno, Pancasila pada hakikatnya telah hidup sejak dahulu dalam moral, adat istiadat, dan kebiasaan masyarakat Indonesia. “Dengan adanya kemerdekaan Indonesia, Pancasila bukanlah lahir, atau baru dijelmakan, tetapi sebenarnya Pancasila itu bangkit kembali”.

(9)

tiap-tiap sila dengan berpedoman pada uraian tokoh nasional, Dengan pancasila sebagai filsafat negara dan bangsa Indonesia, kita dapat mencapai tujuan bangsa dan negara kita.

Pancasila sebagai sistem filsafat memberi menggambarkan nilai dari keyakinan manusia yang percaya kepada kebesaran Tuhan, kesejahteraan yang berlandaskan paham kemanusiaan, kesejahteraan yang memihak pada kesatuan dan persatuan, kerakyatan yang merakyat, serta kebersamaan sebagai suatu kesatuan bangsa yang utuh dan bulat.

b. Fungsi filsafat secara umum:

1. Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam

kehidupan bernegara. Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan kelangsungan hidup dari negara bersangkutan. Oleh karena itu, fungsi Pancasila sebagai filsafat dalam kehidupan bernegara, haruslah memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupan bernegara. Hal yang fundamental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, susunan politik atau sistem politik dari negara, bentuk negara, susunan perekonomian dan dasar-dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini Pancasila yang dikaji dari sudut fungsinya telah mampu memberikan jawabannya.

2. Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi tentang

hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara. Dasar Negara kita ada lima dasar dimana setap silanya berkaitan dengan sila yang lain dan merupakan satu kesatuan yang utuh, tidak terbagi dan tidak terpisahkan. Saling memberikan arah dan sebagai dasar kepada sila yang lainnya. Tujuan negara akan selalu kita temukan dalam setiap konstitusi negara bersangkutan. Karenanya tidak selalu sama dan bahkan ada kecenderungan perbedaan yang jauh sekali antara tujuan disatu negara dengan negara lain. Bagi Indonesia secara fundamental tujuan itu ialah Pancasila dan sekaligus menjadi dasar berdirinya negara ini.

3. Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari

berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Fungsi filsafat akan terlihaat jelas, kalau di negara itu sudah berjalan keteraturan kehidupan bernegara.

c. Alasan Pancasila sebagai Filsafat Bangsa Indonesia

(10)

1. Secara praktis-fungsional, dalam tata-budaya masyarakat Indonesia pra-kemerdekaan nilai Pancasila diakui sebagai filsafat hidup atau pandangan hidup yang dipraktekkan. 2. Secara formal-konstitusional, bangsa Indonesia mengakui Pancasila dalah dasar

negara (filsafat negara) RI.

3. Secara psikologis dan kultural, bangsa dan budaya Indonesia sederajat dengan bangsa dan budaya manapun. Karenanya, wajar bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain (Cina, India, Arab, Eropa) mewarisi sistem filsafat dalam budayanya. Jadi, Pancasila adalah filsafat yang diwarisi dalam budaya Indonesia.

4. Secara potensial, filsafat Pancasila akan berkembang bersama dinamika budaya; filsafat Pancasila akan berkembang secara konsepsional, kaya konsepsional dan kepustakaan secara kuantitas dan kualitas. Filsafat Pancasila merupakan bagian dari khasanah dan filsafat yang ada dalam kepustakaan dan peradaban modern.

d. Karakteristik Sistem Filsafat Pancasila

1. Sila-sila Pancasila merupakan satu-kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sbg suatu totalitas). Atau, apabila tidak bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah itu bukan Pancasila.

2. Susunan Pancasila dengan suatu sistem yang bulat dan utuh itu dapat di gambarkan sebagai berikut:

(11)

a. Sila 1 meliputi, mendasari, dan menjiwai sila 2, 3, 4, 5

b. Sila 2 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari serta menjiwai sila 3, 4, 5.

c. Sila 3 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari serta menjiwai sila 4, 5.

d. Sila 4 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3 dan mendasari dan menjiwai sila 5

e. Sila 5 diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3,4

3. Pancasila sebagai suatu substansi, artinya unsur asli/primer Pancasila sebagai suatu yang ada mandiri, yang unsur-unsurnya berasal dari dirinya sendiri

4. Pancasila sebagai suatu realita, artinya ada dalam diri manusia indonesia dan masyarakatnya sebagai suatu kenyataan hidup bangsa yg tumbuh, hidup, dan berkembang dlm kehidupan sehari-hari

e. Prinsip Prinsip Filsafat Pancasila

Jika ditinjau dari kausa Aristoteles, Prinsip-prinsip pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Kausa Material yaitu sebab yang berhubungan dengan materi atau bahan. Dalam hal ini Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.

2) Kausa Formalis ialah sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila di dalam pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).

3) Kausa Efisiensi yaitu kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.

4) Kausa Finalis Ialah berhubungan dengan tujuannya, dimana tujuan yang diusulkannya pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.

(12)

1) Tuhan yang berarti bahwa sebagai kausa prima.

2) Manusia berarti bahwa makhluk individu dan makhluk sosial. 3) Satu berarti bahwa kesatuan memiliki kepribadian sendiri.

4) Rakyat yang berarti bahwa unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong.

5) Adil yang berarti bahwa memberikan keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya.

6)

2.3. ASPEK ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, dan AKSIOLOGIS PANCASILA

Kesatuan sila-sila Pancasila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila Pancasila.

1. Dasar Ontologis

Dasar Ontologis Pancasila pada hakekatnya adalah manusia yang memiliki hakekat mutlak. Subyek pendukung pokok-pokok Pancasila adalah manusia, hal ini dijelaskan sebagai berikut : “Bahwa yang berke-Tuhanan Yang Maha Esa, yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan, yang berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmah permusyawaratan/perwakilan, serta yang berkeadilan social adamah manusia (Notonegoro, 1975:23). Demikian juga jikalau kita pahami dari segi filsafat Negara, adapun pendukung pokok Negara adalah rakyat, dan unsure rakyat adalah manusia itu sendiri, sehingga tepatlah jikalau dalam filsafat Pancasila bahwa hakekat dasar ontopologis sila-sila pancasila adalah manusia.

(13)

2. Dasar Epistemologis

Dasar epistimologis Pancasila sebagai suatu system filsafat pada hakekatnya juga merupakan suatu system pengetahuan. Dalam kehidupan sehari-hari pancasila merupakan pedoman atau dasar bagi bangsa Indonesia dalam memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa dan Negara tentang makna hidup serta sebagai dasar bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang terjadi dalam hidup dan kehidupan. Pancasila dalam pengertian yang demikian ini telah menjadi suatu system cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang telah menyengkut praksis, karena dijadikan landasan bagi cara hidup manusia atau suatu kelompok masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Hal ini berarti filsafat telah menjelma menjadi ideologi (Abdul Gani, 1998). Sebagai suatu ideology maka panasila memiliki 3 unsur pokok agar dapat menarik loyalitas dari para pendukungnya yaitu :

1. Logos, yaitu rasionalitas atau penalarannya 2. Pathos, yaitu penghayatannya

3. Ethos, yaitu kesusilaannya (Wibisono, 1996:3)

Sebagai suatu sistem filsafat atau ideologi maka pancasila harus memiliki unsur rasional terutama dalam kedudukannya sebagai suatu system pengetahuan.

3. Dasar Aksiologis

Sila-sila pancasila sebagai suatu system filsafat juga memiliki satu kesatuan dasar aksiologisnya, sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakekatnya juga merupakan satu kesatuan. Pada hakekatnya segala sesuatu itu bernilai, hanya nilai macam apa saja yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia.

(14)

Bab III

KESIMPULAN

3.1. Simpulan

Pancasila sebagai sistem filsafat yaitu suatu konsep tentang dasar negara yang terdiri dari lima sila sebagai unsur yang mempunyai fungsi masing-masing dan satu tujuan yang sama untuk mengatur dan menyelenggarakan kehidupan bernegara di Indonesia. Ada beberapa fungsi filsafat secara umum, yakni : pemberi jawaban atas pernyataan yang bersifat fundamental atau mendasar, mampu memberikan dan mencari kebenaran yang substansi tentang hakikat negara, ide negara, dan tujuan negara, dan mampu menjadi perangkat dan pemersatu dari berbagai ilmu yang dikembangkan di Indonesia. Terdapat empat buah alasan mengapa pancasila dikatakan sebagai filsafat negara, antara lain dilihat dari aspek praktis-fungsional, formal-konstitusional, psikologis dan kultural, dan potensial. Selain itu, Filsafat pancasila juga memiliki empat buah karakteristik yang menggambarkannya. Bila ditinjau dari kausa Aristoteles, filsafat pancasila memiliki beberapa prinsip (Kausa Material, Kausa Formalis, Kausa Efisiensi, dan Kausa Finalis). Lalu, terdapat lima inti atau esensi dari sila-sila pancasila-sila, Dimana, kesatuan sila-sila-sila-sila Pancasila-sila pada hakekatnya bukanlah hanya merupakan kesatuan yang bersifat formal logis saja, namun juga meliputi kesatuan dasar ontologis, dasar epistimologis, serta dasar aksiologis dari sila Pancasila

3.2. Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

http://inafitriaaa27.blogspot.co.id/2016/12/prinsip-prinsip-filsafat-pancasila.html (diakses tanggal 15 November 2017)

http://ilhamberkuliah.blogspot.co.id/2015/01/makalah-pancasila-sebagai-sistem.html

(diakses tanggal 15 November 2017)

http://longsani.blogspot.co.id/2013/03/makalah-pancasila-sebagai-sistem.html(diakses tanggal 15 November 2017)

http://how-bee.blogspot.co.id/2015/10/makalah-tentang-pancasila-sebagai.html (diakses tanggal 16 November 2017)

http://www.academia.edu/4968743/Pancasila_sebagai_Sistem_Filsafat(diakses tanggal 16 November 2017)

https://rifkaputrika.wordpress.com/2013/03/29/iad/ (diakses tanggal 16 November 2017)

https://van88.wordpress.com/pengertian-subjek-objek-dan-pentingnya-filsafat/(diakses tanggal 16 November 2017)

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pendidikan_pancasila/bab2-pancasila_sebagai_sistem_filsafat.pdf(diakses tanggal 16 November 2017)

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/196604251992032ELLY_MALIHAH/Me mahami_Pancasila,_Elly_Malihah/MEMAHAMI_PANCASILA.pdf (diakses tanggal 16 November 2017)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan ketertarikan dan jumlah wirausaha muda khususnya di Desa Tlogoguwo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa

Pada bayi baru lahir keadaan defisiensi vitamin K ini disebut sebagai Hemorrhagic Disease of the Newborn (HDN) atau Perdarahan akibat defisiensi vitamin K (PDVK)

Designing learning model that concrete the abstract concepts. Determining mathematical connections as competencies acquisition.. ability in mathematics modeling and evidences. As

al, paradigm pendidikan Islam upaya mengefektifkan pendidikan agama Islam di sekolah , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.75-80.. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi

“Dalam perencanaan mema ng semuanya harus jelas, karena di RPP itukan menyangkut apa-apa yang akan kami lakukan dalam pembelajaran, walaupun nantinya dalam proses tidak

Based on the results and discussion that has been obtained, it can be concluded that: The process of application of learning models of children learning in

This paper will explain the characteristics of multiple representation (PPMB-MR ) based mechanics subject program that can develop students' ability in constructing

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui varian konsentrasi elektrolit lumpur aktif manakah yang menghasilkan beda potensial terbesar