• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Psikologi Komunitas

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Psikologi Klinis

Dosen Pembimbing :

Oleh :

Alfiatul Mukarromah (J71214032) Erik Sumadinata (J71214057)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2015

PEMBAHASAN

Psikologi Komunitas

A.

Sejarah Psikologi Komunitas

(2)

komunitas untuk mengurangi jumlah rumah sakit jiwa. Pada tahun 1963

Kennedy Bill mengemukakan sistem komprehensif dalam layanan kesehatan mental, melakukan deteksi dini dari gangguan kesehatan mental yang dapat menurunkan jumlah penderita yang dimasukkan ke RSJ. Tahun 1965 dianggap sebagai kelahiran Psikologi Komunitas pada saat itu diadakan konferensi di Massachusetts dimana para psikolog membahas masa depan dan peran kesehatan mental, dan tak lama berselang terbentuk Community Psychology dalam American Psychological Association (APA)

B. Pengertian Psikologi Komunitas

Psikologi komunitas adalah suatu pendekatan terhadap kesehatan mental yang menekankan pada peran daya lingkungan dalam menciptakan dan mengurangi masalah. Intinya dari psikologi komunitas adalah interaksi orang ataupun individu dengan lingkungannya, mengidentifikasi peran dan daya lingkungan yang dapat menciptakan serta mengurangi masalah individu, kemudian memusatkan diri pada pemberdayaan individu dan kelompok individu untuk lebih dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi.

Heller dan Monahan (Korchin, 1976) menjelaskan psikologi komunitas sebagai aplikasi prinsip-prinsip tingkah laku untuk mengerti dan memecahkan bermacam problem dan situasi komunitas.

Psikologi komunitas mengutamakan pada aspek-aspek psikologi dari sistem sosial dan aspek pencegahan sebagai pokok bahasan dalam psikologi komunitas (Sunberg dkk, 2002)

Zax dan Specter (dalam Phares, 1992) mengartikan psikologi komunitas sebagai suatu pendekatan dalam bidang kesehatan mental yang mengutamakan peran lingkungan dalam menimbulkan dan mengurangi masalah-masalah manusia atau peningkatan kesejahteraan manusia.

(3)

Rapaport mengemukakan bahwa perspektif dari psikologi komunitas memberikan perhatian pada tiga hal utama yakni :

1. Pengembangan sumber daya individu. 2. Aktivitas politik.

3. Ilmu Pengetahuan.

Blomm mengemukakan perbedaan antara layanan psikologi tradisional dengan layanan pendekatan kesehatan mental komunitas (community mental health) terletak pada :

1. Intervensi dalam komunitas

2. Intervensi yang dilakukan dalam komunitas yang terbatas seperti hight risk population (populasi yang beresiko tinggi)

3. Penekanan pada pencegahan

4. Promosi pelayanana tidak langsung, seperti mengadakan konsultasi dan pelatihan.

5. Pelaksanaan oleh ahli dari berbagai bidang ilmu dan awam

Konsep yang sangat melekat pada pendekatan psikologi komuntas, yakni: 1. Pencegahan

Pencegahan dari gangguan psikologis bertujuan untuk menghemat biaya perawatan penderita. Sedangkan pencegahan itu sendiri terdiri dari tiga yakni pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer adalah upaya melawan keadaan yang memungkinkan timbulnya gangguan sebelum gangguan itu terjadi. Pencegahan sekunder adalah usaha diagnosis dini atau suatu keadaan dan bertujuan agar dapat dilakukan terapi atau treatment pada tahap dini atau tahap awal gangguan. Pencegahan teriser adaalh upaya rehabilitas terhadap orang-orang yang memerlukan penyesuaian kembali karena penyakit atau trauma yang pernah dialaminya.

(4)

Pemberdayaan bertujuan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah munculnya gangguan-gangguan psikologis. Pemberdayaan adalah upaya mencegah terbentuknya perasaan tak berdaya dan pasrah pada individu atau kelompok individu yang terkena suatu dampak perubahan lingkungan yang merugikan. Misalnya korban pemerkosaan, penipuan, dan lain-lain.

C. Fokus dalam strategi intervensi

Price dkk. (dalam Phares, 1992) mengemukakan perbandingan antara orientasi klinis dan orientasi komunitas dalam strategi intervensinya. Orientasi klinis memperhatikan bagaimana mengatasi defisit pada tingkat individual, organisasi dan komunitas. Pada tingkat individual orientasi klinis melakukan terapi somatic dan terapi tradisisonal. Pada tingkat organisasi, orientasi klinis melakukan terapi kelompok, pendidikan khusus, dan pendidikan remedial pada kelompok rentan. Pada tingkat komunitas, orientasi klinis melakukan institusionalisasi atau memberikan fasilitas khusus bagi mereka yang mangalami disability (buta, lumpuh, tuli, dll).

Orientasi komunitas mengutamakan peningkatan kompetensi. Pada tingkat individual, orientasi komunitas melakukan pelatihan keterampilan dan program pencegahan untuk orang-orang beresiko tinggi. Pada tingkat organisasi, orientasi komunitas melakukan pelatihan dan konsultasi untuk meningkatkan kompetensi berorganisasi para anggotanya. Pada tingkat komunitas, orientasi komunitas menciptakan program pencegahan menyeluruh dalam masyarakat untuk mengurangi stress lingkungan dan maningkatkan keberdayaan penduduk.

D. Metode-metode Intervensi dan Perubahan

Metode intervensi dan perubahan dalam pendekatan komunitas meliputi (Korchin, 1976):

(5)

Dengan cara ini masyarakat yang terjangkau intervensi lebih banyak dibandingkan bila intervensi hanya dilakukan oleh tenaga professional. 2. Meengadakan layanan masyarakat (community lodge) sebagai pengganti

layanan rumah sakit, tempat penitipan sementara bagi penderita gangguan jiwa menahun.

3. Intervensi krisis (crisis intervention) misalnya memeberikan bantuan Dan dukungan kapada orang-orang dalam keadaan stres akut agar mereka terhindar dari gangguan yang lebih parah, mendirikan pusat-pusat intervensi krisis yang berdekatan dengan penderita dan memberikan layanan langsung.

4. Intervensi pada usia dini, hal ini banyak dilakukan di Indonesia sekitar tahun 1975 hingga sekarang. Program yang dijalankan waktu itu antara lain program ibu bayi dan balita, penyuluhan gizi dan kesehatan, imunisasi, dan lain sebagainya.

5. Pengembangan berbagai program pelatihan upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan memebuat tulisan-tulisan singakt tentang upaya-upaya yang cepat untuk mengatasi berbagai keadaan yang darurat psikologisnya misalnya mangatasi kecemasan dan megatasi stres.

E. Tujuan Psikologi Komunitas

Area psikologi komunitas terbentuk pada membantu atau meningkatkan kemampuan individu yang powerless terhadap komunitas sosialnya misalnya kalangan minoritas, dan kemampuan individu untuk dapat mengambil kendali atas lingkungan dan kehidupan mereka.Hal ini sangat diperlukan karena pada gilirannya, akan membantu perkembangan individu dalam mengembangkan psychological sense of community.

Psikologi komunitas memiliki berbagai pendekatan kearah perubahan sistem sosial :

(6)

2. Membuat suatu format intervensi yang sesuai dan cepat pada saat mana intervensi tersebut sangat diperlukan.

3. Memungkinkan mereka yang telah bermasalah untuk hidup dengan baik dan mendapat sokongan dar komnitasnya dan lebih baik lagi tingal pada tempat yang dapat menerima kondisinya dan dia akan mendapatkan dukungan

Sebagai contoh, psikologi komunitas mungkin dapat memberi intervensi terhadap individu dengan cara :

1. Menciptakan dan mengevaluasi arah kebijakan dan program yang membantu masyarakat mengontrol tekanan ayang muncul dari aspek dan lingkungan organisatoris yang memunculkan permasalahan.

2. Menilai kebutuhan suatu masyarakat dan memberi arahan anggotanya bagaimana cara mengenali suatu masalah yang masih permulaan dan menghadapi permasalahan yang sudah muncul dan besar.

3. Belajar dan menerapkan jalan yang lebih efektif dan menyesuaikan dengan populasi untuk hidup secara lebih produktif dalam tedensi masyarakat. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pendekatan komunitas :

1. Pendekatan Komunitas menekankan kepada efek dari dukungan sosial dan tekanan sosial masyarakat serta tindakan preventif dan self-help.

2. Pemberdayaan lokal dan pentingnya keanekaragaman dan relatifitas budaya.

3. Menekankan kepada masyarakat, kekmampuan dan kekuatan pribadi sebagai counter terhadap penyakit dan kelemahan.

(7)

Pada intinya pendekatan komunitas tidak meletakkan gangguan di dalam individu yang terganggu dan juga tidak secara totalitas menyalahkan lingkungan akan tetapi fokusnya kepada interaksi orang dengan lingkungan-mengidentifikasikan peran dan daya lingkungan yang dapat menciptakan/mengurangi masalah individu dan kemudian memusatkan diri pada pemberdayaan individu dan kelompok individu untuk lebih dapat dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya

F. Bentuk peran nyata dari psikologi komunitas

1. Melakukan penelitian untuk mengidentifikasi masalah dan menganalisa

masalah-masalah komunitas, melakukan penelitian mengenai sikap-sikap masyarakat, mengevaluasi program-program sosial tertentu.

2. Berpartisipasi dalam merancang/membuat pola-pola pelayanan sosial serta

memberikan evaluasi terhadap program tersebut.

3. Secara profesional berpartisipasi aktif dalam program gerakan-gerakan,

sosial bagi pengembangan masyarakat, termasuk juga merancang lingkungan sosial yang dapat memperkecil kesulitan-kesulitan penyesuaian dan memperluas kesempatan pengembangan pribadi dilingkungan sosial tersebut.

G. Model dan proses Psikologi Komunitas.

Disini akan dipaparkan sedikit bagaimana sudut pandang psikologi komunitas dalam melihat atau menganalisis dan melakukan pendekatan terhadap permasalahan psikologi pada diri individu.

(8)

dengan ciri perkembangan superego yang terhambat, fungsi ego baik dan id yang normal. Tapi dilihat dari sudut pandang psikologi komunitas muculnya gangguan ini merupakan produk dari interaksi anatar individu dengan lingkungan sosialnya.

Dalam menganalisis kedudukan individu dalam komunitasnya, psikologi komunitas menggunakan 2 titik tolak :

1. Individu sebagai agen (tokoh;pelaku) didalam kehidupan komunitasnya. Dalam hal ini komunitas berfungsi sebagai :

- Arena/tempat munculnya tingkah laku.

- Tempat individu berinteraksi dan merupakan lingkungan yang dapat mendukung/menghambat individu..

Contoh : Individu yang cerdas, tidak akan berkembang pada lingkungan sosial yang tidak mendukungnya, dan tidak memiliki fasilitas pendukung. Tapi individu ini akan berkembag jika berada pada lingkugan sosial yang mendukung dan memiliki fasilitas yang cukup

2. Individu dipandang sebagai objek dari kehidupan komunitasnya. Disini fungsi komunitas sebagai sarana/media untuk terjadinya perubahan-perubahan kualitas dari individu.

Contoh : suatu daerah yang terpencil, mengalami perubahan yang radikal seiring dengan perkembangan zaman, menjadi daerah yang ramai dan pesat. Secara langsung akan mengubah perilaku individu-individu yang ada di dalamnya.

(9)

1. Model Kesehatan Mental ( The Mental Health Model). Model ini beranggapan bahwa mencegahterjadinya gangguan mental akan lebih efektif daripada mengobati. Model kesehatan mental lebih menekankan pada pendekatan preventif/prevention.

2. Model Organisasi (The Organization Model). Model ini didasarkan pada penelitian-penelitian sosial, terutama penelitian yang menelaah, mengenai pengaruh kondisi/organisasi atau sistem organisasi pada sistem sosial terhadap kelompok. Misalnya pengaruh gaya kepemimpinan. Model ini beranggapan bahwa manajemen/pengelolaan bertanggung jawab untuk mengorganisir elemen-elemen dalam kelompok., seperti : uang, materi/benda, alat-alat, manusia yang bertujuan untu7k mendapatkan profit. Dalam hubungannya dengan manusia, proses ini bertujuan untuk mengarahkan usaha-usaha memotivasi dan mengontrol tindakan serta mengontrol perilaku gara sesuai dengan tujuan. Tanpa adanya intervensi dari manajemen, manusia akan menjadi pasif dan tidak responsif terhadap kebutuhan-kebutuhan kelompok.

3. Model Tindakan Sosial (The Social Action Model). Model ini menggunakan pendekatan dengan berpartisipasi langsung terhadap kondisi yang menyebabkan timbulnya gangguan/masalah di dalam masyarakat. Misalnya : mengatasi masalah kemiskinan, caranya dengan memobilisasi dan mengkoordinasikan sumber-sumber yang ada dalam komuniti, keterlibatan secara langsung dalam mengatasi kemiskinan, misalnya menciptakan lapangan kerja, merangsang pertumbuhan usaha-usaha wiraswasta, memberikan pinjaman/kredit.

4. Model ekologi (The Ecological Model). Model ini dipegaruhi oleh Teori

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Suap menyuap tidak hanya dilakukan rakyat kepada pejabat negara (pegawai negeri) dan para penegak hukum, tetapi juga terjadi sebaliknya, pihak penguasa atau calon penguasa

Penelitian lanjutan yang berkenaan dengan karakter dapat dikembangkan lagi, yaitu (a) perubahan karakter siswa akibat pengaruh strategi pembelajaran yang digunakan,

Esofagitis kronis adalah peradangan di esophagus yang disebabkan oleh luka bakar karena zat kimia  yang bersifat korosif, misalnya berupa asam kuat, basa kuat dan zat

Myfab adalah bangunan prebuilt yang mempunyai karakter yang serupa dengan bangunan konvensional di Indonesia, dimana myfab memiliki panel dinding yang kokoh dan sambungan

dan Sumatera Barat) yang berperan penting dalam meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme masyarakat Indonesia. Hasil dari wawancara kami menunjukkan bahwa hanya

Saat berkunjung ke salah satu event Jepang yang berada di Yogyakarta, secara kebetulan penulis melihat ada seorang cosplayer yang berperan sebagai tokoh utama Sword Art

Menurut Kristanto (2010) prinsip dasar dari soaking surfaktan ini adalah menginjeksikan sejumlah tertentu chemical ke dalam reservoir dengan anggapan minyak yang

Halaman 23 dari 64 Putusan Nomor 345/PDT/2016/PT.MDN lelang, dimana dana hasil lelang tersebut digunakan sebagai pengganti pelunasan kewajiban PENGGUGAT III kepada TERGUGAT